• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR FISIK DESA. UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA

N/A
N/A
Awal Apriansyah

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR FISIK DESA. UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM MENINGKAT KAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR FISIK DESA PANONGAN

KECAMATAN PANONGAN KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Universitas Pramita Indonesia

Oleh

MUHAMAD AWALLUDIN APRIANSYAH NIM : 183111004

F A K U L T A S I L M U S O S I A L D A N I L M U P O L I T I K U N I V E R S I T A S P R A M I T A I N D O N E S I A

TANGERANG - BANTEN 2 0 2 2

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v ABSTRAK

Muhamad Awalludin Apriansyah. 183111004. Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Fisik Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang. Universitas Pramita Indonesia. Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik, Ilmu Pemerintahan, Pembimbing I : Asri Setiani, S.Ikom., M.Si.

Pembimbing II : Djuhriijjani, S.H., M.H.

Penelitian ini penulis mengeruaikan Skripsi dengan judul Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Fisik Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang. Yakni Desa Panongan dalah salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Tangerang Provisi Banten, tujuan penulis agar mengetahui bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Desa Panongan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan cara mengumpulkan, menggambarkan, menganalisa, serta menjelaskan data-data untuk mengetahui Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Fisik Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah obsevasi, wawancara, dokumentasi. Dengan menggunakan data tringulasi agar terarah dengan sesuai teori-teori yang digunakan oleh para ahli pemerintahan.

Dari hasil evaluasi penelitian secara keselurahan dapat disimpulkan bahwa masih rendah nya partisipasi di Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang.

Kata kunci : Partisipasi, pembangunan

(6)

vi ABSTRACT

Muhammad Awalludin Apriansyah. 18311100. Community Participation in Improving Physical Infrastructure Development in Panongan Village, Panongan District, Tangerang Regency. Pramita Indonesia University. Faculty of Social and Political Sciences, Governmental Sciences.

Adviser I : Asri Setiani, S.Ikom., M.Sc.

Adviser II : Djuhrijjani, S.H., M.H.

In this study, the authors describe the Thesis with the title Community Participation in Improving Physical Infrastructure Development in Panongan Village, Panongan District, Tangerang Regency. Namely, Panongan Village is one of the villages located in Tangerang Regency, Banten Province, the author's goal is to find out the form of participation provided by the Panongan Village community.

The research method used is a qualitative descriptive method, by collecting, describing, analyzing, and explaining data to determine Community Participation in Improving Physical Infrastructure Development in Panongan Village, Panongan District, Tangerang Regency. Data collection techniques in this study are observation, interviews, documentation. By using triangulation data to be directed according to the theories used by government experts.

From the results of the overall research evaluation, it can be concluded that participation in Panongan Village, Panongan District, Tangerang Regency is still low.

Keywords: Participation, development

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Sebelumnya penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: “ Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastuktur Fisik Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang” . Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan Sarjana Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Universitas Pramita Indonesia. Pada penulisan skripsi ini penulis banyak menghadapi rintangan terutama masalah waktu, tetapi berkat kesabaran yang diberikan dosen pembimbing syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan dalam pembuatan skripsi ini, sehingga dalam penelitian berjalan dengan lancar dan skripsi ini dapat disusun dengan baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Haura Adawiyah, S.E. Ketua Yayasan Citra Pramita.

2. Bapak M. Arifin Daulay, S.H., M.Si., Rektor Universitas Pramita Indonesia.

3. Ibu Intan Rachmina Koho, S.IP., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Pramita Indonesia.

4. Ibu Asri Setiani, S.Ikom., M.Si., selaku Kepala Jurusan Ilmu pemerintahan Universitas Pramita Indonesia.

(8)

viii

5. Ibu Asri Setiani, S.Ikom., M.Si., selaku Pembimbing I.

6. Ibu Djuhrijjani, S.H., M.H., selaku Pembimbing II.

7. Orang tua yang sudah mendoakan dan mendukung penulis selama ini sehingg adapat menyelesaikan pendidikan dengan baik di Universitas Pramita Indonesia.

8. Nur Fitriyani Hamzah. yang sudah banyak membantu dalam pengumpulan data dan penulisan skripsi ini.

9. Echa Ciandora Aguesa Munajat, A.Md.Keb. yang sudah memberikan dukungan.

10. Irfan Alasmsyah, S.Kep. yang sudah memberikan dukungan.

Penulis menyadari jika dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Dan semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Tangerang, 11 Juli 2022

MUHAMAD AWALLUDIN APRIANSYAH

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Permasalahan ... 5

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 5

1.2.2 Batasan Masalah ... 5

1.2.3 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Pemerintahan ... 8

2.1.2 Klasifikasi Urusan Pemerintahan ... 12

2.1.3 Tugas Pokok Pemerintahan ... 14

2.1.4 Pemerintah Daerah ... 15

2.1.5 Pemerintahan Kabupaten ... 17

2.1.6 Pemerintah Kecamatan ... 18

2.1.7 Pemerintah Desa ... 18

2.1.8 Bupati ... 20

2.1.9 Camat ... 21

2.1.10Tugas Kepala Desa ... 21

2.1.11Definisi Partisipasi ... 22

2.1.12Definisi Pembangunan ... 24

2.1.13Definisi Masyarakat Desa ... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ... 30

2.3 Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Pendekatan Penelitian ... 34

(10)

x

3.2 Ruang Lingkup Objek Penulisan ... 35

3.3 Sumber Data Penulisan ... 36

3.3.1 Sumber Data Primer ... 36

3.3.2 Sumber Data Sekunder ... 36

3.4 Jenis Data ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 37

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 41

3.7.1 Lokasi Penelitian ... 41

3.7.2 Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penulisan ... 43

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Panongan ... 43

4.1.2 Letak Wilayah ... 45

4.1.3 Luas Wilayah dan Kependudukan ... 46

4.1.4 Kondisi Sosial dan Budaya ... 46

4.1.5 Sarana ... 48

4.1.6 Koordinasi Lintas Sektor ... 49

4.1.7 Visi dan Misi Desa Panongan... 49

4.1.8 Struktur Organisasi Desa Panongan ... 50

4.1.9 Tugas Perangkat Desa Panongan... 51

4.1.10Profil Narasumber ... 56

4.2 Hasil Penelitian ... 58

4.2.1 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Fisik Desa ... 58

4.2.2 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur Fisik ... 61

4.2.3 Struktur Badan Pengawas Desa ... 80

4.2.4 Tujuan Musrembangdes ... 81

4.2.5 Pengelompokkan Masalah ... 82

4.2.6 Faktor Penghambat ... 83

4.2.7 Faktor pendukung ... 84

4.3 Pembahasan ... 84

4.3.1 Definisi Masyarakat Desa... 87

4.3.2 Pengertian Musrembang ... 87

BAB V PENUTUP ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 42

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Desa Panaongan secara Administratif ... 45

Tabel 4.2 Batas Desa ... 45

Tabel 4.3 Struktur Badan Pengawas Desa ... 80

Tabel 4.4 Pengelompokan Masalah ... 83

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 33

Gambar 3.1 Alur Kegiatan Analisis Data Penulisan ... 40

Gambar 4.1 Kantor Desa Panongan ... 43

Gambar 4.2 Letak wilayah Desa Panongan ... 45

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Desa Panongan ... 50

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat perlu adanya pembangunan dikarenakan pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan-perubahan yang diupayakan secara terus-menerus dalam meningkatkan kesejahteraan.

Adapun konsep pembangunan selanjutnya yang merupakan konsep yang sangat multidimensional dengan mengacu pada serangkaian karakteristik dan segenap aspek kehidupan, baik aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Pembangunan adalah proses-proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan yang sangat penting dalam struktur sosial, sikap rakyat dan lembaga nasional serta akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, serta pemberantasan kemiskinan.

Pembangunan infrastruktur adalah syarat-syarat yang perlu dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Hal yang perlu diketahui dalam lingkup desa adalah pembangunan desa yang memiliki cakupan yang sangat luas.

Pembangunan perdesaan sangat perlu dilakukan agar tidak ada ketimpangan antara pembangunan perdesaan dan perkotaan. Dalam pembangunan perdesaan harus ada kerangka yang jelas apa yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu serta adanya kesamaan gerak dan langkah pembangunan perkotaan dan perdesaan (Theresia, 2014). Bagi desa sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa bahwa Pembangunan Desa

(14)

2

bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengurusan perdamaian dan keadilan sosial (Karim, 2006).

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “ participation” yang artinya suatu kegiatan dalam membangkitkan perasaan dan diikutsertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi. Sehubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat atau partisipasi tersebut dapat diartikan keterlibatan proses penentuan arah dari strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Adapun menurut I Nyoman Sumaryadi berpendapat tentang partisipasi yaitu “ peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan tenaga, pikiran, keahlian, waktu, modal atau materi, serta memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan” (dalam Yuwono 2001).

Fungsi dan Peran desa dalam pembangunan diciptakan untuk kelancaran mobilitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah sebagai salah satu bagian dari Negara yang memiliki kewajiban sebagai pergerakan perubahan untuk kedepannya, namun justru kerap menghadirkan fenomena yang jauh dari harapan. Program pemerintah yang ideal terkadang justru menghasilkan sederetan masalah bagi masyarakat atau bahkan program

(15)

3

program hanya menjadi sebagai program terbelakang, idealis namun tidak realistik. Sehingga masalah yang tengah dihadapi masyarakat pun semakin hari kian kompleks karena satu di antaranya tidak mendapat perhatian dari pemerintah.

Fakta pembangunan di Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang tidak sesuai dengan apa yang berlaku pada ketentuan untuk pedesaan, dalam hal ini banyak dorongan serta penyebab terjadinya ketertinggalan pembangunan infrastruktur yang merupakan pembangunan jalan dan drainase yang dikatakan proper atau yang utama dalam menjalin hubungan dengan desa tetangga. Masyarakat juga banyak mengeluh karena transportasi yang mereka gunakan mengikuti zaman tidak berjalan dengan semestinya karena pembangunan infrastruktur yang tidak mendukung. Perubahan dalam Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang juga mengalami modernisasi tapi juga adanya evolusi dalam pembangunan infrastruktur terutama dalam pembangunan jalan.

Pembangunan infrastruktur dengan melihat faktor pendukung partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan di Desa Panongan. Hal ini mengungkapkan bahwa partisipasi pembangunan masyarakat lebih berfokus pada faktor pendukung untuk melaksanakan pembangunan. Studi yang dibahas dalam penelitian ini sangat berbeda dari penelitian terdahulu, mulai dari titik fokus pembangunannya, waktu penelitian, lokasi penelitian serta topiknya. Berdasarkan kajian terdahulu maka peneliti mencoba melakukan penelitian terkait tentang partisipasi pembangunan infrastruktur.

(16)

4

Desa Panongan merupakan salah satu desa yang memiliki statistik proyek pembangunan infrastruktur yang kurang baik. Sarana dan prasarana di Desa Panongan seperti jalan dan drainase yang merupakan faktor utama desa atau bisa dikatakan sebagai pembangunan primer. Karena ditengah banyaknya program yang begitu ideal justru ada sebagian program utama yang belum terlaksana dengan optimal, fakta pembangunan di Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang sudah cukup baik namun masih banyak tujuan utama yang belum tercapai di Desa Panongan dengan apa yang berlaku pada ketentuan untuk pedesaan, dalam hal ini banyak dorongan serta penyebab kurang optimalnya pembangunan infrastruktur yang berupa pembangunan jalan dan drainase yang kurang baik, desa panongan kecamatan panongan Kabupaten Tangerang juga mengalami modernisasi namun juga adanya evolusi dalam pembangunan infrastruktur terutama dalam pembangunan jalan dan drainase. Adapun studi tentang partisipasi pembangunan masyarakat desa yang pernah diungkap oleh para peneliti terdahulu, topiknya.

Berdasarkan kajian terdahulu maka peneliti mencoba melakukan penelitian terkait tentang partisipasi pembangunan infrastruktur, yang berjudul

“ Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Fisik Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang” .

(17)

5 1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah penelitian diatas yaitu:

1. Masih ditemukan beberapa masalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur desa, dikarenakan masyarakat masih berasumsi bahwa pembangunan desa sepenuhnya tanggung jawab pemerintah desa.

2. Masih ditemukan infrastruktur fisik desa yang merupakan pembangunan primer yang belum optimal dalam praktik nya.

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian akan berfokus pada partisipasi masyarakat di desa panongan terhadap pembangunan infrastruktur fisik.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian yaitu:

Bagaimanakah partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang?

(18)

6 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian bermaksud untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi mengenai partisipasi masyarakat desa panongan dalam pembangunan desa panongan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur desa panongan kecamatan panongan kabupaten tangerang.

2. Untuk mengetahui kendala pembangunan infrastruktur desa panongan kecamatan panongan kabupaten tangerang.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan teori dan analisisnya untuk kepentingan penelitian di masa yang akan datang serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

(19)

7 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan dalam bidang pemerintahan.

2. Bagi Universitas

Dapat menambah informasi, referensi dan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pemerintahan.

3. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pembangunan infrastruktur fisik.

(20)

8 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemerintahan

Teori dan Konsep Pemerintahan banyak dikemukakan oleh berbagai ahli diantaranya dalam arti luas konsep pemerintahan dalam arti luas tampaknya didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Montesquieu dengan teorinya yang sangat terkenal “ Trias Politica” dalam bukunya “ L’ Esprit des Lois” , dalam Ermaya Suradinata, (2018:6-7).membagi kekuasaan negara dalam 3 bidang yang terpisah satu sama lain, yaitu:

1. Administrasi Pouvoir, khususnya kekuasaan di bidang pembuatan undang- undang.

2. Chief Pouvoir, lebih tepatnya kemampuan untuk melakukan segala sesuatu yang diminta oleh hukum..

3. Legal Pouvoir, secara khusus kemampuan menjaga hukum dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuannya.

Di Indonesia, teori Trias Politika tidak sepenuhnya dianut. Karena dalam sistem pemerintahan menurut UUD 1945 tidak menganut pemisahan kekuasaan, melainkan lebih menekankan pada system pembagian fungsi. Trias Politica tidak dapat dijalankan secara murni atau sepenuhnya. Hal ini karena dalam Republik Pemerintahan Negara, termasuk di Amerika Serikat menggunakan asas ” check and balances” antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.

(21)

9

Sementara itu Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan menurut Strong dalam Suradinata, (2018:99) adalah sebagai berikut :

Government in the broader sense, is changed with the maintenance of the peace and security of the state within and without. It must, therefore, have first military power, or the control of armed forces, secondly, legislative power or the means of making laws, thirdly financial power or the ability to extract sufficient money from the community to defray the cost of defending the state and enforcing the law it makes on the state’ s behalf.

Artinya, Pemerintahan dalam arti luas, adalah yang mempunyai kewenangan untuk memelihara perdamaian dan keamanan negara ke dalam maupun ke luar, sehingga harus mempunyai kekuatan-kekuatan militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan perang, kemudian harus mempunyai kekuatan legislatif dalam arti membuat Undang-undang dan harus mempunyai kekuatan finansial, yaitu untuk mengumpulkan atau menarik uang (pajak) dari masyarakat untuk menutupi pembiayaan dalam mempertahankan negara dan memaksakan hukum atas nama negara.

Rasyid (2016:232-233), mengemukakan “ Pemerintahan adalah kegiatan penyelenggaraan negara guna memberikan pelayanan dan perlindungan bagi segenap warga masyarakat, melakukan pengaturan, mobilisasi semua sumber daya yang diperlukan, serta membina hubungan baik di dalam lingkungan negara maupun dengan negara lain” .

Menurut Suradinata (2018:7) bahwa : Fungsi kenegaraan dibagi-bagi kepada badan-badan kenegaraan, misalnya: kekuasaan atau fungsi membuat undang-undang dijalankan oleh Presiden bersama-sama dengan DPR (pasal 5 ayat 1 UUD 1945); pembagian grasi, amnesty, abolisi dan rehabilitasi, yang

(22)

10

sebenarnya termasuk kekuasaan yudikatif, tidak dijalankan oleh Mahkamah Agung, melainkan oleh Presiden (pasal 14 UUD 1945).

Ndraha (2017:23) menyatakan bahwa: “ Pemerintah“ adalah segenap alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional, sedangkan “ Pemerintahan“ adalah perbuatan atau tindakan memerintah.

Strong dalam Pamudji, (2019:23), mengemukakan pengertian pemerintah dan pemerintahan sebagai berikut:

“ Government is, therefore, that organization in which is vested ihe right to exercise sovereign powers. Government in the broad sense, is something bigger than a special body of minister, a sense in which we colloquially tha it to day, when…Government, in the broader sense, is charged with the maintenance of the peace and security of state within and without. It must, therefore, have, first, military power, or the control of armed forces;

secondly, legislative power, or the means of making laws; thirdly, financial power, or ihe ability lo extract sufficient money from the community to defray the cost defending the state and enforcing the law it makes on the state's behalf” .

Apa yang dapat diartikan “ Pemerintah adalah organisasi dalam mana diletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi” . Pemerintahan dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar daripada suatu badan atau kementrian-kementrian, suatu arti yang bisa kita pakai dalam pembicaraan dewasa ini apabila Pemerintahan, dalam arti lebih luas, diberi tanggung jawab pemeliharaan perdamaian dan keamanan negara, di dalam ataupun di luar. la, pemerintahan, harus memiliki, pertama, kekuasaan militer atau pengawasan atas angkatan bersenjata; kedua, kekuasaan legislatif, atau sarana pembuatan hukum; ketiga, kekuasaan keuangan, yaitu kesanggupan memungut

(23)

11

uang yang cukup untuk membayar biaya mempertahankan negara dan menegakkan hukum yang dibuatnya atas nama negara.

Menurut beberapa pendapat diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa istilah “ Pemerintah“ berkaitan erat dengan makna kelembagaan atau institusi- institusi negara atau merupakan badan-badan publik yang berfungsi untuk melakukan upaya pencapaian tujuan negara. Sedangkan makna “ Pemerintahan“

merupakan kegiatan atau proses yang dilakukan oleh lembaga publik tersebut.

Berdasarkan konsep tentang pemerintahan yang baik (good governance), Robert Hass dalam Sedarmayanti, (2016:3) memberi indikator tentang “ good governance” yang meliputi lima indikator, antara lain : Melaksanakan hak asasi manusia, Masyarakat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik, Melaksanakan hukum untuk melindungi kepentingan masyarakat, Mengembangkan ekonomi pasar atas dasar tanggung jawab kepada masyarakat, Orientasi politik pemerintah menuju pembangunan.

Menurut pendapat Ganie Rochman dalam Sadjijono, (2015:195) “ good governance memiliki empat unsur utama, yang meliputi accountability, rule of law, informasi dan transparansi “ Nilai yang terkandung dari pengertian serta karPublik ristik good governance tersebut di atas merupakan nilai-nilai yang universal sifatnya dan sesuai amanat konstitusi, karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi semacam ini ini

(24)

12

perlu adanya akuntabilitas dan tersedianya akses yang sama pada informasi bagi masyarakat luas.

Hal ini merupakan fondasi legitimasi dalam sistem demokrasi, mengingat prosedur dan metode pembuatan keputusan harus transparan agar supaya memungkinkan terjadinya partisipasi efektif. Menurut Kurniawan, (2015:16)

“ institusi governance harus efisien dan efektif dalam melaksanakan fungsi- fungsinya, responsif terhadap kebutuhan masyarakat”

2.1.2 Klasifikasi Urusan Pemerintahan

Klasifikasi Urusan Pemerintahan berdasarkan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2019 tentang perubahan kedua Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 , Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 9 menyebutkan :

1. Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.

2. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

3. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.

4. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.

5. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

(25)

13

Undang Undang Nomor 9 Tahun 2019 tentang perubahan kedua Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 10 menjelaskan apa yang menjadi urusan pemerintahan absolut yaitu meliputi: a.

politik luar negeri; b. pertahanan; c. keamanan; d. yustisi; e. moneter dan fiskal nasional; dan f. agama.

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan absolut pemerintah pusat:

dapat a. melaksanakan sendiri; atau b. melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang ada di daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah pusat berdasarkan asas dekonsentrasi. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah urusan pemerintahan wajib yang sebagian substansinya merupakan pelayanan dasar urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: a. pendidikan; b. kesehatan; c.

pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan f. sosial. Urusan Pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; c.

pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan desa; h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika;

(26)

14

k. koperasi, usaha kecil, dan menengah; l. penanaman modal; m. kepemudaan dan olah raga; n. statistik; o. persandian; p. kebudayaan; q. perpustakaan; dan r.

kearsipan. sedangkan urusan pilihan berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki daerah.

2.1.3 Tugas Pokok Pemerintahan

Rasyid (2014:11) mengemukakan secara umum tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup tujuh bidang pelayanan, antara lain adalah sebagai berikut :

1. “ menjamin keamanan” negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintah yang sah melalui cara-cara kekerasan

2. “ memelihara ketertiban” dengan mencegah terjadinya gontok-gontokkan di antara warga masyarakat, menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara damai.

3. menjamin diterapkannya “ perlakuan yang adil” kepada setiap warga masyarakat tanpa membedakan status apapun yang melatarbelakangi keberadaan mereka .

4. melakukan “ pekerjaan umum” dan “ memberi pelayanan” dalam bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, atau yang akan lebih baik dikerjakan jika dikerjakan oleh pemerintah. Ini mencakup pembangunan jalan, penyediaan fasilitas

(27)

15

pendidikan yang terjangkau oleh mereka yang berpendapatan rendah, pelayanan pos,dan lain sebagainya .

5. melakukan upaya-upaya untuk “ meningkatkan kesejahteraan sosial” : membantu orang miskin dan memelihara orang-orang cacat, jompo dan anak-anak terlantar, menampung serta menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan yang produktif, dan semacamnya.

6. menerapkan “ kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas”

seperti mengendalikan laju inflasi, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan antar bangsa, serta kebijakan lain yang secara langsung menjamin peningkatan ketahanan ekonomi negara dan masyarakat.

7. menerapkan kebijakan untuk “ pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup” , seperti air, tanah dan hutan. Pemerintah juga berkewajiban mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk pemanfaatan sumber daya alam yang mengutamakan keseimbangan antara eksploitasi dan reservasi.

Menurut teori diatas dapat disimpulkan setidaknya terdapat 7 tugas pokok pemerintahan yang harus dilaksanakan dalam menyelenggarakan Negara berdasarkan undang-undang.

2.1.4 Pemerintah Daerah

Pengertian pemerintahan Daerah menurut Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014,

(28)

16

tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat 2 Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; pasal 2 (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi dan Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota; (2) Daerah kabupaten/kota dibagi atas Kecamatan dan Kecamatan dibagi atas kelurahan dan/atau Desa.

Bintoro dalam Kencana (2018:15-16), mengemukakan fungsi pemerintah adalah : “ Pertama, Filsafat hidup kemasyarakatan, negara yang memberikan kebebasan cukup besar kepada anggota masyarakat untuk menumbuhkan perkembangan masyarakat, sehingga pemerintah diharapkan tidak terlalu banyak campur tangan dalam kegiatan masyarakat itu sendiri. Kedua, filsafat politik masyarakat, pemerintah sebagai pemegang mandat kepercayaan untuk mengusahakan kepentingan masyarakat secara keseluruhan, harus mengusahakan pula keadilan. Hal ini perlu dinyatakan dengan tetap memperhatikan kepentingan golongan yang lemah (kedudukan ekonominya)” .

Prajudi dalam Kencana (2018:16) mengemukakan Fungsi pemerintah adalah: 1) Pengaturan; 2) Pembinaan masyarakat; 3) Kepolisian; 4) Peradilan.

1. Fungsi pengaturan adalah upaya dari pemerintah untuk mengatur masyarakat melalui peraturan atau kebijakan agar masyarakat lebih teratur.

(29)

17

2. Fungsi pembinaan masyarakat adalah salah satu upaya dari pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan– pelatihan keterampilan demi meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

3. Fungsi kepolisian adalah sebagai pengatur tata tertib yang berlaku di masyarakat serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelanggaran dari tata tertib yang berlaku di masyarakat tersebut. Fungsi kepolisian juga sebagai penegak hukum dan keadilan.

4. Dan fungsi peradilan adalah fungsi yang mengadili orang-orang dalam hal pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku di masyarakat. Adapun fungsi lain dari peradilan ini adalah sebagai penegakan hukum dan supremasi hukum. Fungsi ini dikatakan berhasil apabila sudah melaksanakan fungsinya sebagai penegak keadilan.

Dari teori yang dikemukakan tersebut jelas bahwa Pemerintahan harus memiliki kekuasaan untuk melaksanakan fungsinya yang diatur dalam Undang- Undang Dasar 1945.

2.1.5 Pemerintahan Kabupaten

Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati. Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung jawab kepada

(30)

18

gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah perangkat kabupaten melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan termasuk didalamnya melaksanakan tugas pelayanan.

2.1.6 Pemerintah Kecamatan

Kecamatan adalah sebuah pembagian wilayah administratif negara Indonesia di bawah Kabupaten atau Kota. Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan dipecah kepada beberapa kelurahan dan desa-desa. Di Indonesia, sebuah kecamatan atau kabupaten adalah pembagian dari kabupaten (kabupaten) atau kota (kota madya). Sebuah kabupaten itu sendiri dibagi menjadi kelurahan atau desa administratif. Dalam Hal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja tertentu dibawah pimpinan Camat.

2.1.7 Pemerintah Desa

Pemerintah Desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2014 tentang pemerintahan desa .

1. Wewenang Kepala Desa:

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

(31)

19 b. Mengajukan rancangan peraturan desa.

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.

e. Membina kehidupan masyarakat desa.

f. Membina perekonomian desa.

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakili sesuai dengan peraturan perundang undangan.

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang undangan.

2. Wewenang Kepala Urusan Desa

Kepala Urusan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, Untuk melaksanakan tugas, Kepala Urusan mempunyai fungsi :

a. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum, memiliki fungsi seperti : melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

(32)

20

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

b. Kepala Urusan Keuangan, memiliki fungsi seperti : melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber- sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

c. Kepala Urusan Perencanaan memiliki fungsi : mengkoordinasikan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.

2.1.8 Bupati

Bupati, dalam konteks otonomi daerah di Indonesia adalah sebutan untuk kepala daerah tingkat kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah untuk daerah kotamadya. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan jabatan politis (karena diusung oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

(33)

21 2.1.9 Camat

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan menyebutkan bahwa “ Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Camat” . Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati. Camat dalam menjalankan tugas dan kewajiban dibantu oleh perangkat kecamatan seperti Sekretaris Kecamatan, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian dan Staf. Adapun dalam Peraturan Pemerintah tersebut tugas Camat meliputi:

1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di tingkat Kecamatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan urusan pemerintahan umum.

2. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

3. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

4. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

2.1.10 Tugas Kepala Desa

Kepala desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah.Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk 3 (tiga) kali masa

(34)

22

jabatan berikutnya berturut-turut atau tidak.Kepala desa tidak bertanggung jawab kepada Camat, tetapi hanya dikoordinasikan saja oleh Camat. Kepala desa bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Adapun rincian tugas kepala desa sebagai berikut :

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan.

2. UUD 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

4. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.

5. Melaksanakan kehidupan demokrasi.

6. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme.

7. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa.

2.1.11 Definisi Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “ participation” yang artinya suatu kegiatan dalam membangkitkan perasaan dan diikutsertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi. Sehubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat atau partisipasi tersebut dapat diartikan keterlibatan proses penentuan arah dari strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

(35)

23

Adapun menurut I Nyoman Sumaryani berpendapat tentang partisipasi yaitu “ peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan tenaga, pikiran, keahlian, waktu, modal atau materi, serta memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan” .

Dalam pandangan Simatupang (dalam Yuwono, 2001) memberi beberapa rincian tentang partisipasi yaitu:

1. Partisipasi merupakan apa yang kita kerjakan adalah bagian dari usaha bersama yang dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun masa depan bersama.

2. Partisipasi sebagai bentuk kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara semua warga Negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam Negara pancasila atau dasar hak dan kewajiban yang harus dilakukan secara bersama.

3. Partisipasi bukan hanya diartikan sebagai pengambilan bagian-bagian dalam pelaksanaan, perencanaan pembangunan. Partisipasi juga berarti memberi sumbangan agar dalam pengertian mengenai pembangunan yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta cita-cita mengenai keadilan sosial yang tetap dijunjung tinggi.

Partisipasi yang berdasarkan cara keterlibatannya dibagi menjadi dua, yang pertama partisipasi langsung yaitu keterlibatan seseorang, kelompok maupun masyarakat yang ikut berperan aktif, baik menyediakan tenaga pada proses-proses pembangunan maupun memberikan kontribusi pemikiran dan mengikuti saat

(36)

24

pembuatan rancangan kegiatan pembangunan. Kedua partisipasi tidak langsung adalah partisipasi yang diwakili oleh seseorang untuk ikut partisipasinya kepada orang lain dalam aktivitas partisipasi.

Partisipasi dalam pembangunan secara umum dapat diartikan sebagai peran serta masyarakat untuk ikut mengambil andil dalam proses-proses pembangunan, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik.

2.1.12 Definisi Pembangunan

Pembangunan adalah perubahan secara berkelanjutan atau secara terus menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Proses dimulainya pembangunan dengan berpijak kepada pembangunan masyarakat yang diharapkan mampu memacu partisipasi masyarakat dalam pembangunan itu sendiri,Orocomna (2014 : 17 ). Menurut Siagian (1994:9), pembangunan merupakan suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Menurut Adisasmita (2017:55), pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang merupakan usaha untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedesaan dari masyarakat pada keseluruhan yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan pada potensi dan kemampuan pedesaan.

Menurut Todaro (2005:99), menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya fenomena semata,namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus

(37)

25

melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Menurut Ginandjar Kartasasmita dalam ( Hayati , 2017), menyatakan bahwa pembangunan prasarana satu diantara upaya untuk memecahkan sumbatan-sumbatan pada perekonomian.

Pembangunan baik secara fisik maupun non fisik yang dimiliki oleh masyarakat melalui beberapa gabungan proses sosial,ekonomi dan institusional, mencakup usaha- usaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik ,Nain (2019:

29). Pembangunan dapatlah dikatakan berhasil apabila desa tersebut memiliki sarana dan prasarana yang lengkap atau paling tidak pembangunan yang dilakukan dapat mendukung kemajuan masyarakat,Pangemanan (2017:55).

Pembangunan memerlukan perencanaan karena kebutuhan pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang tersedia. Melalui perencanaan ingin dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberikan hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada,Suwandi & Rostyaningsih (2012).

Dengan demikian pembangunan infrastruktur pedesaan adalah sebuah program terencana yang berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan untuk mengurangi keterbelakangan kemiskinan yang dengan demikian pembangunan ini dapat dirasakan oleh masyarakat pedesaan.

Menurut Solaeman (Zamhariri, 2018:77), pembangunan masyarakat seharusnya menerapkan prinsip-prinsip yaitu:

1. Transparansi (keterbukaan) 2. Partisipasi

3. Dapat dinikmati masyarakat

(38)

26

4. Dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas) 5. Berkelanjutan (sustainable)

Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menjadikan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung, dan fasilitas publik yang lain dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial ekonomi. Pada dasarnya pelaksanaan infrastruktur dilaksanakan oleh masing- masing individu.sama halnya dengan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya, Kogoya et al., (2015).

Berbagai program pengembangan pembangunan telah dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang meliputi pembangunan infrastruktur pedesaan,perencanaan pembangunan yang partisipatif. Menurut Hadi (2015), konsep dari pembangunan yang partisipatif ini meliputi tiga unsur,yaitu:

1. Peningkatan peran masyarakat dalam perencanaan .implementasi pembangunan, pemanfaatan hasil pembangunan serta evaluasi pembangunan.

2. Orientasi pemahaman masyarakat akan peran tersebut 3. Peran pemerintah sebagai fasilitator

Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan nasional merupakan syarat utama yang akan melandasi keberhasilan dalam proses pembangunan indonesia. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dipandang sebagai proses dan bagian dari tujuan, dimana partisipasi merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan khususnya program pembangunan desa. Konsep pembangunan

(39)

27

dengan pendekatan partisipasi masyarakat dapat memberikan beberapa keuntungan antara lain:

1. Pembangunan akan lebih mengakar dalam masyarakat sehingga kelestarian hasil pembangunan tersebut lebih terjamin

2. Pembangunan menjadi lebih mudah karena masyarakat juga menanggung sebagian atau seluruh biaya proyek pembangunan tersebut

3. Peranan pemerintah atau organisasi non pemerintah hanya sebatas sebagai fasilitator sedangkan inisiatif berasal dari masyarakat itu sendiri.(Kogoya et al., 2015:110).

Berbagai program pengembangan pembangunan telah dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang meliputi pembangunan infrastruktur pedesaan, perencanaan pembangunan yang partisipatif. Menurut Hadi (2015), konsep dari pembangunan yang partisipatif ini meliputi tiga unsur,yaitu:

1. Peningkatan peran masyarakat dalam perencanaan.implementasi pembangunan, pemanfaatan hasil pembangunan serta evaluasi pembangunan.

2. Orientasi pemahaman masyarakat akan peran tersebut.

3. Peran pemerintah sebagai fasilitator.

Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan nasional merupakan syarat utama yang akan melandasi keberhasilan dalam proses pembangunan indonesia. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dipandang sebagai proses dan bagian dari tujuan, dimana partisipasi merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan khususnya program pembangunan desa. Konsep pembangunan

(40)

28

dengan pendekatan partisipasi masyarakat dapat memberikan beberapa keuntungan antara lain:

1. Pembangunan akan lebih mengakar dalam masyarakat sehingga kelestarian hasil pembangunan tersebut lebih terjamin.

2. Pembangunan menjadi lebih mudah karena masyarakat juga menanggung sebagian atau seluruh biaya proyek pembangunan tersebut.

3. Peranan pemerintah atau organisasi non pemerintah hanya sebatas sebagai fasilitator sedangkan inisiatif berasal dari masyarakat itu sendiri. (Kogoya et al, 2015:110).

2.1.13 Definisi Masyarakat Desa

Khusus sosiologi desa dibagi menjadi dua otologi yaitu sebagai statikan dan sebagai dinamika. Sebagai statika, desa ditempatkan sebagai entitas dan pada ruang dan waktu yang dalam kediamannya tersimpan berbagai aspek. Sedangkan sebagai dinamika, desa adalah proses yang terus mengalir dalam waktu dan dalam keniscayaan untuk berubah, serta menggerakkan suatu kapasitas akan evolusi (Salman, 2016) Pengertian sosiologi pedesaan adalah cabang ilmu sosiologi yang secara mandiri memberikan kajian mengenai hubungan masyarakat dengan lingkungan pedesaan, hubungan yang dimaksud ialah hubungan sosial melalui proses interaksi secara individu atau kelompok.

Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri dikepalai oleh seorang kepala desa.

Dalam pandangan Samderson, pengertian sosiologi desa adalah ilmu-ilmu sosial

(41)

29

yang memberikan kajian dan pembahasan dalam kemasyarakatan, kajian yang dilakukan tentunya mengenai kehidupan yang ada di lingkungan pedesaan.

Sedangkan pendapat dari Rogers dalam sosiologi desa mengemukakan bahwa cabang ilmu sosial yang memberikan bahasa dan pengetahuan dalam masyarakat, fenomena kehidupan tersebut khususnya dilakukan di dalam pedesaan.

Menurut UU No.6 Tahun 2014 Tentang desa yang mengartikan kesatuan dalam masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Desa sangat perlu dukungan dan dorongan baik dari internal maupun eksternal dalam memajukan desa. Hal tersebut merupakan segala sarana yang disediakan untuk desa dan mampu bekerja sama dengan baik untuk berkembang dengan cepat dari setiap fasilitas desa.

Desa dalam pandangan sosiologi atau sosiologi desa adalah lingkungan sosial yang mengalami dinamika dalam kelompok sosial di pedesaan dalam kesatuan wilayah yang ditempati sejumlah keluarga yang dipimpin oleh kepala desa serta berhubungan dengan pemerintah dan mengalami perubahan baik revolusi maupun evolusi. Desa merupakan masyarakat yang memiliki sifat homogen, masyarakat sangat menjunjung tinggi interaksi atau solidaritas sosial yang kuat karena mereka berpendapat bahwa mereka menjunjung persaudaraannya dan adanya timbal balik atau stimulus yang terjadi.

(42)

30 2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi. Berikut merupakan penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

No Nama Judul Penelitian Hasil penelitian

1. Muhammad Firial Akbar, Srihandayani, Surati (2017)

Partisipasi

Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Jatimulya Kabupaten Boalemo

Bahwa Kepala Desa telah melaksanakan Perannya sebagai pemimpin dengan baik, komunikasi Desa dengan masyarakat terjalin dengan baik dan rendah nya pendidikan masyarakat

mempengaruhi partisipasi dalam perencanaan

pembangunan di desa jatimulya.

2. Nuraida (2020) Partisipasi

Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Laccori Kecamatan Duo Baccoe

Kabupaten Bone

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur desa dalam pembangunan

infrastruktur jalan masih belum memenuhi harapan masyarakat dan tidak optimal, karena program pembangunan khususnya

pembangunan

(43)

31

No Nama Judul Penelitian Hasil penelitian

infrastruktur jalan yang masih belum terlihat ada perubahan dari beberapa tahun silam dan kurang

mendapatkan perhatian dari pemerintah

setempat. Adapun kendala dalam pembangunan infrastruktur 3. Sarah Nuramalia,

(2017)

Partisipasi

Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten

Temanggung)

Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung dilihat dari keempat bentuk partisipasi yaitu partisipasi yaitu

partisipasi dalam bentuk pemberian ide/gagasan, partisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga, sumbangan material, sumbangan dana. Dan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Balesari adalah kesadaran/kemauan, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

(44)

32 2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Uma (Sugiyono, 2017), mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Dengan demikian kerangka maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang paling melandasi pemahaman- pemahaman lainnya,sebuah pemahaman mendasar dan pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari penelitian yang akan dilakukan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat pedesaan pada umumnya.

Untuk memudahkan atau memberikan gambaran pada pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran yang tampak pada gambar berikut ini :

(45)

33 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur di Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang.

Pikiran(Psychological participation) Tenaga (Physical participation) Keahlian (Participation with skill) Barang (Material participation) Dana (Money participation

Cohen dan Uphoff dalam Tangkilisan (2019:323)

Meningkatkan kemampuan masyarakatkat sebagai subyek dan pelaku utama melalui pelaksanan kebijakan dan program pembangunan.

(46)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Pendekatan Penelitian

Metode penulisan menurut (Sugiyono,2015:4) adalah metode penulisan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. “ Pendekatan penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif. Karena dengan pendekatan ini penulis bisa mendeskripsikan hasil penulisan secara jelas yaitu berupa uraian kata-kata dari hasil observasi di lapangan. Penulisan kualitatif merupakan proses penulisan yang dilakukan secara natural dan sudah sesuai dengan kondisi pengamatan di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif” Sugiyono (2015:6).

Jenis penulisan menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode analitis.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2017:4) mengemukakan bahwa penulisan kualitatif adalah “ prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” . Penulisan kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penulisan, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil penulisan yang dilakukan disepakati oleh penulis dan subjek penulisan.

Metode deskriptif cocok dengan kondisi masa sekarang. Nazir (2011:52) menjelaskan metode deskriptif adalah sebagai berikut: Metode deskriptif adalah

(47)

35

satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penulisan deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Dalam melakukan penulisan nya, penulis menggunakan metode penulisan kualitatif karena penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur di Desa Panongan Kecamatan Panongan. Dan juga untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung maupun penghambat dari Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur di Desa Panongan Kecamatan Panongan ini. Penulis memilih untuk menggunakan Cohen dan Uphoff dalam Tangkilisan (2005:323) karena sesuai dengan kondisi eksistensi yang ada di Desa Panongan, khususnya untuk mengetahui kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi membangun desa.

3.2 Ruang Lingkup Objek Penulisan

Menurut Moleong (2017:92), “ ruang lingkup penulisan merupakan masalah pokok yang bersumber dari pengalaman penulis atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan ruang lingkup penulisan” . Dalam penulisan ini penulis membatasi ruang lingkup penulisan pada “ Program Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur di Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang ” .

(48)

36 3.3 Sumber Data Penulisan

Menurut Lofland (Moleong, 2017) sumber data utama dalam penulisan kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Namun untuk melengkapi data penulisan dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

3.3.1 Sumber Data Primer

Sumber data utama adalah sumber utama yang dapat memberikan informasi, fakta dan gambaran peristiwa yang diinginkan dalam penelitian, atau sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Dalam penelitian kualitatif, sumber data utama adalah kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. (bungin, 2013 : 129 dalam ibrahim (2015:69)

3.3.2 Sumber Data Sekunder

Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan dokumen. Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan teknik wawancara informan atau sumber langsung. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015: 187). Adapun dalam penulisan ini sumber data primer adalah Masyarakat Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang yang meliputi; Kades Panongan ,Sekdes Masyarakat Desa Panongan, ,Staf Pemberdayaan Masyarakat , Tokoh Masyarakat Desa Panongan dan Masyarakat Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang

(49)

37 3.4 Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penulisan ini adalah kualitatif. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Sugiyono, 2015:2). Yang termasuk data kualitatif dalam penulisan ini yaitu gambaran umum objek penulisan, meliputi: Sejarah singkat, letak geografis , Visi dan Misi, struktur organisasi, sarana dan prasarana.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015:224), pengumpulan data adalah langkah paling strategis dalam penulisan, karena tujuan dalam penulisan ini mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data adalah teknik pengumpulan data apabila melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2015:231). Untuk mempermudah pendalaman oleh pembaca mengenai penulisan ini, maka penulis mencoba mendeskripsikan daftar pedoman wawancara sebagai bahan primer. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini, khususnya dalam melakukan wawancara adalah:

a. Buku catatan: untuk mencatat pencatatan dengan sumber data

(50)

38

b. Handphone Camera: untuk memotret kegiatan yang berkaitan dengan penulisan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan penulisan.

c. Handphone recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan alat ini dalam wawancara perlu memberi tahu informan apakah diperbolehkan atau tidak.

2.

Observasi

Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang muncul pada objek penulisan. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penulisan yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.

Observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki (Margono, 2004:156).

3.

Studi Dokumentasi

Menurut Moelong (2017:176), dokumen adalah setiap bahan tertulis, foto, video, rekaman serta lain sebagainya. Alasan dokumen dijadikan sebagai data untuk membuktikan penulisan karena dokumen adalah sumber yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian, mempunyai sifat yang alamiah, tidak reaktif, sehingga mudah ditemukan dengan teknik kajian isi. Selain itu, hasil kajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

(51)

39 3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penulisan kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam- macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution dalam (Sugiyono, 2015:245) menyatakan “ Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penulisan. Namun dalam penulisan kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data.”

Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penulisan, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh penulis. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2015:246).

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan menerus.

(52)

40

Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Penulis harus siap bergerak diantara empat “ sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan untuk lebih memperjelas alur kegiatan analisis data penulisan tersebut, akan dijelaskan pada bagan berikut:

Gambar 3.1

Alur Kegiatan Analisis Data Penulisan

1. Reduksi Data

Adalah data diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, semakin lama penulis di lapangan maka jumlah akan semakin banyak. Maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

2. Data Display

Setelah di reduksi data selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie chart, dan sejenisnya. Melalui

Subyek penelitian

Kepala Desa Panongan

Kepala Urusan Keuangan

Kepala Urusan Perencanaan Desa

Masyarakat

(53)

41

penyajian data tersebut maka data terorganisasikan tersusun pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami.

3. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis kualitatif adalah menarik kesimpulan.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila bila tidak ditemukan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid saat penulis kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian 3.7.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penulisan ini di lakukan di Kantor Desa Panongan Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang.

3.7.2 Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan penulisan dilakukan mulai Desember 2021- Juli 2022 sampai dengan selesainya penulisan ini.

(54)

42

No. Kegiatan Penelitian

Tahun 2021/2022

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1. Pengajuan

Judul

2.

Pengajuan Ujian Proposal

3. Ujian

Proposal

4. Pengumpulan

Data

5. Bimbingan

Skripsi

6. Pengolahan

Data

7. Ujian

Skripsi

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh tidak diberikannya ASI Eksklusif, pemberian MP-ASI yang tidak tepat, penyakit infeksi yang dialami oleh anak, status ekonomi pada

Untuk aktivitas yang berlangsung di dalam rumah, konsep kompartementasi diterapkan cukup dengan membuat pembedaan zona dan menggunakan strategi ruang multifungsi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) soal tes literasi matematis yang diambil dari soal tes PISA tahun 2006 dan 2012 yang terdiri dari 12 soal dengan

Apabila jumlah yang berhubungan dengan sebuah transaksi dimasukkan ke dalam sistem database dengan benar, maka jumlah tersebut hanya perlu disimpan sekali saja, bukan dua

Berdasarkan hasil perencanaan diperoleh sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro di kampong Dongi Kecamatan Nuha yang disusun dari Komponen-komponen yaitu

Berdasarkan ketentuan pasal di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pengungsi, seseorang harus memenuhi beberapa elemen, antara lain: (a) penganiayaan atau

Bab II adalah tinjauan pustaka, yang berkaitan dengan tinjauan tentang alat deteksi kebohongan, tanda emosi kebohongan di wajah, ekstraksi ciri wajah, pengenalan

Puasa tekstual adalah suatu definisi tentang hal hal yang berkaitan dengan puasa berdasarkan teks teks yang menjadi sumber akan pengertian tentang puasa dalam