• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV KONSEP PERANCANGAN KARYA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN KARYA

4.1. Metode Perancangan

Setelah mendapatkan data hasil penelitian, perancangan karya sebaiknya dibuat dalam perencanaan yang terstruktur, agar prosesnya dapat terlaksana secara baik dan tepat. Metode perancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode perancangan yang sesuai dengan prinsip kerja animasi 2D, yaitu:

4.1.1. Pra Produksi

Pada tahap pra produksi, dibuat lah beberapa rancangan yang dipersiapkan sebelum pembuatan karya, yakni:

1. Konsep dan Ide Cerita

Berdasarkan data studi literatur dan wawancara yang telah didapat, dapat dilihat bahwa masing – masing pihak terkendala sekolah online memiliki permasalahannya masing – masing.

Maka untuk mengantarkan fakta tersebut menjadi sebuah cerita, video animasi yang akan dibuat awalnya akan bermula dari pemaparan kondisi awal bahwa kini tengah terjadi pandemi global yang melanda dunia termasuk Indonesia, dan mempengaruhi banyak sektor dalam kehidupan sosial, termasuk juga sekolah.

Cerita kemudian menurun kepada sekolah dasar, dan berlanjut dengan perkenalan aspek pelaku sekolah daring yang paling utama, yakni siswa Sekolah Dasar. Cerita akan bergerak

(2)

dengan garis awal yaitu pengenalan tokoh utama siswa dan bagaimana kehidupannya sehari – hari dalam melaksanakan kegiatan KBM secara normal di sekolah. Kemudian cerita akan mulai membandingkan dengan kehidupan sekolah daring tokoh utama saat berada di rumah, disinilah penulis akan memaparkan kendala dan permasalahan daring yang dirasakan siswa, seperti kendala siswa beradaptasi dengan model pembelajaran daring, belum memahami penggunaan teknologi, sulit fokus, kebingungan saat hendak bertanya, hingga bosan merasa dirumah.

Setelah siswa, cerita akan berganti menjadi sudut pandang orang tua yakni Ibu sebagai tokoh utama dan Ayah sebagai tokoh pendamping yang mengamati siswa selama sekolah daring dirumah, dan memaparkan bagaimana permasalahan mendampingi siswa belajar dirumah. permasalahan yang dipaparkan akan sesuai dengan hasil data yang didapat yaitu alasan orang pribadi orang tua seperti kurang mahir dalam penggunaan teknologi, kekurangan waktu akibat pekerjaan, sulit mengikuti materi hingga berujung ketidak sabaran dalam mendampingi, hingga biaya lebih yang terus menerus disisihkan.

selain itu pada bagian ini juga akan menampilkan tanggapan orang tua pada guru baik ke khawatiran orang tua maupun respon positif orang tua.

Yang terakhir adalah proses pemaparan permasalahan pembelajaran daring dari kacamata guru. Dimulai dengan pengenalan tokoh utama guru, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan problem yang dirasakan guru yakni kemampuan pengelolaan metode pembelajaran, penguasaan media pembelajaran, usaha ekstra dalam membangkitkan motivasi

(3)

siswa, hingga proses penilaian. cerita akan memaparkan pula sudut pandang guru terhadap orang tua seperti kurangnya partisipasi orang tua dalam membantu proses bimbingan siswa, serta keinginan guru yang mengharapkan adanya pelatihan akan metode pembelajaran daring yang baru.

Pada bagian akhir, akan ditampilkan kesimpulan bahwa masing – masing pihak terdampak memiliki permasalahan nya tersendiri. setelah itu kalimat ajakan dan harapan akan dimunculkan untuk memancing dan mengarahkan audience untuk berfikir bagaimanakah cara untuk memahami dan saling memberi solusi dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih kondusif.

2. Penokohan dan Desain Karakter

Penokohan dan desain karakter diambil dari rata – rata visual setiap pihak pelaku sekolah daring yang diwawancarai, baik itu jenis kelamin, maupun visual pelaku sekolah daring. Yang kemudian dibedakan menjadi 3 pelaku sekolah daring sebagai berikut:

Tabel 4.1.1 2 Profil Nara Sumber Siswa Pelaku sekolah

daring Karakteristik Peran Latar tempat cerita

Siswa

Siswa sekolah dasar berusia 10 – 12 tahun.

Mengenakan pakaian santai rumah, dan seragam

Siswa sekolah dasar

Sekolah, rumah (online)

(4)

sekolah pada scene bersekolah.

Karakter lugu seperti siswa pada

umumnya

Orang tua

Ibu

Ibu rumah tangga biasa berusia 40 – 50 tahun, mengenakan daster dengan rambut disanggul karena tidak memiliki banyak waktu untuk terlalu memperhatikan penampilan.

Karakter perasa dan pemerhati

Tokoh utama orang tua

Rumah

Ayah

Kepala rumah tangga berusia 40 – 50 tahun.

Berkumis dengan rambut cepak, menggunakan pakaian rumah santai

Karakter perasa dan pendiam

Tokoh pendukung orang tua

Rumah

Guru

Guru sekolah dasar:

wanita berusia 40 – 50 tahun

Tokoh

utama guru: Sekolah, rumah

(5)

3. Naskah

Pada perancangan ini, naskah berasal dari ide konsep cerita yang telah disusun, kemudian naskah diketik dengan kalimat yang padat dan sederhana, dengan maksud agar mempersingkat durasi video, agar materi yang disampaikan padat dan tidak bertele – tele untuk menghindari audiens merasa bosan menonton.

4. Storyboard

Pada perancangan ini, penggambaran storyboard dibagi kedalam 23 scene utama (diluar dari pemberian efek transisi) yaitu berdasarkan kepada setiap pembahasan. Storyboard dibuat secara digital digambar melalui applikasi Procreate untuk mempermudah proses coloring atau pewarnaan.

4.1.2. Produksi

Setelah persiapan pembuatan karya lengkap, maka masuk ketahap realisasi karya yang telah dirancang, sehingga pada bagian produksi berisi:

Menggunakan seragam PNS sebagai seragam yang mampu mewakili seragam universal regional (tidak terbatas di satu sekolah), berkerudung, dan berkacamata

wali kelas siswa

(6)

1. Illustrasi dan Pewarnaan

Setelah melihat alur cerita berdasarkan konsep, narasi, dan storyboard, kemudian dibuat sketsa karakter. Dalam pembuatan karakter yang pertama dilakukan adalah pembuatan bentuk wajah, badan, pose dan ekspresi. Begitu juga dengan pembuatan background dalam beberapa scene. Sketsa yang telah dibuat kemudian masuk ke tahap pewarnaan. Proses pewarnaan dibuat secara digital dengan applikasi yang sama yaitu Procreate.

Teknik pewarnaan, style dan brush yang dipilih adalah gaya animasi yang sesuai dengan target audiens yakni gaya animasi yang jelas, menarik, dan cerah serta ringan dicerna.

Pemilihan style penggambaran Ilustrasi berdasarkan hasil data saat wawancara dengan narasumber mengenai style animasi mana yang mereka sukai untuk dilihat, baik itu dari segi estetika dan komunikasi. Referensi animasi yang memiliki suara terbanyak diurutan pertama adalah sebuah animasi karya @ unomono.play pada instagram @ weloveanimations, dan sebuah animasi karya Heather Birkeland @ tales.of.fluff pada instagram

@ weloveanimations.

Gambar 4.1.2.1 Style referensi animasi

Kemudian ilustrasi yang telah diwarnai dilengkapi dengan tulisan pendukung untuk menjabarkan icon dan peristiwa yang ingin di highlight. Pemilihan font menggunakan jenis font

(7)

script didasarkan pada sifat font script yang dapat mewakili ide-ide emosional serta kreativitas [26].

Gambar 4.1.2.1 Font “Hug Me Tight”

Gambar 4.1.2.1 Font “Lemons Can Fly”

(8)

2. Pengisian Suara atau Dubbing

Pengisian suara dilakukan terlebih dahulu sebelum masuk pada proses penganimasian agar saat menganimasi bisa menyesuaikan pergerakan icon dengan suara pembacaan narasi.

Pembacaan narasi dibuat dinamis untuk dapat menarik perhatian audiens dan membuat video terasa enak dan santai untuk didengar.

3. Penganimasian

Proses penganimasian dilakukan mulai dari file – file ilustrasi yang sudah digambar di procreate, kemudian dipindahkan ke photoshop dalam layer yang terpisah pisah.

Kemudian file tersebut diimport ke software Adobe After Effect untuk menggabungkan semua ilustrasi dan juga agar pergerakan cerita serta diatur timming nya yang disesuaikan dengan dubbing narasi yang ingin disampaikan menjadi lebih menarik.

Penganimasian dilakukan secara digital menggunakan beberapa software produk Adobe seperti, dan Adobe Premiere.

4.1.3. Post Produksi

Tahap post produksi merupakan tahap yang dapat dikategorikan sebagai pelengkap dan penempurna dari tahap inti yang telah dikerjakan, yakni:

1. Pemberian Efek dan Evaluasi

Pada tahap ini video animasi yang telah jadi ditambahkan efek musik latar belakang agar animasi tidak terasa membosankan atau terlalu berat. Penambahan efek transisi antar scene juga ditambahkan pada sesi ini.

(9)

2. Rendering

Setelah semua tahapan lengkap, animasi digabungkan dan diselesaikan (rendering) dalam format mp4 yang bisa dinikmati sebagai video pendek animasi 2D.

4.2. Target Audience

1. TARGET AUDIENCE

a. Geografis : Indonesia b. Demografis

1. Usia : 8-55 tahun

2. Gender : Laki-laki dan Perempuan

3. Psikografis : Orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran daring, yaitu siswa sekolah dasar, orang tua siswa, dan guru sekolah dasar.

4.3. Konsep Kreatif

Tahap ini adalah proses pembuatan karya yang direalisasikan dari metode perancangan sebelumnya, terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi:

4.3.1. Pra Produksi 1. Desain Karakter

Desain Karakter menampilkan empat pelaku utama kegiatan sekolah daring, yakni Siswa, Ayah, dan Ibu.

(10)

a. Desain karakter siswa

Gambar 4.3.1.1 Desain karakter siswa

Pemilihan jenis kelamin karakter siswa didasarkan dari pemilihan jenis kelamin narasumber siswa terbanyak yakni laki – laki. Visual siswa disesuaikan dengan tampilan rata – rata narasumber yang peneliti dapatkan selama proses wawancara.

b. Desain karakter orang tua (ibu dan ayah)

Gambar 4.3.1.1 Desain karakter ibu

Pemilihan visualisasi ibu berdasarkan keseragaman tampilan para narasumber perempuan yang pada saat wawancara dilaksanakan sedang berada dirumah, yakni dengan tampilan menggunakan daster rumah dan rambut yang dikuncir/sanggul.

(11)

Gambar 4.3.1.1 Desain karakter ayah

Pemilihan visualisasi ayah berdasarkan keseragaman tampilan para narasumber laki - laki yang pada saat wawancara dilaksanakan sedang berada dirumah, yakni dengan tampilan menggunakan kaos santai, rambut potongan pendek, dan penambahan kumis yang berasal dari mayoritas penampilan wajah narasumber laki – laki.

c. Desain karakter guru

Gambar 4.3.1.1 Desain karakter guru

Pemilihan visualisasi guru menggunakan seragam dinas mempertimbangkan visualisasi mayoritas guru saat proses wawancara di sekolah. Pemilihan jenis kelamin guru yaitu perempuan mempertimbangkan penuturan benak guru yang paling banyak dituturkan narasumber siswa adalah “Ibu guru”.

(12)

2. Naskah Desain Produksi

Naskah desain produksi pada perancangan ini memuat scene, storyboard, audio (dialog/narasi/musik ilustrasi/sound effect) yang sesuai dengan konsep cerita dan illustrasi yang telah dibuat.

(13)
(14)
(15)

Gambar 4.3.1.2 Naskah desain perancangan

4.3.2. Produksi 1. Pewarnaan

Teknik pewarnaan dilakukan menggunakan applikasi procreate dengan alasan kecepatan dan fleksibilitas dengan applikasi Adobe untuk penganimasian.

Gambar 4.3.2.1. Proses pewarnaan

(16)

2. Dubbing

Prosess dubbing dilakukan oleh dubber dengan teknik merekam suara yang menyerupai studio mini yaitu merekam suara dengan alat perekam yakni Ipad dan ditutupi dengan bed- cover agar kedap suara. Alasan penggunaan alat perekam suara Ipad mempertimbangkan agar dapat merekam suara lebih baik dibandingkan dengan handphone karena memiliki efek penyaring gangguan suara yang tidak diperlukan.

Format rekaman suara m4a kemudian dikirim kepada animator untuk digabungkan dalam proses animasi, dan di edit untuk menghilangkan noise yang tidak diperlukan.

Gambar 4.3.2.2. Proses dubbing

3. Penganimasian

Penganimasian dilakukan secara digital menggunakan beberapa software produk Adobe seperti Adobe After Effect, dan Adobe Premiere.

(17)

Gambar 4.3.2.3. Proses penganimasian

4.3.3. Pasca Produksi

1. Effek dan Evaluasi

Pada tahap ini, diberikan penambahan efek transisi antar scene, juga penambahan sound effect sperti suara saat muculnya icon, suara batuk dan lain sebagainya.

Gambar 4.3.3.1. Proses pewarnaan

2. Rendering

Setelah semua tahapan animasi selesai, video siap dirender

(18)

4.4. Penempatan Media 4.4.1. Media Utama

Media utama pada penelitian ini adalah animasi yang diupload pada link google Drive, Youtube, dan Facebook. Pemilihan media ini dikarenakan Video Pendek Animasi 2d “Fenomena Sekolah Dalam Jaringan Selama Masa Pandemi Covid-19 2020” memiliki durasi yang cukup panjang, yakni 3 menit 23 detik, melalui media sosial Youtube diharapkan setiap orang dapat mengakses video dengan mudah dan dapat menikmati penyajian karya dengan nyaman. Banyak anak Sekolah Dasar pula yang sering menonton video Youtube.

Pemilihan media google Drive sendiri memudahkan bagi siapa saja yang ingin mendownload video guna penyebaran publikasi video yang lebih luas. Penggunaan media Facebook dapat bermanfaat karena banyak orang tua yang menggunakan Facebook, serta guru – guru dapat lebih mudah mengakses jika video disiarkan dengan Facebook Ads dan muncul diberanda. 3 Media utama ini akan digabungkan menjadi satu link tree yang bisa diakses melalui link atau barcode yang disediakan

4.4.2. Media Pendukung

Media pendukung merupakan media yang dapat membantu mengarahkan lebih banyak audiens menuju media utama. Dengan pemilihan media utama yang berbasis digital sosial media, maka pemilihan media pendukung juga berbasis digital sosial media

a. Instagram Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten

Unggahan Feed Instagram pada akun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten dimaksudkan menjadi portal utama

(19)

media pendukung, dimana audiens dapat menemukan pasti source video yang akan mengarahkan pada halaman video youtube. Poster yang diunggah pada feed instagram tersebut akan menaruh caption untuk mengarahkan audiens agar dapat membuka link yang tertera pada bio instagram milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.

Selain feeds Instagram, ada pula bentuk IG story yang dapat menampilkan sedikit cuplikan video, tujuan penggunaan IG story karena dengan begitu dapat menggunakan fitur swipe up langsung menuju link video pada Youtube.

b. Website Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten

Banner yang dibuat pada halaman webiste Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten (dindikbud.bantenprov.go.id) dapat dimasukan pada kategori berita terbaru, video Youtube pun dapat langsung ditampilkan pada section Videografis, sebagai sebuah produk kerjasama antara hasil penelitian yang penulis buat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.

c. Instagram Info Serang

Kehadiran media pendukung instagram @ infoserang dapat memberikan pengaruh ang cukup besar, sebagai akun besar ibu kota provinsi Banten, akun instagram tersebut memiliki banyak sekali pemirsa khususnya dikalangan orang dewasa untuk berbagi informasi antar warga didalam maupun diluar kota. Format unggahan yang akan disediakan pada akun Info Serang juga terdapat dalam bentuk Feed Instagram yang akan mengarahkan

(20)

pada akun Instagram Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, dan IG Story dengan fitur swipe up.

d. Poster A3 dan A5

Poster berukuran A5 dibuat untuk memasukan infografis inti dari video yaitu kendala yang dirasakan masing – masing pihak terdampak sekolah daring, yaitu siswa, orang tua siswa, dan guru, dengan begitu meskipun audience hanya lewat pada stand booth kampanye pameran tetapi audience tetap dapat mengerti isi pesan utama dari video, serta dilengkapi dengan link karya utama.

Poster dibuat dalam dua ukuran yaitu A5 dengan alasan agar mudah dibawa, dan lebih ringan untuk dibaca. Serta A3 untuk ukuran besar saat pemanjangan.

4.4.3. Penempatan Media

Penempatan publikasi media terbagi menjadi dua, yaitu online &

offline. Media online menggunakan sarana berbasis Internet yaitu Youtube dan Google Drive, Facebook dan Instagram, sementara offline akan dilaksanakan di ruang pameran IT Telkom Purwokerto.

Berikut adalah rancangan kasar tata letak ruang pameran, yang akan disesuaikan dengan lokasi ruang pameran serta kondisi yang akan datang, mengingat kondisi sidang Tugas Akhir terlaksana ditengah pandemi COVID-19.

(21)

Gambar 4.4.3 Sketsa kasar tata letak ruang pameran

4.5. Biaya Produksi

1. Biaya Animasi

No Jenis Media Satuan Biaya Total

1

2

Jasa pewarnaan Illustrasi Background &

environtment oleh asisten illustrator Jasa pembuatan Animasi

keseluruhan oleh animator

3 art board

4 menit (terhitung)

130.000,-

300.000,-

390.000,-

1.200.000,-

Jumlah 1.590.000,-

(22)

2. Biaya Media Pendukung

No Jenis Media Satuan Biaya Total

1

2 3 4 5 6 7 8

Standing door frame banner 60x160 cm Poster A3 Poster A4 Stiker A3 DVD

Totebag Print Kotak Pensil Kain Kipas custom

2 buah

10 lembar 50 lembar 10 Lembar 2 Buah 5 buah 10 buah 10 buah

115.000,-

5.000,- 3.000,- 4.000,- 17.500,- 15.000,- 13.000,- 15.000,-

300.000,-

50.000,- 150.000,- 40.000,- 35.000 75.000,- 130.000,- 150.000,-

Jumlah 930.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Dari awal akan dijelaskan secara terbuka bagian bagian mana yang merupakan harta pribadi (harta yang dimiliki sebelum menikah) dan mana nantinya yang akan menjadi

Dengan mengetahui arus skala penuh Idp, tahanan dalam gerakan Rm, tegangan batere E dan nilai Rh yang diinginkan, rangkaian dapat dianalisis, yakni nilai R1 dan R2

Untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan diatas, penulis mengajukan usulan pemecahan dalam bentuk aplikasi Media pembelajaran pengenalan nama - nama hewan

Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Pada Batik Solo Trans (BST) Koridor Empat Di Surakarta, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas.. Teknik,

Sebagian besar masyarakat jasa konstruksi menganggap bahwa proses sertifikasi tenaga ahli konstruksi yang sedang berlanggsung sampai saat ini tidak berjalan sebagai mana mestinya,

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi polemik dengan kemunculan kurikulum berbasis KKNI ini. Sebagai sebuah produk yang diujicobakan, perlu diadakan berbagai penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada analisis struktur umum (general structure), fitur bahasa (linguistic features) dan kesalahan pada aspek gramatika

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Urusan Ketahanan Pangan dan Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 disusun sebagai salah satu bentuk