ANALISIS RESPON DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA PADA
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING
TRAJECTORY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan.
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi
0902253
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS RESPON DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA PADA
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING
TRAJECTORY
Oleh :
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
© Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi. 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS RESPON DAN PROFIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING
TRAJECTORY (HLT)
Oleh
MUHAMMAD RIZKI GORBYANDI NADI NIM. 0902253
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Drs. Harun Imansyah, M.Ed. NIP. 195910301986011001
Pembimbing II,
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Pembelajaran Fisika Berbasis Hypothetical Learning Trajectory: Analisis Respon Dan Aktivitas Belajar Siswa SMA
Hasil studi pendahuluan pada salah satu SMA di Bandung menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dikelas tidak dapat memfasilitasi siswa dalam belajar sehingga siswa mengalami kesulitan belajar.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan mengenai prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), point 1 yaitu memperhatikan perbedaan individu peserta didik, bahwa RPP harus disusun berdasarkan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir setiap individu berbeda- beda. Proses berpikir siswa dipengaruhi oleh tingkat perkembangan intelektual menurut Piaget membagi menjadi empat, yaitu sensori motori, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Dalam merencanakan suatu pembelajaran, guru perlu membuat prediksi tentang bagaimana kemungkinan siswa belajar, prediksi dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana kemampuan berpikir dan pemahaman siswa akan berkembang dalam aktivitas belajar yang dirancang oleh guru. Oleh karena itu untuk mempersiapkan siswa dalam belajar perlu adanya suatu hypothetical learning trajectory (HLT) yang tepat. Dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran fisika berbasis hypothetical learning trajectory (HLT). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan hypothetical learning trajectory (HLT), rute belajar dalam pembelajaran dapat diprediksikan dengan baik. Bantuan guru berdasarkan respon siswa dapat membantu kesulitan belajar siswa. Respon-respon ini dapat dikategorikan menurut teori dalam Piaget Penentuan yang tepat dengan prediksi respon siswa berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, sehingga profil aktivitas siswa cenderung pada aktivitas visual dan motorik. Dengan demikian dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika berbasis
Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dapat mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa dan
membuat siswa cenderung aktif pada kegiatan visual dan motorik dikarenakan prediksi respon yang disusun sesuai dengan respon siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Physics Study Base On The Hypothetical Learning Trajectory: Analyse The Respon And Activity Learn the Student Senior High School
Result preliminary study at one of Senior High School in Bandung indicate that the study of physics in class, student can’t get facility in learning so that student find difficulties to learn. Lesson plan must pay attention to the individual difference of competitor educated, that lesson plan have to be compiled by pursuant to gender difference, ability of early, intellectual level, enthusiasm, motivate to learn the, talent, potency, social ability, emotion, style learn the, special requirement, speed learn the, cultural background, norm, assess, and/or competitor environment educated. This matter indicate that the ability think every individual different. thinking process of. In planning a study, teacher require to make the prediction about how student possibility learn , prediction in this case go together how ability think and understanding of student will expand in activity learn designed by teacher. Therefore to draw up the student in learning need of[is existence of a hypothetical learning trajectory (HLT). In this research is conducted by a physics study base on the hypothetical learning trajectory ( HLT). Method used in this research is descriptive. Result of research conducted indicate that by hypothetical learning trajectory ( HLT), route learn in study earn the prediction better. Aid learn pursuant to respon student can assist the difficulty learn the student. k. Thereby from result analyse the inferential data that physics study base on the Hypothetical Learning Trajectory ( HLT) can overcome the difficulty learn the student.
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identfikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Penyusunan Rencana Pembelajaran yang Dikembangkan Melalui
Perangkat Pembelajaran Hypothetical Learning Trajectory ... 11
C. Aktifitas Belajar Siswa... 20
1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 20
2. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Belajar... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 24
B. Desain Penelitian ... 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
D. Definisi Operasional ... 27
E. Prosedur Penelitian ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 29
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
1. Profil Respon Siswa ... 33
a. Respon Siswa Yang Muncul ... 33
b. Analisis Respon Siswa ... 39
2. Aktifitas Belajar Siswa ... 47
a. Kecenderungan Umum Aktivitas Siswa ... 48
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dimyati dan Mudjiono, 2002:159).
Menurut Sudjana (1992:6), pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan
siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar mengajar. Dari pengertian tersebut,
maka dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah proses belajar mengajar untuk
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tidak lepas dari
hubungan timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Proses pembelajaran di kelas merupakan bagian dari tugas guru di sekolah.
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat merencanakan sebuah
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik belajar dengan baik. Pembuatan
perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Menurut Standar Proses Pendidikan pada Peraturan
Pemerintah No.41 Tahun 2007, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam merencanakan sebuah pembelajaran, guru harus memperhatikan
perbedaan individu peserta didik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan
2
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada point 1 yaitu RPP harus memperhatikan perbedaan individu peserta didik,
berdasarkan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir setiap individu berbeda- beda.
Namun, dalam proses pembelajaran di sekolah, sering ditemukan beberapa
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar antara siswa satu
dengan siswa lainnya tidak selalu sama. Ada siswa yang mengalami kesulitan
dalam berhitung, ada pula yang mengalami kesulitan dalam hal berpikir, bahkan
kesulitan-kesulitan lainnya yang dapat menghambat proses belajar . Seperti yang
diungkapkan Abdurrahman (2003: 9) bahwa:
Kesulitan belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis, matematika, dan mengeja; atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara, dan berpikir.
Para ahli pun menaruh perhatian pada faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar. Beberapa studi tentang kesulitan belajar (Jersild dan Taisch 2003,
Nurkencana 1996) menyatakan bahwa :
Salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan belajar adalah aktivitas. Dalam hal ini adalah minat, dimana minat adalah menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya Slameto (2003:49) mengatakan “Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Aktivitas belajar tersebut diantaranya menurut Diedrich (Sardiman ,2011) aktivitas dibagi menjadi 8 yaitu writing, oral, listening, mental, motorik,
visual, emotional, dan drawing activities. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa
3
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan
tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas
belajar, dan lain sebagainya (Rosalia, 2005:4).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada salah satu SMA negeri di Bandung
dalam mata pelajaran Fisika melalui wawancara kepada guru dan siswa serta
observasi langsung di dalam kelas, menunjukan bahwa secara umum
pembelajaran Fisika di kelas masih cenderung bersifat satu arah, sehingga banyak
siswa terlihat tidak tertarik untuk melakukan aktivitas belajar mengenai fisika.
Siswa lebih menerima informasi secara langsung tanpa adanya interaksi dari guru
pada siswa. Sehingga, Guru belum menfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan
siswa seperti berpendapat, menjawab pertanyaan dan tidak adanya reward pada
siswa saat melakukan aktivitas belajar.
Kemudian dari hasil wawancara guru, observasi dan hasil studi literatur pada
penelitian Moore (2012), materi listrik dinamis merupakan materi yang memiliki
banyak kemungkinan respon-respon yang muncul saat pembelajaran berlangsung.
Ini dapat dilihat dari hasil observasi penulis bahwa siswa kesulitan memahami
materi arus listrik, beda potensial, Hukum Ohm, faktor-faktor yang
mempengaruhi hambatan dan fungsi rangkaian paralel. Siswa tidak tertarik
dengan pembelajaran yang satu arah dan terlihat dari hasil angket bahwa siswa
80% tidak tertarik belajar fisika sehingga menyebabkan tidak adanya aktivitas
belajar siswa yang terbentuk.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut jelas bahwa ini merupakan
tantangan seorang guru fisika karena keseluruhan hasil tersebut dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya dalam materi listrik dinamis.
Kurangnya minat siswa akibat kurangnya interaksi siswa dengan siswa lain dan
tidak ada apresiasi dari guru untuk siswa yang aktif sehingga membuat siswa tidak
melakukan aktivitas belajar dan membuat pembelajaran dikelas tidak terbentuk
dan membuat kelas menjadi membosankan. Oleh karena itu perencanaan
4
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menciptakan pembelajaran fisika yang baik dan dapat tercapainya tujuan dari
pembelajaran.
Dengan adanya perbedaan dari setiap individu, masing-masing siswa jelas
akan memberikan respon yang berbeda-beda dalam pembelajaran yang telah
dirancang guru. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya guru
dapat memprediksi respon apa saja yang mungkin diberikan oleh siswa, sehingga
guru dapat memberikan tindakan yang sesuai dan dapat mengatasi kesulitan
belajar setiap siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Risnanosanti (2012),
Guru perlu membuat prediksi tentang bagaimana kemungkinan siswa belajar konsep secara khusus, prediksi dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana kemampuan berpikir dan pemahaman siswa akan berkembang dalam aktivitas belajar yang dirancang oleh guru.
Simon (1995) mengenalkan suatu Hypothetical Learning Trajectory (HLT)
atau lintasan belajar yang disediakan oleh guru berdasarkan pada pemikiran untuk
memilih desain pembelajaran khusus, sehingga hasil belajar terbaik sangat
mungkin untuk dicapai. Hal ini dapat terlihat dalam pemikiran dan perencanaan
yang terjadi dalam pengajaran, termasuk respon spontan yang dibuat dalam
menanggapi pemikiran siswa.
Simon (1995) menggunakan kata “hipotesis” agar guru menjadi fleksibel dalam merubah arah pembelajaran dan mengadaptasi aspek-aspek aktivitas yang
telah direncanakan dalam menanggapi respon siswa sepanjang pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menggunakan Hypothetical
Learning Trajectory (HLT) dalam membuat suatu desain pembelajaran. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas sekaligus sebagai suatu tindakan antisipatif
terhadap kemungkinan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Kemudian setelah menyusun Hypothetical Learning Trajectory
(HLT) pada materi listrik dinamis, penulis ingin juga mengetahui bagaiman
5
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trajectory (HLT) yang dibuat. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui profil respon dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran
fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HLT).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah pada latar belakang, maka identifikasi masalah
penelitian yang akan diteliti adalah kesulitan belajar siswa pada materi listrik
dinamis yang disebabkan adanya perbedaan kemampuan individu sehingga
banyak kemungkinan-kemungkinan respon yang muncul pada pembelajaran dan
aktivitas belajar siswa yang kurang karena kurangnya interaksi guru dengan siswa.
Dari identifikasi masalah tersebut dapat ditentukan batasan masalah pada
penelitian ini yaitu mengidentifikasi respon siswa dan profil aktivitas belajar
siswa. Identifikasi respon siswa yang dimaksud merupakan respon siswa yang
disusun saat merancang pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning
Trajectory (HLT) terkait konten materi listrik dinamis dan profil aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah visual, oral, writing dan motorik activities.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka secara
operasional permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana analisis profil
respon dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Fisika berbasis Hypothetical
Learning Trajectory (HLT) ?”
Adapun beberapa pertanyaan yang harus dijawab dari hasil penelitian ini,
yaitu:
1. Bagaimana profil respon siswa pada pembelajaran fisika berbasis
Hypothetical Learning Trajectory (HLT)?
2. Bagaimana profil aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fisika berbasis
6
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis respon dan
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning
Trajectory (HLT). Selain itu, dari hasil penelitiannya nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun, yaitu:
1. Menganalisis profil respon siswa pada pembelajaran fisika berbasis
Hypothetical Learning Trajectory (HLT), serta
2. Memperoleh gambaran aktivitas belajar siswa pada saat implementasi
pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HLT).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk
penulis tetapi juga kepada pembaca, khususnya guru sebagai pendidik anak
bangsa. Selain itu, penulis juga berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat
kepada siswa. Adapun manfaat-manfaat tersebut yang diharapkan dari penelitian
ini di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan bagaimana membuat dan
merancang pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan belajar siswa,
serta melatih keterampilan penulis untuk meninjau reaksi-reaksi yang
harus diambil secara refleks.
2. Bagi guru fisika, diharapkan dapat menjadi ide baru dan rekomendasi yang
dapat meningkatkan pemahaman para guru mengenai prinsip dasar dalam
merancang pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana ia mengajar
materi pelajaran kepada siswa. Selain itu, memberikan pemahaman pada
guru tentang betapa pentingnya memperhatikan respon-respon siswa yang
mungkin muncul dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat
berlangsung sesuai dengan rencana dan mempermudah guru dalam
7
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi guru fisika, diharapkan dapat menjadi sebuah ide atau rekomendasi
bagaimana seharusnya pembelajaran fisika dapat menumbuhkan kegiatan
akttivitas belajar yang baik.
F. Struktur Organisasi Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima Bab. Kelima Bab tersebut disusun secara
berurutan dari Bab I sampai Bab V. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri
dari enam sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab
II merupakan kajian pustaka dari teori-teori yang dikaji dalam penelitian. Adapun
teori-teori tersebut yang sekaligus merupakan sub bab dari Bab II yaitu
Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dan aktivitas belajar siswa. Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari enam sub bab, yaitu metode dan
desain penelitian, populasi dan desain penelitian, definisi operasional, prosedur
penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.
Bab VI merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua sub bab
yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan penafsiran dan
pemaknaan penulis terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang terdiri dari
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis respon dan
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning
Trajectory (HLT). Untuk mewujudkan tujuan dari penelitian ini hal yang harus dilakukan adalah memperoleh gambaran mengenai respon siswa pada
pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dan juga
profil aktivitas belajar siswa. Oleh sebab itu dibutuhkan metode deskriptif untuk
memperoleh gambaran-gambaran tersebut. Sukmadinata (Erna: 2008)
mengemukakan mengenai penelitian deskriptif sebagai berikut.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang
dikemukakan Furchan (Erna: 2008) bahwa (1) penelitian deskriptif cenderung
menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara
teratur-ketat, mengutamakan objektivitas, dan dilakukan secara cermat; (2) tidak adanya
perlakuan yang diberikan atau dikendalikan; dan (3) tidak adanya uji hipotesis.
Selain itu, penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studi yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian.
2. Pada penelitian deskriptif murni tidak dibutuhkan kelompok kontrol
25
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu, atau untuk memperoleh gambaran tentang hal-hal yang berkaitan
dengan masalah.
3. Terdapatnya hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang
didasarkan atas tabel silang yang disajikan.
4. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa
dilakukan analisis yang mendalam. Penyajian data hasil penelitian dapat
berupa tabel distribusi frekuensi, tabel silang dan grafik.
5. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pendahuluan dan digunakan
bersama-sama dengan hampir semua jenis penelitian, misalnya untuk
menentukan kriteria subjek studi.
6. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan
setiap subjek studi selama penelitian hanya diamati satu kali.
7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa
sampling survei atau data sekunder dari rekam medis.
8. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas.
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti
berikut.
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal
ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,
mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan
26
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Membuat laporan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka
melalui metode deskriptif ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian
ini.
B. Desain Penelitian
Untuk desain penelitian diawali dengan mengidentifikasi kesulitan belajar
siswa dari hasil observasi dan wawancara dalam memahami materi yang diajarkan
selanjutnya membuat rancangan pembelajaran berbasis Hypothetical Learning
Trajectory (HLT). Dalam merencanakan pembelajaran disusunlah prediksi- prediksi respon dan bantuan yang akan diberikan saat respon itu muncul.
Kemudian saat pelaksanaan pembelajaran diukurlah respon-respon yang muncul
dengan transkip video dan aktivitas belajar siswa dengan lembar aktivitas belajar
[image:18.595.223.514.430.652.2]siswa. Desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Pelaksanaan
Prediksi Respon
27
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 tahun ajaran
2012/2013 pada salah satu SMA negeri di Bandung. Penelitian yang akan
dilakukan mengambil sampel kelompok. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik sampling nonprobabilitas, yaitu teknik pengambilan
sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut
pertimbangan pakar. Dalam penelitian ini sampel kelompok yang dimaksud
adalah satu kelas homogen yang telah dipilih penulis berdasarkan pertimbangan
karakteristik siswa-siswa dalam kelas tersebut yang hampir memenuhi kriteria
yang peneliti inginkan.
Adapun kelompok yang dijadikan sampel oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah salah satu kelas di yang mempunyai homogenitas yang sama dengan kelas
dalam studi pendahuluan, yaitu kelas X di salah satu SMA negeri di Bandung.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:
1. Profil respon siswa yang dimaksud adalah respon mengenai konten
pembelajaran. Respon tersebut didapat dengan mencatat respon yang
muncul dibandingkan dengan jumlah respon yang diprediksi sebelumnya
pada pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kemudian dilihat juga kesulitan
beajar siswa yang dialami saat implementasi untuk pembuatan HLT
selanjutnya.
2. Profil aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini diambil 4 jenis aktivitas
28
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian disajikan dalam persentase untuk nilai kecenderungan umum
dari lembar observasi.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan
penelitian.
2) Menghubungi pihak sekolah dan guru mata pelajaran fisika
3) Membuat surat izin penelitian.
4) Menentukan sampel penelitian.
5) Melakukan studi pendahuluan yang meliputi observasi atau
pengamatan langsung terhadap pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sarana dan
prasarana, kondisi siswa dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah
yang dijadikan tempat penelitian.
6) Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang akurat
mengenai permasalahan yang akan dikaji.
7) Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang
dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui
tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak
dicapai.
8) Menyiapkan Perencanaan Pembelajaran yang akan digunakan
kemudian mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru
mata pelajaran fisika untuk mendapatkan masukan sehingga dapat
29
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9) Membuat dan menyusun instrumen penelitian, meliputi lembar
observasi aktivitas belajar siswa
10) Men-judgement instrumen kepada dua orang dosen ahli dan satu
orang guru fisika.
11) Merevisi atau memperbaiki instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengatur kondisi kelas agar tertib dan semua siswa siap menerima
materi.
2) Melaksanakan perencanaan pembelajaran yang telah disusun melalui
pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical
learning trajectory.
3) Merekam kegiatan pembelajaran untuk melihat respon yang muncul
saat pembelajaran.
4) Mengamati aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran fisika oleh
observer dengan berpedoman pada lembar observasi.
3. Tahap Akhir
Kegiatan pada tahap akhir adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis transkip video pembelajaran.
2) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.
3) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian.
4) Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi
hambatan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
5) Mengkonsultasikan hasil pengolahan data penelitian kepada dosen
30
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan informasi atau data-data yang mendukung pencapaian
tujuan sebuah penelitian dibutuhkan suatu alat atau cara yang biasa disebut teknik
pengumpulan data. Untuk memperoleh data yang sesuai sifat dan jenis data yang
diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan untuk mengambil
data dalam penelitian ini adalah instrumen non tes, yang terdiri dari analisis
transkip video pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
1. Transkip Video Pembelajaran
Transkip video pembelajaran digunakan untuk membantu mendeskripsikan
desain dan implementasi pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning
Trajectory. Pengambilan video dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua buah alat
perekam untuk mengumpulkan data berupa video ini. Satu alat perekam
ditempatkan secara diam di satu sisi, yang dapat merekam semua kegiatan
pembelajaran dari awal hingga akhir. Akan tetapi video tersebut hanya dapat
merekam di satu sisi saja. Oleh karena itu, alat perekam lainnya diposisikan
agar dapat berpindah-pindah tempat untuk merekam kegiatan siswa lebih
dekat dan jelas. Hal tersebut dilakukan penulis selama penelitian berlangsung,
yaitu terdiri dari dua pertemuan untuk kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan aspek aktivitas dinilai
pada setiap materi inti. Adapun aspek-aspek yang diukurnya meliputi
aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, mengajukan
31
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan guru, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, melakukan
eksperimen/percobaan, melakukan diskusi kelompok dan mengambil data
percobaan. Cara pengisian hanya dengan membubuhkan tanda ceklist pada
masing-masing aspek yang dilakukan siswa. Kemudian data yang diperoleh
dikonversi kedalam bentuk presentase.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Sesuai dengan teknik pengolahan data yang penulis gunakan, ada tiga macam
data yang perlu diolah dan dianalisis dalam penelitian ini. Data-data tersebut
meliputi transkip video pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas belajar
siswa. Data transkip video pembelajaran berbentuk data kualitatif, sedangkan
lembar observasi berbentuk data kuantitatif.
1. Transkip Video Pembelajaran
Transkip video pembelajaran yang diperoleh kemudian diolah dengan
cara di analisis. Dari video tersebut dapat dilihat bagaimana proses
pembelajaran yang berlangsung. Selain itu dapat dilihat pula
aktivitas-aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran. Dari analisis video tersebut
penulis dapat memperoleh temuan-temuan yang menarik seputar kegiatan
siswa dan interaksi siswa, baik dengan siswa lain maupun guru. Selain itu,
penulis juga dapat menganalisis respon-respon siswa yang muncul, apakah
sesuai dengan respon yang telah diprediksikan, atau ada respon baru yang
muncul, yang tidak terprediksi. Melalui analisis transkip video pembelajaran
inilah yang digunakan penulis dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan
desain dan implementasi pembelajaran yang di desain menggunakan
hypothetical learning trajectory (HLT). Deskripsi tersebut diperoleh berdasarkan perbandingan jumlah prediksi respon dan respon yang muncul
32
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian respon-respon yang muncul dianalisis dan dilihat kesulitan
apa yang dialami oleh siswa untuk menjadi bahan pertimbangan HLT
berikutnya.
2. Aktivitas belajar siswa
Untuk mengetahui aktivitas siswa dapat diketahui dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
P = F/N x 100%
Keterangan : P = angka persentase
F = frekuensi
N = banyak individu (Budiarto, 2002:25)
Untuk mengetahui analisis data dan untuk mengetahui aktivitas siswa
maka digunakan kriteria sebagai berikut : Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0.
Kemudian hasil tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori seperti
[image:24.595.189.437.483.682.2]di dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Kategori Aktivitas Siswa
(Di adaptasi dari Panggabean, 1898)
Persentase Kategori
P = 100% Seluruhnya
75% ≤ P ≤ 100% Pada umumnya
50% ≤ P ≤ 75% Sebagian besar
P = 50% Setengahnya
25% ≤ P ≤ 50 % Hampir setengahnya
0% < P < 25% Sebagian kecil
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan di salah satu SMA
negeri di Bandung kelas X semester 1 mengenai analisis respon siswa dan
aktivitas belajar siswa pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning
Trajectory diperoleh hasil bahwa pembelajaran fisika yang telah dirancang menghasilkan pembelajaran yang baik karena respon yang telah diprediksikan
muncul dan aktivitas visual dan aktivitas motorik muncul saat implementasi.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa:
1. Dengan desain pembelajaran berbasis Hypothetical Learning Trajectory
penulis dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan respon siswa yang
dan bantuan yang harus diberikan. Selain itu implementasinya pun
menunjukkan respon yang telah diprediksikan muncul dalam kegiatan
pembelajaran. Dari respon-respon yang muncul tersebut, penulis dapat
memberikan bantuan yang telah ditetapkan sesuai dengan masing-masing
respon. Akan tetapi, ketika pembelajaran, ternyata ada beberapa respon
baru yang muncul. Respon-respon tersebut merupakan respon di luar
prediksi penulis. Respon di luar prediksi muncul karena pertanyaan
(bantuan) yang diberikan guru kurang mengarah pada tujuan. Kemudian
muncul kesulitan- kesulitan belajar yang baru yang muncul saat proses
implementasi sehingga dibuat kembali HLT yang telah disesuaikan dengan
kesulitan belajar tersebut.
2. Profil aktifitas belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran fisika
melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical
56
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian yang telah dilakukan, penulis
menyarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rancangan
pembelajaran Hypothetical Learning Trajectory yang telah direvisi
berdasarkan implementasi oleh penulis karena penelitian Hypothetical
Learning Trajectory ini perlu dilakukan secara berulang sehingga menemukan learning trajectory yang ideal.
2. Penentuan kesulitan belajar siswa bisa didapatkan dengan menggunakan
tes diagnostik terlebih dahulu sehingga dalam menyusun Hypothetical
Learning Trajectory tergambar benar kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
3. Pembuatan hypothetical learning trajectory seharusnya tindakan dan
bantuan yang seharusnya memperhatikan jenis aktivitas-aktivitas yang
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Aries S, E.F. (2008). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia:
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Peraturan pemerintah no. 41 tahun 2007 tentang standar proses
Rintayati P dan Sulistya Partomo Putro. 2010. Meningkatkan Aktivitas
Belajar (Active Learning) Siswa Berkarakter Cerdas Dengan Pendekatan Sains Teknologi (Stm). Surakarta
Rosalia, Tara. 2005. Aktifitas Belajar. [Online]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/social- sciences/1961162-aktifitas-belajar/
(24/06/13).
Simon and Tzur. (2004). Explicating the Role of Mathematical Tasks in
Conceptual Learning. Lawrence & Eblaum association Inc.
Sudjana (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suhadi. (2010). Cara- Cara Untuk Mendorong Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran. Penerbit: Alifa Alternative Media
59
Muhammad Rizki Gorbyandi Nadi, 2014
Analisis respon dn aktivitas belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HTL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Labortorium: Perspektif Dari Guru-guru Sains SMPN Di Kota Cimahi. Johor: Skudai
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wijaya A. (2009). Hypothetical Learning Trajectory dan Peningkatan