• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISKA SISWA SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

RIZKA HASMI NASUTION NIM. 8146175031

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pada penulisan tesis ini penulis memilih judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA” disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED;

2. Terkhusus kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku Wakil Direktur Pascasarjana Unimed sekaligus sebagai pembimbing I tesis, yang telah mendampingi, membimbing serta memotivasi penulis sejak awal penulisan tesis hingga selesai dengan baik sesuai yang diharapkan; 3. Terkhusus kepada Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si selaku dosen

pembimbing II tesis, yang telah mendampingi, membimbing serta memotivasi penulis sejak awalpenulisan tesis hingga selesai dengan baik sesuai yang diharapkan;

4. Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si., Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si., dan Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si sebagai narasumber yang telah memberikan saran dan banyak masukan yang membangun demi penyempurnaan tesis ini;

(5)

iv

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika PPs Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan berlangsung;

7. H Rusdi Ramli, S.E selaku Kepala Sekolah SMA Panca Budi Medan, Bapak Erwinsyah, S.T, M.Si., selaku guru fisika SMA Panca Budi Medan, beserta seluruh dewan guru dan staf pegawai yang telah memberikan waktu, kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

8. Teristimewa penulis sampaikan dan persembahkan kepada Ayahanda tersayang Hasan Bahri Nst , Ibunda tercinta Nurhelmi ,dan suami terkasih tersayang Ganda Saputra Siregar, yang telah mendukung penulis dan secara terus menerus memberikan doa yang tulus, kasih sayang yang tak pernah henti, yang besar dari segi materil, spritual dan nasehat yang menjadi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta putri kecilku yang selalu memberikan semangat untuk bunda segera menyelesaikan tesis.

9. Teman-teman seperjuangan terkhusus Kelas A-1 PPs Pendidikan Fisika yang juga telah memberikan semangat, motivasi, dan keyakinan untuk menjadi yang terbaik.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, oleh karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Medan, 21 Juni 2016 Penulis,

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3. Batasan Masalah... 9

1.4. Rumusan Masalah ... 9

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 10

1.7. Definisi Operasional ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 12

2.1.1. Perangkat Yanng Dikembangkan... 17

2.1.1.1. Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP)... 17

2.1.1.2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)... 22

2.2. Model Pembelajaran Problem based learning... 27

2.2.1.Pengertian Model Pembelajaran Problem Based learning... 27

2.2.2.Tujuan Problem Based Learning ... 28.

2.2.3.Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning... 29

2.2.4.Komponen-Komponen Problem Based Learning.... 30

2.2.5.Teori Belajar yang Melandasi Model Problem Based Learning... 31

2.3. Hasil Belajar... 32

2.4. Materi Fluida... 36

2.5. Penelitian terdahulu... 39

2.6. Kerangka Konseptual... 44

2.7. Hipotesis... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian... 46

3.2. Sampel Penelitian ... 46

3.3. Jenis Penelitian ... 46

(7)

vi

3.5. Jenis Data... 50

3.6. Instrumen Penelitian... 50

3.7.Analisis Butir Tes Hasil belajar... 52

3.7.1.Validasi Butir Soal Hasil belajar... 52

3.8.Teknik Analisis Data... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 54

4.1.1. Define... 54

4.1.1.1. Front-end Analysis(Analisis Ujung Depan)... 55

4.1.1.2.Learner Analysis (Analisis Siswa)... 56

4.1.1.3. Task Analysis (Analisis Tugas)... 56

4.1.1.4. Concept Analysis (Analisis Konsep)... 57

4.1.1.5. Specifying Instructional Objectives (spesifikasi Tujuan Pembelajaran)... 57

4.1.2. Design... 60

4.1.2.1. Media Selection... 61

4.1.2.2. Format Selestion... 61

41.2.3. Initial Design... 62

4.1.3. Develope... 68

4.1.3.1. Validasi Dosen Ahli... 68

4.1.3.2. Validasi Produk oleh Guru Fisika... 72

4.1.3.3. Penilaian Perangkat Secara Keseluruhan... 74

4.1.3.4. Uji Produk Kelompok Kecil... 76

4.1.3.5. Uji Coba Produk... 77

4.1.3.6. Penilaian Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran... 79

4.1.3.7. Analisis Tes Hasil Belajar... 82

4.2. Pembahasan... 82

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 88

5.2. Saran... 89

5.2.1. Saran Untuk Praktis... 89

5.2.2. Saran Untuk Peneliti Lanjut... 90

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning ... 29

Tabel 2.2. Taksonomi Anderson dan Krathwohl... 35

Tabel 2.3.Penelitian Yang Relevan ... 39

Tabel 3.1. Nilai N-gain ternormalisasi dan klasifikasi ... 53

Tabel 4.1. Indikator Pencapaian Kompetensi... 58

Tabel 4.2. Indikator Pencapaian Kompetensi Untuk Setiap Pertemuan... 63

Tabel 4.3. Tujuan Pembelajaran Untuk Setiap Pertemuan ... 63

Tabel 4.4. Materi Pembelajaran untuk Setiap Pertemuan ... 64

Tabel 4.5. Rincian Penilaian dan Jumlah Butir Pernyataan Dalam Lembar Penilaian RPP oleh Dosen Ahli ... 66

Tabel 4.6. Rincian Penilaian dan Jumlah Butir Pernyataan Dalam Lembar Penilaian LKS oleh Dosen Ahli ... 67

Tabel 4.7. Rincian Penilaian dan Jumlah Butir Pernyataan Dalam Lembar Penilaian LKS oleh Guru Fisika ... 67

Tabel 4.8. Rincian Penilaian dan Jumlah Butir Pernyataan Dalam Lembar Penilaian LKS oleh Siswa ... 67

Tabel 4.9. Penilaian RPP oleh Dosen Ahli ... 69

Tabel 4.10. Data hasil Penilaian Kulaitatif oleh Dosen Ahli ... 70

Tabel 4.11. Penilaian Kualitatif LKS oleh Dosen Ahli ... 70

Tabel 4.12. Data Hasil Penilaian Kualitatif LKS oleh Dosen Ahli ... 71

Tabel 4.13. Penilaian RPP oleh Guru Fisika ... 73

Tabel 4.14. Data Hasil Penialain Kualitatif RPP oleh Guru Fisika ... 73

Tabel 4.15. Penilaian LKS Kuantitatif oleh Guru Fisika ... 74

Tabel 4.16. Data Hasil Penilaian RPP oleh Seluruh Validator ... 74

Tabel 4.17. Data Penialain Keseluruhan Validator Pada Setiap Aspek dan Validator ... 75

Tabel 4.18. Penilaian Kuantitatif LKS Kelompok Kecil ... 76

Tabel 4.19. Data Kualitatif Uji Kelompok Kecil ... 76

Tabel 4.20. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk ... 77

Tabel 4.21. Hasil Lembar Penilaian Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 80

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tahap Pendefinisian dan Membuat Identifikasi Tujuan

Pembelajaran ... 47 Gambar 3.2. Tahap Identifikasi Indikator, Penetapan RPP dan LKS serta

Desain Awal ... ... 47 Gambar 3.3. Tahap Review, Revisi I, Uji coba dan Revisi II... ... ... 48 Gambar 3.4. Skema Langkah-Langkah Pengembangan Perangkat

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Analisis Kurikulum... 94

A.2. Format RPP yang sedang berjalan di SMA Swasta Panca Budi ... 96

A.3. Format RPP yang disusun peneliti ... 97

A.4. Format LKS yang sedang berjalan di SMA Swasta Panca Budi ... 98

A.5. Format LKS yang disusun peneliti... 99

Lampiran B B.1 Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP Dosen dan Guru Fisika... 100

B.2 Deskripsi Lembar Penilaian RPP Dosen Ahli dan Guru Fisika... 101

B.3 Lembar Penilaian RPP oleh Dosen Ahli dan Guru Fisika... 105

B.4 Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS Dosen Ahli dan Guru Fisika... 111

B.5 Deskripsi Lembar Penilaian LKS Dosen Ahli dan Guru Fisika... 112

B.6 Lembar Penilaian LKS oleh Dosen Ahli dan Guru Fisika... 116

B.7 Lembar Penilaian RPP oleh Siswa... 121

B.8 Kisi-Kisi Lembar Penilaian LKS Oleh Siswa... 122

B.9 Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 123

B.10 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar... 125

Lampiran C C.1. Penilaian RPP oleh Dosen Ahli... 129

C.2. Penilaian LKS oleh Dosen Ahli... 135

C.3. Penilaian RPP oleh Guru Fisika... 140

C.4. Penilaian LKS oleh Guru Fisika... 146

C.5. Penilaian LKS oleh Kelompok Kecil... 151

C.6. Laporan LKS oleh Kelompok Kecil... 155

C.7. Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Siswa... 160

C.8 Penilaian LKS oleh Siswa... 164

C.9. Laporan LKS oleh Siswa... 166

C.10 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar………. 171

C.11. Tes Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes... 173

Lampiran D D.1 Tabulasi Penilaian RPP Oleh Dosen Ahli dan Guru Fisika... 177

D.2 Tabulasi Penilaian LKS Oleh Dosen Ahli dan Guru Fisika... 178

D.3 Tabulasi Penilaian LKS Oleh Kelompok Kecil... 179

D.4 Tabulasi Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Siswa... 180

D.5 Tabulasi Penilaian LKS Oleh Siswa... 184

D.6 Tabulasi penilaian Pretes dan postes Siswa... 187

D.7 Dokumentasi... 189

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mencetak generasi bangsa

yang beriman dan bertakwa, berbudi luhur, cerdas, dan kreatif. Untuk itu perlu

adanya dukungan yang kuat dalam pelaksanakan sistem pendidikan agar tujuan

tersebut terlakasana. Tujuan pendidikan kemudian diimplementasikan dalam

kurikulum. Indonesia mengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dengan kurikulum 2013. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013,

kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Sesuai dengan tujuan

K13 tersebut peran guru dalam menyusun perangkat pembelajaran sangat penting

untuk mendukung keberhasilan siswa

Perangkat pembelajaran berisi tentang rencana proses pembelajaran, bahan

ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan penilaian. Namun masih banyak ditemukan

kinerja guru dalam menyusun perangkat pembelajaran belum memenuhi

ketentuan standar proses, yakni pada umumnya perangkat yang disusun belum

tepat dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran, sehingga dalam

proses belajar peserta didik belum mendapatkan pengalaman belajar yang

(12)

bermakna. Maka perlu dilakukannya evaluasi penyusunan perangkat pembelajaran

yang tepat untuk mendukung lancarnya proses pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk

mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang otak secara maksimal.

Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasaingin

tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba , berfikir secara intuitif atau

bereksplorasi (Sanjaya : 2009). Sehingga perlunya cara meningkatan kemampuan

siswa dalam melatih kemampuan kognitifnya. Proses pembelajaran yang optimal

yang dapat menghasilkan pembelajaran yang optimal pula. Oleh karena itu kita

harus memahami apa saja yang menjadi faktor yang mempengaruhnya. Faktor

yang paling mempengaruhi adalah dalam pemilihan metode. Guru harus bijak

dalam memilih model yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan.

Kesalahan guru dalam memilih model atau metode pembelajaran dapat

menimbulkan, perolehan hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran, tidak efektifnya kegiatan pembelajaran, kejenuhan peserta didik

dalam belajar, tidak ada kemauan untuk fokus belajar, dan hal lain yang

mengahambat tercapainya tujuan pembelajaran. Pemilihan model atau metode

seharusnya membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam

pembelajaran fisika.

Pembelajaran fisika harus disesuaikan dengan karekateristik sains yaitu

siswa dituntut untuk belajar dari pengalaman empirik. Artinya siswa belajar untuk

(13)

dalam kegiatannya sehari-hari. Karena membiasakan siswa aktif memecahkan

masalah merupakan modal bagi siswa untuk memiliki kompetensi yang pada

gilirannya dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari–hari, lebih

mandiri dalam mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya dan mandiri dalam

pekerjaan.

Menurut Wena (2011) membelajarkan pemecahan masalah kepada siswa

berarti melatih siswa dalam mengambil keputusan. Keputusan diambil setelah

siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menganalisis informasi, dan

memahami perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperoleh. Model

pembelajaran yang mampu membangun kemampuan tersebut adalah Problem

Based Learning (PBL). Dimana PBL merupakan suatu model yang dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir,

keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya (Arends,

2012).

Menurut Bubonics yang dikutip dari (Grrsul.dkk, 2009) menjelaskan

bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menuntut siswa dalam menyelasaikan

masalah yang didapat dari kehidupan nyata dan membangun strategi pemecahan

masalah siswa , pengetahuan , pengalaman serta kemampuannya sampai dengan

proses penyelesaian masalah. Mark (2005) mengatakan, di berbagai literatur PBL,

lima fitur kunci dari kurikulum PBL yang dapat dibedakan diantaranya: guru

sebagai fasilitator, penggunaan proses eksplisit untuk memfasilitasi pembelajaran,

penggunaan "untuk mensimulasikan, kontekstual dan pembelajaran terpadu,

(14)

Menurut Jeong So (2009) pertama sekali, PBL didorong oleh masalah,

peserta merasa bahwa menciptakan masalah sebenarnya yang berada dalam diri

mereka sendiri adalah tugas yang paling sulit. mereka yang diindikasikan

mengalami kesulitan dengan pernyataan masalah menyatakan bahwa mereka tidak

yakin mengenai (a) bagaimana membuat masalah yang menarik, sebenarnya, dan

berstruktur buruk, dan (b) komponen apa yang harus menjadi pernyataan masalah.

Karim (2008) PBL memiliki potensi untuk mengatasi banyak tantangan

dan sebagai hasilnya, pengalaman siswa terhadap pemahaman yang mendalam

dan menguasai penggunaan konsep penting. Samsiah,dkk (2012) kemampuan

umum yang dihasilkan oleh PBL antara lain i) pengetahuan tentang aplikas, kerja

sama dan kemampuan komunikasi, ii) kemampuan ahli, iii) kemampuan

memimpin dan iv) berfikir kritis dan hasil belajar.

Menurut Cotton (2011) pembelajaran berbasis masalah mengembangkan

keterampilan berpikir yang lebih tinggi. Keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi

jarang diajarkan, tetapi harus dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum apapun.

Pembelajaran berbasis masalah mengajarkan siswa untuk mengembangkan

keterampilan berpikir seperti kemampuan untuk hipotesis, mensintesis,

menganalisis, mengevaluasi dan generalisasi informasi bukan hanya mengingat

saja. Artinya dengan model pembelalajaran PBL dapat melatih kemampuan siswa

dalam meningkatkan kognitif tingkat tinggi. Menurut Taxonomy Bloom kognitif

tingkat tinggi adalah ranah kognitif yang berada pada level IV, V, dan VI yaitu

(15)

menggunakan PBL, bukan hanya belajar untuk mengingat , memahami, dan

menghitung tetapi, belajar dengan level kognitif yang lebih tinggi.

Penelitian yang menggunakan model PBL adalah Temel (2014) menurut

hasil penelitiannya ditemukan bahwa disposisi berpikir kritis guru pra layanan di

kelompok eksperimen berada di tingkat lebih tinggi dibandingkan kelompok

control berdasarkan pelaksanaannya. Penelitian lain yaitu France (2008)

menyatakan bahwa terjadi perubahan yang signifikan aktivitas siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan yang

diajarkan dengan model pembelajaran tradisional.

Penelitian oleh Sulaiman (2011) menyatakan bahwa proses dari PBL

secara teoritis mendukung pengembangan kemampuan berfikir kritis siswa sesuai

dengan design yang diterapkan. Penelitian lain yang menggunakan PBL adalah

Afolabi and Akinyemi (2009), menurut hasil penelitian terdapat perubahan yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem

based learning di bandingkan dengan model konvensional.

Menurut hasil wawancara dengan Pak Erwinsyah selaku guru mata

pelajaran fisika di SMA Swasta Panca Budi Medan menyatakan bahwa, kegiatan

pembelajaran di kelas terkadang melibatkan siswa dalam tanya jawab lisan

tentang pemahaman fisika dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari tetapi, soal-soal untuk melatih kemampuan kognitif siswa lebih dominan ke

soal-soal menghitung artinya siswa belum mampu menyelesaikan soal dengan

level kognitif yang lebih tinggi dan guru belum memberikan soal-soal yang

(16)

pembelajaran disekolah tersebut sudah menggunakan model pembelajaran yang

variatif. Namum dalam pelaksanaan tahap-tahap dari model pembelajaran tersebut

belum dilaksanakan secara optimal, contohnya dalam menggunakan pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning) sintkas PBL belum terlihat jelas,

sehingga RPP yang digunakan belum sesuai dengan langkah-langkah dari model

pembelajaran yang dibawakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun merupakan kegiatan praktikum yang

prosedur kerjanya masih menggunakan resep, tidak melatih kemampuan siswa

untuk memecahkan suatu permasalahan yang sederhana, sehingga perlu

dikembang RPP dan LKS yang berbasis masalah.

Wawancara yang diuraikan diatas menjelaskan bahwa perlu adanya

pengembangan perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk membimbing siswa

dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran

dilakukan agar pembelajaran menjadi efektif, efisien, dan tidak melenceng dari

kompetensi yang akan dicapai. Guru hendaknya mengembangkan perangkat

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. RPP merupakan

acuan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah.

RPP bukan hanya berisi kegiatan guru, tetapi juga berisi kegiatan siswa selama

proses pembelajaran. Kegiatan dalam RPP memfasilitasi siswa untuk

menghubungkan konsep fisika dalam memecahkan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Peniliti yang melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran

(17)

dilakukan oleh (Fahkrudin, 2013) dalam jurnalnya yang berjudul, “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Fisika Kesehatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Penalaran Dan Penguasaan Konsep Mahasiswa Kebidanan”. Dari hasil

penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa, Dari uji beda penerapan di lapangan

didapatkan terdapat perbedaan kemampuan penalaran dan penguasaan konsep

antara kelas eksperimen dan kelas kendali setelah pembelajaran. N-gain penalaran

mahasiswa kelas eksperimen adalah 0,6 dan kelas kendali 0,3 sedangkan N-gain

penguasaan konsep mahasiswa kelas eksperimen adalah 0,665 dan kelas kendali

0,43. Hal ini dapat disimpulkan penggunaan perangkat pembelajaran fisika

kesehatan berbasis masalah efektif untuk meningkatkan penalaran dan penguasaan

konsep mahasiswa.

Penelitian lain yang dilakukan oleh (Amiruddin, K. Dkk, 2013) dengan

jurnal penelitiannya yang berjudul,”Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Fisika Bagi Siswa SMP Negeri Di Daerah Tertinggal”, dimana hasil dari

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, rerata tanggapan guru terhadap

produk perangkat pembelajaran berkategori baik dan sangat baik rerata 75,6%.

Sedangkan tanggapan siswa terhadap produk Buku ajar yang berkategori baik dan

sangat baik rerata 87,7%. Hasil belajar siswa rerata meningkat 69,0% dengan

ketuntasan individu 70% dan klasikal 74,9%. Hasil ini menunjukkan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan mempunyai tanggapan positif dari guru

maupun siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Uraian yang disampaikan diatas membuat peneliti tertarik

(18)

pada materi fluida dinamis untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA di

sekolah Swasta Panca Budi kelas XI. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan

disesuaikan dengan K-13 dan berbasis masalah. Perangkat pembelajaran yang

dimaksud adalah RPP dan LKS . Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap.

Kelima tahapan tersebut diterapkan ke dalam RPP untuk menentukan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan diterapkan ke dalam LKS

Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D yang

terdiri dari Define, Design, Develop, dan Disseminate. Model 4-D dipilih karena

model pengembangan ini merupakan dasar untuk melakukan pengembangan

perangkat pembelajaran (bukan sistem pembelajaran), tahap tahap pelaksanaan

dibagi secara detail dan sistematik sehingga peneliti mengetahui hal-hal yang

dilakukan terlebih dahulu untuk setiap tahapan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa belum mampu menyelesaikan soal-soal kognitif tingkat tinggi dan

soal pemecahan masalah

2. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) belum

optimal dalam pelaksanaan tahapan-tahapannya

3. RPP yang disusun guru belum sesuai dengan langkah-langkah PBL

4. LKS yang disusun merupakan kegiatan praktikum yang prosedur kerjanya

(19)

5. Siswa belum pernah dihadapkan kedalam kegiatan yang berorientasi pada

pemecahan masalah.

1.3. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mendesain RPP dan LKS berbasis masalah

2. Hasil belajar siswa kognitif tingkat tinggi

3. Materi yang digunakan adalah Fluida Dinamis

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah mengembangkan perangkat pembelajaran fisika berbasis

masalah pada tingkat SMA?

2. Apakah perangkat pembelajaran fisika berbasis masalah yang

dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika berbasis masalah pada

tingkat SMA.

2. Menganalisis apakah perangkat pembelajaran fisika berbasis masalah

(20)

1.6. Manfaat Penelitiaan

Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalahsebagai berikut :

1. Untuk sekolah: dapat memberikan informasi yang baik dan sumbangan

dalam rangka meningkatkan proses belajar kualitas sekolah melalui

peningkatan prestasi siswa berupa hasil belajar dan profesionalisme guru.

2. Untuk guru: sebagai pertimbangan dalam memilih dan mengintegrasikan

berbagai macam model pembelajaran yang sesuai untuk membelajarkan

fisika dan perangkat pembelajarannya dapat meningkatkan hasil belajar

fisika siswa.

3. Untuk siswa: dapaat memotivasi dan menjadi aktif selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, perangkat pembelajaran tersebut dapat

meningkatkan hasil belajar mereka dan menjadikan pembelajaran yang

bermakna khususnya pada materi fluida dinamis.

4. Untuk peneliti: sebagai masukan, untuk meningkatkan pengetahuan untuk

selanjutnya dalam melakukan sebuah pengembangan perangkat

pembelajaran fisika berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Teori Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tahap-tahap

pengembangan mengikuti prosedur pengembangan model Thiagarajan,

(21)

(1974), model pengembangan yangdigunakan mengacu kepada model 4-D

(four D-Model). Model 4-D terdiri dari 4 tahapyaitu pendefinisian (define),

perancangan (design), pengembangan (develop), dandiseminasi

(disseminate).

2. Model Problem based learning

Problem based learning menurut Arends (2012) adalah ”pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan

untuk investigasi dan penyelidikan”.

3. RPP

Menurut Permendikbud No 65 tahun 2013 RPP merupakan gambaran

langkah-langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk sekali

pertemuan. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

pembelajaran siswa dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD)

4. LKS

LKS menurut Andi Prastowo (2011) adalah suatu bahan ajar cetak berupa

lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang

(22)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN PEMABAHASAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai

berkut:

1. Desaian perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti :

a. Desain perangkat pembelajaran RPP yang dikembangkan oleh peneliti

sesuai dengan masukan dari tim ahli adalah pengembangan RPP pada

aspek penilain indikator dan aspek penilaian pemilihan model

pembelajaran. Untuk aspek penilaian lain seperti aspek penilaian

identitas, aspek penilaian pemilihan materi , aspek penilaian

kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran, dan

aspek penilaian sumber belajar sudah dalam kategori baik.

b. Desain perangkat pembelajaran LKS yang dikembangkan oleh peniliti,

sesuai dengan masukan:

 Tim ahli yaitu pengembangan LKS pada aspek penilaian kesesuaian

penyajian dengan model pembelajaran dan aspek penilaian Desain

atau tampilan LKS. Untuk aspek penilaian yang lain seperti aspek

penilaian kelayakan isi , aspek penilaian kesesuaian dengan syarat

didaktis, dan aspek penilaian kesesuaian dengan syarat teknis sudah

dalam kategori baik.

 Kelompok kecil yaitu pengembangan LKS pada aspek penilaian

kesesuaian penggunaan bahasa dan kalimat serta tampilan LKS .

(23)

89

untuk aspek penilaian kesesuaian isi, aspek penilaian kebahasaan

dan kegrafikan, dan aspek penilaian keefektifan penggunaan sudah

dalam kategori baik.

 Uji Lapangan yaitu pengembangan LKS pada aspek penilaian

kesesuaian penggunaan bahasa dan kalimat serta tampilan LKS .

untuk aspek penilaian kesesuaian isi, aspek penilaian kebahasaan

dan kegrafikan, dan aspek penialian keefektifan penggunaan sudah

dalam kategori baik

2. Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada

setiap pertemuan memiliki persentase 92% dengan klasifikasi sangat baik.

Dan hasil belajar fisika siswa memiliki skor rata-rata pretes siswa adalah

21,39, sedangkan skor rata-rata postes siswa adalah 60,44 dengan N-gain

sebesar 0,66 dengan kategori sedang

5.2. Saran

5.2.1. Saran Untuk Praktis

1. Bagi guru yang ingin menerapkan pengembangan perangkat

pembelajaran RPP dan LKS berbasis masalah dalam lingkup yang kecil

maupun luas dalam kegiatan belajar rmengajar hendaknya melakukan

pembagian kelompok dengan kombinasi kemampuan siswa yang beragam

yang disesuaikan dengan analisis siswa dan kebutuhan siswa selama

pembelajaran berlangsung dengan mengikuti langkah-langkah model

(24)

90

2. Bagi guru yang ingin menerapkan pengembangan perangkat pembelajaran

RPP dan LKS berbasis masalah dalam lingkup yang kecil maupun besar

sebaiknya terlebih dahulu melakukan analisis dan observasi kepada siswa

dengan menggunakan lembar kerja siswa sehingga siswa mampu terlihat

lebih aktif dan bisa bekerja sama di dalam tim dan terbentuk proses

pembentukan kognitif yang merangsang siswa tersebut lebih memahami

materi fisika yang diajarkan oleh guru.

5.2.2 Saran Untuk Peneliti Lanjut

1. Untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan pengembangkan RPP dan

LKS sebaiknya instrumen uji kelayakan RPP dan LKS divalidkan terlebih

dahulu kepada dosen - dosen ahli sebelum digunakan oleh dosen ahli, guru

mata pelajaran, dan siswa.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan disesuaikan

dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dikembangkan harus dibuat dengan

desain yang lebih menarik lagi dan langkah-langkah setiap kegiatan dibuat

sebaik mungkin agar semua siswa disetiap kelompok berperan aktif dalam

Gambar

Gambar 3.1. Tahap Pendefinisian dan Membuat Identifikasi Tujuan Pembelajaran .............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pada perkembangan selanjutnya protokol diartikan sebagai tata aturan, pedoman standard/formal yang digunakan sebagai acuan pihak tertentu, misalkan

Desa Parbubu II sebagai penenun kain ulos, terdapat 83 orang yang menjadi. penenun ulos dimana 10 diantaranya bekerja pada kilang ulos di Desa

Giafik Persen Aktivitas Fraksi Etil Asetat Biji, Serabut Buah, dan Daging Buah dari Pare Putih dan Hijau dibandingkan dengan Kontrol Positif Vitamin c, BHT,

Individu dengan usia dewasa ataupun lanjut juga akan lebih mementingkan untuk memiliki tabungan untuk kebutuhan tidak terduga di masa yang akan datang atau dapat dikatakan

1) Penelitian ini membuktikan bahwa promosi melalui e-commerce mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisata gunung Ijen. Pengunjung lebih banyak mengetahui

Proses pendaftaran melalui telepon genggam, dimana pelanggan akan memasukkan data yang diperlukan agar dapat melakukan transaksi pemesanan tiket.. Aplikasi pada pihak

Nestle Dancow adalah strategi yang berhubungan dengan usaha untuk meningkatkan kualitas produk dan bisa menjadi lebih baik dari RealGood...

Terkait dengan Pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP batasan umur untuk dikatakan sebagai seorang perempuan yang belum dewasa, pada KUHP mengacu pada Pasal 45 KUHP tetapi