• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KONSEPTUAL TENTANG LANDASAN PENDIDIKAN UMUM DALAM SURAT LUQMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KONSEPTUAL TENTANG LANDASAN PENDIDIKAN UMUM DALAM SURAT LUQMAN."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

-

STUDI KONSEPTUAL TENTANG

LANDASAN PENDIDIKAN UMUM

DALAM SURAT LUQMAN

TESIS

°&&w&

PPS IKIP Bandung Bidang Studi Pendidikan Umum

%S£*SJarBr2?u,,i S/aLat„UJian Program S2

Oieh

A.TOTO SURYANA AFRIATIEN 9032288/XXII-14

(2)

DISETUJUI UNTUK UJIAN TAHAP I

OLEH:

Prof. DR.M.Djawad Dahlan

Pembimbing I

DR.Mohammad Isa Soeiaeman

(3)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

KATA PEMBUKA i

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I : PENDAHULUAN !

1. Latar Belakang 1

2. Pembatasan dan Fokus Masalah 8

3. Tujuan Penelitian 10

4. Hasil Akhir Yang Ingin diperoleh— 12

5. Metoda dan Langkah-Langkah Pene

litian j_3

6. Definisi Operasional 16

7. Anggapan Dasar 17

8. Manfaat Penelitian IS

9. Kriteria Pemilihan Sumber Kajian— 19

BAB II : NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT

LUQMAN

A. PENGERTIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN— 22

B. SIAPA LUQMAN ITU 24

C. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN DALAM

-SURAT LUQMAN AYAT 12 S.D. 19 36

1. Analisis Ayat ke 12 36

2. Analisis Ayat ke 13 40

3. Analisis Ayat ke 14 47

I V

I X

(4)

4. Analisis Ayat ke 15

5. Analisis Ayat ke 16

6. Analisis Ayat ke 17

7. Analisis Ayat ke 18

8. Analisis Ayat ke 19

52

55

57

59

61

BAB III: KONSEP PENDIDIKAN UMUM DALAM SURAT

LUQMAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN

UMUM 64

1. Pengertian Pendidikan Umum 6

2. Karakteristik Pendidikan Umum

B. PENDIDIKAN UMUM DALAM SURAT LUQMAN-- 78

1. Karakteristik Pendidikan Umum

-dalam Surat Luqman jq

2. Tujuan Pendidikan Umum

dalam-Surat Luqman 82

a. Tujuan yang lahir dari Konsep

Syukur g4

b. Tujuan yang lahir dari Konsep

Tauhid 85

c. Tujuan yang lahir dari Konsep

Birrul walidain 87

d. Tujuan yang lahir dari Konsep

Shalat 87

3. Materi Pendidikan Umum dalam

-o

(5)

4. Pendidik dalam Surat Luqman 97

5. Terdidik dalam Surat Luqman 101

6. Metoda Pendidikan Umum

dalam-Surat Luqman 104

1. Metoda Dialog 106

2. Metoda Perenungan dan

Tafakur-(Ibrah) 109

3. Metoda Metafora atau

Perumpa-m a a n

111

C. LANDASAN PENDIDIKAN UMUM DALAM

SURAT LUQMAN 113

1. Konsep Keterbukaan 114

2. Konsep Kasih Sayang 115

3. Konsep Keseimbangan (Harmoni)— 115

4. Konsep Integralitas 116

D. ANALISIS KOMPARATIF PENDIDIKAN

UMUM il9

E. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LUQMAN

DALAM PENDIDIKAN UMUM 123

F. APLIKASI DAN PELEMBAGAAN PENDIDIKAN

UMUM i33

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN 135

B. REKOMENDASI 140

DAFTAR PUSTAKA 145

(6)

DAFTAR TABEL

NOMOR N A M A HALAMAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

l.Latar Belakang

Pendidikan sebagai suatu upaya yang disengaja

senantiasa mengarahkan tujuannya kepada perubahan pada

diri peserta didik, berupa pengetahuan, keterampi1 an,

kebiasaan, maupun sikap.

Pendidikan umum {general education) pada dasarnya

merupakan bagian dari pendidikan pada umumnya yang

secara historis lahir sebagai pengembangan dari konsep

liberal education, yaitu suatu upaya pendidikan yang

mehekankan kepada pembebasan manusia dari kebodohan dan

keterbelakangan (Alan Simpson, 1966:47).

Dari Konsep liberal education tersebut berkembang

Pendidikan Umum sebagai pendidikan yang menawarkan

pengembangan wawasan, sikap, dan kepribadian yang tidak

termuat dalam pendidikan spesialisasi.

Kelahiran Pendidikan Umum ini didorong oleh

semakin berkembangnya dunia pendidikan yang mengarah

kepada pencapaian kemampuan spesialisasi yang lebih

m enekankan kepada satu bidang garapan dan kemampuan

(8)

yang seyogyanya dimiliki oleh semua orang.

Pendidikan Umum yang memiliki konsep dasar seba

gai pendidikan yang bersifat umum, menunjukkan karakter

tersendiri yang memberi penekanan kepada pembinaan dan

pengembangan nilai, sikap, pengertian dan keterampilan

yang harus dimiliki oleh semua orang (Alberty and Alber

ty, 1965:203) dan diarahkan kepada terwujudnya manusia

yang utuh dan berkepribadian.

Pendidikan Umum mengarahkan tujuannya kepada

terwujudnya kepribadian manusia, yaitu upaya yang

mene-kankan kepada keutuhan manusia dengan seluruh potensi

yang dimilikinya yang mencakup pandangan hidup,

lingkun-gan kerja, kesenanlingkun-gan dan ketidaksenanlingkun-gan, badan,

komu-nikasi dan historisitas (MI.Soelaeman,1988: 75) serta

mengarah kepada suatu sikap hidup yang bertangung jawab.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam upaya

mewujud-kan tujuan tersebut, faktor lingkungan dan

perkembangan

budaya serta perubahan orientasi hidup manusia

berpenga-ruh kuat terhadap proses maupun tujuan yang hendak

dicapai oleh pendidikan. Karena itu pendidikan

senantia-sa berada di tengah perjalanan dan perubahan.

Setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi

dalam berbagai segi kehidupan manusia kepada suatu arah

atau orientasi baru, maka perubahan itu akan menuntut

lahirnya suatu konsekuensi dan implikasi yang baru pula.

(9)

mendasar

serta

menimbulkan masalah

pendidikan

adalah

masuknya manusia ke dalam peradaban baru, yaitu

berubah-nya kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai dalam masyarakat

yang merupakan sisi lain dari dampak kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Menghadapi masalah tersebut, Pendidikan Umum yang

berkepentingan terhadap nilai-nilai dan kepribadian yang

selama

ini

diakui telah memiliki

landasan

filosofis,

psikologis

dan

sosiologis

(Nelson

B.Henry,1952:14)

perlu

dikembangkan

dan diperkaya agar ia

tetap

mampu

menjalankan

fungsi

dan

peranannya

dalam

memberikan

makna-makna

dan nilai-nilai esensial

bagi

terwujudnya

manusia yang memiliki integritas kemanusiaan. . K"

(Ay Landasan filosofi Pendidikan Umum yang mengacu

kepada

pandangan Rasionalisme,

Neo-Humanisme,

Natura-lisme

dan

Instrumentalisme ternyata

belum

memberikan

jawaban

yang

utuh dan komprehensif

bagi

pengembangan

proses maupun tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan

Umum.

Filsafat

yang

dilahirkan dari akal

budi,

pada

dasarnya berkembang sejalan dengan pemikiran dan

penga

laman manusia, karena itu landasan filosofis

pendidikan

pun

akan

dan dapat berubah

pada

setiap

perkembangan

pemikiran

manusia di samping adanya

keterbatasan

daya

(10)

Landasan psikologi yang berupaya mengenal

perkem

bangan individu sebagai dasar penerapan teori-teori

belajar,

pada

dasarnya bukan sesuatu

yang

tetap

dan

tidak berubah, karena setiap ilmu pengetahuan

mengalami

perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan

pemikiran manusia.

Demikian pula landasan sosial yang memberi pijakan

bagi

pendidikan

Umum ke dalam konteks

sosial

budaya,

akan

senantiasa berkembang sejalan dengan

perkembangan

yang dialami masyarakat di mana pendidikan itu

dilaksa-nakan .

Untuk itu, dalam menghadapi perubahan-perubahan

tersebut Pendidikan Umum perlu diberi landasan yang kuat

agar tetap dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik

an yang khas, yaitu memberikan makna-makna esensial

dalam

rangka

mewujudkan manusia

yang

integratif

dan

berkepribadian.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan Pendidikan Umum adalah memperkuat

lan-dasannya agar dapat dibangun Pendidikan Umum yang

mampu

menjawab permasalahan pendidikan yang dihadapi manusia

di tengah-tengah perubahan yang dialaminya.

Upaya untuk memperkokoh Pendidikan Umum tersebut

adalah

meletakkan

agama

sebagai

landasannya,

karena

agama

dapat

memberikan

konsep-konsep

mendasar

yang

(11)

praktek pendidikan serta memberikan gambaran yang

jelas

tentang tujuan yang ingin dicapainya.

^

Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan

nasional

Indonesia, maka pendidikan diharapkan menghasilkan sosok

manusia Indonesia seperti yang ditetapkan oleh Garis-ris

Besar Haluan

Negara

(GBHN) seperti berikut :

Pendidikan

Nasional

berdasarkan

Pancasila

bertujuan

untuk meningkatkan kualitas

manusia

Indonesia,

yaitu

manusia

yang

beriman

dan

bertakua terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi

pekerti

luhur,

berkepribadian,

berdisiplin

bekerja

keras,

tangguh,

bertanggung

Jawab',

mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat

jasmani

dan rohani. Pendidikan

Nasional

Juga

harus

mampu menumbuhkan dan memperdalam

cinta

tanah air, mempertebal semangat kebangsaan

dan

rasa kesetiakauanan sosial. Sejalan dengan

itu

dikembangkan

iklim be1ajar dan

mengajar

yang

dapat

menumbuhgkan

rasa

percaya

pada

diri

sendiri serta sikap dan perilaku yang

inovatif

dan kreatif. Dengan demikian Pendidikan Nasion

al

akan mampu menujudkan

manusia

pembangunan

yang dapat membangun dirinya sendiri serta

bersama-sama bertanggung Jauab atas pembangunan

bangsa. (GBHN 1930J

Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah

konsep

yang

lahir dari agama, karena itu

agama

dalam

kehidupan bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang mutlak

adanya. Dalam pemikiran inilah agama diletakkan

sebagai

dasar dan sumber inspirasi bagi pendidikan.

Agama

yang dimaksud di sini merujuk kepada

ayat-ayat tertulis berupa wahyu Allah, yaitu ayat-ayat-ayat-ayat

qura-niyah yang menjadi dasar dalam ajaran agama Islam.

(12)

disangkal lagi memuat konsep-konsep dasar

kependidikan,

sebagaimana Al-Quran sendiri mengungkapkan di dalam

Surat 16:19 yang artinya : "Dan Kami telah turunkan

sebuah kitab untuk menjadx penjelasan bagi segala

sesua-t u ".

Kalimat "penjelasan bagi segala sesuatu "

mengan-dung makna bahwa Al-Quran memberi dasar bagi seluruh

kehidupan manusia.

Al-Quran adalah kitab tentang kebajikan yang

sebagian isinya berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar

yang

dijelaskan

secara

rinci,

sedangkan

sebagiannya

berhubungan dengan penjelasan yang bersifat alegoris dan

simbolik yang memerlukan penjelasan lebih jauh baik

melalui sunnah (tradisi Rasul) maupun penjelasan

rasio-nal .

Ayat-ayat Al-Quran adalah sumber ajaran yang perlu

dipahami dan diungkapkan makna-maknanya untuk

digunakan

dalam

memecahkan

masalah-masalah

yang

dihadapi

oleh

manusia pada setiap kurun waktu. Oleh karena itu

aktua-litas Al-Quran sebagai sumber nilai akan memberikan

jawaban terhadap permasalahan aktual di berbagai

bidang

kehidupan manusia sepanjang zaman.

Banyak penelitian yang dilakukan langsung ke dalam

ayat-ayat Quran; memberi tafsir, interpretasi atau

(13)

tetapi penelitian yang khusus membahas delapan ayat dari

Surat Luqman dalam kaitan Pendidikan Umum untuk

mengisi-kan

iman

dan takwa ke dalamnya

merupakan

usaha

yang

khusus dalam tesis ini.

Ayat-ayat

dalam

Surat Luqman

dijadikan

sasaran

dalam penelitian ini, karena di dalam ayat-ayat tersebut

terkandung

suatu

peristiwa pendidikan

yang

dilakukan

oleh

Luqman kepada anaknya yang tergambar

dalam

suatu

dialog

yang mengandung nilai pendidikan,

yaitu

adanya

gagasan-gagasan

yang

berkaitan

dengan

proses

maupun

tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan.

Dalam proses maupun tujuan yang tersirat di

dalam

ayat-ayat

tersebut

nampak bahwa

peristiwa

pendidikan

yang dimaksudkannya bukan mengarah kepada jenis

keteram-pilan

atau pengetahuan tertentu, tetapi tertuju

kepada

perwujudcin

sikap dan kepribadian yang memadukan

unsur-unsur

kognitif,

afektif, konatif dan

psikomotor.

Ini

berarti bahwa pendidikan tersebut mengarah kepada proses

mewujudkan sikap-sikap tertentu melalui proses

interna-lisasi

yang

mendalam dan mendorong

terwujudnya

suatu

bentuk

perilaku sadar yang ditopang oleh suatu

keyaki-nan. Pendidikan semacam ini layak dikatagorikan

sebagai

(14)

2. Pembatasan dan Fokus Masalah

Ayat-ayat Al-Quran memiliki sifat-sifat . yang

istimewa di samping dari segi bahasa yang bernilai

tinggi juga memiliki kedalaman makna dan cakupan arti

yang luas dan mendalam. Demikian pula dengan Surat

Luqman sebagai salah satu bagian dari Al-Quran memiliki

sifat-sifat tersebut.

Ayat-ayat tersebut menggambarkan dialog antara

Luqman dengan anaknya yang dipandang oleh para ahli

pendidikan sebagai ayat yang mengandung nilai pendidikan

yang luas serta menyiratkan makna pendidikan yang dalam,

terutama berkaitan dengan proses baik metoda, materi

maupun tujuan pendidikan.

Untuk mengungkap makna yang terkandung di

dalam-nya, maka untuk penelitian ini diperlukan rambu-rambu

yang memberi batas agar diperoleh hasil yang lebih jelas

dan rinci.

Oleh karena penelitian ini diharapkan tidak

seke-dar mendeskripsikan makna-makna atau tafsir—tafsir saja,

melainkan menganalisis dan memberi interpretasi, maka

diperlukan pembatasan dan fokus masalah.

Pembatasan dan fokus masalah ini diharapkan akan

membantu memperjelas masalah yang diteliti dan memandu

peneliti menganalisis ayat secara lebih mendalam dan le

(15)

mendasar dan esensial dari ayat yang menjadi sasaran

penelitian.

Penelitian ini ditujukan kepada delapan ayat dari

Surat Luqman, khususnya difokuskan kepada kajian situasi

pendidikan

yang

melingkupi peristiwa

pendidikan

yang

dilakukan Luqman terhadap anaknya.

Adapun

masalah

pokok

yang

hendak

diungkapkan

adalah kontribusi apa saja yang diberikan oleh Surat

Luqman ayat 12 s.d. 19 terhadap Pendidikan Umum.

Kontribusi

tersebut

dapat

berbentuk

konsep-konsep,

gagasan-gagasan atau pemahaman-pemahaman yang mengandung

kaitan pendidikan, yaitu suatu tindakan atau komunikasi

yang

dapat memberi pengaruh ke arah

perubahan

tingkah

laku seseorang kepada yang lebih maju atau lebih baik.

Untuk menemukan konsep-konsep mendasar tersebut

terlebih

dahulu

dilihat

nilai-nilai

pendidikan

yang

terdapat

di dalam ayat-ayat tersebut. Nilai-nilai

pen

didikan yang dimaksud berupa sesuatu yang berharga

yang

dapat diungkap di dalam ayat-ayat tersebut melalui

kajian situasi pendidikan.

Kajian terhadap situasi pendidikan tersebut

secara operasional akan menemukan komponen-komponen

pendidikan yang merangkum dan menjadi bagian dari peris

tiwa pendidikan yang dilakukan Luqman itu.

(16)

berikut :

1)

Gagasan-gagasan apa saja yang

terdapat

dalam

situasi

pendidikan yang terkandung dalam

Surat

Luqman

ayat 12 s.d.19 ?

2)

Sejauh

mana hasil analisis

terhadap

situa

pendidikan

tersebut berkaitan dengan konsep dasar

Pen

didikan Umum, khususnya berkaitan dengan ciri dan karak

ter Pendidikan Umum ?

3) Konsep mendasar apa saja di dalam ayat tersebut

yang seyogyanya dijadikan sebagai landasan Pendidikan

Umum ?

Dengan pembatasan dan fokus masalah tersebut, maka

penelitian

ini nampak lebih menekankan kepada

analisis

dan interpretasi, tidak sekedar deskripsi data.

3. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian akan dapat berjalan dengan

baik,

jika

diarahkan kepada tujuan tertentu

yang

dirumuskan

secara

jelas,

sehingga dapat tergambarkan

hasil

yang

ingin diperolehnya.

Al-Quran sebagai pandangan hidup menempati

posisi

yang

sangat

sentral bagi seorang

muslim.

la

menjadi

dasar

pemikiran

dan pola tindakan yang

memberi

warna

dalam kehidupan seorang muslim. Namun demikian

Al-Quran

akan

dapat

diperankan seperti itu

apabila

ada

upaya

(17)

untuk memikirkan dan menafsirkan isi yang terkandung

di

dalamnya.

Dengan

demikian

diperlukan

proses

dialog

yang

terus menerus antara pikiran dengan Al-Quran yang

dapat

mengungkap makna-makna esensial, sehingga Al-Quran dapat

dimengerti,

dihayati

dan dipedomani

dalam

menghadapi

persoalan-persoalan hidup manusia.

Tujuan

penulisan

tesis

ini

adalah

mengungkap

konsep

pendidikan

yang

terdapat

di

dalam

Al-Quran,

khususnya dalam Surat Luqman ayat 12 s.d 19.

Pencarian konsep pendidikan adalah persoalan

yang

senantiasa

aktual, karena berhubungan dengan

persoalan

manusia

sebagai makhluk yang senantiasa berkembang

dan

berubah-ubah dalam setiap ruang dan waktu.

Perubahan-perubahan

yang dialami manusia

sebagai

makhluk Allah senantiasa berada dalam pengetahuan Allah,

karena

itu setiap perkembangannya hanya

dapat

diikuti

secara pasti oleh firman Allah. Oleh karena itu

pengka-jian Al-Quran akan senantiasa relevan setiap waktu.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

secer-cah

pikiran

dalam upaya pencarian

hakekat

pendidikan

dalam pandangan Al-Quran yang sangat luas dan dalam itu.

Oleh

karena

luasnya

garapan

pencarian

konsep

pendidikan

dalam Al-Quran tersebut, maka dalam

peneli

(18)

tujuan sebagai berikut :

1)

Mengungkap

gagasan-gagasan dasar

pendidikan

yang terkandung di dalam Surat Luqman ayat 12 s.d. 19

2)

Menganalisis

kaitan

gagasan-gagasan

dasar

pendidikan tersebut dengan konsep dasar Pendidikan Umum

3) Memperoleh konsep-konsep mendasar yang

seyogya-nya dijadikan sebagai landasan Pendidikan Umum.

Gagasan-gagasan

dan konsep-konsep yang

ditemukan

dalam

studi ini diharapkan tidak hanya sebatas

diketa-hui, tetapi dapat direalisasikan dalam tindakan-tindakan

pendidikan

secara konkrit. Oleh karena itu dalam

akhir

studi disertakan rekomendasi yang mengarah kepada tindak

Ianjut dan operasionalisasi dari hasil penelitian.

4. Hasil Akhir Yang Ingin Diperoleh

Hasil

akhir yang ingin diperoleh dari

penelitian

ini

ditemukannya rumusan-rumusan,

gagasan-gagasan

dan

ide-ide dasar pendidikan yang diungkap dari Surat Lukman

ayat

12 s.de 19 yang dapat diletakkan sebagai

landasan

bagi Pendidikan Umum. Landasan tersebut diharapkan dapat

memberi warna dan bentuk pendidikan Umum yang integratif

dan

komprehensif

yang

merupakan

satu-satunya

jenis

pendidikan

yang khusus membina dan

mengarahkan

kepada

(19)

5. Metode dan Langkah-langkah Peneliti

a n

Keberhasilan

penelitian

banyak

ditentukan

oleh

metode yang digunakannya, karena itu metode perlu

dite-tapkan

berdasarkan sifat dan kegunaan serta hasil

yang

ingin dicapai dari suatu penelitian.

Adapun

metode

yang

digunakan

di . dalam

pe

nelitian

ini

adalah metode tafsir,

yaitu

menafsirkan

atau

menginterpretasi ayat-ayat yang diteliti.

Memberi

interpretasi

berfungsi menunjukkan

arti;

mengkatakan,

menuturkan, mengungkapkan, membiarkan tampak, membukakan

sesuatu

yang

merupakan pesan

realitas

(Poespoprodjo,

1987:192).

Oleh

karena itu menafsirkan

tidak

berarti

hanya

menerjemahkan

atau

memindahkan

bahasa,

tetapi

mengungkap

makna yang dikandung suatu

kalimat,

wacana

atau ayat.

Menafsirkan ayat didasarkan pula kepada makna yang

dikandung

dalam

struktur

bahasanya

dan

disesuaikan

dengan kaidah baku penafsiran Al-Quran, yaitu

mempertim-bangkan

makna yang dikaitkan dengan ungkapan yang

sama

dalam

konteks

ayat

yang

lain

(yufassiru

ba'dluhu

ba 'dla).

Hasil yang diperoleh dari penafsiran itu diperkuat

dengan

penafsiran yang telah dilakukan oleh para

ahli

tafsir

yang didapatkan dari kitab-kitab

tafsir.

Penaf

(20)

interpretasi dalam perspektif pendidikan.

Langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh

dal

penelitian

ini dapat digambarkan di

dalam

tahap-tahap

berikut ini :

Tahap

Satu,

mengumpulkan

tafsir

Al-Quran

yang

berkenaan dengan Surat Luqman ayat 12 s.d 19 yang

telah

ditulis

oleh

para penafsir pada tiga

periode

tafsir,

yaitu

periode klasik, periode baru dan periode

kontem-porer. Periodisasi ini didasarkan atas petimbangan waktu

atau tahun penulisan tafsir, yaitu

Periode Mutaqaddimin,

abad

II s.d. VI H,

Periode Mutaakhirin,

abad VIII

s.d.

XIII

H, dan

Periode Modern atau Kontemporer

yaitu

abad

XIV sampai sekarang (Abdul Jalal, 1990:30).

Pemilihan

buku-buku tafsir yang

dijadikan

acuan

dalam

penelitian ini didasarkan kepada otoritas

penga-rang. Otoritas di sini dimaksudkan bahwa

tulisan-tuli-san

pengarang

sangat

dikenal

dan

sering

digunakan

sebagai rujukan oleh

penulis-penulis yang lain

diberba-gai

kajian pada masa selanjutnya. Di samping

itu

juga

dip^rtimbangkan

metode dan cara pandang yang

digunakan

oleh para pengarang.

Tahap

Dua,

melakukan

kategorisasi

penafsiran,

yaitu

melakukan

penggabungan

dan

pemisahan

terhadap

tafsiran-tafsiran yang terkumpul dengan didasarkan

atas

:

a) cara penafsiran, yaitu cara

ma'tsur

(berdasarkan

hadits),

cara

ma'qui

(berdasarkan pikiran)

dan

cara

(21)

ijdiwaj

(campuran

ma'tsur

dan

ma'qul),

dan b)

persamaan

dan perbedaan hasil penafsiran {muqranin).

Dalam

tahap

ini

tafsir-tafsir

yang

terkumpul

dianalisis dengan cara membandingkan (komparatif) di

antara

berbagai

tafsir

itu

dengan

mempertimbangkan

kekuatan

argumentasi yang dikemukakan oleh para

penaf-sirnya. Tahap 1 dan 2 ini tidak ditampilkan secara

khusus

dalam tesis ini, tetapi dijadikan bahan

pertim-bangan dalam menganalisis ayat.

Tahap Tiga, melakukan analisis dan interpretasi ayat dengan menganalisis situasi pendidikan terhadap

ayat-ayat yang diteliti dengan menggunakan persfektif

pendidikan,

yaitu mengkategorisasikan makna

ayat

yang

memiliki nilai atau gagasan-gagasan pendidikan. Di sini

interpretasi peneliti terhadap ayat ditimbang oleh

taf-sir-tafsir yang telah dikomparasikan pada tahap 1 dan 2.

Tahap empat, melakukan analisis dan interpretasi

terhadap gagasan-gagasan pendidikan yang telah dilakukan

pada tahap tiga dengan menggunakan metode komplementasi,

yaitu metoda analisis di mana konsep-konsep dasar Pen

didikan Umum yang telah diakui dikomplementasikan dengan

tafsiran ayat yang telah dianalisisi dalam konteks

pendidikan. Dalam analisis ini kedua konsep tersebut

saling melengkapi dan memperkuat dengan tetap

(22)

Tahap Lima, penyimpulan, yaitu menarik

simpu-lan-simpulan

dari hasil analisis dan interpretasi

pada

tahap

sebelumnya dengan menggunakan

kriteria

induksi,

yaitu

hasil perolehan yang terdiri

dari

bagian-bagian

dipadukan menjadi suatu proposisi yang baru dan terpadu.

Kesimpulan yang dihasilkan dicoba pula

dikembang-kan implikasinya serta diajudikembang-kan rekomendasi yang sedapat

mungkin memberikan petunjuk bagi aplikasi hasil peneli

tian dan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

6. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan interpretasi dan

pemahaman dalam penggunaan istilah dalam penelitian ini,

maka isti1ah-isti1ah yang dipergunakan perlu diberi

definisi secara operasional.

Beberapa istilah penting yang digunakan dalam

penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :

1) Studi Konseptual , yaitu suatu kajian literatur

atau kajian yang menggunakan buku-buku serbagai sumber

data yang ditujukan untuk menemukan suatu konsep berupa

gagasan, ide dan pemahaman yang di dalam penelitian ini

dikaitkan dengan pendidikan

2) Pendidikan Umum, yaitu pendidikan yang

ditujukan kepada semua orang dalam rangka membina dan

(23)

yang diperlukan oleh semua orang (Alberty and

Alberty,1965) untuk mewujudkan manusia yang utuh dan

berkepribadian

3) Landasan Pendidikan Umum adalah pikiran yang

mendasar {basic rationale) bagi pendidikan Umum (Nelson

B Henry, 1952) berisi gasan-gagasan mendasar yang di

atasnya dibangun Pendidikan Umum dengan segala

perang-katnya. Gagasan ini juga memiliki implikasi terhadap

proses maupun tujuan Pendidikan Umum

4) Surat Luqman adalah Surat {verse) yang ke 31

dari Al-Quran dan ayat 12 s.d 19 merupakan ayat-ayat

yang memuat dialog antara Luqman dengan anaknya yang

dalam penelitian ini merupakan ayat-ayat yang diteliti

dan dianalisis maknanya.

7. Anggapan Dasar

Untuk memperoleh dasar pijakan dalam suatu peneli

tian diperlukan suatu anggapan dasar {basic asumption)

sebagai titik tolak pembahasan yang berupa

proposisi-proposi yang dianggap telah tetap dan tidak disangsikan

kebenarannya secara ilmiah.

Yang dijadikan anggapan dasar dalam penelitian ini

aalah sebagai berikut :

1) Pendidikan Umum adalah . proses membina

makna-makna esensial (Phenix,1965) di mana manusia

(24)

memiliki kemampuan untuk mempelajari dan menghayati

makna-makna yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup-nya

2) Al-Quran merupakan kaidah hidup yang memuat

tuntutan yang jelas dan lengkap mengenai semua aspek

hidup manusia, baik spiritual maupun material

(Al-Mas-doosdi, 1962)

3) Al-Quran adalah kitab yang memuat

petunjuk-petunjuk bagi segenap kehidupan manusia termasuk di

dalamnya masalah pendidikan, sesuai dengan firman Allah

"Dan Kami telah Turunkan kepada engkau sebuah

kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala

sesuatu". (QS.16:89).

dan firmanNya

"Tidak Kami berlaku alpa sedikitpun di dalam

Al-Kitab" (QS.6:38).

8.Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi peningkatan pemahaman dan pengembangan ilmu

pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan dapat

berkembang secara luas dan mendalam yang diarahkan bagi

kesejahteraan umat manusia. Demikian pula penelitian di

bidang pendidikan diharapkan dapat memberi manfaat bagi

peningkatan kualitas pendidikan yang mengarah kepada

(25)

Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui peneli

tian ini adalah meningkatkan dan memperkuat

Pendidikan

Umum,

sehingga

dapat

lebih

berperan

dalam

mencapai

tujuannya,

yaitu

membina

kepribadian

peserta

didik,

karena

ia

berdiri di atas landasan

yang

kokoh,

yang

dapat

memberi bentuk, proses maupun tujuan

yang

jelas

dan komprehensif.

Manfaat lainya adalah sebagai upaya awal untuk

memahami

ayat-ayat

Allah

yang

tertulis

untuk

dapat

direalisasikan

dan dioperasionalisasikan

secara

nyata

dalam

praktek-praktek

pendidikan,

karena

pendidikan

tidak

hanya

terpaku kepada

pemikiran

filosofis

atau

empiris saja, tetapi lebih jauh pendidikan didasarkan

kepada

interpretasi

terhadap firman-firman

Allah.

Di

samping itu juga untuk mengembangkan Pendidikan Umum

sebagai

pendidikan yang berbeda dengan pendidikan

spe-sialisasi tidak hanya dari segi tujuan saja, tetapi juga

dalam tindakan pendidikannya.

9. Kreiteria Pernilihan Sumber Kajian

Dalam

penelitian ini yang menjadi

sumber

kajian

adalah

ayat-ayat

Al-Quran yang diperkuat

oleh

kitab-kitab

tafsir,

khususnya yang

berkenaan

dengan

Surat

Luqman ayat 12-s,d. 19. Kitab-kitab tafsir yang

(26)

tafsir sesuai dengan urutan periode penafsirannya.

Dalam kajian ini peneliti menggunakan dua macam

sumber,

yaitu kitab tafsir yang ditulis

langsung

oleh

para

penulis

(penafsir) sendiri dalam

bahasa

aslinya

yang dianggap sebagai sumber primer, sedangkan sumber

sekunder berupa buku-buku penunjang yang dapat memberi

penjelasan dan pengayaan yang lebih mendalam dalam

penafsiran dan analisis.

Sumber primer yang digunakan dipilih berdasarkan

beberapa pertimbangan, yaitu :

1) Pengarang, yaitu nama-nama pengarang buku atau ahli

tafsir yang telah dikenal luas di kalangan para ahli

tafsir

atau

ahli-ahli agama Islam

pada

umumnya

yang

dibuktikan

dengan

banyaknya

tulisan

pengarang

yang

dijadikan rujukan oleh para penulis lainnya. Demikian

pula

dengan pengarang-pengarang buku-buku tentang

pen

didikan,

kriteria

keahlian

pengarang

menjadi

pertim

bangan yang utama.

2)

Fokus Tafsir,

yaitu titik berat perhatian

penafsir

sesuai

dengan

bidang

keahliannya,

atau

menggunakan

keahlian yang dimiliki penafsir untuk menjelaskan maksud

ayat-ayat Al-Quran, misalnya tafsir Al-Kasysyaf dari

Abul

Qasim Az-Zamakhsyari yang

menitikberatkan

kepada

bahasa dan sastra atau tafsir Al-Jawahir dari Thanthawi

Al-Jauhari

yang menggunakan filsafat, ilmu

pengetahuan

(27)

buku-buku pendidikan, diambil ahli-ahli pendidikan dan

ahli-ahli yang memfokuskan dalam bidang Pendidikan Umum

sebagai kajian mereka atau setidak-tidaknya ahli-ahli

pendidikan tertentu yang mencoba mengembangkan Pendidi

kan

Umum sebagai salah satu pokok kajian

dalam

bidang

pendidikan.

Adapun nama-nama pengarang dan judul buku yang

dijadikan kajian pada penelitian ini dapat dilihat pada

(28)

BAB III

KONSEP PANDIBIKAN UMUM DALAM SURAT LUQMAN

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN TUJUAN PENDIDIKAN UMUM

1. Pengertian Pendidikan Umum

Pendidikan Umum lahir didorong oleh perkembangan

masyarakat yang menuntut kemampuan spesialisasi sebagai

akibat kemajuan bidang industri yang memerlukan kemam

puan khusus dari para pekerjanya. Kemampuan spesialisasi

ini di satu pihak mendorong kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, yaitu semakin mendalamnya kemampuan para

spesialis di bidangnya, tetapi di pihak lain melahirkan

para lulusan pendidikan yang kurang memiliki wawasan,

bahkan

lebih jauh lagi menghasilkan generasi baru

yang

kurang menghayati nilai-nilai kemanusiaan, seperti

disinyalir oleh Mc.Connel (Nelson B. Henry, 1959:2)

bahwa that education may lose contact wit/j the

human spirit, that is may generate into something per—

functory, narrow, or stilted,.."

Untuk mengembalikan manusia kepada kedudukannya

sebagai makhluk yang bermartabat dan memiliki kepribadi

an sebagai manusia yang utuh, maka Pendidikan Umum

berperan sebagai bagian dari pendidikan pada umumnya.

Pengertian Pendidikan Umum diungkapkan oleh para

(29)

memiliki

kesamaan-kesamaan

dan

perbedaan-perbedaan.

Kendatipun

demikian, secara umum

pengertian-pengertian

yang

diungkapkan

mereka

mengarah kepada

konsep

yang

sama, yaitu upaya yang berkaitan dengan penanaman nilai,

pengembangan wawasan, pembinaan sikap dan kepribadian.

Pengertian Pendidikan Umum dapat dilihat antara

lain dalam

Dictionary of Education

(Good,1973:258)

yang

menyebutkan sebagai berikut :

General

Education: 1) Those phase of

learning

which should be the common experience of all

men and women; 2) Education gained through dealing with the personal and social problems with which all are confronted; purpose and

program of general education may be described

with reference to three different and in some respects opposing philosophical foundation; a) rationalism, b) neohumanism, c) naturalism or

instrumentalism.

Dalam definisi di atas terungkap bahwa Pendidikan

Umum merupakan suatu fase belajar di mana semua siswa

baik laki-laki maupun perempuan mendapatkan suatu penga

laman yang sama, dan menghadapkan mereka kepada

masalah-masalah pribadi dan masalah-masalah-masalah-masalah sosial.

Pendidikan Umum diberikan kepada semua siswa tanpa

melihat

latar

belakang minat dan bakat

yang

dimiliki

oleh masing-masing individu siswa. Ini berarti bahwa

dalam

Pendidikan

Umum,

siswa

diberi

pendidikan

dan

pengalaman

belajar

yang sama dan

bersifat

umum

yang

berisi materi yang seyogyanya dimiliki semua orang.

(30)

mendefinisikan Pendidikan Umum sebagai suatu proses

melahirkan makna-makna esensial. Phenix menganggap bahwa

kehidupan modern menyebabkan manusia kehilangan makna

hidup sebagai akibat adanya skeptisisme yang berlebihan,

depersonalisasi, dan fragmentasi kehidupan, karena itu

manusia memerlukan pendidikan yang mengupayakan

terbina-nya makna-makna esensial. „•

Di sini Phenix menawarkan diperankannya Pendi

dikan Umum sebagai upaya pemaknaan nilai-nilai di mana

siswa dididik untuk dapat menghayati esensi dari sesuatu

materi yang dididikkan, bukan sebatas menangkap informa

si yang disampaikan. Untuk itu lebih lanjut dia

me--nyarankan agar kurikulum Pendidikan Umum memuat sejumlah

materi pendidikan yang di dalamnya mengandung enam

pola

makna yang seyogyanya dialami oleh siswa, yaitu makna

simbalik, empirik, estetik, etik dan sinoptik

(Phenix:6)

yang diambil dari berbagai disiplin ilmu.

Jika

Phenix

melihat Pendidikan

Umum

dari

segi

makna, maka Alberty and Alberty (1965) cenderung melihat

isi

kurikulum

dan membandingkannya

dengan

pendidikan

spesialisasi. Dia merumuskan difinisi Pendidikan Umum

sebagai berikut :

General education is that parts of the

program

which

is

required of all student at

a. given

level on the ground that it is essential to

development

of the common

values,

attitudes,

understandings, and skills need by all for

common demokratic citizenship. Specialized

(31)

designed to meet the special needs and interest

of individual and groups (Alberty and Albertv

1965:203). X

Dalam definisi di atas nampak isi kurikulum Pen

didikan Umum

menekankan kepada persoalan nilai,

sikap,

pemahaman, dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh

setiap warga negara demokratis dalam hal mana

kemampuan-kemampuan

tersebut tidak terliput dalam kurikulum

pen

didikan spesialisasi.

Sekaitan

dengan

masalah pendidikan

nilai,

maka

pendidikan nilai dalam rangka Pendidikan Umum diartikan

sebagai

upaya membina dan mendidikkan nilai,

yaitu

si

terdidik

dapat

menghayati

dan

mengalami

nilai

yang

dididikkan, sehingga nilai tersebut menjadi bagian

dari

dirinya

atau menyatu dengan dirinya dan

menjadi

dasar

bagi

perwujudan kepribadiannya. Jadi

Pendidikan

nilai

dalam

rangka Pendidikan Umum berbeda dengan

pendidikan

nilai

pada

umumnya yang

memberi

pengetahuan

tentang

nilai.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi sasaran

yang

disentuh

dalam upaya pendidikannya

serta

tujuan

yang hendak dicapainya, yaitu pendidikan nilai dalam

rangka

Pendidikan Umum mengarah kepada perubahan

sikap

sebagai refleksi dari penghayatan dan pengalaman

siswa,

karena

itu sasaran pendidikan ini bukan

hanya

kepala

atau

kemampuan

kognitif

saja,

tetapi

lebih

jauh

(32)

seper-ti diungkapkan Correy (Nelson B.Henry:60) bahwa Pen

didikan

Umum lebih berat kecenderungannya kepada

aspek

afektif yang membedakan antara belajar tentang nilai dan

belajar komitmen terhadap nilai. Bahkan lebih jauh

lagi

Pendidikan Umum menyentuh keseluruhan potensi manusia

tidak

hanya

menyentuh ranah-ranah

{domain)

kognitif,

afektif dan psikomotor saja.

Senada dengan itu, Wolfgang Klafki (1968:20)

menyatakan bahwa Pendidikan Umum merupakan pendidikan

yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati dan

tangan.

Klafki melihat sasaran yang disentuh dalam Pen

didikan Umum adalah potensi-potensi yang dimiliki manu

sia,

yaitu

rasio, rasa dan tingkah

laku.

Ketiga

hal

tersebut

dalam rangka Pendidikan Umum

bukan

merupakan

.suatu

hal yang terpisah-pisah, melainkan

sesuatu

yang

padu, utuh dan integratif.

Dari definisi- definisi yang dikemukakan oleh para

ahli pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidi

kan Umum merupakan program pendidikan yang diberikan

kepada

setiap orang pada setiap level dan jenjang

pen

didikan yang berisi pengetahuan, pemahaman, sikap, nilai

dan makna-makna esensial yang seyogyanya dimiliki oleh

(33)

2. Karakteristik Pendidikan Umum

Dari berbagai definisi di atas dapat dipahamkan

secara lebih jelas tentang Pendidikan Umum dengan menga

nalisis dan memilih karakteristik khusus yang dimiliki

nya yang merupakan aspek-aspek yang membedakannya dengan

pendidikan pada umumnya.

Penentuan karakteristik ini diperoleh dengan cara

mengambil beberapa aspek yang menjadi inti dari

penger-tian-pengertian Pendidikan Umum yang telah dijelaskan

pada bagian yang lalu. Karakteristik-karakteristik

tersebut adalah :

1. Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang

ditujukan kepada semua orang pada setiap jenjang dan

jeriis pendidikan (Good)

2. Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang

membina dan mengembangkan nilai, sikap, pengertian

dan keterampilan umum yang seyogyanya dimiliki oleh

semua warga negara demokratis (Alberty and Alberty)

3. Pendidikan Umum merupakan upaya pendidikan untuk

melahirkan makna-makna esensial bagi manusia, yaitu

makna-makna simbolik, empirik, etik, estetik,

sinoe-tik dan sinoptik (Philip H.Phenix)

4. Pendidikan Umum merupakan program yang bertanggung

jawab dalam pengembangan dan pembinaan emosional, so

sial, moral dan intelektual siswa (Chester W.Harris)

(34)

terintegrasi dan hubungan antar disiplin ilmu penge

tahuan (Nelson,Henry)

6. Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang

mengarah kepada perwujudan kepribadian siswa

(Philip-H. Phenix)

7. Pendidikan umum merupakan pendidikan yang berkenaan

dengan persoalan-persoalan individu, anggota keluar

ga, warga masyarakat dan warga negara yang bertang

gung jawab (Chester W.Harris)

8. Pendidikan Umum merupakan pendidikan yang menekankan

kepada penyesuaian diri siswa dengan 1ingkungannya

(Chester W Harris)

9. Pendidikan Umum mengarah kepada persiapan aktifitas

umum sebagai warga negara, pekerja, dan anggota

keluarga(Chester W.Harris)

Karakteristik tersebut dijadikan sebagai patokan

dasar yang membedakan Pendidikan Umum dari pendidikan

pada umumnya serta dijadikan dasar pertimbangan untuk

menentukan apakah suatu program dapat dikatagorikan

sebagai Pendidikan Umum atau tidak.

Karakteristik Pendidikan Umum tersebut di atas,

seperti halnya dalam pengertian Pendidikan Umum yang

telah dikemukakan sebelumnya, diambil dari pendidikan

yang berlaku di Amerika Serikat, yaitu negara yang

(35)

masyara-kat materialistis. Oleh karena itu konsep pandidikannya

belum tentu cocok untuk semua masyarakat.

Kendatipun demikian, Pendidikan Umum yang lahir

dalam masyarakat Amerika ini memiliki pengaruh kuat

dalam pengembangan Pendidikan Umum sebagai suatu konsep

pendidikan yang digunakan di berbagai masyarakat. Pada

pengembangan selanjutnya diserahkan kepada masyarakat

yang bersangkutan itu sendiri untuk membuat rumusan

tersendiri yang sesuai dengan filsafatnya masing-masing.

Tetapi untuk menentukan karakter dan jenis pendidikan

yang dapat dikategorikan sebagai Pendidikan Umum, karak

teristik di atas dapat digunakan sebagai suatu cara

pandang yang berlaku umum dalam menentukan batasan dan

mengkategorikan suatu program pendidikan yang dapat

digolongkan sebagai Pendidikan Umum.

3. Tujuan Pendidikan Umum.

Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas

dapat diungkapkan tujuan Pendidikan Umum serta tindakan

pendidikan yang mengantarkan ke arah pencapaian tujuan

tersebut.

Seperti halnya dalam merumuskan pengertian, maka

tujuan Pendidikan Umum pun dikemukakan oleh para ahli

dalam berbagai rumusan. Phenix menetapkan tujuan

(36)

utuh yang memiliki kemampuan seperti disebutkannya dalam

kutipan berikut :

A complete person should be s k i l l e d in the use

of speech, symbol and gesture, factually well

informed, capable of creating and apresiating

object of esthetic significance, endowed with a

rich and diciplined l i f e in relation to s e l f and others, able to make wise decision and to

judge between right and wrong, and possed of an

integral out look (Phenix:8).

Dalam rumusan tujuan Pendidikan Umum di atas,

Phenix mengindentifikasi manusia yang dicita-citakan

oleh Pendidikan Umum adalah manusia yang memiliki kemam

puan dalam menggunakan kata-kata, simbol, dan isyarat,

menerima informasi faktual, dapat melakukan dan

meng-apresiasi obyek-obyek estetika (seni), memiliki kekayaan

dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun

dengan orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang

bijaksana, dapat mempertimbangkan antara benar dan

salah, serta memiliki pandangan yang integral.

Tujuan Pendidikan Umum menurut Phenix di atas

cenderung memberi penekanan kepada aspek keterampilan,

yang menurut pandangannya merupakan hasil dari proses

pemaknaan, misalnya kemampuan mengapresiasi seni merupa

kan aplikasi dari makna estetika yang diperoleh melalui

proses pemaknaan materi kesenian yang merupakan bagian

dari Pendidikan Umum.

Lain halnya dengan Alberty dan Alberty, ia

(37)

luas yang sebenarnya lebih dekat kepada pengertian

proses dari pada tujuan, yaitu sebagai berikut :

. . i s essential to development of the common

values, attitudes, understandings, and habit in a democratic citizenship (Albnerty and Alberty,

1965:203) .

Dalam tujuan di atas Alberty tidak merinci

identi-tas atau perilaku seorang warga demokratis yang menjadi

ciri dari manusia yang diharapkan sebagai hasil (out

put) Pendidikan Umum, karena tujuan Pendidikan Umum di

atas masih terlalu umum dan belum mengarah kepada suatu

bentuk perilaku tertentu.

Paul L.Dressel dan Margareth F.Lorimer

mengemuka-kan tujuan Pendikan Umum dalam ungkapan sebagai berikut:

The purpose of general education are to prepare men and women for a satisfying personal life, happy family, and social relationship, and responsi ble citizenship in a free sociaty by aqquanting them with our common culture heritage, by helping them to

integrate the subject matter of related disciplines,

and by developing skills, to cope more effectively with their personal problems and those of society in

which they life (Chester U.Harris, 1960:570).

Dalam kutipan di atas tampak bahwa Pendidikan Umum

memiliki tujuan yang luas berupa mewujudkan manusia yang

memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan, memiliki

keluarga yang bahagia dan dapat berhubungan sosial

dengan baik, memiliki tanggung jawab sebagai warga

negara serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh

dirinya dan masyarakatnya secara efektif.

(38)

'! pih "i h

proses dari pada tujuan, yaitu sebagai berikut :

. . i s essential to development of the common values, attitudes, understandings, and habit in

a democratic citizenship (Albnerty and Alberty,

1965:203).

Dalam tujuan di atas Alberty tidak merinci

identi-tas atau perilaku seorang warga demokratis yan£ menjadi

ciri dari manusia yang diharapkan sebagai hasil (out

put) Pendidikan Umum, karena tujuan Pendidikan Umum di

atas masih terlalu umum dan belum mengarah kepada suatu

bentuk perilaku tertentu.

Paul L.Dressel dan Margareth F.Lorimer

mengemuka-kan tujuan Pendimengemuka-kan Umum dalam ungkapan sebagai berikut:

The purpose of general education are to prepare men and women for a satisfying personal life, happy family, and social relationship. and responsible citizenship in a free sociaty by

aqquanting them with our common culture herit

age, by helping them to integrate the subject matter of related disciplines, and by develop

ing skills, to cope more effectively with their

personal problems and those of society in which

they life (Chester W.Harris, 1960:570).

Dalam kutipan di atas tampak bahwa Pendidikan Umum

memiliki tujuan yang luas berupa mewujudkan manusia yang

memiliki kehidupan pribadi yang memuaskan, memiliki

keluarga yang bahagia dan dapat berhubungan sosial

dengan baik, memiliki tanggung jawab sebagai warga

negara serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh

(39)

Tujuan Pendidikan Umum dari Paul L.Dressel dan

Margareth

F.

Lorimer

di

atas

menyiratkan

tujuan

Pendidikan

Umum yang lebih komprehensif

sesuai

dengan

konsep dasar Pendidikan Umum itu sendiri.

Dalam tujuan tersebut disinggung empat hubungan

yang diperankan oleh seseorang, yaitu hubungan dengan

dirinya, keluarganya, masyarakatnya dan hubungan dengan

negaranya. Keempat hubungan tersebut untuk ukuran masya

rakat Barat (terutama Amerika) telah menunjuk

kelengka-pan bagi tata kehidukelengka-pan mereka, walaupun pada hakekatnya

masih ada dua hubungan yang prinsipil yang belum

ter-masuk dalam tujuan di atas, yaitu hubungan dirinya

dengan alam sekitarnya dan hubungan dirinya dengan

Tuhannya.

Sementara itu, tujuan Pendidikan Umum yang lebih

luas dan terinci dikemukakan oleh President Commision on

Higher Education (1960) yang selengkapnya dikutip

seba

gai berikut :

General Education should enable to :

a) develop for regulation of one's personal and

civic life a code of behavior based on ethical

principles concistent with democratic ideas; b) participate actively as an informed and

responcible citizen in solving the social, economic, and political problems of one's community, state and nation;

c) recognize the interdpendence od different-peoples of the world and one's personal respon sibility for fostering international under

standing and peace;

d) understand the common phenomena in .one's physical environment, apply habits of scientif

(40)

and appreciate the implications of scientivic discoveries for human welfare;

e) understand the idea of others and express

one's own effectively;

f) attain a satisfactory emotional and social

adjustment;

g) maintain and improve one's own health and

cooperate actively and intelligently in solving

community health problems;

h) understand and enjoy literature, art, music,

and other cultural activities as expression of

personal and social experience, and participate

to some extent in some form of creative activi

ty;

i) acquire the knowlwedge and attitude basic to

satisfying family l i f e

j) choose a socially useful and personally

satisfying vocation that will permit one to use

the full his particular interest and abilities;

k) acquire and use the skill and habits in

volved in critical and constructive thinking.

(Chester M.Harris, 1960:570-571).

Tujuan Pendidikan Umum yang dikemukakan di atas

menunjukkan keluasan wilayah garapan Pendidikan Umum

yang menyangkut seluruh aspek kehidupan seseorang seba

gai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga

negara, dan warga dunia.

Tujuan tersebut menetapkan manusia yang hendak

diwujudkan melalui pendidikan Umum adalah

pribadi-pribadi yang dapat berkomunikasi dan mengemukakan

ide-ide secara efektif, memiliki kematangan emosi, dapat

menghayati nilai-nilai budaya, mampu berpikir kritis dan

konstruktif, sebagai warga negara dapat ikut aktif

berperan memecahkan masalah-masalah sosial, ekonomi

maupun politik, memiliki kepedulian terhadap lingkungan

(41)

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari beberapa pendapat mengenai tujuan Pendidikan

Umum di atas nampak bahwa Pendidikan Umum ditujukan

untuk menghasilkan manusia yang dapat berperan dalam

hubungannya dengan dirinya sendiri, keluarga, masyara

kat, negara dan hubungannya dengan sesama manusia yang

didasarkan atas tanggung jawab kemanusiaan.

Tujuan Pendidikan Umum tersebut di atas diambil

dari konsep Pendidikan Umum yang berkembang di Amerika

yang berlandaskan kepada pandangan-pandangan filsafatnya

sendiri. Oleh karena itu tanggung jawab kemanusiaan yang

muncul dari humanisme inderawi sangat menonjol.

Huma-nisme inderawi atau sensate adalah humanime yang mem

berikan penghargaann kepada apa-apa yang inderawi atau

empiris (Dick Hartoko, ed, 1985). Oleh karena itu dapat

difahami jika dalam tujuan Pendidikan Umum di atas tidak

disinggung tentang tanggung jawab manusia sebagai makh

luk Tuhan, karena masalah Tuhan dianggapnya tidak

inderawi dan tidak empiris.

Lain halnya dengan Pendidikan Umum di Indonesia

yang menganut falsafah Pancasila sangat menjunjung

tinggi agama dan meletakkannya sebagai pandangan dasar

yang memberi inspirasi pada pembinaan nilai budaya

masyarakatnya. Peran agama ini tersirat dalam rangkaian

(42)

Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkat kan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertang gung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta

sehat jasmani dan rohani.

Tujuan Pendidikan Umum seperti halnya dengan

tujuan pendidikan pada umumnya tidak dapat dilepaskan

dari tujuan manusia itu sendiri, karena semua aktifitas

dalam berbagai aspek kehidupan manusia diarahkan kepada

tujuan hidup manusia.

Tujuan hidup seseorang selalu dilandasi oleh

pandangan dasar berupa sistem nilai yang diyakininya

sebagai suatu kebenaran. Karena itu tujuan hidup terkait

dengan masalah religi yang menurut Henderson (1959:78)

merupakan sesuatu yang diperlukan oleh manusia sebagai

filsafat hidup yang memberi kepastian tentang tujuan

hidupnya.

Tujuan hidup manusia akan selalu diberi warna

oleh keyakinannya akan kebenaran yang lahir dari hubun

gan dirinya dengan Tunannya. Keyakinan ini akan menjadi

landasan, memberi arah dan bentuk tujuan hidup manusia

dan juga tujuan pendidikannya. Efektifitas tujuan hidup

seseorang dalam kehidupannya sangat ditentukan oleh

kualitas keberagamaannya, seperti diungkapkan dalam

kajian fenomenologi MI.Soeiaeman (1988:75) yang dengan

(43)

pen-didikan serta tujuan hidup perealisasiannya dalam

kehidupan sehari-hari akan banyak tergantung dari kuali

tas kesungguhan dalam mengakui dan mempersonisasi keyak

inan serta sistem nilai yang diakuinya itu, yang

lang-sung atau tidak langsung menemukan sumbernya pada landa

san religius.

Dengan demikian tampaklah bahwa keberadaan agama

dalam kehidpan manusia akan menentukan kualitas hidup

manusia, karena agama akan mampu menunjukkan tujuan

hidup secara lebih jelas. Tujuan hidup itu kemudian

dapat menurunkan tujuan-tujuan antara lainnya, seperti

tujuan pendidikan. Bahkan lebih dari itu agama memberi

kan inspirasi bagi perumusan tujuan Pendidikan Umum

secara lebih menyeluruh dan universal, karena manusia

dipandang oleh agama sebagai makhluk yang utuh, lengkap

dan sempurna sesuai dengan kodrat penciptaannya.

Keselarasan agama dan manusia terwujud, karena

keduanya datang dari sumber yang sama, yaitu Tuhan,

karena itu hanya agama yang bersumber pada wahyu

(44)

B. Pendidikan Umum Dalam Surat Luqman

1. Karakteristik Pendidikan Umum dalam Surat Luqman

Untuk melihat Pendidikan Umum dalam Surat Luqman

diperlukan cara kerja yang jelas yang memungkinkan dapat

diperolehnya hasil kajian yang dapat

dipertanggungjawab-kan sebagai kajian yang bermakna berdasarkan kriteria

yang logis dan rasional serta dapat diterima secara

ilmiah.

Untuk itu dalam analisis ini yang menjadi acuan

dasar dan alat penimbang atau ukuran untuk

mengelompok-kan bahwa suatu konsep dapat diakui sebagai program

Pendidikan Umum adalah meletakkan sejumlah kriteria khas

sebagai persfektif atau facet yang dipergunakan peneliti

untuk mengkaji dan menilai konsep pendidikan yang

ter-kandung dalam Surat Luqman.

Menganalisis konsep Pendidikan Umum dalam Surat

Luqman adalah menangkap konsep pendidikan yang tersirat

dalam Surat tersebut dengan menggunakan persfektif

Pendidikan umum. Yang dimaksud dengan persfektif

Pendidikan Umum adalah sudut pandang yang dibatasi oleh

ruang lingkup dan wilayah pemikiran yang berkenaan

dengan Pendidikan Umum. Ruang lingkup pembatas itu

berupa karakteristik khas yang dimiliki Pendidikan Umum

yang telah dianalisis pada bagian yang lalu.

(45)

kepada kandungan Surat Luqman itu hanya akan

dimasukkan

ke

dalam kerangka tujuan, materi,pendidik,terdidik

dan

metoda

pendidikan,

karena

aspek-aspek

itulah

yang

membentuk konsep dasar Pendidikan Umum. Dengan

demikian

diharapkan

dalam

rumusan itu dapat

ditampilkan

lebih

jelas aspek-aspek yang membedakan antara Pendidikan Umum

dengan

pendidikan pada umumnya

serta

keistimewaan-keistimewaan

dari

konsep Pendidikan Umum

dalam

Surat

Luqman.

Konsep

pendidikan

Luqman

dilihat

dari

segi

sasaran

pendidikannya,

diarahkan kepada

semua

orang

yang

dimulai

dalam

ruang lingkup

keluarga,

hal

ini

sesuai dengan karakteristik Pendidikan Umum ke 1,

yaitu

Pendidikan

Umum

merupakan

program

pendidikan

yang

ditujukan kepada semua orang.

Pendidikan

Luqman

menyiratkan

kedalaman

makna

pedagogis

yang menyangkut kehidupan

seseorang

sebagai

anggota

keluarga dan anggota masyarakat

yang

didasari

oleh

adanya

keyakinan

akan

keesaan

Allah

sebagai

landasan gerak dan motivasi pendidikannya.

Di sini karakteristik Pendidikan Umum yang ke

2

dan ke 7 terakomodasikan dalam pendidikan Luqman,

yaitu

program

yang

membina dan mengembangkan

nilai,

sikap,

pengertian

dan

keterampilan

umum

yang

seyogyanya

(46)

pendidikan

yang

berkenaan

dengan

persoalan-persoalan

pribadi,

anggota keluarga, warga masyarakat

dan

warga

negara

yang

bertanggung

jawab

(Chester

W.Harris,

1960:570).

Bahkan

lebih jauh lagi pendidikan

Luqman

me

nyiratkan implikasi yang luas berkenaan dengan sikap dan

pandangan terhadap manusia sebagai makhluk yang memiliki

kebebasan dalam ruang lingkup aturan Tuhan. Jadi sebagai

manusia yang bertanggung jawab dimotivasi dari dua aspek

hubungan,

yaitu

hubungan

kemanusiaan

dan

hubungan

manusia dengan Tuhan.

Melihat

pendidikan

Luqman dari segi

materi

me

nyiratkan

persoalan

yang

fundamental,

yaitu

materi

tauhid

yang

berarti keyakinan

yang

mampu

memberikan

landasan

bagi semua aspek hidup manusia. Jadi

karakter

ke

3. 4, 5, dan 8 merupakan sebagian kecil

dari

ruang

lingkup materi yang diberikan Luqman dalam pendidikannya

(Phenix, Haris, Nelson).

Sedangkan aspek tujuan yang terdapat dalam

karak

ter

ke 6, yaitu mewujudkan kepribadian (Phenix:8)

juga

merupakan

bagian dari tujuan pendidikan Luqman, bahkan

kepribadian yang dimaksud dalam pendidikan Luqman

bukan

hanya bentuk yang ditampilkan dalam perilaku yang tampak

saja, tetapi lebih jauh diletakkan di atas dasar motiva

si keyakinan atau iman, sehingga melahirkan pribadi yang

(47)

Dengan

demikian,

pendidikan

Luqman

layak

dikatagorikan

sebagai Pendidikan Umum, bahkan

memiliki

makna yang lebih luas bila dibandingkan dengan

Pendidi

kan

Umum

dalam konsepsi Barat.

Keluasan

wilayah

ini

terletak

dalam

landasannya

yang

dapat

disebut

pula

sebagai

aspek

yang membedakan antara

Pendidikan

Umu

dalam konsep Luqman dengan Pendidikan umum dalam

konsep

Barat.

Perbedaan yang dimiliki oleh konsep Luqman

ini

melahirkan

bentuk Pendidikan Umum yang lebih

kompre

hensif,

karena

berkaitan dengan semua aspek

yang

me

rupakan keutuhan pandangan tentang manusia, yaitu

aspek

material, akal dan ruhaniah.

Aspek

material berkaitan dengan

manusia

sebagai

makhluk nyata yang memiliki fisik dan hubungannya dengan

benda-benda atau makhluk fisik lainnya. Aspek akal

yang

dimiliki manusia menyimpan potensi intelektualitas

yang

meletakkan manusia sebagai makhluk yang bebas dan

memi

liki

pilihan.

Sedangkan

aspek

ruhani

yang

dimiliki

manusia menyiratkan keyakinan.

Ketiga

aspek

kemanusiaan tersebut

dalam

konsep

Pendidikan melahirkan pemahaman yang dinamis dan

sempur-na

tentang

manusia sebagai makhluk

Tuhan

yang

dapat

(48)

yang mengupayakan perubahan tersebut adalah

pendidikan.

Peletakan manusia dalam kedudukan yang tinggi di

antara makhluk lainnya yang memiliki kebebasan di satu

sisi dan keterikatan sebagai hamba Allah dengan pe

nyerahannya yang total di sisi lainnya, melahirkan

kesempurnaan peran manusia sebagai makhluk yang bebas

dan bertanggung jawab.

Dari pandangan inilah Pendidikan Umum dalam konsep

Luqman lahir sebagai Pendidikan Umum yang khas yang

mengaitkan konsep pendidikan antara manusia dengan

Tuhan, kebebasan dan keterbatasan dan antara material

dan ruhaniah.

2. Tujuan Pendidikan Umum dalam Surat Luqman.

Berkenaan dengan tujuan Pendidikan Umum yang

hendak dibahas dalam bagian ini, terlebih dahulu perlu

dirumuskan makna tujuan dalam pendidikan pada umumnya.

Tujuan dalam konsep pendidikan memiliki beberapa

istilah, antara lain "objective", "aim", dan "purpose".

Istilah "aim" dan "objective" dijelaskan

perbe-daannya oleh Norman Maekenzi (1972:101) sebagai berikut:

The difference between an aim and an objective can be expressed in a number of ways. For example, we may consider an aim as a general

declaration of intent which gives direction to a teaching programme, and an objective as a

(49)

Melihat pendapat di atas tampak bahwa istilah

"aim"

memiliki jangkauan yang lebih jauh dan luas

yang

penggunaannya mengacu kepada hasil-hasil pendidikan

secara umum. Sinonim kata "aim" adalah "goal" atau

"purpose"

yang dalam konteks pendidikan merupakan tujuan

akhir yang hendak dicapai oleh pendidikan.

Yang dimaksud dengan tujuan Pendidikan Umum dalam

tesis

ini merupakan tujuan dalam arti terbatas

sebagai

hasil

yang

hendak dicapai

dalam

tindakan

Pendidikan

Umum. Jadi pengortiannya sama dengan arti

"objective"

di

atas. Dengan demikian tujuan Pendidikan Umum tidak sama

dengan

tujuan

umum pendidikan atau

tujuan

pendidikan

pada umumnya.

Tujuan Umum pendidikan merupakan tujuan akhir yang

hendak

dicapai oleh semua jenis dan tahapan

pendidikan

termasuk di dalamnya Pendidikan Umum.

Untuk melihat. tujuan Pendidikan Umum lebih

jelas,

maka

beberapa

karakteristik

yang

dimilikinya

perlu

ditetapkan terlebih dahulu sebagai bahan acuan untuk

menganalisis

tujuan Pendidikan Umum yang terkandung

di

dalam Surat Luqman.

Karakteristik

umum

yang

dimiliki

oleh

tujuan

Pendidikan

Umum

adalah pengetahuan,

keterampilan

dan

sikap-sikap

umum yang seyogyanya dimiliki

oleh

setiap

orang.

(50)

dianalisis dengan cara memilih konsep-konsep mendasar

yang terdapat dalam surat Luqman dan mengembangkan makna

yang dikandungnya secara kontekstual dan kemu dian

dikomplementasikan dengan karakter tujuan Pendidikan

Umum yang telah baku.

Adapun tujuan umum pendidikan yang terdapat dalam

kandungan

kisah Luqman adalah beribadah

kepada

Allah.

Tujuan

ini

merupakan tujuan akhir pendidikan

yang

di

dalamnya terkandung pula tujuan Pendidikan Umum.

Adapun tujuan Pendidikan Umum yang terdapat

dalam

peristiwa

Luqman

dapat dianalisis

dari

konsep-konsep

berikut :

a. Tujuan yang lahir dari Konsep Syukur :

Konsep

syukur

yang terdapat dalam

ayat

12

me

ngandung pengertian umum, yakni berterima kasih,

memeli-hara

potensi yang dimiliki, menggunakan dan

memanfaat-kannya sesuai dengan fungsi dan keharusannya.

Makna

syukur

tersebut dalam

kaitan

Pendidikan

memiliki makna tujuan pendidikan yang berbentuk perilaku

dan sikap, yaitu dapat menggunakan potensi yang dimiliki

sesuai

dengan keharusannya, baik dalam

bentuk

potensi

fisik maupun non-fisik. Dalam persfektif Pendidikan Umu

tujuan

tersebut

dalam bentuk

keterampilan

dan

sikap

(5

Gambar

PeraturanPelaksanaannya, (1993) ,SinarGrafika,Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

2. I Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional dan Ekstradisi , CV. Muladi, Statuta Roma Tahun 1998 Dalam Kerangka Hukum Pidana Internasional dan Implikasinya Terhadap Hukum

Pencantuman klausula-klausula lingkungan hidup dalam berbagai bentuk klausula perjanjian kredit seperti telah dikemukakan di atas mempunyai dampak sebagai pemicu bila

Merencanakan untuk mengurangi tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan, melakukan pengujian pengendalian, melakukan pengujian substantif atas transaksi,

Respon tersebut dapat kita lihat daripersepsi keluarga yaitu pengetahuan keluarga mengenai Odha perempuan, pengetahuan keluarga untuk hidup bersama atau tinggal serumah

Beton mutu tinggi berserat tembaga metode dreux yakni beton yang terdiri dari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), semen portland, air ditambah dengan

1) Dalam pelaksanaan suatu proyek khususnya dalam industri EPC, setiap individu yang terlibat harus memahami ruang lingkup pekerjaan masing-masing khususnya

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Research and Development (R&D) dari Sukmadinata (2011). Hasil tanggapan siswa terhadap aspek keterbacaan dan

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka berupa sosialisasi kepada pemilik warung makanan dan minuman di Desa