MODEL SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TARI DI KELAS
VII-E SMP NEGERI 14 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari
Oleh:
Tantri Mediyansari
1000350
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MODEL SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TARI DI KELAS
VIIE SMP NEGERI 14 BANDUNG
Oleh
Tantri Mediyansari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Tantri Mediyansari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
MODEL SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN TARI DI KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDUNG
Oleh:
TANTRI MEDIYANSARI 1000350
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
(Dr. Frahma Sekarningsih S.Sen., M.Si) (NIP.195710181985032001)
Pembimbing II
(Heni Komalasari M.Pd) (NIP.197109152001122001)
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 6
E. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
H. Struktur Penulisan ... 9
BAB II MODEL PEMBELAJARAN, MODEL SIMULASI, PEMBELAJARAN TARI, KEAKTIFAN BELAJAR. A. Pengertian Model Pembelajaran ... 10
B. Model Simulasi ... 14
C. Pembelajaran Seni Tari ... 17
C.a Pengertian Pembelajaran ... 17
C.b Pembelajaran Seni ... 20
C.c Pembelajaran Tari ... 21
D. Keaktifan Belajar ... 24
E. Karakteristik Siswa Menengah Pertama ... 27
F.Aplikasi penerapan Model Simulasi Pada pembelajaran Tari untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa ... 29
G. Asumsi Penelitian ... 30
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 32
A.a Lokasi Penelitian ... 32
A.b Subjek Penelitian ... 32
A.b.1. Populasi ... 32
A.b.2. Sampel ... 33
B. Desain Penelitian ... 33
C.Metode Penelitian ... 35
D. Variabel Penelitian ... 35
E.Definisi Operasional ... 36
F.Instrumen Penelitian ... 37
G. Teknik Pengumpulan Data ... 39
H. Analisis Data ... 40
I. Uji Hipotesis ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
A.a. Deskripsi Proses Pembelajaran Tari Sebelum Menggunakan Model Simulasi. ... 46
A.b. Proses Penerapan Model Simulasi. ... 49
A.c. Hasil Penerapan Model Simulasi. ... 51
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
B.a. Proses Penerapan Model Simulasi. ... 52
B.b. Hasil Penerapan Model Simulasi. ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Grafik 3.1 One Shot Case Study ... 33
Grafik 3.2 variabel bebas dan terikat ... 36
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik3.1Penilaian Kelompok ... 43
Grafik4.1Grafik Pertemuan Pertama ... 67
Grafik4.2Grafik Pertemuan Pertama ... 67
Grafik4.3Grafik Pertemuan Kedua ... 71
Grafik4.4Grafik Pertemuan Kedua ... 71
Grafik4.5Grafik Pertemuan Ketiga ... 75
Grafik4.6 Grafik Pertemuan Ketiga ... 76
Grafik4.7Grafik Pertemuan Keempat ... 79
Grafik4.8Grafik Pertemuan Keempat ... 79
Grafik4.9Grafik Nilai Keaktifan Tiap Pertemuan ... 81
Grafik4.10Grafik Nilai Keaktifan Tiap Pertemuan ... 81
Grafik4.11Grafik Rata-Rata Tiap Pertemuan ... 82
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Komponen-Komponen Pembelajaran ... 18
Tabel 3.1Indikator Penilaian Keaktifan Model Simulasi ... 40
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian... 42
Tabel 3.3 Format Penilaian Afektif ... 43
Tabel 3.4Rata-Rata Nilai Setiap Pertemuan ... 43
Tabel 4.1Jadwal dan Materi Penelitian ... 53
Tabel 4.2Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 54
Tabel 4.3Langkah Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 57
Tabel 4.4Langkah Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 60
Tabel 4.5Langkah Pembelajaran Pertemuan Keempat ... 62
Tabel 4.6Nilai Keaktifan Pertemuan Pertama ... 64
Tabel 4.7Nilai Keaktifan Pertemuan Kedua ... 68
Tabel 4.8Nilai Keaktifan Pertemuan Ketiga ... 72
Tabel 4.9Nilai Keaktifan Pertemuan Keempat ... 76
Tabel 4.10Rata-rata Nilai Keaktifan Siswa ... 80
Tabel 4.12Perhitungan Mencari Konstanta a dan b ... 83
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi denan judul “ Model
Simulasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VII SMP Negeri 14 Bandung” ini
beserta seluruh isinya adlah benar-benar karya saya sendiri. Saya ridak
melakukan penjuplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku di masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini , saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelangggaran etika keilmuan atau ada klaim dari
pihak-pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 22 Januari 2014
Yang membuat pernyataaan
Ttd
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih yang penuh rasa syukur pertama peneliti
haturkan kepada Tuhan yang Esa, yang telah memberikan banyak nikmat
dan kasih sayang-Nya. Allah SWT yang telah menjadi pengisi hati serta
memperingati peneliti siang dan malam. Selanjutnya peneliti
mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yaitu,
1. Dr. Frahma Sekarningsih.,S.Sn.,M.Si. Salaku Ketua Jurusan
Pendidikan Seni Tari sakaligus pembimbing I, yang sudah banyak
membimbing selama proses dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Heni Komalasari., M.Pd. salaku pembimbing II, yang sudah sabar
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Desy Herawaty., S.Pd. Selaku narasumber dan guru pamong PPL
di SMP Negeri 14 Bandung yang telah banyak membantu selama
proses penelitian dan pengambilan data di SMP Negeri 14 Bandung.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Seni Tari yang sudah
membimbing dan mendidik.
5. Mamah Tuti Sumanah dan Bapa Nana Rudyana yang sudah
memberikan do’a dan dukungannya kepada saya
6. Kakak tercinta Dimas patria, dan seluruh sodara sepupu Incu Abah
Surba Azis Supriyadi serta Sang kekasih hati yang senantiasa
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Seluruh mahasiswa Pendidikan Seni Tari 2010 , dan para sahabat
yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dorongan dan semangat selama proses penelitian skripsi ini.
8. Untuk semua pihak yang telah membantu proses penelitian skripsi
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan amal ibadah semua mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Amin
Jazakumullah khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza.
Bandung, Julii 2014
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Asa geus jauh lalampahan
Nyungsi pangarti di Bumi Siliwangi
Unggal léngkah teu karasa nyorang wanci
Kiwari cunduk mangsana
Kuring bakal miang ti ieu almamater
Mugia élmu mangpaat
Dunya rawuh ahérat...
Kinanti
Kudu diajar sing suhud
Nalika tolabul ilmi
Sangkan hasil tinekanan
Lulus tinangtu kasungsi
Peuteun tinangtu sugema
Modal hirup nyiar rijki
Ucapan terima kasih yang teramat dalam
Untuk Papa, Mama, Saudara dan Kasihku tercinta
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Model Simulasi untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tari di Kelas VII-E SMP Negeri 14 Bandung, dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran tari di sekolah yang masih berpusat pada guru (Teacher centered). Metode dan materi kurang bervariasi sehingga menyebabkan peran aktif siswa kurang (pasif). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh data mengenai peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari dengan menggunakan model Simulasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah praeksperimental melalui pendekatan kuantitatif dengan Desain
one-Shot Case Study yaitu desain penelitian yang tidak menggunakan kelas kontrol. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini ialah bahwa model simulasi mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa, yang dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam memperhatikan, bertanya menjawab dan kegiatan eksplorasi dalam mencari gerak selama proses pembelajaran. Hasil dari penerapan model ini siswa memiliki kemampuan bergerak dalam menari, toleransi terhadap teman-temannya, siswa berani tampil, dan meningkatnya kemampuan interaksi sosial dalam kegiatan bekerjasama serta meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran tari.
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Research of entitled about Simulation Models to improve the students learning activeness for
learning dance in SMPNegeri 14 Bandung class VII-E”, have a background the teacher was to be
centered learning dance at school. Don’t have any method and material so can make student not
active in the class. It’smean from the research will get information about increase student activity dance learning with Simulasi. The method used in this research is praeksperimental and desaign one shot case study. From the research we got simulasi method can increase student activity, can be looked from expression student asking to the teacher, answer the question, and eksplorasi activity in search gesture during learning proces, from this method student not only have gesture ability but also student wellto do tolerance to ward their friends. Can able to building bravery in their selve to showing and student can increase social interaction ability to teamwork. The conclusion is simulasi method thats the right way for student in dance learning.
1
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan perubahan tingkah laku dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
mampu menjadi mampu. Belajar dapat dilakukan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang berlangsung di sekolah, keluarga
dan masyarakat guna membekali siswa agar mampu memainkan peran dalam
kehidupan bermasyarakat. Untuk menghasilkan proses belajar yang efektif
maka diperlukan keterlibatan guru dan partisipasi aktif dari siswa. Melalui
partisipasi, seorang siswa akan dapat memahami pelajaran dari
pengalamannya sehingga akan mempertinggi hasil belajarnya, situasi
pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran sehingga
hasil belajar siswa optimal.
Peran guru sebagai ujung tombak keberhasilan suatu proses
pembelajaran, mengharuskannya mampu menerjemahkan nilai-nilai
kurikulum dan mentransformasikannya kepada siswa pada proses
pembelajaran. Terdapat tanggung jawab besar dan peran strategi bagi seorang
guru dalam membentuk kepribadian siswa. Pembentukan kepribadian siswa
dapat dilakukan sejak dini baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.
Setiap aktivitas pembelajaran di sekolah mengharuskan terjadinya
perubahan tingkah laku dan pembentukan kepribadian pada diri siswa.
Pembelajaran seni tari merupakan salah satu pembelajaran yang bertujuan
membentuk kepribadian pada diri siswa. Dengan kegiatan berkesenian
diharapkan akan tumbuh pribadi-pribadi yang kreatif dan mencintai
budayanya.
Dalam mentransformasikan nilai-nilai kurikulum pada siswa dalam
2
dalam penyampaiannya. Model pembelajaran dapat membantu siswa maupun
guru untuk menghasilkan proses pembelajaran yang optimal.
Model menurut kamus lengkap bahasa indonesia modern (2010, hlm.
255) adalah “contoh, pola, acuan ragam, macam dan sistem yang menyerupai
sesuatu tepat seperti yang ditiru”. Model digunakan untuk menggambarkan
sesuatu seperti situasi nyata. Model pembelajaran adalah ′suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain ′(Joyce dan Weil, 1980,
hlm. 1).
Pola yang dimaksudkan ialah pola atau rancangan pembelajaran yang
dapat digunakan guru ketika memberikan materi. Bahan-bahan yang
digunakan bertujuan untuk membantu guru dalam menyelesaikan
kesulitannya menyampaikan materi. Setiap guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Penerapan model pembelajaran pada pembelajaran Tari merupakan strategi
atau acuan seorang guru dalam merangcang sebuah pembelajaran, agar
terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Model pembelajaran menurut Joice (2009, hlm. 31) dapat
dikelompokan ke dalam 4 rumpun model mengajar yakni sebagai berikut:
1. Information processing models, 2. Personal models,
3. Social interaction models, 4. Behavioral models,
Model simulasi merupakan salah satu model pembelajaran yang
termasuk ke dalam kelompok Social Interaction model atau model interaksi
sosial. Yaitu kelompok model pengajaran yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa dalam memahami hubungan sosial. Model simulasi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memerankan peran sebagai
orang yang bepartisipasi aktif dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam
kehidupan. Model ini adalah model membuat suatu peniruan terhadap sesuatu
3
pembelajaran dirancang untuk membantu siswa mengalami berbagai macam
proses dan kenyataan sosial untuk menguji reaksi siswa dan memperoleh
konsep keterampilan pembuatan keputusan.
Dalam pembelajaran seni tari tampaknya tidak bisa jika hanya
menggunakan salah satu model saja, karena karakteristik bidang seni tari
berkaitan dengan keadaan personal, hubungan sosial dan budaya yang mesti
dikembangkan dalam diri siswa secara bersama-sama. Pemilihan model harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran tari di sekolah ialah agar siswa
mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun teori. Sebagai upaya
menumbuhkan kepekaan rasa, fikir dan kecintaaan terhadap tanah air maka
pendidikan tari lebih mengarah kepada perubahan sikap siswa. Pencapaian
tujuan untuk mendapatkan pengalaman seni kepada siswa dapat dilakukan
dengan berbagai kegiatan, baik praktik maupun teori. Kegiatan praktik akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berekspresi, dan
mengaktualisasi diri.
Namun berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 14 Bandung
melalui wawancara dengan Ibu Desy pada tanggal 29 Januari peneliti melihat
beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran tari diantaranya:
Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model pengajaran
menyebabakan pembelajaran kurang efektif, sehingga peran guru lebih
banyak dari pada peran aktif siswa. Kemudian keterbatasan sarana dan
prasarana sekolah menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam
mengajarkan praktek tari kepada siswa. Selain itu, adanya tanggapan dari
siswa laki-laki bahwa pembelajaran tari hanya cocok untuk perempuan dan
terkesan tidak menarik, karena pemilihan materi tari di lapangan lebih banyak
pada tari bentuk yang cocok untuk perempuan membuat siswa laki-laki
mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Beberapa persoalan yang muncul di atas tentu saja ini menjadikan
sebuah persoalan yang harus diselesaikan, mengingat bahwa pembelajaran
4
praktik, sehingga jika hanya berupa teori saja maka hasil pembelajaran tidak
akan optimal. Selain itu peran aktif guru yang dominan menyebabkan siswa
banyak diberi pengetahuan tanpa memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membangun pengetahuannya sendiri. Padahal seharusnya siswa aktif
sendiri mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
permasalah-permasalahan yang ada, bukan menunggu untuk disuapi.
Piaget (Nasution, 2018, hlm. 32) menyatakan bahwa ′seorang anak
bukanlah seperti tabung yang menanti untuk diisi pengetahuan, melainkan
secara aktif anak akan membangun pengetahuan tentang dunia dan isinya melalui keerlibatan dan hubungannya′. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan seorang siswa tidak bisa dipaksakan dan harus
datang dari dalam diri siswa itu sendiri karena pada dasarnya manusia
merupakan mahluk yang aktif yang mampu membangun pengetahuannya
sendiri.
Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran yang berlangsung ialah Teacher Center (berpusat pada guru).
Ini mengakibatkan proses pembelajaran tidak aktif sehingga keterampilan dan
pengetahuan siswa tidak dapat berkembang dan kreativitasnya tidak muncul.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebenarnya dapat diciptakan
melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
prosesnya. Pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada
siswa akan mudah untuk dipahami, selalu diingat dan lebih memotivasi siswa.
Dan pembelajaran yang langsung diberikan kepada siswa akan membekas
dalam ingatannya, karena siswa sendirilah yang melakukan dan
mengalaminya.
Untuk itu dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran seni tari, maka model simulasi dijadikan sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran tari.
Dimana model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami
sendiri secara langsung proses pembelajaran Tari yaitu melalui simulasi
5
kenyataan-kenyataan yang tidak diperoleh melalui bahan pelajaran lainnya,
seperti mengalami menjadi seorang petani, atau penanaman nilai-nilai
kemasyarakatan yang terkandung dalam tari tani. Pengalaman siswa terjun
langsung berperan sebagai petani membuat siswa lebih mudah dalam
memahami, mengingat, dan mengaplikasikan pembelajaran tari. Kegiatan
eksplorasi yang terdapat dalam simulasi akan melatih kemampuan dan
keterampilan siswa dalam bergerak.
Adapun pemilihan materi Tari Tani pada penelitian ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa di lapangan. Tari tani merupakan
suatu tarian yang mengusung kepada kurikulum tingkat satuan pendidikan,
yang di dalamnya berisi tentang nilai-nilai kemasyarakatan. Kearifan lokal dan
nilai-nilai budaya yang terkadung di dalamnya sangatlah baik untuk dijadikan
bahan pembelajaran siswa di SMP. Dengan kombinasi model simulasi,
pembelajaran tari ini menurut peneliti bisa menciptakan karakter siswa sesuai
dengan budaya ketimuran. Hal ini dapat telihat pada saat siswa terjun
langsung seolah-olah menjadi petani. Diharapkan, setelah pembelajaran tari
dengan model simulasi ini siswa dapat menghargai suatu profesi khususnya
petani. Selain itu, materi tari Tani ini dapat dipraktekan oleh siswa laki-laki
ataupun siswa perempuan karena tari Tani ini tidak terpatok hanya untuk
laki-laki atau sebaliknya.
Dengan kegiatan ini siswa dapat bereksplorasi sendiri untuk mencari
gerak aktivitas yang sering dilakukan petani. Melalui model simulasi ini
bukan hanya keterampilan motorik saja yang dikembangkan, akan tetapi
sikap percaya diri dan berani akan mulai tumbuh pada diri siswa pada saat
kegiatan simulasi dimulai. Beberapa sikap positif yang muncul pada siswa
dengan menggunakan model simulasi diantaranya:
1. Siswa akan terlatih bekerjasama dengan kelompok pada saat proses
simulasi yang dilakukan per kelompok.
2. Memberikan motivasi belajar, saat siswa mengalami sendiri kegiatan
6
3. Menumbuhkan daya kratif siswa, terjadi pada saat siswa bereksplorasi
sendiri mencari berbagai macam gerak aktivitas petani.
4. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi, yang dilakukan pada
diskusi teman kelompoknya untuk mencari berbagai macam gerak.
Salah satu keunggulan dari model simulasi ialah dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa di kelas. Keaktifan siswa dalam pembelajaran tari
dengan model ini dapat terlihat dengan aktivitas peran serta siswa dari
pemberian tugas-tugas mengenai pengetahuan tentang tari, dan Ide gagasan
siswa yang muncul saat proses eksplorasi gerak. Adapun pengertian dari
keaktifan itu sendiri ialah kesibukan atau respon siswa dalam kegiatan belajar
yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Respon siswa terhadap
pembelajaran tari muncul saat siswa memberikan pertanyaan dan pernyataan
saat proses belajar berlangsung. Kegiatan peniruan gerak petani dalam
pembelajaran simulasi tari tani akan mengoptimalkan proses belajar, dengan
banyaknya keterlibatan siswa yang muncul saat proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan model simulasi tari tani ini
mampu mengembangkan keterampilan dan kreatifitas siswa, karena pada
model ini siswa diberikan kesempatan untuk menentukan sendiri peran yang
akan disimulasikan, sehingga dari simulasi inilah siswa belajar dari
konsekuensi tindakan yang mereka ambil dan bertanggung jawab atas
keputusan yang siswa ambil sebelumnya. Berdasarkan beberapa pernyataan di
atas, maka penelti merasa perlu melakukan penelitian dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap siswa guna melihat sejauh mana model
simulasi ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran
tari. Maka dari itu hal ini mendorong penetliti untuk mengadakan penelitian
menggunakan model simulai tersebut dengan mengangkat judul “Model
Simulasi untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran
Tari di Kelas VII SMP Negeri 14 Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan temuan di lapangan sebagaimana dipaparkan pada latar
7
1. Kurangnya kompetensi guru dalam mengembangkan model pembelajaran
di kelas terutama pada pembelajaran Tari.
2. Pemilihan materi ajar lebih mengakomodasi siswa perempuan, dan adanya
pandangan dari siswa laki-laki yang beranggapan bahwa pembelajaran tari
hanya cocok untuk perempuan menyebabkan siswa laki-laki bersikap
acuh.
Beberapa pernyataan di atas merupakan masalah yang terjadi di SMP
Negeri 14 Bandung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas maka peneliti
merumuskan permasalahan kedalam beberapa rumusan masalah yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses Pembelajaran Seni Tari di Kelas VII SMP Negeri 14
Bandung sebelum diterapkan model simulasi?
2. Bagaimanakah proses penerapan model simulasi pada pembelajaran seni
tari di kelas VII SMP Negeri 14 Bandung?
3. Bagaimanakah hasil penerapan model Simulasi pada pembelajaran seni
tari di kelas VII SMP Negeri 14 Bandung.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari kegiatan ini ialah:
Secara umum tujuan dari penelitian ini ialah ingin memberikan bahan
pertimbangan dan solusi bagi sekolah dan guru untuk memecahkan masalah
dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa terhadap suatu mata pelajaran
baik itu pelajaran seni tari maupun pelajaran lainnya, sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan efektif dan efisien. Adapun tujuan khusus
dari penelitian ini ialah:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran Seni Tari di sekolah SMP Negeri 14
Bandung sebelum menggunakan model simulasi.
2. Mendeskripsikan proses penerapan model simulasi pada pembelajaran
8
3. Memperoleh data hasil penerapan model simulasi pada pembelajaran Seni
Tari kelas VII SMP Negeri 14 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk
beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Mampu memberikan pengalaman empiris dan menambah wawasan,
serta pengalaman selama terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui,
pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 14 Bandung. Mengetahui gambaran
mengenai proses pembelajaran dengan penerapan model Simulasi untuk
meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. Serta mengetahui hasil yang akan
didapat setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model
Simulasi untuk meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa.
2. Bagi Guru SMP Negeri 14 Bandung
Penerapan model simulasi diharapakan mampu menjadi alternatif
model pembelajaran bagi para guru khususnya guru seni di SMP Negeri 14
Bandung dalam menggunakan model pada proses pembelajaran untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
3. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari
Penelitian ini diharapkan bisa menambah koleksi kepustakaan
(literature) khususnya bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari mengenai Model
Pembelajaran yang dapat Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa, dan untuk
kepentingan akademik secara tidak langsung penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang kependidikan seni di sekolah.
4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
menambah sumber pustaka serta dapat menyumbang salah satu eksperimen
mengenai model simulasi pada pembelajaran tari di SMP Negeri 14 Bandung
9
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Struktur Organisasi Skripsi berisikan mengenai pemaparan-pemaparan
yang ditulis peneliti dalam setiap BAB dalam skripsi, yaitu BAB I sampai
BAB V.
BAB 1 membahas mengenai latar belakang masalah yang diangkat
peneliti yaitu proses pembelajaran tari yang masih dinilai kurang efektif
sehingga mendorong peneliti melakukan pengamatan mengenai model
Simulasi. BAB 2 membahas mengenai kajian teori-teori yang berkaitan
dengan topik yang diangkat peneliti yaitu model belajar, pembelajaran tari
dan keaktifan belajar.BAB 3 membahas mengenai metodologi penelitian
yang digunakan yaitu Praeksperimental melalui pendekatan kuantitatif
dengan design one-shot case study. BAB 4 membahas mengenai proses
penerapan model simulasi, dan hasil dari penerapan model simulasi terhadap
peningkatan keaktifan belajar siswa di kelas VIIE. BAB 5 membahas
mengenai kesimpulan secara keseluruhan baik proses dan hasil penelitian
32
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 14 Bandung
yang merupakan salah satu sekolah formal menengah pertama yang beralamat
di Jalan lapangan Supratman No.8 Kel. Cihapit Kec. Bandung Wetan, Kota
Bandung 40114, Jawa Barat, Indonesia. Alasan peneliti mengambil lokasi ini
karena model simulasi dalam pembelajaran tari belum pernah diujicobakan di
sekolah tersebut, selain itu model ini dirasa cocok untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran seni tari.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ialah semua pihak yang telah memberikan suatu
informasi yang diperlukan dalam penelitian baik berupa data, kata-kata,
tindakan dan segala aktivitas yang diperoleh oleh informan. Subjek penelitian
yang digunakan peneliti adalah seluruh siswa kelas VII-E, karena model
Simulasi belum pernah diuji cobakan di kelas ini, dan berdasarkan
wawancara yang dilakukan, kelas ini memiliki tingkat keaktifan belajar yang
kurang dibandingkan dengan kelas-kelas yang lainnya. Penggunaan subjek
penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Populasi
Menurut Darmawan (2013, hlm. 137).” Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas”. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa SMP Negeri 14 Bandung, yang
berjumlah kurang lebih 936 siswa dan terbagi ke dalam 8 kelas. Alasan
peneliti mengambil populasi ini ialah karena model Simulasi belum pernah
diterapkan pada pembelajaran tari di sekolah ini .
33
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII-E yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 20 siswi perempuan dan 16
siswa laki-laki. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
Purposive sampling, yaitu responden yang terpilih menjadi anggota sampel
atas dasar pertimbangan peneliti sendiri. Alasan pengambilan sampel di kelas
VIIE ini karena keaktifan belajar siswa di kelas ini dilihat masih kurang jika
dibandingkan dengan kelas lainnya. Siswa di kelas ini dominan pemalu,
sehingga mereka merasa tidak percaya diri ketika diminta untuk
mengeluarkan pendapat saat proses pembelajaran. Selain itu, hasil belajar
siswa di kelas ini jauh di bawah jika dibanding kelas yang lainnya, maka dari
itu peneliti mengujicobakan model simulasi untuk meningkatkan keaktifan
belajar di kelas.
B. Desain Penelitian
Suatu penelitian akan berhasil apabila menggunakan desain penelitian
yang baik. Desain penelitian ini ialah menggunakan One-Shot Case Study.
Menurut Darmawan (2013, hlm. 241) One-Shot Case Study, yaitu “desain
penelitian dimana suatu kelompok dikenakan perlakuan tertentu, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel terikat”. Dalam penelitian ini, sampel diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan Model
Simulasi, kemudian dilakukan pengukuran melaui kegiatan observasi dan
disimpulkan hasilnya. Desain dari One-shot Case Sudy ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
X O
Gambar 3.1 One-Shot Case Study
Keterangan:
X : Treatment yang diberikan
O : Observasi
Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya harus melalui beberapa
34
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap ini merupakan tahap awal yang dilaksanakan dalam penelitian. Pada
tahap ini peneliti mempersiapkan dan menyusun rancangan penelitian guna
mempermudah proses penelitian. Beberapa persiapan yang dilakukan peneliti
ialah:
a. Peneliti mengajukan beberapa judul dan berdiskusi dengan beberapa
dosen yang menjadi tim Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari.
b. Peneliti mengajukan Proposal Penelitian kepada Dewan Skripsi Jurusan
Pendidikan Seni Tari
c. Peneliti menseminarkan proposal tersebut dihadapan para Dosen penguji
untuk mendapatkan koreksi, masukan sekaligus perbaikan sehingga
mendapatkan pengesahan serta persetujuan dari Dosen Penguji yang
selanjutnya mendapatkan SK pembimbing Skripsi.
Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
pra penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi di lapangan yang
terjadi untuk dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan beberapa kegiatan diantaranya:
a. Menentukan lokasi untuk dijadikan penelitian
b. Menentukan responden yang akan diteliti
c. Menyusun penelitian dengan mengkaji literatur dari penelitian-penelitian
terdahulu sehingga peneliti mendapatkan gambaran penelitian.
d. Melakukan observasi dan wawancara kepada pihak terkait dengan
masalah penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Ketika tahap pra penelitian sudah dilaksanakan, kemudian penelitian
ke lapangan dilakukan dengan berpedoman pada instrumen. Peneliti
melakukan observasi, wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti guru seni
35
C. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menyangkut dengan
kegiatan ilmiah metode dihubungkan dengan cara kerja untuk memahami
objek yang menjadi sasaran dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Sejalan dengan pemikiran Darmawan (2013, hlm. 127) yang menyatakan bahwa ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”.
Metode penelitian yang digunakan ialah eksperimental namun dikenal
dengan Praeksperimental. Metode ini merupakan metode yang tidak perlu
menggunakan kelas kontrol, dan penelitian uji coba menggunakan sesuatu
yang baru dan dampaknya terhadap sesuatu yang diteliti.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu objek yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel bebas (Independent variable)
Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain yang biasa disimbolkan dengan variabel “x”.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka yang menjadi variabel bebas dari
penelitian ini ialah model simulasi.
2. Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dapat disimbolkan dengan variabel “y”.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
36
Variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan pada peneliti
dapat digambarkan pada gambar di bawah ini.
Gambar. 3.2 variabel bebas dan terikat
E. Definisi Operasional
Untuk menegaskan istilah serta menghindari kesaalahan pahaman agar
tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian, maka
diharapkan adanya penafsiran terhadap istitilah trsebut. Peneliti memberi
definisi operasional terhadap istilah tersebut sebagai berikut:
Keaktifan Belajar Siswa
Variabel yang Dipengaruhi (y) Model Simulasi
Variabel yang Mempengaruhi (x)
1. Orientasi 2. Latihan
partisipan 3. Simulasi
4. Wawancara
1. Siswa mampu menerima dengan mengikuti dan memahami materi ajar mengenai
kegiatan petani
2. Siswa mampu menanggapi dengan mengajukan pertanyaan mengeanai materi yang
diajarkan
3. Siswa mampu menilai dengan melaksanakan langkah kegiatan bertani
4. Siswa mampu mengelola kelompok dalam menirukan gerak yang telah dijelaskan
5. Siswa mampu menghayati setelah mengemukakan dan menyimak pendapat orang lain 1. Menerima
2. Menanggapi
3. Menilai
4. Mengolah
37
Model simulasi dalam pembelajaran tari merupakan salah satu model
pengajaran dengan melakukan peniruan gerak terhadap sesuatu objek baik
yang hidup maupun yang mati. Model pengajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri proses pembelajaran
dengan kegiatan peniruan terhadap suatu objek.
Pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran yang
berorientasi pada gerak, mata pelajaran ini biasanya dilakukan melalui
kegiatan praktik gerak maupun teori tari.
Keaktifan belajar dapat dikatakan sebagai respon siswa dalam
memahami, mengingat dan mengaplikasikan pembelajaran tari. Hal ini dapat
dilihat dari aktivitas bertanya siswa dan tanggapan siswa terhadap materi ajar
pada proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi di atas yang dimaksud dengan model
simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari
di kelas VII-E SMP Negeri 14 Bandung, merupakan model pembelajaran
yang mengajak siswa secara langsung mengalami sendiri proses pembeajaran
dengan menirukan suatu keadaan seperti nyata yaitu terhadap peniruan gerak
petani. Sehingga hasil dari pembelajaran yang diperoleh akan lebih bermakna
dan meningkatkan keaktifan belajar siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan pedoman yang berisikan sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh
responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa meliputi pendapat, fakta, data,
pengetahuan, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah yang
dikaji dalam penelitian. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa, yaitu
dengan cara memberikan pertanyaan – pertanyaan. Peneliti membuat pedoman
wawancara yang berisi informasi yang dapat dijadikan sebagai data. Adapun
38
Mengenai ketertarikan dan pemahaman serta pengetahuan siswa terhadap
pembelajaran seni tari.
a) Mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam menerima materi dan
memberikan respon ajar pada proses pembelajaran seni tari
b) Bertanya kepada guru mengenai keterlibatan dan respon siswa yang
muncul pada saat pembelajaran berlangsung, dan pertanyaan yang
berkenaan dengan pengembangan model atau metode pembelajaran yang
digunakan.
Pedoman wawancara yang digunakan ialah Wawancara langsung yang
dilakukan secara tatap muka dengan siswa kelas VIIE, wali Kelas dan guru
mata pelajaran Seni Tari selaku objek dan subjek yang akan diteliti guna
melihat sejauh mana model simulasi mampu meningkatkan keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran seni tari.
2. Pedoman observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan pengamatan
secara langsung terhadap sesuatu yang berhubungan dengan peneltian.
Peneliti menggunakan observasi langsung atau pengamatan terhadap
lingkungan guru dikelas, selain itu peneliti menggunakan pedoman observasi.
Pedoman observasi disusun kedalam beberapa bagian yakni pedoaman
observasi untuk meninjau atau mengamati langsung ke lokasi penelitian
mengenai proses pembelajaran seni tari di kelas VII-E SMP Negeri 14
Bandung.
Observasi yang dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh data yang
mendukung penelitian. Hasil observasi penelitian dari setiap treatment atau
perlakuan yang diberikan pada pembelajaran tari di kelas VII E di SMP
Negeri 14 Bandung melaui model simulasi akan dianalisis guna melihat
sejauh mana peningkatan terhadap keaktifan belajar siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan memotret dan mengabadikan kegiatan
siswa selama proses pembelajaran. Dokumentasi yang digunakan berupa hasil
39
G.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan datanya. Untuk mendapatkan
data yang valid maka peneliti harus melakukan pengumpulan data dari hasil
penelitian, adapun teknik pengumpulan yang ditempuh oleh peneliti melalui:
1. Wawancara
Merupakan percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai
narasumber tentang objek yang diteliti agar mendapatkan hasil yang relevan.
Pedoman wawancara terbagi atas dua yaitu wawancara berstruktur dan
wawancara tidak berstruktur. Artinya wawancara struktur adalah wawancara
yang dilakukan dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara tidak terstruktur ialah
kebalikan dari wawancara terstruktur.
Wawancara yang dilakukan ialah dengan wawancara terstruktur
kepada siswa dan guru mata pelajaran SBK di SMP Negeri 14 Bandung.
Kegiatan wawancara dilakukan kepada siswa kelas VIIE sebagai sampel yang
dialakukan guna mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam menerima
materi pelajaran, dan guru baik guru wali kelas maupun guru mata pelajaran
Seni Tari untuk mengetahui hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa
dalam proses pembelajaran.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan berupa format yang mudah diisi dan mudah dianalisis.
Merupakan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan ingatan saat
melakukan penelitian. Kegiatan observasi merupakan bagian terpenting untuk
mendapatkan sejumlah data melalui pengamatan langsung kepada sekolah,
siswa dan guru. Observasi yang dilakukan berkaitan dengan proses
pembelajaran seni tari dan keadaan sekolah. Pengamatan dilakukan terhadap
aktivitas siswa di kelas yang berhubungan keaktifan belajar siswa.
Pengamatan tehadap keaktifan belajar siswa dilakukan empat kali
40
di kelas VII-E ini dilakukan dengan membagi siswa ke dalam empat
kelompok. Data yang diambil dari penelitian hanya berkisar dari aspek afektif
saja, yaitu: mengajukan pertanyaan, menjawab, memperhatikan dan
mendengar, serta bekerjasama dalam mengeksplorasi gerak.
3. Dokumentasi
Merupakan catatan peristiwa yang didukung oleh foto-foto, karya
tulis, hasil kerja siswa berupa akademik yang mendukung dalam melihat
peningkatan keaktifan belajar siswa kelas VII-E dalam pembelajaran Seni
Tari. Alat yang digunakan dalam studi dokumentasi ialah camera digital, dan
hp. Untuk mendapatkan gambar maupun hasil belajar siswa kelas VII-E, yang
selanjutnya akan diamati dan diteliti untuk memperoleh tujuan penelitian
H.Analisis Data
Dalam menentukan kebenaran informasi penelitian, selanjutnya
peneliti melakukan kegiatan pengolahan data/analisis data. Setelah data
terkumpul, maka langkah selanjutnya ialah pengorganisasian,
pengklasifikasian, dengan mencari kesesuaian antara data yang diperoleh dari
hasil wawancara, observasi, yang mendukung pada hasil data penelitian.
Kemudian data-data yang tertumpul akan ditarik kesimpulan. Analisis data
pada penelitian ini memiliki tahapan untuk mempermudah peneliti dalam
menganalisis data, tahapan tersebutyaitu:
1. Mengetahui ketercapaian indikator Model Simulasi terhadap keaktifan
belajar siswa, dengan indikator seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator penilaian Keaktifan model Simulasi
Langkah Simulasi Indikator Afektif
Orientasi a. Siswa mampu menerima
pembelajaran dengan memahami
materi yang diajarkan berkenaan
dengan kegiatan petani
b. Siswa mampu menanggapi dengan
mengungkapkan pertanyaan
41
c. Siswa mampu mengaplikasikan
materi ajar berkenaan dengan
kegiatan petani kedalam gerak.
Latihan Partisipan a. Siswa mampu mengikuti gerak tari
tani yang telah dijelaskan oleh
guru
b. Siswa mampu memerankan
perannya sebagai petani dalam
proses pembelajaran
c. Siswa mampu melaksanakan
langkah bertani dari yang telah
dijelaskan oleh guru dengan
menggunakan unsur ruang, tempo,
dan properti tari.
Simulasi a. Siswa mampu mengelola
kelompoknya dalam menirukan
gerak bertani seperti mencangkul,
menabur benih, tandur, membajak
sawah dan memanen dengan
mengkombinasikan menggunakan
ruang, tempo dan properti tari.
Wawancara a. Siswa mampu menghayati materi
tari tani setelah mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang
diajarkan.
b. Siswa mampu menyimak pendapat
42
2. Menerapkan ketercapaian indikator kedalam penilaian, seperti tercantum
dalam tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian
Kriteria Keterangan
A = Baik
(90-100)
1. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
orientasi
2. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap latihan
partisipan
3. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
simulasi
4. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
wawancara.
B = Baik
(70-80)
1. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
orientasi
2. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap latihan
partisipan
3. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
simulasi
C = Cukup
(50-60)
1. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
orientasi
2. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap latihan
partisipan
D= Kurang
(30-40)
1. Siswa mampu memenuhi indikator penilaian tahap
orientasi
Tabel indikator di atas digunakan peneliti sebagai acuan pengamatan
terhadap keaktifan belajar siswa.
3.Mengelompokan penilaian kelompok kedalam tabel penilaian kelompok,
43
Tabel 3.3 Format Penilaian Afektif
No Nama Kelompok Anggota Kelompok Nilai
Nilai Rata-Rata TiapPertemuan = � � � �� � �
� �
a. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
statistik deskriptif. Teknis statistik deskriftif ini dilakukan dengan cara
mendeskripsikan data yang telah dikumpulan, dan menyajikannya kedalam
tabel dan grafik. Penggunaan tabel dimaksudkan untuk memperjelas hasil
penelitian dan akan diperjelas kembali melalui grafik keaktifan belajar
kelompok. Grafik berisikan rata-rata nilai untuk setiap pertemuan yang
menunjukan adanya suatu hasil dari perlakuan Model Simulasi. Hasil ini
dapat berupameningkat atau tidaknya keaktifan belajar siswa selama proses
penerapan Model Simulasi. Tabel keaktifan belajar siswa dapat disimak pada
tabel di bawah ini:
Data dari tabel di atas kemudian akan dituangkan kedalam contoh grafik
di bawah yang akan memperjelas peningkatan keaktifan belajar siswa. Tabel 3.4 Rata-Rata Nilai SetiapPertemuan
NamaKelompok Pertemuan
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV
Grafik 3.1 Penilaian Kelompok
itle
Kelompok I
Kelompok 2
Kelompok 3
44
I. Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan Regresi Linier Sederhana, yang
memiliki langkah-langkah tersendiri. Bila langkah-langkah tersebut
dijabarkan pada penelitian ini, antara lain:
a. Menemukan Persamaan Regresi
Pada persamaan regresi terdapat tiga langkah, yaitu: 1. Membuat tabel
untuk mencari kostanta a dan b; 2. Mencari nilai konstan b dan a; dan 3.
Membuat persamaan regresi.
b. Menemukan Kolerasi Antara Variabel X dan Y
Untuk menemukan kolerasi antara variabel X dan Y terdapat dua
langkah, yaitu: 1. Membuat tabel untuk mencari nilai kolerasi; dan 2.
Menghitung nilai kolerasi (r).
c. Menghitung Determinasi
Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
(persentase) yang diberikan variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y). Pada
penelitian ini untuk mengetahui kontribusi Model Simulasi terhadap keaktifan
siswa
d. Mengitung Nilai thitung dan ttabel
Pada perhitungan thitung dan ttabel digunakan untuk mengetahui nilai dari
masing-masing perhitungan yang selanjutnya akan dibandingkan.
e. Membandingkan thitung dan ttabel
Setelah masing-masing nilai thitung dan ttabel ,maka akan dibandingkan
antara thitung dan ttabel, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima ataukah tidak. Hipotesis diterima atau tidak menurut Siregar (2013, hlm. 286) adalah “bila -t hitung ≤ttabel≤thitung ,maka Ho diterima dan
bilathitung>ttabel, maka Ho ditolak”.Pada penelitian ini akan menguji hipotesis
yang berbunyi, “model Simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
45
f. Mengambil Keputusan
Setelah semua langkah-langkah dilakukan, lalu pengambilan
keputusan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara Model Simulasi
92 Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Model Simulasi untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII-E
SMP Negeri 14 Bandung, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan Model
Simulasi keaktifan belajar siswa meningkat dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
Pembelajaran tari sebelum menggunakan model Simulasi terkesan
membosankan bagi siswa, apalagi untuk siswa laki-laki yang beranggapan
bahwa pembalajaran tari hanya cocok untuk perempuan. Proses pembelajaran
yang berlangsung monoton membuat siswa kurang bergairah dalam
pembelajaran. Namun setelah model Simulasi diterapkan alhamdulilah siswa
terlihat bergairah dan begitu senang selama proses pembelajaran, yang
menyebabkan keaktifan belajar siswa pun meningkat.
Peningkatan keaktifan belajar selama proses penerapan Model
Simulasi dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam bertanya, menjawab
pertanyaan dari guru, bereksplorasi, dan berlatih gerak dengan kelompoknya.
Situasi pembelajaran yang dilakukan dengan kegiatan praktik memberikan
kesan yang menyenangkan bagi siswa, sehingga materi yang disampaikan
guru lebih mudah dipahami. Model
simulasiinimendorongsemangatsiswauntukmencarigeraktarisendiritanpadiberi
oleh guru, sehinggageraktari yang terciptadarikreatifitassiswatersebut lebih
lama diingat.
Peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihatdari nilai rata-rata
keaktifan pada setiap pertemuannya, dari 72,5 pada pertemuan pertama
menjadi 90 pada pertemuan ke empat. Berdasarkan hasil tersebut maka
benarlah bahwa model Simulasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
93
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang di laksanakan di
SMP Negeri 14 Bandung, tentang Model Simulasi untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan pendidikan di bidang seni tari, yang
implikasinya sebagai berikut:
a. Guru seni
Dengan model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini
diharapkan dapat memberikan solusi kepada guru dalam memberikan materi
ajar kepada siswa, sedangkan untuk pelaksanaannya tergantung pada
kreativitas masing-masing guru dalam mengelola model pembelajaran ini
sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada prosesnya.
Pembelajaran tari merupakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,
namun terkadang pembelajaran tari juga memberikan kesan yang
membosankan terutama bagi siswa laki-laki. Agar pembelajaran tari
memberikan kesan yang menyenangkan maka guru harus mampu
mengembangkan model pembelajaran. Karena dengan model pembelajaran
yang monoton siswa akan mudah bosan. Pemilihan materi ajar untuk
pembelajaran pun harus di perhatikan agar siswa laki-laki dan siswa
perempuan bisa berperan aktif pada proses pembelajaran.
b. Lembaga
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kebijakan sekolah dalam pembelajaran seni budaya terutama seni
tari, agar pada tahun ajar berkutnya materi pembelajaran tari dapat
disampaikan secara optimal kepada siswa. Bukan hanya sekedar memberikan
tugas yang terpaku pada buku lks saja, namun dapat memberikan beragam
informasi tentang pengetahuan seni tari dan memperoleh pengalaman terjun
langsung dalam kegiatan bereksplorasi gerak, sehingga pada masa yang akan
datang sekolah bisa menjadi unggulan di bidang seni bukan hanya di bidang
94
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Siswa
Untuk siswa, setelah melihat hasil dari penerapan Model Simulasi
selama empat pertemuan, diharapkan untuk kedepannya siswa dapat lebih
memahami mengenai materi pembelajaran tari. Dan dengan diterapkannya
model ini diharapkan siswa dapat lebih berani lagi untuk tampil di depan
kelas sehingga proses pembelajaran akan lebih mengarah pada Student
95
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Suprijono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arifin. (2012). Pengantar Statistika. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi.( 2010). Prosedur Penelitian: Suat Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:RosdaKarya
Dimyanti, dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Hamalik, Umar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: bumi aksara
Hidayat, Ujang S. (2011). Model-model Pembelajaran Berbasis PAIKEM.
Bandung: CV SILIWANGI & CO.
Joyce, Bruce. Marsha Weil. (2010). Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kosasih. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press
Masunah, Juju dan Narawati, T. 2003. Seni dan Pendidikan Seni: Sebuah Bunga
Rampai. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni
Tradisional(P4ST) UPI.
Pamadhi, Hadjar. 2008. Pembelajaran Seni di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Setiadi, Dadi. (2010). Pendidikan Seni.bogor: CV REGINA
Siregar, Syofian. (2013). MetodePenelitianKuantitatif.Jakarta: KencanaPrenata
Media Grup.
Sugiyono.( 2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
96
Sunarto dan Agung. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI
Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PR Remaja
Rosdakarya
Ulum, Bakhrul. (2013). Keaktifan Belajar Siswa.
Tersedia:
Tantri Mediyansari lahir di Subang, pada hari Kamis, pada tanggal 14 Januari
1993. Anak kedua dari pasangan Sumanah Nana Rudiyana dan Tuti.
Mengenyam pendidikan di SDN Srimukti pada tahun 2000,dan lulus tahun 2006.
Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 6 Subang pada tahun 2006, dan lulus
tahun 2008. Dan melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi di SMA Negeri
3Subang pada tahun 2008, dan lulus tahun 2010. Setelah lulus di SMA kemudian
mencoba peruntungan dalam melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu ke UPI
melalui jalur PMDK. Denngan berbagai macam tes yang dilakukan alhamduliah
tahun 2010 lolos masuk UPI hingga sekarang 2014.
Selama mengeyam pendidikan di jurusan pendidikan seni tari UPI, banyak sekali
pengalaman yang didapatkan, terutama pengalaman di bidang organisasi
pargelaran. Pada tahun 2013 penyusun mendapat kesempatan menjadi peserta
anggota JPI-ASEAN di Kalimantan Timur kontingen Jawa Barat. Setelah
Beberapa tahun berjuang di Universitas Pendidikan Indonesia, akhirnya tepat
tahun keempat penyusun dapat menyelesaikan Studinya Di UPI. Tentu saja ini
berkat doa dan dukungan dari beberapa pihak yang sangat berpengeruh, oleh
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
INSTRUMEN PENELITIAN
1. INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK SISWA
2. Bagaimanakah kesan anda terhadap mata pelajaran SBK?
3. Apa yang anda ketahui tentang tari?
4. Bagaimanakah cara guru SBK mengajar?
5. Apakah anda senang dengan mata pelajaran SBK?
6. Apa yang anda pelajari dalam mata pelajaran SBK?
JAWABAN YANG DIBERIKAN
1. Sebenarnya mata pelajaran SBK merupakan mata pelajaran yang
sangat menyenangkan, hanya saja terkadang kami merasa pusing
dengan materi yang diberikan oleh guru karena tidak mengerti. Tapi
banyaknya membosankan, dan tidak asik karena bikin bete.
2. Tari biasanya dilakukan oleh perempuan, kalo anak laki-laki nari nanti
dikatakan seperti anak perempuan.
3. Cara mengajar guru SBK sangat menakutkan. Guru sering tidak masuk
dan hanya memberikan tugas pada kita.
4. Senang terhadap mata pelajarannya saja tapi tidak senang dengan
gurunya karena galak dan terkesan membosankan.
5. Kita belajar bikin gambar batik dan guci, dan kebanyakan belajar dari
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU
1. Bagaimanakah proses pembelajaran SBK di kelas VII?
2. Bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran SBK?
3. Kesulitan apa yang dialami selama ibu mengajar SBK?
4. Model pengajaran apa yang digunakan dalam memberikan materi ?
5. Materi apakah yang biasanya ibu berikan pada siswa?
JAWABAN WAWANCARA DENGAN GURU
1. Proses Pembelajaran Sbk Di Kls Vii Berlangsung Setiap Hari Kamis
Untuk Kelas Viie, Pada Jam Ketiga Dan Keempat.
2. Respon Siswa Baik-Baik Saja, Hanya Saja Saya Sering Memberikan
Materi Dalam Bentuk Teori Dibandingkan Prakti Karena Keterbatasan
Sarana Dan Prasarana Sekolah
3. Kesulitan Yang Dialami Selama Ini Hanya Berkisar Pada Materi Dan
Alokasi Waktu. Karena Sbk Ini Menaungi Mata Pelajaran Rupa, Musik,
Tari Dan Teater Terkadang Saya Hanya Menyampaikan Materi Musing
Dan Rupa Saja.
4. Saya Hanya Menggunakan Ceramah Saja Untuk Mengefektifkan Waktu
Yang Disesuaikan Dengan Materi.
5. Materi Rupa Dan Musik Saja, Karena Terkadang Untuk Menyampaikan
Tantri Mediyansari, 2014
Model simulasi untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari di kelas VII –e Smpn 14 bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK WALI KELAS
1. Bagaimana Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Eksak Di Kelas VIIE?
2. Bagaimana Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Tersebut?
3. Adakah Keluhan Dari Guru Lain Mengenai Nilai Pembelajaran Lain?
4. Dalam Bentuk Apakah Biasanya Materi Yang Disampaikan?
5. Bagaimana Nilai Pelajaran Lain Yang Diperoleh Kelas VIIE?
JAWABAN WAWANCARA UNTUK WALI KELAS
1. Alhamdulialh anak-anak disini kalau untuk pembelajaran eksak
mereka bagus, karena saya melihat kemampuan kognitif anak-anak
disini memang tinggi-tinggi.
2. Respon anak-anak terhadap mata pelajaran tersebut pun saya lihat
cukup bagus, apalagi ini di buktikan dengan nilai-nilai pelajaran
mereka yang melebihi batas KKM
3. Untuk keluhan sepertinya samapai saat ini saya belum mendengar dari
guru mata pelajaran lainnya
4. Materi teori dan praktik, biasanya materi teoridiberikan di awal dan
praktik di akhir
5. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa untuk nilai pelajaran
dalam mata pelajaran apapun alhamdulilah mereka melebihi batas