PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
OPEN-ENDEDDAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DI KELAS VII SMP KATOLIK
TRISAKTI 2 MEDAN T.A. 2013/ 2014
Oleh :
Julina Sri Wahyuni Simanjuntak NIM. 408111069
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepadaJesus Kristusatas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan denganbaik. Skripsiiniberjudul “Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa yang Diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended dan Pendekatan Pembelajaran Ekspositori di KelasVII SMPKatolik Trisakti 2MedanT.A. 2013/2014”.SkripsiinidisusununtukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSar janaPendidikanMatematika,FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam UNIMED.
PadakesempataninipenulisinginmenyampaikanterimakasihkepadaBapakR
ektor UNIMED Prof. Dr. IbnuHajar,
M.Si.besertaseluruhPembantuRektorsebagaipimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.DselakuDekan FMIPA UNIMED besertaPembantuDekan I, II,
dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari,
M.Pd.selakuKetuaJurusanMatematika, Bapak Drs. ZulAmry, M.Si.selakuKetua Program StudiPendidikanMatematikadanBapak Drs. YasifatiHia, M.Si.selakuSekretarisJurusandansebagaiDosenPembimbingSkripsi yang telahbanyakmemberikanbimbingan, arahandan saran gunakesempurnaanskripsiini, BapakProf. Dr. Mukhtar, M.Pd., Bapak Drs.M. Panjaitan, M.Pd., danBapak Drs. SahatSiahaan, M.Pd., selakuDosenPenguji yang telahmemberikan saran mulaidariperencanaanpenelitiansampaiselesainyapenyusunanskripsiini,Bapak
Prof. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc,
Ph.DselakuDosenPembimbingAkademikdankepadaseluruhBapakdanIbudosensert astafpegawaijurusanMatematika FMIPA UNIMED.
v
Tulang Gabriel, MatuaMonang,dansaudara-saudaraku yang
jugaselalumemberikandukungandandoa.
PenulisjugamengucapkanterimakasihkepadaBapak Drs. G. SimanjuntakselakuKepalaSMPKatolikTrisakti 2 Medan, Ibu D. Simanjorang, S.Pd., IbuP. Sihombing, S.Pd.,selaku guru bidangstudimatematikabeserta guru
danstafpegawaiSMPKatolikTrisakti 2 Medanyang
telahbanyakmembantupenulisselamapenelitian.
UcapanterimakasihjugapenulisucapkankepadaJuliHermanto, Amos, Novita, Tuti, Gabe, Basaria, Hotmalidadanteman-temanseperjuanganlainnya di jurusanmatematikakelas A Reguler 2008, temankutemankuSiscaGultom, Debby Marbun, teman-teman PPL-T YP Immanuel 2011, teman-temand’Ranseldkk (Imelda, Suci, Lina, Ainun, Uwis, Mondang) besertateman-temanDepartemenMatematikaMedicayang
telahbanyakmembantupenulisselamaperkuliahansampaimenyelesaikanskripsiini, besertasemuapihak yang tidakdapatdisebutkansatupersatu yang turutmemberisemangatdanbantuankepadapenulis.
Penulistelahberupayasemaksimalmungkindalampenyelesaianskripsiini, namunpenulismenyadarimasihbanyakkelemahanbaikdarisegiisimaupuntatabahasa.
Untukitupenulismengharapkan saran dankritik yang
bersifatmembangundaripembaca demi
sempurnanyaskripsiini.Kiranyaskripsiinibermanfaatdalammemperkayakhasanahil mupengetahuan.
Medan, April 2014 Penulis,
iii
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG
DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARANOPEN-ENDED
DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DI KELAS VII SMP KATOLIK TRISAKTI 2
MEDAN T.A. 2013/2014
Julina Sri Wahyuni Simanjuntak(NIM. 408111069) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended lebih baik dari pendekatan pembelajaran ekspositori di Kelas VII SMP Katolik Trisakti 2 Medan T.A 2013/2014.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Katolik Trisakti 2 Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik randomsampling. Sampel penelitian ini ialah siswa kelas VII yang kemudian diambil dua kelas, yaitu kelas VIIA dan kelas VIIB. Kelas eksperimen I (VIIA) pendekatan pembelajaran Open-Endeddan kelas eksperimen II (VIIB) diajar dengan pendekatan pembelajaran ekspositori. Banyak siswa untuk masing-masing kelas adalah 40 orang. Instrumen penelitian berupa tes yang berbentukessaytestsebanyak 3 soal. Sebelum tes diberikan pada siswa terlebih dahulu divalidkan kepada dua orang dosen dan seorang guru matematika.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan...i
Riwayat Hidup...ii
Abstrak ...iii
Kata Pengantar ...iv
Daftar Isi ...vi
Daftar Tabel ...ix
Daftar Lampiran ...x
Daftar Gambar ...xii
Daftar Diagram ...xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Identifikasi Masalah ...6
1.3 Batasan Masalah...6
1.4 Rumusan Masalah ...6
1.5 Tujuan penelitian...6
1.6 Manfaat Penelitian ...7
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ...8
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika...8
2.1.2. Pengertian Kemampuan dalam Pembelajaran Matematika ...9
2.1.3. Pengertian Komunikasi ...10
2.1.4. Komunikasi Matematik ...14
2.1.4.1 Pengertian Komunikasi Matematik...14
2.1.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematik...18
2.1.5. Pendekatan Pembelajaran Matematika ...19
2.1.6. PendekatanOpen-Ended ...20
vii
2.1.6.2 Sintaks Pembelajaran dengan PendekatanOpen-Ended ...25
2.1.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended... 27
2.1.7. Pendekatan Ekspositori ...28
2.1.7.1 Pengertian Pendekatan Ekspositori ...28
2.1.7.2 Karakteristik Pembelajaran Pendekatan Ekspositori ...29
2.1.7.3 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Ekspositori ...29
2.1.7.4 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Ekspositori...31
2.1.7.5 Perbedaan Pedagogi Pembelajaran PendekatanOpen-Ended dan Pendekatan Ekspositori ...32
2.1.8. Teori Belajar Pendukung Pendekatan PembelajaranOpen-Ended ...34
2.1.9. Persamaan Linier Satu Variabel ...36
2.1.9.1 Pengertian Persamaan Linier Satu Variabel...36
2.1.9.2 Bentuk Setara/ Ekivalen dari Persamaan Linier Satu Variabel...37
2.1.9.3 Model (Kalimat) Matematika Persamaan Linier Satu Variabel...37
2.1.9.4 Penggunaan Persamaan Linier Satu Variabel ...38
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ...41
2.3 Kerangka Konseptual ...42
2.4 Hipotesis...44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...45
3.2. Populasi dan Sampel ...45
3.2.1. Populasi ...45
3.2.2. Sampel ...45
3.3 Defenisi Operasional ...45
3.4 Jenis Penelitian...46
3.5 Desain Penelitian...46
3.5.1. Variabel Penelitian ...47
3.6 Prosedur Penelitian...47
viii
3.8 Teknik Analisis Data...50
3.8.1. Uji Normalitas ...51
3.8.2. Uji Homogenitas ...52
3.8.3. Uji Hipotesis ...53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...54
4.1.1. Nilai Pretes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II...54
4.1.2. Nilai Postes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...56
4.1.3. Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa di Kelas Eksperimen I ...57
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian...58
4.2.1. Uji Normalitas Data ...58
4.2.2. Uji Homogenitas Data...59
4.2.3. Pengujian Hipotesis...60
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...60
4.3.1. Kegiatan Pembelajaran...60
4.3.2. Kemampuan Komunikasi Matematik ...61
4.4 Diskusi Hasil Penelitian ...63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...66
5.2. Saran ...66
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan PendekatanOpen-Ended ...25
Tabel 2.2 Perbedaan pedagogi pembelajaran pendekatanOpen-Endeddan pendekatan ekspositori ...32
Tabel 3.1 Desain Penelitian...47
Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Eksperimen II ...55
Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II...56
Tabel 4.3 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas...57
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ...59
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I ...69
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...99
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II ...107
Lampiran 4. Kisi-kisi Tes Diagnostik ...111
Lampiran 5. Tes Diagnostik ...112
Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik ...113
Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ...116
Lampiran 8. Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika...117
Lampiran 9. Daftar Nama Validator ...120
Lampiran 10.Tes Awal Kemampuan Komunikasi Matematika ...121
Lampiran 11. Penyelesaian Tes Awal Kemampuan Komunikasi Matematika...123
Lampiran 12.Tes Akhir Kemampuan Komunikasi Matematik...127
Lampiran 13. Penyelesaian Tes Akhir Kemampuan Komunikasi Matematika...129
Lampiran 14. Nilai Pretes Kelas Ekperimen I ...134
Lampiran 15. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen I ...136
Lampiran 16. Nilai Pretes Kelas Ekperimen II ...137
Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen II ...139
Lampiran 18. Nilai Postes Kelas Eksperimen I ...140
Lampiran 19. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Postes Kelas Eksperimen I ...142
Lampiran 20. Nilai Postes Kelas Eksperimen II ...143
Lampiran 21. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen II ...145
xi
Lampiran 23 Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Skema Kemampuan Komunikasi Matematik ...16 Gambar 2.2. Diagram aktivitas guru dalam pendekatan pembelajaran
Open-Ended ...26 Gambar 2.3. Diagram aktivitas siswa dalam pendekatan pembelajaran
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1 Data pretest kelas eksperimen I dan eksperimen II...55 Diagram 4.2 Data posttest kelas eksperimen I dan eksperimen II ...56 Diagram 4.3 Nilai Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas
Eksperimen I ...57 Diagram 4.4 Grafik Nilai Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan PendekatanOpen-Ended ...25
Tabel 2.2 Perbedaan pedagogi pembelajaran pendekatanOpen-Endeddan pendekatan ekspositori ...32
Tabel 3.1 Desain Penelitian...47
Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Eksperimen II ...55
Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II...56
Tabel 4.3 Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas...57
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ...59
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Skema Kemampuan Komunikasi Matematik ...16 Gambar 2.2. Diagram aktivitas guru dalam pendekatan pembelajaran
Open-Ended ...26 Gambar 2.3. Diagram aktivitas siswa dalam pendekatan pembelajaran
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1 Data pretest kelas eksperimen I dan eksperimen II...55 Diagram 4.2 Data posttest kelas eksperimen I dan eksperimen II ...56 Diagram 4.3 Nilai Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas
Eksperimen I ...57 Diagram 4.4 Grafik Nilai Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I ...69
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...99
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II ...107
Lampiran 4. Kisi-kisi Tes Diagnostik ...111
Lampiran 5. Tes Diagnostik ...112
Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik ...113
Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ...116
Lampiran 8. Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika...117
Lampiran 9. Daftar Nama Validator ...120
Lampiran 10.Tes Awal Kemampuan Komunikasi Matematika ...121
Lampiran 11. Penyelesaian Tes Awal Kemampuan Komunikasi Matematika...123
Lampiran 12.Tes Akhir Kemampuan Komunikasi Matematik...127
Lampiran 13. Penyelesaian Tes Akhir Kemampuan Komunikasi Matematika...129
Lampiran 14. Nilai Pretes Kelas Ekperimen I ...134
Lampiran 15. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen I ...136
Lampiran 16. Nilai Pretes Kelas Ekperimen II ...137
Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen II ...139
Lampiran 18. Nilai Postes Kelas Eksperimen I ...140
Lampiran 19. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Postes Kelas Eksperimen I ...142
Lampiran 20. Nilai Postes Kelas Eksperimen II ...143
Lampiran 21. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen II ...145
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan manusia yang seutuhnya. Sebagai konsekuensi logis setiap daerah dan setiap anggota masyarakat termasuk siswa berhak atas segala aktivitas pembangunan serta wajib berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan baik secara fisik maupun mental. Selain itu juga semakin berkembangnya IPTEKS di zaman sekarang ini berdampak besar karena semakin ketatnya persaingan dan semakin dibutuhkannya sumber daya manusia yang berkualitas baik, berketerampilan tinggi dan memiliki keterampilan khusus. Kunci pembangunan bagi bangsa Indonesia dimasa mendatang adalah pendidikan. Hal tersebut, sesuai dengan yang diungkapkan Kartini Kartono (1997:1) :
“Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang juga untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih baik serta lebih sejahtera. Disamping itu, pendidikan merupakan masalah yang amat kompleks dan teramat penting. Karena menyangkut macam-macam sektor kehidupan, bagi pemerintah dan rakyat. Karena itu diperlukan pemecahan permasalahannya secara terpadu.”
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar baik aspek terapannya, maupun aspek penalarannya mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Matematika sekolah yang merupakan bagian dari matematika, yang dipilih atas dasar kepentingan pengembangan kemampuan dan kepribadian peserta didik serta perkembangan Ilmu dan Teknologi. Perlu selalu dapat sejalan dengan tuntutan kepentingan peserta didik menghadapi kehidupan masa depan.
Dalam Depdiknas (Admin, 2008 : 1) mengemukakan bahwa :
2
Hal ini dipertegas oleh Cockroft (Abdurrahman, 2003:253) yang mengemukakan ada sekurangnya 6 alasan perlunya belajar matematika, antara lain:
Matematika perlu diajarkan pada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) memerlukan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan; dan (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan kemampuan tersebut masih rendah. Seiring dengan mutu pendidikan di Indonesia juga masih rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Zainurie (2007 : 1) :
”Banyak orang bilang ’mutu pendidikan Indonesia’, terutama dalam pelajaran matematika masih rendah. Data yang mendukung opini ini adalah : Data UNESCO menunjukkan peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah”.
Ketua Assosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) Firman Syah Noor (http:/www.sfeduresearch.org/content/view/108/66/lang.jd/.)juga mengungkapkan bahwa :
”Prestasi siswa matematika kelas 7 (setara SMP kelas 1) di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang jumlah jam pelajarannya setiap tahun lebih sedikit dibanding Indonesia. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, 625 = tingkat lanjut). Merupakan hasil analisis pelaksanaan TIMMS yang dilakukan Frederick KS Leing dari The University of Hongkong. Artinya waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih”.
3
disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti: 1) kesulitan dalam menggunakan konsep, 2) kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan memecahkan soal berbentuk verbal”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang R (2008) bahwa :
”Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu pengalaman belajar matematika bersama guru yang tidak menyenangkan atau guru yang membingungkan, turut membentuk sikap negatif siswa terhadap pelajaran matematika. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Pernyataan ini didasari oleh pendapat J. Bruner (dalam Edward, 2002: 40) yang menyatakan bahwa: “Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain”. Hal senada juga diungkapkan oleh Fathoni (dalam www.komunikasimatematika.com) bahwa:
“Dalam mempelajari matematika bukan semata-mata hanya menghafal, tetapi siswa harus bisa mengartikan setiap simbol-simbol matematika dan rumus yang terdapat dalam matematika karena simbol-simbol matematika bersifat “artificial” yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya”.
4
disajikan ke dalam tulisan. Berdasarkan observasi tersebut disimpulkan kemampuan komunikasi matematik tertulis siswa kelas VII SMP Katolik Trisakti 2 Medan masih rendah dan diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Selain itu peneliti juga mewawancarai guru bidang studi matematika di SMP Katolik Trisakti 2 Medan (Ibu P. Sihombing, 10 Agustus 2012) yang menyatakan bahwa :
”Siswa menganggap matematika itu sulit dan siswa tidak menyukai matematika yang terkadang disebabkan gaya belajar siswa. Kemampuan komunikasi matematika siswa masih tergolong rendah. Para siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika sehingga pola jawaban ketika menyelesaikan persoalan tidak bervariasi, hasil belajar matematika yang diperoleh masih belum memuaskan. Siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah dan belum mampu mengkomunikasikan ide-ide matematik”.
Dari beberapa hal di atas menjelaskan begitu penting arti dan peranan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa sehingga dapat disimpulkan kemampuan komunikasi matematika siswa masih sangat rendah. Salah satu implikasi terhambatnya komunikasi dalam matematika adalah proses membangun sebuah kerangka pemahaman serta respon terhadap pembelajaran tidak akan berjalan lancar, seperti yang dikemukakan oleh NCTM (dalam Widjayanti, 2010) yang menyatakan:
“Dalam matematika, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi menjadi bagian yang esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Komunikasi adalah cara untuk berbagi (sharing) gagasan dan mengklarifikasi pemahaman. Melalui komunikasi, gagasan-gagasan menjadi objek-objek refleksi, penghalusan, diskusi, dan perombakan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dan kelanggengan untuk gagasan-gagasan, serta juga menjadikan gagasan-gagasan itu diketa hui publik.”
5
dimana guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa sedangkan siswa pasif yang hanya menerima masukan saja dan biasanya siswa kurang aktif dalam menyampaikan pendapatnya. Dengan kata lain, siswa hanya mengajar, menghafal, mengisi buku tugas, kemudian mengikuti ujian dengan bermodalkan hafalan saja. Strategi pembelajaran teacher-centeredini lebih menekankan pembelajaran yang berpusat pada guru yang menyebabkan tidak teraktifkannya potensi dan kemampuan siswa dengan maksimal, siswa hanya sebagai pendengar, seperti botol kosong yang dituangi air. Hal ini menyebabkan siswa menjadi cenderung pasif dan kurang terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka guru perlu mengusahakan perbaikan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan cara bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh siswa. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dapat memberikan keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik adalah pendekatan pembelajaranOpen-Ended.
Mengacu pada pendapat bahwa pendekatan pembelajaran Open-Ended adalah pendekatan yang membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban yang benar, sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa pendekatan ini dapat menjadi fasilitator dalam mengembangkan dan merangsang kemampuan komunikasi matematik siswa.
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Siswa kurang menyenangi matematika.
2. Pembelajaran matematika di kelas masih bersifatteacher-centered. 3. Pendekatan pembelajaran kurang tepat sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran.
4. Tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa masih rendah.
1.3. Batasan masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas sangat luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada masalah pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dan kemampuan komunikasi matematik siswa masih rendah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah yang sudah dikemukakan diatas maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : ”Apakah kemampuan komunikasi matematik siswa dengan diajar pendekatan pembelajaran Open-Ended lebih baik dari pendekatan pembelajaran ekspositori di kelas VII SMP Katolik Trisakti 2 Medan T.A. 2013/2014 ?”
1.5. Tujuan Penelitian
7
1.6. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi hasil sebagai berikut :
1. Bagi Siswa diiharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa terhadap matematika, serta memperoleh pengalaman baru dalam belajar
2. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru terhadap alternatif pendekatan pembelajaran yang memungkinkan untuk diterapkan sebagai upaya meningkatkan komunikasi matematik siswa.
3. Bagi Sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah terutama dalam pembelajaran matematika.
65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaranOpen-Ended lebih baik dari pendekatan pembelajaran ekspositori di kelas VII SMP Katolik Trisakti 2 Medan T.A. 2013/2014.
5.2. Saran
1. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pendekatan pembelajaranOpen-Endedsebaiknya dilakukan secara konsisten dan dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini dengan materi dan tingkat kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.
3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan komunikasi matematik siswa.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
AmilafiZone. 2011. Pendekatan Terbuka (Open-Ended Approach). http://google.co.id//PENDEKATAN TERBUKA (OPEN-ENDED APPROACH) AmilafiZone.htm (acsessed 03 Juni 2013)
Ansari, Bansu I. 2009. Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi). Banda Aceh :
PeNA.
Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009.Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Djamarah, S.B. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Asdi Mahasatya.
FMIPA. 2010.Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Program Studi
Pendidikan. Medan : FMIPA UNIMED.
Hamalik, Oemar. 2005.Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.
Miftah, M, (2009), Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran, http://www.mediape ndidikan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=2:komuni kasi-efektif&catid=1:pendidikan&Itemid=2 (accessed 26 juni 2012)
Paduppai, Darwing dan Nurdin. 2008. Penerapan Pendekatan Open-Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 14: 904-925
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Sinurat, Aldi. 2013. Pendekatan Open-Ended. http://google.co.id//CatatanKu Pendekatan Open-Ended.htm (acsessed 03 Juni 2013)
56
Sudjana. 2005 .Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudrajat, A., (2008),Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,dan Model Pembelajaran.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertia n-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model pembelajaran/ (acsessed 26 juni 2012)
Sudiarta, I Gusti Putu. 2007. Prospek Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Matematik Berorientasi Pemecahan Masalah Open-Ended di Sekolah Dasar di Provinsi Bali. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 13 : 886-906
Sukino dan Wilson Simangunsong. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Masmedia Buana Pustaka
Syafruddin. 2008.Pendekatan Open Ended Problem dalam Matematika.
http://www.psb-psma.org/content/blog/pendekatan-open-ended-problem-dalam-matematika.html. (acsessed 26 juni 2012)
Syamsudin, M. Pembelajaran Matematika. 2008.
http://www.google.co.id//search?hl=id&1=strategi+pembelajaran+matema tika&meta/ (acsessed 26 juni 2012)
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana:Jakarta