• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERMAINAN JALAN KALAJENGKING UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT LENGAN DALAM PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PERMAINAN JALAN KALAJENGKING UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT LENGAN DALAM PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang)."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PERMAINAN JALAN KALAJENGKING UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT LENGAN DALAM

PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh

ENDANG HIDAYATULLOH 1003793

PROGRAM STUDI S1 PENJAS PENDIDIKAN GURU SEKOL AH DAS AR PE NDIDI KAN JAS MANI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG

(2)

PENERAPAN PERMAINAN JALAN KALAJENGKING UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT LENGAN DALAM

PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI

Oleh

EndangHidayatulloh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Pendidikan Guru SekolahDasarPendidikanJasmani

© EndangHidayatulloh 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

v

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 10

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 10

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 11

B. Hakikat Kebugaran Jasmani ... 12

1. Pengertian Kebugaran Jasmani... 12

2. Komponen Dasar Kebugaran Jasmani ... 13

3. Tujuan Kebugaran Jasmani ... 14

4. Pengertian Kekuatan Otot Lengan... 14

5. Bentuk Latihan Kekuatan Otot Lengan ... 14

C. Hakikat Bermain ... 16

1. Pengertian Bermain ... 16

2. Tujuan Bermain ... 16

3. Manfaat Bermain ... 17

D. Permainan Jalan Kalajengking ... 18

1. Pengertian Permainan Jalan Kalajengking ... 18

2. Tujuan Permainan Jalan Kalajengking ... 18

(6)

vi

4. Langkah-langkah Penerapan Jalan Kalajengking ... 19

E. Temuan Hasil Penelitian Relevan ... 20

F. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 22

1. Lokasi Penelitian ... 22

2. Waktu Penelitian ... 23

B. Subyek Penelitian ... 24

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian ... 24

2. Rancangan Penelitian ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 32

1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)... 32

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG 2)... 32

3. Format Aktivitas Siswa ... 32

3. Teknik Pengolahan Data... 34

4. Validasi Data ... 35

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Paparan Data Awal ... 36

1. Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran ... 36

2. Paparan Data Awal Kinerja Guru... 37

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa... 37

4. Paparan Data Awal Hasil Tes... 38

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

1. Pembahasan Perencanaan ... 99

2. Pembahasan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan ... 100

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 102

4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa ... 103

5. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ... 106

6. Pembuktian Hipotesis ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 108

(7)

vii

1. Perencanaan Kinerja Guru ... 108

2. Pelaksanaan Kinerja Guru ... 109

3. Aktivitas Siswa ... 109

4. Hasil Belajar Siswa... 109

B. Saran ... 110

1. Bagi Guru ... 110

2. Bagi Siswa ... 111

3. Bagi Sekolah ... 112

4. Bagi UPI Kampus Sumedang ... 112

5. Bagi Peneliti Lain ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 115

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Hasil Tes Data Awal Siswa Dalam Pembelajaran Kebugaran

Jasmani Kelas V SD Negeri Nagrak I ... 4

3.1 Jadwal Penelitian ... 23

3.2 Tabel Kriteria Nilai Push-Up Pada Siswa Kelas V ... 33

4.1 Data Tes Awal Kemampuan Kekuatan Otot Lengan dalam Melakukan Tes Push-up ... 38

4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 (Tahap Perencanaan) ... 45

4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 (Tahap Pelaksanaan) ... 49

4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 51

4.5 Hasil Tes Push-up Siswa Siklus 1 ... 53

4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 55

4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Siklus 1 ... 56

4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 58

4.9 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 59

4.10 Rekapitulasi Data Tafsiran Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 60

4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 (Tahap Perencanaan) ... 64

4.12 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 (Tahap Pelaksanaan) ... 69

4.13 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 71

4.14 Data Hasil Tes Push-up Siswa Siklus 2 ... 73

4.15 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 74

4.16 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Siklus 2 ... 75

4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 77

4.18 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ... 79

4.19 Rekapitulasi Data Tafsiran Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ... 79

4.20 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 3 (Tahap Perencanaan) ... 83

4.21 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 3 (Tahap Pelaksanaan) ... 87

(9)

ix

4.23 Data Hasil Tes Push-up Siklus 3 ... 90

4.24 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus 3 ... 92

4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Siklus 3 ... 93

4.26 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3 ... 94

4.27 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus 3 ... 95

4.28 Data Hasil Perencanaan Guru Tiap Siklus... 96

4.29 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus ... 99

4.30 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus ... 100

4.31 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 102

4.32 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Persentase Ketuntasan ... 103

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sikap Jalan Kalajengking ... 15

2.2 Pelaksanaan Permainan Jalan Kalajengking ... 20

3.1 Denah Lokasi Penelitian ... 22

(11)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Peningkatan Perencanaan Pembelajaran Siklus 1, 2, dan 3 ... 99

4.2 Peninngkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus 1, 2, dan 3 ... 101

4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus 1, 2, dan 3... 102

4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1, 2, dan 3... 104

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 1) ... 115

2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2) ... 125

3. Format Aktivitas Siswa ... 130

4. Format Tes Push-up pada Siswa Kelas V... 132

5. Catatan Lapangan ... 134

6. Format Wawancara Siswa ... 135

7. Format Wawancara Guru ... 136

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ... 137

9. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 1) Siklus 1 ... 144

10. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2) Siklus 1 ... 146

11. Format Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 148

12. Format Tes Push-up pada Siswa Kelas V Siklus 1... 149

13. Catatan Lapangan Siklus 1 ... 150

14. Format Wawancara Guru Siklus 1 ... 151

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ... 152

16. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 1) Siklus 2 ... 159

17. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2) Siklus 2 ... 161

18. Format Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 163

19. Format Tes Push-up pada Siswa Kelas V Siklus 2... 164

20. Catatan Lapangan Siklus 2 ... 165

21. Format Wawancara Guru Siklus 2 ... 166

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 3 ... 167

23. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 1) Siklus 3 ... 174

24. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2) Siklus 3 ... 176

25. Format Aktivitas Siswa Siklus 3 ... 178

26. Format Tes Push-up pada Siswa Kelas V Siklus 3... 179

(13)

xiii

28. Format Wawancara Guru Siklus 3 ... 181

29. Surat Keputusan (SK) Penelitian ... 182

30. Surat Ijin Penelitian ... 183

31. Surat Balasan Penelitian ... 184

32. Lembar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 185

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Barrow dalam Rosdiani ( 2012: 110 ) yang menyatakan bahwa :

Pendidikan jasmani dapat di definisikan sebagai pendidikan tentang dan pendidikan melalui gerak insani ketika tujuan kependidikan di capai melalui media aktivitas otot otot, termasuk olahraga ( sport ), permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai individu yang terdidik secara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu.

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya

merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih

tujuan yang bersifat internal kedalam aktivitas fisik itu sendiri. Dengan demikian

guru pendidikan jasmani dituntut untuk mampu memanfaatkan aktivitas fisik

termasuk olahraga untuk meraih tujuan pendidikan secara keseluruhan melalui

penciptaan lingkungan pengajaran pendidikan jasmani yang kondusif dan

penerapan berbagai pendekatan teori belajar.

Salah satu tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan KTSP (2006:

148 ) adalah sebagai berikut “ Standar Kompetensi: Mempraktekkan latihan dasar

kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi

Dasar: Mempraktekkan aktivitas untuk kekuatan otot-otot anggota badan bagian

(15)

2

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani dapat melalui

berbagai macam aktivitas jasmani yang sesuai dengan ruang lingkup pendidikan

jasmani yang meliputi kebugaran jasmani.

Makna kebugaran jasmani itu sendiri menurut Lutan, dkk. (2001: 7-8)

.mengemukakan yaitu:

Sebagai guru pendidikan jasmani, sebaiknya kita memahami makna beberapa istilah lazim diterapkan pemakaiannya. Istilah itu mencakup:

Aktivitas jasmani: yang dimaksud dengan aktivitas jasmani adalah aneka gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-kerangka, dan gerak itu menghasilkan pengeluaran energi. Aktivitas jasmani ini mencakup lingkup yang cukup luas, yang lazim dilakukan dalam berbagai jenis pekerjaan, kegiatan pengisi waktu senggang, dan kegiatan rutin sehari-hari. Kegiatan itu dapat dikatagorikan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha ringan, moderat, dan berat. Kegiatan itu dapat meningkatkan kesehatan bila dilakukan secara teratur.

Latihan: Ini adalah aktivitas jasmani yang terencana, terstruktur, dan dilaksanakan berupa pengulangan gerakan tubuh dengan maksud untuk menyempurnakan, atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani: (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Kebugaran itu dicapai melalui sebuah kombinasi dari latihan teratur dan kemampuan yang melekat pada seseorang (kebugaran yang terkait dengan performa: agilitas, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, power, dan waktu reaksi). Komponen kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan adalah kemampuan aerobik, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh yang terkait dengan peningkatan kesehatan.

Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa kebugaran jasmani

terbagi menjadi dua macam yaitu kebugaran yang terkait dengan kesehatan dan

kebugaran jasmani yang terkait dengan performa. Yang termasuk ke dalam

kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan yaitu kekuatan, daya tahan, dan

fleksibilitas. Sedangkan yang termasuk ke dalam kebugaran jasmani yang terkait

dengan performa yaitu agilitas, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, power, dan

waktu reaksi.

Dari aspek-aspek di atas peniliti ingin lebih memusatkan terhadap aspek

(16)

3

guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.” Sedangkan Susilawati (2009: 33) menjelaskan “kekuatan adalah komponen yang sangat penting untuk meningkatkan fisik seseorang secara keseluruhan.”

Oleh karena itu peneliti ingin meningkatkan kebugaran jasmani dalam aspek

kekuatan khususnya kekuatan otot lengan, karena setelah melakukan wawancara,

observasi dan tes kemampuan awal dalam pembelajaran kebugaran jasmani

khususnya dalam kekuatan otot lengan di SD Negeri Nagrak I Kecamatan

Buahdua Kabupaten Sumedang dilihat dalam aspek kebugaran jasmaninya sangat

rendah dari yang diharapkan, kemampuan tubuh mereka dalam menggunakan

dayanya masih kurang, apalagi dalam segi kekuatan otot khususnya kekuatan otot

lenganya. Susilawati, (2009: 33) mengemukakan “kekuatan otot adalah

kemampuan tubuh dalam menggunakan daya.”

Rendahnya kekuatan otot lengan siswa kelas V SD Negeri Nagrak I

Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang bukan tanpa ada penyebab, kekuatan

otot lengan siswa kelas V SD Negeri Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten

Sumedang rendah dari yang diharapkan, penyebab itu di karenakan ada beberapa

masalah yang membuat kekuatan otot lengan siswa kelas V SD Negeri Nagrak I

Kabupaten Sumedang rendah diantaranya:

1. Guru langsung menyampaikan materi pembelajaran kebugaran jasmani dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan pada siswa dengan sedikit pengalaman

belajar yang diperoleh siswa.

2. Guru dalam memberi materi pembelajaran kurang menitik beratkan kepada

siswa, dimana yang terjadi guru yang banyak melakukan bukan siswa,

sehingga menyulitkan siswa untuk mengembangkan sisi pemahaman dan pola

pikirnya dalam kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot lengan.

3. Guru hanya menggunakan metode drill saja.

4. Guru tidak memodifikasi pembelajaran kebugaran jasmani khususnya untuk

meningkatkan kekuatan otot lengan kedalam permainan.

5. Siswa kurang begitu antusias melakukan pembelajaran kebugaran jasmani

khususnya dalam meningkatkan kekuatan otot lengan tanpa sebuah

(17)

4

6. Siswa terkesan malas dalam mengikuti pembelajaran kebugaran jasmani

khususnya dalam meningkatkan kekuatan otot lengan dengan langsung

melakukan belajar push-up.

7. Siswa tidak semuanya mengikuti pembelajaran kebugaran jasmani khususnya

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan karena bosan.

8. Waktu belajar siswa tidak efektif.

Berdasarkan hasil analisis proses di atas mempengaruhi terhadap hasil tes

data awal yang observer peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran kebugaran jasmani khususnya di dalam meningkatkan kekuatan otot

lengan kurang efektif, dinamis dan fleksibel dalam prosesnya. Berikut analisis

hasil yang berupa tes kemampuan yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15

Maret 2014 dalam pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan

kekuatan otot lengan di SD Negeri Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten

Sumedang.

Tabel 1.1

Hasil Tes Data Awal Siswa dalam Pembelajaran Kebugaran Jasmani Kelas V SD Negeri Nagrak I

Berdasarkan tabel 1.1 tes data awal kemampuan kekuatan otot lengan dalam

(18)

5

tes data awal ini, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, dan

dapat diketahui bahwa yang mencapai KKM hanya 18% saja yang terdiri dari 3

siswa laki-laki dan 0 siswa perempuan yang mencapai KKM. Dan yang tidak

mencapai KKM 82% yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil tes push-up data awal di atas

kemampuan siswa dalam kekuatan otot lengan masih rendah terbukti hanya 18%

saja dari jumlah 17 siswa kelas V SD Negeri Nagrak I yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal, dan rata-rata yang mencapai kriteria ketuntasan minimal

kebanyakan adalah siswa laki-laki, kiranya hal tersebut tidak lepas dari peran guru

menciptakan lingkungan pembelajaran yang terstruktur dan pengorganisasian

yang seksama.

Atas dasar permasalahan di atas kiranya penulis memerlukan sebuah

alternatif pemecahan masalah dalam proses pembelajaran kebugaran jasmani

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan dalam rangka penerapan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta untuk memenuhi ketercapaian dalam

pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka

diperlukan terobosan dalam proses pembelajaran melalui permainan. Berdasarkan

permasalahan yang telah diuraikan diatas, kiranya perlu diterapkan kedalam

permainan jalan kalajengking sebagai suatu alternatif pemecahan masalah proses

pembelajaran. Karena dengan permainan siswa akan lebih antusias dan semangat

dalam mengikuti pembelajaran tanpa disadari, mereka sedang melakukan

pembelajaran kebugaran jasmani meningkatkan kekuatan otot lengan.

Diharapkan dengan penerapan permainan jalan kalajengking ini siswa dapat

antusias dan semangat dalam melakukan pembelajaran kebugaran jasmani

khususnya dalam meningkatkan kekuatan otot lengan sehingga dapat menambah

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas penulis

tertarik menggunakan suatu pembelajaran dengan judul “Penerapan Permainan

Jalan Kalajengking untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Lengan dalam

Pembelajaran Kebugaran Jasmani (penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri

(19)

6

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam pembelajaran kebugaran jasmani

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan ada permasalahan-permasalahan yang

timbul, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran kebugaran jasmani dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan, untuk meningkatkan agar antusias,

semangat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Nagrak I?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kebugaran jasmani dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan, untuk meningkatkan antusias, semangat

dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Nagrak I?

3. Bagaimana pengembangan aktivitas siswa untuk meningkatkan antusias,

semangat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Nagrak I dalam

pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan?

4. Bagaimana hasil pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan

kekuatan otot lengan siswa kelas V SD Negeri Nagrak I melalui penerapan

permainan jalan kalajengking?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut untuk mencapai hasil belajar siswa

yang optimal terhadap kekuatan otot lengan dalam pembelajaran kebugaran

jasmani maka diperlukan terobosan dalam proses pembelajaran melalui penerapan

permainan jalan kalajengking. Karena dengan permainan siswa akan lebih

antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran tanpa disadari, mereka

sedang melakukan pembelajaran kebugaran jasmani meningkatkan kekuatan otot

lengan.

Giriwijoyo, dkk. (2005: 71-72) menyatakan:

Latihan yang paling sesuai untuk mengembangkan kekuatan ialah latihan tahanan (resistance exercise). Ditinjau dari tipe kontraksi otot, latihan tahanan terbagi dalam tiga kategori yaitu (1) kontraksi isometrik, (2) kontraksi isotonik, dan (3) kontraksi isokinetik.

(20)

7

sendiri maupun beban dari luar seperti lempengan besi, katrol, atau mesin latihan.”

Oleh karena itu penulis mengambil alternatif pemecahan masalah dengan

“Penerapan Permainan Jalan Kalajengking” model pembelajaran atau model

permainan yang sesuai dengan konsep atau materi dalam pembelajaran kebugaran

jasmani khususnya dalam meningkatkan kekuatan otot lengan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan peneliti adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran meningkatkan otot lengan

dalam pembelajaran kebugaran jasmani melalui penerapan permainan jalan

kalajengking pada siswa kelas V SD Negeri Nagrak I Kecamatan Buahdua

Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran meningkatkan otot lengan

dalam pembelajaran kebugaran jasmani melalui penerapan permainan jalan

kalajengking pada siswa kelas V SD Negeri Nagrak I Kecamatan Buahdua

Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkatkan otot

lengan dalam pembelajaran kebugaran jasmani melalui penerapan permainan

jalan kalajengking pada siswa kelas V SD Negeri Nagrak I Kecamatan

Buahdua Kabupaten Sumedang.

4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran

meningkatkan otot lengan dalam pembelajaran kebugaran jasmani melalui

penerapan permainan jalan kalajengking pada siswa kelas V SD Negeri

Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya

(21)

8

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti bagi siswa adalah siswa bisa antusias

dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Guru

a. Agar guru dapat menyampaikan isi materi dalam urutan informasi yang dapat

diterima oleh siswa

b. Dapat meningkatkan profesionalisme dalam proses pembelajaran.

c. Agar guru senantiasa dapat menciptakan terobosan-terobosan baru untuk

meningkatkan efektifitas pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini sekolah diharapkan dapat memberi kontribusi fositif

dalam mengembangkan pembelajaran kedalam permainan dan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran, untuk melahirkan tenaga pendidik yang memiliki

kompetensi tinggi khususnya bagi UPI PGSD PENJAS (Pendidikan Jasmani)

Kampus Sumedang.

5. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan Penerapan

Permainan Jalan Kalajengking ini sebagai tindakan dalam meningkatkan kekuatan

otot lengan dalam pembelajaran kebugaran jasmani.

E. Batasan Istilah

Untuk memperjelas ruang lingkup serta menghindari salah penafsiran

istilah, maka penulis memperjelas istilah yang diantaranya permainan, jalan

kalajengking, kekuatan otot lengan, pembelajaran, dan kebugaran jasmani.

Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian

penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli

berpendapat bahwa penerapan adalah perbuatan mempraktekkan sesuatu teori,

(22)

9

yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan

tersusun sebelumnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 200).

Permainan adalah “kegiatan yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang

merupakan kesepakatan dari komunitas tertentu” (Kusmaedi, 2009: 4).

Jalan kalajengking atau biasa disebut dengan berjalan dengan tangan atau

gerobak dorong adalah “berjalan dengan menggunakan kedua tangan dengan kedua kaki diangkat teman” (Suyatno dan Santoso, 2010: 39)

Kekuatan otot adalah “kemampuan seseorang untuk mengerahkan daya

semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan” (Safari, 2011: 21) dan

“kekuatan adalah komponen yang sangat penting untuk meningkatkan fisik

seseorang secara keseluruhan” (Susilawati, 2009: 33). Sedangkan lengan “adalah

anggota badan dari pergelangan tangan sampai kebahu” (Menurut kamus besar

bergambar bahasa Indonesia, 2007: 319).

“Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid” (Sagala, 2006: 61)

Kebugaran jasmani adalah “kemampuan tubuh dalam melakukan berbagai macam pekerjaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dapat segera pulih

(23)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua, Kabupaten

Sumedang. Peneliti memilih lokasi penelitian ini dengan pertimbangan sebagai

berikut:

a. Lokasi penelitian sesuai dengan lokasi Program Pengalaman Lapangan (PPL),

sehingga memudahkan dalam melaksanakan kegiatannya.

b. Suasana pembelajaran di SDN Nagrak I sangat kondusif dimana Kepala

Sekolah dan guru-gurunya begitu antusias dalam menanggapi inovasi-inovasi

pembelajaran.

c. Tuntutan siswa dalam mengikuti pembelajaran, atau kepentingan-kepentingan

lain (keterkaitan dengan kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot lengan).

Adapun denah lokasi sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah

sebagai berikut.

Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian

Keterangan:

1. Perpustakaan

2. Ruang Kelas III

3. Ruang Kelas II

4. Ruang Kelas I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

(24)

23

Waktu pelaksanaan penelitian terhadap pembelajaran kebugaran jasmani

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan di kelas V SDN Nagrak I Kecamatan

Buahdua Kabupaten Sumedang, dilaksanakan dalam waktu empat bulan terhitung

dari bulan Februari hingga bulan Mei 2014. Berikut datanya tercantum dalam

2 Sidang proposal skripsi

(25)

24

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dimaksud adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran

dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari guru yang

mengajar dan perilaku siswa selama proses penerapan rancangan pembelajaran,

jadi guru yang mengajarpun dijadikan sumber pengumpulan data.

Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V SDN Nagrak I, yang

keseluruhannya berjumlah 17 orang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8 siswa

perempuan. Adapun alasan peneliti memilih kelas V sebagai subjek penelitian

ialah agar kegiatan penelitian berjalan lancar karena siswa belum terganggu

dengan tugas-tugas yang padat seperti halnya siswa kelas VI. Alasan lainnya,

karena siswa kelas V secara anatomis, fisiologis, kondisi fisik, kemampuan

menyimak, memahami, dan merealisasikan tugas gerak yang diberikan dirasakan

sudah cukup memadai. Hal ini memudahkan peneliti dalam menyajikan

rancangan-rancangan penelitiannya.

C. Metode dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu bentuk penelitian yang

menyaring informasi atau data di lapangan melalui pernyataan-pernyataan.

Ekawarna (2011: 4), “menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas penelitian

tindakan (action research) yang dilaksanakan guru di dalam kelas”. Pernyataan ini

sejalan dengan pendapat Creswell (Wiriaatmadja, 2005: 8) yang menyatakan

bahwa :

(26)

25

Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 1) dikatakan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah, dimana peneliti adaklah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat indukif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Berkaitan dengan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa metode

kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam atau data yang

mengandung makna dan bukan data generalisasi. Menurut Sugiyono (2005: 3) :

Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Sedangkan generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan di tempat lain, manakala tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses dan hasil

dari penelitian yang dilakukan akan dapat tergambarkan dengan jelas dan rinci

melalui penggunaan kata-kata yang deskriptif. Oleh karena itu, metode ini dinilai

sangat sesuai untuk digunakan dalam kegiatan penelitian belajar mengajar, karena

yang menjadi objek penelitian di dalam kegiatan belajar-mengajar adalah siswa

(manusia). Sedangkan peneliti berperan sebagai orang yang mengumpulkan data

dari objek yang dijadikan alat pengumpul data utama.

Penggunaan metode penelitian kualitatif ini juga sangat relevan dengan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan, sebab sementara kegiatan KBM berlangsung, peneliti dapat mengamati perilaku dan perubahan sikap yang terjadi pada diri siswa dan mencatatnya. Guru juga diminta untuk membuat catatan tentang apa yang dilakukan dan dampak dari perlakuan terhadap siswa (Suyanto, 1997 : 14).

Peranan metode penelitian sangat menentukan dalam upaya mengumpulkan

data yang diperlukan dalam penelitian serta memberikan petunjuk bagaimana

penelitian tersebut dilaksanakan. Tanpa adanya metode penelitian yang jelas,

maka data dan hasil penelitian akan terlihat samar atau bahkan menyimpang dari

(27)

26

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) merupakan penelitian yang dirancang dengan tujuan

untuk memperbaiki mutu pembelajaran objek penelitian. Menurut Ekawarna

(2011: 4), “menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas penelitian tindakan

(action research) yang dilaksanakan guru di dalam kelas”. Hal tersebut sejalan

dengan apa yang di ungkapkan Ebbutt dalam Ekawarna (2011: 5), yang

menyatakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kemampuan

siswa dalam meningkatkan kekuatan otot lengan pada pembelajaran kebugaran

jasmani maka digunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

research) dengan model penelitian yang mengacu pada spiral refleksi yang di

kembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini berupa refleksi diri yang

dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali

merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

Peneliti memilih untuk menggunakan model dengan mempertimbangkan

bahwa model ini sangat sederhana dan mudah dipahami. Selain itu model ini

dirasa sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena fokus

tindakan yang digunakan dalam model ini relatif tidak kompleks dan mudah

diterapkan.

Pada penelitian ini, variabel-variabel penelitian yang menjadi fokus untuk

menjawab permasalahan yang menjadi bahan penelitian seperti yang telah

dirumuskan di awal pembahasan, terdiri dari variabel input, variabel proses, dan

variabel output. Variabel input meliputi kinerja guru, variabel proses meliputi

aktivitas siswa, sedangkan variabel output meliputi hasil tes belajar siswa yang

mengarah pada target indikator yang telah dijabarkan ke dalam Tujuan

(28)

27

Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti pertama-tama membuat

rencana tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana tersusun dengan

matang kemudian dilaksanakan tindakan penelitian. Ketiga, bersamaan dengan

dilakukannya tindakan peneliti melakukan pengamatan proses pelaksanaan

tindakan penelitian, dan mempelajari akibat yang dihasilkan melalui lembar

observasi. Keempat, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang

telah dilakukan berdasarkan pada hasil pengamatan yang telah dilakukan

sebelumnya.

Apabila hasil akhir refleksi dari proses penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan perlunya diadakan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan,

maka pada rencana tindakan yang dilaksanakan di kegiatan berikutnya (perbaikan)

tersebut, tidak hanya sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya,

melainkan harus mengalami kemajuanya dengan mempelajari kesalahan pada

tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya, siklus tersebut dilakukan secara

berulang sampai akhirnya masalah yang diteliti tersebut dapat dipecahkan secara

optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dibawah ini adalah gambaran spiral pelaksanaan tindakan PTK menurut

Kemmis dan taggart.

Gambar 3.2

(29)

28

Dengan mengacu pada pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan di

kelas atau dilapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan

kualitas praktek pembelajaran pendidikan jasmani sehingga PTK berfokus pada

permasalahan praktek yaitu permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran

pada anak yang kurang mampu dalam kekuatan otot lengan pada pembelajaran

kebugaran jasmani.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk

sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus, bergantung pada

keberhasilan dan target yang akan dicapai oleh siswa. Merujuk pada model

Kemmis dan Mc.Taggart, ada empat komponen yang menjadi konsep PTK, yaitu:

a. Perencanaan (planning)

b. Tindakan (acting)

c. Observasi / pengamatan (observation)

d. Refleksi (reflecting)

Sedangkan menurut Ekawarna (2011: 85-88) membagi ke dalam empat

tahapan penelitian tindakan kelas diantaranya sebagai berikut.

a. Tahap perencanaan

b. Penerapan tindakan

c. Observasi dan Evaluasi

d. Analisis dan refleksi

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk

mempermudah alur peneitian dibuatlah skema prosedur penelitiannya. Ke empat

komponen tersebut menunjukan langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai

berikut.

a. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu

(30)

29

pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media, bahan dan alat, instrument

observasi, evaluasi dan refleksi.

b. Perencanaan tindakan penelitian

Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu

dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat

pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media, bahan dan alat, instrument

observasi, evaluasi dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut berupa :

c. Observasi dan evaluasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat

pembelajaran kebugaran jasmani dalam kekuatan otot lengan, serta untuk

mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan mengenai hal hal yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Analisis dan refleksi

Tahap ini menguraikan cara dan hasil asesmennya. Dalam tahap ini di

uraikan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisisnya.

Dari tahapan-tahapan di atas maka langkah-langkah penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

a. Rencana tindakan

1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu

diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses

pembelajaran kebugaran jasmani berlangsung,pada kekuatan otot lengan

khususnya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.

3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan

tindakan mengenai langkah-langkah penerapan memotivasi anak untuk

belajar.

4) Meyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses

pembelajaran kekuatan otot lengan.

5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat :

(31)

30

b) Apakah melalui penerapan permainan jalan kalajengking dalam

kebugaran jasmani akan mampu menjadikan alat bantu untuk

meningkatkan kekuatan otot lengan?

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan tindakan

metode demonstrasi dan penguasaan yang meliputi langkah-langkah sebagai

berikut.

1) Kegiatan awal (±10 menit)

a) Menyiapkan alat-alat pembelajaran.

b) Guru dan siswa berdoa bersama.

c) Siswa dan guru melakukan pemanasan sesuai petunjuk guru.

d) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa. Pada

kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau

berlatih yang berorientasi pada keberhasilan.

2) Kegiatan inti (±50 menit)

a) Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan

terhadap perilaku siswa yang sedang belajar sebagai informasi peneliti.

Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan

obyektif.

3) Kegiatan akhir (±10 menit)

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,

kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran

berlangsung kedalam lembar observasi yang disiapkan.

b) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan

kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan

tindak lanjut.

c. Observasi

Selama pelaksanaan tindakan, tugas peneliti adalah mengobservasi semua

kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi

(32)

31

aktivitas siswa pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang yang

bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah

1) Observasi peer (pengamatan sejawat)

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang

lain.

2) Observasi terstruktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya

kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada

siswa kemudian siswa menjawab.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interpretasi

dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan

tindakan. Informasi yang berhasil di dokumentasikan, kemudian di analisa dan di

bandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah di analisis

kemudian melalui proses refleksi akan di tarik kesimpulan.

Hasilnya akan di jadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam

rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang

kurang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapaun langkah refleksi

adalah sebagai berikut.

1) Analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh

dalam pelaksanaan tindakan.

2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

3) Apabila hasil refleksi menunjukan belum ada peningkatan optimal maka

dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat langkah-langkah seperti

siklus 1.

Kesemua tahapan itu dilaksanakan setelah melakukan observasi awal guna

memperoleh gambaran mengenai karakteristik aktivitas belajar siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi kekuatan

(33)

32

E. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan bagian penelitian yang sangat penting

dalam langkah penelitian ini. Akan tetapai mengumpulkan data jauh lebih penting.

Untuk memperoleh data yang objektif diperlukan adanya instrument yang tepat

dalam proses pengumpulan data, sehingga masalah yang diteliti dapat terekam

dengan baik. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai

berikut :

1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran (IPKG I)

Istrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran atau berupa IPKG I

merupakan sebuah instrumen guna mengukur sejauh mana tingkat / level kualitas

pembuatan perencanaan dalam suatu pembelajaran. IPKG I ini merupakan

patokan apakah perencanaan pembelajaran akan dapat meningkat ataupun tidak.

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG II)

Istrumen penilaian kinerja guru atau berupa IPKG II merupakan sebuah

instrument guna mengukur sejauh mana tingkat / level kualitas kinerja guru dalam

suatu melakukan Proses Belajar Mengajar (PBM). IPKG II ini merupakan patokan

apakah PBM yang dilakukan oleh guru dapat ataupun tidak.

3. Format Aktivitas Siswa

Di format aktivitas siswa, mengukur tingkat nilai apektif siswa dan

khususnya melihat antusiasme siswa terhadap materi ajar yang diberikan oleh

guru.

4. Format Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah ujian praktek melakukan gerakan push-up dan ujian

yang berkaitan dengan keterampilan untuk mengetahui kemampuan, bakat, dan

kepribadian seorang individu.

Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

belajar siswa sesudah pemberian tindakan. Tes yang diberikan berupa tes praktek

yaitu tes push-up.

(34)

33

Tabel 3.2

Tabel Kriteria Nilai Push -Up Pada Siswa Kelas V

NO Kategori Putra Putri Nilai Keterangan

Dalam pelaksanaan wawancara, dapat dijelaskan menurut Bundu (2006:145)

adalah sebagai berikut:

Teknik pengumpulan data/informasi tertentu yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan. Selain itu wawancara adalah teknik mengumpilkan data atau informasi melalui komunikasi langsung dengan responden dengan menggunakan metode wawancara.

Wawancara ini dilakukan utuk memperoleh data tentang

kemudahan/keuntungan dan kesulitan yang dihadapi praktisi dan siswa kelas V

SDN Nagrak I ketika melaksanakan proses pembelajaran kebugaran jasmani

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan. Wawancara dilakukan kepada praktisi

dan siswa setelah pembelajaran selesai dengan menggunakan pedoman

wawancara. Jumlah siswa yang diwawancara kurang lebih dua orang, dengan

alasan siswa yang pertama peneliti pilih adalah siswa yang terlihat sangat

antusias/unggul dalam pembelajaran di kelas, siswa yang kedua siswa yang

kurang merespon pembelajaran/ siswa yang kurang aktif.

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah berupa catatan yang tertulis tentang apa yang

ditemukan selama pelaksanaan tindakan. Catatan lapangan ini sangat penting

sekali dilakukan di dalam Penelitian Tindakan Kelas. Catatan lapangan berguna

untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi atau aktivitas yang dilakukan oleh

(35)

34

F. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini di kelompokan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh oleh si peneliti secara langsung dari

sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai data asli data baru yang

memilki sifat yang up to date.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau di kumpulkan oleh peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data

sekunder. Dimana data primer diperoleh dari pengajar dan siswa khususnya

peneliti itu sendiri, kepala sekolah, hasil tes, hasil wawancara guru dan siswa. Dan

data sekunder diperoleh dari arsip nilai dan data pribadi siswa dalam buku induk

sekolah.

3. Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua jenis

yaitu.

a. Data kualitatif

Data kualitatif menurut Suherman (2012: 84) adalah data yang berbentuk

kata-kata. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan

diataranya melaui wawancara, analisis dokumen, observasi yang telah dituangkan

dalam catatan lapangan (transkip) dan dengan dokumen pemotretan atau rekaman

video.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif menurut Suherman (2012: 84) adalah data yang berbentuk

angka atau bilangan yang di hitung melalui teknik perhitungan matematika atau

(36)

35

4. Validasi data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan

dengan teknik member chek, triangulasi, audit trail dan expert opinion.

(Wiriaatmadja, 2009 : 168-171).

a. Member check adalah memeriksa kembali informasi data yang diperoleh

selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah informasi atau

penjelasan itu tetap sifatnya sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan

data itu terperiksa kebenarannya.

b. Triangulasi adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

peneliti dengan membandingkan dengan hasil orang lain atau mitra peneliti

lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

c. Audit Trail adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul

data dengan mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman

mahasiswa.

d. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikan

temuan kepada pembimbing atau dosen untuk memperoleh arahan dan

masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat di pertanggung

(37)

108 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran kebugaran jasmani dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan dengan melalui penerapan permainan jalan

kalajengking yang dilakukan di SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten

Sumedang dapat disimpulkan bahwa :

Pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan

melalui penerapan permainan jalan kalajengking pada prosesnya meliputi

perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:

1. Perencanaan Kinerja Guru

Perencanaan pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan

kekuatan otot lengan melalui penerapan penerapan permainan jalan kalajengking

dengan memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materi kebugaran jasmani

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan. Perencanaan pembelajaran yang

dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disiapkan dan ditentukan. Dimana, RPP siklus 1 di kegiatan siswa adalah siswa

melakukan pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot

lengan melalui penerapan permainan jalan kalajengking dengan jarak tempuh

dalam permainan jalan kalajengking pada siklus 1 ini yaitu 10 meter, pada tahap

ini perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 57%. Kegiatan siswa

pada siklus ke 2 adalah siswa melakukan pembelajaran kebugaran jasmani dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan melalui penerapan permainan jalan

kalajengking dengan jarak tempuh dalam melakukan permainan jalan

kalajengking pada siklus ke 2 yaitu 15 meter, pada tahap ini perolehan persentase

perencanaan kinerja guru sebesar 85,9% dan masih belum mencapai target,

dengan demikian memerlukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Kemudian di

kegiatan siswa pada siklus ke 3 adalah siswa melakukan pembelajaran kebugaran

(38)

109

jalan kalajengking dengan jarak tempuh dalam permainan jalan kalajengking pada

siklus 3 ini yaitu masih sama dengan siklus 2 yaitu 15 meter tetapi dalam cara

melakukan perlombaan jalan kalajengkingnya sedikit berbeda dengan siklus 2,

pada tahap ini perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan

telah mencapai target yang diinginkan.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan

pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran kebugaran

jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan melalui penerapan permainan

jalan kalajengking dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan

membimbing siswanya untuk melakukan latihan meningkatkan kekuatan otot

lengan melalui permainan jalan kalajengking. Pada siklus 1 kinerja guru hanya

mencapai 68,75%, pada siklus 2 92%, dan pada siklus 3 mencapai target yang

diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai dengan target yang ingin dicapai

dalam melakukan penelitian ini.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada siklus 1 mencapai 23% dari jumlah keseluruhan

siswa, pada siklus 2 meningkat menjadi 65% dari jumlah keseluruhan siswa dan

pada siklus 3 meningkat menjadi 94% dari jumlah keseluruhan siswa.

Berdasarkan analisis selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa

menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Para siswa merasa

senang, tidak bosan dan selalu berantusias dalam mengikuti pembelajaran.

4. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan

siswa melalui penerapan permainan jalan kalajengking sangat membantu

meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan kualitas pembelajaran yang

meliputi perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru menunjukkan hasil yang

nyata, mencapai target yang ditentukan sebesar 100%. Peningkatan pembelajaran

kebugaran jasmani dalam kekuatan otot lengan terbukti dari peningkatan hasil

(39)

110

tuntas melakukan tes kekuatan otot lengan yang dilakukan melalui tes push-up

mencapai 7 orang siswa atau 41%, pada siklus 2 siswa yang tuntas meningkat

menjadi 11 orang siswa atau 64,70%, dan pada siklus 3 siswa yang tuntas

meningkat menjadi 16 orang siswa atau 94,11% dan telah mencapai target yang

ditentukan.

Sedangkan untuk tafsiran yang masuk kedalam kategori baik pada siklus 1

yaitu 2 orang siswa atau 12%, pada siklus 2 siswa yang masuk kedalam kategori

baik meningkat menjadi 4 orang siswa atau 24% dan pada siklus 3 siswa yang

masuk kedalam kategori baik menjadi 16 orang siswa atau 94% dan telah

mencapai target yang telah ditentukan.

B. Saran

Penerapan permainan jalan kalajengking dalam pembelajaran kebugaran

jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan merupakan suatu strategi

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan serta semangat siswa dalam

melakukan pembelajaran kebugaran jasmani dalam latihan meningkatkan

kekuatan otot lengan. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang

telah dilaksanakan di SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang,

ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penerapan permainan jalan kalajengking dalam pembelajaran kebugaran

jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan merupakan salah satu solusi

yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam

pembelajaran kebugaran jasmani khususnya dalam meningkatkan kekuatan

otot lengan. Namun demikian, guru pendidikan jasmani juga harus mampu

memilih dan mengembangkan suatu pembelajarn kedalam suatu permainan dan

kedalam teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada

pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi,

(40)

111

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan

metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi

salah persepsi.

c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, ketelitian, ketekunan, dan

keberanian untuk mengembangkan metode pembelajaran dan mengembangkan

berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun

potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kebugaran

jasmani dalam meningkatkan kekuatan otot lengan siswa yang selama ini

dinilai sulit oleh guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dan

mendapat hasil yang baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan permainan jalan

kalajengking dalam pembelajaran kebugaran jasmani khususnya dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan guru berperan optimal sebagai motivator,

fasilitator, dan membimbing siswa selama pembelajaran sebaik-baiknya.

e. Dalam pembelajaran kebugaran jasmani guru lebih menekankan pada proses

bagaimana melakukan latihan yang baik dan benar dalam melakukan gerakan,

serta siswa dalam melakukan latihan harus rajin dan semangat, yang difasilitasi

melalui penerapan permainan jalan kalajengking sehingga akan berdampak

lebih mempermudah, membuat siswa semangat, dan mempercepat proses

peningkatan siswa dalam kekuatan otot lengannya tersebut.

2. Bagi siswa

a. Latihan meningkatkan kekuatan otot misalnya dalam latihan meningkatkan

kekuatan otot lengan harus diajarkan atau diberikan kepada siswa tetapi

dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswanya juga.

b. Para siswa perlu dilatih dalam kekuatan otot lengan sehingga dapat bermanfaat

bagi dirinya, dengan pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan

kekuatan otot lengan melalui penerapan permainan jalan kalajengking nantinya

siswa dapat meningkat dalam kekuatan otot lengannya.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pembelajaran

pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki

(41)

112

3. Bagi sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak

sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang

maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal

tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang

pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap kebugaran jasmani khusus

dalam meningkatkan kekuatan otot lengan, maka perlu diadakannya

pertandingan baik pada tingkat intern sekolah, gugus, kecamatan maupun

tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan

oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan

menguasai metode pemebelajaran pada saat mengajar dalam rangka inovasi

pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran, untuk melahirkan tenaga pendidik yang memiliki

kompetensi tinggi khususnya bagi program studi pendidikan guru sekolah dasar

pendidikan jasmani.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan

penelitian lanjut yang berhubungan dengan penerapan suatu permainan

kedalam suatu pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan penerapan

permainan sebagai tidakan dalam meningkatkan pembelajaran kebugaran

jasmani.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya

menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam

pelaksanaan pembelajaran kebugaran jasmani dalam meningkatkan kekuatan

(42)

113

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Badriah, D. L. (2009). Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: Multazam.

Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Cholik, Toho. M. dan Lutan, Rusli. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ekawarna. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Giriwijoyo, Santoso Y.S.et al.(2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB.

Harisenjaya, R. S. (2007). Panduan Teknik Olahraga Permainan Tanpa Alat. Penerbit: PT. Refika Aditama.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: tidak diterbitkan.

Kusmaedi, Nurlan. (2009). Permainan Tradisional. Bandung: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Lutan, Rusli., Hartoto, J. dan Tomoliyus. (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani (Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat). Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas.

Nurhasanah. dan Tumianto, Didik. (2007). Kamus Besar bergambar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Bina Sarana Pustaka.

Rosdiani, Dini. (2012). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Rukmana, Anin. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif Peningkatan Profesionalisme Guru. Sumedang. Tidak diterbitkan

Safari, Indra. (2011). Pembinaan Kebugaran Jasmani di Sekolah. Penerbit: CV. Bintang WarliArtika.

(43)

114

Saputra, M. Yudha. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar (Sebuah Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar Melalui Permainan). Penerbit: Direktorat Jendral Olah Raga, Depdiknas.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Ayi. (2012). Penelitian pendidikan. Sumedang: Bintang Warli Artika.

Susilawati, Dewi (2009). Kebugaran Jasmani (Secara Medis dan Kepelatihan). Sumedang: Tidak diterbitkan.

Susilawati, Dewi. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang

Suyanto dan Santosa, Teguh. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: CV. Setiaji.

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatakan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Rosdakarya.

Gambar

Tabel Kriteria Nilai Push-Up Pada Siswa Kelas V ...................................  33
Gambar Halaman
Tabel 1.1 Hasil Tes Data Awal Siswa dalam Pembelajaran Kebugaran Jasmani Kelas V SD
Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Catatan Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Peristiwa Alam (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri,Lemabang)

Suherman (2012: 66) mengemukakan bahwa pengumpulan data merupakan jantung penelitian tindakan kelas, maka analisis data merupakan jiwa penelitian tindakan kelas. Hal ini

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN Sukamulya, masalah yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran sedang berlangsung siswa tidak bisa di atur, siswa

Penelitian yang relevan berjudul “Penggunaan Media Bagan Garis Waktu (Timeline Chart) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas V SD” dengan

Adalah memeriksa kembali kerangka-kerangka atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber yang relevan dengan penelitian tindakan kelas

Kajian Teori Kajian teori yang relevan dengan variabel-variabel yang hendak diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sangat penting sebagai pedoman

Rancangan penelitian ini adalah desain korelasional (Correlational Design). Populasi adalah siswa laki-laki kelas sepuluh SMA dan sampel penelitian ini adalah 70 siswa

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan subjek siswa kelas V SDN Uekambuno 2 Bongka Makmur Kecamatan Ulubongka melalui penggunaan