• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN KAREDOK KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN KAREDOK KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

TITA KUSMAYASARI 0903277

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG

(2)

Dengan in isaya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “Modifikasi Alat Pemukul Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

(3)

SISWA KELAS IV SDN KAREDOK KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Ayi Suherman, M.Pd. NIP. 19600215 198411 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Encep Sudirjo, S.Pd. M.Pd. NIP. 19620317 198703 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Prodi Penjas

(4)

Halaman

PERNYATAAN ... …i

KATA PENGANTAR ... …ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... …iii

ABSTRAK ... …iv DAFTAR ISI ... …v

DAFTAR TABEL ... …vii

DAFTAR GAMBAR ... ..viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ... … 1

B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... … 5

1. Perumusan Masalah ... … 5

2. Pemecahan Masalah ... … 6

C. Tujuan Penelitian ... … 8

D. Manfaat Hasil Penelitian ... … 9

E. Batasan Istilah ... … 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... …11

A. KajianTeoritis ... …11

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... …11

2. Perkembangan Keterampilan Gerak Dasar ... …18

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... …21

4. Permainan Kasti ... …23

5. Permainan Kasti dengan Modifikasi Pemukul ... …31

B. Kajian Praktis ... …33

C. Hipotesis Tindakan... …35

BAB III METODE PENELITIAN ... …36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... …36

1. Lokasi Penelitian ... …36

2. Program Penelitian ... …37

B. Subyek Penelitian ... …38

C. Metode dan Desain Penelitian ... …38

1. Metode Penelitian... …38

2. Desain Penelitian ... …39

D. Prosedur Penelitian... …41

1. Tahap Perencanaan... …41

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... …42

(5)

E. Instrumen Penelitian... …44

1. Observasi ... …44

2. Wawancara ... …48

3. Catatan Lapangan ... ... 50

4. Hasil Belajar Siswa ... …52

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... …53

1. Teknik Pengolahan Data ... …53

2. Analisis Data ... …54

G. Validasi Data ... …54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...56

A. Hasil Penelitian ... …56

1. Paparan Data Awal ...56

2. Paparan Data Tindakan Siklus I ...69

3. Paparan Data Tindakan Siklus II ...86

4. Paparan Data Tindakan Siklus III ...103

5. Rekapitulasi Data Tindakan...117

B. Pembahasan ...119

1. Pembahasan Siklus I ...119

2. Pembahasan Siklus II ...120

3. Pembahasan Siklus III ...121

4. Pembahasan Keseluruhan ...122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...125

A. Kesimpulan ...125

1. Perencanaan Pembelajaran ...125

2. Pelaksanaan Pembelajaran ...125

3. Aktivitas Siswa ...126

4. Hasil Pembelajaran ...126

B. Saran ...127

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu proses melalui gerakan aktivitas fisik untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan jasmani dan sosial serta watak peserta didik. Pendidikan jasmani tidak hanya melatih dan mendidik fisik saja tetapi juga mengembangkan kemampuan intelektual untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Pembinaan dan pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Lutan (2001:1) pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang di aplikasi melaui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di suatu lingkungan lembaga pendidikan. Oleh karena tuntas masyarakat timbul persoalan mendasar yaitu bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan cabang olahraga, sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada suatu sekolah dapat di efektifkan penggunaan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.

Menurut Lutan (2001:17), mengemukakan tentang tujuan pendidikan jasmani, bahwa :

Setiap pengajaran berawal dari perumusan tujuan. Tujuan berfunsi untuk mengarahkan, dan memusatkan pelaksanaan proses pembelajaran. Baik guru maupun siswa, harus mengetahui tujuan pengajaran pendidikan jasmani sehingga dapat dijamin terlaksananya pengajaran yang efektif.

Dengan uraian di atas, proses pembelajaran pendidikan jasmani menitikberatkan pada kegiatan siswa yang dapat di bentuk serta meningkatkan kebutuhan fisik, pengembangan fsikis yang lebih baik, kemudian selain itu dapat mengembangkan sikap sportivitas, jujur, tanggungjawab, disiplin, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

(7)

Melalui proses pembelajaran tersebut maka siswa sekolah dasar dapat memiliki kopetensi dasar pendidikan jasmani sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kurikulum, tujuan pendididkan nasional dan tuntutan zaman. Tujuan tersebut dianggap tercapai apabila para siswa memiliki sejumlah kemampuan atau kopetensi di bidang pendidikan jasmani dan kesehatan yang memiliki konsep-konsep pola gerak dasar dengan pemenuhan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi salahsatu acuan dalam penuntasan seluruh materi

sebagaimana KKM kelas IV SDN KaredokKecamatanJatigede

KabupatenSumedang pada materi pembelajaran pendidikan jasmani untuk tahun ini dengan Standar Ketuntasan Minimal sebesar 70.

Pada dasarnya siswa SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang menunjukan prioritasnya dalam kegiatan pendidikan jasmani. Namun meski begitu tidak semua kriteria pendidikan jasmani mampu siswa tuntaskan dengan mudah, selalu ada tantangan, halangan dan rintangan yang menjadikan siswa tersebut kesulitan mencapai angka ketuntasan maksimum. Hal yang paling mendasar dalam setiap pendidikan jasmani adalah gerak dasar, dimana seseorang telah menguasai gerak teknik dasarnya maka dia akan lebih mudah meningkatkan kemampuannya dibandingkan dengan orang yang masih kesulitan menguasai gerak dasar suatu pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan demikian permasalahan yang dapat di jabarkan dari permasalahan yang di temui SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang adalah dalam gerak dasar memukul bola kasti pada siswa kelas IV. Beberapa siswa memang mampu melakukan gerak dasar memukul bola kasti, namun seperti yang telah dikatakan bahwa kelulusan selalu terfokus pada KKM maka penilaian untuk siswa yang melakukan gerak dasar memukul bola kasti haruslah mencapai dalam kriteria penilaian gerak dasar memukul bola kasti, seperti siswa harus melakukan sikap tubuh, sikaptangan dan sikap akhir yang dimana setiap gerakannya harus memunculkan gerakan-gerakan yang sesuai dengan aturan permainan kasti.

(8)

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak enam siswa atau sekitar 26 % dan yang belum mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau sekitar 74 %. Penilaian tersebut dilihat dari sikap tubuh, sikap tangan, dan sikap akhir. Ada pun data hasil observasi yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data AwalHasil Test Gerak Dasar Memukul Bola Kasti SiswaKelasIV SDN Karedok

No NamaSiswa

Aspek yang Dinilai

Jml Nilai

Ket SikapTubuh Sikap Tangan SikapAkhir

T BT 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Heri    4 44 

2 Rena Fortuna    7 78 

3 Anggi Fuji    8 89 

4 Sulaeman    4 44 

5 Cece Sandi    4 44 

6 Liri Ariyawati    7 78 

7 Putriani    3 33 

8 Siti Wahyuni    4 44 

9 Rian    3 33 

10 Dani Indrawan    4 44 

11 Rizky    4 44 

12 Karisma    5 56 

13 Risma Noviana    7 78 

14 Anisa Febrianti    5 56 

15 Anisa R    8 89 

16 Nur Avita    7 78 

17 Riki    4 44 

18 Alkis Rizki    4 44 

19 Ardiansyah    4 44 

20 Idayanti    3 33 

21 Aditya Fauzi  √ √ 5 56 

22 Yuyun    3 33 

23 Viki  √ √ 5 56 

Jumlah 7 13 3 12 7 4 15 7 1 110 1242 6 17

Rata-rata 4,78 54

Presentase (%) 30 57 13 53 30 17 66 30 4 26 74

KKM = 70 Keterangan :

T = Tuntas …………> Skor 70 – 100 BT = Belum Tuntas …..> Skor 30 - 69 Nilai = Jumlah skor x 100

(9)

Jadi berdasarkan hasil data tabel 1.1 data awal memukul bola kasti bisa diketahui bahwa dalam sikap tubuh yang mendapatkan nilai satu ada tujuh siswa, nilai dua 13 siswa, dan nilai tiga tiga siswa. Untuk aspek sikap tangan yang mendapatkan nilai satu ada 12 siswa, nilai dua tujuh siswa dan nilai tiga empat siswa. Sedangkan aspek sikap akhir yang mendapatkan nilai satu ada 15 siswa, nilai dua tujuh siswa dan nilai tiga seorang siswa.

Penilaian pada aspek sikap tubuhkriteria penilaian yang terjadi pada nilai satu yaitu badan dalam keadaan tidak siap dan pandangan ke bawah bola, kaki sedikit dibuka selebar bahu dengan sedikit ditekuk, badan terlalu tegak. Nilai dua yaitu badan rileks dengan sikap siap akan memukul bola dan pandangan ke bawah, kaki sedikit dibuka selebar bahu dengan sedikit ditekuk, badan sedikit tegak. Nilai tiga yaitu badan rileks dengan sikap siap akan memukul bola dan pandangan ke arah datangnya bola, kaki sedikit dibuka selebar bahu dengan sedikit ditekuk, badan sdikit dibungkukkan.

Penilaian pada aspek sikap tangan dapat diketahui bahwa kriteria penilaiannya nilai satu yaitu satu tangan memegang pemukul dan yang satunya lagi meminta arah untuk lemparan bola dari pelambung, posisi pemukul berada di depan, ayunan tangan lemah dengan bola tidak mengenai pemukul. Yang mendapat nilai dua kriterianya yaitu satu tangan memegang pemukul dan yang satunya lagi meminta arah untuk lemparan bola dari pelambung, posisi pemukul di depan, ayunan tangan lemah dengan ketepatan memukul yang kurang baik dengan bola tidak tepat mengenai penampa pemukul. Dan yang mendapat nilai tigakriterianya yaitu satu tangan memegang pemukul dan yang satunya lagi meminta arah untuk lemparan bola dari pelambung, posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas dengan pegangan yang kuat, ayunan tangan kuat dengan ketepatan memukul yang baik dengan bola mengenai pemukul.

(10)

pukulan sah, terlalu lama melakukan lari menuju tiang hinggap. Dan yang mendapat nilai tiga kriterianya yaitu pandangan tertuju pada arah bola yang telah dipukul, menyimpan kembali pemukul ke tempatnya setelah melakukan pukulan sah, melakukan gerakan berlari dengan cepat menuju tiang hinggap.

Dari permasalahan yang timbul maka dispesifikasikan bahwa siswa masih kurang menguasai gerak dasar memukul bola kasti. Selain itu siswa juga masih yang tidak bisa melakukan dikarenakan alasan pemukul yang lebarnya terlalu kecil membuat siswa sulit memukul bola dengan tepat. Hal tersebut terjadi pada banyak siswa, sehingga pembelajaran memukul bola kasti ini dikawatirkan akan kurang efektif karena alasan tersebut. Dengan demikian, setelah di dapatkan problema siswa pada pembelajaran memukul bola kasti ini maka harus segera di tindaklanjuti sebagai upaya perbaikan pembelajaran penjas terutama dalam pembelajaran memukul bola kasti.

Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai memukul bola kasti dengan judul “Modifikasi Alat Pemukul Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang“.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi

alat pemukul untuk siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang ?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul untuk siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang ?

(11)

d. Bagaimana hasil pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul untuk siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Masalah tentang belum optimalnya guru penjas dalam menyajikan proses pembelajaran tugas gerak di SDN Karedok khususnya dalam hal meningkatkan gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul melalui proses penelitian tindakan kelas ( Class Action Research). Penelitian tindakan pada prinsifnya adalah penelitian yang dilakukan dalam setting kelas oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Bentuk penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai penelitian tindakan kelas. Karena penelitian yang dilakukan dalam setting kelas maka harus melibatkan seorang guru penjas sebagai pelaksana

pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer sehingga proses pelaksanaan dan hasil penelitian ini menjadi tidak biasa.

Sedangkan konsep penelitian tindakan terdiri dari empat komponen yaitu:

a. Tahap perencanaan

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan siswa dalam pembelajaran memukul bola kasti.

3) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar selama proses pembelajaran memukul bola kasti di kelas IV SDN Karedok dengan mengembangkan modifikasi media/alat.

4) Membuat rencana siklus

a) Siklus I, siswa melakukan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukuldengan lebar penempa 10 cm.

(12)

c) Siklus III, siswa melakukan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dengan lebar penampa 5 cm atau sesuai dengan ukuran sebenarnya.

b. Tahap pelaksanaan

1) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan metode bermain.

2) Guru memotivasi siswa.

3) Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran. 4) Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran.

5) Penjelasan teknik memukul bola kasti. a) Sikap Tubuh

b) Sikap Tangan c) Sikap Akhir

6) Melaksanakan Siklus I yaitu siswa melakukan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dengan lebar penampa 10 cm.

7) Melaksanakan Siklus II yaitu siswa melakukan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dengan lebar penempa 7 cm.

8) Melaksanakan Siklus III yaitu siswa melakukan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dengan lebar penempa 5 cm atau sesuai dengan ukuran sebenarnya.

c. Pengamatan

Guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti pada siswa kelas IV SDN Karedok. Aktivitas siswa berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum (pada tahap persiapan), selama dan sesudah melaksanakan aktivitas belajar gerak dasar pada siswa kelas IV SDN Karedok, termasuk juga memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

d. Tahap evaluasi

(13)

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi maupun catan lapangan kinerja guru dan aktivitas siswa. Sesudah penyampaian materi, siswa melakukan pos tes untuk memperoleh perkembangan kemampuan individu dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

Untuk memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran tersebut selain satu cara yang dapat di gunakan adalah dengan modifikasi alat pemukul maka siswa akan bisa memahami pembelajaran tersebut tidak hanya itu dengan menggunakan modifikasi tersebut siswa akan memiliki minat yang besar saat pembelajaran permainan kasti, melalui modifikasi alat tersebut siswa tidak merasa belajar permainan kasti karena pembelajaran tersebut menggunakan modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan gerak dasar memukul bola kasti pada cabang olahraga permainan.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan kemampuan siswa dalam bidang pemahaman, secara khusus bertujuan untuk :

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul untuk siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatogede Kabupaten Sumedang.

2. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul untuk siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang.

3. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul untuk siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang.

(14)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Siswa dapat menambah pemahaman, penjelasan, pengertian dan meningkatkan aktivitas ketangkasan lompat tinggi dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam belajar dan mampu mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru

Guru dapat menambah wawasan tentang pembelajaran penjas khususnya pada materi memukul bola kasti, serta memberikan motivasi kepada guru-guru lain bahwa pembelajaran materi memukul bola kasti sangatlah penting untuk diterapkan kepada siswa sebagai titik awal pembelajaran selanjutnya. 3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memberikan kontribusi positif dalam pembelajaran penjas sehingga akan mampu mencerminkan dan menunjukan peran penting pembelajaran pendidikan jasmani pada masyarakat.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Lembaga mampu menjadikan pembelajaran memukul bola kasti sebagai bahan pertimbangan pembelajaran pendidikan jasmani sebagai pembelajaran pilihan bagi lembaga-lembaga pendidikan.

5. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi untuk penulisan karya ilmiah dalam bidang pembelajaran pendidikan jasmani lainnya.

E. Batasan Istilah

Modifikasi adalah suatu perubahan bentuk dari yang telah ada sebelumnya

(Kamus Besar ; 395).

(15)

pada anak-anak dalam situasi kompetitif serta memudahkan anak dalam pembelajaran.

Alat pemukul merupakan suatu alat yang digunakan untuk memukul

benda.(Kamus Besar ; 879)

Alat pemukul dalam permainan kasti yaitu seuatu benda berbentuk tongkat

dengan panjang 60 cm terbuat dari kayu yang berguna untuk memukul bola dalam permainan kasti. (Suwarso dan Sumarya, 2010: 7)

Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil

dari belajar atau latihan. (Sisdiknas, 2003: 24).

Gerak dasar adalah gerak dasar merupakan suatu awal gerakan untuk

mencapai tujuan gerakan yang sesungguhnya. (KTSP, 2006: 16).

Gerak dasar menurut peneliti adalah suatu gerakan bagian yang menunjang dari satu gerakan sehingga menjadi gerakan yang sempurna dalam suatu permainan.

Memukul merupakan tindakan gerakan ayunan tangan untuk mengenai suatu

benda. (Kamus Besar ; 880)

Memukul dalam permainan kasti yaitu gerakan memukul bola kasti dengan

menggunakan tongkat pemukul dalam permainan kasti.

Permainan kasti adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yeitu regu

(16)

36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang dan sesuai dengan tempat penulis mengajar, hal tersebut diharapkan ada kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan adalah apakah yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan seperti guru lainnya. Penelitian tindakan kelas harus didampingi oleh observeryang bertindak sebagai rekan dalam memberikan solusi pemecahan dalam setiap kegiatan dari mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

Gambar 3.1

(17)

kegiatan dipusatkan di SDN Karedok khususnya dalam pelaksanaan danpelaksanaan evaluasi persiklus.

Tabel 3.1

Jadwal Program Penelitian

No Penjelasan

Januari 2013

Februari 2013

Maret

2013

April

2013

Mei

2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Revisi

Proposal

4 Persiapan dan Pembekalan

5 Pelaksanaan Siklus I

6 Pelaksanaan Siklus II

7 Pelaksanaan Siklus III

8 Pengolahan

Data

9 Penyusunan Laporan

10 Sidang

(18)

laki-laki dan 12 siswa perempuan. SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang memiliki murid sebanyak 153 siswa, dengan tenaga guru sebanyak 12 orang termasuk Kepala Sekolah, dan Tenaga Sukwan. Berikut adalah daftar nama tenaga pendidikdan kepala sekolah SDN Karedok Jatigede Sumedang :

Tabel 3.2

Daftar Kepala Sekolah, Guru, Penjaga Sekolah dan Jumlah Siswa SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang

No. Nama Guru Status NIP Jabatan Ket

1. Kusnata, S.Pd. PNS 196612111986101002 KEPSEK

2. Maman Sahman, S.Pd. PNS 196409081986101003 GURU KLS 1 3. Wawan Hermawan, S.Pd. PNS 196603031988031009 GURU PENJAS 4. Rukaesih, S.Pd. PNS 196710021994052001 GURU

KLS 6 5. N. Ronasih, A.Ma.Pd. PNS 196712252007012010 GURU KLS 4 6. Nuryani, S.Pd. PNS 198512082009022001 GURU KLS 5 7. Rodiah Kartini SUKWAN - GURU KLS 3 8. Dina Yuliana SUKWAN - GURU KLS 2 9. Euis Nurhayati SUKWAN - GURU MP

10. Tita Kusmayasari SUKWAN - GURU MP 11. Desi Herlina SUKWAN - GURU MP

12. Desy Endahsari SUKWAN - GURU MP

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

(19)

kasti, penulis mempersiapkan diri sehubungan apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis (Wiriaatmadja, 2005: 12) dijelaskan bahwa penelitian kelas adalah :

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan–kegiatn praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan Elliot (Wiriaatmadja, 2005 : 12) Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Jadi secara ringkas dari pernyataan– pernyataan di atas penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagarrt yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dalam penelitian tindakan kelas, terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan dalam menunjang suatu penelitian. Langkah-langkah itu yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

2. Desain Penelitian

(20)

OBSERVASI TIN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E FL E KS I TIN D A K A N OBSERVASI RE FL E KSI TIN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2

Model Kemmis danTaggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Penjelasan dari gambar 3.2 di atas adalah :

a. Perencanaan (plan) : pada tahap ini, guru merencanakan pembelajaran berdasarkan permasalahan. Misalnya, permasalahan siswa adalah kesulitan menjawab pertanyaan, pada tahap ini guru merancang strategi bertanya untuk mendorong siswa agar mampu menjawab pertanyaan. b. Tindakan (action) : Pada tahap ini, rancangan guru yang telah dibuat

dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

c. Pengamatan (observe) : Pada tahap ini, diamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran sedang berlangsung.

d. Refleksi (reflect) : Pada tahap ini, dianalisis kekurangan dan kelebihan dari rancangan yang telah dibuat dan dilaksanakan. Apabila terdapat banyak kekurangan, maka kegiatan pembelajaran akan lebih meningkat.

TINDAKAN

REFLEKSI

REFLEKSI TINDAKAN

(21)

kemampuan awal dalam memukul bola kasti, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam melakukan gerak dasar memukul bola kasti.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal gerak dasar memukul bola kasti memerlukan alat bantu pembelajaran. Keuntungan lainnya dari alat bantu tersebut cukup ringan untuk diangkat kemana–mana, serta aman bagi keselamatan anak. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolok ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaranmemukul bola pada permainan kasti.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/dilapangan yaitu dengan mempersiapkan alat pemukul yang dimodifikasi dengan lebar pemukul yang berbeda dimulai dari lebar 10 cm, 7 cm, dan 5 cm dengan ukuran panjang dan pemegang yang sama yaitu panjang penampa 45 cm dan pegangan 15 cm sebagai siasat dalam pembelajaran gerak dsar memukul pada permainan bola kasti. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari sikap tubuh, sikap tangan sampai sikap kaki dalam gerak dasar memukul bola kasti. Setiap bagian demi bagian di observasi meliputi kelemahan-kelemahan siswa sering terjadi diantaranya mengenai penampilan/performen.

(22)

macam ukuran.

2. Tahap Pelaksaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diakui dengan kegiatan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Melakukan pemanasan statis maupun dinamis sebagai kegiatan awal.

b. Mengimplementasikan tujuan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola kasti. c. Melaksanakan tahapan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

Dimulai dengan gerakan memukul bola kasti dengan pemukul ukuran lebar 10 cm, dilanjut dengan ukuran lebar 7 cm, kemudian dengan lebar 5 cm dengan ukuran panjang pemukul yang sama yaitu 60 cm berikut pegangan 15 cm.

d. Melaksanakan test untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi dasar yang diharapkan.

e. Melaksanakan gerakan senam pendinginan dan evaluasi sebagi kegiatan akhir.

f. Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil belajar.

3. Tahap observasi

(23)

a. Tahap Analisis

Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang gerak dasar memukul bola kastiyang meliputi catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaranan mengkaji hasil kegiatan siswa. Juga mengamati setiap perkembangan siswa dalam melakukan gerak dasar memukul menggunakan pemukul yang dimodifikasi dari lebar 10 cm, 7 cm dan 5 cm. Dari hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencaan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.

b. Tahap Repleksi

Dalam tahap repleksi biasanya yaitu memperbaiki dari hasil analisis dengan pemecahan-pemecahan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab semua pertanyaan intervensi yang menghasilkan perubahan secara signifikan. Baik tentang gerak dasar memukul sampai dengan modifikasi alat pemukul.Suherman (2012: 67) menyatakan bahwa repleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi, baik bagi siswa, guru, maupun suasana kelas.

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan dalam penelitian ini melalui tiga siklus yang akan diberikan pada siswa dalam meningkatkan gerak dasar memukul bola kasti dengan melalui modifikasi alat pemukul. Langkah-langkah tersebut yaitu :

a. Siklus I melaksanakan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dengan ukuran lebar 10 cm dan panjang 60 cm dengan penampa 45 cm dan pegangan 15 cm. Penilaian dilihat melalui IPKG I, IPKG II, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar, diakhiri dengan tahap analisis dan refleksi oleh guru untuk pembelajaran selanjutnya.

(24)

c. Siklus I melaksanakan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dengan ukuran lebar 5 cm dan panjang 60 cm dengan penampa 45 cm dan pegangan 15 cm. Penilaian dilihat melalui IPKG I, IPKG II, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar, diakhiri dengan tahap analisis dan refleksi oleh guru untuk pembelajaran selanjutnya.

E. Intrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

(25)

No 1 2 3 4 B C K A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cukupan rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah Rata-rata Persentase (%)

B

MENGEMBANGKAN DAN MENGKOORDINASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran 3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran Jumlah Rata-rata Persentase (%) C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN

PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2. Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan pembelajaran Jumlah

Rata-rata Persentase (%)

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membantu alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian Jumlah Rata-rata Persentase (%)

E TAMPILKAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN 1. Kebersihan dan kerapian

2. Penggunaan bahasa lisan Jumlah Rata-rata Persentase (%) Persentase total

(26)

1 2 3 4 B C K A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memriksa kesiapan siswa

Jumlah Rata-rata Persentase (%) B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah Rata-rata Persentase (%) C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pada pembelajaran 2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan 4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa Jumlah

Rata-rata Persentase (%)

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktivitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktivitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat belajar Jumlah Rata-rata Persentase (%)

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah Rata-rata Persentase (%) F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah Rata-rata Persentase (%) Persentase total

(27)

Tabel 3.5

Format Aktivitas Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Skor Kategori

Kerjasama Semangat Disiplin Tanggung

Jawab

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

1 Heri

2 Rena Fortuna 3 Anggi Fuji 4 Sulaeman 5 Cece Sandi 6 Liri Ariyawati 7 Putriani 8 Siti Wahyuni 9 Rian

10 Dani Indrawan 11 Rizky

12 Karisma 13 Risma Noviana 14 Anisa Febrianti 15 Anisa Rahmawati 16 Nur Avita 17 Riki 18 Alkis Rizki 19 Ardiansyah 20 Idayanti 21 Aditya Fauzi 22 Yuyun 23 Viki

Jumlah

Rata-rata

Persentase (%)

Aspek yang akan dinilai pada format aktivitas siswa berdasarkan tabel 3.4 di atas meliputi aspek kerjasama, semangat, disiplin dan tanggung jawab siswa selama mengikuti pembelajaran.

(28)

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memeperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2002:117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain. Orang-orang yang dapat diwawancarai yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Maksud wawancara antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Kebulatan-kebulatan demikian sebagian yang dialami masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Rencana pertanyaan yang akan diajukan pada guru dan kepala sekolah yaitu meliputi :

1. Pendapat tentang pembelajaran memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul,

2. Pengaruh dari pembelajaran memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul,

3. Manfaat dari pembelajaran memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul,

4. Kesan dan pesan dalam pembelajaran memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul.

Rencana pertanyaan yang akan diajukan pada siswa meliputi : 1. Kesulitan siswa pada pembelajaran memukul bola kasti,

2. Pendapat pembelajaran memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul, 3. Kesulitan pembelajaran memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul, 4. Tantangan dalam melakukan pembelajaran memukul bola kasti dengan

(29)

Hari/Tanggal : ………..

Waktu : ………..

No. Pertanyaan Deskripsi/Jawaban

1. Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang pembelajaran gerak memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul ?

2. Apakah menurut Bapak/Ibu pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ?

3. Menurut pendapat Bapak/Ibu, apakah pembelajaran dengan modifikasi alat pemukul dapat diterapkan pada pembelajaran lain ?

4. Apa kesan dan pesan Bapak/Ibu dalam pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukulini ?

Tabel 3.7

Format Wawancara untuk Siswa

Pelaksanaan Tindakan : ………..

Hari/Tanggal : ………..

Waktu : ………..

No. Pertanyaan Deskripsi/Jawaban

1. Apa kesulitan kalian dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti ?

2. Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul ? 3. Apa kesulitan kalian dalam

melaksanakan memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul ? 4. Apakah kalian senang melakukan

pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul ? 5. Apa kalian merasa tertantang dalam

(30)
[image:30.595.115.515.256.585.2]

dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Catatan lapangan merupakan tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.Semua di deskripsikan mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Tabel 3.8

Format Catatan Lapangan

Tindakan (Siklus) : ………..

Hari/Tanggal : ………..

Waktu : ………..

Fokus Deskripsi Proses Belajar Komentar

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Evaluasi

a. Kegiatan Catatan Lapangan

Perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan observasi awal yaitu gerak dasar memukul bola kasti:

1) Kegiatan Awal

a) Pembelajaran bersifat klasikal dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.

(31)

d) Dalam kegiatan awal diisi oleh kegiatan rutin yaitu mengucapkan salam, berdo’a, absensi siswa, pengkondisian siswa kearah pembelajaran yang kondusif dan membentuk kelompok.

e) Tahap persiapan yaitu dengan membentuk kelompok belajar dalam kegiatan ini direncanakan siswa di bagi ke dalam empat kelompok setiap kelompok terdiri dari enam orang dan ada yang lima orang.

f) Siswa melakukan senam pemanasan statis dan dinamis. 2) Kegiatan Inti

a) Pada tahap ini siswa diberikan informasi tentang teknik gerak dasar memukul bola kasti.

b) Guru memberikan contoh gerakan yang akan dipelajari siswa.

c) Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kastisecara bergantian. Masing-masing siswa dapat melakukannya sebanyak lima kali.

d) Siswa melakukan gerakan memukul bola kasti dengan pemukul yang dimodifikasi.

e) Kemudian diakhiri dengan test melakukan gerak dasar memukul bola kasti.

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa melakukan senam pendinginan

b) Pada tahap evaluasi peneliti dan para siswa melakukan diskusi dan tanya jawab tentang kegiatan-kegiatan yang telah di lakukan, baik tentang gerak dasar memukul bola kasti maupun tentang pengorganisasian kegiatan kelompok.

c) Dalam kegiatan akhir peneliti bersama siswa akan menyimpulkan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan. Disini peneliti juga melakukan penguatan dan menyamakan konsep pada semua siswa.

b. Modifikasi yang digunakan

(32)

ukuran pemukul yang sebenarnya.

4. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa merupakan suatu penilaian pembelajaran siswa yang telah dilaksanakan. Siswa akan dinilai sesuai dengan aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan guru untuk melihat sejauh mana siswa dapat melaksanakan pembelajaran yang telah diberikan oleh guru.

[image:32.595.101.531.260.643.2]

Hasil belajar siswa akan dinilai melalui pengamatan guru dari setiap siswa dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.9

Format Test Hasil Belajar Gerak Dasar Memukul Bola Kasti

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Jml Nilai

Ket

Sikap Awal Sikap Tangan Sikap Akhir

T BT

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Heri

2 Rena Fortuna

3 Anggi Fuji

4 Sulaeman

5 Cece Sandi

6 Liri Ariyawati

7 Putriani

8 Siti Wahyuni

9 Rian

10 Dani Indrawan

11 Rizky

12 Karisma

13 Risma Noviana

14 Anisa Febrianti

15 Anisa Rahmawati

16 Nur Avita

17 Riki

18 Alkis Rizki

19 Ardiansyah

20 Idayanti

21 Aditya Fauzi

22 Yuyun

23 Viki

Jumlah Rata-rata Persentase (%)

(33)

1) Sumber Data : Data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

2) Jenis Data : Jenis data yang di dapat adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:

a) Rencana pembelajaran.

b) Proses pelaksanaan pembelajaran. c) Data hasil pelaksanaan pembelajaran. b. Cara Pengambilan Data

1) Data tentang keterkaitan perencanaan guru didapat dari lembar penilaian IPKG I.

2) Data tentang keterkaitan pelaksanaan guru didapat dari lembar penilaian IPKG II.

3) Data tentang situasi pembelajaran siswa pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran aktivitas siswa.

4) Data tentang hasil belajar diambil dengan memberikan tes praktek kepada siswa.

5) Deskriptor dengan keterangan penilaian sebagai berikut :

a) Aspek Sikap Awal meliputi badan rileks dengan sikap siap akan memukul bola dan pandangan ke arah datangnya bola, kaki sedikit dibuka selebar bahu dengan sedikit ditekuk, badan sdikit dibungkukkan.

b) Aspek Sikap Tangan meliputi satu tangan memegang pemukul dan yang satunya lagi meminta arah untuk lemparan bola dari pelambung, posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas dengan pegangan yang kuat, ayunan tangan kuat dengan ketepatan memukul yang baik dengan bola mengenai pemukul.

(34)

menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya. Suherman (2012: 66) mengemukakan bahwa pengumpulan data merupakan jantung penelitian tindakan kelas, maka analisis data merupakan jiwa penelitian tindakan kelas.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi lapangan. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Dalam tahap analisis ini diamati dari tentang gerak dasar memukul sampai dengan modifikasi alat peukul. Data yang terjaring lewat observasi di triangulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna tentang gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul.

b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya tentang gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul.

c) Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas tentang gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul.

G. Validasi Data

(35)

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Apakah dengan modifikasi pemukul siswa dapat melakukan gerak dasar memukul bola kasti.

Kegiatan triangulasi ini dilakukan melalui tringulasi sumber data yang ditunjukan kepada kepala sekolah SD Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang, rekan sejawat, dan siswa kelas IV SD Karedok.

2. Member Check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan data

dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan gerak dasar memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul dari ukuran lebar 10 cm, 7 cm dan 5 cm dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi. Dengan format terlampir.

3. Audit Trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data

dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan guru observer tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti dengan modifikasi alat pemukul dari ukuran lebar 10 cm, 7 cm dan 5 cm.

4. Expert Opinion yaitu pengecekan terhadap kesahihan masalah peneliti kepada

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan pendekatan modifikasi alat pemukul dalam meningkatkan gerak dasar memukul bola kasti pada siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembelajaran

Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan kinerja guru tahap perencanaan dalam pembelajaran (IPKG I). Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran memukul bola kasti, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan modifikasi alat pemukul pada pembelajaran memukul bola kasti. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan modifikasi alat pemukul. Hasil yang dicapai pada perencanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 47,05% adalah pada Siklus I mencapai 64,58%, Siklus II mencapai 75%, dan Siklus III mencapai 100%. Dengan demikian dalam perencanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dari tiap siklusnya telah meningkat dan telah melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 90%.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

dalam penilaian kinerja guru tahap pelaksanaan (IPKG II) pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dapat diikuti dengan kinerja guru yang maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat baik secara khusus maupun umum. Pencapain tujuan dapat maksimal dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat

(37)

pemukul dimulai dari pemukul dengan lebar penampa 10 cm, kemudian diubah menjadi 7 cm dan pada akhirnya dengan lebar penampa 5 cm atau sesuai dengan ukuran sebenarnya. Hasil yang dicapai pada pelaksanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 51,50% adalah pada Siklus I mencapai 53,33%, Siklus II mencapai 75,83%, dan Siklus III mencapai 99,2% Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dari tiap siklusnya telah meningkat dan telah melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 90%.

3. Aktivitas Siswa

Pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul, yang dinilai adalah tentang kerjasama, semangat, disiplin, dan tanggung jawab melalui kategori baik, cukup, maupun kurang. Hasil yang dicapai pada aktivitas siswa pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dapat dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 48% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 22% dan kategori cukup (C) sebanyak 26%, pada Siklus I mencapai 70% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 30% dan kategori cukup (C) sebanyak 40%, Siklus II mencapai 83% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 44% dan kategori cukup (C) sebanyak 39%, dan pada Siklus III telah mencapai 100% dengan kategori baik yang sudah melebihi KKM yaitu dari kategori baik (B) sebanyak 70% dan kategori cukup (C) sebanyak 30%. Dengan demikian dalam aktivitas siswa pelaksanaan pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dari tiap siklusnya telah meningkat.

4. Hasil Pembelajaran

(38)

II telah mencapai 78% atau sekitar 18 siswa, dan pada Siklus III telah mencapai 96% atau sekitar 22 siswa. Dengan demikian dalam hasil test pembelajaran memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul dari tiap siklusnya telah meningkat.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khusunya pembelajaran pendidikan jasmani semua siswa harus mengikutinya dengan semangat belajar yang tinggi, disiplin yang baik dan tanggung jawab terhadap apa yang menjadi kewajibannya sebagai seseorang dalam menuntut ilmu, dalam hal pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti apabila semua ini dilakukan maka penguasaan keterampilan gerak apapun dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan mudah dicapai.

b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatnya waktu senggang dengan aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang lebih baik sehingga suatu saat prestasi akan mudah diraih.

2. Bagi Guru Penjas

a. Guru disarankan untuk selalu menambah wawasan dengan belajar membaca dan melakukan penelitian tindaka kelas (PTK) apabila menemui masalah pembelajaran di kelasnya.

(39)

3. Bagi Sekolah

Sekolah dan pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Disarankan mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk diskusi-diskusi untuk kepentingan prestasi lembaga dan melalui pengadaan fassilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani sehingga para mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan jasmani akan lebih terampil dan berdaya guna ketika kelak menjadi guru di sekolah masing-masing.

5. Bagi Peneliti Lain

(40)

130

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta :Ditjen Dikdasmen

Heryana, Dadan. Verianti, Giri.(2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional

Hidayat, Yusup.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Barat. Jakarta. Bahan Ajar pada Diklat Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X-Prov.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lutan, Rusli (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani, Jakarta: Depdiknas

Ma’mun, Subroto (2011). Pendekatan Taktis; Konsep, Metode dan Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA.

Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani.Depdikbud. Jakarta.

Mahendra Agus, Nuryadi.2008. Strategi Belajar Mengajar dan Media Pembelajaran Penjas. Jawa barat.Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X.

PB.PASI, Pedoman Mengajar: Lari – Lompat - Lempar, untuk level I, RDC – Jakarta, 2000

Suherman, Adang. (2008) . Aktivitas Rekreasi, Kebugaran dan Luar Kelas. Jawa Barat: Bahan Ajar pada Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X.

Suherman, Ayi. (2012). Penelitian Pendidikan. Sumedang : CV. Bintang WarliArtika

Suwarso Eso, Sumarya. (2010). Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas IV. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta

Wiriaatmadja, Rokhiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Yudanto.(2009). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas IV SD/MI.Jakarta.Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 1.1 Data AwalHasil Test Gerak Dasar Memukul Bola Kasti
Gambar 3.1
Tabel 3.1 Jadwal Program Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Kepala Sekolah, Guru, Penjaga Sekolah dan Jumlah Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Bermain Kasti Dengan Menggunakan Alat Modifikasi Botol Plastik Pada Siswa

Selain faktor tersebut, ada faktor internal dan faktor eksternal seperti : pelatih, guru, waktu latihan dan penggunaan alat belajar. Olahraga permainan pada nomor kasti termasuk

Menurut Kasbolah (1998 : 74) dipaparkan bahwa tahap observasi adalah sebagai berikut. Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dapat disejajarkan

Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan

Perencanaan yang dilakukan dalam lari sprint melalui permainan modifikasi kasti meliputi menyusun rencana tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan aktivitas KBM, salah

Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengajarkan gerak dasar shooting pada a siswa a kelas V di SDN Kawung Luwuk II Kecamatan n Cisitu u

Menurut Kristiyanto (2010 : 32) tujuan pendidikan jasmani di SD ialah membentuk siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian