• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4

REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

TUGIYATO

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Rejosari Natar Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan

penggunaan alat modifikasi berupa pemukul yang diganti dengan piring dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research),dengan menggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa, dengan jumlah 18 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar memukul bola dalam kasti. Hasil penelitian menunjukkan: pada temuan awal hanya mencapai ketuntasan 16,67 % hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar memukul bola kasti. Pada siklus pertama dengan penggunaan alat berupa pemukul yang diganti dengan piring diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 50,00 %, sedangkan

prosentase ketuntasan belajar klasikal 85% itu berarti tindakan belum memenuhi ketuntasan belajar.

Pada siklus kedua dengan penggunaan alat pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 90,00% hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan klasikal.

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4

REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh :

TUGIYATO

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL

PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

TUGIYATO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Kasti... 18

2. Pemukul dan Bola Kasti... 19

3. Bola Kasti ... 19

4. Daur Ulang PTK ... 23

5. Piring Plastik dan Bola Plastik... 26

6. Formasi Proses Pembelajaran Siklus 1 ... 26

7. Pemukul yang Dimodfifikasi dan bola... 28

8. Formasi proses pembelajaran siklus 2 ... 29

9. Diagram Batang Rata-Rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai Rk dan < Rk Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Kasti disetiap Siklus ... 33

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

SAN WACANA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Belajar Mengajar... 9

B. Pendidikan Jasmani... 10

C. Keterampilan Gerak Dasar ... 11

D. Permainnan Bola Kasti ... 12

E. Gerak Dasar Memukul Bola ... 17

F. Modifikasi Alat Pembelajaran ... 19

G. Hepotesis... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN... 22

A. Metode Penelitian ... 22

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

D. Variabel dan Data ... 24

E. Rancangan Penelitian... 25

1. Siklus Pertama ... 25

2. Siklus Kedua ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Teknis Analisis Data ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 32

(6)

B. Pembahasan... 38

C. Hipotesis ... 41

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

A. Simpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim PengujiKetua : Heru sulistianta,S.Pd. M.Or ……...

Penguji Bukan Pembimbing : Drs.Ade Jubaedi,M.Pd ………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Tugiyato

NPM : 1013078025

Tempat tanggal lahir : Rejosari. 14 Juli 1962

Alamat : Sidoharjo 1 Negara Ratu Kecamatan Natar Lampung Selatan.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi denganjudul “ Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Memukul Bola Dalam Bermain Kasti Dengan Menggunakan Alat Modifikasi Botol Plastik Pada Siswa Kelas Iv Sdn 4 Rejosari Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 ”adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tangg l 9 Mei s.d 23 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Natar , September 2012

(10)

Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM BERMAIN KASTI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI BOTOL PLASTIK PADA SISWA KELAS IV SDN 4 REJOSARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Tugiyato Nomor Pokok Mahasiswa : 1013078025 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rejosari, pada tanggal 14 Juli 1962. Anak ke Tujuh dari Tujuh bersaudara pasangan Bapak Kaman (Alm) dan Ibu Saminah.

PENDIDIKAN

- SDN Rejosari Kecamatan Natar Lampung Selatan tamat tahun 1975 - SMP IDATA Kecamatan Natar Lampung Selatan tamat tahun 1979

- SGO PGRI Teluk Betung Bandar Lampung tamat tahun 1983

- D2 Di Universitas Terbuka tamat pada tahun 1998.

- Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan ( FKIP ) Universitas Lampung ( UNILA ) di Bandar Lampung Progaram

Study S 1 Penjaskes Dalam Jabatan .

PEKERJAAN

(12)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judulPENINGKATAN KEMAMPUANGERAKDASARMEMUKULBOLA DALAMBERMAINKASTIDENGANMENGGUNAKANALATMODIFIKASI

BOTOLPLASTIKPADASISWAKELASIVSDN4 REJOSARI KECAMATAN NATAR TAHUN PELAJARAN2011/2012adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi,M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Heru Sulistianta.S.Pd.M. Or. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 4 Rejosari Natar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

(13)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Natar , September 2012 Penulis

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan

penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik secara utuh.

Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai

permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan

(15)

perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan gerak yang sangat berguna untuk melakukan keterampilan gerak dasar. Untuk merangsang peserta didik dalam melakukan kemampuan gerak tersebut diperlukan sebuah alat. Salah satunya adalah dengan menggunakan permainan yang menarik perhatian siswa.Permainan merupakan salah satu materi yang diberikan disekolah dasar.Permainan dapat dikelompokkan berdasarkan, jumlah pemainnya, sifat permain, berdasarkan alat yang dipakai, besarnya bola yang dipakai.

Permainan bola kecil di antaranya kasti Bola bakar dan lain-lainnya.

Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral. Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta

(16)

Semakin banyak kesempatan anak bermain makin sempurnalah penyesuaian anak terhadap keperluan hidup dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang Penulis lakukan di SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan, penulis melihat pada saat pembelajaran gerak sebagian besar siswa belum optimal dalam pelaksanaannya.Guru mendemonstrasikan, kemu dian siswa menirukan gerakan tersebut secara bergiliran.Pelaksanaan kegiatan memang teratur, tetapi terkesan kaku dan membosankan.Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran ia melakukan. Selebihnya mereka hanya duduk, berdiri, mengobrol dengan teman atau hal-hal lain diluar pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi kendala yang klasik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Di sini dapat kita lihat bahwa kesempatan anak untuk bergerak menjadi terbatasi, padahal anak-anak memerlukan ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan gerak yang sangat bermanfaat untuk melakukan keterampilan gerak spesialisasi. Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan materi, sehingga siswa tidak bosan dalam bel ajar gerak. Dibutuhkan variasi-variasi bermainan yang menyenangkan dan tentu saja menarik minat siswa sehingga mereka dapat bermain dengan gembira dan tentu saja dapat meningkatkan kemampuan gerak.

(17)

penelitian ini, penulis menggunakan beberapa macam permainan anak yang didalamnya mengembangkan aspek kemampuan gerak seperti, kelincahan,

keseimbangan, kecepatan, ketepatan, (koordinasi mata dan tangan) dan daya tahan.

Dengan memberikan Pembelajaranmenggunakan permainan-permainan tersebut, penulis mengharapkan kemampuan gerak siswa dapat meningkat. Selain itu, bermain juga merupakan dasar di dalam pembentukan perilaku sehingga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dan perkembangan fisik bagi anak.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan

mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis mengajar di dapat dikatakan bahwa

(18)

tersebut terlihat masih banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan, di antaranyamasih kurangnya koordinasi antara gerakan awal, pelaksanaan dan gerak lanjutan pada saat memukul bola. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut merupakan hambatan yang sangat berarti untuk tercapainya hasil belajar memukul bola kasti pada waktu bermain, kurang sesuai dengan yang diharapkanpada pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti pada waktu bermain siswa kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan.

(19)

D.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain : 1. Pemukul yang digunakan dalam Kasti masih terlalu kecil untuk siswa SD kelas IV.

2. Masih banyak siswa yang takut melakukan gerak dasar memukul dikarenakan masih berat. 3. Masih banyak siswa perkiraan kapan harus mengayun pemukul dengan datangnya bola. 4. Masih banyak siswa pada waktu memukul bola sikutnya bengkok atau ditekuk.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :”Apakah Dengan ModifikasiAlatPembelajarandapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan”.

1. Apakah dengan menggunakan alat modifikasi pemukul yang diganti dengan piring dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan.

2. Apakah dengan menggunakan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45cm dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola Kasti pada siswa kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan rumusan masalah di atas maka penelitian inibertujuan untuk :

(20)

2. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola Kasti dengan menggunakan alat modifikasipemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45cm.

G. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil yang di harapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola dalam bermain Kasti.

2. Bagi guru Pendidikan Jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya dan meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan pengetahuan, pengalaman, strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA, sebagai upaya pengembangan modifikasi pembelajaran bagi calon guru.

4. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masuakan dan pertimbangan untuk pembinaan profesionalisme bagi guru penjas disekolah

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar Mengajar

Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku.

Menurut Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa”. Menurut Husdarta dan

Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar

menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke

(22)

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu

secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem

pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes 2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi

peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).

Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.

(23)

C. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk

ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.Rusli (1998)

mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari

satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. gerak non lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

D. Permainan Bola Kasti

1. Sejarah Singkat Bola Kasti

(24)

untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hingga bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas.

Dalam permainan kasti ini dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil. Bagi anak-anak pemula yang baru belajar dapat memakai bola tenis, sedang bagi anak-anak yang sudah mahir atau telah menguasai permainan kasti digunakan bola khusus untuk kasti. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola berusaha segera lari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolonganlebih dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat nilai.

Sebaliknya pemain regu lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul untuk mendapat nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ruang bebas) untuk menggantikan menjadi pemain pemukul. Antara regu satu dengan regu lainnya saling berusaha untuk menjadi regu pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu atau kedua belasan adalah berusaha untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti ini dilakukan 2 babak, anatara babak pertama dan babak kedua dengan diberi waktu untuk istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir pertandingan lebih banyak mengumpulkan nilai.

2. Teknik Dasar Permainan Kasti

(25)

a. Melambungkan Bola

Melambungkan bola perlu dikuasai oleh pemain karena teknik dasar inisalah satu yang menentukan dalam permainan, agar dapat melambungkan bola dengan baik tekniknya antara lain:

• Melambungkan Bola ke Atas

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). 2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada

3. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas.

4. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan kiri didepan dada.

5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. 6. Condongkan badan agak kedepan dan tekuklah kedua lutut. 7. Ayunkan tangan keatas dengan siku lurus.

8. Lepaskan bola disertai dengan lecutan telapak tangan kearah atas. b. Melambungkan Bola ke Depan

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Berdiri dengan kaki kiri di depan.

2. Tangan kanan memegang bola.

3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha. 4. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan membuat

cekungan.

5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus kebelakang.

(26)

7. Ayunkan tangan yang memegang bola kearah depan,langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.

c. Melempar Bola dari Atas Kepala

Lemparan bola dari arah atas biasanyadigunakan dari jarak yang jauh dari pemuykul atau pemain yang berlari, langkah-langkah melempar bola ke pada pemukul antara lain:

1. Berdiri dalam sikap siap melempar.

2. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.

3. Tariklah tangan kebelakang bersama dengan gerakan memutar kesamping dan langkahkan kaki kiri kedepan.4. Badan condong kebelakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan ikut maju.

d. Menangkap Bola

Ada beberapa teknik menangkap bola dalam permainan kasti, teknik ini digunakan oleh pemain penjaga.berbagai teknik tangkapan antara lain:

• Menangkap Bola Lambunglangkah-langkahnya adalah:

1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.

2. julurkan tangan keatas depan kepala badan sedikit condong kedepan.

(27)

• Menangkap Bola Mendatarteknik menangkapnya sebagai berikut. 1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan

mata tertuju kearah datangnya bola.

2. posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus kedepan dan tangan kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari atas.

• Menangkap Bola Dari Bawahtekniknya sebagai berikut: 1. kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok.

2. jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan datang 3. pandangan lurus kearah bola agar dapat melihat arah bola datang e. Memukul Bola

Memukul bola, teknik ini merupakan teknik yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya permainan. Ada beberapa teknik memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain:· memukul bola mendatar, memukul bola merendah atau menyusur tanah, memukul bola atas kepala

f. Teknik Berlari

Berlari, teknik berlari merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila teknik berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa teknik berlari antara lain: · berlari lurus

(28)

E. Gerak Dasar Memukul Bola

Dalam permainan kasti, gerak dasar memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam

memperoleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran anak dalam memukul bola.Agar anak-anak dapat memukul dengan baik, maka gerak dasar memukul ini harus diberikan secara mendasar dan dimulai dengan cara memegang kayu pemukul, kemudian dilanjutkan dengan gerakan memukul.Sedangkan posisi kaki pada waktu memukul adalah sangat menentukan terhadap arah pemukul bola. Kesalahan umum yang sering dilakukan pada saat memukul ialah pemukul yang kurang tenang, kurang memperhatikan posisi regu lapangan dan tergesa-gesa memukul bola yang dilambungkan kepadanya. Ia seharusnya benar-benar melihat bola yang dilambungkan dari pelambung dan berusaha memukul ke arah lapangan yang kosong artinya tempat yang tidak ada penjaganya, agar dapat member

kesempatan kepada temannya yang ada di tiang pertolongan untuk dapat lari menuju salah satu tiang bebas. Juga kepada temannya yang berada di tiang bebas supaya dapat kembali ke ruang bebas.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gerak dasar memukul, yaitu : a. Cara memegang kayu pemukul

(29)

b. Posisi kaki saat memukul bola.

1. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan.

2. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah bendera batas separuh lapangan yang berada di sebelah kiri dan daerah sekitarnya.

3. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan.

4. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah antara ruang bebas dan bendera batas separuh lapangan yang berada di sebelah kanan.

Gambar 1. Lapangan Kasti Keterangan

A. Ruang bebas/ruang tunggu B. Tempat pelambung

C. Tempat pemukul

D. Tempat penjaga belakang E. Tempat pemberentian I F. Tempat pemberentian II G. Tempat pemberentian III

Gambar 2. pemukul dan bola kasti

(30)

F. Modifikasi Alat Pembelajaran

Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahan” dan berasal dari kata ”ubah”

yang berarti ”lain atau beda” mengubah dapat diartikan dengan ”menjadikan lain dari yang

sebelumya” sedangkan dari arti pengubahan adalah ”proses”, perubahan atau cara mengubah,

kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada

mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk

memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 )

(31)

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa keutamaan modifikasi alat bermain merupakan suatu upaya untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang

sebelumnya dengan tujuanuntuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian ini modifikasi yang

digunakan adalah modifikasi pemukul yang diganti dengan piring plastik, bola plastik sebesar bola tenis, dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40-45 cm, modifikasi digunakan agar para siswa mudah untuk melakukan gerak dasar memukul bola kasti, modifikasi ini juga bermanfaat untuk :

1. Agar anak berani melakukan gerak dasar memukul bola kasti. 2. Agar anak dapat melakukan gerak dasar memukul bola kasti.

3. Agar guru mudah untuk mengajarkan gerak dasar memukul bola kasti. 4. Agar proses pembelajaran lebih menari.

5. Murah dan mudah didapatkan.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.

G. Hipotesis

(32)

“Dengan alat modifikasibola plastik dan piring plastik, pemukul yang diperbesar/

(33)

1

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada SiswaSDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Arikunto (1998 : 82)

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

(34)
[image:34.595.137.473.50.161.2]

2

Gambar 4. Daur ulang PTK Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008) Keterangan gambar

1. Perencanaan( Planning ).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

2. Tindakan( Action)

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru

(35)

3

lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

B. Subyek penelitian

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVSDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatanberjumlah 30 orang. Yang terdiri dari 18 siswa putra dan 12 siswa putri.

C. Tempat dan Waktu.

1. Tempat Penelitian : Di lapanganSDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan. 2. Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan

skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.

D. Variabel dan Data

1. Variabel :Menurut (Arikunto, 2006 : 99) variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. yang terdiri dari variabel bebas dan terikat.

variabel Bebas (X) : Modifikasi Alat

Variabel Terikat (Y) :Gerak Dasar Memukul Bola Kasti.

(36)

4

secara kuantitatif dengan bentuk data diskrip. Hasil penelitian ini dijabarkan secara kualitatif

E. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut

1. Siklus Pertama a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran dan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan modifikasi bola plastik sebesar bola tenis sebanyak 30 buah/sebanyak siswa dan piring plastik yang berdea meter 30 cm sebanyak 30 buah untuk pelaksanaan proses pembelajaran. 3. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/penilaian dan dokumentasi. 4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama,

(37)

5

[image:37.595.180.471.85.200.2]

Guru

Gambar 5. Piring plastik dan bola plastik b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 bersyaf. 2. Jarak guru dengan murid 6 meter.

Gambar 6. Formasi proses pembelajaran siklus 1

3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

4. Guru memperagakan cara memukul bola dengan piring plastik.

5. Siswa di berikan contoh rangkaian gerak dasar memukul bola kasti yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan modifikasi bola plasti sebesar bola tenis dan piring plastik. Pelaksanaan Pada siklus 1

[image:37.595.155.467.316.456.2]
(38)

6

berat badan berada dikaki kanan dengan badan agak condong

kedepan, tangan kanan memegang pemukul yang telah diganti dengan piring plastik, tangan kiri dijulurkan kedepan sesuai dengan

permintaan.

b. Pelaksanaan : piring plastik diayunkan serong keatas usahakan kena pada pertengahan piring plastik, bola setelah kena piring plastik membentuk sudut±450,bola dipukul setinggi bahu, letakkan piring plastik di dalam kotak tempat pemukul.

c. Sikap akhir : Lari masuk ke dalam lapangan permainan. 6. Diberikan pengulangan gerak dasar memukul bola plastik sebesar bola

tenis dengan menggunakan piring plastik yang berdeameter 30 cm.secara berurutan.

7. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan, setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan observasi atau penilaian.

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi olehtestoruntuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan didapatkan hasil sebesar 15 orang mencapai ketuntasan belajar atau prosentase sebesar 50%. Karena hasil dari siklus perta belum mencapai 80% tingkat ketuntasan belajar maka siklus dilanjutkan pada siklus

(39)

7

d. Refleksi :

1. Dari data hasil observasi di analisis dan disimpulkan untuk perencanaan siklius berikutnya.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

2. Siklus Kedua a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar memukul bola kasti.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

3. Menyiapkan alat modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera)

[image:39.595.163.470.477.580.2]

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

Gambar 7. Pemukul yang dimodifikasi dan bola b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3syaf. 2. Jarak antara guru dan murid 6 meter.

(40)

8

pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerakdasar memukul bola kasti terbuat dari karet.

4. Sebelumnya siswa di berikan contoh cara melakukan pembelajaran gerak dasar memukul bola yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaannya, akhir dalam memukul bola kasti.

Pelaksanaan Pada siklus 1

a. Sikap awal : berdiri menghadap kearah pelambung,posisi kaki salah satunya menghadap kedepan, lutut kaki kanan agak ditekuk, berat badan berada dikaki kanan dengan badan agak condong kedepan, tangan kanan memegang pemukul pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, tangan kiri dijulurkan kedepan sesuai dengan permintaan.

b. Pelaksanaan : pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, diayunkan serong keatas usahakan kena pada pertengahan pemukul, bola setelah kena pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cmmembentuk sudut±450,bola dipukul setinggi bahu, letakkan pemukul dalam kotak tempat pemukul.

c. Sikap akhir : Lari masuk ke dalam lapangan permainan

5. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar berulang sampai benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan memukul bola kasti. 6. Dalam proses pembelajaran jika ada siswa yang salah melakukan gerak

(41)

9

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh testoruntuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan didapatkan hasil sebesar 27 orang mencapai ketuntasan belajar atau prosentase sebesar 90%. Karena hasil dari siklus kedua telah mencapai lebih dari 80% tingkat ketuntasan belajar maka siklus dihentikan pada siklus kedua.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil penelitianmemukul bola pada gerak dasar memukul bola kasti oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 90 % hasil pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu di uji cobakan dan di hitung validitas dan

(42)

10

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P= 100 %(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

(43)

42

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi pemukul yang diganti dengan piring pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul boladalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan penggunaan modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm pada siklus kedua dapat

memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul boladalam bermain kasti pada siswa kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

(44)

43

2. Untuk siswa Kelas IV SDN 4 Rejosari Natar Lampung Selatan agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar memukul boladalam kasti.

(45)

44

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992.Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2000.Media Pengajaran.PT Raja Gafindo Persada. Jakarta.Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000.Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2004/2005.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Hamzah, Amir. 1988.Media Audio-viisual.PT. Gramedia. Jakarta

Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000.Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Muhajir. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta. Roji. (2004).Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD.Jakarta: PT. Glora Angkasa

Pratama. Erlangga.

Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekatamsi. 2002.Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.

(46)

45

Sumarno. 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas.Jakarta : Dirjen Dikti, Depdikbud.

(47)

46

Gambar

Gambar 1. Lapangan Kasti
Gambar 4. Daur ulang PTK Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008)
Gambar 5. Piring plastik dan bola plastik
Gambar 7. Pemukul yang dimodifikasi dan bola

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Untuk menyelesaikan permasalahan dalam diagram lingkaran atau diagram batang maka hal pertama yang harus dikuasai adalah bagaimana kita bisa membaca data dalam

Berdasarkan hasil matriks interaksi IFAS-EFAS SWOT dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang paling tepat digunakan untuk peningkatan daya saing industri

Namun dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ini ditemukan adanya problematika yang dihadapi oleh guru yaitu pada penilaian autentik itu sendiri, dalam penilaian autentik ini

Penulis menyarankan agar dalam pemberitaannya MBM Tempo memberikan ruang yang lebih besar untuk gagasan pelengkap, yaitu wacana mengenai tarling klasik,

Penelitian yang bertujuan untuk, (1) mengevaluasi perbedaan penggunaan mulsa jerami dan pola tanam tumpangsari terhadap pertumbuhan gulma, (2) mengetahui penggunaan mulsa jerami

Multikoliniaritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel penjelas. Uji Multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui

Penelitian yang dilakukan oleh Salamina, Program studi komunikasi Islam dengan judul “ Komunikasi Politik Gerakan Aceh Merdeka dalam Membangun Ideologi Masyarakat di Kabupaten Aceh