• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN CILEUNYI I KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN CILEUNYI I KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ……….. 7

1. Perumusan Masalah ……… 7

2. Pemecahan Masalah ……… 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……… 11

1. Tujuan Penelitian ………. 11

B. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar …………...……. 18

1. Tujuan Pembelajaran Penjas di SD ………. 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 39

(2)

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ……….. 54

F. Validasi Data ……… 56

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ……….. 58

1. Deskripsi Data Awal ………... 58

2. Paparan Data Tindakan Siklus I ………. 63

3. Paparan Data Tindakan Siklus II ……… 74

4. Paparan Data Tindakan Siklus III ………... 86

B. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ………... 98

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 106

B. Saran-saran ………... 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 110

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Data Awal Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti ………. 4

3.1 Keadaan Siswa SDN Cileunyi I ………... 40

3.2 Data Guru SDN Cileunyi I ………... 40

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………. 43

4.1 Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti ………. 59

4.2 Data Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus I ……….. 66

4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) Siklus I ……….. 68

4.4 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) Siklus I ……….. 69

4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ……… 70

4.6 Analisis Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……….. 72

4.7 Data Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus II ……… 79

4.8 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) Siklus II ……… 81

4.9 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) Siklus II ……… 82

4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….. 83

(4)

Siklus III ……… 93

4.14 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)

Siklus III ……… 94

4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ………. 95

4.16 Analisis Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ………... 96

4.17 Peningkatan Tiap Aspek Penilaian Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti ………. 102

4.18 Peningkatan Pencapaian KKM Pembelajaran Gerak Dasar

Memukul Bola Kasti ……… 103

4.19 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Lapangan Permainan Kasti ………... 27

2.2 Gerakan Memukul Bola Kasti ……….. 33

2.3 Modifikasi Alat Pemukul ………. 36

3.1 Denah Lokasi SDN Cileunyi I ………. 42

3.2 Model Spiral Kemmis dan Taggart ……….. 45

4.1 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus I ………... 65

4.2 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus II ………... 78

(6)

Diagram

4.1 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti Pada Data Awal dan Siklus I ……….. 68

4.2 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti Pada Data Awal , Siklus I, dan Siklus II ……….. 81

4.3 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola

Kasti Pada Data Awal , Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 92

4.4 Prosentase Peningkatan Tiap Aspek Penilaian Gerak Dasar

Memukul Bola Kasti ……… 102

4.5 Prosentase Pencapaian KKM Pembelajaran Gerak Dasar

Memukul Bola Kasti ……… 103

4.6 Prosentase Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa…. 104

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Rencana Pembelajaran Siklus I ………. 110

2 Rencana Pembelajaran Siklus II ……… 115

3 Rencana Pembelajaran Siklus III ……….. 120

4 Format Penilaian Hasil Belajar Siswa ………... 125

5 Format Observasi Aktivitas Siswa ……… 127

6 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan ………… 129

7 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan ………… 134

8 Lembar Wawancara Siswa ……… 137

9 Catatan Lapangan ……….. 138

10 Gambar Kegiatan Penelitian ……….. 139

11 SK Pengangkatan Pembimbing ………. 141

12 Permohonan izin Penelitian ……….. 142

13 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ……….. 143

14 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……….. 144

(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, dan sebagainya melalui aktivitas jasmani

terpilih, yang direncanakan secara sistematis, dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan

rohani. Hal ini sesuai dengan rumusan dalam kurikulum pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan untuk sekolah dasar (2006 : 21). Selaras dengan

pendapat Tarigan (2000 : 12) bahwa:

Pendidikan jasmani tak lain adalah suatu proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak, maksud dari pernyataan tersebut adalah selain belajar dan dididik, melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam pendidikan jasmani melalui pengalaman bergerak diharapkan akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya.

Mengenai tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar

dijelaskan oleh Depdikbud (1993 : 1) bahwa :

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan pemahaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani, agar dapat :

1.tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.

(10)

3.Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk pengisian waktu

Luang serta kebiasaan hidup sehat.

4. Tersalurkanya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar.

5. Meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gverak dasar.

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan

telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaan pengajaran

pendidikan jasmani berjalan belum epektif seperti yang diharapkan.

Pembelajaran pendidikan jasmani dalam pelaksanaan penyajianya masih ada

yang berorientasi pada kegiatan olah raga, yang menitik beratkan pada tujuan

pencapaian prestasi dimana gerakan-gerakan peserta didik dipola oleh

gurunya. Hal tersebut berarti aktivitas berpusat pada bahan ajar. Dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik

program pendidikan jasmani itu sendiri yaitu Developentally Appropriate

Practice (DAP) artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus

memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak didik, dan dapat

membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas

ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak

didik. “Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran

mencerminkan DAP adalah dengan modifikasi” (Bahagia, Suherman, 2000

: 1). Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternative dalam

pembelajaran pendidikan jasmani di SD, karena pendekatan ini

mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak,

(11)

dan gembira. Dengan melakukan modifikasi, guru akan lebih mudah

menyajikan materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan

disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia berikan.

Anak akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang

dimodifikasi. seperti yang dikemukakan oleh Lutan (Husdarta 2009:179)

menyatakan :

Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pada kurikulum tahun 2006/KTSP materi pada bidang studi pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi beberapa aspek antara lain

permainan dan olahraga, dan salah satu pokok bahasanya adalah permainan

kasti. Permainan kasti adalah suatu permainan di lapangan terbuka yang

menggunakan bola kecil dan pemukul, dilakukan secara beregu dengan tujuan

mengumpulkan nilai sebanyak mungkin. Perolehan nilai diawali dengan

pukulan yang syah, yaitu pukulan yang kena dan jatuh di lapangan permainan

atau perpanjangannya. Dan itu bisa dilakukan dengan memiliki kemampuan

keterampilan memukul. Keterampilan memukul dapat ditunjang dengan

kemampuan gerak dasarnya. “Dengan semakin banyak pembendaharaan

gerak dasar maka akan semakin terampil melakukan keterampilan gerak

(12)

Pada awal semester ganjil tahun ajaran 2010 / 2011, penulis selaku guru

pendidikan jasmani di SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten

Bandung menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk permainan

kasti yang diperoleh berdasarkan tingkat kompleksitas, intake siswa, dan daya

dukung sarana prasarana sebesar 70%, namun temuan di lapangan ada

kecenderungan proses pembelajaran belum berjalan efektif.

Berikut ini merupakan data awal tes pembelajaran memukul bola dalam

permainan kasti :

Tabel 1.1

Data Awal hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti

(13)

b. Badan menghadap ke pelambung

c. Badan rilek / tidak kaku.

d. Pandangan ke arah datangnya bola.

Sikap tangan :

a. Tangan kanan (terkuat) memegang pemukul

b. Posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas.

c. Tangan yang lainnya membantu keseimbangan dan memberi isyarat

Koordinasi gerakan memukul bola :

(14)

b. Badan agak diputar ke arah samping kanan.

c. Kaki kanan melangkah bersamaan dengan ayunan pemukul.

d. Ayunan pemukul mengarah pada bola yang sedang melayang di udara.

Deskriptor Penilaian :

Skor 4, jika empat deskriptor di atas muncul.

Skor 3, jika tiga deskriptor di atas muncul.

Skor 2, jika dua deskriptor di atas muncul.

Skor 1, jika hanya satu deskriptor yang muncul.

Hasil pukulan:

Skor 1: Ayunan pemukul mengarah pada bola tetapi tidak kena.

Skor 2: Pukulan kena, melenceng (ke luar lapangan)

Skor 3: Pukulan kena, lemah, masuk lapangan.

Skor 4: Pukulan kena, kuat, bola meluncur cepat ke atas atau menyusur tanah

dan masuk lapangan.

Skor tertinggi = 4, Jadi skor idealnya 4 X 5 = 20

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai

=

X 100 Skor ideal

Ketercapaian KKM = 70

Berdasarkan hasil tes data awal diketahui bahwa dari jumlah siswa 34

orang yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 12

siswa atau 35%. Selebihnya 22 orang siswa atau 65% kurang memenuhi

standar KKM yang diharapkan. Dengan demikian kemampuan siswa

melakukan gerak dasar memukul bola dalam pembelajaran permainan kasti

yang rendah merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cileunyi l

(15)

Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut maka diperlukan suatu cara

atau teknik yang sesuai dengan pokok-pokok permasalahan yang muncul. Hal

ini sesuai dengan pendapat seorang pakar pendidikan jasmani yaitu Supandi

(1992 : 5) yang menyatakan bahwa, “Tujuannya menciptakan kondisi dan

kegiatan belajar yang memungkinkan murid lancar belajar dan mencapai

sasaran belajar”. Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan

modifikasi alat pemukul pada pembelajaran gerak dasar memukul, yaitu

penggunaan alat pemukul dengan ukuran bidang pukulnya lebih lebar dari

ukuran pemukul yang sebenarnya. Kemudian ukuran tersebut secara bertahap

diturunkan sampai pada ukuran pemukul yang sebenarnya.

Melihat kondisi tersebut peneliti akhirnya terinspirasi untuk menerapkan

modifikasi alat pemukul dalam pembelajaran dengan tujuan untuk

memudahkan siswa dalam memukul bola. Untuk mengembangkan lebih lanjut

peneliti menuangkan penelitian tersebut dalam judul: “Modifikasi Alat

Pemukul Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Memukul Bola

Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas lV SDN Cileunyi l Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan yang muncul pada

kelas IV SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi Kab. Bandung maka dapat

(16)

a. Bagaimana merencanakan pembelajaran gerak dasar memukul bola

kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan

Cileunyi Kabupataen Bandung ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti

melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi

Kab. Bandung ?

c. Bagaimana mengevaluasi pembelajaran gerak dasar memukul bola

kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung ?

d. Hambatan-hambatan apa yang terjadi serta upaya yang dilakukan

dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti

melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi

Kab. Bandung ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar

penyebab timbulnya masalah dari komponen-komponen rumusan

masalah. Diduga penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut:

a. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran gerak dasar

memukul bola kasti.

b. Siswa belum mampu melakukan gerak dasar memukul bola kasti

yang meliputi sikap badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi

(17)

c. Guru tidak mempersiapkan fasilitas pembelajaran yang berupa

rencana pembelajaran, media atau alat bantu pembelajaran.

d. Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.

Dari keempat alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan

Forum Komunikasi Guru Olahraga Kecamatan Cileunyi (FKGO), bahwa

yang paling mungkin menjadi penyebab materi pembelajaran memukul

bola kasti kurang berhasil karena kurangnya strategi pembelajaran.

Setelah menemukan akar permasalahan di atas, maka langkah

selanjutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah dengan

memodifikasi alat pemukul dimana bagian bidang pukul diperlebar. Alat

bantu tersebut tidak bersifat baku melainkan terus dimodifikasi

spesifikasinya (ukuran), khususnya tingkat kelebaran bidang pukul

tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan belajar siswa. Selain

itu jumlah bola diperbanyak agar kesempatan siswa untuk melakukan

pukulan lebih banyak, dengan demikian tujuan pembelajaran akan

tercapai.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang

diharapkan maka diperlukan siklus-siklus. Tiap siklus siswa secara beregu

memukul bola kasti dengan alat pemukul yang dimodifikasi.

Siklus 1, Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kasti dengan

menggunakan pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm. pembelajaran

ini dilakukan secara beregu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Setiap

(18)

turut kemudian dilanjutkan anggota berikutnya sampai semua anggota

regu kebagian memukul. Setelah itu dilakukan pergantian regu penjaga

dan regu pemukul. Regu penjaga bertugas memungut bola dan

mengirimkannya ke pelambung.

Siklus II, Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kasti dengan

menggunakan pemukul yang lebar bidang pukulnya 7 cm. Pembelajaran

ini dilakukan secara beregu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Setiap

anggota regu pemukul melakukan pukulan sebanyak lima kali

berturut-turut. Pergantian regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila seluruh

anggota regu telah melakukan pukulan.

Siklus III, Siswa melakukan latihan gerak dasar memukul bola kasti

dengan menggunakan alat pemukul yang sebenarnya. Pelaksanaan

pembelajaranya sama seperti pada siklus I dan siklus II.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila indikator ada perubahan

yang dicapai dari setiap siklusnya :

a. Ada peningkatan kemampuan gerak dasar memukul kasti.

b. Dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa sudah lebih

meningkat.

c. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat baik sehingga

siswa ingin terus mencoba melakukan tugas gerak.

Pembelajaran gerak dasar memukul pada permainan kasti melalui

modifikasi alat pemukul dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

(19)

a. Tahap persiapan , guru mengkondisikan siswa ke arah pembelaja

jaran yang kondusif serta memberikan motivasi kepada siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Penjelasan tentang materi, tujuan,

pokok-pokok kegiatan dan hasil belajar serta penjelasan teknik dasar

memukul bola pada permainan kasti.

b. Tahapan pelaksanaan, pemberian bimbingan pada siswa mengenai

langkah-langkah pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti

dengan alat pemukul yang dimodifikasi serta memberikan motivasi

kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Tahapan evaluasi, evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses

dan hasil. Dalam evaluasi proses guru menggunakan format observasi

(mengamati aktivitas siswa), sedangkan untuk evaluasi hasil dengan

menggunakan butir soal praktek yang harus dikerjakan

masing-masing siswa. Hasil tes digunakan sebagai indikator pencapaian hasil

belajar dari individu.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan

memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul pada siswa kelas IV

SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, adalah

sebagai berikut :

(20)

bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I

Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul

bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi l

Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

c. Untuk mengetahui hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola

kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung.

d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi serta upaya yang

dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul

bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I

Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi

tentang masalah di atas penting untuk diteliti. Terutama ditinjau dari

manfaatnya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

memukul bola, manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi siswa

1) Dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran permainan kasti melalui modifikasi alat pemukul.

2) Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola kasti

melalui modifikasi alat pemukul.

(21)

1) Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran permainan

kasti dengan menciptakan model pembelajaran modifikasi alat

pemukul untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul

bola kasti.

2) Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar.

4) Memudahkan untuk menyampaikan materi pembelajaran.

5) Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran.

c. Manfaat bagi lembaga

1) Hasil-hasil yang didapat dari penelitian ini mungkin bermanfaat

dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program

studi penjas sebagai lembaga yang memproduksi guru.

2) Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang menyelidiki hal-hal

yang relevan dengan masalah penelitian.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam

rangka menunjang KTSP.

D. Batasan Istilah

Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir terhadap istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan

kejelasan dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Gerak dasar, menurut Syarifudin, Nurhadi (1992 : 6) adalah,”Suatu

(22)

dasar dalam penelitian yang dimaksud adalah gerak manipulatif yaitu

gerak yang berhubungan dengan penggunaan alat seperti memukul bola .

2. Permainan kasti, menurut Soemitro (1997 : 84) adalah, “ Salah satu

permainan kecil yang dimainkan dua regu, tiap regu berjumlah 12 orang

dengan bentuk lapangan persegi panjang dan peraturan-peraturan

tertenntu”. Untuk dapat bermain kasti yang baik perlu manguasai gerak

dasarnya seperti gerak dasar melempar dan menangkap bola, memukul

bola. Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah tentang

kemampuan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.

3. Modifikasi, menurut Badudu (1994 : 904) adalah, “Suatu prubahan bentuk

dari yang telah ada sebelumnya”. Dalam penelitian yang dimaksud adalah

perubahan atau penyederhanaan dalam memudahkan proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Alat, menurut W-JS Poerwadarminta (1984 : 29) adalah, “Barang sesuatu

yang dipakai untuk mencapai sesuatu tujuan”. Dalam penelitian ini alat

yang digunakan adalah modifikasi alat pemukul dalam hal spesifikasinya

(ukurannya).

5. Meningkatkan, menurut Badudu Zaib ( 1996 ) adalah, Menambah

kemampuan. Meningkatkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1989 : 950) adalah, “Menaikan ; mempertinggi”. Yang menjadi fokus

masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa

(23)

untuk meningkatkannya. Modifikasi alat pemukul merupakan upaya untuk

menambah / meningkatkan kemampuan memukul bola kasti.

6. Memukul, menurut Sukintaka (1992 : 65) adalah,”Merupakan kegiatan

dengan atau tanpa alat untuk memberikan kuat kepada objek yang

dipukul”. Pada penelitian ini kegiatan memukul dilakukan dengan

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penentuan lokasi ini

diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan

lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek

penelitian atau menyangkut personal yang akan membantu dalam

kelancaran kegiatan ini.

Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh beberapa pendamping

sebagai mitra peneliti. Pendamping atau mitra peneliti dalam penelitian ini

adalan kepala sekolah dan guru kelas lV. Dari mitra peneliti ini diharapkan

bisa memberikan masukan mulai dari perencanaan, tindakan, observasi

serta refleksi.

Perlu diketahui kondisi sekolah yang menjadi lokasi penelitian

dilihat dari aspek sebagai berikut :

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SD Negeri Cileunyi l pada bulan Pebruari tahun

pelajaran 2010 / 2011 adalah 252 orang siswa, yang terdiri dari 143

orang siswa laki-laki dan 109 orang siswa perempuan. Untuk lebih

(25)

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SD Negeri Cileunyi l Tahun Pelajaran 2010/2011

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

pelajaran 2010 / 2011 adalah 11 orang yang terdiri delapan orang guru

tetap (PNS), ditambah tiga orang guru tidak tetap. Untuk lebih jelasnya

keadaan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Kulon Progo, 15-11-1958 Pembina, lV / A

Guru Kelas lV

3. Dra. Jaetunah

Bandung, 24-07-1963 Pembina, lV / A

Guru Kelas Vl

4. Wartini, S.Pd.

Bandung, 05-08-1960 Pembina, lV / A

Guru Kelas V

5. Uu Unianah

Cirebon, 01-14-1963 Pembina, lV / A

Guru Kelas II

6. Heni Henarsah

Bandung, 21-08-1967 Pembina, lV / A

(26)

7. Sopian, S.Pd.

Garut, 21-08-1967 Pembina, lV / A

Guru Agama

8. Nani Komala

Bandung, 29-12-1966 Penata Muda, III / A

Guru Kelas I

9. T e t e n

Sumedang, 10-04-1969 Penata Muda, III / A

Guru

Babakan Situ Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten

Bandung, yang berdiri tahun 1958 dengan luas tanah 525 m

².

Bangunan tersebut memiliki lima ruangan kelas, satu ruangan kantor,

dan dua WC. Penyediaan air bersih didapat dari sumur bor. Bangunan

ini pernah mengalami rehab pada tahun 2008. Untuk lebih jelasnya

(27)
(28)

WIB sampai dengan selesai, yang kegiatannya dipusatkan di lapangan

olahraga.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Pebruari 2011.

b. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Pebruari 2011.

c. Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2011.

Tabel 3.3

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Uraian Kegiatan Januari Pebruari Waktu Pelaksanaan Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan dan pembekalan 2. Perencanaan

3. Pelaksanaan Siklus I

4. Pelaksanaan siklus II

5. Pelaksanaan siklus III

6. Pengolahan data

7. Penyusunan laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas lV SD Negeri Cileunyi l

Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung yang berjumlah 34 orang dengan

rincian siswa perempuan berjumlah 12 orang dan siswa laki-laki berjumlah 22

orang. Subyek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya,

yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,

(29)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan komponen yang terlibat

langsung dalam memecahkan suatu masalah penelitian karena berkenaan

dengan cara memperoleh data yang diperlukan. Memilih metode dalam

suatu penelitian harus tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti.

Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode yang dianggap relevan dengan pokok penelitian

yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2008:12)

menjelaskan bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk

pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a)Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b)Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c)Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Secara ringkas, Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran

mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

2. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 6),

(30)

berkelanjutan. Artinya semakin lama diharapkan semakin menunjukan

pencapaian target. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan,

pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya berikut merupakan gambaran tahapan

dalam penelitian tindakan kelas :

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005:6)

P L A N

REVISED P L A N

O B S E R VE

O B S E R VE R E F L

A C T

A C T

(31)

Adapun model siklus ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan materi pembelajaran, alokasi waktu dan langkah-

langkah pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

2) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi

belajar mengajar dari awal sampai akhir pembelajaran.

3) Membuat alat bantu yang diperlukan dalam rangka optimalisasi

kemampuan siswa.

4) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data dalam proses

dan hasil tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1) Mengimplementasikan tujuan pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan memukul bola.

2) Melaksanakan tes untuk melihat kemampuan dari kompetensi dasar

yang diharapkan.

3) Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil

belajar.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dengan

(32)

kemampuan gerak dasar memukul bola kasti pada siswa kelas lV SD

Negeri Cileunyi l.

c. Observasi (Observation)

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai

peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai observer, mencatat

segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan

dengan fokus masalah yaitu tentang pembelajaran gerak dasar memukul

bola melalui modifikasi alat pemukul.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan mitra peneliti melakukan analisis dan

refleksi hasil tindakan pembelajaran gerak dasar memukul bola melalui

modifikasi alat pemukul dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua

informasi yang diperoleh dari tahap observasi pelaksanaan tindakan.

Dengan demikian data yang diperoleh melalui alat pengumpul data

yang terekam oleh peneliti dan observer lainnya dikonfirmasikan,

dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui apakah pelaksanaan

tindakan tersebut telah mencapai target proses maupun target hasil

yang telah direncanakan sebelumnya atau masih memerlukan

perbaikan-perbaikan.

2) Guru melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian

tujuan dari tindakan yang dilakukan pada pembelajaran gerak dasar

(33)

3) Guru melakukan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan

apabila belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan adanya tahap refleksi dalam penelitian memungkinkan

para pelaku yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak

kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa

dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola.

e. Tahap Perencanaan Tindakan Lanjutan

Tahap ini merupakan tahap untuk merencanakan tindakan lanjutan

bila dalam tahap refleksi diketahui bahwa pada tindakan sebelumnya

belum mencapai target yang telah ditentukan. Perencanaan tindakan

lanjutan ini merupakan jawaban dari hasil refleksi tindakan sebelumnya

yang belum terpecahkan sehingga perlu adanya tindakan lanjutan untuk

memperbaiki atau memodifikasi tindakan sebelumnya yang memang

belum dapat mengatasi masalah sesuai dengan yang diharapkan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti

untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar memukul bola. Alat yang digunakan adalah

lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi

(34)

tentang pelaksanaan pembelajaran memukul bola serta evaluasi hasil

pembelajaran, faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan

pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiono (2005 : 64) menyatakan

bahwa “ Through observation, the researcher learn abouth behavior and

the meaning attached to thouse behavior. Artinya melalui observasi

peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut”.

Dikemukakan pula oleh Popper dalam Wiriaatmadja (2005 : 104),

observasi adalah, “tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan suatu maksud tertentu yang

bertujuan untuk mendapat informasi optimal mengenai apa yang

dipikirkan, dirasakan, direncanakan, dilakukan dan dikerjakan baik secara

individu maupun kolektif. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2007 : 117)

wawancara adalah,

Sesuatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain. Orang-orang yang dapat diwawancarai dapat masuk berupa siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah.

Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interview) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara bukan

teknik pengumpulan data yang berdiri sendiri, melainkan sebagai penyerta

saat melakukan observasi dan analisis dokumentasi dengan menggunakan

(35)

juga tindakan lebih mudah diperoleh. Untuk itulah peneliti melakukan

wawancara secara mendalam kepada siswa kelas IV SDN Cileunyi l,

kepala sekolah dan guru tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola

kasti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas

dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar,

dirasakan, dicium dan diraba dengan catatan sebenarnya. Hal ini selaras

dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 209) bahwa,

“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan

refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Catatan lapangan ini

berisi dua bagian, yaitu: a) Deskriptif yang berisi tentang gambaran latar

belakang pengamatan orang, tindakan dan pembicaraan. b) Reflektif yang

berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan dan kepeduliannya.

Kedua isi yang diperoleh dari lapangan inilah yang akan digunakan

sebagai bahan dalam memperoleh informasi mengenai pelaksanaan

pengawasan yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru pendidikan

jasmani. Dalam proses catatan lapangan ini, peneliti langsung mencatat

berbagai hal yang ditemui di lapangan pada saat itu. Supaya tidak terjadi

bias atau distorsi dari luar, maka penulis malakukan langkah-langkah

(36)

a. Pencatatan awal sewaktu berada di latar penelitian dengan jalan

menuliskannya hanya kata-kata kunci pada buku catatan. Dalam

penelitian ini berkaitan dengan kondisi masalah pembelajaran di

sekolah, kemampuan gerak dasar siswa dalam memukul bola kasti dan

peralatan permainan bola kasti.

b. Membuat catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat tinggal,

dilakukan dalam suasana yang tenang, tidak ada gangguan. Hasilnya

sudah berupa catatan lengkap.

c. Memasukan berbagai hal yang terlewatkan yang belum tercatat dan

dimasukan dalam catatan lapangan.

4. Kamera Foto

Kamera foto digunakan untuk merekam kejadian selama

pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola, juga sebagai alat

untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah

penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 160)

bahwa “Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian

kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh

peneliti sendiri”.

5. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan, Suharsimi (Nurhasan, 2001 : 3).

(37)

untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran gerak dasar memukul bola.

Penjelasan dari tes ini adalah :

a. Kemampuan gerak dasar memukul bola kasti

b. Tes ini menggambarkan komponen yang ingin diukur.

c. Alat yang digunakan yaitu :

1) Lapangan berukuran 30 x 60 meter,

2) Bola (bola tennis) lima buah,

3) Tali (benang rapia),

4) Pluit,

5) Alat tulis,

6). Pemukul bola kasti.

d. Petugas tes :

1) Pemberi aba-aba,

2) Pencatat hasil.

e. Pelaksanaan tes:

1) Siswa / testee berada di ruang pemukul, siap untuk melakukan

pukulan.

2) Setelah ada aba-aba mulai (bunyi pluit), testee memukul bola

yang dilabungkan pelambung .

f. Aspek yang dinilai :

Sikap badan :

(38)

2) Badan menghadap ke pelambung

3) Badan rilek / tidak kaku.

4) Pandangan ke arah datangnya bola.

Sikap tangan :

1) Tangan kanan (terkuat) memegang pemukul

2) Posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas.

3) Tangan yang lainnya membantu keseimbangan dan memberi

isyarat datangnya arah bola.

4) Sikap tangan rilek / tidak kaku.

Sikap kaki :

1) Berdiri kangkang.

2) Kedua kaki dibuka.

3) Kaki kiri sedikit ke depan.

4) Kedua lutut agak ditekuk.

Koordinasi gerakan memukul bola :

1) Ayunan pemukul kearah datangnya bola.

2) Badan agak diputar ke arah samping kanan.

3) Kaki kanan melangkah bersamaan dengan ayunan pemukul.

4) Ayunan pemukul mengarah pada bola yang sedang melayang di

udara.

Deskriptor Penilaian :

Skor 4, jika empat deskriptor di atas muncul.

(39)

Skor 2, jika dua deskriptor di atas muncul.

Skor 1, jika hanya satu deskriptor yang muncul.

Hasil pukulan:

Skor 1: Ayunan pemukul mengarah pada bola tetapi tidak kena.

Skor 2: Pukulan kena, melenceng (ke luar lapangan)

Skor 3: Pukulan kena, lemah, masuk lapangan.

Skor 4: Pukulan kena, kuat, bola meluncur cepat ke atas atau menyusur

tanah dan masuk lapangan.

Skor tertinggi = 4, Jadi skor idealnya 4 X 5 = 20

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai

=

X 100 Skor ideal

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data

1) Sumber data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah

siswa dan guru.

2) Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari:

a) Hasil belajar.

b) Rencana pembelajaran.

c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

b. Cara pengambilan data

(40)

2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan

tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi dan

wawancara.

3) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi

di kelas, diambil dari observasi, hasil tes, foto, dan RPP yang

dibuat guru.

4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisis data

Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal

penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat

langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas /

lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan

teman lainya. Analisis menurut Nasution (Sugiyono 2005 : 88) bahwa:

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan

ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi

kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini

(41)

“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan,

perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu, reduksi data,

paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses

penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan

pemabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan

data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk

paparan naratif, representasi grafik dan sebagainya. Sedangkan

penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang

telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula

yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

F. Validasi Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah,

triangulasi, member chect, audit trail dan expert opinion.

Triangulasi dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber

lain. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal.

Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti

yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa di lingkungan SDN Cileunyi l.

Member check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan

(42)

akhir kegiatan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui diskusi

balikan.

Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan

yang telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal

ini dilakukan oleh peneliti kemudian mendiskusikan kebenaran data yang

diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan tes hasil belajar beserta

prosedur pengumpulan data pada pembimbing.

Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan

temuan-temuan peneliti kepada pakar yang propesional dalam bidang ini. Dalam hal

ini penulis mengkonsultasikan temuan peneliti kepada pembimbing untuk

memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan

peneliti dapat dipertanggung jawabkan. Interprestasi data dilakukan

berdasarkan teori dan aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap

pelaksanaan pembelajaran penjas. Interprestasi data tersebut meliputi

keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga

dapat diperoleh generalisasi tentang manfaat pembelajaran memukul bola

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada Bab IV,

tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat

pemukul pada siswa kelas IV SD Negeri Cileunyi I Kecamatan Cileunyi

Kabupaten Bandung, penulis dapar menyimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam perencanaan pembelajaran yang disusun penulis pada

penelitian ini adalah:

a. Menetapkan materi yang yang ada hubungannya dengan materi

pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.

b. Menentukan media yang cocok untuk pembelajaran gerak dasar

memukul bola kasti.

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat lainnya

sebagai alat pengumpul data di lapangan seperti lembar penilaian hasil

belajar siswa, lembaran observasi dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model-model yang telah

direncanakan seperti yang tercantaum dalam RPP.

b. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan tiga siklus, pembelajaran tiap

siklus diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

(44)

dasar memukul bola kasti, yang membedakannya adalah alat pemukul.

Pada pembelajaran siklus I alat pemukul yang digunakan adalah

pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm, siklus II 10cm dan 7cm,

siklus III 10cm, 7cm dan pemukul yang sebenarnya.

3. Evaluasi

Pada pelaksanaan evaluasi siswa menurut nomor absen melakukan

tes gerak dasar memukul bola kasti dengan tujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa. Aspek penilaiannya mencakup sikap

badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi gerakan memukul, dan hasil

pukulan. Berdasarkan data hasil evaluasi gerak dasar memukul bola kasti,

dari siklus ke siklus menunjukan adanya peningkatan kemampuan dengan

prosentase peningkatan hasil dari data awal 64.6% pada siklus I naik

menjadi 73.4%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 77.1%, dan pada

siklus III menjadi 78.8%. Pada tingkat pencapaian KKM dari data awal

hanya 12 orang siswa atau 35.3% dari jumlah siswa 34 orang. Pada siklus

I naik menjadi 22 orang siswa atau 64.7%, pada siklus II menjadi 27 orang

siswa atau 79.4%, dan pada siklus III seluruhnya dapat mencapai KKM

atau 100%.

4. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan yaitu siswa kurang

mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan tugas gerak akibat

menunggu giliran memukul yang lama, akibat bola yang jauh dipukul

keluar lapangan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

(45)

kelompok terdiri dari dua regu yaitu regu pemukul dan regu penjaga.

Penyediaan bola diperbanyak dengan jalan menugaskan setiap siswa

dengan masing-masing membuat satu buah bola kasti yang dibuat dari

kertas atau plastik bekas.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada pokok pembahasan proses

pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Bagi siswa

a. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan kemampuan

gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.

b. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Hasil penelitian ini dapat membangkitkan motivasi guru untuk

mengembangkan modifikasi media pembelajaran sehingga

pembelajaran Penjas lebih berkembang dan disenangi siswa.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru untuk

melakukan PTK disekolahnya masing-masing, guna menjadikan

pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran

permainan kasti sebagai upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar.

(46)

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bahwa

pengadaan media pembelajaran tidak harus dengan media yang mahal,

tetapi dengan media yang sederhana seperti alat yang dimodifikasi

dapat dijadikan sebagai siasat pembelajaran dan pembinaan di sekolah

sehingga tujuan kurikulum dapat tercapai.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan yang

bermanfaat bagi pembaca khususnya, umumnya pada dunia

pendidikan.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan

menjadi inspirasi untuk mencari alat dan media pembelajaran lain yang

dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan pembelajaran khususnya

pembelajaran permainan kasti.

Gambar

Gambar
Gambar Kegiatan Penelitian  …………………………………..
Tabel  1.1 Data Awal hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti
Gambar 3.1       Denah Lokasi SD Negeri Cileunyi l
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarberlakangi rendahnya keterampilan memukul siswa dalam pembelajaran permainan kasti, diduga alat yang ada disekolah kurang sesuai dengan karakteristik

permainan bola kasti yang menggunankan pemukul modifikasi dan bola yang lunak atau disebut kasbol (kasti bola lunak). Sekolah Dasar Negeri Margadana 8 kota tegal berada

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti melalui modifikasi media pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri

Telah melakukan pengambilan data untuk skripsi di SD Negeri Nongkosepet dengan judul “ TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MEMUKUL BOLA DAN LARI ZIG-ZAG DALAM PERMAINAN

Modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten

Modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN.. Karedok Kecamatan Jatigede Kabupaten

permainan bola kasti yang menggunankan pemukul modifikasi dan bola yang lunak atau disebut kasbol (kasti bola lunak). Sekolah Dasar Negeri Margadana 8 kota tegal berada

Permainan bola kasti adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu dengan cara melempar, menangkap, dan memukul bola kasti dengan sebuah pemukul atau tongkat pipih.. Bola yang digunakan