DAFTAR ISI
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ……….. 7
1. Perumusan Masalah ……… 7
2. Pemecahan Masalah ……… 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……… 11
1. Tujuan Penelitian ………. 11
B. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar …………...……. 18
1. Tujuan Pembelajaran Penjas di SD ………. 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 39
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ……….. 54
F. Validasi Data ……… 56
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ……….. 58
1. Deskripsi Data Awal ………... 58
2. Paparan Data Tindakan Siklus I ………. 63
3. Paparan Data Tindakan Siklus II ……… 74
4. Paparan Data Tindakan Siklus III ………... 86
B. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ………... 98
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 106
B. Saran-saran ………... 108
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 110
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Data Awal Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola
Kasti ………. 4
3.1 Keadaan Siswa SDN Cileunyi I ………... 40
3.2 Data Guru SDN Cileunyi I ………... 40
3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………. 43
4.1 Data Awal Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti ………. 59
4.2 Data Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus I ……….. 66
4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) Siklus I ……….. 68
4.4 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) Siklus I ……….. 69
4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ……… 70
4.6 Analisis Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……….. 72
4.7 Data Hasil Tes Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus II ……… 79
4.8 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) Siklus II ……… 81
4.9 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) Siklus II ……… 82
4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….. 83
Siklus III ……… 93
4.14 Data Hasil Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)
Siklus III ……… 94
4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ………. 95
4.16 Analisis Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ………... 96
4.17 Peningkatan Tiap Aspek Penilaian Gerak Dasar Memukul Bola
Kasti ………. 102
4.18 Peningkatan Pencapaian KKM Pembelajaran Gerak Dasar
Memukul Bola Kasti ……… 103
4.19 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Lapangan Permainan Kasti ………... 27
2.2 Gerakan Memukul Bola Kasti ……….. 33
2.3 Modifikasi Alat Pemukul ………. 36
3.1 Denah Lokasi SDN Cileunyi I ………. 42
3.2 Model Spiral Kemmis dan Taggart ……….. 45
4.1 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus I ………... 65
4.2 Formasi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti Siklus II ………... 78
Diagram
4.1 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola
Kasti Pada Data Awal dan Siklus I ……….. 68
4.2 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola
Kasti Pada Data Awal , Siklus I, dan Siklus II ……….. 81
4.3 Prosentase Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola
Kasti Pada Data Awal , Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 92
4.4 Prosentase Peningkatan Tiap Aspek Penilaian Gerak Dasar
Memukul Bola Kasti ……… 102
4.5 Prosentase Pencapaian KKM Pembelajaran Gerak Dasar
Memukul Bola Kasti ……… 103
4.6 Prosentase Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa…. 104
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Rencana Pembelajaran Siklus I ………. 110
2 Rencana Pembelajaran Siklus II ……… 115
3 Rencana Pembelajaran Siklus III ……….. 120
4 Format Penilaian Hasil Belajar Siswa ………... 125
5 Format Observasi Aktivitas Siswa ……… 127
6 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan ………… 129
7 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan ………… 134
8 Lembar Wawancara Siswa ……… 137
9 Catatan Lapangan ……….. 138
10 Gambar Kegiatan Penelitian ……….. 139
11 SK Pengangkatan Pembimbing ………. 141
12 Permohonan izin Penelitian ……….. 142
13 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ……….. 143
14 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……….. 144
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, dan sebagainya melalui aktivitas jasmani
terpilih, yang direncanakan secara sistematis, dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan
rohani. Hal ini sesuai dengan rumusan dalam kurikulum pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan untuk sekolah dasar (2006 : 21). Selaras dengan
pendapat Tarigan (2000 : 12) bahwa:
Pendidikan jasmani tak lain adalah suatu proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak, maksud dari pernyataan tersebut adalah selain belajar dan dididik, melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam pendidikan jasmani melalui pengalaman bergerak diharapkan akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya.
Mengenai tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar
dijelaskan oleh Depdikbud (1993 : 1) bahwa :
Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan pemahaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani, agar dapat :
1.tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.
3.Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk pengisian waktu
Luang serta kebiasaan hidup sehat.
4. Tersalurkanya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar.
5. Meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gverak dasar.
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan
telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaan pengajaran
pendidikan jasmani berjalan belum epektif seperti yang diharapkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani dalam pelaksanaan penyajianya masih ada
yang berorientasi pada kegiatan olah raga, yang menitik beratkan pada tujuan
pencapaian prestasi dimana gerakan-gerakan peserta didik dipola oleh
gurunya. Hal tersebut berarti aktivitas berpusat pada bahan ajar. Dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik
program pendidikan jasmani itu sendiri yaitu Developentally Appropriate
Practice (DAP) artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus
memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak didik, dan dapat
membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas
ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak
didik. “Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran
mencerminkan DAP adalah dengan modifikasi” (Bahagia, Suherman, 2000
: 1). Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternative dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di SD, karena pendekatan ini
mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak,
dan gembira. Dengan melakukan modifikasi, guru akan lebih mudah
menyajikan materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan
disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia berikan.
Anak akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang
dimodifikasi. seperti yang dikemukakan oleh Lutan (Husdarta 2009:179)
menyatakan :
Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:
1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,
2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pada kurikulum tahun 2006/KTSP materi pada bidang studi pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi beberapa aspek antara lain
permainan dan olahraga, dan salah satu pokok bahasanya adalah permainan
kasti. Permainan kasti adalah suatu permainan di lapangan terbuka yang
menggunakan bola kecil dan pemukul, dilakukan secara beregu dengan tujuan
mengumpulkan nilai sebanyak mungkin. Perolehan nilai diawali dengan
pukulan yang syah, yaitu pukulan yang kena dan jatuh di lapangan permainan
atau perpanjangannya. Dan itu bisa dilakukan dengan memiliki kemampuan
keterampilan memukul. Keterampilan memukul dapat ditunjang dengan
kemampuan gerak dasarnya. “Dengan semakin banyak pembendaharaan
gerak dasar maka akan semakin terampil melakukan keterampilan gerak
Pada awal semester ganjil tahun ajaran 2010 / 2011, penulis selaku guru
pendidikan jasmani di SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk permainan
kasti yang diperoleh berdasarkan tingkat kompleksitas, intake siswa, dan daya
dukung sarana prasarana sebesar 70%, namun temuan di lapangan ada
kecenderungan proses pembelajaran belum berjalan efektif.
Berikut ini merupakan data awal tes pembelajaran memukul bola dalam
permainan kasti :
Tabel 1.1
Data Awal hasil Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Kasti
b. Badan menghadap ke pelambung
c. Badan rilek / tidak kaku.
d. Pandangan ke arah datangnya bola.
Sikap tangan :
a. Tangan kanan (terkuat) memegang pemukul
b. Posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas.
c. Tangan yang lainnya membantu keseimbangan dan memberi isyarat
Koordinasi gerakan memukul bola :
b. Badan agak diputar ke arah samping kanan.
c. Kaki kanan melangkah bersamaan dengan ayunan pemukul.
d. Ayunan pemukul mengarah pada bola yang sedang melayang di udara.
Deskriptor Penilaian :
Skor 4, jika empat deskriptor di atas muncul.
Skor 3, jika tiga deskriptor di atas muncul.
Skor 2, jika dua deskriptor di atas muncul.
Skor 1, jika hanya satu deskriptor yang muncul.
Hasil pukulan:
Skor 1: Ayunan pemukul mengarah pada bola tetapi tidak kena.
Skor 2: Pukulan kena, melenceng (ke luar lapangan)
Skor 3: Pukulan kena, lemah, masuk lapangan.
Skor 4: Pukulan kena, kuat, bola meluncur cepat ke atas atau menyusur tanah
dan masuk lapangan.
Skor tertinggi = 4, Jadi skor idealnya 4 X 5 = 20
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai
=
X 100 Skor idealKetercapaian KKM = 70
Berdasarkan hasil tes data awal diketahui bahwa dari jumlah siswa 34
orang yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 12
siswa atau 35%. Selebihnya 22 orang siswa atau 65% kurang memenuhi
standar KKM yang diharapkan. Dengan demikian kemampuan siswa
melakukan gerak dasar memukul bola dalam pembelajaran permainan kasti
yang rendah merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cileunyi l
Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut maka diperlukan suatu cara
atau teknik yang sesuai dengan pokok-pokok permasalahan yang muncul. Hal
ini sesuai dengan pendapat seorang pakar pendidikan jasmani yaitu Supandi
(1992 : 5) yang menyatakan bahwa, “Tujuannya menciptakan kondisi dan
kegiatan belajar yang memungkinkan murid lancar belajar dan mencapai
sasaran belajar”. Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan
modifikasi alat pemukul pada pembelajaran gerak dasar memukul, yaitu
penggunaan alat pemukul dengan ukuran bidang pukulnya lebih lebar dari
ukuran pemukul yang sebenarnya. Kemudian ukuran tersebut secara bertahap
diturunkan sampai pada ukuran pemukul yang sebenarnya.
Melihat kondisi tersebut peneliti akhirnya terinspirasi untuk menerapkan
modifikasi alat pemukul dalam pembelajaran dengan tujuan untuk
memudahkan siswa dalam memukul bola. Untuk mengembangkan lebih lanjut
peneliti menuangkan penelitian tersebut dalam judul: “Modifikasi Alat
Pemukul Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Memukul Bola
Dalam Permainan Kasti Pada Siswa Kelas lV SDN Cileunyi l Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung”.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan yang muncul pada
kelas IV SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi Kab. Bandung maka dapat
a. Bagaimana merencanakan pembelajaran gerak dasar memukul bola
kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan
Cileunyi Kabupataen Bandung ?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti
melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi
Kab. Bandung ?
c. Bagaimana mengevaluasi pembelajaran gerak dasar memukul bola
kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung ?
d. Hambatan-hambatan apa yang terjadi serta upaya yang dilakukan
dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti
melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kec. Cileunyi
Kab. Bandung ?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar
penyebab timbulnya masalah dari komponen-komponen rumusan
masalah. Diduga penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut:
a. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran gerak dasar
memukul bola kasti.
b. Siswa belum mampu melakukan gerak dasar memukul bola kasti
yang meliputi sikap badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi
c. Guru tidak mempersiapkan fasilitas pembelajaran yang berupa
rencana pembelajaran, media atau alat bantu pembelajaran.
d. Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.
Dari keempat alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan
Forum Komunikasi Guru Olahraga Kecamatan Cileunyi (FKGO), bahwa
yang paling mungkin menjadi penyebab materi pembelajaran memukul
bola kasti kurang berhasil karena kurangnya strategi pembelajaran.
Setelah menemukan akar permasalahan di atas, maka langkah
selanjutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah dengan
memodifikasi alat pemukul dimana bagian bidang pukul diperlebar. Alat
bantu tersebut tidak bersifat baku melainkan terus dimodifikasi
spesifikasinya (ukuran), khususnya tingkat kelebaran bidang pukul
tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan belajar siswa. Selain
itu jumlah bola diperbanyak agar kesempatan siswa untuk melakukan
pukulan lebih banyak, dengan demikian tujuan pembelajaran akan
tercapai.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang
diharapkan maka diperlukan siklus-siklus. Tiap siklus siswa secara beregu
memukul bola kasti dengan alat pemukul yang dimodifikasi.
Siklus 1, Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kasti dengan
menggunakan pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm. pembelajaran
ini dilakukan secara beregu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Setiap
turut kemudian dilanjutkan anggota berikutnya sampai semua anggota
regu kebagian memukul. Setelah itu dilakukan pergantian regu penjaga
dan regu pemukul. Regu penjaga bertugas memungut bola dan
mengirimkannya ke pelambung.
Siklus II, Siswa melakukan gerak dasar memukul bola kasti dengan
menggunakan pemukul yang lebar bidang pukulnya 7 cm. Pembelajaran
ini dilakukan secara beregu yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Setiap
anggota regu pemukul melakukan pukulan sebanyak lima kali
berturut-turut. Pergantian regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila seluruh
anggota regu telah melakukan pukulan.
Siklus III, Siswa melakukan latihan gerak dasar memukul bola kasti
dengan menggunakan alat pemukul yang sebenarnya. Pelaksanaan
pembelajaranya sama seperti pada siklus I dan siklus II.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila indikator ada perubahan
yang dicapai dari setiap siklusnya :
a. Ada peningkatan kemampuan gerak dasar memukul kasti.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa sudah lebih
meningkat.
c. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat baik sehingga
siswa ingin terus mencoba melakukan tugas gerak.
Pembelajaran gerak dasar memukul pada permainan kasti melalui
modifikasi alat pemukul dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
a. Tahap persiapan , guru mengkondisikan siswa ke arah pembelaja
jaran yang kondusif serta memberikan motivasi kepada siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Penjelasan tentang materi, tujuan,
pokok-pokok kegiatan dan hasil belajar serta penjelasan teknik dasar
memukul bola pada permainan kasti.
b. Tahapan pelaksanaan, pemberian bimbingan pada siswa mengenai
langkah-langkah pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti
dengan alat pemukul yang dimodifikasi serta memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Tahapan evaluasi, evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses
dan hasil. Dalam evaluasi proses guru menggunakan format observasi
(mengamati aktivitas siswa), sedangkan untuk evaluasi hasil dengan
menggunakan butir soal praktek yang harus dikerjakan
masing-masing siswa. Hasil tes digunakan sebagai indikator pencapaian hasil
belajar dari individu.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan
memukul bola kasti melalui modifikasi alat pemukul pada siswa kelas IV
SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, adalah
sebagai berikut :
bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I
Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul
bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi l
Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
c. Untuk mengetahui hasil pembelajaran gerak dasar memukul bola
kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung.
d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi serta upaya yang
dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul
bola kasti melalui modifikasi alat pemukul di SDN Cileunyi I
Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi
tentang masalah di atas penting untuk diteliti. Terutama ditinjau dari
manfaatnya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
memukul bola, manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Manfaat bagi siswa
1) Dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran permainan kasti melalui modifikasi alat pemukul.
2) Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola kasti
melalui modifikasi alat pemukul.
1) Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran permainan
kasti dengan menciptakan model pembelajaran modifikasi alat
pemukul untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul
bola kasti.
2) Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar.
4) Memudahkan untuk menyampaikan materi pembelajaran.
5) Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran.
c. Manfaat bagi lembaga
1) Hasil-hasil yang didapat dari penelitian ini mungkin bermanfaat
dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program
studi penjas sebagai lembaga yang memproduksi guru.
2) Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang menyelidiki hal-hal
yang relevan dengan masalah penelitian.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam
rangka menunjang KTSP.
D. Batasan Istilah
Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir terhadap istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan
kejelasan dalam judul penelitian sebagai berikut :
1. Gerak dasar, menurut Syarifudin, Nurhadi (1992 : 6) adalah,”Suatu
dasar dalam penelitian yang dimaksud adalah gerak manipulatif yaitu
gerak yang berhubungan dengan penggunaan alat seperti memukul bola .
2. Permainan kasti, menurut Soemitro (1997 : 84) adalah, “ Salah satu
permainan kecil yang dimainkan dua regu, tiap regu berjumlah 12 orang
dengan bentuk lapangan persegi panjang dan peraturan-peraturan
tertenntu”. Untuk dapat bermain kasti yang baik perlu manguasai gerak
dasarnya seperti gerak dasar melempar dan menangkap bola, memukul
bola. Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah tentang
kemampuan gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.
3. Modifikasi, menurut Badudu (1994 : 904) adalah, “Suatu prubahan bentuk
dari yang telah ada sebelumnya”. Dalam penelitian yang dimaksud adalah
perubahan atau penyederhanaan dalam memudahkan proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Alat, menurut W-JS Poerwadarminta (1984 : 29) adalah, “Barang sesuatu
yang dipakai untuk mencapai sesuatu tujuan”. Dalam penelitian ini alat
yang digunakan adalah modifikasi alat pemukul dalam hal spesifikasinya
(ukurannya).
5. Meningkatkan, menurut Badudu Zaib ( 1996 ) adalah, Menambah
kemampuan. Meningkatkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989 : 950) adalah, “Menaikan ; mempertinggi”. Yang menjadi fokus
masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa
untuk meningkatkannya. Modifikasi alat pemukul merupakan upaya untuk
menambah / meningkatkan kemampuan memukul bola kasti.
6. Memukul, menurut Sukintaka (1992 : 65) adalah,”Merupakan kegiatan
dengan atau tanpa alat untuk memberikan kuat kepada objek yang
dipukul”. Pada penelitian ini kegiatan memukul dilakukan dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Cileunyi l Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penentuan lokasi ini
diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan
lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek
penelitian atau menyangkut personal yang akan membantu dalam
kelancaran kegiatan ini.
Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh beberapa pendamping
sebagai mitra peneliti. Pendamping atau mitra peneliti dalam penelitian ini
adalan kepala sekolah dan guru kelas lV. Dari mitra peneliti ini diharapkan
bisa memberikan masukan mulai dari perencanaan, tindakan, observasi
serta refleksi.
Perlu diketahui kondisi sekolah yang menjadi lokasi penelitian
dilihat dari aspek sebagai berikut :
a. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di SD Negeri Cileunyi l pada bulan Pebruari tahun
pelajaran 2010 / 2011 adalah 252 orang siswa, yang terdiri dari 143
orang siswa laki-laki dan 109 orang siswa perempuan. Untuk lebih
Tabel 3.1
Keadaan Siswa SD Negeri Cileunyi l Tahun Pelajaran 2010/2011
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
pelajaran 2010 / 2011 adalah 11 orang yang terdiri delapan orang guru
tetap (PNS), ditambah tiga orang guru tidak tetap. Untuk lebih jelasnya
keadaan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Kulon Progo, 15-11-1958 Pembina, lV / A
Guru Kelas lV
3. Dra. Jaetunah
Bandung, 24-07-1963 Pembina, lV / A
Guru Kelas Vl
4. Wartini, S.Pd.
Bandung, 05-08-1960 Pembina, lV / A
Guru Kelas V
5. Uu Unianah
Cirebon, 01-14-1963 Pembina, lV / A
Guru Kelas II
6. Heni Henarsah
Bandung, 21-08-1967 Pembina, lV / A
7. Sopian, S.Pd.
Garut, 21-08-1967 Pembina, lV / A
Guru Agama
8. Nani Komala
Bandung, 29-12-1966 Penata Muda, III / A
Guru Kelas I
9. T e t e n
Sumedang, 10-04-1969 Penata Muda, III / A
Guru
Babakan Situ Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung, yang berdiri tahun 1958 dengan luas tanah 525 m
².
Bangunan tersebut memiliki lima ruangan kelas, satu ruangan kantor,
dan dua WC. Penyediaan air bersih didapat dari sumur bor. Bangunan
ini pernah mengalami rehab pada tahun 2008. Untuk lebih jelasnya
WIB sampai dengan selesai, yang kegiatannya dipusatkan di lapangan
olahraga.
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Pebruari 2011.
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Pebruari 2011.
c. Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2011.
Tabel 3.3
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Uraian Kegiatan Januari Pebruari Waktu Pelaksanaan Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan dan pembekalan 2. Perencanaan
3. Pelaksanaan Siklus I
4. Pelaksanaan siklus II
5. Pelaksanaan siklus III
6. Pengolahan data
7. Penyusunan laporan
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas lV SD Negeri Cileunyi l
Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung yang berjumlah 34 orang dengan
rincian siswa perempuan berjumlah 12 orang dan siswa laki-laki berjumlah 22
orang. Subyek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya,
yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan komponen yang terlibat
langsung dalam memecahkan suatu masalah penelitian karena berkenaan
dengan cara memperoleh data yang diperlukan. Memilih metode dalam
suatu penelitian harus tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti.
Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode yang dianggap relevan dengan pokok penelitian
yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2008:12)
menjelaskan bahwa :
Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk
pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a)Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b)Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c)Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Secara ringkas, Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran
mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
2. Desain Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 6),
berkelanjutan. Artinya semakin lama diharapkan semakin menunjukan
pencapaian target. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan,
pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.
Untuk lebih jelasnya berikut merupakan gambaran tahapan
dalam penelitian tindakan kelas :
Gambar 3.2
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005:6)
P L A N
REVISED P L A N
O B S E R VE
O B S E R VE R E F L
A C T
A C T
Adapun model siklus ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut:
1) Menentukan materi pembelajaran, alokasi waktu dan langkah-
langkah pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi
belajar mengajar dari awal sampai akhir pembelajaran.
3) Membuat alat bantu yang diperlukan dalam rangka optimalisasi
kemampuan siswa.
4) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data dalam proses
dan hasil tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Mengimplementasikan tujuan pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemampuan memukul bola.
2) Melaksanakan tes untuk melihat kemampuan dari kompetensi dasar
yang diharapkan.
3) Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil
belajar.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dengan
kemampuan gerak dasar memukul bola kasti pada siswa kelas lV SD
Negeri Cileunyi l.
c. Observasi (Observation)
Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai
peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai observer, mencatat
segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan
dengan fokus masalah yaitu tentang pembelajaran gerak dasar memukul
bola melalui modifikasi alat pemukul.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan mitra peneliti melakukan analisis dan
refleksi hasil tindakan pembelajaran gerak dasar memukul bola melalui
modifikasi alat pemukul dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua
informasi yang diperoleh dari tahap observasi pelaksanaan tindakan.
Dengan demikian data yang diperoleh melalui alat pengumpul data
yang terekam oleh peneliti dan observer lainnya dikonfirmasikan,
dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui apakah pelaksanaan
tindakan tersebut telah mencapai target proses maupun target hasil
yang telah direncanakan sebelumnya atau masih memerlukan
perbaikan-perbaikan.
2) Guru melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian
tujuan dari tindakan yang dilakukan pada pembelajaran gerak dasar
3) Guru melakukan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan
apabila belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya tahap refleksi dalam penelitian memungkinkan
para pelaku yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa
dalam pembelajaran gerak dasar memukul bola.
e. Tahap Perencanaan Tindakan Lanjutan
Tahap ini merupakan tahap untuk merencanakan tindakan lanjutan
bila dalam tahap refleksi diketahui bahwa pada tindakan sebelumnya
belum mencapai target yang telah ditentukan. Perencanaan tindakan
lanjutan ini merupakan jawaban dari hasil refleksi tindakan sebelumnya
yang belum terpecahkan sehingga perlu adanya tindakan lanjutan untuk
memperbaiki atau memodifikasi tindakan sebelumnya yang memang
belum dapat mengatasi masalah sesuai dengan yang diharapkan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti
untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran gerak dasar memukul bola. Alat yang digunakan adalah
lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi
tentang pelaksanaan pembelajaran memukul bola serta evaluasi hasil
pembelajaran, faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiono (2005 : 64) menyatakan
bahwa “ Through observation, the researcher learn abouth behavior and
the meaning attached to thouse behavior. Artinya melalui observasi
peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut”.
Dikemukakan pula oleh Popper dalam Wiriaatmadja (2005 : 104),
observasi adalah, “tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan suatu maksud tertentu yang
bertujuan untuk mendapat informasi optimal mengenai apa yang
dipikirkan, dirasakan, direncanakan, dilakukan dan dikerjakan baik secara
individu maupun kolektif. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2007 : 117)
wawancara adalah,
Sesuatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain. Orang-orang yang dapat diwawancarai dapat masuk berupa siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah.
Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interview) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara bukan
teknik pengumpulan data yang berdiri sendiri, melainkan sebagai penyerta
saat melakukan observasi dan analisis dokumentasi dengan menggunakan
juga tindakan lebih mudah diperoleh. Untuk itulah peneliti melakukan
wawancara secara mendalam kepada siswa kelas IV SDN Cileunyi l,
kepala sekolah dan guru tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola
kasti.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas
dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dicium dan diraba dengan catatan sebenarnya. Hal ini selaras
dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 209) bahwa,
“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,
dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Catatan lapangan ini
berisi dua bagian, yaitu: a) Deskriptif yang berisi tentang gambaran latar
belakang pengamatan orang, tindakan dan pembicaraan. b) Reflektif yang
berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan dan kepeduliannya.
Kedua isi yang diperoleh dari lapangan inilah yang akan digunakan
sebagai bahan dalam memperoleh informasi mengenai pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru pendidikan
jasmani. Dalam proses catatan lapangan ini, peneliti langsung mencatat
berbagai hal yang ditemui di lapangan pada saat itu. Supaya tidak terjadi
bias atau distorsi dari luar, maka penulis malakukan langkah-langkah
a. Pencatatan awal sewaktu berada di latar penelitian dengan jalan
menuliskannya hanya kata-kata kunci pada buku catatan. Dalam
penelitian ini berkaitan dengan kondisi masalah pembelajaran di
sekolah, kemampuan gerak dasar siswa dalam memukul bola kasti dan
peralatan permainan bola kasti.
b. Membuat catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat tinggal,
dilakukan dalam suasana yang tenang, tidak ada gangguan. Hasilnya
sudah berupa catatan lengkap.
c. Memasukan berbagai hal yang terlewatkan yang belum tercatat dan
dimasukan dalam catatan lapangan.
4. Kamera Foto
Kamera foto digunakan untuk merekam kejadian selama
pelaksanaan pembelajaran gerak dasar memukul bola, juga sebagai alat
untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah
penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005 : 160)
bahwa “Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian
kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh
peneliti sendiri”.
5. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan, Suharsimi (Nurhasan, 2001 : 3).
untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran gerak dasar memukul bola.
Penjelasan dari tes ini adalah :
a. Kemampuan gerak dasar memukul bola kasti
b. Tes ini menggambarkan komponen yang ingin diukur.
c. Alat yang digunakan yaitu :
1) Lapangan berukuran 30 x 60 meter,
2) Bola (bola tennis) lima buah,
3) Tali (benang rapia),
4) Pluit,
5) Alat tulis,
6). Pemukul bola kasti.
d. Petugas tes :
1) Pemberi aba-aba,
2) Pencatat hasil.
e. Pelaksanaan tes:
1) Siswa / testee berada di ruang pemukul, siap untuk melakukan
pukulan.
2) Setelah ada aba-aba mulai (bunyi pluit), testee memukul bola
yang dilabungkan pelambung .
f. Aspek yang dinilai :
Sikap badan :
2) Badan menghadap ke pelambung
3) Badan rilek / tidak kaku.
4) Pandangan ke arah datangnya bola.
Sikap tangan :
1) Tangan kanan (terkuat) memegang pemukul
2) Posisi pemukul di samping kepala menghadap serong atas.
3) Tangan yang lainnya membantu keseimbangan dan memberi
isyarat datangnya arah bola.
4) Sikap tangan rilek / tidak kaku.
Sikap kaki :
1) Berdiri kangkang.
2) Kedua kaki dibuka.
3) Kaki kiri sedikit ke depan.
4) Kedua lutut agak ditekuk.
Koordinasi gerakan memukul bola :
1) Ayunan pemukul kearah datangnya bola.
2) Badan agak diputar ke arah samping kanan.
3) Kaki kanan melangkah bersamaan dengan ayunan pemukul.
4) Ayunan pemukul mengarah pada bola yang sedang melayang di
udara.
Deskriptor Penilaian :
Skor 4, jika empat deskriptor di atas muncul.
Skor 2, jika dua deskriptor di atas muncul.
Skor 1, jika hanya satu deskriptor yang muncul.
Hasil pukulan:
Skor 1: Ayunan pemukul mengarah pada bola tetapi tidak kena.
Skor 2: Pukulan kena, melenceng (ke luar lapangan)
Skor 3: Pukulan kena, lemah, masuk lapangan.
Skor 4: Pukulan kena, kuat, bola meluncur cepat ke atas atau menyusur
tanah dan masuk lapangan.
Skor tertinggi = 4, Jadi skor idealnya 4 X 5 = 20
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai
=
X 100 Skor idealE. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data
1) Sumber data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah
siswa dan guru.
2) Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari:
a) Hasil belajar.
b) Rencana pembelajaran.
c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
b. Cara pengambilan data
2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan
tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi dan
wawancara.
3) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi
di kelas, diambil dari observasi, hasil tes, foto, dan RPP yang
dibuat guru.
4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
2. Analisis data
Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal
penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat
langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas /
lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan
teman lainya. Analisis menurut Nasution (Sugiyono 2005 : 88) bahwa:
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan
ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi
kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini
“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan,
perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu, reduksi data,
paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
pemabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan
data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi grafik dan sebagainya. Sedangkan
penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang
telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula
yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.
F. Validasi Data
Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
triangulasi, member chect, audit trail dan expert opinion.
Triangulasi dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber
lain. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal.
Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti
yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa di lingkungan SDN Cileunyi l.
Member check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan
akhir kegiatan pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui diskusi
balikan.
Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan
metode pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan
yang telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal
ini dilakukan oleh peneliti kemudian mendiskusikan kebenaran data yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan tes hasil belajar beserta
prosedur pengumpulan data pada pembimbing.
Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan
temuan-temuan peneliti kepada pakar yang propesional dalam bidang ini. Dalam hal
ini penulis mengkonsultasikan temuan peneliti kepada pembimbing untuk
memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan
peneliti dapat dipertanggung jawabkan. Interprestasi data dilakukan
berdasarkan teori dan aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap
pelaksanaan pembelajaran penjas. Interprestasi data tersebut meliputi
keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga
dapat diperoleh generalisasi tentang manfaat pembelajaran memukul bola
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada Bab IV,
tentang pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui modifikasi alat
pemukul pada siswa kelas IV SD Negeri Cileunyi I Kecamatan Cileunyi
Kabupaten Bandung, penulis dapar menyimpulkan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam perencanaan pembelajaran yang disusun penulis pada
penelitian ini adalah:
a. Menetapkan materi yang yang ada hubungannya dengan materi
pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti.
b. Menentukan media yang cocok untuk pembelajaran gerak dasar
memukul bola kasti.
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat lainnya
sebagai alat pengumpul data di lapangan seperti lembar penilaian hasil
belajar siswa, lembaran observasi dan catatan lapangan.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model-model yang telah
direncanakan seperti yang tercantaum dalam RPP.
b. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan tiga siklus, pembelajaran tiap
siklus diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
dasar memukul bola kasti, yang membedakannya adalah alat pemukul.
Pada pembelajaran siklus I alat pemukul yang digunakan adalah
pemukul yang lebar bidang pukulnya 10 cm, siklus II 10cm dan 7cm,
siklus III 10cm, 7cm dan pemukul yang sebenarnya.
3. Evaluasi
Pada pelaksanaan evaluasi siswa menurut nomor absen melakukan
tes gerak dasar memukul bola kasti dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa. Aspek penilaiannya mencakup sikap
badan, sikap tangan, sikap kaki, koordinasi gerakan memukul, dan hasil
pukulan. Berdasarkan data hasil evaluasi gerak dasar memukul bola kasti,
dari siklus ke siklus menunjukan adanya peningkatan kemampuan dengan
prosentase peningkatan hasil dari data awal 64.6% pada siklus I naik
menjadi 73.4%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 77.1%, dan pada
siklus III menjadi 78.8%. Pada tingkat pencapaian KKM dari data awal
hanya 12 orang siswa atau 35.3% dari jumlah siswa 34 orang. Pada siklus
I naik menjadi 22 orang siswa atau 64.7%, pada siklus II menjadi 27 orang
siswa atau 79.4%, dan pada siklus III seluruhnya dapat mencapai KKM
atau 100%.
4. Hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan yaitu siswa kurang
mendapat kesempatan yang cukup untuk melakukan tugas gerak akibat
menunggu giliran memukul yang lama, akibat bola yang jauh dipukul
keluar lapangan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kelompok terdiri dari dua regu yaitu regu pemukul dan regu penjaga.
Penyediaan bola diperbanyak dengan jalan menugaskan setiap siswa
dengan masing-masing membuat satu buah bola kasti yang dibuat dari
kertas atau plastik bekas.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada pokok pembahasan proses
pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
a. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan kemampuan
gerak dasar memukul bola dalam permainan kasti.
b. Penerapan modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Hasil penelitian ini dapat membangkitkan motivasi guru untuk
mengembangkan modifikasi media pembelajaran sehingga
pembelajaran Penjas lebih berkembang dan disenangi siswa.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru untuk
melakukan PTK disekolahnya masing-masing, guna menjadikan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran
permainan kasti sebagai upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar.
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bahwa
pengadaan media pembelajaran tidak harus dengan media yang mahal,
tetapi dengan media yang sederhana seperti alat yang dimodifikasi
dapat dijadikan sebagai siasat pembelajaran dan pembinaan di sekolah
sehingga tujuan kurikulum dapat tercapai.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan yang
bermanfaat bagi pembaca khususnya, umumnya pada dunia
pendidikan.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan
menjadi inspirasi untuk mencari alat dan media pembelajaran lain yang
dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan pembelajaran khususnya
pembelajaran permainan kasti.