ii
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELAMBUNG DALAM BERMAIN KASTI
DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh USMAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa, dengan jumlah 9 laki-laki dan 4 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain kasti.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti melalui alat bantu pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu berupa pemukul yang diganti dengan piring dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR
MEMUKUL BOLA
MELAMBUNG DALAM BERMAIN
KASTI MELALUI ALAT
BANTU PADA SISWA KELAS
IV SDN 3 TEKAD PULAU PANGGUNG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
(PROPOSAL PENELITIAN)
USMAN
NPM: 1013126030
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Memukul Bola Melambung Dalam Bermain Kasti ... 18
2. Lapangan Kasti ... 18
3. Pemukul Kasti... 18
4. Bola Kasti ... 18
5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas... 26
6. Piring dan Bola Plastik... 30
7. Formasi proses Pembelajaran Siklus 1 ... 30
8. Pemukul Yang Dimodifikasi... 32
9. Formasi proses Pembelajaran Siklus 2 ... 32
10. Diagram Batang Rerata Kelas PTK ... 37
0
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2000.Media Pengajaran.PT Raja Gafindo Persada. Jakarta. Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000.Prinsip-prinsip Pengembangan dan
Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.
Roji. (2004).Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD.Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.
Hamzah, Amir. 1988.Media Audio-viisual.PT. Gramedia. Jakarta
Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Muhajir. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.
Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sukintaka. 2004.Permainan dan Metodik I. PT Rineka Cipta.
Sumarno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Dikti, Depdikbud.
Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung. Surisman, 2010.Permainan Bola Kecil .Universitas lampung.
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Deskripsi Hasil PTK Gerak Dasar Me4mukul Bola Melambung Dalam
Bermain Kasti... 37
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Memukul Bola Melambung Dalam Bermain Kasti ... 18
2. Lapangan Kasti... 18
3. Pemukul Kasti ... 18
4. Bola Kasti ... 18
5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 26
6. Piring dan Bola Plastik... 30
7. Formasi proses Pembelajaran Siklus 1... 30
8. Pemukul Yang Dimodifikasi... 32
9. Formasi proses Pembelajaran Siklus 2 ... 32
10. Diagram Batang Rerata Kelas PTK ... 37
I. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada SiswaSDN Tekad Pulau Panggung.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Arikunto (1998 : 82)
Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut.Adapun ciri-ciri PTK sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.
3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral
peneliti atau dilakukan langsung oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajan.
Sedangkan menurut pendapat (Aqib, 2007: 17) Penelitian tindakan kelas (classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran
1. Manfaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut : a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran b. Membantu guru berkembang secara profesional c. Meningkatkan rasa percaya diri guru
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan (Wardani dkk, 2006: 1.33)
2. Tujuan PTK
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini
pendidikannya (Aqib, 2007: 18)
Dilihat dari sisi pratek pembelajaran di kelas, guru yang paling banyak pengalaman. Guru yang paling tahu, kapan sesuatu harus dimunculkan dan kapan sesuatu harus dicegah. Apa yang diamati oleh para peneliti luar ketika mereka datang ke kelas mungkin hanya merupakan kejadian sesaat yang berakar dari berbagai kondisi sebelumnya, yang tidak mungkin diamati oleh peneliti. Sedangkan pengamatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri akan lebih bermakna karena guru dapat menghubungkan hasil pengamatan tersebut dengan berbagai kondisi sebelumnya, serta terkait dengan kebutuhan guru itu sendiri (Wardani dkk, 2006: 16)
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Gambar 5. Daur ulang PTK
TINDAKAN
SIKLUS I
dst
Bagan : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008) Keterangan gambar
1. Perencanaan( Planning ).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
2. Tindakan( Action)
OBSERVASI
REFLEKSI I
TINDAKAN
SIKLUS II
OBSERVASIRENCANA
REFLEKSI II
SIKLUS III
RENCANA
TINDAKAN
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan setelah proses tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
B. Subyek penelitian
Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVSDN 3Tekad Pulau Panggungberjumlah 13 orang.
C. Tempat dan Waktu.
1. Tempat Penelitian: Di lapanganSDN 3 Pulau Panggung. 2. Pelaksanaan Penelitian : Januari dan Februari 2012
D. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut.
E. Variabel dan Data
1. Variabel
Menurut (Arikunto, 2006 : 99) variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. yang terdiri dari variabel bebas dan terikat.
variabel Bebas (X) : Modifikasi Alat
Variabel Terikat (Y) : Gerak Dasar Memukul Bola Kasti. 2. Data
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data primer yang diolah secara kuantitatif dengan bentuk data diskrip. Hasil penelitian ini dijabarkan secara kualitatif
F. Rancangan Penelitian
berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut
1. Siklus Pertama a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran dan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan modifikasi bola plastik sebesar bola tenis sebanyak 30 buah/sebanyak siswa dan piring plastik yang berdiameter 30 cm sebanyak 30 buah untuk pelaksanaan proses pembelajaran. 3. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/penilaian dan dokumentasi. 4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama,
dengan jumlah 30 siswa, yang terdiri dari 18 siswa putra dan 12 siswa putri.
Gambar 6. Piring plastik dan bola plastik b. Tindakan :
Guru
Gambar 6. Formasi proses pembelajaran siklus 1
3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.
4. Guru memperagakan cara memukul bola dengan piring plastik.
5. Siswa di berikan contoh rangkaian gerak dasar memukul bola kasti yang benar, dari mulai sikap persiapan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan modifikasi bola plastik sebesar bola tenis dan piring plastik.
Pelaksanaan Pada siklus 1
a. Sikap awal : berdiri menghadap kearah pelambung,posisi kaki salah satunya menghadap kedepan, lutut kaki kanan agak ditekuk, berat badan berada dikaki kanan dengan badan agak condong
kedepan, tangan kanan memegang pemukul yang telah diganti dengan piring plastik, tangan kiri dijulurkan kedepan sesuai dengan
permintaan.
b. Pelaksanaan : piring plastik diayunkan serong keatas usahakan kena pada pertengahan piring plastik, bola setelah kena piring plastik membentuk sudut±450,bola dipukul setinggi bahu, letakkan piring
c. Sikap akhir : Lari masuk ke dalam lapangan permainan. 6. Diberikan pengulangan gerak dasar memukul bola plastik sebesar bola
tenis dengan menggunakan piring plastik yang berdiameter 30 cm. secara berurutan.
7. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan, setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan observasi atau penilaian.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh testoruntuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan didapatkan hasil sebesar 15 orang mencapai ketuntasan belajar atau prosentase sebesar 50%. Karena hasil dari siklus pertama belum mencapai 80% tingkat ketuntasan belajar maka siklus dilanjutkan pada siklus berikutnya atau siklus kedua.
d. Refleksi :
1. Dari data hasil observasi di analisis dan disimpulkan untuk perencanaan siklius berikutnya.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua. 2. Siklus Kedua
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran/RPP gerak dasar memukul bola kasti.
Guru
3. Menyiapkan alat modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera)
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
Gambar 7. Pemukul yang dimodifikasi dan bola b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3syaf. 2. Jarak antara guru dan murid 6 meter.
Gambar 5. Formasi proses pembelajaran siklus 2
3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan rangkaian gerak dasar memukul bola kasti terbuat dari karet.
Pelaksanaan Pada siklus 1
a. Sikap awal : berdiri menghadap kearah pelambung,posisi kaki salah satunya menghadap kedepan, lutut kaki kanan agak ditekuk, berat badan berada dikaki kanan dengan badan agak condong kedepan, tangan kanan memegang pemukul pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, tangan kiri dijulurkan kedepan sesuai dengan permintaan.
b. Pelaksanaan : pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, diayunkan serong keatas usahakan kena pada pertengahan pemukul, bola setelah kena pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm membentuk sudut±450,bola dipukul setinggi bahu, letakkan pemukul
dalam kotak tempat pemukul.
c. Sikap akhir : Lari masuk ke dalam lapangan permainan
5. Setiap siswa melakukan rangkaian gerak dasar berulang sampai benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan memukul bola kasti. 6. Dalam proses pembelajaran jika ada siswa yang salah melakukan gerak
dasar memukul bola kasti dilakukan perbaikan berulang-ulang sampai bisa melakukan cara memukul bola yang baik dan benar.
c. Observasi :
mencapai lebih dari 80% tingkat ketuntasan belajar maka siklus dihentikan pada siklus kedua.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil penelitian memukul bola pada gerak dasar memukul bola kasti oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 90 % hasil pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu di uji cobakan dan di hitung validitas dan
reliabelitasnya. Instrument bisa dilihat pada lampiran 1 halaman 45.
H. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :
P= 100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut sistem keolahragaan nasional UU RI No.3 tahun 2005 Bab IV Pasal 8 setiap warga negara berkewajiban untuk berperan serta dalam kegiatan olahraga dan memelihara prasarana dan sarana olahraga serta lingkungan, faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran bola kecil adalah sarana dan media belajar yang digunakan. Sarana dan fasilitas serta peralatan yang dipergunakan akan berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar bermain bolakecil (kasti), ketersediaan fasilitas yang digunakan tidak sesuai akan berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran bola kasti di sekolah sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (SD).
Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh dan dapat mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.
hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik secara utuh. Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif. Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati konsep-konsep yang belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut andil bagian dalam perkembangan seorang anak.Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.
sifat permain, berdasarkan alat yang dipakai, besarnya bola yang dipakai. Permainan bola kecil dii antaranya kasti,Bola bakar dan lain-lainnya.
Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral. Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran jasmani. Permainan bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan hidup setiap hari sebagaimana kebutuhan terhadap makan dan minum. Pada saat bermain, semua fungsi faal anak dilatih, baik fungsi-fungsi rohani dan fungsi jasmani. Semakin banyak kesempatan anak bermain makin sempurnalah penyesuaian anak terhadap keperluan hidup dalam masyarakat.
ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan materi, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar gerak. Dibutuhkan variasi-variasi bermainan yang menyenangkan dan tentu saja menarik minat siswa sehingga mereka dapat bermain dengan gembira dan tentu saja dapat meningkatkan kemampuan gerak.
Dengan memberikan Pembelajaran menggunakan permainan-permainan tersebut, penulis mengharapkan kemampuan gerak siswa dapat meningkat. Selain itu, bermain merupakan dasar di dalam pembentukan perilaku sehingga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dan perkembangan fisik bagi anak.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus besar bahasa
merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
waktu bermain sering tidak mengenai pemukul, siswa belum menunjukkan kemampuan seperti yang diharapkan dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat masih banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan, di antaranya masih kurangnya koordinasi antara gerakan awal, pelaksanaan dan gerak lanjutan pada saat memukul bola. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut merupakan hambatan yang sangat berarti untuk tercapainya hasil belajar memukul bola kasti pada waktu bermain, kurang sesuai dengan yang diharapkan pada pembelajaran gerak dasar memukul bola kasti pada waktu bermain siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.
Pembelajaran Untuk Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Ajaran 2011/2012
D. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :
1. Pemukul yang digunakan dalam bermain Kasti masih terlalu kecil.
2. Masih banyak siswa melakukan gerak dasar memukul bola melambung sering tidak kena pemukul.
3. Masih banyak siswa pada Waktu memukul bola sikutnya bengkok atau ditekuk.
.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah Modifikasi Alat Pemukul dari piring dan bola pelastik dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola melambung dalam permainan Kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.
2. Apakah Modifikasi Alat Pemukul terbuat dari papan yang lebarnya 12cm dan panjang 45 cm dan bola tenis dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar memukul bola melambung dalam permainan Kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung.
F. Tujuan Penelitian
1. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti dengan menggunakan alat modifikasi pemukul dari piring plastik.
2. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti dengan menggunakan alat modifikasi pemukul diperlebar.
3. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti dengan menggunakan alat modifikasi pemukul diperingan
G. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil yang di harapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain Kasti.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya dan meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan pengetahuan, pengalaman, strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.
3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNILA, sebagai upaya pengembangan modifikasi pembelajaran bagi calon guru.
4. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk pembinaan profesionalisme bagi guru penjaskes disekolah.
I.TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku.
belajar dan kegiatan
kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani
yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan
emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes
2004)
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).
Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.
perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
C. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif. Rusli (1998
digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
mindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.
D. Permainan Bola Kasti
1. Sejarah Singkat Bola Kasti
anak-anak putra saja atau oleh anak-anak-anak-anak putrid saja. Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan panjangnya kurang lebih berbanding 1 : 2. Di atas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hingga bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas.
sampai akhir permainan atau akhir pertandingan lebih banyak mengumpulkan nilai.
2. Teknik Dasar Permainan Kasti
Sebelum melangkah ke dalam peraturan permainan terlebih dahulu harus menguasai teknik-teknik dasar permainan kasti, beberapa teknik dalam permainan bolakasti adalah sebagai berikut:
a. Melambungkan Bola
Melambungkan bola perlu dikuasai oleh pemain karena teknik dasar inisalah satu yang menentukan dalam permainan, agar dapat
melambungkan bola dengan baik tekniknya antara lain: Melambungkan Bola ke Atas
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). 2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada
3. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan
dan menghadap ke atas.
2. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan
kiri didepan dada.
5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. 6. Condongkan badan agak kedepan dan tekuklah kedua lutut. 7. Ayunkan tangan keatas dengan siku lurus.
b. Melambungkan Bola ke Depan
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Berdiri dengan kaki kiri di depan.
2. Tangan kanan memegang bola.
3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha. 4. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan
membuat cekungan.
5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus kebelakang.
6. Tekuk kedua lutut dan badan condong kedepan (badan tidak membungkuk).
7. Ayunkan tangan yang memegang bola kearah depan,langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.
c. Melempar Bola dari Atas Kepala
Lemparan bola dari arah atas biasanyadigunakan dari jarak yang jauh dari pemukul atau pemain yang berlari, langkah-langkah melempar bola ke pada pemukul antara lain:
1. Berdiri dalam sikap siap melempar.
2. Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.
d. Menangkap Bola
Ada beberapa teknik menangkap bola dalam permainan kasti, teknik ini digunakan oleh pemain penjaga.berbagai teknik tangkapan antara lain:
Menangkap Bola Lambung langkah-langkahnya adalah: 1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk
pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.
2. julurkan tangan keatas depan kepala badan sedikit condong kedepan.
3. kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, pandangan tetap kebola. Menangkap Bola Mendatar teknik menangkapnya sebagai berikut.
1. berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.
2. posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus kedepan dan tangan kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari atas.
Menangkap Bola Dari Bawah tekniknya sebagai berikut: 1. kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok. 2. jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan
datang
e. Memukul Bola
Memukul bola, teknik ini merupakan teknik yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya permainan. Ada beberapa teknik memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain:· memukul bola mendatar, memukul bola merendah atau menyusur tanah, memukul bola atas kepala
f. Teknik Berlari
Berlari, teknik berlari merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila teknik berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa teknik berlari antara lain:
· berlari lurus · berlari zig-zag
1. Gerak Dasar Memukul Bola Melambung
Dalam permainan kasti, gerak dasar memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam memperoleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran anak dalam memukul bola.
Agar anak-anak dapat memukul dengan baik, maka gerak dasar memukul bola melambung ini harus diberikan secara mendasar dan dimulai dengan cara memegang kayu pemukul, kemudian dilanjutkan dengan gerakan memukul.
ialah pemukul yang kurang tenang, kurang memperhatikan posisi regu lapangan dan tergesa-gesa memukul bola yang dilambungkan kepadanya. Ia seharusnya benar-benar melihat bola yang dilambungkan dari pelambung dan berusaha memukul ke arah lapangan yang kosong artinya tempat yang tidak ada penjaganya, agar dapat memberi kesempatan kepada temannya yang ada di tiang pertolongan untuk dapat lari menuju salah satu tiang bebas. Juga kepada temannya yang berada di tiang bebas supaya dapat kembali ke ruang bebas.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gerak dasar memukul, yaitu :
a. Cara memegang kayu pemukul
Cara pemukul di pegang pada bagian yang telah disediakan yaitu di ujung yang kecil dan ada lekukan-lekukan tempat jari-jari.Adapun cara memegang kayu pemukul yang lebar dan mudah dilakukan oleh anak-anak adalah seprti sikap tangan pada saat berjabatan tangan. Posisi ketiga jari yaitu jari tengah, jari manis, dan jari kelingking saling berdekatan atau merapat, sedangkan jari telunjuk agak jauh dan ibu jari berada di atas secara wajar. Untuk mengarahkan bola perlu memperhatikan posisi kaki saat memukul bola.
b. Posisi kaki saat memukul bola.
1. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan. 2. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah bendera batas separuh lapangan yang
berada di sebelah kiri dan daerah sekitarnya.
3. Posisi kaki untuk memukul bola ke samping kiri ke arah tiang pertolongan. 4. Posisi kaki untuk memukul bola ke arah antara ruang bebas dan bendera batas
Gb.1 Gambar memukul bola kasti
Gambar2. Lapangan Kasti Keterangan
A. Ruang bebas/ruang tunggu B. Tempat pelambung
C. Tempat pemukul
D. Tempat penjaga belakang E. Tempat pemberentian I F. Tempat pemberentian II G. Tempat pemberentian III
Gambar 3. pemukul dan bola kasti
E. Modifikasi Alat Pembelajaran
pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus
proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara
.
sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan
Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
ntu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa keutamaan modifikasi alat bermain merupakan suatu upaya untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian ini modifikasi yang digunakan adalah modifikasi pemukul yang diganti dengan piring plastik, bola plastik sebesar bola tenis, dan pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm, modifikasi digunakan agar para siswa mudah untuk melakukan gerak dasar memukul bola kasti, modifikasi ini juga bermanfaat untuk :
2. Agar anak dapat melakukan gerak dasar memukul bola kasti.
3. Agar guru mudah untuk mengajarkan gerak dasar memukul bola kasti. 4. Agar proses pembelajaran lebih menari.
5. Murah dan mudah didapatkan.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang
dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
modifikasi bola plastik dan piring plastik, pemukul yang diperbesar/ diperlebar, dan pemukul standar dapat memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam bermain bola Kasti pada Siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung
Hipotesis Kerja yang harus dibuktikan pada tiap siklusnya: H1 : Dengan alat modifikasi bola plastik dan piring plastik dapat
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan modifikasi pemukul yang diganti dengan piring pelastik dan bola pelastik pada siklus pertama dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul bola melambung dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Dengan penggunaan modifikasi pemukul terbuat dari papan lebarnya lebih kurang 12-13 cm dan panjangnya 40- 45 cm dan bola tenis pada siklus kedua dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar memukul bola
melambung dalam bermain kasti pada siswa kelas IV SDN 3 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
2. Untuk siswa Kelas IV SDN 3 Pulau Panggung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar memukul boladalam kasti.