KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
WILI WILDANI 0703346
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan
Pembelajaran Gerak Dasar Dribbling Dengan Kaki Bagian Dalam dan Luar
Dalam Sepak Bola Melalui Permainan Zig-zag Pada Siswa Kelas V SDN Jayasari
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang”.
Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat keilmuan.Tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain.
Sumedang, Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
i
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah ... 10
3. Pemecahan Masalah ... 10
4. Tujuan Penelitian ... 11
5. Manfaat Penelitian ... 11
1. Bagi Siswa... ... 11
2. Bagi Guru ... 11
3. Bagi Satuan Sekolah Dasar ... 11
4. Bagi Peneliti... ... 12
5. Bagi Lembaga... ... 12
6. Batasan Istilah ... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS ... ... 14
A. Hakikat Pendidikan dan Pembelajaran ... 14
1. Pengertian Pendidikan ... 14
2. Pengertian Pembelajaran ... 15
B. Pendidikan Jasmani ... 17
1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 17
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 19
3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 20
C. Permainan Sepak Bola ... 21
1. Pengertian Sepak Bola ... 21
2. Manfaat Sepak Bola ... 23
3. Teknik Dasar Sepak Bola ... 26
4. Hakikat Menggiring Bola ... 28
ii
3. Manfaat Bermain... ... 37
E. Permainan Zig-zag ... 38
1. Pengertian Permainan Zig-zag ... 38
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Permainan Zig-Zag... 39
F. Hasil Penelitian Relevan... . 40
G. Hipotesis Tindakan... 41
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 42
A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 42
1. Lokasi Penelitian ... 42
2. Subjek Penelitian ... 42
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 43
B. Metode dan Disain Penelitian ... 44
1. Metode Penelitian ... 44
2. Disain Penelitian ... 46
C. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 48
1. Prosedur Penelitian ... 48
2. Rencana Tindakan ... 49
a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 49
b. Pelaksanaan Tindakan ... 49
c. Observasi ... 50
d. Refleksi ... 51
e. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I, II dan III ... 52
D.Intrumen Penelitian ... 54
E. Tehnik Pengumpulan data ... 57
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 57
1. Prosedur Pengolahan Data ... 57
2. Analisis Data ... 58
G. Validasi Data ... 59
H. Interpretasi ... 60
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Paparan Data Awal ... 61
B. Paparan Data Siklus I ... 64
1. Perencanaan Siklus I ... 64
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 67
3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73
4. Analisis Siklus I ... 75
a. AnalisisKinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 75
iii
1. Perencanaan Siklus II ... 81
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 85
3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 90
4. Analisis Siklus II ... 92
a. AnalisisKinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II... 92
b. Analisis Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus II ... 93
c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus II ... 94
d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 95
5. Refleksi Siklus II ... 95
D.Paparan Data Siklus III... 98
1.Perencanaan Siklus III ... 98
2.Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 101
3.Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 106
4.Analisis Siklus III ... 107
a. AnalisisKinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 107
b. Analisis Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus III ... 108
c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus III ... 109
d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 110
5. Refleksi Siklus III ... 110
E. Paparan Wawancara Siswa dan Guru ... 113
1. Wawancara Siswa ... 113
2. Wawancara Siswa ... 113
F. Pembahasan ... 114
1. Tahap Perencanaan ... 115
2. Kinerja Guru ... 116
3. Aktivitas Anak ... 118
4. Hasil Belajar Anak ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120
A.Kesimpulan ... 120
1. Perencanaan ... 120
2. Pelaksanaan ... 121
3. Hasil Belajar ... 122
B. Saran... ... 122
1. Bagi Siswa ... 123
2. Bagi Guru ... 123
3. Bagi Satuan Sekolah Dasar ... 124
4. Untuk Lembaga ... 124
5. Bagi Peneliti Lain ... 125
v
Halaman
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dribbling Sepak Bola ... 7
Tabel 1.2 Data Persentase ... 8
Tabel 1.3 Data Awal Penilaian Aktivitas Siswa ... 8
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 43
Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dribbling Sepak Bola ... 62
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65
Tabel 4.3 Data Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 69
Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 72
Tabel 4.5 Data Hasil Tes Kemampuan Dribbling Sepak Bola Siklus I ... 73
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru Siklus I ... 75
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 76
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 77
Tabel 4. 9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Dribbling Siklus I ... 78
Tabel 4. 10 Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 80
Tabel 4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 63
Tabel 4.12 Data Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 86
Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 89
Tabel 4.14 Data Hasil Tes Kemampuan Dribbling Sepak Bola Siklus II ... 90
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 92
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 93
vi
Tabel 4.20 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 100 Tabel 4.21 Data Hasil Kinerja Guru Siklus III ... 103 Tabel 4.22 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 105 Tabel 4.23 Data Hasil Tes Kemampuan Dribbling Sepak Bola Siklus III .. 106 Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru
Siklus III ... 107 Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru
Siklus III ... 108 Tabel 4.26 Rekapitulasi Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 119 Tabel 4. 27 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Dribbling
vii
Halaman
Gambar 2. 1 Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 29
Gambar 2. 2 Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 30
Gambar 2.3 Menggiring Bola Dengan Punggung Kaki ... 31
Gambar 2. 4 Permainan Zig-zag ... 39
Gambar 3. 1 Denah Lokasi Penelitian SDN Jayasari ... 42
Gambar 3. 2 Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart ... 47
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 81
Gambar 4. 2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 98
Gambar 4. 3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 112
Gambar 4. 4 Gerafik Persentase Peningkatan Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I, II dan III ... 115
Gambar 4. 5Gerafik Persentase Peningkatan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus I, II dan III ... 116
Gambar 4. 6 Gerafik Persentase Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III ... 118
viii
Halaman
LAMPIRAN 1 RENCANA PEMLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I ... 129
LAMPIRAN 2 RENCANA PEMLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I ... 135
LAMPIRAN 3 RENCANA PEMLAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I ... 141
LAMPIRAN 4 LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS SIWA ... 147
LAMPIRAN 5 FORMAT PENILAIAN TEST DRIBBLING ... 149
LAMPIRAN 6 FORMAT OBSERVASI UNTUKSISWA ... 151
LAMPIRAN 7 FORMAT WAWANCARA UNTUK SISWA ... 152
LAMPIRAN 8 FORMAT WAWANCARA UNTUK GURU ... 153
LAMPIRAN 9 CATATAN LAPANGAN ... 154
LAMPIRAN 10 IPKP 1 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) ... 155
LAMPIRAN 11 IPKP 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) ... 162
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari system pendidikan yang bertujuan untuk pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, emosional, dan social yang selaras dengan upaya
membentuk mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap
dan membiasakan hidup sehat, sesuai dengan pendapat Syaripudin (1993: 4):
“Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan”.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis.
Sehingga dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh ungkapan yang erat
kaitan nya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan
yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup
sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Olahraga dan bermain yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran
yang kondusif, diyakini dapat menghasilkan rasa senang bagi siswanya. Sesuai
menghasilkan rasa senang bagi siswa, tempat meneduh, edukatif, menarik atau
menangtang. Selain itu dapat membina kesehatan dan rasa percaya diri”.
Bermain dan permainan haruslah di pahami oleh guru pendidikan jasmani
karena dalam proses pembelajarannya banyak menggunakan berbagai permaina
yang harus dimodifikasi dengan kreatifitas untu memudahkan dan memberikan
motivasi sehingga suasana belajar akan berjalan sesuai dengan apa yang di
harapkan dan akan tercapainya tujuan dari penyampaian materi. sesuai dengan
pendapat Sukintaka (1992: 2) yang mengatakan bahwa: “Teori bermain
membahas tentang aktivitas jasmani anak yang dilakukan dengan rasa
senang,serta kaitan bermain sebagai wahana pencapaian dengan rasa senang, serta
kaitan bremain sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan”.
Bermain memiliki rungsi atau manfaat dalam pendidikan terutama dalam
pendidikan jasmani, hal tersebut sesuai dengan pendapat Sukintaka (1992: 7) yang
mennyatakan makna dari bermain, yaitu:
a. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan suka rela atas dasar rasa senang.
b. Bermain dengan rasa senang,menumbuhkanaktivitas yang dilakukan
secara spontan.
c. Bermian dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan,
menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik pelu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemapuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.
Namun anak- anak jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang, dimana
permainan sekarang banyak yang menggunakan alat elektronik dalam
elektronik ini sangat jarang sekali yang memerlukan banyak gerak artinya cuma
tangan saja dan pikiran yang berjalan. Sehingga aktivitas fisik jarang dilakukan.
Kurangnya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap
individu dalam kehidupan, bahkan cenderung menjadi budaya. Pendidikan
jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik,
kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,
emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga
pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Lutan (2001: 17) yaitu sebagai berikut: “Bahwa pendidikan
jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat
keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola
hidup sehat disepanjang hayatnya”.
Ruang lingkup KTSP Pendidikan Jasmani (2006: 138), mengcakup
tentang:
1.Permainan dan olahraga meliputi: Olahraga Tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor dan manipulatif, kasti, rounders, kipres, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, atletik, dan bela diri serta aktivitas lainnya;
2.Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya; 3.Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya; 4.Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobik serta aktivitas lainnya;
5.Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya;
7.Kesehatan meliputi: Penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat indera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani yang bermutu
diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah Pedagogik. Pendidikan jasmani
memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan siswa secara
menyeluruh. Para pelaku pendidikan terkadang melupakan kesempatan baik untuk
mendidik dan sekaligus membentuk siswa, terutama pada usia Sekolah Dasar,
yang kita pahami bersama merupakan pondasi bagi perkembangan siswa-siswa
kita seterusnya. Pelaksanaan pendidikan jasmani merupakan sebuah penanaman
modal jangka panjang dalam rangka upaya pembinaan mutu sumber daya manusia
yang berkualitas dan berkesinambungan. Hasilnya dapat dirasakan kelak
dikemudian hari dan memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga upaya
pembinaan bagi peserta didik melalui pendidikan jasmnai perlu terus dilakukan,
dengan modal kesabaran serta dibarengi rasa keikhlasan dan penuh pengorbanan.
Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan
didaktik dan metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan
pengajaran.
Diharapkan guru dapat mengembangkan dirinya untuk dapat
menggunakan media pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai suatu
keberhasilan pembelajaran. Guru sebagai tokoh utama dalam proses pembelajaran
pengajaran penjas di Sekolah Dasar. Dalam hal ini peneliti belum melihat adanya
penerapan penjelasan hal di atas pada Siswa kelas V SDN Jayasari, sehingga
peneliti berupaya untuk menemukan kendala-kendala yang ada. Apabila
prisip-prinsip metologi pendidikan diterapkan dalam proses penyajian pembelajaran dan
penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk mendukung keberhasilan guru
dalam mencapai suatu program, maka akan didapat hasil yang baik.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mempunyai
program yang baik dan bermanfaat dalam melaksanakan Pendidikan Jasmani.
Guru yang baik akan mengerti manfaat Pendidikan Jasmani dalam perkembangan
anak dan dapat memberikan waktu yang luas untuk dapat memberikan
teknik-teknik serta berbagai keterampilan aktivitas olah raga. Adapun salah satu cabang
olah raga yaitu permaian bola besar yaitu sepak bola sesuai dengan pendapat
Syarifudin dkk (1993: 147): ”Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga
permainan yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat seluruh dunia”.
Dimana sepakbola dalam kurikulum KTSP termasuk Permainan dan Olahraga.
Untuk dapat mempunyai keterampilan dasar sepak bola seorang atlit harus
mempunyai kemampuan sebagai berikut sesuai dengan pendapat Syarifudin dkk
(1993: 148)
Bahwa cabang olah raga sepakbola memerlukan kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, dayatahan, juga harus menguasai tehnik dasar. Adapun tehnik dasar sepakbola dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu 1. Teknik dasar tanpa bola, dan 2. Tehnik dasar dengan bola.
Adapun teknik dasar dalam sepak bola menurut Syarifudin dkk (1993: 148),diantaranya:
1. Tehnik dasar tanpa bola. a. Latihan tehnik lari.
c. Latihan tehnik gerak tipu.
2. Tehnik dasar dengan bola.
a. Latihan teknik menedang bola.
b. Tendangan lurus.
c. Tendangan melingkar atau melambung.
d. Tehnik dasar mengiring bola (dribbling).
e. Latihan teknik menghentikan bola.
f. Latihan dasar menyundul bola. (heading).
g. Teknik dasar dalam menyelematkan bola.
h. Teknik dasar menghadang dan merebut bola.
i. Taktik di dalam bermain sepak bola.
Guru Pendidikan Jasmani haruslah pandai memilih media atau alat
pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya, agar
dapat meningkatkan kemampuan siswa atau atlet. Untuk mendukung keberhasilan
dalam mengajarkan Pendidikan Jasmani di SD, guru harus mampu
mengembangkan media pembelajaran untuk mencapai keberhasilan, pencapaian
program pembelajaran.
Sesuai dengan pendapat Lutan (2001: 65) yaitu sebagai berikut:
“Media/alat, waktu dan ruang merupakan sumber daya penting untuk mendukung
pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM). Ketiga sumber daya ini harus
dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka”.
Namun Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SDN Jayasari kurang
berhasil terutama dalam permainan sepak bola dimana guru jarang memberikan
pengetahuan atau mencontohkan teknik dasar yang baik sehingga siswa banyak
yang tidak mengetahui bagaimana permainan sepakbola yang sesungguhnya.
Adapun hasil penelitian awal yang dilakukan pada tanggal 24 januari 2011
terbukti bahwa pada pembelajaran dribbling sepak bola, ternyata anak-anak tidak
tentukan, dimana batas KKM adalah 70. Hal tersebut diakibatkan karena
kurangnya sarana dan prasarana, kurang maksimalnya kinerja guru dimana guru
dalam pengemasan pembelajaran tidak menarik, guru kurang jelas dalam
penyampaian materi sehingga mengakibatkan siswa tidak konsentrasi atau kurang
berantusias, dan siswa tadak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
guru sehingga tidak mengerti dan sulit memperaktikan gerak dasar yang di
ajarkan, dimana dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian murid kelas
V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, berjumlah 24
siswa yang terdiri dari laki-laki.
Dimana hasil penelitian awal terinci pada tabel 1.1 dan 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dribbling Sepak Bola
No Nama
Aspek yang Dinilai
Nilai Ket Sikap Badan Sikap Kaki Penguasaan
Bola
3 2 1 3 2 1 3 2 1 T TT
1 AGUS DWIYANA √ √ √ 70 √
2 ALI SYAIDINA B √ √ √ 30 √
3 ARIF RIZALUDIN √ √ √ 30 √
4 ARIF SAMSUDIN √ √ √ 50 √
5 DECI JULIAN √ √ √ 30 √
6 DEDEN WILI √ √ √ 30 √
7 DINDIN SAEPULOH √ √ √ 70 √
8 EGA FATUROHMAN √ √ √ 70 √
9 FIKI BANGI √ √ √ 30 √
10 FIRMANSYAH √ √ √ 50 √
11 GILANG PERMANA √ √ √ 30 √
12 HELMI H √ √ √ 30 √
13 HEPRIANTO √ √ √ 30 √
14 INAN FAUJI √ √ √ 80 √
15 IRPAN SOPIAN √ √ √ 30 √
16 JEJEN A √ √ √ 30 √
17 LUKMAN HAKIM √ √ √ 40 √
18 NURCOLIS MAJID √ √ √ 30 √
19 REZHA A √ √ √ 30 √
20 RIZAL SOPIAN √ √ √ 40 √
22 WAHYU SIDIK √ √ √ 40 √
23 YANA HERIYANA √ √ √ 30 √
24 YANDRI G √ √ √ 40 √
Jumlah 2 5 17 1 5 18 2 5 17 4 20
Persentase % 8,33 20,83 70,.83 4,16 20,83 75 8,33 3
20,8
370,.83 16,66 83,33
*) keriteria ketuntasan maksimal (KKM) yang telah ditentukan 70
Tabel 1.2 Data Persentase
Berdasarkan paparan hasil di atas dilihat dari KKM yang telah di tentukan
hanya 4 siswa (16,66%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 20 siswa
(83,33%) yang belum mencapai ketuntasan. Dari data tersebut menjadi alasan
pemilihan subjek penelitian dimana berdasarkan hasil observasi awal pada
pembelajaran sepakbola sebagian kurang mampu melakukan gerak dasar
dribbling yang benar, Melihat dari hasil tes awal hanya 16,66 % yang sudah bisa
melakukan gerak dasar dribbling dimana masih jauh dari target keberhasilan
proses pembelajaran yaitu 80% dari jumlah siswa. (Format penilaian terlampir).
No Nama Siswa
Aspek yang Diamati
J um la h Sk o
r Tafsiran
antusias Disiplin Kerja
Sama K C B
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Agus D √ √ √ 8 √
2 Ali S B √ √ √ 5 √
3 Arif R √ √ √ 6 √
4 Arif S √ √ √ 5 √
5 Deci Julian √ √ √ 4 √
6 Deden W. √ √ √ 5 √
NO TES KETERAMPILAN
PERSENTASE T
%
TT % 1 Tes dribbling dengan kaki bagian dalam
dan luar 16,66 83,33
Tabel 1. 2
7 Dindin S √ √ √ 8 √
8 Ega F √ √ √ 4 √
9 Fiki Bangi √ √ √ 5 √
10 Firmansyah √ √ √ 3 √
11 Gilang P √ √ √ 4 √
12 Helmi H √ √ √ 5 √
13 Heprianto √ √ √ 4 √
14 Inan Fauji √ √ √ 8 √
15 Irpan S √ √ √ 3 √
16 Jejen A √ √ √ 4 √
17 Lukman H √ √ √ 4 √
18 Nurcolis M √ √ √ 5 √
19 Rezha A √ √ √ 3 √
20 Rizal S √ √ √ 3 √
21 Toni I √ √ √ 4 √
22 Wahyu S √ √ √ 5 √
23 Yana H √ √ √ 4 √
24 Yandri G √ √ √ 4 √
JUMLAH 3 8 13 2 8 14 1 12 11 108 12 9 3
Persentase(%) 13 33 54 8 34 58 4 50 46 50 37 13
Skor Ideal : 9
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat siswa dalam
melakukan aktivitas pembelajaran terbukti bahwa hanya 3siswa (13%) yang
berantusias, disiplin dan kerjasama dalam proses pembelajaran.(Format penilaian
terlampir).
Maka diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan di atas,
Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti salah satu pengunaan media untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada permainan sepak bola melalui penggunaan
media permainan zig-zag. Penulis menduga dengan penggunaan media permainan
zig-zag sebagai alat melatih melakukan dribbling sehingga diharapkan akan
meningkatkan hasil dribbling yang baik.
Sehingga bertitik tolak dari uraian di atas penulis terdorong untuk
Dribbling Dengan Kaki Bagian Dalam dan Luar Dalam Sepak Bola Melalui
Permainan Zig-zag Pada Siswa Kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang”.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah, penulis mencoba menerapkan
pembelajaran Permainan sepak bola yaitu dribbling dengan media permainan
zig-zag. Penulis merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dribbling dengan media permainan
zig-zag?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dribbling dengan media permainan
zig-zag.
3. Bagaimana hasil pembelajaran dribbling dengan media permainan zig-zag?
C. Pemecahan Masalah
Untuk kelancaran dan mempermudah penelitian penulis mencoba membatasi serta
memecahkan masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan permainan zig-zag, dalam meningkatkan kemampuan dasar
dribbling.
2. Sampel yang digunakan adalah murid kelas V SDN Jayasari Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran dribbling dengan media permainan
zig-zag pada siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari.
2. Mengetahui pelaksanakan pembelajaran dribbling dengan media permainan
zig-zag pada siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari.
3. Mengetahui hasil pembelajaran dribbling dengan media permainan zig-zag
pada siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa dan mempermudah proses pembelajaran
teknik dasar dribbling dengan kaki bagian dalam dan luar dalam sepak bola .
2. Bagi Guru
Sebagai umpan balik dari pembelajaran sebelumnya sehingga guru yang
merangkap jadi pelatih dapat mengkaji sendiri praktik pembelajaran, berbagai
teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
dalam olah raga permainan sepak bola terutama dribbling.
3. Bagi Satuan Sekolah Dasar
dapat dijadikan aset berharga seandainya siswa-siswinya dapat berprestasi
dan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
ditingkat pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut
4. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan pembelajaran
penjas melalui metode bermain.
b. Bagi peneliti lain bia dijadikan landasan untuk penelitian yang lebih lanjut
lagi.
5. Bagi Lembaga
Sebagai sumbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran pendidikan
jasmani yang lebih efektif dan efisien. Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu
hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang
memiliki kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.
F. Batasan Istilah
Meningkatkan: adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar
atau latihan (SISDIKNAS, 2003).
Gerak Dasar: adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar :
359). Landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih Kompleks (UT,
2000:63).
Sepak Bola: sepak bola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang sangat
digemari oleh seluruh lapisan masyarakat seluruh dunia (Syarifudin dkk,
1993:147)
Dribbling: adalah cara menggiring bola dengan menggunakan kaki, dengan tujuan
agar bola yang akan ditendang (dioperkan) atau akan dimasukan ke gawang lawan
tidak ada kemungkinan untuk di operkanatau dimasukan kegawang lawan dengan
segera. (Syarifudin, 1993: 149)
42 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari.
U
WC
Kelas
II
Kelas
V
Kantor Kelas Kelas Kelas WC Kelas
Kepsek I III VI IV
Gambar3. 1
Denah Lokasi Penelitian SDN Jaya Sari
2. Subjek Penelitian
Yang dijadikan subjek penelitian dalam hal ini murid kelas V SDN
Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, berjumlah 24 orang siswa
laki-laki. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah bahwa berdasarkan hasil
43
gerak dasar dribbling yang benar sehingga diperlukan upaya meningkatkan
kemampuan gerak dasar dribbling.
Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk
menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru yang lainnya sebagai mitra
observer selama penelitian berlangsung.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan selama empat bulan, yaitu bulan februari, maret, april
dan mei dimana terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian mulai
dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data dan penyusunan
laporan yang terinci pada tabel 3.1 dibawah:
Tabel 3 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Uraian Kegiatan
WAKTU PELAKSANAAN
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Perencanaan
3 Siklus I
4 Siklus II
5 Siklus III
6 Pengolahan data
44 B. Metode dan disain Penelitian
1. Metode Penelitian
Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini
muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung
oleh guru dan siswa di lapangan, dimana masalahnya banyak siswa kelas V yang
kurang mampu melakukan dribbling dengan baik.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas praktik pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan
adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Action Research. Arti
dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
untuk memahami, meningkatkan kemahiran, memperbaiki proses pembelajaran.
Sesuai dengan pendapat dari Suherman (2010: 59), Penelitian Tindakan Kelas
merupakan: “Suatu bentu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan peraktek
pembelajaran di kelas secara profesiaonal”.
Sementara yang dimaksud dengan metode penelitian itu sendiri seperti
yang dikemukakan oleh Margono (Dalam Suherman, 2010: 33)adalah:
Semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaab secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapat fakta-fakta prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi.
. Sedangkan alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan
kelas ini bertolak dari latar belakang masalah yang terjadi di lapangan. Dalam hal
45
dribbling melalui permainan zig-zag pada siswa kelas V di SDN Jayasari
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang“.
Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) diantaranya adalah.
Hermawan,Dkk (2010: 69 ) mengemukakan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah:
Suatu upaya untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar-ketergantungan materi-subjek, pembelajaran, dan pengajar sehubungan dengan isu totalitas dan logika-internal dari tugas social mengkontruksi pengetahuan dari PBM.
Hermawan,Dkk (2010: 69 ) mengemukakan juga penelitian tindakan kelas
yaitu: sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
peraktek-peraktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional
Menurut Sa’ud (, 1986) menyatakan bahwa:
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifa reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan tersebut serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Sedangkan menurut Dikdasmen (1999 : 8) PTK adalah:
Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswinya, yaitu suatu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya, bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya.
Dengan mengacu pada pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang
46
meningkatkan kualitas praktek pembelajaran Penjas sehingga PTK berfokus pada
permasalahan praktik yaitu permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran
penjas yaitu pada anak yang kurang mampu menguasai gerak dasar dribbling.
Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran
Penjas dengan memfokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar
dribbling melalui penggunaan permainan zig-zag kelas V di SDN Jayasari
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
2. Disain Penelitian
Desain yang peneliti ambil adalah desain yang dibuat oleh Stephen Kemmis dan
Robbin Mc Taggart, yang didalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat
komponen. Hanya saja sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang
dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya, atau dengan
beberapa kali siklus.
Untuk dapat membantu menyusun rencana tindakan ini, penulis tetapkan dalam
47 1.
Gambar3. 2
48
C. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian
Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK. Sesuai dengan pendapat
Arikunto (2002:83), Keempat komponen tersebut menunjukkan
langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan atau Planning.
b. Tindakan atau Acting
c. Pengamatan atau Observing dan
d. Refleksi atau Reflecting.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk
mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedur penelitiannya sesuai
dengan model desain Kemmis dan Taggar (dalam Aqib, 2006: 21), yaitu:
a. perencanaan.
b. Tindakan. c. Observasi. dan d. Refleksi.
Semua tahapan itu dilaksanakan setelah melakukan observasi awal,
memperoleh gambaran mengenai karakteristik aktivitas belajar siswa
menunjukkan oleh jumlah aktif belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Penjas khususnya materi dribbling.
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berbentuk
siklus.Setiap siklus dilakukan 1 pertemuan dimana setiap pertemuan
menggunakan 2 jam pelajaran.
Untuk membantu dalam penelitian ini penulis tetapkan beberapa siklus
dalam penggunaan metode penelitian tindakan kelas ini. Dimana disain yang
49
Sedangkan Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja,
2008:66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang.
2. Rencana Tindakan
a. Tahap perencanaan Tindakan
1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu
diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran dribbling.
2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.
3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan
mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk
belajar.
4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan
gerak dasar dribbling.
5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:
a) Apakah kemampuan gerak dasar dribbling dapat meningkat?
b) Apakah melalui zig-zag pembelajaran dribbling akan mampu menjadikan
alat bantu yang dapat meningkatkan tujuan?
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan metode
demontrasi dan penugasan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
1) Menyiapkan alat-alat pelajaran.
50
3) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru.
4) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada
kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau
berlatih yang berorentasi pada keberhasilan.
b) Kegiatan Inti.
Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan
terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses
pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.
c) Kegiatan Akhir.
1) Siswa melakukan pelemasan sesuai dengan petunjuk guru.
2) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran
berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan.
3) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan
kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan
tindak lanjut.
c. Observasi.
Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi
dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh
aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang
bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah:
51
Observasi Peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh
orang lain.
2) Observasi Terstruktur.
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara
bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.
d. Refleksi.
Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi
dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan
tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan
dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis
kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.
Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam
rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang
kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah
refleksi adalah:
1) Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang
diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.
2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan
tindakan.
3) Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka
dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat langkah-
52
e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I Sampai Dengan Siklus III Siklus I
1) Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih
yang berorientasi pada keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam
pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan pengalaman sukses melalui
pemberian umpan balik dalam bentuk penghargaan secara verbal.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario
pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus I.
3) Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan
guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan disiklus I.
4) Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.
Siklus II
1) Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
53
yang berorientasi pada memotivasi secara intrinsik (kunci motivasi 2). Dalam
pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan dorongan secara personal
kepada setiap siswa bahwa siswa mampu melaksanakan setiap tugas gerak dan
untuk itu siswa harus giat dan bekerja keras dalam berlatih melaksanakan
tugas gerak sebagaimana intruksi guru. Guru harus membuat kesan bahwa
hasil belajar yang baik diperoleh melalui latihan yang sungguh-sungguh.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario
pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II.
3) Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II.
4) Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III.
Siklus III
1) Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih
yang berorientasi pada kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa (kunci
motivasi 3). Dalam pelasanaannya guru penjas lebih menekankan pada
54
Guru penjas memprioritaskan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena
siswa seperti itu lebih banyak
membutuhkan dorongan berupa pujian dan motivasi.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario
pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus III
3) Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III.
4) Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian
memasuki tahapan pengolahan data.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dan melakukan
keterampilan penerapan model permainan zig-zag untuk meningkatkan
pembelajaran teknik dribbling dalam permainan sepak bola, maka peneliti
langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan
wawancara dengan menggunakan :
1. Pedoman observasi pada bentuk format yang telah dibuat untuk guru dan siswa
55
dasar dribbling dengan kaki bagian dalam dan luar dalam permainan sepak
bola melalui permainan zig-zag.
Di dalam lembar observasi terdapat beberapa aspek yang dinilai pada saat
proses belajar mengajar, diantaranya :
a. Siswa
1) Memperhatikan penjelasan guru,
2) Respon siswa terhadap pertanyaan guru,
3) Minat siswa terhadap pembelajaran penjas dalam permainan sepak bola,
4) Cara siswa menerima instruksi guru yang berkaitan dengan konteks
permainan sepak bola,
5) Tingkat pemahaman siswa terhadap pemahaman sepak bola,
6) Kemampuan siswa dalam menggunakan teknik dasar dribbling sepak bola
melalui permainan zig-zag,
7) Cara siswa berinteraksi dengan guru atau dengan temannya sendiri.
8) Cara siswa menyimpulkan materi pembelajaran. (Format terlampir)
b. Guru
Observasi yang dilakukan kepada guru ada tiga aspek yang dinilai diantaranya:
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi (Format terlampir)
2. Wawancara yaitu peneliti yang dibantu observer melakukan wawancara kepada
56
diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang dilakukan
(format terlampir).
3. IPKP 1 dan IPKP 2 sebagai format penilaian terhadap data perencanaan.
Aspek yang dinilai dalam IPKP 1, diantaranya :
a. Perumusan tujuan pembelajaran,
b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan
metode pembelajaran,
c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran.
d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian,
e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.
Aspek yang dinilai dalam IPKP 2, diantaranya :
a. Pra pembelajaran,
b. Membuka pembelajaran,
c. Mengelola inti pembelajaran,
d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas,
e. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar,
f. Kesan umum kinerja guru (Format terlampir).
4. Format aktivitas siswa sebagai data aktivitas siswa saat melakukan permainan
zig-zag untuk meningkatkan gerak dasar dribbling dengan kaki bagian dalam
dan luar dalam permainan sepak bola. Dalam format ini yang dinilai adalah
antusias, disiplin dan kerjasama siswa selama peruses pembelajaran (format
57
5. Data tes menggiring bola (dribbling) dan lembar penilaian tes. Dalam pormat
ini yang dinilai adalah sikap badan, sikap kaki, dan penguasaan bola (format
terlampir)
E. Teknik Pengumpulan Data.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap
tindakan dalam proses pembelajaran Penjas dalam hal ini materi sepakbola yaitu
dribbling proses pengumpulan data dibantu pula guru Kelas dan Kepala Sekolah
sebagai rekan peneliti (mitra sejawat).
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis
guna memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama
pelaksanaaan tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan
perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua
sumber data yang berasal dari:
a. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas.
b. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada
setiap observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Prosedur Pengolahan Data
Nasution (1996: 114). mengemukakan pendapatnya tentang prosedur
58
Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap atau siklus tindakan pembelajaran.
Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran
pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.
b. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran Penjas pada setiap siklus penelitian yang
dilaksanakan.
c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru setelah tiga kali siklus pembelajaran dilaksanakan.
d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal
tindakan sampai akhir tindakan.
Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa
tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
2. Analisis Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara
dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
59
aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan
intruksi, dan aktivitas lain.
G. Validasi Data
Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut
pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran.
Menurut Nasution (1996: 115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah.
a. Peneliti sebagai observer yang memperoleh informasi berkaitan dengan
keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran penjas.
b. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses
pembelajaran yang disajikan oleh guru penjas).
c. Guru penjas sebagai mitra peneliti yang memberikan masukan
intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.
2. Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan
penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada
setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi untuk
mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai
pada setiap siklus penelitian.
3. Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan
mengkomfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek
kesahihan pada sumber data hasil member check.
4. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
60
pertemuan antara peneliti dengan pembimbing untuk mengadakan pengecekan
terakhir dalam temuan penelitian agar didapat kesahihan.
H. Interpretasi.
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan
berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama,
atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai observer berkenaan dengan proses
pembelajaran yang baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
belajar. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi, ini
dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya, baik
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran dribbling
dengan kaki bagian dalam dan luar melalu permainan zig-zag di kelas V SDN
Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Kedua hal tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan
permainan zig-zag dapat meningkatkan kemampuan dribbling dengan kaki bagian
dalam dan luar di kelas V SDN Jayasari, penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut;
1. Perencanaan
Pada bagian ini peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan
pembelaajran. Pertama-tama peneliti mempersiapkan materi yang akan
disampaikan dalam pembelajaran dribbling dengan kaki bagian dalam dan luar,
menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan
permainan zig-zag untuk meningkatkan sikap badan, sikap kaki, penguasaan bola,
dan kecepatan pada pembelajaran dribbling. Kemudian menentukan
langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan
digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan
permainan zig-zag. Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru
mencapai 69,46% dimana hasil belum mencapai target yang ditentukan, sehingga
diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II telah mencapai
peningkatan dibanding siklus I dimana hasil mencapai 91,75% hasil yang di dapat
sudah mendekati target, dan masih melakukan perbaikan yang dituangkan pada
siklus III, dimana pada siklus III tahap perencanaan sudah mencapai 100%.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan
zig-zag untuk meningkatkan kemampuan dribbling dengan kaki bagian dalam dan
luar pada pembelajaran sepakbola.
Dimana penilaian dilakukan pada akhir pembelajaran dengan melakukan
tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses
pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang
meliputi aspek antusias, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan
dengan tes praktik melakukan dsribbling pada pembelajaran sepakbola.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus
III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama
penggunaan permainan dribbling pada pembelajaran sepakbola. Siklus I diperoleh
persentase sebesar 64,08% dimana kinerja guru masih jauh dari target sehingga
harus mealukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II persentase sebesar
91,6% atau naik 27,52% dari siklus I. kemudian pada siklus III diperoleh
3. Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil tes praktek dribbling dengan kaki bagian dalam dan
luar yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa
mulai dari data awal yang hanya sedikit siswa yang tuntas dimana pada siklus I
sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang
telah tuntas berjumlah 11 orang (45,83%) atau bertambah 6 orang siswa dari data
awal yang berjumlah 4 orang siswa (16,66%). Pada siklus II siswa yang telah
tuntas berjumlah 17 orang siswa (70,33%) atau bertambah 6 orang siswa dari
siklus I. Kemudian pada siklus III siswa yang telah tuntas berjumlah 23 orang
siswa (95,83%) atau bertambah 6 orang siswa dari siklus II. Dan terdapat 1 orang
siswa yang tidak tuntas dimana hal tersebut diakibatkan faktor fisik yang dimiliki
siswa.
Melihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan dribbling
dengan kaki bagian dalam dan luar pada pembelajaran sepakbola, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan permainan zig-zag dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan dribbling dengan mengutamakan aspek
sikap badan saat melakukan gerakan , sikap kaki, penguasaan bola, dan kecepatan
pada Siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis
a. Bagi Siswa
1. Teknik dasar dribbling dalam permainan sepakbola perlu diajarkan kepada
para siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
2. Para siswa perlu dibina untuk melakukan dribbling yang akan bermanfaat
bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran dribbling sepak bola siswa
akan dapat mengembangkan nya dalam permainan sepak bola yang
sesungguhnya.
3. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran
pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang
dimiliki setiap anak.
4. Dalam menggunakan permainan zig-zag sebelum melakukan kegiatan
terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau aturan-aturan
pembelajarannya serta, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dengan
peraturan yang dibuat. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai
dengan aturan akan membantu anak melakukan aturan permainan.
b. Bagi Guru
a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di
lapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran
tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas V dalam
melakukan passing kaki bagian luar.
b. Hal yang harus diperhatikan guru sebelum menggunakan permainan kucing
akan dibutuhkan dalam penerapan permainan kucing bola dalam lingkaran.
Serta menjelaskan aturan pembelajaran menggunakan permainan kucing
bola dalam lingkaran yang jelas dan mudah dimengerti oleh anak.
c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan
profesionalismenya, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk
memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat
memilih media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.
c. Bagi Satuan Sekolah Dasar
1. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka
pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang
maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.
2. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu
diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan
kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan
jasmani.
d. Untuk Lembaga
Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang,yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini
sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk
menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi,khususnya bagi UPI
e. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan
penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam
pembelajaran sebagai tindakan.
c. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan
agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
banyak sehingga temuan-temuan yang didapatkan dalam penelitian lebih
lengkap lagi.
d. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media
pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai
edukatip dan dapat meningkatkan keantusiasan siswa sehingga tidak
123
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A (1994), Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani.Jakarta: Depdikbud.
Aqib, Z (2006).Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yarma Widya.
Arikunto, Suharsini. (2002), Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Depertemen Pendidikan Buku Nasional UPI (2006) Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.
Hermawan R, Dkk (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung: Upi Press.
Husdarta, J.S (2009). Manajemen Pendidkan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Lutan, R (1988), Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Depdikbud.
Lutan, R (2000), Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta, Universitas Terbuka.
Lutan, R (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di
Sekolah Dasar. Jakarta. DepDikNas.
Muhtar, R (1992) Olahraga Pilihan sepak bolak. Jakarta: DepDikBud.
Noer Hamidsyah,dkk (1994), Kepelatihan Dasar.Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Safari, I (2010), Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung, Bintang Warliartika.
Sarumpaet, Dkk (1992), Permainan Besar. Padang: depdikbud.
Sa’ud, Udin S. (2006). PTK Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.
Makalah Dalam Lokakarya di FPOK UPI Bandung.
124
Subroto T (2001) Pembelajaran Keterampilan Dan Konsep Olahraga Disekolah
Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. DepDikNa
Sukintaka (1992), Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta, DepDikBud.
Syarifudin Aip, Muhadi (1992) Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.