• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMP NEGERI 29 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMP NEGERI 29 BANDUNG."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

SENI BUDAYA DI SMP NEGERI 29 BANDUNG

(Studi Deskriptif Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IX Di SMP 29 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

Dery Kuswardani

1001592

KONSENTRASI PEREKAYASA PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

(Studi Deskriptif Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IX Di SMP 29 Bandung)

Oleh

Dery Kuswardani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asaretkha Adjane 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMP NEGERI 29 BANDUNG

(Studi Deskriptif Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IX Di SMP 29 Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh :

PEMBIMBING I

Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. NIP. 19620207 198703 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Cepi Riyana, M.Pd NIP. 19751230 2001211 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 19591121 198503 1 001

(4)

Dery Kuswardani (1001592), Skripsi ini berjudul, “Penggunaan Media Video Dalam Pembelajaran Seni Budaya Di SMP Negeri 29 Bandung (Studi Deskriptif Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IX Di SMP 29 Bandung)”.

Skripsi Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2015.

Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung, dan secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana rancangan pembelajaran dengan menggunakan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?; (2) Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?; (3) Apa saja Kendala yang di hadapi dalam penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?; (4) Apa saja faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?; (5) Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?; (6)Bagaimana kriteria media video yang diterapkan di SMP Negeri 29 Bandung dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?; (7) Bagaimana Evaluasi penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya?.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis survey dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian berupa angket, wawancara dan studi dokumentasi. Teknis analisis data dilakukan dengan rumus persentase. Populasi dalam penelititan ini adalah seluruh siswa kelas IX A - IX L dengan total 420 siswa dengan sampel 42 responden.

(5)

ABSTARCT

Dery Kuswardani (1001592), this thesis entitled, "The Use of Video Media in

Arts Education at SMP Negeri 29 Bandung (Descriptive Study in Art and Culture Subject for 9th grade at SMP Negeri 29 Bandung)".

Curriculum and Educational Technology Departement’s Thesis, Faculty of Education, Indonesia University of Education, 2015.

The general purpose of this research is to determine how to use the video media in Art and Culture subject at SMP Negeri 29 Bandung, and more specifically, this research aim is to determine: (1) How is the lesson plan design by using video media in Art and Culture subject?; (2) How is the learning implementation by using video media in Arts subject?; (3) What are the obstacles faced in the use of video media in Art and Culture subject?; (4) What are the factors that influence the success of the use of video media in Art and Culture subject?; (5) How do the students response to the use of video media in Art and Culture subject?; (6) What criteria are applied to a video media in Art and Culture subject at SMP Negeri 29 Bandung?; (7) How is the evaluation to the use of video media in Arts Subjects? This research used descriptive method of survey with a quantitative approach. The research instrument used in this research were questionnaires, interviews and documentation. The technical analysis data is done by percentage formula. The population on this research are all students of class 9 A - 9 L with a total sample of 420 students and 42 respondents.

Based on the results of this research, the use of video media plan in Art and Culture subject has not maximized yet. The implementation of learning using videos madia is started with the initial activity in the form of learning preparation, core activities in which to apply the use of video media by conveying partially, and the final activity is in the form of a closure of the learning. The obsctacles faced in the use of video media are tools, time, students characteristics and the readiness of teachers. Factors that affect the successful implementation of video media are materials, costs, and the curriculum that implemented. Student’s response to the use of video media in Art and Culture lesson is very well, it can be seen from the changed in teaching and learning outcomes increased to a better direction. The video that used in Art and Culture lesson in SMP Negeri 29 is a good cathegory because it was made by the experts since the Art and Culture teachers utilize the existing video to use in learning. The evaluation to assess the use of video media is used the formative evaluation by provide written test or practical test to the students after the lesson is completed to collect the effectiveness and efficiency data of the use of video media.

(6)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II Media Pembelajaran Berbasis Video Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya... 11

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 11

1. Belajar ... 11

2. Pembelajaran ... 11

3. Komponen Pembelajaran ... 12

B. Media Pembelajaran ... 14

1. Konsep Media Pembelajaran... 14

2. Prinsip Media Pembelajaran ... 15

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 17

(7)

vii vii

6. Pemilihan Media Pembelajaran... 22

7. Evaluasi Media Pembelajaran ... 23

C. Media Video ... 25

1. Pengertian Media Video ... 25

2. Karakteristik Media Video ... 26

3. Tujuan Media Video ... 28

4. Kriteria Media Video ... 29

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Video ... 30

6. Prosedur Mengembangkan Media Video ... 33

D. Pembelajaran Seni Budaya ... 35

1. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya ... 35

2. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Budaya ... 35

3. Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya ... 36

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya ... 37

E. Pengaruh Media Video Pada Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya 38 BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Populasi Penelitian ... 40

3. Sampel Penelitian ... 41

B. Metode dan Desain Penelitian ... 42

1. Metode Penelitian... 42

2. Desain Penelitian ... 43

C. Definisi Operasional... 43

1. Penggunaan Video... 43

2. Video pembelajaran... 43

3. Seni Budaya... 44

(8)

viii

2. Wawancara ... 46

3. Studi Dokumentasi ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Uji Instrumen ... 48

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Realibilitas... 52

G. Teknis Analisis Data ... 54

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

1. Rancangan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung ... 59

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung ... 69

3. Kendala Yang dihadapi dalam penggunaan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung ... 73

4. Faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan penggunaan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung... 77

5. Respon siswa terhadap penggunaan media video Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP 29 Bandung ... 81

6. Kriteria media video pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 29 Bandung dalam Mata Pelajaran Seni Budaya ... 83

(9)

ix ix

1. Rancangan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri

29 Bandung ... 91

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung ... 96

3. Kendala Yang dihadapi dalam penggunaan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung ... 98

4. Faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan penggunaan media video pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung... 103

5. Respon siswa terhadap penggunaan media video Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP 29 Bandung ... 107

6. Kriteria media video pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 29 Bandung dalam Mata Pelajaran Seni Budaya ... 109

7. Evaluasi media video yang diterapkan di SMP Negeri 29 Bandung dalam Mata Pelajaran Seni Budaya ... 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 116

A. Simpulan... 116

B. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi semakin berkembang secara pesat. Teknologi itu sendiri merupakan teknik atau cara pelaksanaan suatu kegiatan atau sebagai suatu kegiatan proses yang mengacu pada penggunaan mesin atau perangkat keras. Hal ini sejalan dengan pendapat Finn (dalam Ayu, 2013:1) yang

mengemukakan pengertian teknologi adalah sebagai berikut : “Selain diartikan

sebagai mesin, teknologi bisa mencakup proses sistem manajemen dan mekanisme pantauan, baik manusia itu sendiri atau bukan. Teknologi dalam pengertian luas adalah cara pandang terhadap masalah berikut lingkupnya, tingkat kesukaran, studi kelayakan serta cara mengatasi masalah secara teknis dan

ekonomis”.

Bukan hanya teknologi saja yang berkembang secara pesat, pendidikan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang mana perkembangan pendidikan mengikuti perkembangan jaman. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat menjadi pribadi yang tangguh dan mempunyai kesiapan untuk menghadapi daya saing yang tinggi dalam menghadapi berbagai tuntutan kehidupan. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

(11)

2

lembaga pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas : pandai, cerdas, terampil, kreatif, mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan hidup yang dihadapi.

Pendidikan dapat diperoleh dimana saja. Pada umumnya pendidikan lebih banyak di lembaga pendidikan formal dan keluarga. Lembaga pendidikan formal sudah merencanakan berbagai lingkungan, yaitu lingkungan yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai macam kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini dapat membuat siswa mengetahui potensi yang dimiliki oleh dirinya dan siswa dapat memperoleh pengalaman pendidikan. Selain itu, lingkungan keluarga juga memiliki peranan penting dalam membentuk karakter siswa. Lingkungan keluarga dapat memberikan pendidikan dan membentuk karakter anak sejak usia dini.

Pendidikan lembaga formal dalam kegiatan belajar mengajarnya tidak lepas dari peran seorang guru. Guru memiliki peran vital dalam proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan guru merupakan pembimbing dan pendidik siswa dalam mengembangkan potensi siswa. Hal ini sejalan seperti yang dikemukakan oleh Jamaluddin (dalam sugeng, 2013:1) : “Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri”.

(12)

Guru sebagai seorang pengajar terkadang mendapat hambatan dalam mencapai tujuan pembelajarannya, salah satunya dikarenakan proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa kurang maksimal. Penyampaian informasi yang kurang maksimal merupakan sebuah masalah dalam pembelajaran, karena apabila penyampaian informasi kurang maksimal akan berdampak pada siswa. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut media pembelajaran dapat menjadi salah satu jalan keluar dalam penyampaian informasi. Menggunakan media pembelajaran dalam pendidikan adalah salah satu upaya dalam penyampaian informasi atau materi agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa dan siswa menjadi paham betul apa yang dipelajarinya. Selain itu media pembelajaran dapat menjadi hal yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2011:19) : “bahwa keuntungan pembelajaran dengan menggunakan media adalah membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Selain itu, Sudjana dan Rifa’i (2007:2) juga mengemukakan manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

“Pertama, pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa mencapai tujuan yang lebih baik. Ketiga, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll”.

Penjelasan tersebut semakin menegaskan betapa pentingnya media pembelajaran bagi guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Hal tersebut telah dibuktikan oleh Nova (2011:74) dalam penelitiannya yang

mengungkapkan: “Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pengolahan data

(13)

4

Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VII di MTs l-Falaah Kopo Bandung dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa”.

Mata pelajaran Seni Budaya menurut Purnama dkk (2014:1)” merupakan salah satu mata pelajaran yang membahas mengenai karya seni estetis, artistic dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa melalui aktivasi berkesenian. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan social sehingga dapat berperan dalam perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat local, nasional, regional, maupun global”.

Indonesia memiliki kekayaan ragam seni dan budaya yang amat banyak, mulai dari ujung barat Indonesia kota sabang sampai dengan ujung timur Indonesia kota merauke. Hal tersebut menyulitkan guru seni budaya dalam penyampaian materi terhadap siswa didalam proses pembelajaran seni budaya di sekolah. Dalam penyampaian menggunakan metode ceramah saat mata pelajaran seni budaya sulit dimengerti oleh siswa karena didalamnya banyak materi yang mengharuskan siswa melihat, mendengarkan dan merasakan langsung. Namun hal tersebut dirasa tabu bila mengingat jarak dan waktu.

Melihat betapa pentingnya mata pelajaran seni budaya banyak sekolah yang berusaha menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran seni budaya dengan tujuan materi pembelajaran seni budaya dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa. Salah satu metode yang digunakan dalam pemecahan masalah di atas yaitu dengan menggunakan media pembelajaran untuk membantu penyampaian materi dalam mata pelajaran seni budaya.

(14)

membuat penyajian pembelajaran lebih menarik, sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Selain itu media video juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat belajar secara mandiri, Hal ini sesuai dengan pendapat Riyana (2007:3) yang menyebutkan bahwa:

“Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media video memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing. Video sebagai alat atau saran pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang di rancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan”.

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran, khususnya mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung. Ada beberapa fenomena yang peneliti jumpai pada saat observasi awal, fakta tersebut antara lain : terbentuknya motivasi yang tinggi terhadap mata pelajaran seni budaya, terjadinya proses interaksi edukatif, siswa mampu secara bebas untuk mengeluarkan ide atau gagasan dalam bentuk pertanyaan, jawaban, dan opini, situasi dan kondisi kelas sangat kondusif.

Motivasi yang tinggi dalam mata pelajaran seni budaya ini ditunjukan dengan perubahan perilaku peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan cara memfokuskan diri pada penejelasan guru dan jawaban peserta didik lain. Sedang proses kreatif eksplorasi pengetahuan ditunjukkan oleh guru dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan awal yang ada dalam benak mereka dengan tidak menyalahkan jawaban mereka sehingga tidak ada ketakutan di dalam kelas. Antara guru dan peserta didik terjadi hubungan sinergis dalam bertanya dan menjawab serta mengeluarkan hasil analisa atau pendapat peserta didik. Dari strategi awal yang diterapkan oleh guru seni budaya inilah nampaknya mampu mengubah situasi dan kondisi kelas kurang kondusif menjadi lebih kondusif serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(15)

6

bosan, dan kurang mampu mengoptimalkan potensi diri mereka dalam proses pembelajaran seni budaya. Dampak lanjutannya adalah banyak siswa yang hasil ulangannya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung ini adalah salah satu sekolah Negeri yang menerapkan media pembelajaran berbentuk video dalam proses pembelajrannya terutama dalam mata pelajaran seni budaya. Sebelum menggunakan media video, proses pembelajaran di SMP Negeri 29 Bandung ini masih menerapkan paradigma bahwa guru sebagai sumber informasi dan kebenaran sehingga pembelajaran terkesan bersifat transfer of knowlegde secara struktural. Padahal sebenarnya peserta didik membutuhkan aneka informasi yang beragam sehingga mampu memperluas wawasan mereka dalam mengenal peristiwa-peristiwa alam maupun masalah manusia disekitarnya. Informasi ini akan terwujud apabila peserta didik diberi kesempatan untuk mencurahkan isi pikiran mereka dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang mampu mengantarkan peserta didik pada kualitas wawasan yang semakin luas sehingga membuat maju pula pemikirannya, dan seiring dengan kemajuan pemikirannya berkembang pula kreativitasnya untuk mencipta berbagai perangkat kehidupan untuk memenuhi hajat hidupnya.

Penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya ini tidak hanya serta merta dalam pengguananya, melainkan menggunakan dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas serta kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran.

Penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya ini diharapkan dapat: (1) mengembangkan keinginan dan motivasi peserta didik untuk mempelajari prinsip dan konsep; (2) mengembangkan keterampilan ilmiah peserta didik; dan (3) membiasakan peserta didik bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

(16)

video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya. Hal ini digunakan sebagai langkah maju untuk mencari terobosan dalam mata pelajaran seni budaya agar menjadi suasana lebih hidup dan lebih baik dibanding sekolah-sekolah lain.

Dengan latar belakang inilah, peneliti ingin mendiskripsikan tentang penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung secara lebih jauh sehingga diharapkan dapat diketahui konsep penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya yang selama ini telah diterapkan. Dengan demikian, untuk membatasi bidang penelitian ini, peneliti mengambil judul “Penggunaan Media Video Dalam Pembelajaran Seni Budaya Di SMP Negeri 29 Bandung”.

B. Identifikasi dan perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti

merumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri

29 Bandung?”

Secara khusus, maka penelitin ini dibatasi pada sub masalah yang didentfikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana rancangan pembelajaran dengan menggunakan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung?

2. Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung?

3. Apa saja Kendala yang dihadapi dalam penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung?

(17)

8

6. Apakah media video yang diterapkan di SMP Negeri 29 Bandung dalam Mata Pelajaran Seni Budaya termasuk dalam kriteria media video pembelajaran yang baik?

7. Bagaimana Evaluasi penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media video dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh guru dalam pembuatan rancangan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

c. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapai dalam penggunaan media video pada Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

d. Untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap keberhasilan penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

e. Untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung. f. Untuk mengetahui apakah media video yang diterapkan oleh SMP

Negeri 29 Bandung dalam Mata Pelajaran Seni Budaya termasuk dalam kriteria media video pembelajaran yang baik atau tidak.

g. Untuk mengetahui evaluasi dari penggunaan media video dalam Mata Pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

D. Manfaat Hasil Penelitian

(18)

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan bahan masukan, pertimbangan, dan kajian bagi kelanjutan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, sekolah, guru, siswa dan jurusan kurkulum dan teknologi pendidikan tentang penggunaan media video pembelajaran.

a. Bagi siswa, diharapkan dapat memperjelas dan mempermudah pemahaman terhadap materi pembelajaran.

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat mengefektivitaskan media pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran.

c. Bagi lembaga yang diteliti (SMP Negeri 29 Bandung) : Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga mampu mengarahkan pada proses pembelajaran yang mampu mengeksplorasi potensi peserta didik secara optimal.

d. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat menambah informasi, wawasan dan mensjawab pertanyaan peneliti mengenai ketepatan penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya

E. Struktur Organisasi Skripsi

(19)

10

1. Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang

penelitian, identifkasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

1. Bab II kajian Teori. Dalam bab ini berisikan landasan teori yang

mendukung data penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai hakikat belajar dan pembelajaran, media pembelajaran, media video, pembelajaran seni budaya dan pengaruh media video pada pembelajaran mata pelajaran seni budaya.

2. Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini dibahas mengenai metodologi

penelitian yang akan dilakukan yang terdiri dari lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi penelitaian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik analisis data, dan prosedur atau langkah-langkah penelitian.

3. Bab IV Hasil Peelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini dibahas

mengenai skripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

4. Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang

(20)
(21)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian tentunya memerlukan tempat penelitian yng akan dijadikan sebagai latar untuk memperoleh data yang diperlukan guna mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penentuan tempat ini berkaitan dengan adanya data atau informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini betempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung, Jl Geger Arum 11A, Kelurahan Isola, Kecamatan sukasari Kab Bandung Kode Pos: 40154 Tel/Fax (022)2012579.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung, karena berbagai pertimbangan antara lain:

a. Belum pernah ada penelitian sebelumnya tentang penelitian yang akan dilakukan sekarang secara khususnya studi deskriptif mengenai media video pembelajaran.

b. Tepat dan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dalam penelitian ini (relevan)

c. Tersedia fasilitas dan data yang di butuhkan

d. SMP Negeri 29 Bandung salah satu sekolah yang telah menggunakan video sebagai media dalam pembelajarannya terutama pada mata pelajaran seni budaya.

e. SMP Negeri 29 Bandung memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.

f. Untuk mengefisienkan waktu, jarak, dan dan tenaga.

2. Populasi

(22)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas IX di SMP Negeri 29 Bandung yang terdiri dari 12 kelas yang rata-rata siswa berjumlah 35 orang dan ditambah 3 orang guru seni budaya. Jadi keseluruhan populasi berjumlah 423 orang.

3. Sampel

Menurut Arifin (2011:215), Mengunkapkan bahwa “sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti atau dapat juga dikatakana bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini”.

Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto (2010:112) adalah : “ Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 10-25% atau lebih.

Mengingat populasi yang besar, berdasarkan teori di atas maka sampel penelitian digunakan 10 % dari populasi. Jadi diambil 10% dari 423 orang yang hasilnya adalah 42,3 orang. Dibulatkan menjadi 42 orang siswa namun untuk ketiga orang guru seni budaya tetap dilibatkan karena untuk memperkuat data. Jadi untuk keseluruhan sampel berjumlah 45 orang

Penelitian ini mengambil sampel dengan teknik simple random sampling, teknik ini pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011:120).

(23)

42

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitan adalah suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk mencari kebenaran atau suatu fenomena yang terjadi, yang diperoleh dari data-data yang mendukung serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian ini merupakan pedoman yang akan menjadi acuan seorang peneliti dalam mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, hingga membuat kesimpulan dari data tersebut

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan media video dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung, maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Jenis metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif jenis survey dengan pendekatan kuantitatif. Menurut sugiyono (2011:14) mengungkapkan bahwa “ metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu….”. Menurut Arifin (2011:41) menyatakan bahwa “ Penelitian deskriptif adalah penelititan yang digunakan untuk menggambarkan (to describe), menjelaskan, dan menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya maupun anlasis hubungan antara berbagai variable dalam suatu fenomena”.

(24)

disimpulkan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner untuk pengumpulan data.

Meskipun penilitian ini hanya satu objek namun penelitian ini menggunakan deskriptif jenis survey karena didasari oleh pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan instrumen angket sebagai instrumen utama, wawancara dan dokumentasi sebagai intrumen tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat data. Pemilihan metode deskriptif jenis survey dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk membantu peneliti dalam mengkaji serta mendeksripsikan mengenai penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian in hanya terdapat satu variable, yaitu penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung. Dalam Langkah penelitian ini tidak ada pengontrolan variable, penelitian ini dilakukan secara alamiah tanpa ada treatment dari peneliti, pengumpulan data dilakukan dengan instrument yang telah disusun dan diterapkan, lalu dilakukan analisis data secara statistik.

C. Definisi Operasional

Pada penelitian ini agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkan definisi oprasional dari variable penelitian, yaitu :

1. Penggunaan Video

(25)

44

kendala dan pendukung media video, respon dari siswa dan kriteria media video yang digunakan.

2. Video Pembelajaran

Video Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis video yang digunakan guru seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung untuk membantu guru dalam proses pembelajaran seni budaya di dalam kelas.

3. Seni Budaya

Mata pelajaran Seni budaya merupakan mata pelajaran yang membahas mengenai karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa melalui aktivitas berkesenian. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial sehingga dapat berperan dalam perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan.

Kebergaman seni yang bermacam-macam menjadi salah satu kesulitan guru dalam menyampaika materi kepada siswa. Upaya yang dilakukan guru selain menggunakan metode yang efektif juga harus memanfaatkan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media video. Media video merupakan salah satu media pembelajaran berbasis video yang dapat membantu guru seni budaya dalam menyampaikan materi ajar yang sulit dipahami bila disampaikan secara langsung kepada siswa.

D. Instrumen Penelitian

(26)

yang diperlukan dalam penelitian . Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2011:148), “instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain:

1. Angket

Dalam penelitian ini, angket sebagai intrumen penelitian utama yang digunakan untuk menjawab permasalahan peneliti antara lain pelaksanaan, respon kriteria tentang penggunaan video pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Seni Budaya melalui sejumlah pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian. Angket yang digunakan adalah bentuk angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban dan setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternative jawaban.

Menurut Riduwan (2012:72), bahwa:

Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (×) atau tanda checklist (√).

Dengan digunakannya angket tertutup ini, responden tidak dapat memberikan jawaban lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternative jawaban. Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan skala likert.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert kategori pilihan genap, yaitu empat pilihan kategori. Menurut Sukardi (2004:147), menyatakan bahwa “untuk menskor skala kategori likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4,3,2,1 untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pertanyaan negative”.

Tabel 3.1

(27)

46

Pernyataan Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

Positif 4 3 2 1

Negatif 4 3 2 1

(Sukardi, 2004:147)

Langkah-langkah mengumpulkan data dengan angket dalam penelitian in adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi kisi angket dengan merumuskan indikator pertanyaan (terlampir dalam lampiran A.2).

b. Menyusun pertanyaan dengan bentuk pertanyaan berstruktur dan jawaban tertutup.

c. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, guna memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan.

d. Jika angket sudah tersusun baik, dilakukan uji coba lapangan agar dapat diketahui kelemahannya.

e. Angket yang telah diujicobakan kemudian diolah untuk melihat apakah terdapat kelemahan untuk selanjutnya direvisi, baik dari segi bahasa atau pertanyaan. Atau dihapus jika pertanyaan lain masih dapat mewakili indikator yang ada.

f. Menggandakan angket sesuai banyaknya responden.

2. Wawancara

(28)

menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Wawancara dapat dilakukan secara terpimpin dan dapat dilakukan melalui tatap muka ( face to face) maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2011:194). Wawancara ini dilakukan langsung kepada Guru Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung untuk melengkapi data mengenai penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran Seni Budaya.

Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data dengan wawancara, adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan wawancara.

b. Membuat kisi-kisi dan pedoman wawancara.

c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan. d. Melaksanakan wawancara.

Untuk lebih jelas format instrumen dokumentasi (terlampir dalam lampiran A.5)

3. Studi Dokumentasi

Instrumen dokumentasi merupakan instrumen tambahan yang digunakan untuk melengkapi data yang belum terjawab dari angket antara lain rancangan penggunaan media video dalam pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 bandung. Menururt Suharsimi Arikunto (2010:274) bahwa, “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatn, transkrip,buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

Dalam penelitian ini Studi dokumentasi digunakan untuk menganlisis atau menjaring data berupa dokumen tertulis lembaga atau dokumen sekolah, serta arsip-arsip lain yang dapat melengkapi penyelesaian masalah penelitian, Adapun tahapan dalam studi dokumetasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

a. Merumuskan tujuan studi dokumentasi

(29)

48

d. Menganalisis, menilai, dan dipadukan dengan indikator penilaian yang telah dibuat.

e. Menyimpulkan hasil dari penilaian studi dokumentasi.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran perencanaan pembelajaran menggunakan media video dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung dan memperkuat data yang diperoleh. Untuk lebih jelas instrumen dokumentasi dapat dilihat (dalam lampiran A.6)

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2010:265) “mengumpulkan data adalah pekerjaan yang penting dalam langkah penelitian, terutama apabila peneliti menggunkana metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.”

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena ada yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil suatu kesimpulan. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka instrument pengumpulan datanya harus baik pula.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut;

(30)

F. Teknik Uji Intrumen

Teknik uji instrument dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrument yang digunkan dalam penelitian memiliki kuallitas yang baik, karena dalam sebuah penelitian sangat berpengaruh terhadap kualitas data dari penelitian tersebut. Hal ini sejalan dengan yang di sebutkan Arikunto (2010 : 228) yang menyatakan bahwa “tujuan ujicoba instrumen yang berhubungan dengan kualitas adalah upaya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas”.

Dalam sebuah instrument penelitian pada umumnya mempunyai dua syarat penting, yaitu validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen itu valid, apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan tinggi reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen tersebut dapat mengukur apa yang dimaksud dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan diantara subjek.

Untuk mendapatakan kesahihan dan keandalan dari instrumen penelitian maka dalam studi deskriptif tentang optimalisasi penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung ini peneliti melakukan uji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas instrument diartikan sebagai keshahihan sebuah instrument. Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa besar kevalidan suatu instrument. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2010:168), “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menangkap data dari variable yang diteliti secara tepat.

a. Validitas Isi

(31)

50

untuk menelaah materi instrumen yang berkaitan dengan optimalisasi penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung terutama menelaah kesesuaian kisi-kisi dengan tujuan penelitian dan butir-butir petanyaan (Seperti yang terlampir dalam lampiran A.4).

b. Validitas Permukaan

Menurut Arifin (2011:246) “validitas permukaan merupakan tipe validitas yang menggunakan kriteria yang sagat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri”. Dengan kata lain validitas ini hanya didasarkan dengan penilaian selintas mengenai instrumen penelitian, apabila isntrumen telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka validitas permukaan dikatakan telah terpenuhi. Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan Uji Keterbacaan.

Uji keterbacaan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden. Melalui uji keterbacaan ini diharapkan dapat mengetahui instrumen yang telah dibuat dapat dipahami oleh responden baik itu struktur bahasa ataupun maksud pernyataan yang diajukan.

Dalam uji keterbacaan ini peneliti menggunakan 3 kriteria penilaian yaitu Baik, Cukup, dan Kurang (data uji keterbacaan terlampir dalam lampiran A.3). Untuk mengidentifikasi kriteria tersebut peneliti melakukan pengolahan data untuk menentukan nilai dari kriteria tersebut. Berikut merupakan hasil dari pengolahan data yang diperoleh untuk menjadi pedoman interpretasi keterbacaan instrumen.

Tabel 3.2

Pedoman interpretasi keterbacaan instrumen.

Persentase Skor Tingkat Keterbacaan

33.33 – 55.55 Kurang

55.56 - 77.78 Cukup

(32)

Dalam pelaksanaan uji keterbacaan peneliti meminta bantuan kepada 10 orang (bukan sampel) untuk menelaah ketatabahasaan dalam instrumen penelitian yang telah dibuat. Untuk hasil perhitungan uji coba keterbacaan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 (terlampir dalam lampiran B.1).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kesimpulan dari 63 item instrumen yang diajukan, 54 item instrumen dinyatakan baik, 9 item instrument yaitu pernyataan nomor 2,15,22,23,25,34,35,41,59 dinyatakan cukup dan tidak ada item instrumen yang dinyatakan kurang. Setiap item instrumen yang dinyatakan cukup dan kurang peneliti memperbaiki redaksi kalimat dari setiap item instrumen tersebut.

c. Validitas konstruk

Setelah Validitas isi (expert judgment) diawal tadi lalu dilanjutkan dengan uji coba instrumen di lapangan kepada responden yang bukan termasuk populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011:183) yang menyatakan “ Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis item atau uji beda.”

Setelah dilakukan Expert Judgment, maka diteruskan dengan uji coba instrumen yang telah disetujui oleh para ahli. Uji validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrument. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu:

Keterangan :

(33)

52

( Arifin : 254 : 2009 ) Dalam pelaksanaannya peneliti menyebarkan instrumen angket uji coba kepada 30 orang responden untuk mengetahui validitas item instumen pada penelitian ini dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus perhitungan ini, peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 untuk menghitung validitas instrumen.

Selanjutnya rhitung diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel pada

taraf signifikansi 5%. Apabila rhitung lebih besar dari pada rtabel maka item

istrumen tersebut dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya jika rhitung lebih

kecil dari pada rtabel maka bisa dikatakan item istrumen tersebut dinyatakan

tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas diperoleh hasil dari 63 item pernyataan instrumen terdapat 51 item pernyataan dinyatakan valid dan 12 item pernyataan yaitu pernyataan nomor 4, 12, 19, 29, 34, 38, 44, 51, 54, 58, 61, 63 yang dinyatakan tidak valid. Untuk lebih jelas hasil perhitungan uji coba terlampir (dalam lampiran B.2 dan B.3)

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, maka setiap item pernyataan yang dinyatakan tidak valid, peneliti tidak akan menggunkan kembali saat penelitian. Alasan peneliti tidak menggunakan kembali item pernyataan tersebut karena masih dapat terwakili oleh item yang lain tanpa menghilangkan indikator yang telah dibuat.

2. Reliabilitas

(34)

dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama bila diujikan pada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda.

Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian reliabilitas internal consistency. Menurut Sugiyono (2011:185), “pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan intrumen tertentu sekali saja, kemudian data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas intrumen. Untuk perhitungan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach’s atau Koefisien Alpha. Menurut Arikunto (2010:196), “rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Teknik atau rumus ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3, dan 1-5, serta 1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap. Kriteria suatu instrumen penelitian ini dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini bila koefisien reliabilitas (r11) >rtabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95%. Adapun nilai

rtabel pada N = 30 dan α =0.05 adalah 0.36.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan Cronchbach’s Alpha adalah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan.

b. Menentukan nilai varians total

(35)

54

[ ] [ ]

Keterangan :

N : Jumlah Sampel

X : Nilai skor yang dipilih : Varians total

: Jumlah varians butir : Jumlah butir pertanyaan

: Koefisien reliabilitas instrument

(Arikunto : 239 : 2010) Dalam pelaksanaannya uji reliabitas yang digunakan dalam penelitan ini menggunakan rumus Cronbach’Alpha. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 16 for windows. Untuk uji reliabilitas variabel X (Persepsi siswa terhadap penerapan sistem kredit semester) dengan menggunakan rumus Cronbach’Alpha yang dibantu dengan menggunakan aplikasi SPSS 16 for windows maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.916 63

Bardasarkan hasil perhitungan diatas, nilai reliabilitas yang didapatkan adalah sebesar 0.916 (data hasil perhitungan uji realibilitas terlampir dalam lampiran B.3). untuk melihat apakah instrumen tersebut dinyatakan reliable atau tidak, maka nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan α = 0.05 dan

N=30 adalah 0.361. apabila hasil rhitung > rtabel maka instrumen penelitian dapat

dinyatakan reliabel, oleh karena itu hasil perhitungan menunjukan rhitug (0.916)

(36)

video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung) dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

G. Teknik Analisi Data

Setelah melakukan penelitian di lapangan dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data. Data yang telah dikumpulkan merupakan data yang masih bersifat mentah karena data yang diperoleh masih berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek penelitian.

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan metode penelitian, maka dalam penelitian ini penyusunan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Analisis Interpretasi Kualitas RPP

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yang didapat dari instrument studi dokumentasi terhadap RPP dengan menilai kesesuaian RPP mulai dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Media/Sumber belajar, Skenario pembelajaran, sampai Penilaian. Data tersebut perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Untuk mengolah RPP mata pelajaran Seni Budaya yang telah diteliti oleh peneliti dan guru mata pelajaran Seni Budaya, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis RPP. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Skor = x 100 Keterangan

o n = Nilai yang diperoleh

o N = Jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal) o Rata-rata = Jumlah seluruh data = n

Bsssanyak data

(37)

56

Setelah nilai RPP diketahui, kemudian untuk melihat interpretasi data tersebut digunakan kriteria Interpretasi Kualitas RPP menurut Wardani (2007:43) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Interpretasi Kualitas RPP

NO Nilai Keterangan

1 96-100 Sangat Baik

2 91-95 Baik

3 86-90 Sedang

4 81-85 Kurang

5 80 Sangat Kurang

( Wardani, 2007:43)

2. Analisis Hasil Data Angket

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yang didapat dari instrument angket sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik hitung statistik deskriptif dan tidak menggunakan statistik inferensial karena tidak ada hipotesis.

Penelitian ini tidak terdapat hipotesis maka tidak terdapat uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah prensentase dari data yang diperoleh.

Presentase untuk setiap kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan cara membagi Nilai skor total dengan nilai indeks maksimum, kemudian dikalikan dengan 100& atau dengan rumusan sebagai berikut:

P =

x 100%

(Sudjana & Ibrahim, 2004 : 129)

(38)

P : Presentase

Nilai Indeks Maksimum : Skor tertinggi X Jumlah item soal X Jumlah responden

Setelah selesai melakukan perhitungan data, selanjutnya dirumuskan kriteria interpretasi skornya. Adapun Kriteria Interpretsi Skor menurut Riduwan (2012:89), sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Interpretasi Skor Angket

SKOR KATEGORI

0% - 20% Sangat Kurang Baik 21% - 40% Kurang Baik 41% - 60% Cukup Baik 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat baik

( Riduwan, 2012:89)

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan prosedur penelitian pada umumnya, penelitian ini dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pembuatan laporan. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada prosedur yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:22), yaitu pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian. Untuk tahapan rancangan penelitian tertuang dalam Kisi-kisi Instrumen penelitian yang (terlampir dalam lampiran A.1)

1. Tahap Perencanaan

a. Memilih Masalah dan Studi Pendahuluan

(39)

58 b. Merumuskan Masalah

Selanjutnya peneliti melakukan perumusan masalah penelitian. Merumuskan masalah ini, dengan melakukan perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditentukan.

c. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian

Dalam tahapan penyusunan rancangan penelitian, peneliti memilih metode dan pendekatan penelitian yang akan digunakan.

d. Menentukan Variabel

Setelah merumuskan masalah maka akan didapat variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yaitu optimalisasi penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung.

e. Menentukan dan Menyusun Instrumen

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa hal,yaitu:

1) Menyusun kisi-kisi instrument sebagai acuan dalam pembuatan instrument.

2) Penyusunan angket dan pedoman wawancara. 3) Expert Judgment.

4) Melakukan ujicoba angket untuk melihat Validitas dan realibilitas dari angket yang digunakan dalam penelitian.

5) Melakukan revisi dari angket yang telah diujicobakan.

2. Tahap Penelitian

a. Mengumpulkan data

Peneliti mengumpulkan data sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Penelti mengumpulkan data dari instrument yang telah disebarkan kepada responden.

b. Melakukan analisis data

(40)

c. Menarik Kesimpulan

Setelah semua data dianalisis, kemudian peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh.

3. Tahap Laporan

(41)

116

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang terdapat pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan bahwa optimalisasi penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung sudah termasuk dalam kategori cukup baik. Banyak perubahan ke arah yang lebih baik setelah penggunaan media video, selain itu pembelajaran seni budaya menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari RPP yang diteliti perancangan pembelajaran dengan menggunakan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung diawali dengan identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, perumusan butir-butir materi, perumusan alat pengukur keberhasilan, dan tes. Didalam pemilihan media pembelajaran berbasis video tersebut didalam perencanaannya masih belum dilengkapi dengan GBPM, penulisan naskah media , dan storyboard sesuai sistematika perencanaan media yang baik. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media video dalam mata

(42)

media video tersebut banyak perubaan kearah yang lebih baik dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Dalam penggunaan media video dalam mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 29 Bandung terdapat beberapa kendala dalam penggunaannya seperti: (1) sarana yanng dimiliki oleh SMP Negeri 29 Bandung dalam menunjang pembelajaran masih terbilang kurang, (2) Waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran menggunakan media video juga menjadi kendala mengingat durasi video yang disampaikan melebihi alokasi waktu yang ada terutama bila disampaikan dengan cara perbagian. (3) Selain itu perbedaan karakteristik siswa yang beragam di SMP Negeri 29 bandung juga menjadi kendala guru dalam penyampaian menggunakan media video karena guru harus memberikan pemahaman kepada siswa sampai mereka mengerti. (4) Kesiapan guru yang belum maksimal dalam penggunaan media video terutama dalam pengembangannya. Kendala-Kendala ini dapat diakibatkan oleh perencanaan pengembangan media yang kurang baik, karena fakta dilapangan menunjukan bahwa guru-guru seni budaya di SMP Negeri 29 bandung belum melaksanakan sistematika perencanaan media dengan baik masih terdapat tahapan-tahapan yang tidak dilakukan oleh guru-guru seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung dalam perencanaan pengembangan media.

(43)

118

5. Respon siswa terhadap pemanfaatan media video dalam mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung sudah baik. Kesimpulan ini didapat dari perubahan ke arah yang lebih baik dari siswa setelah penggunaan media video pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya seperti siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang disampaikan, siswa bisa lebih fokus kepada materi yang disampaikan selama proses pembelajaran, dan siswa lebih termotivasi lagi untuk belajaran seni budaya.

6. Kriteria media video pemebelajaran yang diterapkan dalam mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung sudah memenuhi kriteria video yang cukup baik. Karena dalam video-video pembelajaran yang disampaikan sudah hampir memenuhi aspek aspek kriteri video yang baik seperti (1) materi yang dipilih memang cocok dengan penggunaan media video, (2) Durasi video yang disampaikan rata-rata berkisar tidak lebih dari 20-40 menit masih dalam tahapan dimana konsentrasi manusia masih baik, (3) Namun dalam format sajian yang terdapat dalam video masih perlu ada yang diperbaiki bila melihat objek dari penayangan video tersebut karena msih ada tayangan yang tidak sesuai dengan umur anak SMP, (4) kualitas teknis video yang adapun sudah cukup baik karena video yang digunakan rata-rata di ambil dari video-video yang sudah ada yang dibuat oleh profesional, (5) dan yang terakhir dalam video-video pembelajaran yang disampaikan terdapat sound efect untuk memperjelas materi materi yang disampaikan.

(44)

yang digunakan bersifat penialaian acuan normatif berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta dalam mencapai dan meningkatkan kompetensi pada pembelajaran seni budaya yang diikutinya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, optimalisasi penggunaan media video dalam pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 29 Bandung sudah tergolong cukup baik, bila dilihat dari perencanaan, respon siswa, kriteria video yang digunakan, dan evaluasi. Namun terdapat juga kekurangan-kekurangan dalam pengoptimalisasian penggunaan media tersebut. Oleh karena itu penulis mencoba mengemukakan saran, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala sekolah

Dari hasil penelitian di SMP Negeri 29 Bandung didapati kurangnya sarana untuk menunjang pembelajaran menggunakan media video. Diharapkan kepada kepala skolah untuk dapat memfasilitasi guru-guru dalam proses pembelajaran dengan melengkapi sarana pembelajaran yang terdapat di SMP Negeri 29 Bandung, agar guru-guru dapat lebih maksimal dalam melakukan proses pembelajaran yang lebih baik lagi.

2. Bagi guru

(45)

120

perumusan alat pengukur keberhasilan, GBPM, Penulisan naskah, dan tes uji coba. Hal tersebut dilakukan untuk meminmalisir kesalahan pemilihan media pembelajaran sehingga tidak akan ditemukan kendala lagi dalam penggunaan media yang dipilih dan tujuan pembelajranpun dapat dicapai dengan baik.

3. Bagi siswa

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media video mendapatkan respon yang baik dari siswa. Diharapkan dengan pemanfaatan media video tersebut siswa harus lebih aktif dan bersunguh-sungguh dalam belajar, juga diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar. Karena keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh siswa itu sendiri. 4. Jurusan Kurikulum

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan media pembelajaran. Kompetensi dari jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yaitu sebagai pengembang kurikulum, perancang media pembelajaran, perancang pembelajaran diharapkan mampu mengkombinasikan dan membuat inovasi dari disiplin ilmu tersebut sehingga dapat lebih mendukung prinsip dari penggunaan media pembelajran.

5. Peneliti selanjutnya

(46)
(47)

121

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1987). Penelitian kependidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Anderson, R.H.1987. Pemilihan dan Pengembangan media Video Pembelajaran. Jakarta : Grafindo Pers.

Arifin, Z. (2009 a). Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arifin, Z. (2011 b). Penelitian Pendidikan dan Paradigma Baru Bandung : PT Remaja Rosdakrya.

Arsyad, A (2011). Media Pembelajran. Jakarta: Raja Grafindo

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ayu, N. (2013). Teknologi Informasi Menurut Para Ahli. [online] .Tersedia: http://dindadindi9.blogspot.com/2013/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html. [01 agustus 2014].

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Hamalik, O. (1994 a). Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hamalik, O. (2004 b). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Janna, U, M. (2014). Definisi Bahan Ajar [Online]. Tersedia :

http://umibelajar.blogspot.com/2014/05/defenisi-bahan-ajar.html. [24 Agustus 2014]

(48)

Multazam, A. (2013). Kemampuan Awal dan Karakteristik [online]. Tersedia: http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/10/kemampuan-awal-dan-karakteristik.html. [24 agustus 2014].

Maman. (2013). Pengertian Fungsi Dan Kedudukan Bahan [online]. Tersedia:

http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/10/pengertian-fungsi-dan-kedudukan-bahan.html. [26 agustus 2014].

Munadi, Y. (2010). Media Pembelajarn, Sebuah Pendekatan baru. Ciputat: Gaung Persada Press.

Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Nova, S. (2011). Pemanfaatan Media Video Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi. Tidak diterbitkan, UPI.

Prasetyo, B, dkk. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Purnama, E dkk. (2014). Buku Guru Seni Budaya SMP/MTs [online]. Tersedia : http://bse.kemendikbud.go.id. [01 agustus 2014].

Republik Indonesia. Peraturan Mentri Pendidikan Indonesia Repubulik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Republik Indonesia. Peraturan Mentri Pendidikan Indonesia Repubulik Indonesia Nomor 103 Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

(49)

123

Riyana, C. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video [Online]. Tersedia di http://kurtek.upi.edu/media/sources/PEDOMAN%20mediavideo.pdf. [2 Agustus 2014].

Rusman. (2009). Teknologi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana, N. (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, N, dan Rifa’i, A. (2007). Media Pendidikan, Bandung: Sinar Baru

Algensido

Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugeng, Mas. (2013). Pengertian Guru [Online]. Tersedia: http://segaladefinisi.blogspot.com/2014/11/pengertian-guru.html. [01 agustus 2014]

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Askara. Susilana, R dan Riyana, C. (2008 a). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

Susilana, R dan Riyana, C. (2008 b). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

(50)

http://eprints.walisongo.ac.id/137/1/Taufiq_Tesis_Sinopsis.pdf. [4 agustus 2014]

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Widya. (2011). Media Video Pembelajaran [online] .Tersedia : http://widyareinventing.blogspot.com/2011/12/media-video-

pembelajaran.html. [26 agustus 2014].

Gambar

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Tabel 3.5

Referensi

Dokumen terkait

Nor Huda bahwa islamisasi di Indonesia terjadi melalui proses yang sangat pelik dan panjang. Penerimaan penduduk pribumi terhadap Islam secara bertahap

Tabel 1.. Nilai Semester Ganjil Kelas Penelitian Kelas VIIIC MTs. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengatasi masalah yang kompleks

Demikian kami sampaikan agar menjadi bahan pertimbangan dalam proses pendaftaran pakan ikan. Atas perhatian dan kerjasamannya diucapkan terima kasih.. Kepala Dinas Kelautan

Penetapan Kadar Levofloxacin Dalam Sediaan Farmasi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.. Electronic Theses & Dissertations Universitasa

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa bahan baku pakan yang digunakan untuk penyusunan formula pakan ikan sebagaimana tercantum dalam Form B tidak tercemari (terkontaminasi) oleh

Proofil kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran sistem pencernaan menggunakan praktikum dan diskusi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Surat Asli Keterangan Domisili Perusahaan dari Kelurahan dan Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan.. Fotokopi IMB dan HO