• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN BANK INDONESIA PADA MASA KRISIS EKONOMI TAHUN 1997 - 2000.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN BANK INDONESIA PADA MASA KRISIS EKONOMI TAHUN 1997 - 2000."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh Ivo Fauziah

0901152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Ivo Fauziah

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ivo Fauziah

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Ivo Fauziah , 2014

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Metode dan Teknik Penelitian ... 6

1.5.1 Metode Penelitian ... ... 6

1.5.2 Teknik Penelitian ... 8

1.6 Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Mengenai Bank Indonesia ... 10

2.1.1 Pengertian Bank ... 10

2.1.2 Sejarah Berdirinya Bank ... 13

2.1.3 Sejarah Berdirinya Bank Indonesia ... 15

2.2 Kajian Mengenai Krisis Ekonomi ... 18

2.2.1 Karakteristik Krisis ... 18

2.2.2 Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Bank Indonesia ... 21

2.3 Kajian Teori Monetarisme dan Laissez Faire Passer ... 24

2.3.1 Monetarisme Landasan Kebijakan Moneter Bank Indonesia . 24 2.3.1.1 Perkembangan Kebijakan Moneter di Indonesia... 27

2.3.2 Teori Laissez Faire Passer Terhadap Perkembangan Perbankan di Indonesia ... 30

2.4 Penelitian Terdahulu ... 35

... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian ... 39

3.1.1 Pemilihan Topik Penelitian ... 40

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 40

3.1.3 Mengurus Perijinan Penelitian ... 41

3.1.4 Proses Bimbingan Konsultasi ... 41

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 42

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 42

(5)

Ivo Fauziah , 2014

3.2.2.1 Kritik eksternal ... 45

3.2.2.2 Kritik Internal... 47

3.2.3 Penafsiran Sumber (Interprestasi) ... 49

3.2.4 Penulisan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 50

BAB IV PERAN BANK INDONESIA DALAM MENANGANI KRISIS EKONOMI TAHUN 1997- 2000 4.1 Krisis Ekonomi Indonesia Periode 1997/1998 ... 52

4.1.1 Kondisi Sosial Politik Indonesia 1997-1999 ... 52

4.1.2 Penyebab Krisis Ekonomi 1997/1998 ... 60

4.1.2.1 faktor internal ... 64

4.1.2.2 faktor eksternal ... 72

4.2 Kondisi Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi 1997/ 1998 .... 77

4.2.1 Kedudukan dan Tugas Bank Indonesia ... 77

4.2.2 Pergantian Kepemimpinan Bank Indonesia ... 81

4.3 Kebijakan Bank Indonesia dalam Menangani Krisis Ekonomi ... 84

4.3.1 Kebijakan Moneter Bank Indonesia Pada Awal Krisis ... 85

4.3.2 Program Kebijakan Bank Indonesia dalam Mengatasi Kesulitan Likuiditas Bank ... 90

4.4 Independensi Bank Indonesia ... 96

4.4.1 Latar Belakang Pembentukan Bank Sentral yang Independen 96 4.4.2 Bank Indonesia Menjadi Bank Sentral yang Independen ... 103

4.4.2.1 Kedudukan dan Status Bank Indonesia ... 103

4.4.2.2 Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia... 108

4.4.3 Pengaruh Independensi Terhadap Kredibilitas Bank Indonesia110 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... .. 115

5.2. Saran... . 117

5.2.1 Untuk Dunia Pendidikan ... 117

5.2.2 Untuk Penelitian Selanjutnya ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

Ivo Fauziah , 2014

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Hasil Pemilu 1997 ... 54

Tabel 4.2 Hasil Pemilu 1999 ... 59

Tabel 4.3 Kondisi Perekonomian Indonesia Tahun 1996-1999 ... 61

(7)

Ivo Fauziah , 2014

DAFTAR GAMBAR

Hal.

(8)

Ivo Fauziah , 2014

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Peranan Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi Tahun 1997–2000”. Adapun tujuan penelitian ini ditujukan untuk: (1) Menganalisis penyebab-penyebab krisis ekonomi tahun 1997/1998 di Indonesia. (2) Mendeskripsikan kondisi Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi tahun 1997-2000. (3) Mendeskripsikan upaya pemulihan ekonomi Indonesia melalui kebijakan Bank Indonesia salah satunya yaitu dengan cara rekapitalisasi bank-bank mencakup bank-bank-bank-bank yang viable untuk dapat menjadi sehat, penutupan bagi bank-bank yang diperkirakan tidak akan mampu bertahan. (4) Mendeskripsikan pengaruh independensi terhadap kredibilitas dan reputasi Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi tahun 1997/1998. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis, yaitu meliputi pengunpulan sumber, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Untuk lebih memahami permasalahan yang dikaji, maka penulis menggunakan beberapa konsep yang relevan melalui pendekatan ilmu sosial yang lain seperti ekonomi dan politik untuk memperdalam analisis fakta. Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukkan bahwakrisis yang terjadi pada awal tahun 1997 berasal dari faktor internal dan eksternal, selain dari kondisi politik yang tidak stabil. Faktor internal yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi 1997 yaitu besarnya pinjaman perusahaan jangka pendek dalam mata uang asing (dollar) tanpa ada perlindungan. Kedua lemahnya sistem perbankan di Indonesia dan ketiga lemahnya sektor riil. Sementara faktor eksternal, disebabkan

oleh pertumbuhanekonomiyang

(9)

Ivo Fauziah , 2014 PERANAN BANK INDONESIA

ABSTRACT

(10)
(11)

Ivo Fauziah , 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk

mencapai kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan distribusi pendapatan yang merata. Hal ini bertolak belakang dengan keadaan

Indonesia pada tahun 1997/1998 dimana krisis yang pada awalnya hanyalah krisis

nilai tukar kemudian berkembang menjadi krisis perbankan, hingga menjalar

menjadi krisis sosial dan politik yang berakibat besar bagi kehidupan bangsa

Indonesia. Tingginya laju inflasi pada waktu itu menyebabkan menurunnya daya

beli masyarakat, khususnya golongan berpendapatan rendah. Hal ini sesuai

dengan teori Keynes (Alvin, 1964) bahwa jumlah uang menjadi suatu faktor yang

penting dalam menentukan jumlah pengeluaran, perubahan jumlah uang dapat

mempengaruhi tingkat bunga, dan fungsi konsumsi. Jadi, jumlah uang

menimbulkan perubahan dalam permintaan seluruhnya.

Di awal pemerintahan, Soeharto berusaha keras membenahi ekonomi

Indonesia yang terpuruk, dan berhasil untuk beberapa lama. Untuk menekan

inflasi yang begitu tinggi, Soeharto membuat kebijakan yang berbeda jauh dengan

kebijakan Soekarno, pendahulunya. Hal ini dilakukan dengan menertibkan

anggaran, menertibkan sektor perbankan, dan mengembalikan ekonomi pasar.

Suatu sistem ekonomi pasar bebas menjadikan setiap orang bebas untuk bertindak

melakukan yang terbaik bagi dirinya di mana sistem devisa yang terlalu bebas

tanpa adanya pengawasan yang ketat, memungkinkan arus modal mengalir keluar

masuk secara bebas. Hal ini membuka peluang yang sangat besar kepada setiap

orang untuk melibatkan dirinya di pasar valas. Masyarakat bebas membuka

rekening valas di dalam negeri atau diluar negeri. Valas bebas diperdagangkan di

dalam negeri, sementara rupiah juga bebas diperdagangkan di pusat-pusat

keuangan di luar negeri. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya

(12)

AS (Tarmidi, 2003: 4). Selain itu, faktor penyebab terjadinya krisis adalah karena

lemahnya sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan

tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah

perbankan dalam negeri. Dalam hal ini pengawasan dari pemerintah tidak efektif

dan tidak mampu mengikuti cepatnya pertumbuhan sektor perbankan, di mana

penegakan hukum terhadap bank-bank yang melanggar ketentuan, khususnya

dalam kasus peminjaman kepada kelompok bisnisnya sendiri, konsentrasi

pinjaman pada pihak tertentu, dan pelanggaran kriteria layak kredit. Pada waktu

yang bersamaan banyak sekali bank yang sesunguhnya tidak bermodal cukup atau

kekurangan modal, tetapi tetap dibiarkan beroperasi. Semua ini berarti, ketika

nilai rupiah mulai terdepresiasi, sistem perbankan tidak mampu menempatkan

dirinya sebagai pengendali, tetapi justru menjadi korban langsung akibat

neracanya yang tidak sehat.

Mengenai hal tersebut ada beberapa hal penting yang dapat dilihat dari

perekonomian Indonesia tahun 1997-2000. Pertama, penyebab krisis Asia dapat

dibedakan menjadi dua kelompok (1) kelompok yang mengatakan bahwa krisis

disebabkan oleh faktor eksternal yaitu perubahan sentimen pasar uang secara

cepat yang menimbulkan kepanikan finansial. Selanjutnya kepanikan finansial ini

melalui proses penularan menjadi krisis. (2) kelompok yang mengatakan bahwa

krisis timbul karena adanya kelemahan struktur di dalam perekonomian nasional,

dalam sistem keuangan atau perbankan dan praktik kapitalisme kroni atau ersatz.

Professor Stephan Haggard (Djiwandono, 2001: 10) menamakan kelompok

pertama sebagai internationalists, sedangkan kelompok kedua sebagai

fundamentalists, selain itu diidentifikasikan juga kelompok ketiga new fundamentalists yaitu yang melihat pengaturan dan masalah struktur pada sektor

finansial sebagai penyebab krisis.

Pada kasus Indonesia merupakan kombinasi dua unsur yang terjadi

secara bersamaan, di mana unsur eksternal berupa kepanikan keuangan dan

lemahnya ekonomi nasional baik sektor perbankan maupun riil. Kedua faktor

(13)

Ivo Fauziah , 2014

perekonomian nasional yang lemah sangat mudah terkena dampak negatif

sehingga gejolak yang terjadi dalam waktu yang singkat berubah menjadi krisis.

Kedua, Sejak berlangsungnya krisis nilai tukar pada pertengahan tahun

1997 yang diikuti oleh krisis ekonomi terburuk dalam sejarah pembangunan

ekonomi Indonesia, hingga awal tahun 1999 sistem perbankan semakin terpuruk

parah. Posisi keuangan dan likuiditas perbankan nasional terus memburuk

meskipun kecenderungan pelarian simpanan (deposit-runs) oleh masyarakat telah

jauh berkurang bila dibandingkan dengan periode awal tahun 1998. Akibat

besarnya mismatch yang dialami perbankan nasional, baik dari segi jangka waktu

utang (maturity mismatch) dan mata uang (currrency mismatch), beban bunga dan

utang luar negeri mendadak menggelembung ketika rupiah menjadi sangat

melemah. Selain itu, kredit bermasalah terus membengkak yang diperkirakan

dapat mencapai lebih dari 70% total kredit perbankan akibat suku bunga yang

naik tajam dan stagnasi kegiatan ekonomi (Alamsyah, 2000:122).

Krisis perbankan ini menyebabkan masyarakat enggan untuk menabung

karena nilai mata uang semakin menurun. Bila orang enggan menabung, dunia

usaha dan investasi akan sulit berkembang, karena untuk berkembang dunia usaha

membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat. Kondisi

perbankan kemudian menjadi rawan setelah munculnya penarikan simpanan dan

pemindahan dana dari bank yang lemah ke bank yang kuat secara besar-besaran

akibat semakin merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

Menurut teori klasik bahwa tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga

dimana pergerakan tingkat bunga pada perekonomian akan mempengaruhi

tabungan (saving) yang terjadi, hal ini berarti keinginan masyarakat untuk

menabung sangat tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga

semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung, sementara investasi

merupakan fungsi tingkat bunga semakin tinggi tingkat bunga semakin kecil

keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi karena keuntungan yang

diharapkan dari investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga (Nasution, 1998).

(14)

negeri yang tinggi untuk menahan pelarian dana ke luar negeri dan agar

masyarakat mau mendepositokan dananya dalam rupiah. Akan tetapi, suku bunga

rupiah yang tinggi pada waktu itu mengakibatkan pinjaman dalam rupiah menjadi

relatif mahal dan pinjaman dalam mata uang asing menjadi relatif murah.

Keadaan ini menguntungkan para pengusaha karena memberi rasa aman dan terus

meminjam dari luar negeri dalam jumlah yang semakin besar.

Ketiga, keadaan Bank Indonesia yang tidak independen menempatkan

Bank Indonesia menjadi subordinat dari pemerintah. Kebijakan-kebijakan Bank

Indonesia merupakan bagian dan pelaksanaan dari kebijakan pemerintah.

Pengalaman pertama adalah pada waktu pemerintahan Soekarno, di mana

pimpinan Bank Indonesia adalah menteri urusan Bank Sentral, yang secara

struktural harus melaksanakan program-program pemerintah. Pada waktu

pemerintaah memerlukan dana yang besar untuk menutup anggaran yang defisit,

Bank Indonesia harus mencetak uang untuk itu dalam jumlah yang sangat besar,

dan akibatnya terjadi inflasi. Pengalaman yang kedua pada tahun 1970-an terjadi

krisis minyak yang menyebabkan pendapatan dari sektor migas merosot. Pada

saat yang sama pertamina sebagai perusahaan negara mengalami masalah berat

karena utang-utangnya yang besar kepada kreditor luar negeri. Perusahaan ini

akhirnya memang tidak dapat menyelesaikan kewajibannya dan pemerintah

meminta Bank Indonesia untuk membantunya (Rachbini, 2000: 5).

McKinnon dan Eddward S. Shaw menggambarkan masalah tertekannya

sektor keuangan di kebanyakan negara berkembang. Kondisi ini disebut sebagai

repressed finance, di mana perbankan dan bank sentral yang ada di suatu negara

diperlakukan sebagai bagian dari pelaksanaan sistem ekonomi yang serba

dicampur tangani oleh pemerintah. Tingkat suku bunga pinjaman ditekan untuk

kepentingan pembiayaan kegiatan pembangunan, pengeluaran pemerintah yang

lebih besar dari penerimaan pajak dibiayai bank sentral dengan mencetak uang.

Tingkat inflasi yang tinggi, sebagai implikasinya, berhadapan dengan suku bunga

deposito perbankan yang dibatasi pula sehingga tabungan melalui perbankan tidak

(15)

Ivo Fauziah , 2014

McKinnon menunjukkan perlunya negara-negara berkembang keluar dari susana

tertekan dalam sektor keuangan dengan langkah-langkah liberalisasi keuangan

(Djiwandono, 2001: 272).

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan yang akan dibahas sebagai kajian dalam proposal ini.

Permasalahan pokok dalam penulisan ini adalah “Bagaimana pemulihan perekonomian Indonesia oleh Bank Indonesia pada krisis ekonomi periode 1997-

2000?”. Untuk mengarahkan ruang lingkup penelitian maka peneliti membuat

rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997/1998?

2. Bagaimana kondisi Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi tahun

1997-2000?

3. Bagaimana upaya pemulihan ekonomi Indonesia melalui kebijakan Bank

Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh independensi terhadap kredibilitas dan reputasi Bank

Indonesia pada masa krisis ekonomi 1997/1998?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas

maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis penyebab-penyebab krisis ekonomi tahun 1997/1998 di

Indonesia.

2. Mendeskripsikan kondisi Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi tahun

1997- 2000.

3. Mendeskripsikan upaya pemulihan ekonomi Indonesia melalui kebijakan

Bank Indonesia salah satunya yaitu dengan cara rekapitalisasi bank-bank

mencakup bank-bank yang viable untuk dapat menjadi sehat, penutupan

(16)

4. Mendeskripsikan pengaruh independensi terhadap kredibilitas dan reputasi

Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi tahun 1997/1998.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas

maka manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat bagaimana peranan Bank Indonesia terhadap stabilisasi krisis

ekonomi tahun 1997-2000.

2. Memperkaya pembelajaran di sekolah pada KI/KD kelas XII semester I

mengenai proses jatuhnya pemerintah Orde Baru dan terjadinya reformasi

dimana ada keterhubungan antara krisis politik, ekonomi, dan sosial.

3. Bagi Jurusan Pendidikan Sejarah, karya ilmiah ini bisa dijadikan sumber

rujukan atau referensi bagi pengembangan penelitian selanjutnya di

Jurusan Pendidikan Sejarah UPI.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis atau

metode sejarah. Metode historis adalah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran

masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan

bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah

(Ismaun, 2005: 34). Teknik penulisan berasal dari sumber literatur berupa artikel,

buku, jurnal yang relevan dengan tema.

Adapun langkah-langkah penelitian sebagaimana yang telah digambarkan

oleh Sjamsuddin (2007:17) adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menemukan, dan

mengumpulkan data serta fakta. Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan

beberapa sumber dan data yang relevan, baik sumber primer maupun sekunder

(17)

Ivo Fauziah , 2014

sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber tertulis.

Sumber tertulis yang berhubungan dengan peranan Bank Indonesia pada masa

krisis ekonomi tahun 1997-2000 yang terdiri dari buku, arsip, artikel, jurnal, dan

makalah.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber, yaitu menganalisis secara kritis sumber-sumber yang telah

diperoleh dengan menyelidiki serta menilai apakah sumber-sumber yang telah

terkumpul sesuai dengan masalah penelitian baik isi maupun bentuknya. Semua

sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internal sehingga diperoleh fakta-fakta

yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut asli atau

tiruan dan relevan atau tidak dengan permasalahan yang penulis kaji sehingga

dapat diperoleh fakta sejarah yang otentik.

3. Interpretasi

Tahap selanjutnya adalah interpretasi dimana penulis mencoba menafsirkan

fakta-fakta sejarah yang telah terkumpul dan melalui proses kritik sumber dengan

merujuk beberapa referensi sehingga didapatkan gambaran yang menjadi kajian

penulis yaitu mengenai Peranan Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi

Tahun 1997-2000. Adapun pendekatan yang digunakan untuk menganalisis fakta

yang diperoleh digunakan pendekatan interdisipliner, dengan menggunakan

beberapa disiplin ilmu seperti kajian sejarah, politik, ekonomi dan sosial budaya

yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

4. Historiografi

Tahap akhir dari metode penelitian sejarah. Pada tahap ini penulis setelah

melalui proses pengumpulan sumber, kritis dan analisis menghasilkan suatu

sintesis dari seluruh hasil penelitian sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh

berbentuk skripsi dengan judul Peranan Bank Indonesia Pada Masa Krisis

(18)

1.5.2 Teknik Penelitian

Dalam upaya mengumpulkan data informasi yang digunakan penelitian

ini yaitu melalui studi pustaka, dan studi dokumenter.

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan (studi literatur), yaitu dengan meneliti dan mempelajari

sumber-sumber tertulis, baik berupa buku-buku, majalah, artikel yang relevan

dengan permesalahan yang dikaji.

2. Studi dokumentasi,

Studi dokumentasi yaitu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber

berupa gambar, benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian atau data-data lainnya yang dianggap

penting.

1.6 STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang

penelitian yang menjadi alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai Peranan Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi Tahun 1997-2000.

Untuk memperinci dan membatasi permasalahan agar tidak melebar maka

dicantumkan perumusan dan batasan masalah sehingga permasalahan dapat dikaji

dalam penulisan skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat tentang

metode dan teknik penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, juga struktur

organisasi yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi.

BAB II Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang berbagai landasan teoritis

(19)

Ivo Fauziah , 2014

permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai Peranan Bank Indonesia Pada

Masa Krisis Ekonomi Tahun 1997-2000.

BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai

serangkaian kegiatan dan cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian

guna mendapatkan sumber yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji

oleh penulis. Diantaranya Heuristik yaitu proses pengumpulan sumber-sumber

yang dibutuhkan dalam penulisan skirpsi ini. Setelah Heuristik dilakukan tahap

selanjutnya adalah kritik yaitu pengolahan data-data yang didapatkan dari proses

heuristik sehingga data yang diperoleh adalah data yang reliable dan otentik.

Langkah selanjutnya adalah tahap interpretasi dimana peneliti melakukan

penafsiran terhadap data-data yang telah disaring. Tahap akhir dalam penelitian

adalah historiografi, yaitu penyajian penelitian dalam bentuk tulisan yang relevan

dan ilmiah dengan permasalahan yang dikaji.

BAB IV Peranan Bank Indonesia Dalam Upaya Menangani Krisis

Ekonomi Tahun 1997-2000. Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian

yang telah dilakukan. Dalam bab ini penulis memaparkan semua hasil penelitian

dalam bentuk uraian deskriptif yang ditujukan agar semua keterangan yang

diperoleh dari bab pembahasan ini dapat dijelaskan secara rinci. Adapun

pemaparan dalam bagian ini akan dijelaskan diantaranya Pertama, mengenai

penyebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1997/1998 di Indonesia. Pembahasan

kedua mengenai kondisi Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi tahun

1997-2000. Pembahasan ketiga akan menguraikan tentang upaya pemulihan ekonomi

Indonesia melalui kebijakan Bank Indonesia. Pembahasan keempat membahas

pengaruh independensi terhadap kredibilitas dan reputasi Bank Indonesia pada

masa krisis ekonomi tahun 1997/1998.

BAB V Kesimpulan. Dalam Bab ini memaparkan beberapa kesimpulan

sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan serta berbagai inti dari pembahasan

pada bab-bab sebelumnya dan menguraikan hasil temuan penulis tentang

(20)
(21)

Ivo Fauziah , 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan pemaparan mengenai metodologi penelitian yang

digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan

penulisan skripsi ini. Metode penelitian adalah suatu prosedur, proses atau teknik

yang sistematis dalam suatu penyelidikan suatu disisplin ilmu tertentu untuk

mendapatkan objek yang diteliti (Sjamsuddin, 2007: 13). Sedangkan menurut

Gilbert J. Garraghan (Abdurrahman, 2007: 53) metode penelitian sejarah adalah

seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber

sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari

hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul Peranan

Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi Tahun 1997-2000 adalah metode

historis dengan menggunakan studi kepustakaaan dan studi dokumentasi.

Metode historis adalah rekosntruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau

peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan

data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah (Ismaun, 2005: 34).

Sementara itu, menurut Gottschalk (Herlina, 2011: 2) metode sejarah proses

menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.

Dari definisi tersebut dapat berarti bahwa penelitian sejarah merupakan

suatu metode yang tepat digunakan untuk mengkaji suatu peristiwa secara

empirik, deskriptif dan analisis. Dalam hal ini penulisan sejarah tidak hanya

mengungkapkan suatu peristiwa secara kronologis melainkan juga harus melalui

proses analisis. Seperti yang dikatakan Sjamsuddin (2007: 156):

“Seorang sejarawan ketika sampai kepada penulisan ia tidak hanya

menggunakan teknis penggunaan catatan-catatan saja tapi ia juga harus menggunakan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan sintesis dari seluruh hasil penelitiannya dalam suatu penulisan yang utuh yanng disebut historiografi”.

Peneliti menggunakan metode ini karena data dan fakta-fakta yang

(22)

dan hanya dapat diperoleh melaui metode ini. Peneliti melakukan empat langkah

penting dalam penulisan skripsi ini seperti yang dikemukakan oleh Ismaun (2005:

49- 51) yaitu:

1. Heuristik

2. Kritik sumber

3. Interpretasi

4. Historiografi

Sementara itu, Wood Gray (Sjamsuddin 2007: 89) mengemukakan terdapat

enam langkah yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah yaitu:

1. Memilih suatu topik yang sesuai;

2. Mengusut evidensi (bukti) yang relevan dengan topik;

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan

dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung;

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan

(kritik sumber);

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu

pola yang benaar dan berarti;

6. Menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan

mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat

dimengerti sejelas mungkin;

Dalam hal ini terdapat beberapa perbedaan dari segi sistematika

penjelasan yang disampaikan oleh para ahli, akan tetapi kedua versi tersebut pada

dasarnya mengacu kepada proses yang sama. Maka langkah yang digunakan

dalam melakukan penelitian skripsi ini dijabarkan menjadi lima langkah

penelitian yaitu pemilihan topik penelitian, pengumpulan sumber (heuristik),

kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kemudian kelima langkah tersebut

dibagi menjadi tiga tahapan penelitian yang meliputi persiapan penelitian,

pelaksanaan penelitian dan laporan penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui studi

(23)

Ivo Fauziah , 2014

artikel yang dapat membantu penulis dalam memecahkan permasalahan yang

dikaji. Dalam hal ini penulis mencari buku-buku yang relevan dengan

permasalahan yang dikaji. Berkaitan dengan ini, dilakukan kegiatan kunjungan

pada perpustakaan-perpustakaan. Setelah literatur terkumpul dan cukup relevan

sebagai acuan penulisan maka penulis mulai mempelajari, mengkaji dan

mengidentifikasikan serta memilah sumber yang relevan dan dapat dipergunakan

dalam penulisan skripsi ini. Selain dengan menggunakan studi kepustaakaan,

penulis juga menggunakan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data angka

maupun gambar.

Pendekatan yang digunakan dalam mengkaji permasalahan penelitian adalah

dengan menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner

adalah pendekatan yang menggunakan satu disiplin ilmu, dalam hal ini sejarah

sebagai ilmu yang dominan dan ditunjang oleh ilmu-ilmu sosial lainnya sebagai

ilmu bantu. Menurut Sjamsuddin (2007: 240) ilmu-ilmu bantu yang merupakan

pendukung sejarah disebut auxiliary sciences atau sister disciplines. Penggunaan

ilmu-ilmu bantu ini tergantung pada pokok-pokok atau periode sejarah yang

dipelajari. Dalam hal ini penulis memilih kajian sejarah ekonomi maka, konsep

ilmu ekonomi adalah konsep bantu ilmu sejarah yang penulis gunakan dalam

skripsi ini. Adapun konsep ekonomi yang digunakan diantaranya seperti mazhab

ekonomi monetarisme dan laissez faire passer atau perdagangan bebas serta krisis

ekonomi.

Selanjutnya penulis mencoba memaparkan beberapa langkah yang

digunakan dalam melakukan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan terbagi

menjadi tiga tahapan yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan

laporan penelitian. Ketiga langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

3.1Persiapan Penelitian

Tahapan ini merupakan kegiatan awal bagi penulis untuk melakukan

penelitian. Kegiatan ini dimulai dengan penentuan metode dan teknik

pengumpulan data yang akan digunakan selama penelitian. Metode yang

(24)

studi dokumentasi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti pada

tahap ini adalah sebagai berikut:

3.1.1 Pemilihan Topik Penelitian

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian

adalah menentukan tema atau memilih topik penelitian. Proses pemilihan tema

dilakukan setelah peneliti membaca berbagai literatur sejarah dengan

mengunjungi berbagai perpustakaan atau beberapa tempat yang dianggap akan

memberikan informasi selama proses penelitian. Setelah melakukan kegiatan

tersebut pada akhirnya peneliti memilih kajian Sejarah Nasional Indonesia yang

difokuskan ke dalam rumpun tema sejarah ekonomi yaitu mengenai peranan dan

perkembangan Bank Indonesia dalam upaya mengatasi krisis ekonomi tahun

1997- 2000.

Judul tersebut kemudian diajukan kepada Tim Pertimbangan Dan Penulisan

Skripsi (TPPS) jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia sebagai judul skripsi yaitu

Perkembangan Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi Tahun 1997-2000.

Judul tersebut kemudian disetujui oleh TPPS dan penulis mulai menyusun

rancangan penelitian dalam bentuk proposal.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap kedua yang harus dilaksanakan setelah

mengajukan tema penelitian. Rancangan penelitian yang berupa porposal

penelitian, kemudian diserahkan kepada TPPS untuk dipresentasikan dalam

seminar, namun sebelum diserahkan kepada TPPS dibicarakan terlebih dahulu

dengan ketua TPPS yaitu bapak Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si. Setelah proposal

tersebut mendapatkan persetujuan, maka pengesahan untuk penyusunan skripsi ini

dikeluarkan melalui Surat Keputusan (SK) Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

FPIPS UPI dan sekaligus penentuan Pembimbing I dan Pembimbing II.

Setelah memperoleh data dan fakta yang sesuai dengan permasalahan yang

(25)

Ivo Fauziah , 2014

skripsi yang memuat judul penelitian, latar belakang masalah, perumusan dan

pembatasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta pembahasan

kajian pustaka yang di dalamnya berisi konsep-konsep atau teori-teori yang

digunakan oleh penulis dalam pembahasan masalah, juga dipaparkan secara

singkat metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan.

Proposal skripsi tersebut kemudian dipresentasikan dalam seminar proposal

yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2013. Rancangan tersebut kemudian

disetujui setelah ada perbaikan-perbaikan dalam hal judul maupun isi dari

proposal tersebut. Selanjutnya dikeluarkan surat keputusan TPPS jurusan

Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dengan No. 003/TPPS/JPS/PEM/2013 sekaligus

penentuan pembimbing I yaitu kepada Ibu Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd dan

pembimbing II yaitu Ibu Farida Sarimaya, S.Pd M.Si.

3.1.3 Mengurus Perijinan Penelitian

Pada tahapan ini untuk memudahkan dan memperlancar penulis dalam

mencari sumber-sumber dan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

memilih dan menentukan lembaga atau instansi-instansi yang dapat memberikan

kontribusi terhadap penelitian ini. Setelah itu, penulis mengurus perijinan ke

jurusan Pendidikan Sejarah yang kemudian diserahkan kepada bagian FPIPS

untuk mendapatkan perijinan dari Dekan FPIPS. Adapun surat-surat perijinan

penelitian tersebut ditujukan kepada instansi-instansi atau lembaga-lembaga

sebagai berikut:

1. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI

2. Perpusatakaan Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI

3. Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung

3.1.4 Proses Bimbingan/ Konsultasi

Proses bimbingan merupakan kegiatan yang harus selalu dilakukan oleh

penulis selama penyusunan skripsi. Proses bimbingan ini dapat membantu penulis

dalam menentukan langkah yang tepat dari setiap kegiatan penelitian yang

dilakukan. Pada proses ini, penulis juga mendapat masukan dan arahan baik itu

(26)

proses penyusunan skripsi penulis melakukan proses bimbingan dengan

Pembimbing I dan Pembimbing II secara berkesinambungan dengan waktu dan

teknik bimbingan yang telah disepakati bersama. Bimbingan dilakukan secara

berkesinambungan dari BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, hingga BAB V. Proses

bimbingan dapat berjalan lancar berdasarkan hasil komunikasi dan diskusi antara

penulis dengan pembimbing dan diharapkan penyusunan skripsi dapat

memberikan hasil sesuai ketentuan.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan kegiatan utama dalam rangkaian

penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Langkah pertama yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah dengan melakukan heuristik. Langkah heuristik yang dilakukan oleh

penulis adalah mencari sumber yang relevan dengan masalah penelitian lalu

kemudian dikumpulkan menjadi satu kumpulan sumber yang akan dikaji untuk

melakukan penelitian ini. Menurut Sjamsuddin (2007: 95) sumber-sumber sejarah

(historical sources) merupakan segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung

menceritakan kepada kita tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada

masa lampau (past actuality). Sumber-sumber sejarah dapat diklasifikasikan ke

dalam beberapa kategori diantaranya, peninggalan-peninggalan (relics atau

remains) dan catatan-catatan ( records) yang terbagi dalam bentuk lisan maupun

tulisan (Sjamsuddin, 2007: 96).

Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan beberapa sumber dan data yang

relevan, baik sumber primer maupun sekunder yang dapat digunakan dalam

menjawab permasalahan yang akan dibahas. Sumber sejarah yang digunakan

dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan kajian pustaka, studi

dokumentasi. Untuk mendapatkan sumber tertulis ini, penulis mengunjungi

perpustakaan dan kantor kearsipan atau instansi terkait yang menurut penulis

(27)

Ivo Fauziah , 2014

perpustakaan seperti perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia,

Perpustakaan Indonesia, Perpustakaan Bank Indonesia, Perpustakaan Nasional,

Perpustakaan Batu Api, Perpustakaan Universitas Padjajaran dan Kantor Harian

Umum Pikiran Rakyat.

Pada tahap ini penulis mengumpulkan sumber tertulis berupa buku, artikel,

dokumen maupun skripsi yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Hal ini

dilakukan karena dalam melakukan proses penelitian penulis menggunakan teknik

studi literatur sebagai salah satu teknik dalam pengumpulan data. Dalam proses

ini, penulis mengunjungi berbagai perpustakaan. Di perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia penulis menemukan buku-buku yang berkaitan dengan

penelitian sejarah mengenai dasar-dasar perbankan dan teori-teori ekonomi.

Perpustakaan lain yang dikunjungi penulis adalah Perpustakaan Batu Api Jl.

Jatinangor 142 A, di perpustakaan ini penulis menemukan buku yang

berhubungan dengan masalah-masalah ketika krisis ekonomi terjadi baik kondisi

ekonomi maupun politik dan sosial. Selain itu penulis mengunjungi Perpustakaan

Universitas Indonesia, di sini penulis menemukan buku yang berhubungan dengan

perkembangan Bank Indonesia. Kemudian penulis mengunjungi Perpustakaan

Nasional RI yang berada di Jl. Salemba Raya 28A Jakarta dan Perpustakaan

Universitas Padjajaran yang ada di Jl. Dipati Ukur Bandung, di perpustakaan ini

penulis menemukan buku yang berhubungan dengan teori krisis ekonomi.

Penulis mengunjungi beberapa instansi-instansi yang terkait seperi Kantor

Bank Indonesia Cabang Bandung, Perpusatakaan Bank Indonesia Cabang

Bandung Museum Bank Indonesia dan Kantor Harian Pikiran Rakyat. Sumber

tertulis yang diperoleh dari instansi-instansi tersebut merupakan data-data

mengenai laporan-laporan tahunan Bank Indonesia yang dikeluarkan tiap tahun

yang penulis teliti adalah tahun 1997-2000. Selain itu, Undang-Undang yang

mengatur Bank Indonesia, yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini.

Kunjungan penulis ke kantor Bank Indonesia cabang Bandung adalah untuk

memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis seperti laporan tahunan,

(28)

periode tahun 1997-2000. Kemudian penulis mengunjungi perpustakaan Bank

Indonesia untuk mendapatkan sumber-sumber berupa buku, arsip dan

lain-lainnya. Untuk melengkapi sumber dalam penulisan skripsi ini penulis juga

mengunjungi Kantor Harian Pikiran Rakyat untuk mendapatkan informasi-

informasi berupa koran yang pernah terbit mengenai seputar keadaan ekonomi

Indonesia pada tahun 1997- 2000.

3.2.2 Kritik Sumber

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan sumber (heuristik), langkah

selanjutnya adalah melaksanahan tahap kritik sumber baik eksternal maupun

internal. Pada tahap ini penulis melakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah

yang telah diperoleh baik sumber primer maupun sekunder. Fungsi kritik sumber

erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu dalam rangka mencari kebenaran,

sejarawan dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar, apa

yang tidak benar (palsu), apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau

mustahil (Sjamsuddin, 2007: 131). Dengan kritik ini maka akan memudahkan

dalam penulisan karya ilmiah yang benar-benar objektif tanpa rekayasa sehingga

dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Tahapan kritik mencakup dua aspek, eksternal dan internal. Aspek

eksternal bertujuan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber, sedangkan

aspek internal bertujuan untuk menguji realibilitas dan kredibilitas sumber.

Menurut Lucey (Sjamsuddin, 2007: 133) terdapat lima pertanyaan yang harus

digunakan untuk mendapatkan kejelasan keamanan sumber-sumber tersebut yaitu:

1. Siapa yang mengatakan itu ?

2. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah ?

3. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksiannya ?

4. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata

(witness) yang kompeten, apakah ia mengetahui fakta ?

5. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya (truth) dan memberikan

(29)

Ivo Fauziah , 2014

Dalam metode sejarah, kritik sumber dibagi menjadi dua macam yaitu

kritik eksternal dan kritik internal. Adapun kritik tang dilakuakn oleh penulis

adalah sebagai berikut:

3.2.2.1Kritik Eksternal

Kritik eksternal dilakukan dengan melihat penulis sumber dan tahun terbitan

sumber sebagai bagian penilaian aspek otensitas. Langkah penulis dalam

melakukan kritik eksternal terbagi dalam dua kategori yaitu kategori penulis

sumber dan karakteristik sumber. Kategori penulis sumber dimaksudkan

mengatahui latar belakang penulis, apakah ia seorang yang ahli dalam bidangnya

atau bukan, dalam hal ini yang dimaksud adalah sejarawan atau pakar ekonomi.

Kedua, kategori karakteristik sumber dimaksudkan untuk membedakan atau

mengelompokan berbagai sumber yang diperoleh, sumber yang penulis pilih ialah

sumber yang berkaitan langsung dengan tema penelitian dan yang berhubungan

dengan tema penelitian. Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau

pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Sjamsuddin (2007 : 134) :

“Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu

atau tidak.”

Penulis mencoba melakukan kritik eksternal terhadap pengarang buku.

Penulis lebih memilih buku yang akan dijadikan sebagai referensi utama yaitu

buku yang dikarang oleh para ahli ekonomi dan para sejarawan yang memang ahli

dalam kajiannya. Cara penulis melakukan kritik pada tahap ini adalah dengan

melihat daftar riwayat hidup penulis. Misalnya, penulis menggunakan buku karya

J. Soedrajad Djiwandono yang berjudul Mengelola Bank Indonesia Dalam Masa

Krisis, pengarang buku ini merupakan seorang ahli dalam bidang ilmu ekonomi

(30)

1998, sehingga dapat dikatakan sebagai saksi sejarah yang pernah menyaksikan

langsung peran serta kondisi dari Bank Indonesia pada waktu itu. Buku ini

diterbitkan pada tahun 2001, menurut penulis sudah sesuai untuk mengkaji

penelitian ini karena dibuat dalam jangka waktu yang tidak jauh dengan tahun

penelitian.

Selain buku di atas, penulis juga melakukan kritik terhadap buku yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia yang berjudul Sejarah Bank Indonesia Periode V:

1997- 1999 Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi, Moneter dan Perbankan.

Buku ini dikeluarkan langsung oleh pihak Bank Indonesia sehingga mendukung

penulis untuk memakai buku ini sebagai salah satu rujukan utama. Buku ini

membahas mengenai krisis ekonomi dan kebijakan moneter periode 1997-1999.

Buku ini sangat membantu dalam menggambarkan perkembangan Bank

Indonesia. Buku ini diterbitkan pada tahun 2006, oleh karena itu menurut penulis

sudah sesuai untuk mengkaji penelitian karena dibuat dalam waktu yang panjang

sehingga sudah terdapat analisis-analisis dan fakta terbaru di dalamnya.

Buku selanjutnya yang mendapat kritik eksternal dari penulis ialah buku

yang ditulis oleh M. Dawam Rahardjo berjudul Independensi Bank Indonesia

dalam Kemelut Politik. Buku ini diteritkan pada tahun 2000, sehingga bisa

menjadi referensi karena pada waktu itu terjadi konflik antara Presiden

Abdurrahman Wahid dengan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin, dimana

Abdurramhan Wahid menginginkan Syahril diganti sebagai Gubernur Bank

Indonesia.

Kemudian buku yang mendapat kritik eksternal adalah buku yang berjudul

Bank Indonesia menuju Independensi Bank Sentral yang ditulis oleh Didik

J.Racbini. Buku ini diterbitkan pada tahun 2000, sehingga bisa menjadi referensi

karena telah mengalami penyempurnaan konsep dalam penulisannya. Buku

tersebut ditulis dalam rangka mengkritisi peranan Bank Sentral sejak awal

berdirinya sampai dengan lahirnya Undang-undang Nomr 23 Tahun 1999 Tentang

(31)

Ivo Fauziah , 2014

Selain itu juga penulis merasa perlu melakukan kritik eksternal terhadap

sumber tertulis yang berupa arsip, namun kritik eksternal terhadap

arsip-arsip dilakukan tidak secara ketat oleh peneliti karena telah ada lembaga resmi

yang telah melakukan kritik. Arsip yang penulis gunakan adalah Laporan Bank

Indonesia. Laporan tahunan Bank Indonesia yang penulis gunakan didapatkan dari

perpustakaan Bank Indonesia dan Situs Resmi Bank Indonesia yang dapat

menjamin keabsahannya. Dalam hal ini penulis hanya mengamati kondisi fisik

dari arsip tersebut seperti, keutuhan laporan dan tahun pembuatan laporan. Arsip

yang penulis gunakan adalah laporan tahunan Bank Indonesia yang merupakan

salinan dari laporan asli yang sekarang disimpan di Bank Indonesia pusat Jakarta.

Selain arsip, penulis juga merasa perlu melakukan kritik sumber terhadap

surat-surat kabar yang terbit pada saat terjadinya krisis ekonomi 1997/1998 yang

diperoleh dari Harian Umum Pikiran Rakyat. Kritik sumber tersebut dilakukan

dengan melihat para ahli ekonomi dalam memberikan opini-opini mereka

terhadap peristiwa yang terjadi.

Dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber-sumber tertulis, penulis

memperhatikan aspek akademis dari penulis buku yaitu dengan melihat latar

belakang penulis buku tersebut untuk melihat keotentitasannya, memperhatikan

aspek tahun penerbitan, serta tempat buku diterbitkan. Berdasarkan hal tersebut,

penulis berkesimpulan bahwa sumber literatur tersebut merupakan sumber tertulis

yang dapat digunakan dalam penelitian ini.

3.2.2.2Kritik Internal

Pada tahap ini penulis melakukan kritik internal yang dilakukan penulis

terhadap sumber tertulis dilakukan dengan membandingkan antara

sumber-sumber yang telah terkumpul dan menetukan sumber-sumber yang relevan dan akurat

dengan permasalahan yang dikaji. Kritik internal yang disoroti oleh penulis disini

adalah mengenai latar belakang terjadinya krisis ekonomi 1997/1998, kondisi

sosial ekonomi dan politik masyarakat Indonesia serta perkembangan dan peranan

(32)

Dalam tahap kritik internal, penulis mencoba membandingkan buku-buku

yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji penelitian ini, hal ini guna

mendapatkan kebenaran yang dapat dipertahankan. Penulis membandingkan dua

buku yang isinya membahas mengenai kelembagaan Bank Indonesia. Kedua buku

yang akan penulis bandingkan di sini adalah buku karya Zulfi D Zaini(2012) yang

berjudul Independensi Bank Indonesia dan Penyelesaian Bank Bermasalah dan

buku Didik J. Rachbini (2000) yang berjudul Bank Indonesia Menuju

Independensi Bank Sentral. Kedua buku ini menggambarkan mengenai Bank

Indonesia dalam fungsinya sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia.

Kedua buku ini sepakat mengemukakan bahwa kedudukan yang independen bagi

Bank Indonesia diperlukan agar tugas dan wewenangnya dapat dilaksanakan

dengan lebih terfokus dan tidak memihak kepada suatu kepentingan atau tujuan

jangka pendek yang dapat membahayakan kestabilan ekonomi dan moneter serta

Negara secara keseluruhan. Dalam buku yang berjudul Independensi Bank

Indonesia dan Penyelesaian Bank Bermasalah, masalah status independensi Bank

Indonesia dideskripsikan secara jelas beserta dengan kedudukan Bank Indonesia

sebagai Bank Sentral, dijelaskan juga kasus-kasus penyelesaian bank bermasalah

seperti kasus penanganan likuidasi Bank Bali, Bank Global dan Bank IFI . Namun

dalam buku yang berjudul Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, hal

tersebut tidak dijelaskan karena buku tersebut mendeskripsikan secara umum

kepada kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Dalam mengkaji peranan Bank Indonesia dalam perekonomian Indonesia

yang meliputi fungsi dan peranan Bank Indonesia, penulis mencoba

membandingkan buku karya Soedradjad Djiwandono yang berjudul Mengelola

Bank Indonesia dalam Masa Krisis (2001) dan buku yang dikeluarkan langsung

oleh pihak Bank Indonesia (2006) yang berjudul Sejarah Bank Indonesia Periode

V: 1997-1999 Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi, moneter dan Perbankan. Di dalam kedua buku ini membahas mengenai fungsi dan peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang bertugas untuk membantu permasalahan

(33)

Ivo Fauziah , 2014

tidak lagi hanya bertumpu pada kebijakan moneter, tetapi juga mencakup

langkah- langkah lain di bidang fiskal, perbankan dan pasar modal, serta di sektor

riil. Restrukturisasi perbankan dalam program pemulihan ekonomi merupakan

bagian paling penting karena kelemahan perbankan diidentifikasikan sebagai

masalah pokok timbulnya krisis, baik oleh mereka yang menganggapnya sebagai

panik keuangan dari unsur eksternal maupun mereka yang menganggap krisis

yang berasal dari kelemahan struktur ekonomi dalam negeri. Dalam kedua buku

tersebut tidak banyak perbedaan dalam menjelaskan peranan Bank Indonesia

akan tetapi buku yang berjudul Sejarah Bank Indonesia Periode V: 1997- 1999

Bank Indonesia pada Masa Krisis Ekonomi, Moneter dan Perbankan, lebih

terperinci karena beserta dengan perkembangan kelembagaan Bank Indonesia.

Dalam proses kritik internal dengan membandingkan berbagai buku,

penulis mendapatkan hasil bahwa dalam setiap pembahasan buku yang

dibandingkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan didapatkan hanya

dalam segi kelengkapan pembahasan isi buku tersebut. Selain ke-empat buku tadi,

masih terdapat beberapa buku yang penulis jadikan rujukan dalam penelitian ini.

3.2.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Tahap ketiga dalam penulisan karya ilmiah ini adalah interpretasi. Pada

tahap ini penulis melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta (fact) dan bukti-bukti

sejarah (evidence) yang diperoleh baik dari sumber tulisan maupun sumber lisan.

Fakta-fakta tersebut kemudian dihubungan satu dengan lainnya, sehingga setiap

fakta tidak berdiri sendiri dan menjadi rangkaian peristiwa yang saling

berhubungan. Penelitian dalam tahapan ini berusaha memilah dan menafsirkan

setiap fakta yang dianggap sesuai dengan bahasan dalam penelitian. Setiap

fakta-fakta yang diperoleh penulis dibandingkan dan dihubungkan dengan fakta-fakta lain.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi sebagian data yang diperoleh tidak

mengalami penyimpangan.

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis dalam tahap ini adalah

mengolah, menyusun, dan menafsirkan fakta-fakta sejarah yang telah teruji

(34)

dihubungkan sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa satu

dimasukan kedalam peristiwa lain yang melingkupinya. Dengan kegiatan ini maka

akan didapatkan suatu gambaran terhadap pokok-pokok permasalahan yang

dikaji dalam penelitian. Proses interpretasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan

kajian utama yang diangkat yaitu mengenai peranan Bank Indonesia pada masa

krisis moneter tahu 1997- 2000.

Untuk memperoleh hasil analisis terhadap permasalahan yang dikaji serta

agar penulis dapat mengungkapkan suatu peristiwa sejarah secara utuh dan

menyeluruh maka digunakan pendekatan interdisipliner pada tahap interpretasi

ini. Pendekatan interdisipliner dalam penelitian ini berarti ilmu sejarah dijadikan

sebagai disiplin ilmu utama dalam mengkaji permasalahan dengan dibantu

disiplin ilmu sosial lain seperti ilmu ekonomi dan ilmu politik. Dalam ilmu

Ekonomi dan politik, penulis mengambil konsep-konsep mengenai liberalis,

kapitalis dan monetaris untuk mengkaji keadaan serta permasalahan yang ada di

Indonesia, serta dapat mengambil keputusan teori-teori, konsep-konsep serta

sistem ekonomi dan politik yang lebih baik untuk diterapkan di Indonesia. Dengan

pendekatan ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai

permasalahan yang dikaji dan memudahkan dalam proses penafsiran.

3.2.4 Penulisan Hasil penelitian (Historiografi)

Setelah melakukan tahapan heuristik (pengumpulan sumber sejarah) dan

kritik sumber, maka proses selanjutnya dari penelitian sejarah ini adalah proses

penafsiran dan penulisan sejarah. Tahap- tahap penulisan mencakup interpretasi

sejarah, eksplanasi sejarah sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah

sebenarnya bukan merupakan tiga kegiatan terpisah melainkan bersamaan

(Sjamsuddin, 2007: 155). Penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta

sejarah atau data-data yang diperoleh dari hasil kritik eksternal maupun internal.

Kemudian fakta yang telah diperoleh tersebut dirangkai dan dihubungkan satu

sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu

(35)

Ivo Fauziah , 2014

Setelah melakukan proses analisis terhadap fakta-fakta yang ada, penulis

kemudian menyajikanya dalam bentuk tulisan yang disebut historiografi.

Historiografi merupakan proses penyusunan dan penuangan seluruh hasil

penelitian ke dalam bentuk tulisan. Penulis berusaha menyajikan hasil penelitian

ini dengan gaya bahasa yang menarik dan komunikatif disertai analisa dan sintesa.

Penulisan ini menggunakan teknik dasar menulis deskripsi, narasi dan analisis.

Deskripsi dan narasi dalam rangka menulis ulang dan analisis dalam rangka

interpretasi.

Hasan Usman, (Abdurrahman, 2007: 76-77) mengungkapkan bahwa

terdapat beberapa syarat umum yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti

dalam melakukan pemaparan sejarah, yaitu:

1. Peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan bahasa secara baik,

agar data dapat dipaparkan seperti seperti apa adanya atau seperti yang

dipahami oleh peneliti dan dengan gaya bahasa yang khas.

2. Terpenuhinya kesatuan sejarah, artinya suatu penulisan sejarah itu disadari

sebagai bagian dari sejarah yang lebih umum, karena ia didahului oleh masa

dan diikuti oleh masa pula. Dengan perkataan lain, penulisan itu

ditempatkannya sesuai dengan perjalanan sejarah.

3. Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan

bukti-buktinya dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh

pemikiran pembaca.

4. Keseluruhan pemaparan sejarah bersifat argumentatif, artinya usaha peneliti

dalam mengerahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau itu

didasarkan pada bukti-bukti terseleksi, bukti yang cukup lengkap dan detail

(36)
(37)

Ivo Fauziah , 2014 PERANAN BANK INDONESIA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas

permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang

berjudul Perkembangan Bank Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi Tahun

1997-2000. Setelah dilakukan pengkajian terhadap permasalahan yang dibahas, maka

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, jika dilihat dari faktor penyebabnya, maka menurut penulis krisis

ekonomi di Indonesia tahun 1997/1998, berasal dari faktor internal dan eksternal

yang saling mempengaruhi selain dari kondisi politik yang tidak stabil. Mengenai

hal tersebut ada beberapa faktor internal yang menyebabkan terjadinya krisis

ekonomi 1997, yaitu besarnya pinjaman perusahaan jangka pendek dalam mata

uang asing (dollar) tanpa ada perlindungan, lemahnya sistem perbankan di

Indonesia, yang berawal dari kebijakan ekonomi Orde Baru adalah kebijakan

deregulasi perbankan sejak tahun 1980’an dan lemahnya sektor riil, dimana

tingginya impor industri-industri di dalam negeri dan semangat konsumsi yang

besar menyebabkan perolehan devisa semakin tidak mencukupi kebutuhan impor

dan menguras devisa dalam jumlah besar. Sementara faktor eksternal dipengaruhi

oleh sektor keuangan global yang berkembang sangat pesat. Dalam suatu

perekonomian terbuka seperti sekarang ini, kondisi perkembangan perekonomian

suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama adalah pasar yang

didominasi dan dikendalikan oleh para pelaku ekonomi di negara-negara maju.

Selain itu pertumbuhan ekonomi yang tidak dibarengi dengan pemerataan dan

landasan yang kokoh dapat dengan mudah diserang dari luar.

Kedua, kondisi Bank Indonesia pada masa krisis ekonomi, pada waktu itu

masih menggunakan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 sehingga

langah-langkah pengawasan dan pengaturan perbankan menjadi tidak efektif dengan

(38)

termasuk mengintervensi kebijakan-kebijakan teknis di bidang perbankan yang

diterapkan Bank Indonesia. Peran Bank Indonesia menjadi terbatas pada

tindakan-tindakan pengawasan dan pengaturan yang bersifat rutin dan teknis, dalam hal ini

Bank Indonesia hanya akan berperan memberikan kredit darurat kepada

bank-bank yang mengalami kesulitan likuidtas. Selain itu, pemberhentian Gubernur

Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono oleh Presiden sebelum berakhirnya masa

jabatan ini merupakan bukti bahwa Bank Indonesia sangat rapuh terhadap

intervensi politik dan kepentingan bisnis kelompok penguasa,

Ketiga, sebagaimana diketahui upaya pemulihan ekonomi Indonesia

melalui kebijakan Bank Indonesia selama krisis pada intinya adalah untuk

mengambalikan kepercayaan terhadap perbankan dan pemerintah agar tidak

terjadi pelarian modal yang mengakibatkan cadangan devisa negara berkurang.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut bersama dengan

pemerintah melalui kebijakan moneter, perbankan, dan fiskal. Mengingat krisis

perbankan nasional sangat parah maka, di bidang perbankan.Hal ini dilakukan

dimulai dengan penutupan 16 bank yang tidak solvent sebagai syarat utama

mendapatkan pinjaman dari IMF. Namun, penutupan bank ini menyebabkan

terjadinya arus penarikan dana besar-besaran dari sektor perbankan domestik

dialihkan ke bank-bank asing sehingga nilai tukar dan pasar modal Indonesia

semakin melemah.

Selain itu, penutupan bank yang diikuti rush tersebut menyebabkan

sejumlah bank mengalami kesulitan likuiditas karena ketidakseimbangan antara

penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank. Maka, Bank Indonesia sebagai

lender of the last resort memberikan pinjaman berupa BLBI. Hal inilah yang

menimbulkan permasalahan skandal BLBI yang sampai pada saat ini masih belum

menampakan hasil yang berarti dan melibatkan berbagai pihak terkait termasuk

sejumlah mantan pejabat dan para pemilik bank. Masalah tersebut timbul karena

adanya keraguan terhadap fasilitas BLBI sebagai dugaan adanya penyelewengan

penyaluran oleh Bank Indonesia, serta pemanfaatannya oleh bank-bank penerima.

(39)

Ivo Fauziah , 2014

Habibie membentuk BPPN. Badan inilah yang ditugaskan mengurusi BLBI,

program restrukturisasi bank dan pengelolaan aset yang bertujuan untuk

mengembalikan aset Negara yang telah dibawa kabur oleh para obligor BLBI.

Namun pada kenyataannya, upaya BPPN tidaklah mudah karena program

penyehatan perbankan nasional ternyata belum cukup untuk mengembalikan

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

Keempat, pengaruh independensi terhadap kredibilitas dan reputasi Bank

Indonesia pada masa krisis dalam hal ini tidak bisa diterima oleh sebagian pihak,

karena rendahnya kredibilitas Bank Indonesia berkaitan dengan tiga masalah

utama yaitu kondisi neraca keuangannya mengingat persoalan penyelewengan dan

kesalahan penyaluran BLBI, kondisi institusi baik pegawai, organisasi dan tugas

yang diemban, dan kondisi kepemimpinannya dimana Abdurrahman Wahid

mengusulkan kepada ketua DPR agar Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin

diganti. Adanya status baru Bank Indonesia, dalam hal ini seharusnya presiden

atau lembaga lain tidak boleh mencampuri urusan Bank Indonesia karena

Gubernur Bank Indonesia menurut UU nomor 23/1999 dipilih oleh DPR, Presiden

hanya bisa mengajukan calon.

Peranan Bank Indonesia dalam upaya mengatasi krisis ekonomi yang

terjadi pada tahun 1997 merupakan hal yang sangat penting sebagai otoritas

moneter yang menjaga stabilitas moneter dan stabilitas keuangan. Dalam hal ini,

Peran bank sentral juga menentukan pertumbuhan ekonomi sangat besar terutama

dalam bidang perbankan. Namun pada kenyatannya, segala upaya perbaikan dan

pengembangan serta kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia tidak memberikan

hasil sesuai harapan. Persoalan-persoalan ekonomi yang tidak lepas dari

kegagalan-kegagalan dan penyimpangan tersebut pada dasarnya selalu

dipengaruhi oleh lembaga-lembaga di luar Bank Indonesia.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Dunia Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap

(40)

(SMA). Pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan Kompetensi Inti

(KI) yakni “Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah”, dan sesuai dengan

Kompetensi Dasar (KD) kelas XII IPS yaitu “ Menganalisis perkembangan politik

dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indonesia pada masa reformasi”.

Pembahasan dalam penelitian ini tentu sangat berkaitan dengan perkembangan

sosial, politik dan ekonomi Indonesia pada masa awal reformasi, dengan

demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan

bagi guru sejarah untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah sesuai dengan

materi tersebut.

5.2.2 Untuk Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan temuan dalam skripsi yang berjudul Peranan Bank Indonesia

Pada Masa Krisis Ekonomi 1997-2000, penulis memberikan rekomendasi

mengenai Pengaruh Independensi Bank Indonesia terhadap Kepemimpinan Bank

Indonesia untuk dijadikan bahan kajian secara lebih mendalam lagi. Penulis

beranggapan jika hal tersebut diteliti akan menarik sekali dan memberikan

pemahaman lebih baik mengenai keadaan Bank Indonesia yang dipengaruhi oleh

para politisi yang kontra terhadap status baru Bank Indonesia.

Sejarah tidak dapat terlepas dari waktu dan tempat oleh karena itu penulis

juga merekomendasikan bagi penelitian mendatang untuk mengkaji mengenai

peranan Bank Sentral dalam memulihkan krisis ekonomi bukan hanya di

Indonesia, tetapi juga Jepang maupun Korea Selatan sehingga dapat terlihat

keunikan dan perkembangan krisis ekonomi secara keseluruhan di masing-masing

Negara, mengingat Korea Selatan juga salah satu negara yang paling parah

(41)
(42)

Ivo Fauziah , 2014

DAFTAR PUSTAKA

A.Sumber Buku:

Abdullah. (2005). “Strategi Kebijakan Moneter dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”, dalam Soesastro et al Pemikiran dan

Permasalahan Ekonomi Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir.

Yogyakarta: Kanisius

Abdurrahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media Group

Alvin, H. (1964). Teori Moneter dan Kebijaksanaan Fiskal ( Terjemahan Mochtar Azehari). Amerika Serikat: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Arifin, S. et al. (2009). IMF dan Stabilitas Keuangan Internasional: Suatu

Tinjauan Kritis. Jakarta: IKAPI

Arifin, S.(2008). Perkembangan Asia Timur Satu Dekade Setelah Krisis. Jakarta:IKAPI

Arthesa, A dan Handiman E. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT Indeks.

Bank Indonesia. (2005). Sejarah Bank Indonesia Periode I: 1945- 1959 Bank

Indonesia Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Bank

Indonesia.

Bank Indonesia. (2006). Sejarah Bank Indonesia Periode V: 1997-1999 Bank

Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi, Moneter dan Perbankan. Jakarta:

Bank Indonesia.

Bank Indonesia. (2011). Menuju Standar Akuntansi Bank Sentral Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia

Chapra, U. ( 2000). Sistem Moneter Islam. Jakata: Gema Insani Press

Deliarnov. ( 2006). Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(43)

Ivo Fauziah , 2014

Djiwandono, S. (2005). “ Bergulat dengan Krisis dan Pemulihan Ekonomi Indonesia”, dalam Soesastro, et al Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi

Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir. Yogyakarta: Kanisius

Djojohadikusumo, S. (1991). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kwik, K.G. (1999). Ekonomi Indonesia Dalam Krisis Dan Transisi Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gilpin, R dan Gilpin J.M. ( 2002). Tantangan Kapitalisme Global Ekonomi Dunia

abad ke-21. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Habibie, B.J. (2006). Detik-Detik yang Menetukan. Jakarta: THC Mandiri.

Hadori, et al. (2002). BI dan BLBI:Suatu Tinjauan dan Penilaian Aspek Ekonomi,

Keuangan dan Hukum. Jakarta:PT Grant Thornton Indonesia

Hasibuan, M. (2009). Dasar- Dasar Perbankan.Jakarta: Bumi Aksara

Herlina, N. (2011). Metode Sejarah. Bndung: Satya Historika

Hidayat, H. (2003). “Sistem Politik Orde Baru Menuju Kepudaran”, dalam Krisis Masa Kini dan Orde Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Hisyam, M. (2003). Krisis Masa Kini dan Orde Baru.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ikhsan, M, Manning, C dan Soesastro. (2002). Ekonomi Indonesia di Era Politik. Jakarta: Buku Kompas.

Iljas, A. (2005). “ Mereformasi Dasar Hukum Independensi dan Akuntabilitas

Bank Sentral”, dalam Soesastro et al Pemikiran dan Permasalahan

Ekonomi Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir. Yogyakarta: Kanisius Indrawati. S.M. (2002). “Bank Indonesia di Era Reformasi”, dalam Sadli

Ekonomi Indonesia di Era Politik Baru. Jakarta: Buku Kompas

Iskandar, S. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT. Semesta Asa Bersama.

Ismaun.(2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

(44)

Kasmir. (2008b). Dasar- Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persa

Referensi

Dokumen terkait

di perkotaan-perkotaan, sehingga tahun 1997 telah mencapai lebih. terjadi jurang ekonomi dan dari US$ 8

Buktinya adalah suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi kondisi perusahaan, terutama hutang perusahaan terhadap bank menjadi lebih banyak, akibatnya kinerja perusahaan

Jika karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung menjadi faktor anak turun ke jalanan untuk bekerja membantu orang tuanya, maka pembinaan terhadap keluarga yang

Secara garis besar ada 2 faktor penyebab tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam ajaran Islam

Selain itu penelitian ini juga mendapatkan fakta bahwa terjadi pelemahan disiplin pasar pada domestic bank setelah krisis perbankan tahun 1997/1998, tetapi penulis

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan keuangan perusahaan asuransi dalam mendukung kewajiban yang mungkin timbul dari penutupan risiko yang telah

Selain pemikiran berasal dari para khalifah seperti tersebut di atas, pada masa Daulah Bani Umayyah banyak juga dijumpai pemikir-pemikir ekonomi yang berasal dari kalangan ulama,

Dengan melihat berbagai kondisi yang terjadi selama masa demokrasi Liberal, pemilu yang tidak bisa menciptakan stabilitas politik, gejolak di berbagai daerah, diperparah