PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA
WISATA LEMBANG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
oleh
FRISCA TRIOKTAVIANI NIM 1105541
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA
WISATA LEMBANG
Oleh:
Frisca Trioktaviani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Frisca Trioktaviani Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
BINA WISATA LEMBANG
Motivasi belajar siswa dinilai sangat penting bagi proses pembelajaran. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran serta peningkatan kualitas hasil belajar siswa dibutuhkan motivasi yang tinggi agar tujuan dalam proses pembelajaran bisa tercapai. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah komunikasi pembelajaran yang efektif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa serta pengaruh antara komunikasi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel X yaitu komunikasi pembelajaran berada pada kategori cukup efektif dan Variabel Y yaitu motivasi belajar siswa berada pada kategori cukup tinggi. Uji hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat / Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS ... Error! Bookmark not
defined.
2.1 Konsep Komunikasi pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Manajemen Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Komunikasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.5 Proses Komunikasi dalam Pembelajaran ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.6 Teori belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Konsep Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Definisi Motivasi ... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi motivasi Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Prinsip – prinsip Motivasi Belajar .... Error! Bookmark not defined.
2.3 Pengaruh Komunikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa
………...Er
ror! Bookmark not defined.
2.5 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.
2.6 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Partisipan ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran .. Error! Bookmark
not defined.
3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa Error! Bookmark not
defined.
3.6 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.6.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data .. Error! Bookmark not
defined.
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Analisis Komunikasi Pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang
……….Er
ror! Bookmark not defined.
4.2.3 Analisis Pengaruh Komunikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. ... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark
not defined.
5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Implikasi dan Rekomendasi... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan
dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi
sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan
yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran
adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas
kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu
saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber
daya manusia.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif
berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran
terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada
peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan
berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan
demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas
proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses mengajar yaitu
permasalahan mengenai motivasi belajar siswa. Motivasi yang benar dalam
belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Demi meningkatkan kualitas
pendidikan yang baik maka sangatlah dibutuhkan tenaga pengajar yang mampu
melaksanakan tugasnya dengan profesionalitas tinggi. Namun sayangnya masalah
rendahnya komunikasi pembelajaran guru dalam menyampaikan informasi kepada
siswa dalam proses pembelajaran nyaris luput dari perhatian di dunia pendidikan
saat ini sehingga berakibat terhadap motivasi belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya karena
motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. motivasi sangat penting dalam
pengajaran yang efektif. seorang siswa dapat belajar secara efektif jika ia
memiliki motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan
2
dapat saja siswa yang memiliki intelegasi yang cukup tinggi menjadi gagal
karena kurangnya motivasi.
Berkenaan dengan motivasi belajar siswa, Ecless,et al. (Hattip, 1997, hlm 2)
menimpulkan sebagai berikut.
(1)kurangnya minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri
akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurunkan rasa percaya
dirinya setelah mengalami kegagalan; (5) merespon kegagalan dengan
helplesness; (6) gampang membolos.
Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan belajar pada siswa.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan
semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar
mempunyai hubungan erat. Motivasi sangat berperan dalam peoses pembelajaran,
dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan
dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan
baik. Siswa yang dalam proses belajarnya memnpunyai motivasi kuat dan jelas
akan tekun dan berhasil dalam belajarnya.
Motivasi belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang
berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. perubahan
lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa akan
berubah. Maka dari itu motivasi belajar yang timbul dari dalam dan luar harus
berjalan dengan seimbang dan saling melengkapi sehingga motivasi siswa untuk
belajar dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan tujuan. Faktor lain yang dianggap menurunkan motivasi belajar adalah
materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu.
Mengenai materi pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai hal yang
membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari – hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas (Sarwono, 2007, hlm 125)
Menurut G R Terry dalam J Smith (2003, hlm 130) Motivasi dapat diartikan
semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar memiliki
beberapa indikator yang dikemukakan oleh Wena (2010, hlm 33) yaitu :
keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran,
keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran,
ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan
yang ada dalam pembelajaran.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari berbagai aspek seperti dari
keantusiasan siswa dalam bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran,
ketekunan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, rasa ingin tahu
pada isi pembelajaran yang sedang dibahas.
Berikut merupakan data dari hasil Ujian Semester Ganjil Tahun Ajaran
2010-2014 yang menunjukkan bahwa nilai rata – rata Ujian Akhir Semester tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. 1 Hasil Nilai Mata Pelajaran Produktif AP
Tahun Nilai Peserta Didik Jumlah Siswa
Sumber : Daftar Nilai Guru Administrasi Perkantoran Kelas X AP SMK Bina
Wisata Lembang Semester Ganjil Tahun 2010-1014
Tabel 1. 2 Selisih Hasil Belajar Siswa Pertahun Selisih Hasil Nilai Belajar Siswa (%)
Tahun Remedial Tidak remedial
2010 – 2011 10 10
2011 – 2012 20 19
4
2013 – 2014 10 10
Berdasarkan tabel sebelumnya dapat kita lihat bahwa keadaan siswa di
SMK Bina Wisata Lembang hampir sebagian persen siswa mendapatkan hasil
belajar yang cukup menurun, artinya masih terdapat guru yang tidak melengkapi
setiap aspeknya. Berdasarkan aspek -aspek yang diamati dari tahun 2010 – 2014 diperoleh data pada tahun 2010 siswa yang mengikuti remedial sebanyak 58% dan
tahun 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 48%,
jadi dari tahun 2010 – 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 10%, lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial menikat dengan
derastis sekitar 20%, dan di tahun 2013 mengalami penurunan sekitar 8% dan di
tahun terakhir mangalami peningkatan kembali sekitar 10% siswa yang mengikuti
remedial.
Agar lebih jelasnya penulis memberikan Grafik data Hasil Nilai Produktif
Administrasi Perkantoran Kelas X Semester Ganjil tahun 2010 - 2014 di SMK
Bina Wisata Lembang sebagai berikut:
Gambar 1. 1
Berdasarkan grafik sebelumnya dapat dilihat bahwa tingkat hasil belajar
siswa di SMK Bina Wisata cukup fluktuatif artinya mengalami penaikan dan
penurunan setiap tahunnya. Dapat dilihat dari tahun 2010 siswa yang mengikuti
remedial mengalami peningkatan sekitar 58% dengan jumlah siswa sekitar 31
siswa dan di tahun 2011 mengalami penurunan sekitar 6% sehingga menjadi 52%
siswa yang mengikuti remedial dengan jumlah siswa yang masih sama dengan
tahun sebelumnya. Lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial sekitar
68% dengan jumlah siswa yang bertambah sekitar 40 siswa dan pada tahun 2013
siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekiatar 8% sehingga siswa
yang mengikuti remedial sekitar 60%. Dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan lagi sekitar 10% sehingga siswa yang mengikuti remedial sekitar
70% dengan jumlah siswa sekitar 43 siswa.
Data tersebut menunjukan bahwa terdapat masalah pada motivasi belajar
siswa yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Melalui data tersebut dapat diindikasi bahwa siswa SMK Bina
Wisata memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah.
Untuk mengetahui secara langsung motivasi belajar siswa disekolah peneliti
melakukan observasi lapangan yaitu di SMK Bina Wisata Lembang. Hasil dari
observasi lapangan penulis mendapat berbagai permasalahan dilapangan
diantaranya, dalam proses pembelajaran ditemukan fakta lapangan dimana banyak
siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya
mendengarkan apa yang disampaikan guru dan kurangnya keaktifan siswa dalam
bertanya, banyaknya siswa yang pada saat jam pelajaran berlangsung berkeliaran
diluar kelas, suasana kelas yang gaduh disaat proses pembelajaran, banyak siswa
yang terlambat masuk setiap harinya. Permasalahan lain yang penulis temukan
dilapangan adanya kesenjangan antara guru dengan siswa hal ini terjadi karena
kurangnya komunikasi yang baik dan kurangnya rasa peduli seorang guru
terhadap siswa, metode komunikasi pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak
cocok dengan lingkungan sekolah, selain permasalahan tersebut lingkungan
sekolah yang dirasa kurang nyaman menjadi permasalahan tersendiri bagi para
6
siswa maka penulis beranggapan bahwa permasalahan yang terjadi tersebut
mangakibatkan rendahnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata
Lembang.
Penulis melakukan observasi di SMK Bina Wisata Lembang dengan melihat
aspek-aspek yang mewakili siswa disekolah yang meliputi : (a) motivasi belajar
siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah, (b) pembelajaran yang masih
didominasi oleh guru (teacher center), belum sepenuhnya terpusat pada siswa, (c)
siswa kurang memperhatikan penjelasan guru mereka cenderung mengobrol
sendiri dengan temannya, (d) kegiatan pembelajaran di dalam kelas kurang
optimal karena siswa cenderung bersikap pasif (e) bahasa yang digunakan oleh
guru cenderung baku. Adapun ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi rendah
antara lain, (a) cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan, (b) tidak bersemangat
dalam mengikuti pelajaran, (c) tidak aktif dalam proses pembelajaran, (d) ramai
dengan temannya saat diterangkan oleh guru, (e) senang dengan tugas rutin, (f)
tidak dapat mempertahankan hal/pendapatnya. Berdasarkan aspek- aspek tersebut
diperoleh data dimana dari hasil observasi terlihat beberapa siswa yang masih
belum sesuai dengan kriteria motivasi belajar siswa disekolah. Terdapat aspek-
aspek yang belum terpenuhi yaitu, (a) motivasi belajar siswa yang harus
ditingkatkan dalam proses pembelajaran. (b) dalam proses pembelajaran seorang
guru harus memberikan kesempatan kepada siswa dalam meberikan pendapat
sehingga proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru saja. (c) jika dalam
proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang memperhatikan maka tugas
seorang guru adalah memberikan peringatan kepada siswanya. (d) buatlah metode
pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bertidak lebih aktif. (e) gunakanlah
bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan mudah. Hal ini berdapak terhadap motivasi belajar siswa
dikarenakan beberapa aspek yang dapat menggambarkan tingkat motivasi belajar
siswa masih belum terpenuhi. Sehingga penulis beranggapan bahwa tingkat
motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang masih rendah.
Maka perlu diketahui faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi
motivasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Teori Model Integrasi Perilaku
kemampuan berkomunikasi secara langsung mempengaruhi motivasi dan
kepuasan kerja (Collcuitt and Wesson 2009, hlm 8).
Menurut Pace & Don F. Faules dalam Mulyana (2001, hlm. 158) “iklim komunikasi dapat menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam
produktivitas organisasi, karena pemahaman seseorang terhadap iklim komunikasi
akan menghasilkan motivasi kerja”
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa adalah
komunikasi pembelajaran. Komunikasi pembelajaran merupakan jantung dalam
pembelajaran. Karena itu, sulit membayangkan proses pembelajaran yang
berlangsung tanpa adanya komunikasi diantara pendidik dangan peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada kegiatan komunikasi. Entah dalam bentuk
penyampaian pesan yakni bahan ajar untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pembelajaran, yang antara lain adalah perubahan perilaku. Tujuan komunikasi
manusia pun, satu di antaranya adalah terjadinya perubahan perilaku. Oleh karena
itu, kegiatan komunikasi dan pembelajaran bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata
uang dalam kehidupan sosial manusia.
Mempelajari ilmu komunikasi untuk konteks pembelajaran dalam kegiatan
pendidikan menjadi sangat penting karena belajar efektif sedikit banyak akan
bergantung pada komunikasi efektif. Komunikasi yang baik antara orang yang
membelajarkan dengan orang yang belajar memberikan motivasi belajar yang baik
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang baik juga. Buruknya
komunikasi akan menimbulkan buruknya motivasi belajar.
1.2Rumusan Masalah Penelitian
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran di SMK BINA WISATA Lembang. Banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik diantaranya Penguasaan Bahasa,
Sarana Komunikasi , Kemampuan Berpikir, dan Lingkungan yang baik.
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1)
ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
8
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sudono (2000), yang mengemukakan bahwa untuk memotivasi anak agar
gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika seorang pendidik
mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan
diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan
mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika seorang pendidik tidak mampu
mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif dengan peserta didik,
maka motivasi belajarpun dapat terhambat. Oleh karena itu, perlu adanya
menciptakan komunikasi pembelajaran yang efektif dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa. Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah
tersebut, maka dapat dirumuskan pernyataan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran di SMK Bina
Wisata Lembang?
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata
Lembang?
3. Adakah pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di
SMK Bina Wisata Lembang ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana dirumuskan diatas
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui gambaran komunikasi pembelajaran yang efektif di SMK Bina
Wisata Lembang.
2. Mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata
Lembang.
3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap
1.4Manfaat / Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang
berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh pihak sekolah. Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai bahan kajian
lebih lanjut mengenai hal yang sama secara lebih dalam di masa yang akan
mendatang
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh komunikasi
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.
b. Bagi sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang
dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan
data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan
penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam
sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey,
deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin
(2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap
sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan
secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan
hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan
keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan
data.
Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK
Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan
data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan
penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses
Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode
verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan
statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X
terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan
untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata
Lembang.
3.2 Partisipan
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di
SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan
penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK
Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)
1 Perempuan 33 77
2 Laki-laki 10 23
Jumlah 43 100
Sumber: Data responden angket 2015
56
Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi
perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase
77% sedangkan pria 23%.
3.3 Populasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian,
langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu.
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan).
Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi
merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau
subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau
menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:
“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,
pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel
penelitian”.
populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan
dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan
mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh
data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran
tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.
2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang
atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis
mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran
indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling
tepat.
3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah,
brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.
4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan
literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis
yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian
58
untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat
diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis
validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah
memenuhi syarat valid dan reliabel.
3.4.1.1 Uji Validitas
Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya
angket-angket yang disebarkan kepada responden.
Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :
� = �∑ − ∑ ∑
√[�∑ − ∑ ][�∑ − ∑
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antaravariabel X dan Y
X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i
yang akan diuji validitasnya.
Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh
tiap responden.
∑X : Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N : Banyaknya responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya
repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan
yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau
pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.
9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari
nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika
nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen
dinyatakan tidak valid.
60
Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,68 0,444 Valid
2 0,54 0,444 Valid
3 0,63 0,444 Valid
4 0,51 0,444 Valid
5 0,60 0,444 Valid
6 0,51 0,444 Valid
7 0,52 0,444 Valid
8 0,58 0,444 Valid
9 0,51 0,444 Valid
10 0,61 0,444 Valid
11 0,48 0,444 Valid
12 0,56 0,444 Valid
13 0,49 0,444 Valid
14 0,49 0,444 Valid
15 0,69 0,444 Valid
16 0,47 0,444 Valid
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y
Sumber: Hasil uji coba angket
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel
komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket
yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran
adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar
siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan
untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan
uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan
bahwa:
“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan
62
untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”
Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut
dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali
Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:
� = [ �
�− ] . [ − ∑ ��
� ]
Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu
mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:
� = ∑ − ∑ �
�
�
Keterangan:
� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal
∑ �� = Jumlah varians bulir � = Varians total
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010,
hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan
data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.
7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.
9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)
10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya:
Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.
Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana
terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y
No. Variabel Hasil Keterangan
rhitung rtabel
1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel
2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel
Sumber: Hasil uji coba angket
Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua
variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana
64
reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga
penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala
terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji
kevalidannya dan kereliabilitasnya.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan
variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam
penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar
Siswa.
Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel
independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar
siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).
3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran
Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas
komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu
indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik
terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran
efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima
indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
yaitu :
1. Respect (Menghargai)
2. Empathty ( Empati)
3. Audible (Mudah dimengerti)
4. Clarity (Jelas maknanya)
Mengacu pada pendapat diatas, maka seorang guru hendaknya
menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas
dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan
menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat
defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan
oleh guru.
Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran
Variabel Indikator Ukuran Skala Nomor item
3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya :
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif
7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33)
Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan
dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam
belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam
pembelajaran.
Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan
bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :
1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran
2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa
3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan
tugas – tugas pembelajaran
4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas
bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk
berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan
kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha
mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar
yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan
68
Tabel 3. 6 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator Ukuran Skala No item
Motivasi Belajar
70
3.6 Uji Asumsi
Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa
pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.
3.6.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji
statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan
apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah
normal.
Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka
teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan
demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan
dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),
“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di
bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali
Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah
penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full)
sekalipun dengan ukuran sampel kecil.
Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah
pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:
a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.
b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi. h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H jika D hitung > D tabel
dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)
i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:
Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X F Fk Sn(�� Z �� �� Sn(�� - �� �� [�� �� − �� �� ]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn(�� = fki : n
Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan
cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).
Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai
selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D
hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara ,88
√n .
kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
1) D hitung < D tabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.
2) D hitung ≥ D tabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi
72
3.6.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok,
yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin
(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas
digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil
penelitian.
Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila
nilai hitung �2> nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen
ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :
� = ln [� − ∑ � . � � ]
Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294)
Dimana :
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = log � ∑ � �
S2gab = Varians gabungan
=
�=
∑ �∑
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295),
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah
sebagai berikut :
a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut :
c)
d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett
Sampel db=n-1 ��� Log��� db. Log ��� db.���
1
2 3
74
f) Menghitung varians gabungan.
g) Menghitung log dari varians gabungan. h) Menghitung nilai Barlett.
i) Menghitung nilai � .
j) Menentukan nilai dan titik kritis.
k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika nilai � hitung < dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi
Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat
dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji
kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel
2007.
Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa
pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa
regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai
berikut:
a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y
b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:
� = ∑
c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK / , dengan rumus:
� / = b. ∑ − ∑ .∑
d) Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus:
= ∑ − � / − �
e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJK ) dengan rumus:
rumus:
/ = � /
g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��
−
h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:
� = ∑ {∑� − ∑ }
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus: JK C = JK − JKE
j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:
� = �−��
k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:
� = −�
l) Mencari nilai uji F dengan rumus:
F = ��
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian”.
Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan
membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data
76
3.7.1 Analisis Data Deskriptif
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui
statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median
atau modus.
Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1
dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis
deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran
dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata
Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari
responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan
kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk
masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK=ST x JB x JR.
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:
∑xi= x1 x2 x3 ...+x37.
Keterangan :
X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x
X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden
c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah
Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR
78
3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.
3.7.2 Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal
untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk
data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris
karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3,
yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan
statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap
koefisien regresi.
Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka
dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk
melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai
variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).
3.8 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan
antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut
maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.
Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian
hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:
1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H
� : = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi
Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).
H1: β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi
Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).
Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5
2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:
Ŷ = a + bX
Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)
b : penduga bagi koefisien regresi (β)
= ∑ − ∑� = Υ − Χ dan = �. ∑ −∑ ∑
�.∑ − ∑.
3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah
uji F, yaitu F =
Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( � dengan rumus:
� = ∑
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:
� / = b. ∑ − ∑ .∑
c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:
80
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus:
= ��
−
g. Menghitung F, dengan rumus: F = �� �
4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk db = 1 dan db = n – 2
5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F − (db db )
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa
6. Membuat kesimpulan.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:
r = � ∑ − ∑ . ∑
√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.
a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:
KD = r x 100%
dimana:
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Gambaran komunikasi pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang, yang terdiri dari
5 indikator yaitu: 1) Respect (Menghargai); 2) Empathy (Empati); 3) Audible (Dapat
dimengerti atau didengar); 4) Clarity (Jelas); dan 5) Humble (Rendah hati), Kelima
indikator tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hal tersebut membuktikan
bahwa setiap indikator dari komunikasi pembelajaran sudah menceminkan situasi
yang cukup efektif. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian dalam penelitian ini,
diketahui bahwa indikator jelas (clarity) memiliki tingkat persentase cukup minimum
dimana guru masih menggunakan bahasa yang sulit dimengerti oleh siswa, sedangkan
indikator menghargai (respect) memiliki tingkat persentase kategori cukup efektif.
2. Gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang, yang diukur oleh 7
indikator yaitu: 1) Antusias; 2) Minat dalam pembelajaran; 3) Keterlibatan dalam
kegiatan di kelas; 4) Ketekunan dalam belajar; 5) rasa ingin tahu pasa isi
pembelajaran; 6) Selalu berusaha dan 7) Aktif dalam mengatasi tantangan yang ada
dalam pembelajaran. Ketujuh indikator tersebut berada pada kategori cukup tinggi.
Berdasarkan indikator yang menjadi kajian penelitian ini, diketahui bahwa indikator
aktif dalam mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran memiliki tingkat
persentase cukup minimum hal ini ditunjukan dengan kurang aktifnya siswa dalam
proses pembelajaran, sedangkan indikator rasa ingin tahu pada isi pembelajaran
memiliki tingkat persentase cukup maksimum.
3. Komunikasi pembelajaran mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar
siswa di SMK Bina Wisata Lembang yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan
analisis data bahwa komunikasi pembelajaran yang terdiri dari indikator 1)
Menghargai (Respect); 2) Empati (Empathy); 3) Dapat dimengerti atau didengar
(Audible); 4) Jelas (Clarity); dan 5) Rendah hati (Humble), memiliki pengaruh yang
cukup kuat antara variabel komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa,
128
5.2 Implikasi dan Rekomendasi
1. Berdasarkan penelitian, Variabel X (Komunikasi Pembelajaran) memiliki hasil yang
menunjukan kategori cukup efektif. Namun masih terdapat indikator yang rendah atau
cukup minimum dari komunikasi pembelajaran yaitu indikator jelas (clarity). Hal ini
menjadi perhatian khusus bagi para guru untuk menggunakan komunikasi
pembelajaran yang jelas, dengan adanya perhatian dari para guru mengenai kejelasan
dalam penyampaian makna dan isi pembelajaran diharapkan membuat para murid
lebih bisa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru.
2. Variabel Y (Motivasi belajar siswa) dalam penelitian ini menunjukan berada pada
kategori yang cukup tinggi. Pada variabel motivasi ini indikator aktif mengatasi
tantangan menunjukan hasil yang paling rendah atau cukup minimum diantara
indikator lainnya. Hal ini diharapkan bagi para murid untuk selalu aktif dalam proses
pembelajaran dan harus berusaha sendiri dalam memecahkan permasalah dalam
proses pembelajaran. Sedangkan bagi para guru diharapkan dapat membimbing
dengan baik dan bisa memberikan motivasi kepada para siswa dalam proses
pembelajaran supaya siswa lebih bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran.
3. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai
komunikasi pembelajaran dan motivasi belajar siswa, diharapkan dapat melakukan
penelitian dengan sampel yang lebih luas. Selain itu peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian dengan mengubah Variabel X atau Variabel Y dalam penelitian
yang sesuai dengan teori, sehingga pembahasan mengenai komunikasi pembelajaran
Daftar Lampiran
124
PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKATORAN DI SMK BINA
WISATA LEMBANG
ANGKET
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
oleh
FRISCA TRIOKTAVIANI NIM 1105541
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
128
Surat Angket
Kepada
Yth. Bapak/Ibu guru SMK Bina Wisata Lembang Lembang
Di Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini saya sampaikan seperangkat angket kepada Ibu/Bapak untuk menginzinkan saya memberikan angket kepada para siswa di kelas X administrasi perkantoran, diiringi permohonan maaf karena kehadiran angket ini sudah tentu akan menyita waktu Ibu/Bapak dalam proses pembelajaran. Dengan segala kerendahan hati, sudilah kiranya Ibu/Bapak mengizinkan para murid untuk mengisi angket ini.
Pengisian angket ini tidak akan berpengaruh terhadap nama baik Ibu/Bapak. Oleh karena itu mohon izinkan saya untuk memberikan pernyataan angket kepada siswa administrasi perkantoran kelas X
Atas bantuan yang Ibu/Bapak berikan saya ucapkan terimakasih. Semoga kebaikan Ibu/Bapak di balas oleh Allah SWT.Aamiin
Hormat Saya,
Petunjuk Pengisian Angket
Angket ini diedarkan kepada peserta didik pada standar kompetensi administrasi
perkantoran, peserta didik diminta untuk memberikan tanggapan yang sejujurnya
mengenai komunikasi pembelajaran antara Pengajardengan peserta didik di kelas,
tanggapilah semua pernyataan tanpa bantuan dari teman – teman. Jawaban tidak
mempengaruhi nilai tes / raport.
Petunjuk pengisisan :
1. Sebelum mengisi angket, harap dibaca dengan seksama dan diisi dengan
sejujur – jujurnya.
2. Setiap bulir pernyataan terdapat lima alternatif jawaban.
3. Alternatif jawaban berupa skala interval, sehingga angka yang lebih
besarmemiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan niali angka yang
lebih kecil.
4. Berilah jawaban dengan cara membubuhkan tanda ceklis (√) pada rentang
angka antara 1 sampai dengan 5
Contoh :
Pengajarmemberikan
motivasi proses
pembelajaran.
SL TP
5 4 3 2 1
5. Untuk setiap bulir pertanyaan hanya diperbolehkan memilih 1 angka alternatif
jawaban.
6. Jika terdapat kesalahan dalam memilih angka alternatif jawaban, berilah tanda
silang (X) pada angka jawaban yang salah kemudian berikan tanda ceklis (√)
pada angka jawaban yang benar.
7. Semua bulir pernyataan yang ada, mohon dijawab tanpa ada yang terlewat.
130
Angket Variabel X (Komunikasi Pembelajaran)
NO Pernyataan Ukuran
1
Guru memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam menyampaikan pendapat.
SL TP
4 3 2 1
2
Guru memuji peserta didik yang berani
mengungkapkan pendapat. SL TP
4 3 2 1
3
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif didalam proses pembelajaran
SL TP
4 3 2 1
4
Guru tanggap terhadap kesulitan belajar
yang dialami peserta didik. SL TP
4 3 2 1
5
Guru mendengarkan dengan seksama
kesulitan belajar yang dialami peserta didik. SL TP 4 3 2 1
6
Guru memberikan solusi untuk memecahkan
masalah kesulitan belajar. SL TP
4 3 2 1
7
Guru membimbing peserta didik dalam
menghadapi kesulitan belajar. SL TP
4 3 2 1
8
Guru menyampaikan bahan pelajaran
dengan bahasa yang mudah dipahami SL TP
4 3 2 1
9
Cara guru menyampaikan bahan pelajaran
dengan menarik perhatian SL TP
4 3 2 1
10
Media yang digunakan Guru membantu memahami bahan pelajaran yang disampaikan
SL TP
4 3 2 1
11
Guru memberikan motivasi dalam proses
pembelajaran SL TP
Guru memberikan perintah yang jelas
selama proses pembelajaran. SL TP