• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA

WISATA LEMBANG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

oleh

FRISCA TRIOKTAVIANI NIM 1105541

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA

WISATA LEMBANG

Oleh:

Frisca Trioktaviani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Frisca Trioktaviani Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WISATA LEMBANG

Motivasi belajar siswa dinilai sangat penting bagi proses pembelajaran. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran serta peningkatan kualitas hasil belajar siswa dibutuhkan motivasi yang tinggi agar tujuan dalam proses pembelajaran bisa tercapai. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah komunikasi pembelajaran yang efektif.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa serta pengaruh antara komunikasi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel X yaitu komunikasi pembelajaran berada pada kategori cukup efektif dan Variabel Y yaitu motivasi belajar siswa berada pada kategori cukup tinggi. Uji hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat / Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS ... Error! Bookmark not

defined.

2.1 Konsep Komunikasi pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Manajemen Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.5 Proses Komunikasi dalam Pembelajaran ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.6 Teori belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Konsep Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Definisi Motivasi ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi motivasi Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Prinsip – prinsip Motivasi Belajar .... Error! Bookmark not defined.

2.3 Pengaruh Komunikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa

………...Er

ror! Bookmark not defined.

(6)

2.5 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

2.6 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Partisipan ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran .. Error! Bookmark

not defined.

3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa Error! Bookmark not

defined.

3.6 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data .. Error! Bookmark not

defined.

4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Komunikasi Pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang

……….Er

ror! Bookmark not defined.

(7)

4.2.3 Analisis Pengaruh Komunikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark

not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(8)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan

dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi

sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan

yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran

adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas

kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu

saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber

daya manusia.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif

berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran

terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada

peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan

berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan

demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas

proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut

Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses mengajar yaitu

permasalahan mengenai motivasi belajar siswa. Motivasi yang benar dalam

belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Demi meningkatkan kualitas

pendidikan yang baik maka sangatlah dibutuhkan tenaga pengajar yang mampu

melaksanakan tugasnya dengan profesionalitas tinggi. Namun sayangnya masalah

rendahnya komunikasi pembelajaran guru dalam menyampaikan informasi kepada

siswa dalam proses pembelajaran nyaris luput dari perhatian di dunia pendidikan

saat ini sehingga berakibat terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya karena

motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. motivasi sangat penting dalam

pengajaran yang efektif. seorang siswa dapat belajar secara efektif jika ia

memiliki motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan

(9)

2

dapat saja siswa yang memiliki intelegasi yang cukup tinggi menjadi gagal

karena kurangnya motivasi.

Berkenaan dengan motivasi belajar siswa, Ecless,et al. (Hattip, 1997, hlm 2)

menimpulkan sebagai berikut.

(1)kurangnya minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri

akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurunkan rasa percaya

dirinya setelah mengalami kegagalan; (5) merespon kegagalan dengan

helplesness; (6) gampang membolos.

Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan belajar pada siswa.

Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan

semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar

mempunyai hubungan erat. Motivasi sangat berperan dalam peoses pembelajaran,

dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan

dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan

baik. Siswa yang dalam proses belajarnya memnpunyai motivasi kuat dan jelas

akan tekun dan berhasil dalam belajarnya.

Motivasi belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang

berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. perubahan

lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa akan

berubah. Maka dari itu motivasi belajar yang timbul dari dalam dan luar harus

berjalan dengan seimbang dan saling melengkapi sehingga motivasi siswa untuk

belajar dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan sesuai

dengan tujuan. Faktor lain yang dianggap menurunkan motivasi belajar adalah

materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu.

Mengenai materi pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai hal yang

membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari – hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas (Sarwono, 2007, hlm 125)

Menurut G R Terry dalam J Smith (2003, hlm 130) Motivasi dapat diartikan

(10)

semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar memiliki

beberapa indikator yang dikemukakan oleh Wena (2010, hlm 33) yaitu :

keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran,

keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran,

ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan

yang ada dalam pembelajaran.

Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari berbagai aspek seperti dari

keantusiasan siswa dalam bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran,

ketekunan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, rasa ingin tahu

pada isi pembelajaran yang sedang dibahas.

Berikut merupakan data dari hasil Ujian Semester Ganjil Tahun Ajaran

2010-2014 yang menunjukkan bahwa nilai rata – rata Ujian Akhir Semester tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) seperti yang terlihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 1. 1 Hasil Nilai Mata Pelajaran Produktif AP

Tahun Nilai Peserta Didik Jumlah Siswa

Sumber : Daftar Nilai Guru Administrasi Perkantoran Kelas X AP SMK Bina

Wisata Lembang Semester Ganjil Tahun 2010-1014

Tabel 1. 2 Selisih Hasil Belajar Siswa Pertahun Selisih Hasil Nilai Belajar Siswa (%)

Tahun Remedial Tidak remedial

2010 – 2011 10 10

2011 – 2012 20 19

(11)

4

2013 – 2014 10 10

Berdasarkan tabel sebelumnya dapat kita lihat bahwa keadaan siswa di

SMK Bina Wisata Lembang hampir sebagian persen siswa mendapatkan hasil

belajar yang cukup menurun, artinya masih terdapat guru yang tidak melengkapi

setiap aspeknya. Berdasarkan aspek -aspek yang diamati dari tahun 2010 – 2014 diperoleh data pada tahun 2010 siswa yang mengikuti remedial sebanyak 58% dan

tahun 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 48%,

jadi dari tahun 2010 – 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 10%, lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial menikat dengan

derastis sekitar 20%, dan di tahun 2013 mengalami penurunan sekitar 8% dan di

tahun terakhir mangalami peningkatan kembali sekitar 10% siswa yang mengikuti

remedial.

Agar lebih jelasnya penulis memberikan Grafik data Hasil Nilai Produktif

Administrasi Perkantoran Kelas X Semester Ganjil tahun 2010 - 2014 di SMK

Bina Wisata Lembang sebagai berikut:

Gambar 1. 1

(12)

Berdasarkan grafik sebelumnya dapat dilihat bahwa tingkat hasil belajar

siswa di SMK Bina Wisata cukup fluktuatif artinya mengalami penaikan dan

penurunan setiap tahunnya. Dapat dilihat dari tahun 2010 siswa yang mengikuti

remedial mengalami peningkatan sekitar 58% dengan jumlah siswa sekitar 31

siswa dan di tahun 2011 mengalami penurunan sekitar 6% sehingga menjadi 52%

siswa yang mengikuti remedial dengan jumlah siswa yang masih sama dengan

tahun sebelumnya. Lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial sekitar

68% dengan jumlah siswa yang bertambah sekitar 40 siswa dan pada tahun 2013

siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekiatar 8% sehingga siswa

yang mengikuti remedial sekitar 60%. Dan pada tahun 2014 mengalami

peningkatan lagi sekitar 10% sehingga siswa yang mengikuti remedial sekitar

70% dengan jumlah siswa sekitar 43 siswa.

Data tersebut menunjukan bahwa terdapat masalah pada motivasi belajar

siswa yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran. Melalui data tersebut dapat diindikasi bahwa siswa SMK Bina

Wisata memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah.

Untuk mengetahui secara langsung motivasi belajar siswa disekolah peneliti

melakukan observasi lapangan yaitu di SMK Bina Wisata Lembang. Hasil dari

observasi lapangan penulis mendapat berbagai permasalahan dilapangan

diantaranya, dalam proses pembelajaran ditemukan fakta lapangan dimana banyak

siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya

mendengarkan apa yang disampaikan guru dan kurangnya keaktifan siswa dalam

bertanya, banyaknya siswa yang pada saat jam pelajaran berlangsung berkeliaran

diluar kelas, suasana kelas yang gaduh disaat proses pembelajaran, banyak siswa

yang terlambat masuk setiap harinya. Permasalahan lain yang penulis temukan

dilapangan adanya kesenjangan antara guru dengan siswa hal ini terjadi karena

kurangnya komunikasi yang baik dan kurangnya rasa peduli seorang guru

terhadap siswa, metode komunikasi pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak

cocok dengan lingkungan sekolah, selain permasalahan tersebut lingkungan

sekolah yang dirasa kurang nyaman menjadi permasalahan tersendiri bagi para

(13)

6

siswa maka penulis beranggapan bahwa permasalahan yang terjadi tersebut

mangakibatkan rendahnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata

Lembang.

Penulis melakukan observasi di SMK Bina Wisata Lembang dengan melihat

aspek-aspek yang mewakili siswa disekolah yang meliputi : (a) motivasi belajar

siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah, (b) pembelajaran yang masih

didominasi oleh guru (teacher center), belum sepenuhnya terpusat pada siswa, (c)

siswa kurang memperhatikan penjelasan guru mereka cenderung mengobrol

sendiri dengan temannya, (d) kegiatan pembelajaran di dalam kelas kurang

optimal karena siswa cenderung bersikap pasif (e) bahasa yang digunakan oleh

guru cenderung baku. Adapun ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi rendah

antara lain, (a) cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan, (b) tidak bersemangat

dalam mengikuti pelajaran, (c) tidak aktif dalam proses pembelajaran, (d) ramai

dengan temannya saat diterangkan oleh guru, (e) senang dengan tugas rutin, (f)

tidak dapat mempertahankan hal/pendapatnya. Berdasarkan aspek- aspek tersebut

diperoleh data dimana dari hasil observasi terlihat beberapa siswa yang masih

belum sesuai dengan kriteria motivasi belajar siswa disekolah. Terdapat aspek-

aspek yang belum terpenuhi yaitu, (a) motivasi belajar siswa yang harus

ditingkatkan dalam proses pembelajaran. (b) dalam proses pembelajaran seorang

guru harus memberikan kesempatan kepada siswa dalam meberikan pendapat

sehingga proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru saja. (c) jika dalam

proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang memperhatikan maka tugas

seorang guru adalah memberikan peringatan kepada siswanya. (d) buatlah metode

pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bertidak lebih aktif. (e) gunakanlah

bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan mudah. Hal ini berdapak terhadap motivasi belajar siswa

dikarenakan beberapa aspek yang dapat menggambarkan tingkat motivasi belajar

siswa masih belum terpenuhi. Sehingga penulis beranggapan bahwa tingkat

motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang masih rendah.

Maka perlu diketahui faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi

motivasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Teori Model Integrasi Perilaku

(14)

kemampuan berkomunikasi secara langsung mempengaruhi motivasi dan

kepuasan kerja (Collcuitt and Wesson 2009, hlm 8).

Menurut Pace & Don F. Faules dalam Mulyana (2001, hlm. 158) “iklim komunikasi dapat menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam

produktivitas organisasi, karena pemahaman seseorang terhadap iklim komunikasi

akan menghasilkan motivasi kerja”

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa adalah

komunikasi pembelajaran. Komunikasi pembelajaran merupakan jantung dalam

pembelajaran. Karena itu, sulit membayangkan proses pembelajaran yang

berlangsung tanpa adanya komunikasi diantara pendidik dangan peserta didik.

Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada kegiatan komunikasi. Entah dalam bentuk

penyampaian pesan yakni bahan ajar untuk mewujudkan tercapainya tujuan

pembelajaran, yang antara lain adalah perubahan perilaku. Tujuan komunikasi

manusia pun, satu di antaranya adalah terjadinya perubahan perilaku. Oleh karena

itu, kegiatan komunikasi dan pembelajaran bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata

uang dalam kehidupan sosial manusia.

Mempelajari ilmu komunikasi untuk konteks pembelajaran dalam kegiatan

pendidikan menjadi sangat penting karena belajar efektif sedikit banyak akan

bergantung pada komunikasi efektif. Komunikasi yang baik antara orang yang

membelajarkan dengan orang yang belajar memberikan motivasi belajar yang baik

sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang baik juga. Buruknya

komunikasi akan menimbulkan buruknya motivasi belajar.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi belajar siswa dalam

proses pembelajaran di SMK BINA WISATA Lembang. Banyak faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar peserta didik diantaranya Penguasaan Bahasa,

Sarana Komunikasi , Kemampuan Berpikir, dan Lingkungan yang baik.

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1)

ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

(15)

8

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sudono (2000), yang mengemukakan bahwa untuk memotivasi anak agar

gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan

membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika seorang pendidik

mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan

diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan

mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika seorang pendidik tidak mampu

mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif dengan peserta didik,

maka motivasi belajarpun dapat terhambat. Oleh karena itu, perlu adanya

menciptakan komunikasi pembelajaran yang efektif dalam upaya meningkatkan

motivasi belajar siswa. Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah

tersebut, maka dapat dirumuskan pernyataan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran di SMK Bina

Wisata Lembang?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata

Lembang?

3. Adakah pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di

SMK Bina Wisata Lembang ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana dirumuskan diatas

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gambaran komunikasi pembelajaran yang efektif di SMK Bina

Wisata Lembang.

2. Mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata

Lembang.

3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap

(16)

1.4Manfaat / Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang

berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh pihak sekolah. Adapun manfaat

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai bahan kajian

lebih lanjut mengenai hal yang sama secara lebih dalam di masa yang akan

mendatang

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh komunikasi

pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

b. Bagi sekolah

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang

dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan

data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan

penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam

sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey,

deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap

sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan

secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan

hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan

keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian

yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data.

Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK

Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan

data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan

penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses

(18)

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode

verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu

cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan

statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X

terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu

hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan

untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata

Lembang.

3.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di

SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan

penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang

dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK

Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)

1 Perempuan 33 77

2 Laki-laki 10 23

Jumlah 43 100

Sumber: Data responden angket 2015

(19)

56

Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi

perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase

77% sedangkan pria 23%.

3.3 Populasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian,

langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit

penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang

dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian

(pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi

merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau

subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau

menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian”.

(20)

populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan

mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh

data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran

tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang

atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis

mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran

indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y

(Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah

disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling

tepat.

3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah,

brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan

literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis

yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

(21)

58

untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat

diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis

validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah

memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.4.1.1 Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya

angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

� = �∑ − ∑ ∑

√[�∑ − ∑ ][�∑ − ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antaravariabel X dan Y

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i

yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh

tiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya

repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan

yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang

(22)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari

nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika

nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen

dinyatakan tidak valid.

(23)

60

Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,68 0,444 Valid

2 0,54 0,444 Valid

3 0,63 0,444 Valid

4 0,51 0,444 Valid

5 0,60 0,444 Valid

6 0,51 0,444 Valid

7 0,52 0,444 Valid

8 0,58 0,444 Valid

9 0,51 0,444 Valid

10 0,61 0,444 Valid

11 0,48 0,444 Valid

12 0,56 0,444 Valid

13 0,49 0,444 Valid

14 0,49 0,444 Valid

15 0,69 0,444 Valid

16 0,47 0,444 Valid

(24)

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel

komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket

yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran

adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar

siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan

untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item.

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan

uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan

bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan

(25)

62

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut

dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali

Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

� = [ �

�− ] . [ − ∑ �

� ]

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu

mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑ − ∑ �

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir � = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010,

hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

(26)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya:

 Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.

 Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana

terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel

2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua

variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana

(27)

64

reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga

penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala

terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji

kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan

variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam

penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar

Siswa.

Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel

independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar

siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).

3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas

komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu

indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik

terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran

efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima

indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif

yaitu :

1. Respect (Menghargai)

2. Empathty ( Empati)

3. Audible (Mudah dimengerti)

4. Clarity (Jelas maknanya)

(28)

Mengacu pada pendapat diatas, maka seorang guru hendaknya

menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas

dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan

menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat

defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan

oleh guru.

Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Variabel Indikator Ukuran Skala Nomor item

(29)
(30)

3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya :

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif

7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33)

Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan

dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam

belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam

pembelajaran.

Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan

bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :

1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran

2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa

3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan

tugas – tugas pembelajaran

4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas

bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk

berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan

kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha

mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar

yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan

(31)

68

Tabel 3. 6 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Ukuran Skala No item

Motivasi Belajar

(32)
(33)

70

3.6 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa

pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan

apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah

normal.

Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka

teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan

demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan

dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),

“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di

bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali

Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah

penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full)

sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah

pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

(34)

g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi. h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H jika D hitung > D tabel

dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:

Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fk Sn( Z Sn( - [�� � − � ]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn( = fki : n

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai

selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D

hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara ,88

√n .

kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

1) D hitung < D tabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.

2) D hitung ≥ D tabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi

(35)

72

3.6.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok,

yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin

(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas

digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil

penelitian.

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila

nilai hitung �2> nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

� = ln [� − ∑ � . � � ]

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = log ∑ �

S2gab = Varians gabungan

=

=

∑ �

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295),

langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah

sebagai berikut :

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut :

c)

d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Logdb. Log db.

1

2 3

(36)
(37)

74

f) Menghitung varians gabungan.

g) Menghitung log dari varians gabungan. h) Menghitung nilai Barlett.

i) Menghitung nilai � .

j) Menentukan nilai dan titik kritis.

k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika nilai � hitung < dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi

Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat

dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji

kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel

2007.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa

pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa

regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai

berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK / , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus:

= ∑ − � /

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJK ) dengan rumus:

(38)

rumus:

/ = � /

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

� = ∑ {∑� − ∑ }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus: JK C = JK − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:

� = �−��

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan

membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data

(39)

76

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui

statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median

atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1

dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis

deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran

dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata

Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari

responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk

masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK=ST x JB x JR.

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

xi= x1 x2 x3 ...+x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR

(40)
(41)

78

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal

untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk

data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3,

yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran

terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan

statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap

koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka

dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk

melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan

antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut

maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu

hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan

menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y

(42)

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian

hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H

: = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

H1: β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5

2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

= ∑ − ∑ = Υ − Χ dan = �. ∑ −∑ ∑

�.∑ − ∑.

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah

uji F, yaitu F =

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( dengan rumus:

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:

(43)

80

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus:

= ��

g. Menghitung F, dengan rumus: F = �� �

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk db = 1 dan db = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F (db db )

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap

variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r x 100%

dimana:

(44)

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaran komunikasi pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang, yang terdiri dari

5 indikator yaitu: 1) Respect (Menghargai); 2) Empathy (Empati); 3) Audible (Dapat

dimengerti atau didengar); 4) Clarity (Jelas); dan 5) Humble (Rendah hati), Kelima

indikator tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hal tersebut membuktikan

bahwa setiap indikator dari komunikasi pembelajaran sudah menceminkan situasi

yang cukup efektif. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian dalam penelitian ini,

diketahui bahwa indikator jelas (clarity) memiliki tingkat persentase cukup minimum

dimana guru masih menggunakan bahasa yang sulit dimengerti oleh siswa, sedangkan

indikator menghargai (respect) memiliki tingkat persentase kategori cukup efektif.

2. Gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang, yang diukur oleh 7

indikator yaitu: 1) Antusias; 2) Minat dalam pembelajaran; 3) Keterlibatan dalam

kegiatan di kelas; 4) Ketekunan dalam belajar; 5) rasa ingin tahu pasa isi

pembelajaran; 6) Selalu berusaha dan 7) Aktif dalam mengatasi tantangan yang ada

dalam pembelajaran. Ketujuh indikator tersebut berada pada kategori cukup tinggi.

Berdasarkan indikator yang menjadi kajian penelitian ini, diketahui bahwa indikator

aktif dalam mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran memiliki tingkat

persentase cukup minimum hal ini ditunjukan dengan kurang aktifnya siswa dalam

proses pembelajaran, sedangkan indikator rasa ingin tahu pada isi pembelajaran

memiliki tingkat persentase cukup maksimum.

3. Komunikasi pembelajaran mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar

siswa di SMK Bina Wisata Lembang yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan

analisis data bahwa komunikasi pembelajaran yang terdiri dari indikator 1)

Menghargai (Respect); 2) Empati (Empathy); 3) Dapat dimengerti atau didengar

(Audible); 4) Jelas (Clarity); dan 5) Rendah hati (Humble), memiliki pengaruh yang

cukup kuat antara variabel komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa,

(45)

128

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

1. Berdasarkan penelitian, Variabel X (Komunikasi Pembelajaran) memiliki hasil yang

menunjukan kategori cukup efektif. Namun masih terdapat indikator yang rendah atau

cukup minimum dari komunikasi pembelajaran yaitu indikator jelas (clarity). Hal ini

menjadi perhatian khusus bagi para guru untuk menggunakan komunikasi

pembelajaran yang jelas, dengan adanya perhatian dari para guru mengenai kejelasan

dalam penyampaian makna dan isi pembelajaran diharapkan membuat para murid

lebih bisa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru.

2. Variabel Y (Motivasi belajar siswa) dalam penelitian ini menunjukan berada pada

kategori yang cukup tinggi. Pada variabel motivasi ini indikator aktif mengatasi

tantangan menunjukan hasil yang paling rendah atau cukup minimum diantara

indikator lainnya. Hal ini diharapkan bagi para murid untuk selalu aktif dalam proses

pembelajaran dan harus berusaha sendiri dalam memecahkan permasalah dalam

proses pembelajaran. Sedangkan bagi para guru diharapkan dapat membimbing

dengan baik dan bisa memberikan motivasi kepada para siswa dalam proses

pembelajaran supaya siswa lebih bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran.

3. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai

komunikasi pembelajaran dan motivasi belajar siswa, diharapkan dapat melakukan

penelitian dengan sampel yang lebih luas. Selain itu peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian dengan mengubah Variabel X atau Variabel Y dalam penelitian

yang sesuai dengan teori, sehingga pembahasan mengenai komunikasi pembelajaran

(46)

Daftar Lampiran

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

124

(52)
(53)
(54)

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKATORAN DI SMK BINA

WISATA LEMBANG

ANGKET

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

oleh

FRISCA TRIOKTAVIANI NIM 1105541

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(55)

128

Surat Angket

Kepada

Yth. Bapak/Ibu guru SMK Bina Wisata Lembang Lembang

Di Tempat

Dengan hormat,

Dengan ini saya sampaikan seperangkat angket kepada Ibu/Bapak untuk menginzinkan saya memberikan angket kepada para siswa di kelas X administrasi perkantoran, diiringi permohonan maaf karena kehadiran angket ini sudah tentu akan menyita waktu Ibu/Bapak dalam proses pembelajaran. Dengan segala kerendahan hati, sudilah kiranya Ibu/Bapak mengizinkan para murid untuk mengisi angket ini.

Pengisian angket ini tidak akan berpengaruh terhadap nama baik Ibu/Bapak. Oleh karena itu mohon izinkan saya untuk memberikan pernyataan angket kepada siswa administrasi perkantoran kelas X

Atas bantuan yang Ibu/Bapak berikan saya ucapkan terimakasih. Semoga kebaikan Ibu/Bapak di balas oleh Allah SWT.Aamiin

Hormat Saya,

(56)

Petunjuk Pengisian Angket

Angket ini diedarkan kepada peserta didik pada standar kompetensi administrasi

perkantoran, peserta didik diminta untuk memberikan tanggapan yang sejujurnya

mengenai komunikasi pembelajaran antara Pengajardengan peserta didik di kelas,

tanggapilah semua pernyataan tanpa bantuan dari teman – teman. Jawaban tidak

mempengaruhi nilai tes / raport.

Petunjuk pengisisan :

1. Sebelum mengisi angket, harap dibaca dengan seksama dan diisi dengan

sejujur – jujurnya.

2. Setiap bulir pernyataan terdapat lima alternatif jawaban.

3. Alternatif jawaban berupa skala interval, sehingga angka yang lebih

besarmemiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan niali angka yang

lebih kecil.

4. Berilah jawaban dengan cara membubuhkan tanda ceklis (√) pada rentang

angka antara 1 sampai dengan 5

Contoh :

Pengajarmemberikan

motivasi proses

pembelajaran.

SL TP

5 4 3 2 1

5. Untuk setiap bulir pertanyaan hanya diperbolehkan memilih 1 angka alternatif

jawaban.

6. Jika terdapat kesalahan dalam memilih angka alternatif jawaban, berilah tanda

silang (X) pada angka jawaban yang salah kemudian berikan tanda ceklis (√)

pada angka jawaban yang benar.

7. Semua bulir pernyataan yang ada, mohon dijawab tanpa ada yang terlewat.

(57)

130

Angket Variabel X (Komunikasi Pembelajaran)

NO Pernyataan Ukuran

1

Guru memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam menyampaikan pendapat.

SL TP

4 3 2 1

2

Guru memuji peserta didik yang berani

mengungkapkan pendapat. SL TP

4 3 2 1

3

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif didalam proses pembelajaran

SL TP

4 3 2 1

4

Guru tanggap terhadap kesulitan belajar

yang dialami peserta didik. SL TP

4 3 2 1

5

Guru mendengarkan dengan seksama

kesulitan belajar yang dialami peserta didik. SL TP 4 3 2 1

6

Guru memberikan solusi untuk memecahkan

masalah kesulitan belajar. SL TP

4 3 2 1

7

Guru membimbing peserta didik dalam

menghadapi kesulitan belajar. SL TP

4 3 2 1

8

Guru menyampaikan bahan pelajaran

dengan bahasa yang mudah dipahami SL TP

4 3 2 1

9

Cara guru menyampaikan bahan pelajaran

dengan menarik perhatian SL TP

4 3 2 1

10

Media yang digunakan Guru membantu memahami bahan pelajaran yang disampaikan

SL TP

4 3 2 1

11

Guru memberikan motivasi dalam proses

pembelajaran SL TP

Guru memberikan perintah yang jelas

selama proses pembelajaran. SL TP

Gambar

Tabel 1.  1 Hasil Nilai Mata Pelajaran Produktif AP
Gambar 1. 1
Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ada 48 soal matematika model PISA yang bisa kalian jadikan referensi dalam melatih kemampuan literasi matematika kalian, penting mempunyai kemampuan matematika

Pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Riset Kependidikan Sains Mahasiswa Calon Guru

psn@psn.co.id B 2.05.08 email Kualifikasi SAMPAI DENGAN DESEMBER 2011. ASOSIASI SATELIT INDONESIA ( ASSI ) DAFTAR

Dalam Penulisan Ilmiah ini hasil peramalan penjualan produk Haneda Electric Ovenpada PT Batin Eka Perkasa dengan menggunakan metode Moving Average ( MA ) untuk semester dua tahun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sepakbola Melalui Penerapan Aktivitas Soccer Like Games Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : mengidentifikasikan artikel tentang penyakit avian influenza di Asia, analisis.. jurnal

Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya

Analisis break even point adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui situasi atau keadaan dimana pendapatan total perusahaan sama dengan biaya totalnya. Dengan mengetahui