• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VIII SMPN 49 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VIII SMPN 49 Bandung."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Fifit Fortin Novita, 2015

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI KELAS VIII SMPN 49 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Departemen Pendidikan Seni Tari

Oleh :

FIFIT FORTIN NOVITA 1105618

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Fifit Fortin Novita, 2015

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI KELAS VIII SMPN 49 BANDUNG

Oleh

Fifit Fortin Novita

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari

© Fifit Fortin Novita 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,

(3)

Fifit Fortin Novita, 2015

LEMBAR PENGESAHAN

FIFIT FORTIN NOVITA 1105618

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI KELAS VIII SMPN 49 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dewi Karyati, S,Sen, M.Pd. NIP. 195807061984032002

Pembimbing II

Dr. Heni Komalasari, M.Pd. NIP. 197109152001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(4)

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VIII SMPN 49 Bandung”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya variasi model pembelajaran seni tari yang diterapkan pada sekolah tersebut. Hal ini menyebabkan para siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan berdampak rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh berbagai data tentang proses dan hasil penerapan model Snowball Throwing dalam pembelajaran seni tari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimental Designs, menggunakan populasi sebanyak 315 siswa dan sampel total 35 siswa yang dipilih secara langsung oleh peneliti. Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, motivasi siswa pada pembelajaran seni tari dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkat dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci: Model Snowball Throwing, motivasi belajar, pembelajaran seni tari.

ABSTRACT

This research is titled “Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Kelas VIII SMPN 49 Bandung”. It is based on the lack of dance learning model number in the school. This causes the students become less motivated in involving the learning process and then it affects their marking system. This research is intended to collect the data of the process and the result of Snowball Throwing practices in dance learning. The method of this research is Pre-Experimental Designs, using the population of 315 students and the specimen of 35 students, which is selected by the researcher. Based on the result of the research, the student’s motivation in dance learning will be increasing and affecting the student’s marks.

(5)

Fifit Fortin Novita, 2015

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Penelitian Terdahulu ... 9

B.Model Pembelajaran ... 10

C.Model Snowball Throwing ... 12

D.Motivasi Dalam Pembelajaran. ... 15

E. Pembelajaran Seni Tari. ... 21

F. Karakteristik Siswa Menengah Pertama. ... 23

G.Implementasi Model Snowball Throwing dalam Pembelajaran Seni Tari………. ... 25

H.Evaluasi ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A.Desain Penelitian ... 32

B.Partisipan ... 34

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 41

F. Teknik Analisis Data... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A.Temuan Penelitian ... 47

1. Pembelajaran Seni Tari di SMPN 49 Bandung... 47

2. Proses penerapan model snowball throwing dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII SMPN 49 Bandung ... 48

3. Hasil penerapan model snowball throwing dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII SMPN 49 Bandung ... 65

(6)

Fifit Fortin Novita, 2015

b. Analisis data terhadap aplikasi pembelajaran tari melalui model snowball

throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa ... 80

c. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 88

A.Kesimpulan ... 88

B.Rekomendasi ... 89

(7)

Fifit Fortin Novita, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Proses ... 66 Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian ProsesPembelajaran Seni Tari

Menggunakan Model Snowball Throwing ... 71 Tabel 4.3 Hasil Post-test ... 74 Tabel 4.4 Tabel Distribusi FRekuensi Penilaian Proses Pembelajaran Seni Tari

(8)

Fifit Fortin Novita, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 1 ... 51

Gambar 4.2 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 1 ... 52

Gambar 4.3 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 2 ... 55

Gambar 4.4 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 2 ... 55

Gambar 4.5 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 2 ... 56

Gambar 4.6 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 3 ... 59

Gambar 4.7 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 3 ... 60

Gambar 4.8 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 4 ... 63

Gambar 4.9 (Dok. Fifit Fortin Novita) Proses pembelajaran pertemuan 4 ... 64

(9)

Fifit Fortin Novita, 2015

DAFTAR DIAGRAM

(10)

Fifit Fortin Novita, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Pedoman Observasi Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa

(11)

Fifit Fortin Novita, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun

orang lain selama ia hidup. Pendidikan hendaknya lebih dari sekedar masalah

akademik atau perolehan pengetahuan, skill dan mata pelajaran konvensional,

melainkan harus mencakup berbagai kecakapan yang diperlukan untuk menjadi

manusia yang lebih baik. Karena itu, pendidikan hendaknya meliputi keterampilan

kerumah tanggaan, apresiasi terhadap estetika, berpikir analitik, pembentukan

sikap, pembentukan nilai-nilai dan aspirasi, asimilasi pengetahuan yang berguna,

dan informasi tentang berbagai hal dalam kehidupan (Marzuki, Saleh, 2010, hlm.

136).

Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar

mengajar yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar, sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek yang harus terlibat

secara aktif dalam peroses belajar maupun guru sebagai pendidik sangat

dibutuhkan, karena belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan

secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan ilmu

pengetahuan pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan

keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap nilai yang pasif.

Morgan, dkk (1986) (dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2010, hlm. 14)

menyatakan bahwa, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan

terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan

kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli yang menyatakan

bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan adanya reaksi terhadap

suatu situasi tertentu atau adanya suatu proses internal yang terjadi dalam diri

(12)

2

Fifit Fortin Novita, 2015

Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak

diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan

perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya.

(Aunurrahman, 2011, hlm. 7) menyatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran, pengembangan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai seharusnya perlu secara terus menerus dikembangkan di dalam setiap event pembelajaran. Kebiasaan-kebiasaan untuk bersedia mendengar dan menghargai pendapat rekan-rekan sesama siswa lainnya kurang mendapat perhatian oleh guru, karena dianggap sebagai hal rutin yang berlangsung saja pada kegiatan sehari-hari.

Pembelajaran seni tari di sekolah bertujuan untuk memperkenalkan budaya

dan nilai daerah setempat melalui suatu tarian, yang selanjutnya diharapkan siswa

mampu mencintai dan melestarikan budaya daerah setempatnya.

Pembelajaran sebaiknya dilakukan secara terarah dan secara fakta dalam

kegiatan pembelajaran pasti terdapat subjek dan objek yang akan menjadi target

pencapaian suatu pembelajaran yang memang sudah berlaku, seperti yang

dikatakan oleh Marno et al. (2010, hlm. 149) bahwa:

Terdapat dua kegiatan yang sinergis, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan siswa bagaimana siswa harus belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari segi kognitif, psikomotor, dan atau afektif. Persoalannya, bagaimana mengaktifkan siswa agar secara sukarela tumbuh kesadaran mau dan senang belajar. Karena itu, guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif, baik fisik maupun mental.

Dalam melakukan suatu pembelajaran yang baik dan mencapai suatu target

biasanya guru harus memahami bagaimana cara yang baik dan tepat dalam meraih

siswa menuju arah pembelajaran yang memacu siswa agar berani berbuat.

Maksud dalam berani berbuat disini yaitu siswa juga pasti akan mengalami suatu

proses belajar dengan caranya sendiri tetapi dituntun dengan cara guru yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

Berdasarkan studi kasus di SMPN 49 BANDUNG, selama ini pembelajaran

seni tari masih bersifat pasif dan kurang menarik, sehingga setiap pembelajaran

(13)

3

Fifit Fortin Novita, 2015

mengikutinya. Selain itu dalam pembelajaran seni tari masih menghadapi

beberapa kendala. Kendala yang dimaksud yaitu guru seni budaya yang masih

terliha kurang mampu membuat siswa termotivasi saat pembelajaran, siswa yang

kurang menyukai pembelajaran seni tari, pembelajaran seni tari masih dipandang

sebelah mata, kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran seni tari di kelas,

sarana dan prasarana yang kurang mendukung proses pembelajaran. Kondisi

tersebut tentu saja sangat penting bagi kegiatan pembelajaran, dikarenakan hal

tersebut dapat menumbuhkembangkan segala potensi yang dimiliki oleh siswa.

Siswa akan terlihat pasif pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan

pembelajaran akan kurang optimal.

Dalam proses pembelajaran seni tari di kelas guru cenderung menggunakan

metode ceramah, sehingga peserta didik cenderung kurang termotivasi pada

pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara yang baru untuk

mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran. Kenyataan pada pembelajaran seni tari, motivasi siswa dalam

pembelajaran seni tari ini masih sangat kurang.

Motivasi belajar siswa terhadap satu mata pelajaran khususnya dalam

pembelajaran seni tari dapat diartikan sebagai rasa keingintahuan yang kuat untuk

mengetahui suatu hal tentang seni tari. Sedangkan pada kenyataannya dilapangan

masih banyak siswa yang kurang berminat dengan pembelajaran tari, yang bisa

disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa terhadap tari.

Reid Gavin (2009), menyatakan bahwa “motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, dan bila

ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu” (hlm. 7). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan-kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar itu dapat tercapai.

Ada pula motivasi karena tugas, bagi banyak orang, pandangan atau

(14)

4

Fifit Fortin Novita, 2015

Karena itu ada tanggung jawab guru untuk mengembangkan tugas yang dapat

dikerjakan dengan baik. Pada gilirannya keadaan ini merupakan hambatan utama

yang harus diatasi agar dapat mempertahankan motivasi. Beberapa siswa jika

mereka punya pengalaman kegagalan berulang kali, akan benar-benar berkurang

motivasinya dan sama sekali tidak ingin belajar materi baru dengan cara apa pun.

Penting anak memiliki pengalaman kesuksesan, jika tidak memiliki mereka

menjadi berkurang motivasinya.

Alasan itulah perhatian besar harus diberikan ketika menyusun tugas untuk

meyakinkan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan memotivasi dan yang

sangat penting ialah siswa percaya tugasnya dapat dikerjakan dengan baik.

Motivasi karena penghargaan, meskipun penghargaan bermanfaat,

penghargaan ini harus dilihat sebagai strategi jangka pendek-langkah menuju

motivasi diri. Penghargaan biasanya memberi hasil hanya dalam jangka pendek

dan dapat membantu anak-anak yang memerlukan peningkatan kemampuan,

terutama jika mereka mendapati tugas tertentu sangat menantang. Penghargaan

juga harus dapat diraih dan siswa harus menganggap penghargaan itu penting.

Yang sangat ideal adalah penghargaan apapun dinegosiasikan dahulu dengan

siswa.

Motivasi juga merupakan “Perubahan energi, dalam diri seseorang yang ditandai dengan “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. (Mc. Donald (dalam Sardiman, 2007, hlm. 73)).

Berdasarkan teori di atas, maka motivasi pembelajaran adalah suatu

dorongan dalam diri seseorang yang menimbulkan rasa ingin tahu terhadap hal

atau materi baru yang disampaikan oleh pendidik. Kurangnya cara atau model

pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar juga akan mempengaruhi

motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan bagi para

pendidik terutama seni tari untuk mencari metode yang cocok dan sesuai demi

tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang pendidik perlu melakukan inovasi

dalam merancang suatu proses pembelajaran, baik menggunakan model yang

(15)

5

Fifit Fortin Novita, 2015

yang menawarkan untuk diterapkan dalam seni tari agar pembelajaran seni tari

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Model Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode

cooperative learning. Menurut Saminanto (2010, hlm. 37) menyatakan bahwa “Model Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju”. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan

menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok, Lemparan

pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stick

akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah

bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat

bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Model ini memiliki

kelebihan diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan model ini lebih

menarik perhatian siswa. Adapun peran lain dari model pembelajaran snowball

throwing dalam pembelajaran seni tari yaitu untuk menambah variasi

model-model pembelajaran agar dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa yang

kurang.

Terkait belum optimalnya motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran

seni tari dan kurangnya variasi pembelajaran seni tari disekolah maka penulis

tertarik untuk menerapkan dan meneliti tentang “PENERAPAN MODEL

SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI KELAS VIII SMPN 49 BANDUNG” sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.

B.Identifikasi Masalah

Bersumber dari paparan permasalahan yang sudah dibahas sebelumnya

dalam latar belakang masalah, peneliti membuat beberapa indikasi yang

dikembangkan dari pemaparan tersebut guna menjadi acuan peneliti dalam

merumuskan masalah, indikasi yang dibuat untuk mempertajam rumusan masalah

(16)

6

Fifit Fortin Novita, 2015

1. Model pembelajaran seni tari yang di terapkan di kelas VIII SMPN 49

Bandung kurang variatif sehingga siswa cenderung kurang termotivasi dalam

proses pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa yang masih rendah sehingga perlu adalanya model

pembelajaran yang mampu merangsang motivasi siswa dalam pembelajaran

seni tari, salah satunya dengan menggunakan model snowball throwing yang

diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa indikasi tentang model pembelajaran snowball

throwing, maka secara operasional permasalahan tersebut dirumuskan kedalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penerapan model snowball throwing untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII SMPN 49

Bandung?

2. Bagaimana hasil penerapan model snowball throwing untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII SMPN 49

Bandung?

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pembelajaran agar

pembelajaran seni tari di sekolah lebih efektif dan mencapai target yang guru

inginkan.

a. Tujuan umum

1. Secara umum tujuan penelitian ini ialah memberikan masukan dan bahan

pertimbangan serta solusi bagi guru SBK khususnya untuk memecahkan

masalah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

seni tari maupun pelajaran umum lainnya, sehingga proses pembelajaran

efektif dan efisien, dan mencapai hasil yang diharapkan.

b. Tujuan khusus

1. Memperoleh data tentang proses pelaksanaan penerapan model snowball

(17)

7

Fifit Fortin Novita, 2015

2. Memperoleh data tentang motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model

snowball throwing dalam pembelajaran seni di kelas VIII SMPN 49 Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik akan menimbulkan manfaat bagi banyak pihak, oleh

karena itu, setelah memperoleh hasil yang diupayakan dalam penelitian ini, maka

peneliti mengharapkan hasil tersebut dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

terkait. Pihak tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Dari Segi Teori

Menjadi salah satu pilihan model yang dapat digunakan dalam pembelajaran

seni tari sebagai pelengkap dai model yang sudah digunakan sebelumnya

sebagai upaya untuk menungkatkan motivasi belajar siswa.

2. Manfaat Dari Segi Praktik

a. Bagi Siswa

Untuk memotivasi siswa dalam pelajaran seni tari di sekolah. Sehingga tujuan

proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik.

b. Bagi Guru

Untuk memicu para guru khususnya guru seni agar bisa menerapkan strategi

pembelajaran alternatif atau strategi pembelajaran yang efektif untuk

ketercapaian tujuan proses belajar mengajar.

c. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman empiris dan merupakan salah satu wawasan, serta

pengalaman terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari di SMP.

F.Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi dibuat dengan dua tujuan yaitu , pertama sebagai

langkah bagi peneliti untuk menyusun bab-bab yabg belum terselesaikan, yaitu

bab dua dan seterusnya. Kedua, untuk mempermudah pembaca dalam menyimak

dan memahami keseluruhan isi skripsi. Gambaran yang jelas dari penelitian dan

(18)

8

Fifit Fortin Novita, 2015

Bab I dalam skripsi ini merupakan uraian tentanf latar belakang masalah,

yang isinya acuan penelitia dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil

penelitian dalam skripsi ini, kemudian terdapat rumusan masalah yang menjadi

acuan dalam pembahasan dari penelitian, selanjutnya tujuan penelitian, manfaat

penelitian bagi semua pihak danyang terakhir yaitu struktur organisasi.

Pada bab II menjelaskan tentang teori-teori yang menguatkan dalam

penelitian, di antaranya terdapat penelitian yang relevan, teori yang dipergunakan

serta membahas mengenai model pembelajaran, model snowball throwing,

motivasi dalam pembelajaran, pembelajaran seni tari, karakteristik siswa

menengah pertama, implementasi model snowball throwing dalam pembelajaran

seni tari dan evaluasi.

Bab III berisi tentang uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti

dengan menggunakan metode-metode yang sesuai untuk penelitian. Adapun

uraian dari isi metode penelitian di antaranya, desain penelitian, partisipan dan

tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian dan teknik

pengumpulan data,prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV merupakan penjabaran semua dari hasil temuan penelitian dan

pembahasan yang di dalamnya membahas tentang data-data hasil temuan

penelitian dan analisis hasil penelitian oleh peneliti.

Bab V berisi tentang kesimpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan

rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian.

Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang terdiri dari

(19)

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Menurut sugiyono (2013, hlm. 3) metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,

empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan

cara -cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh para manusia. Empiris

berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga

orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis

artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan

langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk design yang dapat

digunakan, yaitu:

1. Pre-Eksperimental Design

2. True Experimental Design

3. Factorial Design

4. Quasi Experimental Design

Sugiyono (2013, hlm. 109) menyatakan, Pre-Experimental Desain

merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar

yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependent. Jadi hasil

eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semat-mata dipengaruhi

oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel

kontrol, dan sampel dipilih secara purpose sampling.

Design yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

One-shot Case Study, dimana peneliti berupaya menguji cobakan suatu perlakuan

untuk mengetahui pengaruhnya, perlakuan yang dimaksud adalah proses

pembelajaran seni tari dengan menggunakan model snowball throwing untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini hanya menggunakan satu

(20)

33

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pada design ini obyek penelitian si observasi terlebih dahulu sebelum

diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberikannya

perlakuan. Design ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 3.1

Model ekperimen

One-Shot Case Study

A.

Keterangan:

X : perlakuan di kelas melalui model snowball throwing (variable independent)

O : Observasi (hasil treatment)

Pada paradigma tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu

kelompok yang diberi treatment atau suatu perlakuan , dan selanjutnya di

observasi atau di lihat hasilnya kembali.

Penelitian ini di gunakan untuk memaparkan mengenai proses pembelajaran

yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari

dengan menerapkan model snowball throwing. Yang artinya bahwa penelitian ini

dapat mengkaji fenomena yang dapat terjadi dalam pembelajaran seni tari dengan

menerapkan suatu model pembelajaran aktif yaitu belajar dengan menggunakan

model pembelajaran yang mengandung unsur permainan.

Model tersebut yang akan dijadikan sebagai treatment (perlakuan) untuk

diujicobakan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan

hasil belajar dalam pembelajaran seni tari. Pernyataan tersebut menjelaskan

bahwa, dengan di terapkannya model snowball throwing sangat tepat digunakan

dalam penelitian ini dan sampel yang digunakan dalam penelitian hanya satu

sampel tanpa kelas pembanding. Pemilihan desain tersebut didasarkan kepada

alasan bahwa penelitian tersebut bertujuan untuk dapat meneliti perlakuan tentang

proses pembelajaran seni tari dengan menerapkan model snowball throwing.

(21)

34

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

B.Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan adalah sejumlah orang yang terlibat dalam proses penelitian, baik

itu subyek penelitian, narasumber, peneliti itu sendiri dan lain-lain. Subyek

penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan siswa-siswi kelas VIII 6

dengan jumlah 35 orang, siswa perempuan sebanyak 20 orang dan laki-laki 15

orang. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat secara langsung dengan kegiatan

yang dilakukan mengarahkan berlang sungnya penelitian dari awal hingga akhir,

mengamati obyek yang sedang diteliti dalam penelitian ini, untuk mengkaji hasil

temuan dari hasil proses penelitian, dan memper tanggung jawabkan penelitian

yang telah dilakukan. Sedangkan narasumber yang terlibat dalam penelitian ini

adalah guru yang mengajar seni tari di kelas VIII 6, karena beliau lah yang lebih

dulu mnegetahui situasi proses pembelajaran dikelas tersebut.

Peneliti memilih partisipan kelas VIII 6, dikarenakan pada saat peneliti

melakukan observasi di kelas tersebut terlihat kurang aktif dalam pembelajaran

seni tari. Siswa hanya mendengarkan dan mengikuti perintah gurunya saja,

kurangnya motivasi untuk mengikuti pembelajaran seni tari. Maka peneliti

melakukan penelitian menggunakan model snowball throwing untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari di kelas VIII 6.

Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMPN 49 Bandung yang merupakan

salah satu sekolah formal yang beralamatkan di jl. Antapani No.58, Cicaheum

Kota Bandung, yang merupakan lokasi tempat yang akan digunakan peneliti

untuk melihat sejauh mana peningkatan motivasi belajar siswa melalui model

snowball throwing.

Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di SMPN 49 Bandung yaitu,

karena sekolah tersebut tempat peneliti melaksanakan tugas, sehingga

mempermudah peneliti untuk melaksanakan penelitian. Pada pembelajaran ini

pengetahuan dan pemahaman terhadap pembelajaran seni tari kurang

terealisasikan karena proses pembelajaran yang diberikan dengan bervariasi

sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa sehingga membuat kurangnya

(22)

35

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk menumbuhkan motivasi

belajar siswa dengan cara memberikan model snowball throwing yang di

harapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Dalam kegiatan pengumpulan data yang dilakukan, selalu berhadapan

dengan objek yang diteliti. Objek yang diteliti tersebut dinamakan populasi.

Populasi merupakan seluruh objek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik

kesimpulan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (1999, hlm. 115) menyatakan “Populasi adalah semua elemen yang ada dalam penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII di SMPN 49 Bandung yang berjumlah 315 orang. Alasan dipilihnya

kelas VIII sebagai populasi penelitian, karena dilihat dari study kasus kelas VIII

yang terlihat kurang termotivasi dalam pembelajaran seni tari.

2. Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1999,

hlm.120) berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti mengambil sampel total

yaitu keseluruhan siswa yang dianggap dapat mendukung dalam pelaksanaan

penelitian. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel total yaitu kelas

VIII 6 SMPN 49 Bandung yang berjumlah 35 Yang terdiri dari 15 Siswa

perempuan dan 20 Siswa laki-laki.

Dipilihnya sampel total ini dimaksudkan agar seluruh siswa memiliki

pengalaman yang sama, sehingga seluruh siswa dilibatkan dalam proses penelitian.

Kelas ini dipilih berdasarkan pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana

motivasi kelas VIII 6 untuk melakukan gerak dan mengikuti pembelajaran seni

(23)

36

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Tabel 3.1

(24)

37

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

28 S A L

D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1) Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan

dengan permasalahan penelitian itu sendiri. Di dalam tekhnik pengumpulan ini

menggunakan instrument penelitian sebagai berikut :

a. Pedoman Wawancara

Wawancara ini diajukan kepada pihak sekolah SMPN 49 Bandung yaitu

siswa, dan guru yang bersangkutan. Wawancara diajukan kepada guru yaitu mulai

dari segi proses pembelajaran yang direspon oleh peserta didik dan cara mengajar

guru tersebut. Wawancara terakhir diajukan kepada siswa dari segi pemahaman,

dan antusias siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan wawancara

disini agar peneliti dapat mengetahui apa yang harus diketahui yang nantinya

dapat mempengaruhi terhadap kinerja selama penelitian. Wawancara yang

dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur. (Pedoman wawancara

terlampir).

b. Pedoman Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan awal di lapangan sebelum

peneliti menerapkan model pembelajaran snowball throwing. Namun peneliti juga

(25)

38

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

snowball throwing di kelas VIII SMPN 49 Bandung. Terlihat pada saat

pembelajaran berlangsung siswa yang masih terlihat pasif dalam teori maupun

pada saat melakukan praktek. Tidak adanya motivasi maupun tindakan yang

memunculkan rasa ingin tahu.

c. Tes

Tes yang dilakuakan meliputi proses dan tes akhir/post-test. Tes pada saat

proses dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa dalam

lingkup seni tari, yang telah dipelajari dalam proses penelitian maupun secara

umum. Pada tahap proses pula untuk mengamati bagaimana interaksi pada setiap

anggota kelompok agar terjalin komunikasi yang baik dalam pembuatan suatu

karya tari, juga mengamati secara individu bagaimana proses peningkatan

motivasi yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Dan dilakukan tes akhir,

yakni melihat hasil karya tari untuk melihat bagaimana motivasi siswa dalam

pembelajaran seni tari setelah di berlakukannya model snowball throwing.

d. Format penilaian

Format penilaian dibentuk untuk memperoleh data dan memudahlan peneliti

dalam proses menganalisis data dengan cara menggunakan nilai-nilai kuantitatif. Agus Suprijono (2009, hlm.163) menyatakan, “motivasi belajara adalah proses yang member semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku”. Yang artinya,

perilaku yang penuh energ, terarah dan bertahan lama. Maka ketercapaian siswa

dalam peningkatan motivasi yang mengacu pada pendapat di atas dalam penelitian

ini meliputi:

1. Siswa di harpakan aktif dalam pembelajaran,

2. Siswa mampu memahami materi yang diajarkan,

3. Siswa mampu menapilkan karya tari hasil dari ekplorasi gerak sesuai

dengan stimulus.

Ketiga kriteria ini akan terlihat apakah anak tersebut memiliki kesiapan dan

motivasi dalam menerima pembelajaran seni tari, sehingga kegiatan pembelajaran

pun akan dikatakan efektif apabila siswa memiliki motivasi untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Indikator peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran seni tari melalui

(26)

39

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

1. Keaktifan : KF

2. Pemahaman : PH

3. Ekplorasi gerak : EG

4. Penampilan : PL

Pemberian kriteria penilaian tersebut adalah untuk memudahkan peneliti

dalam proses analisis data. Maka penilaian terhadap aspek-aspek tersebut di atas

menggunakan nilai-nilai kuantitatif dengan kategori penilaian berdasarkan criteria

penilaian skala 61 – 100. Kategori nilai tersebut adalah sebagai berikut:

Kategori (61 – 70) = tidak ada motivasi, kategori (71 – 80) = kurang motivasi,

1. Penilaian bagi anak dengan kategori tidak ada motivasi mendapatkan

nilai 61- 70 apabila anak tersebut:

a. Tidak mampu menunjukkan keaktifannya

b. Tidak mampu memahami materi yang diajarkan

c. Tidak mampu mengekplorasi, serta menampilkan hasil eksplorasi dengan baik di depan kelas

2. Penilaian bagi anak dengan kategori kurang motivasi mendapatkan nilai 71 – 80 apabila anak tersebut:

a. Kurang mampu menunjukkan keaktifannya

b. Kurang mampu memahami materi yang diajarkan

c. Kurang mampu mengekplorasi, serta menampilkan hasil eksplorasi

dengan baik di depan kelas

3. Penilaian bagi anak dengan kategori motivasi baik mendapatkan nilai 81 – 90 apabila anak tersebut:

a. Dapat mampu menunjukkan keaktifannya

(27)

40

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

c. Dapat mampu mengekplorasi, serta menampilkan hasil eksplorasi

dengan baik di depan kelas

4. Penilaian bagi anak dengan kategori sangat termotivasi mendapatkan nilai 91 – 100 apabila anak tersebut:

a. Mampu menunjukkan keaktifannya

b. Mampu memahami materi yang diajarkan

c. Mampu mengekplorasi, serta menampilkan hasil eksplorasi dengan

baik di depan kelas.

2) Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

a. Observasi

Observasi sebagai tekhnik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan tekhnik yang lain”. Sugiono (2012, hlm. 145). Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan awal di lapangan sebelum peneliti

menerapkan model pembelajaran snowball throwing. Namun peneliti juga

melakukan pengamatan selama proses diterapkannya model pembelajaran

snowball throwing di kelas VIII SMPN 49 Bandung. Terlihat pada saat

pembelajaran berlangsung siswa yang masih terlihat pasif dalam teori maupun

pada saat melakukan praktek. Kurang adanya motivasi maupun tindakan yang

memunculkan rasa ingin tahu.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Sugiyono (2012, hlm

137). Wawancara ini diajukan kepada pihak sekolah SMPN 49 Bandung yaitu

guru yang bersangkutan. Wawancara diajukan kepada guru yaitu mulai dari segi

proses pembelajaran yang direspon oleh peserta didik dan cara mengajar guru

tersebut. Wawancara terakhir diajukan kepada siswa yaitu dari segi pemahaman,

dan antusias siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan wawancara

disini agar peneliti dapat mengetahui apa yang harus diketahui yang nantinya

dapat mempengaruhi terhadap kinerja selama penelitian. Wawancara yang

dilakukan merupakan wawancara tidak terstruktur. (Pedoman Wawancara

(28)

41

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

c. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu atau kelompok. Peneliti mengumpulkan data dari hasil proses dan

post-test yang akan dilakukan dalam penelitian.

d. Studi dokumentasi

Dokumentasi disini adalah peneliti berusaha memperoleh dan menganalisis

data dari sumber-sumber yang berupa catatan terulis, foto-foto, video ataupun

rekaman dan sumber-sumber tertulis lainnya. Dibuatnya dokumen agar suatu

peristiwa yang terjadi dilapangan dapat tersimpan dan terbukti bahwa penelitian

telah dilakukan serta sebagai penyimpanan data agar terbukti keasliannya.

Dilakukan dokumentasi agar peneliti dapat mengetahui proses peserta didik dalam

belajar dan bagaimana respon peserta didik dalam belajar dan bagaimana respon

peserta didik, apa hasil dari tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran.

e. Studi pustaka

Peneliti melakukan studi pustaka dalam tekhnik pengumpulan data-data

teoritis dan masalah-masalah yang berkaitan yang dapat menunjang dari hasil

wawancara dan observasi. Untuk melakukan studi literaturnyaitu dengan

membaca, mengkaji, dan menghimpun informasi-informasi dari buku-buku yang

berjaitan dan mendukung dengan penelitian. Digunakan sebagai rujukan untuk

memperkuat argument peneliti dalam menganalisis penelitian.

E. Prosedur Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

Rancangan penelitian disajikan dalam satu kesatuan naskah yang ringkas

dan utuh. Rancangan penelitian menunjukan adanya format penulisan yang

disusun secara sistematis dan operasioal meliputi langkah-langkah dan tahapan

yang harus dijalani oleh peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan desain

(29)

42

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Bagan 3.2

Rancangan langkah – langkah penelitian

Untuk lebih jelasnya bagan di atas akan dijelaskan melalui tahap-tahap

sebagai berikut ini:

1) Tahap perencanaan penelitian

Tahap awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah survey

secara langsung ke lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai objek penelitian

yaitu SMPN 49 Bandung. Setelah survey lokasi yang akan dijadikan subjek

penelitian dilaksanakan maka langkah selanjutnya peneliti melakukan penyusunan

judul dan topik yang akan diajukan kepada Dewan Skripsi.

Pada tahap perencanaan

penelitian tahapan yang

dilakukan oleh peneliti adalah

yaitu dengan mengumpulkan

informasi- informasi dari berbagai subjek melalui teknik berupa observasi, wawancara, tes, studi dokumentasi dan studi pustaka. Rencana penelitian

Pada tahap ini peneliti

mengumpulkan data kualitatif

maupun kuantitatif dari penerapan

menyusun hasil laporan

(30)

43

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Setelah proposal selesai dan disetujui oleh Dewan Skripsi maka langkah

selanjutnya yaitu peneliti harus menyelesaikan masalah administrasi yang

berhubungan dengan surat – surat perijinan yang berupa:

1. SK (surat keputusan) pengangkat pembimbing I dan II

2. Surat permohonan izin peneliti dari Rektor upi yang melalui proses terlebih

dahulu dari urusan bagian BAAKUPI,

3. Mengurus surat rekomendasi dari pihak sekolah yang menjadi lokasi penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

a) Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti terjun langsung ke lapangan untuk

melakukan kegiatan pengumpulan berbagai data yang dibutuhkan dalam

penelitian, pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1) Penerapan Model snowball throwing dan Observasi Pelaksanaan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan seperti yang telah ditulis

dalam racangan penelitian. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini

diantaranya adalah memehami latar belakang penelitian dan menciptakan

hubungan baik antara peneliti dengan subjek penelitian. Peneliti terus berupaya

membina hubungan baik dengan subjek penelitian sebagai sumber data sehingga

informasi yang terkait dengan fokus penelitian dapat diperoleh secara akurat

sesuai dengn tujuan penelitian.

Observasi dilakukan oleh peneliti pada bulan Februari sampai bulan Mei

2015. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti terjun langsung ke lapangan

sekaligus mengamati secara langsung proses pembelajaran seni budaya dan

melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran seni budaya tentang proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui kegiatan ini, peneliti dapat memperoleh

data tentang proses pembelajaran berlangsung.

2) Post-test

Post-test dilaksanakan setelah pembelajaran tari Papua (yamko rambe

yamko) dengan model snowball throwing yang diterapkan. Peneliti melakukan

post-test untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui model

pembelajaran yang diterapkan.

(31)

44

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pada proses pengolahan data ini, data yang sudah terkumpul , selanjutnya

dilakukan proses analisis kualitatif. Teknik analisis kualintatif tersebut bertujuan

untuk melihat data mendeskripsikan sejauh mana minat siswa terhadap

pembelajaran seni tari sebelum dan sesudah penelitian ini dilakukan.

c) Proses Bimbingan

proses bimbingan dilakukan peneliti dilakukan dengan pembimbing I dan II

yang telah ditetapkan oleh dewan skripsi dari mulai peneliti melakukan persiapan

sampai peneliti menjelang ujian skripsi.

3) Tahap Penyusunan Laporan

Tahap akhir adalah penyusunan laporan penelitian, dalam penyusunan

laporan penelitian ini meliputi beberapa proses kegiatan, diantaranya:

1. Penyusunan data

Penyusunan data dilakukan melalui beberapa tahappengolahan data yang

dihasilkan dalam penelitian di lapangan. Hal ini peneliti lakukan agar proses

penulisan laporan menjadi akurat dan signifikan.

2. Pengetikan data

Pengetikan data dilakukan setelah semua data yang diperoleh tersusun secara

sistematis melalui beberapa proses bimbingan.

3. Penggandaan laporan penelitian

Penggandaan dilakukan setelah pebelitian selesai disusun dan telah mendapat

persetujuan dari pembimbing I dan II.

2. Identifikasi Jenis Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu variable bebas (x) dan variable

terikat (y), yaitu sebagai berikut:

1. Variabel (x) atau variabel bebas : Model snowball throwing, karena suatu hal

yang mempengaruhi motivasi pembelajaran seni tari pada kelas VIII 6 di

SMPN 49 Bandung.

2. Variabel (y) atau variabel terikat : Motivasi belajar pada pembelajaran seni tari

pada siswa kelas VIII 6 di SMPN 49 Bandung, karena suatu hal yang

(32)

45

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Sugiyono (2009, hlm. 96), merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas

dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang

dirumuskan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H(a) = di terima - Jika terdapat pengaruh dari model pembelajaran model

snowball throwing dalam meningkatkan motivasi dalam pembelajaran seni

tari.

H(o) = di tolak - Jika tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran

model snowball throwing dalam meningkatkan motivasi dalam

pembelajaran seni tari.

4. Asumsi penelitian

Asumsi merupakan suatu dasar pijakan atau landasan landasan yang

diyakini kebenerannya oleh peneliti dalam proses pemecahan masalah yang akan

dihadapi. Maka peneliti berasumsi model pembelajaran snowball throwing

merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam KBM

seni tari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 49

Bandung.

Model snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif

yaitu model pembelajaran yang menggunakan unsur permainan di dalamnya.

Dengan menggunakan model snowball throwing ini, siswa menjadi lebih

bersemangat dan mudah dalam memahami materi pelajaran. Oleh karena itu,

model snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang akan di

aplikasikan dalam KBM seni tari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Variabel (x)

Model snowball throwing

Variabel (y)

(33)

46

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

F.Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan adalah data-data yang masih mentah serta perlu di

olah dan analisis terlebih dahulu. Dari awal penelitian hingga akhir, proses

analisis data akan terus berlangsung. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

desain One-Shot Case Study. Penilaian tingkat motivasi diukur dua kali dari tes

awal dan tes akhir, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mencari rata-rata tes awal (proses)

2. Mencara rata-rata tes akhir (post-test)

Data yang telahdikumpulkan oleh peneliti dari hasil penerapan model

snowball throwing akan di pilih, disederhanakan dan dikelompokkan untuk

selanjutnya di buat ke dalam bentuk prosentase atau table distribusi. Dalam hal ini

yaitu pengaruh model snowball throwing dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa. Hasil pengolahan data tersebut selanjutnya akan dipaparkan ke dalam

bentuk angka-angka. Dalam hal ini peneliti menggunakan data kuantitatif.

Nilai proses hasil belajar siswa dalam aspek motivasi dapat dilakukan

beberapa perhitungan lain sebagai presentase. Dibawah ini perhitungan nilai

dengan Rentang, Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi.

1. Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah 2. Mean merupakan nilai rata-rata (x)

Mean =

3. Median merupakan angka yang terletak di tengah-tengah frekuensi atau biasa disebut nilai tengah.

4. Modus merupakan nilai yang sering muncul.

(34)

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil perolehan data dari peneliti dapat menarik kesimpulan

penerapan pembelajaran melalui model snowball throwing merupakan salah satu

upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi terhadap prestasi siswa.

Selama mengikuti proses melakukan pembelajaran tari melalui model snowball

throwing, prestasi siswa menjadi meningkat dalam pembelajaran seni tari. Hal ini

terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa melalui tes sebelum dan sesudah

di terapkannya model.

Melalui penelitian ini keaktifan, pemahaman, eksplorasi gerak dan

penampilan siswa dapat terolah, sehingga prestasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran di kelas pun sangat meningkat dan mempengaruhi kepada prestasi

belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran pada tari melalui model snowball

throwing dapat memberikan manfaat dan pengalaman bagi siswa. Pengujian

terhadap proses dan posttest menunjukan bahwa prestasi siswa mengalami

peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatadan dari hasil belajar dari

aspek psikomotorik, afektif dan kognitif siswa melalui tes tersebut yang signifikan.

Dari hasil penelitian, didapatkan data hasil belajar siswa sebagai tolak ukur

keberhasilan siswa meningkatnya prestasi terhadap pembelajaran seni tari peneliti

mengamati perkembangan prestasi yang sangat meningkat melalui penilaian

setelah diterapkannya model snowball throwing , hasil belajar siswa diperoleh

bahwa setelah diketahui nilai pada Ttes dengan perhitungan posttest signifikan,

dikarenakan nilai t hitung > t tabel atau 22 > 1,689. Dilihat dari data hasil belajar

siswa menunjukkan bahwa pembelajaran tari dengan di terapkannya model

snowball throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang berdampak

kepada prestasi siswa dalam pembelajaran seni tari kelas VIII di SMPN 49

(35)

89

Fifit Fortin Novita, 2015

Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti bermaksud

menyampaikan rekomendasi dalam bentuk saran, khususnya untuk:

1. Guru Seni Budaya

Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan

maupun dikembangkan lebih dalam lagi. Pemberian materi pembelajaran

seni tari harus bisa dikembangkan lagi agar siswa tidak merasa jenuh

dengan proses pembelajaran dikelas yang hanya dari peniruan atau hanya

praktek saja tanpa adanya pengetahuan tentang pengetahuan yang bisa

menunjang pembelajaran seni tari di kelas dan model pembelajaran ini dapat

di aplikasikan ke dalam mata pelajaran lainnya.

2. Mahasiswa

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, menambah wawasan serta dapat

dikembangkan lagi dengan lebih detail dan dengan subjek yang lain. Dan

juga semoga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam memberikan materi

pelajaran khususnya pada pelajaran seni tari disekolah.

3. Lembaga UPI

Semoga skripsi ini dapat menambah perbendaharaan di perpustakaan upi

khususnya di Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) untuk

(36)

Fifit Fortin Novita, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2011. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budiningsih, Asri. (2005), Belajar dan Pembeajaran, Jakarta: PT. Rineka

Hadi, Sumandiyo. 2003. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Manthili Yogyakarta

Huda, Miftahul. 2014. Model – Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Mahfudz, Asep. 2012. Cara Cerdas Mendidik Yang Menyenangkan Berbasis Super Quantum Teaching. Bandung: Remaja Rosdakarya

Marno, dkk. 2010. Strategi Dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Marzuki, Saleh. 2009. Pendidikan Non Formal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-teori Belajar Mengajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media

Reid, Gavin. 2009, Memotivasi Siswa Di Kelas Gagasan dan Strategi. Jakarta Barat: PT Indeks

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Setiadi, Dadi. (2010). Pendidikan Seni: Bogor: CV REGINA

Sugiyono. 2013. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(37)

96

Fifit Fortin Novita, 2015

Nurmala. Irma C. (2012). Penerapan Model Snowball Throwing Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII Di SMPN 1 Tirtamulya Kabupaten Karawang.

Sumber Internet

http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/

http://layanan-bk.blogspot.com/2012/05/cara-meningkatkan-motivasi -belajar.html

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Format penilaian

Referensi

Dokumen terkait

matrix composite ( MMC ) with variations of pouring temperature of palm oil

[r]

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS. Universitas

Penulis menganalisa penelitian ini dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah Chi Kuadrat ( Chi Square ) yaitu suatu metode mengenai perbandingan antara frekuesi observasi

2010 : Pengaruh Pelayanan Purna Jual Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Sepeda Motor Merek Suzuki (studi pada PT. HERO SAKTI MOTOR Malang) Fakultas Ekonomi

Pengaruh Kualitas Pelayanan Purna Jual Terhadap Citra Merek dan Loyalitas Konsumen pada PT.. Astra

POKDARWIS ATAU KELOMPOK SADAR WISATA TERNYATA MENJADI UJUNG TOMBAK SEBAGAI ALAT UNTUK MENYADARKAN MASYARAKAT / SEKALIGUS SEBAGAI ASET DALAM. KEPARIWISATAAN // SEPERTI DI PANTAI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MASKULIN DALAM KELOMPOK PEREMPUAN KEPALA KELUARGA SAKINAH MAWADAH WARAHMAH (PEKKA SAMAWA) SEBAGAI UPAYA PENDIDIKAN KELUARGA Universitas Pendidikan Indonesia