TUGAS AKHIR
COTTAGE RESORT DI PANTAI LOMBANG
MADURA
Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ( Strata – 1 )
Diajukan oleh:
TOMMY SUHARTONO
0751010057
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
COTTAGE RESORT DI PANTAI LOMBANG
MADURA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
TOMMY SUHARTONO
0751010057
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal 15 Agustus 2012
Pembimbing : Tim Penguji
1. 1.
Ir. Eva Elviana, MT. Ami Arfianti, ST,MT. NPT. 3 6604 94 0032 1 NPT. 3 6911 97 0158 1 2. 2.
Heru Subyantoro ST, MT. Dyan Agustin ST, MT. NPT. 3 7102 96 0061 1 NPT. 3 7708 04 0203 1
3.
Ir. Syaifuddin Zuhri, MT NIP. 1962 1019 199403 1001
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)
Tanggal : 15 Agustus 2012
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan hidayah serta karunia-NYA telah membekali penulis dengan kesehatan, kesabaran dan ketekunan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan satu kewajiban yang harus ditempuh untuk mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya untuk melanjutkan ke tahap akhir.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah berusaha segenap hati, pikiran dan kemampuan yang ada untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Apabila masih ada kekurangannya tidak lain karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, adalah merupakan suatu kebanggaan bila ada kritik maupun saran yang ditujukan kepada penulis, karena kritik maupun saran yang baik merupakan bekal untuk menuju kesempurnaan.
Pada kesempatan kali ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dyan Agustin ST, MT selaku Dosen Koordinator Tugas Akhir. 2. Ir. Eva Elviana, MT selaku Dosen Mata Kuliah Seminar. 3. Ir. Eva Elviana, MT selaku Dosen Pembimbing I.
4. Heru Subiyantoro ST, MT selaku Dosen Pembimbing II
5. Keluarga dan teman-teman tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materiil.
Semoga segala amal dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua.
Surabaya, 4 September 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmatnya dan juga ucapan terima kasih saya berikan kepada semua pihak yang ikut membantu kelancaran proses pembuatan Tugas Akhir ini, baik berupa tenaga, moril, spiritual, mulai dari awal sampai akhir terselesaikannya Tugas Akhir ini diantaranya :
• Bapak Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur, • Dekan FTSP, Ir. Niniek Ratni Jar., M.Kes
• Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UPN, Dr. Pancawati Dewi..
• Dosen Pembimbing I, Ir. Eva Elviana, MT yang telah banyak membantu saya didalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
• Dosen Pembimbing II, Heru Subiyantoro ST, MT yang telah banyak membantu saya didalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
• Ami Arfianti, ST,MT, Dyan Agustin ST, MT, dan Ir. Syaifuddin Zuhri, MT selaku Tim Penguji.
• Dyan Agustin ST, MT selaku Koordinator Tugas Akhir.
• Dosen-dosen Teknik Arsitektur UPN, yang telah banyak membantu selama kuliah hingga terselesainya Tugas Akhir saya.
• Kedua orang tua saya, Bapak Susanto dan Ibu Yamiakriyati, serta adik Rudiyanto dan keluarga (Nenek Marlina, Tante Natalia, Fenti Mayasari) yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan dukungan moral, spiritual, dan sokongan dananya selama kuliah hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
• Guru Spiritual di IPPS Pancasona Muda Darul Hikmah saya selama ini Mas Agus Wijaya, Mas Nur, Mas Huda beserta teman-teman seperguruan yang membantu dukungan moril.
• Sahabat saya Edo Nuansa Putra yang telah sangat membantu menyemangati saya pada saat terpuruk di dalam proses menyelesaikan Tugas Akhir ini.
• Teman seperjuangan TA angkatan 2007 : Yanuar, Asro, Sahreal, Fajrul, Syarif, Rizal, dan adik-adik angkatan 2008.
Mudah-mudahan segala apa yang telah diberikan atau diamalkan kepada saya mendapat balasan yang setimpal dari-NYA. Amin.
Surabaya, 4 September 2012
DAFTAR ISI
2.2.4. Perhitungan Luasan Ruang…………..……….. 30
2.2.5. Pengelompokkan Ruang………..……….. 43
Bab III Tinjauan Lokasi Per ancangan ……….………...……... 44
3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi ……….………44
3.2 Penetapan Lokasi ……….……….………45
3.3 Kondisi Fissik Lokasi ………..……….………47
3.3.1 Eksisting Site ……….……….………..47
3.3.2 Aksesibilitas ……….……….………48
3.3.3 Potensi Lingkungan ……….……….………49
3.3.4 Infrasturktur Kota ……….………50
3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat ……….……….……51
Bab IV Analisa Perancangan ……….…….……….…..52
4.1 Analisa Site ……….……….……….……52
4.1.1 Analisa Aksesibilitas ……….……….………...52
4.1.2 Analisa Iklim ……….……….………...53
4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar ……….……….……56
4.1.4 Anlisa Zoning ……….……….………..57
4.2 Analisa Ruang ……….……….……….58
4.2.1 Organisasi Ruang ……….……….………58
4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi ……….……….………..62
4.2.3 Diagran Abstrak ……….……….………..67
4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan ……….……….68
4.3.1 Analisa Bentuk Massa Bangunan ……….………68
4.3.2 Analisa Tampilan Bangunan ……….………72
Bab V Konsep Perancangan……….……….74
5.1 Tema Perancangan……….74
5.1.1. Pendekatan………74
5.1.2. Penentuan Tema Rancangan………..76
5.2 Konsep Rancangan………77
5.2.1. Konsep Bentuk dan Tatanan Massa Bangunan………. 78
5.2.3. Konsep Bentuk dan Tampilan………81
5.2.4. Konsep Ruang Dalam………82
5.2.5. Konsep Struktur dan Material………84
5.2.6. Konsep Utilitas………..84
5.2.6.1. Konsep Penyediaan Air Bersih……….84
5.2.6.2. Konsep Pembuangan Air Kotor dan Kotoran………...84
5.2.6.3. Konsep Pembuangan Sampah atau Limbah………..85
5.2.7. Konsep Mekanikal Elektrikal……….85
5.2.7.1. Konsep Penghawaan……….85
5.2.7.2. Konsep Pencahayaan……….86
5.2.7.3. Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran………...86
5.2.7.4. Konsep Jaringan Listrik dan Genset……….86
5.2.7.5. Konsep Jaringan Telekomunikasi……….86
Bab VI Aplikasi Rancangan………..……….87
6.1. Aplikasi Ruang Luar………..87
6.1.1. Aplikasi Pencapaian ke Dalam Bangunan / Fasilitas……….87
6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa Dan Sirkulasi………..88
6.1.3. Aplikasi Zonning………...89
6.2. Aplikasi Bentuk dan Tampilan………..90
6.3. Aplikasi Ruang Dalam………..93
6.3.1. Aplikasi Struktur Bangunan………..94
6.4. Aplikasi Perancangan………96
6.5. Gambar Perancangan………97
Penutup……..………102
Berita Acara Sidang……….……….103
C ot t a ge R esor t d i P a n t a i L om b a n g M a d u r a
T o m m y S u h a r t o n o
0751010057
AB ST RAKSI
Jawa Timur merupakan prioritas pengembangan pariwisata Indonesia karena posisinya
sebagai pusat daerah pengembangan ekonomi dan perdagangan, serta wilayah Indonesia bagian
timur. Untuk itu Jawa Timur menggalakkan pembangunan dari tiap-tiap daerah yang mempunyai sarana
pariwisata yang berpotensi, baik fisik yang menyangkut sarana dan prasarana maupun nonfisik
untuk p eningkatan pelayanan dan pengembangan pariwisata Jawa Timur.
Pantai Lombang merupakan salah satu pantai yang paling terkenal di pulau Madura,
Lokasinya sekitar 30 km arch timur laut tepatnya di kecamatan Batangbatang Kabupaten
Sumenep Madura. Yang memiliki potensi sangat besar dalam proses pengembangan area wisata
untuk Kabupaten Sumenep tersebut adalah Pantai Lombang.
Dengan adanya Cottage pads agenda pengembangan Daerah Kabupaten Sumenep aka n
meningkatkan pendapatan daerah bagi Kabupaten Sumenep. Cottage ini dilengkapi beberapa
fasilitas yang menunjang keadaan pantai yang memiliki potensi yang sangat bagus serta terdapat pohon
Gemara udang yang dilestarikan. Cemara udang dipercaya hanya tumbuh di dua tempat saja, yaitu di
Indonesia dan China.
Metode penulisan tugas akhir yang berjudul Cottage Resort di Pantai Lombang menggunakan cars yaitu pengumpulan data, identifikasi data, survey lokasi, dan kemud ian hasil dari pengu mpulan data
keseluru han di analisa sesuai ko nteks perancangan pads Cottage Resort di Pantai Lombang
sehingga tercipta sebuah Cottage yang berarsitektural dengan tidak meninggalkan kearifan lokal.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Jawa Timur merupakan prioritas pengembangan pariwisata Indonesia karena posisinya sebagai pusat daerah pengembangan ekonomi dan perdagangan, serta wilayah Indonesia bagian timur. Untuk itu Jawa Timur menggalakkan pembangunan dari tiap-tiap daerah yang mempunyai potensi wisata, baik fisik yang menyangkut sarana dan prasarana maupun nonfisik untuk peningkatan pelayanan dan pengembangan pariwisata Jawa Timur. Dalam pengembangan pariwisata di Daerah Tujuan Wisata Jawa Timur, telah ditentukan 9 kawasan wisata, yaitu dimana salah satunya adalah kawasan Madura :
1. Kawasan Gerbangkertasusila 2. Kawasan Madur a dan kepulauan 3. Kawasan Banyuwangi
4. Kawasan Jember dan sekitarnya 5. Kawasan Probolinggo – Lumajang 6. Kawasan Malang – Pasuruan 7. Kawasan Kediri dan sekitarnya 8. Kawasan Madiun dan sekitarnya 9. Kawasan Tuban – Bojonegoro
Selain itu Kabupaten Sumenep-Madura juga mempunyai banyak sekali obyek wisata natural dan kultural yang berpotensi sebagai obyek wisata. Namun sebagian besar dari obyek wisata tersebut masih asli dan belum terjamah oleh sarana dan fasilitas penunjang pariwisata, seperti fasilitas akomodasi, restaurant yang memadai dan lain-lainl.
Adapun objek-objek wisata yang ada di Sumenep, yakni Masjid Agung, Keraton (keduanya berada dalam kota), situs Asta Tinggi, Pantai Slopeng, dan Pantai Lombang. Khusus untuk objek wisata pantai, selama ini yang sering didatangi pengunjung adalah Pantai Lombang. Pantai ini terletak di Desa Lombang, Kecamatan Batang-batang, sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Sumenep. Di sepanjang perjalanan dari Sumenep menuju Lombang, mata pengunjung akan disapa oleh gugusan gunung kapur dan tanah merah yang tandus. Selain itu Pantai Lombang juga memiliki hamparan pasir putih sepanjang 12 kilometer. Pada pinggiran hamparan pasir berhiaskan tumbuhan pohon ”cemara udang” sebagai tanaman yang hanya ada di Indonesia dan Cina, sehingga membuat teduh dan nyaman.
Jika dilihat dari jumlah perkembangan arus wisatawan yang berkunjung, baik wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Pantai Lombang, Madura dari tahun ke tahun semakin bertambah dan meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Kabupaten Sumenep, Jumlah arus wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lombang meningkat 1,8 % pertahun.
Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kabupaten Sumenep
3
Tahun Wisnu Wisman
2008 727 24
2009 850 19
2010 921 50
Total 4933 216
Sumber: Dinas Pariwisata Kab.Sumenep
Dari data kunjungan wisata tersebut ada kecenderungan tinggal dan menetap yaitu untuk wisatawan mancanegara sekitar 20%, sedangkan untuk wisatawan domestik 80% deengan rata-rata tinggal sekitar 2-3 hari sedangkan tingkat hunian hotel menurut data dari Disperindag dan Penanaman Modal Kab. Sumenep 2010 sekitar 55%.
Berdasarkan permasalahan dan uraian data di atas, bahwa di daerah Pantai Pombang dibutuhkan sebuah Cottage atau tempat peristirahatan yang memanfaatkan potensi alam ada di Pantai Lombang serta menyediakan fasilitas – fasilitas lain yang mendukung potensi alam disekitar Pantai Lombang. Misalnya tempat bermain bagi anak – anak, wahana pantai, restoran dan lain-lain.
1.2. Tujuan Dan Sasaran Perancangan
Tujuan perancangan Cottage Resort di Pantai Lombang Madura antara lain
- Memanfaatkan potensi alam yang dimiliki oleh Pantai Lombang yang kurang dimanfaatkan dengan maksimal.
- Memanfaatkan kondisi iklim tropis pantai sehingga dapat menggunakan prinsip aritektur tropis.
Sedangkan Sasaran perancangan antara lain :
- Membuat suatu sistematis kerja yang bagus dengan mengoptimalkan potensi lokal daya manusia yang ada di daerah tersebut.
- Membuat suatu sarana – sarana dengan memanfaatkan keindahan laut, misalkan wahana pantai.
- Membuat suatu bangunan komoditi (commodity building) dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tropis dan pengendalian udara dalam ruangan yang dipadukan dengan arsitektur tradisional Madura-Sumenep dan memanfaatkan potensi-potensi alam pada kawasan tersebut (menggunakan pendekatan sains lingkungan).
1.3. Batasan Dan Asumsi Batasan perancangan antara lain :
- Perancangan bangunan dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tropis.
- Fasilitas Cottage berupa wahana pantai, restoran, serta sarana pendukung lainnya.
- Cottage resort ini terdiri dari unit-unit rumah yang terpisah satu sama lainnya serta satu lantai (tidak bertingkat).
sedangkan Asumsi perancangan antara lain :
- Pembangunan cottage resort ini dapat menampung kebutuhan sampai jangka waktu 20 tahun yang akan datang.
- Lingkup wilayah kunjungan cottage resort tidak hanya dibatasi oleh wisatawan lokal saja tetapi juga wisatawan mancanegara.
5
1.4. Tahapan Perancangan - Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui :
Metode pengumpulan meliputi data primer serta data sekunder, adapun metode pengumpulan data-data primer sebagai berikut :
Observasi yang dilakukan yaitu dengan mangamati beberapa objek Cottage resort
yang ada, serta mengamati elemen-elemen yang digunakan dalam tatanan Cottage resort tersebut.
Observasi dilakukan generalisasi terhadap hal yang diperlukan pada proses merancang untuk dijadikan referensi pada objek rancang. Adapun metode pengumpulan data-data sekunder adalah sebagai berikut :
Observasi alur pengumpulan data, namun digunakan pula analisa-analisa terhadap beberapa literatur-literatur yang ada, seperti majalah dan fasilitas internet yang sudah banyak memberikan data dan informasi.
a. Studi literatur
Dalam perancangan ini, studi literatur dibutuhkan untuk memberikan masukan-masukan yang akan dipakai sebagai referensi dalam perancangan, yang berupa data, antara lain :
- Landasan teori atau pengenalan dan pemahaman umum mengenai Cottage resort
dan berbagai fasilitas-fasilitas yang diperlukan yang dapat diperoleh dari buku-buku dan browsing internet.
- Studi literatur yang membahas tentang besaran ruang untuk ruang-ruang yang dibutuhkan dalam sebuah Cottage resort.
b. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung terhadap objek merupakan hal yang paling penting dan yang paling membantu dalam proses perancangan ini.
Mempelajari objek sejenis yang ada baik dalam negeri maupun luar negeri yang berhubungan dengan judul untuk memperoleh gambaran yang lebuh banyak dan arahan rencana yang dikerjakan tentang proyek yang akan dirancang dan digunakan sebagai acuan objek pembanding.
d. Wawancara
Dilakukan dengan pihak yang dianggap berkepentingan dan terkait dengan permasalahan dalam proyek untuk mendapatkandata dan info yang berhubungan dengan objek kasus.
- Analisa dan Kompilasi Data
Merupakan hasil analisa studi dari penulis dan analisa hasil pengumpulan data dengan tujuan untuk membandingkan data-data yang didapat agar bisa dijadikan pedoman atau dasar didalam menentukan prinsip-prinsip perancangan yang akan digunakan pada saat perancangan.
- Kajian Teori, Azas Serta Prinsip Perancangan
Merupakan suatu materi pembelajaran tentang teori, azas dan metode serta prinsip-prinsip perancangan dalam arsitektur yang juga sebagai dasar dalam membuat teori dan metode dalam perancangan.
- Merumuskan Konsep Perancangan
Setelah melakukan pengumpulan data, menganalisa data, dan mengkaji tentang teori, metoda serta prinsip perancangan berikutnya yakni merumuskan konsep perancangan yang merupakan dasar utama dalam mendisain sebuah disain agar dapat menentukan konsep apa yang akan dipakai pada saat merancang.
- Gagasan Dan Ide Desain
Merupakan usulan atau ide dari perancang yang bisa di tuangkan pada disain yang akan dirancang setelah menentukan konsep perancangan.
7
Merupakan hasil pengembangan dari kajian teori,metode,prinsip perancangan, konsep perancangan, dan gagasan serta ide disain yang dikembangkan agar menghasilkan sebuah produk yang berkualitas.
Diagram tahapan perancangan
Sumber : www.diagram perencanaan wikipedia.org
Judul Primer
Sekunder
Pengumpulan Data
Analisa Dan Kompilasi Data
Kajian Teori, Azas Serta Prinsip Perancangan
Merumuskan Konsep Perancangan
Gagasan Dan Ide Desain
Pengembangan Rancangan
1.5. Sistematika Laporan
Dalam laporan kali ini terdapat beberapa pembahasan untuk mendapatkan pengertian serta pemahaman materi, maka penyajian proposal ini menggunakan sistematika, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang perkembangan wisatawan yang ada di Jawa Timur, khususnya wilayah lombang sumenep. Menguraikan potensi wilayah lombang sumenep sebagai tujuan wisata yang berbasis alam danjuga wisata-wisata yang lain. Dipilihnya lombang sumenep sebagai lokasi proyek perancangan.
BAB II TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN COTTAGE RESORT
Menguraikan secara garis besar hal-hal yang berkaitan dengan Cottage resort,
penjelasan umum tentang objek rancangan yang di ambil dari literatur, persyaratan hotel bintang 3 dan studi kasus objek sejenis. Selain berisi tinjauan umu rancangan, bab ini juga berisi tinjauan khusus objek rancangan, yaitu antara lain batasan dan asumsi, lingkup pelayanan, aktivitas dan kebutuhan dalam ruang, perhitungan kebutuhan ruang dan pengelompokkan ruang berdasar aktivitas dan kebutuhan. BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
Membahas secara lebih terperinci tentang lokasi yang akan digunakan dalam merencanakan proyek Tugas Akhir, yaitu Pantai Lombang. Menjabarkan tentang tinjaun lokasi proyek atau rancangan, latar belakang pemilihan lokasi perancangan, penetapan lokasi perancanagan, data fisik lokasi perancangan yang meliputi aksesibilitas, potensi bangunan sekitar, akitfitas dan fasilitas-fasilitas serta persyaratan teknis dan standarisasi.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
BAB II
TINJ AUAN OBJ EK RANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum Objek Rancangan 2.1.1. Pengertian J udul
Untuk memberikan pengertian proyek “Cottage Resort Di Pantai Lombang Madura” yang lebih detil, maka perlu diuraikan penjabaran masing-masing kata, sebagai berikut:
Pengertian “Cottage”:
- Menurut The Random House Dictionary of English Language (2007)‘ a small house, usually of only one story’.
- Rumah untuk berlibur atau berekreasi, biasanya terdiri dari 1 tingkat atau 1 lantai. - ‘a small house at a take, beach, mountain resort owned or rented as vacation home.;
- Sebuah bentuk kecil dekat danau, pegunungan, tempat pesiar, dan sebagainya yang dimiliki atau disewakan sebagai rumah untuk berlibur atau berekreasi.
Pengertian “Resort”:
- Suatu tempat peristirahatan di alam terbuka, atau daerah wisata mempunyai kelas yang hampir sama dengan hotel ( mempunyai 1 atau 2 lantai ) secara berkala dikunjungi orang atau wisatawan untuk bersantai, namun pengertian resort juga dapat diartikan sebagai keadaan sekitar tempat peristirahatan di alam terbuka yakni seperti di daerah pegunungan, pantai, dan daerah yang berada di alam terbuka lainnya.
Pengertian “Di Lombang”
- Merupakan salah satu kawasan yang berada pada daerah pantai di Kabupaten Sumenep Madura.
Kesimpulan :
- Cottage Resort Di Pantai Lombang Madura, adalah
Gabungan antara rumah yang kecil nan indah serta tempat peristirahatan di alam terbuka, daerah wisata mempunyai kelas yang hampir sama dengan hotel untuk berlibur atau berekreasi bertingkat 1 atau 2, yang terletak di dekat pantai yang memiliki potensi alam yang berada di Lombang dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya.
2.1.2. Studi Literatur
Mengutip dari Pratikno (1989), dalam Makalah ujian sarjana S1 Fakultas Teknik Arsitektur yaitu ciri-ciri cottage adalah
A.Ciri-ciri Cottage:
- Terletak di daerah rekreasi dengan potensi alam yang baik untuk dinikmati. - Memiliki suasana ruang luar yang umum berbeda dengan suasana kota.
- Terdiri dari unit-unit rumah yang terpisah satu sama lainnya serta satu lantai (tidak bertingkat).
- Dilengkapi fasilitas yaitu tempat tidur, ruang makan, kamar mandi dan toilet, ruang teras, ruang duduk, sistem plumbing, yang sederhana, pantri serta tempat parkir.
- Pengunjung diberi kebebasan sebesarnya-besarnya menikmati alam bebas dan tempat rekreasi atau fasilitas lainnya dalam lingkungan cottage yang tersedia.
B. Organisasi Cottage
Cottage sebagai suatu kegiatan dalam bidang industri pariwisata adalah merupakan suatu badan usaha dalan bentuk organisasi yang mencakup di dalamnya, yaitu:
b. Unsur proses pembagian kerja (sesuai fasilitas dan pelayanan) sistem kerja sama, baik antara orang-orang maupun antar bagian dalam cottage yang mempunyai atau mencapai tujuan memajukan serta mendapatkan keuntungan dari kegiatan usaha di dalam cottage.
Pada dasarnya susunan organisasi dari suatu cottage, pedoman pencapaian tujuan secara efektif dan efisiensi, karena perlu pengawasan yang terpadu dengan bagian dalam suatu cottage dari beberapa faktor diantaranya : lokasi, tipe pelayanan, pengaturan denah, kemampuan personil dan tipe kepemilikan, sehingga dapat dikatakan bahwa ‘Tidak ada dua cottage menggunakan susunan organisasi yang persis sama’. Di dalam hubungannya dengan susunan organisasi dari suatu cottage, berpedoman pada kegiatan pokok, maka departemen atau bagian yang ada pada standart cottage bintang 3 adalah :
- Kantor depan ( front office ) - Tata graham ( house keeping )
- Tata Hidangan ( food and beverage service) - Tata boga ( food production atau kitchen )
Pada cottage berbintang pada umunya terdiri dari beberapa departemen, yaitu
a. Front Office Departement, terdiri dari :
- Concierege meliputi :
- Bell boy, orang yang mengatur atau mengangkut barang-barang tamu yang masuk
(check in) dan keluar (chek out).
- Door man, tugasnya menjemput tamu-tamu yang berkendaraan (mobil) dengan membukakan pintu mobil.
- Pic boy, tugasnya operator, membantu bagian informasi untuk memanggil tamu-tamu di luar kamar cottage.
- Reservation adalah bagian yang mengurusi pemesanan-pemesanan tempat (kamar
cottage) dengan langsung maupun tak langsung melalui telepon dan telex.
- Information adalah bagian yang memberikan penerangan-penerangan kepada tamu-tamu cottage.
- Registration adalah bagian mencatat tamu yang datang dan keluar ( check in atau
check out).
b. House Keeping
adalah departemen yang mengurus pemeliharaan cottage dengan bagian-bagiannya ( house man, room boy, storage, linen, laundry and dry clean, maintenance).
c. Food And Beverage Departement
Adalah departemen atau bagian cottage yang bertugas memproduksi bahan yang dijual kepada tamu, baik berupa makanan ataupun minuman, meliputi : restoran, bar, dapur utama, boutieqe dan lain-lain.
C. Fasilitas Cottage
Fasilitas utama (pokok) ini, untuk tamu cottage adalah kamar tidur (menginap) serta restoran dan bar ( pelayanan makan dan minum).
a. Kamar dan tempat tidur
Faktor yang membedakan penamaan kamar adalah :
- Fasilitas yang tersedia di dalam kamar. - Luas dari masing-masing kamar.
- Pengisian kelengkapan kamar.
- Tingkat bintang dari cottage itu sendiri.
- Harga kamar itu sendiri.
b. Jenis-jenis penamaan kamar cottage antara lain:
- Standart atau regular room
- Deluxe atau superior room
Jenis kamar yang setingkat kondisinya lebih bagus dari standart room, perbedaannya terletak pada:
- Letak kamar strategis dan arah pandangan bagus.
- Mutu bahan meubel dan perabotan lebih baik.
- Ukuran kamar lebih luas dari standart room
Catatan khusus apabila cottage lebih lama berdiri atau beroperasi, maka kamar
standart yang telah di renovasi atau diperbaiki berubah status dari standart room
menjadi deluxe atau superior room.
- Suite room
Ciri kamar adalah dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. Jenis-jenis penamaan kamar suite room yang ada di cottage adalah:
- Deluxe room
Adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang.
- Double bed room
Adalah yang dilengkapi satu tempat tidur besar (queen dan king size) untuk dua orang.
c. Restoran
Berdasarkan pada sarana jenis pelayanan dan makanan restoran dibedakan tempat menari (dance), penyajian ala carte menu.
- Coffe shop atau coffee house, informal restoran dengan jenis makan yang simple
dan light serta pelayanan cepat ( American service) dan umumnya buka 24 jam atau
non stop.
d. Bar
Bar adalah merupakan tempat usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menghidangkan minuman keras dan minuman lain untuk umum di tempat usahanya. Jadi adanya fasilitas bar, para tamu dan pengunjung lainnya dapat membeli serta menikamati minuman bar.
Bar dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya :
- Snack bar, yang menawarkan jenis-jenis minuman yang sangat terbatas dan makanan kecil.
- Cocktail bar, yang menawarkan berbagai jenis minuman cocktail dan diiringi alunan musik.
- Night club, yang khususnya dibuka malam hari dengan menawarkan berbagai minuman serta dilengkapi dengan hiburan (show,entertainment).
e. Room service
f. Special function
Fasilitas ini diperuntukkan dan sangat bermanfaat bagi tamu yang hendak menyelenggarakan pertemuan atau perjamuan khusus, seperti: banquet, konferensi dan kegiatan lainnya.
D. Klasifikasi Kelas
Klasifikasi tingkat pelayanan suatu penginapan di tandai dengan tanda bintang untuk pelayanan rendah di berikan bintang 1, sedangkan untuk pelayanan tertinggi diberikan tanda bintang 5, hal ini sesuai dengan keputusan Dirjen Pariwisata nomor keputusan 22/U/78.
a. Persyaratan fisik meliputi lokasi penginapan, kondisi bangunan, dan lingkungan sekitar.
b. Bentuk dari pelayanan yang dibutuhkan (service) makin banyak fasilitas yang disediakan.
c. Klasifikasi tenaga kerja meliputi pendidikan, kesejahteraan karyawan.
d. Persyaratan jumlah kamar dan luas kamar hotel berbintang.
Bin- tang
Jumlah Kamar minimal
Termasuk
Suite room
Luas ruang Single Double
Fasilitas-fasilitas akomodasi
OR Air bersih Komunikasi Lobby Tental Space 5 100
kamar 4 buah 26m2 52 m2 3
buah 750 l 6 saluran
Min
100m2 5 buah
Sumber: Perkembangan Pengelolaan Industri Akomodasi dan Restoran, 1989
2.1.3. Studi Kasus
2.1.3.1. Studi Kasus 1 Kuta Seaview Cottage
Gambar 2.1. Peta Lokasi Kuta Seaview Cottage
Kuta Seaview Cottage berada di Jalan utama yang menghubungkan Bandara dengan Legian sehingga dari Bandara, Anda hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di hotel ini. sedangkan jika Anda ingin ke pantai, Anda hanya perlu berjalan kaki menyeberangi jalan tersebut.
Gambar 2.2. Suasana Kolam Gambar 2.3. Tampak Cottage
( Sumber : www.cottage di bali.html )
Didesign dengan menggabungkan arsitektur Bali dan gaya modern, Kuta Seaview Cottage memberikan alternatif tempat istirahat yang nyaman. Dengan dikelilingi oleh taman dengan pepohonan dan tanaman yang memberikan kesejukan bagi siapapun yang beristirahat di sini.
Akomodasi
Gambar 2.4. Jenis Kamar
( Sumber : www.cottage di bali.html )
Setiap kamar dilengkapi dengan pendingin ruangan, telepon IDD, radio/musik, in house movie, TV local dan internasional dengan 42 channel, mini bar, pembuat teh dan kopi, hairdryer dan bathtub/shower yang dilengkapi dengan air panas dan dingin.Setiap kamar juga dilengakapi dengan balkon dimana Anda bisa mempunyai tempat yang lebih pribadi untuk sekedar bersantai atau menikmati pemandangan di sekitar hotel.
Restaurant dan Bar :
Gambar 2.5. Restoran Gambar 2.6. Layanan Pijat
( Sumber : www.cottage di bali.html )
Salah satu yang membuat Kuta Seaview Cottage banyak dipilih oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali adalah Rosovivo Restaurant dan Bar yang berada di depan hotel dengan teras yang tepat menghadap ke laut. Selain menyediakan beragam menu seperti menu Italia, Indonesia, Asia dan menu internasional, disini juga disediakn
pastries, cakes dan wine. Restoran ini juga merupakan tempat yang paling tepat untuk menyaksikan sunset.
Fasilitas
menikmati waktu bersantai. Sementara jika Anda ingin mengunjungi tempat-tempat lain di pulau ini, disediakan juga tour&taxi counter untuk memudahkan Anda. ada juga layanan laundry, dan ATM. Sementara jika Anda ingin berbelanja, Anda bisa datang ke Kuta Square yang hanya berjarak beberapa meter dan bisa Anda tempuh dengan berjalan kaki dari hotel. Sedangkan minimart dan drugstore yang berada diareal hotel.
Ada juga Kolam renang, panti pijat, layanan taxi, laundry, layanan dokter 24 jam, bis khusus antar jemput ke airport dan bis antar ke pantai, kotak pengaman di Meja Resepsionis, aula Meditasi: tempat menyendiri berada di lantai tiga yang memang disediakan untuk membebaskan pikiran Anda dari hal-hal yang mengganggu dan merasakan kedamaian diri dalam hati Anda.
Gambar 2.7. Layanan Pijat Gambar 2.8. Kolam
2.1.3.2. Studi Kasus II Windy Beach Cottages Lombok
Gambar 2.9. Peta Lokasi Cottage
Gambar 2.10. Posisi Cottage
Windy Beach Cottage ini terletak di Mangsit, yang sekarang menjadi kawasan wisata eksklusif dengan hotel-hotel butik banyak - termasuk satu yang telah disebut sebagai '100 tujuan Tatler' (Tatler Magazine 2005). Windy Beach Cottage merupakan
Cottage pertama di sepanjang pantai utara-barat keseluruhan, antara Senggigi pusat dan Pemenang. Ini mungkin menempati peregangan 300 meter dari pantai terbaik di sepanjang garis pantai. Sebuah hamparan pasir yang indah uncrowded tenang. Selain menyediakan akomodasi di depan pantai. Tak jauh dari daerah wisata utama, Windy
Lombok ke bandara. Para tamu juga dapat tiba di Lombok melalui feri dari dekat pulau Bali.
Ada 14 akomodasi bungalow-style yang tersedia untuk disewa di Windy Beach Cottages Lombok. Mereka datang dalam tiga varietas, dengan tingkat Khusus akomodasi yang paling mewah. Unit fitur atap jerami dan pemandangan banyak fitur kebun dan laut. Pendirian ini telah paviliun yang terletak di pantai dimana para tamu dari Windy Beach Cottages Lombok dapat menikmati pemandangan dengan minuman.
Gambar 2.11. Pondok Atap Jerami
( Sumber : www.cottage di lombok.html )
Dan yang paling penting yaitu Cottage ini terletak di taman tropis yang luas, dengan banyak pohon kelapa, pohon dan semak belukar, tempat tidur bunga dan hamparan rumput yang luas. Setiap pondok-atap jerami yang bergaya tradisional terdiri dari sebuah kamar tidur ganda dengan kamar mandi (toilet dan kamar mandi / shower) dan beranda duduk.
Gambar 2.12. Tampak Cottage
Didesign dengan menggabungkan arsitektur lombok dan gaya modern, disesuaikan dengan keadaan setempat yang dekat dengan pantai dan terdapat banyak pohon kelapa.
Restoran :
Restoran dalam pengaturan pantai yang indah, adalah sebuah paviliun terbuka khas Bali-sisi dan dapat menampung hingga 50 orang. Restoran ini melayani berbagai macam makanan yang baik, termasuk masakan Indonesia, Cina dan Eropa. Atau hanya bersantai minuman dingin yang panjang di salah satu dari empat depan kami-pantai dan berugak kebun (rumput-atap paviliun makan), atau di bar, yang terletak di sudut restoran dan memiliki berbagai pilihan cocktail dan lainnya minuman menggoda untuk merangsang selera Anda.
Mendengarkan musik yang menenangkan gelombang membelai pantai dan menyaksikan matahari terbenam yang indah, dengan matahari tenggelam di sebelah barat di belakang Bali dan Gunung Agung, gunung berapi yang besar dari Bali, menyediakan megah dan sempurna latar belakang. Tidak ada musik pipa. Musik hanya suara ombak di pantai.
Gambar 2.13. Restoran
( Sumber : www.cottage di lombok.html )
menggunakan konsep tradisional Lombok karena disesuaikan dengan keadaan pantai sekitar restoran.
Swimming Pool
Gghhk
nkbjb
Gambar 2.14. Kolam Renang
( Sumber : www.cottage di lombok.html )
Di lengkapi dengan kolam renag yang berada dekat dengan pantai, sehingga selain berenang dapat menikmati keindahan pantai dan matahari tenggelam pada sore hari.
Snor keling
Ada terumbu karang langsung di depan Windy Beach Cottage, membentang dari tanda air rendah sampai sekitar 50 sampai 70 meter lepas pantai. Untuk 20 meter pertama atau lebih karang dangkal dan telah sangat lapuk dan mungkin smoothened terutama oleh surfing berat dari badai selama musim hujan, ketika angin di darat. Ini bagian dari terumbu tidak begitu menarik, walaupun sering dapat mengamati beberapa varietas menarik ikan, sebagian besar kecil, dan juga mengambil beberapa kerang yang bagus.
terumbu, karang menjadi segar dan sangat indah di tempat, dengan berbagai jenis dan warna. Ada beberapa area biru karang untuk dilihat. Hal ini sangat menarik untuk menyelam ke bawah, baik ke dalam jurang atau sepanjang tepi luar terumbu dan hook diri Anda pada kepala karang (menemukan yang mulus jika Anda tidak memakai sarung tangan) dan tunggu sampai ikan, yang akan memiliki pindah ketika Anda menukik ke bawah, mulai bergerak kembali lagi. Semakin lama Anda bisa tinggal ke bawah, semakin baik. Biasanya diperlukan waktu sekitar satu menit sebelum ikan mulai bergerak kembali masuk Lobster sesekali dapat dilihat - melihat keluar untuk tentakel menyembul keluar dari celah-celah di karang, biasanya cukup rendah bawah. Di bagian bawah, di sepanjang tepi luar terumbu, ada gua-gua di bawah akan karang di tempat. Seringkali, jika Anda mengintip ke dalam gua ini Anda dihargai dengan sekilas dari sebuah bibir tebal besar, dengan garis-garis hitam dan kuning, atau kerapu yang.
2.1.4. Analisa Hasil Studi
Berikut ini analisa hasil studi dari studi kasus dari Kuta Seaview Cottage dan Windy Beach Cottage yakni bahwa sebuah cottage merupakan sebuah hunian atau tempat peristirahatan yang berada di daerah wisata yang mempunyai kelas yang hampir sama dengan hotel ( mempunyai 1 atau 2 lantai ) secara berkala dikunjungi orang atau wisatawan untuk bersantai.
Dengan letaknya yang berdekatan dengan pantai menjadi salah satu keunggulan dalam membangun sebuah cottage di dekat pantai, karena pantai memiliki suasana yang bagus,tenang, tentram dan jauh dari pusat kota.
Selain itu salah satu jenis akomodasi baik itu Kuta Seaview Cottage dan Windy
Beach Cottage mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa pelayanan, makan, minum serta jasa lain bagi umum yang dikelola secara
Gambar 2.15. Diagram Organisasi Pengelola
General
M anage
Assit ant General
M anager
Secret ar
Front Office Depart ment
Food & Beverage
Account ing Depart ment
Personalia Depart ement Engineering Depart ment
House Keeping
Securit y Depart ement
Recreat ion & sport
Untuk organisasi pengelola dari Kuta Seaview Cottage dan Windy Beach Cottage
memiliki susunan organisasi pengelola yang sama seperti halnya susunan organisasi pengelola pada Cottage pada umunya. Dimana terdapat General Manager sebagai Pemimpin pengelola cottage yang di damping oleh Asisstent General manager dan
secretary serta terdapat sebuah departement-departement yang sesuai dengan organisasi cottage.
b. Pengguna Bangunan
Pengguna bangunan terdiri dari :
- Pengunjung yang menginap dan yang tidak menginap. - Pengelola.
2.2. Tinjauan Khusus Objek Rancangan 2.2.1. Penekanan Perancangan
Untuk penekanan perancangan dari disain yang saya buat yaitu menggunakan prinsip tatanan massa karena cottage resort pantai lombang ini terdiri dari beberapa masssa.
2.2.2. Lingkup Pelayanan
Maka Diharapkan mampu melayani masyarakat umum, wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan domestic untuk menikmati keindahan alam dan berkreasi di tempat ini.
2.2.3. Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang 2.2.3.1. Pelaku Aktifitas
Pelaku Aktifitas terdiri dari :
- Pengunjung yang menginap dan yang tidak menginap. - Pengelola.
2.2.3.2. Aktifitas Dan Fasilitas Ruang
Penentuan kebutuhan ruang merupakan standartisasi untuk menyakinkan berlangsungnya fungsi di dalamnya dan pengolahan selanutnya disesuaikan denganmaksud perancangan.
Tabel 2.2. Aktifitas Dan Fasilitas Ruang Pelaku Aktifitas
( Aktifitas Tamu Yang Tidak Menginap)
Ruang yang dibutuhkan
Pelaku Aktifitas Ruang yang dibutuhkan
Menerima tamu, member informasi, pembayaran, penitipan barang.
Pelaku Aktifitas Pengelola Ruang yang dibutuhkan Pengelola Datang
Pelaku Aktifitas Ruang yang dibutuhkan Pesan rent car
Menelpon Money charger
Menawar barang dan membeli pakaian atau souvenir
Rental space Rental space Rental space Rental space
Pelaku Aktifitas Pemakai Restor an Ruang yang dibutuhkan Pengunjung
2.2.4. Perhitungan Luasan Ruang
Untuk perhitungan luasan ruang diambil pendekatan dari Neufert Architect’s Data (NAD), Time Saver Standart for Building Tipes (TTS) dan asumsi, dan lain-lain:
A. Fasilitas Publik Tabel 2.3. Per hitungan Luasan Ruang
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 1. Main Lobby Pendekatan :
- HMC: kebutuhan min. untuk: a. Pria : 2 WC,@ 2 m2
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 Sirkulasi 40%= 2 m2
Total = 7 m2
TOTAL 17 4. Coffe Shop Pendekatan :
- TSS: ruang duduk 0,65 m2/room - NMH: 1,3 m2/kursi 5. Restoran Luasan restoran ditentukan oleh :
- Sistem pelayanan - Jenis perabot
- Standart harga/klasifikasi Perhitungan :
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 R. Cuci : 10% = 4,6 m2
R. Sirkulasi : 36% = 17 m2 - Area penunjang terdiri dari : - Gudang kering : 15% dapur = 19,5% m2
- Gudang Basah : 14% dapur = 18,2 m2 - Ruang sampah : 7% dapur = 9,1 m2 - Counter dan r.saji : 12%x130 = 8 m2
- Toilet
Diasumsikan 40% dari tamu menggunakan toilet 40% x 100 = 40 orang, dengan perbandingan 50%
pria = 20 orang dan wanita 50% = 20 orang.
Ditentukan membutuhkan 15x0,4m2 = 6m2
TOTAL 108 6. Shop 3,5 x 3 = 10,5
Jadi 10,5 x 2 =
B.Fasilitas Pengelola Tabel 2.4. Perhitungan Luasan Ruang
No. Ruang Pendekatan dan Perhitungan Luas m2
No. Ruang Pendekatan dan Perhitungan Luas m2
- HMC : Kebutuhan minimal untuk a. Pria : 2 WC,@ 2 m2
a. Locker ditentukan 9 m2 b.Pria : 2 WC = 4m2
C. Fasilitas Rekr easi Tabel 2.5. Perhitungan Luasan Ruang
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 1. Swimming Pool Kolam Renang
Asumsi peminat 50% x 185 = 93 orang Kapasitas jam padat 10.00-18.00 = 8 jam Sebesar 75%x93 = 69 orang
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 2 x 169 = 139 orang
Jumlah pengunjung aktif 2/3 x 139 = 93 orang Berada di pinggir 50% (AGS)
50% x 139 = 69 orang
3.Ruang ganti dan loker
Ptia x Wanita = 60% x 40% (NAD) Ruang ganti untuk 7% perenang 7% x 139 = 10 orang 4. Ruang bilas dan toilet
Standar (NMH)
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2
Standar for public capacity facility included children.
Jenis permainan yang disediakan :
- Jungkit-Jungkit, disediakan 2 unit @ 4 buah, luas yang dibutuhkan :
2 x (1,5x3) = 9m2 buah, luas yang dibutuhkan :
2 x (2,8 x 5,2) = 29,12 m2
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 2buah, luas yang dibutuhkan :
2 x (2,8 x 5,2) = 29,12 m2
- Terowongan, tersedia1 buah@ (1x7) =7m2 - Patung, tersedia 5 buah @ (2x2), luas yang
dibutuhkan:
D. Fasilitas Service Tabel 2.6. Perhitungan Luasan Ruang
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 1. Training room
- Ditentukan untuk 10 orang - 10 x 1,75 m2 = 17,5 m2
TOTAL 18 2. Loading dock Pendekatan :
- NAD: 1 truck ± (4x7) = ± 28 m2 Perhitungan :
- Ditentukan kapasitas 1 truck - 1 x 28 m2 = 28 m2
- Sirkulasi 50% = 14 m2 - Total = 42 m2
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 6. Parkir area 1.Pengunjung atau tamu
• Asumsi bus 15 % 15 % x 46 orang = 1 bus 1 bus memerlukan area 3x13 = 39m2(NAD)
• Asumsi 35%
35% x 46 orang = 16 buah
1 mobil memerlukan area 2,4 x 5,5 = 13,2m2 (NAD)
16 mobil memerlukan area 16x 13,2 = 211,2m2
• Asumsi sepeda motor 30% 30% x 46 orang =14 buah
1 motor memerlukan area 0,75 x 1,5 = 1,125 m2 (NAD)
2.Pengunjung penghuni yang menginap
• Satu unit cottage disediakan 1 parkir kendaraan mobil.
Jadi ada `12 mobil dan memerlukan area parker = 12 x 13,2 = 158 m2
3.Staff kar yawan
• Asumsi mobil 15 %
15 % x 109 orang = 17 buah x 13,2 = 22,4 m2
• Asumsi sepeda motor 20%
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 24,75 m2
TOTAL 471
E. Fasilitas Pr ivate (Cottage) Tabel 2.7. Perhitungan Luasan Ruang
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 1. Unit cottage
standart
• Tipe 2 orang terdiri dari fasilitas : Ruang tidur = 18 m2
• Tipe 4 orang terdiri dari fasilitas : Ruang tidur 2 x 18 = 36 m2
Diperlukan luas seluruhnya 68 x 2unit= 136 m2
TOTAL 286 2. Cottage tipe
family
No. Ruang Pendekatan dan perhitungan Luas m2 180m2
• Tipe 4 orang terdiri dari fasilitas : Ruang tidur 2 x 24 = 36 m2 Ruang duduk = 16m2 Toilet/WC = 6 m2 Pantry = 6 m2 Teras = 6 m2 Total luas = 84 m2
Diperlukan luas seluruhnya 84 x 2 unit= 168 m2
TOTAL 348
Total Fasiltas Publik = 684 m2 Total Fasilitas Pengelola = 265 m2 Total Fasilitas Rekreasi = 605 m2 Total Fasilitas Service = 738 m2 Total Fasilitas Privet (utama) = 634 m2 +
2926 m2
Keterangan :
NAD : Neufert architect’s Data
TTS : Time Saver Standart For Building Tipes
NMH : New Metric Handbook
2.2.5. Pengelompokkan Ruang
Berdasarkan aktivitas yang terjadi pada ruang, ruang dikelompokkan dalam beberapa zona yang sesuai dengan karakter ruang tersebut yaitu :
1. Daerah Publik a. Lobby
b. Fasilitas Penunjang c. Area Parkir
2. Daerah Semi Publik a. Fasilitas Olah Raga b. Ruang
3. Daerah Privat a. Area Hunian b. Fasilitas Pengelola
Pengelompokkan ruang ini tidak banyak mengalami perubahan konsep awal diman
BAB III
TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Sesuai dengan Rencana Penataan Ruang Wilayah Pesisir Kabupaten Sumenep (tahun 2010), Pantai Lombang merupakan salah satu daerah yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep untuk menjadi kawasan wisata. Dengan telah direalisasikannya jembatan Sura-Madu maka transportasi menuju dan dari Daerah Madura akan semakin lancar sehingga wisatawan yang berasal dari luar Pulau Madura dapat berkunjung dengan mudah.
Gambar 3.1. Peta Kota Sumenep
Lahan di kawasan ini merupakan milik Pemerintah Daerah sehingga saat akan dilakukan pengembangan tidak lagi perlu dilakukan pembebasan lahan terhadap penduduk di lahan tersebut.
Selain itu dasar pemilihan lokasi proyek juga memiliki beberapa kriteria antara
- Lokasi terletak di tepi laut/pantai.
3.2.Penetapan Lokasi Di dalam penetapan lokasi
Berdasarkan ketentuan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, Bahwa daerah yang dikembangkan terlebih dahulu adalah Kawasan Pantai Lombang, maka dipilih lahan yang terletak pada jalan utama dari Kota Sumenep menuju ke desa Batang-batang. Pantai slopeng digunakan sebagai pembanding untuk studi kelayakan lokasi karena di daerah sumenep selain pantai lombang, pantai yang cukup berpotensi untuk dikembangkan yaitu pantai slopeng, namun di daerah sana masih kalah dengan pantai lombang yang memiliki pohon cemara udang serta infrastruktur yang cukup memadai dibanding pantai slopeng. Dapat dilihat pada table di wabah ini :
NO. KRITERIA LOKASI
Pantai Slopeng Pantai Lombang
1 Pencapaian Site 1 3
2 Keadaaan Jalan 2 3
3 Daerah Peruntukan 2 2
4 Sirkulasi Pencapaian 2 3
Sumber : Hasil pengamat an lapangan, 2010
5 Infrastruktur 2 2
6 Potensi Tapak 3 3
Total Penilaian 12 20
Penilaian :
Score : 1 = Kurang Baik 2 = Cukup 3 = Baik
4 = Sangat Baik
Dari hasil rangking mengenai studi kelayakan tersebut, yang memiliki nilai tertinggi adalah Pantai Lombang. Jadi penetapan lokasi pada Pantai Lombang adalah penetapan lokasi yang tepat untuk dikembangkan lagi potensinya.
Gambar. 3.2. Peta Lokasi Site
Gambar. 3.3. Site
Lokasi yang
3.3. Kondisi Fisik Lokasi 3.3.1. Eksisting Site A. Topografi Dan Geologi
Merupakan daerah pantai dengan pasir-pasir yang memanjang sepanjang garis pantai. Ketinggian 0-25 meter diatas permukaan air laut.
Kondisi pantainya relatif landai dan tidak curam dengan kemiringan lereng 0-2%. Sedangkan kawasan yang datar pada sekitar pantai merupakan tanah bertekstur pasir, kandungan tanah liat 40%, alluvium jenis regosol coklat kekuningan dan alluvial hidromorf, tdak terdapat erosi, tidak pernah tergenang, kedalam efektif tanah 90 cm ke atas.
Gambar 3.4. Kondisi Pantai
B.Klimatologi
- Temperatur berkisar antara 22° C-31°C
Dengan temperatur sekian akan berpengaruh terhadap disain yang akan dibuat nantinya. Suhu antara 22° C-31°C termasuk suhu yang lumayan panas mengingat lokasi site berada di tepi pantai/laut. Untuk pengaruh terhadap disain misalkan pada bukaan pada cottage yang menjadi ventilasi angin yang masuk ke dalam, selain itu pada tekstur dinding di buat kasar agar cahaya atau panas matahari yang dipantulkan menyebar ke segala arah dengan tujuan panas yang merambat ke dalam ruangan lebih kecil dibanding diluar ruangan sehingga temperatur di dalam ruangan lebih dingin. Teori ini dikenal dengan “Direct Solar” pada Sains Arsitektur.
- Kelembaban udara rata-rata adalah berkisar antara 74,3-84,8 mb/hari. - Intensitas penyinaran matahari tiap bulannya berkisar antara 46%-79%.
- Curah hujan rata-rata pada musim penghujan sekitar 200-1500 mm/bulan dan lama hujan rata-rata 18 hari/bulan. Sedang pada musim kemarau mempunyai curah hujan 25-200 mm/bulan dan lama hujan rata-rata 3 hari/bulan.
C. Vegetasi
Vegetasi di kawasan Pantai Lombang ini berupa hutan cemara udang sepanjang 12 km dengan kedalaman ± 50 m, perkebunan siwalan dan kelapa.
Sumber : w w w. google.co.id dan Dinas Pariwisat a Sumenep 2010
Dari hasil data-data existing site diatas karakteristik Daerah Pantai Lombang tergolong memiliki iklim tropis, sehingga bangunan yang nantinya dirancang di kawasan ini memasukkan usnur arsitektur tropis yang mengacu kepada kepedulian terhadap lingkungannya, serta konsep hijau areanya karena di Pantai Lombang terdapat pohon cemara yang tidak boleh ditebang atau di lestarikan sehingga terkesan menyatu dengan site dan juga memperhatikan factor intensitas cahaya dan angin.
3.3.2. Aksesibilitas
Gambar 3.5. Aksesibilitas Jalan
Sumber : Pengamat an lapangan, 2010
lokasi site. Tetapi berhenti pada sebuah area parkir yang memang disediakan bagi para pengunjung yang datang setiap harinya. Untuk menuju lokasi site dapat berjalan pada jalan setapak yang terbuat dari paving/ stone dengan lebar ±2.5 meter.
3.3.3. Potensi Lingkungan
Lokasi site yang terlelak di tepi pantai menerima panas lebih besar dengan angin yang berkecepatan tinggi dibandingkan daerah lain, Karena itu cottage ini direncanakan dapat mengatasi keadaan alam yang ada, salah satunya dengan menerapkan pengendalian termal pada bangunan. Khususnya dengan memperhatikan kualitas angin yang masuk ke dalam bangunan sehingga dapat memberikan efek pendinginan yang lebih baik bagi penghuninya. Penerapan pengendalian termal tersebut akan menghasilkan bangunan dengan arsitektur tropis dan diharapkan penghuni/pengunjungnya memperoleh kenyamanan. Demikian pula dengan wisatawan asing yang menjadi pengunjung dapat menikmati arsitektur khas daerah tropis dan juga memperoleh kenyamanan walaupun kondisi iklimnya berbeda dengan tempat asalnya.
.
Dan lingkungan yang perlu dilindungi adalah hutan pohon cemara udang yang memiliki
banyak fungsi, salah satunya memperindang kawasan pantai.
Selain itu potensi alamiah yang ada di sekitar pantai misalkan adanya pohon cemara
udang yang membuat rindang terdapat potensi buatan juga seperti gardu pandang, toilet dll
yang kurang difungsikan secara maksimal.
3.3.4. Infr astr uktur Kota
Jaringan Infrastruktur kota atau lingkungan yang ada di sekitar site, khususnya yang berkaitan dan diperlukan bagi keberadaan masing-masing objek studi antara lain a. Kebutuhan air bersih
Pola pelayanan kebutuhan air bersih ini dilakukan dengan cara pipanisasi dan adanya sistem jaringan air bersih. Pengembangan suplai air bersih ini ditangani oleh PDAM Kabupaten Dati II Sumenep.
b. Kebutuhan Listrik
Pengadaan jaringan transmisi listrik yang mencapai site sebesar ± 5000 KWH. c. Telepon
Kebutuhan jaringan telepon sudah tersedia di sekitar wilayah tapak. d. Pembuangan sampah
Sampah-sampah akan ditampung di tempat/bak sampah sebagai tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tiap 2 kali sehari akan dilakukan pengambilan sampah oleh petugas kebersihan.
e. Drainase
Dialirkan melalui saluran langsung ke laut. f. Jaringan jalan
Gambar. 3.8. Pendestrian
Pemisahan fungsi jalan untuk kendaraan bermotor dan jalan khusus untuk pejalan kaki. Jalan kendaraan bermotor dengan perkerasan aspal sedangkan pedestrian menggunakan perkerasan jalan yang mampu meresap air.
3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat
Peraturan-peraturan pemerintah dalam Rencana Tata Ruang Pantai Lombang juga mempengaruhi perancangan tapak, dimana didalamnya telah ditentukan:
- Garis Sempadan Pantai adalah 100 meter dari garis pantai
- Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang berada di tepi jalan raya 12 meter dari as jalan
- Ketinggian bangunan maksimum 1 lantai - Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 20%
- Bentuk bangunan disesuaikan dengan budaya setempat
Bangunan yang dirancang akan mempengaruhi lingkungan setempat pada segi sosial dan ekonomi, dimana daerah tersebut akan semakin ramai dan diharapkan memberikan pengaruh yang positif.
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Site
4.1.1. Analisa Aksesibilitas
Dari hasil analisa aksesibilitas pada bab sebelumnya, proses analisa pencapaian pada tapak (aksesibilitas), yang akan berpengaruh pada penentuan letak pintu masuk (entrance) akibat pencapaian. Dengan menggunakan site terpilih dalam skala tertentu dan lingkungannya sebagai media analisa, maka dalam menentukan letak pintu masuk dan keluar serta sirkulasinya perlu diperhatikan persyaratan sebagai berikut :
a.
Mudah terlihat dan dicapai dengan arah yang jelas.b.
Dapat memberikan petunjuk yang jelas sebagai bagian penerima pintu masuk.c.
Tidak menimbulkan pengaruh negatife terhadap pola sirkulasi di dalam maupun luar site.Penentuan entrance terletak di tengah-tengah site dan dapat dicapai langsung dari jalan utama. Namun dalam perancangannya, hal tersebut akan menyebabkan terganggunya lalu lintas yang ada, sehingga entrance digeser.
Selain itu menentukan adanya side entrance dan service entrance dari jalan samping. Dalam perancangan service entrance dan staff entrance masuk melalui entrance yang sama dengan tujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap kendaraan yang keluar masuk area. Semakin sedikit entrance maka pengawasan terhadap kendaraan semakin mudah. selain itu diperhitungkan jalur servis tidak dipakai setiap saat.
4.1.2. Analisa Iklim
Jika dilihat dari topologi dan klimatologi pantai lombang ini merupakan daerah pantai dengan pasir-pasir yang memanjang sepanjang garis pantai. Ketinggian 0-25 meter diatas permukaan air laut.
mm/bulan dan lama hujan rata-rata 18 hari/bulan. Sedang pada musim kemarau mempunyai curah hujan 25-200 mm/bulan dan lama hujan rata-rata 3 hari/bulan.
Dengan adanya vegetasi seperti pohon cemara udang dan pohon kelapa juga akan sangat mempengaruhi terhadap pembangunan proyek cottage resort di pantai lombang. Dimana arah hembusan angin juga akan selalu muncul dari arah vegetasi tumbuh-tumbuhan yang berada disekitar lokasi site tersebut.
KONDISI EKSISTING IKLIM PADA LOKASI SITE
Gambar 4.2. Analisa Iklim Cahaya Matahari dan Curah Hujan Sumber : www. google.co.id dan analisa penulis, 2010
Gambar
Gambar 4.3. Analisa Iklim Arah Angin dan Veget asi
Sumber : www. google.co.id dan analisa penulis, 2010
Arah Sinar
Posisi M at ahri pada Arah Sinar
Curah hujan yang cukup t inggi pada
lokasi sit e disaat mu sim penghujan.
Hembusan angin yang cukup kencang dari arah pantai menuju darat an tepat pada let ak sit e.
Menggunakan pohon cemara udang yang merupakan salah satu usaha untuk melestarikan pohon cemara udang yang terancam punah. Juga menggunakan pohon kelapa sebagai pembentuk skyline. Pohon-pohon yang lain tetap digunakan sebagai variasi dan pengarah jalur sirkulasi.
Untuk menikmati pemandangan laut disediakan disekitar hutan pohon cemara udang.
Gambar 4.4. kondisi pantai
Tanah disekitar bangunan ditanami rumput untuk mengurangi silau dan mengurangi angin yang berterbangan ke dalam bangunan.
Untuk tumbuhan tinggi (< 5 meter) jarak yang baik 30 kaki (9 meter) dari bangunan sehingga angin yang masuk ke dalam bangunan lebih merata daripada yang jaraknya lebih dekat.
Gambar 4.6. Angin Dipengaruhi Tumbuhan Tinggi
Untuk tumbuhan rendah (2-3 meter) jarak yang baik minimal 10 kaki (3 meter) dari bangunan.
Gambar 4.7. Angin Dipengaruhi Tumbuhan Rendah
Untuk semak (< 1 meter) semakin dekat dengan bangunan akan semakin baik sebab dapat memasukkan angin lebih banyak ke dalam bangunan.
Gambar 4.8. Angin Dipengaruhi Semak
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan sekitar kawasan site akan sangat berpengaruh terhadap rancangan. Untuk itu perlu sekali memaksimalkan keadaan lingkungan sekitar site agar di dalam mendisain bangunan nantinya tidak terlepas dari keadaan lingkungan yang ada atau bisa dikatakan ada kesinambungan antara disain yang kita buat dengan lingkungan sekitar.
Untuk batas-batas site sendiri langsung dibatasi dengan pedestrian kecuali batas sebelah utara yang di batasi oleh pohon cemara udang. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi bahwa fungsi dari pada pohon cemara udang yaitu menahann hembusan angin yang dating dari laut.
Gambar 4.9. Site
4.1.4. Analisa Zoning
Pada penzoningan aksis bangunan tidak sesuai dengan aksis nimah tradisional sebagai akibat penerapan konsep sains dimana untuk menangkap dan mendistribusikan angin ke dalam ruangan, perlu sudut 45° atau 90° terhadap arah datang angin agar sirkulasi udara di dalam ruangan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penghuninya.
Peletakan massa bangunan dalam lapak mengikuti zoning dengan penataan massa yang sesuai dengan konsep tanean lanjang membentuk pola radial.
Gambar 4.10. Penzoningan
Area Cottage memerlukan view dan sirkulasi udara yang baik sehingga diletakkan dekat dengan laul. Area Publik diletakkan ditengah yang berfungsi sebagai space
memberikan kesan santai dan rekteatif bagi keseluruhan site. Area Servis dan kantor di bagian depan untuk mempermudah akses masuk.
Bagian bangunan penerima membentuk space penangkap. Dan membentuk sumbu aksis terhadap arah jalan utama.
4.2. Analisa Ruang
Pada cottage resort ini memiliki jenis – jenis ruang yang telah dibedakan berdasarkan jenis kegiatannya, sehingga diharapkan dapat mampu mewadahi semua kegiatan yang ada dan mampu memberikan keleluasaan dan kenyamanan gerak pemakai. Berdasarkan aktifitas dan jenis kegiatannya maka ruangan tersebut dapat dikelompokkan dalam hubungan ruang.
4.2.1. Organisasi Ruang
Organisasi ruang merupakan suatu saling keterkaitan antar ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, sehingga memberi kemudahan sirkulasi di dalam obyek rancangan. Dalam hal ini penilaian hubungan ruang terbagi menjadi tiga yaitu :
o Hubungan jarak dekat yaitu hubungan secara langsung.
Tabel 4.1. Organisasi Ruang
No Klasifikasi Fasilit as yang dibut uhkan
1 Fasilit as Ut ama
2 Fasilit as Rekreasi - Swimming Pool
- Ruang ganti pria&wanita
- Ruang bilas dan toilet Pria&wanita
3 Fasilit as Pengelola - Ruang General manager
- Ruang Front office departemen - Ruang Personalia departemen - Ruang Security department - Ruang Locker + Toiet staff
4 Fasilit as Pelengkap/ Service - Ruang Training
- Ruang meeting karyawan
- Ruang Securyty room
- Ruang Loading Dock
- Ruang Mechanical Electrical
- Ruang House Keeping dept office
- Ruang Food&beverage dept. office
Ruang-ruang tersebut dikelompokkan atau diorganisasikan dengan saling berkaitan dan memiliki kedekatan, baik dari fungsi, aktivitas yang terjadi maupun pengguna nantinya.
Fasilitas utama/ Private cottage
ME Parkir
Teras Ruang Duduk
Ruang Tidur Toilet/WC
Pantry
Gambar Diagram 4.11. analisa organisasi ruang fasilitas utama Sumber : hasil analisa penulis, 2010
Fasilitas Rekreasi
Swimming Pool R. Ganti Pria R. Ganti Wanita
R.Bilas&Toilet Pria
R.Bilas&Toilet Wanita
Gambar Diagram 4.12. analisa organisasi ruang fasilitas Rekreasi Sumber : hasil analisa penulis, 2010
Fasilitas Pengelola
Gambar diagram 4.13. analisa organisasi ruang fasilitas pengelola Sumber : hasil analisa penulis, 2010
Fasilitas Service
ME Parkir
Ruang Security Ruang Training
R.House Keeping dept Ruang meeting karyawan R. Food&beverage dept.
R. Loading Dock
Gambar diagram 4.14. analisa organisasi ruang fasilitas Service Sumber : hasil analisa penulis, 2010
4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi
Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Namun sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubaungan antar massa bangunan, karena bangunan ini nantinya dibuat dengan banyak massa.
Berikut adalah gambar 4.5. yang menjelaskan diagram hubungan antar massa dan sirkulasi berdasarkan fasilitas bangunannya.
Setelah diketahui hubungan antar massa, maka selanjutnya dibuat hubungan antar ruang berdasarkan masing-masing fasilitas yang ada. Gambar 4.10. berikut ini akan ditunjukkan hubungan antar ruang fasilitas utama.
Klasifikasi
Fasilit as Ut ama
Fasilit as Penunjang
Fasilit as Pengelola
Fasilit as Pelengkap/ Service
Klasifikasi Fasilit as yang dibut uhkan
Fasilit as Ut ama Teras
Ruang Duduk
Ruang Tidur
Toilet / Wc
Pant ry
Klasifikasi Fasilit as yang dibut uhkan
Fasilit as Pengelola Ruang General manager
Ruang Front office departemen Ruang Personalia departemen
Ruang Security department Ruang Marketing departement
Ruang Ruang Arsip Ruang Meeting Room
Ruang tunggu tamu Ruang Gudang Peralatan Ruang Locker + Toiet staff
Gambar 4.16. Diagram Hubungan antar Ruang Fasilit as Pengelola
Ket erangan
: Dekat
: Jauh
: Cukup Dekat
Sedangkan sistem sirkulasi terlebih dahulu dijelaskan sirkulasi dalam Sirkulasi Secara makro.
Klasifikasi Fasilit as yang dibut uhkan
Fasilit as Service R. Training
Ruang meeting karyawan Ruang Securyty room
Ruang Loading Dock R. Mechanical Electrical
R.House Keeping dept office R. Food&beverage dept. office
Parkir area
Sir kulasi Secara Makro
Untuk hubungan diantara ruang-ruang dan sirkulasi yang ada pada cottage ini dapat dilihat pada bagan organisasi ruang. Di mulai dari 2 Main entrance yang ada di depan, masing-masing ME di peruntukkan untuk pengunjung dan karyawan dengan membedakan pintu masuk dan pedestriannya. Untuk pengunjung setelah melalui ME langsung bisa memarkir kendaraan di tempat parkir, kemudian menuju sebuah teras masuk yang akan membawa pada sebuah lorong menuju lobby, dari lobby pengunjung akan bertemu dengan recepcionist dan ruang information yang akan memberitahukan tentang sirkulasi menuju cottage ini. Setelah itu terdapat sebuah ruang untuk pembelian tiket sebelum para pengunjung menikmati wahana permainan yang ada, sebelum menuju wahana cottage resort ini juga menyediakan restoran dan coffe untuk sarapan atau mengisi perut sebelum menikmati segala permainan yang ada di cottage resort ini.
Kemudian apabila pengunjung ingin bermalam sudah tersedia cottage dengan fasilitas cottage bintang 3 yang terletak dekat menuju pantai, karena dari cottage terdapat pintu keluar yang langsung menuju pantai lombang yang indah.
Keter angan:
= Sirkulasi Pengunjung
= Sirkulasi Pengelola Bangunan
4.2.3. Diagram Abstrak
Hubungan “block” masing-masing massa bangunan, baik hubungan diagram secara horisontal (dalam satu lantai), maupun hubungan diagram secara vertikal (antar lantai) akan dijelaskan pada diagram abstrak. Namun sebelum menggambarkan diagram antar lantai, yaitu hubungan antara satu massa bangunan dengan massa bangunan lain, seperti pada gambar 4.16 mengenai hubungan antar lantai berikut ini.
Ket erangan :
4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan 4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan
Bentuk bangunan nantinya terbentuk dari bentuk-bentuk geometris, yaitu bentuk persegi dan lingkaran. Bentuk-bentuk geometris ini sendiri dirancang dengan maksud supaya mudah dikenali, karena sesuai dengan fungsinya bentukan–bentukan seperti solid primer akan mudah dikombinasi dengan system subtraktif transformasi, subtractive dan additive berdasarkan teori teknik olah geometri FDK. Ching. Berikut akan dijelaskan teknik-teknik olah geometri FDK. Ching tersebut :
a. Dimensional Transformation
Bentuk dapat diubah dengan mengubah satu atau lebih dimensi – dimensinya dan tetap memiliki identitas asalnya.
Contoh :
Kubus dapat diubah → persegi panjang prigmatis dengan memperpendek atau memperpanjang tingginya, lebarnya atau tebalnya.
b. Substractive Form
Bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumenya, tergantung dari besarnya proses pengurangannya mampu mempertahankan identitas asalnya atau berubah menjadi bentuk yang sama sekali lain.