KARAKTERISTIK BIOLOGI
DAN FISIOLOGI
Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
•Mahasiswa PS ITP semester 3 mampu
menjelaskan karakteristik biologi dan
fisiologi bahan pangan serta hubungannya
dengan mutu dan pengolahan.
Buah dan sayur merupakan sumber gizi dan sumber pendapatan bagi petani
Jika sudah dipanen, mutunya tidak dapat ditingkatkan lagi sifat perishable nya
Praktek budidaya akan mempengaruhi mutunya ketika diolah
NEXT
Mutu dan keamanan adalah 2 aspek penting bagi pangan yang dikonsumsi manusia.
Faktor/manajemen pra-panen sangat berpengaruh terhadap mutu buah dan sayur.
Pendahuluan
Previous end
Pendahuluan
• Buah dan sayuran saat dipanen dari induknya
merupakan struktur yang masih hidup
melanjutkan reaksi metabolisme dan
melanjutkan proses fisiologis selama waktu
tertentu
• Buah dan sayuran berespirasi dengan cara
mengambil oksigen dna melepaskan CO
2dan
panas
• Buah dan sayur juga mengalami transpirasi
kehilangan air dalam bentuk uap
Faktor Prapanen Yang Mempengaruhi Mutu
Buah dan sayur
Budidaya dan Benih/Bibit
Faktor Lingkungan
Cara Bercocok Tanam Faktor Biologis
Faktor Prapanen Yang Mempengaruhi Mutu
Buah dan sayur
Produk yang sehat hanya berasal dari bahan tanaman yang sehat dan baik.
Pemilihan kultivar yang baik akan
menghasilkan tanaman dengan mutu yang baik, umur simpan yang panjang.
Faktor prapanen meliputi
Budidaya dan bahan tanaman
Faktor pascapanen, yang berkontribusi terhdap mutu produk.
Faktor Biologis,
Faktor Lingkungan
Karakteristik Mutu meliputi
Warna dan penampakan
Viskositas dan konsistensi Ukuran dan bentuk
Tekstur dan flavor
Nilai gizi (vitamin, mineral,dll), atau sifat tersembunyi lainnya serta keamanan dan kesehatan produk.
• Pada saat buah dan sayuran masih berada
pada tanaman induknya, kehilangan air
akibat respirasi dan transpirasi dapat
diganti, karena tanaman masih dapat
menyerap air, melakukan fotosintesa dan
memperoleh mineral dari tanah
• Setelah panen sumber air, fitosintat dan
mineral tidak akan ada lagi sehingga buah
dan dan sayur akan masuk pada fase
PROSES METABOLISME
Bahan hasil pertanian bahan hidup melakukan proses
metabolisme selama bahan tersebut hidup
terjadi perubahan bahan rusak
perlu penanganan untuk menghambat kerusakan
Metabolisme : usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
bahan terutama energi
Energi diperoleh dengan cara : - fotosintesa
- respirasi - fermentasi
FOTOSINTESA
Pengertian : proses metabolisme dalam bahan hasil
pertanian dengan menggunakan CO2 dari udara, air dari dalam tanah dengan bantuan sinar matahari dan klorofil untuk menghasilkan karbohidrat.
Sinar matahari e- e
menaikkan tingkat energi
elektron energi e- e- (elektron) Klorofil O2 H2O
Contoh : pada hasil pertanian yang berklorofil, dan jasad
RESPIRASI AEROB KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN
Respirasi adalah proses dimana bahan-bahan organik (karbohidrat, protein, lemak) diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana
dengan melepaskan sejumlah energi.
Proses respirasi meliputi degradasi bahan
organik di dalam bahan pangan, khususnya
gula, untuk menghasilkan energi kimia (dalam
bentuk ATP dan NADH) yang dibutuhkan untuk
aktivitas metabolik seluler.
Jika substrat yang digunakan adalag glukosa,
maka persamaan respirasinya :
C
6H
12O
6+ 6 O
2→ 6 CO
2+ 6 H
2O + 686 kcal heat
Respirasi menyebabkan terjadinya kehilangan
komponen-komponen pangan, flavor,
khususnya kemanisan, kehilangan bahan
terlarut, dan dihasilkannya panas yang dapat
meningkatkan biaya refrigerasi, serta
dihasilkannya CO
2sehingga diperlukan adanya
ventilasi yang cukup selama penyimpanan.
Laju kerusakan komoditi hasil pertanian
proporsional dengan laju respirasinya rate:
Komoditi dengan laju respirasi tinggi memiliki
umur simpan yang pendek.
Komoditi dengan laju respirasi rendah memiliki
umur simpan yang panjang.
Pengukuran Proses Respirasi
Senyawa yang digunakan :
1. Glukosa 2. ATP
3. CO2 4. O2
Pengukuran Proses Respirasi (2)
1. Perubahan Kandungan Gula
Secara teoritis dapat dilakukan, secara praktis sulit,
karena :
Jumlah gula yang terdapat dalam bahan tidak tetap
Pembentukan gula dari sukrosa dan penggunaan gula untuk
respirasi sering terjadi bersamaan
2. Kandungan ATP
Secara praktek sulit
Butuh waktu yang lama, ketelitian yang tinggi dan alat
Pengukuran Proses Respirasi (3)
3. Penyerapan O2
Jumlah oksigen yang digunakan dalam respirasi relatif
sedikit sulit dilaksanakan (butuh alat yang peka seperti GC)
4. Produksi CO2
Produksi CO2 selama respirasi cukup besar sehingga mudah diukur
Sulit dibedakan antara respirasi anaerob dan aerob
Contoh : laju respirasi jeruk = 70 mg CO2/kg/jam
laju respirasi ercis = 400 mg CO2/kg/jam
Respiration Quotient (RQ) : perbandingan CO2 yang
dihasilkan dengan O2 yang
digunakan
mol CO2 yang dihasilkan
RQ =
mol O2 yang digunakan
Contoh : C6H12O6 + 6 O2 ----> 6 CO2 + 6 H2O + energi QR= 6/6 = 1 2 C51H98O6 + 145 O2 ----> 102 CO2 + 98 H2O + energi QR = 102/145 = 0,71
KLASIFIKASI PRODUK HORTIKULTURA BERDASARKAN LAJU RESPIRASINYA
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Respirasi
• Suhu dan Lama penyimpanan peningkatan suhu dan lama
penyimpanan menyebabkan peningkatan laju respirasi
• Tetapi pada suhu yang sangat tinggi dan penyimpanan yang • Laju respirasi juga dipengaruhi oleh : varietas
FERMENTASI
Merupakan reaksi oksidasi reduksi
Zat yang dioksidasi (pemberi elektron) dan zat yang
direduksi (penerima elektron) adalah zat organik
Pada respirasi zat yang direduksi adalah zat anaorganik (O2) Senyawa organik yang digunakan umumnya glukosa
dipecah menjadi : aldehid, alkohol atau asam melalui proses glikolisis
C6H12O6 + khamir 2C2H5OH + 2 CO2 (alkohol)
Pada fermentasi energi yang dihasilkan relatif kecil
dibandingkan substrat yang digunakan
persediaan
substrat lebih cepat habis dan bahan menjadi busuk
atau mati
Etilen
Etilen (C
2H
4) adalah molekul gas organik
sederhana.
Sebagai hormon tanaman, berperan dalam
mengatur pertumbuhan, pemasakan, senesens,
dan proses absisi.
Etilen disintesis secara alami di dalam tanaman,
tapi juga dapat dihasilkan dari mesin dan asap.
Aktif pada konsentrasi yang sangat rendah
MET (methionine) SAM (S-adenosyl-methionine) ACC (1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid) Ethylene
Jalur Biosintesis Etilen
SAM synthase ACC synthase ACC oxidase Methylation Polyamine synthesis
ACS dan ACO adalah enzim regulator yang penting dalam biosintesis etilen
Produksi Autokatalitik dari Etilen
Pada buah klimakterik, peningkatan produksi etilen secara alami selama pematangan menstimulasi
produksi etilen itu sendiri – fenomena ini disebut
Pada
beberapa
buah
klimakterik,
seperti
alpukat,
pisang,
melon,
pir,
dan
tomat,
“autocatalytic
positive
feedback”
dapat
meningkatkan laju produksi etilen 1000x selama
pematangan buah.
Exposure to external ethylene also enhances
autocatalytic production of ethylene and
Regulasi Biosintesis Etilen
Secara umumproduksi etilen meningkat :
•••• Pada saat pematangan
• jika ada kerusakan fisik (memar, luka)
• pada buah yang busuk
• jika suhu meningkat hingga 30°°°°C
• jika terjadi stress (stress air, pendinginan dll)
Produksi etilen akan menurun :
• pada suhu penyimpanan yang rendah
• jika konsentrasi O
2berkurang (<8%)
Perubahan Komposisi
Perubahan komposisi yang terjadi selama
proses pematangan dan setelah panen:
● Perubahan pigmen:
Kehilangan klorofil (warna hijau) – pada buah
diinginkan, tapi tidak pada sayuran.
Perkembangan karotenoid (warna kuning dan
orange) – diinginkan pada beberapa buah
seperti aprikot, peach, jeruk, tomat dll.
Perkembangan antosianin (merah dan biru) –
diinginkan pada beberapa jenis buah seperti
cherry, strawberry dll.
Perubahan metabolit :
Kehilangan gula
Kehilangan asam
Kehilangan asam amino Kehilangan lipids
Chlorophyll
Vitamin C
Carotenoids
Sugars
Kehilangan Air
Kehilangan air secara langsung mengakibatkankehilangan berat serta kehilangan mutu meliputi :
Mutu penampilan – layu, mengekrut dan
mempercepat kerusakan.
Mutu tekstural– kehilangan sifat krispo, juiciness
dll
Mutu Gizi– contoh : vitamin A & C.
Laju kehilangan air dipengaruhi oleh : • Faktor lingkungan–
contoh kelembaban relatif (RH)
Kehilangan Air dan Kelayuan
Perubahan Morfologi Setelah Panen
• Komoditi hortikultura karena masih merupakan bahan hidup setelah dipanen kadang2 masih mengalami pertumbuhan mengurangi
mutunya
Perubahan meliputi :
• Bertunas (bawang, umbi2an, tanaman akar) • Berakar (bawang, tanaman akar lainnya) • Bertambah panjang (asparagus, gladiolus) • Perkecambahan biji (lemon, tomat, lada)
KLIMAKTERIK DAN KELAYUAN
Buah : hasil dari beberapa jenis bentuk pertumbuhan :
- pembesaran bakal buah - pembesaran jaringan
Tahap-tahap pertumbuhan buah dan sayur :
o Pembelahan sel
o Pendewasaan sel (maturation) o Pematangan sel (ripening)
o Pelayuan (senescence)
o Pembusukan (deterioration)
Pada setiap proses pertumbuhan terjadi proses respirasi
Berdasarkan laju respirasi buah dan sayur dibedakan atas :
o Golongan Klimakterik
o Golongan Non Klimakterik
Skema hubungan antara proses pertumbuhan dengan laju respirasi
Non Klimakterik Pembelahan sel Pembesaran sel Senescense Laju respirasi (jumlah CO2)
Pengertian klimakterik :
= suatu fase kritis dalam kehidupan buah
= suatu keadaan auto stimulation dari dalam buah sehingga buah menjadi matang disertai dengan peningkatan laju respirasi
= masa peralihan dari proses pertumbuhan menjadi layu
KLIMAKTERIK = suatu periode mendadak yang khas pada
buah-buahan tertentu, dimana pada proses
tersebut terjadi serangkaian perubahan
biologis diawali dengan proses pembuatan
etilen yang ditandai dengan terjadinya
KLIMAKTERIK Apel Mangga Alpukat Muskmelon Pisang Pepaya Blueberry Peach Jambu Pear Nangka Persimon Kiwifruit Tomat Apricot Semangka NEXT Previous end
NON KLIMAKTERIK Blackberry Lime Cacao Orange Cherry Nenas Ketimun Raspberry Terong Strawberry Grape Lemon Leci
Proses Terjadinya Klimakterik
a.Perubahan Fisik
Contoh : apel, pisang
Apel : perubahan permeabilitas sel
enzim-enzim + substrat dalam sel normal : terpisah
bergabung klimakterik
Pisang : perubahan volume ruang bebas di dalam sel (free space)
(pisang muda, mentah, matang) diiris dan direndam dalam air
jumlah air yang berdiffusi pada irisan
pisang matang > mentah > muda
jumlah air yang berdiffusi ≈ jumlah CO2 yang dihasilkan
Intercellular space (mentah)
Free space (matang)
Tahap-tahap Klimakterik
Proses klimakterik dibagi dalam 3 tahap :
A = praklimakterik 1 = klimakterik menaik 2 = puncak klimakterik 3 = klimakterik menurun A 1 2 3 Produksi CO2
b. Perubahan Kimia
Pearson& Robertson (1954) : pada apel disebut :
RESPIRATION CONTROL THEORY
Pada saat pematangan : aktivitas sel meningkat perlu energi
(ATP) yang tinggi mitokondria bekerja lebih berat respirasi meningkat terjadi klimakterik
Frenkel et al., (1968) : pada buah pear
Pada awal klimakterik ditambah substrat penghambat sintesa
protein tidak terjadi puncak klimakterik tidak terjadi pemasakan
Jika ekstrak protein dari buah diisolasi pada fase
klimakterik ditemukan enzim yang aktif dalam pematangan : enzim malat
Pada fase pra klimakterik sintesa lemak, etilen dan
protein meningkat
Pada fase puncak klimakterik : dekarboksilasi asam malat
meningkat
Klimakterik : hasil perubahan kimia dalam jaringan secara alami dan biologis
KELAYUAN (SENESCENCE)
Suatu tahap normal yang selalu terjadi dalam siklus
kehidupan tanaman
Dapat terjadi setiap saat Gejala-gejala :
Abscision pada daun, buah/bunga Pematangan buah
Daya tahan terhadap penyakit Menguningnya daun dan buah
Perubahan dalam sel waktu proses senescence :
Dinding sel menipis Khloroplast pecah
Endoplasmik retikula rusak Sitoplasma kotor
Mitokondria masih utuh
Permeabilitas membran sel berubah karena jaringan sel
melemah
Hilangnya klorofil Protein menurun
Proses Terjadinya Kelayuan
Kelayuan terjadi jika terdapat hormon yang
menghambat sintesa protein, yaitu :
- auxin
- giberelin
- asam absisat
- sitokinin
AUXIN
Berperan dalam sintesa etilen (C2H4) senescence
Pemberian auxin pada pohon induknya menghambat
pematangan (stop drop spray)
GIBERELIN (GA3)
Bekerja spesifik pada tanaman
Menghambat pematangan
Mencegah pelayuan efektif Efektif pada pisang dan tomat Tidak efektif pada arbei dan apel
OH CH2 COOH OH O O=C CH3
2. ASAM ABSISAT
Ditemukan dalam biji kapas Merangsang terjadinya absisi
CH3 H3C CH3 C C CH CH CH H2C C COOH C C O CH CH3 OH
3
SITOKININ
Menghambat terjadinya senescence
Sitokinin sintesis (N6-benzyladenin) memperlambat degradasi klorofil
pada selada dan sayuran hijau
CH2 N H NH CH C CH2OH CH3
Perubahan yang Terjadi Setelah Panen
Perubahan komposisi dan struktur dinding sel menyebabkan
terjadinya pelunakan pada buah dan sayur
Perubahan warna klorofil didegradasi dan terjadi peningkatan
jumlah pigmen yang menyebabkan warna kuning seperti
karotenoid, antosianin dan xantofil pada kulit dan daging buah
Respirasi yang melibatkan oksidasi enzimatis dari gula2
menghasilkan air dan CO2 serta pelepasan energi.
Substansi seperti asam organik dan portein masuk ke jalur
Buah apel, plum, labu, pisang, mangga dll mengalami
perubahan warna selama penyimpanan baik yang dikemas maupun dalam refrigerator.
Terbentuknya lapisan lilin pada kulit buah setelah panen
penampilan menjadi menarik dan mengurangi laju transpirasi.
Penurunan kandungan pati pada buah dan sayuran dan
peningkatan kandungan gula serta asam organik.
Pada jenis buah tertentu selama pematangan terjadi penurunan
astrigency (rasa sepat) rasa sepat disebabkan oleh tanin atau polifenol.
Komponen volatil dan aroma terbentuk pada saat buah matang
atau masak.
Tetapi jika buah dipanen pada kondisi yang belum matang atau
pada tahap “matang hijau” aroma ini tidak terbentuk.
Etilen merupakan komponen volatil yang disintesis pada
buah dan sayuran tertentu saat tahap pematangan dan
perkembangan
jika konsentrasinya sudah maksimum
maka akan memacu pematangan
Pertumbuhan, perkembangan, pra maturasi, maturasi,
pemasakan (ripening) dan senesen (Gambar 1)
fase2
pertumbuhan pada buah dan sayuran
Perttumbuhan buah dan sayur dimulai dari pembelahan
dan pembesaran sel hingga tercapai ukuran yang
maksimum.
ripe Mature senescence Juvenility Total Volume Sel Perkecembahan