MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan tidak pernah mengecewakan umatnya . Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita disaat dan indah pada waktunya.
" Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia! "
(Joel Arthur Barker)
" Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki
keberanian untuk sukses. " (David Viscoot)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria
Bapak dan Ibuku tercinta
Kakak dan Adik-adikku
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Tuhan Yesus, Engkau tanpa lelah mendampingi dan memberkati setiap
jalan yang ku tempuh.
2. Rektor Universitas Sanata Dharma, Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono
Priyotamtama, S. J. yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar di Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Fr. Ninik Yudianti. M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Dr. Herry Maridjo M.Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
5. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA selaku Ketua Program Studi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II : LANDASAN TEORI ... 7
A. Kebijakan Pembayaran Dividen ... 7
B. Kebijakan Dividen ... 8
C. Dividend Signaling Theory ... 10
D. Free Cash Flow ... 18
E. Profitabilitas ... 19
F. Penelitian Terdahulu ... 20
G. Kerangka Pemikiran ... 21
H. Perumusan Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III : METODE PENELITIAN ... 24
A. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional Variabel ... 24
B. Populasi Dan Sampel ... 26
C. Teknik Pengumpulan Data ... 27
D. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV : ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Sampel ... 36
B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37
C. Analisis Data ... 38
A. Kesimpulan ... 50
B. Keterbatasan Penelitian ... 51
C. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37
TABEL 4.2 Uji Normalitas ... 39
TABEL 4.3 Uji Multikolinearitas ... 40
TABEL 4.4 Model Summary Autokorelasi ... 41
TABEL 4.5 Uji Regresi ... 43
TABEL 4.6 Uji Hipotesis ... 44
DAFTAR GRAFIK
Halaman
GAMBAR 4.1 Grafik Normal P-P Plot ... 39
ABSTRAK
PENGARUH
FREE CASH FLOW
DAN PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
free cash flow
dan
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen. Latar belakang
dari penelitian ini meneliti bagaimana
free cash flow
dan profitabilitas dapat
mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data diperoleh dengan metode
porposive sampling.
Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier
berganda.
Abstract
The Influence of Free Cash Flow and Profitability toward the Policy of Dividend Payment
Junita Castanheira 082114147
Sanata Dharma University 2013
This research was aimed to find out whether free cash flow and profitability influenced the policy of dividend payment. The background of this research was to examine how free cash flow and profitability could influence the policy of dividend payment.
The kind of this research was empirical study. The data was obtained using purposive sampling method. Data analysis technique that used was multiple regression analysis.
The result showed that free cash flow and profitability did not influence the policy of dividend payment. It was proved from the determination coefficient value of 2,1% which showed that the variation of the policy of dividend payment could be explained by the variable of free cash flow and profitability amounted to 2,1%, while the rest is explained by other causes out of the model. By using significance standard 5% was obtained a value of t-count for free cash flow was 0,233 and profitability was 0,981. Due to the probability of free cash flow and profitability was more than 0.05 therefore H0 was accepted. Free cash flow and profitability did not influence positively toward the policy of the dividend payment.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu cara untuk mengukur perkembangan ekonomi suatu negara
adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan
industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang, ekuitas, dan instrumen derivatif
(Dharmarji 2006). Dalam aktivitas pasar modal, para investor akan mendapatkan
dua keuntungan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukannya, yaitu berupa
capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih antara harga jual dengan
harga beli surat berharga, sedangkan dividen adalah pendapatan bersih perusahaan
setelah pajak dikurangi laba ditahan
Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang
saham dan perusahaan yang membagikan dividen. Bagi perusahaan, semakin
tinggi dividen dibagikan maka semakin kecil laba ditahan, dan akibatnya dapat
menghambat pertumbuhan perusahaan. Sedangkan bagi para pemegang saham
adanya pembagian dividen yang relatif stabil akan meningkatkan kepercayaan
para pemegang saham sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham
dalam menginvestasikan modalnya ke dalam perusahaan. Hatta (2002)
mengungkapkan bahwa ada dua alasan yang perlu dipertimbangkan oleh
perusahaan dalam pembagian dividen yaitu kelangsungan hidup perusahaan dan
seluruhnya dibagikan dalam bentuk dividen tetapi perusahaan perlu menyisihkan
sebagian laba yang diperoleh untuk diinvestasikan kembali. Berkaitan dengan
kebijakan dividen terlihat bahwa ada beberapa pihak yang mempunyai
kepentingan yang berbeda, yaitu antara kepentingan pemegang saham, pemegang
obligasi, dan pihak perusahaan itu sendiri.
Menurut Jensen (1986) dalam Rosdini (2009) free cash flow adalah
aliran kas yang dimiliki perusahaan yang tidak digunakan lagi untuk pendanaan
proyek-proyek perusahaan. Hal ini sering memicu timbulnya perbedaan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham, ketika free cash flow tersedia,
manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi
inefisiensi dalam perusahaan atau mungkin akan digunakan untuk keperluan
personal, sehingga para pemegang saham menginginkan agar free cash flow
tersebut dibagikan dalam bentuk dividen. Perusahaan dengan free cash flow tinggi
akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena
perusahaan dengan free cash flow tinggi dapat memperoleh keuntungan atas
berbagai kesempatan yang tidak mungkin dapat diperoleh perusahaan yang
mempunyai free cash flow rendah.
Menurut Litner (1956) dalam Nur Chasanah (2008) profitabilitas
adalah hal terpenting yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam
kebijakan pembayaran dividen. Hal ini dipertimbangkan karena profitabilitas
berhubungan dengan arus kas masuk dan kebijakan pembayaran dividen
berhubungan dengan arus kas keluar. Selain itu profitabilitas dan kebijakan
investasi dan struktur modal. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh ini yang nantinya akan dibagikan
kepada para pemegang saham. Profitabilitas perusahaan diukur dengan return on
asset (ROA), semakin besar ROA maka menunjukan kinerja perusahaan semakin
baik, karena tingkat kembalian investasi semakin besar, sehingga meningkatnya
return on asset juga akan meningkatkan pembayaran dividen.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang kebijakan pembayaran dividen. Selanjutnya
penelitian ini diberi judul “ PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN” (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah free cash
flow dan profitabilitas mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen pada
perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meneliti pengaruh free cash flow terhadap kebijakan pembayaran dividen
pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2011
2. Meneliti pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen
pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2011
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Investor
Memberikan masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen untuk dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam keputusan investasi.
2. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam
menetapkan kebijakan dividen.
3. Bagi Penulis
Menambah kemampuan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan
4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan bacaan ilmiah di
perpustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa
yang meneliti masalah sejenis, khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pendahuluan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan
memberikan gambaran kepada pembacanya tentang penelitian ini.
1. BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
2. BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis.
3. BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisi metode penelitian yang terdiri dari objek penelitian, metode
penelitian, desain penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.
4. BAB IV. PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis data dan pembahasan yang terdiri dari deskripsi
5. BAB V. PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kebijakan Pembayaran Dividen
Kebijakan pembayaran dividen adalah kebijakan yang ambil oleh
pihak perusahaan untuk membagikan laba yang diperoleh kepada para pemegang
saham. Keputusan pembayaran dividen dilakukan oleh direksi perusahaan setiap
tahun pada saat rapat umum pemegang saham (RUPS). Besarnya dividen yang
akan dibagikan kepada para pemegang saham ditentukan dengan dividend payout
ratio. Menurut Ang (1997) dalam Puspita (2009), ada beberapa pola pembayaran
dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham, yaitu:
1. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share
Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada
peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan
membayar dividen. Manajemen akan menaikan dividen, jika ada
keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan.
Hal ini dilandasi adanya phisikologi pemegang saham, dimana bila dividen
naik maka akan menaikan juga harga saham dan sebalikya.
2. Stable Dividend per-share
Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu
saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila
dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar
3. Stable Payout
Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasarkan
pada suatu prosentase tetap dari laba. Bila laba berfluktuasi, maka jumlah
dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham pun akan
berfluktuasi.
4. Regular Dividend Plus Extras
Dalam cara ini dividen reguler ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh
manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa
menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila
tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan dividen ekstra kepada
pemengang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai
kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat
menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
harga saham.
5. Fluctuating Dividends and Payout Ratio
Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan
dengan perubahan laba. Oleh karena itu besar dividen dan payout ratio
yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti laba dan kebutuhaninvestasi.
B. Kebijakan Dividen
Dividen adalah laba bersih yang dibagikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham. Menurut Gitman (2003) dalam Rosdini (2009) kebijakan
keputusan dividen dibuat oleh dewan direksi pada saat rapat umum pemegang
saham (RUPS). Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan yang penting
sehingga perlu dipertimbangkan oleh pihak manajemen karena kebijakan ini
melibatkan kepentingan antara pemegang saham dengan dividennya dan
kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Pada hakikatnya kebijakan
dividen merupakan penentuan berapa banyak laba yang diperoleh akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen, dan berapa banyak laba yang akan
ditahan untuk reinvestasi (Mulyati 2003). Sedangkan menurut Sartono (2008:281)
kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi di masa datang.
Dengan demikian kebijakan dividen adalah suatu kebijakan apakah
pihak manajemen akan membagikan laba perusahaan yang diperoleh dalam
bentuk dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan. Jika perusahaan
memutuskan untuk membagikan laba tersebut dalam bentuk dividen, maka
perusahaan harus menentukan seberapa besar laba yang akan dibagikan kepada
para pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang
C. Dividend Signaling Theory
Menurut Ross dan dkk (1985) dalam Ambarwati (2010:82) dividend
signaling theory didasarkan pada asumsi bahwa dividen diperlukan untuk
memberikan informasi positif dari manajer tentang kondisi perusahaan yang
sesungguhnya kepada para investor. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya
asymmetric information antara manager dengan investor. Pengumuman dividen
sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar tentang kondisi
perusahaan sekarang dan di masa yang akan datang. Dikatakan Ross (1977) dalam
Mulyati (2003) agar suatu isyarat bemanfaat maka harus mengikuti empat hal.
Pertama, manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat untuk
mengirimkan isyarat yang jujur. Kedua, isyarat dari perusahaan yang sukses tidak
mudah diterima oleh pesaingnya yang kurang sukses. Ketiga, isyarat harus
mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang diamati.
Keempat, tidak ada cara menekan biaya yang lebih efektif dari pada pengiriman
isyarat yang sama. Selanjutnya dividend signaling theory dikembangkan oleh
Bhattacharya. Menurut Bhattacharya (1979) dalam Mulyati (2003) dividend
signaling theory merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan menggunakan dividen untuk
memberikan isyarat walaupun menanggung kerugian saat melaksanakannya.
Pembagian dividen kas oleh perusahaan merupakan hal yang mahal, karena
perusahaan harus menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung pembagian
dividen secara tetap, dan karena kas dibagikan untuk dividen maka akan
demikian bagi perusahaan yang prospeknya bagus dapat mengganti pembagian
dividen melalui pengeluaran saham secara bertahap dengan harga yang semakin
meningkat. Tetapi bagi perusahaan yang prospeknya kurang bagus tidak dapat
melakukan hal yang sama. Dengan demikian, memberikan isyarat melalui nilai
dividen memberikan hasil yang positif. Penggunaan dividen sebagai alat untuk
mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan
pada masa mendatang merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti.
Hal ini tidak dapat dilakukan oleh semua perusahaan, hanya perusahaan yang
prospeknya baik yang dapat melakukannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan
yang tidak sukses sulit untuk meniru cara ini, karena tidak mempunyai arus kas
yang cukup untuk melakukannya. Dengan demikian pasar akan bereaksi terhadap
perubahan dividen yang dibayarkan, karena pasar yakin bahwa pemberi isyarat
adalah perusahaan yang sukses.
1. Bentuk-bentuk Dividen
Ada beberapa bentuk dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham, Menurut Kieso dan Weygandt (2002:319) dalam
Santoso (2012) dividen yang dibagikan oleh perusahaan meliputi:
a. Dividen Kas
Dividen yang paling umum digunakan adalah dalam bentuk kas.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam dividen kas adalah
apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian
b. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa pembayaran
kepada para pemegang saham. Dividen saham dibagikan sebanding
dengan proporsi saham yang dimilikinya.
c. Dividen Hutang
Dividen hutang timbul ketika saldo laba yang dibagikan tidak
mencukupi untuk pembagian dividen sehingga perusahaan akan
mengeluarkan scrip dividend yaitu janji tertulis untuk membayar
dividen dalam jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
d. Dividen Aset
Dividen aset dapat juga dibagikan dalam bentuk selain kas. Aset yang
dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, sediaan barang atau aset
lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.
e. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian besar merupakan
pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Weston dan Copeland (1992:100) dan Riyanto (2001) dalam
Latiefsari (2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen yaitu:
a. Posisi Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama
dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar,
maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas
perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas
dan mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai
fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar
dividen dalam jumah besar.
b. Stabilitas Laba
Stabilitas laba perusahaan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
dibayarkan. Bagi perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil, maka
perusahaan bisa membagi dividen yang tinggi tanpa khawatir nantinya
harus menurunkan dividen, karena tiba-tiba merosot cukup besar.
Sebaliknya perusahaan yang labanya berfluktuasi atau relatif tidak
stabil cenderung menahan sebagian labanya, karena tidak yakin apakah
labanya karena tidak yakin apakah laba yang diharapkan di
membayar dividen yang rendah untuk memungkinkan membelanjai
rencana-rencana investasinya dengan dana intern.
c. Peluang ke Pasar Modal
Bagi perusahaan besar yang sudah mapan dan mempunyai catatan
profitabilitas yang baik dan laba yang stabil, maka mempunyai peluang
yang lebih besar untuk masuk ke pasar modal dan bentuk-bentuk
pembiayaan eksternal lainnya dibandingkan dengan perusahaan yang
kecil dan baru, karena perusahaan kecil dan baru membiayai
investasinya.
d. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Bagi perusahaan yang mengalami perkembangan yang cepat akan
membutuhkan banyak dana untuk membiayai ekspansinya, biasanya
kebutuhan dana ini diperoleh dari sumber dana internal yaitu laba.
Untuk keperluan itu maka perusahaan akan menahan labanya dari pada
dibayarkan sebagai dividen. Apabila perusahaan mencari dari sumber
eksternal, maka submer-sumbernya adalah para pemegang saham itu
sendiri, yang telah mengetahui keadaan perusahaan.
e. Keadaan Pemegang Saham
Jika Perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajer
manajer biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang
saham dan dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir semua pemegang
saham dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital
rendah. Dengan dividen payout yang rendah perusahaan akan menahan
laba untuk kesempatan investasi yang profitable.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam
melakukan kebijakan dividen menurut Weston dan Copeland (1992:98)
dan Sartono (2008:293) adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang
Di dalam undang-undang ditentukan bahwa dividen harus dibayar dari
laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam
pos laba ditahan (retained earnings) dalam neraca. Selain
undang-undang, ada juga peraturan pemerintah yang mengatur tentang
kebijakan dividen. Peraturan pemerintah menetapkan tiga hal dalam
kebijakan dividen, yaitu peraturan laba bersih, larangan pengurangan
modal (capital impairment rule), dan peraturan kepailitan (insolvency
rule). Peraturan laba bersih menyatakan bahwa dividen dapat dibayar
dari laba tahun ini atau laba ditahan yang diperoleh tahun lalu.
Larangan pengurangan modal ini bertujuan untuk melindungi pemberi
kredit, karena adanya larangan untuk membayar dividen dengan
mengurangi modal (membayar dividen dengan modal akan berarti
membagi modal perusahaan dan bukan membagikan laba). Peraturan
kepailitan menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar
karena kewajiban lebih besar dari aktiva). Apabila perusahaan
membayar dividen pada kondisi seperti ini berarti perusahaan
memberikan dana yang dimiliki pemberi kredit bukan memberikan
laba yang diperoleh perusahaan.
b. Kebutuhan untuk Melunaskan Hutang
Apabila perusahaan memutuskan untuk melunasi hutang-hutangnya
yang telah jatuh tempo, maka sebagian besar laba ditahannya akan
digunakan untuk membayar hutang sehingga dividen yang akan
dibayarkan menjadi kecil.
c. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan
menentukan pilihan relatif untuk membayar laba dalam bentuk dividen
kepada para pemegang saham (yang akan menggunakan dana tersebut
di tempat lain)
d. Kemampuan Meminjam
Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukan
fleksibilitas dan perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila
perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan
pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi
sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika
perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak
e. Larangan dalam Perjanjian Hutang
Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering
mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan
ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan
perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya pembatasan ini
dinyatakan dalam prosentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila
pembatasan ini dilakukan, maka manajemen dapat menyambut baik
pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan
demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan laba
kepada para pemegang saham. Manajemen hanya perlu menaati
pembatasan tersebut.
4. Prosedur Pembayaran Dividen
Pada dasarnya dividen dibayarkan setelah mendapatkan persetujuan
dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Menurut Brigham dan Houston (2001:84) prosedur pembayaran dividen
adalah sebagai berikut:
a. Tanggal Pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman dividen adalah tanggal pada saat direksi
perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian
b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder-of-record date)
Tanggal pencatatan pemegang saham adalah pada saat perusahaan
mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal ini,
pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.
c. Tanggal ex-dividend (ex-dividend)
Tanggal ex-dividend adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode
berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka
waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan
pemegang saham.
d. Tanggal pembayaran (Payment Date)
Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar
mengirimkan cek dividen.
D. Free Cash Flow
Menurut Jensen (1986) dalam Yudianti (2005) free cash flow adalah
aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan
net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal
yang relevan. Semakin besar free cash flow semakin besar fleksibilitas yang
dimiliki pihak manajemen sehingga kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
atas pemanfaatan free cash flow tersebut juga semakin serius, Selain itu para
pemegang saham juga menginginkan agar sisa kas tersebut dibagikan dalam
bentuk dividen karena investor beranggapan bahwa manajer akan menggunakan
perusahaan. Sedangkan menurut Ross et al. (2000) dalam Rosdini (2009), free
cash flow merupakan kas perusahaan yang didistribusikan kepada kreditor atau
pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset
tetap. Free cash flow menunjukan gambaran bagi investor bahwa dividen yang
dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati pasar dengan maksud
meningkatkan nilai perusahaan.
E. Profitabilitas (ROA)
Sartono (2008:122) berpendapat profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Chang dan Rhee (1990) dalam Nur
Chasana (2008) profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Ang (1997) dalam
Puspita (2009) menyatakan bahwa return on asset adalah tingkat keuntungan
bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalakan operasionalnya.
Return on asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap
total asetnya yang mencerminkan kemampauan perusahaan dalam penggunaan
investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan
profitabilitas perusahaan. ROA (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan
ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva tetap digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA
menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian
F. Penelitian Terdahulu
Nuringsih (2005) meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial,
kebijakan hutang, ROA, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1995-1996. Berdasarkan
pengujian hasil regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara
kepemilikan manajerialdengan kebijakan dividen. ROA dan hutang berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi
cenderung membagikan dividen yang lebih kecil karena perusahaan memiliki
beban bunga yang tinggi sehingga sebagian besar laba akan digunakan untuk
melunasi hutang.
Gustiana (2009) meneliti tentang insider 0wnership, dispersion of
ownership, free cash flow, collaterizable asset dan tingkat pertumbuhan terhadap
dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (2004-2008). Berdasarkan pengujian hasil regresi diketahui bahwa free
cash flow berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Semakin besar
free cash flow maka semakin besar pula dividen yang dibagikan karena semakin
besar free cash flow yang dimiliki perusahaan maka manajemen akan dapat
tekanan yang besar dari para pemegang saham untuk membagikan dividen.
Puspita (2009) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (2005-2007). Berdasarkan hasil regresi diketahui
bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Tanda
terjadinya peningkatan retunrn on asset akan mengakibatkan peningkatan pula
pada variabel dividend payout ratio.
Dewi (2008) meneliti tentang pengaruh kepemilikan managerial,
Kepemilikan institusional, Kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Tanda negatif
pada regresi variabel profitabilitas menunjukkan bahwa semakin tinggi
profitabilitas maka semakin rendah kebijakan dividen.
Rosdini (2009) meneliti tentang pengaruh free cash terhadap dividend
payout ratio. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa free cash flow
berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Tanda positif pada regresi
variabel free cash flow menunjukkan bahwa semakin tinggi free cash flow yang
diperoleh perusahaan, maka akan semakin tinggi dividend payout ratio atau
semakin sebaliknya.
G. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Menurut Jensen (1986) dalam Yudianti (2005) free cash flow adalah
aliran kas bebas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang
menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada
tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow inilah yang sering
memicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan
manajer. Para pemegang saham menginginkan agar kas yang sudah tidak
dalam bentuk dividen, karena jika tidak dibagikan para pemegang saham
beranggapan bahwa manajer akan menggunakan free cash flow tersebut
untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu
pihak manajemen membagikan free cash flow dalam bentuk dividen.
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dividen diambil dari laba
perusahaan, salah satunya adalah laba dari penggunaan aktiva tetap
perusahaan. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya (ROA) akan
membayar dividen semakin besar.
Variabel Independen Variabel Dependen
Free cash flow
Profitabilitas
H. Perumusan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka
pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran
dividen.
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan pada objek penelitian yang dalam hal ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011.
Penelitian ini akan menganalisis pengaruh free cash flow dan profitabilitas
terhadap kebijakan pembayaran dividen.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan
pembayaran dividen. Kebijakan pembayaran dividen merupakan kebijakan
yang diambil oleh pihak perusahaan untuk membayar dividen kepada para
pemegang saham. Kebijakan pembayaran dividen dapat diukur dengan
dividend payout ratio (DPR). Dividen payout ratio merupakan perbandingan
antara dividend per share dengan earning per share . Data dividend payout
ratio dapat diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
Dividend payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(Rosdini, 2009).
Dividend payout ratio= Dividend per share Earning per share
Dividens per share= Jumlah dividen dibagikan dengan jumlah saham
Earning per share= Laba bersih setelah pajak dibagikan dengan jumlah
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah free cash
flow dan profitabilitas.
a. Free Cash Flow
Free cash flow atau aliran kas bebas adalah aliran kas perusahaan
yang sudah tidak digunanakan lagi untuk pembiayaan proyek-proyek
perusahaan (Jensen, 1986 dalam Yudianti, 2005). Rumus free cash flow
menggunakan rumus yang digunakan oleh Yudianti (2005). Free cash
flow dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Free Cash Flow= Arus Kas Operasi – Investasi Total Aktiva
Investasi = investasi neto pada modal operasi
Investasi neto pada modal operasi = modal operasit- modal operasi t-1
Modal operasit = modal kerja operasi neto + aktiva tetap neto
Modal kerja aktiva operasi
Modal kerja operasi neto = noninterest bearing CA – noninterest bearing
CL= (kas+piutang usaha+persediaan)-(hutang usaha+hutang jangka
b. Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba. Profitabilitas dapat diukur dengan return on asset (ROA). Return
on asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan dengan total aktiva. (Sartono 2008:123).
Return On Asset= Net income after tax Total asset
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa efek Indonesia.
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2011.
b. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan selama periode
pengamatan yaitu periode 2009-2011.
c. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode pengamatan
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan mengumpulkan data sekunder, dari
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2009-2011 dan data dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun
2009-2011. Data yang digunakan berupa pooling data, artinya bahwa menggunakan
banyak perusahaan dengan banyak tahun.
D. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda untuk
pengolahan data. Sebelum melakukan analisis linier berganda, metode ini
mensyaratkan untuk melalukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil regresi
yang baik (Ghozali 2009:125).
1. Pengujian Asumsi Klasik
Tahap analisis awal untuk menguji model yang digunakan dalam
penelitian ini, agar dari analisis regresi bisa diperoleh model regresi yang
bisa ditanggung jawabkan dan tidak bias maka asumsi-asumsi dasar
berikut harus dipenuhi.
a. Uji Normalitas (Normality test)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel kebijakan pembayaran dividen dan variabel free cash flow dan
profitabilitas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal
distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal pada grafik dengan melihat histogram dan
residualnya. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji
normalitas pada model regresi antara lain dengan analisis grafik
(normal P plot) regresi dan uji one sample kolmogorov-smirnov.
1) Metode grafik P-P plot
Uji normalitas dengan metode grafik P-P plot meliputi:
a) Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogtamnya menunjukan pola
distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
2) Cara untuk mengetahui apakah regresi memenuhi asumsi
normalitas adalah dengan melihat nilai signifikansi residual. Jika
signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi secara
normal.
b. Uji multikolinearitas (Multicolinearity Test)
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel free cash flow dan
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Suatu model
regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai
tolerance di atas 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor di bawah 10
c. Uji autokorelasi
Uji autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali 2009:79). Uji D-W hanya digunakan untuk auto korelasi
tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam
model regresi dan tidak ada lag antara variabel bebas. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari uji D-W
berikut ini:
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
4-dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
2) Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound
(dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti
ada auto korelasi positif.
3) Bila DW lebih besar dari pada (4-dL), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL)
atau DW terletak antara (4-dU) dan (4-dL), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
d. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas ini bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda akan disebut heterskedastisitas. Data yang digunakan untuk
menguji heteroskedastisitas ini adalah data dari variabel free cash flow
dan variabel profitabilitas. Ada dua cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas, yaitu metode grafik dan metode uji
statistik.
a. Metode Grafik
Metode ini dilakukan dengan grafik plot antara nilai prediksi
variabel kebijakan pembayaran dividen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu X
adalah Ŷ (Y yang telah diprediksi ZPRED) dan sumbu Y adalah residual atau SRESID (Ŷ-Y) yang telah distudentized. Dasar analisis yang dilakukan adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y secara acak, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas atau model homoskedastisitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan memakai teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu
dengan variabel lain. Variabel yang digunakan adalah kebijakan
pembayaran dividen, free cash flow dan profitabilitas. Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh yang signifikan antara free cash flow dan
profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen, maka digunakan
regresi linier berganda yang dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
DPR = Dividend payout ratio α = Konstanta
β1 = Koefisien regresi free cash flow
X1 = Free cash flow
β2 = Koefisien regresi return on asset
X2 = Return on assets
ε = Standar error
3. Pengujian Hipotesis
Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan secara
parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien deteminasi
(R2). Pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut: a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sampai
seberapa besar prosentase variasi free cash flow dan profitabilitas pada
model dapat diterangkan oleh kebijakan pembayaran dividen.
Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0<R2 <1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel free cash flow dan profitabilitas dalam menjelaskan variasi
kebijakan pembayaran dividen sangat terbatas. Nilai yang mendekati
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
kebijakan pembayaran dividen (Ghozali 2009:14).
b. Uji Pengaruh Free Cash Flow dan Profitabilitas Secara Simultan
(Uji F)
Pengujian secara simultan menggunakan uji F (pengujian signifikansi
secara simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini
adalah:
1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)
H0 : β1, β2 ≤ 0, Free cash flow dan profitabilitas tidak
berpengaruh positif terhadap kebijakan
pembayaran dividen.
HA : β1, β2 > 0, Free cash flow dan profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.
2) Menentukan tingkat signifikansi.
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut:
a) H0 ditolak, jika nilai signifikansi F lebih kecil atau sama
dengan tingkat signifakansi yaitu 0,05 yang berarti free cash
flow dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan
pembayaran dividen.
b) H0 diterima, jika nilai signifikansi F lebih besar dari tingkat
profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan
pembayaran dividen.
c. Uji Pengaruh Free Cash Flow (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh free cash flow dan
profitabilitas secara parsial terhadap kebijakan pembayaran dividen.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah:
1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)
H0 : β1 ≤ 0, Free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap
kebijakan pembayaran dividen.
HA : β1 > 0, Free cash flow berpengaruh positif terhadap
kebijakan pembayaran dividen.
2) Menentukan tingkat signifikansi.
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05.
3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut:
a) H0 ditolak, jika nilai signifikan t lebih kecil atau sama dengan
dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow
berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.
b) H0 diterima, jika nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat
signifikansi yaitu 0,05 yang berarti free cash flow tidak
d. Uji Pengaruh Profitabilitas (Uji t)
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini adalah:
1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA)
H0 : β2 ≤0, Profotabilitas tidak berpengaruh positif terhadap
kebijakan pembayaran dividen
HA : β2 > 0, Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan
Pembayaran dividen.
2) Menetapkan tingkat signifikansi.
Tingkat signifikansi menggunkan 0,05
3) Menganalisis hasil pengujian dengan kriteria sebagai berikut:
a) H0 ditolak, jika nilai signifikansi t lebih kecil atau sama dengan
tingkat signifikansi 0,05 yang berarti profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pembayaran
dividen.
b) H0 diterima, jika nilai signifikansi t lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05 yang berarti profitabilitas tidak berpengaruh
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sampel
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode
2009-2011. Berikut ini adalah daftar jenis-jenis perusahaan manufaktur yang akan
digunakan dalam penelitian ini.
N0. Jenis Usaha Jumlah
1 Food and Beverages 19 2 Tobacco Manufacturers 3 3 Textile Mill Products 9 4 Apparel and Other textile Products 11 5 Lumber and Wood Products 3 6 Paper and Allied Products 7 7 Chemical and Allied Products 9
8 Adhesive 4
9 Plastics and Glass Products 5
10 Cement 3
11 Metal and Allied Products 14 12 Fabricated Metal Products 2 13 Stone, Clay, Glass and Concrete Products 6
14 Cables 6
15 Electronic and Office Equipment 5 16 Automotive and Allied Products 17 17 Photographic Equipment 3
18 Pharmaceuticals 9
19 Customer Goods 4
Jumlah 145
Dalam Penelitian ini metode pengambilan sampel dilakukan dengan
perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang di tetapkan, serta kriteria tambahan
sebagai berikut:
1. Membuang data dividend payout ratio yang terlalu besar.
2. Membuang data free cash flow yang terlalu besar.
Berikut ini adalah tabel perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan
sampel dan kriteria tambahan dalam penelitian ini:
No. Jenis Usaha Jumlah
1 Food and Beverages 2 2 Tabacco Manufactures 1 3 Chemical and Allied Product 2 4 Plastics and Glass Products 1
5 Cement 2
6 Cables 1
7 Electronic and office Equipment 2 8 Automotive and Allied Products 3
9 Pharmaceuticals 3
10 Costumer Goods 3
Total 20
B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan yang
mempermudah dalam menginterprestasikan hasil pengumpulan data dan
pengolahan data serta pembahasannya.
Tabel 4.1 Descriptive Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kebijakan Pembayaran Dividen 40 2.43 66.67 31.2255 15.44943
Free Cash Flow 40 -22.79 50.00 9.1135 15.85734
Profitabilitas 40 .77 41.56 13.0808 7.56465
Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel perusahaan. Tabel 4.1 di atas juga
menunjukkan bahwa rata-rata variabel kebijakan pembayaran dividen sebesar
31,2255, dengan nilai minimum 2,43, nilai maksimum 66,67 dan standar deviasi
sebesar 25,44943. Untuk rata-rata variabel free cash flow adalah sebesar 9,1135,
nilai minimum -22,79, nilai maksimum 50,00 dan standar deviasi sebesar
15,85734. Serta rata-rata profitabilitas adalah sebesar 7,56465, nilai minimum
0,77, nilai maksimum 41,56, dan standar deviasi sebesar 13,0808.
C. Analisis Data 1. Uji asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel-variabel yang digunakan normal atau tidak. Ada dua
cara untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara
termudah untuk melihat normalitas residual dengan melihat grafik.
Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivarian
pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residulanya. Data
yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan signifikansi 0,05
Gambar 4.1
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitas
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal dan model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 15.20738332
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .096
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .608
Asymp. Sig. (2-tailed) .854
Berdasarkan pada hasil tabel 4.2 di atas data sudah terdistribusi
normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kolmogorov-smirnov sebesar
0,608 dan signifikansi 0,854 yang lebih besar dari 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat
nilai tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai tolerance dan semakin
besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah
multikolinearitas. Jika tolerance lebih dari 0,1 dan kurang dari 10
maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.3 Coefficientsa
Berdasarkan tabel coeffisients di atas dapat diketahui bahwa
nilai tolerance dari variabel free cash flow dan profitabilitas lebih dari
0,1 dan VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas. b. Calculated from data.
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
FreeCashFLow .946 1.057
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antar
kesalahan penganggu (resudual) pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang tidak
terdapat masalah autokorelasi.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai Durbin-Watson
sebesar 1,918. Jika dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan
jumlah observasi (n) = 40 dan jumlah variabel independen 2 (k=2)
diperoleh nilai tabel DL = 1,391 dan DU = 1,600. Oleh karena nilai
Durbin-Watson terletak antara DU < DW < 4 - DU. Maka koefisien
korelasi sama dengan nol, berarti tidak terjadi autokeorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots
regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas. Dengan bantuan alat analisis SPSS 17 uji
heteroskedastisitas sebagai berikut:
Gambar 4.2
Dari Scatterplot di atas dapat diketahui dapat diketahui bahwa
titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka disimpulkan pada model regresi tidak terjadi
2. Hasil analisis Regresi Linier berganda
Dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh hasil sebagai
berikut.
Dengan melihat tabel 4.3 di atas,dapat disusun persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 26,521 + 0,038X1 + 0,333X2
Dari hasil persamaan regresi linier berganda di atas dapat dilihat nilai
konstanta sebesar 26,521. Hal ini mengindikasikan bahwa divident payout
ratio mempunyai nilai 26,521 dengan tidak dipengaruhi oleh variabel free
cash flow dan profotabilitas. Persamaan regresi di atas mempunyai maksud
sebagai berikut:
a. Koefisien regresi free cash flow sebesar 0,038 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1% free cash flow akan meningkatkan proporsi
dividend payout ratio sebesar 0,038. Tanda positif pada koefisien ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel free cash flow akan
mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio. Tabel 4.5
(Constant) 26.521 4.998 5.306 .000
FreeCashFLow .038 .162 .039 .233 .817
Profitabilitas .333 .340 .163 .981 .333
b. Koefisien regresi return on assets (ROA) sebesar 0,333 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1% ROA akan meningkatkan proporsi
dividend payout ratio sebesar 0,333.
3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Pada intinya koefisien regresi (R2) mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi veriabel kebijakan
pembayaran dividen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel free cash flow dan profitabilitas dalam menjelaskan variasi variabel kebijakan
pembayaran dividen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel free cash flow dan profitabilitas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
kebijakan pembayaran dividen (Ghozali 2009:14). Hasil perhitungan
koefisien determinasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Berdasarkan tampilan output SPSS model summary menunjukkan
besarnya adjusted R2 sebesar 0,021, hal ini berarti 2,1% variasi kebijakan pembayaran dividen dapat dijelaskan oleh variasi dari
Tabel 4.6
varibel free cash flow dan profitabilitas sedangkan sisanya (100% -
1,2% = 98,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
Standard error of estimate (SEE) sebesar 15,61298, makin kecil nilai
SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel kebijakan pembayaran dividen.
b. Uji Statistik F
Tabel 4.7
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 289.393 2 144.697 .594 .558a
Residual 9019.316 37 243.765
Total 9308.709 39
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Free Cash Flow b. Dependent Variable: KebijakanPembayaranDividen
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara
bersama-sama variabel free cash flow dan profitabilitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel kebijakan pembayaran dividen. Hal ini
dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 0,594 dengan probabilitas
sebesar 0,558. Karena probabilitas jauh lebih besar dari tingkat
signifikansi yang digunakan yaitu 5%, maka H0 diterima yang berarti
free cash flow dan probitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap
4. Uji Statistik t
Untuk mengetahui apakah variabel free cash flow berpengaruh
terhadap kebijakan pembayaran dividen maka dapat dilihat uji
signifikansinya pada tabel 4.5. Dalam tabel 4.5, thitung 0,233< ttabel 2,026
dengan tingkat signifikansi 0,817. Oleh karena probabilitas lebih besar
dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti free cash flow tidak berpengaruh
positif berhadap kebijakan pembayaran dividen. Sedangkan untuk
mengetahui apakah variabel profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan
pembayaran dividen dapat juga dilihat pada tabel 4.5. Dalam tabel 4.5
thitung 0,946 <ttabel 2.026 dengan tingkat signifikansi 0,333. Oleh karena
probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti
profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran
dividen.
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas lebih jelas mengenai variabel
independen yang berupa variabel free cash flow dan profitabilitas variabel
kebijakan pembayaran dividen.
a. Analisis Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kebijakan Pembayaran
Dividen
Variabel free cash flow memiliki koefisien regresi positif, hal ini
menunjukkan bahwa apabila free cash flow meningkat maka akan
diikuti dengan pembayaran dividen yang meningkat pula. Hal ini
Jensen (1986) dalam Yudianti (2005) free cash flow adalah aliran kas
yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang
menghasilkan net present value positif yang didiskontokan pada
tingkat biaya modal yang relevan. Maka semakin besar free cash flow
yang dimiliki perusahaan semakin besar pula dividen yang dibagikan
kepada para pemegang saham. Ketika perusahaan memiliki dana sisa
yang tidak bisa diinvestasikan lagi, maka perusahaan seharusnya
membagikan dana kepada investor dalam bentuk dividen.
Dalam penelitian ini argumen Jensen diterima karena kemungkinan
dana free cash flow yang dimiliki perusahaan di Indonesia masih relatif
kecil. Dari deskripsi data tampak bahwa nilai teringgi free cash flow
sebesar 50,00 dan nilai terendah sebesar -22,79, sedangkan nilai
rata-rata free cash flow sebesar 9,1135. Kondisi ini kemungkinan yang
menjadi penyebab tidak didukungnya hipotesis ini.
Hasil temuan ini mendukung hasil temuan dari Endang dan Minaya
(2003) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa free cash flow
tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
b. Analisis Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Pembayaran
Dividen
Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi positif, hal ini
menunjukkan bahwa apabila profitabilitas (ROA) meningkat maka
dividend payout ratio pun akan meningkat. Hasil penelitian ini
dividen payout ratio. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas
perusahaan tidak berdampak pada peningkatan pembayaran dividen
yang dilakukan oleh perusahaan. Tanda positif dalam penelitian ini
sesuai dengan dividend signaling theory (Ross, 1977) yang
menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu isyarat kepada
para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang
baik di masa yang akan datang. Berdasarkan pada teori di atas
menunjukkan bahwa return yang tinggi melalui aset yang dimiliki
yang tercermin dari ROA menunjukkan pengaruh positif terhadap
kebijakan pembayaran dividen yang tercermin dari dividend payout
ratio.
Dalam penelitian ini argumen Ross tidak diterima karena
kemungkinan return yang diterima perusahaan melalui aset tetap
perusahaan masih relatif kecil. Dari tabel 4.1 tampak bahwa nilai
tertinggi profitabilitas adalah sebesar 41,56 dan nilai terendah sebesar
0,77, sedangkan nilai rata-rata profitabilitas sebesar 13,0808. Kondisi
ini kemungkinan menyebabkan tidak didukungnya hipotesis ini.
Hasil temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Nuringsing (2005) dan Dewi (2008) menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan kebijakan
dividen, namun tidak mendukung hasil temuan dari Nugraheni (2008)
ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah free cash flow dan
profitabilitas mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa:
1. Free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran
dividen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya probabilitas free cash flow
sebesar 0,233 lebih besar dari 0,05. Hal ini dimungkinkan karena free
cash flow yang dimiliki perusahaan masih relatif kecil sehingga
perusahaan tidak dapat malakukan pembayaran dividen.
2. Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran
dividen. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya probabilitas profitabilitas
sebesar 0,333 lebih besar dari 0,05. Hal ini dimungkinkan karena return
yang diperoleh perusahaan melalui aktiva tetap kecil, sehingga perusahaan
menggunakan return tersebut untuk kelangsungan hidup perusahaan dan
B. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini penulis mengharapkan banyak Sampel , namun data
yang diperlukan tidak tersedia sehingga penulis yang menggunakan 40
tahun perusahaan.
2. Penelitian ini menggunakan dua Variabel yaitu free cash flow dan
profitabilitas, dampaknya kedua variabel ini hanya mampu menjelaskan
sebagian kecil variasi kebijakan pembayaran dividen.
C. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menggunakan banyak sampel
dengan data yang sudah tersedia.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan lebih dari dua variabel
agar mampu menjelaskan variasi kebijakan pembayaran dividen lebih
menyeluruh.
3. Bagi para investor hendaknya dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi harus mempertimbangkan besar-kecilnya dividen yang
dibagikan.
4. Bagi perusahaan yang ingin membagikan dividen harus
mempertimbangkan kelangsungan hidup perusahaan sehingga dana tidak
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. Dan Houston Joel F. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Darmadji, Tjiptono. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Dwi Santoso, Habib.2012.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Skripsi. Dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/35816/1/SANTOSO.pdf. Diakses tanggal 11 Maret 2012
Ghozali, Imam M. Ekonometrik: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan spss 17. Edisi pertama. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gustiana, Nana.2009. “Analisis Insider Ownership, Dispersion of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizalble Asset dan Tingkat Pertumbuhan terhadap Dividend payout Ratio”. Skripsi. Dipublikasi. Universitas
Sulavesi Utara. Medan. http://repository.usu.ac.id/xmlui/bitstrem/handle/123456789/11371/09E0
2924.pdf?segurance=1. Diakses 24 Februari 2012
Hakim, Lukmanul 2011. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/26842/1/Skripsi..1%28%24pdf. Diakes 3 april2012
Hatta, Atika Jauhari.2002. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen : Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol 6. (Desember).
Latief, Hadi N. 2011.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”. Skripsi dipublikasikan.Universitas Diponegoro,Semarang. http://eprints.undip.ac.id/28755/1/Skripsi03.pdf. Diakses 3 Maret 2013.
Mulyati,Sri.2003.” Reaksi Harga Saham Terhadap Perubahan Dividen Tunai dan Dividend Yield di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan. Vol 2 Desember.
http://journal.uii.ac.id/indeks.php/JBS/article/viewFILE/10/6/948. Diakses 12 Maret 2012
Puspita, Fira. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio”. Tesis dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17411/1/FIRA_PUSPITA.pdf. Diakses tanggal 23 Februari 2012.
Rosdini, Dini. 2009. “Pengaruh free cash flow terhadap dividend payout rasio”.
Jurnal Ekonomi dan Keungan. http://ppa.fe.unpad.ac.id/uploads/files/wp-acc18.pdf. Diakses tanggal 11
Januari 2012.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. BPFE, Yogyarta.
Weston J.Fred dan Copeland Thomas E. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta