• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMATERALISASI JAMINAN BENDA DALAM BENTUK CASH COLLATERAL SEBAGAI JAMINAN PROYEK INFRA STRUKTUR MELALUI MEKANISME SWIFT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMATERALISASI JAMINAN BENDA DALAM BENTUK CASH COLLATERAL SEBAGAI JAMINAN PROYEK INFRA STRUKTUR MELALUI MEKANISME SWIFT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMATERALISASI JAMINAN BENDA DALAM BENTUK

CASH COLLAT ERAL

SEBAGAI JAMINAN PROYEK INFRA STRUKTUR

MELALUI MEKANISME

SWIFT

Tarsisius Murwaj i

Fakult as Hukum Universit as Padj adj aran, Bandung E-mail: mt arsisius@yahoo. co. id

Abst r act

The const r uct i on of inf r ast r uct ur e pr oj ect s r equi r e lar ge expenses. The cost f or t he pr oj ect l oan i s usual l y der ived f r om i nt er nat ional banks. Legal i ssues, among ot her s: we do not guar ant ee t he legal syst em conduci ve t o use in l ar ge f inanci ng; cor por at e body and banking i nst it ut ions we consi der ed t o be of i nt er nat ional st andar d, and our l e-gal syst em is r egar ded as t he count r y r isk. The ot her hand many peopl e of Indonesi a who have col l at er al mat er i al , usual l y pur e gol d (pr eci ous met al s) t hat have been di i mat er ial i zat ion and i ncl uded i n t he account s of f or ei gn banks. Such guar ant ees may be used as t he basi s of t he i ssuance of bank guar ant ees and t hr ough t he mechani sm of Societ y Wor l dwi de Int er bank Fi nanci al Tel ecommuni cat ions (SWIFT) can be used as l oan col l at er al banks i n Indonesi a.

Key wor ds: bank guar ant y, SWIFT, secur i t y l aw, int er nat ional banki ng syst em

Abst rak

Pembangunan proyek-proyek inf rast rukt ur memerlukan biaya besar. Biaya unt uk proyek t ersebut biasanya berasal dari pinj aman bank-bank int ernasional. Permasa-lahan hukumnya ant ara lain: sist em hukum j aminan kit a t idak kondusif unt uk dipakai dalam pembiayaan besar; badan hukum dan lembaga perbankan kit a dianggap t idak berst andar int ernasional; dan sist em hukum kit a dianggap sebagai count r y r i sk. Pada sisi lain banyak orang Indonesia yang mempunyai j aminan benda, biasanya emas murni (logam mulia) yang sudah diimat erialisasi dan dimasukkan dalam rekening bank-bank asing sebagai cash col l at er al. Jaminan t ersebut dapat dij adikan dasar penerbit an bank i nst r ument ,

misalnya bank garansi. Melalui mekanisme Soci et y Wor l dwi de Int er bank Financi al Tel l ecomuni cat i on (SWIFT) cash col l at er al t ersebut dapat dij adikan j aminan kredit nominal besar pada bank-bank di Indonesia unt uk pembangunan inf rast rukt ur.

Kat a kunci: bank garansi, SWIFT, hukum j aminan, sist em perbankan int ernasional

Pendahuluan

Pembangunan inf rast rukt ur, sepert i j alan, pelabuhan dan bandara, membut uhkan biaya besar. Sebagai cont oh unt uk pembangunan j alan t ol yang pa-ling pendek saj a, yait u ruas Tol So-reang-Pasirkoj a (Seroj a), sepanj ang 12 km yang menghubungkan pint u gerbang Tol Pasirkoj a-So-reang (Ruas Tol Padalarang-Cileunyi) dibut uhkan biaya 2 t riliun rupiah dan unt uk proyek ruas j alan t ol yang panj ang misalkan Ruas Tol Selat Sunda sepanj ang 29 KM dibut uhkan 270 t riliun

Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel i t i an DIP FH

UNPAD t ahun 2011 dengan nomor Kont r ak Perj anj ian Pel aksanaan Penel it ian: 216 J/ UN 6 A2/ KU/ FH/ 2011, t anggal 1 Jul i 2011.

Sunda sepanj ang 29 KM dibut uhkan 270 t riliun rupiah.

(2)

dari dana yang diaj ukan. Dapat dipast ikan bah-wa perusahaan-perusahaan nasional t idak me-miliki j aminan kebendaan t ersebut karena j ami-nan yang mereka miliki berupa: kendaraan, t a-nah at au deposit o nilai sangat kecil. Sebagai akibat hukumnya, pengelolaan j alan t ol sebagi-an besar j at uh ke t sebagi-angsebagi-an perusahasebagi-an asing ysebagi-ang memang memiliki dana dan j aminan yang besar. Sebagai bukt i dari akibat hukum ket er-t inggalan hukum j aminan nasional yang masih bersandar pada sist em hukum j aminan kolonial Belanda, pada saat ini t erdapat 32 izin pemba-ngunan dan pengelolaan j alan t ol di Indonesia yang sudah dimiliki oleh perusahaan-perusahaan inf rast rukt ur nasional baik swast a maupun BUMN sej ak t ahun 1996 sampai sekarang macet (t er-bengkalai), karena t idak ada sumber dananya. Ket iadaan sumber dana t ersebut dikarenakan perusahaa-perusahaan t ersebut t idak mempu-nyai j aminan yang besar unt uk keperluan pem-biayaan proyek yang dananya dari luar negeri. Permasalahan ini apabila t idak segera dicarikan solusinya, maka dalam wakt u dekat , keseluruh-an proyek t ol t ersebut akkeseluruh-an segera diambil alih oleh perusahaan asing, yang berart i perekono-mian nasional kit a akan dikuasai oleh pihak asing. Hukum Jaminan yang berlaku di Indonesia pada saat ini, yait u UU Hak Tanggungan, UU Fi-dusia dan perat uran t ent ang gadai, hanya meng-at ur sebmeng-at as j aminan yang berupa t anah, rumah dan barang yang nilainya kecil. Dengan demiki-an hukum j amindemiki-an di Indonesia harus dievaluasi, direvisi dan dikembangkan, sehingga dapat dij a-dikan dasar hukum unt uk j aminan yang nilainya besar.

Invest asi dalam rangka pembangunan in-f rast rukt ur t erut ama j alan t ol, perlu diberi ke-mudahan unt uk menunj ang pert umbuhan inves-t asi pada khususnya dan perinves-t umbuhan ekonomi pada umumnya. Bagi Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang bangkit dari krisis ekonomi, masuknya invest asi t erut ama asing merupakan suat u ke-niscayaan1.

1

Ida Nurl i nda, “ Pengat ur an Hak At as Tanah Dal am UU No. 25 Tahun 2007 Tent ang Penanaman Modal ” . Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an, Vol . XXXII No. 1. Apr il 2008, Ban-dung: Unpad, hl m. 20.

Sej alan dengan diberlakukan UU No. 22 Tahun 1999, Pemerint ah Daerah memiliki pe-luang yang leluasa guna memungkinkan diru-muskannya kebij akan-kebij akan yang dapat di-sesuaikan dengan sit uasi, kondisi dan t unt ut an perkembangan penyelenggaraan pemerint ah daerah, t ent u dengan memperhat ikan prinsip-prinsip pemerint ahan nyang baik sert a perat ur-an perundur-angur-an-undur-angur-an yur-ang aspirat if .2 Ber-dasarkan ket ent uan UU t ersebut di at as pemba-ngunan inf rast rukt ur dapat dit ingkat kan bukan hanya di t ingkat pusat , melainkan di daerah-daerah.

Pembangunan inf rast rukt ur, t erut ama j a-lan t ol, yang mempergunakan invest asi asing da-pat dibenarkan, walaupun merupakan j alan t er-akhir. Peranan j alan t ol dalam peningkat an eko-nomi sangat pent ing, karena set iap manusia mempunyai hak unt uk hidup dan unt uk melang-sungkan kehidupannya memerlukan j aminan perlindungan at as hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaanya dalam rangka menegakkan mar-t abamar-t kemanusiaan (human dignit y). Dalam hal ini t erdapat 3 aspek yang mendasari pent ing-nya memperhat ikan dan melindungi mart abat kemanusiaan, yait u kesat uan manusia (human i nt egr i t y), kebebasan (f r eedom) dan keadilan

(equal i t y).3

Pada era globalisasi, pemanf aat an inves-t asi asing arus direncanakan secara bij aksana dan memperhat ikan aspek hukum dan ekonomi secara seksama. Globalisasi memberikan kesem-pat an sekaligus ket impangan. Fakt a menunj uk-kan bahwa globalisasi dalam 40 t ahun t erakhir ini t elah melahirkan ket impangan yang t inggi ant ara negara maj u dan negara berkembang. Ket impangan ini menimbulkan masalah kemiski-nan yang sangat dahsyat t erut ama di negara-negara dunia ket iga. Perdagangan int ernasional dalam kerangka WTO yang t adinya diharapkan menj adi sarana penghapusan kemiskinan t idak

2 Di di Nursidi, “ Per an Per izinan Dal am Pembangunan

Dae-rah” , Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi, Vol . 3 No. 1. Januar i 2002, hl m. 72.

3

(3)

menunj ukkan hasil yang memenuhi harapan t ersebut4

Perbankan sebagai lembaga int ermediasi ant ara pemilik dana lebih dan pihak yang mem-but uhkan dana berperan pent ing dalam rangka menyelaraskan ant ara kebut uhan invest asi asing dan perlindungan t erhadap perekonomian nega-ra dan masyanega-rakat . Invest asi asing melalui kre-dit perbankan yang hanya t erlaksana j ika ada kepercayaan masyarakat t erhadap inst ruksi per-bankan. Oleh karena it u, unt uk menj aga keper-cayaan t ersebut perlu dilakukan pengawasan5.

Perumusan Masalah

Ada 4 (empat ) permasalahan yang dibahas dalam art ikel ini. Per t ama, bagaimana mekanis-me imat eralialisasi j aminan benda mekanis-menj adi cash col l at er al sehingga dapat dij adikan j aminan in-f rast rukt ur melalui mekanisme SWIFT (Societ y Wor l dwi de Int er bank Financi al Tel ecommuni ca-t i on)?; kedua, bagaimana kepast ian hukum per-at uran j aminan perbankan yang berlaku pada saat ini bagi para pengelola proyek inf rast rukt ur dalam rangka memperoleh kepercayaan penya-luran dana yang besar dari bank-bank sindikasi dan lembaga pembiayaan int ernasional?; ket i ga, hambat an-hambat an apa yang t erj adi dalam hal peng-int egrasian sist em j aminan perbankan di Indonesia dengan Sist em SWIFT dalam t ransmisi j aminan keuangan int ernasional?; dan keempat, bagaimana perspekt if pengat uran imat erialisasi j amin-an benda menj adi t unai sebagai j aminan pembiayaan proyek inf rast rukt ur dalam pe-ngembangan hukum perbankan nasional?

Met ode Penelitian

Penelit ian ini merupakan penelit ian hu-kum normat if , karena obyek yang dit elit i adalah norma-norma hukum baik berupa asas-asas maupun kaidah-kaidah yang mengat ur hubungan

4 Bursok Arbenius dan Ir awat i Handayani, . “ Kaj i an Hukum

Terhadap Subsi di yang Di berikan Kepada Produk Pert ani-an Pokok Guna Menj aga Ket ahani-anani-an Pani-angani-an Dikai t kani-an De-ngan Agree-ment on Agr icul t ure Worl d Trade Organi-zat ion, Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an, Vol . XXXII No. 2, Okt ober 2008, Ban-dung: Unpad, hl m. 137.

5

Zul karnaen Sit ompul , “ Pembat asan Kepemil ikan Bank: Gagasan Unt uk Memperkuat Sist em Perbankan Jur nal Hukum Bi s-ni s, Vol . 22 No. 6, Tahun 2003, Jakart a: Ya-yasan Pengembangan Hukum Bisnis, hl m. 36.

hukum, lembaga hukum, maupun proses hukum. Spesif ikasi penelit ian ini adalah diskripsi evalua-t if , karena seevalua-t elah melakukan deskripsi evalua-t enevalua-t ang berbagai aspek hukum keperdat aan yait u penga-t uran hukum j aminan yang sekarang ini dij adi-kan dasar hukum j aminan perbanadi-kan dan lem-baga pembiayaan. Selanj ut nya penelit i melaku-kan evaluasi dengan cara melakumelaku-kan edit hukum t erhadap hukum j aminan dan melakukan mit i-gasi (perbaikan), sehingga dapat dipergunakan unt uk j aminan proyek besar, dalam hal ini inf rast rukt ur.

(4)

Teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis kualit at if , yait u mendeskripsikan norma-norma hukum, melakukan audit norma-norma hukum dan melakukan mit igasi (perbaikan) t erhadap norma hukum yang dit elit i. Lokasi penelit ian yang dipilih adalah Kot a dan Kabupat en Ban-dung, Propinsi Jawa Barat dengan alasan pemi-lihan: di sekit ar Bandung akan dibangun bebe-rapa j alan t ol, ant ara lain: ruas t ol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisemdawu), ruas Tol So-reang-Pasirkoj a (Seroj a) dan ruas t ol Bandung Out er Ring Road dan Kant or Dinas Pekerj aan Umum Propinsi Jawa Barat berada di kot a Ban-dung.

Pembahasan

Mekanisme Imat erialisasi Jaminan Benda Menj adi Cash Collat er al

Merupakan suat u keharusan dalam bisnis int ernasional bahwa kelancaran t raksaksi f inan-sial dan kinerj a pelaku usaha agar selalu meng-hindari hambat an. Para pihak yang t erlibat da-lam suat u t ransaksi keuangan, unt uk mengant i-sipasi hal t ersebut , seringkali melibat kan pihak ket iga dalam likuidit as dana. Guna mengakomo-dasi kepent ingan t ersebut , pelaku bisnis yang prof essional harus dapat memanf aat kan secara maksimal j asa lembaga keuangan sepert i per-bankan.6

Peran j asa lembaga perbankan sebagai penunj ang akt ivit as bisnis, secara prakt is adalah dengan melakukan penerbit an Inst rumen Bank

(Bank Inst r u-ment ). Inst rumen bank disediakan oleh indust ri perbankan unt uk membant u pe-ningkat an dan perwuj udan kelancaran segala as-pek bent uk usaha yang bersif at berkelanj ut an. Salah sat u produk indust ri perbankan yang me-rupakan inst rumen bank yang penelit i f okuskan adalah bank garansi. Bank garansi merupakan salah sat u inst rumen yang dapat dipergunakan dalam t ransaksi bisnis dan bent uk usaha lainnya unt uk menj amin adanya kecukupan dan kemam-puan dalam melakukan t ransaksi f inansial. Pe-nerbit an bank garansi yang dilakukan bank dan diberikan kepada nasabahnya merupakan pela-yanan f asilit as kredit secara langsung dari bank.

6 Thomas Suyat no, 1993, Kel embagaan Per bankan,

Ban-dung: Gramedia Pust aka Ut ama, hl m. 59.

Peran bank garansi dapat dikat egorikan sebagai salah sat u komponen int i dari sist em t ransaksi f inancial, sert a dapat melayani kebut uhan pem-biayaan sert a memperlancar mekanisme sist em pembayaran berbagai sekt or perekonomian. Ke-gunaan bank garansi dalam beberapa sekt or perekonomian adalah sebagai pendukung j amin-an arus baramin-ang damin-an j asa dari pelaku usaha yamin-ang diperunt ukkan kepada penggunanya.

Bank garansi merupakan pendukung dari sebagian besar pergerakan usaha dan berkait an dengan peredaran yang dipergunakan sebagai alat t ukar at au alat pembayaran, maupun seba-gai benda bergerak yang memiliki nilai ekonomi sehingga mekanisme kebij akan monet er dapat berj alan. Hal-hal t ersebut menunj ukkan bahwa bank garansi merupakan inst rumen keuangan yang berperan pent ing dalam menj alankan ke-giat an perekonomian dan perdagangan yang me-rupakan suat u ikat an t ransaksi.

Perkembangan ekonomi yang semakin ma-j u, selalu melibat kan indust ri perbankan, se-hingga f ungsi bank garansi sebagai secur it y ins-t r umenins-t selalu dipergunakan dalam mengurangi resiko t ransaksi bisnis yang dapat diandalkan berkait an dengan persyarat an usaha sehat sert a memberikan posisi yang lebih baik bagi penerbit dan penerima bank garansi, karena memberikan

” bet t er negot i abl e t er m and condi t ion” .7 Dalam rangka menghadapi perkembangan dalam sist em keuangan dan j aminan global yang didukung oleh sist em t elekomunikasi perbankan int erna-sional t ersebut , hukum perbankan dan hukum j aminan dalam sist em hukum nasional harus dikembangkan dengan cara harmonisasi hukum dengan sist em keuangan dan j aminan int erna-sional yang sudah menerapkan Sist em SWIFT

(Soci et y Wor l d-wi de Int er bank Fi nanci al Tel e-communi cat ion) dalam t ransmisi j aminan keu-angan int ernasional. SWIFT sebagai lembaga in-t ernasional yang menyelenggarakan j aringan in-t e-lekomunikasi unt uk keseragaman bank-bank di seluruh dunia.

Keamanan dan keabsahan berit a dalam lalu lint as ant ar anggot a adalah hal yang

(5)

bedakan SWIFT dengan sarana lain sepert i pub-l i c net wor k at au t el ex. SWIFT memiliki keguna-an sebagai sist em verif ikasi dalam dunia per-bankan dalam rangka memberikan suat u legit i-masi at as bank garansi yang digunakan sebagai j aminan ut ama bagi para pihak yang melakukan t ransaksi bisnis at au bagi pemenuhan persyarat -an suat u proyek at au pendamping-an modal usa-ha, j uga merupakan inst rumen yang dapat di-perj ualbelikan karena memiliki nilai ekonomi sebagai t r ansf er abl e t r adi ng obj ect.

Bank garansi, secara khusus dit erbit kan bagi nasabah yang sangat memerlukan j aminan yang kuat , agar penggunanya dapat dit uj ukan sebagai elemen pert umbuhan ekonomi di Indo-nesia. Hal ini diperlukan, karena nasabah bank t erut ama kelompok pengusaha t idak selalu membut uhkan f asilit as dalam bent uk uang t unai sebagai modal unt uk mengembangkan bisnis, dalam t ransaksi-t ransaksi t ert ent u seringkali membut uhkan surat pernyat aan yang menj elas-kan kesediaan bank guna menj amin pemenuhan kewaj iban pihak nasabah apabila saat t ert ent u nasabah lalai melaksanakan kewaj ibannya. Dalam kont eks pemberian kredit unt uk inf ra-st rukt ur, maka harus dipert imbangkan berbagai resiko yang kemungkinan besar t erj adi. Resiko dapat dit erj emahkan sebagai adanya kemung-kinan nasabah gagal membayar kewaj ibannya

(non per f or mi ng) sehingga kredit nya menj adi macet . kegagalan mem-bayar nasabah ini dapat disebabkan oleh f akt or int ernal maupun f akt or ekst ernalnya dengan berbagai variannya8.

Berdasarkan prosedur perbankan dalam prakt ik t ransaksi bank garansi dilakukan melalui organisasi penyedia layanan pesan f inansial glo-bal, yait u SWIFT, yang memiliki peran pent ing dalam mengimbangi perkembangan Indust ri ke-uangan sehingga t ant angan kesiapan sekt or j asa keuangan unt uk set iap anggot a negara penggu-na SWIFT. Bank garansi secara prakt is merupa-kan inst rumen perbanmerupa-kan yang t idak dapat di-pisahkan dalam mengat ur alur pembayaran j a-minan di ant ara inst it usi keuangan masing-ma-sing negara. Sampai saat ini t ransmisi bank

8 Ferdinand T. Andi Lol o, “ Kredit Macet : Resiko Bisni s

at au Pi dana?” , Jur nal Legal Revi ew, Vol . 1 No. 1, Juni 2010, hl m. 50.

kukan melalui SWIFT yang berkolaborasi dengan komunit as pengguna dan t elah melakukan st an-darisasi pert ukaran pesan oleh organisasi yang melakukan bisnis keuangan. Pada bisnis int erna-sional yang menggunakan bank garansi sebagai alat bert ransaksi dengan menggunakan SWIFT, merupakan kesempat an besar bagi sesama pela-ku bisnis unt uk saling berbagi inf ormasi menge-nai prakt ek-prakt ek t erbaik dalam indust ri sert a menyepakat i j alan t erbaik unt uk beker-j asama khususnya dalam ruang non kompet it if demi memenuhi t unt ut an sekt or keuangan Indonesia.

Imat erialisasi j aminan pada dasarnya me-rupakan t ransf ormasi dari j aminan kebendaan t ert ent u, misalnya emas ke dalam nilai nominal mat a uang t er-t ent u unt uk selanj ut nya dimasuk-kan ke dalam rekening t ersebut . Benda yang di-j aminkan disimpan dalam save deposi t box pada bank t ersebut . Sebagai cont oh imat erialisasi yang t elah dilakukan adalah: emas seberat 1. 350. 000 kg yang diimat erialisasikan sebesar $ 35 miliar dan disimpan di Union Bank of Swit zland A. G. (UBS) Dokumen-dokumen yang dit er-bit kan dalam rangka imat erialisasikan meliput i:

Acknowledgment As t o Bank, Aut hent i cat i on Let t er , Bank Coor di nat e, Bank Guar ant ee, Bank St a-t ement f or Pr omissor r y Not es, Pr omissor y Not e, Cer t i f i cat e of Her it ance and Madat e, Conf ir mat ion Let t er , Conf i r mat i on of Bank Guar ant ee, Cust odi an Saf e Keeping Cer t if i cat e, Pr oof of Fund, Pr oof of Gol d, Saf e Keeping Re-cei pt , Ver i f i cat ion Let t er dan Acknowl edge-ment Let t er .

Proses imat erialisasi t ersebut dimulai de-ngan permohonan pemilik at au orang yang di-kuasakan (l egal mandat e), benda-benda j amin-an misalnya emas murni (f i xed col l at er al ) disim-pan pada suat u bank, kemudian oleh penilai

(ap-pr ai sal ) independen dinilai harganya dalam bent uk mat a uang suat u negara misalnya dollar AS. Selanj ut nya nilai t ersebut dimasukkan ke dalam rekening bank dan dapat dij adikan j amin-an pinj amamin-an at au kredit lembaga pembiayaamin-an at au bank. Jaminan inilah yang dimaksud de-ngan cash col l at er al .

(6)

kalau uang it u dit erbit kan oleh bank sent ral dan dapat dicairkan, sedangkan cash col l at er al t erbit kan oleh suat u bank dan t idak dapat di-cairkan, t et api dapat dipindahbukukan. Pada masa yang akan dat ang, cash col l at er al ini dapat dif ungsikan sebagai surat berharga dan dapat dipersamakan dengan uang giral.

Pemilik dapat mengaj ukan permohonan penerbit an bank garansi at as dasar cash col l a-t er al t ersebut . Selanj ut nya, dengan mekanisme SWIFT, bank garansi t ersebut dapat menj amin kre-dit bank dari negara yang menj adi anggot a SWIFT. Dalam hal t erj adi wanprest asi pinj aman at au kredit , maka dilakukan pendebet an nilai uang dari cash col l at er al dengan cara pemin-dahbukuan keuangan dari rekening cash col l at e-r al pemilik pada bank penerbit bank garansi ke-pada bank pemberi kredit at au pinj aman.

Sist em pengiriman bank garansi dilaku-kan melalui kode Message Type (MT) dalam SWI-FT t r ansmi ssion, dalam t ransaksi bank garansi proses penerbit -annya adalah melalui SWIFT MT 799. MT 799 merupakan pr e advi se yait u f ormat yang menggunakan kode awalan angka “ 7” se-bagai pemberit ahuan pert ama unt uk bert ransak-si dan j uga menerangkan at as keberadaan dana yang menj adi j aminan bank garansi. Format MT 799 ini dapat digunakan oleh bank penerima dengan t uj uan unt uk diverif ikasi agar segala sesuat u yang t ert era didalamnya sesuai dengan kepent ingan benef i ci ar y pert ama.

Set elah bank penerima menerima MT 799 kemudian dit indaklanj ut i dengan mengirim ba-lasan MT 199 sebagai bent uk kesediaan dan ins-t ruksi kepada bank penerbiins-t agar mengirim MT 760 yang merupakan t ransmisi kedua dari pe-ngiriman bank garansi. MT 760 merupakan bukt i ket erangan j aminan yang mengikat at as bank garansi yang dapat dipergunakan dalam menin-daklanj ut i proses t ransaksi perbankan t erut ama dalam penj aminan dana, sehingga bank peneri-ma dapat segera memberikan at au mengucur-kan dana kepada benef it ci ar y set elah f i nal ve-r i f i cat ion dengan mengirim MT 199 at au MT 999, maka segala kewaj iban dapat dipenuhi dan diket ahui bahwa bank memblokir dana at au aset dan memiliki nilai lebih dari j umlah nominal yang dicant umkan dalam bank garansi. Berikut

adalah ilust rasi pengiriman SWIFT ant ar bank dalam t ransaksi bank garansi.

Penggunaan sarana int ernet dalam proses komunikasi ant ar bank melalui SWIFT berpot ensi besar muncul dan meningkat nya cyber cr ime

yang t idak hanya menj adi masalah nasional sua-t u negara sua-t esua-t api j uga menj adi masalah ansua-t ar negara dan bahkan int ernasional. Hal ini ber-kait an dengan karakt erist ik dari cyber cr ime

yang bersif at int ernasional. Cyber cr ime dapat dilakukan di belahan dunia manapun dengan korban pot ensial yang sangat luas.10

Bagan 1 : Ilust rasi pengiriman SWIFT ant ar bank dalam t ransaksi bank garansi

Kepast ian Hukum Jaminan di Indonesia dalam Proyek Besar

Benda j aminan menurut hukum Indonesia baik berupa j aminan kebendaan dan j aminan perorangan sangat sulit dij adikan j aminan unt uk proyek besar, yang disebabkan oleh beberapa alas an. Per t ama, nilai j aminan berupa t anah, bangunan, mobil dan j aminan kebendaan lain nilainya sangat kecil unt uk proyek besar. Seba-gai cont oh: unt uk Proyek Tol yang paling kecil nilainya, yait u Tol Seroj a (Soreang-Pasir Koj a) nilainya Rp 2, 5 Triliun berart i nilai j aminan yang harus ada adalah 140% sampai 160% dari nilai proyek. Kedua, unt uk proyek-proyek besar, da-lam prakt ek para pengusaha Indonesia harus mendirikan badan hukum yang berst andar int er-nasional, misalnya badan hukum yang didirikan di Singapura, Hongkong, Kuala Lumpur dan

10

Sigid Suseno, “ Cyber cri me, Pengat ur an dan Penegakan Hukumnya di Indonesi a dan Amer ika Serikat ” , Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an, Vol . XXXIII No. 1, April 2009, Bandung: Unpad, hl m. 41.

Issuing Bank (BG)

MT 799 MT 760

Receiving Bank (BG)

Receiving Bank BG Ver ivi cat ion Credit Line Grant ed

MT 199 MT 999

Issuing Bank BG

Veri vi cat ion, bl ock f und

(7)

bagainya. Masalah eksekusi j aminan muncul apabila j aminan kebendaan ada di Indonesia, sedangkan hukum yang dipakai adalah hukum negara lain. Ref ormasi polit ik di Indonesia j uga berpengaruh t erhadap invest or asing yait u se-makin banyaknya gangguan oknum-oknum ma-syarakat yang t inggal disekit ar lokasi indust ri, sepert i penj arahan aset perusahaan, sabot ase ke-giat an indust ri, pemblokiran j alan dan seba-gainya.11 Ket i ga, nilai proyek di Indonesia, mi-salnya proyek t ol seringkali berubah karena pe-rubahan harga t anah dan harga mat eriil bahan unt uk membangun j alan, misalnya semen, besi dan sebagainya. Perubahan nilai proyek ini ha-rus diikut i dengan perubahan perj anj ian kredit perbankan dan perubahan j aminan. Perubahan t ersebut t ent unya t idak mudah dilakukan dan seandainya dapat dilakukan, maka akan memer-lukan wakt u yang lama. Keempat , pengawasan j aminan. Jaminan kebendaan, misalnya t anah, bangunan, mobil dan sebagainya mudah dialih-kan dan mudah rusak, sepert i t anah dan bangu-nan yang t erkena bencana alam. Kel ima, per-ubahan perunt ukan, pembiayaan besar biasanya berupa pembiayaan j angka panj ang minimal 5 t ahun dan maksimal 20 t ahun. Dalam rent ang wakt u yang panj ang t ersebut , biasanya j aminan berupa t anah seringkali mengalami perubahan perunt ukan, sehingga menyulit kan unt uk diekse-kusi. Keenam, pendokument asian surat -surat j a-minan. Bukt i j aminan berupa surat -surat perlu didokument asikan secara aman dalam j angka wakt u yang lama. Dalam hal kredit dengan j um-lah yang besar, t ent unya diperlukan j aminan yang banyak karena j aminan-j aminan t ersebut nilainya kecil, berart i surat -surat bukt i j aminan-nya pun baaminan-nyak. Dengan demikian masalah penyimpanan dokumen surat -surat j aminan pun menimbulkan permasalahan.

Berdasarkan uraian t ersebut di at as hu-kum j aminan di Indonesia belum sepenuhnya menj amin kepast ian hukum dalam proyek inf ra-st rukt ur dengan dana besar yang berasal dari bank at au lembaga pembiayaan int ernasional. Sebagai solusinya adalah dengan mengint ensif

11 Tarsisius Murwaj i, “ Dampak Ot onomi Daerah Terhadap

Invest asi Pert ambangan” , Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi ,

Vol . 5 No. 3 Okt ober 2004, hl m. 267.

kan penggunaan Inst rumen Bank yang kuat dan t erj amin kepast ian dalam penj aminan, dalam hal ini Bank Garansi (BG). Penerbit an BG yang berlaku saat ini menyulit kan para pengusaha in-f rast rukt ur, karena harus mempunyai sej umlah dana dan at au aset j aminan benda unt uk menu-t up kerugian kalau menu-t erj adi wanpresmenu-t asi. Dengan demikian, penerbit an BG yang berasal dari j a-minan kebendaan menj adi j aa-minan t unai yang selanj ut nya dij adikan dasar penerbit an BG, me-rupakan solusi yang t epat . Pengusaha t idak per-lu menyiapkan j aminan benda, karena ada pe-milik j aminan benda yang sudah melakukan me-lakukan imat erialisasi j aminan benda miliknya dan sudah menj adi j aminan t unai, sert a siap di-j aminkan ke bank-bank di negara-negara ang-got a SWIFT.

Hambat an-hambat an dalam Penerapan SWIFT di Indonesia

Berdasarkan t emuan penelit ian, dapat di-ket ahui bahwa sist em SWIFT sulit dit erapkan di Indonesia baik oleh perusahaan menengah at au pun oleh perusahaan besar karena beberapa alasan. Per t ama, hambat an hukum. Dalam prak-t ik hukum di Indonesia, lembaga peradilan, no-t aris dan badan hukum, no-t ermasuk perseroan no-t er-bat as oleh bank dan lembaga pembiayaan asing dianggap bersif at lokal dan t radisional. Penye-babnya adalah hukum perj anj ian yang berlaku di Indonesia masih t erj emahan dari Buku III

Bur ger l i j ke Wet boek, prakt ek pengadilan dan birokrasi yang bersif at KKN (korupsi, kolusi dan nepot isme). Akibat hukumnya adalah hukum In-donesia menj adi “ count r y r i sk” yang dihindari oleh para pelaku bisnis int ernasional, perbankan dan lembaga pembiayaan int ernasional. Sebagai akibat hukum dari hambat an hukum adalah di-gunakanya hukum asing dan f orum asing sebagai lembaga peradilan yang dipakai dalam kont rak-kont rak perbankan.

(8)

pengacara dan not aris Singapura, memperguna-kan Bank Singapura dan amemperguna-kan memperbesar bia-ya bia-yang harus dikeluarkan. Hambat an non hu-kum lainnya adalah harus ada perorang-an at au badan hukum yang memiliki aset yang dij amin-kan, dapat berupa aset t et ap (f i xed col l at er al ), at au aset berupa uang t unai (cash col l at er al ), yang akan dij adikan j aminan dalam sist em SWI-FT. Jaminan aset t ersebut sudah disimpan di bank-bank int ernat ional, misalnya Union Bank Swi st er l and (UBS) di Jenewa Swiss, Hongkong Shyanghai Bank Corporat ion (HSBC) London at au Barclay Bank di London. Jaminan t ersebut dise-wa oleh pengguna j aminan (debit ur) de-ngan harga 6-8% dari Aset j aminan yang disewa. Be-sarnya aset j aminan adalah 140% dari plaf on kredit . Sebagai cont oh, biaya SWIFT t erlalu be-sar, yait u US $ 194, 000, 00 at au set ara dengan Rp. 2 miliar, biaya ini t ent unya t idak mudah di-peroleh para pengusaha lokal, karena pengusa-ha pinj am kredit perbankan di Indonesia Rp 2 miliar sudah sulit . Sement ara it u, biaya pej abat bank khusus (Bank Of f i cer ), not aris publik, dan konsult an hukum perbankan di luar negeri sa-ngat besar. Sebagai cont oh, biaya unt uk pendi-rian badan hukum yang berst andar int ernasio-nal, misalnya didirikan di Singapura, yait u Bri-t ish Virgin Island harus mengeluarkan biaya pen-dirian sebesar $ 30, 000, 00.

Perspektif Penerapan Sist em Jaminan Tunai di Indonesia

Penerapan sist em j aminan t unai dan t ransmisi keuangan melalui SWIFT di Indonesia t idak mudah, perlu persiapan berupa pembe-nahan “ l egal i nf r ast r uct ur e”, yang meliput i hukum perj anj ian, hukum j aminan, hukum per-bankan, debirokrat isasi peradilan dan peri-zinan. Pembenahan ini memang harus direnca-nakan dengan sebaik-baiknya. Pembenahan ini memerlukan wakt u yang sangat lama. Tanpa adanya pembenahan legal i nf r ast r uct ur e t erse-but , maka f akt a hukum sepert i sekarang t e-t ap berlanj ut . Ironisnya seorang WNI yang punya uang at au proyek besar pun t erpaksa harus menj adi orang Singapura at au orang Hongkong dengan cara mendirikan perusahaan dan

mem-buka rekening bank di kedua negara t ersebut unt uk dapat menerapkan sist em SWIFT.

Pembenahan l egal inf r ast r uct ur e (inf ra-st rukt ur hukum) t ersebut berart i t erj adi pe-ngembangan pranat a: hukum perdat a, hukum perbankan dan penanaman modal. Selain it u j u-ga akan dilakukan pengembanu-gan kelembau-gaan, mulai dari not aris, peradilan dan lembaga t er-kait sert a penegakan hukum.

Pengembangan inf rast rukt ur hukum dari imat erialisasi j aminan benda (f i xed col l at er al )

j aminan t unai (cash col l at er al ) sebenarnya da-pat menggunakan dasar perj anj ian gadai. Dasar pemi-kirannya adalah dalam proses imat eralisa-si t ersebut mengisyarat kan penyerahan barang berupa emas dan berlian dari pemilik kepada bank penerbit yait u bank yang nant inya mener-bit kan j aminan t unai (cash col l at er al), misalnya dalam bent uk bank garansi (BG).

Penyerahan nyat a (f eit el i j ke lever i ng) da-lam gadai t idak dimaksudkan unt uk melakukan peralihan hak milik, bahkan Pasal 1152 ayat (2) KUH Perdat a menegaskan bahwa hak gadai t idak sah apabila barang gadai t et ap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai, at aupun apabila ba-rang t ersebut kembali ke t angan pemberi gadai at as kemauan kredit or.12

Pengembangan l egal i nf r ast r uct ur t erse-but dapat mengakibat kan perubahan paradigma baru dalam sist em hukum j aminan di Indonesia. Paradigma yang sedang dianut sekarang bahwa barang j aminan dit uj ukan sebagai obyek pelu-nasan kredit at au pinj aman pembiayaan proyek, karena apabila t erj adi wanprest asi, maka ba-rang j aminan t ersebut dij ual melalui lelang dan hasilnya unt uk pelunasan t unggakan hut ang. Da-lam paradigma baru, benda yang dij aminkan t e-t ap dimiliki oleh pemohon imae-t erialisasi, apa-bila t erj adi wanprest asi, maka nilai benda it u yang dialihkan melalui pemindahbukuan unt uk pelunasan kredit bank. Berdasarkan hal t erse-but , cash col l at er al t ersebut hakikat nya sama de-ngan uang giro (giral).

12

(9)

Imat erialisasi dalam prakt ek perbankan int ernasional, sudah menj adi kebiasaan dalam dunia perbankan, dengan produk yang berupa bank garansi (BG), at au st andby l et t er of cr edit

(SBLC). Dalam prakt ek perbankan di Indonesia, imat erialisasi dari j aminan benda menj adi j ami-nan t unai belum diat ur dan j arang dilakukan ka-rena banyaknya hambat an. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 Tent ang Bank Indonesia yang t elah diubah dengan UU No. 3 Ta-hun 2004 Ten-t ang Perubahan ATen-t as UU No. 23 Tahun 1999 mempunyai kewenangan unt uk mengat ur pbankan di Indonesia. Dengan kewenangan t er-sebut Bank Indonesia dapat dilakukan unt uk imat erialisasi j aminan melalui 2 (dua) alt erna-t if . Per t ama, merevisi hukum perj anj ian, hukum j aminan dan hukum badan hukum, yait u UU No. 19 Tahun 2003 Tent ang Badan Usaha Milik Ne-gara, UU No. 40 Tahun 2007 Tent ang Perseroan Terbat as dan UU No. 20 Tahun 2008 Tent ang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dengan revisi sist em hukum ini diharapkan t ransmisi cash col -l at er a-l melalui SWIFT dapat diat ur dan masuk ke Indonesia sehingga dapat menj amin kredit besar dari bank-bank nasional maupun int erna-sional yang berdomisili di Indonesia. Kedua, Bank Indonesia mengat ur sist em imat erialisasi j aminan dan SWIFT unt uk t ingkat nasional de-ngan dasar perj anj ian gadai. Pengat uran ini harus benar-benar memperhat ikan harmonisasi pengat uran secara int ernasional sehingga dapat dihubungkan secara onl i ne. Pengat uran ini me-ngakibat kan paradigma sist em hukum j aminan benar-benar berubah, dari paradigma t radisio-nal menj adi paradigma modern yang ef ikt if , ef isien dan dengan j aminan kepast ian hukum yang kuat .

Pengembangan inf rast rukt ur hu-kum t er-sebut mengakibat kan konsep ekonomi t ent ang kelangkaan dana invest asi dalam pembangunan inf rast rukt ur dapat diselesaikan t anpa menim-bulkan masalah baru yang lebih besar. Konsep pembangunan hukum harus bert uj uan memf asi-lit asi agar memudahkan t erj adinya ef isiensi,

produksi dan dist ribusi dalam rangka peningkat -an kesej aht era-an masyarakat 13.

Perspekt if yang lain adalah banyaknya aset j aminan berupa yang disimpan di bank-bank int ernasional yang dimiliki orang-orang Indonesia, berupa emas yang sudah diimat eriali-sasi dalam bent uk bank garansi, siap dij adikan j aminan t unai (cash col l at er al ). Sist em SWIFT, apabila sudah dit erapkan di Indonesia, maka semua proyek inf rast rukt ur yang permohonan kredit nya sudah diset uj ui oleh bank nasional maupun int ernasional dapat dij amin dengan bank j aminan t unai. Dengan demikian permasa-lahan j aminan unt uk proyek-proyek inf rast ruk-t ur daparuk-t diselesaikan.

Prinsip kehat i-hat ian harus dipegang t e-guh dalam imat erialisasi j aminan benda (f i xed col l at er al ) menj adi j aminan t unai (cash col l at e-r al ), karena adanya hal yang sulit bagi negara yang sedang berkembang unt uk mencipt akan kondisi pasar yang mendekat i sist em pasar yang ada di negara maj u.14 Dalam rangka membukt i-kan keniscayaan imat erialisasi j aminan benda

(f i xed col l at er al ) menj adi j aminan j aminan t u-nai (cash col l at er al ), penelit i mencoba melaku-kan imat erialisasi emas murni j umlah t ert ent u di suat u bank nasional dengan mekanisme: pe-nyerahan, penaksiran harga, pemasukan ke re-kening bank dan t ernyat a dapat dij adikan j ami-nan kredit penelit i pada bank t ersebut .

Penelit i sangat mengharapkan bahwa f ak-t a hukum ini perlu diak-t indaklanj uak-t i oleh para pe-nelit i lain, t erut ama yang sedang menempuh program dokt or (S3) yang dalam disert asinya menyusun “ Sist em Imat erialisasi Hukum Jami-nan Benda Menj adi JamiJami-nan Tunai” . Penelit i akan mendukung dan mengizinkan t ulisan art i-kel ini menj adi dasar dan dit indak-lanj ut i dalam disert asi yang akan akan dilakukan oleh maha-siswa S3.

Penut up Simpulan

13 Jusup Anw ar, “ Pendekat an Anal isis Ekonomi Terhadap

Hukum Nasional ” , Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi , Vol . 4 No. 1 Okt ober 2003, hl m. 72.

14 Yet i Sumi at i , “ Pengaruh Pri vat i sasi Dal am Pembangunan

(10)

Imat erialisasi j aminan kebendaan dilaku-kan dengan menyimpan benda yang dij amindilaku-kan pada suat u bank ang-got a SWIFT. Set elah ben-da-benda t ersebut diregist rasi selanj ut nya dila-kukan penaksiran nominal oleh ahli penaksir harga (appr ai sal ), selanj ut nya dimasukkan ke dalam rekening giro bank at as nama pemilik, kemudian dit erbit kan dokumen oleh bank dan at as permohonan pemilik dapat dilakukan pen-j aminan pinpen-j aman at au kredit perbankan pada bank anggot a SWIFT melalui mekanisme SWIFT.

Kepast ian hukum perat uran j aminan per-bankan yang berlaku pada saat ini bagi para pe-ngelola proyek inf rast rukt ur dalam rangka mem-peroleh kepercayaan penyaluran dana yang be-sar dari bank-bank sindikasi dan lembaga pem-biayaan int ernasional belum t erbangun, karena t erdapat beberapa permasalahan yang berkait -an deng-an penerap-an hukum j amin-an. Permaslahan t ersebut ant ara lain: menyangkut nilai j a-minan, j enis j aa-minan, perubahan nilai proyek dan eksekusi j aminan. Dalam proyek inf rast rukt ur nilai proyek yang sangarukt besar mengakibarukt -kan t idak dapat mengguna-kan j aminan berupa t anah, mobil, rumah dan sebagainya. Selain it u, dalam proyek inf rast rukt ur sering t erj adi peru-bahan harga, misalnya t unt ut an masyarakat akan kenaikan harga t anah yang sangat t idak waj ar. Dengan demikian hukum j aminan di Indo-nesia belum memberikan kepast ian hukum j a-minan t erhadap proyek besar, khususnya inf ra st rukt ur.

Hambat an-hambat an yang t erj adi dalam hal pengint egrasian sist em j aminan perbankan di Indonesia dengan sist em SWIFT (Societ y Wor l dwi de Int er bank Fi nanci al Tel ecommuni -cat i on) dalam t ransmisi j aminan keuangan in-t ernasional adalah hambain-t an hukum dan non hukum. Hambat an hukum menyangkut penga-t uran hukum j aminan yang mengikupenga-t i prakpenga-t ek pembiayaan yang relat if kecil, manakala meng-hadapi perkembangan yang baru, yait u kredit perbankan yang besar, maka hukum j amin-an menj adi t idak ef ekt if , t idak ef isien dan kurang menj amin kepast ian. Hambat an non hukum me-nyangkut besarnya biaya SWIFT, sert a besarnya biaya-biaya lain sebagai akibat hambat an hu-kum.

Perspekt if pengat uran dan penerapan sis-t em j aminan sis-t unai di Indonesia sangasis-t baik, ka-rena unt uk pembangunan proyek-proyek inf ra-st rukt ur, t erut ama j alan t ol dibut uhkan dana yang sangat besar yang berasal dari bank-bank int ernasional. Penyusunan l egal i nf r a st r uct ur e

(inf rast rukt ur hukum) t idak mengalami kesulit -an, karena pada hakikat nya imat erialisasi j ami-nan benda menj adi j amiami-nan t unai dapat dikem-bangkan dengan dasar perj anj ian gadai. Pkembangan t eknologi elekt ronik t erut ama int er-net yang semakin meluas di Indonesia memper-mudah t ransmisi keuangan melalui mekanisme SWIFT. Selain it u, ket ersediaan yang cukup at as kepemilikan j aminan kebendaan oleh orang In-donesia dan yang sudah dij adikan j aminan t unai berpot ensi besarnya pengusaha Indonesia unt uk memperoleh akses j aminan t unai.

Saran

Beberapa saran yang dapat penulis aj ukan adalah sebagai berikut . Per t ama, dalam upaya pembiayaan int ernasional unt uk inf rast rukt ur sebaiknya Bank Indonesia mengat ur imat eria-lisasi j aminan benda menj adi j aminan t unai yang dapat dit ransf ormasikan melalui SWIFT. Dua alt ernat if dapat dilakukan oleh Bank Indo-nesia dalam mengat urnya, yait u: alt ernat if per-t ama dilakukan dengan menginper-t egrasikan sisper-t em j aminan t unai int ernasional yang sudah berj alan ke dalam sist em j aminan di Indonesia, Alt erna-t if kedua, membangun dan mengaerna-t ur sendiri sis-t em j aminan sis-t unai di Indonesia yang kemudian diint egrasikan dalam sist em int ernasional. Ke-dua, perlu adanya busi ness engineer i ng dalam kerangka hukum perj anj ian dan sist em hukum j aminan di Indonesia, sehingga memungkinkan penj aminan kredit yang besar dengan memper-hat ian prinsip ef isiensi dan ef ekt ivit as. Selain it u, dapat mewuj udkan harmonisasi sist em hu-kum j aminan di Indonesia dan int ernasional.

(11)

yang t elah dij adikan j aminan t unai di bank-bank st andart int ernasional di luar negeri. Keempat, perlu t indak lanj ut dari art ikel ini unt uk dit elit i oleh para penelit i dari: Bank Indonesia, Depar-t emen Hukum dan Perundang-undangan serDepar-t a para prakt isi hukum unt uk menyusun konsep in-f rast rukt ur hukum dan mengat ur sist em imat e-rialisasi j aminan benda menj adi j aminan t unai sert a t ransmisi keuangannya.

Daft ar Pust aka

Anwar, Jusup. “Pendekat an Analisis Ekonomi Terhadap Hukum Nasional” , Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi Vol. 4 No. 1 Okt ober 2003; Arbenius, Bursok dan Irawat i Handayani. “ Kaj ian Hukum Terhadap Subsidi yang diberikan kepada Produk Pert anian Pokok Guna Menj aga Ket ahanan Pangan Dikait kan de-ngan Agreement on Agricult ure World Trade Organizat ion” . Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an. Vol. XXXII No. 2. Okt ober 2008. Bandung: Unpad;

Ardiant o, Sigit dan Ahmad Fikri. “ Permasalahan Hukum Seput ar Gadai Ganda dan Gadai Ulang” . Jur nal Il mu Hukum Padj adj ar an.

Vol. XXXIV No. 2. Okt ober 2009. Ban-dung: Unpad;

Chot idj ah, Nurul. “ Perlindungan Hak Asasi Ma-nusia Mengenai Hak-Hak Ekonomi Sosial dan Budaya Kit annya dengan Lingkungan Hidup” . Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi. Vol. 4 No. 3 Okt ober 2003;

Harahap, Yahya. 1988. “Segi segi Hukum Per -j an-j i an”. Bandung: Alumni;

Ibrahim, Johanes. “ Kaidah dan Asas Hukum Per-bankan dalam mengant isipasi Tindak

Pi-dana Pencucian Uang melalui Transaksi Keuangan Khususnya Perbankan”. Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi. Vol. 5 No. 2. Juni 2004;

Leroy, et al l. 2005 “ Fundament al of Bu-si ness Law”. USA: Thomson Sout h-West ern: Lolo, Ferdinand T Andi. “ Kredit Macet : Resiko

Bisnis At au Pidana?” .Jur nal Legal Review. Vo. 1 No. 1. Juni 2010;

Murwaj i, Tarsisius. “ Dampak Ot onomi Daerah Terhadap Invest asi Pert ambangan” . Jur -nal Il mu Hukum Li t i gasi . Vol. 5 No. 3 Ok-t ober 2004;

Nurlinda, Ida. ” Pengat uran Hak At as Tanah da-lam UU No. 25 Tahun 2007 Tent ang Pena-naman Modal” . Jur nal Il mu Hukum Padj a-dj ar an. Vol. XXXII No. 1. April 2008. Ban-dung: Unpad;

Nursidi, Didi. “ Peran Perizinan dalam Pemba-ngunan Daerah” . Jur nal Il mu Hukum Li t i -gasi. Vol. 3 No. 1. Januari 2002;

Sit ompul, Zulkarnaen. “ Pembat asan Kepemili-kan Basnk: Gagasan Unt uk Memperkuat Sist em Perbankan” . Jur nal Hukum Bi sni s. Vol. 22 No. 6 Tahun 2003. Jakart a: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis; Sumiat i, Yet i. “ Pengaruh Privat isasi dalam

Pem-bangunan Ekonomi” . Jur nal Il mu Hukum Li t i gasi . Vol. 4 No. 1 Okt ober 2003; Suseno, Sigid. “ Cybercrime. Pengat uran dan

Pe-negakan Hukumnya di Indonesia dan Ame-rika SeAme-rikat ” . Jur nal Il mu Hukum Padj a-dj ar an. Vol. XXXIII No. 1. April 2009. Bandung: Unpad;

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel petugas PMO mempunyai pengaruh paling dominan terhadap loyalitas ibu hamil pada pelayanan persalinan. Petugas PMO adalah petugas

Untuk paket ya4g tersebut di atas diadakan adendurrr, yaitu Spesifikasi Teknis, Daftar Kuantitas Harga dan Usrrlan Teknis diubah sehingga rnenjadi sebagaimana terlampir..

Standar Kompetensi : Setelah kuliah diharapkan mahasiswa mengenal dasar pemanfaatan bidang ilmu teknik elektro dalam sistem Robotika, mengenal dan menganalisis berbagai

240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah) Tahun Anggaran 2015, maka bersama ini kami Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah

Berdasarkan hasil evaluasi kualifikasi maka dengan ini Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi I pada Bagian Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Gunung Mas

Sanggahan dilujukan kepada Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian melalui http !I1pse.kemenperin ,go id1. Oemikian Pengumuman ini, unluk diketahui oleh seluruh Peserta

Hasil uji dari aplikasi website ini menunjukkan bahwa aplikasi ini dapat digunakan untuk membantu Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat mengelola data bencana dan dapat diakses