• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PENGELOLAAN KASUS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS A. KONSEP DASAR

1. Definisi Nutrisi

Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, A. A, 2006).

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2006).

2. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus halus (Alimul, A. A, 2006).

a) Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.

b) Faring dan esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus. Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.

(2)

c) Lambung

Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam.

d) Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

e) Usus Besar

Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.

3. Jenis-jenis Nutrien a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Fungsi karbohidrat adalah membuat cadangan tenaga tubuh, pengaturan metabolisme lemak, untuk efisiensi penggunaan protein, dan memberikan rasa kenyang. Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, sagu, singkong, dan lain-lain.

Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

(3)

- Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Jenis dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, dan madu.

- Disakarida

Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu, baik susu ibu maupun susu hewan.

- Polisakarida merupakan gabungan dari beberapa molekul

monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.

b. Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai sumber energi disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan susu saat proses laktasi.

Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan sebagainya.

c. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang kedua setelah karbohidrat. Lemak berfungsi sebagai sumber cadangan energi, komponen dari membran sel, melarutkan vitamin A, D, E, dan K sehingga dapat diserap oleh dinding usus, dan memberikan asam-asam lemak esensial.

(4)

Lemak terdiri dari lemak nabati yaitu mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-kacangan dan lemak hewani yaitu yang banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain. d. Vitamin

Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.

Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, serta vitamin C dan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.

e. Mineral

Mineral adalah elemen organik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah membangun jaringan tulang, mengatur tekanan osmotik dalam tubuh, memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf serta membuat berbagai enzim.

f. Air

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50%-70% air. Asupan air sangat penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.

4. Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi a) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsu makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan nutrisi.

(5)

b) Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

c) Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga mempengaruhi status nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makana pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik untuk anak-anak.

d) Kesukaan

Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik

e) Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status nutrisi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

(6)

5. Karakteristik Status Nutrisi

Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).

a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas. Indeks Masa Tubuh = BB (kg)

TB x TB (m)

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17 Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 - 18,5

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

(sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi badan – 100)]

(7)

6. Asuhan keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi a. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.

1. Aspek biologis, meliputi : umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan, dan lain-lain.

2. Kemampuan makan

Beberapa perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi. 4. Nafsu makan, jumlah asupan. 5. Tingkat aktivitas.

6. Pengonsumsian obat. 7. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan lain-lain.

b. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, dan lain-lain.

c. Keadaan kepala dan mata : rambut kering, mudah dicabut, sklera kuning, konjungtiva pucat, dan lain-lain.

d. Keadaan mulut : mukosa bibir kering, gigi dan lidah kotor . e. Keadaan perut : permukaan perut adanya garis vena, peristaltik

usus, pembesaran hati atau limfe, dan lain-lain.

f. Keadaan ekstremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar lengan, dan masa otot menurun.

b. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :

1. Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan : - Penurunan nafsu makan

(8)

- Kesulitan mengunyah/menelan

- Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya

- Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi - Faktor ekonomi

- Intoleransi makanan

- Kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker

Kemungkinan data yang ditemukan :

- Berat badan menurun

- Kelemahan

- Kesulitan makan

- Nafsu makan berkurang

- Konjungtiva dan membran mukosa pucat - Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit - Kulit kering

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

- Anoreksia nervosa - AIDS - Pembedahan - Kehamilan - Kanker - Anemia

2. Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan : - Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi - Asupan nutrien yang berlebih

- Kebutuhan nutrisi meningkat

- Penggunaan obat-obatan yang merangsang nafsu makan - Perubahan gaya hidup

(9)

Kemungkinan data yang ditemukan :

- 20% lebih berat dari berat badan ideal - Pola makan yang berlebihan

- Tingkat aktivitas kurang

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

- Obesitas - Hipotiroidisme

- Pasien dengan pemakaian kortikosteroid - Imobilisasi yang lama

- Kurangnya latihan fisik c. Perencanaan

Menurut carpenito (2000), rencana intervensi keperawatan adalah rencana yang disusun perawat untuk kepentingan asuhan keperawatan yang akan digunakan oleh perawat sesuai dengan diagnosis keperawatan berdasarkan kondisi klien.

Tujuan :

1) Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang 2) Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi

3) Mual/muntah hilang atau berkurang

Rencana tindakan :

1) Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya

kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya

2) Kurangi faktor yang mempengaruhi perubahan nutrisi 3) Ajarkan untuk merencanakan makanan

4) Kaji tanda vital dan bising usus

5) Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

(10)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

__________________________________________________________________

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 30 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Kristen protestan

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln. Fisilium no.209 Helvetia

Tanggal Masuk RS : 16 juni 2013 No. Register : 00.88.68.62 Ruangan/kamar : R.V Nifas Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 juni 2013 Tanggal Operasi : 17 juni 2013

Diagnosa Medis : Post SC, P. Previa totalis

II. KELUHAN UTAMA : Pasien mengatakan badannya lemas dan tidak nafsu makan.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG : A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

Pasien mengatakan bahwa hal ini dialami pasien sejak tiga hari sebelum melahirkan, pasien sering merasakan sakit pada perutnya sehingga pasien tidak selera makan. Ketika datang ke rumah sakit dan

(11)

diindikasikan oleh dokter untuk SC (Section Caesarea) karena adanya plasenta previa totalis, maka pasien disuruh puasa. Selesai operasi sampai dipindahkan ke ruang nifas pasien belum dibolehkan makan. Ketika dianjurkan makan oleh dokter keesokan harinya, pasien hanya

makan sedikit, alasannya tidak nafsu nafsu makan dan mual. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat dan makan makanan

dalam keadaan hangat, dengan porsi sedikit tapi sering.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan : Pasien mengatakan tubuhnya lemas dan terasa pusing.

2. Bagaimana dilihat : Ketika diobservasi pasien tampak lemah, pucat dan mukosa bibir tampak kering. C. Region

1. Dimana lokasinya : Pasien merasakan lemas pada seluruh tubuh.

2. Apakah menyebar : Rasa lemas terasa pada seluruh anggota tubuh pasien.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Pasien mengatakan tidak punya riwayat penyakit yang berat sebelumnya. V. RIWAYAT OBSTETRIK

G : 3 P : 3 O : - HPHT : 10-10-2012 TTP : 17-07-2013

No Umur Riwayat Kondisi

Anak

Penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1 2 3 7 tahun 3 tahun Hamil ini Tidak ada masalah Tidak ada masalah Plasenta previa totalis Normal Normal SC Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Sehat Sehat Sehat Bidan Bidan Dokter

(12)

VI. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Ny. M tampak lemah

B. Tanda-tanda vital - Suhu Tubuh : 36,6oC - Tekanan darah : 100/80 mmhg - Nadi : 80x/i - Pernafasan : 20x/i - TB : 165 cm - BB sebelum melahirkan : 54 kg - BB setelah melahirkan : 47 kg

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut

- Bentuk : Bulat, tidak ada pembengkakan - Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe

Rambut

- Penyebaran dan keadaan : Rambut lebat dan kusut

- Bau : Agak berbau keringat

- Warna kulit : Kulit kepala berwarna putih

Wajah

- Warna kulit : Sawo matang

- Struktur wajah : Simetris, tampak pucat

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris

- Palpebra : Tidak ada benjolan pada palpebra

- Konjungtiva : Anemis

(13)

- Cornea dan iris : Tidak ada kelainan pada cornea dan iris

- Visus : Tidak ada kelainan pada visus

- Tekanan bola mata : Tidak ada kelainan pada tekanan

bola mata Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris

- Lubang hidung : Bersih, tidak ada sekret

- Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping

hidung Telinga

- Bentuk telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan

- Ukuran telinga : Normal

- Lubang telinga : Bersih, tidak ada serumen - Ketajaman pendengaran : Baik

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa bibir kering

- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada caries, gigi kurang bersih

- Keadaan lidah : kotor

Leher

- Posisi trachea : Normal

- Thyroid : Tidak ada pembengkakan thyroid

- Suara : Suara pasien normal

- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe - Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan vena jugularis - Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis teraba

Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : Bersih

(14)

- Warna : Kulit berwarna sawo matang

- Turgor : Turgor kulit kering

- Kelembaban : Tidak lembab

- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : Simetris, tidak ada kelainan - Warna payudara dan areola : Coklat dan areola hitam

- Kondisi payudara dan puting : Normal dan puting menonjol keluar, saat dilakukan pemeriksaan payudara terasa lembek, tidak ada produksi Asi

- Produksi ASI : Asi belum keluar

- Aksilla dan clavicula : Tidak ada kelainan pada aksilla dan clavicula

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : Bentuk normal, simetris, Pernafasan teratur, tidak ada gangguan nafas, payudara lembek dan simetris, Asi tidak keluar

- Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 20x/i, dengan irama teratur

- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara : Saat kedua telapak tangan diletakkan pada punggung pasien dan pasien dianjurkan mengatakan kata tujuh puluh tujuh, terasa getaran pada telapak tangan

- Perkusi : Saat diperkusi suara paru normal

(15)

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : Saat di inspeksi terdapat luka bekas pembedahan SC

- Auskultasi : Saat diauskultasi bunyi peristaltik 6x/mnt

- Palpasi : Saat dipalpasi abdomen teraba sakit

- Perkusi : Saat diperkusi bunyi abdomen tympani

- Pada ibu nifas : TFU 2 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus Baik

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia : Rambut pubis tidak lebat bentuk genitalia luar tidak ada perubahan

- Anus dan perineum : Anus bersih, tidak ada kelainan

- Pada ibu nifas : Vulva tidak ada odem, tidak ada kelainan

Pemeriksaan muskulekeletal/ekstermitas : Simetris, jari-jari lengkap, turgor kulit kering.

VII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : Sebelum masuk rumah sakit, pasien makan 3 kali sehari - Nafsu/ selera makan : Pasien tidak selera makan, saat

diobservasi pasien makannya

sedikit dan makanan satu porsi tidak habis

- Mual dan muntah : Jika dipaksa makan pasien merasa

mual dan muntah

- Waktu pemberian makan : Pagi pkl 07.00 , Siang pkl 12.00, dan Malam pkl 18.30

- Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi, makanan biasa

(16)

- Masalah makan dan minum : Pasien tidak nafsu makan

2. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh :

Tubuh pasien tidak bersih dan bau keringat, karena sejak masuk rumah sakit pasien tidak mandi. Dan saat ini pasien lemah dan tidak mampu untuk ke kamar mandi sendiri. Pasien juga mengatakan tidak nyaman karena seluruh tubuhnya terasa lengket dan gerah.

- Kebersihan gigi dan mulut :

Saat diobservasi gigi dan mulut pasien tidak bersih, karena sejak masuk rumah sakit pasien tidak sikat gigi.

- Kebersihan kuku kaki dan tangan :

Saat diobservasi kuku kaki dan tangan pasien kotor dan panjang, saat ditanya pasien mengatakan sudah 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien tidak pernah memotong kuku

3. Pola eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : Sebelum masuk rumah sakit pasien

biasanya BAB 1x/hari

- Karakter feses : Lembek

- Riwayat perdarahan : Tidak ada

- BAB terakhir : Pasien mengatakan BAB terakhir

saat diklisma sebelum operasi

- Diare : Pasien tidak mengalami diare

2. BAK

- Pola BAK : Sebelum masuk rumah sakit pasien

biasanya BAK 4-5x/hari, saat pengkajian pasien menggunakan kateter

- Karakter urine : kuning jernih

(17)

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1.

2.

Ds :

- Pasien mengatakan tidak nafsu makan - Jika dipaksa makan,

pasien merasa mual dan muntah Do : - K/u Lemah - Kesadaran : cm - Konjungtiva : Pucat - Hb : 9 gr/dL - BB : 47 kg - TB : 165 - IMT : 17,2 - TTV : TD : 100/80 mmhg HR : 80x/i RR : 20x/i T : 36,6oC Ds : - Pasien mengatakan sejak masuk rumah sakit tidak pernah mandi, keramas dan sikat gigi. - Pasien mengatakan tidak mampu ke Asupan makanan tidak adekuat Ketidakmampuan menelan

Tidak nafsu makan

Mual/muntah

BB menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kelemahah fisik Intoleran Aktivitas Tidak mampu ke kamar mandi Tidak mampu memenuhi aktivitas Gangguan Nutrisi

(18)

kamar mandi sendiri - Pasien juga mengatakan tidak pernah memotong kuku Do :

- Rambut kusut dan bau keringat

- Pasien tampak lemah dan tidak mampu ke kamar mandi

- Gigi kuning - Kuku panjang dan

kotor mandi/hygiene Defisit perawatan diri MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan Nutrisi

2. Defisit Perawatan Diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Gangguan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Penurunan nafsu Makan dan Mual/muntah

(19)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/tanggal No.Dx Perencanaan Keperawatan Rabu,

19 juni 2013

I. Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, nafsu makan meningkat, mual/muntah hilang.

Kriteria Hasil :

Nafsu makan meningkat, mual/muntah hilang, dan BB meningkat

Rencana Tindakan Rasional 1. Lakukan hubungan

terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien Kaji :

2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

Observasi :

3. Nilai laboratorium seperti hemoglobin, albumin, dan elektrolit 4. Observasi dan catat

intake makanan Tindakan Mandiri :

5. Jaga kebersihan mulut pasien

6. Mungukur Tanda-tanda vital

7. Timbang BB pasien tiap hari (bila

memungkinkan)

8. Bantu pasien makan jika

1. Membina hubungan saling percaya antara pasien, keluarga pasien dengan perawat

2. Mengidentifikasi defisiensi dan memudahkan intervensi

3. Monitor status nutrisi 4. Mengetahui masukan

kalori/kua litas

kekurangan konsumsi makanan

5. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral 6. Mengetahui kondisi pasien 7. Mengawasi penurunan BB dan efektivitas intervensi

(20)

tidak mampu

9. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering 10. Anjurkan pasien untuk

makan makanan dalam keadaan hangat

11. Selingi makan dengan minum

Kolaborasi :

12. Lakukan kolaborasi dengan tim gizi 13. Lakukan kolabrasi

dengan tim medis dalam pemberian terapi. Pendidikan kesehatan : 14. Berikan informasi yang

tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.

8. Membantu pasien makan misalnya dengan menyuapi pasien

9. Mencegah terjadinya mual muntah

10. Meningkatkan nafsu makan dan menghindari terjadinya mual muntah 11. Memudahkan makanan

masuk

12. Menentukan diet yang tepat untuk pasien 13. Mempercepat proses

penyembuhan.

14. Meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif,

(21)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Rabu,

19 juni 2013

I. 1. Melakukan hubungan

terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien

2. Mengkaji riwayat nutrisi

3. Mengoservasi nilai hemoglobin pasien

4. Mengukur Tanda-tanda vital.

5. Memonitor adanya penurunan berat badan.

6. Menjaga kebersihan mulut pasien.

7. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering.

8. Menganjurkan pasien untuk makan makanan dalam keadaan hangat.

9. Menyelingi makan dengan minum.

10. Melakukan kolabrasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

S: Pasien mengatakan tidak nafsu makan

O:

k/u: masih lemah Kesadaran: cm TTV: TD : 100/80 mmHg HR : 80x/i RR : 20x/i T : 36,6oC BB : 47 kg Hb : 9 gr/dL A : Masalah belum teratasi P : Intervensi keperawatan 1-15 dilanjutkan.

(22)

11. Mengajarkan kepada pasien dan keluarganya tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal, serta memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

Gambar

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Urusan Pemerintahan : 1.. KAWATU, SE,

Jadi dengan demikian siswa yang ingin memilih jurusan Multimedia, TKJ atau RPL tidak diharuskan memiliki daya analitis yang tinggi, untuk mendapatkan hasil belajar

Mengikut Charles Van Riper (1905-1994), seorang pelopor terkenal dalam bidang perkembangan terapi pertuturan, masalah komunikasi merupakan satu penyimpangan daripada

Terdapat pengaruh interaksi media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol pisang nangka terhadap semai jarak pagar (Jatropha curcas L.) pada parameter penambahan

kesesuaian dengan spesifikasi, fitur, reliabilitas, estetika, dan kesan kualitas), brand image, dan word of mouth ditinjau dari perbedaan pendapat bahwa

Dengan adanya penelitian ini, peneliti mengharapkan kepada pihak rumah sakit untuk melakukan pelatihan tentang infeksi nosokomial kepada perawat agar dapat menambah

Maksud peribahasa itu yaitu berbicara tentang apa yang disampaikan memang baik, tetapi diam akan lebih baik karena dengan diam kita dapat terhindar dari kemalangan.. Dari kata

Berdasarkan konsep turunan yang diperoleh di atas, maka kita dapat menggambar kurva suatu fungsi dengan menganalisis titik stasioner, fungsi naik atau turun, titik