44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Mantingan adalah sebuah desa di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Desa ini adalah asal mula ukiran jepara yang sangat terkenal itu berasal dan kegiatan seni ukir beserta industrinya menjadi mayoritas mata pencaharian penduduk daerah ini sebagian besar penduduk yang sampai saat ini masih tetap diminati dan mampu bersaing dengan produk-produk modern. Di desa mantingan ini membuka usaha pengolahan kayu mentah menjadi produk kayu jadi seperti meja, kursi, almari, ranjang tempat tidur, dan lain-lain. Dan sebagian besarnya lagi memiliki usaha dari segi penjualan produk-produk olahan kayu yang sudah jadi. Di desa mantingan ini hanya memproduksi produk-produk kayu olahan yang proses produksinya tidak sampai pada tahap finishing yaitu pengecatan ataupun pewarnaan produk melainkan sampai pada tahap pengamplasan produk saja. Setelah proses pengamplasan produk-produk hasil olahan kayu di alihkan ke tempat usaha finishing. Dengan seiring berjalannya waktu kreatifitas para pekerja pengrajin kayu semakin berkembang dan dengan adanya pemintaan dari konsumen sehingga produk-produk yang dihasilkan di masa sekarang lebih menarik di lengkapi dengan design yang modern.
Dari masing-masing tempat kerajinan kayu memiliki karyawan bervariasi dari 4 sampai dengan 8 pekerja. Para pemilik usaha kerajinan kayu ada juga yang merangkap sebagai pekerja atau turun langsung dalam
Proses produksi pembuatan produk-produk dari kayu. Lama kerja dalam satu hari para pekerja dari masing-masing industri kerajinan kayu berbeda-beda mulai dari 8 jam sampai 9 jam dengan waktu kerja selama 1 jam perharinya dan jumlah hari kerja sebanyak 6 hari. Masa kerja yang lama sebagai seorang pengrajin kayu menjadikan pekerja menjadi lebih kreatif dan terampil dalam membuat produk-produk olahan kayu sehingga lebih menarik dan mengikuti perkembangan.
Proses produksi dari masing-masing tempat di industri kayu sama dari tahap awal sampai akhir seperti pembuatan pola ukir, pemahatan, pemotongan, perakitan, dan pengamplasan. Dari semua bagian proses produksi memiliki risiko kecelakaan kerja seperti tangan terkena pisau pahat, jari terkena gergaji, kaki tertimpa kayu, terkena mesin amplas dan serut.
B. Analisis Univariat
1. Usia
Usia Responden pada saat lahir sampai dengan penelitian dilakukan. dalam penelitian ini adalah pekerja kerajinan kayu yang berada di 17 tempat kerajinan kayu sebanyak 37 sampel sebagai berikut.
Tabel 4 1
Distribusi Frekuensi Usia Pekerja
Usia Frekuensi Persentase %
20-30 tahun 13 35,1
31-40 tahun 16 43,2
41-55 tahun 8 21,6
Total 37 100.0
Usia pekerja pengrajin kayu dari total 37 sampel penelitian sebagian besar berusia 31-40 tahun dengan persentase 43,2%, sedangkan sebagian kecil pekerja berusia 41-55 tahun dengan persentase 21,6%.
2. Jenis Kelamin
Tabel 4 2
Distribusi Frekuensi jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
Laki – laki 35 94,6
Perempuan 2 5,4
Total 37 100.0
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel diatas Jenis kelamin pekerja kerajinan kayu lebih banyak adalah laki-laki sebesar 35 orang dari total 37 sampel dengan persentase 94,6%. Hal ini sesuai dengan jenis pekerjaan yang berat dan membutuhkan kekuatan tenaga yang lebih besar, dan pekerja perempuan hanya bekerja sebagai pengamplas.
3. Bagian Pekerjaan
Tabel 4 3
Distribusi Frekuensi Bagian Pekerjaan
Bagian Pekerjaan Frekuensi Persentase %
Perakitan 6 16,2 Pengeleman 4 10,8 Pengamplasan 5 13,5 Pengukiran 6 16,2 Penyerutan 5 13,5 Pelubangan 3 8,1 Semua bagian 8 21,6 Total 37 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Pada bagian pekerjaan yang paling banyak pekerja lakukan adalah semua bagian dengan persentase 21,6% karena di home industry
kebanyakan dari pekerja memiliki kemampuan untuk melakukan semua bagian dari rangkaian proses produksi.
4. Riwayat Pendidikan
Tabel 4 4
Distribusi Frekuensi Riwayat Pendidikan
Riwayat Pendidikan Frekuensi Persentase %
SD 10 27,0 SMP 16 43,2 SMA/SMK 8 21,6 Tidak TamatT SD 2 5,4 Perguruan Tinggi 1 2,7 Total 37 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui jumlah 37 reponden banyak dari pekerja berpendidikan terakhir lulusan SMP dengan persentase 43,2%. karena faktor ekonomi sehingga para pekerja tidak melanjutkan pendidikan dan memilih untuk langsung bekerja.
5. Masa Kerja
Tabel 4 5
Distribusi Frekuensi Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Persentase %
1-10 tahun 32 86,5
11-20 tahun 5 13,5
Total 37 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Masa kerja sebagai pengrajin kayu dapat diketahui dari 37 jumlah responden sudah bekerja selama 1-10 tahun dengan persentase 86,4%.
Sedangkan Masa kerja lama selama 11-20 tahun dengan persentase 13,5%.
6. Lama kerja
Tabel 4 6
Distribusi Frekuensi Lama Kerja
Lama Kerja Frekuensi Persentase %
8 jam 30 81,1
9 jam 3 8,1
10 jam 4 10,8
Total 37 100,0
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui lama kerja responden dalam satu hari sebanyak 8 jam kerja dengan persentase 81,1%. Pada dasarnya lama kerja sehari adalah 8 jam kerja untuk mengahasilkan kerja yang produktif. Dan terhindar dari bahaya risiko kelelahan kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
7. Alat Pelindung diri
Tabel 4 7
Distribusi Frekuensi Alat Pelindung diri
No Pertanyaan Tidak Ya
F % F %
1. Apakah alat pelindung diri yang anda gunakan saat bekerja hanya masker?
13 35,1 24 64,9
2. Apakah sarung tangan anda gunakan saat
bekerja sebagai alat pelindung diri ?
26 70,3 11 29,7
3. Apakah anda menggunakan pelindung mata saat bekerja?
30 81,1 7 18,9
4. Apakah anda menggunakan pelindung telinga
saat bekerja?
30 81,1 7 18,9
5. Apakah anda menggunakan baju dan celana
panjang saat bekerja?
16 43,2 21 56,8
7. Apakah anda merasa nyaman menggunakan alat pelindung diri saat bekerja?
15 40,5 22 59,5
8. Apakah alat pelindung diri itu mengganggu gerak anda saat bekerja?
23 62,2 14 37,8
9. Apakah alat pelindung diri disediakan oleh tempat anda bekerja?
15 40,5 22 59,5
10. Apakah ditempat anda bekerja saat ini diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri?
19 51,4 18 48,6
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan pada tabel di atas APD yang sering dipakai pada saat bekerja adalah masker dengan peresentase 64,9% dan mereka merasa nyaman menggunakannya 59,5 %
Sebagian pekerja beranggapan jika penggunaan APD mengganggu gerak saat bekerja 37,8% dan di tempat kerajinan kayu banyak yang tidak menyediakan APD 59,5%.
8. Pengetahuan
Tabel 4 8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
No
Pertanyaan Tidak Ya
F % F %
1. Siapa yang harus melaksanakan K3 di industri kerajinan kayu?
9 24,3 28 75,7
2. Apa Arti dari kecelakaan kerja? 13 35,1 24 64,9
3. Manakah yang merupakan Kecelakaan kerja di industri kerajinan kayu ?
8 21,6 29 78,4
4. Perilaku berbahaya di industri kayu yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja?
18 48,6 19 51,4
5. Apa kegunaan dari Alat Pelindung diri? 20 54,1 17 45,9
6. Yang termasuk Alat pelindung diri di industri kerajinan kayu adalah
13 35,1 24 64,9
7. Apakah anda tahu peran K3 diindustri kayu? 26 70,3 11 29,7
8. Bagaimana cara menggunakan mesin/peralatan
kerja diindutri kayu dengan aman?
5 13,5 32 86,5
Berdasarkan tabel di atas pengetahuan responden tentang kecelakaan kerja yang mungkin terjadi diindustri kayu dengan persentase 78,4%, dan responden mengetahui tentang apa itu kecelakaan kerja 64,9%,
Responden juga mengetahui penggunaan mesin/peralatan kerja yang aman 86,5%. Namun pengetahuan responden terhadap kegunaan APD Kurang 54,1%.
9. Postur Tubuh
Tabel 4 9
Distribusi Frekuensi Postur Tubuh
No Pertanyaan Ya
Kadang-Kadang
Tidak
F % F % F %
1. Saya nyaman bekerja dengan posisi duduk
12 32,4 19 51,4 6 16,2
2. Saya nyaman bekerja dengan posisi berdiri
14 37,8 15 40,5 8 21,6
3. Saya nyaman bekerja dengan posisi
membungkuk
7 18,9 19 51,4 11 29,7
4. Saya menempatkan peralatan dekat
dengan jangkauan saat bekerja
18 48,6 11 29,7 8 21,6
5. Saya mengangkat beban kayu yang
berlebihan saat bekerja
20 54,1 12 32,4 5 13,5
6. Saya menata kembali mesin/peralatn dengan baik setelah bekerja
34 91,9 3 8,1 0 0
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel diatas responden bekerja dengan posisi yang menurut mereka nyaman posisi duduk dengan persentase 51,4%, posisi berdiri 40,5%, posisi membungkuk 51,4%.
Pada saat bekerja peralatan kerja selalu diletakan di dekat pekerja dengan tujuan mudah dijangkau saat dibutuhkan 48,6%, Para pekerja sering mengangkat beban kayu yang berlebihan karena lingkungan kerja yang berhubungan dengan kayu 54.1%.
10. Tindakan Berbahaya
Tabel 4 10
Distribusi Frekuensi Tindakan Berbahaya
No Pertanyaan Tidak Ya
F % F %
1 Sebelum bekerja saya selalu memeriksa kondisi
peralatan/mesin kerja
11 29,7 26 70,3
2 Setiap saya bekerja saya tergesa-gesa/ ingin cepat selesai
13 35,1 24 64,9
3 Setiap saya bekerja suka bercanda dengan teman 19 51,4 18 48,6
4 Saya pernah membersihkan atau memperbaiki
peralatan/mesin kerja dalam kondisi mesin hidup
30 81,1 7 18,9
5 Setelah selesai bekerja saya selalu mengembalikan
peralatan/mesin ke tempat semula
16 43,2 21 56,8
6 Setiap saya bekerja saya selalu menggunakan alat
pelindung diri
15 40,5 22 59,5
7 Saya bekerja bedasarkan aturan yang sudah ada di
tempat saya bekerja
14 37,8 23 62,2
8 Saya bekerja sesuai dengan arahan dari pemilik
usaha
9 24,3 28 75,7
Sumber: Data Primer (2017)
Tindakan berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti pekerja tidak mengecek kondisi mesin/peralatan sebelum kerja (29,7%) bekerja dengan tergesa-gesa dengan harapan agara cepat selesai (64,9%).
Pada saat bekerja pekerja suka bercanda dengan teman untuk menghilang ketegangan (48,6%), dan saat bekerja dan selalu menggunakan APD saat bekerja (59,5%)
11. Kecelakaan Kerja
Tabel 4 11
Distribusi Frekuensi kecelakaan kerja
No Pertanyaan Tidak Ya
F % F %
1 Apakah selama bekerja menjadi pengrajin kayu anda
pernah mengalami kecelakaan kerja (dalam 1 tahun terakhir)?
11 56,8 26 43,2
2 Apakah anda pernah tertimpa/terkena kayu pada saat
bekerja?
13 45,9 24 54,1
3 Apakah anda pernah terkena benda tajam saat
bekerja?
19 18,9 18 81,1
4 Apakah anda pernah terkena peralatan mesin saat
bekerja?
30 40,5 7 59,5
5 Apakah dampak kecelakaan tersebut meninggalkan
bekas pada tubuh anda?
15 63,2 22 64,9
Sumber: Data Primer (2017)
Kecelakaan kerja yang pernah dialami responden dalam 1 tahun terakhir dengan persentase 43,2% sebagian besar pernah mengalami kecelakaan kerja dan mengalami luka seperti jari tergores kayu, jari terkena gergaji,kaki terekena mesin serut serta meninggalkan bekas 64,9%. Responden yang pernah mengalami kecelakaan kerja disebabkan oleh benda tajam dan peralatan mesin.
C. Analisis Bivariat
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabal bebas meliputi usia, masa kerja, Alat Pelindung Diri, tindakan berbahaya, pengetahuan, dan postur tubuh terhadap variabel terikat yaitu kecelakaan kerja pada pengrajin kayu di Desa Mantingan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.
Tabel 4 12
Hasil Uji Rank Spearman usia, masa kerja, APD, tindakan berbahaya, pengetahuan, dan postur tubuh dengan kecelakaan kerja
Variabel bebas Variabel terikat Ρ value α rho Hasil
Usia Kecelakaan kerja 0,039 0,05 0,378 Ada
hubungan
Masa kerja Kecelakaan kerja 0,532 0,05 0,029 Tidak ada
hubungan Alat Pelindung
Diri
Kecelakaan kerja 0,955 0,05 0,048 Tidak ada
hubungan
Pengetahuan Kecelakaan kerja 0,013 0,05 0,221 Ada
hubungan
Postur Tubuh Kecelakaan kerja 0,153 0,05 0,302 Tidak ada
hubungan Tindakan
berbahaya
Kecelakaan kerja 0,005 0,05 0,423 Ada
hubungan Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel di atas menggunakan uji korelasi spearman Rho menunjukan bahwa variabel usia, pengetahuan dan tindakan berbahaya ada hubungan yang signifikan dengan kecelakaan kerja dan variabel masa kerja, postur tubuh dan APD tidak ada hubungan yang signifikan dengan kecelakaan kerja pada pengrajin kayu di Desa mantingan Kecamatan tahunan Kabupaten Jepara.