• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1LOKOMOTIF

Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel (Wikipedia,2016).

Berdasarkan mesin, lokomotif terbagi menjadi:

1. Lokomotif uap merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang ada di ketel uap digunakan untuk menggerakkan mesin dan selanjutnya menggerakkan roda. Bahan bakarnya dari kayu atau batu bara.

2. Lokomotif diesel mekanis menggunakan mesin diesel sebagai tenaga yang kemudian disalurkan ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat menyalurkan tenaga.

3. Lokomotif diesel elektrik pada lokomotif ini mesin diesel digunakan untuk memutar generator agar dapat menghasilkan listrik, listrik digunakan untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung digunakan untuk menggerakan roda.

4. Lokomotif diesel hidraulik lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulik untuk menggerakkan roda, lokomotif ini tidak sepopuler dengan lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi masalah yang besar.

(2)

5. Lokomotif listrik prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak bisa menghasilkan listrik sendiri, listriknya didapat dari kabel transmisi diatas jalur kereta api.

Jenis lokomotif berdasarkan konfigurasi sumbu, yaitu:

1. Kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo. Misal Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol.

2. Kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co. Misal Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham.

3. Kode BB artinya lokomotif bergandar 2 jadi dengan roda penggerak ada 4 roda atau memiliki 8 roda. Misal Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Mancheste.r

4. Kode CC artinya lokomotif bergandar 3 jadi total penggeraknya ada 6 roda atau memiliki 12 roda . Misal Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester.

5. Kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 roda dengan jumlah roda 8. Misal Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig.

Adapun beberapa Dipo yang mempunyai hak kepemilikan lokomotif, yakni:

1. JNG : Jatinegara 2. THB : Tanahabang 3. BD : Bandung 4. CN : Cirebon 5. SMC : Semarang Poncol 6. PWT : Purwokerto 7. YK : Yogyakarta 8. MN : Madiun 9. SDT : Sidotopo

(3)

3.2KONTROL DASAR PADA RUANG KEMUDI

Beberapa kontrol dasar dalam kereta api, yakni:

1. Reverser, berguna untuk mengendalikan arah laju kereta api. Beberapa reverser memiliki tiga kondisi untuk mengendalikan laju kereta api, yaitu forward (maju), neutral (diam), dan reverse (mundur).

2. Throttle, yaitu tuas untuk mengatur tenaga dalam kereta api. Beberapa throttle dapat diatur sesuai keinginan, dan beberapa throttle telah dibagi-bagi menjadi beberapa segmen (notch). Lokomotif diesel hidrolik di Indonesia umumnya tidak memiliki notch, sedangkan kebanyakan lokomotif diesel elektrik dilengkapi dengan 8 notch. 3. Rem, yakni tuas untuk mengatur perlambatan pada kereta api. Pada tiga kereta api,

terdapat tiga jenis rem, yaitu rem kereta, rem lokomotif, dan rem dinamis. Rem kereta berguna untuk mengendalikan sistem pengereman di seluruh kereta.

3.3ALAT PENGAMAN PADA LOKOMOTIF

3.3.1Fungsi alat pengaman pada lokomotif, yaitu:

1. Untuk mencegah komponen utama dari kerusakan.

2. Memberi isyarat kepada driver atau masinis saat ada emergency pada lokomotif itu sendiri.

3.3.2Alat-Alat yang ada dalam lokomotif,yaitu:

1. Untuk mencegah komponen utama dari kerusakan.

(4)

1. Pemutus Sirkuit ( Circuit Breaker )

Merupakan sakelar otomatis yang dipakai untuk mengamankan terjadinya hubung singkat/panas yang berlebihan (Susanti,2008).

2. Lampu Indikator Berwarna dan Bell - Lampu Indikator pada Console Control. - Lampu Indikator pada Panel EC.

3. Roda Slip

Sistem pengaman yang bekerja saat terjadi selisih putaran roda ( TM ) ,yang mengakibatkan perbedaan tegangan, seperti tanjakan dan jalan yang licin (Susanti,2008).

4. Engine Overspeed Shutdown

Pengaman ini akan bekerja apabila terjadi putaran mesin diesel melampaui putaran aman sesuai yang telah ditetapkan lebih dari 1160 rpm (Susanti,2008).

5. Barring Over Switch

Sebuah alat yang berfungsi untuk mengamankan motor diesel agar tidak bisa dihidupkan atau di start (Susanti,2008)..

6. Deadman Device

(5)

7. Pemasir

Peralatan ini bekerja pada saat terjadi roda slip dikarenakan jalan licin.Pemasir ini bisa bekerja secara otomatis pada saat terjadi slip ataupun secara manual dengan cara menginjak pedal pemasir (Susanti,2008).

8. Overspeed Lokomotif

Pengaman Ini Bekerja Apabila kecepatan Lokomotif Melebihi 120 Km/Jam (Modul PT KAI THB,2014).

9. Fire Warning

Alat ini bekerja bila di ruangan mesin suhunya melebihi 163ºC (Modul PT KAI THB,2014).

10. Pengaman Ground

Alat pengaman dapat ini bekerja bila :

a. Salah satu kabel tenaga hubung singkat dengan bodi. b. Generator hubung singkat dengan bodi.

c. Traksi motor hubung singkat dengan bodi.

11. Low Water Pressure ( LWP )

(6)

12. Low Oil Pressure ( LOP )

Alat ini bekerja apabila tekanan minyak pelumas pada waktu idle kurang dari 12 psi, dan pada notch 8 kurang dari 46 psi.

13. Pengaman SETK

Pengaman ini bekerja jika tekanan udara di dalam crankcase mencapai 1,9 -2,1 kg/cm² .

3.5 MEKANISME KOMPONEN PADA BAGIAN KEMUDI

Komponen pada bagian kemudi adalah:

1. Automatic Brake, Pengereman pada suatu Lokomotif masinis mendorong handle rem ke posisi lepas, berarti udara yang diproduksi oleh kompresor akan dialirkan ke seluruh pipa utama rem (Modul Pengaman Lokomotif PT KAI THB,2011).

(7)

mesinnya, dengan menggeser tuas gas (throttle) diatasnya, dari angka 1 sampai 8, sehingga tekanan angin dapat diperbesar untuk mempercepat pengisian angin pada silinder rem, makin ke kiri semakin kuat remnya (Modul Pengaman Lokomotif PT KAI THB,2011).

Gambar 3.5.2 Throttle Handle

3. Pengendali tegangan (Voltage Regulator) ini adalah pengendali tegangan yang berfungsi saat kejadian emergency remnya (Modul Pengaman Lokomotif PT KAI THB,2011).

(8)

4. Saklar Batrai, Pemutus aliran battray pada lokomotif

Gambar 3.5.4 Saklar Battrey

5. Circuit Breaker, merupakan sakelar otomatis yang dipakai untuk mengamankan terjadinya hubung singkat/panas yang berlebihan remnya (Modul Pengaman Lokomotif PT KAI THB,2011).

(9)

6. Console Operator, Alat ini di gunakan untuk masinis sebelum menjalankan suatu lokomotif, masinis atau operator harus menstel Console Operator ini terlebih dahulu. Seperti yang tertera di gambar yang menerangkan pengaturan ECS, menghidupkan,di posisi iddle ( terpisah ) dan saat jalan remnya (Modul Pengaman Lokomotif PT KAI THB,2011).

Gambar 3.5.6 Console Operator

7. Lampu indikator Panel, Sebuah lampu indikasi yang berfungsi saat keadaan emergency terjadi.

(10)

8. Load Meter, Merupakan alat pengukur beban satuan ampere yang bekerja menjadi petunjuk dalam menambah notch secara benar atau bertahap. Setiap menambah notch, jarum loadmeter akan brgerak ke kanan, untuk naik ke notch yg lebih tinggi, tunggu jarum loadmeter brgerak ke kiri perlahan sampai berhenti, dan rasakan putaran mesin diesel sudah stabil remnya (Modul Pengaman Lokomotif PT KAI THB,2011).

Gambar 3.5.8 Load Meter

9. Deadman, salah satu jenis switch yang otomatis akan dioperasikan saat manusia atau operator tidak bekerja sebagaimana mestinya. Hal ini dapat terjadi saat manusia mati atau lalai dalam tugasnya, misalnya dalam keadaan mengantuk atau tidak pada posisinya remnya (Modul Deadman Pedal Lokomotif PT KAI THB,2011).

Gambar

Gambar 3.5.2 Throttle Handle
Gambar 3.5.4 Saklar Battrey
Gambar 3.5.6 Console Operator

Referensi

Dokumen terkait

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya akan melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Interaktif ini, dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas

DFD Level 1 cetak laporan merupakan gambaran dari proses 3.0 yang ada pada DFD Level 0, Pada diagram ini digambarkan aliran data yang berasal dari data penyimpanan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian dan pengambilan data pada sistem pengendali otomatis kualitas kolam air ikan dengan RFM12-433S adalah sistem

Untuk itu Kelompok Tani yang akan di jadikan sample penelitian adalah kelompok tani Mekar Karya yang sudah sangat eksis dalam membudidayakan buah naga ini,

(1/500 L) hal ini menyebabkan kuda-kuda atap struktur dengan tumpuan sendi-sendi tersebut tidak memenuhi syarat defleksi ijin, sehingga tidak dapat dilaksanakan maka

 Dalam hal permohonan diajukan oleh kreditor, pengadilan niaga dalam waktu paling lambat 20 hari sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan, harus mengabulkan permohonan

merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai meliputi sikap, pengetahuan,