• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA ANIMASI PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 1 SIMO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MEDIA ANIMASI PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 1 SIMO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MEDIA ANIMASI PADA MATERI VIRUS UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X-4 SMA NEGERI 1 SIMO BOYOLALI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

FAJAR SETYA OMEGA NIM : 091434007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bapak, Ibu, Istri, Anak dan saudara-saudaraku

tercinta.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

motto:

Orang Terkuat Bukan Mereka Yang

Selalu Menang, Melainkan Mereka Yang

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Maret 2014 Penulis,

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Fajar Setya Omega

Nomor Mahasiswa : 091434007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MEDIA ANIMASI PADA MATERI VIRUS UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X-4 SMA NEGERI 1 SIMO BOYOLALI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 10 Maret 2014

Yang menyatakan,

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Media Animasi Pada Materi Virus Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali”.

Penyusunan skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di program studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Drs. Sutardhi Sumartodwiatmodjo, M.Pd dan Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

5. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan.

6. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

(8)

viii

8. Bapak Drs. Suharno (guru mata pelajaran biologi), staf guru, karyawan, siswa-siswi kelas X-4, serta seluruh siswa SMA N 1 Simo Boyolali yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.

9. Bapak dan ibu serta keluarga yang memberi dukungan doa serta pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.

10. Sahabat-sahabatku; Widi, Yulius, Leo, Wisnu, Adit, Eran, Riris, Rio ,Wiwik, Edo, Gentili, Yeri, Ovi, Alm. Pimcan Nalsa dan teman-teman prodi Pendidikan Biologi 2009 lainnya atas kebersamaannya selama masa studi banyak suka duka yang kita alami bersama.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

(9)

ix

ABSTRAK

Penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tentang materi virus dengan menggunakan media animasi. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X-4 semester gasal tahun pelajaran 2013/2014, sebanyak 30 orang siswa. Penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah Model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan,dan Refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Data yang diperoleh berupa data hasil tes akhir(postest)setiap siklus dan hasil pengisian kuisioner motivasi oleh siswa.

Pada masa sebelum tindakan skor rata-rata motivasi awal yang diisi oleh 30 orang siswa adalah 43,3% termasuk dalam kategori tinggi, dengan persentase jumlah siswa sebesar 53,3% termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan 3,3% termasuk dalam kategori rendah, sedangkan motivasi akhir yang diisi oleh 30 orang siswa sebesar 66,7% termasuk dalam kategori tinggi, dengan persentase jumlah siswa sebesar 33,3% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 70%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 90,6, kemudian pada akhir siklus II persentase pencapaian KKM menurun menjadi 40%, dengan skor rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 69,56.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media animasi pada materi virus dapat meningkatkan motivasi dan belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-4 SMA N 1 Simo Boyolali.

(10)

x ABSTRACT .

This Research aim to improve the student’s motivation and study performance on the material about virus using animation media. The subjects of this research are 30 X-4 class students of 2013/2014 academic year. This research is a classroom action research model used is the Combine Model of Sanford and Kemmis. The model is started with action preparation, action execution, observation and evaluation of action result and reflection. The research is conducted in two cycles; each cycle consists of 2 meetings. The data are gathered from the result of posttest for every cycle and from the result of motivation questionnaires filled out by the students.

From the pre motivation test before the action execution, the mean motivation score from 30 students is 43,3% from the students from the students belongs to high category, 53,3% from the students belongs to very high category, and 3,3% from the students belongs to low category. After the action execution, the result shows that 66,7% from 30 students belongs to high category and 33,3% from the students belongs to very high category. Observaton result from the cognitive aspect, which seen from the final test result of cycle I, shows that Minimum Competency Formulation Criteria (KKM) accomplishment reaches 70% with the mean cognitive performance of 90,6 points. At the end of cycle II, the KKM accomplishment decreases to 40%, with the mean cognitive performance of 69,56 points.

Therefore, the researcher concluded that the use of animation media on virus increased the students’ motivation in learning. However, it had not increased the students’ learning result of X-4 student’s in Senior High School 1 Simo Boyolali.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Media Pembelajaran ... 7

1. Manfaat Media ... 7

2. Landasan Penggunaan Media... 8

B. Media Animasi ... 10

C. Motivasi Belajar ... 11

1. Pengertian Motivasi belajar... 11

2. Faktor-faktor Motivasi Belajar... 12

3. Fungsi Motivasi Belajar ... 12

(12)

xii

D. Hasil Belajar ... 14

E. Pembelajaran Virus... 15

F. Kajian Empiris... 16

G. Kerangka Berpikir ... 16

H. Hipotesa ... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Setting Penelitian... 20

a. Lokasi Penelitian... 20

b. Waktu Penelitian ... 20

c. Obyek Penelitian ... 20

d. Subyek Penelitian... 20

C. Rancangan Tindakan ... 20

1. Pra Tindakan ... 21

2. Pelaksanaan Tindakan (2 Siklus) ... 22

D. Instrumen Penelitian ... 26

a. Instrumen Pembelajaran... 26

b. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

1. Kuesioner/Angket Motivasi Belajar... 27

2. Tes ... 28

3. Observasi... 28

F. Validitas... 29

G. Metode Analisis Data ... 29

a. Kuisioner/Angket Motivasi Belajar ... 30

b. Hasil Belajar... 33

H. Indikator Keberhasilan ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 36

1. Siklus I ... 37

(13)

xiii

B. Analisis Data ... 50

1. Motivasi Belajar Siswa ... 50

2. Hasil Belajar Siswa ... 50

C. Pembahasan ... 55

1. Motivasi Belajar ... 56

2. Hasil Belajar... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 64

A. Kesimpulan... 64

B. Saran ... 65

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penetapan skor kuisioner... 30

Tabel 3.2 Penggolongan Motivasi Belajar ... 31

Tabel 3.3 Skor Motivasi Belajar Awal/skor Motivasi Belajar Akhir... 32

Tabel 3.4 Perbedaan Motivasi Belajar Awal Dan Motivasi Belajar Akhir . 33 Tabel 3.5 Penetapan Skor Pilihan Ganda ... 33

Tabel 3.6 Indikator keberhasilan penelitian ... 35

Tabel 4.1 Nilai Motivasi Awal Siswa ... 37

Tabel 4.2 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I... 41

Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus I... 42

Tabel 4.4 Data Tes Akhir (Post tes) Siklus I... 43

Tabel 4.5 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus II ... 47

Tabel 4.6 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus II ... 47

Tabel 4.7 Data Tes Akhir (Post tes) Siklus II ... 48

Tabel 4.8 Nilai Motivasi Akhir Siswa... 49

Tabel 4.9 Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 50

Tabel 4.10 Analisis Tes Hasil Belajar ... 51

Tabel 4.11 Analisis Hasil Belajar Ranah Afektif ... 53

Tabel 4.12 Analisis Hasil Belajar Ranah Psikomotor ... 55

Tabel 4.13 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 56

(15)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil belajar siswa ranah kognitif ... 52

Diagram 4.2 Grafik peningkatan hasil belajar siswa ranah afektif ... 54

Diagram 4.3 Grafik peningkatan hasil belajar siswa ranah psikomotor... 55

Diagram 4.4 Grafik rata–rata skor motivasi siswa ... 57

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pemutaran Animasi Dan Dilanjutkan Penjelasan Konsep

Oleh Guru ... 39

Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan LKS ... 39

Gambar 4.3 Peneliti Memberi Penjelasan Kepada Siswa... 40

Gambar 4.4 Peneliti Menambahkan Konsep ... 40

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 68

Lampiran 2 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I Dan II ... 70

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 79

Lampiran 4 Hasil Pengerjaan LKS Siklus I ... 80

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 82

Lampiran 6 Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ... 84

Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Posttest Siklus I dan Siklus II ... 86

Lampiran 8 Soal Posttest Siklus I ... 88

Lampiran 9 Hasil Posttest Siklus I ... 89

Lampiran 10 Soal Posttest Siklus II ... 92

Lampiran 11 Hasil Posttest Siklus II ... 95

Lampiran 12 Panduan Skoring ... 99

Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 107

Lampiran 14 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 109

Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 111

Lampiran 16 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 113

Lampiran 17 Kuesioner Motivasi I (Awal) ... 115

Lampiran 18 Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi I (Awal) ... 118

Lampiran 19 Kuesioner Motivasi II (Akhir) ... 122

Lampiran 20 Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi II (Akhir) ... 126

Lampiran 21 Daftar Skor Motivasi Awal Siswa ... 130

Lampiran 22 Daftar Skor Motivasi Akhir Siswa ... 131

Lampiran 23 Daftar Skor Observasi Siklus I ... 132

Lampiran 24 Daftar Skor Observasi Siklus II ... 133

Lampiran 25 Daftar Nilai Tes Siklus I ... 134

Lampiran 26 Daftar Nilai Tes Siklus II ... 135

Lampiran 27 Scan Materi Virus ... 136

Lampiran 28 Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 143

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembang-kan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan). Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada beberapa faktor, di antaranya adalah guru sebagai fasilitator dan motivator, sarana dan prasarana, keaktifaan murid dalam kegiatan pembelajaran, dan komunikasi yang baik antara guru dengan murid. Dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen utama yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Sudjana, 2005 : 30).

(19)

Faktor-faktor keberhasilan pendidikan tersebut kurang berperan maksimal di SMA Negeri 1 Simo Boyolali. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pembelajaran di kelas X-4, diketahui bahwa proses belajar mengajar masih di dominasi dengan metode ceramah. Dampaknya murid menjadi bosan, sehingga antusias murid terhadap pelajaran menjadi berkurang dan tidak jarang murid asik sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebangku, hingga bercanda dengan teman. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada penggunaan media. Keterbatasan dalam penggunaan media disebabkan karena guru tidak mampu untuk mempersiapkannya, dan karena tugas guru dalam mempersiapkan instrumen pembelajaran dan kesibukan di luar jam pelajaran.

(20)

sampaikan. Karena metode yang digunakan hampir sama terus menerus di setiap materi pembelajaran maka akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa.

Peningkatan hasil belajar dapat dilakukan dengan cara memotivasi siswa baik motivasi dari diri siswa sendiri maupun dari luar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi adalah dengan metode pembelajaran yang bervariatif. Banyak metode yang dapat merangsang siswa agar aktif dan antusias dalam proses pembelajaran, sebagai contoh penggunaan media animasi untuk materi yang memang membutuhkan contoh nyata seperti pada materi virus. Dengan peng-gunaan media animasi pada materi virus maka guru dapat menampilkan video tentang cara hidup, replikasi, ciri-ciri dan cara pemanfaatan virus bagi kehidupan.

(21)

di kemas berupa teks, audio, animasi dan video yang di kombinasikan menjadi satu kesatuan yang utuh.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini akan menggunakan media animasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid. Selanjutnya penelitian ini diberi judul: ” Penerapan Media Animasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Materi Virus Untuk Murid Kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali”.

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan media pembelajaran animasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid pada materi virus kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat murid dalam mempelajari virus melalui kuesioner yang diberikan kepada murid. 2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor yang diketahui melalui hasil tes tertulis dalam bentuk tes objektif, uraian, dan observasi.

3. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar, hasil belajar, dan penerapan media animasi .

(22)

5. Materi pelajaran kelas X yakni virus pada Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup dan Kompetensi Dasar 2.1 mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunakan media pembelajaran animasi pada materi virus dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali.

E. Manfaat Penelitian :

Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini bagi murid, bagi guru, bagi sekolahan, bagi pemerintah, bagi peneliti adalah sebagai berikut.

1. Manfaat bagi murid

Media animasi memacu murid dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

2. Manfaat bagi guru

Meningkatkan motivasi untuk menerapkan media pembelajaran yang bervariasi. Semakin bervariasinya media pembelajaran, maka proses pembelajaran akan mendukung dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid.

(23)

Hasil penelitian ini dapat memberikan arahan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga motivasi dan hasil pembelajaran Biologi murid kelas X khususnya materi virus meningkat.

4. Manfaat bagi pemerintah

Memberikan pengetahuan mengenai pelaksanaan pembelajaran virus yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Simo Boyolali. Diharapkan menjadi salah satu referensi dalam pelaksanaan pembelajaran virus di tempat lain. 5. Manfaat bagi peneliti

(24)

7

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang berarti perantara, atau pengantar. Dalam konteks belajar dan pembelajaran, media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai komunikator kepada murid sebagai komunikan dan sebaliknya. Ada juga yang mengartikan media sebagai alat bantu mengajar atau “teaching aid.” Oleh sebab itu, sekalipun telah tersedia media pembelajaran, masih diperlukan guru, teknik, metoda, dan sarana serta prasarana lain termasuk dukungan lingkungan untuk menciptakan komunikasi untuk penyampaian pesan pembelajaran dengan berhasil sebagaimana direncanakan guru (Gintings, 2010:140).

1. Manfaat Media

Manfaat media pembelajaran secara umum, menurut Sestyaningrum (2009:20) adalah memperlancar interaksi antara guru dengan murid sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus menurut Kemp and Dayton dalam Daryanto 2010:148, manfaat media pembelajaran adalah:

1. penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan,

2. proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik,

(25)

4. efisiensi dalam waktu dan tenaga,

5. meningkatkan kualitas dan hasil belajar murid,

6. media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,

7. media dapat menumbuhkan sikap positif murid terhadap materi dan proses belajar,

8. mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

2. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Wayan (2007: 6) landasan penggunaan media pembelajaran ada 4 yaitu landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah guru menganggap murid sebagai anak manusia yang memiliki kerpribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

b. Landasan Psikologis

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar murid. Di samping itu, persepsi murid juga sangat mempengaruhi hasil belajar.

(26)

diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

c. Landasan Teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar.

Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

d. Landasan Empiris

Temuan-temuan penelitan menunjukan bahwa terdapat interaksi antara media pembelajaran dan karakteristik belajar murid dalam menentukan hasil belajar murid. Artinya, murid akan mendapatkan keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya.

(27)

mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

B. Media Animasi

Media animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Animasi dapat dihasilkan melalui grafik komputer tiga dimensi ataupun dua dimensi. Penggunaan animasi dengan bantuan komputer sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah dapat menambah kesan realisme dan merangsang murid untuk merespon dengan adanya warna, musik dan gambar (Latuheru, 1988:122). Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari satu tempat ke tempat yang lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk (Sinau, 2009: 1).

Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian murid jika digunakan secara tepat. Adanya animasi dalam proses penyampaian materi, membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah dimengerti. Media animasi pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah, khususnya mata pelajaran IPA (Biologi). Media animasi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

a. Kelebihan menggunakan media animasi

1. Membawa bersama butiran informasi ke dalam satu bentuk dasar yang dipertontonkan.

2. Memberikan penekanan, karena butiran yang berubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton.

(28)

4. Peningkatan keterampilan, kemampuan, konsisten, dan praktis.

5. Peserta didik akan lebih cepat belajar, memiliki sikap terhadap pembelajaran yang lebih baik, menghilangkan frustasi.

6. Pembelajaran interaktif dengan live-action animasi, simulasi, video, audio, grafik, umpan balik. Siswa ikut serta dalam penggunaan media animasi.

7. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar lebih banyak. b. Kelemahan media animasi

1. Pengembangannya memerlukan ahli yang profesional, tidak semua orang dapat membuatnya.

2. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. 3. Memerlukan memori dan ruang penyimpanan yang lebih. 4. Memerlukan peralatan yang khusus untuk presentasi kualitas. 5. Memerlukan listrik dalam penyampaiannya.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Gintings (2010:86) motivasi dalam belajar dapat diartikan sesuatu yang menggerakkan atau mendorong murid untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, murid tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran.sebaliknya, dengan motivasi yang tinggi, murid akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran.

(29)

merasa senang dan semangat dalam belajar. Murid yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Faktor-faktor Motivasi Belajar

Motivasi belajar murid dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri murid (faktor internal) maupun dari luar murid (faktor eksternal). Faktor internal di antaranya adalah minat, bakat, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal di antaranya faktor metode pembelajaran dan lingkungan baik berasal dari lingkungan keluarga dan sekolah, faktor eksternal melingkupi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar.

3. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut (Angkowo dan Kosasih, 2007:35) motivasi akan menentukan intensitas usaha murid untuk melakukan sesuatu termasuk melakukan belajar.

Dalam kehidupan ini motivasi yang ada pada manusia mempunyai tiga fungsi dasar yaitu:

a. mendorong manusia untuk berbuat sehingga motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motivasi sebagai pendorong dari setiap kegiatan belajar. b. menentukan arah perbuatan, kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan

belajar yang hendak dicapai.

(30)

4. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Uno (2007:4) dari sumber yang menimbulkannya, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. motivasi instrinsik b. motivasi ekstrinsik

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik timbulnya tidak memerlukan ransangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, atau sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motivasi intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motivasi keberhasilan mencapai sasaran.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya.

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik, yaitu (Uno, 2007:4) :

a. anak didik

(31)

b. Metode

Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan dalam pendidikannya.

c. Bimbingan

Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun yang akademis.

d. pengetahuan yang luas

Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.

e. profesionalisme guru dalam profesinya

Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau prestasi murid mengolah materi pelajaran. Menurut Sudjana (2009:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

(32)

kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar murid. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

E. Pembelajaran Virus

(33)

Kompetensi Dasar yang diacu untuk melakukan pembelajaran ini adalah 2.1 mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.

Indikator pembelajaran dalam kompetensi dasar ini adalah: 1. mengidentifikasi ciri-ciri virus.

2. membedakan struktur tubuh virus dengan makhluk lainnya. 3. menjelaskan cara reproduksi virus secara litik dan lisogenik. 4. mengidentifikasi virus yang menguntungkan dan merugikan. 5. menjelaskan peranan virus yang menguntungkan dan merugikan.

Materi secara lengkap terdapat pada lampiran.

F. Kajian Empiris

Harsidi Side, (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Animasi dalam Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 13 Makassar” dengan hasil dari penelitian adalah: penggunaan media animasi dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan prestasi belajar murid; sebelum implementasi tindakan terdapat 70,96% murid yang tuntas belajar, sedangkan sesudah implementasi tindakan murid yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 90,625% murid.

G. Kerangka Berpikir

(34)

dengan menggunakan metode ceramah, dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru kurang variatif dalam memberikan materi pembelajaran.

(35)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

Tindakan

Langkah pembelajaran dengan media animasi:

1. Menayangkan video animasi virus 2. Murid memberi tanggapan tentang video

animasi

3. Diskusi kelompok

4. Murid mempresentasikan hasil diskusi 5. Murid mengulang materi dalam

pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan guru 6. Guru memberi pujian kepada murid dan

penghargaan untuk kelompok terbaik Faktor Keberhasilan Pendidikan

Kurang Berperan Maksimal di SMA N 1 Simo Boyolali

1. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru cenderung monoton

2. Murid kurang terlibat aktif dalam pembelajaran

3. Penggunaan media pembelajaran yang terbatas

4. Motivasi dan hasil belajar rendah

5. Inovasi penggunaan media animasi dalam pembelajaran

Kondisi Awal

Motivasi dan hasil belajar murid pada materi virus meningkat

(36)

F. Hipotesa

(37)

20

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan memakai jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni merupakan kajian yang dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran menurut Wibawa dalam (Susento, 2007:1).

B. Setting Penelitian :

a. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 1 Simo Boyolali.

b. Waktu penelitian : 22, dan 23 Agustus 2013; 29 Agustus 2013 dan 6 September 2013.

c. Objek Penelitian : motivasi dan hasil belajar pada materi virus. d. Subjek Penelitian : murid kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali

pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2013/ 2014 yang terdiri dari 32 murid.

C. Rancangan Tindakan

(38)

1. Pra Tindakan

a. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil belajar murid berdasarkan hasil ulangan harian pada materi virus dari tahun sebelumnya.

b. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar mengajar biologi di kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali.

c. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian. d. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen, hingga

memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang bersangkutan.

e. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja murid (LKS).

f. Membuat media pembelajaran berupa media animasi.

g. Menyusun soal post-test dan soal ulangan harian sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui kemampuan kognitif murid.

h. Menyusun panduan kuesioner dan observasi sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik serta kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

i. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

(39)

menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

2. Pelaksanaan Tindakan (2 siklus)

a. Siklus I

1) Perencanaan(Planning)

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran menggunakan media animasi, yaitu:

1) peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan untuk proses pembelajaran berupa film dan animasi mengenai materi virus.

2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang virus dengan menggunakan media animasi yang akan digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

3) menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen pembelajaran. 4) peneliti menyusun instrumen pengumpulan data.

2) Pelaksanaan(Acting)

Pada tahap ini, pembelajaran dilaksanakan menggunakan media animasi sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Peneliti (mahasiswa Universitas Sanata Dharma) melakukan apersepsi

dengan menyajikan materi biologi yang sudah dipelajari sebelumnya. 2) Murid dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam

pembelajaran.

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(40)

sambil mengamati animasi yang ditayangkan dan selanjutnya perwakilan anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi diselingi tanya jawab untuk mengukur pemahaman.

5) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan menggunakan media animasi pada materi virus dalam proses belajar meng-ajar.

6) Menjaring motivasi belajar murid sesudah tindakan menggunakan lembar kuesioner setelah pembelajaran sudah berakhir.

3) Observasi dan evaluasi(Observation and evaluation)

Tahap observasi, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti/observer mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu motivasi dan hasil belajar murid dalam proses pembelajaran. Motivasi murid dijaring menggunakan lembar kuesioner motivasi sebelum tindakan pembelajaran siklus I. Hasil belajar ranah kognitif menggunakan lembar tes tertulis, sedangkan ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi. Pengamatan menggunakan video camcorder dan kamera foto.

(41)

4) Refleksi(Reflection)

Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses belajar mengajar, kuesioner, hasil tes, dan hasil lembar observasi dibahas dan di diskusikan setelah dibahas, kemudian di identifikasi kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung dan apa saja yang belum dapat dicapai pada siklus I. Hasil refleksi dirumuskan kembali antara guru dengan peneliti untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

b. Siklus II

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil dan refleksi pada siklus I.

2) Peneliti dan guru menggali data hasil refleksi siklus I mengenai karakteristik murid untuk memetakan kembali kelompok baru murid, kelompok baru beranggotakan 5-6 orang, kelompok ini dibentuk secara acak atau melalui pengundian.

3) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

b. Pelaksanaan

1) Peneliti (mahasiswa Universitas Sanata Dharma) melakukan apersepsi dengan menyajikan materi biologi yang sudah dipelajari sebelumnya. 2) Menjaring motivasi belajar murid sebelum tindakan menggunakan lembar

(42)

3) Murid dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam pembelajaran.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

5) Murid dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 anggota/murid. Setelah itu diberi LKS untuk berdiskusi sambil mengamati animasi yang ditayangkan dan selanjutnya perwakilan anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi diselingi tanya jawab untuk mengukur pemahaman.

6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan menggunakan media animasi pada materi virus.

7) Menjaring motivasi belajar murid sesudah tindakan menggunakan lembar kuesioner setelah pembelajaran berakhir.

c. Observasi dan evaluasi

Tahap observasi siklus II, secara operasional masih sama seperti pada siklus I. Pada tahap ini peneliti/observer mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan hanya pada ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi. Pengamatan juga menggunakan video camcorderdan kamera foto. Sedangkan pengisian kuesioner motivasi dilakukan sesudah tindakan pembelajaran akhir siklus II dan tes hasil belajar secara teknis sama seperti siklus I.

d. Refleksi

(43)

ditarik kesimpulan apakah tindakan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini motivasi dan hasil belajar kelas X-4 SMA Negeri 1 Simo Boyolali meningkat.

D. Instrumen Penelitian

Sanjaya (2009:84) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Pada penelitian ini ada 2 macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

a. Instrumen Pembelajaran

1. Silabus

2. RPP siklus I dan II

3. Materi belajar siklus I dan II 4. Lembar Kerja Murid

5. Scan Media Animasi

b. Instrumen Pengumpulan Data

1. Kuesioner 2. Soal Tes

(44)

E. Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner/Angket Motivasi Belajar

Menurut Suparno (2007:61), angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi murid dalam belajar materi virus menggunakan media animasi. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Pada penelitian ini kuesioner motivasi yang digunakan ada dua macam. Kuisoner yang pertama adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar awal murid sebelum diberikan tindakan dan kuesioner yang kedua adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar akhir murid setelah diberi tindakan. Masing-masing kuesioner terdiri dari 20 item. Tiap-tiap pernyataan disediakan empat alternatif jawaban, antara lain sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif.

(45)

2. Tes

Dalam penelitian ini, soal tes digunakan untuk meneliti peningkatan hasil belajar aspek kognitif pada materi virus. Tes yang digunakan adalah post-test dan ulangan harian. Post-test dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I. Sedangkan ulangan harian dilakukan pada akhir pembelajaran siklus II. Dengan menggunakan tes ini peneliti akan dapat melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar aspek kognitif murid secara kuantitatif.

3. Observasi

Observasi dilakukan berdasarkan hal-hal yang dapat diamati oleh pengamat. Instrumen ini disusun untuk mengetahui penguasaan ranah afektif dan psikomotorik yakni.

1. Antusiasme murid dalam mengikuti proses pembelajaran; 2. Perhatian murid pada guru dan sesama teman;

3. Sikap percaya diri dan penyampaian pendapat dalam presentasi; 4. Sikap menghargai masukan dari teman lain;

5. Menerima kritik dan masukan dengan lapang dada; 6. Kemampuan bekerja sama dengan murid lain;

7. Murid membuat ringkasan materi pembelajaran dari hasil mengerjakan LKS dan hasil presentasi dari teman.

(46)

F. Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah satu Test sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulan valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2007:67).

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Yang akan diuji dalam penelitian ini adalah keabsahannya yaitu dengan cara sebagai berikut.

1. Instrumen tes

Validitas instrumen tes dilakukan dengan mempertimbangkan validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak dibentuk (Sudjana, 1989:13)

2. Instrumen bentuk nun tes

Validitas instrumen non tes yang meliputi kuesioner, dan observasi siswa. Validitas dalam hal ini yaitu dengan membuat kisi-kisi. Selanjutnya, akan meminta bantuan ahli yang berkompeten dibidangnya untuk menilai apakah instrumen yang dibuat telah memenuhi kelayakan sebagai alat pengumpul data (Sudjana, 1989:13).

G. Metode Analisis Data

(47)

hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media animasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kuesioner/Angket Motivasi Belajar

Pada rancangan ini digunakan 2 jenis kuesioner yaitu kuesioner untuk mengukur motivasi belajar awal murid sebelum diberi tindakan dan kuesioner motivasi belajar akhir murid setelah diberi tindakan. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar murid dan untuk mengetahui apakah motivasi belajar murid meningkat atau tidak setelah diberi tindakan.

Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut, (1) kuesioner yang telah diisi oleh murid dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, (2) kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor.

Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Penetapan skor kuesioner

Pilihan Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

(48)

Skor Motivasi =∑

∑ x 100%

Setelah skor diperoleh, dilakukan penggolongan skor motivasi belajar sesuai dengan kriteria motivasi belajar. Penggolongan motivasi belajar disesuaikan dengan tabel 3.2.

Tabel 3.2. Penggolongan Motivasi Belajar

Kelas Interval (%) Kriteria Motivasi Belajar

81-100 Sangat Tinggi

66-80 Tinggi

56-65 Cukup

46-55 Rendah

0-45 Sangat Rendah

(49)

Tabel 3.3. Skor motivasi belajar awal/skor motivasi belajar akhir

Kode Siswa nomor pernyataan

Total

Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar murid dalam pembelajaran Biologi pada materi virus dengan menggunakan media animasi diukur melalui tes motivasi belajar secara kuantitatif. Peneliti menghitung pencapaian motivasi belajar murid awal dan akhir berdasarkan banyaknya murid yang tergolong dalam kategori tinggi maupun sangat tinggi.

=

∑ + ∑

100%

Keterangan:

KM = Ketercapaian Motivasi

(50)

∑b = Jumlah murid dalam kategori sangat tinggi n = Banyaknya sampel

Untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi belajar, data yang diperoleh di motivasi awal dibandingkan dengan motivasi akhir dan ditabulasikan ke dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4. Perbedaan Motivasi Belajar Awal Dan Motivasi Belajar

Akhir

Keterangan Motivasi Awal

(%)

Motivasi Akhir (%)

Pencapaian motivasi murid

b. Hasil Belajar

Analisis Hasil Tes Ketuntasan Individu

Setiap murid dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥75 (KKM). Tes kognitif dilaksanakan setiap akhir siklus yang ditujukan untuk mengetahui hasil belajar murid.

Pengukuran hasil belajar murid pada ranah kognitif menggunakan tes, yakni soal pilihan ganda dan soal uraian. Panduan skoring dapat dilihat pada tabel 3.5..

Tabel 3.5. Penetapan Skor Pilihan Ganda

Skor Keterangan

1 jika jawaban benar

(51)

Setelah dilakukan penskoran soal pilihan ganda dan soal uraian dilakukan penghitungan nilai untuk menganalisis ketuntasan individu dengan rumus sebagai berikut:

= ∑

∑ 100

Keterangan:

Ki = Ketuntasan individu

x = Jumlah skor pilihan ganda dan uraian

xi = Jumlah skor maksimum

a. Analisis Rata-rata Kelas

Untuk mengetahui skor rata-rata kelas menggunakan rumus sebagai berikut:

− = ∑ ℎ ℎ

b. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila murid melampaui KKM dengan target pencapaian ideal≥75 % dari jumlah murid dalam kelas.

(52)

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah murid yang memperoleh nilai≥75 n = Jumlah murid yang ikut tes (banyaknya murid)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan motivasi dan hasil belajar aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

Tabel 3.6. Indikator Keberhasilan Penelitian

Variabel Data Indikator ketercapaian

Motivasi

Evaluasi akhir siklus I dan akhir siklus II

Murid mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal ≥ 75 dengan sebanyak 75%

murid mencapai ketuntasan minimal.

Skor rata-rata kelas

(53)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Animasi pada Materi Virus Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-4 SMA N 1 Simo Boyolali” dilakukan dengan menggunakan II siklus. Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 dan 29 Agustus 2013, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 dan 6 September 2013. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-4 dengan jumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 20 siswi putri. Akan tetapi pada saat proses pembelajaran baik siklus I maupun siklus II masing-masing ada 1 siswa yang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran yang dikarenakan sedang sakit, sehingga dalam penelitian ini hanya ada 30 siswa yang menjadi subyek penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan secara langsung kepada siswa yang menjadi subyek penelitian untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-4 dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan guru bidang studi menjadi observer.

(54)

2013. Selain melakukan observasi kelas, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru bidang studi yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi mengenai hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas X-4. Sebelum memasuki tahap siklus 1, peneliti dibantu oleh guru dalam menyebarkan kuesioner motivasi awal untuk diisi oleh siswa. Hasil dari kuesioner motivasi awal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Nilai Motivasi Awal Siswa

Interval % Kategori Jumlah

siswa %

81–100 Sangat Tinggi 16 53,3

66–80 Tinggi 13 43,3

56–65 Cukup 0 0

46–55 Rendah 1 3,3

0–45 Sangat Rendah 0 0

Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi awal siswa sebelum dilaksanakannya penelitian. Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase belajar siswa dengan kategori sangat tinggi adalah 53,3%, dan untuk presentase dengan kategori tinggi adalah 43,3%, dan untuk persentase rendah adalah 3,3%, sedangkan untuk kategori motivasi cukup, dan sangat rendah memiliki presentase 0%.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

(55)

lembar observasi siswa, instrumen pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus, Lembar Kerja Siswa, Soal Postest), kamera digital.

b. Pelaksanaan Siklus I (2 pertemuan–3 jam pelajaran)

Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis tanggal 22 Agustus 2013 dan hari Jumat tanggal 23 Agustus 2013. Pada pertemuan pertama dan kedua jumlah siswa yang hadir sebanyak 31 orang, 1 orang siswa tidak hadir dikarenakan sedang sakit. Kegiatan dilaksanakan yaitu pada pukul 07.00 – 08.30 WIB pada hari Jumat dan jam 07.00–07.45 WIB pada hari Kamis. Pelaksanaan penelitian ini juga disertai dengan kegiatan observasi siswa, yang mana kegiatan observasi dilakukan oleh guru bidang studi Biologi kelas X dan kelas XII. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Penerapan media pembelajaran animasi

(56)

Gambar 4.1 Pemutaran Video Animasi Dan Dilanjutkan Dengan Penjelasan Konsep Oleh Guru

2) Pembagian kelompok diskusi

Pada pertemuan kedua peneliti membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang mana dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang diambil dengan cara berhitung 1-6, siswa yang mendapat nomor urut 1 berkumpul dengan siswa lainnya yang mendapatkan nomor urut serupa, dan seterusnya sampai terbentuk 6 kelompok. Kemudian setiap kelompok siswa diberi LKS untuk dikerjakan.

Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan LKS

(57)

yang belum paham meminta bantuan peneliti untuk menjelaskan bagian yang masih belum dipahami oleh siswa.

Gambar 4.3 Peneliti Memberi Penjelasan Kepada Siswa

Setelah mengerjakan LKS, peneliti membahas LKS yang telah dikerjakan dengan menunjuk salah satu kelompok untuk menjawab soal LKS yang telah dikerjakan. Kemudian peneliti menambahkan konsep dan diakhiri dengan merangkum materi agar siswa lebih dapat memahami materi yang disampaikan pada pertemuan saat itu.

Gambar 4.4 Peneliti Menambahkan Konsep

c. Obervasi

(58)

lembar observasi. Guru melakukan observasi dibantu oleh guru bidang studi Biologi kelas XII dalam menjalankan penelitian. Berikut data hasil belajar observasi aktivitas siswa berdasarkan ranah afektif dan ranah psikomotorik yang telah dilakukan peneliti pada pelaksanaan siklus I.

1. Hasil belajar ranah afektif

Hasil belajar ranah afektif diperoleh menggunakan lembar observasi. Aspek yang dilihat adalah sikap, aktivitas, proses interaksi siswa dalam kelompok, dan minat siswa dalam materi. Berikut adalah tabel hasil belajar ranah afektif.

Tabel 4.2. Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I

Presentase Yang

Rata-rata Skor Afektif Siswa 85, 93%

(59)

2. Hasil belajar ranah psikomotorik

Hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh menggunakan lembar observasi. Aspek yang dilihat adalah kemampuan visual, auditor dan motoris dalam pembelajaran yang menggunakan media animasi. Berikut adalah tabel hasil belajar ranah psikomotorik.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus I

Presentase Yang

Rata-rata Skor Afektif Siswa 81,76%

Berdasarkan analisa data yang diperoleh seperti dalam tabel tersebut menyatakan bahwa ranah afektif pada siklus I dan siklus II memiliki kriteria yang tinggi masing-masing sebesar 100% . Sedangkan untuk kategori sedang dan rendah pada siklus I maupun pada siklus II masing-masing sebesar 0%. Dan pada rata-rata skor hasil belajar mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II masing-masing sebesar 81,76% naik menjadi 83,85%. d. Tes

(60)

Tabel 4.4. Data Tes Akhir ( Post tes ) Siklus I

Aspek Ketercapaian

Rata-rata kelas 90,6

Nilai terendah 70

Nilai tertinggi 100

Jumlah murid yang belum mencapai KKM 9 Jumlah murid yang sudah mencapai KKM 21

Ketuntasan Klasikal (%) 70

Tabel di atas menunjukkan rata–rata hasil belajar siswa adalah 90,6, sedangkan presentase pencapaian KKM yang ada sebesar 70%. Dari hasil tersebut siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang dan 21 orang siswa telah tuntas.

e. Refleksi

(61)

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal sehingga diadakan siklus II untuk memperbaikinya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dengan meninjau kembali permasalahan yang ada pada siklus sebelumnya. Pada siklus I masih ada beberapa kelompok yang kurang aktif. Hal tersebut bisa dilihat dari skor yang didapatkan oleh masing-masing kelompok. Dari data yang ada terdapat 1 kelompok yang mendapatkan skor sebesar 73, sehingga perlu diadakan perubahan struktur dari masing-masing kelompok. Pada siklus II peneliti membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang siswa. Dengan cara yang sama seperti siklus I untuk menentukan anggota kelompoknya.

b. Pelaksanaan

(62)

siklus II setiap kelompok lebih antusias dan serius dalam mengerjakan LKS yang dibagikan kepada masing-masing kelompok.

Gambar 4.5 Siswa memperhatikan video animasi

(63)

Gambar 4.6 siswa mengerjakan LKS dan diteruskan membacakan hasil

diskusi di depan kelas

c. Observasi

Pada penelitian ini guru bidang studi bertindak sebagai observer untuk melakukan observasi dibantu oleh guru Biologi kelas XII. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi siswa yang telah disiapkan oleh peneliti. Berikut data hasil belajar observasi aktivitas siswa berdasarkan ranah afektif dan ranah psikomotorik yang telah dilakukan peneliti pada pelaksanaan siklus II.

1. Hasil belajar ranah afektif

(64)

Tabel 4.5. Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus II

Rata-rata Skor Afektif Siswa 88,01%

Berdasarkan analisa data yang diperoleh seperti dalam tabel tersebut menyatakan bahwa ranah afektif pada siklus II memiliki kriteria yang tinggi sebesar 100%. Sedangkan untuk kategori sedang dan rendah sebesar 0%. Dan pada rata-rata skor hasil belajar ranah afektif sebesar 88,01% .

2. Hasil belajar ranah psikomotorik

Hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh menggunakan lembar observasi. Aspek yang dilihat adalah kemampuan visual, auditor dan motoris dalam pembelajaran yang menggunakan media animasi. Berikut adalah tabel hasil belajar ranah psikomotorik.

Tabel 4.6 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus II

Presentase Yang

Rata-rata Skor Psikomotorik Siswa 83,85%

(65)

tinggi sebesar 100% . Sedangkan untuk kategori sedang dan rendah sebesar 0%. Dan pada rata-rata skor hasil belajar ranah psikomotorik sebesar 83,85%.

d. Tes

Proses pembelajaran pada siklus II diakhiri dengan mengadakan tes berupa Post tes yang dilakukan pada akhir siklus II dengan waktu Post tes selama 45 menit. Post tes dilakukan di akhir pembelajaran pada pertemuan ke dua untuk Standar Kompetensi 2 yakni memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Dan kompetensi dasar 2.1 yakni mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan. Berikut merupakan data hasil belajar siswa dalam siklus II:

Tabel 4.7.Data Tes Akhir ( Post tes ) Siklus II

Aspek Ketercapaian

Rata-rata kelas 69,56

Nilai terendah 38

Nilai tertinggi 86

Jumlah murid yang belum mencapai KKM 18 Jumlah murid yang sudah mencapai KKM 12

Ketuntasan Klasikal (%) 40

(66)

e. Refleksi

Setelah pelaksanaan penelitian pada siklus II, peneliti dan guru bidang studi melakukan refleksi untuk tahap siklus II tersebut. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilakukan pada siklus II telah mengalami perubahan. Proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II lebih berjalan dengan baik jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan hasil belajar pada siklus II. Dari data yang ada, dapat dilihat hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 70% menurun pada siklus II menjadi 40%. Sementara skor rata–rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 90,6 meningkat pada siklus II menjadi 69,56.

3. Motivasi Akhir

Setelah pelaksanaan Post tes, peneliti dibantu oleh guru dalam menyebarkan angket motivasi akhir untuk diisi oleh siswa. Hasil dari angket motivasi akhir tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8. Nilai Motivasi Akhir Siswa

Interval % Kategori Jumlah

siswa %

81–100 Sangat Tinggi 10 33,3%

66–80 Tinggi 20 66,7%

56–65 Cukup 0 0

46–55 Rendah 0 0

0–45 Sangat Rendah 0 0

(67)

33,3%, dan untuk presentase dengan kategori tinggi adalah 66,7%, sedangkan untuk kategori motivasi cukup, rendah, dan sangat rendah memiliki presentase 0%.

B. Analisis Data

1. Motivasi Belajar Siswa

Peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari hasil pengukuran motivasi melalui angket motivasi pada awal siklus I dan akhir siklus II. Dari data yang diperoleh, motivasi belajar siswa meningkat dari awal siklus hingga akhir siklus. Dengan demikian motivasi belajar siswa meningkat setelah dilakukannya pembelajaran dengan media animasi. Berikut merupakan tabel analisis data motivasi awal dan motivasi akhir.

Tabel 4.9.

Analisis Motivasi Belajar Siswa

Kategori Motivasi Awal Motivasi Akhir

Sangat Tinggi 53,3 33,3%

Tinggi 43,3 66,7%

Cukup 0 0

Rendah 3,3 0

Sangat Rendah 0 0

Rata-rata 75,87% 80,75%

2. Hasil Belajar Siswa

a. Hasil belajar ranah kognitif

(68)

lembar soal tes, yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi virus yang telah diberikan oleh guru selama tindakan berlangsung.

Tabel 4.10. Analisis Tes hasil belajar (ranah kognitif )

Aspek Ketercapaian Siklus I Siklus II

Rata-rata kelas 90,6 69,56

Nilai terendah 70 38

Nilai tertinggi 100 86

Jumlah murid yang belum mencapai

KKM 9 18

Jumlah murid yang sudah mencapai

KKM 21 12

Ketuntasan Klasikal (%) 70 40

(69)

Diagram 4.1 Hasil belajar siswa ranah kognitif

Hasil analisa data yang diperoleh untuk rata–rata hasil belajar kognitif I (siklus I) hanya sebesar 90,6 dengan nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa sebesar 100 dan nilai terendah hanya sebesar 70. Siswa yang tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya 21 orang siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 70%, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa telah memahami konsep awal tentang materi virus kelas X-4 SMA N 1 Simo Boyolali.

Hasil analisa data yang diperoleh untuk rata–rata hasil belajar kognitif II (siklus II) sebesar 69,56 dengan nilai tertinggi sebesar 86 dan nilai terendah 38. Ketuntasan minimal yang diperoleh siswa kelas X-4 mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I, yaitu sebesar 12 siswa telah tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hal tersebut juga berpengaruh pada penurunan ketuntasan klasikal kelas sebesar 40% dibandingkan pada siklus I. Penurunan dari hasil belajar ranah kognitif II (siklus II), terhadap hasil belajar ranah

Test Kognitif I Test Kognitif II 90,6

69,56 70

40

(70)

kognitif I (siklus I) menunjukkan kurang berperannya penggunaan media animasi terhadap hasil belajar siswa.

b. Hasil belajar ranah afektif

Hasil belajar ranah afektif diperoleh menggunakan lembar observasi, yang digunakan untuk melihat dan mengamati sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Proses interaksi siswa dalam kelompok diskusi dan minat siswa terhadap materi, serta respon siswa merupakan beberapa indikator yang dilihat, diamati dalam pembelajaran menggunakan media animasi. Pembelajaran menggunakan media animasi merupakan salah satu variasi dalam pengajaran yang mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dan mudah memahami materi biologi yang dianggap membosankan.

Berdasarkan analisa data diperoleh data rata–rata skor hasil belajar ranah afektif mengalami peningkatan dari 85,93 menjadi 88,01 dengan kriteria pencapaian prestasi belajar pada siklus I, untuk kategori tinggi sebesar 100% dan kategori sedang, dan rendah sebesar 0%. pada siklus II untuk kategori tinggi didapat skor sebesar 100%, kategori sedang dan rendah sebesar 0%.

Tabel 4.11. Analisis hasil belajar ranah afektif

Presentase Yang

Diperoleh

Kriteria Pencapaian

Prestasi

Siklus I Siklus II

66,68≤q≤ 100 Tinggi 100% 100%

33,34≤q≤ 66,67 Sedang 0% 0%

0 ≤q≤ 33,33 Rendah 0% 0%

(71)

Diagram 4.2 Grafik peningkatan hasil belajar siswa ranah afektif

c. Hasil Belajar ranah psikomotor

Hasil belajar ranah psikomotor diperoleh menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk melihat dan mengamati kemampuan visual, auditory dan motoris dalam pembelajaran menggunakan media animasi.

Berdasarkan analisa data diperoleh data rata–rata skor hasil belajar ranah psikomotor mengalami peningkatan dari 81,76 menjadi 83,85 dengan kriteria pencapaian prestasi belajar pada siklus I, untuk kategori tinggi sebesar 100% dan kategori sedang, dan rendah sebesar 0%. pada siklus II untuk kategori tinggi didapat skor sebesar 100% untuk kategori sedang dan rendah diperoleh data 0%.

Rendah Sedang Tinggi Rata-rata

(72)

Tabel 4.12 Analisis Hasil belajar ranah psikomotor

Presentase Yang

Diperoleh

Kriteria Pencapaian

Prestasi

Siklus I Siklus II

66,68≤q≤ 100 Tinggi 100% 100%

33,34≤q≤66,67 Sedang 0% 0%

0 ≤q≤ 33,33 Rendah 0% 0%

Rata-rata Skor Afektif Siswa 81,76% 83,85%

Diagram 4.3 Grafik peningkatan hasil belajar siswa ranah psikomotor

C. Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas X-4 SMA N 1 Simo Boyolali, diperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran animasi pada materi virus telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi belum berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini peningkatan tersebut terlihat dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu dari aspek afektif, aspek psikomotor,

0

Rendah Sedang Tinggi Rata-rata

(73)

dan motivasi belajar siswa. Peningkatan dan keberhasilan pencapaian indikator tersebut terlihat setelah diadakannya pelaksanaan siklus II. Berikut hasil dari pencapaian indikator keberhasilan pada penelitian ini.

1. Motivasi Belajar

Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diberikan sebelum penelitian tindakan kelas (motivasi awal) dan sesudah melaksanakan penelitian tindakan kelas (motivasi akhir). Dari data yang diperoleh, terjadi peningkatan motivasi siswa dari motivasi awal dan motivasi akhir. Berikut merupakan hasil analisis motivasi belajar siswa.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa

Kategori Jumlah

Tinggi 13 43,3 20 66,7%

Cukup 0 0

(74)

Diagram 4.4. Grafik rata–rata skor motivasi siswa

Dari data tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa motivasi awal sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas menggunakan media animasi terdapat 16 orang siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase jumlah siswa yang ada sebesar 53,3%, 13 orang siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan persentase jumlah siswa sebesar 43,3%, untuk kategori rendah ada 1 siswa dengan persentase 3,3%, sedangkan untuk kategori cukup, dan sangat rendah adalah 0%. Dari skor motivasi yang diperoleh peneliti, rata– rata motivasi awal siswa adalah 79,75 %.

Kemudian untuk skor motivasi akhir terdapat 10 orang siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan persentase jumlah siswa yang ada sebesar 33,3%, 20 orang siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase jumlah siswa sebesar 66,7%, sedangkan skor untuk kategori cukup, rendah, sangat rendah masih sama dengan persentase pada motivasi awal, yaitu sebesar 0%. Dari data skor motivasi akhir diperoleh rata-rata skor motivasi akhir sebesar 83,37%.

Dengan ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat motivasi siswa yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara intrinsik maupun

(75)

secara ekstrinsik. Salah satu sikap yang menunjukkan minat siswa adalah saat berdiskusi, tampak beberapa siswa antusias dalam mengikuti petunjuk dan kegiatan selama proses pembelajaran. Antusiasme tersebut menunjukkan bahwa siswa tampak termotivasi untuk dapat belajar dengan baik tanpa bermalas-malasan. Rasa ingin tahu merupakan salah satu yang mendasari kemauan siswa untuk belajar lebih.

2. Hasil Belajar

a. Hasil belajar ranah kognitif

(76)

Skor nilai tertinggi yang didapatkan siswa pada siklus II mengalami penurunan menjadi 86.

Selama pelaksanaan tindakan berlangsung pada siklus I, siswa memperhatikan dengan serius materi yang diberikan karena ini merupakan pertama kalinya siswa belajar dengan menggunakan media animasi, hampir tidak ada siswa yang sibuk sendiri maupun yang bercanda dengan teman sebangku. Siswa yang belum mengerti atau yang belum jelas dengan materi yang disampaikan dengan berani bertanya kepada teman sekelas ataupun dengan guru yang mengajar. Saat diskusi berjalan siswa dengan serius mengerjakan dengan teman sekelompoknya. Dan pada saat post test dilaksanakan siswa dengan percaya diri mengerjakan soal-soal yang telah diberikan. Tidak nampak siswa yang menyontek ataupun kebingungan sewaktu mengerjakannya.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 3.1. Penetapan skor kuesioner
Tabel 3.2. Penggolongan Motivasi Belajar
Tabel 3.3. Skor motivasi belajar awal/skor motivasi belajar akhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Pelaksanaan manajemen kepegawaian harus dilandasi suatu manajemen yang berdasarkan ilmiah, yaitu mengandung unsur-unsur manajemen dalam pelaksanaannya. 2) Pembinaan

Pada kesempatan ini akan dilakukan suatu usaha untuk menghasilkan paving block dengan kuat tekan yang tinggi, penelitian ini mencoba mengaplikasikan penggunaan serat

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 dan Dokumen Pengadaan,

Akor ada banyak sekali jenisnya, yang paling dikenal adalah akor mayor, minor, dan dominant 7.Akor-akor yang digunakan dalam musik tradisi hampir semuanya

11 Periksa pandangan Achmad Sodiki mantan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (2010-2013) juga sebagai guru besar emeritus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Jika banyaknya buah yang diambil pada keranjang besar harus tiga kali lebih banyak dari banyaknya buah yang diambil pada keranjang kecil, maka agar dijamin

The division of land (apple garden land and rice lands [ sawah ]) relied on the timing of a child’s marriage, in other words, if a child married it would be given garden land and

asam amino akan membentuk polinukleotida (protein). Melalui protein ini kemungkinan kehidupan paling sederhana muncul. COVID-19 adalah RNA rantai tunggal asam nukleat