• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM a7f4a96dd7 BAB V05 KETERPADUAN DAN 100 0 100

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM a7f4a96dd7 BAB V05 KETERPADUAN DAN 100 0 100"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-0 Pada bab ini berisikan penjelasan

mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti RTRW, RPJMD, RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada

skala Kabupaten/Kota maupun kawasan

RPI2JM

Kabupaten

Lombok Barat

TAHUN 2015 - 2019

BAB 5.

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KABUPATEN

(2)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-1

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Lombok Barat

Tata ruang yang telah disusun harus dijadikan pedoman pelaksanaan pembangunan.

Beberapa hal yang terkait dengan hal tersebut adalah pembentukan dan tugas Badan

Koordinasi Penataan Ruang Daerah, Pokja-pokja pemanfaatan ruang dan pengendalian

terhadap ruang.

Dalam pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilakukan:

a) Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah kabupaten dan

rencana tata ruang kawasan strategis;

b) Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang

wilayah dan kawasan strategis; dan

c) Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten dan kawasan strategis.

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah

kabupaten dan rencana tata ruang kawasan strategis maka ditetapkan kawasan budidaya

yang dikendalikan dan kawasan budi daya yang didorong pengembangannya. Pelaksanaan

pembangunan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan secara terpadu. Pemanfaatan

ruang dilaksanakan sesuai dengan:

a) Standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;

b) Standar kualitas lingkungan; dan

c) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5.1.1. PENATAAN RUANG

Lebih lanjut guna mengatur penataan ruang di daerah, maka dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujaun Substansi Dalam

Penatapan Rancangan Peraturan Daerah Tetang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Beserta Rencana Rincinya, pasal 18 disebutkan

bahwa :

(3)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-2 a. Perkembangan permasalahan nasional dan provinsi, serta hasil pengkajian implikasi

penataan ruang kabupaten yang ditunjukan dengan adanya analisis terhadap isu-isu

strategis nasional dan provinsi;

b. Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten yang ditunjukan

dengan adanya analisis terhadap pengembangan potensi ekonomi wilayah;

c. Keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten yang ditunjukan dengan adanya analisis

terhadap kesesuaian rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan provinsi

dengan rencana pembangunan kabupaten; daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup yang ditunjukkan dengan adanya analisis terhadap neraca penatagunaan tanah,

neraca penatagunaan sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca

penatagunaan sumber daya alam lainnya;

d. Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang ditujukan dengan adanya analisis

terhadap indikasi program jangka panjang;

e. Rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan yang ditunjukan dengan adanya

anlisis terhadap keterkaitan fungsional dengan wilayah sekitarnya; dan

f. Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten yang ditunjukan dengan adanya

penetapan kawasan strategis kabupaten di dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten.

5.1.2. PRIORITAS DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN

Yang dimaksud Prioritas dan tahapan pembangunan wilayah Kabupaten Lombok Barat di

dasarkan atas :

(1)

Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan.

(2)

Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau

kerja sama pendanaan.

(3)

Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Prioritas pelaksanaan rencana pembangunan atau indikasi program dilakukan karena

beberapa hal, antara lain :

 Adanya keterbatasan dana pembangunan yang tersedia pada setiap tahapan

(4)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-3 mengarahkan perkembangan wilayah perencanaan sesuai dengan struktur yang

direncanakan, misalnya jaringan jalan, utilitas dan sebagainya.

 Jumlah batas ambang penduduk yang ada untuk mendukung keberadaan suatu komponen

pengembangan, macam dan jenis fasilitas pelayanan lingkungan.

 Adanya pentahapan pembangunan di wilayah perencanaan yang telah ditetapkan dalam

konsep pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dapat ditentukan prioritas pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten Lombok Barat yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu

perwujudan struktur ruang, perwujudan pola ruang wilayah, dan perwujudan dan

pengembangan kawasan strategis.

Pelaksanaan pembangunan dilakukan selama kurun waktu 20 tahun, yang dibagi menjadi 4

tahapan, yaitu :

(1)

Tahap I : 2011 - 2015

(2)

Tahap II : 2016 - 2020

(3)

Tahap III : 2021 - 2025

(4)

Tahap IV : 2026 - 2030

Prioritas dan tahapan pembangunan wilayah Kabupaten Lombok Barat di dasarkan atas :

 Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan

 Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau

kerja sama pendanaan.

 Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Prioritas pelaksanaan rencana pembangunan atau indikasi program dilakukan karena

beberapa hal, antara lain :

 Adanya keterbatasan dana pembangunan yang tersedia pada setiap tahapan

pembangunan lima tahun.

 Adanya komponen kawasan yang mempunyai efek ganda cukup besar untuk

mengarahkan perkembangan wilayah perencanaan sesuai dengan struktur yang

(5)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-4  Jumlah batas ambang penduduk yang ada untuk mendukung keberadaan suatu komponen

pengembangan, macam dan jenis fasilitas pelayanan lingkungan.

 Adanya pentahapan pembangunan di wilayah perencanaan yang telah ditetapkan dalam

konsep pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Kebutuhan fasilitas yang ada tidak dapat dibangun secara keseluruhan, hal ini dikarenakan

ada beberapa pertimbangan dalam penentuan program yang dilaksanakan pada wilayah

perencanaan. Dasar-dasar pertimbangan tersebut adalah :

 Keterbatasan dana yang tersedia.

 Adanya sarana dan prasarana yang telah ada yang masih dimanfaatkan.

 Adanya permasalahan yang sifatnya mendesak untuk dilaksanakan.

 Adanya komponen kawasan yang mempunyai multiplier effect yang besar untuk

merangsang tercapainya struktur yang diinginkan, misalnya jaringan jalan.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka dapat disusun urutan prioritas pelaksanaan

pembangunan, yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.

5.1.3. Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan strategis provinsi yang terdapat di Kabupaten Lombok Barat meliputi :

1. Mataram Metro meliputi sebagian wilayah Kecamatan Batu Layar, Kecamatan

Gunuingsari, Kecamatan Lingsar, Kecamatan Narmada, Kecamatan Labuapi, dan

Kecamatan Kediri dengan sektor unggulan perdagangan-jasa, industri dan pariwisata.

2. Kawasan Senggigi dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan

perikanan.

(6)
(7)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-6 5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,

sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Tujuan pengembangan kawasan strategis kabupaten Lombok Barat adalah

memberikan arahan pada jenis dan tahapan kegiatan untuk mewujudkan struktur pola

pemanfaatan ruang dan sumber daya yang menjamin pertumbuhan wilayah yang

berkelanjutan.

Sasaran pengembangan kawasan strategis kabupaten Lombok Barat adalah

pengelolaan dan pengaturan jenis dan bentuk kegiatan serta struktur pola pemanfaatan ruang

dan sumber daya.

Penetapan kawasan strategis Kabupaten Lombok Barat lebih ditekankan untuk

kepentingan pertumbuhah ekonomi, budaya dan lingkungan hidup.

Adapun kriteria penetapan kawasan strategis kabupaten Lombok Barat dari kepentingan

pertumbuhan ekonomi, budaya dan lingkungan hidup tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kawasan cepat tumbuh, adalah kawasan budidaya yang didalamnya terdapat

kegiatan-kegiatan produksi, jasa dan atau permukiman yang memberikan kontribusi

penting bagi pengembangan ekonomi kawasan maupun wilayah.

Ciri-cirinya adalah :

a. kawasan yang akan mempunyai kegiatan jasa dan produksi yang mempunyai skala

besar dan berperan secara regional.

b. kawasan yang mempunyai nilai tambah dan memberikan efek terhadap kegiatan

ekonomi kawasan dan wilayah.

c. kawasan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pertumbuhan yang berperan sebagai

pengembangan wilayah

2. Kawasan potensial berkembang, adalah kawasan budidaya yang didalamnya terdapat

sumber daya alam yang dapat dikembangkan untuk pengembangan kegiatan ekonomi

kawasan serta memiliki posisi strategis dalam kaitannya dengan pusat-pusat

(8)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-7 a. Kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang potensial untuk

dikembangkan sebagai sektor yang diunggulkan

b. Kawasan yang berpeluang untuk menghasilkan produk-produk barang dan jasa yang

berorientasi pasar serta mampu bersaing

Kawasan strategis ekonomi merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi

ekonomi untuk dikembangkan yang berbasis pada sumber daya alam dan melalui pusat-pusat

pengembangan penduduk, sehingga jika diterapkan teknologi dan modal maka daerah

tersebut diharapkan menjadi fungsi dan peran khusus bagi daerah sekitarnya (hinterland)

guna mencapai tujuan pengembangan wilayah itu sendiri. Kawasan ini dapat

menghubungkan perkembangan antar wilayah dengan melakukan percepatan pemerataan

ekonomi. Kawasan strategis yang dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat adalah :

1. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Ekonomi :

a. Kawasan Tunggal Kendali yang meliputi Kecamatan Batulayar,

Gunung Sari, Lingsar, Narmada, Kediri dan Labuapi, dengan sektor

unggulan perdagangan-jasa, industri dan pariwisata.

b. Kawasan Senggigi dan Sekitarnya yang meliputi Kecamatan Batulayar

dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan perikanan.

c. Perkotaan Gerung dan sekitarnya

Dengan dibangunnya Bandara Internasional Lombok dan akses jalan By Pass Gerung –

BIL maka posisi kawasan perkotaan Gerung menjadi sangat strategis karena dilalui jalur

transportasi Mataram – Gerung – BIL dan Lembar – Gerung – BIL. Posisi ini apabila

dikembangkan dengan baik akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang

besar, namun sebaliknya apabila Gerung tidak dapat memanfaatkan posisi ini maka

sumberdaya yang ada justru akan tersedot ke Kota Mataram. Dengan ditetapkannya

Kawasan Perkotaan Gerung sebagai kawasan strategis kabupaten akan memberikan

dampak positif bagi perkembangan kawasan dan sekitarnya. Fungsi utama wilayah

Kawasan Perkotaan Gerung adalah sebagai pusat pelayanan pemerintahan, jasa dan

perdagangan skala wilayah, pendidikan tinggi dan menengah, kesehatan wilayah, serta

(9)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-8 d. Kawasan Strategis Sekotong

Kawasan Sekotong memiliki beragam potensi sumberdaya alam yaitu potensi pariwisata,

perkebunan, perikanan, dan pertambangan berpeluang untuk peningkatan perekonomian

wilayah. Sekotong termasuk dalam program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan focus kegiatan utama pengembangan “Sekotong Kota Mandiri (SeTaRi)” dengan fungsi pendukung pada pengembangan kegiatan-kegiatan pariwisata seperti Eco

Bay Marine.

Pengembangan Kawasan Sekotong akan memberikan dampak positif perkembangan

ekonomi wilayah Kabupaten Lombok Barat.

e. Kawasan Strategis Lebah Sempage

Pengembangan Kawasan Agropolitan Lebah Sempage merupakan salah satu upaya untuk

memecahkan permasalahan ketimpangan antar wilayah, desa – kota, dan pertanian – non

pertanian. Pengembangan agropolitan dirasakan begitu esensial ketika konsep

pertumbuhan wilayah melalui penciptaan pusat-pusat pertumbuhan (growth poles) justru

tidak memberikan effek pemerataan kepada wilayah sekitarnya. Dengan kondisi seperti

tersebut diatas, pengembangan wilayah sudah seharusnya berangkat pada suatu

paradigma pembangunan baru yang lebih menekankan pada pemerataan wilayah

ketimbang penciptaan pusat-pusat pertumbuhan.

Pengembangan Kawasan Agropolitan Lebah Sempage akan memberikan dampak positif

perkembangan ekonomi masyarakat perdesaan dan wilayah Kabupaten Lombok Barat

2. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya :

a. Kawasan Strategis Narmada dan sekitarnya

Narmada termasuk dalam program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

dengan focus kegiatan utama pada Revitalisasi Kota Narmada menjadi “Narmada Kota Budaya” (Data Budaya). Kegiatan ini berfokus pada penguatan fungsi Kota Narmada sebagai Pusat Kajian dan Inventarisasi Seni-Budaya Lombok. Potensi budaya yang

terdapat di Narmada dan sekitarnya adalah Taman Narmada, Taman Lingsar dengan

didukung beberapa acara budaya khas yaitu antara lain Perang Topat dan Pacuan Sapi.

Fungsi utama wilayah Kawasan Narmada adalah sebagai Pusat kajian pengembangan

(10)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-9 Kediri berada pada jalur lintas kabupaten yang menghubungkan Kabupaten Lombok Barat

dengan Kabupaten Lombok Tengah (Kota Praya, yang dalam struktur tata ruang nasional

ditetapkan sebagai PKW) berpotensi untuk berkembang menjadi PKL (Pusat Kegiatan

Lokal). Kediri termasuk dalam program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan focus kegiatan utama pada Revitalisasi Kota Kediri menjadi ”Kediri Kota Santri” dengan menitikberatkan pembangunan Kediri sebagai Pusat Kajian Islam dan Pusat Pesantren Membangun dengan prioritas kegiatan pada pembangunan pusat kajian

strategis yang diarahkan untuk meningkatkan fungsi pesantren sebagai salah satu agen

perubahan (agent of change) social.

3. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Fungsi Dan Daya Dukung

Lingkungan Hidup :

a. Kawasan Ekosistem Hutan Sesaot dan sekitarnya berada di Kecamatan Narmada dan

Kecamatan Lingsar;

b. Kawasan Ekosistem Hutan Pusuk Pass dan sekitarnya berada di Kecamatan

(11)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-10

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM

ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai

bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkualitas serta

kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Kesejahteraan rakyat terus membaik,

meningkat sebanding dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan

menengah dan merata yang didorong oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kualitas sumberdaya manusia terus membaik ditandai dengan meningkatnya

kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung

oleh manajeman pendidikan yang efisien dan efektif. Selain itu kesejahteraan masyarakat

juga membaik dengan meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,

meningkatnya kesetaraan gender serta kejahteraan dan perlindungan anak.

Daya saing perekonomian semakin kuat dan kompetitif dengan semakin

terpadunya agro industri, kelautan dan sumberdaya alam lainnya secara berkelanjutan,

terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama

pemerintah dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pengembangan pertanian diarahkan pada penataan agribisnis

dan perbaikan sub sistem agribisnis, revitalisasi agribisnis untuk pembangunanekonomi,

relokasi sumberdaya, pendanaan dan wilayah pertumbuhan agribisnis.

Pengembangan perindustrian diarahkan pada pengembangan industri rakyat

berorientasi ekspor, sedangkan penguatan perdagangan ditekankan pada penguasaan pasar

regional dan nasional dan seiring dengan selesainya pembangunan bandara Internasional

Lombok Tengah maka dapat dibuka akses internasional yang lebih besar.

Meningkatnya penegakan hukum yang didukung oleh kesadaran masyarakat luas akan

memberikan iklim investasi yang kondusif baik di bidang pariwisata maupun

bidang-bidang lainnya sehingga memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan

kerja dan lapangan berusaha yang lebih luas.

Semakin baiknya daya dukung lingkungan sebagai salah satu indikasi keberhasilan

daripada pengendalian penduduk dan semakin serasinya pemanfaatan ruang yang konsisten

(12)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-11 lahan pertanian dan perikanan semakin intensif. Hal tersebut akan mempercepat peningkatan

kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.

Pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada pemantapan sarana prasarana publik

yang berorientasi pada pelayanan investasi. Selain itu juga diupayakan kemitraan dengan

pihak swasta untuk penyediaan jaringan komunikasi dan informasi, transportasi darat dan

laut, penyediaan energi listrik dan penyediaan air minum bagi masyarakat.

Di dalam perwujudan sistem pemerintahan yang baik, akan diarahkan pengembangan

sistem birokrasi yang lebih kompetitif dengan didukung birokrasi yang menerapkan meritz

system. Pola perencanaan partisipasif yang telah dijalankan dengan baik akan mempercepat

pemerataan pembangunan dan distribusi hasil pembangunan di masyarakat, sehingga

disparitas antar wilayah maupun pelaku pembangunan sedapat mungkin diminimalisir.

Strategi yang dilaksanakan untuk mendukung kebijakan, sebagai arah dalam

merumuskan program dan kegiatan untuk mempercepat pencapaian sasaran misi Pemerintah

Kabupaten Lombok Barat tahun 2014-2019 adalah dengan menetapkan prioritas

pembangunan. Adapun secara umum prioritas pembangunan Kabupaten Lombok Barat

diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan aktualisasi budaya;

2. Pemerataan infrastruktur wilayah;

3. Penurunan angka kemiskinan dan masalah sosial;

4. Reformasi birokrasi dan penegakan hukum;

5. Peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan daerah;

6. Pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian Lingkungan hidup.

Adapun sinergi antara prioritas pembangunan tersebut dengan arah kebijakan dan program

pembangunan Kabupaten Lombok Barat tahun 2014-2019 sebagaimana dalam tabel 5.2

(13)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-12 Tabel 5.2. Kebijakan Umum Dan Program Prioritas Pembangunan Daerah

(14)
(15)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

(16)
(17)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

(18)
(19)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

(20)
(21)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

(22)
(23)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-22

5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

Arahan pokok penataan bangunan yang diatur dalam Perda tentang Bangunan Gedung

Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut, yaitu:

a. Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung

Fungsi bangunan gedung menjadi penting untuk diatur, karena penggolongan

bangunan gedung berdasarkan fungsinya inilah yang merupakan pangkal tolak aktivitas

penyelenggaraan bangunan gedung mulai dari perencanaan, perizinan, pemanfaatan,

pembongkaran, hingga perawatannya. Pokok-pokok pengaturan mengenai fungsi

bangunan gedung adalah sebagai berikut:

1)Berdasarkan fungsinya, bangunan gedung dibedakan ke dalam bangunan gedung

dengan fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya,

serta fungsi khusus, dengan karakter sebagai berikut:

 Bangunan gedung dengan fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai

tempat tinggal manusia, dan dapat berupa rumah tinggal tunggal, rumah tinggal

deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara.

 angunan gedung dengan fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai

tempat melakukan ibadah, dan dapat berupa bangunan masjid termasuk

mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara,

dan bangunan kelenteng.

 Bangunan gedung dengan fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai

tempat melakukan kegiatan usaha, dan dapat berupa:

- bangunan perkantoran: perkantoran pemerintah, perkantoran niaga, dan

sejenisnya;

- bangunan perdagangan: pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal, dan

sejenisnya;

- bangunan perindustrian: industri kecil, industri sedang, industri besar/

berat;

- bangunan perhotelan: hotel, motel, hostel, penginapan, dan sejenisnya;

- bangunan wisata dan rekreasi: tempat rekreasi, bioskop, dan sejenisnya;

- bangunan terminal: stasiun kereta, terminal bus, terminal udara, halte

bus, pelabuhan laut; dan

- bangunan tempat penyimpanan: gudang, gedung tempat parkir, dan

(24)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-23 tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya, dan dapat berupa:

- bangunan pelayanan pendidikan: sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar,

sekolah lanjutan, sekolah tinggi/universitas, sekolah luar biasa;

- bangunan pelayanan kesehatan: puskesmas, poliklinik, rumah-bersalin,

rumah sakit klas A, B, C, dan sejenisnya;

- bangunan kebudayaan: museum, gedung kesenian, dan sejenisnya;

- bangunan laboratorium: laboratorium fisika, laboratorium kimia,

laboratorium biologi, laboratorium kebakaran; dan

- bangunan pelayanan umum: stadion/hall untuk kepentingan olah raga, dan

sejenisnya.

 Bangunan gedung dengan fungsi khusus mempunyai fungsi utama sebagai

tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat

nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di

sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi, dan dapat berupa

bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan,

dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.

2)Bangunan gedung diklasifikasikan berdasarkan tingkat kompleksitas, tingkat

permanensi, tingkat risiko kebakaran, zonasi gempa, lokasi, ketinggian, dan/atau

kepemilikan.

 Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitas meliputi bangunan gedung

sederhana, bangunan gedung tidak sederhana, dan bangunan gedung khusus.

 Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi meliputi bangunan gedung

permanen, bangunan gedung semi permanen, dan bangunan gedung darurat

atau sementara.

 Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran meliputi bangunan gedung

tingkat risiko kebakaran tinggi, tingkat risiko kebakaran sedang, dan tingkat

risiko kebakaran rendah.

 Klasifikasi berdasarkan zonasi gempa meliputi tingkat zonasi gempa yang

ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

 Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi bangunan gedung di lokasi padat, bangunan

gedung di lokasi sedang, dan bangunan gedung di lokasi renggang.

 Klasifikasi berdasarkan ketinggian meliputi bangunan gedung bertingkat tinggi,

(25)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-24

 Klasifikasi berdasarkan kepemilikan meliputi bangunan gedung milik negara,

bangunan gedung milik badan usaha, dan bangunan gedung milik perorangan.

3) Fungsi bangunan gedung diusulkan oleh calon pemilik bangunan gedung dalam

bentuk rencana teknis bangunan gedung.

4) Pemerintah daerah berwenang menetapkan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung.

5) Penetapan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung ditetapkan dalam izin

mendirikan bangunan gedung berdasarkan RTRW kabupaten/kota, RDTRKP,

dan/atau RTBL.

6) Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung dapat diubah melalui permohonan dari

pemilik bangunan gedung dan ditetapkan oleh Pemerintah daerah/Pemerintah.

b. Persyaratan Bangunan Gedung

Pokok-pokok pengaturan mengenai persyaratan bangunan gedung adalah sebagai

berikut:

1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan

persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.

 Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi:

- status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak

atas tanah;

- status kepemilikan bangunan gedung; dan

- izin mendirikan bangunan gedung.

2) Setiap bangunan gedung harus didirikan pada tanah yang status kepemilikannya

jelas,baik milik sendiri maupun milik pihak lain.

3) Status kepemilikan bangunan gedung dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan

bangunan gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, kecuali bangunan

gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, berdasarkan hasil kegiatan pendataan

bangunan gedung.

4) Setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki izin

mendirikan bangunan gedung.

5) Izin mendirikan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

oleh pemerintah daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah,

melalui proses permohonan izin mendirikan bangunan gedung.

6) Setiap orang dalam mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan gedung

(26)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-25 pemanfaatan tanah;

- data pemilik bangunan gedung;

- rencana teknis bangunan gedung; dan

- hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung yang

menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

7) Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan

persyaratan keandalan bangunan gedung.

8) Persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang terdiri atas :

- Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan gedung;

- Arsitektur bangunan gedung;

- Pengendalian dampak lingkungan;

- Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); dan

- Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air

dan/atau prasarana/sarana umum.

9) Persyaratan keandalan bangunan gedung yang terdiri atas :

- Persyaratan keselamatan bangunan gedung;

- Persyaratan kesehatan bangunan gedung;

- Persyaratan kenyamanan bangunan gedung; dan

- Persyaratan kemudahan bangunan gedung.

c. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

1) Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri atas kegiatan pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian serta pembongkaran.

2) Kegiatan pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui proses

perencanaan teknis dan proses pelaksanaan konstruksi.

3) Perencanaan Teknis:

 Perencanaan teknis bangunan gedung dilakukan oleh penyedia jasa

perencanaan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

 Perencanaan teknis harus disusun dalam suatu dokumen rencana teknis bangunan

gedung berdasarkan persyaratan teknis bangunan gedung, sesuai dengan

(27)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-26

 Dokumen rencana teknis bangunan gedung berupa rencana-rencana teknis

arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata

ruang-dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail pelaksanaan,

rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat

 umum dan syarat teknis, rencana anggaran biaya pembangunan, dan/atau

laporan perencanaan.

 Dokumen rencana teknis diperiksa, dinilai, disetujui, dan disahkan untuk

memperoleh izin mendirikan bangunan gedung.

 Dokumen rencana teknis yang telah disetujui dikenakan biaya izin mendirikan

bangunan gedung yang nilainya ditetapkan berdasarkan klasifikasi bangunan

gedung.

 Dokumen rencana teknis yang biaya izin mendirikan bangunan gedungnya

telah dibayar, diterbitkan izin mendirikan bangunan gedung oleh

bupati/walikota, kecuali untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilakukan oleh

Gubernur, dan untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah setelah

berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

4) Tim Ahli Bangunan Gedung

 Tim ahli bangunan gedung ditetapkan oleh bupati.

 Keanggotaan tim ahli bangunan gedung bersifat Ad hoc, independen, objektif

dan tidak mempunyai konflik kepentingan.

 Keanggotaan tim ahli bangunan gedung terdiri atas unsur-unsur perguruan

tinggi, asosiasi profesi, masyarakat ahli, dan instansi pemerintah yang

berkompeten dalam memberikan pertimbangan teknis di bidang bangunan

gedung, yang meliputi bidang arsitektur bangunan

 Gedung dan perkotaan, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal,

pertamanan/lanskap, dan tata ruangdalam/interior, serta keselamatan dan

kesehatan kerja serta keahlian lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi

bangunan gedung.

 Masa kerja tim ahli bangunan gedung adalah 1 (satu) tahun.

5) Proses Pelaksanaan Konstruksi:

 Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung dimulai setelah pemilik bangunan

gedung memperoleh izin mendirikan bangunan gedung.

 Kegiatan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi pemeriksaan

dokumen pelaksanaan, persiapan lapangan, kegiatan konstruksi, pemeriksaan

(28)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-27 kebenaran, dan keterlaksanaan konstruksi (constructability) dari semua

dokumen pelaksanaan pekerjaan.

 Persiapan lapangan meliputi penyusunan program pelaksanaan, mobilisasi

sumber daya, dan penyiapan fisik lapangan.

 Kegiatan konstruksi meliputi pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik di

lapangan, pembuatan laporan kemajuan pekerjaan, penyusunan gambar kerja

pelaksanaan (shop drawings) dan gambar pelaksanaan pekerjaan sesuai

dengan yang dilaksanakan (as built drawings), serta kegiatan masa

pemeliharaan konstruksi.

 Kegiatan pemeriksaan akhir pekerjaan konstruksi meliputi pemeriksaan hasil

akhir pekerjaan konstruksi bangunan gedung terhadap kesesuaian dengan

dokumen pelaksanaan.

 Hasil akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi berwujud bangunan gedung yang

laik fungsi termasuk prasarana dan sarananya yang dilengkapi dengan

dokumen pelaksanaan konstruksi, gambar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

yang dilaksanakan (as built drawings), pedoman pengoperasian dan

pemeliharaan bangunan gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan

elektrikal bangunan gedung serta dokumen penyerahan hasil pekerjaan.

6) Pengawasan konstruksi bangunan

 Pengawasan konstruksi bangunan gedung berupa kegiatan pengawasan

pelaksanaan konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi pembangunan

bangunan gedung.

 Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi

pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung pada

tahap pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan

gedung.

 Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung meliputi

pengendalian biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung, dari

tahap perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung, serta

pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

 Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung meliputi pemeriksaan

kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan,

kenyamanan, dan kemudahan, terhadap izin mendirikan bangunan gedung

(29)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-28 7) Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung

 Pemerintah daerah menerbitkan sertifikat laik fungsi terhadap bangunan

gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan

fungsi berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai

syarat untuk dapat dimanfaatkan.

 Sertifikat laik fungsi berlaku selama 20 (dua puluh) tahun untuk rumah

tinggal tunggal dan rumah tinggal deret, serta berlaku 5 (lima) tahun untuk

bangunan gedung lainnya.

 Sertifikat laik fungsi bangunan gedung diberikan atas dasar permintaan

pemilik untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil

pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

8) Pemanfaatan Bangunan Gedung

 Pemanfaatan bangunan gedung merupakan kegiatan memanfaatkan bangunan

gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam izin mendirikan bangunan

gedung termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara

berkala.

 Pemanfaatan bangunan gedung hanya dapat dilakukan setelah pemilik

bangunan gedung memperoleh sertifikat laik fungsi.

 Pemanfaatan bangunan gedung wajib dilaksanakan oleh pemilik atau

pengguna secara tertib administratif dan teknis untuk menjamin kelaikan

fungsi bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting terhadap

lingkungan.

9) Pemeliharaan Bangunan Gedung

 Pemeliharaan bangunan gedung harus dilakukan oleh pemilik dan/atau

pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa

pemeliharaan bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

 Kegiatan pemeliharaan bangunan gedung meliputi pembersihan, perapian,

pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan/atau penggantian bahan atau

perlengkapan bangunan gedung, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan

pedoman pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung.

 Hasil kegiatan pemeliharaan dituangkan dalam laporan pemeliharaan yang

digunakan untuk pertimbangan penetapan perpanjangan sertifikat laik fungsi

(30)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-29 prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

10)Perawatan Bangunan Gedung

 Perawatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik dan/atau pengguna

bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa perawatan

bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

 Kegiatan perawatan bangunan gedung meliputi perbaikan dan/atau

penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau

prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan

bangunan gedung.

 Rencana teknis perawatan bangunan gedung disusun oleh penyedia jasa

perawatan bangunan gedung dengan mempertimbangkan dokumen

pelaksanaan konstruksi dan tingkat kerusakan bangunan gedung.

 Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung

dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen

rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah.

 Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang

memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan

tim ahli bangunan gedung.

 Kegiatan pelaksanaan perawatan bangunan gedung harus menerapkan

prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

 Hasil kegiatan perawatan dituangkan dalam laporan perawatan yang

digunakan untuk pertimbangan penetapan perpanjangan sertifikat laik fungsi

yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

11)Pemeriksaan Secara Berkala Bangunan Gedung

 Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan oleh pemilik dan/atau

pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pengkajian

teknis bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

 Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan untuk seluruh atau

sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana

dan sarana dalam rangka pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung,

(31)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-30

 Kegiatan pemeriksaan secara berkala bangunan gedung sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) harus dicatat dalam bentuk laporan.

12)Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung

 Perpanjangan sertifikat laik fungsi bangunan gedung pada masa pemanfaatan

diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam jangka waktu 20 (dua puluh)

tahun untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret, dan dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun untuk bangunan gedung lainnya, berdasarkan hasil

pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung terhadap pemenuhan

persyaratan teknis dan fungsi bangunan gedung sesuai dengan izin mendirikan

bangunan gedung.

 Pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung wajib mengajukan permohonan

perpanjangan sertifikat laik fungsi kepada pemerintah daerah paling lambat

60 (enam puluh) hari kalender sebelum masa berlaku sertifikat laik fungsi

berakhir.

 Sertifikat laik fungsi bangunan gedung diberikan atas dasar permintaan

pemilik untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil

pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

 Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung dilakukan oleh penyedia jasa

pengkajian teknis bangunan gedung, kecuali untuk rumah tinggal tunggal dan

rumah tinggal deret oleh pemerintah daerah.

13)Pengawasan Pemanfaatan Bangunan Gedung

 Pengawasan terhadap pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh

pemerintah daerah pada saat pengajuan perpanjangan sertifikat laik fungsi

dan/atau adanya laporan dari masyarakat.

 Pemerintah daerah dapat melakukan pengawasan terhadap bangunan gedung

yang memiliki indikasi perubahan fungsi dan/atau bangunan gedung yang

membahayakan lingkungan.

14)Pelestarian Bangunan Gedung

 Perlindungan dan pelestarian meliputi kegiatan penetapan dan pemanfaatan

termasuk perawatan dan pemugaran, serta kegiatan pengawasannya yang

dilakukan dengan mengikuti kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

15)Penetapan Bangunan Gedung yang Dilindungi dan Dilestarikan

 Bangunan gedung dan lingkungannya sebagai benda cagar budaya yang dilindungi

(32)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-31 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan termasuk nilai arsitektur dan teknologinya.

 Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan

dilestarikan dilakukan oleh Bupati atas usulan kepala dinas terkait untuk

bangunan gedung dan lingkungannya yang memiliki nilai-nilai berskala lokal

atau setempat.

 Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat ditinjau secara berkala

5 (lima) tahun sekali.

 Bangunan gedung dan lingkungannya yang akan ditetapkan untuk dilindungi

dan dilestarikan atas usulan pemerintah daerah, dan/atau masyarakat harus

dengan sepengetahuan dari pemilik.

 Keputusan penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi

dan dilestarikan disampaikan secara tertulis kepada pemilik.

16)Klasifikasi Bangunan Gedung Cagar Budaya

 Klasifikasi bangunan gedung cagar budaya terdiri atas klasifikasi utama,

madya dan pratama.

 Klasifikasi utama diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya

yang secara fisik bentuk aslinya sama sekali tidak boleh diubah.

 Klasifikasi madya diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya

yang secara fisik bentuk asli eksteriornya sama sekali tidak boleh diubah,

namun tata ruang-dalamnya dapat diubah sebagian dengan tidak mengurangi

nilai-nilai perlindungan dan pelestariannya.

 Klasifikasi pratama diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya

yang secara fisik bentuk aslinya dapat diubah sebagian dengan tidak

mengurangi nilai-nilai perlindungan dan pelestariannya serta dengan tidak

menghilangkan bagian utama bangunan gedung tersebut.

 Pemerintah daerah melakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap bangunan

gedung dan lingkungannya yang memenuhi syarat sebagai bangunan gedung

gedung cagar budaya.

17)Pemanfaatan Bangunan Gedung Cagar Budaya

 Pemanfaatan bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan

oleh pemilik dan/atau pengguna sesuai dengan kaidah pelestarian dan

klasifikasi bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta sesuai dengan

(33)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-32

 Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dan/atau lingkungannya

yang dilestarikan wajib melindungi bangunan gedung dan/atau lingkungannya

sesuai dengan klasifikasinya.

 Setiap bangunan gedung dan/atau lingkungannya yang ditetapkan untuk

dilindungi dan dilestarikan, pemiliknya dapat memperoleh insentif dari

pemerintah daerah.

 Pelaksanaan pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan secara berkala bangunan

gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan/atau dilestarikan dilakukan oleh

pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung sesuai dengan ketentuan dalam

Pasal 73 sampai dengan Pasal 80.

18)Pemugaran bangunan gedung Cagar Budaya

 Pemugaran bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan merupakan

kegiatan memperbaiki dan memulihkan kembali bangunan gedung ke bentuk

aslinya.

 Pelaksanaan pemugaran bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi

dan/atau dilestarikan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

 Pelaksanaan pemugaran harus memperhatikan prinsip keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), perlindungan dan pelestarian yang mencakup keaslian

bentuk, tata letak dan metode pelaksanaan, sistem struktur, penggunaan

bahan bangunan, dan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan

termasuk nilai arsitektur dan teknologi.

19)Pembongkaran Bangunan Gedung

 Kegiatan pembongkaran bangunan gedung meliputi penetapan pembongkaran

dan pelaksanaan pembongkaran serta pengawasan pembongkaran.

20)Penetapan Pembongkaran

 Pemerintah daerah mengidentifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan

untuk dibongkar berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau laporan dari

masyarakat.

 Bangunan gedung yang dapat dibongkar meliputi:

- bangunan gedung yang tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki lagi;

- bangunan gedung yang pemanfaatannya menimbulkan bahaya bagi

pengguna, masyarakat, dan lingkungannya; dan/atau

(34)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-33 dibongkar, maka pemerintah daerah menetapkan bangunan gedung tersebut

untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran.

 Untuk bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan

gedung pemerintah daerah menetapkan bangunan gedung tersebut untuk

dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran.

 Isi surat penetapan pembongkaran memuat batas waktu pembongkaran,

prosedur pembongkaran, dan ancaman sanksi terhadap setiap pelanggaran.

 Penetapan bangunan gedung untuk dibongkar dilakukan melalui penerbitan

surat penetapan atau surat persetujuan pembongkaran oleh bupati.

 Penerbitan surat persetujuan pembongkaran bangunan gedung untuk

dibongkar dikecualikan untuk bangunan gedung rumah tinggal.

21)Pelaksanaan Pembongkaran

 Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik dan/atau

pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa

pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

 Dalam hal pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang

pembongkarannya ditetapkan dengan surat tidak melaksanakan pembongkaran

dalam batas waktu yang ditetapkan, surat persetujuan pembongkaran dicabut

kembali.

 Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan

dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan

berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa

perencanaan teknis yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

 Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah setelah

mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.

 Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap keselamatan

umum dan lingkungan, pemilik dan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah

melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat di sekitar

bangunan gedung, sebelum pelaksanaan pembongkaran.

 Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-prinsip

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

(35)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-34

 Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilakukan oleh

penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

 Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilaporkan

secara berkala kepada pemerintah daerah.

 Pemerintah daerah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian

laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran.

d. Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

1) Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, masyarakat dapat berperan untuk

memantau dan menjaga ketertiban, baik dalam kegiatan pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian, maupun kegiatan pembongkaran bangunan gedung.

2) Pemantauan Penyelenggaraan bangunan Gedung

 Masyarakat melakukan pemantauan melalui kegiatan pengamatan,

penyampaian masukan, usulan, dan pengaduan.

 Berdasarkan pemantauannya, masyarakat melaporkan secara tertulis kepada

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah terhadap:

- indikasi bangunan gedung yang tidak laik fungsi;

- bangunan gedung yang pembangunan, pemanfaatan, pelestarian; dan/atau

- pembongkarannya berpotensi menimbulkan gangguan dan/ atau bahaya

bagi pengguna, masyarakat, dan lingkungannya.

 Pemerintah daerah wajib menindaklanjuti laporan pemantauan masyarakat

dengan melakukan penelitian dan evaluasi, baik secara administratif maupun

secara teknis melalui pemeriksaan lapangan, dan melakukan tindakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan serta menyampaikan hasilnya kepada

masyarakat.

3) Penjagaan Ketertiban Penyelenggaraan Bangunan Gedung

 Masyarakat ikut menjaga ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung

dengan mencegah setiap perbuatan diri sendiri atau kelompok yang dapat

mengurangi tingkat keandalan bangunan gedung dan/atau mengganggu

penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya.

 Masyarakat dapat melaporkan secara lisan dan/atau tertulis kepada instansi

yang berwenang atau kepada pihak yang berkepentingan atas perbuatan setiap

(36)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-35 melakukan penelitian dan evaluasi baik secara administratif maupun secara

teknis melalui pemeriksaan lapangan, dan melakukan tindakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan serta menyampaikan hasilnya kepada

masyarakat.

4) Pemberian Masukan terhadap Penyusunan dan/atau Penyempurnaan Peraturan,

Pedoman, dan Standar Teknis

 Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap penyusunan dan/atau

penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di bidang bangunan

gedung kepada Pemerintah daerah.

 Masukan masyarakat menjadi pertimbangan Pemerintah daerah dalam

penyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis

di bidang bangunan gedung.

5) Penyampaian Pendapat dan Pertimbangan

 Masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi

yang berwenang terhadap penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan,

rencana teknis bangunan gedung tertentu dan/atau kegiatan penyelenggaraan

yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan agar masyarakat yang

bersangkutan ikut memiliki dan bertanggung jawab dalam penataan bangunan

dan lingkungannya.

 Pendapat dan pertimbangan masyarakat untuk rencana teknis bangunan gedung

tertentu dan/atau kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting

terhadap lingkungan, dapat disampaikan melalui tim ahli bangunan gedung dibahas

dalam dengar pendapat publik yang difasilitasi oleh pemerintah daerah.

 Hasil dengar pendapat publik dapat menjadi pertimbangan dalam proses penetapan

rencana teknis oleh Pemerintah daerah.

6)

 Masyarakat dapat mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

 Masyarakat yang dapat mengajukan gugatan perwakilan adalah:

- perorangan atau kelompok orang yang dirugikan, yang mewakili para

pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung

yang mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum;

(37)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-36 - perorangan atau kelompok orang atau organisasi kemasyarakatan yang

mewakili para pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan

bangunan gedung yang mengganggu, merugikan, atau membahayakan

kepentingan umum.

e. Pembinaan Dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung

1) Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan oleh Pemerintah daerah

melalui kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan agar penyelenggaraan

bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan tercapai keandalan bangunan

gedung yang sesuai dengan fungsinya, serta terwujudnya kepastian hukum.

2) Pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan peraturan

daerah di bidang bangunan gedung berdasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota

setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman,

petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di

masyarakat.

3) Penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar

teknis bangunan gedung dapat dilakukan bersama-sama dengan masyarakat yang

terkait dengan bangunan gedung.

4) Pemberdayaan kepada penyelenggara bangunan gedung dapat berupa

peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban dan peran dalam penyelenggaraan

bangunan gedung melalui pendataan, sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan.

5) Pemberdayaan terhadap masyarakat yang belum mampu memenuhi persyaratan

teknis bangunan gedung dilakukan bersama-sama dengan masyarakat yang terkait

dengan bangunan gedung melalui:

- pendampingan pembangunan bangunan gedung secara bertahap;

- pemberian bantuan percontohan rumah tinggal yang memenuhi

persyaratan teknis; dan/atau

- bantuan penataan bangunan dan lingkungan yang sehat dan serasi.

6) Pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penerapan

peraturan daerah di bidang bangunan gedung melalui mekanisme penerbitan izin

mendirikan bangunan gedung dan sertifikasi kelaikan fungsi bangunan gedung,

(38)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-37 pelaksanaan penerapan peraturan perundang-undangan di bidang bangunan

gedung.

Ad. 3. Ketentuan Sanksi

a. Sanksi Administratif

1) Pemilik dan/atau pengguna yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah ini

dikenakan sanksi administratif, berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembatasan kegiatan pembangunan;

c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan

pembangunan;

d. penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan gedung;

e. pembekuan izin mendirikan bangunan gedung;

f. pencabutan izin mendirikan bangunan gedung;

g. pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung;

h. pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; atau

i. perintah pembongkaran bangunan gedung.

2) Selain pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dikenai sanksi denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai

bangunan yang sedang atau telah dibangun.

3) Penyedia jasa konstruksi yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah ini

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di

bidang jasa konstruksi.

b. Sanksi Pidana

1) Penyidikan

 Penyidikan terhadap pelanggaran peraturan daerah ini, pada tahap pertama

dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) di lingkungan pemerintah

daerah.

 Didalam melaksanakan tugasnya, PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

(39)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-38 - Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang atau badan tentang adanya

pelanggaran.

- Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian serta

melakukan pemeriksaan.

- Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya.

- Mendengar keterangan ahli yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan

perkara.

- Melakukan tindakan lain yang diperlukan.

 Apabila didalam pemeriksaan ditemukan adanya petunjuk tindak pidana, PPNS

melaporkannya kepada penyidik umum.

 PPNS berwenang membuat berita acara, pemeriksaan.

 Berita acara disampaikan kepada penyidik umum.

2) Ketentuan Pidana

 Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi

ketentuan dalam peraturan daerah ini, yang mengakibatkan kerugian harta

benda orang lain diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun,

dan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai bangunan dan

penggantian kerugian yang diderita.

 setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi

ketentuan dalam peraturan daerah ini, yang mengakibatkan kecelakaan bagi

orang lain atau mengakibatkan cacat seumur hidup diancam dengan pidana

penjara paring rama 4 (empat) tahun dan denda paling banyak 15% (lima belas

per seratus) dari nilai bangunan dan penggantian kerugian yang diderita.

 setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi

ketentuan dalam peraturan daerah ini, yang mengakibatkan hilangnya nyawa

orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (rima) tahun dan denda

paling banyak 20% (dua puluh per seratus) dari nilai bangunan dan penggantian

kerugian yang diderita.

 Dalam proses peradilan atas tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

ayat (2) dan ayat (3) hakim harus memperhatikan pertimbangan TABG.

 Setiap orang atau badan hukum yang karena kelalaiannya melanggar

ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan ini sehingga mengakibatkan

bangunan tidak laik fungsi dapat dipidana kurungan, pidana denda dan

(40)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-39 - Pidana kurungan paling lama 1(satu) tahun atau pidana denda paling

banyak 1% (satu per seratus) dari nilai bangunan dan ganti kerugian

jika mengakibatkan kerugian harta, benda orang lain;

-

Pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak 2% (dua per seratus) dari nilai bangunan dan ganti kerugian jika

mengakibatkan kecelakaan bagi, orang lain sehingga menimbulkan cacat.

-

Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak 3% (tiga per seratus) dari nilai bangunan dan ganti kerugian jika

mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM)

5.4.1. Rencana sistem pelayanan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Lombok Barat, pengembangan prasarana air baku untuk air

bersih kelompok penggunaan, meliputi:

a) pengembangan jaringan perpipaan air minum terdapat di Kecamatan Sekotong, Gerung,

Kuripan, dan Kediri. Sistem ini merupakan bagian dari Sistem Kabupaten Lombok Barat

Bagian Selatan.

b) saluran perpipaan air baku terdapat di Kecamatan Narmada. Merupaka bagian dari sistem

IKK Narmada

c) instalasi air minum terdapat di Kecamatan Gerung, dan Labuapi;

d) sumber air baku terdapat di lokasi mata air di Kecamatan Narmada, Lingsar, dan Labuapi;

e) pembangunan sarana penyediaan air dan prasarana tampungan air; dan rehabilitasi

prasarana jaringan penyedia air dan pemeliharaan.

(41)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-40 a) Sistem Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan

b) Sistem Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara

c) Sistem Cabang IKK Narmada

5.4.2. Rencana pengembangan spam (5 Tahunan)

Rencana pentahapan pengembangan pada masing-masing zona sistem di Kabupaten Lombok

Barat adalah sebagai berikut :

Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan

Diuraikan pembagian tahap dan fase pengembangan yang direncanakan serta uraian

program pengembangan SPAM dalam beberapa fase dan tahap pengembangan.

1. Tahap I Program Mendesak

Untuk memenuhi kebutuhan air minum Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan pada tahun

2015, program yang direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas

 Pembangunan bronkaptering di lokasi mata air

 Pembangunan reservoir distribusi

 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi

 Pengadaan dan pemasangan water meter induk

2. Tahap II Program Jangka Menengah

Untuk memenuhi kebutuhan air minum Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan pada tahun

2020, program yang direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas

 Pembangunan reservoir distribusi

 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribus

 Pengadaan dan pemasangan water meter induk

(42)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-41 2025, program yang direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi

Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara

Diuraikan pembagian tahap dan fase pengembangan yang direncanakan serta uraian program

pengembangan SPAM dalam beberapa fase dan tahap pengembangan.

1. Tahap I Program Mendesak

Untuk memenuhi kebutuhan air minum Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara pada tahun

2015, program yang direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas Pembangunan bronkaptering di lokasi mata air Srepak.

 Pembangunan 6 unit Bak Pelepas Tekan (BPT).

 Pembangunan reservoir distribusi.

 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi.

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi.

 Pengadaan dan pemasangan water meter induk.

2. Tahap II Program Jangka Menengah

Untuk memenuhi kebutuhan air minum Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara pada tahun

2020, program yang direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi.

 Pengadaan dan pemasangan water meter induk.

3. Tahap III Program Jangka Panjang

Untuk memenuhi kebutuhan air minum Kabupaten Lombok Barat Bagian Utara pada tahun

2025, program yang direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas.

(43)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019 KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-42

 Pengadaan dan pemasangan water meter induk.

Sistem Zona Pelayanan Narmada

Untuk memenuhi kebutuhan air minum IKK Narmada sampai tahun 2015, program yang

direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap I Program Mendesak

 Penambahan kapasitas sistem.

 Pembangunan reservoir distribusi di sekitar lokasi reservoir eksisting.

 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi.

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi.

 Pengadaan dan pemasangan water meter induk.

2. Tahap II Program Jangka Menengah

Sistem yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air minum IKK Narmada sampai

dengan tahun 2020 adalah :

 Pada penambahan kapasitas menjadi 257 liter/detik, dimana rencana PDAM:

- Penambahan kapasitas.

- Pembangunan reservoir distribusi.

- Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi.

- Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi.

- Pengadaan dan pemasangan water meter induk.

3. Tahap III Program Jangka Panjang

Untuk memenuhi kebutuhan air minum IKK Narmada sampai tahun 2025, program yang

direncanakan adalah sebagai berikut :

 Penambahan kapasitas sistem.

 Pengadaan dan pemasangan pipa induk distribusi.

Peran serta masyarakat diharapkan untuk melindungi mata air dari pencemaran limbah cair

domestik, penanganan sampah yang kurang baik serta pengaturan dalam menjaga lingkungan

(44)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT | 5-43 senantiasa memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Lombok Barat.

5.4.3. Kapasitas sistem

5.4.3.1. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan PDAM Menang Mataram, pada tahun 2007 pada kecamatan-kecamatan di

Kabupaten Lombok Barat paling tinggi mencapai 24%, di Labuapi, Gerung dan Kuripan,

sedangkan prosentase terendah adalah di Narmada dan Lingsar, yang hanya mencapai kurang

dari 10%. Data selengkapnya mengenai pelayanan PDAM di Kabupaten Lombok Barat dapat

dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5. 1 Tingkat Pelayanan PDAM Menang Mataram Tahun 2007

NO

 Gerung & Kuripan

 Kediri

Gambar

Tabel 5.2. Kebijakan Umum Dan Program Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 - 2019
Tabel 5. 1 Tingkat Pelayanan PDAM Menang Mataram Tahun 2007
Tabel 5. 2 Rekapitulasi Kebutuhan Air di Sistem Lombok Barat Bagian Selatan
Tabel 5. 3 Rekapitulasi Kebutuhan Air Sistem Lombok Barat Bagian Utara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat anugerah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Dosis Kromanon Deamina Terhadap

Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana

Dalam rangka penguatan informasi pertanian di pedesaan, maka kegiatan diseminasi inovasi teknologi pertanian hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, perlu didukung oleh

Dalam proses penerapan model pembelajaran mnemonic, siswa dituntut untuk menggunakan daya ingat (kemampuan memori) yang dimiliki. Sederhananya, model mnemonik tidak lebih

“ganjaran dan hukuman itu harus datang sendiri sebagai hasil atau.. 13 buahnya segala pekerjaan dan keadaan. Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu laporan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota koperasi lainnya, dan atau

Motor bakar adalah salah satu pesawat kalor yang mengubah energi panas hasil pembakaran bahan bakar dalam selinder menjadi energi mekanik yang keluar pada poros