• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 15027081096. BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 15027081096. BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN

ujuan Peningkatan Kelembagaan Daerah terkait langsung dengan

pembangunan prasarana PU/ Cipta karya, yaitu agar investasi pembangunan

dapat dilaksanakan secara optimal oleh pemerintah Kabupaten/ Kota serta

terjamin keterlanjutannya.

Aspek kelembagaan Kelembagaan di Kabupaten/ Kota perlu dioptimalisasikan dan

dikoordinasikan serta disinkronisasikan uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan

kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/ instansi dan perangkatnya, guna

tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan

prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dan lain-lain.

BAB

6

KERANGKA

KELEMBAGAAN

DAN

REGULASI

KABUPATEN

(2)

6.1.1 KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

Kabupaten Pasaman Barat sebagai hasil pemekaran Kabupaten Pasaman dibentuk

berdasarkan Undang-undang nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Pasaman Barat, di Propinsi Sumatera Barat.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah, telah terjadi perubahan kewenangan Pemerintah Daerah yang

kemudian ditindaklanjuti oleh Kabupaten Pasaman Barat dengan melakukan penyesuaian

kembali Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan kewenangannya yang telah dijadikan

Peraturan Daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat. Sesuai dengan Perda Nomor

21 tahun 2016 tersebut, berikut Organisasi Perangkat Daerah yang ada di lingkup

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat.

NO. NAMAKELEMBAGAAN/OPD

I. SEKRETARIAT DAERAH & SEKRETARIAT DPRD A. Sekretariat Daerah terdiri atas :

1. Sekretaris Daerah

2. Asisten Pemerintahan.

- Bagian Pemerintahan

- Bagian Pemerintahan Nagari

- Bagian Hukum

3. AsistenPerekonomian dan Pembangunan

- Bagian Perekonomian

- Bagian Administrasi Pembangunan

- Bagian Kesejahteraan Rakyat - Bagian Layanan Pengadaan

4. Asisten Bidang Administrasi

- Bagian Organisasi

- Bagian Umum

- Bagian Keuangan

B. Sekretariat DPRD

(3)

II. DINAS DAERAH

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Komunikasi dan Informatika

4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 5. Dinas Lingkungan Hidup

6. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu 7. Dinas Pengendalian Penduduk dan KB

8. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 9. Dinas Kearsipan

10. Dinas Kepemudaan dan Olah Raga 11. Dinas Pariwisata

12. Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan

13. Dinas Perkebunan

14. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

15. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

16. Dinas Pangan

17. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari

18. Dinas Perhubungan

19. Dinas Sosial

20. Dinas Tenaga Kerja

21. Dinas Kelautan

III. LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Inspektorat

2. Badan Perencanaan

3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

4. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

5. Badan Aset dan Pendapatan Daerah

6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

7. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

8. Satuan Polisi Pamong Praja

9. Rumah Sakit Umum Daerah

VI. KECAMATAN

1. Kecamatan Sungai Beremas.

2. Kecamatan Lembah Melintang.

3. Kecamatan Pasaman.

4. Kecamatan Talamau.

5. Kecamatan Kinali.

6. Kecamatan Gunung Tuleh.

7. Kecamatan Ranah Batahan.

8. Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.

9. Kecamatan Sungai Aur.

(4)

Dalam mengembangkan budaya birokrasi, etika dan moral aparatur telah dilaksanakan

program pembangunan dan pengawasan baik internal maupun eksternal, akan tetapi masih

belum optimal. Hal ini disebabkan oleh belum didukung tingkat kesadaran dan komitmen

aparatur.

Penataan kelembagaan pemerintah nagari telah dilaksanakan melalui sistem pemerintahan

yang bertujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

Sedangkan Penataan nagari dilakukan melalui penataan lembaga kenagarian, pengelolaan

administrasi pemerintahan nagari, peningkatan kualitas sumber daya aparatur nagari,

peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan nagari serta peningkatan peran serta

masyarakat dalam bernagari.

Permasalahan yang dihadapi dalam lembaga nagari secara umum adalah belum

optimalnya penyelenggaraan pemerintahan nagari yang terlihat dengan belum

berfungsinya kebudayaan nagari yang ada.

6.1.2 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program

Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur,

tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

Struktur Organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya Kabupaten

Pasaman Barat adalah sebagai berikut :

A. Tim Pengarah

instansi yang terlibat sebagai pengarah adalah Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris

Daerah, Badan Perencanaan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas

Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan,

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari, dan PDAM

B. Satuan Tugas

Instansi yang terlibat sebagai Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian

(Satgas Randal) Bidang Keciptakaryaan adalah Bidang Pengembangan Wilayah

(5)

Perencanaan, Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang Dinas PUPR, Bidang

Kawasan Permukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Bidang

Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup, Bidang Kesehatan

Masyarakat Dinas Kesehatan, Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Sumber Daya

Alam dan Tekhnologi Tepat Guna Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari,

dan Bidang Perencanaan PDAM

C. Sekretariat

Instansi yang terkait adalah Badan Perencanaan, Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, dan PDAM

Tugas dan wewenang instansi yang terkait dalam Bidang Keciptakaryaan di Kabupaten

Pasaman Barat adalah sebagai berikut:

1. Tim Pengarah mempunyai tugas :

a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam

perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program di bidang

cipta karya.

b. Memberikan dukungan dalam kaitan perencanaan program bidang Cipta

Karya antara Kabupaten/ Kota, Provinsi serta mitra kerjasama lainnya baik

didalam dan di luar Kabupaten;

2. Tim Satuan Tugas mempunyai tugas :

a. Merencanakan program perencanaan dan pengendalian Bidang Ciptakarya

untuk Kabupaten Pasaman Barat;

b. Melaksanakan perencanaan Program Bidang Cipta Karya;

c. Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya;

d. Melaksanakan Evaluasi pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya;

e. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kemampuan sumber

daya manusia untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan

(6)

2) Tim Sekretariat, mempunyai tugas :

a. Memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan

Tim Satuan Tugas;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan program Bidang Cipta Karya di Kabupaten dan

Propinsi; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim

Satuan Tugas

6.1.3 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu

mengembangkan hubungan fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.

Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar

bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja

lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan

kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar

perangkat daerah. Sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan

tugas,

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan

Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut

tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna

memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan

tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional

Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi

pegawai dalam melakukan tugasnya.

Keberadaan instansi yang ada di Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam

(7)

pemerintah Kabupaten, maupun instansi vertikal yang ada di Kabupaten Pasaman Barat.

Gambaran hubungan keterkaitan ini terlihat dari siklus penyelenggaraan tugas

keciptakaryaan tersebut dari fungsi sebagai berikut:

Tabel 6.1

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi Peran Instansi

Pembangunan Bidang

Unit / Bagian yang

Pembangunan

1. Badan Perencanaan a) Pengkoordinasian

penyusunan perencanaan pembangunan

b) Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian

pembangunan

c) Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan. d) Pengendalian

pembangunan.

e) Memfasilitasi dokumen perencanaan pembangunan skala Kabupaten untuk mendukung program keciptakaryaan

a. Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Alam

b. Bidang Sosial Budaya

2. Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan.

b) Penyelenggaraan urusan

teknis di bidang

keciptakaryaan.

c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.

d) Melakukan pengawasan

pengendalian terhadap

fungsi dari fasilitas

lingkungan.

e) Menyiapkan dokumen teknis

terkait kebutuhan

perencanaan program

keciptakaryaan

(8)

3 Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan. b) Penyelenggaraan urusan

teknis di bidang

keciptakaryaan.

c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.

d) Melakukan pengawasan

pengendalian terhadap

fungsi dari fasilitas

lingkungan.

e) Menyiapkan dokumen

teknis terkait kebutuhan

perencanaan program

keciptakaryaan

Bidang Kawasan Pemukiman

4 Dinas Lingkungan

Hidup

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan. b) Penyelenggaraan urusan

teknis di bidang

keciptakaryaan.

c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.

d) Melakukan pengawasan

pengendalian terhadap

fungsi dari fasilitas

lingkungan.

e) Menyiapkan dokumen

teknis terkait kebutuhan

perencanaan program

keciptakaryaan

Bidang Kebersihan dan Pertamanan

5 Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Nagari

a) Penguatan kelembagaan

masyarakat pengelola

fasilitas bidang

keciptakaryaan.

b) Pembinaan dan

pendampingan partisipasi

masyarakat dalam

pembangunan dan

perawatan fasilitas bidang keciptakaryaan dari dana masyarakat dan PNPM.

c) Menyiapkan dokumen

teknis terkait kebutuhan

perencanaan program

keciptakaryaan

(9)

6 Dinas Kesehatan a) Melaksanakan promosi

kesehatan pada

masyarakat terkait fasilitas bidang keciptakaryaan.

b) Pembinaan dan

pendampingan partisipasi

masyarakat dalam

pembangunan dan

perawatan fasilitas bidang keciptakaryaan.

c) Menyiapkan dokumen teknis

terkait kebutuhan

perencanaan program

keciptakaryaan

Bidang Kesehatan Masyarakat

6 PDAM a) Perumusan kebijakan teknis

di bidang keciptakaryaan khususnya air minum. b) Penyelenggaraan urusan

teknis di bidang

keciptakaryaan khususnya air minum.

c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas air minum

d) Mengelola pelayanan air minum perpipaan kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan daerah.

e) Menyiapkan dokumen teknis

terkait kebutuhan

perencanaan program

keciptakaryaan khususnya air minum.

6.1.4 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur

merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu

ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan

kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat

dilakukan dengan mengisi tabel mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang

(10)

Tabel 6.2

Komposisi Pegawai dalam Instansi yang terkait Bidang Cipta Karya

Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang

Pendidikan Jabatan Fungsional

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Gol I : 1 org Pria : 15 org < SMA : 1 Org -

Gol II : 3 org Wanita : 9 org SMA : 2 Org

Gol III : 14org Dipl. : - Org

Gol IV : 6 org S1 : 16 Org

S2 : 4 Org

S3 : - Org

Dinas Pekerjaan Umum

Gol I : 12 org Pria : 79 org < SMA : 12 Org -

Gol II : 32 org Wanita : 10 org SMA : 32 Org

Gol III : 43 org Dipl. : 4 Org

Gol IV : 2 org S1 : 40 Org

S2 : 3 Org

S3 : - Org

Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan

Gol I : - org Pria : 14 org < SMA : - Org -

Gol II : 8 org Wanita : 11 org SMA : 5 Org

Gol III : 13 org Dipl. : 5 Org

Gol IV : 4 org S1 : 13 Org

S2 : 2 Org

S3 : Org

Badan Pemberdayaan Masyarakat

Gol I : - org Pria : 17 org < SMA : Org -

Gol II : 3 org Wanita : 19 org SMA : 19 Org

Gol III : 29 org Dipl. : - Org

Gol IV : 4 org S1 : 17 Org

S2 : - Org

S3 : Org

Dinas Kesehatan

Gol I : 2 org Pria : 117 org < SMA : 4 Org -

Gol II : 261 org Wanita : 462 org SMA : 217 Org

Gol III : 311 org Dipl. : 249 Org

Gol IV : 5 org S1 : 104 Org

S2 : 5 Org

S3 : Org

PDAM

< SMA : 6 Org -

SMA : 43 Org

Dipl. : 2 Org

S1 : 11 Org

S2 : 1 Org

(11)

6.1.5Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Dasar dari Pembentukan kelembagaan/ struktur organisasi Dinas dan Lembaga Teknis di

Kab. Pasaman barat adalah :

a. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

b. Peraturan Daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat .

Selain itu untuk pelaksanaan tugas dalam bidang air minum, dibentuklah PDAM Pasaman

Barat sebagai BUMD yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman

Barat No.10 tahun 2006 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasaman

Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2010.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) masing-masing instansi, untuk

pelaksanaan teknis bidang keciptakaryaan di Kabupaten Pasaman Barat diselenggarakan

di beberapa instansi diantaranya :

a. Badan Perencanaan

Bappeda berperan dalam fungsi koordinasi dengan instansi yang terkait dengan

keciptakaryaan dengan mengarahkan kegiatan agar sesuai dengan RPJMD.

b. Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum

Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang menangani mengenai pengembangan air

minum terutama yang berasal dari dana DAK dan APBN. Kemudian juga

pengelolaan sanitasi (limbah dan drainase) skala Kabupaten, dan pembangunan

gedung terkait pengelolaan kawasan, dan kegiatan terkait tata ruang (RDTR) dan

Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

c. Bidang Kawasan Pemukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Bidang Kawasan Pemukiman menangani mengenai pengembangan permukiman,

dan pengembangan Penyehatan Lingkungan permukiman (PLP) termasuk

pengelolaan sarana pendukung lingkungan seperti jalan lingkungan, sanitasi

lingkungan (drainase dan pengelolaan limbah skala kawasan), serta penangangan

(12)

d. Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup

DLH menangani mengenai pengelolaan persampahan. Untuk air limbah belum

dikelola dengan baik dan sesuai ketentuan terutama karena IPLT belum bisa

dioperasikan

e. PDAM

PDAM menangani mengenai Pengembangan Air Minum.

Masing-masing instansi sudah memiliki tupoksi masing-masing, dalam pelaksanaanya

kadangkala ditemui kendala terutama terkait koordinasi kerja masing-masing instansi dan

menjaga komitmen instansi teknis agar bisa menjalankan program dan kegiatan sesuai

dengan dokumen-dokumen perencanaan yang sudah ada. Dengan masih tingginya target

kinerja untuk setiap sektor, sementara anggaran yang disediakan terbatas maka seringkali

target indikator kinerja yang seharusnya dicapai akhirnya belum tercapai sesuai dengan

target sasaran. Selain itu belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk

setiap pelaksanaan tugas, menyebabkan belum adanya standar yang jelas yang dapat

dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya pada masing-masing sektor.

1. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

 Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat sangat

dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya

mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.

 Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Pasaman

Barat sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada

2. Permasalahan Dalam Keorganisasian

 Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya

masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

 Koordinasi eksternal antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih

kurang

 Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa

ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan

(13)

 Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke

Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan

 Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya sarana

angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran drainase

serta masih rendahnya pelayanan air minum

 Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk

sarana dan prasarana sanitasi

 Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan

lingkungan dan masyarakat

6.1.6 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Pembangunan Bidang Keciptakaryaan di Kab. Pasaman Barat merupakan pelaksanaan

program dan kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan terutama untuk

meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana yang terkait dengan air minum, permukiman,

penyehatan lingkungan dan penataan bangunan dan lingkungan. Hal ini juga sesuai

dengan RPJMD Kabupaten Pasaman Barat, dimana beberapa indikator yang harus

dipenuhi terkait dengan cipta karya.

Terkait dengan visi dan misi Kabupaten Pasaman Barat, maka kondisi keciptakaryaan

menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan, karena tidak terlepas dari masalah air

bersih, penyehatan lingkungan, penataan bangunan dan lingkungan, perumahan dan

pemukiman dan sektor keciptakaryaan lainnya. Dokumen RTRW Kabupaten Pasaman

Barat juga menguatkan pembangunan sektor keciptakaryaan. Demikian pula halnya

dengan dokumen turunan RTRW ini, berupa RDTRK dan RTBL yang dalam proses

penyusunan. Karena itu secara kelembagaan dan peraturan perundangan yang ada di

daerah sangat berpihak kepada pengembangan pembangunan keciptakaryaan.

Dengan sudah tertuangnya pembangunan mengenai keciptakaryaan di Kabupaten

Pasaman Barat, kedepan diharapkan kerjasama dan komitmen semua pihak dan instansi

yang terkait agar pembangunan ini bisa terlaksana sejalan dengan dokumen yang sudah

ada. Peran serta masyarakat dan dunia usaha juga diperlukan karena bidang

keciptakaryaan berkaitan dengan kepentingan dasar semua pihak sehingga dengan

bantuan dan partisipasi semua stakeholders akan mendukung pelaksanaan kegiatan

(14)

6.1.7 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Secara kedaerahan, Kabupaten Pasaman Barat masih memiliki kekurangan pegawai baik

dari segi kuantitas dan kualitas. Jumlah Pegawai yang berstatus PNS saat ini masih

terbatas, sehingga banyak pegawai diperbantukan berupa tenaga honor daerah dan tenaga

kontrak. Begitu juga dalam bidang keciptakaryaan, jumlah pegawai yang ada belum

memadai sesuai dengan yang seharusnya. Kemudian berkaitan dengan kualifikasi

pendidikan, pegawai yang ada saat ini belum memenuhi kebutuhan komposisi ideal yang

sesuai dengan pendidikannya termasuk keberadaan pegawai fungsional yang masih belum

ada di setiap sektor cipta karya. Dalam peningkatan kapasitas pegawai dalam

masing-masing sektor, pelatihan dan pembinaan terhadap pegawai penting dilakukan. Selain itu

penambahan pegawai berdasarkan analisa jabatan kebutuhan perbidang juga penting

dipertimbangkan dalam peningkatan kuantitas pegawai setiap sektor. Beberapa faktor yang

mempengaruhi kuantitas dan kualitas pegawai bidang cipta karya :

a. Faktor Internal

 Perlunya peningkatan pelatihan bagi pegawai terutama terkait kegiatan yang

bersifat teknis.

 Penambahan pegawai masing-masing sektor sesuai dengan kualifikasi

pendidikan yang sudah dituangkan dalam analisa jabatan

 Perlunya diikuti diklat fungsional untuk jabatan-jabatan fungsional yang

diperlukan pada masing-masing sektor

b. Faktor Eksternal

 meminimalisir seringnya mutasi jabatan untuk jabatan struktural agar pejabat

yang ada memahami dengan utuh tupoksi dan bisa menjalankan program dan

kegiatan secara maksimal.

 Pembinaan terhadap pegawai agar setiap orang memahami dan mengerti

mengenai tugas pokok dan fungsi

 Pembinaan dalam pelaksanaan program dan kegiatan agar terarah sesuai

dengan RPJMD, RPI2JM dan dokumen perencanaan lainnya.

 Perlunya penyelesaian SOP dalam setiap pelaksanaan kegiatan agar dapat

dijadikan pedoman teknis dalam pelaksanaan tugas bagi pegawai.

Analisa jumlah dan kebutuhan pegawai atau Sumber Daya Manusia (SDM) pada Instansi

(15)

Tabel 6.3

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

No Instansi Tingkat Pendidikan

Jumlah

dan Perumahan Dinas PU 5. Bidang Kebersihan

(16)

No Instansi Tingkat Pendidikan

Jumlah Pegawai Yang Ada

Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan) - D3

- SLTA

- orang 1 orang 2 orang

2 orang 2 orang 2 orang

6.1.8 Analisa SWOT kelembagaan bidang cipta karya

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),

peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis

SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang

mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari

peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang

mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan

mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana

cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang

keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya,

selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi

bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan

dalam rencana pengembangan kelembagaan.

Tabel 6.4

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

PELUANG (O)

a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi

untuk menunjang

pembangunan fasilitas

bidang keciptakaryaan.

b. Adanya kemungkinan

ANCAMAN (T)

a. Bertambahnya jumlah penduduk

b. Rendahnya penegakan hukum

terkait lingkungan.

c. Terbatasnya dana untuk alokasi bidang keciptakaryaan.

(17)

EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

pengembang, khususnya

pengembangan di

perumahan baru

c. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR

d. Adanya kesempatan

untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi

e. Adanya kesempatan

mendapatkan bantuan

hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB)

f. Promosi perumahan

berwawasan lingkungan

bidang keciptakaryaan.

KEKUATAN (S)

a. Secara kelembagaan,

lembaga yang ada dan

terkait dengan bidang

Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat

karena ditetapkan ber

dasarkan Perda

b. Tersedianya dokumen

perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, RP4D, BPS, Bisnis plan PDAM dll

c. Pembagian tugas dan

fungsi antara satuan kerja

telah merata demikian

pula wewenang dan

tanggungjawab sudah

jelas

d. Uraian tugas Satgas

Randal telah ada dan

dirumuskan dalam SK

Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

a.Dengan dukungan dana

dari luar Pemkab, perlu

segera menyiapkan

persaratan/dokumen

yang dibutuhkan oleh

pemerintah pusat dan

lembaga donor sebagai

persaratan untuk

mendapatkan bantuan

dana dan hibah

b.Meningkatkan sosialisasi

kepada masyarakat,

pengembang terkait

dengan isu2 lingkungan.

c.Memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada

pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

d.Meningkatkan koordinasi

antar instansi agar dapat

melaksanakan tugas

masing-masing sesuai

dengan tupoksi dan

dokumen perencanaan

yang sudah dibuat.

a.Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan swasta agar ikut berpartisipasi dalam

pembangunan bidang ciptakarya

b.Meningkatkan penegakan

hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan

c.Advokasi kepada para

(18)

KELEMAHAN (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

b. Kurangnya koordinasi

antara pemerintah daerah dan Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan,

penanganan dan

pengelolaan kawasan.

c. Kinerja lembaga

pengelola bidang cipta karya belum maksimal

d. Dukungan dana APBD

untuk operasional &

pemeliharaan serta

pembangunan Bidang

Cipta Karya masih kurang e. SDM yang tersedia kurang

memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya

f. Kurangnya sarana dan

prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana &

prasarana air minum,

persampahan, air limbah, drainase.

g. Masih lemahnya

pembinaan kelembagaan

terhadap organisasi

masyarakat pengelola

fasilitas bidang

keciptakaryaan berbasis

masyarakat

h. Belum tuntasnya

penyiapan lahan untuk

pembangunan fasilitas

bidang ciptakarya

i. Pemberian reward bagi

SDM yang berprestasi dan punishment kepada SDM

yang melakukan

kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

a.Meningkatkan kinerja

lembaga-lembaga yang

terkait dengan bidang

Cipta karya

b.Penambahan pegawai

yang memiliki pendidikan

dan kemampuan di

bidang Cipta Karya c.Meningkatkan disiplin dan

motivasi kerja kepada

pegawai dengan

menerapkan sistem

reward dan punishment.

d.Penempatan personil

yang tepat sesuai dengan

keahlian dan latar

belakang pendidikan e.Penyelesaian status lahan

sebelum dilaksanakan

pembangunan.

f. Advokasi kepada

pengambil keputusan

terkait (DPR dan eksekutif) terkait dengan penyiapan

readiness criteria

(Pernyataan minat dll)

a.Meningkatkan kinerja pegawai

dalam melasanakan fungsi

koordinasi dan pembinaan

kepada masyarakat

b.Meningkatkan kinerja

pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari

masyarakat, swasta/CSR,

pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.

c.Memperbaiki kinerja sistem

kepegawaian yang ada untuk

mencegah alokasi pegawai

yang tidak sesuai dengan

(19)

6.1.9 Rencana Pengembangan Kelembagaan A. Rencana Pengembangan Keorgansisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada

analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan

struktur organisasi dan tupoksinya.

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan

evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

jabatan struktural dan fungsional dilingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan

beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan

satuan organisasi di masing-masing unit kerja dilingkungan Pemerintah Daerah, khususnya

bidang Cipta Karya. Adapun bentuk rencana keorganisasian yang dapat diterapkan yaitu :

1. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan

dan monev;

2. Meningkatkan jumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan dan bimtek bidang cipta

karya;

3. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya

seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga

donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi

4. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi

masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait

dengan isu-isu lingkungan

5. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada

masyarakat terkait isu-isu lingkungan termasuk Perda.

B. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana

pengembangan tata laksana di Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut:

1. Menguraikan kebutuhan pembentukan peraturan daerah baru untuk mendukung

penyelenggaraan pembangunan prasarana wilayah.

2. Menguraikan tentang usulan penambahan tenaga atau mengusulkan kebutuhan

training.

(20)

4. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan

C. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana

pengembangan SDM di kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut:

1. Menguraikan usulan tentang penambahan kebutuhan akan prasarana dan

peralatan.

2. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan

3. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai

5. Menerapkan reward dan punishment kepada semua pegawai

Oleh sebab itu untuk mendukung rencana pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)

dapat dilakukan upaya sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam

rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi berupa :

Tabel 6.5

Pelatihan Bidang Cipta Karya

NO JENIS

Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

(21)

13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN 14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

Sumber : Pedoman Penyusun RPI2JM Kementerian Pekerjaan Umum, 2014

Dengan demikian dapat dirumuskan perencanaan pengembangan kapasitas kelembagaan

yang dapat diorentasikan dari penjabaran organisasi, tata laksana dan Kelembagaan

seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel: 6.6

Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

Organisasi  Meningkatkan kinerja manajemen bidang

ciptakarya dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monev;

 Mengalokasikan dana APBD yang ada

didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta

 Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

 Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

 Dinas/badan Lebih selektif dalam

pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan criteria yang dibutuhkan.

 Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen

perencanaan yang ada

(RPJMD, SSK, RISPAM, RP4D, SPM dll) kepada

semua pegawai yang

terlibat dalam

perencanaan, pelaksanaan dan monev.

 Menyusun program

pelatihan dan

pengembangan karier

pegawai serta menyiapkan anggaran yang memadai

 Sosialisasi kepada

masyarakat terkait dengan PERDA persampahan

 Membentuk tim Penyidik

PNS (PPNS) untuk

menindak masyarakat/

badan hukum yang

melanggar PERDA

Tata Laksana  Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi

 Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

 Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang

keciptakaryaan untuk

melakukan koordinasi

secara intens;

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

 Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

 Pengadaan pegawai baru

(22)

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

 Meningkatkan kesejahteraan pegawai

 Menerapkan reward dan funishment

kepada semua pegawai

 Mengusulkan penambahan

anggaran kesejahteraan

pegawai dalam APBD

6.2 KERANGKA REGULASI

Dalam menunjang pelaksanaan tugas terkait Cipta karya, ada beberapa regulasi

persektor yang dibutuhkan. Kebutuhan regulasi untuk Bidang Cipta Karya Kabupaten

Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel berikut

Peraturan daerah terkait penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten

Pasaman Barat, antara lain dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel: 6.7

Regulasi Terkait Keciptakaryaan

No.

Peraturan Daerah

Amanat Jenis Produk

Pengaturan

No./Tahun Tentang

1. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat

No. 18 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2031

Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan Strategis, yang meliputi:

Simpang Ampek di Kecamatan Pasaman

Ujuang Gadiang di Kecamatan Lembah Melintang

KInali di Kecamatan Kinali

Air Bangis di Kecamatan Sungai Beremas

2. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat

No. 18 Tahun 2014 Bangunan Gedung

Arahan mengenai persyaratan Bangunan Gedung, yang meliputi: persyaratan administrasi, persyaratan tata bangunan, persyaratan keandalan bangunan gedung, dan persyaratan kenyamanan dan bangunan. Serta arahan pembinaan dan peran serta

masyarakat dalam

(23)

Kabupaten Pasaman Barat

Persampahan

4. Keputusan Bupati Pasaman Barat

No.188.45/838/BUP-Lokasi perumahan dan permukiman kumuh meliputi : Nagari Kajai, Ujuang Gadiang, Rabi Jonggor, Muaro Kiawai, Sasak, Kinali, Desa Baru, Sungai Aua, Aia Gadang, Lingkuang Aua, dan Aua Kuniang dengan luas keseluruhan 121,89 Ha.

Tabel 6.8

Matriks Kebutuhan Regulasi

(24)

Dokumen

Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu

dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar

Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan

pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi tabel berikut bisa

dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah.

Tabel 6.9

Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi

Instansi dalam SOP

Pengembangan Permukiman

1 - -

Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 - - -

Gambar

Tabel 6.1
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 6.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada common anoda (CA), karena yang dijadikan satu adalah catoda maka CA dihubungkan dengan Vcc, sehingga untuk menyelakan segment maka pin dari segment tersebut

 Dari sisi Penggunaan, perekonomian Jawa Timur yang tumbuh sebesar 3,08 persen pada triwulan I tahun 2010 terhadap triwulan IV tahun 2009 (q-to-q), lebih didukung oleh

Lengkung IDF merupakan penyajian secara grafis hubungan antara intensitas hujan (tinggi hujan per satuan waktu), durasi hujan (lama terjadinya satu peristiwa hujan) dari periode

Kekayaan daerah, total aset, jumlah penduduk, tingkat ketergantungan, dan temuan audit secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi saran yang dapat diajukan adalah: Bagi para Pembina maupun pelatih pencaksilat disarankan bahwa

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yang terdiri dari: 1) pengeringan getah pepaya menggunakan oven vakum pada suhu 55 selama 22 jam, 2) ekstraksi papain

Masalah keperawatan lain yang ditemukan adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh, risiko infeksi, ikterik

Analisis Naskah Serat Mumulen menunjukkan bahwa pemaknaan yang dilakukan terhadap naskah Serat Mumulen mempresentasikan simbol-simbol sesaji berupa makanan, bunga