6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN
ujuan Peningkatan Kelembagaan Daerah terkait langsung dengan
pembangunan prasarana PU/ Cipta karya, yaitu agar investasi pembangunan
dapat dilaksanakan secara optimal oleh pemerintah Kabupaten/ Kota serta
terjamin keterlanjutannya.
Aspek kelembagaan Kelembagaan di Kabupaten/ Kota perlu dioptimalisasikan dan
dikoordinasikan serta disinkronisasikan uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan
kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/ instansi dan perangkatnya, guna
tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan
prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dan lain-lain.
BAB
6
KERANGKA
KELEMBAGAAN
DAN
REGULASI
KABUPATEN
6.1.1 KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI
Kabupaten Pasaman Barat sebagai hasil pemekaran Kabupaten Pasaman dibentuk
berdasarkan Undang-undang nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Pasaman Barat, di Propinsi Sumatera Barat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, telah terjadi perubahan kewenangan Pemerintah Daerah yang
kemudian ditindaklanjuti oleh Kabupaten Pasaman Barat dengan melakukan penyesuaian
kembali Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan kewenangannya yang telah dijadikan
Peraturan Daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat. Sesuai dengan Perda Nomor
21 tahun 2016 tersebut, berikut Organisasi Perangkat Daerah yang ada di lingkup
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat.
NO. NAMAKELEMBAGAAN/OPD
I. SEKRETARIAT DAERAH & SEKRETARIAT DPRD A. Sekretariat Daerah terdiri atas :
1. Sekretaris Daerah
2. Asisten Pemerintahan.
- Bagian Pemerintahan
- Bagian Pemerintahan Nagari
- Bagian Hukum
3. AsistenPerekonomian dan Pembangunan
- Bagian Perekonomian
- Bagian Administrasi Pembangunan
- Bagian Kesejahteraan Rakyat - Bagian Layanan Pengadaan
4. Asisten Bidang Administrasi
- Bagian Organisasi
- Bagian Umum
- Bagian Keuangan
B. Sekretariat DPRD
II. DINAS DAERAH
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Komunikasi dan Informatika
4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 5. Dinas Lingkungan Hidup
6. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu 7. Dinas Pengendalian Penduduk dan KB
8. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 9. Dinas Kearsipan
10. Dinas Kepemudaan dan Olah Raga 11. Dinas Pariwisata
12. Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan
13. Dinas Perkebunan
14. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
15. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
16. Dinas Pangan
17. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari
18. Dinas Perhubungan
19. Dinas Sosial
20. Dinas Tenaga Kerja
21. Dinas Kelautan
III. LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Inspektorat
2. Badan Perencanaan
3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Badan Aset dan Pendapatan Daerah
6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
7. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
8. Satuan Polisi Pamong Praja
9. Rumah Sakit Umum Daerah
VI. KECAMATAN
1. Kecamatan Sungai Beremas.
2. Kecamatan Lembah Melintang.
3. Kecamatan Pasaman.
4. Kecamatan Talamau.
5. Kecamatan Kinali.
6. Kecamatan Gunung Tuleh.
7. Kecamatan Ranah Batahan.
8. Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
9. Kecamatan Sungai Aur.
Dalam mengembangkan budaya birokrasi, etika dan moral aparatur telah dilaksanakan
program pembangunan dan pengawasan baik internal maupun eksternal, akan tetapi masih
belum optimal. Hal ini disebabkan oleh belum didukung tingkat kesadaran dan komitmen
aparatur.
Penataan kelembagaan pemerintah nagari telah dilaksanakan melalui sistem pemerintahan
yang bertujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Sedangkan Penataan nagari dilakukan melalui penataan lembaga kenagarian, pengelolaan
administrasi pemerintahan nagari, peningkatan kualitas sumber daya aparatur nagari,
peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan nagari serta peningkatan peran serta
masyarakat dalam bernagari.
Permasalahan yang dihadapi dalam lembaga nagari secara umum adalah belum
optimalnya penyelenggaraan pemerintahan nagari yang terlihat dengan belum
berfungsinya kebudayaan nagari yang ada.
6.1.2 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program
Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur,
tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
Struktur Organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya Kabupaten
Pasaman Barat adalah sebagai berikut :
A. Tim Pengarah
instansi yang terlibat sebagai pengarah adalah Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris
Daerah, Badan Perencanaan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan,
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari, dan PDAM
B. Satuan Tugas
Instansi yang terlibat sebagai Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian
(Satgas Randal) Bidang Keciptakaryaan adalah Bidang Pengembangan Wilayah
Perencanaan, Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang Dinas PUPR, Bidang
Kawasan Permukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Bidang
Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup, Bidang Kesehatan
Masyarakat Dinas Kesehatan, Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Sumber Daya
Alam dan Tekhnologi Tepat Guna Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari,
dan Bidang Perencanaan PDAM
C. Sekretariat
Instansi yang terkait adalah Badan Perencanaan, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, dan PDAM
Tugas dan wewenang instansi yang terkait dalam Bidang Keciptakaryaan di Kabupaten
Pasaman Barat adalah sebagai berikut:
1. Tim Pengarah mempunyai tugas :
a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam
perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program di bidang
cipta karya.
b. Memberikan dukungan dalam kaitan perencanaan program bidang Cipta
Karya antara Kabupaten/ Kota, Provinsi serta mitra kerjasama lainnya baik
didalam dan di luar Kabupaten;
2. Tim Satuan Tugas mempunyai tugas :
a. Merencanakan program perencanaan dan pengendalian Bidang Ciptakarya
untuk Kabupaten Pasaman Barat;
b. Melaksanakan perencanaan Program Bidang Cipta Karya;
c. Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya;
d. Melaksanakan Evaluasi pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya;
e. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kemampuan sumber
daya manusia untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan
2) Tim Sekretariat, mempunyai tugas :
a. Memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan
Tim Satuan Tugas;
b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan program Bidang Cipta Karya di Kabupaten dan
Propinsi; dan
c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim
Satuan Tugas
6.1.3 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu
mengembangkan hubungan fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.
Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja
lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan
kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar
perangkat daerah. Sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan
tugas,
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan
Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut
tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna
memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan
tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi
pegawai dalam melakukan tugasnya.
Keberadaan instansi yang ada di Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dalam
pemerintah Kabupaten, maupun instansi vertikal yang ada di Kabupaten Pasaman Barat.
Gambaran hubungan keterkaitan ini terlihat dari siklus penyelenggaraan tugas
keciptakaryaan tersebut dari fungsi sebagai berikut:
Tabel 6.1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No. Instansi Peran Instansi
Pembangunan Bidang
Unit / Bagian yang
Pembangunan
1. Badan Perencanaan a) Pengkoordinasian
penyusunan perencanaan pembangunan
b) Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian
pembangunan
c) Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan. d) Pengendalian
pembangunan.
e) Memfasilitasi dokumen perencanaan pembangunan skala Kabupaten untuk mendukung program keciptakaryaan
a. Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Alam
b. Bidang Sosial Budaya
2. Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan.
b) Penyelenggaraan urusan
teknis di bidang
keciptakaryaan.
c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.
d) Melakukan pengawasan
pengendalian terhadap
fungsi dari fasilitas
lingkungan.
e) Menyiapkan dokumen teknis
terkait kebutuhan
perencanaan program
keciptakaryaan
3 Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan. b) Penyelenggaraan urusan
teknis di bidang
keciptakaryaan.
c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.
d) Melakukan pengawasan
pengendalian terhadap
fungsi dari fasilitas
lingkungan.
e) Menyiapkan dokumen
teknis terkait kebutuhan
perencanaan program
keciptakaryaan
Bidang Kawasan Pemukiman
4 Dinas Lingkungan
Hidup
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan. b) Penyelenggaraan urusan
teknis di bidang
keciptakaryaan.
c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.
d) Melakukan pengawasan
pengendalian terhadap
fungsi dari fasilitas
lingkungan.
e) Menyiapkan dokumen
teknis terkait kebutuhan
perencanaan program
keciptakaryaan
Bidang Kebersihan dan Pertamanan
5 Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Nagari
a) Penguatan kelembagaan
masyarakat pengelola
fasilitas bidang
keciptakaryaan.
b) Pembinaan dan
pendampingan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan dan
perawatan fasilitas bidang keciptakaryaan dari dana masyarakat dan PNPM.
c) Menyiapkan dokumen
teknis terkait kebutuhan
perencanaan program
keciptakaryaan
6 Dinas Kesehatan a) Melaksanakan promosi
kesehatan pada
masyarakat terkait fasilitas bidang keciptakaryaan.
b) Pembinaan dan
pendampingan partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan dan
perawatan fasilitas bidang keciptakaryaan.
c) Menyiapkan dokumen teknis
terkait kebutuhan
perencanaan program
keciptakaryaan
Bidang Kesehatan Masyarakat
6 PDAM a) Perumusan kebijakan teknis
di bidang keciptakaryaan khususnya air minum. b) Penyelenggaraan urusan
teknis di bidang
keciptakaryaan khususnya air minum.
c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas air minum
d) Mengelola pelayanan air minum perpipaan kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan daerah.
e) Menyiapkan dokumen teknis
terkait kebutuhan
perencanaan program
keciptakaryaan khususnya air minum.
6.1.4 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat
dilakukan dengan mengisi tabel mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang
Tabel 6.2
Komposisi Pegawai dalam Instansi yang terkait Bidang Cipta Karya
Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang
Pendidikan Jabatan Fungsional
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gol I : 1 org Pria : 15 org < SMA : 1 Org -
Gol II : 3 org Wanita : 9 org SMA : 2 Org
Gol III : 14org Dipl. : - Org
Gol IV : 6 org S1 : 16 Org
S2 : 4 Org
S3 : - Org
Dinas Pekerjaan Umum
Gol I : 12 org Pria : 79 org < SMA : 12 Org -
Gol II : 32 org Wanita : 10 org SMA : 32 Org
Gol III : 43 org Dipl. : 4 Org
Gol IV : 2 org S1 : 40 Org
S2 : 3 Org
S3 : - Org
Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan
Gol I : - org Pria : 14 org < SMA : - Org -
Gol II : 8 org Wanita : 11 org SMA : 5 Org
Gol III : 13 org Dipl. : 5 Org
Gol IV : 4 org S1 : 13 Org
S2 : 2 Org
S3 : Org
Badan Pemberdayaan Masyarakat
Gol I : - org Pria : 17 org < SMA : Org -
Gol II : 3 org Wanita : 19 org SMA : 19 Org
Gol III : 29 org Dipl. : - Org
Gol IV : 4 org S1 : 17 Org
S2 : - Org
S3 : Org
Dinas Kesehatan
Gol I : 2 org Pria : 117 org < SMA : 4 Org -
Gol II : 261 org Wanita : 462 org SMA : 217 Org
Gol III : 311 org Dipl. : 249 Org
Gol IV : 5 org S1 : 104 Org
S2 : 5 Org
S3 : Org
PDAM
< SMA : 6 Org -
SMA : 43 Org
Dipl. : 2 Org
S1 : 11 Org
S2 : 1 Org
6.1.5Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Dasar dari Pembentukan kelembagaan/ struktur organisasi Dinas dan Lembaga Teknis di
Kab. Pasaman barat adalah :
a. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
b. Peraturan Daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat .
Selain itu untuk pelaksanaan tugas dalam bidang air minum, dibentuklah PDAM Pasaman
Barat sebagai BUMD yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman
Barat No.10 tahun 2006 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasaman
Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2010.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) masing-masing instansi, untuk
pelaksanaan teknis bidang keciptakaryaan di Kabupaten Pasaman Barat diselenggarakan
di beberapa instansi diantaranya :
a. Badan Perencanaan
Bappeda berperan dalam fungsi koordinasi dengan instansi yang terkait dengan
keciptakaryaan dengan mengarahkan kegiatan agar sesuai dengan RPJMD.
b. Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang menangani mengenai pengembangan air
minum terutama yang berasal dari dana DAK dan APBN. Kemudian juga
pengelolaan sanitasi (limbah dan drainase) skala Kabupaten, dan pembangunan
gedung terkait pengelolaan kawasan, dan kegiatan terkait tata ruang (RDTR) dan
Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
c. Bidang Kawasan Pemukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Bidang Kawasan Pemukiman menangani mengenai pengembangan permukiman,
dan pengembangan Penyehatan Lingkungan permukiman (PLP) termasuk
pengelolaan sarana pendukung lingkungan seperti jalan lingkungan, sanitasi
lingkungan (drainase dan pengelolaan limbah skala kawasan), serta penangangan
d. Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup
DLH menangani mengenai pengelolaan persampahan. Untuk air limbah belum
dikelola dengan baik dan sesuai ketentuan terutama karena IPLT belum bisa
dioperasikan
e. PDAM
PDAM menangani mengenai Pengembangan Air Minum.
Masing-masing instansi sudah memiliki tupoksi masing-masing, dalam pelaksanaanya
kadangkala ditemui kendala terutama terkait koordinasi kerja masing-masing instansi dan
menjaga komitmen instansi teknis agar bisa menjalankan program dan kegiatan sesuai
dengan dokumen-dokumen perencanaan yang sudah ada. Dengan masih tingginya target
kinerja untuk setiap sektor, sementara anggaran yang disediakan terbatas maka seringkali
target indikator kinerja yang seharusnya dicapai akhirnya belum tercapai sesuai dengan
target sasaran. Selain itu belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
setiap pelaksanaan tugas, menyebabkan belum adanya standar yang jelas yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya pada masing-masing sektor.
1. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat sangat
dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya
mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.
Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Pasaman
Barat sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada
2. Permasalahan Dalam Keorganisasian
Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya
masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.
Koordinasi eksternal antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih
kurang
Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa
ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan
Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke
Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan
Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya sarana
angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran drainase
serta masih rendahnya pelayanan air minum
Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk
sarana dan prasarana sanitasi
Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan
lingkungan dan masyarakat
6.1.6 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Pembangunan Bidang Keciptakaryaan di Kab. Pasaman Barat merupakan pelaksanaan
program dan kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan terutama untuk
meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana yang terkait dengan air minum, permukiman,
penyehatan lingkungan dan penataan bangunan dan lingkungan. Hal ini juga sesuai
dengan RPJMD Kabupaten Pasaman Barat, dimana beberapa indikator yang harus
dipenuhi terkait dengan cipta karya.
Terkait dengan visi dan misi Kabupaten Pasaman Barat, maka kondisi keciptakaryaan
menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan, karena tidak terlepas dari masalah air
bersih, penyehatan lingkungan, penataan bangunan dan lingkungan, perumahan dan
pemukiman dan sektor keciptakaryaan lainnya. Dokumen RTRW Kabupaten Pasaman
Barat juga menguatkan pembangunan sektor keciptakaryaan. Demikian pula halnya
dengan dokumen turunan RTRW ini, berupa RDTRK dan RTBL yang dalam proses
penyusunan. Karena itu secara kelembagaan dan peraturan perundangan yang ada di
daerah sangat berpihak kepada pengembangan pembangunan keciptakaryaan.
Dengan sudah tertuangnya pembangunan mengenai keciptakaryaan di Kabupaten
Pasaman Barat, kedepan diharapkan kerjasama dan komitmen semua pihak dan instansi
yang terkait agar pembangunan ini bisa terlaksana sejalan dengan dokumen yang sudah
ada. Peran serta masyarakat dan dunia usaha juga diperlukan karena bidang
keciptakaryaan berkaitan dengan kepentingan dasar semua pihak sehingga dengan
bantuan dan partisipasi semua stakeholders akan mendukung pelaksanaan kegiatan
6.1.7 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Secara kedaerahan, Kabupaten Pasaman Barat masih memiliki kekurangan pegawai baik
dari segi kuantitas dan kualitas. Jumlah Pegawai yang berstatus PNS saat ini masih
terbatas, sehingga banyak pegawai diperbantukan berupa tenaga honor daerah dan tenaga
kontrak. Begitu juga dalam bidang keciptakaryaan, jumlah pegawai yang ada belum
memadai sesuai dengan yang seharusnya. Kemudian berkaitan dengan kualifikasi
pendidikan, pegawai yang ada saat ini belum memenuhi kebutuhan komposisi ideal yang
sesuai dengan pendidikannya termasuk keberadaan pegawai fungsional yang masih belum
ada di setiap sektor cipta karya. Dalam peningkatan kapasitas pegawai dalam
masing-masing sektor, pelatihan dan pembinaan terhadap pegawai penting dilakukan. Selain itu
penambahan pegawai berdasarkan analisa jabatan kebutuhan perbidang juga penting
dipertimbangkan dalam peningkatan kuantitas pegawai setiap sektor. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas pegawai bidang cipta karya :
a. Faktor Internal
Perlunya peningkatan pelatihan bagi pegawai terutama terkait kegiatan yang
bersifat teknis.
Penambahan pegawai masing-masing sektor sesuai dengan kualifikasi
pendidikan yang sudah dituangkan dalam analisa jabatan
Perlunya diikuti diklat fungsional untuk jabatan-jabatan fungsional yang
diperlukan pada masing-masing sektor
b. Faktor Eksternal
meminimalisir seringnya mutasi jabatan untuk jabatan struktural agar pejabat
yang ada memahami dengan utuh tupoksi dan bisa menjalankan program dan
kegiatan secara maksimal.
Pembinaan terhadap pegawai agar setiap orang memahami dan mengerti
mengenai tugas pokok dan fungsi
Pembinaan dalam pelaksanaan program dan kegiatan agar terarah sesuai
dengan RPJMD, RPI2JM dan dokumen perencanaan lainnya.
Perlunya penyelesaian SOP dalam setiap pelaksanaan kegiatan agar dapat
dijadikan pedoman teknis dalam pelaksanaan tugas bagi pegawai.
Analisa jumlah dan kebutuhan pegawai atau Sumber Daya Manusia (SDM) pada Instansi
Tabel 6.3
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
No Instansi Tingkat Pendidikan
Jumlah
dan Perumahan Dinas PU 5. Bidang Kebersihan
No Instansi Tingkat Pendidikan
Jumlah Pegawai Yang Ada
Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan) - D3
- SLTA
- orang 1 orang 2 orang
2 orang 2 orang 2 orang
6.1.8 Analisa SWOT kelembagaan bidang cipta karya
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari
peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang
mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan
mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana
cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya,
selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi
bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan
dalam rencana pengembangan kelembagaan.
Tabel 6.4
Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
PELUANG (O)
a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi
untuk menunjang
pembangunan fasilitas
bidang keciptakaryaan.
b. Adanya kemungkinan
ANCAMAN (T)
a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Rendahnya penegakan hukum
terkait lingkungan.
c. Terbatasnya dana untuk alokasi bidang keciptakaryaan.
EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
pengembang, khususnya
pengembangan di
perumahan baru
c. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR
d. Adanya kesempatan
untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi
e. Adanya kesempatan
mendapatkan bantuan
hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB)
f. Promosi perumahan
berwawasan lingkungan
bidang keciptakaryaan.
KEKUATAN (S)
a. Secara kelembagaan,
lembaga yang ada dan
terkait dengan bidang
Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat
karena ditetapkan ber
dasarkan Perda
b. Tersedianya dokumen
perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, RP4D, BPS, Bisnis plan PDAM dll
c. Pembagian tugas dan
fungsi antara satuan kerja
telah merata demikian
pula wewenang dan
tanggungjawab sudah
jelas
d. Uraian tugas Satgas
Randal telah ada dan
dirumuskan dalam SK
Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
a.Dengan dukungan dana
dari luar Pemkab, perlu
segera menyiapkan
persaratan/dokumen
yang dibutuhkan oleh
pemerintah pusat dan
lembaga donor sebagai
persaratan untuk
mendapatkan bantuan
dana dan hibah
b.Meningkatkan sosialisasi
kepada masyarakat,
pengembang terkait
dengan isu2 lingkungan.
c.Memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada
pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek
d.Meningkatkan koordinasi
antar instansi agar dapat
melaksanakan tugas
masing-masing sesuai
dengan tupoksi dan
dokumen perencanaan
yang sudah dibuat.
a.Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan swasta agar ikut berpartisipasi dalam
pembangunan bidang ciptakarya
b.Meningkatkan penegakan
hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan
c.Advokasi kepada para
KELEMAHAN (W)
a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.
b. Kurangnya koordinasi
antara pemerintah daerah dan Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan,
penanganan dan
pengelolaan kawasan.
c. Kinerja lembaga
pengelola bidang cipta karya belum maksimal
d. Dukungan dana APBD
untuk operasional &
pemeliharaan serta
pembangunan Bidang
Cipta Karya masih kurang e. SDM yang tersedia kurang
memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya
f. Kurangnya sarana dan
prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana &
prasarana air minum,
persampahan, air limbah, drainase.
g. Masih lemahnya
pembinaan kelembagaan
terhadap organisasi
masyarakat pengelola
fasilitas bidang
keciptakaryaan berbasis
masyarakat
h. Belum tuntasnya
penyiapan lahan untuk
pembangunan fasilitas
bidang ciptakarya
i. Pemberian reward bagi
SDM yang berprestasi dan punishment kepada SDM
yang melakukan
kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya
a.Meningkatkan kinerja
lembaga-lembaga yang
terkait dengan bidang
Cipta karya
b.Penambahan pegawai
yang memiliki pendidikan
dan kemampuan di
bidang Cipta Karya c.Meningkatkan disiplin dan
motivasi kerja kepada
pegawai dengan
menerapkan sistem
reward dan punishment.
d.Penempatan personil
yang tepat sesuai dengan
keahlian dan latar
belakang pendidikan e.Penyelesaian status lahan
sebelum dilaksanakan
pembangunan.
f. Advokasi kepada
pengambil keputusan
terkait (DPR dan eksekutif) terkait dengan penyiapan
readiness criteria
(Pernyataan minat dll)
a.Meningkatkan kinerja pegawai
dalam melasanakan fungsi
koordinasi dan pembinaan
kepada masyarakat
b.Meningkatkan kinerja
pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari
masyarakat, swasta/CSR,
pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.
c.Memperbaiki kinerja sistem
kepegawaian yang ada untuk
mencegah alokasi pegawai
yang tidak sesuai dengan
6.1.9 Rencana Pengembangan Kelembagaan A. Rencana Pengembangan Keorgansisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada
analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan
struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan
evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan
jabatan struktural dan fungsional dilingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan
beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan
satuan organisasi di masing-masing unit kerja dilingkungan Pemerintah Daerah, khususnya
bidang Cipta Karya. Adapun bentuk rencana keorganisasian yang dapat diterapkan yaitu :
1. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan
dan monev;
2. Meningkatkan jumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan dan bimtek bidang cipta
karya;
3. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya
seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga
donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi
4. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi
masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait
dengan isu-isu lingkungan
5. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat terkait isu-isu lingkungan termasuk Perda.
B. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana
pengembangan tata laksana di Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan kebutuhan pembentukan peraturan daerah baru untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan prasarana wilayah.
2. Menguraikan tentang usulan penambahan tenaga atau mengusulkan kebutuhan
training.
4. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan
C. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana
pengembangan SDM di kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan usulan tentang penambahan kebutuhan akan prasarana dan
peralatan.
2. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan
3. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
5. Menerapkan reward dan punishment kepada semua pegawai
Oleh sebab itu untuk mendukung rencana pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)
dapat dilakukan upaya sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam
rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi berupa :
Tabel 6.5
Pelatihan Bidang Cipta Karya
NO JENIS
Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN 14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Sumber : Pedoman Penyusun RPI2JM Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
Dengan demikian dapat dirumuskan perencanaan pengembangan kapasitas kelembagaan
yang dapat diorentasikan dari penjabaran organisasi, tata laksana dan Kelembagaan
seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel: 6.6
Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Aspek
Kelembagaan Strategi Rencana Aksi
Organisasi Meningkatkan kinerja manajemen bidang
ciptakarya dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monev;
Mengalokasikan dana APBD yang ada
didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta
Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan
Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.
Dinas/badan Lebih selektif dalam
pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan criteria yang dibutuhkan.
Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen
perencanaan yang ada
(RPJMD, SSK, RISPAM, RP4D, SPM dll) kepada
semua pegawai yang
terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monev.
Menyusun program
pelatihan dan
pengembangan karier
pegawai serta menyiapkan anggaran yang memadai
Sosialisasi kepada
masyarakat terkait dengan PERDA persampahan
Membentuk tim Penyidik
PNS (PPNS) untuk
menindak masyarakat/
badan hukum yang
melanggar PERDA
Tata Laksana Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi
Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang
keciptakaryaan untuk
melakukan koordinasi
secara intens;
Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
Pengadaan pegawai baru
Aspek
Kelembagaan Strategi Rencana Aksi
fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya
Meningkatkan kesejahteraan pegawai
Menerapkan reward dan funishment
kepada semua pegawai
Mengusulkan penambahan
anggaran kesejahteraan
pegawai dalam APBD
6.2 KERANGKA REGULASI
Dalam menunjang pelaksanaan tugas terkait Cipta karya, ada beberapa regulasi
persektor yang dibutuhkan. Kebutuhan regulasi untuk Bidang Cipta Karya Kabupaten
Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel berikut
Peraturan daerah terkait penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten
Pasaman Barat, antara lain dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel: 6.7
Regulasi Terkait Keciptakaryaan
No.
Peraturan Daerah
Amanat Jenis Produk
Pengaturan
No./Tahun Tentang
1. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat
No. 18 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2031
Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan Strategis, yang meliputi:
Simpang Ampek di Kecamatan Pasaman
Ujuang Gadiang di Kecamatan Lembah Melintang
KInali di Kecamatan Kinali
Air Bangis di Kecamatan Sungai Beremas
2. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat
No. 18 Tahun 2014 Bangunan Gedung
Arahan mengenai persyaratan Bangunan Gedung, yang meliputi: persyaratan administrasi, persyaratan tata bangunan, persyaratan keandalan bangunan gedung, dan persyaratan kenyamanan dan bangunan. Serta arahan pembinaan dan peran serta
masyarakat dalam
Kabupaten Pasaman Barat
Persampahan
4. Keputusan Bupati Pasaman Barat
No.188.45/838/BUP-Lokasi perumahan dan permukiman kumuh meliputi : Nagari Kajai, Ujuang Gadiang, Rabi Jonggor, Muaro Kiawai, Sasak, Kinali, Desa Baru, Sungai Aua, Aia Gadang, Lingkuang Aua, dan Aua Kuniang dengan luas keseluruhan 121,89 Ha.
Tabel 6.8
Matriks Kebutuhan Regulasi
Dokumen
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan
pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi tabel berikut bisa
dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah.
Tabel 6.9
Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi
Instansi dalam SOP
Pengembangan Permukiman
1 - -
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1 - - -