• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak penerapan Blended Learning dalam pembelajaran gerak lurus beraturan terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik di kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Dampak penerapan Blended Learning dalam pembelajaran gerak lurus beraturan terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik di kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung - USD Repository"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAMPAK PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

GERAK LURUS BERATURAN TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X IPA

SMAN 1 NAGAWUTUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Maria Pere Toby

NIM : 141424036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Forgiving comes from the heart, Forgetting from the mind. Do both”

(Daniel Zechariah)

Puji dan syukur kepada Tuhan sumber pengharapan dan kekuatanku.

Hasil karya dan perjuanganku, kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku Bapak Paulus Kia Toby dan Mama Benedikta Burong

Ketiga saudaraku Virgi, Ina, dan Grace, Tanta Yosefa Siga dan Om Piter Lam

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

Maria Pere Toby. 2018. Dampak Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran Gerak Lurus Beraturan Terhadap Hasil Belajar Dan Kemandirian Belajar Peserta Didik Di Kelas X IPA Sman 1 Nagawutung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan Blended Learning terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik kelas X IPA pada pokok bahasan gerak lurus beraturan.

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah subyek 18 peserta didik. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Juli sampai dengan 10 Agutus 2018. Penelitian ini menerapkan treatment Blended Learning dalam pembelajaran pada pokok bahasan gerak lurus beraturan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif mengenai deskripsi pengamatan kemandirian belajar peserta didik selama di kelas. Penelitian kuantitatif mengenai hasil belajar dan kuesioner kemandirian belajar. Hasil belajar peserta didik berupa pretest-posttest dianalisis menggunakan Uji T untuk kelompok dependen dengan bantuan SPSS 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Blended Learning pada peserta didik kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung pada pokok bahasan gerak lurus beraturan adalah dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik.

(8)

viii ABSTRACT

Maria Pere Toby.2018.The Impact of Blended Learning Application on Learning Process Towards Learning Result and Student’s Independence Learning in Class X IPA of SMAN 1 Nagawutung.

This study aims to determine how the impact of Blended Learning on learning result and student’s independence learning of class X on the Uniform Linear Motion subject.

The subjects of this study were student of class X IPA in SMAN 1 Nagawutung at 2018/2019 academic year, which total of 18 subjects. The research was held on July to August , 2018. The research used quantitative and qualitative research design. The qualitative research regarding to the description of students' learning independent observation during class. The quantitative research regarding to the learning result and learning independence questionnaire. Student’s learning result which shape of several pretest-posttest were analyzed using the T test for the dependent group.

The result shows that the application of Blended Learning in class X IPA of SMAN 1 Nagawutung on the Uniform Linear Motion subject was able to improve the learning result and student’s independence learning.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan penyertaannya selama ini penulisan skripsi yang berjudul “DAMPAK PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X IPA SMAN 1 NAGAWUTUNG”

dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak hanya hasil kerja keras dari penulis saja melainkan bantuan berupa waktu, tenaga, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,

2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan memberikan bimbingan, bantuan, serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi,

3. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memantau perkembangan penulisan skripsi mahasiswa-mahasisiwinya, 4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program studi Pendidikan

(10)

x

5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang dengan keramahan dan kesabaran telah membantu dalam segala hal terkait administrasi penulis 6. Ibu Maria Banak S.Pd selaku Kepala SMAN 1 Nagawutung yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA tersebut,

7. Ibu Bernadete Rete S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika SMAN 1 Nagawutung yang telah membantu penulis selama pengambilan data skripsi, 8. Peserta didik kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pikiran sebagai subjek penelitian,

9. Keluarga besar SMAN 1 Nagawutung atas bantuan dan kerjasamanya, 10.Teman Rosni Moron atas bantuan menganalisis data menggunakan SPSS, 11.Bapak Paulus Kia dan mama Benedikta Burong, Virgi, Ina, dan Grace, Tanta

Yosefa Siga dan Om Piter Lam yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan memantau perkembangan penyusunan skripsi,

(11)
(12)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...v

A. LATAR BELAKANG...1

B. RUMUSAN MASALAH...3

C. BATASAN MASALAH...3

D. TUJUAN...4

E. MANFAAT...4

BAB IILANDASAN TEORI...5

A. PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR...5

B. BLENDED LEARNING...6

1. Pengertian Blended Learning...6

2. Kelebihan dan kekurangan...8

C. HASIL BELAJAR...9

(13)

xiii

E. GERAK LURUS BERATURAN...13

1. Pengertian Gerak...13

2. Jarak dan Perpindahan...13

3. Kelajuan dan Kecepatan...16

4. Percepatan...20

5. Gerak Lurus Beraturan (GLB) ...21

F. PENELITIAN TERKAIT...23

BAB III METODE PENELITIAN...27

A. DESAIN PENELITIAN...27

B PARTISIPAN PENELITIAN...28

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN...28

D. TREATMENT PENELITIAN...28

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA...30

1. Tes Tertulis...30

2. Dokumentasi ...31

3. Kuesioner...31

F. DESAIN PEMBELAJARAN...32

G. INSTRUMEN PENELITIAN...35

1. Soal pilihan ganda untuk pretest dan post-test...35

2. Lembar Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik ...36

3. Kuesioner Kemandirian Belajar Peserta didik...36

4. Instrumen Pembelajaran...37

H Validitas... 37

I. Metode Analisis Data...38

1. Skor hasil belajar peserta didik ... 39

(14)

xiv

3. Skor Hasil Kuesioner...41

BAB IVPELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN...44

A. PELAKSANAAN PENELITIAN...44

B ANALISIS DAN PEMBAHASAAN ...49

1. Pretest ...49

2. Implementasi Pembelajaran Blended Learning di Kelas...53

3. Posttest...66

4. Mengukur Keberhasilan Model Pembelajan Blended Learning... 69

5. Kemandirian Belajar... 71

BAB 5 PENUTUP...83

A. KESIMPULAN...83

B. SARAN...84

DAFTAR PUSTAKA...85

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Indikator Kemandirian Belajar ... 12

Gambar 2.2 Benda Bergerak ke Arah Kanan ... 13

Gambar 2.3 Benda Bergerak ke Arah Kiri ... 14

Gambar 2.4 Benda yang Bergerak pada Sumbu-X dan Sumbu-Y ... 15

Gambar 2.5 Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan ... 22

Gambar 2.6 Grafik hubungan jarak tempuh terhadap waktu ... 23

Gambar 4.1 Kegiatan Peserta Didik Selama Mengikuti Pretest ... 52

Gambar 4.2 Pembelajaran Bleneded learning Pertama di Kelas ... 55

Gambar 4.3 Pembelajaran Blended Learning Kedua di Kelas ... 58

Gambar 4.4 Pembelajaran Blended Learning Ketiga di Kelas ... 60

Gambar 4.5 Pembelajaran Blended Learning Keempat di Kelas ... 63

Gambar 4.6 Pembelajaran Blended Learning Kelima di Kelas ... 65

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Pembelajaran Dengan Blended Learning... 32

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal untuk Pretest/ Post-Test ... 35

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik………...36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Belajar Peserta didik ... 37

Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Pemahaman Peserta didik Berdasarkan Skor ... 40

Tabel 3.6 Bobot Penilaian Kuesioner Kemandirian Belajar ... 42

Tabel 3.7 Kategori Kemandirian Belajar Kelas ... 43

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian………...44

Tabel 4.2 Implementasi Pembelajaran Blended Learning di Kelas ... 46

Tabel 4.3 Tingkat Pemahaman Awal Peserta didik Berdasarkan Persentase Skor Peserta didik ... 51

Tabel 4.4 Implementasi Pembelajaran Blended learning pada Pertemuan Pertama di Kelas ... 53

Tabel 4.5 Implementasi Pembelajaran Blended learning pada Pertemuan Kedua di Kelas ... 55

Tabel 4.6 Implementasi Pembelajaran Blended learning pada Pertemuan Ketiga di Kelas ... 59

(17)

xvii

Tabel 4.8 Implementasi Pembelajaran Blended learning pada Pertemuan Kelima di Kelas ... 63 Tabel 4.9 Tingkat Pemahaman Akhir Peserta didik Berdasarkan Persentase Skor Peserta didik ... 67 Tabel 4.10 Data Pretest Dan Posttest Kelas X Ipa ……….70

Tabel 4.11 Pengamatan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X IPA di Kelas

Pertemuan Pertama………..72

Tabel 4.12 Pengamatan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X IPA di Kelas

Pertemuan Kedua……….73

Tabel 4.13 Pengamatan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X IPA di Kelas Pertemuan Ketiga……….75

Tabel 4.14 Pengamatan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X IPA di Kelas

Pertemuan Keempat……….76

Tabel 4.15 Pengamatan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X IPA di Kelas

Pertemuan Kelima………77

Tabel 4.16 Skor Kemandirian Belajar Kelas X IPA 1 Tiap Pernyataan………..78

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN……….88

LAMPIRAN 2 SURAT PERIZINAN PELAKSANAAN PENELITIAN………...89

LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN………90

LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN………..92

LAMPIRAN 5 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK………..109

LAMPIRAN 6 SOAL PRETEST/POST-TEST………..119

LAMPIRAN 7 SOAL LATIHAN DAN TUGAS RUMAH………..130

LAMPIRAN 8 KUESIONER KEMANDIRIAN BELAJAR………148

LAMPIRAN 9 JAWABAN PRETEST PESERTA DIDIK………..151

LAMPIRAN 10 JAWABAN POSTTEST PESERTA DIDIK……….157 LAMPIRAN 11 JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA………..168

(19)
(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fisika mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di alam, sehingga pembelajaran fisika memerlukan media peraga atau alat penunjang, sumber belajar dan metode pembelajaran untuk memudahkan memahami fenomena-fenomena alam yang terjadi. Di satu sisi, eksperimen merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memudahkan pemahaman, tetapi dalam kenyataannya metode ini terdapat beberapa kendala diantaranya keterbatasan waktu yang tersedia dan peralatan yang kurang memadai. Disamping itu pendidikan yang sampai saat ini masih ada yang menggunakan satu sumber belajar, yaitu hanya bersumber dari guru dengan menggunakan metode ceramah.

(21)

Namun demikian, laboratorium komputer dan sarana internet belum dimanfaatkan oleh pihak sekolah dalam menunjang proses pembelajaran dan kurangnya antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran fisika karena model pembelajaran yang kurang menarik. Model pembelajaran yang kurang menarik disebabkan karena proses pembelajaran hanya menggunakan satu sumber belajar yaitu bersumber dari guru dengan menggunakan metode ceramah.

Salah satu metode pembelajaran yang memanfaatkan laboratorium komputer dan sarana internet adalah Blended Learning. Penggunaan sumber belajar pada Blended Learnig tidak terbatas pada satu sumber, karena Blended Learning merupakan perpaduan dari dua metode tradisional dan e-learning

(Graham 2006). Dengan dimanfaatkannya Blended Learning peserta didik tidak hanya memperoleh informasi tentang fisika dari guru atau buku refrensi tapi juga dari internet, yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Berkaitan dengan belum dimanfaatkannya laboratorium komputer dan sarana internet yang disediakan oleh sekolah, dan model pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Penerapan Blended Learning dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar dan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung”. Dengan diterapkannya Blended Learning dalam pembelajaran fisika, diharapkan mampu memberikan

(22)

yang diajarkan dikelas, karena pada zaman sekarang ini peserta didik lebih antusias jika pembelajaran dikaitkan dengan yang berhubungan dengan teknologi.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana dampak penerapan Blended Learning terhadap hasil belajar peserta didik kelas X IPA di SMAN 1 Nagawutung pada pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan?

2. Bagaimana dampak penerapan Blended Learning terhadap kemandirian belajar peserta didik kelas X IPA di SMAN 1 Nagawutung pada pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan?

B. BATASAN MASALAH

(23)

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui dampak dari penerapan Blended Learning terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas X IPA di SMAN 1 Nagawutung pada pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan

2. Untuk mengetahui dampak dari penerapan Blended Learning terhadap kemandirian belajar peserta didik kelas X IPA di SMAN 1 Nagawutung pada pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan

D. MANFAAT

1. Bagi guru mata pelajaran fisika, dapat meningkatkan mutu pembelajaran fisika dengan menggunakan metode mengajar yang inovatif, menyenangkan, dan menciptakan situasi belajar yang dapat memotivasi peserta didik sehingga tingkat penguasaan peserta didik yang selama ini ada dapat diperbaiki dan diharapkan prestasi belajar fisika peserta didik dapat meningkat.

2. Bagi peserta didik agar dapat memanfaatkan teknologi informasi berupa internet yang berkembang pesat sebagai sumber belajar fisika agar dimanfaatkan secara optimal.

(24)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Guru sekarang ini dapat mengajarkan bahan atau materi pelajaran dengan bantuan internet. Peserta didik diberi tugas untuk mencari bahan dari internet dan juga simulasi yang ada di internet. Dengan model ini peserta didik lebih aktif, belajar mengerti bahan yang ada di internet, dan menjelaskannya di depan kelas. Banyak lembaga pendidikan yang menggunakan media ini untuk meningkatkan daya saingnya, meningkatkan pelayanan kepada peserta didik atau stakeholders serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran nyata. Akses internet yang cepat dan mudah melalui internet membuka peluang untuk peningkatkan pembelajaran atau yang disebut dengan e-learning (Munir, 2013: 193).

E-learning membantu peserta didik belajar tidak selalu di kelas,

(25)

pembelajaran sains (Suparno, 2007). Kelemahan yang dimiliki oleh sistem e-learning ini yaitu hilangnya nuansa pendidikan yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, karena yang menjadi unsur utama dalam e-learning adalah pembelajaran.

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan kendala hambatan dan kelemahan sistem e-learning, dikemukakan suatu pokok pikiran atau ide untuk mengkolaborasikan e-learning dengan sistem pembelajaran tradisional menggunakan ruangan kelas (class-learning), dalam arti kata jaringan internet dimanfaatkan sebagai sumber dan sarana pembelajaran, sedangkan proses pembelajaran tetap dilakukan melalui classroom. Dalam hal ini internet dijadikan sebagai sumber informasi yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Berkaitan dengan topik sistem pembelajaran klasikal (class-learning), maka pemanfaataan jaringan internet sebagai sumber, dapat diimplemetasikan dengan browsing, resourcing, searching, consulting dan communicating.

B. BLENDED LEARNING 1. Pengertian Blended Learning

Makna umum Blended Learning mengacu pada belajar yang

menggabungkan pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran

(26)

Elena Mosa (2006) menyampaikan bahwa yang dimaksudkan dengan

blended learning yakni pembelajaran di kelas (classroom lesson) dengan online

learning. Pembelajaran di kelas dengan online learning yang dimaksud adalah

pembelajaran secara konvensional (classroom lesson) yang biasa dilakukan di

dalam ruangan kelas, dengan menggunakan sarana prasarana teknologi informasi

dan komunikasi. Blended Learning adalah campuran dari teknologi e-learning dan multimedia, seperti video dan animasi teks online yang dikombinasikan dengan pelatihan di kelas (Thorne, 2003).

Blended Learning merupakan pembelajaran bukan hanya berbasis

pada tatap muka, tetapi dikombinasikan dengan sumber belajar, metode belajar, dan media belajar yang bersifat online. Sumber belajar pada Blended Learning tidak bergantung pada guru dan buku saja, tetapi dapat bersumber

dari internet. Sama halnya dengan sumber belajar, metode belajar yang diterapkan dalam Blended Learning bukan hanya metode ceramah/tatap muka, tetapi campuran dari metode konvensional dan e-learning, yakni ada tanya jawab, diskusi, dan e-learning. Media pembelajaran yang digunakan dalam Blended Learning adalah audio visual berupa video dari internet, yang di

akses menggunakan komputer, laptop, dan handphone.

(27)

pembelajaran. Peserta didik mengakses video pembelajaran dari internet menggunakan media komputer dan handphone berdasarkan panduan dari Lembar Kerja Siswa. Peserta didik belajar memahami contoh-contoh penyelesaian soal dari video di internet, kemudian mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru.

Penugasan kepada peserta didik dilakukan tidak hanya di kelas saja, tetapi di luar jam sekolah atau di rumah, dengan memanfaatkan laptop atau handphone peserta didik diharapkan untuk belajar mandiri dengan

memanfaatkan internet dan buku sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan handphone peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru diluar jam sekolah untuk kepentingan belajarnya, misalnya informasi mengenai tugas, materi pelajaran, maupun sumber belajar dari internet dan informasi yang lainnya.

2. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan blended learning menurut Neumeier (2005):

a. Kelebihan Blended Learning:

1) Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.

(28)

3) Meningkatkan aksesibilitas. Dengan adanya Blended Learning maka peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.

4) Media yang dibutuhkan sangat beragam, namun semua tidak harus dipenuhi sehingga sangat membantu misalnya jika tidak memiliki laptop dapat menggunakan handphone.

b. Kekurangan Blended Learning:

1) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam Blended Learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.

2) Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi

C. HASIL BELAJAR

(29)

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Menurut Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap manerima), responding (memberikan respons) valuing (nilai), organization (organisasi), charaterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre –

routine, dan rountinized. Psikomotr juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Tipe hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif ranah kognitif dan afektif khususnya mengenai kemandirian belajar peserta didik. Ranah kognitif terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, enam aspektersebut antara lain:

a. Pengetahuan (Knowledge), mencakup ingatan akal hal-hal yang dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

(30)

c. Penerapan (Application), mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan atau dan prinsip.

d. Analisis (Analysis), mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam hubungan diantara bagian yang satu dengan lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

e. Sintesis (Synthesis), mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

f. Evaluasi (Evaluation), mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

D. BELAJAR MANDIRI

Wedemeyer (1973, dalam Uwes 2003) menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada peserta didik dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Peserta didik mendapat bantuan bimbingan dari guru atau orang lain tetapi bukan berarti harus tergantung kepada mereka.

(31)

darimana sumber belajarnya), strategi belajar (bagaimana mencapainya), dan evaluasi (kapan serta bagaimana keberhasilan belajarnya diukur).

Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan insiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain (Desmita, 2009: 185). Berdasarkan uraian tersebut, maka secara rinci indikator kemandirian belajar dapat dilihat dalam skema berikut:

(32)

E. GERAK LURUS BERATURAN

1. Pengertian Gerak

Sebuah benda dikatakan bergerak jika kedudukan benda dalam selang waktu tertentu berubah terhadap suatu titik acuan. Pembahasan mengenai benda yang bergerak berhubungan erat dengan posisi, jarak, dan perpindahan. 2. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Posisi diartikan sebagai letak (kedudukan) suatu benda pada waktu tertentu terhadap acuan. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh suatu benda yang bergerak, sedangkan perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda diukur dari posisi awal ke posisi akhir benda atau dengan kata lain jarak hanya memperhitungkan panjang lintasan yang ditempuh dengan tanpa memperhatikan arah, sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dengan memperhatikan arah. Perpindahan merupakan besaran vektor sedangkan jarak merupakan besaran skalar. Jadi kedua besaran tersebut berbeda. Perhatikan gambar 2.2 di bawah:

(33)

Jika sebuah benda bergerak ke kanan selama selang waktu tertentu, misalnya pada saat t1 benda berada pada sumbu x di titik x1 pada sistem koordinat yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Pada waktu t2 benda berada pada titik x2. Titik x1 merupakan titik acuan di mana benda mulai bergerak.

Di sini, misalnya seseorang mulai dari titik x1 = 10 m dan bergerak ke kanan sampai titik x2 = 30 m. Dalam hal ini jarak orang tersebut adalah 20 m dan perpindahan orang tersebut dapat dituliskan:

⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗ – ⃗⃗⃗

⃗⃗⃗⃗⃗ = 30 – 10 = 20 m.

Jadi perpindahan orang tersebut adalah 20 m ke kanan.

Sekarang kita lihat situasi yang berbeda, sebuah benda bergerak ke kiri seperti ditunjukkan Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Benda Bergerak ke Kiri

Di sini, misalnya seseorang mulai dari titik x1 = 30 m dan bergerak ke kiri sampai titik x2 = 10 m. Dalam hal ini perpindahan orang itu adalah:

(34)

Tanda negatif menunjukkan arah perpindahan. Jadi perpindahan orang tersebut adalah 20 m ke kiri. Sedangkan jarak yang ditempuh adalah panjang lintasan dari x1 menuju x2 sebesar 20 m

Bagaimana perpindahan dan jarak untuk sebuah benda yang bergerak pada sumbu-x dan sumbu-y? Perhatikan gambar 2.4

Gambar 2.4 Benda yang Bergerak pada Sumbu-X dan Sumbu-Y

Erna berjalan dari A ke B. Kemudian dilanjutkan dari arah B ke C. Apakah perpindahan Erna dari A ke C sama dengan jarak lintasannya dari arah A ke B, kemudian dilanjutkan ke C? Jarak yang ditempuh Erna dari dari A ke B = 4m dan dari B ke C = 3 m. Jadi, jarak lintasan dari A ke C adalah 4m + 3m = 7m.

Sedangkan perpindahan dari A ke C adalah resultan vektor AB + BC,

yaitu AC dengan besar AC = √ = √ =

√ = √ = 5 m

(35)

3. Kelajuan dan Kecepatan

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kecepatan dan kelajuan sering disamaartikan. Padahal kecepatan dan kelajuan merupakan dua pengertian yang berbeda. Kecepatan (velocity) merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memperhitungkan arah geraknya, sedangkan kelajuan (speed) merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki besar tanpa memperhatikan arah gerak benda. Dengan kata lain, kelajuan suatu benda hanya ditentukan oleh jarak tempuh benda dan selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut tanpa memperhatikan arah perpindahannya.

Kelajuan rata-rata =

ν =

dengan ν = kelajuan (m/s)

x = jarak yang ditempuh (m) t = waktu tempuh (s)

Sementara itu, kecepatan tergantung pada arah benda yang bergerak. Kecepatan benda didefinisikan sebagai besarnya perpindahan yang ditempuh dalam selang waktu tertentu.

Kecepatan rata-rata

(36)

Pada umumnya benda yang sedang bergerak tidak selalu bergerak dengan kelajuan tetap. Tetapi berubah-ubah, bergantung pada kondisi lingkungan. Misalnya ketika anda sedang bersepeda di jalan yang mendatar, anda dapat melajukan sepeda anda dengan kencang, tetapi ketika menghadapi jalan mendaki, kelajuan sepeda anda pasti berkurang. Bagaimanakah kita menghitung kelajuan benda yang tidak selalu tetap tersebut?

Perhatikan contoh seorang pelari berlari menempuh jarak 100 m dalam 12 s. kemudian berbalik dan berjoging sejauh 50 m ke arah titik awal selama 30 s. Berapa kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata untuk seluruh perjalanannya?

Jarak total yang ditempuh adalah 100 m+ 50 m = 150 m, dan waktu total yang dibutuhkan adalah 30 s + 12 s = 42 s. Oleh karena itu kelajuan rata-ratanya adalah

rata-rata = =

= 3,57

Untuk mendapat kecepatan rata-ata kita cari dulu perpindahan total. Jika titik awal x1 adalah 0, maka titik akhir x2 adalah 50 m. Sehingga perpindahan totalnya adalah

⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗ –⃗⃗⃗

(37)

Jadi kecepatan rata-rata adalah

Vrata-rata =

=

=

= 2,78 m/s ke titik awal.

Gerakan sebuah mobil yang bergerak dari kota A ke kota B yang terpisah sejauh 60 km jika kita tarik garis lurus dari A ke B. Kita pilih kota A sebagai titik asal dan arah dari A ke B sebagai arah positif. Setelah mencapai kota B yang ditempuh dalam waktu 60 menit, pengemudi mencatat bahwa tachometer telah bertambah sebesar 75 km/jam. Berarti, jarak yang telah ditempuh mobil tersebut sama dengan75 km/jam. dalam perjalanan dari kota A ke kota B, sudah pasti bahwa kelajuan mobil tidak tetap; ketika di jalan yang lurus, kelajuannya besar, tetapi ketika di jalan yang berkelok, kelajuannya berkurang. Dari sinilah kita definisikan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata.

Kelajuan rata-rata (vrata-rata) mobil yang bergerak dari kota A ke kota B di atas adalah

rata-rata =

= =

= 20,8 Adapun kecepatan rata-rata (vrata-rata) mobil tersebut adalah:

(38)

=

ke arah kota B

=

= 16,7 ke arah kota B

Sampai sejauh ini kita telah mendiskusikan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata, yang berkaitan dengan keseluruhan gerak benda. Bagaimana jika kita ingin mengetahui kelajuan dan kecepatan benda pada waktu tertentu? Misalnya sebuah mobil bergerak dari A ke B yang jaraknya 40 m dalam waktu 2 detik, berarti kelajuan rata-rata mobil sama dengan 20 m/s. Berapakah kelajuan mobil pada saat 1 detik setelah mulai bergerak? Atau 1,5 detik setelah mulai bergerak? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kali kita akan membahas dua besaran yang disebut kelajuan sesaat dan kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat sebuah benda yang sedang bergerak didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh suatu benda pada suatu satuan waktu. Sementara itu, kelajuan sesaat adalah besarnya kecepatan sesaat.

Perpindahan bergantung pada perubahan waktu . Ketika

mendekti nol, demikian juga . Rasio / mendekati kemiringan garis yang menyinggung pada kurva. Karena kemiringan garis singgung adalah limit rasio / jika t mendekati nol, dapat dinyatakan kecepatan sesaat adalah limit rasio / jika mendekti nol.

Secara matematis

=

(39)

Limit ini dinamakan turunan x terhadap t, dalam notasi kalkulus turunan biasa ditulis dx/dt .

= =

Pada sebuah grafik yang berupa garis lurus dikenal adanya istilah slopen (gradien) atau kemiringan garis yang didefinisikan sebagai m = / . Jika data jarak dan waktu dari gerakan sebuah benda dibuatkan grafiknya

yaitu jarak pada sumbu y dan waktu pada sumbu x, kemiringan garis sama dengan kelajuan gerak benda karena m = / .

4. Percepatan

Sebuah benda yang sedang bergerak terkadang mengubah kecepatannya sehingga dikatakan benda tersebut dipercepat atau diperlambat. Percepatan rata-rata untuk selang waktu tertentu = t2 – t1 didefinisikan sebagai rasio , dengan = 2 - 1 adalah perubahan kecepatan sesaat untuk selang waktu tersebut.

arata-rata = Satuan yang umum adalah m/s2.

Percepatan sesaat adalah limit rasio dengan mendekati nol. Jika digambar grafik kecepatan terhadap waktu, percepataan sesaat pada saat t didefinisikan sebagai kemiringan garis yang menyinggung kurva pada saat itu.

at = = kemiringan garis yang menyinggung kurva v

(40)

Jadi percepatan adalah turunan kecepatan terhadap waktu. Notasi kalkulus untuk turunan ini adalah dv/dt. Karena kecepatan adalah turunan posisi x terhadap t, percepatan adalah turunan kedua x terhadap t, yang biasa ditulis d2x/dt2.

a = =

=

5. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Suatu benda dikatakan mengalami gerak lurus beraturan jika lintasan yang ditempuh oleh benda itu berupa garis lurus dan kecepatannya selalu tetap setiap saat. Sebuah benda yang bergerak lurus menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Sebagai contoh, apabila dalam waktu 5 sekon pertama sebuah mobil menempuh jarak 100 m, maka untuk waktu 5 sekon berikutnya mobil itu juga menempuh jarak 100 m.

(41)

x = .t atau =

dengan:

x = jarak yang ditempuh (m)

= kecepatan (m/s)

t = waktu yang diperlukan (s)

Jika kecepatan v mobil yang bergerak dengan laju konstan selama selang waktu t sekon, diilustrasikan dalam sebuah grafik v-t, akan diperoleh sebuah garis lurus, tampak seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan Grafik hubungan v-t tersebut menunjukkan bahwa kecepatan benda selalu tetap, tidak tergantung pada waktu, sehingga grafiknya merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu t (waktu).

(42)

Gambar 2.6 Grafik hubungan jarak tempuh terhadap waktu

Dari grafik hubungan s-t tampak pada Gambar 2.6, dapat dikatakan jarak yang ditempuh s benda berbanding lurus dengan waktu tempuh t. Makin besar waktunya makin besar jarak yang ditempuh.

F. PENELITIAN TERKAIT

Salah satu penelitian yang berkaitan dengan Blended Learning dilakukan oleh Ester Lilis Chorniantini Program Studi Pendidikan Matematika yang berjudul “Pemanfaatan Metode Pembelajaran Blended Learning yang Dilengkapi dengan Aplikasi Edmodo Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”. Penelitian tersebut memberikan hasil yaitu interaksi

(43)

63,33% dengan kategori tinggi. Hasil belajar peserta didik ketika menggunakan metode pembelajaran Blended Learning yang dilengkapi dengan aplikasi edmodo pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar berada pada kategori cukup baik dengan nilai tertinggi peserta didik yaitu 98,29 dan nilai terendah peserta didik yaitu 72,87. Tanggapan peserta didik terhadap penggunaan metode pembelajaran Blended Learning yang dilengkapi dengan aplikasi edmodo terlihat baik dengan perolehan persentasi sebesar 79,5% dengan kategori tinggi. dimana terdapat 35 peserta didik yang mencapai target dengan kata lain tanggapan peserta didik tersebut memperoleh kategori tinggi dan sangat tinggi.

(44)

yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran masih sangat minim karena kurangnya sumber informasi. Oleh karena itu, akan diteliti bagaimana jika sarana berupa internet yang disediakan oleh sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dengan metode Blended Learning.

Penelitian metode Blended Learning ini akan dilaksanakan pada kelas X SMAN 1 Nagawutung. Metode yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah metode tes tertulis untuk pretest dan posttest, pengamatan di kelas dan kuesioner. Pretest diadakan pada awal pertemuan sebelum pembelajaran dimulai mengenai gerak lurus beraturan. Tujuan diadakan pretest ini untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik mengenai gerak lurus beraturan. Instrument dalam preteset ini berupa tes pilihan ganda dan uraian. Setelah pretest peserta didik memulai pembelajaran dengan metode Blended Learning yang sumber belajarnya dari internet, guru dan buku. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yaitu komputer/laptop dan handphone yang terakses internet. Posttest diadakan pada akhir pertemuan guna mengetahui hasil belajar peserta didik apakah mengalami peningkatan atau penurunan dari pretest yang telah dilakukan pada awal pertemuan.

(45)
(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik (Suparno, 2010: 135).

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, keadaan, daripada bilangan. Data yang dikumpulkan dapat berupa transkip wawancara, catatan lapangan, foto, videotapes, dokumen pribadi, memo dan record lain. (Suparno, 2010: 154).

(47)

B. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA SMAN 1 Nagawutung.

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2018 di SMAN 1 Nagawutung, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

D. TREATMENT PENELITIAN

Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti

agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51). Treatment yang diberikan dalam penelitian ini berupa metode pengajaran

Blended Learning kepada peserta didik, untuk melihat bagaimana dampak

penerapan metode Blended Learning terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik. Pembelajaran Blended Learning ini menggunakan media pembelajaran yang bersumber dari internet, guru, dan buku. Sumber belajar dari internet yang digunakan adalah video. Digunakan video karena dengan video pembelajaran fisika dapat dipahami, karena video dapat mendemonstrasikan fenomena-fenomena alam yang terjadi.

(48)

pengertian gerak, jarak, dan perpindahan berupa video sesuai petunjuk yang ada di Lembar Kerja Siswa. Presentasi dilakukan oleh peserta didik secara berkelompok berdasarkan apa yang telah dipelajari sesuai petunjuk dalam Lembar Kerja Siswa. Pertemuan kedua, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengakses internet yang berkaitan dengan materi latihan soal gerak, jarak, dan perpindahan sesuai dengan petunjuk yang ada di Lembar Kerja Siswa, kemudian peserta didik mengerjakan latihan soal yang nantinya akan dibahas bersama. Pertemuan ketiga peserta didik mengakses internet secara individu yang berkaitan dengan materi kelajuan dan kecepatan, kemudian dipresentasikan secara individu. Kemudian peserta didik juga mengakses contoh latihan soal mengenai kelajuan dan kecepatan. setelah itu peserta didik mengerjakan latihan soal kelajuan dan kecepatan, kemudian dibahas bersama di depan kelas. Pertemuan keempat peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengakses internet mengenai materi percepatan dan gerak lurus beraturan kemudian dipresentasikan secara berkelompok. Kemudian peserta didik mengakses contoh penyelesaian latihan soal, kemudian mengerjakan latihan soal mengenai percepatan dan GLB yang nantinya akan dibahas bersama di depan kelas. Pembelajaran yang diperoleh dari video di internet berupa materi pelajaran dan latihan soal-soal. Di rumah peserta didik juga diharapkan belajar secara mandiri dengan mengakses internet mengenai materi yang sudah dipelajari maupun yang akan dipelajari.

(49)

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan kemandirian peserta didik setelah diberi perlakuan dengan metode pembelajaran Blended Learning. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari tes tertulis dan data kemandirian belajar diperoleh dari lembar pengamatan di kelas dan kuesioner.

1. Tes Tertulis

Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden yang ingin diketahui (Arifin, Z., 2011.,226).

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pilihan ganda dan uraian untuk pretest dan post-test. Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Tujuan digunakannya tes tertulis pilihan ganda untuk mengecoh jawaban peserta didik dan uraian digunakan untuk melihat proses berpikir peserta didik dalam menyelesaikan persoalan. Pretest ini diadakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik

(50)

dalam penelitian ini ada 15 butir soal mengenai Gerak Lurus Beraturan, 10 butir adalah pilihan ganda dan 5 butir uraian.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data-data lewat pengumpulan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen catatan harian, daftar nilai, foto-foto, dll.

(Suparno, 2010:61). Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto, video, dan catatan lapangan selama proses pembelajaran.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya (Arifin, 2011.,228).

(51)

F. DESAIN PEMBELAJARAN

Tabel 3.1 Desain Pembelajaran dengan Blended Learning Jenis

pertemuan Materi Kegiatan pembelajaran Sumber belajar Pertemuan

1. Peserta didik diberi apersepsi mengenai gerak lurus beraturan yang akan di pelajari. (Pengertian gerak semu dan gerak sebenarnya, gerak berdasarkan linatasan)

2. Peserta didik mengakses internet secara individu yang berkaitan dengan materi pengertian gerak, jarak, dan perpindahan sesuai petunjuk yang ada pada LKS

3. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai video yang telah ditonton. 4. Peserta didik

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 5. Peserta didik

2. Peserta didik mengakses contoh soal dan

penyelesaian mengenai

(52)

Jenis

pertemuan Materi Kegiatan pembelajaran Sumber belajar pengertian gerak, jarak

dan perpindahan yang ada di internet

3. Peserta didik mengerjakan latihan soal yang yang telah di kerjakan di depan kelas untuk dibahas bersama

1. Peserta didik diberi apersepsi mengenai kelajuan dan kecepatan (contoh kelajuan pada speedometer motor) 2. Peserta didik secara

berkelompok ditugaskan diskusi di depan kelas 5. Peserta didik mengakses

link untuk memahami contoh soal kelajuan dan kecepatan serta

penyelesainnya

(53)

Jenis

pertemuan Materi Kegiatan pembelajaran Sumber belajar tekah dipelajari pada

1. Peserta didik diberi apersepsi mengenai percepatan (contoh percepatan dalam kehidupan sehari-hari) 2. Peserta didik secara

berkelompok ditugaskan untuk mengakses internet mengenai percepatan dan GLB dengan panduan LKS diskusi di depan kelas 5. Peserta didik mengakses

link untuk memahami contoh soal percepatan dan GLB serta

penyelesainnya

6. Peserta didik mengerjakan tugas latihan soal

percepatan dan GLB 7. Peserta didik dan guru

(54)

G. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa tes, kuesioner, wawancara, dokumentasi, observasi (Suparno, 2010:56).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan kuesioner untuk mengetahui kemandirian belajar menggunakan metode Blended Learning.

1. Soal pilihan ganda untuk pretest dan post-test

Kisi-kisi soal pilihan ganda untuk pretest dan posttest ditampilkan pada tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal untuk Pretest/ Posttest

No. Pokok Bahasan Nomor Soal

1. Perbedaan jarak dan perpindahan 1 dan 2 2. Peserta didik dapat membaca grafik

posisi terhadap waktu

6 dan 10 3. Peserta didik dapat menganalisis

kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata

3, 4, 6, 11 dan 12 4. Peserta didik dapat membaca grafik

kecepatan terhadap waktu

7 dan 14 5. peserta didik dapat menganalisis

percepatan suatu benda yang bergerak

5, 9, 13 dan 14 6. Peserta didik dapat menganalisis gerak

lurus beraturan (gerak dengan kecepatan konstan)

(55)

2. Lembar Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik

Tabel 3.3 kisi-kisi Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik di Kelas

Indikator Aspek yang Diamati

Percaya diri a. Peserta didik berani tampil di muka umum

b. Peserta didik percaya kepada kemampuan diri sendiri c. Peserta didik berani bertanya saat menemui kesulitan d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat

e. Peserta didik berbicara lancar saat berada dihadapan orang banyak

Disiplin a. Peserta didik mencari informasi sesuai alamat internet yang diberikan guru pada LKS

b. Peserta didik memperhatikan guru atau teman yang sedang berbicara

c. Peserta didik mengerjakan tugas tepat pada waktu Inisiatif a. Peserta didik mengerjakan tugas dengan sendiri

tanpa menunggu perintah dari guru

b. Peserta didik menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain

c. Peserta didik mencoba mencari informasi melalui internet bila ada materi yang belum dipahami

d. Peserta didik mencoba mencari informasi melalui buku bila ada materi yang belum dipahami

e. Peserta didik bertanya jika menemukan kesulitan dalam belajar

f. Peserta didik menyukai hal-hal yang baru Tanggung

Jawab

a. Peserta didik selalu ikut mengerjakan tugas kelompok dan memberikan pendapat dari hasil pemikirannya sendiri

b. Peserta didik ikut aktif mencari sumber referensi ketika membahas soal atau masalah

(56)

3. Kuesioner Kemandirian Belajar Peserta didik

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Belajar Peserta didik

Indikator Keterangan No item Jumlah item

Percaya diri  Peserta didik belajar tidak tergantung pada orang lain

1, 2 2

 Peserta didik yakin terhadap diri sendiri

3,4 2

Disiplin  Peserta didik memperhatikan penjelasan guru ketika pembelajaran

5,6,7 3

 Peserta didik berusaha mencari referensi lain dalam belajar tanpa diperintah guru

14,15,16 3

Tanggung jawab

 Peserta didik memiliki kesadaran diri dalam belajar

Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi gerak lurus beraturan menggunakan kurikulum 2013 sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh SMAN 1 Nagawutung.

H. Validitas

(57)

bergunanya kesimpulan valid bila sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu dengan mengadakan preteset dan posttest, dan kuesioner.

Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi mengukur apakah isi dari instrument yang digunakan sungguh mengukur isi domain yang diukur atau dengan kata lain item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2014: 65). Selain validitas isi tes, validitas juga dilakukan pada bahasa yang digunakan dalam soal. Validitas ini digunakan agar bahasa yang digunakan dalam soal mudah dipahami oleh peserta didik dan mengurangi kemungkinan penggunaan kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian (Kusaer & Suparno, 2012: 138).

Dalam penelitian ini, validitas isi yang diukur validitas instrumen tes untuk pretest dan posttest, validitas instrument kuesioner diuji oleh dosen pembimbing dan diuji oleh 10 orang peserta didik kelas X dari sekolah lain.

I. Metode Analisis Data

(58)

1. Skor Hasil Belajar Peserta didik

Setelah data pretest dan posttest terkumpul, maka dilakukan analisis terhadap hasil jawaban peserta didik. Kriteria penskoran untuk menentukan baik atau kurang baiknya tingkat pemahaman peserta didik adalah sebagai berikut: Skor Pilihan Ganda

Skor = 0, jika pilihan jawaban peserta didik salah Skor = 4, jika pilihan jawaban peserta didik benar

Jadi skor maksimal untuk peserta didik pada soal pilihan ganda adalah 40 dan minimal adalah 0. Sedangkan untuk soal uraian kriteria penskoran adalah sebagai berikut:

Soal nomor 11 diberi skor = 20 Soal nomor 12 diberi skor = 5 Soal nomor 13 diberi skor = 5 Soal nomor 14 diberi skor = 15 Soal nomor 15 diberi skor = 15

(59)

Persentasi nilai hasil belajar peserta didik:

PN =

100% (1)

Untuk menentukan baik dan kurang baiknya jawaban peserta didik maka skor dinyatakan dalam persentase skor. Berikut adalah klasifikasi penilaian hasil belajar menurut Mundilarto (2012):

Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Pemahaman Peserta Didik Berdasarkan Skor

Persentase Nilai

Hasil Belajar Tingkat pemahaman

87% – 100% Sangat Baik

74% – 86% Baik

56% – 73% Cukup

31% – 55% Kurang

30% Sangat Kurang

Data akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Uji-T dependent untuk membandingkan pretest dan posttest apakah mengalami peningkatan setelah diberi treatment. Persamaan umum uji-T untuk kelompok dependent adalah sebagai berikut: (Suparno, 2011:87)

Trel = ̅ ̅ √

(60)

Keterangan:

= perbedaan antara skor tiap subjek = Xi1 – Xi2

= jumlah pasang skor (jumlah Pasangan)

= nilai pretest

= nilai pos-test

= Banyaknya data

= N-1 = derajat kebebasan

Selanjutnya hasil dari akan dibandingkan dengan nilai

untuk α = 0,05. Bila nilai lebih besar sama dengan maka hasilnya signifikan.

Skor hasil belajar yang dihasilkan dari pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Jika p < α (tingkat signifikan α = 0,05) maka signifikan.

Hasil signifikan berarti model pembelajaran Blended Learning yang digunakan dalam pembelajaran meningkatkan pemahaman peserta didik. 2. Hasil Pengamatan Kemandirian Belajar di Kelas

(61)

dianalisis secara deskriptif. Setiap indikator akan diuraikan secara deskriptif untuk setiap pertemuan.

3. Skor Hasil Kuesioner

Skala kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah summated rating scale (skala likert). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan bentuk checklist yang berupa pernyataan, peserta didik hanya memilih salah satu jawaban dari 4 kategori yang disediakan. Skor jawaban berturut-turut 4 untuk SS (Sangat Setuju), 3 untuk S (Setuju), 2 untuk TS (Tidak Setuju), 1 untuk STS (Sangat Tidak Setuju). Pemberian bobot nilai kemandirian belajar disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Skor Penilaian Kuesioner Kemandirian Belajar

Jumlah pernyataan dalam kuesioner kemandirian belajar peserta didik berjumlah 20 pernyataan, sehingga dapat diketahui skor maksimum = 80 dan skor minimum = 20

Alternatif Jawaban Skor Penilaian

SS 4

S 3

TS 2

(62)

Skor hasil kuesioner = (3)

Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh, kemudian dikonversikan ke dalam 5 kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah. Maka terlebih dahulu ditentukan lebar intervalnya dengan cara:

Lebar interval =

(4)

Lebar interval =

Lebar interval = = 12

Dengan lebar interval 12 maka dapat ditentukan skor peserta didik setiap kategori seperti pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Kategori Kemandirian Belajar Kelas Skor Kemandirian Belajar Kategori

20 - 31 Sangat Rendah

32 – 43 Rendah

44 – 55 Cukup

56 – 67 Tinggi

(63)

44 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Berikut adalah tabel pelaksanaan kegiatan penelitian di SMAN 1 Nagawutung:

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian

No. Nama Kegiatan Waktu Kegiatan

1. Observasi 16 – 21 Juli 2018

2. Pretest 25 Juli 2018

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan Blended Learning

27 Juli – 10 Agustus 2018

4. Posttest 15 Agustus 2018

5. Pengisian kuesioner kemandirian belajar 15 Agustus 2018

(64)

sekolah dan guru fisika untuk mengatasinya dengan meminta peserta didik membawa handphone atau laptop. Pada saat observasi, peneliti diberi kesempatan untuk mendampingi peserta didik dalam kegiatan di luar kelas, karena selama 1 bulan kedepan sekolah belum melaksanakan kegiatan belajar mengajar berhubung persiapan memperingati pesta perak sekolah dan kegiatan 17 Agustus tingkat kecamatan. Namun, peneliti diberi kesempatan selama 4 minggu mulai dari tanggal 23 Juli sampai 15 Agustus untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar untuk kelas X IPA. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sebanyak 5 kali dengan pembagian waktu dua kali dalam satu minggu.

(65)

Tabel 4.2 Implementasi Pembelajaran Blended Learning di Kelas

Pertemuan/ Materi

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Apersepsi, guru bertanya mengenai apa yang dipahami oleh peserta didik mengenai gerak

5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video pembelajaran dari internet 30 √

Diskusi kelompok 15 √ √

Presentasi hasil diskusi 15 √

Peserta didik bertanya dan menanggapi

hasil diskusi kelompok lain 10 √

Guru menekankan kembali hal-hal yang telah dipelajari mengenai Gerak, posisi, jarak dan perpindahan

10 √

Peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari Gerak, posisi, jarak dan perpindahan.

Guru mengingatkan kembali materi

pada pertemuan sebelumnya 5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video contoh soal dari internet 20 √

Peserta didik mengerjakan latihan soal

sebanyak 5 nomor 20 √ √

Lima peserta didik mengerjakan latihan

tersebut di depan kelas 20 √

Guru menjelaskan ulang rumus Phytagoras yang digunakan dalam menyelesaiakn soal

5 √

Peserta didik bertanya, kemudian guru dan peserta didik mendemonstrasikan perbedaan jarak dan perpindahan

10 √

Peserta didik menyimpulkan

apa yang telah dipelajari pada latihan soal mengenai Gerak, posisi, jarak dan perpindahan

5

(66)

Pertemuan/ Materi

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Apersepsi, guru bertanya mengenai

perbedaan kelajuan dan kecepatan 5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video pembelajaran mengenai kecepatan dan kelajuan dari internet

20 √

Diskusi kelompok 15 √ √

Presentasi hasil diskusi 10 √

Akses video pembelajaran mengenai contoh soal kecepatan dan kelajuan dari internet

20

Peserta didik mengerjakan sekaligus menjelaskan kepada teman-teman contoh soal yang dipelajari dari internet

10 √

Peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari mengenai kelajuan dan kecepatan

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya mengenai kelajuan dan kecepatan

5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video pembelajaran mengenai contoh soal kecepatan dan kelajuan dari internet

15 √

Peserta didik mengerjakan latihan soal kelajuan dan kecepatan sebanyak 5 nomor

20 √ √

Lima Peserta didik mengerjakan di depan kelas sekaligus menjelaskan kepada teman-teman latihan soal yang dikerjakan

15 √

Akses video pembelajaran mengenai

percepatan dari internet 15 √

Diskusi dan presentasi hasil diskusi 10

Peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada latihan soal mengenai kelajuan dan kecepatan, dan percepatan.

5 √

(67)

Pertemuan/ Materi

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya mengenai percepatan

5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video pembelajaran mengenai contoh percepatan dari internet

15 √

Peserta didik mengerjakan latihan soal

percepatan sebanyak 5 nomor 20 √ √

Lima Peserta didik mengerjakan di depan kelas sekaligus menjelaskan kepada teman-teman latiahan soal yang dikerjakan

15 √

Akses video pembelajaran mengenai

GLB dari internet 15 √

Diskusi dan presentasi hasil diskusi 10 Akses video pembelajaran mengenai

contoh soal GLB dari internet 15 √

Peserta didik mengerjakan latihan soal

GLB sebanyak 3 nomor 15 √ √

Tiga Peserta didik mengerjakan di depan kelas sekaligus menjelaskan kepada teman-teman latiahan soal yang dikerjakan

15 √

Peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada latihan soal mengenai percepatan dan GLB.

5 √

(68)

Setiap pagi ketika akan melaksanakan pembelajaran di kelas sebelum apel pagi, peserta didik mengumpulkan handphone dan laptop di ruang guru, hal ini dilakukan karena sekolah melarang peserta didik membawa handphone dan laptop karena takut disalahgunakan.

Setiap pertemuan di kelas, sebelum pembelajaran dimulai di awal pertemuan, peserta didik dibagi dalam 9 kelompok kecil dengan 2 anggota setiap kelompok, karena untuk mengakses video di internet secara individual tidak bisa karena kekurangan handphone. Kemudian dibagikan Lembar Kerja Siswa untuk setiap anggota kelompok untuk dikerjakan. Di dalam Lembar Kerja Siswa terdapat petunjuk untuk mengakses alamat video pembelajaran mengenai Gerak Lurus Beraturan yang akan dipelajari. Setelah mengakses video peserta didik berdiskusi dalam kelompok, kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Guru kemudian menekankan ulang hal-hal yang telah dipelajari tersebut, kemudian peserta didik menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari pada pertemuan tersebut.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Pretest

Pretest dilaksankan pada tanggal 25 Juli pukul 07.00 – 09.00 WITA. Pretest diikuti oleh 18 peserta didik kelas X IPA 1 SMAN 1 Nagawutung.

(69)

dan juga perkenalan para peserta didik selama 15 menit. Setelah perkenalan peserta didik mengerjakan soal pretest berupa pilihan ganda sebanyak 10 nomor dan uraian sebanyak 5 nomor. Peserta didik diberikan waktu maksimal selama 90 menit untuk mengerjakan 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Setelah peserta didik mengerjakan pretest, selama 15 menit guru menjelaskan penelitian bahwa selama proses pembelajaran peserta didik diharapkan untuk membawa handphone atau laptop karena komputer di sekolah belum bisa digunakan.

Pretest digunakan untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik

sebelum diadakan pembelajaran dengan model Blended Learning. Dari data pretest kemudian diperoleh tingkat pemahaman awal peserta didik pada pokok

bahasan Gerak Lurus Beraturan. Tingkat pemahaman peserta didik digolongkan berdasarkan nilai pretest peserta didik, dan dinyatakan dalam derajat baik atau kurang baiknya pemahaman peserta didik.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, maka pada setiap nomor soal diberi bobot yang menunjukan pemahaman peserta didik. Untuk mendapatkan nilai akhir pada tiap peserta didik dihitung dengan menjumlahkan skor setiap peserta didik dibagi jumlah skor maksimum dikali seratus persen.

Skor hasil belajar peserta didik =

(70)

Adapun hasil perhitungan tingkat pemahaman peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Tabel Tingkat Pemahaman Awal Peserta Didik Berdasarkan Persentase Skor Peserta Didik

Kode Nomor Soal Presentasi Tingkat

(71)

Kode Nomor Soal Presentasi Tingkat Peserta

Didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor Pemahaman 15 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0 0 8% Sangat

Kurang 16 4 4 4 4 4 4 4 0 0 0 0 1 0 0 0 29% Sangat

Kurang 17 4 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0 3 0 0 0 15% Sangat

Kurang 18 4 4 4 4 4 4 0 4 0 4 2 0 0 0 0 30% Sangat

Kurang

Rata-rata 23.99%

Sangat Kurang

Dari analisis terhadap jawaban peserta didik untuk setiap soal diperoleh skor rata-rata kelas sangat kurang dengan presentase skor kelas X IPA 1 sebesar 23,99 %, dengan persentase skor tertinggi sebesar 35 % dan persentase skor terendah sebesar 8 %. Sedangkan untuk tingkat pemahaman peserta didik yang diperoleh dari hasil pretest, 4 peserta didik memiliki tingkat pemahaman awal kurang dan 14 peserta didik memiliki tingkat pemahaman awal yang sangat kurang mengenai Gerak Lurus Beraturan.

(72)

2. Implementasi Pembelajaran Blended Learning di Kelas

a. Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Pertama di Kelas

Berikut adalah tabel Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Pertama di Kelas:

Tabel 4.4 Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Pertama di Kelas

Materi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Apersepsi, guru bertanya mengenai apa yang dipahami oleh peserta didik mengenai gerak

5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video pembelajaran dari internet 30 √

Diskusi kelompok 15 √ √

Presentasi hasil diskusi 15 √

Peserta didik bertanya dan menanggapi

hasil diskusi kelompok lain 10 √

Guru menekankan kembali hal-hal yang telah dipelajari mengenai Gerak, posisi, jarak dan perpindahan

10 √

Peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari Gerak, posisi, jarak dan perpindahan.

10 √

(73)

peserta didik terlambat 15 menit karena masih mengikuti latihan Paskibra. Selanjutnya pada awal pembelajaran guru mencoba memberi apersepsi dengan bertanya mengenai apa yang dipahami oleh peserta didik mengenai gerak. Pada umumnya peserta didik menjawab gerak adalah benda yang berpindah.

(74)

perpindahan. Kemudian peserta didik ditugaskan untuk mengerjakan pekerjaan rumah sebanyak 5 nomor sebagai tindak lanjut.

Gambar 4.2 Pembelajaran Blended Learning Pertama di kelas

b. Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Kedua di Kelas

Berikut adalah tabel Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Kedua di Kelas:

Tabel 4.5 Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Kedua di Kelas

Materi Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu (menit)

Model Pembelajaran Konvensional Internet Latihan soal

mengenai Gerak, posisi, jarak dan

perpindahan

Guru mengingatkan kembali materi

pada pertemuan sebelumnya 5 √

Pembagian kelompok dan LKS 5 √

Akses video contoh soal dari internet 20 √

Peserta didik mengerjakan latihan

(75)

Materi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Lima peserta didik mengerjakan

latihan tersebut di depan kelas 20 √

Guru menjelaskan ulang rumus Phytagoras yang digunakan dalam menyelesaiakn soal

5 √

Peserta didik bertanya, kemudian guru dan peserta didik

mendemonstrasikan perbedaan jarak dan perpindahan

10

Peserta didik menyimpulkan

apa yang telah dipelajari pada latihan soal mengenai Gerak, posisi, jarak dan perpindahan

5 √

(76)

kegiatan seperti lomba 17 Agustus dan persiapan pesta perak sekolah sehingga peserta didik tidak sempat mengerjakan.

Seperti pada pertemuan pertama, di awal pertemuan peserta didik dibagi dalam 9 kelompok dengan 2 peserta didik setiap kelompok, kemudian dibagikan Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Video yang diakses pada Lembar Kerja Siswa memuat contoh penyelesaian soal mengenai jarak dan perpindahan. Setelah peserta didik memahami contoh soal yang telah ditonton, peserta didik ditugaskan untuk mengerjakan latihan soal sebanyak 5 nomor. Peserta didik diberi kebebasan untuk menggunakan buku atau internet dalam membantu memahami latihan soal yang akan dikerjakan selama mengerjakan latihan soal tersebut, kebanyakan dari peserta didik berdiskusi dengan teman antar kelompok dan ada beberapa yang mencoba mengerjakan sendiri. Setelah peserta didik menyelesaikan latihan soal, kemudian 5 peserta didik mengerjakan di depan kelas untuk dibahas bersama. Ketika dibahas ada sebagaian peserta didik yang kurang paham dalam menyelesaiakan soal mengenai perpindahan yang menggunakan rumus Phytagoras. Mengatasi hal tersebut guru menjelaskan ulang rumus Phytagoras yang digunakan dalam menyelesaiakn soal tersebut.

(77)

peserta didik, guru mendampingi perseta didik tersebut dan didampingi oleh teman yang sudah paham dengan memberikan contoh di depan kelas berupa demonstrasi dan penjelasan gambar di papan tulis. Diakhir pelajaran guru meminta peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada hari itu, dan peserta didik menyimpulkan bahwa jarak dan perpindahan itu adalah dua hal yang berbeda.

Gambar 4.3 Pembelajaran Blended Learning Kedua di kelas

c. Implementasi Pembelajaran Blended Learning pada Pertemuan Ketiga di Kelas

Gambar

Gambar 2.1 Skema Indikator Kemandirian Belajar
Gambar 2.2  Benda Bergerak ke Kanan
Gambar 2.3 Benda Bergerak ke Kiri
Gambar 2.4 Benda yang Bergerak pada Sumbu-X dan Sumbu-Y
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan neraca tabungan- investasi negara mitra dagang berpengaruh terhadap neraca perdagangan bilateral negara mitra dagang sendiri dan neraca perdagangan bilateral

tekanan tinggi dan rendah yang menembus dinding kabin, kabel kipas evaporator yang masuk ke kabin, dan pengisolasian pada pipa tekanan tinggi dan rendah yang

Strategi pemasaran yang baik, bisa dapat dilihat dari kemampuannya dalam meningkatkan penjualan atau omzet mereka dalam satu periode sesuai dengan jumlah/ kualitas jasa

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan suhu dan lama penyeduhan teh putih yang menghasilkan seduhan dengan polifenol total tinggi aktivitas antioksidan atau

Perkembangan E-dakwah Masjid Agung Kudus yang dibangun, akan menjadi salah satu media dakwah yang dapat diakses oleh semua orang yang menggunakannya, sekaligus

Cara memainkan alat musik yang terbuat dari susunan bambu ini adalah dengan digerak-gerakan, oleh karena itu ia termasuk jenis alat musik ideophon.. 13 JAWA TENGAH GAMELAN

“Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peran Sekolah Pos Surakarta sebagai community civics dalam upaya memberikan penguatan pendidikan karakter bagi anak