• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLIBATAN SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMANFAATKAN PROGRAM GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII A SMP BOPKRI 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERLIBATAN SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMANFAATKAN PROGRAM GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII A SMP BOPKRI 1"

Copied!
272
0
0

Teks penuh

(1)

KETERLIBATAN SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMANFAATKAN

PROGRAM GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DI

KELAS VIII A SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Matematika

Disusun oleh :

ANTONIUS HERMAN PRIYANTO NIM : 091414001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

KETERLIBATAN SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MEMANFAATKAN

PROGRAM GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS DI

KELAS VIII A SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Matematika

Disusun oleh :

ANTONIUS HERMAN PRIYANTO NIM : 091414001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan Penuh Syukur Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria.

Keluargaku tersayang: Bapak, Ibu, Tina, dan

saudara-saudaraku lainnya.

Sahabat terdekatku Ana Easti yang selalu mendukungku.

Teman-teman seperjuangan PMAT 09 yang saling

mendukung dan bekerja sama.

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 November 2013 Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Antonius Herman Priyanto

Nomor Mahasiswa : 091414001

Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

“Keterlibatan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Memanfaatkan Program GeoGebra untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun membayar royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 7 November 2013 Yang menyatakan,

(8)

vii ABSTRAK

Antonius Herman Priyanto. 2013. Keterlibatan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) dengan Memanfaatkan Program GeoGebra untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di Kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), tingkat keterlibatan dan hasil belajar siswa. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian kualitatif deskriptif dibantu dengan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan pokok bahasan teorema Pythagoras. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 22 siswa.

Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan instrumen pengumpulan data berupa non tes meliputi lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, lembar pengamatan keterlibatan siswa, wawancara, dan tes meliputi Tes Kemampuan Awal (TKA), kuis, Tes Evaluasi (TE). Sebelum digunakan, semua instrumen telah divalidasi baik dengan uji pakar maupun uji butir. Setelah melalui tahap validasi, dinyatakan bahwa semua instrumen memenuhi syarat yang ditetapkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) telah dan dapat berjalan dengan baik dengan persentase rata-rata keterlaksanaan RPP sebesar 95,45%. (2) Tingkat keterlibatan siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil keterlibatan siswa dalam kelompok, sebesar 27,28% kelompok memiliki tingkat keterlibatan Tinggi Sekali (TS), 22,72% kelompok tingkat keterlibatannya Tinggi (T), 27,28% kelompok tingkat keterlibatannya Rendah (R) dan 22,72% kelompok tingkat keterlibatannya Rendah Sekali (RS).(3) Hasil belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai Tes Kemampuan Awal (TKA) yaitu 57,45 dan rata-rata-rata-rata nilai Tes Evaluasi (TE) yaitu 76,77 menunjukkan bahwa terdapat kenaikan 19,32. Serta Tes Evaluasi (TE) terbesar terdapat pada kriteria Tinggi Sekali (TS) yaitu sebesar 45,45%, kriteria Tinggi (T) sebesar 22,72%, kriteria Sedang (S) sebesar 18,18%, sedangkan pada kriteria Rendah (R) sebesar 4,55% dan kriteria Rendah Sekali (RS) sebesar 9,1%.

(9)

viii ABSTRACT

Antonius Herman Priyanto, 2013. Students Involvement in Application of Cooperative Learning Model Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) by Utilizing GeoGebra Program to Improve Learning Result of Students in main subject: Pythagorean Theorem in Class VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is aimed to know the learning process, the involvement level of students in the cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD), student‟s involvement and learning result in learning process. This research is classified into descriptive-qualitative research with quantitative assisted. This research had been done on the first semester of the academic year 2013/2014 with the main subject: Pythagorean theorem. The subjects of this research are the students of Class A of the grade VIII in SMP BOPKRI 1 Yogyakarta and there are 22 students in the class.

Instruments in this research include a learning instruments such as the learning lesson plan and the student worksheet and data collection instrument such as non test include the realization of lesson planning observation sheets, students involvement observation sheet, interviews, and test intruments include the beginning competency test, quizzes, evaluation test. Prior to the use in the research, all instruments are well validated by expert test and test items and then all intruments are considered passing the required condition.

The result of this research show that (1) The application of cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) has been and can be done well with the overall percentage of the realization of the lesson planning is about 95,45%. (2) The student‟s involvement level in cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) is consider high. It can be seen from the percentage of the students involvement in the group is about 27,28% group has a very high involvement level, 22,72% group has a high involvement level, 27,28% group has low involvement level, and 22,72% group has very low involvement level. (3) The student`s learning results in cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) increases. It can be seen from the results of the average value of the beginning competency test is 57,45 and the average evaluation test is 76,77 indicates that there is an increase 19,32. The greatest evaluation test in very high criteria of 45,45%, high criteria of 22,72%, the medium criteria of 18,18%, while low criteria (R) of 4,55% and very low criteria of 9,1%.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak kendala akan tetapi berkat bantuan, dukungan, doa, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, diantaranya: meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penyusunan skripsi ini;

(11)

x

7. Ibu Dra. Sukami, selaku Kepala SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014, yang telah memberikan kesempatan serta izin untuk mengadakan observasi sebelum memulai penelitian;

8. Bapak Ariyanto selaku guru matematika di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan bantuan selama proses penelitian;

9. Siswa-siswi kelas VIII A SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014, yang telah membantu penulis selama penulis melakukan penelitian;

10.Kedua orang tuaku, Adikku Tina, atas dukungan, doa, semangat, dan cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

11.Sahabatku yang dengan rela membantuku dalam pelaksanaan penelitian; 12.Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2009 dan Teman kos

Wisma Santi yang telah banyak membantu penulis selama penulis menyelesaikan skripsi ini;

13.Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 30 September 2013 Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… vi

(13)

xii

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ………. E. Instrumen Penelitian ………...

1. Instrumen Tes ………...

2. Data Tes Kemampuan Awal (TKA), Kuis, dan Tes Evaluasi (TE).. 3. Wawancara ………...

(14)

xiii

G. Validitas dan Reliabilitas Tes ………... 1. Validitas Tes ………...

1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …… 2. Analisis Data Keterlibatan Siswa ……… 3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ………... 4. Analisis Korelasi Keterlibatan dan Hasil Belajar Siswa ………….

5. Analisis Hasil Wawancara ………..

59 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN

PEMBAHASAN PEMBAHASAN ……….

64 A. Pelaksanaan Penelitian ………... 64 B. Penyajian Data ………...

1. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………

2. Data Keterlibatan Siswa ………..

3. Data Tes Kemampuan Awal (TKA) ………

4. Data Kuis Individu ………...

5. Data Tes Evaluasi ………

6. Data Penghargaan Kelompok ………..

7. Data Wawancara ……….

1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) ………

2. Analisis Data Keterlibatan Siswa ……… 3. Analisis Hasil belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) ……….. 4. Analisis Data Penghargaan Kelompok ……… 5. Analisis Korelasi antara Keterlibatan Siswa dan Hasil Belajar

Siswa ………

6. Analisis Hasil Wawancara ………..

(15)

xiv

D. Keterbatasan Penelitian ………... 109

BAB V PENUTUP ………... 110

A. Kesimpulan ………... 110

B. Saran ………... 111

(16)

xv

Tabel 4.4 Data Mentah Pengamatan Tingkat Keterlibatan Siswa Kelompok Merah ……… 76

Tabel 4.5 Data Mentah Pengamatan Tingkat Keterlibatan Siswa Kelompok Hijau ……….. 77

Tabel 4.6 Data Mentah Pengamatan Tingkat Keterlibatan Siswa Kelompok Biru ……… 77

Tabel 4.7 Data Mentah Pengamatan Tingkat Keterlibatan Siswa Kelompok Kuning ………... 78

Tabel 4.8 Perhitungan Jumlah Masing-masing Jenis Keterlibatan ... 78

Tabel 4.9 Data Mentah Hasil Tes Kemampuan Awal ... 79

(17)

xvi

Tabel 4.11 Data Mentah Hasil Tes Evaluasi (TE) VIII A ... 81

Tabel 4.12 Skor peningkatan Siswa ... 82

Tabel 4.13 Persentase Keterlaksanaan RPP ... 86

Tabel 4.14 Data Keterlibatan Kelompok Secara Keseluruhan ... 87

Tabel 4.15 Kriteria Tingkat Keterlibatan Kelompok ... 88

Tabel 4.16 Persentase Tingkat Keterlibatan Kelompok ... 88

Tabel 4.17 Tingkat Keterlibatan Masing-masing Siswa ... 89

Tabel 4.18 Persentase Tingkat Keterlibatan Masing-masing Siswa ... 90

Tabel 4.19 Jumlah Masing-masing Jenis Keterlibatan Siswa dalam Kelompok ... 91

Tabel 4.20 Nilai TKA dan TE VIII A ... 92

Tabel 4.21 Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 96

Tabel 4.22 Persentase Hasil Belajar Siswa ... 96

Tabel 4.23 Peningkatan Kelompok Merah ... 98

Tabel 4.24 Peningkatan Kelompok Hijau ... 98

Tabel 4.25 Peningkatan Kelompok Biru ... 99

Tabel 4.26 Peningkatan Kelompok Kuning ... 99

Tabel 4.27 Penghargaan Kelompok ... 99

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2.1 Area Kerja GeoGebra ... 34

Gambar 2.2 Menu Bar, Toolbar, dan Input GeoGebra ... 35

Gambar 2.3 ToolbarGeoGebra ... 36

Gambar 2.4 Tool yang sedang aktif ... 37

Gambar 2.5 Mengenal Teorema Pythagoras ... 37

Gambar 2.6 Menghitung Panjang Sisi Segitiga Siku-Siku Jika Dua Sisi Lain Diketahui ... 38

Gambar 2.7 Mengenal Kebalikan Teorema Pythagoras ... 39

Gambar 2.8 Perbandingan sisi-sisi segitiga khusus sudut 300 dan 600 pada segitiga siku-siku ... 40

Gambar 2.9 Perbandingan sisi-sisi segitiga khusus sudut 450 ... 41

Grafik 4.1 Tingkat Keterlibatan Siswa dalam Kelompok ... 88

Grafik 4.2 Tingkat Keterlibatan Masing-masing Siswa ... 90

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Kunci Jawaban ... 3. Instrumen Observasi/ Pengamatan ...

L.1 L.16 L.37 LAMPIRAN B

1. Soal Tes Kemampuan Awal (TKA) dan Kunci Jawaban ... 2. Soal Kuis dan Kunci Jawaban ... 3. Soal Tes Uji Coba ... 4. Soal Tes Evaluasi (TE) dan Kunci Jawaban ...

L.42 L.45 L.49 L.51 LAMPIRAN C

1. Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Evaluasi (TE) ... 2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...

L.55 L.66 LAMPIRAN D

1. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas VIII A ... 2. Daftar Nilai Kuis 1 dan Kuis 2 Kelas VIII A ... 3. Daftar Nilai Tes Evaluasi Kelas VIII A ... 4. Perhitungan Skor Penghargaan Kelompok ...

L.69 L.69 L.71 L.72 LAMPIRAN E

1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP ... 2. Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa ... 3. Transkrip Wawancara...

(20)

xix LAMPIRAN F

1. Contoh Hasil Kerja LKS ... 2. Contoh Hasil Kerja TKA ... 3. Contoh Hasil Kerja Kuis ... 4. Contoh Hasil Kerja TE ... 5. Foto-foto Pelaksanaan Pembelajaran ...

L.104 L.118 L.121 L.127 L.130 LAMPIRAN G

1. Surat Ijin Penelitian ... 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada kehidupan yang semakin modern ini, pembelajaran matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, dan bekerja sama yang diperlukan siswa untuk mengarungi persaingan globalisasi di masa yang akan datang. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karena itu pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang penting untuk perkembangan kemampuan berpikir kreatif dalam diri setiap individu siswa agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

(22)

mengajar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Guru juga harus bisa memilih metode dan model pembelajaran serta media pembelajaran yang tepat agar dapat menarik minat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan peluang tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Anita Lie (2002: 8), salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1995). Model pembelajaran kooperatif ini ada berbagai tipe, salah satunya tipe Student Teams-Achievement Division (STAD), STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.

(23)

menerima apa yang guru berikan, sehingga pembelajaran dirasa kurang efektif karena siswa terlalu pasif dan hanya guru yang terlihat aktif. Dalam pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sekali-kali guru mengambil waktu tanya jawab untuk mencari tahu apakah jelas atau tidak kaitan antara ide-ide siswa dan konten yang sedang dibahas. Metode yang digunakan guru cukup bagus karena guru menjelaskan dengan baik, siswa memperhatikan saat guru menerangkan, menanggapi saat guru bertanya dan berani bertanya jika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Respon siswa juga cukup baik, hal ini terlihat dari siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa berani bertanya jika ada kesulitan dan ada yang kurang jelas dari penjelasan guru, dan siswa menjawab pertanyaan guru. Namun disisi lain ada juga siswa yang tidak memperhatikan guru ketika mengajar dan hanya sibuk sendiri, melamun dan mengobrol dengan temannya di luar materi yang bicarakan. Di akhir proses pembelajaran guru memberi pekerjaan rumah (PR) untuk latihan siswa di rumah dan pertemuan selanjutnya guru membahas PR tersebut guna memberikan umpan balik terhadap apa yang dikerjakan siswa.

(24)

mengoptimalkan sarana dan prasarananya untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memanfaatkan program GeoGebra pokok bahasan teorema Pythagoras untuk mengetahui keterlibatan siswa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah

1. Perlunya metode atau model yang tepat untuk digunakan pada saat proses pembelajaran matematika di kela sehingga dapat menarik minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Perlunya media pembelajaran untuk menunjang pembelajaran dan untuk membantu pemahaman konsep siswa.

3. Kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang disebabkan minat siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah.

4. Kurangnya kemauan siswa untuk bertanya kepada guru maupun temannya sehingga membuat siswa kurang memahami materi.

5. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, beberapa siswa aktif mengikuti proses pembelajaran dan yang lainnya belum fokus terhadap pembelajaran.

(25)

C. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyaknya masalah yang telah diidentifikasi, karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memanfaatkan program GeoGebra pokok bahasan teorema Pythagoras untuk mengetahui keterlibatan siswa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Bagaimana tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3. Bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

(26)

2. Tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan teorema Pythagoras.

3. Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan teorema Pythagoras.

F. Batasan Istilah 1. Belajar

Menurut Gagne (1984) di dalam buku karangan Suprijono (2012: 2) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

2. Pembelajaran

Proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam Udin S. Winatapura, dkk, 2008).

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. (Suprijono, 2009: 41).

4. Pembelajaran Kooperatif

(27)

kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa yang heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

6. Keterlibatan Siswa

Keterlibatan adalah tingkat dimana siswa secara aktif berpartisipasi didalam kegiatan pembelajaran, menghasilkan pembelajaran dan minat yang kian meningkat (Lutz, Guthrie, & Davies, 2006).

7. Hasil belajar

Menurut Bloom (Suprijana, 2012), hasil belajar kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). 8. GeoGebra

(28)

program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini dapat diunduh dari

www.geogebra.com. Komputer harus terlebih dahulu diinstal program Java Runtime Environtment (JRE) untuk menjalankannya.

9. Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras adalah salah satu pokok bahasan yang dipelajari siswa-siswi kelas VIII semester gasal tahun ajaran 2013/2014 SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

G. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Merupakan wahana untuk belajar membuat karangan ilmiah dan belajar berpikir secara sistematis.

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi dalam proses pembelajaran. Jika model pembelajaran kooperatif ini tepat guna, maka model ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya. Sehingga pembelajaran akan lebih bervariasi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengertian, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap (Winkel, 1995:53). Menurut Gagne (Suprijono, 2012: 2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Sedangkan belajar menurut Slavin (2008) adalah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental dari seorang individu yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif konstan.

2. Teori-teori Belajar

Beberapa teori-teori belajar, antara lain:

a. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Suyono dan Hariyanto, 2011)

(30)

menuju abstrak. Pada suatu tahap dari perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur kognitif tertentu yang keberhasilannya pada suatu tahap amat bergantung kepada pencapaian tahap sebelumnya.

Secara garis besar tahapan-tahapan perkembangan kognitif Piaget sebagai berikut:

1) Tahap Sensori Motor (berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun)

Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan dan menggerakan anggota tubuh. Dengan kata lain, pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra).

2) Tahap Pra-operasional (sekitar usia 2-7 tahun)

(31)

3) Tahap Operasional Konkret (berlangsung sekitar 7-11 tahun) Pada kurun waktu ini pikiran logis anak mulai berkembang. Anak sudah mampu berpikir secara operasi konkret dan dalam pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. Anak seringkali dapat mengikuti logika dan penalaran, dan anak telah dapat melakukan klasifikasi, pengelompokan, dan pengaturan masalah.

4) Tahap Operasional Formal (mulai usia 11 tahun dan seterusnya) Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penalaran yang terjadi dengan struktur kognitifnya telah mampu menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi, dan generalisasi. Anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara proposional, serta menarik generalisasi secara mendasar.

b. Teori Belajar Penemuan Jerome S. Bruner (Suyono dan Hariyanto, 2011: 88)

(32)

Ketiga tahapan perkembangan intelektual itu menutut Bruner meliputi:

1) Enaktif

Seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap suatu objek. Dalam memahami dunia sekitar anak menggunakan ketrampilan motorik seperti meraba, memegang, menyentuh dan sebagainya. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan berbagai bahan/alat pembelajaran tertentu agar dapat memahami bagaimana bahan/alat itu bekerja.

2) Ikonik

Pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-gambar serta visualisasi verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk perbandingan (komparasi) dan perumpamaan (tamsil) dan tidak lagi memerlukan manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung.

3) Simbolik

(33)

Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang rata-rata berumur 13 tahun. Menurut teori perkembangan kognitif Jean Piaget anak berada dalam tahap operasial formal (mulai usia 11 tahun dan seterusnya). Pada tahap ini, kemampuan anak sudah semakin berkembang hingga memasuki tahap pemikiran operasional formal, yaitu anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia dan ia mampu berfikir apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi.

Menurut Jerome S. Bruner, dalam memahami dunia sekitarnya anak-anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Mereka sudah mampu berpikir masa akan datang dan mampu menggunakan simbol untuk sesuatu benda yang belum diketahui.

B. Pembelajaran

(34)

dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali.

Dari pengertian pembelajaran menurut beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.

C. Model Pembelajaran

Mills di dalam buku karangan Suprijono (2012) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau kelompok mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

(35)

Menurut Kardi dan Nur (2009) dalam buku karangan Trianto (2011:23), istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain:

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta dan pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berikut ini adalah beberapa macam model pembelajaran: 1. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas (Suprijono, 2012: 46).

2. Model Pembelajaran Kooperatif

(36)

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada kecakapan siswa memproses informasi. Pemrosesan masalah mengacu pada cara orang-orang menangani stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, melihat masalah, melihat masalah, mengembangkan konsep dan memecahkan masalah (Bruner dalam Suprijono, 2012).

D. Pembelajaran Kooperatif

(37)

Ada beberapa elemen dasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual. Menurut Slavin (Miftahul, 2011) elemen-elemen tersebut antara lain:

1. Interpedensi/ketergantungan positif

Interpedensi positif muncul ketika siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain tidak berhasil mengerjakannya (begitu pula sebaliknya). Siswa merasa bahwa meraka saling membutuhkan satu sama lain, dan setiap anggota kelompok bergantung dan bertanggung jawab terhadap anggota yang lainnya dalam kelompok itu.

2. Interaksi promotif

Interaksi promotif dapat didefinisikan sebagai suatu interaksi dalam kelompok di mana setiap anggota kelompok saling mendorong, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama.

(38)

menjaga emosi antar anggota kelompok sehingga terhindar dari konflik internal.

3. Akuntabilitas individu

Dalam kelompok kooperatif, akuntabilitas ini muncul ketika performa setiap anggota dinilai dan hasilnya diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Hasil ini didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, dari hasil inilah setiap anggota bisa berefleksi kembali untuk meningkatkan performanya agar mampu memberikan sumbangan secara maksimal demi kemajuan kelompok. 4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

Untuk mengoordinasi setiap usaha demi mencapai tujuan kelompok, siswa harus memiliki keterampilan sosial seperti saling mengerti dan percaya satu sama lain, berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu sehingga tidak terjadi miskonsepsi, saling menerima dan mendukung satu sama lain, dan mendamaikan perdebatan yang sekiranya menghasilkan konflik (Johnson & F. Johnson, 1991).

5. Pemrosesan kelompok

(39)

kelompok adalah mengklarifikasi dan meningkatkan efektivitas kerja sama antaranggota kelompok untuk mencapai tujuan kelompok.

Slavin (2005) mengemukakan tujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Pembelajaran kooperatif dipandang sebagai sarana untuk memotivasi pembelajaran dan memberikan pengaruh positif terhadap iklim ruang kelas yang pada saatnya akan turut mendorong pencapaian yang lebih besar, meningkatkan sikap-sikap positif dan harga diri yang lebih dalam, mengembangkan skill-skill kolaboratif yang lebih baik, dan mendorong motivasi sosial yang lebih besar kepada orang lain yang membutuhkan (Ministry of Education, 1997).

Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Menurut mereka, selain meningkatkan keterampilan kognitif dan afekatif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.

1. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil yang lebih tinggi.

(40)

3. Siswa menjadi peduli dengan teman-temannya, di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan positif untuk proses belajar mereka.

4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda.

Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama terkait dengan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Free Rider (pengendara bebas)

Free Rider (pengendara bebas) adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya. Jadi mereka hanya “mengekor” saja apa yang dilakukan oleh

teman-teman satu kelompok yang lain dan tidak memberi sumbangan atau kontribusi apapun.

2. Diffusion of Responsibility (penyebaran tanggung jawab)

Diffusion of Responsibility (penyebaran tanggung jawab) yang dimaksudkan disini adalah suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota lain yang lebih mampu.

3. Learning a Part of Task Specialization

(41)

yang berbeda satu sama lain. Pembagian macam ini semacam ini sering kali membuat siswa hanya fokus pada bagian materi yang menjadi tanggung jawabnya, sementara bagian materi yang lain yang dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak diperhatikan, padahal semua materi tersebut berkaitan satu sama lain.

Menurut Gulley dalam Jack R Gibb (1960) model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak keuntungan diantaranya:

1. Anggota-anggota kelompok mempunyai lebih banyak sumber belajar daripada individual

2. Anggota kelompok sering terstimulus oleh anggota yang lain. 3. Kelompok lebih mungkin menghasilkan keputusan yang lebih

baik.

4. Komitmen anggota kelompok mungkin merasa lebih kuat. 5. Partisipasi dapat meningkatkan pemahaman personal dan sosial. Sementara itu kelemahan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah:

1. Diskusi dapat memakan banyak waktu. 2. Diskusi dapat menekan keyakinan. 3. Diskusi dapat sia-sia.

(42)

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Indikator Perilaku Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi

kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok Fase 4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.

Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu kelompok.

(43)

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi model tersebut (Trianto, 2011), diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Student Team Achievement Divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa yang heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Slavin (dalam Nur, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

2. Tim Ahli (Jigsaw)

(44)

asal untuk menyampaikan/ menjelaskan materi yang telah mereka pelajari dalam kelompok ahli.

3. Investigasi Kelompok (GroupInvestigation)

Dalam implementasi tipe investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 5-6 orang yang heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap topik yang dipilih, selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

4. Numbered Heads Together (NHT)

(45)

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

5. Team Games Tournament (TGT)

TGT dikembangkan oleh Vries, Edwards, dan Slavin (1987,1995). Tipe TGT pada prinsipnya hampir sama dengan STAD, yang berbeda hanyalah cara mengetahui kemampuan pemahaman siswanya saja. Kalau STAD diakhiri dengan pemberian penghargaan kelompok berdasarkan skor peningkatan kuis individu, sedangkan TGT diakhiri dengan permainan atau turnamen yang pesertanya merupakan perwakilan dari masing-masing kelompok yang tingkat kemampuannya setara..

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa yang heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

(46)

Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes mereka tidak boleh saling membantu.

Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Uraian secara rinci kelebihan model ini ialah:

1. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada kelompoknya, dan posisi anggota kelompok adalah setara. (Allport, 1954 dalam Slavin, 2005:103).

2. Menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik (Slavin, 2005:105).

3. Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan lintas rasial yang lebih banyak (Slavin, 2005:105)

4. Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif (Isjoni, 2010:72).

5. Peran guru juga menjadi lebih aktif dan lebih terfokus sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator (Isjoni, 2010:62). 6. Dalam model ini, siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab

belajar, yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar (Rusman, 2011: 203).

(47)

8. Pengelompokan siswa secara heterogen membuat kompetisi yang terjadi di kelas menjadi lebih hidup.

9. Prestasi dan hasil belajar yang baik bisa didapatkan oleh semua anggota kelompok.

10.Kuis yang terdapat pada langkah pembelajaran membuat siswa lebih termotivasi.

11.Kuis tersebut juga meningkatkan tanggung jawab individu karena nilai akhir kelompok dipengaruhi nilai kuis yang dikerjakan secara individu.

12.Adanya penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

13.Anggota kelompok dengan prestasi dan hasil belajar rendah memiliki tanggung jawab besar agar nilai yang didapatkan tidak rendah supaya nilai kelompok baik.

14.Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya atau pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) yang lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru (Rusman, 2011: 204).

(48)

Selain berbagai kelebihan, model STAD ini juga memiliki kelemahan. Semua model pembelajaran memang diciptakan untuk memberi manfaat yang baik atau positif pada pembelajaran, tidak terkecuali model STAD ini. Namun, terkadang pada sudut pandang tertentu, langkah-langkah model tersebut tidak menutup kemungkinan terbukanya sebuah kelemahan, seperti yang dipaparkan di bawah ini.

1. Berdasarkan karakteristik STAD jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (yang hanya penyajian materi dari guru), pembelajaran menggunakan model ini membutuhkan waktu yang relatif lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD yang menguras waktu seperti penyajian materi dari guru, kerja kelompok dan tes individual/kuis. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat sedikit diminimalisir dengan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.

(49)

yang dapat di jalankan adalah meningkatkan mutu guru oleh pemerintah seperti mengadakan kegiatan-kegiatan akademik yang bersifat wajib dan tidak membebankan biaya kepada guru serta melakukan pengawasan rutin secara insindental. Disamping itu, guru sendiri perlu lebih aktif lagi dalam mengembangkan kemampuannya tentang pembelajaran.

F. Keterlibatan Siswa

Keterlibatan adalah tingkat dimana siswa secara aktif berpartisipasi didalam kegiatan pembelajaran, menghasilkan pembelajaran dan minat yang kian meningkat (Lutz, Guthrie, & Davies, 2006). Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Herman (1991), keterlibatan adalah suatu proses yang mengikutsertakan setiap siswa secara serempak dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar, siswa harus terlibat aktif dalam membangun pemahaman konsep/ prinsip matematika. Oleh karena itu, dalam proses belajar siswa harus diberi waktu yang memadahi untuk membangun makna dan pemahaman, sekaligus membangun keterampilan dari pengetahuan yang telah diperolehnya.

(50)

menjawab pertanyaan, berdiskusi dalam kelompok, memberikan tanggapan, menanggapi pendapat, dan membantu teman.

G. Hasil belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hasil belajar siswa dari aspek kognitifnya. Merujuk pemikiran Gagne di dalam buku karangan Suprijono (2012), hasil belajar kognitif berupa:

1. Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual yaitu kemampuan memprensentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategori, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.

2. Strategi Kognitif

Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

(51)

Dari pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hasil belajar dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja.

H. GeoGebra

GeoGebra merupakan program komputer yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter. Menurut Hohenwarter (2008), GeoGebra adalah program komputer untuk membelajarkan matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini dapat dimanfaatkan secara bebas yang dapat diunduh dari www.geogebra.com. GeoGebra merupakan salah satu aplikasi yang berjalan pada Java Runtime sehingga sebelum melakukan instalasi GeoGebra, komputer harus terlebih dahulu diinstal program Java Runtime Environtment (JRE). JRE dapat diunduh dari situs http://java.com. Berkas dapat disimpan dalam format “.ggb” atau halaman web dinamis.

Menurut Hohenwarter (2008), program GeoGebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Bagi guru, GeoGebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk mengkreasi lingkungan belajar online interaktif yang memungkinkan siswa mengeksplorasi berbagai konsep-konsep matematis.

(52)

Pemanfaatan program GeoGebra memberikan beberapa keuntungan, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Lukisan-lukisan geometri yang biasanya dihasilkan dengan dengan cepat dan teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.

2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep geometri.

3. Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa lukisan yang telah dibuat benar.

4. Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.

Menurut Hohenwarter & Fuchs (2004), GeoGebra sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas sebagai berikut.

1. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi

Dalam hal ini, dalam pembelajaran yang bersifat tradisional, guru memanfaatkan GeoGebra untuk mendemonstrasikan dan memvisualisasikan konsep-konsep matematika tertentu.

2. Sebagai alat bantu konstruksi

(53)

3. Sebagai alat bantu proses penemuan

Dalam hal ini GeoGebra digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk menemukan suatu konsep matematis, misalnya tempat kedudukan titik-titik atau karakteristik parabola.

4. Sebagai alat bantu untuk mempersiapkan bahan ajar

GeoGebra mendorong para guru untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk proses pembelajaran dan menggunakannya sebagai alat kerjasama, komunikasi dan representasi.

Berikut adalah penjelasan tentang pengenalan program GeoGebra menurut Bimtek P4TK (2012).

1. Area Kerja

Gambar 2.1 Area Kerja GeoGebra

Sumber: Bimtek P4TK (2012) Tampilan

Aljabar

(54)

Sumber: Bimtek P4TK (2012) Tampilan Aljabar (Algebra View) adalah deskripsi objek pada tampilan grafik yang ditampilkan. Tampilan Grafik (Graphics View) adalah tempat untuk kontruksi, gambar, grafik yang ditampilkan (area kerja).

2. Menu, Toolbar dan Tool

Seperti pada aplikasi lain, menu bar GeoGebra berada pada bagian atas terdiri atas menu File, Edit, Options, Tools, Window dan Help. Di bawahnya terdapat Toolbar yang berisi menu untuk membangun, menggambar, mengukur dan memanipulasi objek. Pada setiap kategori yang ada di Toolbar terdapat beberapa tool lain yang tersembunyi, untuk menampilkannya kita dapat mengklik tanda panah kecil di bagian kanan bawah setiap kotak tool yang ada di Toolbar.

(55)

Menu Bar digunakan untuk mengelola file, edit file dan pengaturan modifikasi. Toolbar merupakan alat-alat yang digunakan untuk menggambar, membangun, mengukur dan memanipulasi objek.

Gambar 2.3 Toolbar GeoGebra

Sumber: Bimtek P4TK (2012)

(56)

Gambar 2.4 Tool yang sedang aktif

Sumber: Bimtek P4TK (2012)

I. Teorema Pythagoras

1. Mengenal Teorema Pythagoras Perhatikan gambar di bawah!

Gambar 2.5

Hubungan ketiga persegi itu disebut Teorema Pythagoras, yaitu :

Luas persegi pada Hipotenusa (sisi terpanjang) = Jumlah luas persegi pada sisi lainnya.

Oleh karena itu dalam segitiga siku-siku berlaku:

Kuadrat Hipotenusa (sisi terpanjang) = jumlah kuadrat dua sisi lainnya c2 = a2 + b2

A

C B

c

a b

(57)

Ilustrasinya sebagai berikut:

(i) (ii) Gambar 2.5.1

Dari gambar diatas dapat dihitung luas persegi pada tiap sisi segitiga, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Menentukan Teorema Pythagoras

(58)

b c

B A

C

a

2. Menghitung Panjang Sisi Segitiga Siku-Siku Jika Dua Sisi Lain Diketahui

Gambar 2.6

Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan b panjang sisi miring, sedangkan a dan c panjang sisi siku-sikunya, maka berlaku:

3. Mengenal Kebalikan Teorema Pythagoras

Gambar 2.7

Teorema Pythagoras menyatakan hubungan antara panjang setiap sisi sebuah segitiga siku-siku.

b c

B A

C

(59)

Perhatikan segitiga siku-siku ACB dengan C = 900. Berikut ini: c2 = a2 + b2

b2 = c2 - a2 a2 = c2 - b2

Kebalikan teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu segitiga siku-siku atau bukan, jika diketahui ketiga sisinya.

Jenis Segitiga :

Hubungan nilai c2 dengan (a2 + b2) dapat digunakan untuk menentukan jenis segitiga. Jika a, b dab c adalah panjang sisi-sisi suatu segitiga

a.

c2 = a2 + b2, maka segitiga tersebut, merupakan segitiga siku-siku. b.

(60)

c.

c2 > a2 + b2,maka segitiga tersebut, merupakan segitiga tumpul.

4. Mengenal Triple Pythagoras

Tripel Pythagoras adalah tiga bilangan asli yang tepat untuk menyatakan ukuran panjang dari hipotenusa dan sisi-sisi yang lain. Bilangan-bilangan asli a, b, dan c yang memenuhi hubungan

disebut bilangan tripel Pythagoras.

Cara mendapatkan triple Pythagoras adalah sebagai berikut:

Tetapkan dua bilangan asli m dan n, dimana m n. Kemudian, hitunglah masing-masing nilai , , dan . Hasil perhitungannya merupakan Tripel Pythagoras.

5. Menghitung Perbandingan Sisi-Sisi Segitiga Siku-Siku dengan Sudut Istimewa (salah satu sudutnya adalah 300, 450, atau 600)

a. Perbandingan sisi-sisi segitiga khusus sudut 300 dan 600 pada segitiga siku-siku

(61)

Jika suatu segitiga sisi-sisinya berbanding

√ atau √

maka segitiga itu adalah segitiga siku-siku dengan sudut 900 menghadap sisi terpanjang (hipotenusa) , sudut 600 menghadap

sisi siku-siku terpanjang √ , sudut 300 menghadap sisi siku-siku terpendek a.

b. Perbandingan sisi-sisi segitiga khusus sudut 450

Gambar 2.9

Jika suatu segitiga sisi-sisinya berbanding √ atau

√ , maka segitiga itu adalah segitiga siku-siku sama kaki

dengan sudut 900 menghadap sisi terpanjang (hipotenusa) √ , dan sudut 450 menghadap sisi siku-sikunya a.

J. Kerangka Berpikir

(62)

Matematika merupakan ilmu yang bagi sebagian orang dipandang sebagai ilmu yang sulit. Banyak siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran matematika dan minat siswa terhadap pelajaran matematika dirasa masih kurang. Hal ini berimbas pada menurunnya prestasi atau hasil belajar pelajaran matematika. Dalam mengatasi hal ini, perlu adanya usaha perbaikan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki keterampilan untuk dapat mengembangkan pembelajaran matematika yang menyenangkan dan dapat menarik minat siswa untuk belajar matematika.

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan memanfaatkan program GeoGebra pada pokok bahasan Teorema Pythagoras diharapkan dapat membantu pemahaman konsep siswa dan menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika sehingga keberhasilan pembelajaran dapat tercapai yaitu meningkatkan hasil belajar siswa.

(63)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskripstif kualitatif dibantu dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian di mana peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara atau interview, analisis isi, dan metode pengumpul data lainnya untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek (Punaji, 2010: 34).

Dalam penelitian ini, penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keterlibatan dan hasil belajar siswa yang diketahui dari hasil observasi, tes hasil belajar dan wawancara. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa serta keterlibatan siswa yang berupa skor.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian direncanakan mulai bulan Juli sampai bulan September 2013.

(64)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII A semester gasal SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 siswa yang terletak di Jalan Mas Suharto No. 48, Desa Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta serta guru (Peneliti bertindak sebagai guru).

2. Obyek penelitian adalah keterlibatan siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memanfaatkan program GeoGebra dan hasil belajar.

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan kegiatan belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memanfaatkan program GeoGebra.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat keterlibatan siswa dan hasil belajar.

E. Instrumen Penelitian

(65)

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Instrumen Tes

Instrumen tes terdiri atas Tes Kemampuan Awal (TKA), kuis, dan Tes Evaluasi (TE).

a. Tes Kemampuan Awal (TKA)

Tes Kemampuan Awal (TKA) dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dan digunakan sebagai pedoman pembuatan kelompok heterogen. Materi yang dipakai adalah materi yang pernah diajarkan di kelas VII. Kisi-kisi soal TKA sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal (TKA)

(66)

Contoh soal Tes Kemampuan Awal (TKA) sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan sifat selisih kuadrat, hitunglah:

a. √ …..

b. √ √ …..

b. Kuis Individu

Kuis diberikan di akhir pembelajaran setiap dua pertemuan sekali. Kuis digunakan untuk mengecek pemahaman siswa dan sebagai pedoman dalam menentukan penghargaan kelompok. Kuis ini terdiri dari dua soal uraian tentang pokok bahasan Teorema Pythagoras yang sudah diajarkan sebelumnya.

Contoh soal kuis:

1. Diketahui panjang sisi-sisi suatu segitiga adalah 15 cm, 20 cm dan 25 cm. apakah ketiga bilangan tersebut merupakan tripel Pythagoras?

2. Andi menyandarkan tangga yang panjangnya 5 m pada sebatang pohon. Jarak ujung bawah tangga terhadap pangkal pohon 3 m. Berapa meter tinggi ujang atas tangga dari tanah? c. Tes Evaluasi (TE)

(67)

Adapun kisi-kisi soal tertulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi (TE)

(68)

Contoh soal Tes Evaluasi (TE) adalah sebagai berikut:

1. Apakah ketiga bilangan berikut yaitu 9, 11, 14 merupakan triple Pythagoras?

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes terdiri atas lembar pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar pengamatan keterlibatan siswa, dan wawancara.

a. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar RPP ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang didalamnya berisi langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru ketika mengajar di kelas. Lembar pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan untuk mengamati guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Sebelum digunakan, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP ini sudah diujicobakan. Pengamatan keterlaksanaan RPP diamati oleh tiga observer. Observer mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan dengan memberi tanda cek pada kolom „Ya untuk

kegiatan yang terlaksana atau kolom „Tidak‟ untuk kegiatan yang

(69)

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP

No. Kegiatan Terlaksana Tidak

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengucapkan salam pembuka. b. Guru mengecek kehadiran peserta didik. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang Teorema Pythagoras dan menggunakan alat peraga

GeoGebra.

b. Guru memberikan contoh soal tentang Teorema Pythagoras.

c. Guru membentuk kelompok belajar yang heterogen yang terdiri dari 4 sampai dengan 5 siswa dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka.

d. Guru membagikan bahan-bahan diskusi kelompok (LKS) pada setiap kelompok untuk dikerjakan anggota setiap kelompok tentang materi pembelajaran yang sudah diberikan guru untuk didiskusikan bersama-sama.

e. Guru memotivasi, memfasilitasi kerja siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan, dan mengamati kerjasama tiap anggota dalam kelompok belajar.

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan guru bertindak sebagai fasilitator.

3. Kegiatan akhir

a. Guru memberikan refleksi dan membuat rangkuman pembelajaran.

(70)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS disusun oleh peneliti sebagai bahan aktivitas siswa di kelas ketika mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Isi dari LKS ini meliputi materi dan soal evaluasi.

c. Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa

Dalam observasi keterlibatan siswa, digunakan lembar pengamatan keterlibatan siswa. Lembar pengamatan keterlibatan siswa diisi oleh peneliti dan beberapa observer pada saat melakukan pengamatan terhadap keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar saat berdiskusi kelompok pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pengamatan dilakukan selama 25 menit. Setiap 5 menit sekali, observer menuliskan jumlah siswa pada masing-masing kolom keterlibatan.

Aspek-aspek keterlibatan siswa yang diamati berdasarkan beberapa indikator yang dapat diukur dan diamati.

Beberapa indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Siswa mengajukan pertanyaan

(71)

2) Siswa menjawab pertanyaan

Siswa mampu memberikan jawaban/ solusi dari suatu permasalahan yang dialami siswa dalam satu kelompok mengenai materi pelajaran.

3) Siswa mengemukakan pendapat

Siswa memberi pendapat dan membantu teman dalam menyelesaikan soal.

4) Siswa menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain

Siswa mampu memberikan tanggapan tentang pendapat yang diajukan oleh teman lain dalam menyelesaikan/ memecahkan persoalan.

5) Siswa membantu teman lainnya

siswa bersedia untuk menjelaskan kepada teman yang masih mengalami kesulitan, baik dalam memahami materi, soal maupun cara penyelesaian persoalan.

6) Siswa berdiskusi dalam kelompok

(72)

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Kelompok

No. Hal yang diamati Menit ke-

5 10 15 20 25 1. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru

maupun teman

2. Siswa menjawab pertanyaan teman

3. Siswa mengemukakan pendapat kepada teman 4. Siswa menanggapi pendapat atau jawaban siswa

lain

5. Siswa membantu teman lainnya 6. Siswa berdiskusi dalam kelompok

d. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa dengan tujuan mengetahui lebih dalam lagi mengenai pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah diterapkan dan pengaruhnya terhadap keterlibatan siswa selama siswa mengikuti proses pembelajaran serta kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sehingga dapat dilihat letak kesulitan yang dialami siswa dalam materi teorema Pythagoras dan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

(73)

Pedoman pertanyaan dalam wawancara, antara lain:

1) Pendapat siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

a) Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pembelajaran berkelompok seperti kemarin?

b) Apakah kamu lebih mudah dalam memahami materi pelajaran dengan metode pembelajaran tersebut?

c) Apakah kamu terlibat aktif dalam proses pembelajaran? d) Manfaat apa yang anda peroleh dari pembelajaran

kelompok kemarin?

2) Keterlibatan kelompok selama proses pembelajaran

a) Jika kamu mengalami kesulitan, Apakah kamu bertanya pada teman lain atau guru? Sering atau tidak?

b) Apakah kamu mau aktif berdiskusi dengan teman satu kelompokmu?

c) Pernahkan kamu mengajukan pendapat di dalam kelompokmu?

d) Apakah kamu menanggapi pendapat teman kamu yang berpendapat?

(74)

f) Jika kamu mengalami kesulitan dalam memahami materi atau dalam pemecahan masalah, kepada siapa kamu akan bertanya?

g) Apakah kamu mengerjakan soal-soal LKS yang diberikan?

3) Kemampuan mengerjakan Tes Evaluasi (TE)

a) Apakah kamu bisa mengerjakan soal tes evaluasi dengan baik?

b) Dari soal tes evaluasi, soal manakah yang kamu rasa paling sulit? Mengapa?

4) Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa a) Dengan siapa saja kamu tinggal di rumah?

b) Apakah orang tuamu selalu menyuruh kamu belajar? atau kesadaran kamu sendiri?

c) Apakah orang tuamu selalu bertanya tentang pelajaranmu di sekolah?

d) Apakah jika ada PR kamu selalu mengerjakannya? e) Berapa lama kamu belajar sewaktu dirumah? f) Kamu mengikuti les atau tidak?

g) Apakah kamu suka membaca buku matematika lainnya selain yang kamu pakai disekolah?

(75)

i) Jika saat belajar di rumah, kamu merasa belum paham, apakah yang anda lakukan?

j) Bagaimana cara anda belajar di rumah?

Pertanyaan wawancara berkembang sesuai dengan jawaban siswa saat wawancara berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Observasi/ Pengamatan

Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) diamati oleh 2 observer dan keterlibatan siswa diamati oleh 2 observer yang kemudian dicatat pada lembar pengamatan. Observer mencatat hasil pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom „ya‟ untuk kegiatan yang terlaksana atau memberikan

tanda cek (√) pada kolom „tidak‟ untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Lembar pengamatan keterlibatan kelompok dicatat dengan memberikan turus pada kolom yang tersedia setiap lima menit dalam jangka waktu 25 menit.

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Grafik
Gambar 2.2 Menu Bar, Toolbar, dan Input GeoGebra
Gambar 2.3 Toolbar GeoGebra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak

Reok, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :. Adapun kelengkapan

[r]

HASIL EPROF ECCT 2016 - S1 ILMU KOMUNIKASI Berlaku efektif. BAGIAN PUSAT

Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha