i
STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI
KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK
MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Ignatius Graha Prima Yoga NIM: 061114037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Yesus Kristus dan Bunda Maria
Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta
Keluarga:
v
MOTTO
Aku tidak menyerah dengan keadaan,
tetapi aku berpasrah dan
viii
ABSTRAK
STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK
MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA
Ignatius Graha Prima Yoga Universitas Sanata Dharma
2013
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian adalah 31 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap konsep diri siswa-siswi. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung tertutup. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan kriteria Azwar. Kategorisasi disusun berdasar distribusi normal dengan model kategorisasi jenjang dengan lima jenjang yaitu: sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, sangat kurang positif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1 orang siswa (3%) memiliki konsep diri sangat positif, 18 orang siswa (58%) memiliki konsep diri positif, 12 orang siswa (39%) memiliki konsep diri cukup positif, tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri kurang positif dan sangat kurang positif. Peneliti menyimpulkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif.
ix
ABSTRACT
A STUDY ON SELF-CONCEPT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS AT SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED
TOPICS OF CLASSICAL GUIDANCE FOR IMPROVING STUDENTS’ SELF-CONCEPT
by
Ignatius Graha Prima Yoga Sanata Dharma University
2013
The purpose of this study is to obtain an overview of students’ self -concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year and to suggest the appropriate topics of classical guidance in order to improve the students’ self-concept.
This research belongs to a descriptive study with survey method. The subject in this research is the eleventh grade students at SMA Sang Timur
Yogyakarta in 2012/2013 academic year consisting of 31 students. The research instrument used is a questionnaire to test the students’ self-concept. The type of questionnaire used is a direct-closed questionnaire. The technique of data analysis is using the categorization of students’ self-concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year based on Azwar criteria. The categorization is arranged based on a normal distribution with five levels of categorization, namely: very positive, positive, fairly positive, less positive, and much less positive.
The result shows that: 1 student (3%) has a very positive self-concept, 18 students (58%) have a positive self-concept, 12 students (39%) have a fairly positive self-concept, and no students (0%) have both less and much less positive self-concept. From this result, the researcher concludes that the students’ self -concept of the eleventh grade students at SMA Sang Timur Yogyakarta in 2012/2013 academic year is positive.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rakhmat yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing, mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.
3. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., selaku Wakil Kaprodi dan Sekretaris Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini.
xi
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk bekal hidup.
6. Editor Bahasa Inggris: Y. Yose Rianugraha, S.Pd., M.Hum yang telah memeriksa dan menyetujui abstrak berbahasa inggris yang ditulis oleh penulis. 7. Karyawan sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling: Stefanus Priyatmoko
atas pelayanan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sr. Maria Helaria, P.I.J., S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Sang Timur Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Florentina Rika Susanti, S.Pd., selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran dalam melaksanakan penelitian.
10.Para siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta atas waktu dan kesediaannya sebagai responden dalam melaksanakan penelitian.
11.Keluarga: Bpk. Bernardinus Bambang Riyadi, Ibu. FX. Sri Sudarsih, S.Pd., dan Yohanes Ibnu Rahardja yang telah memberikan kasih sayang dan harapan untuk penulis.
12.Teman-teman dekat yang selalu memberikan cinta kasih, dukungan dan doa. 13.Teman-teman seprodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 yang telah
xii
14.Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2007, 2008, dan 2009: Puri, Mose, Vita, Lilis, Bona dan semua yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
15.Karyawan perpustakaan USD dan UGM atas pelayanan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi pemerhati di bidang pengembangan bimbingan baik di sekolah maupun luar sekolah.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Hakekat Konsep Diri ... 6
1. Pengertian konsep diri ... 6
2. Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep diri ... 7
3. Penggolongan konsep diri ... 11
xiv
B. Remaja ... 13
C. Konsep Diri Siswa SMA Sebagai Remaja ... 14
D. Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa .. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17
A. Jenis Penelitian ... 17
B. Subjek Penelitian ... 17
C. Instrumen Pengumpulan Data ... 18
1. Jenis instrumen ... 18
2. Kisi-kisi kuesioner dan penentuan skor ... 19
3. Uji coba kuesioner ... 20
D. Pengumpulan Data ... 23
1. Tahap persiapan pengumpulan data penelitian ... 23
2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data ... 23
E. Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL YANG SESUAI UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA ... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 30
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta ... 34
BAB V PENUTUP ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Rincian Subyek Penelitian Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ... 18 Tabel 2: Aspek-Aspek Konsep Diri dan Nomor-Nomor Item Konsep Diri 19 Tabel 3: Norma Kategorisasi Konsep Diri ... 25 Tabel 4 : Kategorisasi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang
Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ... 26 Tabel 5: Norma Kategorisasi Skor Tiap Item ... 27 Tabel 6: Kategorisasi Skor Item-Item Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI
SMA Sang Timur Yogyakarat Tahun Ajaran 2012/2013 ... 28 Tabel 7: Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur
Yogyakarat Tahun Ajaran 2012/2013 ... 29 Tabel 8: Item-Item Kuesioner Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA
Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ... 35 Tabel 9: Item-Item Kuesioner yang Menunjukkan Konsep Diri
Siswa-Siswi Negatif (cukup dan rendah) ... 35 Tabel 10: Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Deskripsi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba ... 49
Lampiran 2: Kuesioner Siswa-Siswi SMA Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 (Penelitian) ... 54
Lampiran 3: Tabulasi Data Penelitian ... 59
Lampiran 4: Jumlah Item yang Valid dan Tidak Valid ... 61
Lampiran 5: Surat Izin Uji Penelitian ... 62
Lampiran 6: Surat Keterangan Penelitian ... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi Operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan secara unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Keunikan setiap manusia bersifat alami. Dalam rentang kehidupannya manusia akan melalui fase perkembangan yang dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Fase perkembangan yang menjadi pusat perhatian peneliti adalah masa remaja.
Masa remaja dimulai dari usia 12 dan berakhir pada usia 22 tahun. Pada fase ini mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh sebagai orang dewasa. Masa remaja akan diawali dengan adanya tanda-tanda akil balig sampai tercapainya kematangan. Pada masa ini, remaja akan perlahan tumbuh mencapai kematangan, seperti kematangan fisik, kematangan sosial dan kematangan psikologis (Hurlock, 1994: 207).
remaja berada pada masa krisis. Remaja merasa bingung dengan dirinya sendiri. Kondisi ini seringkali dianggap hal biasa dan wajar dialami remaja, padahal dapat berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadian remaja. Salah satu aspek yang berkaitan erat dengan perkembangan kepribadian remaja dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah konsep diri. Konsep diri bukan sesuatu yang alamiah dalam diri remaja. Konsep diri pada remaja merupakan hasil belajar dan pengalaman yang nyata dengan lingkungan sosial. Bagaimana orang lain memperlakukan dan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya akan dijadikan cermin untuk menilai dan memandang dirinya sendiri, yaitu konsep dirinya. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (Sinurat, 2005: 16).
Siswa-siswi SMA kelas XI berada pada masa remaja. Pada masa ini konsep diri remaja akan ditentukan oleh pengaruh lingkungan sosialnya. Hubungan remaja dengan lingkungan sosialnya, khususnya sikap orang-orang di sekitar remaja (significant others) terhadap dirinya akan mempengaruhi pandangan remaja tentang dirinya. Apabila remaja diterima, dihargai, dan dicintai, maka remaja tersebut akan pula menerima, menghargai, dan mencintai dirinya (konsep dirinya positif); apabila remaja diremehkan, direndahkan, dan ditolak kemungkinan besar mereka akan menyimpan dendam dan membangun rasa marah yang besar (konsep dirinya negatif).
remaja dengan konsep diri negatif. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan bersikap positif pula terhadap segala sesuatu, sekalipun terhadap kegagalan yang dialaminya. Sebaliknya, jika siswa memiliki konsep diri yang negatif akan memandang dirinya lemah, tidak berdaya, dan kehilangan daya tarik dalam hidup.
Siswa-siswi SMA kelas XI sebagai remaja perlu membangun dan menumbuhkan konsep diri yang positif. Konsep diri positif menjadi hal yang penting bagi mereka. Konsep diri yang positif akan membuat percaya diri, optimis dan mampu melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang.
Peneliti mendapatkan kesan bahwa siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/1013 memiliki konsep diri yang negatif. Peneliti melihat ada gejala-gejala yang menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas XI memiliki konsep diri negatif, antara lain tampak tidak percaya diri, pesimis dan rendah diri. Kesan ini diperoleh saat peneliti diberikan kesempatan untuk masuk kelas XI dan melaksanakan kegiatan bimbingan. Remaja yang tidak percaya diri, pesimis dan rendah diri merupakan ciri dari remaja yang memiliki konsep diri negatif.
pula usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa.
B. Rumusan masalah
Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013?
2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2. Memberikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing dapat mengetahui konsep diri siswa-siswi secara umum, sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat untuk mengembangkan konsep diri siswa.
b. Bagi Calon Konselor
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi calon konselor dalam mempersiapkan diri lebih baik dalam memberikan pelayanan bimbingan, terutama bimbingan klasikal.
b. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian serupa ataupun yang berkaitan dengan tema ini.
E. Definisi Operasional
1. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran atau pandangan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir konsep diri yang digunakan dalam kuesioner siswa).
2. Siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta adalah semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai (1) Hakekat Konsep Diri (pengertian konsep diri, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, penggolongan konsep diri, perkembangan konsep diri), (2) Remaja, (3) Konsep Diri Siswa SMA Sebagai Remaja, (4) Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa.
A. Hakekat Konsep Diri
1. Pengertian konsep diri
Pengertian konsep diri telah diuraikan oleh berbagai tokoh di bidang psikologi antara lain:
a. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri (Hurlock, 1990: 58). b. Burns (1993: 66) memberikan pengertian konsep diri sebagai
seperangkat sikap-sikap terhadap diri dan pengahargaan diri atau evaluasi diri.
c. Brooks (Rakhmat, 2005: 99) mengatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan peristiwa belajar dan pengalaman dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar memberikan penilaian terhadap diri individu secara positif atau negatif.
d. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri (Sinurat, 2005: 16). Gambaran seseorang tentang dirinya sendiri berpengaruh pada penerimaan individu terhadap dirinya sendiri.
e. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh peristiwa belajar dan pengalaman, terutama yang berhubungan dengan dirinya, seperti kegagalan atau sukses yang dicapai (Surakhmad, 1980: 40).
2. Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep diri
Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep diri remaja menurut Hurlock (1996: 235) antara lain:
a. Usia kematangan
Seseorang berada pada usia matang, saat individu yang bersangkutan berada pada tahap puber. Tahap puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Masa remaja awal yaitu usia 12-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (Agustiani 2006: 29-30). Pada masa ini individu sudah pantas disebut sebagai remaja atau remaja muda.
positif dan ada juga sebagian remaja yang menilai dirinya secara negatif.
b. Penampilan diri
Di masa remaja penampilan diri akan berhubungan dengan perkembangan fisik dan perkembangan seksual. Perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja, seperti perubahan ukuran tubuh (tinggi dan berat badan). Menurut Santrock (2003: 91), lonjakan pertumbuhan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan sekitar usia 10 ½ tahun. Pada anak laki-laki pertumbuhan tinggi badan terjadi sekitar usia 12 ½ tahun. Hurlock (1980: 211) juga menyatakan bahwa remaja mengalami perubahan eksternal, seperti tinggi badan dan berat badan. Berat badan pada remaja akan mengikuti perkembangan tinggi badannya. Pada masa remaja lemak tubuh mulai menyebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
Penampilan diri akan mempengaruhi konsep diri remaja, misalnya remaja yang memiliki daya tarik fisik akan menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang dirinya, sehingga akan membentuk konsep diri yang positif.
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks menunjuk pada cara pandang remaja mengenai kehidupan seksualitasnya. Kepatutan seks ini akan ditunjukkan dalam penampilan diri, minat dan perilaku sesuai dengan jenis kelaminnya. Remaja yang memahami siapa dirinya akan melakukan sesuatu sesuai dengan jenis kelaminnya. Kepatutan seks akan membantu remaja mencapai konsep diri yang positif dalam kehidupan seksualitasnya. d. Nama dan nama julukan
Nama mempunyai pengaruh yang cukup penting bagi perkembangan konsep diri remaja. Nama-nama yang jadi bahan tertawaan akan membawa seorang remaja ke pembentukan konsep diri yang negatif. Nama panggilan tertentu, seperti si bodoh, centil dapat menyebabkan remaja beranggapan bahwa dirinya memang demikian. Remaja terlalu peka dan malu bila teman-teman memberikan nama julukan yang bernada cemooh.
e. Hubungan keluarga
menyebabkan konsep diri yang negatif pada diri seseorang. Hubungan keluarga yang baik akan mempengaruhi konsep diri remaja, misalnya memberikan perhatian dan kasih sayang yang adil. Sikap orang tua ini akan mempunyai pengaruh positif terhadap pembentukan konsep diri remaja.
Hubungan dalam sebuah keluarga juga harus didukung oleh pola komunikasi di rumah. Remaja yang tinggal dalam keluarga yang selalu mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga akan memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan konsep dirinya. f. Teman-teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi konsep diri remaja dengan 2 cara, yaitu pertama, konsep diri merupakan cerminan bagaimana teman-temannya memandang dan menilai dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya.
g. Kreativitas
h. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik dan suatu saat ia mengalami suatu kegagalan, maka kemungkinan dalam dirinya akan muncul perasaan tidak mampu dan ia akan menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Berbeda dengan remaja yang realistik tentang kemampuannya, ini akan menimbulkan kepercayaan yang akan memberikan konsep diri yang lebih baik.
3. Penggolongan konsep diri
Penelitian ini akan menggolongkan konsep diri berdasarkan konsep positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif merupakan pandangan positif terhadap keadaan diri dan merasa yakin dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri dan harga diri. Burns (1993: 72) mengungkapkan bahwa remaja dengan konsep diri yang positif berarti ia memiliki evaluasi yang positif tentang dirinya. Remaja dengan konsep diri yang positif akan memiliki penghargaan dan penerimaan diri yang positif (Susana, dkk, 2006: 19).
a. Cenderung memusatkan hal-hal negatif dalam dirinya.
b. Suka mengingat hal-hal yang meneguhkan perasaan tak berharga. c. Cenderung dibayangi oleh kegagalan.
4. Perkembangan konsep diri
Konsep diri remaja tidak terbentuk secara instan. Pada periode awal kehidupannya, remaja belum memiliki pengetahuan tentang dirinya, belum memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai serta belum memiliki penilaian terhadap dirinya sendiri.
Peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses perkembangan konsep diri remaja. Lingkungan pertama tempat mereka berinteraksi adalah keluarga. Sikap dan respon orangtua akan menjadi informasi bagi remaja untuk menilai dirinya. Unsur penerimaan turut membentuk konsep diri, artinya apabila orang tua tulus menerima, menghargai serta menerima anak dengan apa adanya maka anak akan dibantu untuk memandang dirinya pantas untuk dicintai dan disayangi orang lain maupun dirinya sendiri (Hardjana, 2003: 16-23).
B. Remaja
Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja disebut juga masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan tegas pada remaja sulit ditetapkan. Peroide ini biasanya digambarkan pertama kali dengan munculnya karakteristik seks sekunder, yaitu 1) pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, perkembangan pada alat reproduksi, dada lebih besar dan berotot, tumbuhnya kumis, jambang, dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, 2) pada remaja putri panggul melebar, perkembangan alat reproduksi, payudara membesar, tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan dan ketiak (pubis). Masa remaja dibagi tiga bagian, yaitu:
1. Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai indivdu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. Remaja akan senang jika banyak teman yang menyukainya (Sarwono, 2009: 25).
3. Masa remaja akhir (18-21 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa.
C. Konsep Diri Siswa SMA Sebagai Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi yang penuh dengan berbagai macam perubahan (Gunarso, 1986: 236). Pada masa ini remaja mengalami perubahan tidak hanya perubahan yang dapat diamati secara langsung, misalnya perubahan fisik dan tingkah laku, akan tetapi juga perubahan yang lebih halus seperti konsep dirinya.
Peneliti sudah menemukan penelitian yang relevan sebagai gambaran konsep diri siswa SMA sebagai remaja. Penelitian pertama adalah Maria Ursula Indriati (2008) mengadakan penelitian yang bertujuan mengetahui bagaimana konsep diri para siswa kelas XI SMA Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah para siswa kelas XI SMA Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan siswa kelas XI SMA Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 memiliki konsep diri yang positif.
siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan subyek penelitian sebanyak 63 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat konsep diri siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 sebagian besar pada kategori rendah. Kategori rendah dapat diartikan konsep diri siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 negatif.
D. Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa
Peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan. Menurut Syamsu (Supriatna, 2011: 61) untuk mencapai kematangan peserta membutuhkan bimbingan dari orang dewasa karena mereka belum memiliki cukup wawasan dan pemahaman tentang dirinya. Pemahaman tentang diri ini berkaitan dengan bagaimana peserta didik memandang dirinya secara positif baik kelebihan maupun kekurangannya.
diri. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri.
Sekolah sebagai institusi pendidikan perlu membantu siswa dalam mengembangkan konsep diri yang dimiliki ke arah yang lebih positif, antara lain melalui kegiatan bimbingan klasikal. Bimbingan klasikal yang ideal untuk pengembangan konsep diri peserta didik ialah yang dapat membantu siswa mengenal kekuatan dan kelemahannya agar dapat menerima diri secara positif.
Remaja perlu menumbuhkan dan mengembangkan konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif akan menunjang peserta didik dalam menjalani hidupnya. Remaja dengan konsep diri positif biasanya akan menjadi pribadi yang produktif, peka terhadap lingkungannya, bertanggung jawab terhadap tugas sekolah dan tugas dirinya sebagai peserta didik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai (1) Jenis Penelitian, (2) Populasi Penelitian, (3) Instrumen Pengumpulan Data, (4) Pengumpulan Data dan (5) Teknik Analisis Data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Melalui penelitian ini peneliti ingin memperoleh gambaran mengenai konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta.
B. Populasi Penelitian
Pada penelitian ini peneliti mengambil seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 sebagai subyek penelitian. Karena itu, penelitian ini termasuk penelitian populasi. Peneliti memilih SMA Sang Timur Yogyakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan 1) sekolah SMA Sang Timur Yogyakarta memiliki jam pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan secara klasikal maupun secara individual, 2) keinginan peneliti melaksanakan penelitian tentang konsep diri sejalan dengan kebutuhan sekolah yang ingin mengetahui konsep diri
siswinya, khususnya kelas XI. Rincian subyek penelitian disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1
Rincian Subjek Penelitian Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Jumlah
IPA 10
IPS 12
BAHASA 9
Total 31
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dirancang oleh peneliti atas arahan dosen pembimbing yaitu Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A. Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen penelitian:
1. Jenis instrumen
2. Kisi-kisi kuesioner dan penentuan skor
a. Kisi-kisi kuesioner
Kuesioner ini memuat 60 butir item pernyataan yang bersifat positif dan yang bersifat negatif. Pernyataan-pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang diharapkan dapat mengungkap konsep diri siswa-siswi. Dalam kuesioner ini disediakan empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item dalam kuesioner dibuat peneliti berdasarkan aspek-aspek konsep diri seperti yang dikemukakan Hurlock (1996: 235). Aspek-aspek konsep diri dan nomor-nomor item konsep diri disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2
Aspek-Aspek Konsep Diri dan Nomor-nomor Item Konsep Diri
Aspek-Aspek Konsep Diri
No. Item yang Favorable
No. Item yang
Unfavorable Jumlah
Usia Kematangan 4, 38, 58, 59, 60 6, 12, 29, 35, 41 10
Penampilan Diri 8, 14, 20, 23, 27, 42, 46
34, 50 9
Kepatutan Seks 13. 30 9, 47 4
Nama & Nama Julukan 10, 56 44, 31 4
Teman Sebaya 1, 7, 51, 57 2, 11 6
Hubungan Keluarga 15, 17, 43, 49, 52, 54 5, 18, 19, 21, 26, 37, 16
13
Kreativitas 22, 25, 32, 36, 55 3, 28, 39, 48, 53 10
Cita-cita 33, 40 24, 45 4
b. Penentuan skor
Skor pernyataan favorable untuk alternatif jawaban sangat sesuai adalah empat, skor untuk alternatif jawaban sesuai adalah 3, skor untuk alternatif jawaban tidak sesuai adalah 2, skor untuk alternatif jawaban sangat tidak sesuai adalah 1, sedangkan pernyataan unfavorable dikenakan skor sebaliknya.
3. Uji coba kuesioner
Kuesioner diuji cobakan pada tanggal 21 Januari 2013 pada siswa-siswi kelas XI IPS SMA PL Sedayu Yoyakarta. Kuesioner yang terkumpul berjumlah 35 lembar (35 siswa). Pengambilan kelas untuk uji coba kuesioner dilakukan sesuai dengan jam Bimbingan dan Konseling klasikal. Adapun kuesioner diuji cobakan agar kualitas kuesioner dapat diandalkan, dengan kata lain kuesioner valid dan reliabel.
a. Validitas
Setelah melaksanakan uji coba selanjutnya peneliti melaksanakan pengolahan seleksi item untuk mendapatkan daya beda item. Daya beda item ialah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Proses penghitungannya menggunakan komputer program SPSS for windows dengan memakai rumus dari Pearson yaitu teknik korelasi Product-Moment. Rumusnya adalah:
2 2
2 2
rxy = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = jumlah subyek
X =skor total butir-butir kuesioner Y =skor total butir-butir kuesioner
XY =hasil perkalian antara skor X dan skor Y
berjumlah 22 item dan 3 item yang diloloskan dipergunakan kembali untuk penelitian dengan memperbaiki rumusan item. Item akhir untuk penelitian berjumlah 60 item (jumlah item-item yang valid dan tidak valid terdapat pada lampiran 4).
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur adalah taraf kemampuan instrumen mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Kalau instrumen misalnya dipakai dua kali untuk mengukur hal yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh konsisten, maka instrumen
reliabel. Untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen peneliti menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach. Rumusnya adalah:
Koefesien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Koefesien reliabilitas yang semakin mendekati 1,00 menandakan semakin reliabelnya instrumen yang digunakan. Untuk memperoleh hasil penghitungan koefesien reliabilitas yang akurat, peneliti menggunakan komputer program SPSS for windows
D. Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan pengumpulan data penelitian
Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai usaha yaitu: a. Meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian di SMA Sang
Timur Yogyakarta dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanatha Dharma.
b. Menghubungi tenaga Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta untuk meminta izin mengadakan penelitian di sekolah yang bersangkutan.
c. Mempersiapkan kuesioner sebagai alat pengumpul data penelitian. d. Menentukan hari dan tanggal bersama tenaga Bimbingan dan
Konseling di SMA Sang Timur Yogyakarta untuk mengambil data penelitian.
2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data
Yogyakarta sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Saat pengambilan data, peneliti tetap mendampingi siswa-siswi di kelas. Tujuan peneliti mendampingi siswa-siswi di kelas agar peneliti dapat menjelaskan secara langsung jika ada siswa-siswi yang bertanya tentang item yang dianggap kurang jelas. Suasana kelas saat pengambilan data di kelas XI IPA, kelas XI Bahasa dan XI IPS cukup tenang dan siswa-siswi antusias.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilahan skor individual ke dalam beberapa kategori (ordinal). Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang berdasar atribut yang diukur (kategorisasi jenjang). Banyaknya jenjang kategori yang dibuat tidak lebih dari lima jenjang tapi tidak kurang dari tiga jenjang . Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Peneliti memberikan skor pada masing-masing alternatif jawaban yang terdapat pada kuesioner siswa. Untuk pernyataan favorable, skor untuk jawaban sangat sesuai (SS) adalah 4, sesuai (S) adalah 3, tidak sesuai (TS) adalah 2 dan sangat tidak sesuai (STS) adalah 1, sedangkan penyataan unfavorable, skor jawaban sangat sesuai (SS) adalah 1, sesuai (S) adalah 2, tidak sesuai(TS) adalah 3 dan sangat tidak sesuai (STS) adalah 4.
4. Mengkategorisasi konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasar kriteria Azwar (2012: 147-148) dengan lima jenjang kategori, yaitu sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif. Norma kategorisasi yang digunakan disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3
Norma Kategorisasi Konsep Diri
Formula Kriteria Kategori
µ+ 1.5σ < X Sangat Positif
µ+0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Positif µ-0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Cukup Positif µ-1.5 σ < X ≤ µ+ 0.5σ Kurang Positif
X ≤ µ-1.5 σ Sangat Kurang Positif Keterangan:
X item maximum teoretik : skor tertinggi yang diperoleh dalam item skala.
X item minimum teoretik : skor terendah yang diperoleh dalam item skala.
σ (standart deviasi) : luas jarak rentangan yang dibagi 6 satuan deviasi sebaran.
µ (mean teoretik) : rata-rata teoretis dari skor item maksimum dan item minimum.
X item maximum teoritik : 4 x 60 = 240 X item minimum teoretik : 1 x 60 = 60 Luas Jarak : 240 – 60 = 180 σ (standart deviasi) : 180 : 6 = 30
µ (mean teoretik) : (240 + 60) : 2 = 300 : 2 = 150
5. Peneliti menentukan subyek berada pada jenjang kategori sesuai dengan skor yang disajikan pada tabel 4.
Tabel 4
Kategorisasi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Kategori Rentangan Skor
Sangat Positif 196 –197
Positif 166 – 196
Cukup Positif 136 – 165
Kurang Positif 106 – 135 Sangat Kurang Positif 0–105
6. Peneliti selanjutnya menentukan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa. Penentuan usulan topik-topik bimbingan klasikal dilakukan dengan:
a. Menghitung jumlah skor setiap item pada masing-masing subyek penelitian.
Tabel 5
Norma Kategorisasi Skor Tiap Item
Formula Kriteria Kategori
µ+ 1.5σ < X Sangat tinggi
µ+0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Tinggi µ-0.5 σ < X ≤ µ+ 1.5σ Cukup Rendah µ-1.5 σ < X ≤ µ+ 0.5σ Rendah
X ≤ µ-1.5 σ Sangat Rendah Keterangan:
X item maximum teoretik : skor tertinggi yang diperoleh dalam item skala.
X item minimum teoretik : skor terendah yang diperoleh dalam item skala.
σ (standart deviasi) : luas jarak rentangan yang dibagi 6 satuan deviasi sebaran.
µ (mean teoretik) : rata-rata teoretis dari skor item maksimum dan item minimum.
Kategorisasi skor tiap item dalam penelitian ini diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut:
X item maximum teoretik : 4 x 31 = 124 X item minimum teoretik : 1 x 31 = 31
Luas Jarak : 124 – 31 = 93
c. Peneliti menentukan jenjang kategori yang sesuai dengan skor yang disajikan pada tabel 6.
Tabel 6
Kategorisasi Item-Item Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Kategori Rentangan Skor
Sangat Tinggi 101 –107
Tinggi 86 – 100
Cukup Rendah 70 – 85
Rendah 55 – 69
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL YANG SESUAI
UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA-SISWI KELAS XI
SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA
Bab ini memuat hasil penelitian yang merupakan jawaban atas masalah penelitian yaitu “Bagaimana konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?” dan “Usulan topik-topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai untuk meningkatkan konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta?”.
A. Hasil Penelitian
Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013
Berdasarkan data yang diolah dengan menggunakan kriteria Azwar (2012: 147-148) didapatlah gambaran dari konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 seperti yang disajikan dalam tabel 7.
Tabel 7
Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Rentangan Skor Jumlah Subyek Presentase Kategori
196 –197 1 3% Sangat Positif
166 – 196 18 58% Positif
136 – 165 12 39% Cukup Positif
106 – 135 0 0 Kurang Positif
0–105 0 0 Sangat Kurang Positif
Dari tabel 8 tampak bahwa:
1. Ada 1 siswa (3%) yang memiliki konsep diri sangat positif. 2. Ada 18 siswa (58%) yang memiliki konsep diri positif. 3. Ada 12 siswa (39%) yang memiliki konsep diri cukup positif. 4. Tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri kurang positif.
5. Tidak ada (0%) siswa yang memiliki konsep diri sangat kurang positif. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif. Berikut disajikan juga diagram dalam gambar. 1 yang memberikan gambaran dari konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
Gambar. 1 Deskripsi Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Supaya tidak terjadi tumpang tindih dan untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, dalam pembahasan ini peneliti menggabungkan kategori sangat positif, positif dan cukup positif menjadi satu, dan disebut positif.
3%
58% 39%
0% Sangat Positif(3%)
Positif (58%)
Cukup Positif (39%)
Kurang Positif (0%)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif. Hasil penelitian tidak sejalan dengan dugaan awal peneliti yaitu konsep diri siswa-siswi negatif. Faktor-faktor yang kiranya mempengaruhi hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal peneliti, antara lain; 1) boleh jadi siswa-siswi kelas XI (responden) memberikan jawaban yang menyenangkan dan tidak sesuai dengan pengalamannya sendiri, 2) boleh jadi siswa-siswi kelas XI (responden) menjawab dengan tidak jujur seperti apa adanya, sehingga tidak mencerminkan keadaan diri yang sesunguhnya, 3) boleh jadi memang konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif sesuai dengan kenyataan. Meskipun hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal, peneliti tetap berpegang pada hasil penelitian ini karena 1) peneliti sudah mendasarkan pada expert judgement, 2) kuesioner bersifat rahasia karena siswa-siswi tidak perlu mencantumkan nama (anonim), dan peneliti sudah melakukan uji coba kuesioner sebelum pengambilan data.
mengemukakan bahwa konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman yang khas, terutama pengalaman interpersonal yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. Hubungan interpersonal adalah interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungan sekitarnya (Schultz, 1991: 30-35).
Siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 tampaknya berada pada lingkungan keluarga yang dapat menghargai dirinya. Mereka mendapatkan perhatian dari orang tua dan keluarga yang lain. Boleh jadi dalam lingkungan keluarga mereka tercipta hubungan yang penuh kasih sayang, aman/terlindungi, dan saling menerima. Kondisi lingkungan keluarga yang seperti ini siswa-siswi kelas XI dapat memiliki keterikatan yang kuat dengan orang-orang yang dianggapnya penting. Keterikatan ini membuat siswa-siswi kelas XI merasa nyaman dengan dirinya dan lingkungannya.
Selain di lingkungan keluarga, siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 memiliki lingkungan pergaulan yang lebih luas lagi, yaitu lingkungan sekolah. Boleh jadi di lingkungan sekolah sebagian besar mereka mempunyai hubungan yang baik dengan orang-orang sekitarnya, seperti teman-teman dan guru. Penerimaan dari orang-orang sekitar akan membuat siswa-siswi kelas XI semakin menerima, mencintai dan menghargai dirinya.
menerima dirinya apa adanya. Siswa-siswi merasa bahwa dirinya dihargai dan keberadaannya diakui dalam masyarakat. Kondisi seperti ini akan membuat siswa-siswi kelas XI bangga terhadap dirinya, memandang dirinya secara positif. Adanya rasa bangga terhadap diri menunjukkan bahwa siswa-siswi berpandangan yang positif tentang dirinya.
Siswa-siswi dengan konsep diri yang positif akan dapat mengembangkan dirinya dengan baik, memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar, dan memiliki kepercayaan diri untuk dapat menatap masa depannya. Agar konsep diri siswa-siswi kelas XI tetap positif, maka ada beberapa upaya yang perlu dilakukan guru pembimbing, antara lain 1) menjadi guru pembimbing yang bersikap membesarkan hati siswa-siswinya, yaitu dapat membantu siswa-siswi untuk memahami dirinya secara realistis berdasarkan segala keberhasilan dan kegagalannya, 2) tidak memberi cap negatif pada siswa-siswi, sehingga mereka merasa berharga dan positif dalam memandang dirinya, 3) melakukan kegiatan atau latihan yang membantu siswa-siswi sadar akan dari segi-segi positifnya.
Pihak lainnya yang terlibat selain guru dan orang tua adalah siswa-siswi itu sendiri. Perlulah siswa-siswi melakukan upaya, antara lain 1) belajar tentang diri sendiri yaitu belajar dari pengalaman hidup, baik dari keberhasilan maupun kegagalannya, misalnya siswa-siswi perlu menyadari bahwa pengalaman keberhasilan maupun kegagalannya dapat menjadi guru yang baik untuk mengembangkan konsep diri yang positif; 2) menerima diri apa adanya, artinya setiap pribadi perlu menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan dan kekurangan, dengan menerima diri apa adanya dan terus berusaha memperbaiki diri, 3) terus berusaha mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, 4) berusaha menyadari hal-hal positif dalam dirinya dan berusaha mengatasi segi-segi negatifnya.
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep
Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta
Tabel 8
Item-Item Kuesioner Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Rentangan Skor Jumlah Item Presentase Kategori dapat dilihat dari item-item yang menunjukkan konsep diri siswa-siswi cukup rendah dan rendah (sangat rendah tidak ada). Item-item kuesioner yang menunjukkan konsep diri siswa-siswi negatif (cukup rendah dan rendah) disajikan pada tabel 9.
Tabel 9
Item-Item Kuesioner yang Menunjukkan Konsep Diri Siswa-Siswi Negatif (cukup rendah dan rendah)
Kategori No. Item
Pernyataan
Cukup Rendah
2 Saya kesulitan untuk menolak ajakan teman.
3 Saya berpikir bahwa saya kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan saya, sehingga saya kurang memiliki keahlian.
4 Saya yakin warna kulit saya membuat penampilan saya menarik.
6 Saya sadar saya lambat dalam menerima pelajaran.
Kategori No. Item
Pernyataan
Cukup Rendah
30 Hal-hal yang menyangkut seksualitas mudah mengganggu pikiran saya.
32 Orang tua saya sungguh memperhatikan pengembangan bakat saya.
34 Saya merasa ada yang kurang ideal dalam tubuh saya yang membuat saya (agak) malu dalam pergaulan.
36 Fasilitas yang tersedia di keluarga saya membuat saya semakin mampu mengembangkan kreativitas saya.
41 Saya kurang suka berada di lingkungan tempat tinggal saya karena di lingkungan saya itu tidak ada teman sebaya saya. 45 Saya kurang gigih memperjuangkan cita-cita saya.
51 Saya memiliki teman akrab dengan siapapun saya dapat menceritakan masalah pribadi saya.
54 Saya betah berada di rumah karena situasi keluarga saya hangat.
57 Saya tidak mudah terpengaruh oleh ajakan teman. 58 Saya mampu mengelola emosi saya dengan baik.
59 Saya sadar bahwa saya termasuk orang yang pintar di antara teman-teman.
60 Saya bangga dengan tinggi badan saya.
Rendah
5 Saya sadar bahwa saya pemarah.
9 Saya malu untuk bertanya tentang seksualitas kepada orang tua.
12 Saya kurang terbuka untuk bercerita tentang masalah saya kepada orang lain.
39 Saya belum mengembangkan bakat saya dengan baik. 46 Berat badan saya ideal.
48 Saya menagalami kesulitan dalam membagi waktu belajar dan bermain.
1
Tabel 10
Usulan Topik Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa-Siswi Kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode Sumber 1 a.Saya kurang memahami
c.Saya malu untuk bertanya tentang seksualitas kepada d.Siswa- siswi dapat
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode
Sumber
2 Saya betah berada di rumah karena situasi keluarga saya hangat (item no. 54).
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode
Sumber
b. Saya tidak mudah terpengaruh oleh ajakan yang perlu dilakukan agar memiliki pendirian.
Sabtu, 13 Juli 2013, jam 09.00 WIB
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode
Sumber keahlian (item no. 3). b.Orang tua saya sungguh
memperhatikan
pengembangan bakat saya (item no. 32).
c.Saya belum
mengembangkan bakat saya dengan baik (item no. 39).
Menelusuri
Tips Hidup Enjoy di Masa Remaja. Anda Juga. Jakarta: Alex Media
b.Saya kurang suka berada di lingkungan tempat tinggal saya karena di lingkungan saya itu tidak ada teman sebaya saya (item no. 41).
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode
Sumber
8 Saya merasa ada yang kurang ideal dalam tubuh saya yang membuat saya (agak) malu dalam pergaulan (item no. 34). saya menarik (item no. 4). b.Saya sadar bahwa saya
termasuk orang yang pintar di antara teman-teman (item no. 59).
c.Berat badan saya ideal (item no. 49).
d.Saya bangga dengan tinggi badan saya (item no. 60). dan menerima dirinya.
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode Sumber 10 Saya mengalami
kesulitan dalam
membagi waktu belajar dan bermain (item no. 48). yang dialami jika ia bisa mengelola waktunya dengan baik.
No Pernyataan Pokok
Bahasan Kompetesi Indikator Metode Sumber 11 a.Saya sadar bahwa saya
kurang kreatif karena fasilitas yang saya
butuhkan kurang (item no. 28).
b.Fasilitas yang tersedia di keluarga saya membuat saya semakin mampu mengembangkan
kreativitas saya (item no. 36).
2002 Kreativitas. Jakarta:
cita-No Pernyataan Pokok Bahasan
Kompetesi Indikator Metode Sumber
13 a.Saya memiliki teman akrab dengan siapapun saya dapat menceritakan masalah pribadi saya (item no. 51). b.Saya kurang terbuka untuk
1
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi uraian mengenai (1) Kesimpulan dan (2) Saran untuk berbagai pihak. Bagian saran memuat saran untuk guru pembimbing di sekolah, dan bagi pihak peneliti lain.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsep diri siswa-siswi kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk positif.
2. Masih ada beberapa aspek konsep diri yang tergolong negatif (cukup rendah dan rendah) seperti yang ditunjukkan oleh beberapa item kuesioner. Berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang masih negatif itulah diusulkan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak: 1. Bagi guru pembimbing di sekolah
a. Guru pembimbing hendaknya menyelenggarakan kegiatan atau latihan untuk memelihara dan sedapat mungkin meningkatkan konsep diri siswa.
b. Ada baiknya guru pembimbing membahas topik-topik bimbingan klasikal yang diusulkan dalam skripsi ini dan mengadakan perbaikan atau penyempurnaan apabila dalam pelaksanaannya ditemukan kekurangan.
2. Bagi peneliti lain
a. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian hendaknya tidak hanya kuesioner tertutup; sebaiknya digunakan juga kuesioner terbuka, wawancara dan observasi agar informasi yang dikumpulkan semakin lengkap.
b. Dalam penyusunan kuesioner hendaknya diperhatikan keseimbangan antara jumlah item-item dengan aspek-aspek atribut yang diukur. c. Kompetensi dasar haruslah pengkhususan dari standar kompetensi. d. Indikator harus memenuhi kriteria specific, measurable, attainable,
reasonable, time bound (SMART).
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuian Diri Pada Remaja. Bandung: Aditama Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatwa.
Azwar, Saefuddin. 2009. Reliabititas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, Saefuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Burns, R. B. 1993. Konsep Diri: Teori Pengukuran Perkembangan dan Perilaku.
Alih Bahasa: Eddy Arcan Jakarta.
Centi, P. J. 2006. Mengapa Rendah diri? Yogyakarta: Kanisius.
Gunarso, S. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Erlangga. Hardjana. 2003. Komunikasi Intarpersonal Dan Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius.
Hendrik, Dewi Ineke G. 2006. Deskripsi Tingkat Konsep Diri Remaja Kelas XI IPS SMA Bopkri 2Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006 Dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Kelompok. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Hurlock, Elisabet B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Jilid V). Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, Elisabet B. 1990. Perkembangan Anak (Jilid II). Bandung: Penerbit
Erlangga.
Indriati, Maria Ursula. 2009. Konsep Diri Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Pudjijogyanti, C. R. 1985. Konsep Diri Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atmajaya.
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santrock, John W. 2007. Remaja (Edisi 11: Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja.. Jakarta: Erlangga. Sarwono. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Model-Model Kepribadian Sehat.
Yogyakarta: Kanisius.
Sinurat, R. H. Dj. 2005. Konsep Diri dan Pengembangannya (Handout). Yogyakrta USD.
Susana, T. Dkk. 2006. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Jakarta: Erlangga.
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Surakhmad, W. 1980. Psikologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Warindrayana, X. F. 2006. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba
VALIDITAS
No Seberapa tepat atau sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut bagimu?
Corrected Item-Total Correlation
Keputusan
1 Saya selalu bisa berinteraksi dengan teman-teman. ,036 Tidak valid 2 Saya mengalami kesulitan untuk menolak ajakan teman. ,342 Valid 3 Saya berpikir bahwa saya tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan saya, sehingga membuat saya tidak memiliki keahlian.
,590 Valid
4 Saya yakin warna kulit saya membuat penampilan saya menarik.
,295 Valid
5 Saya sadar bahwa saya sulit mengendalikan emosi saya. ,496 Valid 6 Saya sadar bahwa saya lambat dalam menerima
pelajaran.
,321 Valid
7 Saya dihargai di tempat tinggal lingkungan saya. -,385 Tidak valid 8 Saya yakin dengan berolahraga rutin dapat menjaga
10 Saya senang dengan nama julukan yang diberikan oleh teman-teman saya.
,122 Tidak valid
11 Saya sulit bergaul dengan teman-teman. ,066 Tidak valid 12 Saya kurang terbuka untuk bercerita masalah saya
kepada orang lain.
-,078 Tidak valid
13 Saya lebih mampu memahami seksualitas karena orang tua memberikan pendidikan seks kepada saya.
,171 Tidak valid
Correlation
15 Saya bersyukur memiliki orang tua yang bersikap adil kepada saya.
,313 Valid
16 Saya kurang mendapat perhatian dalam keluarga. ,593 Valid 17 Suasana hidup di dalam keluarga saya menyenangkan. ,539 Valid 18 Saya berprasangka buruk kepada saudara saya karena
lebih pandai.
,154 Tidak valid
19 Komunikasi antar anggota keluarga saya kurang baik. ,059 Tidak valid 20 Saya sadar saya memiliki dua kaki yang normal,
sehingga penampilan saya wajar.
,286 Valid
21 Saya merasa kurang berguna dalam keluarga. ,403 Valid 22 Saya meluangkan waktu untuk mengembangkan bakat
saya.
,592 Valid
23 Saya sebagai laki-laki, menyukai bentuk jakun yang saya miliki.
Saya sebagai perempuan, menyukai bentuk bahu saya yang bagus. mengembangkan bakat saya dengan baik.
,585 Valid
26 Hubungan antar pribadi dalam keluarga saya kurang harmonis.
,572 Valid
27 Saya selalu menjaga penampilan saya. ,022 Tidak valid 28 Saya sadar bahwa saya kurang kreatif karena fasilitas
yang saya butuhkan kurang.
,659 Valid
29 Bentuk rambut saya jelek. ,344 Valid
30 Saya memperoleh informasi yang tepat tentang seksualitas.
Correlation
31 Nama saya sering diejek teman-teman, sehingga saya kurang suka bergaul.
,505 Valid
32 Orang tua saya selalu mendorong saya untuk mengembangkan bakat yang saya miliki.
,139 Tidak valid
33 Minat saya sejalan dengan bakat saya. ,549 Valid
34 Tubuh saya yang pendek membuat saya sulit bergaul. ,326 Valid
35 Warna kulit saya kurang bagus. ,588 Valid
36 Fasilitas yang tersedia dikeluarga saya, membuat saya semakin mampu mengembankan kreativitas saya.
,610 Valid
37 Saya kurang suka berkomunikasi dengan saudara saya karena perbedaan umur yang terlalu jauh.
,075 Tidak valid
38 Saya memiliki bentuk rambut yang bagus. ,287 Valid 39 Saya belum mampu mengembangkan bakat saya
dengan baik.
,225 Tidak valid
40 Saya semakin optimis mewujudkan cita-cita karena teman-teman mendukung cita-cita saya.
,479 Valid
41 Saya kurang suka berada di lingkungan tempat tinggal saya karena di lingkungan saya itu tidak ada teman sebaya saya.
,377 Valid
42 Saya memahami dan menerima perubahan fisik saya. ,476 Valid 43 Orang tua saya memberikan kebebasan bagi saya untuk
membuat pilihan saya sendiri.
,385 Valid
44 Saya kurang senang dengan nama yang saya miliki. ,054 Tidak valid 45 Saya berpikir bahwa saya tidak memiliki keinginan kuat
untuk mencapai cita-cita saya.
,135 Tidak valid
46 Berat badan saya ideal. ,380 Valid
47 Saya ingin mendapat penjelasan tentang kehidupan seksual saya.
Correlation
48 Saya mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar dan bermain.
,476 Valid
49 Saya merasa dihargai dalam keluarga saya. ,471 Valid 50 Saya terganggu dengan tumbuhnya bulu-bulu halus
pada tubuh saya.
,419 Valid
51 Saya memiliki teman akrab dengan siapa saja dapat menceritakan masalah pribadi saya.
,064 Tidak valid
52 Saya dan anggota-anggota keluarga saya saling memahami.
,475 Valid
53 Pendidikan orang tua saya rendah ,157 Tidak valid
54 Saya betah berada di rumah karena berada pada situasi keluarga yang hangat.
,531 Valid
55 Saya terus berusaha meningkatkan keterampilan saya yang akan menjadi bekal saya di masa depan.
,197 Tidak valid
56 Saya senang dengan nama saya. ,029 Tidak valid
57 Saya tidak mudah terpengaruh oleh ajakan teman. ,347 Valid
58 Saya mengelolah emosi dengan baik. ,670 Valid
Alpha
Part 2
N of items
Value
N of items
Total N of
items
Correlation
Between
Forms
31
,555
30
61
,920
Spearman
Brown
Coefficient
Equal Lengt
Unequal
Lengt
Guttman
Split-Half
Coefficient
,958
,958
KUESIONER SISWA-SISWI KELAS XI SMA SANG TIMUR
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
(Penelitian)
Para siswa yang tercinta,
Pada kesempatan ini saya memohon kesediaan adik-adik untuk mengisi kuesioner ini. Tujuan kuesioner adalah untuk mengetahui pengalaman anda sendiri, yang akan digunakan untuk mengembangkan program pelayanan untuk siswa.
Jawablah semua pertanyaan sesuai dengan keadaan adik-adik yang sebenarnya secara jujur. Jawabanmu dijamin kerahasiannya. Semua jawaban adalah benar asal sesuai dengan pengalamanmu sendiri.
Adik-adik diharapkan membaca setiap pernyataan dengan teliti. Kemudian tentukanlah alternatif jawaban yang mana yang paling sesuai bagimu. Alternatif jawaban adalah:
Sangat Sesuai (SS) : bila maksud pernyataan sangat sesuai bagimu.
Sesuai (S) : bila maksud pernyataan sesuai bagimu.
Tidak Sesuai (TS) : bila maksud pernyataan tidak sesuai bagimu.
Sangat Tidak Sesuai (STS) : bila maksud pernyataan sangat tidak sesuai bagimu.
Jenis Kelamin : ________________________ Umur: : ________________________ Kelas : ________________________ :
Tidak Sesuai (TS) : bila maksud pernyataan tidak sesuai bagimu.
Sangat Tidak Sesuai (STS) : bila maksud pernyataan sangat tidak sesuai bagimu.
No
Seberapa tepat atau sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut bagimu ? kesempatan untuk mengembangkan keterampilan saya, sehingga saya kurang memiliki keahlian.
4 Saya yakin warna kulit saya membuat penampilan
7 Saya dihargai di tempat tinggal lingkungan saya. 8 Saya yakin dengan berolahraga rutin saya dapat
menjaga berat badan saya.
9 Saya malu untuk bertanya tentang seksualitas kepada orang tua.
10 Saya tidak senang dengan nama julukan yang diberikan oleh teman-teman untuk saya.
11 Saya sulit bergaul dengan teman-teman.
12 Saya kurang terbuka untuk bercerita tentang masalah saya kepada orang lain.
13 Saya memahami seksualitas karena orang tua menjelaskannya kepada saya.
14 Saya senang dengan bentuk tubuh saya.
15 Saya bersyukur memiliki orang tua yang bersikap adil kepada saya.
16 Saya merasa kurang mendapat perhatian dalam keluarga
Tidak Sesuai (TS) : bila maksud pernyataan tidak sesuai bagimu.
Sangat Tidak Sesuai (STS) : bila maksud pernyataan sangat tidak sesuai bagimu.
No Seberapa tepat atau sesuai hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut bagimu ?
Alternatif Jawaban SS S TS STS
18 Saya kurang senang dengan saudara saya yang lebih pandai dari saya.
19 Hubungan antar anggota-anggota keluarga saya kurang baik.
20 Saya sadar saya memiliki anggota tubuh yang normal, sehingga penampilan saya wajar.
21 Saya merasa kurang berguna dalam keluarga saya.
22 Saya meluangkan waktu untuk mengembangkan bakat saya.
23 Sebagai laki-laki, saya merasa cukup ganteng.
Sebagai perempuan, saya merasa cukup cantik.
24 Saya khawatir bahwa saya tidak dapat mencapai cita-cita saya.
25 Saya terus berusaha mengembangkan bakat saya.
26 Hubungan antar pribadi dalam keluarga saya kurang harmonis.
27 Penampilan saya menarik.
28 Saya sadar bahwa saya kurang kreatif karena fasilitas yang saya butuhkan kurang.
29 Bentuk rambut saya jelek.
30 Saya memiliki pengetahuan tentang seksualitas.
31 Nama saya sering diejek teman-teman, sehingga saya kurang suka bergaul.
32 Orang tua saya sungguh memperhatikan pengembangan bakat saya.