• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS GEOGEBRA YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 20122013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS GEOGEBRA YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 20122013"

Copied!
267
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS

GEOGEBRA

YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM

PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT

DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II

SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Agnes Ika Padmasari

NIM : 091414015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS

GEOGEBRA

YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM

PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT

DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II

SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Agnes Ika Padmasari

NIM : 091414015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7)

Dengan penuh syukur, kupersembahkan karyaku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Alm. Bapak Aloysius Supriyono tercinta

Ibu Maria Sulistyawati tercinta

Adik Yulius Agung Kurniawan tercinta

Yustinus Deni Candra Pamungkas

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

Agnes Ika Padmasari. 2013. Pemanfaatan Media Komputer Berbasis GeoGebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari topik segiempat dan sifat-sifatnya serta mengetahui

sejauh mana pemanfaatan program GeoGebra dapat membantu memperbaiki

kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya pada pembelajaran remedial.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Pangudi Luhur Sedayu yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran topik segiempat dan sifat-sifatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan April sampai dengan Mei 2013. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik, tes evaluasi remedial, dan wawancara. Analisa data dilakukan (1) untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa yang didapat melalui tes diagnostik, (2) Untuk mengetahui sejauh

mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dapat

membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dengan membandingkan pemahaman awal (tes diagnostik) dan pemahaman akhir (tes evaluasi remedial) siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial serta dari hasil wawancara siswa.

Dari hasil tes diagnostik terdapat 23 siswa yang belum mencapai KKM. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa diantaranya mengelompokkan bangun segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal, dan kesulitan dalam mendefinisikan segiempat serta menjelaskan hubungan antar segiempat. Berdasarkan hasil tes evaluasi remedial dan hasil pembandingan pemahaman awal dengan pemahaman akhir siswa dapat disimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada dasarnya dapat

diatasi. Hal ini ditunjukkan dari keberhasilan pemanfaatan program GeoGebra

dalam pembelajaran remedial yaitu 20 siswa dari 23 siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah dapat teratasi kesulitan belajarnya atau 86, 96 % siswa sudah memenuhi KKM. Dari 23 siswa semuanya mengalami peningkatan nilai. Rata-rata kelas juga meningkat dari 57,61 menjadi 78,69 dan meningkatnya ketercapaian tiap indikator walaupun terdapat dua indikator yang belum mencapai 75% sesuai dengan pemaparan di BAB III. Dua indikator tersebut adalah mengidentifikasi sifat-sifat segiempat dan menentukan hubungan antar segiempat.

(9)

viii ABSTRACT

Agnes Ika Padmasari. 2013. The Utilization of GeoGebra-Based Computer Media Equipped with LKS in Remedial Learning on the Topic about Rectangle and Its Characteristics of Grade VII C 2nd Semester Students at SMP Pangudi Luhur Sedayu in 2012/2013 Academic Year. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This study aimed to know the difficulties found by students in learning the topic about rectangle and its characteristics and to know to what extent the utilization of GeoGebra program could help the students to minimize the difficulties they found in understanding the concept of rectangle and its characteristics in remedial learning.

The subjects of this research were grade VII C students at SMP Pangudi Luhur Sedayu who had not reached the minimum mastery criteria (KKM) yet in learning the topic about rectangle and its characteristics. This research was quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted from April until May 2013. The research instruments used were diagnostic test, remedial evaluation test, and interview. The data analysis was done (1) to know the difficulties found by the students through diagnostic test, (2) to know to what extent the

GeoGebra-based computer media equipped with LKS could help the students to minimize the difficulties they found in understanding the concept of rectangle and its

characteristics by comparing the students’ preliminary understanding (the diagnostic

test) and the final understanding (the remedial evaluation test) after joining the remedial learning and also from the result of the interview to the students.

From the diagnostic test, there were 23 students who had not reached the KKM yet. The difficulties found by the students were categorizing the rectangles, identifying the characteristics of a rectangle seen from the sides, angles and diagonals, and the difficulties in defining the rectangle and also explaining the relation between rectangles. Based on the remedial evaluation test and the comparison results between the preliminary understanding and the final understanding of the students, it could be concluded that the difficulties could be

solved. It was shown from the success of the utilization of GeoGebra program in

remedial learning, in which the difficulties of 20 out of 23 students in learning had been solved or 86.96% of all of the students had been reached the KKM. All of the 23

students improved their grades. The students’ average class grades also increased

from 57.61 up to 78.69. The achievement of each indicator also increased even though there were two indicators that had not reached 75% yet in accordance with what has been explained in chapter III. The two indicators were identifying the characteristics of a rectangle and determining the relation between the rectangles.

Keywords: GeoGebra-based Computer Media, Remedial Learning, Rectangle and Its

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan

bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan,

dukungan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, pemberi motivasi yang luar biasa.

Terima kasih selalu mendengarkan doa anakMU ini sehingga diberi

kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs.Th. Sugiarto, M.T. selaku dosen pembimbing yang dengan

segenap waktu, pikiran dan tenaga telah sabar dalam memberikan bimbingan

dan dorongan yang sangat berharga bagi penulis.

3. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku ketua jurusan PMIPA. Terima kasih atas

kemudahan dalam perizinan sehingga penelitian berjalan lancar.

5. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, bantuan selama penulis

menempuh masa studi.

6. Bapak D. Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik

atas segala perhatian, motivasi, dukungan, dan bantuannya.

7. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd., Drs. A. Sardjana, M.Pd., dan Drs. Th.

Sugiarto, M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada

(11)
(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah ... 4

E. Batasan Istilah ... 4

(13)

xii

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 9 A. Pembelajaran ... 9

B. Hasil Belajar ... 11

C. Kesulitan Belajar Siswa ... 13

D. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 17

E. Pembelajaran Remedial ... 19

F. Media Pembelajaran ... 22

G. Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 24

H. Program GeoGebra ... 27

I. Lembar Kerja Siswa ... 31

J. Pemahaman Konsep ... 33

K. Konsep Segiempat dan Sifat-sifatnya ... 36

L. Kerangka Berpikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 42 A. Jenis Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Objek Penelitian ... 43

D. Tempat dan Waktu Peneltian ... 43

E. Jenis Data ... 43

(14)

xiii

G. Instrumen Pembelajaran ... 45

H. Instrumen Penelitian ... 46

I. Perencanaan Penelitian ... 50

J. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 58 A. Pelaksanaan Penelitian ... 58

1. Observasi Kelas ... 58

2. Ujicoba Tes Diagnostik ... 59

3. Tes Diagnostik ... 59

4. Pembelajaran Remedial ... 60

5. Tes Evaluasi Remedial ... 62

6. Wawancara Siswa ... 63

B. Tabulasi Data ... 63

1. Data Hasil Ujicoba Tes Diagnostik ... 63

2. Data Hasil Tes Diagnostik ... 64

3. Data Hasil Tes Evaluasi Remedial ... 65

4. Data Transkip Wawancara Siswa ... 66

(15)

xiv

C. Analisis Data ... 74

1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Diagnostik ... 74

2. Analisis Tes ... 76

3. Analisis Transkip Wawancara Setelah Tes Evaluasi Remedial ... 105

D. Pembahasan ... 108

1. Analisis Kesulitan Siswa ... 108

2. Pemanfaatan Program Geogebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial ... 110

3. Program Geogebra Membantu Siswa dalam Mengatasi Kesulitan dan Memperbaiki Pemahaman Konsep Segiempat dan Sifat-Sifatnya... 112

4. Kelemahan Penelitian ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138

A. Kesimpulan ... 138

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 141

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Pada Toolbar Progran GeoGebra ... 30

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik ... 47

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Remedial ... 48

Tabel 3.3 Makna Koefisien Korelasi Product Moment ... 53

Tabel 3.4 Interpretasi Harga Koefisien Realibilitas ... 54

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ... 58

Tabel 4.2 Nilai Hasil Ujicoba Tes Diagnostik ... 63

Tabel 4.3 Nilai Hasil Tes Diagnostik ... 64

Tabel 4.4 Nilai Hasil Tes Evaluasi Remedial... 65

Tabel 4.5 Data Hasil Perbandingan Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Remedial ... 73

Tabel 4.6 Validitas Item Soal ... 74

Tabel 4.7 Variansi Setiap Butir Soal ... 75

Tabel 4.8 Analisis Kesulitan Siswa ... 77

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra ... 30

Gambar 2.2 Keluarga Segiempat ... 36

Gambar 4.1 Kesejajaran Sisi ... 95

Gambar 4.2 Ketidaksejajaran Sisi ... 95

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A 144

Lampiran A1 Surat Izin Melakukan Penelitian ... 145

Lampiran A2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 146

LAMPIRAN B 147

Lampiran B1 Soal Uji Coba Tes Diagnostik ... 148

Lampiran B2 Rubrik Penilaian Uji Coba Tes Diagnostik ... 152

Lampiran B3 Contoh Jawaban Siswa dalam Uji Coba Tes Diagnostik ... 157

LAMPIRAN C 165

Lampiran C1 Perhitungan Validitas dan Realibilitas ... 166

Lampiran C2 Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 177

Lampiran C3 Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 178

LAMPIRAN D 181

Lampiran D1 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Remedial... 182

Lampiran D2 Contoh Media Pembelajaran dengan Program GeoGebra. 192

(19)

xviii

LAMPIRAN E 202

Lampiran E1 Soal Tes Diagnostik ... 203

Lampiran E2 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik ... 207

Lampiran E3 Contoh Jawaban Siswa dalam Tes Diagnostik ... 212

LAMPIRAN F 224

Lampiran F1 Soal Tes Evaluasi Remedial ... 225

Lampiran F2 Rubrik Penilaian Tes Evaluasi Remedial ... 229

Lampiran F3 Contoh Jawaban Siswa dalam Tes Evaluasi Remedial... 234

LAMPIRAN G 246

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum siswa dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah

Menengah bahkan Perguruan Tinggi sering kali mengalami kesulitan dalam

pembelajaran. Dari pengalaman dan juga pendapat para siswa, pelajaran yang

paling sulit adalah matematika. Hal itu disebabkan karena siswa kurang

mampu memahami materi yang bersifat abstrak seperti materi geometri,

kalkulus dan aljabar. Berdasarkan informasi dari guru matematika di SMP

Pangudi Luhur Sedayu siswa kelas VII masih kesulitan dalam memahami

materi segiempat. Siswa cenderung menghafal tanpa memahami konsep dari

materi tersebut. Akhirnya banyak siswa yang belum tuntas dalam proses

evaluasi pembelajaran. Padahal, pemerintah menerapkan sistem pembelajaran

berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang

memperhatikan perbedaan individual siswa. Konsep belajar tuntas (mastery

learning) menuntut guru untuk dapat menentukan standar minimal

keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan acuan patokan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Relevan dengan prinsip belajar tuntas, maka

siswa yang belum tuntas belajar akan diberikan kesempatan untuk perbaikan

atau remedial. Namun tampaknya remedial yang diterapkan di

sekolah-sekolah belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Program remedial

(21)

ulang tanpa melalui pembelajaran tambahan sebelumnya. Hal inilah yang

mengakibatkan nilai siswa tetap belum tuntas atau bahkan lebih rendah dari

nilai sebelumnya. Hal tersebut juga terjadi di SMP Pangudi Luhur Sedayu

dimana peneliti melakukan penelitian.

Pembelajaran remedial merupakan upaya pendidik dalam membantu

siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau

mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria

tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11). Tujuan

pembelajaran remedial ini lebih diarahkan kepada peningkatan penguasaan

bahan. Dalam pembelajaran remedial diharapkan guru dapat melakukan

inovasi seperti pengembangan materi, strategi maupun media atau software

yang digunakan. Sehingga pembelajaran remedial akan lebih efisien dan

membuat siswa lebih tertarik serta termotivasi untuk belajar.

Program GeoGebra merupakan program komputer yang bersifat

dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan penyelesaian

persoalan matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini dapat

digunakan guru dalam pembelajaran remedial. Sehingga diprediksi dengan

penggunaan media pembelajaran berupa program GeoGebra dalam

pembelajaran remedial dapat memperbaiki pemahaman konsep serta

ketuntasan belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan

(22)

yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik

Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi Luhur

Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah

1. Apa saja kesulitan siswa dalam mempelajari matematika pada topik

segiempat dan sifat-sifatnya?

2. Sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan

LKS dapat membantu siswa memperbaiki pemahaman konsep segiempat

dan sifat-sifatnya dalam pembelajaran remedial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari

matematika pada topik segiempat dan sifat-sifatnya.

2. Untuk mengetahui sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang

dilengkapi dengan LKS dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar

siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dalam

(23)

D. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi

pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa serta bagaimana pemanfaatan

media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dalam

upaya membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami

konsep segiempat dan sifat-sifatnya di kelas VII C semester II SMP Pangudi

Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013 pada proses pembelajaran remedial .

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan.

Istilah-istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Program GeoGebra adalah program komputer untuk membelajarkan

matematika khususnya geometri dan aljabar (Hohenwater, 2008).

2. Pemahaman dalam penelitian ini adalah dapat mengerti konsep segiempat

yang ditandai dengan kemampuan siswa mengelompokkan bangun

segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat, mendefinisikan bangun

segiempat, menjelaskan hubungan antar bangun segiempat dan

menerapkan sifat-sifat segiempat dalam soal aplikasi.

3. Konsep segiempat dalam penelitian ini adalah gagasan abstrak tentang

segiempat dan sifat-sifatnya yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal.

4. Pengajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang

mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari

(24)

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria

tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11).

Pemanfaatan media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan

LKS dalam pembelajaran remedial pada topik segiempat dan sifat-sifatnya di

kelas VII C semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013

adalah pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran remedial

sebagai upaya membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam

memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan:

1. Bagi Guru

a. Sebagai masukan dan referensi bagi guru untuk mengadakan

pembelajaran remedial sebelum melakukan tes remedial sehingga

siswa tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

b. Sebagai referensi media pembelajaran bagi guru untuk

mengembangkan dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran

matematika.

2. Bagi Siswa

a. Membantu siswa memperbaiki pemahaman konsep segiempat dan

sifat-sifatnya dengan menggunakan media komputer yaitu program

(25)

b. Menambah wawasan siswa tentang alternatif cara belajar sehingga

dapat meningkatkan motivasi belajar.

3. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan pembelajaran

dengan menggunakan media komputer.

b. Menambah wawasan tentang penggunaan media interaktif berbasis

teknologi dengan memanfaatkan program-program pendukung dalam

pembelajaran. Dengan demikian peneliti dapat merancang media

pembelajaran yang menarik dan inovatif.

G. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang

terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,

halaman persembahan, lembar pernyataan keaslian karya, lembar

pernyataan kepentingan akademik, abstrak, kata pengantar, daftar isi,

daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, batasan istilah, manfaat penelitian, dan

(26)

b. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini

yaitu media pembelajaran, komputer sebagai media pembelajaran,

program GeoGebra, Lembar Kerja Siswa, kesulitan belajar siswa,

diagnosis kesulitan belajar, pembelajaran remedial, pemahaman

konsep, konsep segiempat dan sifat-sifatnya, dan kerangka berpikir.

c. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang

mencakup jenis penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian,

tempat dan waktu penelitian, jenis data, metode pengumpulan data,

instrumen pembelajaran, instrumen penelitian, perencanaan

penelitian dan teknik analisis data.

d. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI

LAPANGAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat pelaksanaan kegiatan penelitian, tabulasi data hasil

penelitian, analisis data penelitian, pembahasan hasil penelitian,

dan kelemahan dari pelaksanaan penelitian.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah

dilaksanakan yang sesuai dengan tujuan penelitian serta berisikan

(27)

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran

adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut

Trianto (2010:17) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang

kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara

simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks

adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya

(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan.

Teori pembelajaran menurut Jean Piaget (Mohammad Surya 2004:37),

perkembangan kognitif merupakan suatu proses di mana tujuan individu

melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berfikir.

Kognitif tersebut merupakan hasil dari pembentukan adaptasi biologis.

Perkembangan kognitif terbentuk melalui interaksi yang konstan antara

individu dengan lingkungan melalui dua proses yaitu organisasi dan adaptasi.

Intelegensi merupakan dasar bagi perkembangan kognitif. Intelegensi

merupakan suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan struktur dan

diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan. Pada masa bayi dan

(29)

obyektif apabila sudah mencapai remaja dan dewasa. Perkembangan kognitif

merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang

berlangsung melalui empat peringkat:

1. Peringkat sensori-motor (0-1,5 tahun)

Aktifitas kognitif berpusat pada aspek alat indera (sensori) dan gerak

(motor). Artinya, dalam peringkat ini anak hanya mampu me;akukan

pengenalan lingkungan dengan melalui alat inderanya dan pergerakannya.

2. Peringkat pre-operational (1,5-6 tahun)

Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan

tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada peringkat ini ditandai

dengan ciri-ciri tranductive reasoning, ketidakjelasan hubungan, animism,

artificialism, perceptually bound, mental eksperimen, centration,

egocentrism.

3. Peringkat concrete operational (6-12 tahun)

Perkembangan kognitif pada peringkat operasi konkret, memberikan

kecakapan anak untuk berkenaan dengan konsep-konsep klasifikasi,

hubungan dan kuantitas.

4. Peringkat formal operational (12 tahun ke atas)

Perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan individu untuk

berpikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep

abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari

(30)

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui

kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang

disebut kegiatan pembelajaran atau keadaan intruksional, tujuan belajar telah

ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Siswa yang berhasil dalam belajar ialah

yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.

Hasil belajar menurut Bloom dalam situs

http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-hasil-belajar.html,

mencakup perintah dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil

efektif. Jalaluddin dan Abdullah dalam situs

http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-hasil-belajar.html,

menyatakan bahwa hasil belajar adalah indikator prestasi belajar sebagai

kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh anak, tinggi rendahnya prestasi dapat

menjadi indikator sedikitnya pengetahuan yang dikuasai dalam bidang studi

tertentu atau kegiatan kurikulum.

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh

siswa, yaitu:

1. Faktor dari dalam diri siswa

Faktor yang dimaksud adalah faktor dari dalam diri siswa yang

dimilikinya. Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh 70%

(31)

2. Faktor dari luar diri siswa

Faktor yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa dan

yang paling berpengaruh adalah kualitas pembelajaran.

Hasil belajar yang dicapai melalui proses belajar mengajar yang

optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang

rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya siswa tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia memepunayi potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan yahan lam

diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,

kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan

kreatifitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),

yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif

(sikap) dan ranah psikomotorik, ketrampialan atau perilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

diri terutama menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan

(32)

C. Kesulitan Belajar Siswa

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991) yang

mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan yang dialami siswa yang

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Salah satu gejala yang dapat

diamati dari siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah hasil belajar yang

rendah di bawah rata-rata. Menurut Barton (dalam Wahyuni, 2011) siswa

mengalami kesulitan belajar apabila yang bersangkutan menunjukkan

kegagalan dalam mencapai tujuan-tujuan belajar dan tidak berhasil mencapai

tingkat pelajaran berikutnya. Davis, dkk (dalam Wahyuni, 2011) menyatakan

bahwa kesalahan siswa dalam banyak topik matematika merupakan sumber

utama untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami matematika.

Terlepas dari teori-teori tersebut, tidak selamanya siswa yang melakukan

kesalahan mengalami kesulitan karena pada dasarnya kesalahan dan kesulitan

merupakan dua hal yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya konfirmasi

untuk memastikan bahwa siswa benar-benar mengalami kesulitan belajar.

Menurut Entang (1984:6) ada 3 tingkat jenis kesulitan siswa, antara

lain:

1. Siswa mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian

yang sukar dari seluruh bahan yang harus dipelajari.

2. Siswa belum dapat mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan karena

ada konsep dasar yang belum dikuasainya atau mungkin juga karena

proses belajar yang sudah ditempuhnya tidak cukup menarik atau tidak

(33)

3. Secara konseptual siswa tidak menguasai bahan yang dipelajari secara

keseluruhan.

Kategori jenis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa (Hadar, dkk.,

1987) antara lain:

1. Kesalahan data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan

dengan ketidaksesuaian data yang diketahui dengan data yang dikutip

oleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan:

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal

b. Mengabaikan data penting yang diberikan

c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang

sebenarnya tidak dibutuhkan masalah

d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya

e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain

g. Salah menyalin soal

2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa

Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika

dengan arti yang berbeda

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya

(34)

c. Salah mengartikan grafik

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah kesalahan-kesalahan

di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan

atau dari kesimpulan sebelumnya.

4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

Kesalahan ini merupakan penympangan dari prinsip, aturan, teorema atau

definisi yang pokok dan khas.

5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh siswa benar, akan

tetapi hasil akhirnya yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut.

6. Kesalahan teknis

Kategori ini meliputi kesalahan perhitungan, kesalahan dalam

memanipulasi simbol-simbol aljabar.

Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan

dikelompokkan secara sederhana dalam 2 kategori (Entang, M., 1984:13),

antara lain:

1. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain:

a. Kelemahan secara fisik, seperti:

1) Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna

luka atau cacat, sehingga sering membawa gangguan emosional.

2) Penyakit menahun yang menghambat usaha-usaha belajar secara

(35)

b. Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang).

c. Kelemahan emosional, terdapat rasa tidak aman, penyesuaian yang

salah terhadap orang-orang, situasi, tuntutan-tuntutan tugas dan

lingkungan.

d. Kelemahan yang disebabkan oleh sikap dan kebiasaan yang salah

seperti kurang berani dan gagal untuk memusatkan perhatian, kurang

kooperatif dan menghindari tanggung jawab.

e. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar

yang diperlukan seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, dan

memiliki kebiasaan belajar serta cara bekerja yang salah.

2. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain:

a. Kurikulum yang tidak seragam, bahan dan sumber belajar yang tidak

sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan

individu.

b. Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pembelajaran, penilaian,

pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar).

c. Terlalu berat bedan belajar siswa.

d. Terlalu sering pindah sekolah.

e. Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan

sebelumnya.

f. Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga.

g. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu

(36)

h. Kekurangan makan (gizi).

Pada penelitian ini kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami pokok

bahasan segiempat dan sifat-sifatnya dapat dilihat dari hasil pengerjaan tes

diagnostik. Kesulitan siswa dalam hal ini diarahkan atau diduga pada

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes tersebut

terbatas pada pemahaman siswa terhadap konsep segiempat dan sifat-sifatnya

seperti mengelompokkan bangun, mengidentifikasi sifat-sifat, menjelaskan

definisi dari masing-masing segiempat dan menentukan hubungan antar

segiempat.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan

kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang

sistematis yang berdasarkan gejala yang nampak seperti nilai prestasi hasil

belajar yang rendah, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, kurang

motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya (Entang, M., 1984:10).

Diagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remedial merupakan segala

usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan

belajar. Menurut Mc Loughlin dan Lewis (dalam Wahyuni, 2011) diagnosis

kesulitan belajar siswa dalam pelajaran matematika sangat cocok dengan

analisis kesalahan karena respon siswa dalam pelajaran matematika sebagian

(37)

Langkah-langkah dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar

siswa (Entang, M., 1984:19-29):

1. Menelaah kasus

Langkah ini dilakukan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan

belajar.

2. Melokalisasi letak kesulitan

Langkah ini dilakukan untuk menganalisis dimana kesulitan itu terjadi dan

bagian-bagian yang masih menjadi kesulitan siswa.

3. Menemukan faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa

Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai faktor

penyebab kesulitan siswa.

4. Menentukan bantuan dan kemungkinan cara untuk mengatasi kesulitan

yang dialami siswa

Langkah ini dilakukan untuk menyusun rencana yang dapat dilaksanakan

untuk membantu mengatasi kesulitan siswa.

5. Tindak lanjut

Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran remedial yang

diperkirakan paling tepat untuk membantu mengatasi kesulitan belajar

siswa. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa:

a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran remedial.

b. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman siswa

(38)

guna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan

revisi dan improvisasi.

c. Mentransfer atau mengirim siswa yang menurut perkiraan tidak

mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan dan wewenang guru.

Transfer semacam itu bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain

(psikolog, psikater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan

sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat

membantu siswa yang dihadapi.

E. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa

yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari

alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria

tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11).

Sedangkan menurut Kunandar (2009:237) pembelajaran remedial merupakan

suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau

membetulkan pembelajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Kegiatan perbaikan

yang dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk

mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan

(39)

penyelesaian masalah kesulitan belajar, baik dengan cara pencegahan maupun

penyembuhan, berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif.

Menurut Kunandar (2009:237-238) pembelajaran remedial memiliki

tujuan sebagai berikut:

1. Siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat

mengenal kelemahannya dalam mempelajari materi pelajaran dan juga

kekuatannya.

2. Siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih

baik.

3. Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

4. Siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong

tercapainya hasil yang lebih baik.

5. Siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya,

setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab

kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan

yang baru dalam belajar.

Pembelajaran remedial memiliki fungsi sebagai berikut (Kunandar,

2009: 238):

1. Fungsi korektif, artinya melalui pembelajaran remedial dapat dilakukan

pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum

(40)

2. Fungsi pemahaman, artinya dengan pembelajaran remedial

memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh

pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.

3. Fungsi pengayaan, artinya pembelajaran remedial akan dapat

memperkaya proses pembelajaran sehingga materi yang tidak

disampaikan dalam pembelajaran reguler dapat diperoleh dalam

pembelajaran remedial.

4. Fungsi penyesuaian, artinya pembelajaran remedial dapat membentuk

siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan

lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai

dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang

lebih baik semakin besar.

5. Fungsi akselerasi, artinya dengan pembelajaran remedial dapat diperoleh

hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan

efesien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran, baik

dari segi waktu maupun materi.

6. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung atau tidak langsung,

pembelajaran remedial dapat membantu menyembuhkan atau

memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan

menunjukkan adanya penyimpangan.

(41)

1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.

Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan

metode dan atau media yang lebih tepat.

2. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.

Dalam hal pembelajaran klasikal siswa mengalami kesulitan, maka perlu

dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara

individual.

3. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan

prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa

tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir.

4. Pemanfaatan tutor sebaya. Dengan teman sebaya diharapkan siswa yang

mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

Pada penelitian ini, pembelajaran remedial akan dilakukan untuk

membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep

segiempat dan sifat-sifatnya. Proses pembelajaran remedial akan

dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

F. Media Pembelajaran

Kata media adalah bentuk jamak dari “medium” berasal dari bahasa

Latin “medius”, yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata

“medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media

mengarah pada sesuatu yang mengantar/ meneruskan informasi pesan antara

(42)

saluaran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi

(AECT Task Force, 1977:162 dalam Latuheru John D. 1988:11).

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan/ pembelajaran

apabila mereka (media tersebut) digunakan untuk menyalurkan/

menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Sebelum kata atau istilah media menjadi populer dalam dunia pendidikan

dewasa ini, khususnya dalam proses belajar mengajar (PBM), maka kata/

istilah yang cenderung memiliki pengertian/ makna yang sama sudah

digunakan orang. Mula-mula dikenal dengan istilah “alat peraga”. Kemudian

ada istilah “audio-visual aids” (alat bantu pandang/ dengar). Selanjutnya

disebut instructional materials, dan kini istilah yang lazim digunakan dalam

dunia pendidikan nasional adalah media pendidikan, atau media pembelajaran

(instructional media).

Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk

menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun

sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini siswa ataupun warga belajar).

Adapun manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar,

diantaranya sebagai berikut:

1. Media pembelajaran menarik dan memperbesar siswa terhadap materi

pembelajaran yang disajikan.

2. Media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat menghilangkan adanya

(43)

3. Media pembelajaran membantu memberikan pengalaman yang sulit

diperoleh dengan cara yang lain.

4. Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu.

5. Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran siswa secara

teratur tentang hal yang mereka alami.

6. Media pembelajaran membantu siswa dalam mengatasi hal-hal yang sulit

nampak dengan mata.

7. Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri

berdasarkan pengalaman dan kenyataan.

8. Media pembelajaran dapat mengatasi hal/ peristiwa/ kejadian yang sulit

diikuti dengan indera mata.

G. Komputer sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran Berbantuan Komputer atau Computer Assited

Instruction (CAI) adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan komputer

sebagai alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa melalui

interaksi langsung antara siswa dengan materi yang diprogram ke dalam

komputer baik secara individual maupun kelompok. Dari berbagai studi

tentang penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dalam

pembelajaran matematika ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang belajar

matematika dengan komputer lebih baik daripada yang tidak menggunakan

komputer (Lockard dkk, 1990 dalam Sudarman 2002). Lebih lanjut Santosa

(44)

cukup tinggi jika belajar dengan komputer. Menurut Dede & Swigger, 1988;

Wilkinson, 1984 yang tercantum dalam Made Wena (2009), ternyata

pembelajaran berbasis komputer menunjukkan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Menurut Simon dalam Made Wena (2009), terdapat tiga model

penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut:

1. Latihan dan praktik

Dalam model pembelajaran berbasis komputer ini siswa diberikan

pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan, kemudian

komputer akan memberi respon (umpan balik) atas jawaban yang

diberikan siswa.

2. Tutorial

Model pembelajaran berbasis komputer ini menyediakan rancangan

pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pembelajaran, latihan

yang disertai umpan balik.

3. Simulasi

Model pembelajaran berbasis komputer ini menyajikan pembelajaran

dengan sistem simulasi yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

Keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer

antara lain sebagai berikut:

1. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.

2. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.

(45)

4. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.

5. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang

disajikan.

6. Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan

mudah dipahami siswa.

7. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret.

Kelemahan pembelajaran menggunakan komputer antara lain sebagai berikut:

1. Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau

hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran

melalui media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar

siswa.

2. Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat

merancang pembelajaran melalui media komputer.

Menurut beberapa hasil penelitian di atas, maka pemanfaatan model

pembelajaran berbasis komputer dapat menjadi salah satu upaya untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan pembelajaran

berbasis komputer, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang

bersifat abstrak sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan komputer sebagai media pembelajaran dalam proses

(46)

H. Program GeoGebra

Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran matematika adalah GeoGebra. GeoGebra merupakan software

yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter. Program komputer yang

bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan

penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri, aljabar, dan

kalkulus. Sebagai sistem geometri dinamik, konstruksi pada Geogebra dapat

dilakukan dengan titik, vektor, ruas garis, garis, irisan kerucut, dan fungsi.

Software yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter dapat

digunakan secara gratis oleh kita terutama sebagai siswa, guru, atau orang

tua. Program GeoGebra sangat membantu kita yang ingin mempelajari

konstruksi geometri. Dengan GeoGebra kita bisa membuat konstruksi

berbagai bangun geometri (dimensi 2) beserta hubungan antara mereka. Pada

program GeoGebra tersedia menu menggambar, mulai dari menggambar

garis sampai menggambar konflik. Walaupun terlihat sederhana karena

banyaknya menu yang disediakan, tetapi untuk mengkonstruksi gambar

ternyata tidak sederhana karena kita masih harus berpikir berbagai macam

konsep geometri.

Menurut Hohenwarter (2008), program GeoGebra sangat bermanfaat

bagi guru maupun siswa. Tidak sebagaimana pada penggunaan software

komersial yang biasanya hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, GeoGebra

dapat diinstal pada komputer pribadi dengan cara mendownload program

(47)

Geogebra dapat dimanfaatkan kapan dan dimanapun siswa atau guru itu

berada. Bagi guru, GeoGebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk

membuat lingkungan belajar lebih kreatif dan inovatif dimana siswa dapat

mengekplorasi konsep-konsep matematis. Sejumlah penelitian menunjukkan

bahwa GeoGebra dapat mendorong proses penemuan dan eksperimentasi

siswa di kelas. Fitur-fitur visualisasinya dapat secara efektif membantu siswa

dalam mengajukan berbagai konjektur matematis.

Beberapa pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran

matematika antara lain:

1. Dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri dengan cepat dan teliti

dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.

2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada

program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas

kepada siswa dalam memahami konsep geometri.

3. Mempermudah guru atau siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan

sifat-sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.

4. Dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengecek atau mengevaluasi

apakah lukisan yang telah dibuat benar.

Menurut Hohenwarter & Fuchs (2004), GeoGebra sangat bermanfaat sebagai

media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas, yakni:

1. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi

Guru memanfaatkan GeoGebra untuk mendemonstrasikan dan

(48)

2. Sebagai alat bantu konstruksi

Dalam hal ini GeoGebra digunakan untuk menvisualisasikan konstruksi

konsep matematika tertentu, contohnya sisi-sisi yang sejajar pada

segiempat.

3. Sebagai alat bantu proses penemuan

Dalam hal ini GeoGebra digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk

menemukan suatu konsep matematika, contohnya menemukan sifat

jajargenjang bahwa sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama.

Salah satu keunggulan GeoGebra adalah menu “Construction

Protocol”. Sebuah menu yang dapat digunakan untuk melihat kembali

langkah-langkah dalam proses pembuatan gambar dengan GeoGebra.

Keunggulan lain adalah GeoGebra memungkinkan pengguna untuk

mengeksport file ke dalam format web yang kemudian dapat diunggah ke web

server. Hal ini menyediakan kemampuan bagi siswa dan guru untuk

membahas dan menganalisa masing-masing pekerjaan dan memungkinkan

membuat diskusi tentang pekerjaannya.

Tampilan menu utama pada GeoGebra ketika kita membuka program

(49)

Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra

Pada jendela utama Geogebra terpampang menubar dan toolbar. Pada

menubar terdapat beberapa pilihan menu yaitu File, Edit, View, Perspectives,

Options, Tools, Window, dan Help. Dimana pada masing-masing menu pada

menubar menyuguhkan beberapa pilihan sesuai kebutuhan. Adapun beberapa

simbol dari masing-masing toolbar yang berkaitan dengan penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Simbol Pada Toolbar Program GeoGebra

Toolbar Kegunaan

Menampilkan koordinat Cartesius

Menampilkan kotak-kotak

Move

Menggeser atau memilih objek

Menggambar segiempat, segitiga dan segi

n

Mengukur sudut

(50)

Toolbar Kegunaan

Menggambar segmen garis antara dua titik

Menggambar perpotongan dua objek

Memperpanjang segmen garis

I. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa biasanya berupa petunjuk,

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan

dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya

(Depdiknas; 2004;18 dalam

lembar-kerja-siswa-lks/. Trianto (2008 :148) dalam

http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ mendefinisikan bahwa LKS adalah panduan siswa

yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan

masalah.

Menurut pengertian di atas maka LKS berwujud lembaran berisi

tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar

dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan

juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan dari pengadaan LKS

menurut Achmadi (1996) dalam

http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ yaitu:

(51)

2. Membantu siswa mengembangkan konsep.

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.

4. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran.

5. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

6. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari

melalui kegiatan pembelajaran

Kegunaan LKS menurut Hadi Sukamto (1993) dalam

http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ yaitu:

1. Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.

2. Membantu variasi belajar.

3. Membangkitkan minat siswa.

4. Meningkatkan retensi belajar mengajar.

5. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

Dalam penelitian ini, LKS yang disusun oleh peneliti bertujuan

sebagai pedoman peneliti dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran remedial, membantu siswa dalam memperoleh informasi

tentang konsep segiempat dan sifat-sifatnya melalui proses kegiatan

pembelajaran secara sistematis, serta membantu siswa dalam memperoleh

catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran. Dalam LKS

(52)

dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya melalui media

pembelajaran tersebut.

J. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep berasal dari dua kata yaitu kata pemahaman dan

konsep yang masing-masing dari kata itu mempunyai definisi tersendiri.

Dalam pembelajaran antara guru maupun siswa harus mampu memahami

materi. Kata memahami, pemahaman tersebut berasal dari kata dasar paham

yang berarti (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat; pikiran,

(3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5)

pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi

memahami yang berarti: (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2)

memaklumi. Dan apabila mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman yang

artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan

(mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74) sehingga

diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara

mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.

Konsep juga mempunyai banyak definisi. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), konsep adalah gambaran mental dari objek, proses,

atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

memahami hal-hal lain. Gagne (dalam Ruseffendi, 1980: 138) mendefinisikan

konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan mengelompokkan

(53)

konsep-konsep dasar matematika. Banyak sekali siswa yang merasa kesulitan

ketika harus berhubungan dengan konsep matematika. Adanya benda-benda

fisik atau media yang dapat membantu memodelkan konsep-konsep

matematika merupakan alat pembelajaran yang penting untuk membantu

siswa dalam memahami konsep matematika.

Menurut Zulaiha (2006: 19), hasil belajar yang dinilai dalam mata

pelajaran matematika ada tiga aspek. Ketiga aspek itu adalah pemahaman

konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Ketiga aspek

tersebut bisa dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, penilaian kinerja,

penilaian produk, penilaian proyek, maupun penilaian portofolio. Adapun

kriteria dari pemahaman konsep atau seseorang dikatakan memahami suatu

konsep apabila memenuhi kriteria berikut: (1) menyatakan ulang sebuah

konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3)

memberi contoh dan non contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu

atau syarat cukup suatu konsep, (6) mengaplikasikan konsep dan algoritma

pemecahan masalah.

Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan

teorinya artinya untuk dapat memahami prinsip dan teori harus dipahami

terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang

bersangkutan. Pemahaman konsep secara benar oleh siswa menentukan

kualitas proses belajar selanjutnya, sebaliknya pemahaman konsep secara

(54)

pengembangan konsep lain. Salah satu tujuan belajar mengajar adalah usaha

agar siswa memahami konsep dan tingkat keberhasilan harus diukur maka

pertanyaan “kapan seseorang boleh disebut memahami suatu konsep yang

dipelajari” adalah pertanyaan yang sangat relevan. Untuk dapat memutuskan

apakah seseorang (siswa) memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria

atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut.

Menurut Kartika Budi (1992), beberapa indikator yang menunjukkan

pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain (1) dapat menyatakan

pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri, (2)

dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain, (3)

dapat menganalisis hubungan antar konsep, (4) dapat menerapkan konsep

untuk (a) menganalisis dan menjelaskan, (b) untuk memecahkan masalah, (c)

memprediksi, (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih

cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang

saling berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan

konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep

yang ada dalam suatu pokok bahasan.

Melalui uraian para ahli mengenai pemahaman konsep di atas maka

dalam penelitian ini menetapkan bahwa siswa dikatakan dapat memahami

konsep segiempat dan sifat-sifatnya apabila siswa tersebut dapat dan mampu

dalam mengelompokkan bangun segiempat berdasar sifat-sifat yang dimiliki,

mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan

(55)

menganalisis hubungan antar bangun segiempat serta menerapkan sifat-sifat

segiempat dalam soal aplikasi.

K. Konsep Segiempat dan Sifat-sifatnya

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran

matematika terdapat salah satu aspek yaitu geometri dan pengukuran. Pokok

bahasan geometri dan pengukurannya adalah mengidentifikasi sifat-sifat

persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

Bangun segiempat adalah bangun datar yang mempunyai sisi empat

(Dewi Nuharini, 2008:250). Secara umum ada 6 macam segiempat yang

dipelajari yaitu dari jajargenjang, persegi panjang, belah ketupat,

layang-layang, persegi dan trapesium. Macam-macam bangun segiempat tersebut

memiliki definisi dan sifat-sifat yang beragam yang dapat digambar dalam

peta konsep berikut:

Segiempat

Segiempat Beraturan Segiempat Tak Beraturan

Trapesium Jajargenjang Layang-Layang

Persegi Panjang

Belah Ketupat

Persegi

(56)

Berikut ini definisi dan sifat-sifat dari masing-masing bangun

segiempat:

1. Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar.

Sifat-sifat jajargenjang:

a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

b. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (berpotongan

di titik tengah).

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus.

2. Layang-layang

Layang-layang adalah segiempat yang diagonalnya menjadi sumbu

simetro untuk diagonal lainnya.

Sifat-sifat layang-layang:

a. Dua pasang sisi berdekatan memiliki panjang yang sama.

b. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.

c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.

d. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu diagonalnya

membagi diagonal yang lain menjadi dua sama panjang.

3. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku.

Akibatnya, semua sifat jajargenjang dimiliki oleh persegi panjang.

(57)

a. Keempat sudutnya siku-siku.

b. Diagonalnya sama panjang.

c. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (sifat jajargenjang).

d. Kedua diagonalnya berpotongan di satu titik dan saling membagi dua

sama panjang (sifat jajargenjang).

e. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat jajargenjang).

f. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat jajargenjang).

4. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah jajargenjang yang sepasang sisi yang berdekatan

sama panjang. Belah ketupat juga dapat didefinisikan sebagai

layang-layang yang sisi-sisinya sama panjang.

Akibatnya, semua sisi belah ketupat sama panjang, sifat jajargenjang

dimiliki belah ketupat, dan sifat layang-layang dimiliki belah ketupat.

Sifat-sifat belah ketupat:

a. Diagonalnya membagi sudut yang berhadapan menjadi dua sama

besar.

b. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (sifat

jajargenjang).

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat jajargenjang).

d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat jajargenjang).

e. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (sifat

jajargenjang).

(58)

5. Persegi

Persegi adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya siku-siku atau

persegi panjang yang memiliki sepasang sisi berdekatan sama panjang.

Akibatnya, semua sifat persegi panjang dimiliki persegi dan semua sifat

belah ketupat juga dimiliki persegi.

Sifat-sifat persegi:

a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang (sifat persegi

panjang, belah ketupat dan jajargenjang).

b. Semua sisi-sisinya sama panjang (sifat belah ketupat).

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat persegi panjang, belah

ketupat dan jajargenjang).

d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat persegi panjang,

belah ketupat dan jajargenjang).

e. Keempat sudutnya siku-siku (sifat persegi panjang).

f. Diagonalnya membagi sudut yang berhadapan menjadi dua sama

besar (sifat belah ketupat).

g. Diagonalnya saling membagi dua sama panjang (sifat persegi panjang

dan belah ketupat).

h. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus (sifat belah ketupat).

6. Trapesium

Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi yang

berhadapan sejajar.

(59)

a. Trapesium sembarang

Trapesium sembarang adalah trapesium yang tidak memiliki suatu

kekhususan.

b. Trapesium siku-siku

Trapesium siku adalah trapesium yang salah satu sudutnya

siku-siku.

c. Trapesium sama kaki

Trapesium sama kaki adalah trapesium yang kedua sisi tegaknya

(kaki-kakinya) sama panjang.

Sifat-sifat trapesium:

a. Sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

b. Jumlah sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 180 .

L. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu ilmu yang menekankan pada ide/

konsep atau hubungan yang diatur secara hirarki sehingga dalam

pembelajaran matematika harus dilakukan secara bertahap dan kontinu.

Banyak sekali konsep-konsep dalam matematika yang harus benar-benar

dipahami siswa. Khususnya dalam pembelajaran geometri topik segiempat.

Dalam hal ini guru harus mempunyai metode mengajar yang baik tidak hanya

menjelaskan materi dengan ceramah, karena hal ini akan membuat siswa

bosan dan tidak memperhatikan guru sehingga pemahaman akan konsep

Gambar

Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra .........................................
Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra
Gambar 2.2 Keluarga Segiempat
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antar-kalimat pada contoh (2) itu juga terjalin secara teratur sehingga keutuhan gagasan yang diungkapkan dengan kalimat-.. kalimat itu juga dapat terwujud

Kekurangan dari sistem pengelolaan fasilitas rusak saat ini adalah tidak adanya tempat mahasiswa melaporkan kerusakan dengan mudah dan terdata, setiap fasilitas rusak masih

[r]

Skripsi dengan judul “ Penerapan Metode Adz-Dzikru Dalam Belajar Membaca Al- Qur‟an Santri Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kedungwaru Tulungagung ” yang

Dari penjelasan diatas daya tarik merupakan produk dari suatu daerah tujuan wisata, yang bersifat nyata (barang) maupun tidak nyata (jasa) yang dapat memberikan kenikmatan

Permasalahan yang baru bagi waralaba/ Franchise yaitu waralaba di Indonesia belum memiliki neraca awal dan laporan keuangan sesuai dengan standar Akuntansi yang berlaku,

PHP Code Sniffer dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap kode program PHP, Javascript, dan CSS dan membantu pengembang menjaga kode tetap konsisten dari bersih

PERIIITUNGAN I'ARCA POKOX PROT'IRSI. PADACVADE