PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS
GEOGEBRA
YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM
PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT
DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II
SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Agnes Ika Padmasari
NIM : 091414015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS
GEOGEBRA
YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM
PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT
DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II
SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Agnes Ika Padmasari
NIM : 091414015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7)
Dengan penuh syukur, kupersembahkan karyaku ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Alm. Bapak Aloysius Supriyono tercinta
Ibu Maria Sulistyawati tercinta
Adik Yulius Agung Kurniawan tercinta
Yustinus Deni Candra Pamungkas
vii
ABSTRAK
Agnes Ika Padmasari. 2013. Pemanfaatan Media Komputer Berbasis GeoGebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari topik segiempat dan sifat-sifatnya serta mengetahui
sejauh mana pemanfaatan program GeoGebra dapat membantu memperbaiki
kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya pada pembelajaran remedial.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Pangudi Luhur Sedayu yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran topik segiempat dan sifat-sifatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan April sampai dengan Mei 2013. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik, tes evaluasi remedial, dan wawancara. Analisa data dilakukan (1) untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa yang didapat melalui tes diagnostik, (2) Untuk mengetahui sejauh
mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dapat
membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dengan membandingkan pemahaman awal (tes diagnostik) dan pemahaman akhir (tes evaluasi remedial) siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial serta dari hasil wawancara siswa.
Dari hasil tes diagnostik terdapat 23 siswa yang belum mencapai KKM. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa diantaranya mengelompokkan bangun segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal, dan kesulitan dalam mendefinisikan segiempat serta menjelaskan hubungan antar segiempat. Berdasarkan hasil tes evaluasi remedial dan hasil pembandingan pemahaman awal dengan pemahaman akhir siswa dapat disimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada dasarnya dapat
diatasi. Hal ini ditunjukkan dari keberhasilan pemanfaatan program GeoGebra
dalam pembelajaran remedial yaitu 20 siswa dari 23 siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah dapat teratasi kesulitan belajarnya atau 86, 96 % siswa sudah memenuhi KKM. Dari 23 siswa semuanya mengalami peningkatan nilai. Rata-rata kelas juga meningkat dari 57,61 menjadi 78,69 dan meningkatnya ketercapaian tiap indikator walaupun terdapat dua indikator yang belum mencapai 75% sesuai dengan pemaparan di BAB III. Dua indikator tersebut adalah mengidentifikasi sifat-sifat segiempat dan menentukan hubungan antar segiempat.
viii ABSTRACT
Agnes Ika Padmasari. 2013. The Utilization of GeoGebra-Based Computer Media Equipped with LKS in Remedial Learning on the Topic about Rectangle and Its Characteristics of Grade VII C 2nd Semester Students at SMP Pangudi Luhur Sedayu in 2012/2013 Academic Year. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This study aimed to know the difficulties found by students in learning the topic about rectangle and its characteristics and to know to what extent the utilization of GeoGebra program could help the students to minimize the difficulties they found in understanding the concept of rectangle and its characteristics in remedial learning.
The subjects of this research were grade VII C students at SMP Pangudi Luhur Sedayu who had not reached the minimum mastery criteria (KKM) yet in learning the topic about rectangle and its characteristics. This research was quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted from April until May 2013. The research instruments used were diagnostic test, remedial evaluation test, and interview. The data analysis was done (1) to know the difficulties found by the students through diagnostic test, (2) to know to what extent the
GeoGebra-based computer media equipped with LKS could help the students to minimize the difficulties they found in understanding the concept of rectangle and its
characteristics by comparing the students’ preliminary understanding (the diagnostic
test) and the final understanding (the remedial evaluation test) after joining the remedial learning and also from the result of the interview to the students.
From the diagnostic test, there were 23 students who had not reached the KKM yet. The difficulties found by the students were categorizing the rectangles, identifying the characteristics of a rectangle seen from the sides, angles and diagonals, and the difficulties in defining the rectangle and also explaining the relation between rectangles. Based on the remedial evaluation test and the comparison results between the preliminary understanding and the final understanding of the students, it could be concluded that the difficulties could be
solved. It was shown from the success of the utilization of GeoGebra program in
remedial learning, in which the difficulties of 20 out of 23 students in learning had been solved or 86.96% of all of the students had been reached the KKM. All of the 23
students improved their grades. The students’ average class grades also increased
from 57.61 up to 78.69. The achievement of each indicator also increased even though there were two indicators that had not reached 75% yet in accordance with what has been explained in chapter III. The two indicators were identifying the characteristics of a rectangle and determining the relation between the rectangles.
Keywords: GeoGebra-based Computer Media, Remedial Learning, Rectangle and Its
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan
bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan,
dukungan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, pemberi motivasi yang luar biasa.
Terima kasih selalu mendengarkan doa anakMU ini sehingga diberi
kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs.Th. Sugiarto, M.T. selaku dosen pembimbing yang dengan
segenap waktu, pikiran dan tenaga telah sabar dalam memberikan bimbingan
dan dorongan yang sangat berharga bagi penulis.
3. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku ketua jurusan PMIPA. Terima kasih atas
kemudahan dalam perizinan sehingga penelitian berjalan lancar.
5. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, bantuan selama penulis
menempuh masa studi.
6. Bapak D. Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
atas segala perhatian, motivasi, dukungan, dan bantuannya.
7. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd., Drs. A. Sardjana, M.Pd., dan Drs. Th.
Sugiarto, M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Batasan Masalah ... 4
E. Batasan Istilah ... 4
xii
G. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 9 A. Pembelajaran ... 9
B. Hasil Belajar ... 11
C. Kesulitan Belajar Siswa ... 13
D. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 17
E. Pembelajaran Remedial ... 19
F. Media Pembelajaran ... 22
G. Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 24
H. Program GeoGebra ... 27
I. Lembar Kerja Siswa ... 31
J. Pemahaman Konsep ... 33
K. Konsep Segiempat dan Sifat-sifatnya ... 36
L. Kerangka Berpikir ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 42 A. Jenis Penelitian ... 42
B. Subjek Penelitian ... 42
C. Objek Penelitian ... 43
D. Tempat dan Waktu Peneltian ... 43
E. Jenis Data ... 43
xiii
G. Instrumen Pembelajaran ... 45
H. Instrumen Penelitian ... 46
I. Perencanaan Penelitian ... 50
J. Teknik Analisis Data ... 52
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 58 A. Pelaksanaan Penelitian ... 58
1. Observasi Kelas ... 58
2. Ujicoba Tes Diagnostik ... 59
3. Tes Diagnostik ... 59
4. Pembelajaran Remedial ... 60
5. Tes Evaluasi Remedial ... 62
6. Wawancara Siswa ... 63
B. Tabulasi Data ... 63
1. Data Hasil Ujicoba Tes Diagnostik ... 63
2. Data Hasil Tes Diagnostik ... 64
3. Data Hasil Tes Evaluasi Remedial ... 65
4. Data Transkip Wawancara Siswa ... 66
xiv
C. Analisis Data ... 74
1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Diagnostik ... 74
2. Analisis Tes ... 76
3. Analisis Transkip Wawancara Setelah Tes Evaluasi Remedial ... 105
D. Pembahasan ... 108
1. Analisis Kesulitan Siswa ... 108
2. Pemanfaatan Program Geogebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial ... 110
3. Program Geogebra Membantu Siswa dalam Mengatasi Kesulitan dan Memperbaiki Pemahaman Konsep Segiempat dan Sifat-Sifatnya... 112
4. Kelemahan Penelitian ... 136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138
A. Kesimpulan ... 138
B. Saran ... 139
DAFTAR PUSTAKA ... 141
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol Pada Toolbar Progran GeoGebra ... 30
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik ... 47
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Remedial ... 48
Tabel 3.3 Makna Koefisien Korelasi Product Moment ... 53
Tabel 3.4 Interpretasi Harga Koefisien Realibilitas ... 54
Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ... 58
Tabel 4.2 Nilai Hasil Ujicoba Tes Diagnostik ... 63
Tabel 4.3 Nilai Hasil Tes Diagnostik ... 64
Tabel 4.4 Nilai Hasil Tes Evaluasi Remedial... 65
Tabel 4.5 Data Hasil Perbandingan Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Remedial ... 73
Tabel 4.6 Validitas Item Soal ... 74
Tabel 4.7 Variansi Setiap Butir Soal ... 75
Tabel 4.8 Analisis Kesulitan Siswa ... 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra ... 30
Gambar 2.2 Keluarga Segiempat ... 36
Gambar 4.1 Kesejajaran Sisi ... 95
Gambar 4.2 Ketidaksejajaran Sisi ... 95
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A 144
Lampiran A1 Surat Izin Melakukan Penelitian ... 145
Lampiran A2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 146
LAMPIRAN B 147
Lampiran B1 Soal Uji Coba Tes Diagnostik ... 148
Lampiran B2 Rubrik Penilaian Uji Coba Tes Diagnostik ... 152
Lampiran B3 Contoh Jawaban Siswa dalam Uji Coba Tes Diagnostik ... 157
LAMPIRAN C 165
Lampiran C1 Perhitungan Validitas dan Realibilitas ... 166
Lampiran C2 Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 177
Lampiran C3 Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 178
LAMPIRAN D 181
Lampiran D1 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Remedial... 182
Lampiran D2 Contoh Media Pembelajaran dengan Program GeoGebra. 192
xviii
LAMPIRAN E 202
Lampiran E1 Soal Tes Diagnostik ... 203
Lampiran E2 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik ... 207
Lampiran E3 Contoh Jawaban Siswa dalam Tes Diagnostik ... 212
LAMPIRAN F 224
Lampiran F1 Soal Tes Evaluasi Remedial ... 225
Lampiran F2 Rubrik Penilaian Tes Evaluasi Remedial ... 229
Lampiran F3 Contoh Jawaban Siswa dalam Tes Evaluasi Remedial... 234
LAMPIRAN G 246
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum siswa dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah
Menengah bahkan Perguruan Tinggi sering kali mengalami kesulitan dalam
pembelajaran. Dari pengalaman dan juga pendapat para siswa, pelajaran yang
paling sulit adalah matematika. Hal itu disebabkan karena siswa kurang
mampu memahami materi yang bersifat abstrak seperti materi geometri,
kalkulus dan aljabar. Berdasarkan informasi dari guru matematika di SMP
Pangudi Luhur Sedayu siswa kelas VII masih kesulitan dalam memahami
materi segiempat. Siswa cenderung menghafal tanpa memahami konsep dari
materi tersebut. Akhirnya banyak siswa yang belum tuntas dalam proses
evaluasi pembelajaran. Padahal, pemerintah menerapkan sistem pembelajaran
berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual siswa. Konsep belajar tuntas (mastery
learning) menuntut guru untuk dapat menentukan standar minimal
keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan acuan patokan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Relevan dengan prinsip belajar tuntas, maka
siswa yang belum tuntas belajar akan diberikan kesempatan untuk perbaikan
atau remedial. Namun tampaknya remedial yang diterapkan di
sekolah-sekolah belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Program remedial
ulang tanpa melalui pembelajaran tambahan sebelumnya. Hal inilah yang
mengakibatkan nilai siswa tetap belum tuntas atau bahkan lebih rendah dari
nilai sebelumnya. Hal tersebut juga terjadi di SMP Pangudi Luhur Sedayu
dimana peneliti melakukan penelitian.
Pembelajaran remedial merupakan upaya pendidik dalam membantu
siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau
mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria
tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11). Tujuan
pembelajaran remedial ini lebih diarahkan kepada peningkatan penguasaan
bahan. Dalam pembelajaran remedial diharapkan guru dapat melakukan
inovasi seperti pengembangan materi, strategi maupun media atau software
yang digunakan. Sehingga pembelajaran remedial akan lebih efisien dan
membuat siswa lebih tertarik serta termotivasi untuk belajar.
Program GeoGebra merupakan program komputer yang bersifat
dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan penyelesaian
persoalan matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini dapat
digunakan guru dalam pembelajaran remedial. Sehingga diprediksi dengan
penggunaan media pembelajaran berupa program GeoGebra dalam
pembelajaran remedial dapat memperbaiki pemahaman konsep serta
ketuntasan belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan
yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik
Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi Luhur
Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah
1. Apa saja kesulitan siswa dalam mempelajari matematika pada topik
segiempat dan sifat-sifatnya?
2. Sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan
LKS dapat membantu siswa memperbaiki pemahaman konsep segiempat
dan sifat-sifatnya dalam pembelajaran remedial?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari
matematika pada topik segiempat dan sifat-sifatnya.
2. Untuk mengetahui sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang
dilengkapi dengan LKS dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar
siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dalam
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi
pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa serta bagaimana pemanfaatan
media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dalam
upaya membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami
konsep segiempat dan sifat-sifatnya di kelas VII C semester II SMP Pangudi
Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013 pada proses pembelajaran remedial .
E. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan.
Istilah-istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Program GeoGebra adalah program komputer untuk membelajarkan
matematika khususnya geometri dan aljabar (Hohenwater, 2008).
2. Pemahaman dalam penelitian ini adalah dapat mengerti konsep segiempat
yang ditandai dengan kemampuan siswa mengelompokkan bangun
segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat, mendefinisikan bangun
segiempat, menjelaskan hubungan antar bangun segiempat dan
menerapkan sifat-sifat segiempat dalam soal aplikasi.
3. Konsep segiempat dalam penelitian ini adalah gagasan abstrak tentang
segiempat dan sifat-sifatnya yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal.
4. Pengajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang
mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria
tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11).
Pemanfaatan media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan
LKS dalam pembelajaran remedial pada topik segiempat dan sifat-sifatnya di
kelas VII C semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013
adalah pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran remedial
sebagai upaya membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam
memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan:
1. Bagi Guru
a. Sebagai masukan dan referensi bagi guru untuk mengadakan
pembelajaran remedial sebelum melakukan tes remedial sehingga
siswa tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
b. Sebagai referensi media pembelajaran bagi guru untuk
mengembangkan dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran
matematika.
2. Bagi Siswa
a. Membantu siswa memperbaiki pemahaman konsep segiempat dan
sifat-sifatnya dengan menggunakan media komputer yaitu program
b. Menambah wawasan siswa tentang alternatif cara belajar sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan pembelajaran
dengan menggunakan media komputer.
b. Menambah wawasan tentang penggunaan media interaktif berbasis
teknologi dengan memanfaatkan program-program pendukung dalam
pembelajaran. Dengan demikian peneliti dapat merancang media
pembelajaran yang menarik dan inovatif.
G. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang
terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,
halaman persembahan, lembar pernyataan keaslian karya, lembar
pernyataan kepentingan akademik, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, batasan istilah, manfaat penelitian, dan
b. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini
yaitu media pembelajaran, komputer sebagai media pembelajaran,
program GeoGebra, Lembar Kerja Siswa, kesulitan belajar siswa,
diagnosis kesulitan belajar, pembelajaran remedial, pemahaman
konsep, konsep segiempat dan sifat-sifatnya, dan kerangka berpikir.
c. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang
mencakup jenis penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian,
tempat dan waktu penelitian, jenis data, metode pengumpulan data,
instrumen pembelajaran, instrumen penelitian, perencanaan
penelitian dan teknik analisis data.
d. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI
LAPANGAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini memuat pelaksanaan kegiatan penelitian, tabulasi data hasil
penelitian, analisis data penelitian, pembahasan hasil penelitian,
dan kelemahan dari pelaksanaan penelitian.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan yang sesuai dengan tujuan penelitian serta berisikan
3. Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran
adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut
Trianto (2010:17) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.
Teori pembelajaran menurut Jean Piaget (Mohammad Surya 2004:37),
perkembangan kognitif merupakan suatu proses di mana tujuan individu
melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berfikir.
Kognitif tersebut merupakan hasil dari pembentukan adaptasi biologis.
Perkembangan kognitif terbentuk melalui interaksi yang konstan antara
individu dengan lingkungan melalui dua proses yaitu organisasi dan adaptasi.
Intelegensi merupakan dasar bagi perkembangan kognitif. Intelegensi
merupakan suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan struktur dan
diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan. Pada masa bayi dan
obyektif apabila sudah mencapai remaja dan dewasa. Perkembangan kognitif
merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang
berlangsung melalui empat peringkat:
1. Peringkat sensori-motor (0-1,5 tahun)
Aktifitas kognitif berpusat pada aspek alat indera (sensori) dan gerak
(motor). Artinya, dalam peringkat ini anak hanya mampu me;akukan
pengenalan lingkungan dengan melalui alat inderanya dan pergerakannya.
2. Peringkat pre-operational (1,5-6 tahun)
Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan
tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada peringkat ini ditandai
dengan ciri-ciri tranductive reasoning, ketidakjelasan hubungan, animism,
artificialism, perceptually bound, mental eksperimen, centration,
egocentrism.
3. Peringkat concrete operational (6-12 tahun)
Perkembangan kognitif pada peringkat operasi konkret, memberikan
kecakapan anak untuk berkenaan dengan konsep-konsep klasifikasi,
hubungan dan kuantitas.
4. Peringkat formal operational (12 tahun ke atas)
Perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan individu untuk
berpikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep
abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang
disebut kegiatan pembelajaran atau keadaan intruksional, tujuan belajar telah
ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Siswa yang berhasil dalam belajar ialah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.
Hasil belajar menurut Bloom dalam situs
http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-hasil-belajar.html,
mencakup perintah dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil
efektif. Jalaluddin dan Abdullah dalam situs
http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-hasil-belajar.html,
menyatakan bahwa hasil belajar adalah indikator prestasi belajar sebagai
kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh anak, tinggi rendahnya prestasi dapat
menjadi indikator sedikitnya pengetahuan yang dikuasai dalam bidang studi
tertentu atau kegiatan kurikulum.
Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh
siswa, yaitu:
1. Faktor dari dalam diri siswa
Faktor yang dimaksud adalah faktor dari dalam diri siswa yang
dimilikinya. Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh 70%
2. Faktor dari luar diri siswa
Faktor yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa dan
yang paling berpengaruh adalah kualitas pembelajaran.
Hasil belajar yang dicapai melalui proses belajar mengajar yang
optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya siswa tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia memepunayi potensi yang
tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan yahan lam
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreatifitasnya.
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif
(sikap) dan ranah psikomotorik, ketrampialan atau perilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
C. Kesulitan Belajar Siswa
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991) yang
mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan yang dialami siswa yang
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Salah satu gejala yang dapat
diamati dari siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah hasil belajar yang
rendah di bawah rata-rata. Menurut Barton (dalam Wahyuni, 2011) siswa
mengalami kesulitan belajar apabila yang bersangkutan menunjukkan
kegagalan dalam mencapai tujuan-tujuan belajar dan tidak berhasil mencapai
tingkat pelajaran berikutnya. Davis, dkk (dalam Wahyuni, 2011) menyatakan
bahwa kesalahan siswa dalam banyak topik matematika merupakan sumber
utama untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami matematika.
Terlepas dari teori-teori tersebut, tidak selamanya siswa yang melakukan
kesalahan mengalami kesulitan karena pada dasarnya kesalahan dan kesulitan
merupakan dua hal yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya konfirmasi
untuk memastikan bahwa siswa benar-benar mengalami kesulitan belajar.
Menurut Entang (1984:6) ada 3 tingkat jenis kesulitan siswa, antara
lain:
1. Siswa mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian
yang sukar dari seluruh bahan yang harus dipelajari.
2. Siswa belum dapat mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan karena
ada konsep dasar yang belum dikuasainya atau mungkin juga karena
proses belajar yang sudah ditempuhnya tidak cukup menarik atau tidak
3. Secara konseptual siswa tidak menguasai bahan yang dipelajari secara
keseluruhan.
Kategori jenis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa (Hadar, dkk.,
1987) antara lain:
1. Kesalahan data
Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan
dengan ketidaksesuaian data yang diketahui dengan data yang dikutip
oleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan:
a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal
b. Mengabaikan data penting yang diberikan
c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang
sebenarnya tidak dibutuhkan masalah
d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya
e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak
sesuai
f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain
g. Salah menyalin soal
2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa
Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah:
a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika
dengan arti yang berbeda
b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya
c. Salah mengartikan grafik
3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah kesalahan-kesalahan
di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan
atau dari kesimpulan sebelumnya.
4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Kesalahan ini merupakan penympangan dari prinsip, aturan, teorema atau
definisi yang pokok dan khas.
5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali
Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh siswa benar, akan
tetapi hasil akhirnya yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut.
6. Kesalahan teknis
Kategori ini meliputi kesalahan perhitungan, kesalahan dalam
memanipulasi simbol-simbol aljabar.
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dikelompokkan secara sederhana dalam 2 kategori (Entang, M., 1984:13),
antara lain:
1. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain:
a. Kelemahan secara fisik, seperti:
1) Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna
luka atau cacat, sehingga sering membawa gangguan emosional.
2) Penyakit menahun yang menghambat usaha-usaha belajar secara
b. Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang).
c. Kelemahan emosional, terdapat rasa tidak aman, penyesuaian yang
salah terhadap orang-orang, situasi, tuntutan-tuntutan tugas dan
lingkungan.
d. Kelemahan yang disebabkan oleh sikap dan kebiasaan yang salah
seperti kurang berani dan gagal untuk memusatkan perhatian, kurang
kooperatif dan menghindari tanggung jawab.
e. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar
yang diperlukan seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, dan
memiliki kebiasaan belajar serta cara bekerja yang salah.
2. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain:
a. Kurikulum yang tidak seragam, bahan dan sumber belajar yang tidak
sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan
individu.
b. Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pembelajaran, penilaian,
pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar).
c. Terlalu berat bedan belajar siswa.
d. Terlalu sering pindah sekolah.
e. Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan
sebelumnya.
f. Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga.
g. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu
h. Kekurangan makan (gizi).
Pada penelitian ini kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami pokok
bahasan segiempat dan sifat-sifatnya dapat dilihat dari hasil pengerjaan tes
diagnostik. Kesulitan siswa dalam hal ini diarahkan atau diduga pada
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes tersebut
terbatas pada pemahaman siswa terhadap konsep segiempat dan sifat-sifatnya
seperti mengelompokkan bangun, mengidentifikasi sifat-sifat, menjelaskan
definisi dari masing-masing segiempat dan menentukan hubungan antar
segiempat.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan
kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang
sistematis yang berdasarkan gejala yang nampak seperti nilai prestasi hasil
belajar yang rendah, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, kurang
motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya (Entang, M., 1984:10).
Diagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remedial merupakan segala
usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan
belajar. Menurut Mc Loughlin dan Lewis (dalam Wahyuni, 2011) diagnosis
kesulitan belajar siswa dalam pelajaran matematika sangat cocok dengan
analisis kesalahan karena respon siswa dalam pelajaran matematika sebagian
Langkah-langkah dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar
siswa (Entang, M., 1984:19-29):
1. Menelaah kasus
Langkah ini dilakukan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
2. Melokalisasi letak kesulitan
Langkah ini dilakukan untuk menganalisis dimana kesulitan itu terjadi dan
bagian-bagian yang masih menjadi kesulitan siswa.
3. Menemukan faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa
Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai faktor
penyebab kesulitan siswa.
4. Menentukan bantuan dan kemungkinan cara untuk mengatasi kesulitan
yang dialami siswa
Langkah ini dilakukan untuk menyusun rencana yang dapat dilaksanakan
untuk membantu mengatasi kesulitan siswa.
5. Tindak lanjut
Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran remedial yang
diperkirakan paling tepat untuk membantu mengatasi kesulitan belajar
siswa. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa:
a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran remedial.
b. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman siswa
guna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan
revisi dan improvisasi.
c. Mentransfer atau mengirim siswa yang menurut perkiraan tidak
mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan dan wewenang guru.
Transfer semacam itu bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain
(psikolog, psikater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan
sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat
membantu siswa yang dihadapi.
E. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa
yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari
alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria
tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11).
Sedangkan menurut Kunandar (2009:237) pembelajaran remedial merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau
membetulkan pembelajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Kegiatan perbaikan
yang dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan
penyelesaian masalah kesulitan belajar, baik dengan cara pencegahan maupun
penyembuhan, berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif.
Menurut Kunandar (2009:237-238) pembelajaran remedial memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat
mengenal kelemahannya dalam mempelajari materi pelajaran dan juga
kekuatannya.
2. Siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih
baik.
3. Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong
tercapainya hasil yang lebih baik.
5. Siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya,
setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab
kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan
yang baru dalam belajar.
Pembelajaran remedial memiliki fungsi sebagai berikut (Kunandar,
2009: 238):
1. Fungsi korektif, artinya melalui pembelajaran remedial dapat dilakukan
pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum
2. Fungsi pemahaman, artinya dengan pembelajaran remedial
memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.
3. Fungsi pengayaan, artinya pembelajaran remedial akan dapat
memperkaya proses pembelajaran sehingga materi yang tidak
disampaikan dalam pembelajaran reguler dapat diperoleh dalam
pembelajaran remedial.
4. Fungsi penyesuaian, artinya pembelajaran remedial dapat membentuk
siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai
dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang
lebih baik semakin besar.
5. Fungsi akselerasi, artinya dengan pembelajaran remedial dapat diperoleh
hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan
efesien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran, baik
dari segi waktu maupun materi.
6. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung atau tidak langsung,
pembelajaran remedial dapat membantu menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan
menunjukkan adanya penyimpangan.
1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan
metode dan atau media yang lebih tepat.
2. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
Dalam hal pembelajaran klasikal siswa mengalami kesulitan, maka perlu
dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara
individual.
3. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan
prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa
tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir.
4. Pemanfaatan tutor sebaya. Dengan teman sebaya diharapkan siswa yang
mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
Pada penelitian ini, pembelajaran remedial akan dilakukan untuk
membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep
segiempat dan sifat-sifatnya. Proses pembelajaran remedial akan
dilaksanakan selama dua kali pertemuan.
F. Media Pembelajaran
Kata media adalah bentuk jamak dari “medium” berasal dari bahasa
Latin “medius”, yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata
“medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media
mengarah pada sesuatu yang mengantar/ meneruskan informasi pesan antara
saluaran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi
(AECT Task Force, 1977:162 dalam Latuheru John D. 1988:11).
Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan/ pembelajaran
apabila mereka (media tersebut) digunakan untuk menyalurkan/
menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Sebelum kata atau istilah media menjadi populer dalam dunia pendidikan
dewasa ini, khususnya dalam proses belajar mengajar (PBM), maka kata/
istilah yang cenderung memiliki pengertian/ makna yang sama sudah
digunakan orang. Mula-mula dikenal dengan istilah “alat peraga”. Kemudian
ada istilah “audio-visual aids” (alat bantu pandang/ dengar). Selanjutnya
disebut instructional materials, dan kini istilah yang lazim digunakan dalam
dunia pendidikan nasional adalah media pendidikan, atau media pembelajaran
(instructional media).
Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun
sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini siswa ataupun warga belajar).
Adapun manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar,
diantaranya sebagai berikut:
1. Media pembelajaran menarik dan memperbesar siswa terhadap materi
pembelajaran yang disajikan.
2. Media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat menghilangkan adanya
3. Media pembelajaran membantu memberikan pengalaman yang sulit
diperoleh dengan cara yang lain.
4. Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu.
5. Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran siswa secara
teratur tentang hal yang mereka alami.
6. Media pembelajaran membantu siswa dalam mengatasi hal-hal yang sulit
nampak dengan mata.
7. Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri
berdasarkan pengalaman dan kenyataan.
8. Media pembelajaran dapat mengatasi hal/ peristiwa/ kejadian yang sulit
diikuti dengan indera mata.
G. Komputer sebagai Media Pembelajaran
Pembelajaran Berbantuan Komputer atau Computer Assited
Instruction (CAI) adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan komputer
sebagai alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa melalui
interaksi langsung antara siswa dengan materi yang diprogram ke dalam
komputer baik secara individual maupun kelompok. Dari berbagai studi
tentang penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dalam
pembelajaran matematika ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang belajar
matematika dengan komputer lebih baik daripada yang tidak menggunakan
komputer (Lockard dkk, 1990 dalam Sudarman 2002). Lebih lanjut Santosa
cukup tinggi jika belajar dengan komputer. Menurut Dede & Swigger, 1988;
Wilkinson, 1984 yang tercantum dalam Made Wena (2009), ternyata
pembelajaran berbasis komputer menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Menurut Simon dalam Made Wena (2009), terdapat tiga model
penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut:
1. Latihan dan praktik
Dalam model pembelajaran berbasis komputer ini siswa diberikan
pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan, kemudian
komputer akan memberi respon (umpan balik) atas jawaban yang
diberikan siswa.
2. Tutorial
Model pembelajaran berbasis komputer ini menyediakan rancangan
pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pembelajaran, latihan
yang disertai umpan balik.
3. Simulasi
Model pembelajaran berbasis komputer ini menyajikan pembelajaran
dengan sistem simulasi yang berhubungan dengan materi yang dibahas.
Keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer
antara lain sebagai berikut:
1. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.
2. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.
4. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.
5. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang
disajikan.
6. Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan
mudah dipahami siswa.
7. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret.
Kelemahan pembelajaran menggunakan komputer antara lain sebagai berikut:
1. Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau
hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran
melalui media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa.
2. Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat
merancang pembelajaran melalui media komputer.
Menurut beberapa hasil penelitian di atas, maka pemanfaatan model
pembelajaran berbasis komputer dapat menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan pembelajaran
berbasis komputer, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang
bersifat abstrak sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan komputer sebagai media pembelajaran dalam proses
H. Program GeoGebra
Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran matematika adalah GeoGebra. GeoGebra merupakan software
yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter. Program komputer yang
bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan
penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri, aljabar, dan
kalkulus. Sebagai sistem geometri dinamik, konstruksi pada Geogebra dapat
dilakukan dengan titik, vektor, ruas garis, garis, irisan kerucut, dan fungsi.
Software yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter dapat
digunakan secara gratis oleh kita terutama sebagai siswa, guru, atau orang
tua. Program GeoGebra sangat membantu kita yang ingin mempelajari
konstruksi geometri. Dengan GeoGebra kita bisa membuat konstruksi
berbagai bangun geometri (dimensi 2) beserta hubungan antara mereka. Pada
program GeoGebra tersedia menu menggambar, mulai dari menggambar
garis sampai menggambar konflik. Walaupun terlihat sederhana karena
banyaknya menu yang disediakan, tetapi untuk mengkonstruksi gambar
ternyata tidak sederhana karena kita masih harus berpikir berbagai macam
konsep geometri.
Menurut Hohenwarter (2008), program GeoGebra sangat bermanfaat
bagi guru maupun siswa. Tidak sebagaimana pada penggunaan software
komersial yang biasanya hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, GeoGebra
dapat diinstal pada komputer pribadi dengan cara mendownload program
Geogebra dapat dimanfaatkan kapan dan dimanapun siswa atau guru itu
berada. Bagi guru, GeoGebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk
membuat lingkungan belajar lebih kreatif dan inovatif dimana siswa dapat
mengekplorasi konsep-konsep matematis. Sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa GeoGebra dapat mendorong proses penemuan dan eksperimentasi
siswa di kelas. Fitur-fitur visualisasinya dapat secara efektif membantu siswa
dalam mengajukan berbagai konjektur matematis.
Beberapa pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran
matematika antara lain:
1. Dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri dengan cepat dan teliti
dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.
2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada
program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas
kepada siswa dalam memahami konsep geometri.
3. Mempermudah guru atau siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan
sifat-sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.
4. Dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengecek atau mengevaluasi
apakah lukisan yang telah dibuat benar.
Menurut Hohenwarter & Fuchs (2004), GeoGebra sangat bermanfaat sebagai
media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas, yakni:
1. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi
Guru memanfaatkan GeoGebra untuk mendemonstrasikan dan
2. Sebagai alat bantu konstruksi
Dalam hal ini GeoGebra digunakan untuk menvisualisasikan konstruksi
konsep matematika tertentu, contohnya sisi-sisi yang sejajar pada
segiempat.
3. Sebagai alat bantu proses penemuan
Dalam hal ini GeoGebra digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk
menemukan suatu konsep matematika, contohnya menemukan sifat
jajargenjang bahwa sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama.
Salah satu keunggulan GeoGebra adalah menu “Construction
Protocol”. Sebuah menu yang dapat digunakan untuk melihat kembali
langkah-langkah dalam proses pembuatan gambar dengan GeoGebra.
Keunggulan lain adalah GeoGebra memungkinkan pengguna untuk
mengeksport file ke dalam format web yang kemudian dapat diunggah ke web
server. Hal ini menyediakan kemampuan bagi siswa dan guru untuk
membahas dan menganalisa masing-masing pekerjaan dan memungkinkan
membuat diskusi tentang pekerjaannya.
Tampilan menu utama pada GeoGebra ketika kita membuka program
Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra
Pada jendela utama Geogebra terpampang menubar dan toolbar. Pada
menubar terdapat beberapa pilihan menu yaitu File, Edit, View, Perspectives,
Options, Tools, Window, dan Help. Dimana pada masing-masing menu pada
menubar menyuguhkan beberapa pilihan sesuai kebutuhan. Adapun beberapa
simbol dari masing-masing toolbar yang berkaitan dengan penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Simbol Pada Toolbar Program GeoGebra
Toolbar Kegunaan
Menampilkan koordinat Cartesius
Menampilkan kotak-kotak
Move
Menggeser atau memilih objek
Menggambar segiempat, segitiga dan segi
n
Mengukur sudut
Toolbar Kegunaan
Menggambar segmen garis antara dua titik
Menggambar perpotongan dua objek
Memperpanjang segmen garis
I. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa biasanya berupa petunjuk,
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan
dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya
(Depdiknas; 2004;18 dalam
lembar-kerja-siswa-lks/. Trianto (2008 :148) dalam
http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ mendefinisikan bahwa LKS adalah panduan siswa
yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan
masalah.
Menurut pengertian di atas maka LKS berwujud lembaran berisi
tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar
dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan
juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan dari pengadaan LKS
menurut Achmadi (1996) dalam
http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ yaitu:
2. Membantu siswa mengembangkan konsep.
3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
4. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran.
5. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
6. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari
melalui kegiatan pembelajaran
Kegunaan LKS menurut Hadi Sukamto (1993) dalam
http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ yaitu:
1. Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
2. Membantu variasi belajar.
3. Membangkitkan minat siswa.
4. Meningkatkan retensi belajar mengajar.
5. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
Dalam penelitian ini, LKS yang disusun oleh peneliti bertujuan
sebagai pedoman peneliti dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran remedial, membantu siswa dalam memperoleh informasi
tentang konsep segiempat dan sifat-sifatnya melalui proses kegiatan
pembelajaran secara sistematis, serta membantu siswa dalam memperoleh
catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran. Dalam LKS
dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya melalui media
pembelajaran tersebut.
J. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep berasal dari dua kata yaitu kata pemahaman dan
konsep yang masing-masing dari kata itu mempunyai definisi tersendiri.
Dalam pembelajaran antara guru maupun siswa harus mampu memahami
materi. Kata memahami, pemahaman tersebut berasal dari kata dasar paham
yang berarti (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat; pikiran,
(3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5)
pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi
memahami yang berarti: (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2)
memaklumi. Dan apabila mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman yang
artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan
(mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74) sehingga
diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Konsep juga mempunyai banyak definisi. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), konsep adalah gambaran mental dari objek, proses,
atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain. Gagne (dalam Ruseffendi, 1980: 138) mendefinisikan
konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan mengelompokkan
konsep-konsep dasar matematika. Banyak sekali siswa yang merasa kesulitan
ketika harus berhubungan dengan konsep matematika. Adanya benda-benda
fisik atau media yang dapat membantu memodelkan konsep-konsep
matematika merupakan alat pembelajaran yang penting untuk membantu
siswa dalam memahami konsep matematika.
Menurut Zulaiha (2006: 19), hasil belajar yang dinilai dalam mata
pelajaran matematika ada tiga aspek. Ketiga aspek itu adalah pemahaman
konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Ketiga aspek
tersebut bisa dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, penilaian kinerja,
penilaian produk, penilaian proyek, maupun penilaian portofolio. Adapun
kriteria dari pemahaman konsep atau seseorang dikatakan memahami suatu
konsep apabila memenuhi kriteria berikut: (1) menyatakan ulang sebuah
konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3)
memberi contoh dan non contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu
atau syarat cukup suatu konsep, (6) mengaplikasikan konsep dan algoritma
pemecahan masalah.
Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan
teorinya artinya untuk dapat memahami prinsip dan teori harus dipahami
terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang
bersangkutan. Pemahaman konsep secara benar oleh siswa menentukan
kualitas proses belajar selanjutnya, sebaliknya pemahaman konsep secara
pengembangan konsep lain. Salah satu tujuan belajar mengajar adalah usaha
agar siswa memahami konsep dan tingkat keberhasilan harus diukur maka
pertanyaan “kapan seseorang boleh disebut memahami suatu konsep yang
dipelajari” adalah pertanyaan yang sangat relevan. Untuk dapat memutuskan
apakah seseorang (siswa) memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria
atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut.
Menurut Kartika Budi (1992), beberapa indikator yang menunjukkan
pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain (1) dapat menyatakan
pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri, (2)
dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain, (3)
dapat menganalisis hubungan antar konsep, (4) dapat menerapkan konsep
untuk (a) menganalisis dan menjelaskan, (b) untuk memecahkan masalah, (c)
memprediksi, (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih
cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang
saling berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan
konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep
yang ada dalam suatu pokok bahasan.
Melalui uraian para ahli mengenai pemahaman konsep di atas maka
dalam penelitian ini menetapkan bahwa siswa dikatakan dapat memahami
konsep segiempat dan sifat-sifatnya apabila siswa tersebut dapat dan mampu
dalam mengelompokkan bangun segiempat berdasar sifat-sifat yang dimiliki,
mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan
menganalisis hubungan antar bangun segiempat serta menerapkan sifat-sifat
segiempat dalam soal aplikasi.
K. Konsep Segiempat dan Sifat-sifatnya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran
matematika terdapat salah satu aspek yaitu geometri dan pengukuran. Pokok
bahasan geometri dan pengukurannya adalah mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Bangun segiempat adalah bangun datar yang mempunyai sisi empat
(Dewi Nuharini, 2008:250). Secara umum ada 6 macam segiempat yang
dipelajari yaitu dari jajargenjang, persegi panjang, belah ketupat,
layang-layang, persegi dan trapesium. Macam-macam bangun segiempat tersebut
memiliki definisi dan sifat-sifat yang beragam yang dapat digambar dalam
peta konsep berikut:
Segiempat
Segiempat Beraturan Segiempat Tak Beraturan
Trapesium Jajargenjang Layang-Layang
Persegi Panjang
Belah Ketupat
Persegi
Berikut ini definisi dan sifat-sifat dari masing-masing bangun
segiempat:
1. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar.
Sifat-sifat jajargenjang:
a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
b. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (berpotongan
di titik tengah).
c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus.
2. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang diagonalnya menjadi sumbu
simetro untuk diagonal lainnya.
Sifat-sifat layang-layang:
a. Dua pasang sisi berdekatan memiliki panjang yang sama.
b. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
d. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu diagonalnya
membagi diagonal yang lain menjadi dua sama panjang.
3. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku.
Akibatnya, semua sifat jajargenjang dimiliki oleh persegi panjang.
a. Keempat sudutnya siku-siku.
b. Diagonalnya sama panjang.
c. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (sifat jajargenjang).
d. Kedua diagonalnya berpotongan di satu titik dan saling membagi dua
sama panjang (sifat jajargenjang).
e. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat jajargenjang).
f. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat jajargenjang).
4. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah jajargenjang yang sepasang sisi yang berdekatan
sama panjang. Belah ketupat juga dapat didefinisikan sebagai
layang-layang yang sisi-sisinya sama panjang.
Akibatnya, semua sisi belah ketupat sama panjang, sifat jajargenjang
dimiliki belah ketupat, dan sifat layang-layang dimiliki belah ketupat.
Sifat-sifat belah ketupat:
a. Diagonalnya membagi sudut yang berhadapan menjadi dua sama
besar.
b. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (sifat
jajargenjang).
c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat jajargenjang).
d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat jajargenjang).
e. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (sifat
jajargenjang).
5. Persegi
Persegi adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya siku-siku atau
persegi panjang yang memiliki sepasang sisi berdekatan sama panjang.
Akibatnya, semua sifat persegi panjang dimiliki persegi dan semua sifat
belah ketupat juga dimiliki persegi.
Sifat-sifat persegi:
a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang (sifat persegi
panjang, belah ketupat dan jajargenjang).
b. Semua sisi-sisinya sama panjang (sifat belah ketupat).
c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat persegi panjang, belah
ketupat dan jajargenjang).
d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat persegi panjang,
belah ketupat dan jajargenjang).
e. Keempat sudutnya siku-siku (sifat persegi panjang).
f. Diagonalnya membagi sudut yang berhadapan menjadi dua sama
besar (sifat belah ketupat).
g. Diagonalnya saling membagi dua sama panjang (sifat persegi panjang
dan belah ketupat).
h. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus (sifat belah ketupat).
6. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
a. Trapesium sembarang
Trapesium sembarang adalah trapesium yang tidak memiliki suatu
kekhususan.
b. Trapesium siku-siku
Trapesium siku adalah trapesium yang salah satu sudutnya
siku-siku.
c. Trapesium sama kaki
Trapesium sama kaki adalah trapesium yang kedua sisi tegaknya
(kaki-kakinya) sama panjang.
Sifat-sifat trapesium:
a. Sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
b. Jumlah sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 180 .
L. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu ilmu yang menekankan pada ide/
konsep atau hubungan yang diatur secara hirarki sehingga dalam
pembelajaran matematika harus dilakukan secara bertahap dan kontinu.
Banyak sekali konsep-konsep dalam matematika yang harus benar-benar
dipahami siswa. Khususnya dalam pembelajaran geometri topik segiempat.
Dalam hal ini guru harus mempunyai metode mengajar yang baik tidak hanya
menjelaskan materi dengan ceramah, karena hal ini akan membuat siswa
bosan dan tidak memperhatikan guru sehingga pemahaman akan konsep