• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI ALASAN KONSUMEN MEMILIH MENONTON FILM DI BIOSKOP CINEMA XXI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI ALASAN KONSUMEN MEMILIH MENONTON FILM DI BIOSKOP CINEMA XXI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

BIOSKOP CINEMA XXI

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Patricia Eva Lestari

NIM : 0 5 2 2 1 4 1 5 1

Program Studi Manajemen

Falkutas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

(2)

i

BIOSKOP CINEMA XXI

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Patricia Eva Lestari

NIM : 0 5 2 2 1 4 1 5 1

Program Studi Manajemen

Falkutas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

(3)
(4)
(5)

iv

Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu

dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman

kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah

limpah dalam pengharapan” Roma 15:13

Bukan seberapa banyak anda jatuh,

tapi seberapa banyak anda jatuh akan me

njadikan kita seorang pemenang”

You are the only one who can decide who you want to be

Live with an open mind and open heart

Just get backup when life pushes you down

Kebanggan manusia yang terbesar adalah keuletan

“Bersukacitalah senantiasa.

Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dlm

segala hal, sebab itulah yg dikehendaki Allah didalam Kristus Yesus bagi

kamu”

1Tesalonika 5:16-18

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi

kamu, tinggalah dalam kasih-

Ku itu”

Yoh 15:9

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk : Yesus Kristus dan Bunda Maria

(6)

v

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Juli 2010 Penulis,

(7)

vi

Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Patricia Eva Lestari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi alasan seseorang memilih menonton film di bioskop Cinema XXI. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang dibagi sama rata untuk setiap mahasiswa/I Universitas Sanata Dharma. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi alasan seseorang memilih menonton dibioskop Cinema XXI.

(8)

vii

A Case Study of Student Sanata Dharma University, Yogyakarta

Patricia Eva Lestari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This study aimed to identify what are the reasons to watch the movie at Cinema XXI. The research was a case study with 100 respondents as samples.

This research was conducted by distributing questionnaires to those respondents. The analysis technique used was the Cochran Q-test analysis.

(9)

viii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Patricia Eva Lestari

Nomor Mahasiswa : 052214151

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Faktor-Faktor Yang Menjadi Alasan Konsumen Memilih Menonton Film Di Bioskop Cinema XXI : Studi Kasus pada Mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas untuk kepentingan akademis dengan tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Juli 2010

Yang menyatakan,

(10)

ix

rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Menjadi Alasan Konsumen Memilih Menonton Film Di

Bioskop Cinema XXI”. Studi kasus pada mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Penulis skripsi ini juga tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing, mendorong dan membantu penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP Supardiyono., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen Pembimbing II yang

telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

(11)

x

6. Ketiga adikku tersayang, Catarina Mega Amelia danIgnatius Alfred Reynaldo, terima kasih karena selalu dukung aku dalam kuliah selama ini, atas doa dan perhatian kalian. Dan untuk Alexander Arion Andriestu yang telah hadir di awal juli, aku sangat bersyukur atas kehadiranmu, sehingga membuatku semangat dalam menyelesaikan skripsi, untuk bisa segera bersamamu.

7. Untuk Bo’ajaq tercinta, Drs. Aloysius Nereng (alm.), bo ajaq sayang maaf aku belum sempat menunjukkan yang terbaik sebagai cucu yang pertama, aku bersyukur dan berterima kasih karena engkau sempat memberikan pemasukan yang sangat bagus untuk kehidupanku, engkau selalu menjadi panutanku. Engkau selalu membuatku bangga, hingga saat ini dan untuk selamanya.Imay kangen banget sama bo ajaq. Dan untuk bo itit tersayang, Fransiska E. Deru, yang selalu mendoakanku, menyemangatiku, dan mengingatkanku untuk selalu bergantung pada-Nya. Imay sayang bo itit.

8. Untuk semua keluarga yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua dukungan, pesan, dan doa serta motivasi yang telah diberikan. 9. Yang kusayangi, Adrianus Ivan Kristanto, terima kasih atas segalanya. Terima

kasih atas doa, perhatian, cinta dan sayang mu, serta motivasi yang selalu engkau berikan pada saat aku mulai menyerah. I love you.

(12)

xi kritik dalam menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.

Yogyakarta, Juni 2010

Penulis

Patricia Eva Lestari

(13)

xii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Permasalahan... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian... 4

2. Manfaat Penelitian... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

(14)

xiii

D. Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 9

E. Jasa... 11

1. Pengertian Jasa... 11

2. Klasifikasi Jasa... 11

F. Kualitas Jasa... 11

G. Film... 13

H. Lokasi, Tata Ruang, dan Gedung... 13

I. Pelayanan... 15

J. Situasi yang Nyaman... 16

K. Fasilitas... 15

L. Harga, dan Tiket... 16

M. Hipotesis... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian... 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 19

1. Lokasi Penelitian... 19

2. Waktu Penelitian... 19

C. Subyek Penelitian... 19

D. Obyek Penelitian... 20

(15)

xiv

G. Teknik Pengumpulan Data... 23

H. Populasi dan Sampel... 24

I. Teknik Pengambilan Sampel... 24

J. Skala Pengukuran Data... 25

K. Teknik Pengujian Instrumen... 25

1. Uji Validitas... 25

2. Pengukuran Reliabilitas... 25

L. Teknik Analisis Data... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29

A. Sejarah Umum Berdirinya Cineplex 21 Group... 29

B. Sejarah Berdirinya Cinema XXI di Yogyakarta... 33

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi Data... 35

1. Jenis Kelamin... 35

2. Usia Responden... 36

3. Uang Saku Bulanan... 36

B. Pengujian Instrumen... 37

1. Uji Validitas... 37

2. Uji Reliabilitas... 38

(16)

xv

B. Saran... 51

C. Keterbaasan Penelitian... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(17)

xvi

TABEL V.2 Karakterisitik Respponden Berdasarkan Usia ... 36

TABEL V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Bulanan ... 37

TABEL V.4 Hasil Uji Validitas ... 38

TABEL V.5 Hasil Uji Reliabilitas... 39

(18)
(19)

1

A. Latar Belakang Permasalahan

Pada saat ini dalam dunia bisnis, persaingan yang ada semakin ketat. Persaingan tersebut dapat terlihat dari banyaknya perusahaan yang muncul dengan menawarkan berbagai macam produk maupun jasa yang beragam, baik itu produk atau jasa yang sejenis maupun produk atau jasa yang berbeda. Persaingan dapat terjadi dalam hal harga, kualitas maupun promosi yang dilakukan setiap perusahaan. Sehingga apabila perusahaan ingin tetap bertahan dalam persaingan pada dunia bisnis serta ingin menjadikan konsumen menjadi pelanggan tetap, maka perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain ; memberikan produk yang mutunya terjamin dengan baik, memberikan jasa pelayanan yang baik sehingga membuat konsumen merasa sangat nyaman dalam menggunakan jasa tersebut, serta tersedianya fasilitas yang bagus untuk mendukung jasa pelayanan yang perusahaan berikan pada konsumen.

(20)

Dalam konsep pemasaran dikatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1;2005;10). Itulah mengapa hubungan antara perusahaan dan konsumen harus terjalin dengan baik, yaitu untuk mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen sehingga perusahaan dapat memuaskan konsumen dengan memberikan produk maupun jasa sesuai keinginan konsumen.

Khusus untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pelayanan kepada konsumen merupakan hal yang penting dan harus diutamakan. Karena konsumen menginginkan pelayanan dengan kualitas tinggi yang dapat menimbulkan kepuasan. Semakin baik perusahaan memberikan pelayanan terhadap konsumen, maka dapat dipastikan konsumen akan lebih memilih untuk menggunakan jasa pelayanan di perusahaan tersebut daripada perusahaan pesaingnya.

Dari hal-hal yang telah diurakan dalam latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI ALASAN KONSUMEN MEMILIH

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik konsumen yang pernah menonton film di

bioskop Cinema XXI?

2. Apa saja alasan konsumen dalam memilih menonton film di bioskop Cinema XXI?

C. Batasan Masalah

1. Masalah yang akan diteliti hanya sebatas pada alasan-alasan yang menyebabkan konsumen menonton film di bioskop Cinema XXI, dengan perkiraan alasan-alasan yang ada sebagai berikut :

a. Film yang diputar di bioskop Cinema XXI adalah film baru. b. Banyaknya pilihan film di bioskop Cinema XXI.

c. Lokasi gedung bioskop Cinema XXI mudah dijangkau d. Situasi dan suasana gedung bioskop Cinema XXI nyaman e. Gedung biosop Cinema XXI masih tergolong baru

f. Karyawan memberikan pelayanan yang baik.

g. Tata ruang dalam gedung biskop Cinema XXI terkesan lebih ekslusif.

(22)

i. Kondisi fasilitas tambahan pada bioskop Cinema XXI baik dan memuaskan, contoh ; adanya cafe dan band performance pada hari-hari tertentu, tersedianya tempat/ruangan game yang nyaman, jumlah kursi di ruang tunggu banyak, kondisi toilet yang bersih, dll.

j. Dapat memesan tiket melalui hand phone dan online. k. Harga tiket masuk bioskop Cinema XXI terjangkau. l. Area parkir yang luas dan aman.

2. Responden adalah sebagian mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang pernah menonton film di bioskop Cinema XXI Yogyakarta.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui karakteristik konsumen yang pernah menonton film di bioskop Cinema XXI.

b. Untuk mengetahui alasan apa saja yang dimiliki konsumen dalam memilih menonton film di bioskop Cinema XXI.

2. Manfaat Penelitinan

a. Bagi Penulis

(23)

b. Bagi Universitas

Hasil penelitian dapat dijadikan tambahan referensi untuk menambah pengetahuan guna penelitian selanjutnya, dan berguna bagi kepustakaan Universitas Sanata Dharma.

c. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, serta membantu perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi alasan utama seseorang dalam memilih menonton film di bioskop Cinema XXI sehingga dapat meningkatkan pelayanan.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi mengenai dasar-dasar teori yang digunakan untuk menunjang penelitian.

Bab III Metode Penelitian

(24)

Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, Skala Pengukuran Data, Sumber Data yang dibutuhkan, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengujian Instrumen, dan Teknik Analisis Data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini mengemukakan tentang Sejarah Umum Berdirinya Cineplex 21 Group, Sejarah Berdirinya Cinema XXI di Yogyakarta dan Gambar Struktur Organisasi Perusahaan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan tentang analisis data yaitu menganalisis karakteristik pelanggan dan pembahasan dari analisis data.

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan pasar, untuk melakukan kegiatan tukar-menukar sehingga pada akhirnya dapat memuaskan manusia sesuai dengan kebutuhan atau keinginannya. Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran dengan teori yang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai makna yang sama. Definisi pemasaran menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut (Kotler, 1990 : 5) :

Proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.

Selain itu pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong yaitu (Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2008 : 6) :

Sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran dapat terjadi dalam sebuah organisasi dan berlangsung bila satu pihak mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk memperoleh tanggapan yang diharapkan dari pihak lain pada suatu pertukaran yang potensial.

(26)

Berdasarkan teori salah satu ahli pemasaran, Philip Kotler mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut (Philip Kotler, 1990 : 20) :

Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Definisi lain dari manajemen pemasaran (marketing management) menurut Phiilip Kotler dan Gary Amstrong (Kotler dan Amstrong, 2008 : 10), yaitu :

Sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar.

C. Konsep Pemasaran

Ada beberapa definisi mengenai kepuasan konsumen dan ketidakpuasan konsumen, seperti yang dipaparkan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

1. Definisi konsep pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (Kotler dan Amstrong, 2008 :12) :

Pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing.

2. Sedangkan menurut teori Philip Kotler, konsep pemasaran adalah (Philip Kotler, 1990 : 30) :

(27)

produk yang memuaskan secara lebih efektif dan efisien dibanding para pesaing

Konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar, yaitu (Philip Kotler, 2005 : 22) :

1. Pasar sasaran

2. Kebutuhan pelanggan

3. Pemasaran terintegrasi (pemasaran terpadu)

4. Kemampuan menghasilkan laba melalui kepuasan pelanggan

D. Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk atau jasa, adalah sebagai berikut (Philip Kotler;1990 : 178-196) :

1. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Dimana dalam kehidupan secara umum telah ditanamkan nilai-nilai kebudayaan yang mempelajari nilai dasar, etika berperilaku, maupun persepsi melalui sebuah sosialisasi baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat luas (seperti mengikuti organisasi atau lembaga yang ada di masyarakat). 2. Faktor Sosial

(28)

langsung maupun tidak memiliki pengaruh langsung. Kelompok yang berpengaruh langsung pada perilaku konsumen, seperti keluarga, teman, profesi dan lainnya. Sedangkan untuk kelompok yang tidak berpengaruh langsung, adalah suatu kelompok yang diluar kelompok mereka, seperti kelompok aspirasi maupun kelompok dissosiasi. 3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan. Setiap konsumen memiliki pribadi yang bervariasi baik itu dilihat dari sisi usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidu, kepribadian dan konsep diri. Sehingga hasil keputusan dari konsumen semua tergantung dari ciri-ciri kepribadiannya.

4. Faktor Psikologis

Pada dasarnya faktor psikologis juga ikut mendorong konsumen dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada 4 faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian bagi konsumen, yaitu :

a. Motivasi b. Persepsi

(29)

E. Jasa

1. Pengertian Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Philip Kotler, dalam Fandy Tjiptono, 1996 : 6).

2. Klasifikasi Jasa

Klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria (Lovelock,1987, dalam Fandy Tjiptono, 1996 : 8), yaitu :

a. Segmen Pasar

b. Tingkat Keberwujudan c. Keterampilan Penyedia Jasa d. Tujuan Organisasi Jasa e. Regulasi

f. Tingkat Intensitas Karyawan

g. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan.

F. Kualitas Jasa

(30)

Kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama (Gronroos, dalam Tjiptono, 1996 : 60), yaitu :

1. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output (keluaran) jasa yang diterima pelanggan. Menurut Parasuraman, technical quality dapat diperinci lagi menjadi :

a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum membeli, misalnya harga.

b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapian hasil.

c. Credence quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya kualitas operasi jantung.

2. Functional Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa

3. Corporate Image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus suatu perusahaan.

(31)

G. Film

Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Film berbeda dengan cerita buku, atau cerita sinetron. Walaupun sama-sama mengangkat nilai esensial dari sebuah cerita, film mempunyai asas sendiri. Selain asas ekonomi bila dilihat dari kacamata industri, asas yang membedakan film dengan cerita lainnya adalah asas sinematografi. Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya. ( Raachaan’s site ; 2009)

H. Lokasi, Tata ruang, dan Gedung

(32)

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya. Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum. (DPU Cipta Karya dan Tata Ruang ; 2009).

Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga Layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebaginya didalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut : (Wordpress ; Lia ; 2009)

1. Menurut George Terry yang disadur pula oleh The Liang Gie menyatakan “Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai

(33)

2. Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan “Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia”.

Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan keuntungan-keuntungan, diantaranya :

1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.

2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.

4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan memenuhi suatu bagian tertentu.

I. Pelayanan

(34)

J. Situasi yang Nyaman

Kondisi suatu tempat dimana menyangkut keadaan atau lingkungan sekitar yang membuat seseorang merasa sejuk, segar, layak dan menjadi terbiasa untuk berada di tempat tersebut. (Wikipedia.org)

K. Fasilitas

Fasilitas, dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu, contoh: fasilitas kantor, seperti mobil,motor dan lain-lain.(Wikipedia.org)

L. Harga, dan Tiket

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. (Wikipedia.org)

(35)

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

Tiket atau karcis bisa merujuk ke: (Wikipedia.org)

1. Tiket (tanda masuk), kartu atau slip kertas yang digunakan agar bisa memasuki suatu lokasi atau even

2. Tiket (pemilihan), pilihan pemilihan tunggal untuk 1 jabatan atau kursi pemerintahan

3. Tiket (pemberitahuan), catatan komisi pelanggaran resmi 4. Kasus tiket, serangkaian kasus dalam hukum kontak

5. Tiket pesawat terbang, dokumen yang dibuat oleh agen pesawat atau perjalanan untuk menyatakan bahwa seseorang telah membeli kursi di pesawa.

6. Tiket elektronik, formulir elektronik tiket pesawat.

(36)

M.Hipotesis

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Jadi penelitian dilakukan terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas dan biasanya dilakukan pada unit kecil seperti perusahaan atau masyarakat tertentu, sehingga hasil penelitian terbatas hanya berlaku bagi perusahaan atau obyek tersebut.

B Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan jasa bioskop Cinema XXI yang berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No. 104, Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – Mei 2010

C Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah mereka yang terlibat langsung dan sekaligus menjadi pemberi informasi berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian tersebut adalah konsumen atau pelanggan bioskop yang menonton film di bioskop Cinema XXI.

(38)

D Obyek Penelitian

Sedangkan yang menjadi obyek penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi alasan seseorang memilih menonton film di bioskop Cinema XXI

E Definisi Operasioanl

Definisi operasional adalah suatu pengertian yang menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti dan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini akan dibahas sebagai berikut :

a. Alasan adalah suatu sebab yang menjadikan timbulnya sesuatu atau keinginan seseorang untuk memilih menonton film di bioskop Cinema XXI.

b. Keputusan memilih menonton film adalah suatu sikap konsumen setelah mengetahui film apa yang diinginkannya dan selanjutnya akan diikuti dengan tindakan dengan menonton film sesuai yang diinginkan.

c. Film yang baru adalah sebuah industri cerita yang baru diperkenalkan kepada masyarakat.

(39)

e. Lokasi gedung yang mudah dijangkau adalah tempat dimana perusahaan berdiri yang letaknya dekat dengan beberapa perusahaan umum dan besar lainnya dan konsumen juga mudah mendatangi tempat yang bersangkutan. Biasanya perusahaan yang mudah dijangkau terletak di pusat kota, atau di pinggiran jalan-dan umur bangunan masih dibawah dari 5 Tahun.

h. Pelayanan karyawan yang baik adalah kegiatan karyawan yang melayani atau membantu pelanggannya dengan ramah dan cepat tanggap. Sehingga pelanggan pun merasa puas dengan pelayanan tersebut.

i. Tata ruang yang eksklusif adalah pegaturan perabotan, mesin, dan sebagainya yang diatur/ditata sedemikan rupa didalam ruangan bioskop tersebut, dan dapat menimbulkan kesan mewah.

(40)

k. Kondisi failitas tambahan yang baik adalah sarana tambahan yang disediakan perusahaan dan berfungsi sebagai hiburan untuk membuat pelanggannya merasa nyaman dan puas.

l. Memesan tiket melalui hand phone dan online adalah kegiatan membeli tiket masuk untuk menonton yang dapat dilakukan menggunakan hand phone maupun internet. Kegiatan tersebut dilakukan dengan membayar tiket terlebih dahulu yang dapat dilakukan dimana saja pelanggan pada saat itu berada, namun untuk tiket itu sendiri baru dapat diperoleh ketika pelanggan datang ke bioskop.

m. Harga tiket yang terjangkau adalah nilai tiket masuk untuk menonton yang ditetapkan perusahaan dengan tujuan menarik seseorang atau konsumen untuk menonton di bioskop tersebut, dan harga tiket tersebut tidak memberatkan pelanggan yang akan menonton film di bioskop tersebut.

n. Area parkir yang luas adalah lahan besar yang disediakan perusahaan sebagai tempat parkir kendaraan, sehingga pelanggan merasa aman untuk meninggalkan kendaraannya pada saat menonton film.

F Sumber Data yang Dibutuhkan

1. Data Primer

(41)

kuesioner dari mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang pernah menonton film di bioskop Cinema XXI.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari sumbernya dan yang sudah diolah lebih lanjut. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang tersedia di bioskop Cinema XXI seperti data tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan personalia.

G Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang kadang-kadang tempat tinggalnya tersebar. Kuesioner dibagikan atau ditujukan langsung kepada konsumen Cinema XXI. Pertanyaan disusun sesuai dengan masalah yang diteliti dan sesuai data yang diperlukan.

2. Dokumentasi

(42)

H Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang pernah menonton film di bioskop Cinema XXI. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang pernah menonton film di bioskop Cinema XXI di Yogyakarta. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 100 responden. Cara menentukan sampel adalah dengan menentukan anggota sampel berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dianggap mempunyai hubungan yang erat dengan ciri populasi.

I Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti memakai teknik pengambilan sampel yang mudah yaitu convenience sampling adalah pengumpulan data dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Responden yang diteliti adalah konsumen yang mudah dijangkau oleh peneliti.

(43)

J Skala Pengukuran Data

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Teknik pengukuran data yang digunakan adalah Skala Guttman yang merupakan skala kuantitatif. Skala ini digunakan untuk mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi, dan untuk jawaban yang bersifat jelas serta konsisten (Skala Pengukuran dan Instrumen Variabel ; 16). Setelah data terkumpul dan sudah terisi, data dipilih berdasarkan skor, untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.

K Teknik Pengujian Instrumen

Peneliti perlu melakukan pengujian instrument karena penelitian tidak akan mengenai sasaran jika data yang dikumpulkan tidak valid dan reliable. Instrument penelitian yang berbentuk kuesioner harus diuji validitas dan realibilitasnya terlebih dahulu dengan tujuan supaya data yang diperoleh benar-benar valid dan reliable.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

(44)

2

Bila rhitunglebih besar dari rtabel maka kuesioner dikatakan valid.

2. Pengukuran Reabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003: 86). Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut adalah teknik Cronbach’s alpha yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α). Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:

(45)

2

t = varian total 2

b = jumlah varian butir

Dengan taraf signifikan (α)= 0,05, apabila rhitung ≥ rtabel maka kuesioner

sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.

Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden benar-benar dapat diandalkan sebagai alat pengukur. Pengujian ini hanya dilakukan pada butir-butir pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah dinyatakan sebagai butir yang valid. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas item digunakan rumus Cronbach alpha, dimana rumus ini dipergunakan untuk menguji reliabilitas berdasarkan atas uraian atau angket atau kuesioner.

L Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, dapat dilakukan dengan cara kuantitatif yaitu dengan menggunakan rumus Cochran Q test di mana rumus ini bertujuan untuk menguji, apakah ada kesamaan akurasi beberapa perlakuan, dengan diagnosis jika benar nilainya 1 dan jika salah nilainya 0. Dalam penggunaan rumus Cochran Q test ini, penulis ingin meneliti, apakah yang menjadi alasan seseorang menonton film di bioskop Cinema XXI.

(46)

Di mana:

K = Jumlah variabel n = Jumlah responden

(47)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum Berdirinya Cineplex 21 Group

Cineplex 21 Group atau biasa disebut Bioskop 21 merupakan jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan juga merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar dibeberapa kota-kota besar yang ada di Indonesia, antara lain seperti ; Yogyakarta, Jakarta, Balikpapan, Samarinda, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Biasanya jaringan bioskop 21 terdapat di dalam mal-mal besar atau pusat perbelanjaan, namun juga tidak sedikit yang dapat kita temui gedung bioskop 21 yang berdiri sendiri dengan megahnya. Film-film yang diputar di bioskop 21 biasanya adalah film keluaran Hollywood dan film dari Indonesia sendiri, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX.

Dengan berjalannya waktu, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar berbeda. Cinema 21 memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di Indonesia. Sebelum Cinema XXI berdiri, Cinema 21 sempat menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia. Penentuan harga tiket maupun jenis film yang diputar, diberlakukan atau diterapkan sesuai dengan lokasi dan

(48)

target yang dituju. Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua. Itu dapat dilihat dari perubahan sistem yang sempat berlangsung lama dalam jaringan Cinema 21, sebagai contoh sebagian besar film yang diputar di Cinema 21 sebagian besar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema XXI lagi. Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang memang belum tersedia Cinema XXI maupun yang belum banyak terdapat Cinema 21.

Pada umumnya Cinema 21 telah dilengkapi tata suara Dolby Digital, dan bahkan beberapa di antaranya yang merupakan Cinema 21 versi terdahulu telah bersertifikat THX, seperti Hollywood KC, Karawaci (kini Karawaci XXI), dan Mega (kini Pluit Village XXI) untuk area Jakarta. Tidak hanya itu, beberapa Cinema 21 bahkan mengadaptasi suasana dan kenyamanan yang setara dengan Cinema XXI. Namun sekali lagi, hal itu berdasarkan pangsa pasar yang dituju dan perjanjian dengan pengelola mal yang bersangkutan.

(49)

XXI juga turut memutar film Indonesia, hal tersebut dilakukan karena perlu disesuaikan dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.

Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain, dan penggantian kursi studio. Beberapa di antaranya adalah, Anggrek XXI, Karawaci XXI, BSM XXI, Plaza Senayan XXI, Puri XXI, Djakarta XXI dan juga Megaria 21 yang diubah namanya menjadi Metropole XXI. Khusus untuk Plaza Senayan XXI, renovasi yang dilakukan termasuk merombak total keseluruhan gedung bioskop dan penambahan beberapa studio menjadi 8 studio reguler dan 2 buah studio Premiere. Perombakan total tersebut memakan waktu hampir 7 bulan.

Untuk menjangkau keseluruhan kalangan penonton, beberapa pusat perbelanjaan memiliki lebih dari satu buah gedung bioskop di dalamnya, seperti Mal Kelapa Gading yang memiliki Gading 21, Gading XXI, dan La Piazza 21, Pondok Indah Mall yang memiliki Pondok Indah 21 dan XXI, Supermal Karawaci yang memiliki Karawaci XXI, Karawaci 21, dan The Premiere Karawaci, serta Tunjungan Plaza Surabaya yang memiliki Tunjungan 21 dan XXI. Sinergi di antara 21 dan XXI di dalamnya pun terjaga baik dengan perputaran film yang ditayangkan beserta jam pemutaran film.

(50)

telah tercatat beberapa pusat belanja dan bisnis yang berencana membuka gerai Cinema XXI, seperti Epicentrum Walk, Gandaria Mainstreet, dan Kota Kasablanka. Tidak hanya itu, beberapa Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan. Di penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI, seperti Plaza Senayan XXI, Studio XXI, Pondok Indah XXI, Gading XXI, dan Puri XXI di Jakarta, serta beberapa kota besar lain seperti Serpong XXI Tangerang, CiWalk XXI Bandung dan Sutos XXI Surabaya dengan harga tiket khusus.

(51)

luar Jakarta. Dibuka pada tanggal 1 Mei 2009, The Premiere di Bandung terletak di Ciwalk XXI dengan harga Rp 50,000.

Selain itu, untuk melengkapi kenyamanan para penonton, kini telah diluncurkan sistem mobile ticketing (MTix), untuk pemesanan tiket melalui SMS dan website. Untuk saat ini, MTix hanya tersedia di sebagian besar Cinema XXI dan Cinema 21. Penonton yang ingin menggunakan fasilitas ini diharuskan mendatangi loket Cinema XXI atau 21 yang bersangkutan untuk proses registrasi. (wikipedia.org)

B. Sejarah Berdirinya Cinema XXI di Yogyakarta

Untuk di Yogyakarta sendiri terdapat dua bioskop cabang dari Cineplax 21 Group. Salah satu berlokasi di Mal Ambarukmo Plaza (Amplaz), yaitu bioskop Studio 21, dan lainnya adalah bioskop Cinema XXI yang berlokasi di jalan Jl. Urip Sumoharjo No. 104.

(52)

Gambar IV.1

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan

Manajer

Chief

Waitress

Chief

Operator

Chief

Musik

Teknisi

Gedung

Gardener

Security

(53)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini telah disebarkan kuesioner dengan tujuan dapat memperoleh gambaran karakteristik-karakteristik responden. Dan dari kuesioner yang telah disebarkan tersebut, maka penulis memperoleh data mengenai karakteristik-karakteristik yang meliputi : jenis kelamin, usia dan uang saku bulanan.

1. Jenis kelamin

Dalam penelitian ini, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi pria dan wanita. Hasil analisis adalah sebagai berikut :

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 54 54%

Wanita 46 46%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel V.1, dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 54 (54%) responden, dan untuk jenis kelamin wanita berjumlah 46 (46%) responden. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh kelompok yang berjenis kelamin pria berjumlah 54 (54%) responden.

(54)

2. Usia Responden

Untuk karakteristik responden berdasarkan usia, hasil analisis adalah sebagai berikut :

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

17 -19 17 17%

20 - 22 48 48%

23-25 35 35%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel V.2, dapat dilihat bahwa responden untuk kelompok yang berusia 20-22 tahun berjumlah 48 (48%) responden, sedangkan untuk kelompok yang berusia 23-25 tahun berjumlah 35 (35%) responden, dan untuk kelompok yang berusia 17-19 tahun berjumlah 17 (17%) responden. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh kelompok yang berusia 20-22 tahun berjumlah 48 (48%).

3. Uang Saku Bulanan

(55)

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Bulanan

Uang Saku Bulanan Jumlah Persentase

< Rp.300.000 12 12%

Rp.300.000-Rp.600.000 36 36%

Rp.650.000-Rp.950.000 27 27%

Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 22 22%

> Rp.1.500.000 3 3%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel V.3, dapat dilihat bahwa responden untuk kelompok yang mempunyai uang saku bulanan sebanyak Rp.300.000-Rp.600.000 berjumlah 36 (36%) responden, untuk kelompok yang uang saku bulanannya Rp.650.000-Rp.950.000 jumlah respondennya adalah 27 (27%), untuk kelompok yang uang saku bulanannya Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 berjumlah 22 (22%) responden, sedangkan untuk kelompok yang uang saku bulanannya kurang dari Rp.300.000 jumlah respondennya adalah 12 (12%), dan terakhir adalah kelompok yang uang saku bulanannya lebih dari Rp.1.500.000 berjumlah 3 (3%) responden. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh kelompok yang mempunyai uang saku bulanan sebanyak Rp.300.000-Rp.600.000 berjumlah 36 (36%) responden.

B.Pengujian Instrumen

1.Uji Validitas

(56)

skala dengan skor total skala tersebut. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r hitung > nilai r tabel, maka item yang bersangkutan dapat

dinyatakan valid. Hasil uji validitas dengan metode Pearson Correlation dapat dilihat pada Tabel V.4, sebagai berikut :

Tabel V.4

Hasil Uji Validitas

Butir

(Pertanyaan) rhitung rtabel

Keterangan

Seperti telah dikemukakan pada Tabel V.4 diperoleh nilai koefisien korelasi yang setiap butirnya dinyatakan valid karena diperoleh rhitung ,yang

berkisar antara 0,340 – 0,621 lebih besar dari rtabel dimana r table bernilai

0,195. Dengan demikian, item-item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan data yang diperoleh dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis.

2.Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas konsistensi internal menggunakan

(57)

yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel, ketika nilai Cronbach’s Alpha berada di atas 0,60. Berdasarkan pengujian reliabilitas instrumen variabel diperoleh hasil nilai sebesar 0,693.

Tabel V.5

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.693 12

Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas alpha adalah lebih besar dari 0,60 yang berarti reliabel. Dengan demikan seluruh pernyataan yang ada pada instrumen penelitian layak digunakan sebagai kuesionerkarena telah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

C.Analisis Data

(58)

a) Melakukan proses Chocran

Selanjutnya dengan analisis Cochran akan dapat dilakukan pengujian alasan-alasan dengan cara bertahap, yaitu mulai dari seluruh alasan (12 faktor), sampai perhitungan mendapat sejumlah alasan yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk memilih menonton di bioskop Cinema XXI. Di bawah ini rekapitulasi data alasan konsumen yang menonton film di bioskop Cinema XXI.

Tabel V.6

7 Tata ruang dalam gedung eksklusif/mewah 27 73

8 Kondisi fasilitas utama baik 6 94

9 Kondisi fasilitas tambahan memuaskan 22 78

10 Dapat memesan tiket melalui on-line 25 75

11 Harga tiket terjangkau 21 79

12 Area parkir yang luas dan aman 47 53

Untuk analisis masalah kedua ini akan dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1.Tahap Pertama

(59)

x3 terkait lokasi gedung yang mudah dijangkau, x4 terkait situasi dan suasana gedung yang nyaman, x5 terkait kondisi gedung yang tergolong baru, x6 terkait pelayanan karyawan yang baik, x7 terkait kondisi tata ruang yang terkesan eksklusif/mewah, x8 terkait fasilitas utama yang baik, x9 terkait fasilitas tambahan yang memuaskan, x10 terkait pemesanan tiket yang dapat dilakukan secara on-line, x11 terkait harga tiket yang tergolong murah, dan x12 terkait area parkir yang luas dan aman.

Dari semua faktor penentu jawaban Ya dilakukan pengujian menggunakan perhitungan stastistik dengan uji Cochran dengan program SPSS 15 for windows, dengan hasil sebagai berikut:

(60)

2. Tahap Kedua

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8, x9, x10, x11 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8, x9, x10, x11 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI. b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 10, sehingga X2 tabel = 18,307

c) Kriteria: tolak Ho apabila Q > 18,307, terima Ho apabila Q < 18,307.

d) Q hitung: 58,386

e) Q hitung: (58,386) > X2 tabel (18,307) maka Ho ditolak.

Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan atribut Jawaban “Ya” terendah yaitu terkait kondisi tata ruang yang terkesan eksklusif/mewah (x7).

3. Tahap Ketiga

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x9, x10, x11 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x9, x10, x11 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

(61)

c) Kriteria: tolak Ho apabila Q > 16,919, terima Ho apabila Q < 16,919

d) Q hitung: 49,188

e) Q hitung: (49,188) > X2 tabel (16,919) maka Ho ditolak.

Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan atribut Jawaban “Ya” terendah

yaitu terkait pemesanan tiket yang dapat dilakukan secara on-line (x10).

4. Tahap Keempat

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x9, x11 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x9, x11 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 8, sehingga X2 tabel = 15,507

c) Kriteria: tolak Ho apabila Q > 15,507, terima Ho apabila Q < 15,507

d) Q hitung: 41,538

e) Q hitung: (41,538) > X2 tabel (15,507) maka Ho ditolak.

(62)

5. Tahap Kelima

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x11 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x11 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 7, sehingga X2 tabel = 14,017

c) Kriteria: tolak Ho apabila Q > 14,017, terima Ho apabila Q < 14,017

d) Q hitung: 37,175

e) Q hitung: (37,175) > X2 tabel (14,017) maka Ho ditolak.

Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan dua atribut Jawaban “Ya”

terendah yaitu terkait harga tiket yang tergolong terjangkau (x11).

6. Tahap Keenam

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 6 , sehingga X2 tabel = 12,592

(63)

d) Q hitung: 31,953

e) Q hitung: (31,953) > X2 tabel (12,592) maka Ho ditolak.

Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan atribut Jawaban “Ya” terendah yaitu .terkait kondisi gedung yang tergolong baru (x5).

7. Tahap Ketujuh

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x6, x8 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x6, x8 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI

b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 5 , sehingga X2 tabel = 11,070

c) Kriteria: tolak Ho apabila Q > 11,070, terima Ho apabila Q < 11,070

d) Q hitung: 24,673

e) Q hitung: (24,673) > X2 tabel (11,070) maka Ho ditolak.

(64)

8. Tahap Kedelapan

a) Ho: x1, x2, x3, x4, x8 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x2, x3, x4, x8 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI

b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 4 , sehingga X2 tabel = 9,488

c) Kriteria: tolak Ho apabila Q > 9,488, terima Ho apabila Q < 9,488

d) Q hitung: 12,710

e) Q hitung: (12,710) > X2 tabel (9,488) maka Ho ditolak.

Karena hasilnya masih menolak Ho, maka perlu dilakukan uji Cochran kembali dengan menghilangkan atribut jawaban “Ya” terendah yaitu terkait banyaknya pilihan film (x2).

9. Tahap Kesembilan

a) Ho: x1, x3, x4, x8 menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI.

Ha: x1, x3, x4, x8 tidak menjadi alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI

b) Alpha: 0,05(5%), dengan df = 3 , sehingga X2 tabel = 7,815

(65)

d) Q hitung: 4,500

e) Q hitung: (4,500) < X2 tabel (7,815) maka Ho diterima.

Karena hasilnya Q menerima Ho, maka dapat disimpulkan bahwa x1 (tersedianya film baru), x3 (lokasi gedung yang mudah dijangkau), x4 (situasi dan suasana gedung yang nyaman) dan x8 (fasilitas utama yang baik) adalah alasan konsumen memilih menonton di bioskop Cinema XXI. Keempat alasan inilah yang merupakan jawaban dari masalah kedua.

D.Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan mengetahui alasan-alasan konsumen dalam memilih menonton film di bioskop Cinema XXI. Dari hasil penelitian jika berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak ialah berjenis kelamin pria yaitu 54 %. Berdasarkan usia, responden terbanyak ialah yang berusia antara 20 tahun sampai 22 tahun yaitu 48%. Berdasarkan uang saku bulanan, responden terbanyak dengan presentase 36% adalah yang uang saku bulanannya berkisaran Rp. 300.000 – Rp. 600.000.

(66)

dapat mempengaruhi konsumen untuk memilih menonton film di bioskop Cinema XXI, yaitu ;

1. Tersedianya film baru,

2. Lokasi gedung yang mudah dijangkau,

3. Situasi dan suasana gedung yang nyaman, dan

4. Fasilitas utama yang baik.

Dengan melihat hasil analisis yang ada dan kesimpulan dari jawaban masalah kedua, diketahui bahwa ada empat alasan yg tetap mempengaruhi konsumen dalam memilih bioskop Cinema XXI sebagai tempat menonton film.

(67)
(68)

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakterisitk responden yang memilih untuk menonton film di bioskop Cinema XXI adalah :

a) Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak ialah berjenis kelamin pria yaitu 54 %.

b) Berdasarkan usia, responden terbanyak ialah yang berusia antara 20 tahun sampai 22 tahun yaitu 48%.

c) Berdasarkan uang saku bulanan, responden terbanyak dengan presentase 36% adalah yang uang saku bulanannya berkisaran Rp. 300.000 – Rp. 600.000.

2. Faktor-faktor yang menjadi alasan seseorang dalam memilih bioskop Cinema XXI sebagai tempat menonton film, adalah ; tersedianya film baru, lokasi gedung yang mudah dijangkau, situasi dan suasana gedung yang nyaman, dan fasilitas utama yang baik.

(69)

B. Saran

1. Bagi perusahaan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tersedianya film baru, lokasi gedung yang mudah dijangkau, situasi dan suasana gedung yang nyaman, dan fasilitas utama yang baik merupakan alasan konsumen untuk memilih bioskop Cinema XXI sebagai tempat menonton film. Sebaiknya bioskop Cinema XXI mempertahankan kebijakan-kebijakan yang menjadi kekuatan perusahaan (tersedianya film baru, lokasi gedung yang mudah dijangkau, situasi dan suasana gedung yang nyaman, dan fasilitas utama yang baik).

2. Bagi peneliti selanjutnya

Pada peneliti ini diketahui bahwa alasan tersedianya film baru, lokasi gedung yang mudah dijangkau, situasi dan suasana gedung yang nyaman, dan fasilitas utama yang baik menjadi alasan konsumen memilih bioskop Cinema XXI sebagai tempat menonton film, maka peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti menambahkan atau menggunakan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi konsumen untuk memilih bioskop Cinema XXI sebagai tempat menonton film.

C. Keterbatasan Penelitian

(70)

mempunyai pengalaman dalam menulis karya ilmiah, maka dalam hal pengkajian teori, pengolahan data, dan menganalisis data, penulisan skipsi ini jauh dari sempurna.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Kotler,Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran (edisi 12, jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. (1990). Manajemen Pemasaran. (edisi 5, jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. (edisi 11, jilid 1). Jakarta : PT INDEKS Kelompok Gramedia.

Maria Goreti Siwi Isthika (2004) Skripsi “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Penggunaan Handphone Merek Nokia Dan Siemens” Peter, Olson. (2000). Consumer Behavior (edisi 4). Jakarta : Erlangga. Sugiono. (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Sugiono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy Offset. Tjiptono, Fandy. (2007). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andy Offset.

Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran (edisi 3). Yogyakarta: Andy Offset.

Umar, Husein. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

http://gurulia.wordpress.com/2009/04/08/definisipengertian-tata-ruang-kantor/. Pengertian Tata Ruang Kantor.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop_21. Sejarah Umum Berdirinya Cineplex 21 Group.

http://organisasi.org/penentuan_tempat_lokasi_perusahaan_bisnis_pengertian _definisi_faktor_pertimbangan_macam_jenis_lokasi_ekonomi_manajeme n. Pengertian Lokasi.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

http://raachaan.multiply.com/tag/film. Pengertian Film.

(72)
(73)
(74)

Bagian I

Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang anda pilih

1. Jenis kelamin a. Pria b. Wanita 2. Usia Anda a. 17-19 b. 20-22 c. 23-25

3. Uang saku bulanan anda a. < Rp. 300.000

(75)

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan anda dengan memberi tanda

( X ) pada alternatif jawaban yang anda pilih.

NO PERTANYAAN

Saya memilih menonton film di bioskop Cinema XXI,

karena....

YA TIDAK

1. Terdapat beberapa film baru yang diputar di bioskop Cinema XXI.

2. Banyaknya pilihan film di bioskop Cinema XXI. 3. Lokasi gedung bioskop Cinema XXI mudah dijangkau. 4. Situasi dan suasana gedung bioskop Cinema XXI

nyaman.

5. Gedung bioskop Cinema XXI masih tergolong baru. 6. Karyawan memberikan pelayanan yang baik.

7. Tata ruang dalam gedung bioskop Cinema XXI terkesan eksklusif/mewah.

8. Kondisi fasilitas utama pada bioskop Cinema XXI baik, contoh ; sound system,AC (air conditioner), tempat duduk, layar, dll.

(76)

10. Dapat memesan tiket melalui layanan m-tix (on-line ticket).

(77)

No. Responden

Jenis Kelamin Usia Uang Saku Bulanan

(78)
(79)
(80)

87. Pria 17 – 19 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

88. Pria 23 – 25 Rp. 650.000 – Rp. 950.000

89. Pria 20 – 22 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

90. Pria 20 – 22 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

91. Pria 23 – 25 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

92. Pria 20 – 22 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

93. Pria 20 – 22 < Rp. 300.000

94. Pria 23 – 25 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

95. Pria 20 – 22 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

96. Pria 23 – 25 Rp. 650.000 – Rp. 950.000

97. Pria 20 – 22 Rp. 300.000 – Rp. 600.000

98. Pria 23 – 25 < Rp. 300.000

99. Pria 23 – 25 Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000

(81)

No. Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Total

1. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

2. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11

3. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

5. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11

6. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10

7. 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 7

8. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 9

9. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10

10. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 10

11. 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 9

12. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

13. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

15. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

16. 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9

17. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9

(82)

20. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10

21. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

22. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10

23. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11

24. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10

25. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11

26. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11

27. 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6

28. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11

29. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

30. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

31. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 9

32. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

33. 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9

34. 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 6

35. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 9

36. 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9

37. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

(83)

40. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10

41. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10

42. 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 6

43. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10

44. 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 6

45. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

46. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10

47. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10

48. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

49. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11

50. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 10

51. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

52. 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8

53. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 10

54. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

55. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10

56. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

57. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

(84)

60. 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9

61. 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 3

62. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

63. 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8

64. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

65. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

66. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 9

67. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11

68. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

69. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

70. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

71. 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 8

72. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11

73. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11

74. 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4

75. 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 8

76. 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10

77. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

(85)

80. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 9

81. 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 6

82. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

83. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

84. 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 8

85. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11

86. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11

87. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 9

88. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 10

89. 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 7

90. 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 6

91. 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 5

92. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

93. 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 8

94. 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 9

95. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 9

96. 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3

97. 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 8

(86)

Gambar

Gambar Struktur Organisasi Perusahaan
Tabel V.1
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel V.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Barangkali, bagi umat Islam sendiri tata nilai yang Islami itu sebegitu konkretnya karena kita mempunyai al-Qur'an dan al-Hadits sebagai rujukan tata nilai

Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pengetahuan, dan sikap dengan perilaku penjamah makanan dalam penerapan higiene sanitasi makanan pada pedagang soto ceker di

Sesuai penjelasan tersebut bahwa sebuah tanda-tanda dibuat bertujuan agar manusia bisa berpikir terhadap maksud dan tujuan dari sebuah tanda, baik berhubungan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang pertama sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada materi

Penelitian pada Ny.L setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam yang berfokus pada teknik pengalihan terapi musik dengan menggunakan musik tradisional

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 111 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu

Secara umum ada 3 (tiga) tujuan yang harus dicapai BPS Provinsi Papua Barat pada tahun 2015, yaitu: (1) Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka

Tempat yang akan digunakan sebagai penelitian mengenai peningkatan keaktifan mahasiswa dalam mata kuliah struktur aljabar I melalui strategi Snow Balling adalah di