PENGEMBANGAN BUKU PRAKTIK MANUAL SIKLUS
AKUNTANS
I
PERUSAHAAN DAGANG TINGKAT SM
K
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Putri Hapsari Puspita
NIM : 061334003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIA
L
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
N
UNIVERSITAS SANATA DHARM
A
YOGYAKART
A
i
PENGEMBANGAN BUKU PRAKTIK MANUAL SIKLUS
AKUNTANS
I
PERUSAHAAN DAGANG TINGKAT SM
K
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Putri Hapsari Puspita
NIM : 061334003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIA
L
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
N
UNIVERSITAS SANATA DHARM
A
YOGYAKART
A
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan paling indah
adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar
dari kedalaman hati. Karya ini ku persembahakan untuk ibuku (alm) dan ayahku sebagai
tanda baktiku kepadamu. Tapi tidak lupa, saya ucapkan rasa terima kasih yang sangat besar
kepada ALLAH SWT, serta yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
v
Motto
“Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu
yang utama”
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”
vi
vii
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU PRAKTIK MANUAL SIKLUS AKUNTANS
I
PERUSAHAAN DAGANG TINGKAT SM
K
Putri Hapsari Puspita
Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk pembelajaran yang
berupa buku praktik manual siklus akuntansi perusahaan dagang untuk jenjang
SMK. Buku praktik manual ini dimaksudkan untuk membantu siswa/siswi
memahami konsep siklus akuntansi perusahaan dagang sebagai gambaran nyata
atau mendekati dengan keadaan yang sebenarnya dalam pencatatan yang ada di
perusahaan dagang.
Buku praktik yang dikembangkan memiliki karakteristik: (1) dapat
memberikan gambaran nyata tentang siklus akuntansi perusahaan dagang; (2)
dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan
partisipasi/keaktifan siswa dalam proses belajar dikelas; dan (3) dapat digunakan
sebagai media untuk belajar mandiri.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and
development). Pengembangan buku praktik dilakukan melalui beberapa tahapan,
yaitu: desain, produksi, evaluasi, dan revisi. Dari tahap produksi, dihasilkan
produk awal yang kemudian divalidasi oleh delapan ahli materi. Selanjutnya,
produk diujicobakan kepada siswa sebagai kelompok sasaran. Ahli materi produk
adalah guru-guru akuntansi SMK, dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma, sedangkan subjek uji coba adalah siswa-siswi SMK.
Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penilaian
mengenai kualitas produk, saran untuk perbaikan produk, serta data kualitatif
lainnya. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif. Saran-saran yang
diperoleh digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk.
Hasil validasi ahli materi pada tahap I menunjukan bahwa kualitas buku
praktik adalah ‘baik’, dengan skor 3.56. Sedangkan, hasil validasi pada tahap II
menunjukan bahwa kualitas buku praktik adalah ‘baik’, dengan skor 3.98. Hasil
ujicoba menunjukan penilaian siswa mengenai kualitas buku praktik yang
dikembangkan ini adalah ‘baik’, dengan skor 3.94. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
produk buku praktik yang dikembangkan dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran akuntansi.
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF MANUAL PRACTICE BOOK OF TRADING
COMPANY’S ACCOUNTING CYRCLE OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL
LEVEL
Putri Hapsari Puspita
Sanata Dharma University
2011
This research aims to develop learning products manual practice book of
trading company’s accounting cycle of vocational high school level. This manual
practice book aims to help students understand the concepts of accounting cycle of
trading company in a real image or the image that is really like the actual situation in
the recording in a trading company.
Practice books that have developed have characteristics: (1) can give a realistic
picture about the trading company's accounting cycle, (2) can be used as a medium of
learning that can improve participation or active students in the learning process in
class, and (3) can be used as a medium for independent learning.
This research is a research and development. Development of the practice book
is done through several stages: design, production, evaluation, and revision. From the
stage production, it produces the initial product which is validated by eight material
experts. Furthermore, products have been tested to the students as the target group.
Expert product material is accounting vocational school teachers, lecturers in
Accounting Education Studies Program Sanata Dharma University, while the test
subjects are students of SMK. Data were collected through questionnaires and
interviews. The data are the results of an assessment on the quality of the products,
suggestions for product improvements, and other qualitative data. Quantitative data
were analyzed with descriptive statistics. The suggestions that were got used as the
basis for revising the product.
The result of validation done by the expert on the first stage shows that the
quality of practice book is ‘good’, the score is 3.56. Meanwhile, the second stage
validation results shows that the quality of the practice book is 'good', the score is
3.98. Test results indicate the quality of student assessment practices developed this
book is a 'good', with a score of 3.94. So, it can be concluded that the products
developed practice books can be used to improve the understanding of accounting
students in the learning process.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Skripsi ini, yang ditulis dan
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi, berisi tentang proses pengembangan buku
praktik manual siklus akuntansi perusahaan dagang tingkat SMK.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banya
mendapatkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1.
Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2.
Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4.
Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing,
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran yang membangun
hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5.
Bapak L. Saptono, S. Pd., M. Si. Dan Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.
Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
6.
Ibu Premastutii, S.Pd., M.Pd dan Bapak FX. Muhadi, selaku ahli materi yang
telah membantu mengevaluasi dan memberikan saran-saran untuk memperbaiki
produk yang dikembangkan.
7.
Bapak dan Ibu staf dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah
memberikan bekal ilmu selama proses perkuliahan.
8.
Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah membantu
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
... i
HALAMAN PENGESAHAN
... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
... iii
MOTTO
... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
... v
ABSTRAK
... viii
ABSTRACT
... ix
KATA PENGANTAR
... x
DAFTAR ISI
... xii
DAFTAR TABEL
... xv
DAFTAR GAMBAR
... xx
DAFTAR LAMPIRAN
... xxii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 4
C.
Tujuan Penelitian ... 4
D.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 5
E.
Pentingnya Pengembangan ... 5
F.
Asumsi dan Keterbatasan ... 6
G.
Definisi Istilah ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK
A.
Pengertian Perusahaan Dagang ... 9
B.
Karakteristik Perusahaan Dagang ... 10
C.
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ... 14
D.
Bukti Transaksi ... 15
xiii
F.
Persediaan ... 23
G.
Buku Besar Pembantu ... 25
H.
Buku Besar ... 27
I.
Neraca Saldo ... 28
J.
Jurnal Penyesuaian ... 29
K.
Kertas Kerja ... 29
L.
Laporan Keuangan ... 30
M.
Sistem Akuntansi ... 37
N.
Penelitian Dan Pengembangan ... 41
O.
Pertanyaan Penelitian ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Model Pengembangan ... 44
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
C.
Prosedur Pengembangan ... 45
D.
Uji Coba Produk ... 50
1.
Desain Uji Coba ... 50
2.
Subjek dan Objek Uji Coba ... 51
3.
Jenis Data ... 52
4.
Instrumen Pengumpulan Data ... 52
5.
Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A.
Deskripsi Produk Awal ... 55
B.
Data Validasi Dan Revisi Produk ... 56
1.
Data Validasi Produk Awal ... 56
2.
Revisi Produk Tahap I ... 88
3.
Data Validasi Produk Yang Telah Disempurnakan ... 91
xiv
5.
Data Uji Coba Kelompok Sasaran (Siswa) ... 122
6.
Revisi Produk Akhir ... 128
C.
Analisis Data ... 128
1.
Analisis Data Hasil Validasi Produk Awal Oleh
Ahli Materi ... 128
2.
Analisis Data Hasil Validasi Produk yang Telah
Disempurnakan Oleh Ahli Materi ... 133
3.
Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Sasaran ... 139
D.
Kajian Produk Jadi ... 141
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 144
B.
Keterbatasan ... 145
C.
Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk ... 146
DAFTAR PUSTAKA
... 147
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penambahan dan Pengurangan Rekening Pada Sisi Debit Dan
Sisi Kredit ... 17
Tabel 2.2 Jurnal Umum Dua Kolom ... 18
Tabel 2.3 Jurnal Penerimaan Kas ... 20
Tabel 2.4 Jurnal Pengeluaran Kas ... 20
Tabel 2.5 Jurnal Penjualan (Bentuk Skontro) ... 21
Tabel 2.6 Jurnal Penjualan (Bentuk Stafel) ... 21
Tabel 2.7 Jurnal Pembelian (Bentuk Skontro) ... 22
Tabel 2.8 Jurnal Pembelian (Bentuk Stafel) ... 22
Tabel 2.9 Perbedaan Antara Sistem Periodik Dengan Sistem Perpetual .. 24
Tabel 2.10 Buku Besar Pembantu Utang ... 26
Tabel 2.11 Buku Besar Pembantu Piutang ... 26
Tabel 2.12 Buku Besar Pembantu Persediaan Barang Dagangan ... 27
Tabel 2.13 Neraca Saldo ... 28
Tabel 2.14 Jurnal Penyesuaian ... 29
Tabel 2.15 Kertas Kerja ... 30
Tabel 2.16 Laporan Laba Rugi ... 32
Tabel 2.17 Laporan Perubahan Euitas ... 34
Tabel 2.18 Neraca Bentuk Skontro ... 35
xvi
Tabel 2.20 Laporan Arus Kas ... 34
Tabel 3.1 Daftar Temapat Penelitian ... 45
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban ... 54
Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan PAP ... 54
Tabel 4.1 Nama-Nama Responden ... 56
Tabel 4.2 Hasil Konversi Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 58
Tabel 4.3 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi I ... 59
Tabel 4.4 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi I ... 60
Tabel 4.5 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi I ... 62
Tabel 4.6 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi II ... 63
Tabel 4.7 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi II ... 64
Tabel 4.8 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi II ... 66
Tabel 4.9 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi III ... 67
Tabel 4.10 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi III ... 67
Tabel 4.11 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi III ... 69
Tabel 4.12 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi IV ... 70
Tabel 4.13 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi IV ... 71
Tabel 4.14 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi IV ... 73
Tabel 4.15 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi V ... 74
Tabel 4.16 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi V ... 74
Tabel 4.17 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi V ... 76
xvii
Tabel 4.19 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi VI ... 77
Tabel 4.20 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi VI ... 79
Tabel 4.21 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi VII ... 80
Tabel 4.22 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi VII ... 81
Tabel 4.23 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi VII ... 83
Tabel 4.24 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi VIII ... 84
Tabel 4.25 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi VIII ... 84
Tabel 4.26 Proses Revisi Tahap I ... 88
Tabel 4.27 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi I ... 91
Tabel 4.28 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi I ... 92
Tabel 4.28 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi I ... 94
Tabel 4.30 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi II ... 95
Tabel 4.31 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi II ... 95
Tabel 4.32 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi II ... 97
Tabel 4.33 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi III ... 98
Tabel 4.34 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi III ... 99
Tabel 4.35 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi III ... 101
Tabel 4.36 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi IV ... 102
Tabel 4.37 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi IV ... 103
Tabel 4.38 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi IV ... 105
Tabel 4.39 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi V ... 106
xviii
Tabel 4.41 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi V ... 108
Tabel 4.42 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi VI ... 109
Tabel 4.43 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi VI ... 110
Tabel 4.44 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi VI ... 112
Tabel 4.45 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi VII ... 113
Tabel 4.46 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi VII ... 113
Tabel 4.47 Jenis Kesalan Dan Saran Perbaikan dari Ahli Materi VII ... 115
Tabel 4.48 Skor Aspek Tampilan Dari Ahli Materi VIII ... 116
Tabel 4.49 Skor Aspek Isi Dari Ahli Materi VIII ... 116
Tabel 4.50 Proses Revisi Tahap II ... 120
Tabel 4.51 Nama-Nama Siswa Sebagai Subjek Ujicoba ... 122
Tabel 4.52 Skor Aspek Tampilan Dari Siswa I ... 123
Tabel 4.53 Skor Aspek Tampilan Dari Siswa II ... 123
Tabel 4.54 Skor Aspek Tampilan Dari Siswa III ... 124
Tabel 4.55 Tabel Acuan Penilaian Pekerjaan Siswa ... 125
Tabel 4.56 Hasil Penilaian Pekerjaan Siswa ... 126
Tabel 4.57 Proses Revisi Tahap Akhir ... 128
Tabel 4.58 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Oleh Ahli
Materi Pada Produk Awal ... 129
Tabel 4.59 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Isi Oleh Ahli Materi
Pada Produk Awal ... 130
xix
Akuntansi Perusahaan Dagang Tingkat SMK Hasil Validasi
Ahli Materi ... 131
Tabel 4.61 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan oleh Ahli
Materi pada Produk yang Telah Disempurnakan ... 133
Tabel 4.62 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi
pada Produk yang Telah Disempurnakan ... 134
Tabel 4.63 Kualitas Produk yang Telah Disempurnakan Buku Praktik
Manual Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Tingkat SMK
Hasil Validasi Ahli Materi ... 135
Tabel 4.64 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi
pada Produk yang Telah Disempurnakan ... 139
Tabel
4.65
Kualitas Produk Akhir Buku Praktik Manual Siklus
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.1
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek
Tampilan oleh Ahli Materi Pada Produk Awal ... 130
Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Isi
oleh Ahli Materi Pada Produk Awal ... 131
Gambar 4.3 Diagram Batang Kualitas Penilaian Aspek Tampilan Produk
Awal Buku Praktik Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Hasil Validasi Ahli Materi ... 132
Gambar 4.4 Diagram Batang Kualitas Penilaian Aspek Isi Produk Awal
Buku Praktik Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Hasil
Validasi Ahli Materi ... 132
Gambar
4.5
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek
Tampilan oleh Ahli Materi Pada Produk yang Telah
Disempurnakan ... 134
Gambar 4.6 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Isi
oleh Ahli Materi Pada Produk yang Telah Disempurnakan... 135
Gambar 4.7 Diagram Batang Kualitas Penilaian Aspek Tampilan Produk
yang Telah Disempurnakan Buku Praktik Siklus Akuntansi
Perusahaan Dagang Hasil Validasi Ahli Materi... 136
Gambar 4.8 Diagram Batang Kualitas Penilaian Aspek Isi Produk yang
Telah Disempurnakan Buku Praktik Siklus Akuntansi
Perusahaan Dagang Hasil Validasi Ahli Materi... 137
Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Kualitas Aspek Tampilan Produk Buku
Praktik Manual Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Hasil
xxi
Gambar 4.10 Grafik Peningkatan Kualitas Aspek Isi Produk Buku Praktik
Manual Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Hasil
Validasi Tahap I dan Tahap II Oleh Ahli Materi ...
138
Gambar 4.11Grafik Peningkatan Kualitas Aspek Tampilan Produk Buku
Praktik Manual Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Hasil Validasi Tahap I dan Tahap II Oleh Ahli Materi ...
138
Gambar 4.12 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek
Tampilan oleh Subjek Ujicoba ...
140
Gambar 4.13 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lapiran 1 Lembar Kuesioner Pungujian Produk Awal ... 150
Lapiran
2 Lembar Kuesioner Pungujian Produk yang Telah
Disempurnakan ... 155
Lapiran 3 Lembar Kuesioner Pungujian Produk Akhir ... 159
Lapiran 4 Surat Ijin ... 162
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa
menghitung dan membuat suatu catatan, yaitu dengan menggunakan batu,
kayu, bahkan daun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad
XV terjadi perkembangan dan perluasan perdagangan oleh
pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdagangan itu menyebabkan orang
memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan
demikian akuntansi mulai berkembang.
Di Indonesia perusahaan atau orang menerapkan sistem akuntansi
Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia
disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa
dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar
penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat
(Anglo Saxon). Sistem akuntansi Anglo Saxon yaitu pada buku harian
pengelompokan debet dan kredit sudah terperinci, arsip neraca lajur tidak
disimpan karena sebagai alat bantu dan laporan keuangan terdiri atas neraca,
laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan dana
Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian
dan pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang
menggunakan informasi tersebut. Pada dasarnya informasi akuntansi
menyajikan informasi ekonomi kepada banyak pihak yang memerlukan,
sehingga akuntansi juga sering disebut dengan bahasa dunia usaha karena
akuntansi merupakan alat komunikasi dan informasi bagi pihak-pihak yang
memerlukannya.(www.e-dukasi.net. Modul online). Definisi akuntansi ini
sama disebutkan dalam buku Soemarso (2002:3) American Accounting
Association, yaitu sebagai:
“… proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi akuntansi tersebut.”
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa akuntansi merupakan
proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi
ekonomi. Selain itu, informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi
diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai
kesatuan usaha yang bersangkutan.
Di Indonesia perusahaan diwajibkan melakukan pembukuan/akuntansi
karena diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum dagang pasal 6 yang
berbunyi : “Tiap-tiap orang yang melakukan/menjalankan perusahaan
menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui segala hak dan
informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang agar dapat
ditentukan dengan tepat kebijaksanaan selanjutnya. Selain KUHD pasal 6,
juga UU Pajak tahun 2000 pasal 28 ayat 1 - 12 yang mewajibkan perusahaan
menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui hak dan
kewajibannya. Dengan demikian kegunaan akuntansi yaitu: (1) untuk
mendapatkan informasi keuangan perusahaan, (2) untuk
mempertanggungjawabkan manajemen kepada pemilik, dan (3) untuk
mengetahui perkembangan perusahaan.
Mengingat pentingnya kegunaan informasi akuntansi, oleh karena itu
setiap peserta didik yang mempelajari akuntansi harus mengetahui
perkembangan-perkembangan akuntansi pada sekarang ini. Untuk itu,
akuntansi menjadi salah satu mata pelajaran yang dianjurkan oleh pemerintah
pada jenjang sekolah menengah atas dan kejuruan. Ketentuan tersebut terdapat
dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi kurikulum
sekolah menengah atas dan kejuruan. Implikasi dari hal tersebut di atas,
pembuatan buku praktik diharapkan mampu menjadi salah satu bagian dalam
proses pembelajaran akuntansi bagi siswa.
Selain itu, setiap peserta didik dalam pembelajaran akuntansi tidak
sekedar mencapai tujuan kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan aspek
psikomotorik. Aspek afektif dan aspek psikomotorik dalam pembelajaran
akuntansi dapat dilakukan dengan melakukan praktik-praktik sesuai dengan
mengalami kendala misalnya terbatasnya sarana untuk melakukan suatu
praktik. Melalui buku praktik manual ini diharapkan dapat mengoptimalkan
kemampuan dalam pembelajaran akuntansi.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini
penulis akan mengembangkan buku praktik manual akuntansi perusahaan
dagang untuk jenjang SMK jurusan bisnis dan manajemen untuk membantu
siswa/siswi memperoleh gambaran nyata dari konsep/teori yang selama ini
mereka terima di dalam kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan
sebagai berikut :
“Bagaimana buku praktik manual siklus akuntansi perusahaan dagang
untuk jenjang SMK yang layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk
membantu pemahaman konsep/teori akuntansi yang telah dipelajari
sebelumnya?.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan produk pembelajaran yang
berupa buku praktik manual siklus akuntansi perusahaan dagang untuk jenjang
SMK. Buku praktik manual ini dimaksudkan untuk membantu siswa/siswi
nyata atau mendekati dengan keadaan yang sebenarnya dalam pencatatan yang
ada di perusahaan dagang.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang diharapkan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah buku praktik manual siklus akuntansi perusahaan dagang untuk jenjang
SMK. Karakteristik dari buku praktik ini adalah sebagai berikut:
1. Buku praktik terdiri dari berbagai dokumen berupa bukti-bukti transaksi
dan kertas kerja yang disusun berdasarkan teori dan mendekati dengan
kenyataan sehingga dapat memberikan gambaran nyata tentang siklus
akuntansi perusahaan dagang.
2. Buku praktik dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat
meningkatkan partisipasi/keaktifan siswa dalam proses belajar dikelas.
3. Buku praktik manual ini dapat digunakan sebagai media untuk belajar
mandiri.
E. Pentingnya Pengembangan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
Dengan buku praktik ini diharapkan siswa dapat mengimplementasikan
materi yang telah didapat tentang konsep siklus akuntansi perusahaan
dagang sebagai wujud gambaran nyata atau keadaan yang sebenarnya
2. Guru
Buku praktik manual yang dikembangkan ini, diharapkan dapat menjadi
sarana pendukung pembelajaran untuk mengimplementasikan materi
tentang konsep siklus perusahaan dagang.
3. Peneliti
Manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat mengembangkan wawasan
serta penerapan teori yang telah didapat selama belajar di perguruan tinggi.
4. Universitas
Dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan sebagai bahan referensi serta dapat menjadi inspirasi dalam
penelitian.
F. Asumsi dan Keterbatasan
Buku praktik manual siklus akuntansi perusahaan dagang ini
dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi, bahwa :
1. Buku praktik manual ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran
sekaligus sarana untuk memberikan siswa/siswi pengalaman nyata dalam
pengerjaan siklus akuntansi perusahaan dagang di kelas. Dan khususnya
bagi jurusan akuntansi pada tingkat SMK, buku praktik manual akan
sangat berguna dan bermakna bagi siswa/siswi yang akan melakukan
praktik industri yaitu sebagai sarana untuk mempersiapkan program
2. Buku praktik manual ini dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri,
sehingga guru dapat mengetahui kemampuan siswa/siswi secara individual
karena setiap siswa/siswi pasti mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam memahami materi pembelajaran.
Dalam penelitian dan pengembangan ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain :
1. Produk akhir yang dihasilkan dimungkinkan belum optimal, karena
keterbatasan peneliti dalam menyempurnakan produk.
2. Tahap penyusunan pengembangan produk ini hanya dilakukan dengan 3
tahap, (1) tahap pertama yaitu penyusunan produk awal yang dibuat
sesempurna mungkin, (2) tahap kedua yaitu proses ujicoba yang akan
diujicobakan pada guru dan dosen, dan (3) tahap ketiga yaitu ujicoba
produk yang telah disempurnakan yang akan diujicobakan pada siswa
untuk dilakukan penyempurnaan produk akhir, pada proses
penyempurnaan produk akhir ini dinyatakan selesai jika sudah dikatakan
layak dan selanjutnya produk ini siap digunakan sebagai media
pembelajaran di kelas.
G. Definisi Istilah
Definisi untuk istilah-istilah dalam penelitian di atas adalah sebagai
berikut:
siswa yang berisi latihan-latihan yang dapat dipergunakan sebagai alat
untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan siswa dalam aplikasi
teori/konsep akuntansi.
2. Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan dalam mencatat transaksi bisnis
hingga menghasilkan laporan keuangan bagi suatu organisasi dalam
periode tertentu.
3. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli
barang dagangan dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengadakan
perubahan bentuk atau memprosesnya terlebih dahulu
4. Siswa adalah peserta didik dalam dunia pendidikan formal pada jenjang
sekolah menengah atas dan kejuruan.
Dalam penulisan penelitian ini, peneliti memfokuskan pada
pengembangan buku praktik manual akuntansi perusahaan dagang untuk
tingkat SMK jurusan bisnis dan manajemen seperti yang telah dituliskan
9 BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pengertian Perusahaan Dagang
1. Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya
membeli barang dagangan dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa
mengadakan perubahan bentuk atau memprosesnya terlebih dahulu
(Kardiman, 2009:2). Menurut Hendi Somantri, perusahaan dagang adalah
perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha pokok membeli barang
dengan tujuan dijual kembali tanpa melakukan pengubahan sifat barang
(2007, 176)
Kegiatan utama perusahaan dagang yaitu meliputi pembelian
barang dagangan, menyimpannya sementara dan kemudian menjual
persediaan barang dagangannya kepada pelanggan untuk memperoleh
uang kas, selanjutnya menggunakan uang kas untuk membeli persediaan
lagi. Perusahaan dagang dibedakan menjadi dua, yaitu perusahaan dagang
besar (grosir) yang membeli barang dari pabrik dan menjual kepada
perusahaan dagang pengecer, dan perusahaan dagang kecil atau pengecer
yang membeli barang dari grosir kemudian dijual kepada pelanggan
perorangan dengan harga eceran. Contoh perusahaan dagang misalnya:
Matahari Departement Store, toko kelontong, Toko Buku Gramedia,
B. Karakteristik Perusahaan Dagang
Dalam dunia usaha, ada tiga jenis bidang usaha yaitu bidang usaha
jasa, dagang dan industri. Masing-masing usaha memiliki kegiatan yang
berbeda-beda satu dengan yang lain. Perusahaan jasa memiliki kegiatan utama
untuk memberikan jasa kepada pengguna jasa. Perusahaan ini memperoleh
pendapatan jasa dari jasa yang telah diberikan kepada pengguna jasa dan
dilaporkan sebagai pendapatan jasa (fee earned). Beban operasi yang terjadi
dikurangkan ke pendapatan jasa untuk mendapatkan laba bersih. Sedangkan
perusahaan dagang memiliki kegiatan utama membeli dan kemudian menjual
menjual barang dagangan. Contoh: toko baju, toko sepatu, swalayan, toserba
dan lain-lain. Perusahaan industri memiliki kegiatan utama untuk menjual
barang jadi dengan terlebih dahulu mengolah dari bahan baku menjadi produk
jadi. Contoh: perusahaan sepatu, perusahaan kue, pabrik gula dan lain-lain
(2009. Karakteristik Perusahaan Dagang. Tersedia http://crayonpedia.org/mw/
BAB_1._KARAKTERISTIK_PERUSAHAAN_DAGANG(28 des 2009)).
Dari pengertian perusahaan dagang yang telah disebutkan diatas dapat
disimpulkan karakteristik yang merupakan ciri-ciri dari perusahaan dagang,
yaitu (http://www.e-dukasi.net):
1. Melakukan transaksi pembelian dan penjualan barang dagang baik secara
tunai maupun secara kredit.
2. Melakukan penyimpanan barang dagang setelah pembelian dan sebelum
barang dagang laku terjual.
4. Melakukan transaksi pelunasan/pembayaran utang dan penerimaan piutang
dagang yang telah terjadi.
Dengan demikian, karakteristik perusahaan dagang meliputi kegiatan
pembelian, pembayaran, penjualan, dan penerimaan uang. Dari pengertian
yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa penghasilan atau pendapatan
utama perusahaan dagang adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian atau dengan kata lain laba atau rugi pada perusahaan dagang sama
dengan penjualan dukurangi harga pokok (Kardiman, 2009:2).
Di dalam perusahaan dagang baik perusahaan dagang memerlukan
sejumlah rekening-rekening khusus, yaitu:
1. Pembelian
Ditinjau dari segi cara pembayaran, maka pembelian dan penjualan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Tunai (on cash), adalah pembayaran yang dilakukan pada saat
penyerahan barang dari penjual kepada pembeli
b. Kredit (on account), adalah pembayaran dilakukan dalam jangka
waktu tertentu setelah barang diserahkan dari penjual kepada pembeli.
2. Retur pembelian
Retur pembelian adalah pengembalian barang yang telah dibeli karena
rusak dalam proses pengiriman atau kualitas tidak sesuai pesanan. Dalam
pengembalian barang yang disebut nota debet (debit memorandum) atas
pengembalian barang tersebut.
3. Potongan pembelian
Potongan pembelian adalah potongan harga sebagai akibat pembayaran
dilakukan lebih cepat dari jangka waktu pembayaran. Sebagai contoh
termin di dalam faktur tercantum 3/10, n/30, ini berarti pembayaran harus
dilakukan paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur, jika dibayar dalam
jangka waktu 10 hari atau kurang terhitung sejak tanggal faktur akan
mendapat potongan 3%.
4. Beban angkut pembelian
Pembelian dalam partai besar memperhitungkan syarat penyerahan barang.
Pada umumnya berlaku dua syarat, yaitu:
a. FOB destination point (bebas sampai ke tempat tujuan), artinya hak
kepemilikan atas barang berpindah ketika barang sudah sampai tempat
tujuan, sehingga biaya angkut barang mulai dari gudang penjual
sampai gudang pembeli ditanggung oleh pihak penjual. Syarat ini
disebut juga Loko Gudang Pembeli.
b. FOB shipping point (bebas sampai tempat pengiriman), artinya hak
kepemilikan atas bagian berpindah serentak dengan keluarnya barang
penjual sampai gudang pembeli ditanggung oleh pihak pembeli. Syarat
ini disebut juga Loko Gudang Penjual.
5. Penjualan
Penjualan, seperti halnya pembelian, dapat dilakukan secara tunai maupun
secara kredit. Penjualan dalam partai kecil atau eceran umumnya
dilakukan secara tunai sedangkan penjualan dalam partai besar atau grosir
seringkali dilakukan secara kredit. Jika perusahaan melakukan penjualan
secara tunai bukti transaksi yang diperlukan umumnya adalah pita mesin
register kas, nota kontan atau rekapitulasi penjualan tunai yang dibuat oleh
kasir.
6. Retur penjualan dan potongan harga
Retur penjualan adalah kemungkinan barang yang sudah dijual
dikembalikan oleh pembeli, karena rusak atau tidak sesuai dengan
pesanan. Pengembalian ini disebut retur penjualan, namun dapat pula
terjadi pembeli tidak mengembalikan barang namun akan diberi potongan
harga. Bukti transaksi untuk transaksi tersebut adalah nota kredit yang
dibuat rangkap dua, satu untuk pembeli dan satu untuk internal
perusahaan, yaitu bagian akuntansi. Akun retur penjualan dan potongan
penjualan “merupakan akun pengurang bagi penjualan pada laporan laba
7. Potongan penjualan.
Untuk merangsang pembeli membayar lebih cepat dari jangka waktu
kredit yang diberikan penjual kadang-kadang memberikan potongan yang
tercermin dalam syarat pembayaran.
C. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan dalam mencatat transaksi
bisnis hingga menghasilkan laporan keuangan bagi suatu organisasi dalam
periode tertentu. Disebut sebagai siklus akuntansi (accounting cycle) karena
tahapan pencatatan dilakukan dan terjadi secara berulang-ulang melalui
tahapan yang sama (Yadiati dan Wahyudi, 2006:65-66).
Secara garis besar prosedur akuntansi pencatatan untuk perusahaan
dagang berawal dari semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian
secara periodik dibukukan ke dalam rekening-rekening buku besar. Pada akhir
periode, saldo-saldo dari semua rekening dihitung dan dicantumkan dalam
neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan-laporan keuangan.
Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilaksanakan dalam perusahaan
dagang, begitu pula halnya pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu
dikerjakan sebagai taraf akhir dalam siklus akuntansi (Haryono Jusup.
1997:326).
Untuk lebih memperjelas tahapan-tahapan pencatatan dalam siklus
1. Tahap pencatatan, yaitu:
a. Pembuatan dan penerimaan bukti transaksi.
b. Pencatatan ke dalam jurnal.
c. Pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran, yaitu:
a. Pembuatan neraca saldo (trial balace)
b. Pembuatan kertas kerja (worksheet) dan jurnal penyesuaian
(adjustment)
c. Penyusunan laporan keuangan.
d. Pembuatan jurnal penutup (closing entries)
e. Pembuatan neraca saldo penutup (post closing trial balance)
f. Pembuatan jurnal pembalik (reversing entries)
D. Bukti Transaksi
Bukti transaksi merupakan data transaksi yang relevan dan sering
terjadi dalam perusahaan atau suatu lembaga. Data ini merupakan bukti
kejadian atau transaksi dalam suatu perusahaan di bidang keuangan yang
diperlukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan menurut prinsip yang
2005:57). Berikut ini adalah macam-macam bukti transaksi (Suhadimanto
2005:60):
1. Faktur adalah perhitungan penjualan barang dagangan yang dibuat oleh penjual dan disampaikan kepada pihak pembeli. Faktur asli diberikan kepada pembeli, sedangkan tembusannya oleh penjual sebagai bukti pembukuan.
2. Kuitansi adalah bukti pembayaran tunai yang dibuat oleh pihak penjual. Bagian yang ditinggalkan pada buku kuitansi disebut suskuitas
3. Nota kontan adalah perhitungan yang dibuat oleh pihak penjual (pengecer) dengan pembeli atau konsumen. Nota asli diberikan kepada kepada pembeli sedangkan tembusannya sebagai bukti pembukuan bagi penjual.
4. Nota debit adalah sebuah tanda pembukuan (dokumen sumber) yang berfungsi untuk mencatat berkurangnya kewajiban dengan mendebet kewajiban dan mengkredit retur pembelian.
5. Nota kredit adalah sebuah dokumen sumber yang dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberi perintah kepada penerimaan barang untuk menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli. Nota kredit sebagai dasar pencatatan bagi fungsi akuntansi untuk mengkredit akun piutang dan mendebet retur penjualan.
6. Bukti memo adalah bukti pencatatan atau dokumen sumber sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal umum, misalnya pengakuan penyusutan, penentuan harga pokok penjualan yang akan dijual, pemakaian pemakaian perlengkapan.
E. Jurnal
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan
secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan
akun yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiah masing-masing.
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan ke buku
karena itu, buku jurnal sering disebut dengan buku catatan pertama
(Kardiman.2009:13).
Dengan menggunakan jurnal, tiap-tiap transaksi dicatat secara utuh
pada satu tempat, sedangkan dalam buku besar sebagian dari transaksi dicatat
pada satu akun dan sebagian lagi dalam akun yang lain. Jurnal adalah catatan
berupa pendebetan dan pengkreditan yang merupakan pengaruh dari
transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan
untuk transaksi-transaksi tersebut. Pada waktu-waktu tertentu (mungkin setiap
hari atau seminggu sekali) pendebetan dan pengkreditan tersebut dipindahkan
ke akun-akun buku besar. Data-data transaksi yang terkumpul di buku besar
merupakan sumber untuk menyusun laporan-laporan keuangan (Jusup,
1997:120-121).
Secara garis besar, penambahan atau pengurangan jumlah yang
tercantum pada sisi debet atau kredit rekening dapat digambarkan sebagai
berikut (Widodo, 2005:63):
Tabel 2.1 Penambahan dan Pengurangan Rekening pada Sisi Debet dan Sisi
Kredit
Harta
(+) bertambah di sisi debet (-) berkurang di sisi kredit Utang
(-) berkurang di sisi debet (+) bertambah di sisi kredit Modal
(-) berkurang di sisi debet (+) bertambah di sisi kredit Pendapatan
(-) berkurang di sisi debet (+) bertambah di sisi kredit Beban
Pengaruh yang mungkin terjadi dari suatu transaksi keuangan terhadap
harta, kewajiban, dan modal adalah sebagai berikut:
1. Ada penambahan dalam salah saru harta dan ada pengurangan terhadap
pengurangan terhadap harta lainnya, begitu juga sebaliknya.
2. Ada penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada
utang, begitu juga sebaliknya.
3. Ada penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan
terhadap modal, begitu juga sebaliknya.
Jurnal dibagi mennjadi 2 yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.
a). Jurnal Umum
Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk pencatatan
transaksi yang bersifat umum, atau yang lebih bersifat insidental
seperti pembelian peralatan dan perlengkapan, pembayaran beban gaji,
dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh dari format jurnal umun:
Tabel 2.2 Jurnal Umum Dua Kolom
Jurnal Umum
Perusahaan XXX
Tahun: 20…(1)
Halaman:…(2)
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Keterangan:
(1)Tahun,di isi dengan tahun pembuatan jurnal.
(2)Halaman; setiap halaman jurnal diberi nomor halaman.
(3)Tanggal; kolom pertama diisi dengan bulan, sedangkan kolom yang kedua diisi dengan tanggal
(4)Keterangan; digunakan untuk mencatat rekening. Nama akun yang dicatat di debet ditulis di tepi sisi kiri, sedangkan nama akun yang dikredit ditulis agak menjorok ke kanan di bawah akun debet. Di bawah nama akun diberi keterangan ringkas tentang transaksi untuk memudahkan dalam pemberian keterangan pada waktu
posting ke buku besar.
(5)Ref (kependekan dari Referensi); diisi dengan nomor akun dan dilakukan ketika pemindahan akun tersebut ke buku besar (posting).
(6)Debet dan Kredit; debet diisi dengan jumlah rupiah untuk akun yang didebet dan kredit diisi dengan jumlah rupiah untuk akun yang dikredit.
b). Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang secara khusus digunakan
untuk mencatat transaksi sejenis yang terjadi berulang-ulang dengan
tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Untuk perusahaan
yang mempunyai transaksi yang banyak dan beraneka ragam dalam
pencatatannya perlu diadakan pengelompokan, yaitu untuk transaksi
yang sejenis dan sering terjadi sehingga pencatatannya memerlukan
jurnal khusus. (Kardiman, dkk. 2009:13).
Didalam jurnal khusus terdapat 4 macam jurnal, yaitu (Sucipto
1) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas adalah junal khusus yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi penerimaan kas. Transaksi
penerimaan kas yang sering terjadi meliputi penjualan barang
dagangan secara tunai, pembayaran pitang oleh pelanggan,
penerimaan bunga, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh
format jurnal penerimaan kas :
Tabel 2. 3 Jurnal Penerimaan Kas
Tgl Ket Debit Kredit
Ref Kas Pot.
Penjualan
Serba-Serbi Piutang Penjual
-an
Ref Jmlh akun
2) Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas. Transaksi
pengeluaran kas yang sering terja didalam perusahaan dagang,
transaksi pengeluaran kas meliputi pembelian barang dagangan
secara tunai, pembayaran kewajiban dan pembayaran beban usaha.
Untuk transaksi pengeluaran kas, dicatat di akun kas dan sebagai
akun tandingannya disesuaikan dengan jenis penggunaannya.
Berikut ini contoh dari format jurnal pengeluaran kas :
Tabel 2.4 Jurnal Pengeluaran Kas
Tgl Ket Debit Kredit
Ref Utang Pembeli
-an
Serba-Serbi Kas Pot.
Pembelian
3) Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk
mencatat penjualan secara krdit. Kegiatan penjualan meliputi
penjualan barang dagangan dan barang lainnya, baik tunai maupun
kredit. Pencatatan transaksi di jurnal penjualan adalah sebagai
berikut :
(a) Jika transaksi hanya terdiri atas penjualan barang dagangan,
pencatatan dapat dilakukan dengan jurnal penjualan berbentuk
satu lajur jumlah atau skontro.
(b)Jika transaksi terdiri atas penjualan barang dagangan dan
barang lainnya, pencatatan dapat dilakukan dengan jurnal
penjualan bentuk stafel.
Berikut ini adalah contoh format dari jurnal penjualan :
Tabel 2. 5 Jurnal Penjulan (Bentuk Skontro)
Tgl No.Faktur Akun yang Di Kredit
Ref. Piutang (D) Penjualan (K)
Tabel 2. 6 Jurnal Penjulan (Bentuk Stafel)
Tgl No. Akun Ref. Debit Kredit
Piutang Penjualan Serba-Serbi
4) Jurnal Pembelian
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
barang dagang atau aktiva lain secara kredit. Pencatatan transaksi
pembelian secara kredit dilakukan dengan cara sebagai berikut :
(a) Jika transaksi hanya terdiri atas pembelian barang dagangan,
pencatatan dapat dilakukan di jurnal pembelian dengan bentuk
satu lajur jumlah atau skontro dan jika terjadi pembelian barang
lainnya dicatat dalam jurnal umum.
(b)Jika transaksi terdiri dari pembelian barang dagangan lainnya,
pencatatan dapat dilakukan di jurnal pembelian dengan bentuk
stafel.
Berikut ini adalah contoh dari format jurnal pembelian:
Tabel 2.7 Jurnal Pembelian (Bentuk Skontro)
Tgl No.Faktur Akun yang Di Kredit
Ref Pembelian (D) Utang Usaha (K)
Tabel 2.8 Jurnal Pembelian ( Bentuk Stafel)
Tgl No Akun Ref Debit Kredit
Utang dagang Pembelian Serba-Serbi
F. Persediaan
Persediaan barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam
penentuan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang. ( Yusup, 1997
:99). Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan laba-rugi.
Meskipun kedua laporan tersebut sama pentingnya, namun telah diakui secara
umum bahwa tujuan utama akuntansi persediaan adalah agar penetuan
rugi-laba dapat dilakukan dengan tepat. Ini berarti tujuan dari akuntansi persediaan
adalah untuk mencapai perbandingan yang tepat antara biaya dengan
pendapatan penjualan.
Dalam perusahaan dagang ada dua sistem akuntansi untuk pencatatan
barang dagangan, yaitu sistem berkala (periodik) dan sistem terus menerus
(perpetual).
1. Sistem Berkala (Periodik)
Dalam system periodic, pencatatan persediaan dan harga pokok
penjualan dilakukan secara periodik, biasanya dilakukan pada akhir
periode. Oleh karena itu, transaksi pembelian barang dagangan selama
periode berjalan ditampung diakun pembelian. Pencatatan perubahan
persediaan barang dagangan dilakukan ketika perusahaan melakukan
perhitungan fisik terhadap persediaan barang dagangan.
2. Sistem Terus Menerus (Perpetual)
Berbeda dengan pencatatan pada system periodic, pencatatan
system perpetual dilakukan setiap terjadi transaksi pembelian maupun
barang dagangan maka akun persediaan barang dagangan bertambah,
sedangkan pada saat terjadi penjualan makan akun tersebut berkurang. Dan
saat terjadi penjualan, informasi keuangan tentang HPP juga dihasilkan
melalui pencatatan di akun HPP. Penentuan harga pokok penjualan pada
system perpetual didasarkan pada aliran anggapan yang menyatakan tidak
ada ketentuan bahwa aliran harga perolehan harus sama dengan aliran fisik
yang sesungguhnya. Ada tiga metode aliran anggapan untuk menentukan
harga perolehan barang dagangan yaitu
a). FIFO, menggangap bahwa barang yang lebih dulu dibeli akan dijual
terlebih dulu.
b). LIFO, menggangap bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual
atau dikeluarkan terlebih dulu.
c). Harga perolehan rata-rata, didasarkan pada anggapan bahwa
pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual
dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang.
Adapun perbedaan antara system periodic dengan system perpetual
yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2. 9 Perbedaan antara Sistem Periodik dengan Sistem Perpetual
Dasar
Perbedaan
Sistem Perpetual Sistem Periodik
Dasar
Pencatatan
Setiap transaksi jual beli
dicatat di akun PBD
Pencatatan di akun PDB
dilakukan ada akhir periode
pembelian Persediaan BD Rp…….
Tidak ada pencatatan
penyesuaian. Rekening
pada akun persediaan
menunjukan saldo akhir
periode.
G. Buku Besar Pembantu
Suatu perusahaan jika hanya menggunakan satu buku besar saja dalam
pencatatan, belum tentu dapat memberikan gambaran yang terperinci
mengenai pos-pos tertentu. Untuk itu, supaya buku besar yang diperlukan
dapat memberikan gambaran yang terperinci perlu dibuatkan buku pembantu
atau buku tambahan. Dalam buku besar pembantu dapat dilihat
perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing utang atau piutang untuk setiap
saat. Macam-macam buku besar pembantu adalah sebagai berikut :
1. Buku pembantu utang, digunakan untuk mencatat perincian utang
perusahaan menurut nama-nama kreditur. Berikut ini adalah contoh format
Tabel 2. 10 Buku Besar Pembantu Utang
CV Maju, Surabaya No.1 Tgl Ket Ref Debit Kredit D/K Saldo
CV Raya, Bandung No.2
Tgl Ket Ref Debit Kredit D/K Saldo
Toko Jaya, Jakarta No.3 Tgl Ket Ref Debit Kredit D/K Saldo
2. Buku pembantu piutang, digunakan untuk mencatat perincian piutang
perusahaan menurut nama-nama debitur. Berikut ini adalah format buku
besar pembantu piutang :
Tabel 2. 11 Buku Besar Pembantu Piutang
CV Sejahtera, Yogjyakarta No.1 Tgl Ket Ref Debit Kredit D/K Saldo
Toko Makmur, Purwokerto No.2 Tgl Ket Ref Debit Kredit D/K Saldo
3. Buku pembantu persediaan barang dagangan, digunakan untuk mencatat
perincian persediaan barang dagangan menurut nama-nama jenisnya.
Berikut besar pembantu persediaan barang dagangan :
Tabel 2.12 Buku Besar Pembantu Persediaan Barang Dagangan
Tgl Ket Ref Masuk/unit Keluar/unit Saldo/unit
H. Buku Besar
Akun atau perkiraan adalah alat untuk mencatat transaksi-transaksi
perusahaan yang diambil dari buku jurnal. Pencatatan tersebut dinamakan
posting. Kumpulan dari seluruh akun yang digunakan untuk pembukuan
disebut buku besar. Akun-akun yang terdapat dalam buku besar dapat
dibedakan atas akun yang tidak membutuhkan perincian dan akun yang
membutuhkan perincian.
Buku besar utama terdiri atas akun-akun tertentu yang masih
memerlukan perincian dan perincian itu terdapat dalam buku pembantu.
Akun-akun yang ada dalam buku besar utama merupakan ringkasan dari
jumlah saldo-saldo buku pembantu, sedangkan perinciannya terdapat dalam
buku pembantu itu sendiri.
I. Neraca Saldo
Siklus akuntansi yang selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu
Jumlah saldo setiap akun disusun dalam suatu neraca saldo, yaitu suatu daftar
tempat mencatat secara sistematis jumlah saldo setiap akun buku besar
dibagian debit dan kredit. Dengan neraca saldo dapat diketahui hal-hal berikut:
1. Ketelitian pencatatan dalam jurnal dan akun buku besar
2. Kekeliruan yang mungkin terjadi dalam periode pencatatan
3. Mempermudah pengikhtisaran catatan transaksi untuk menyusun laporan
keuangan
4. Mencocokan jumlah saldo seluruh akun buku besar sisi debir dan sisi
kredit dengan neraca saldo
Buku besar yang telah selesai di-posting dari rekapitulasi jurnal khusus
dan jurnal umum dari kedua sisi debit maupun sisi kredit lalu dijumlahkan dan
dihitung saldonya. Kemudian saldo ini di pindahkan kedalam neraca saldo.
Berikut ini adalah contoh format neraca saldo :
Tabel 2. 13 Neraca Saldo
Neraca Saldo
Perusahaan XXX
Per ...
No. Akun Nama Akun Neraca Saldo
Debit Kredit
Penyesuaian dapat diartikan suatu proses, cara, atau perbuatan
penyesuaian dan tiap perubahan akun disebabkan oleh pos penyesuaian.
Tujuan diadakan penyesuaian adalah agar laporan keuangan yang disampaikan
pada akhir periode akuntansi yang meliputi neraca, laba rugi, dan laporan
perubahan ekuitas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh format
jurnal penyesuaian :
Tabel 2. 14 Jurnal Penyesuaian
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
K. Kertas Kerja
Kertas kerja adalah suatu alat bantu untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan dan membantu proses penutupan buku besar suatu
perusahaan. Dalam akuntansi pembuatan kertas kerja tidaklah suatu
keharusan. Jadi boleh dibuat boleh tidak dan kertas kerja hanya sebagai
alternatif (alat bantu) dalam penyusunan keuangan. Kesimpulannya Kertas
kerja bukan laporan keuangan, oleh karena itu, kertas kerja tidak perlu
diberikan kepada pihak luar. Kedudukannya semata-mata hanya sebagai alat
pembantu untuk menyusun laporan keuangan.
Tujuan dari pemakaian kertas kerja adalah (Kardiman. 2009: 80) :
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data
penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan
keuangan yang formal.
3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan
dalam membuat jurnal penyesuaian.
Kertas kerja tidak memiliki format standar. Perusahaan dapat
menentukan format yang paling sesuai dengan kebutuhaannya. Kertas kerja
dapat berisi kolom-kolom yang terdiri dari 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, 12
kolom, atau bahkan 14 kolom. Format kertas kerja yang sering digunakan oleh
perusahaan yaitu kertas kerja 10 kolom. Berikut ini contoh format kertas kerja
10 kolom :
Tabel 2.15 Kertas Kerja
Perusahaan XXX Kertas Kerja Per 31 Desember 20xx
No. Akun
Nama Akun
Neraca Saldo Prasesuaian
Penyesuaian Neraca Saldo
Disesuaikan
Laba/Rugi Neraca
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
L. Laporan Keuangan
Kegiatan akhir dari suatu proses akuntansi perusahaan dagang di
merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan dan pengikhtisaran, yaitu
berupa ringkasan transaksi-transaksi yang bersifat keuangan selama satu
periode akuntansi yang bersangkutan. Seperti yang tercantum dalam SAK,
tujuan laporan keuangan adalah:
1. Menyediakan informasi yang menyagkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan
2. Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai informasi termasuk menyediakan informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
3. Untuk menunjukkan kegiatan yang telah dilakukan manajemen dan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Selanjutnya, pemakai yang ingin menilai pertanggungjawaban tersebut dapat mengambil keputusan yang mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Laporan keuangan berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan
tentang organisasi/perusahaan yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan yang penting adalah laporan laba rugi dan
neraca. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim (sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia atau Standar Akuntansi
Keuangan (Widodo, 2005: 106-107). Laporan keuangan yang biasanya
1. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan
beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi. Laporan laba
rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi
perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Laba usaha perusahaan
dagang (yang pokok) diperoleh dengan membandingkan antara penjualan
bersih, harga pokok penjualan, dan beban operasi perusahaan. Ada tiga
elemen pokok laba rugi adalah sebagai berikut :
a) Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima
dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.
b) Beban adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang
dikonsumsi/dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan.
c) Laba atau rugi adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan
dengan biaya
Berikut ini adalah contoh format laporan laba/rugi :
Tabel 2.16 Laporan Laba/Rugi
PT ... Laporan Laba/rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Des ...
Penjualan Rp xx Retur Penjualan Rp xx
Potongan penjualan Rp xx +
Rp xx - Penjualan bersih Rp xx Harga Pokok Penjualan
Sed.barang dag 1 jan xxx Rp xx Pembelian Rp xx
Beban angkut pembelian Rp xx +
Retur pembelian Rp xx Pendapatan dan Beban di Luar Operasi
-- Rp xx - Rp xx +
Rp xx Beban di Luar Operasi Perusahaan
Beban bunga Rp xx
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebabsebab
perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal
pada akhir periode. Maksudnya adalah hasil operasi perusahaan yang
berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap modal pemilik. Apabila
perusahaan memperoleh laba, laba tersebut akan menambah modal
pemilik. Sebaliknya, jika perusahaan menderita rugi, modal pemilik akan
pengambilan harta perusahaan untuk keperluan pribadi pemilik atau
adanya tambahan investasi pemilik. Berikut ini adalah contoh format
laporan perubahan ekuitas :
Tabel 2.17 Laporan Perubahan Ekuitas
PT ...
Laporan Perubahan ekuitas
Untuk periode yang berakhir 31 Des ....
Modal ..., 1 jan 2009 Rp xxxx
Laba bersih Rp xxx
Prive Rp xxx -
Penambahan ekuitas Rp xxx +
Modal..., 31 Des 2009 Rp xxx
3. Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang disusun secara sistematis, yang
menggambarkan posisi harta, utang, dan modal yang dimiliki perusahaan
pada suatu saat tertentu. unsur-unsur neraca terdiri dari : harta, kewajiban/
hutang, serta modal. Penyusunan neraca pada perusahaan dagang sama
seperti pada perusahaan jasa, sedangkan pada perusahaan dagang dapat
berbentuk skontro atau bentuk laporan. Berikut ini adalah contoh dari
Tabel 2.18 Neraca (Bentuk Skontro)
Perusahaan “XX” Laporan Neraca
Per 31 Desember 2006
AKTIVA
Tabel 2. 19 Neraca (Bentuk Laporan)
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan
selama satu periode (Widodo, 2005:49). Laporan arus kas merupakan
laporan yang mengambarkan perubahan atau keadaan kas pada saat
tertentu.komponen-konmponen yang ada dalam laporan arus kas yaitu ada
3 macam transaksi : (a) transaksi aktivitas operasi, (b) transaksi aktivitas
investasi, dan (c) transaksi aktivitas pendanaan. Berikut ini adalah contoh
format laporan arus kas
Tabel 2.20 Laporan Arus Kas
Perusahaan “XX” Laporan Arus Kas
Untuk periode yang berakhir ... Arus kas dari aktivitas operasi