• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN

MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI

AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

NUR WAHIDAH NIM. 11511018

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Nur Wahidah

NIM : 11511018

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA

SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO

01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.

Salatiga, 7 Juli 2015

Pembimbing

(3)

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V

MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DI SUSUN OLEH : NUR WAHIDAH

NIM : 11511018

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan

memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Peni Susapti, M.Si.

Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Penguji I : Rasimin, S.Pd., M.Pd.

Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Salatiga, 29 Agustus 2015

Dekan FTIK

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Wahidah

NIM : 11511018

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, 7 September 2015

Yang menyatakan,

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Kenali karakter diri sendiri untuk melangkah lebih baik

 Senyum adalah senjata untuk selalu berjuang melawan kemunduran.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

 Ayahanda tercinta Kurdi dan Ibunda tercinta Djumrotun kalian adalah malaikatku di dunia, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran

keringat, kalimah do’a dan kasih sayangnya.

 Bapak Sumarno Widjadipa M,Pd. yang telah sabar dalam memberikan bimbingan perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi

 Bapak Drs. H. Masyhudi, M.PdI selaku Kepala Sekolah MI Kumpulrejo 1

yang telah mengijinkan penelitian.

 Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan motivasi kepada penulis

dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan

skripsi ini.

 Sahabat hidupku Imam Fauzi yang selalu menemani dan memberikan motivasi saat penulis butuhkan.

 Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku Desi Nuraini dan Pipit Puspasari.

 Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2011, khususnya PGMI A, sebagai teman

berdialektika diperkuliahan dan teman canda tawa.

 Kakak-kakak Racana Khusuma Dhilaga - Woro Srikhandi yang telah

menemani dan membantu saat perkuliahan maupun dalam penyusunan

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul : “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun

Pelajaran 2014 / 2015”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan

ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita di dunia dan akhirat.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi serta memenuhi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I)

IAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi , S.Pd. M.Pd. Selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah

(7)

waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta dan kakak-kakak tersayang.

7. Kepala MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, guru, karyawan serta semua

siswa siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada

penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan

mendapatkan imbalan yang layak dariNya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini

masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan,

mohon dengan hormat demi kesempurnaannya sudilah memberikan kritik dan

saran yang bersifat membangun.

Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan

pembaca yang budiman. Semoga kita bersama mendapatkan Rahmad dan

petunjuk dari Allah SWT.

Salatiga, 7 September 2015

(8)

ABSTRAK

Wahidah, Nur. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Sumarno Widjadipa M.Pd.

Kata Kunci : Hasil belajar, lPS dan SQ3R

Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa masih rendahnya hasil belajar IPS pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga. Oleh karena itu guru diharapkan untuk mencoba suatu metode yang efektif. Metode yang memungkinkan terhadap hasil belajar siswa adalah SQ3R. Masalah yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga? Dan apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan prosentase KKM kelas IPS materi perjuangan pada kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dan untuk mengetahui peningkatan KKM kelas IPS materi Perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data diambil dari hasil pot test, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus presentase = frekuensi : jumlah siswa x 100.

(9)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

1. Rancangan Penelitian ... 9

2. Subyek Penelitian ... 11

3. Langkah-langkah Penelitian ... 11

4. Instrumen Penelitian ... 13

4. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 23

(10)

C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 45

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 45

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 47

3. Prinsip Penetapan KKM ... 49

4. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 50

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga ... 51

2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga ... 51

3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 52

4. Keadaan Guru dan Siswa ... 53

B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 54

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 56

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61

E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus... 71

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 71

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

IPS Kelas V SD/MI Semester 2 ... 40

TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 52

TABEL 3.2 Daftar Guru ... 53

TABEL 3.3 Daftar Keadaan Peserta Didik ... 54

TABEL 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 55

TABEL 3.5 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ... 56

TABEL 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ... 71

TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 73

TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 76

TABEL 4.4 Nilai Siswa Siklus III ... 79

TABEL 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 80

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran 2 Soal-soal

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8 Surat Pembimbing

Lampiran 9 Lembar Konsultasi

Lampiran 10 Nilai SKK

(14)
(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan, baik bagi

guru maupun bagi siswa yang mengikuti proses pembelajran. Pembelajaran

merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas manusia karena

semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan manusia maka akan semakin

tinggi derajat yang ia dapat. Sebagaimana dalam surah Al-Mujadilah ayat 11

berikut:

ِق اَذِاَو ْمُكَل ُالله ِحَسْفَي اْىُحَسْفاَف ِسِلَجَمْلا ىِف اْىُحَّسَفَت ْمُكَل َلْيِق اَذِا آْىُىَمَا َهْيِذَّلا اَهُّيآَي ِعَفْزَي اْوُزُشْواَف اْوُزُشْوا َلْي

ِم اْىُىَمَا َهْيِذَّلا ُالله ةلداجملا ـ ٌزْيِبَخ َنْىُلَمْعَت اَمِب ُالله َو ٍتَجَرَد َمْلِعْلا اْىُتْوُا َهْيِذَّلا َو ْمُكْى

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang - lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

“Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah: 11).

Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk individu dan

sosial. Sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kehidupan

bermasyarakat, sedangkan dalam hidup bermasyarakat diperlukan sebuah ilmu

sosial. IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada

manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya agar menjadi pribadi

yang baik.

Proses pembelajaran IPS menekankan pada tahapan membaca materi

(17)

berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Jika hal ini tidak

tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan penguasaan pelajaran

IPS akan kurang dan akan menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa yang

pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Oleh sebab

itu guru harus dapat memilih dan merencanakan metode yang akan digunakan

dalam menyampaikan dan memecahkan berbagai masalah pendidikan

(Rasimin, 2012:59). Dalam pendidikan metode digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar.

Metode dapat pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya

adalah didalam belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi

efektif (Wahab, 2008: 36).

Peranan penggunaan metode pembelajaran di kelas apabila dilihat dari

kenyataan dilapangan banyak sekali dijumpai sekolah-sekolah yang belum

menggunakan metode-medote pembelajaran dalam pengajarannya dalam kelas

secara maksimal dan bervariasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut

cenderung menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan

cenderung berfokus pada guru yang aktif dalam penyampaian pelajaran dan

siswa cenderung pasif, sehingga dengan penggunaan metode tersebut secara

terus menerus akan muncul kebosanan dalam diri siswa untuk menerima

sebuah pelajaran. Hal ini sesuai pendapat Sri Anitah W, dkk (2009: 1.23)

menyatakan bahwa guru hendaknya merancang dan melaksanakan

pembelajaran dengan memperhatikan hubungan antar komponen pembelajaran

(18)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) selama ini telah di pelajari oleh semua

siswa di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dari kelas I sampe kelas VI.

Kegiatan belajar mengajar di kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga

khususnya pada mata pelajaran IPS selama ini cenderung dilakukan dengan

menggunakan metode ceramah,Tanya jawab diskusi tanpa dikemas dengan

menarik dan optimal. Sehingga dalam belajar mengajar hanya guru yang aktif

sementara siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku

siswa yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya

pemusatan perhatian siswa, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap

pertanyaan guru sehingga kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang

abstrak. Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPS pada

siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga sampai saat ini belum

mencapai hasil yang memuaskan.

Kenyataan menunjukkan, hasil ulangan harian dan ulangan umum

terlihat masih banyak siswa yang nilainya masih dibawah standart ketuntasan

yakni 60. Pencapaian KKM kelas yang dilihat dari KKM individu baru 25 %

dari target minimal 85%. Dengan kata lain masih terdapat 75% siswa yang

belum tuntas. Berdasarkan wawancara ini diperoleh informasi dari guru kelas

V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, siswa sering mengalami kesulitan

dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru

menduga metode pembelajaran yang digunakan selama ini kurang efektif. Hal

ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas V MI Al-Mahmud

(19)

Melihat keadaan yang seperti itu maka peneliti bersama-sama dengan

guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi

masalah yang ada berupa penerapan metode pembelajaran lain yang lebih

mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk

mengembangkan potensinya secara maksimal. Metode pembelajaran yang

dimaksud adalah SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).

Metode SQ3R ini adalah sistem membaca yang dikemukakan oleh

Francis P. Robinson tahun 1941. Yang merupakan proses membaca yang

terdiri dari lima langkah, yaitu : Survey (penelaahan pendahuluan), Question

(bertanya), Read (membaca), Recite (mengutarakan kembali), dan Review

(mengulang kembali) (Soedarso,1988:59). Kelima langkah tersebut

masing-masing mempunyai manfaat yang saling mendukung.

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran

yang dilakukan guru selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber

materi dan kurang adanya metode yang lebih variatif, sehingga dalam

pembelajaran yang dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses

pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPS

yang melibatkan siswa aktif belajar, dengan harapan hasil belajar siswa

meningkat. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R

Pada Siswa Kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun Pelajaran

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dapat diambil

sebuah rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS

materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01

Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015?

2. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan prosentase

pencapaian KKM kelas mata pelajaran IPS materi perjuangan pada siswa

kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran

2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan melalui

metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01

Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui dengan penerapan metode SQ3R dapat

meningkatkan prosentase pencapaian KKM IPS materi perjuangan

pada kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran

(21)

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan suatu perkiraan tentang tindakan

yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut

(Wardhani,2011:3.15). Jadi hipotesis tindakan berarti dugaan

sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun hipotesis yang

penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS

materi peejuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo

01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

b. Penggunaan metode SQ3R dapat memenuhi target pencapaian

KKM mata pelajaran IPS materi perjuangan kelas V MI

Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode SQ3R dapat dikatakan berhasil jika

indikator keberhasilan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas V MI Al-Mahmud

Kumpulrejo 01 Salatiga.

b. Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi

(22)

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa

beberapa manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS

melalui metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud

Kumpulrejo 01 Salatiga.

b. Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan

oleh guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga

hasil belajar dapat tercapai.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran

akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut

tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar

siswa diharapkan akan meningkat.

b. Bagi Guru

PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki

pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK

adalah perbaikan pembelajaran. Dengan PTK guru dapat

berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa

ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang

(23)

PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan diri.

c. Bagi Sekolah/Madrasah

Didapatkannya inovasi pembelajaran baru untuk perbaikan

proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan

kualitas Madrasah (Wardhani,2011:1.19-1.27).

F. Definisi Operasional

Lebih jelasnya penulis akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang

digunakan dalam pembahasan judul dari penelitian tersebut. Adapun istilah

yang terdapat dalam judul penelitian tersebut adalah:

1. Peningkatan

Yaitu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas

pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil belajar siswa

dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu yang efektif.

(Sumadayo, 2013 : 98).

2. Hasil Belajar IPS

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh

melalui latihan karena adanya dukungan dari lingkungan (Anitah,

2010: 2.4). Yang dimaksud hasil belajar IPS adalah perubahan tingkah

laku secara menyeluruh melalui proses pembelajaran dalam

(24)

3. SQ3R

SQ3R merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan

lima langkah yaitu: Survey, Question, Read, Recite dan Review

(Soedarso,1988: 59).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dapat

disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011 : 1.4).

Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3). Secara keseluruhan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil

belajar siswa untuk meningkatkan mutu pendidikan yang secara bertahap

dan terus menerus.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas kolaboratif.

PTK bentuk Kolaboratif merupakan penelitian yang melibatkan beberapa

pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan

(25)

teori, dan peningkatan karier guru. Model penelitian ini dirancang dan

dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah

(Mahmud, 2011:209).

Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru dan peneliti bersifat

kemitraan sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan

persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas.

Dalam proses PTK kolaboratif bukan hanya peneliti yang bertindak

sebagai innovator. Guru juga dapat melakukannya sebagi bentuk kerja

sama, saling belajar dan saling mengisi terhadap proses peningkatan

profesionalisme masing-masing.

Dalam PTK kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah

guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya

tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang meklakukan tindakan

(Arikunto, 2008:17). Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri

dari empat tahapan penting, meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action

(tindakan), (3) observation (pengamatan) dan (4) Reflektion (refleksi)

(26)

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI

Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dengan jumlah keseluruhan 24 siswa

yaitu 18 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,

meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation

(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Perencanaan

? Refleksi Refleksi

Pelaksanaan Pelaksanaan SIKLUS I

(27)

Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,

wawancara dan pencatatan arsip.

2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat

menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah

mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat

merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian.

3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode SQ3R.

4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan

saat proses pembelajaran.

5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.

6) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus

sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.

b. Tindakan (Action)

1) Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang

telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas

berdasarkan metode pembelajaran SQ3R sebagaiman yang

digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi,

Elaborasi dan Konfirmasi) dan penutup.

(28)

3) Menyajikan materi pelajaran

4) Memberi penjelasan tahapan SQ3R

5) Memberikan bimbingan

6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

7) Memberikan penguatan dan kesimpulan

8) Melakukan pengamatan

c. Pengamatan (Observation)

Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan

data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan

bersama-sama dengan guru sebagai mitra peneliti. Pengamatan tersebut

digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah

dicapai guru dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dari tindakan

dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi

terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah

terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan.

4. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

(29)

Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R.

b. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R

mata pelajaran IPS materi perjuangan. Soal tes ini berisi

pertanyaan-pertanyaan tulisan baik pilihan ganda maupun uraian.

c. Pedoman dokumentasi

Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai

tempat penelitian yang berisi tentang profil madrasah, data madrasah

dan foto madrasah. Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai

siswa sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.

5. Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Suhardjono (2008:78) observasi berjalan bersamaan

dengan pelaksaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung meliputi

observasi aktivitas kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dalam

pengelolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar yang

(30)

proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui metode SQ3R untuk

membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut

yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya.

b. Tes

Dalam pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan

menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa

menguasai materi.

Tehnik tes ini dilakukan setelah siswa melaksanakan

pembelajaran IPS dengan metode SQ3R dengan tujuan untuk

mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan antara siklus pertama

dengan siklus kedua. Bentuk tes yang diberikan berupa tes objektif

pilihan ganda 4 option (a, b, c dan d) dan tes uraian.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi

adalah data tentang madrasah secara keseluruhan. Metode ini

mencakup data tentang rencana pembelajaran dikelas. Dokumentasi ini

berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan nilai siswa

sebelum diterapkan metode SQ3R pada pelajaran IPS.

6. Analisis Data

Data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan mencakup

setiap aspek kegiatan penelitian. Ketika pencatatan lapangan melalui

(31)

dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, iklim kelas, suasana

pembelajaran, cara guru mengajar dan interaksi pembelajaran. Guru

peneliti perlu memahami tehnik analisis data yang tepat agar hasil

penelitiannya dapat memberikan manfaat dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi yang terjadi didalam

kelas (Mulyasa,2009:70).

Langkah-langkah analis data dalam penelitian ini :

a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes

b. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-60 tidak tuntas)

c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika

pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan

rumus.

d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus

maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan

maka dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif penggunaan

metode SQ3R dalam pembelajaran IPS.

Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap

dan mengetahui hasil akhir dari penelitian. Penulis menggunakan analisis

dekriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes frmatif maka dapat

dirumuskan:

Keterangan:

(32)

∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai

setiap individu.

N = Banyaknya individu (Djamarah, 2005:302).

Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung prosentase

ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P = Nilai dalam persen

F = Frekuensi

N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2005:264-265).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu

bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari :

Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan,

Pernyataan Keaslian Tulisan Motto, Persembahan, Kata Pengantar,

Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Daftar Tabel.

Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri

dari:

Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator

Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode

(33)

Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencakup Hasil Belajar, Metode

SQ3R dan IPS

Bab III berisi Deskripsi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup:

Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I,

Deskripsi Pelaksaan Siklus II, dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.

Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang

mencakup analisa hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil

Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan pembahasan.

Bab V berisi penutup tentang Kesimpulan dan Saran. Sedangkan

pada bagian akhir terdiri dari lampiran-lampiran yang terdiri dari: Surat

Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan

(34)
(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPS

1. Pengertian Hasil Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran.Disamping itu ada pula orang yang memandang

belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca

dan menulis.Banyak devinisi yang diberikan tentang belajar. Menurut

Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku)

yang berlangsung serta progesif ( Syah, Muhibbin, 2010:64).

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar

merupakan upaya memperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui

intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan

bimbingan dari seseorang pendidik atau guru (Susanto Ahmad, 2013 : 2).

Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang

kompleks.Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang

berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh

pebelajar. Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat proses

(36)

Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Nawawi dalam K.Brahim

(2007:39) menegaskan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu

(Ahmad, Susanto, 2013:5).

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Hasil belajar yang baik dan sukses, secara garis besarnya akan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu hasil belajar yang baik apabila terjadi perubahan kearah yang

positif.

Menurut Gagne hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam

(Ahmad, Susanto, 2013: 2). yaitu:

a. Ketrampilan Motoris (motor skill)

Ketrampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan,

misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berari, dan

loncat.

b. Informasi Verbal

Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau

intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu

dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa

(37)

c. Kemampuan Intelektual

Selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu

melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan

intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan

ukuran.

d. Strategi Kognitif

Gagne menyebutkan sebagai organisasi ketrampilan yang

internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan

bepikir.Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan

tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan

latihan terus-menerus yang serius.

e. Sikap (attitude)

Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa

kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap

seseoorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang

diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan tergantung pada pendirian,

kepribadian dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan,

tetapi perlu kesadaran diri penuh.

3. Macam-macam Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013:6-11) macam-macam hasil belajar adalah

(38)

a. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sedangkan

menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah sesuatu

yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu

pengertian.Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat

dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau

suatu pengertian.Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur

hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat

melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya

dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru

sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk

dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan

maupun secara tertulis.

b. Keterampilan Proses

Indrawati dalam Susanto (2013:9) merumuskan bahwa

keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah

(39)

digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).

Dengan kata lain keterampilan ini digunakan sebagai wahana

penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

c. Sikap

MenurutSardiman dalam Susanto(2013:11) sikap merupakan

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,

dan teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa

individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,

perilaku, atau tindakan seseorang.Dalam hubungan dengan hasil

belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman

konsep.Karena pemahaman konsep, maka dominan yang sangat

berperan adalah domain kognitif.

4. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar

Menurut Slameto(1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor

intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern

Faktor intern yang mempengaruhikeberhasilanbelajaryaitu:

faktor biologis (jasmaniah), kondisi fisik yang sehat dan segar sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam menjaga kesehatan fisik,

(40)

minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur. Kondisi cacat tubuh

juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Faktor Psikologis, kondisi

mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi

mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal

berikut.Pertama, intelegensi.Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar

seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar

seseorang.Kedua, perhatian.Siswa harus mempunyai perhatian

terhadap bahan yang dipelajarinya agar dapat memperoleh hasil belajar

yang baik.Ketiga, kemauan.Kemauan dapat dikatakan faktor utama

penentu keberhasilan belajar seseorang.Keempat, bakat.Bakat ini

bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu

bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya

kemampuan seseorang dalam suatu bidang.Kelima, motif.Motif yang

kuat sangat diperlukan dalam belajar, di dalam membentuk motif yang

kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan.Keenam,

kematangan. Belajar akan lebih berhasil jika siswa sudah siap (matang)

dengan adanya latihan-latihan dan pelajaran. Ketujuh, kesiapan.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa

belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

Faktor kelelahan juga dapat mempengaruhi belajar dan untuk

menghindarinya perlu adanya upaya untuk menghindarkan kondisi

(41)

b. Faktor Ekstern

Yang dimaksudfaktoreksternadalahlingkungan keluarga,cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Faktor

lingkungan sekolah, hal yang paling mempengaruhi keberhasilan

belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah.Faktor lingkungan

masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam

masyarakat, di antaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.Menurut teori

Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan, artinya secara

kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Berdasarkan teori

inihasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan

lingkungan.Pertama siswa, dalam arti kemampuan berpikir atau

tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik

jasmani maupun rohani.Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana,

kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode

serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan (Susanto,

(42)

c. Ranah Hasil Belajar

Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya

perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan

keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun

afektif. Benyamin Bloom dalam Sudjana (1990:22-34), secara garis

besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, afektif dan psikomotoris. Perinciannya adalah sebagai

berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranahkognitifberkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.Kedua aspek

pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2) Ranah Afektif

Ranahafektifberkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi

dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotoris

Ranahpsikomotorisberkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek dalam

ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan

(43)

gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar, namun

di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai

oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam menguasai isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang

dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif

siswa, di mana siswa dapat mengetahui, memahami, menganalisis setiap

soal yang diberikan oleh guru.

5. IPS Materi Perjuangan a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan uyang

mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan

dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi

wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik

khususnya ditingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS

mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan

sosial, ekonomi, psokologi, budaya, sejarah, maupun politik (Ahmad,

2013: 137). Sedangkan menurut Zuraik Djahiri (1984) IPS adalah

harapan untuk membantu membina suatu masyarakat yang baik

dimana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial

(44)

b. Tujuan IPS

Tujuan IPS di SD/MI adalah agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut (Ahmad, 2013: 145):

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah

dan kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,

serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu

mengambil tindakan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

c. Ruang Lingkup IPS

1) Membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang

(45)

2) Meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai

warga masyarakat dan warga Negara (Rasimin, 2012:38).

d. Materi Perjuangan

Indonesia pernah dikuasai bangsa asing dalam waktu yang

cukup sangat lama.Bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah

Indonesia adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.Penjajahan

menyebabkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.Bangsa Indonesia

tidak tinggal diam. Bangsa Indonesia berjuang mengusir penjajah dari

bumi pertiwi.

1) Perjuangan melawan penjajah Belanda

Bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia lebih dari 300

tahun.Dalam kurun waktu itu, berkali-kali takyat Indonesia

mengadakan perlawanan.Pada bagian ini dibahas tentang

kedantangan Bangsa Belanda ke Indonesia, bentuk-bentuk

penindasan Bangsa Belanda, dan perjuangan menentang

penjajahan Bangsa Belanda.

2) Kedatangan Bangsa Belanda

Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan

sehari-hari, seperti buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin,

dan lain-lain dari Negara-negara diluar Eropa.Indonesia, terkenal

sebagai tempat penghasil rempah-rempah.Rempah-rempah yang

dihasilakan Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan,

(46)

berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari

Indonesia.

Bangsa Belanda sampai ke Indonesia sampai ke Indonesia pada

tanggal 22 Juni 1596.Armada Belanda berhasil mendarat di Benten, Jawa

Barat.Pada awalnya, kedantangan Bangsa Belanda disambut baik oleh

Sultan Banten.Kegiatan perdagangan menjadi ramai.Namun, hal itu tidak

berlangsung lama.Bangsa belanda berubah menjadi serakah dan

kasar.Sikap itu menyebabkan mereka dimusuhi dan diusir dari Banten.

1) Penindasan lewat VOC

Dua tahun setelah kedatangan pertama, Bangsa Belanda datang

lagi ke Indonesia.kali ini mereka bersikap baik dan ramah.belanda

dapat diterima kembali di Indonesia. banyak pedagang Belanda yang

datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan

dagang dan pertikaian diantara mereka.Akibatnya, harga

rempah-rempah tidak terkendali.Untuk menghindari pertikaian yang lebuh

parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk perkumpulan dagang

Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

Mula-mula kegiatan VOC hanya berdagang.Akan tetapi, lama

kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli).Untuk

mewujudkan masud itu VOC membentuk tentara, mencetak mata uang

sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.

Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patrol laut)

(47)

mereka kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC

juga memerintahkan penebangan sebagian pohon rempah-rempah

milik rakyat.VOC memberikan hukuman berat kepada rakyat yang

melanggar aturan monopoli itu.

Pusat-pusat perdagangan yang dikuasai VOC adalah Ambon,

Jayakarta, dan Banda.Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda

pada masa Gubernur Jenderal J.P Coen.Ia mengganti nama Jayakarta

menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan

gaya Belanda. Kantor VOC yang semula ada di Ambon dipindahkan

ke Batavia.

VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama.Pada

tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena

sebab-sebab berikut ini:

a) Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.

b) VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.

c) Kalah bersaing dengan pedangang Inggris dan Perancis.

d) Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.

Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia

digantikan langsung leh Kerajaan Belanda.Semua hutang VOC ditanggung

oleh Kerajaan Belanda.Sejak itu, Indonesia diperintah langsung oleh

pemerintah Belanda.Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah

Indonesia ini berlangsung sampai tahun 1942.Pemerintah Belanda di

(48)

1) Penindasan lewat kerja paksa, penarikan pajak, dan tanam paksa.

Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparta berhasil menaklukan

Belanda.Napoleon mengubah bentuk Negara Belanda dari kerajaan

menjadi republic.Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan

korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris.Ia mengangkat

Herman Williem Daendels menjadi Gubernur Jendral di Batavia.

Untuk menahan serangan Inggris, Deandels melakukan 3 hal, yaitu:

a) Menambah jumlah prajurit

b) Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos

pertahanan

c) Membangun jalan raya yang menghubung kan pos satu dengan pos

lainnya

Deandels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk

membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat

dipaksa membangun jalan raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar

1.000 km. jalanini juga dikenal dengan nama jalan pos. selain untuk

membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa untuk menanam kopi didaerah

priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang

menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang perang

pemerintah kononial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat

diharuskan membayar pajak dan menyerahkan hasil bumi kepada

(49)

Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun(1811-1816).

Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi

Gubernur Jenderal di Indonesia.Pemerintah memberlakukan sewa tanah

yang dikenal dengan namalandrente.Rakyat yang menggarap tanah

diharuskan menyewa dari pemerintah.

Pada tahun 1826, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada

Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai

gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli

perdagangan yang telah dimulai VOC dan tetap memberlakukan kerja

paksa.Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch.Bosch

mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong.Ia memberlakukan

tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang

kosong.

Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai

berikut:

a) Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman

yang laku dipasaran Eropa.

b) Tanah yang dipakai untuk tanaman paksa bebas dari pajak.

c) Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.

d) Pekerjaan tanam paksa tdak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk

menanam padi.

e) Kerusakan-kerusaan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi

(50)

f) Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun

bagi pemerintah Hindia Belanda.

Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan

itu.Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah

yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen,

rakyat harug diatus bekerja lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya

ketentuan-ketentuan yang diatur dalam tanam paksa tidak berlaku sama

sekali. Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang.

Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat

Indonesia.Hasil pertanian menurun.Rakyat mengalami kelaparan.Akibat

kelaparan banyak rakyat menjadi mati.Sebaliknya, tanam paksa ini

memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda.Namun, masih ada

rakyat Belanda yang peduli terhadap nasib trakyat Indonesia.Di antaranya

adalah Douwes Dekker.Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang

berjudul Max Havelear, dengan nama samara Multatuli. Max Havelear

menceritakan penderitaan rakyat Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam

paksa.Max Havelear menggegerkan seluruh warga Belanda.Timbul

perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda.Akhirnya,

Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa

secepatnya.

2) Perlawanan menentang penjajahan Belanda

Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa

(51)

seng Sara rakyat Indonesia.Rakyat Indonesia tidak tahan lagi.Rakyat

Indonesia melakukan perlawanan memperjuangkan martabat dan

kemerdekaannya.Dari seluruh penjuru tanah air timbul perlawanan

terhadap penjajah Belanda.

a) Perlawanan terhadap VOC

Pada saat VOC berkuasa di Indonesia terjadi beberapa kali

perlawanan.Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan

serangan besar-besaran terhadap VOC di Batavia.Sultan Agung

mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat

dan laut.Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari

rakyat Indonesia dibawah pimpinan Sultan Hassanudin.Perlawanan

terhadap VOC di Pasuruan Jawa TImur dipimpin oleh Untung

Suropati.Sementara Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan

perlawanan di daerah Banten.

b) Perlawanan Pattimura (1817)

Belanda melakukan monopoli perdagangan dan memaksa

rakyat Maluku dan menjual hasil rempah-rempah hanya kepada

Belanda, menentukan harga rempah-rempah semena-mena,

melakukan pelayaran hongi, dan menebangi tanaman

rempah-rempah milik rakyat.Rakyat Maluku berontak atas perlakuan

Belanda. Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya terkenal

dengan nama Kapten Pattimura, rakyat Meluku melakukan

(52)

Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang

pejuang wanita Christina Martha Tiahahu.Perang melawan

Belanda meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti Ambon,

Seram, Hitu, dan Lain-lain.

c) Perang Padri

Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat

dan kaum agama (kaum Padri).Kaum Padri ingin memurnikan

pelaksanaan agama Islam.Gerakan Padri itu ditentang oleh keum

adat.Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya.Karena

terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda bersedia

membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah

Minangkabau.

Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro.Setelah beliau

wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol.Pasukan Padri dengan

taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan psukan

Belanda.Karena kewalahan, Belanda mengajak berunding.Pada

tahun 1925 terjadi genjatan senjata.Belanda mengakui beberapa

wilayah sebagai daerah kaum Padri.

Perang Padri meletus lagi setelah perang Diponegoro

berakhir.Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat didaerah

Agam.Tahun 1834 Belanda mengepung pasukan Bonjol.Namun

(53)

tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat

diterobos.Beliau ditangkap dan ditawan.

d) Perang Diponegoro (1925-1830)

Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran

Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah

tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih

Danurejo atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk

membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.

Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo

menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825.

Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai

penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan

Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang.Pangeran

Diponegoro juga didukung oleh para ulama dan

bangsawan.Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang melawan

Belanda.Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil.

Antara tahun 1825-1826 paukan Diponegoro mampu

mendesak Belanda.Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan

bantuan dari Sumatera dan Sulawesi.Jenderal De Kock

menerapkan taktik perang benteng stestel.Tektik ini berhasil

mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak

pemimpin pasukan pangeran Diponegoro gugur dna tertangkap.

(54)

perundingan yanag diadakan tanggal 28 maret 1830 de Magelang,

Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda.Beliau diasingkan dan

meninggal di Makassar.

e) Perang Banjarmasin (1859-1863)

Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan

monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan.Perang

Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari.Beliau didukung

oleh Pangeran Hidayatullah.Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan

Belanda dan dibuang ke Cianjur.Pangeran Antasari diangkat rakyat

menjadi Sultan.Setelah itu pernang meletus kembali.Dalam perang

itu Pangeran antasari luka-luka dan wafat.

f) Perang Bali (1846-1868)

Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus

hukum tawan karang dan memaksa Raja-raja Bali mengakui

kedaulatan Belanda di Bali.Isi hukum tawan karang adalah

kerajaan berhak merampas dan menyita barang serta kapal-kapal

yang terdampar di Pulau Bali.Raja-raja Bali menolak keinginan

Belanda.Akhirnya, Belanda menyerang Bali.

Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun

1846, 1848, dan 1849.Rakyat Bali mempertahankan tanah air

mereka.Setelah Buleleng dapat ditaklukan, rakyat Bali

mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai titik darah

(55)

Puputan Kusumba (1908), dan Perang Puputan Klunkung (1908).

Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah

Raja Buleleng dibantu Gusti Ketut Jelantik.

g) Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907)

Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara,

Tapanuli, Sumatera Utara, Belanda datang.Belanda ingin

menguasai Tapanuli.Sisingamangaraja beserta rakyat bakara

mengadakan perlawanan.Tahun 1878 Belanda menyerang

Tapanuli.Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh rakyat.Pada

tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo.Pada saat itu

Belanda juga menyerang daerah Danau Toba.Pada tahun 1907,

pasukan Sisngamangaraja XII diPakpak.Sisingamangaraja gugur

dalam penyerangan itu.Jenazahnya dimakamkan di Tarutung,

kemudian dipindahkan ke Balinge.

h) Perang Aceh (1873-1906)

Sejak terusan Suez dibuka pada tahun 1869, kedudukan

Aceh makin penting bak dari segi strategi perang maupun untuk

perdagangan.Belanda ingin menguasai aceh.Rakyat Aceh

mengadakan perlawanan dibawah pemimpin-pemimpin Aceh

antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, dan

Cut Nyak Dien.

Meskipun sejak tahun 1879 Belanda dapat menguasai aceh,

(56)

pejuang-pejuang Aceh.Perang gerilya membuat pasukan Belanda

kewalahan.Belanda menyiasatinya dengan stelsel konsetrasi,

memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih terkumpul.

Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk menguasai

sistem kemasyarakatan penduduk Aceh.Dari penelitian yang

dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh

terletak pada peran para ulama.Penemuannya dijadikan dasar untuk

membuat siasat perang yang baru.Belanda membentuk pasukan

gerak cepat (Marchose) untuk menumpas dan mengejar gerilyawan

Aceh.Dengan pasukan Maschose Belanda berhasil mematahkan

serangan gerilya rakyat Aceh.Tahun 1899, Teuku Umar gugur

dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang

menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat

dilimpuhkan(Endang Susilaningsih, 2008:133)

6. SK dan KD IPS Kelas V Semester II

Tabel 2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V SD/MISemester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menghargai, meneladani peran

tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

1.1 mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

(57)

1.3 Menindak lanjuti jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan.

B. Metode SQ3R

1. Pengertian Metode

Metode merupakan jalan atau cara yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai

itu akan menjadi kebiasaan (Slameto, 1991:84).

2. Pengertian SQ3R

Membaca selintas digolongkan oleh S. Suharianto dalam jenis

“membaca ekstensif” membaca selintas sangat berperan dalam membaca

dan membaca isi buku, dalam pembacaan ragam studi.Akan tetapi isi buku

juga harus kita pelajari secara intensif.Kita tidak hanya perlu membaca

secara meluas, tetapi juga perlu membaca secara mendalam.

Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan

membaca secara intensif dan relasional. Metode ini singkatan dari: Survey,

Question, Read, Recite, Review.

a. Survey atau Menyelidiki

Dalam langkah pertama ini kita memeriksa halaman-halaman

bab yang akan kita pelajari. Kita periksa judul-juudul paragraf atau

(58)

diagram-diagramnya.Kita baca pertanyaan-pertanyaan atau rangkuman pada

akhir bab. Semua itu bertujuan untuk memperoleh kesan atau gagasan

umum tentang isinya.Penyelidikan ini kita lakukan dengan membaca

selintas.

b. Question atau Menanyakan

Dalam langkah kedua ini kita mengajukan

pertanyaan-pertanyaan sebelum mulai membaca seluruh bab.

Pertanyaan-pertanyaan didasarkan atas bahan yang sudah kita baca selintas,

misalnya dengan mengubah judul-judul paragraf menjadi berbentuk

pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat membangkitkan

keingintahuan kita, akan membantu kita untuk membaca dengan

tujuan, mencari jawaban-jawaban yang penting dan akhirnya akan

meningkatkan pemahaman dan meningkatkan pemahaman dan

mempercepat penguasaan seluruh isi bab.

c. Read atau Membaca

Dalam langkah ketiga ini kita membaca untuk mencari jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan kita. Kita dapat membaca cepat sekarang

karena kita tahu apa yang kita cari dan dimana kita mencari

jawaban-jawabannya. Kita akan membaca lebih cepat apabila kita telah

melaksanakan langkah pertama dan kedua.

d. Recite atau Mendaras

Dalam langkah keempat ini kita berusaha untuk memperkokoh

(59)

hubungkan dengan informasi yang kita peroleh sebelumnya dan kita

bersiap diri untuk pembacaan selanjutnya. Pada akhir tiap paragraf

atau bagian dalam bab, buat ringkasan isi paragraf/bagian itu dan

daraslah kepada diri anda hal-hal yang penting dengan lantang.

Pendarasan ini dilakukan dengan membuat catatan pada lembar

catatan.

e. Review atau Mengulangi

Setelah tiap paragraf atau bab atau bagian dalam bab yang kita

pelajari selesai kita baca menurut langah ketiga dan keempat, kita

ulangi kembali dan kita ingat-ingat segenap isi ringkas dan penting

dari seluruh bab tersebut. Dengan langkah kelima ini, kita berusaha

untuk memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh, dan kokoh atas

bahan. Untuk itu, lembar-lembar catatan tentang bab tersebut kita

jajarkan diatas meja, hubungan butir-butirnya kita lihat, dan kemudian

kita ingat-ingat kembali ( A. Widyasmartaya, 1992:60).

3. Pelaksanaan SQ3R

a. Guru menjelaskan pada siswa bahwa membaca efektif melakukan

banyak hal ketika membaca, termasuk menyurvei, bertanya, membaca,

mengutarakan ulang, dan mereview.

b. Guru memilih materi untuk dibaca dengan menggunakan lima langkah

Gambar

Gambar  1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Daftar guru MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengawasan yang dilakukan Dinas Sosial Tenaga Kerja. dan Transmigrasi terhadap pemberian Upah Minimum Kabupaten

Laporan akhir ini dibuat untuk memenuihi syarat menyelesaikan program Pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

Dilihat dari tujuannya, jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dan penelitian ekplanatori. Disebut penelitian deskriptif karena penelitian ini

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

Sedangkan bagi karyawan yang memiliki resiko keamanan saat bekerja cenderung akan menurunkan rasa kepuasan kerja mereka, dan banyak dari mereka akan cenderung

 Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menyebutkan kalimat ajakan yang terdapat di dalam teks lagu dengan benar..  Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menuliskan

sudah asuk PAP atau belum.. TBJ : Untuk mengetahui perkiraan berat janin. Dihitung dengan cara TFU bila kepala sudah. masuk panggul dikurangi 11 dan bila

Tetapi memang tidak banyak orang yang menyetujui seorang perempuan menjadi “wanita karier” karena gila bekerja.. Ini memang masih menjadi pro dan kontra di