PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN
MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI
AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
NUR WAHIDAH NIM. 11511018
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Nur Wahidah
NIM : 11511018
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA
SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO
01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.
Salatiga, 7 Juli 2015
Pembimbing
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V
MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DI SUSUN OLEH : NUR WAHIDAH
NIM : 11511018
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Peni Susapti, M.Si.
Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Penguji I : Rasimin, S.Pd., M.Pd.
Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan FTIK
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Wahidah
NIM : 11511018
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 7 September 2015
Yang menyatakan,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kenali karakter diri sendiri untuk melangkah lebih baik
Senyum adalah senjata untuk selalu berjuang melawan kemunduran.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayahanda tercinta Kurdi dan Ibunda tercinta Djumrotun kalian adalah malaikatku di dunia, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran
keringat, kalimah do’a dan kasih sayangnya.
Bapak Sumarno Widjadipa M,Pd. yang telah sabar dalam memberikan bimbingan perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi
Bapak Drs. H. Masyhudi, M.PdI selaku Kepala Sekolah MI Kumpulrejo 1
yang telah mengijinkan penelitian.
Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan motivasi kepada penulis
dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan
skripsi ini.
Sahabat hidupku Imam Fauzi yang selalu menemani dan memberikan motivasi saat penulis butuhkan.
Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku Desi Nuraini dan Pipit Puspasari.
Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2011, khususnya PGMI A, sebagai teman
berdialektika diperkuliahan dan teman canda tawa.
Kakak-kakak Racana Khusuma Dhilaga - Woro Srikhandi yang telah
menemani dan membantu saat perkuliahan maupun dalam penyusunan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul : “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun
Pelajaran 2014 / 2015”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi serta memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I)
IAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi , S.Pd. M.Pd. Selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta dan kakak-kakak tersayang.
7. Kepala MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, guru, karyawan serta semua
siswa siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada
penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan
mendapatkan imbalan yang layak dariNya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini
masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan,
mohon dengan hormat demi kesempurnaannya sudilah memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan
pembaca yang budiman. Semoga kita bersama mendapatkan Rahmad dan
petunjuk dari Allah SWT.
Salatiga, 7 September 2015
ABSTRAK
Wahidah, Nur. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Sumarno Widjadipa M.Pd.
Kata Kunci : Hasil belajar, lPS dan SQ3R
Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa masih rendahnya hasil belajar IPS pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga. Oleh karena itu guru diharapkan untuk mencoba suatu metode yang efektif. Metode yang memungkinkan terhadap hasil belajar siswa adalah SQ3R. Masalah yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga? Dan apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan prosentase KKM kelas IPS materi perjuangan pada kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dan untuk mengetahui peningkatan KKM kelas IPS materi Perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data diambil dari hasil pot test, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus presentase = frekuensi : jumlah siswa x 100.
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 9
1. Rancangan Penelitian ... 9
2. Subyek Penelitian ... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ... 11
4. Instrumen Penelitian ... 13
4. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 23
C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 45
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 45
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 47
3. Prinsip Penetapan KKM ... 49
4. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 51
1. Gambaran Umum MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga ... 51
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga ... 51
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 52
4. Keadaan Guru dan Siswa ... 53
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 54
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 56
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus... 71
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 71
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
IPS Kelas V SD/MI Semester 2 ... 40
TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 52
TABEL 3.2 Daftar Guru ... 53
TABEL 3.3 Daftar Keadaan Peserta Didik ... 54
TABEL 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 55
TABEL 3.5 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ... 56
TABEL 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ... 71
TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 73
TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 76
TABEL 4.4 Nilai Siswa Siklus III ... 79
TABEL 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Lampiran 2 Soal-soal
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8 Surat Pembimbing
Lampiran 9 Lembar Konsultasi
Lampiran 10 Nilai SKK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan, baik bagi
guru maupun bagi siswa yang mengikuti proses pembelajran. Pembelajaran
merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas manusia karena
semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan manusia maka akan semakin
tinggi derajat yang ia dapat. Sebagaimana dalam surah Al-Mujadilah ayat 11
berikut:
ِق اَذِاَو ْمُكَل ُالله ِحَسْفَي اْىُحَسْفاَف ِسِلَجَمْلا ىِف اْىُحَّسَفَت ْمُكَل َلْيِق اَذِا آْىُىَمَا َهْيِذَّلا اَهُّيآَي ِعَفْزَي اْوُزُشْواَف اْوُزُشْوا َلْي
ِم اْىُىَمَا َهْيِذَّلا ُالله ةلداجملا ـ ٌزْيِبَخ َنْىُلَمْعَت اَمِب ُالله َو ٍتَجَرَد َمْلِعْلا اْىُتْوُا َهْيِذَّلا َو ْمُكْى
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang - lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah: 11).
Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk individu dan
sosial. Sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kehidupan
bermasyarakat, sedangkan dalam hidup bermasyarakat diperlukan sebuah ilmu
sosial. IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada
manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya agar menjadi pribadi
yang baik.
Proses pembelajaran IPS menekankan pada tahapan membaca materi
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Jika hal ini tidak
tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan penguasaan pelajaran
IPS akan kurang dan akan menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa yang
pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Oleh sebab
itu guru harus dapat memilih dan merencanakan metode yang akan digunakan
dalam menyampaikan dan memecahkan berbagai masalah pendidikan
(Rasimin, 2012:59). Dalam pendidikan metode digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar.
Metode dapat pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya
adalah didalam belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi
efektif (Wahab, 2008: 36).
Peranan penggunaan metode pembelajaran di kelas apabila dilihat dari
kenyataan dilapangan banyak sekali dijumpai sekolah-sekolah yang belum
menggunakan metode-medote pembelajaran dalam pengajarannya dalam kelas
secara maksimal dan bervariasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut
cenderung menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan
cenderung berfokus pada guru yang aktif dalam penyampaian pelajaran dan
siswa cenderung pasif, sehingga dengan penggunaan metode tersebut secara
terus menerus akan muncul kebosanan dalam diri siswa untuk menerima
sebuah pelajaran. Hal ini sesuai pendapat Sri Anitah W, dkk (2009: 1.23)
menyatakan bahwa guru hendaknya merancang dan melaksanakan
pembelajaran dengan memperhatikan hubungan antar komponen pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) selama ini telah di pelajari oleh semua
siswa di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dari kelas I sampe kelas VI.
Kegiatan belajar mengajar di kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
khususnya pada mata pelajaran IPS selama ini cenderung dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah,Tanya jawab diskusi tanpa dikemas dengan
menarik dan optimal. Sehingga dalam belajar mengajar hanya guru yang aktif
sementara siswa cenderung pasif. Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku
siswa yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya
pemusatan perhatian siswa, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap
pertanyaan guru sehingga kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
abstrak. Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPS pada
siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga sampai saat ini belum
mencapai hasil yang memuaskan.
Kenyataan menunjukkan, hasil ulangan harian dan ulangan umum
terlihat masih banyak siswa yang nilainya masih dibawah standart ketuntasan
yakni 60. Pencapaian KKM kelas yang dilihat dari KKM individu baru 25 %
dari target minimal 85%. Dengan kata lain masih terdapat 75% siswa yang
belum tuntas. Berdasarkan wawancara ini diperoleh informasi dari guru kelas
V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, siswa sering mengalami kesulitan
dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru
menduga metode pembelajaran yang digunakan selama ini kurang efektif. Hal
ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas V MI Al-Mahmud
Melihat keadaan yang seperti itu maka peneliti bersama-sama dengan
guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah yang ada berupa penerapan metode pembelajaran lain yang lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal. Metode pembelajaran yang
dimaksud adalah SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Metode SQ3R ini adalah sistem membaca yang dikemukakan oleh
Francis P. Robinson tahun 1941. Yang merupakan proses membaca yang
terdiri dari lima langkah, yaitu : Survey (penelaahan pendahuluan), Question
(bertanya), Read (membaca), Recite (mengutarakan kembali), dan Review
(mengulang kembali) (Soedarso,1988:59). Kelima langkah tersebut
masing-masing mempunyai manfaat yang saling mendukung.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan guru selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber
materi dan kurang adanya metode yang lebih variatif, sehingga dalam
pembelajaran yang dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPS
yang melibatkan siswa aktif belajar, dengan harapan hasil belajar siswa
meningkat. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R
Pada Siswa Kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun Pelajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dapat diambil
sebuah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01
Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015?
2. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan prosentase
pencapaian KKM kelas mata pelajaran IPS materi perjuangan pada siswa
kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran
2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan melalui
metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01
Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui dengan penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan prosentase pencapaian KKM IPS materi perjuangan
pada kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan suatu perkiraan tentang tindakan
yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut
(Wardhani,2011:3.15). Jadi hipotesis tindakan berarti dugaan
sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun hipotesis yang
penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi peejuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo
01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
b. Penggunaan metode SQ3R dapat memenuhi target pencapaian
KKM mata pelajaran IPS materi perjuangan kelas V MI
Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode SQ3R dapat dikatakan berhasil jika
indikator keberhasilan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas V MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Salatiga.
b. Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa
beberapa manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS
melalui metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Salatiga.
b. Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan
oleh guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga
hasil belajar dapat tercapai.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran
akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut
tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar
siswa diharapkan akan meningkat.
b. Bagi Guru
PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK
adalah perbaikan pembelajaran. Dengan PTK guru dapat
berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa
ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan diri.
c. Bagi Sekolah/Madrasah
Didapatkannya inovasi pembelajaran baru untuk perbaikan
proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan
kualitas Madrasah (Wardhani,2011:1.19-1.27).
F. Definisi Operasional
Lebih jelasnya penulis akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang
digunakan dalam pembahasan judul dari penelitian tersebut. Adapun istilah
yang terdapat dalam judul penelitian tersebut adalah:
1. Peningkatan
Yaitu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu yang efektif.
(Sumadayo, 2013 : 98).
2. Hasil Belajar IPS
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh
melalui latihan karena adanya dukungan dari lingkungan (Anitah,
2010: 2.4). Yang dimaksud hasil belajar IPS adalah perubahan tingkah
laku secara menyeluruh melalui proses pembelajaran dalam
3. SQ3R
SQ3R merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
lima langkah yaitu: Survey, Question, Read, Recite dan Review
(Soedarso,1988: 59).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dapat
disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011 : 1.4).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3). Secara keseluruhan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa untuk meningkatkan mutu pendidikan yang secara bertahap
dan terus menerus.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas kolaboratif.
PTK bentuk Kolaboratif merupakan penelitian yang melibatkan beberapa
pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan
teori, dan peningkatan karier guru. Model penelitian ini dirancang dan
dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah
(Mahmud, 2011:209).
Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru dan peneliti bersifat
kemitraan sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan
persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas.
Dalam proses PTK kolaboratif bukan hanya peneliti yang bertindak
sebagai innovator. Guru juga dapat melakukannya sebagi bentuk kerja
sama, saling belajar dan saling mengisi terhadap proses peningkatan
profesionalisme masing-masing.
Dalam PTK kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah
guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya
tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang meklakukan tindakan
(Arikunto, 2008:17). Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
dari empat tahapan penting, meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action
(tindakan), (3) observation (pengamatan) dan (4) Reflektion (refleksi)
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI
Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dengan jumlah keseluruhan 24 siswa
yaitu 18 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan Perencanaan
? Refleksi Refleksi
Pelaksanaan Pelaksanaan SIKLUS I
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,
wawancara dan pencatatan arsip.
2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah
mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat
merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian.
3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode SQ3R.
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran.
5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
6) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus
sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
1) Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang
telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas
berdasarkan metode pembelajaran SQ3R sebagaiman yang
digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi,
Elaborasi dan Konfirmasi) dan penutup.
3) Menyajikan materi pelajaran
4) Memberi penjelasan tahapan SQ3R
5) Memberikan bimbingan
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
7) Memberikan penguatan dan kesimpulan
8) Melakukan pengamatan
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan
data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan
bersama-sama dengan guru sebagai mitra peneliti. Pengamatan tersebut
digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai guru dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dari tindakan
dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi
terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah
terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan.
4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R.
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R
mata pelajaran IPS materi perjuangan. Soal tes ini berisi
pertanyaan-pertanyaan tulisan baik pilihan ganda maupun uraian.
c. Pedoman dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai
tempat penelitian yang berisi tentang profil madrasah, data madrasah
dan foto madrasah. Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai
siswa sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.
5. Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Suhardjono (2008:78) observasi berjalan bersamaan
dengan pelaksaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung meliputi
observasi aktivitas kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dalam
pengelolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar yang
proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui metode SQ3R untuk
membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut
yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
b. Tes
Dalam pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan
menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi.
Tehnik tes ini dilakukan setelah siswa melaksanakan
pembelajaran IPS dengan metode SQ3R dengan tujuan untuk
mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan antara siklus pertama
dengan siklus kedua. Bentuk tes yang diberikan berupa tes objektif
pilihan ganda 4 option (a, b, c dan d) dan tes uraian.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi
adalah data tentang madrasah secara keseluruhan. Metode ini
mencakup data tentang rencana pembelajaran dikelas. Dokumentasi ini
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan nilai siswa
sebelum diterapkan metode SQ3R pada pelajaran IPS.
6. Analisis Data
Data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan mencakup
setiap aspek kegiatan penelitian. Ketika pencatatan lapangan melalui
dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, iklim kelas, suasana
pembelajaran, cara guru mengajar dan interaksi pembelajaran. Guru
peneliti perlu memahami tehnik analisis data yang tepat agar hasil
penelitiannya dapat memberikan manfaat dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi yang terjadi didalam
kelas (Mulyasa,2009:70).
Langkah-langkah analis data dalam penelitian ini :
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-60 tidak tuntas)
c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika
pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan
rumus.
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus
maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan
maka dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif penggunaan
metode SQ3R dalam pembelajaran IPS.
Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap
dan mengetahui hasil akhir dari penelitian. Penulis menggunakan analisis
dekriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes frmatif maka dapat
dirumuskan:
∑
Keterangan:
∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai
setiap individu.
N = Banyaknya individu (Djamarah, 2005:302).
Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung prosentase
ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2005:264-265).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari :
Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan,
Pernyataan Keaslian Tulisan Motto, Persembahan, Kata Pengantar,
Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Daftar Tabel.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri
dari:
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator
Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode
Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencakup Hasil Belajar, Metode
SQ3R dan IPS
Bab III berisi Deskripsi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup:
Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I,
Deskripsi Pelaksaan Siklus II, dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.
Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang
mencakup analisa hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil
Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan pembahasan.
Bab V berisi penutup tentang Kesimpulan dan Saran. Sedangkan
pada bagian akhir terdiri dari lampiran-lampiran yang terdiri dari: Surat
Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar IPS
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran.Disamping itu ada pula orang yang memandang
belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca
dan menulis.Banyak devinisi yang diberikan tentang belajar. Menurut
Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku)
yang berlangsung serta progesif ( Syah, Muhibbin, 2010:64).
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar
merupakan upaya memperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui
intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seseorang pendidik atau guru (Susanto Ahmad, 2013 : 2).
Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang
kompleks.Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang
berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pebelajar. Dengan demikian, belajar merupakan seperangkat proses
Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Nawawi dalam K.Brahim
(2007:39) menegaskan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu
(Ahmad, Susanto, 2013:5).
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Hasil belajar yang baik dan sukses, secara garis besarnya akan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Selain itu hasil belajar yang baik apabila terjadi perubahan kearah yang
positif.
Menurut Gagne hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam
(Ahmad, Susanto, 2013: 2). yaitu:
a. Ketrampilan Motoris (motor skill)
Ketrampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan,
misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berari, dan
loncat.
b. Informasi Verbal
Informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau
intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu
dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa
c. Kemampuan Intelektual
Selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu
melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan
intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan
ukuran.
d. Strategi Kognitif
Gagne menyebutkan sebagai organisasi ketrampilan yang
internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan
bepikir.Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan
tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan
latihan terus-menerus yang serius.
e. Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa
kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap
seseoorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang
diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan tergantung pada pendirian,
kepribadian dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan,
tetapi perlu kesadaran diri penuh.
3. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:6-11) macam-macam hasil belajar adalah
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sedangkan
menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah sesuatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
pengertian.Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat
dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau
suatu pengertian.Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur
hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat
melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya
dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk
dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan
maupun secara tertulis.
b. Keterampilan Proses
Indrawati dalam Susanto (2013:9) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah
digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk
mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).
Dengan kata lain keterampilan ini digunakan sebagai wahana
penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
c. Sikap
MenurutSardiman dalam Susanto(2013:11) sikap merupakan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,
dan teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa
individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang.Dalam hubungan dengan hasil
belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman
konsep.Karena pemahaman konsep, maka dominan yang sangat
berperan adalah domain kognitif.
4. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar
Menurut Slameto(1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern yang mempengaruhikeberhasilanbelajaryaitu:
faktor biologis (jasmaniah), kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam menjaga kesehatan fisik,
minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur. Kondisi cacat tubuh
juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Faktor Psikologis, kondisi
mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi
mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal
berikut.Pertama, intelegensi.Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar
seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar
seseorang.Kedua, perhatian.Siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya agar dapat memperoleh hasil belajar
yang baik.Ketiga, kemauan.Kemauan dapat dikatakan faktor utama
penentu keberhasilan belajar seseorang.Keempat, bakat.Bakat ini
bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu
bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.Kelima, motif.Motif yang
kuat sangat diperlukan dalam belajar, di dalam membentuk motif yang
kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan.Keenam,
kematangan. Belajar akan lebih berhasil jika siswa sudah siap (matang)
dengan adanya latihan-latihan dan pelajaran. Ketujuh, kesiapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
Faktor kelelahan juga dapat mempengaruhi belajar dan untuk
menghindarinya perlu adanya upaya untuk menghindarkan kondisi
b. Faktor Ekstern
Yang dimaksudfaktoreksternadalahlingkungan keluarga,cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Faktor
lingkungan sekolah, hal yang paling mempengaruhi keberhasilan
belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.Faktor lingkungan
masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam
masyarakat, di antaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.Menurut teori
Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan, artinya secara
kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Berdasarkan teori
inihasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan
lingkungan.Pertama siswa, dalam arti kemampuan berpikir atau
tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik
jasmani maupun rohani.Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode
serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan (Susanto,
c. Ranah Hasil Belajar
Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya
perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun
afektif. Benyamin Bloom dalam Sudjana (1990:22-34), secara garis
besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif dan psikomotoris. Perinciannya adalah sebagai
berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranahkognitifberkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah Afektif
Ranahafektifberkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi
dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotoris
Ranahpsikomotorisberkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek dalam
ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan
gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar, namun
di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang
dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif
siswa, di mana siswa dapat mengetahui, memahami, menganalisis setiap
soal yang diberikan oleh guru.
5. IPS Materi Perjuangan a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan uyang
mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan
dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik
khususnya ditingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS
mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan
sosial, ekonomi, psokologi, budaya, sejarah, maupun politik (Ahmad,
2013: 137). Sedangkan menurut Zuraik Djahiri (1984) IPS adalah
harapan untuk membantu membina suatu masyarakat yang baik
dimana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial
b. Tujuan IPS
Tujuan IPS di SD/MI adalah agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut (Ahmad, 2013: 145):
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
c. Ruang Lingkup IPS
1) Membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang
2) Meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai
warga masyarakat dan warga Negara (Rasimin, 2012:38).
d. Materi Perjuangan
Indonesia pernah dikuasai bangsa asing dalam waktu yang
cukup sangat lama.Bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.Penjajahan
menyebabkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.Bangsa Indonesia
tidak tinggal diam. Bangsa Indonesia berjuang mengusir penjajah dari
bumi pertiwi.
1) Perjuangan melawan penjajah Belanda
Bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia lebih dari 300
tahun.Dalam kurun waktu itu, berkali-kali takyat Indonesia
mengadakan perlawanan.Pada bagian ini dibahas tentang
kedantangan Bangsa Belanda ke Indonesia, bentuk-bentuk
penindasan Bangsa Belanda, dan perjuangan menentang
penjajahan Bangsa Belanda.
2) Kedatangan Bangsa Belanda
Bangsa Eropa mulai mencari barang-barang kebutuhan
sehari-hari, seperti buah-buahan, rempah-rempah, wol, porselin,
dan lain-lain dari Negara-negara diluar Eropa.Indonesia, terkenal
sebagai tempat penghasil rempah-rempah.Rempah-rempah yang
dihasilakan Indonesia digunakan sebagai bahan obat-obatan,
berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari
Indonesia.
Bangsa Belanda sampai ke Indonesia sampai ke Indonesia pada
tanggal 22 Juni 1596.Armada Belanda berhasil mendarat di Benten, Jawa
Barat.Pada awalnya, kedantangan Bangsa Belanda disambut baik oleh
Sultan Banten.Kegiatan perdagangan menjadi ramai.Namun, hal itu tidak
berlangsung lama.Bangsa belanda berubah menjadi serakah dan
kasar.Sikap itu menyebabkan mereka dimusuhi dan diusir dari Banten.
1) Penindasan lewat VOC
Dua tahun setelah kedatangan pertama, Bangsa Belanda datang
lagi ke Indonesia.kali ini mereka bersikap baik dan ramah.belanda
dapat diterima kembali di Indonesia. banyak pedagang Belanda yang
datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan
dagang dan pertikaian diantara mereka.Akibatnya, harga
rempah-rempah tidak terkendali.Untuk menghindari pertikaian yang lebuh
parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk perkumpulan dagang
Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
Mula-mula kegiatan VOC hanya berdagang.Akan tetapi, lama
kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli).Untuk
mewujudkan masud itu VOC membentuk tentara, mencetak mata uang
sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patrol laut)
mereka kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC
juga memerintahkan penebangan sebagian pohon rempah-rempah
milik rakyat.VOC memberikan hukuman berat kepada rakyat yang
melanggar aturan monopoli itu.
Pusat-pusat perdagangan yang dikuasai VOC adalah Ambon,
Jayakarta, dan Banda.Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda
pada masa Gubernur Jenderal J.P Coen.Ia mengganti nama Jayakarta
menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan
gaya Belanda. Kantor VOC yang semula ada di Ambon dipindahkan
ke Batavia.
VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama.Pada
tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena
sebab-sebab berikut ini:
a) Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
b) VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
c) Kalah bersaing dengan pedangang Inggris dan Perancis.
d) Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia
digantikan langsung leh Kerajaan Belanda.Semua hutang VOC ditanggung
oleh Kerajaan Belanda.Sejak itu, Indonesia diperintah langsung oleh
pemerintah Belanda.Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah
Indonesia ini berlangsung sampai tahun 1942.Pemerintah Belanda di
1) Penindasan lewat kerja paksa, penarikan pajak, dan tanam paksa.
Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparta berhasil menaklukan
Belanda.Napoleon mengubah bentuk Negara Belanda dari kerajaan
menjadi republic.Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan
korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris.Ia mengangkat
Herman Williem Daendels menjadi Gubernur Jendral di Batavia.
Untuk menahan serangan Inggris, Deandels melakukan 3 hal, yaitu:
a) Menambah jumlah prajurit
b) Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos
pertahanan
c) Membangun jalan raya yang menghubung kan pos satu dengan pos
lainnya
Deandels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk
membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat
dipaksa membangun jalan raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar
1.000 km. jalanini juga dikenal dengan nama jalan pos. selain untuk
membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa untuk menanam kopi didaerah
priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang
menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang perang
pemerintah kononial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat
diharuskan membayar pajak dan menyerahkan hasil bumi kepada
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun(1811-1816).
Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi
Gubernur Jenderal di Indonesia.Pemerintah memberlakukan sewa tanah
yang dikenal dengan namalandrente.Rakyat yang menggarap tanah
diharuskan menyewa dari pemerintah.
Pada tahun 1826, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada
Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai
gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli
perdagangan yang telah dimulai VOC dan tetap memberlakukan kerja
paksa.Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch.Bosch
mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong.Ia memberlakukan
tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang
kosong.
Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai
berikut:
a) Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman
yang laku dipasaran Eropa.
b) Tanah yang dipakai untuk tanaman paksa bebas dari pajak.
c) Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
d) Pekerjaan tanam paksa tdak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk
menanam padi.
e) Kerusakan-kerusaan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi
f) Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun
bagi pemerintah Hindia Belanda.
Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan
itu.Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah
yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen,
rakyat harug diatus bekerja lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam tanam paksa tidak berlaku sama
sekali. Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang.
Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat
Indonesia.Hasil pertanian menurun.Rakyat mengalami kelaparan.Akibat
kelaparan banyak rakyat menjadi mati.Sebaliknya, tanam paksa ini
memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda.Namun, masih ada
rakyat Belanda yang peduli terhadap nasib trakyat Indonesia.Di antaranya
adalah Douwes Dekker.Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang
berjudul Max Havelear, dengan nama samara Multatuli. Max Havelear
menceritakan penderitaan rakyat Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam
paksa.Max Havelear menggegerkan seluruh warga Belanda.Timbul
perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda.Akhirnya,
Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa
secepatnya.
2) Perlawanan menentang penjajahan Belanda
Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa
seng Sara rakyat Indonesia.Rakyat Indonesia tidak tahan lagi.Rakyat
Indonesia melakukan perlawanan memperjuangkan martabat dan
kemerdekaannya.Dari seluruh penjuru tanah air timbul perlawanan
terhadap penjajah Belanda.
a) Perlawanan terhadap VOC
Pada saat VOC berkuasa di Indonesia terjadi beberapa kali
perlawanan.Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan
serangan besar-besaran terhadap VOC di Batavia.Sultan Agung
mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat
dan laut.Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari
rakyat Indonesia dibawah pimpinan Sultan Hassanudin.Perlawanan
terhadap VOC di Pasuruan Jawa TImur dipimpin oleh Untung
Suropati.Sementara Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan
perlawanan di daerah Banten.
b) Perlawanan Pattimura (1817)
Belanda melakukan monopoli perdagangan dan memaksa
rakyat Maluku dan menjual hasil rempah-rempah hanya kepada
Belanda, menentukan harga rempah-rempah semena-mena,
melakukan pelayaran hongi, dan menebangi tanaman
rempah-rempah milik rakyat.Rakyat Maluku berontak atas perlakuan
Belanda. Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya terkenal
dengan nama Kapten Pattimura, rakyat Meluku melakukan
Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang
pejuang wanita Christina Martha Tiahahu.Perang melawan
Belanda meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti Ambon,
Seram, Hitu, dan Lain-lain.
c) Perang Padri
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat
dan kaum agama (kaum Padri).Kaum Padri ingin memurnikan
pelaksanaan agama Islam.Gerakan Padri itu ditentang oleh keum
adat.Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya.Karena
terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda bersedia
membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah
Minangkabau.
Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro.Setelah beliau
wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol.Pasukan Padri dengan
taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan psukan
Belanda.Karena kewalahan, Belanda mengajak berunding.Pada
tahun 1925 terjadi genjatan senjata.Belanda mengakui beberapa
wilayah sebagai daerah kaum Padri.
Perang Padri meletus lagi setelah perang Diponegoro
berakhir.Tahun 1833 terjadi pertempuran hebat didaerah
Agam.Tahun 1834 Belanda mengepung pasukan Bonjol.Namun
tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat
diterobos.Beliau ditangkap dan ditawan.
d) Perang Diponegoro (1925-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran
Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah
tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih
Danurejo atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk
membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.
Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo
menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825.
Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai
penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan
Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang.Pangeran
Diponegoro juga didukung oleh para ulama dan
bangsawan.Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang melawan
Belanda.Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil.
Antara tahun 1825-1826 paukan Diponegoro mampu
mendesak Belanda.Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan
bantuan dari Sumatera dan Sulawesi.Jenderal De Kock
menerapkan taktik perang benteng stestel.Tektik ini berhasil
mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak
pemimpin pasukan pangeran Diponegoro gugur dna tertangkap.
perundingan yanag diadakan tanggal 28 maret 1830 de Magelang,
Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda.Beliau diasingkan dan
meninggal di Makassar.
e) Perang Banjarmasin (1859-1863)
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan
monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan.Perang
Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari.Beliau didukung
oleh Pangeran Hidayatullah.Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan
Belanda dan dibuang ke Cianjur.Pangeran Antasari diangkat rakyat
menjadi Sultan.Setelah itu pernang meletus kembali.Dalam perang
itu Pangeran antasari luka-luka dan wafat.
f) Perang Bali (1846-1868)
Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus
hukum tawan karang dan memaksa Raja-raja Bali mengakui
kedaulatan Belanda di Bali.Isi hukum tawan karang adalah
kerajaan berhak merampas dan menyita barang serta kapal-kapal
yang terdampar di Pulau Bali.Raja-raja Bali menolak keinginan
Belanda.Akhirnya, Belanda menyerang Bali.
Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun
1846, 1848, dan 1849.Rakyat Bali mempertahankan tanah air
mereka.Setelah Buleleng dapat ditaklukan, rakyat Bali
mengadakan perang puputan, yaitu berperang sampai titik darah
Puputan Kusumba (1908), dan Perang Puputan Klunkung (1908).
Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah
Raja Buleleng dibantu Gusti Ketut Jelantik.
g) Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907)
Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara,
Tapanuli, Sumatera Utara, Belanda datang.Belanda ingin
menguasai Tapanuli.Sisingamangaraja beserta rakyat bakara
mengadakan perlawanan.Tahun 1878 Belanda menyerang
Tapanuli.Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh rakyat.Pada
tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo.Pada saat itu
Belanda juga menyerang daerah Danau Toba.Pada tahun 1907,
pasukan Sisngamangaraja XII diPakpak.Sisingamangaraja gugur
dalam penyerangan itu.Jenazahnya dimakamkan di Tarutung,
kemudian dipindahkan ke Balinge.
h) Perang Aceh (1873-1906)
Sejak terusan Suez dibuka pada tahun 1869, kedudukan
Aceh makin penting bak dari segi strategi perang maupun untuk
perdagangan.Belanda ingin menguasai aceh.Rakyat Aceh
mengadakan perlawanan dibawah pemimpin-pemimpin Aceh
antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, dan
Cut Nyak Dien.
Meskipun sejak tahun 1879 Belanda dapat menguasai aceh,
pejuang-pejuang Aceh.Perang gerilya membuat pasukan Belanda
kewalahan.Belanda menyiasatinya dengan stelsel konsetrasi,
memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih terkumpul.
Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk menguasai
sistem kemasyarakatan penduduk Aceh.Dari penelitian yang
dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh
terletak pada peran para ulama.Penemuannya dijadikan dasar untuk
membuat siasat perang yang baru.Belanda membentuk pasukan
gerak cepat (Marchose) untuk menumpas dan mengejar gerilyawan
Aceh.Dengan pasukan Maschose Belanda berhasil mematahkan
serangan gerilya rakyat Aceh.Tahun 1899, Teuku Umar gugur
dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang
menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat
dilimpuhkan(Endang Susilaningsih, 2008:133)
6. SK dan KD IPS Kelas V Semester II
Tabel 2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V SD/MISemester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menghargai, meneladani peran
tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
1.1 mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
1.3 Menindak lanjuti jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
B. Metode SQ3R
1. Pengertian Metode
Metode merupakan jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai
itu akan menjadi kebiasaan (Slameto, 1991:84).
2. Pengertian SQ3R
Membaca selintas digolongkan oleh S. Suharianto dalam jenis
“membaca ekstensif” membaca selintas sangat berperan dalam membaca
dan membaca isi buku, dalam pembacaan ragam studi.Akan tetapi isi buku
juga harus kita pelajari secara intensif.Kita tidak hanya perlu membaca
secara meluas, tetapi juga perlu membaca secara mendalam.
Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan
membaca secara intensif dan relasional. Metode ini singkatan dari: Survey,
Question, Read, Recite, Review.
a. Survey atau Menyelidiki
Dalam langkah pertama ini kita memeriksa halaman-halaman
bab yang akan kita pelajari. Kita periksa judul-juudul paragraf atau
diagram-diagramnya.Kita baca pertanyaan-pertanyaan atau rangkuman pada
akhir bab. Semua itu bertujuan untuk memperoleh kesan atau gagasan
umum tentang isinya.Penyelidikan ini kita lakukan dengan membaca
selintas.
b. Question atau Menanyakan
Dalam langkah kedua ini kita mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebelum mulai membaca seluruh bab.
Pertanyaan-pertanyaan didasarkan atas bahan yang sudah kita baca selintas,
misalnya dengan mengubah judul-judul paragraf menjadi berbentuk
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat membangkitkan
keingintahuan kita, akan membantu kita untuk membaca dengan
tujuan, mencari jawaban-jawaban yang penting dan akhirnya akan
meningkatkan pemahaman dan meningkatkan pemahaman dan
mempercepat penguasaan seluruh isi bab.
c. Read atau Membaca
Dalam langkah ketiga ini kita membaca untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan kita. Kita dapat membaca cepat sekarang
karena kita tahu apa yang kita cari dan dimana kita mencari
jawaban-jawabannya. Kita akan membaca lebih cepat apabila kita telah
melaksanakan langkah pertama dan kedua.
d. Recite atau Mendaras
Dalam langkah keempat ini kita berusaha untuk memperkokoh
hubungkan dengan informasi yang kita peroleh sebelumnya dan kita
bersiap diri untuk pembacaan selanjutnya. Pada akhir tiap paragraf
atau bagian dalam bab, buat ringkasan isi paragraf/bagian itu dan
daraslah kepada diri anda hal-hal yang penting dengan lantang.
Pendarasan ini dilakukan dengan membuat catatan pada lembar
catatan.
e. Review atau Mengulangi
Setelah tiap paragraf atau bab atau bagian dalam bab yang kita
pelajari selesai kita baca menurut langah ketiga dan keempat, kita
ulangi kembali dan kita ingat-ingat segenap isi ringkas dan penting
dari seluruh bab tersebut. Dengan langkah kelima ini, kita berusaha
untuk memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh, dan kokoh atas
bahan. Untuk itu, lembar-lembar catatan tentang bab tersebut kita
jajarkan diatas meja, hubungan butir-butirnya kita lihat, dan kemudian
kita ingat-ingat kembali ( A. Widyasmartaya, 1992:60).
3. Pelaksanaan SQ3R
a. Guru menjelaskan pada siswa bahwa membaca efektif melakukan
banyak hal ketika membaca, termasuk menyurvei, bertanya, membaca,
mengutarakan ulang, dan mereview.
b. Guru memilih materi untuk dibaca dengan menggunakan lima langkah