• Tidak ada hasil yang ditemukan

M EN G A TA SI D EU SCA LA N DANGSA IN D O N ESIA M ELA LU I P E N D ID IT A N DAN A U LA T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "M EN G A TA SI D EU SCA LA N DANGSA IN D O N ESIA M ELA LU I P E N D ID IT A N DAN A U LA T"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

flfffllfllfllllllllfl

05TD1007095.01

M EN G A TA SI DEUSCALAN DANGSA INDONESIA

M ELA LU I PE N D ID IT A N DAN A U LA T

(Telaah Atas Pemikiran Ustadz Sofiyudin bin Fadli Zaen)

S K R I P S I

Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah

O l e h :

SIHABUDIN

JURUSAT'f^rARlilYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

J l S ta d io n N o . 0 3 S a la tig a 8 (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6

,

3 2 3 4 4 4 K o d e P o s 50721

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,

maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

N a m a

(3)

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga.ac.id E-mail: Administrasi @Stain Salatiga.ac.id

DEKLARASI

Bismillahirrahmanirahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

(4)

’’Mari jalani hidup dengan senang hati mengikuti tauladan Nabi Suci Muhammad

SAW utusan Ilahi, hiasai hidup dengan yaqin pada Illahi Rabbi, jujur, sabar, kasih

sayang, kesederhanaan, kepedulian, selalu memberi manfaat pada sesama. Buang

prasangka buruk pada Allah dan makhluk-Nya”.

”Cari jati diri, koreksi diri, tau diri, ingat mati menuju peijumpaan pada Rabbul

Izzati. hidup hanya sekali jangan sampai rugi lalu berani dengan mendurhakai

Aliah dan nabi”.

“Hiduplah kreatif, produktif aktif, positif mandiri, gunakan waktu yang diberi

untuk mempersiapkan kehidupan setelah mati, kasih si papa dengan lapang dada,

senangkan orang dan jangan sekali-kali jadi beban bagi saudara kita. Ringankan

beban mereka semampu kita”.

’’Jaga akal, hati dari selain Allah, koreksi diri, isi hari-hari dengan bersyukur dan

berseri-seri, hiasi hidup dengan amal baik untuk perbekalan hidup setelah mati”.

k

(5)

Sesungguhnya hidupku dan matiku

Teman-teman Abi Amin. Umi Wardayani, Mas Daris, Mbak Ade, Pak Arif, Bapak. Ibu, teman-teman sepeijuangan semoga bisa istiqomah mengikuti Rasul melalui Abah Sofiyuddin dan tambah semangat dan yakin.

> Ketiga

Bapak, Mamak, dik Ali, mas Jawi sekeluarga, semoga dengan jasanya Allah membimbing dan mengampuni dosanya.

> Keempat

Calon uminya anak-anak yang penulis belum tahu di mana dia berada semoga cepat datang dan memberikan dorongan semangat keringanan dalam peijalanan menuju Allah dengan sabar setia mengikuti tauladan Nabi.

> Kelima

Generasi mukmin sejati semoga tambah semangat dalam menyongsong hari- hari setelah mati dengan senang hati mengikuti contoh, tauladan Nabi Suci.

> Keenam

Teman-teman Ahlul Bait Salatiga, KAMMI, PKS, LDK Darul Amal STAIN Salatiga, HMI, PMII, IMM, BEM, GETAR, dan semua teman-teman yang pernah diskusi bersama penulis semoga Allah membimbing kita menuju jalan kebenaran.

i

(6)

Segala puji hanya kepunyaan Allah Tuhan yang Esa, suci, pengatur,

pembimbing dan pemenuh kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada keraguan bahwa

semua yang teijadi adalah kehendak Allah, dan kehendakanya semuanya dalam

kebaikan, dan atas kasih sayang-Nya yang tak terbatas akhirnya karya kecil ini

dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan pada Baginda Rasul yang suci

pembawa dan pembimbing ke jalan Allah, semoga Allah meringankan kita semua

dalam mengikuti kehidupan nabi sehingga ada rasa senang dan ringan dan

mencontoh perilaku nabi dalam kehidupan sehari-hari, dengan niatan suci mengisi

hari-hari dengan ingat mati untuk mempersiapkan peijumpaan dengan Rabbu!

Izzati, akidah mantap dalam hati syariat dipakai dalam hidup sehari-hari, serta

akhlak mulia menghias diri taqwa, wirai menjadi tradisi, kasih sayang, loman

(dermawan pada si papa menjadi cita-cita, semua dilakukan karena Allah semata,

dan semoga generasi ini akan hadir, sehingga pantas mendapat doa sholawat

pembawa rahmat bagi kehidupan di akhir zaman.

Setelah syukur dan sholawat terucap selanjutnya kami ucapkan terima

kasih atas terselesaikannya karya kecil (skripsi ini) yang beijudul

’ MENGATASI PERSOALAN BANGSA INDONESIA MELALUI

PENDIDIKAN DAN AHLAK (Telaah Atas Pemikiran Ustadz Sofiyudin bin

Fadli Zaen)”. Kepada pihak-pihak yang telah ikhlas membimbing kami, beliau

adalah:

1. Kepada yang kami cintai Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen.

2. Kepada yang kami hormati Ketua STAIN Salatiga.

3. Kepada yang kami hormati DR. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku

pembimbing yang selalu dengan ikhlas memberikan motivasi dan koreksi

kepada penulis sehingga terselesaikan.

(7)

M. Ag., Ustadz Husain MA, Ustadz Widiyanto, MA. yang telah memberikan

dorongan dan motivasi kepada penulis.

5. Kepada yang kami hormati seluruh bapak, ibu, dosen, karyawan, STAIN

Salatiga yang telah mengantarkan penulis dalam proses penyelesaian tugas

akademik.

6. Kepada yang kami hormati ketua perpustakaan, dan karyawan terutama Pak

Agus yang telah memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya.

7. Kepada yang kami cintai Bapak, Mamak, Dik Ali, Mas Jawi, yang telah

memberikan uraian kasih sayang kepada penulis.

8. Serta teman KAMMI, LDK, BEM, PMII, HMI, IMM, GETAR, RACANA,

PKS, Ahlu Bait Salatiga, teman seperjuangan dijamahnya Ustadz Sofiyuddin

yang telah memberikan penulis sarana berfikir dan berdiskusi dalam mencari

jati diri.

Tiada yang mampu penulis hadiahkan kepada yang tersebut diatas kecuali

rangkaian dosa semoga semuanya diberi cahaya keyakinan dan diringankan dalam

mengikuti jejak suci Nabi, sehingga bisa bersama-sama satu tujuan ke Allah untuk

mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Celakalah orang-orang yang dalam hatinya tidak punya iman karena

hidupnya akan sengsara dunia akhirat, semoga kita diberi cahaya iman dan

mampu menjaganaya hingga akhir hayat. Bencana yang paling besar adalah hati

yang lalai dari Allah. Mari kita memohon pertolongan Allah agar dibersihkan hati

kita dari selain-Nya. Sehingga dalam hati kita selalu ada dan mengingat Allah

setiap saat, dan efek dari itu kita bisa diberi kesadaran utnuk hidup kasih sayang

dan selalu memberi kebaikan kepada sesama dan alam di sekeliling kita, karena

itulah ciri orang yang beriman.

Hanya pertolongan Aliahlah yang dapat kita banggakan karena itu yang

akan menyelamatkan kita yang hidup di penghujung berakhirnya dunia dan isinya,

zaman fitnah, penuh kesulitan, maka tanpa pertolongan Dia kita sulit untuk

menemukan kebenaran, semoga dengan tulisan ini dapat memberi kita semangat

dalam berjuang mengalahkan hawa nafsu kita. Menuju kebersihan hati dan akal

(8)

senang hati mengikuti nabi suci.

Akhirnya penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih banyak

kekurangan di sana-sini karena keterbatasan akal, dan kebodohan penulis, maka

harapan penulis selanjutnya adalah saran, dan kritik yang membangun kami dalam

penulisan skripsi ini supaya lebih baik, penulis terbuka dan sangat senang jika ada

yang mau memberikan masukan. Semoga Allah memberikan kemanfaatan skripsi

ini bagi penulis dan pembaca yang budiman pada umumnya.

Salatiga, 8 September 2005

P e n u l i s

(9)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

B A B I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 7

C. Perumusan Masalah ... 12

D. Tujuan dan Manfaat Skripsi ... 12

E. Metode Penelitian ... 13

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17

B A B I I : BIOGRAFI USTADZ SOFIYUDIN BIN FADLI ZAEN A. Ranah Sosiologis Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen 19 B. Karya-Karyanya... 24

• C. Metode Berfikimya... 25

B A B III: HAKIKAT KRISIS BANGSA INDONESIA A. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen Tentang Krisis yang dihadapi Bangsa Indonesia ... 34

B. Pandangan Para Tokoh Secara Umum tentang Krisis yang dihadapi Bangsa Indonesia ... 48

t

(10)

ZAEN TENTANG PENDIDIKAN DAN AKHLAK

SEBAGAI SOLUSI KRISIS YANG DIHADAPI

BANGSA INDONESIA

A. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen

tentang Pendidikan sebagai Solusi yang dihadapi

Bangsa Indonesia ... 61

B. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen

tentang Akhlak sebagai Solusi yang dihadapi Bangsa

Indonesia ... 76

C. Ahlak yang diperlukan Bangsa Indonesia sebagai

Solusi Persoalan Bangsa ... 82

D. Catatan Kritis terhadap Pandangan Ustadz

Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang Krisis Bangsa

Indonesia ... 89

B A B V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran-Saran ... 98

C. Penutup ... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan (a) latar belakang masalah (b) penegasan

istilah (c) rumusan masalah (d) tujuan penelitian dan manfaat (e) metode

penelitian skripsi (f) sistematika penulisan skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang terbanyak jumlah pemeluk agama

Islamnya, idealnya negara ini menjadi negara termakmur di dunia, karena

Allah telah menjamin kebutuhannya. Seperti dalam firman-Nya.

. . . L »w jC i y u i j

z ' z'

”J i kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit .dan bumi... .” (Q. S. Al A’ro f: 96)1

Kehidupan umat Islam harus tunduk pada ajaran Islam, karena

ad-diin artinya ketundukan. * 2 Berarti semua segi kehidupan atau aturan yang

dibuat harus sesuai dengan aturan Islam, dari undang-undang, negara sampai

aturan-aturan yang ada dalam masyarakat harus sesuai dengan nilai-nilai

yang diajarkan Islam, yaitu ketaatan pada Allah dan rasul-Nya. Sehingga i

Islam ya 'lu walaa yu 'laa ‘alaih.

‘Depag RI., Al-Q ur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1971, him. 237 2Irwan Prayitno, Ma ’rifatul Islam, Tarbiyatuna, Bekasi, 2002, him. 3

(12)

Islam mempunyai sifat-sifat dasar yaitu penuh kesempurnaan,

diridloi dan sesuai dengan fitrah, sebagai agama sifat-sifat itu dapat

dipertanggung jawabkan serta menjadikan pengikutnya tenang selamat dan

bahagia. 3 Ketenangan dan kebahagiaan ini karena Allah memberikan

kenikmatan kepada siapa saja yang menganut dan taat pada ajaran Islam.

Islam adalah agama yang sempurna, lengkap dan mencakup segala-

segalanya yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sepanjang masa

hingga hari Qiyamat, contoh jihad, dakwah, aqidah, akhlaq dan lain-lain.

Umat Islam Indonesia menempati posisi terbanyak baik di dunia

maupun di Indonesia khususnya, maka seharusnya Islam dijadikan sebagai

pedoman hidup (minhaj al-hayaah), dalam, keyakinan, moral, pendidikan,

sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, militer, dan seluruh aspek

kehidupan. 4 Ketenangan, kebahagiaan, kedamaian serta kesejahteraan

adalah jaminan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang

menyakini dan mengamalkan Islam dalam kehidupan dunia ini.

Keadaan yang kita kita alami adalah yang terbaik menurut Allah buat

kita karena Allah Maha mengetahui tentang diri kita. Ciri orang-orang yang

beriman adalah rasa aman, orang yang berada di sekelilingnya baik dari

perkataan dan perbuatan karena memang yang ada adalah kasih sayang,

pengertian, saling tolong-menolong, dan saling membutuhkan satu sama lain

t.

sehingga rasa saling percaya tetap melekat dalam hatinya. Pesatnya

3Ibid., him. 47

(13)

perkembangan dunia pendidikan, kususnya pendidikan diharapkan terlahir

generasi muslim yang mempunyai iman yang kuat dan ahlak yang luhur

serta ahli dalam satu bidang yang digelutinya, sehingga mereka mampu

memiliki karakter, kasih sayang, berani, kreatif, integritas tinggi, dan dapat

menjadi tauladan.5

Setiap muslim harusnya memiliki komitmen baik terhadap syariat

Islam, ikhlas dan jujur, menjauhi segala maksiat dan kerusakan, sibuk

berbenah, gemar beramar ma’ruf nahi mungkar, wajahnya menampakkan

cahaya iman, peduli terhadap permasalahan umat, dan selalu bergerak jujur

dalam da’wah. 6

Kenyataan yang kita lihat pada umat Islam saat ini di Indonesia

sangat ironis, karena dalam hal keburukan kita selalu dalam peringkat tinggi,

korupsi, merajalela, kemiskinan semakin meningkat, mutu pendidikan

rendah, dan ahlak masyarakat bobrok. Irwan Prayitno menjelaskan keadaan

umat saat ini, yaitu ; lemah aqidah, rendahnya mutu pendidikan, lemahnya

wawasan dan pengetahuan, lemahnya dakwah, lemahnya organisasi Islam,

serta rendahya ahlak. 7 Itulah akar persoalan bangsa ini yang menjadikan

krisis multidimensi ini yang tak kunjung berakhir.

5Palgunadi Setiawan, Daun Berserakan (Sebuah Renungan Hati), Gema Insani Press, Jakarta, 2004, him. 160

6Agenda Muslim Syamil Kreasi Bandung, 2002, him. 7

(14)

Ujian, tantangan dan godaan bagi umat Islam saat ini sungguh besar

dan kuat. Produk ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dibendung.8

Sehingga efek negatif darinya tidak dapat dihindarkan kekerasan, ahlak yang

buruk, sifat individualisme, konsumtif, dan materialis menyatu dalam jiwa

raga bangsa ini. sehingga menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan, kemajuan

arus globalisasi dan komunikasi berdampak negatif karena tidak adanya

pondasi keimanan dan ahlak yang kuat, hal ini menyebabkan terjadinya

kemerosotan moral dan kerusakan yang semakin jelas dan meningkat.

Berkembang pesatnya lembaga-lembaga pendidikan baik yang

umum maupun yang berbasis agama, melahirkan generasi yang bermental

bobrok, dan berahlak rendah, padahal seharusnya lembaga-lembaga ini

diharapkan dapat memperbaiki keadaan bangsa ini, kenyataanya lulusan

sekolah menambah masalah bangsa ini, sekolah hanya bisa memperbanyak

pengangguran bahkan sekolah luluskan penjahat. 9

Krisis multidimensi ini terjadi karena negara ini dipegang oleh orang

yang bukan ahlinya. Dan ketika suatu masalah tidak diberikan pada ahlinya,

maka tunggulah kehancurannya. 10 Dan seperti inilah bangsa kita ini

dikarenakan suburnya budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Keserakahan

---Z

8Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intelligence Kecerdasan

Kenabian, Islamika, Jogyakarta, 2004, him. 26

9Eko Prasetiyo, Orang Miskin Dilarang Sekolah, Insists Press, Yogyakarta, 2004, him. 180

(15)

sehingga melupakan kepentingan orang lain.

Untuk meningkatakan SDM bangsa ini nampak kesulitan karena

sekolah makin mahal, sehingga hanya orang-orang kaya yang dapat

menikmati pendidikan. Hal ini teijadi karena sekolah dijadikan bisnis oleh

para pengusaha. 11

Kesenjangan antara idealita dan realitas jelas akan mengakibatkan

ketidak stabilan bangsa ini, kita inginkan SDM kita maju namun sekolah

mahal, kita bangun fisik negeri ini dengan meninggalkan pembangunan

moral dan mental bangsa sehingga perlu adanya jembatan yang akan

menghubungkan antara keduanya. Pembangunan dapat seimbang antara

akidah dan ahlak. lahir batin dan sebagainya. Hal ini tidak boleh dibiarkan

berlarut-larut dan diperlukan solusi agar persoalan bangsa ini dapat segera

teratasi. Ustadz Sofiyuddin bin fadli Zaen yang merupakan salah satu pihak

yang memberikan sumbangan pemikiran untuk menyelesaikan krisis bangsa

ini menekankan adanya sebuah lembaga pendidikan dan pengkaderan

generasi Islam yang mempunyai sifat dewasa, mandiri, cinta hidup akhirat,

tolerasi, tanggung jawab sebab adanya rasa takut dan cinta pada Allah.12

Dari pribadi shalih satu yang siap mengemban amanat, menebarkan

harumnya cahaya Islam, hidup dalam kedamaian dan kasih sayang nantinya

1 'Suara Merdeka tanggal 22 Juli

12Sofiyuddin bin Fadli Zaen, Selamat Tinggal Manusia, Kami Kembali Ke

(16)

akan membentuk, keluarga, masyarakat, dan negara yang damai adil dan

sejahtera.

Kita sangat membutuhkan orang-orang yang ahli dalam segala

bidang yang akan mendukung umat dalam berbenah yaitu didasari dengan

kekuatan yakin yang benar dan takut kepada Allah.13 Ketika nanti

orang-orang yang ahli ini menempati posisi yang sesuai dengan keahlian, maka

krisis ini akan segera berangsur selesai, dengan syarat para ahli ini

memegang teguh ajaran Islam dan ahlak yang tinggi dipraktekkan dalam

kehidupan sehari-hari. Anak-anak bangsa ini harus dididik supaya bisa

kreatif, aktif, produktif dengan didasari pembentukan mental yang kuat

yakin yang kuat, serta ahlak yang mulia dengan sendirinya mereka bisa

mengatasi problematika hidupnya sendiri.

Beliau sangat menekankan pelaksanaan nilai-nilai Islam dalam

kehidupan sehari-hari bukan hanya pelaksanaan ritual agama namun yang

terpenting adalah nilai yang terkandung di dalamnya, seperti kepedulian

sosial, kesederhanaan, kejujuran, kasih sayang, kedamaian dan sebagainya,

kemudian hal-hal tersebut (adanya pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli

Zaen) sebagai salah satu alternatif solusi persoalan bangsa ini menarik untuk

penulis teliti, dan menjadi latar belakang penulisan judul skripsi, yaitu:

’’MENGATASI PERSOALAN BANGSA INDONESIA MELALUI

PENDIDIKAN DAN AHLAK (Telaah Atas Pemikiran Ustadz k

Sofiyuddin bin Fadli Zaen)”.

(17)

Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman terhadap judul

skripsi ini, maka penulis jelaskan rangkaian kalimat dalam judul di atas.

1. Persoalan Bangsa Indonesia

Persoalan yang di hadapi bangsa Indonesia ini sangat kronis karena

hampir di semua bidang penting mengalami kemunduran, diantaranya:

kelemahan akidah, pendidikan, pengetahuan (iptek), organisasi, dan

ahlak (moral). 14 Pendidikan mahal sehingga upaya meningkatkan

sumber daya manusia menjadi sulit, bahkan pendidikan sekarang

membawa kecelakaan, bukan keberhasilan yaitu,: mencetak

pengangguran.15

Perang pemikiran (ghozwul fikr) yang dilontarkan oleh negar-

negara Barat (Yahudi/Nasrani) yang menyebabkan kerusakan ahlak,

kekacauan pemikiran dan merontokkan nilai-nilai luhur bangsa ini,

serta memaksa secara sadar untuk mengikuti kebudayaan mereka.16 *

Dampak negatif dari perkembangan IPTEK yang lebih menonjol di

banding efek positifnya, sangat berpengaruh terhadap pola pikir

masyarakat yang cenderung kepada individualis, materialis dan

konsumtif sehingga menghilangkan nilai-nilai ketimuran (budaya

,4Irwan Prayitno, Qodhoya Dakwah dan Ummah, Departemen Kaderisasi PKS, Jakarta,2002,hlm.6-7

15Eko Prasetyo, op. cit., him. 180

(18)

Indonesia). 17 Pengaruh efek negatif media elektronik dan cetak yang

menjangkau di seluruh penjuru tanah air dewasa ini sangat terasa

terutama televisi yang jelas merusak moral bangsa karena tayangannya

sepi dari nilai-nilai pendidikan dan moral.

Munculnya Dajjal-Dajjal yang membawa kedustaaan di tengah-

tengah masyarakat, perpecahan antar golongan, saling tidak percaya

sehingga mengancam eksistensi bangsa Indonesia ini, banyaknya

urusan kenegaraan dan bidang-bidang tertentu yang tidak dipegang oleh

ahlinya. 18 Hal ini menyebabkan krisis multi dimensryang tak kunjung

selesai.

Krisis lingkungan disebabkan umat Islam tidak memfungsikan

ajaran agama Islam dalam kehidupannya, padahal Islam mempunyai

nilai-nilai spiritual yang kuat terhadap masalah lingkungan.19 Kualitas

lingkungan merosot kekayaan alam semakin merosot seperti minyak,

diperkirakan akan habis dalam perkiraan 2020. 20 * Budaya bangsa

indonesia juga digoncang oleh investor kultur asing (Barat), dari

makanan, mode, permainan dan gaya hidup. Kemiskinan yang teijadi

,7M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Q ur’an, Mizan, Bandung, 1994, him. 395

,8JJamdani Bakran Adz-Dzakey, op. cit., him. 27

,9Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masayarakat Islam, Rosda Karya, Bandung, 2001, him. 241

20Fuad Amsyari, Islam Kaffah Tantangan dan Aplikasinya di Indonesia,

Gema Insani Press, Jakarta, 1995, him. 207

(19)

akibat kebijakan pemerintah yang tidak memperhatikan rakyat kecil. 22

Keadaan bangsa ini akan semakin parah ketika kesenjangan intelektual

dan kultur semakin kuat, ini dicontohkan di lembaga pesantren yang

ada di Indonesia yang seakan output dari pesantren tidak mampu

menghadapi kenyataan masyarakat modem. 23 Kenyataan ini secara

realistis terjadi di hampir semua lembaga pendidikan, yang ada di

negeri ini, karena pendidikan yang ditempuh bangsa kita pada dasarnya

bukan untuk mencari kesadaran dirinya untuk menjadi dewasa, menjadi

dirinya sendiri dan bukan orang lain, akan tetapi hanya untuk

mendapatkan gelar atau selembar ijazah.24

Inilah persoalan (krisis) yang kita hadapi, dan pemikiran Ustadz

Sofiyuddin bin Fadli Zaen ini diharapkan dapat memberikan alternatif

solui terhadap-persoalan di atas.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya mendewasakan manusia melalui

pengajaran dan latihan. 25 Menurut Poerbakawatja pendidikan adalah

usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk menghantarkan anak

menuju kedewasa. 26 Usaha membantu anak didik agar berkembang

n Ibid., him. 205

23Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Madjid terhadap

Pendidikan Islam Tradisional, Ciputrat Pres, Jakarta, 2002, him. 107

24Ainurrofiq Dawan, Emoh Sekolah, Menolak Komersialisasi Pedidikan

dan Kanibalisme Intelektual, Menuju Pendidikan Multikultural, Inspeal Pres,

Yogyakarta, 2003, him. 31

25Ibid., him. 573

(20)

menjadi manusia seutuhnya, dewasa, sempurna dan bahagia. 27 28

Tindakan yang dilakukan secara sadar agar terpelihara dan

berkembangnya fitrah dan potensi (sumber daya) insani menuju

terbentuknya manusia seutuhnya.

Menurut Al Ghulayani pendidikan adalah proses pendewasaan

anak didik baik secara jasmani dan rohani. 29 30 Menurut Syed

Muhammad Naquib Al Atas pendidikan merupakan pengenalan dan

pengakuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia

tentang tempat-tempat dari segala sesuatu di dalam tatanan pcnciptaan

sedemikian rupa, sehingga hal ini dapai membimbing manusia ke arah

pengenalan dan pengakuan Allah sebagai Tuhan.

Pendidikan menurut pandangan Islam adalah tindakan yang

dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan

fitrah secara potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya insan

kamil (manusia seutuhnya). 31.yang di maksud penulis adalah

27Paul Supamo, Moerti Yoedho Koesoemo, Dettey Titisari, St. Kartono,

Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah Suatu Tujuan Umum, Kanisius, Yogyakarta,

2002, him. 21

28Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 13

19Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer),

Fakultas Tarbiyah dan Pustaka Pelajar, Semarang, 1999, him. 121

30Ibid., him. 280

(21)

pandangan ustadz sofiyuddin bin fadli zaen tentang pendidikan sebagai

solusi persoalan bangsa Indonesia

3. Ahlak

Ahlak yaitu nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan

dalam tindakan nyata.32

Ahlak berasal dari kata berarti budi pekerti, tingkah

laku, atau tabiat. 33 34 Menurut bahasa Inggris ahlak adalah behave a

certain a character. 34 Yang dimaksud penulis di sini adalah

pemikiran-pemikiran atau pandangan beliau dalam memberikan solusi persoalan

bangsa melalui perbaikan ahlak.

3. Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen

Nama lengkapnya adalah Sofiyuddin bin Fadli Zaen. >ang

kemudian beliau akrab dipanggil Abah Shof. Beliau dilahirkan pada

tanggl 18 Maret 1967 di Desa Cempaka, Kecamatan Bumi Jawa,

Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, putra dari Fadli Zaen bin Zainal Abidin

bin Wiro Menggolo bin Singodiijo bin Karpah bin Haryadipa, yang

sekarang tinggal di Serua, Sawangang, Depok, Jawa Barat.35

32Paul Supamo, op. cit., hln. 29

33HAR Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani

Indonesia, Strategi Pendidikan Nasional, PT. Remaja Rosdakaya, Jakarta, 1999,

him. 17

34John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, him. 9

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa persoalan yang

akan dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah persoalan (kriris) yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

dewasa ini ?

2. Bagaimana pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang krisis

yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dewasa ini ?

3. Bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang

pendidikan sebagai solusi terhadap krisis yang dihadapi bangsa

Indonesia dewasa ini ?

4. Bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang ahlak

sebagai solusi terhadap krisis yang dihadapi bangsa Indonesia ?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

penulis capai adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah persoalan (kriris) yang dihadapi

oleh bangsa Indonesia dewasa ini.

2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Ustadz Sofiyuddin bin

Fadli Zaen tentang krisis yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia

(23)

3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin

Fadli Zaen tentang pendidikan sebagai solusi terhadap krisis yang

dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini.

4. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin

Fadli Zaen tentang ahlak sebagai solusi terhadap krisis yang

dihadapi bangsa Indonesia.

2. Manfaat

a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuan

dan wawasan, dalam menyikapi sebuah persoalan yang

berkembang.

b. Menambah hasanah keilmuan Islam dan memberikan sumbangan

perpustakaan guna meningkatkan mutu kreatifitas pemikiran umat

Islam.

c. Secara praktis diharapkan dapat menjadi acuan bagi bangsa

* Indonesia secara umum dan masyarakat dalam mengatasi persoalan

bangsa dewasa ini.

E. Metode Penulisan Skripsi

1. Jenis

Jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan

{library reseach) ,j6 artinya data yang dikumpulkan dan dianalisa adalah 36

(24)

berbagai informasi yang bersumber dari berbagai literatur yang ada

korelasinya dengan pokok masalah. Juga disebut penelitian bibliografi

karena mengumpulkan data, menganalisa dan membuat interpretasi

tentang pemikiran tokoh, yaitu Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Yang menjadi sumber data primer dalam kajian ini adalah: 1)

Satria Paningit Tumbal Negara, Ponpes Nurul Ihsan karya Mukti

X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan (2) Bisakah ke Al lak

Sebuah Perjalanan di Bawah Puing-Puing Kekufuran, Ponpes

Nurul Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan,

(3) Selamat Tinggal Manusia Kami Kembali ke Langit, Ponpes

Nurul Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan,

(4) Sajak-sajak Buat Tuhan, Ponpes Nurul Ihsan karya Mukti XII

Peninjauan OKU Sumatera Selatan, (5) Mencari Diri Menemui

Ilahi, Ponpes Nurul Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU

Sumatera Selatan, (6) Mencari Diri Menemui Ilahi, Ponpes Nurul

Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan, (7)

Wawancara mendalam dengan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen

terkait dengan tema pokok masalah dan skripsi Amin Syarifuddin

Mencari Diri Menemui Ilahi, jurusan Aqidah Filsafat, UIN Syarif

(25)

b. Sumber Data Sekunder

Yang menjadi sumber daya sekunder dalam kajian ini adalah

karya-karya ulama yang ada relevansinya dengan pokok

permasalahan, baik buku-buku literal, majalah, artikel dan karya

ilmiah yang lain sebagai penunjang guna memperluas wawasan

dan kedalaman dalam membahas pokok permasalahan di atas.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data penulis menggunakan beberapa

metode sebagai berikut:

a. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan penulis untuk mendokumentasikan,

kutipan-kutipan kepustakaan, yang berkaitan dengan pokok

permasalahan, baik dari sumber primer maupun buku-buku

pendukung lainnya.

b . ' Metode Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.37 Teknik

ini penulis gunakan untuk mengamati langsung kenyataan perilaku

Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen .

(26)

c. Metode Wawancara Mendalam

Untuk mendapatkan informasi yang valid, maka penulis

menggunakan teknik wawancara dengan sumber objek penelitian.

Wawancara ini penulis gunakan sebagai alat untuk memperoleh

data yang akurat dan terkini tentang pemikiran Ustadz Sofiyuddin

bin Fadli Zaen terkait dengan pokok permasalahan.

Penulis mengumpulkan data dengan membaca, dan meneliti

berbagai buku yang ada kaitannya dengan perumusan

permasalahan.38

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul penulis akan menganalisa dan membuat

refleksi pembahasan guna memperoleh kesimpulan dengan

menggunakan metode pembahasan kombinasi-kombinasi antara induksi

dan deduktif. 39 Metode induksi yaitu metode berfikir yang berangkat #

dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus kemudian ditarik

generalisasi yang memiliki sifat umum dan sebaliknya dari kombinasi

ini digunakan untuk menarik sebuah kesimpulan, sebagai suatu sintesis

(generalisasi yang baru). 40

38Gorys Keraf, Komposisi, Nusa Indah, Flores, 1984, him. 160

39Sekripsi Siti Qosidah Kinerja Ikhlas dalam Pendidikan Manusia

Tarbiyah, PAI tahun 2002, him. 8

40Sekripsi Muh. Trimo, Pendidikan Keimanan Bagi Anak Dalam

(27)

Untuk memperoleh makna dan pemikiran yang kongkret

tentang pandangan ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang bagaimana

mengatasi persoalan bangsa Indonesia melalui pendidikan ahlak,

penulis menggunakan metode interpretasi yaitu karya tokoh ini diselami

guna menangkap arti dan nuansa yang maksud secara khas.41

Dan metode koheren intern, yang dimaksud adalah untuk

memperoleh interpretasi yang tepat mengenai tokoh objek penelitian,

dari semua konsep dan aspek dilihat menurut keselarasan satu sama

lain, 42 dengan menetapkan pokok pikiran yang mendasar dan topik

sentral, dengan meneliti secara sistematis dari susunan dan metode

berfikimya. Dari beberapa metode yang penulis gunakan, untuk

memperoleh konsep dasar yang utuh tentang mengatasi persoalan

Bangsa Indonesia melalui pendidikan dan ahlak. Menurut Ustadz

Sofiyuddin bin Fadli Zaen

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan penulisan skripsi, penulis akan menggunakan

metode penulisan sebagai berikut:

Bab Satu, dalam bab ini merupakan bab pendahuluan yang terdiri

dari uraian latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, t

41 Anton dan Ahmad Charris Zubeir, Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta, Kanisius, 1990, him. 63

(28)

tujuan penelitian, metode penulisan skripsi dan sistematika penulisan

skripsi.

Bab Dua, dalam bab ini dijelaskan tentang riwayat hidup Ustadz

Sofiyuddin bin Fadli Zaen meliputi riwayat hidup, karya-karyanya, dan

metode pemikirannya.

Bab Tiga, merupakan uraian pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli

Zaen tentang hakekat krisis yang dihadapi Bangsa Indonesia, serta

pandangan para tokoh-tokoh secara umum.

Bab Empat, merupakan bab inti yang membahas tentang pandangan

Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang pendidikan dan ahlak sebagai

solusi persoalan krisis yang dihadapi bangsa Indonesia, profile muslim ideal

harapan bangsa, catatan kritis terhadap pandangan Ustadz Sofiyuddin bin

Fadli Zaen tentang bagaimana mengatasi persoalan Bangsa Indonesia.

Bab Lima, Merupakan bab penutup, meliputi: kesimpulan, saran dan

(29)

BIOGRAFI USTADZ SOFIYUDIN BIN FADLI ZAEN,

KARYA-KARYANYA DAN METODE BERFIKIRNYA

Pada bab ini akan dibahas tentang (a) Ranah Sosiologis Kelahiran

Soflyudin bin Fadli Zaen, (b) Karya-karyanya dan (c) Metode Berfikimya.

A. Ranah Sosiologis Kelahiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen

Abah Shof atau ustadz Shof juga ada yang memanggil dengan abah

atau pak Shof adalah panggilan akrab dari ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen,

beliau dilahirkan dari keluarga sederhana dan memberikan kebebasan pada

anak-anak untuk belajar mengenal jati dirinya sendiri “jadilah diri kamu

sendiri”.1 Itulah lukisan prinsip orang tua ustadz Shof yang kemudian

dijadikan salah satu prinsip hidupnya. Beliau adalah tokoh diantara tokoh-

tokoh pendidikan namun beliau tidak dikenal oleh masyarakat umum, karena

beliau tidak mendirikan jamaah atau lembaga pendidikan seperti tokoh

lainnya.

Beliau adalah Sofiyuddin bin Fadli Zaen seorang Kyai di sebuah

lereng Gunung Slamet. 2 Tepatnya tanggal 18 Maret 1967 di Desa Cempaka,

'Wawancara pribadi 16-06-05

2Skripsi Amin Syarifuddin, Mencari Diri Menemui Illahi, (Menelusuri

Jejak-Jejak Tasawuf Ajaran Spiritual Sofiyuddin bin Fadli Zaen), UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2004, him. 8

(30)

Kecamatan Bumi Jawa, Kabupaten Tegal Jawa Tengah. 3 Ayahnya adalah

pengasuh Ponpes Nurul Islam Desa Karya Mukti XII Kecamatan Peninjauan,

Oku Sumatra Selatan, yaitu Kyai Fadli Zaen yang wafat pada tahun 2001 M.

Beliau adalah murid dari Syekh Ihsan Jampes, Kediri, Jawa Timur.4 Setelah

cukup bekal dia pulang dan mendirikan Ponpes di luar Jawa sehingga beliau

menghadap Allah SWT. Ayahnya bernama Zaenal Abidin bin Wira Manggolo

bin Singadiijo bin Karfah bin Haryadipa. 5 Dimana Haryadipa merupakan

keturunan raja dari kerajaan Mataram yang mengembara sahipai ke pedesaan

di lereng Gunung Slamet Tegal, Jawa Tengah yang sekarang dikenal tempat

pariwisata Gua dan Pemandian “Guci”.

Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen merupakan anak tertua dari enam

bersaudara dari keluarga Fadli Zaen, beliau memang beda dengan saudara-

saudaranya, dia cenderung pada kehidupan bebas tanpa ikatan, dengan

kebebasan itu beliau berfikir dan merenung dengan melihat alam raya, beliau

memahami ajaran Agama dengan realita kehidupan, dari situlah beliau paham

tentang kebenaran agama.

Pada masa kecilnya beliau cenderung menjalani kehidupan ini dengan

kebebasan, kalau yang lain pada sekolah dia lebih senang mengembala

kambing “angon wedus” dan anehnya pada saat kelas VI SD beliau baru bisa

(31)

menulis ini budi dan sebagainva namun karena ketelatenannya guru beliau,

akhirnya dia berhasil lulus SD dengan nilai terbaik.6

Walau dalam keadaan yang serba bebas tapi ustadz Sofiyuddin masih

mempunyai prinsip “dia tidak akan makan kecuali halal” pernah dalam suatu

hari beliau dapat kiriman dari orang tua, namun dalam satu hari habis,

kemudian hari berikutnya dia puasa karena memang tidak ada yang dimakan.

Jangan sekali-kali makan makanan yang haram. 7 Karena makanan yang

haram akan menghidupkan hasud, kesombongan, keroyalap, dan menutupi

cahaya Allah ke dalam hati, beliau menegaskan tanamkan makan halal. Di

masa remajanya beliau banyak berfikir dan merenung tentang kehidupan,

beliau sering nonton film, baca komic, setelah itu beliau mentafakuri dan

mengkaitkan dengan ajaran Agama, yang terpenting dalam setiap langkah ada

tujuan, yaitu tujuan ke Allah.8

Berkenaan dengan dunia belajar Ustadz Sofiyuddin tidak seperti tokoh

yang lain karena dia cenderung pada pendidikan non formal, dalam proses

belajar beliau mengalami beberapa proses.

1. SD

Awal pendidikan beliau di SD Desa Cempaka, Bumi Jawa, Kabupaten

Tegal Jawa Tengah, selesai pada tahun 70an.9

6Wawancara Pribadi, Op.cit., him. 3

7Ibid.

%lbid.

(32)

2. SMP

Setelah lulus SD beliau meneruskan sekolah ke SMP Insaniyah Tegal,

karena tidak kerasan beliau hanya menempuhnya selama satu tahun,

kemudian oleh ayahnya dipindahkan ke Ponpes “Mambaul Ma’arif ’ Den

Anyar Jombang Jawa Timur yang diasuh oleh Kyai Sohib Bisri putra Kyai

Bisri Syamsuri dan meneruskan MTs-nya disana.10

3. MA

Setelah MTs selesai beliau meneruskan sekolahnya di MA Kertosono

sampai selesai. Setelah itu meneruskan perjalanan belajar di beberapa

Ponpes.

4. Pesantren

Ada beberapa pesantren yang pernah beliau singgai yaitu :

a. Ponpes komplek Palimanan yang diasuh oleh Kyai Umar

b. Ponpes di Kuningan yang diasuh oleh Kyai Muharram

c. Ponpes di Pekalongan yang diasuh oleh Kyai Habib Ali

d. Ponpes di Kaliwungu Kendal yang diasuh oleh Kyai Dimyati

e. Ponpes di Situbondo yang diasuh oleh Kyai As’ad Syamsul Arifin

f. Ponpes di Al Ikhsan-Jampes Kediri yang diasuh oleh Gus Malik, putra

Syekh Ihsan.

Rata-rata yang beliau singgah adalah Kyai “Hikmah” dalam perjalanannya

di Ponpes ada seorang pembimbing yang beliau sangat terkesan yaitu Kyai

(33)

Muhdhor, 11 yang memberikan contoh perilaku hidup sederhana tawadhu,

masak, belanja, nyuci, sedangkan isteri beliau tetap di rumah mendidik

anak-anaknya.

Peijalanan pengembaraan beliau jalankan bertahun-tahun dari

pesantren ke pesantren, desa ke desa, gunung, gunung kemudian berhenti pada

sebuah desa di Sumatra Selatan tepatnya di Desa Karya Mukti, Peninjauan

Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, disinilah awal mula (cikal

bakal) berdirinya Ponpes Nurul Ihsan. Sejak itulah beliau memboyong

ayahnya dari Jawa dan bersama-sama mengelola pesantren yang didirikan.

Lokasi pesantren yang berada di tengah-tengah kebun karet semakin mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif untuk belajar mengajar dalam mencetak generasi Islam yang siap mengemban tugas. Seluruh civitas pesantren Nurul Islam berusaha berbenah diri dengan dirinya kesungguhan dalam berjalan mengikuti jejak Rasulullah, walaupun tidak berbekal banyaknya ilmu dan ibadah.12

Pesantren ini tidak bercita-cita mencetak intelektual, alim ulama,

namun hanya sekedar menjadi tempat berlatih menjadi hamba Allah yang

benar menurut Allah. 13 Ciri khas dari Ponpes Nurul Ihsan adalah

kekeluargaan, pesantren ini tidak pernah mengajak atau menerima santri baru,

tetapi hanya sistem kekeluargaan.14 Karena situasi yang tidak memungkinkan

pada tahun 2000 beliau meninggalkan Ponpes Nurul Ihsan kemudian tinggal

---

---1 xIbid., him. 4

n Ibid., him. 10

13 Ibid.., him. 12

(34)

di Jakarta, pada tahun 2003 tinggal di daerah Kali Malang dan sekarang

bertinggal di Serua, Sawangan. Depok, Jawa Barat bersama Umi Ida Mustari

dan 3 anaknya serta beberapa anak didiknya beliau sekarang mempunyai 5

orang anak dan 2 anak mondok di Ponorogo dan 3 berada di rumah. Beliau

menjalani kehidupan dengan harmonis dan sederhana.15

B. Karya-Karya Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen

Semua buah karya beliau tidak diterbitkan dipenerbitan umum karena

keterbatasan saran dan prasaran, yang serta terbatas karya-karya beliau adalah

sebagai berikut:

7. Mencari Diri Menemui Ulahi diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul

Ihsan, Karya Mukti XII, Peninjauan. OKU Sumatra Selatan, 1999

2. Rahasia H uruf Hijaiyah diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul Ihsan,

Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU Sumatra Selatan, 1999

3. Selamat Tinggal Manusia, Kami Kembali Kelangit diterbitkan oleh

Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU

Sumatra Selatan, 2001

4. Satria Paningit Tumbal Negara diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul

Ihsan, Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU Sumatra Selatan, 2001

5. Bisakah ke Allah, Sebuah Perjalanan di Bawah Puing-Puing ke Kufur an

diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Karya Mukti XII,

Peninjauan, OKU Sumatra Selatan, 2002

(35)

6. Sajak-Sajak Buat Tuhan diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul Ihsan,

Karya Mukti XII, OKU Sumatra Selatan, 2004

7. Syair Buat Pengantin Baru dan Pengantin Lama diterbitkan oleh Pondok

Pesantren Nurul Ihsan, Karya Mukti XII, OKU Sumatra Selatan, 2005

C. Metode Berfikirnya

Ustadz Sofiyuddin mempunyai metode berfikir yang unik, beda

dengan tokoh-tokoh yang lain, kemerdekaan kebebasan merupakan salah satu

cara yang paling menonjol, dalam mendidik anak didiknya untuk

mengantarkan mereka menuju terbentuknya pribadi muslim yang mengenal

dirinya dan kebenaran yang mereka yakini, sehingga anak didiknya terlatih

untuk berlatih dan tenis berlatih dalam berbenah, kreatif, aktif, produktif,

sampai pada penemuan diri mereka masing-masing.16 Beliau lebih cenderung

pada hal yang bersifat hakikat, non formal, artinya dengan berfikir mendalam

9

terhadap fenomena kenyataan yang terjadi di dunia khususnya pada negeri

tercinta ini. Memahami Islam tidak hanya dengan zhohimya saja namun Islam

dipahami secara mendalam baik dari sisi dhohir dan batin; dhohir syariat

dilaksanakan dengan baik batin nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

syariat, beliau menggabungkan pribadi Islam yang kaffah dengan Aqidah

(tauhid) syariat (fiqih) dan ahlak (tasawuf) ketiganya digabung menjadi satu

dalam pribadi muslim.17

16Amin Syarifuddin, op. cit., him. 1

(36)

Bebas tapi berprinsip pada ajaran Islam, sulit tapi tidak dipersulit,

mudah tapi jangan dipermudah, tegas tapi tidak kaku, lentur tapi tidak kabur,

tengah dan sedang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan itulah beberapa

ungkapan beliau dalam menyikapi masalah-masalah yang berkembang. Beliau

menyikapi suatu masalah sangat kritis “contoh” dalam hal pendidikan beliau

berkata:

’’Ilmu-ilmu yang diajarkan disemua lembaga pendidikan, khususnya yang umum berinti pada untuk membina, mengkader, dan mengarahkan siswa serakah dan cinta dunia serta ingkar pada Allah. Rasulullah dengan tegas mengatakan “barang siapa yang mencari ilmu 1S karena mengharap dunia maka diharamkan menghirup udara surga”.

Jika yang teijadi demikian maka umat Islam telah jelas menghina

Rasulullah, dan sekarang sulit untuk menerima kebenaran ajaran Islam karena

dalam hati umat Islam sudah tumbuh syirik yang halus.19

Rasulullah mengajarkan pada para shahabat untuk mentauhidkan Allah

dengan benar dan berakhlak mulia. Hal ini bisa terlihat hasil pendidikan beliau

yang melahirkan pribadi-pribadi yang dapat dicontoh untuk mengembang

tugasnya sebagai hamba Allah dan Kholifatullah Fil Ardl, padahal kenyataan

yang teijadi adalah perlawanan dengan apa yang di bawa oleh Rasulullah.

Setiap individu satu sama lain diciptakan berbeda, sehingga

menyebabkan adanya berbedaan nilai dan tujuan, jika akal lemah berfikir

kreatif maka dia akan cenderung pada prilaku hina cenderung pada dunia dan k

]SIbid., him. 9

(37)

Islam ibarat sebuah kehidupan bebas dalam kemutlakan yang suci dan

fungsinya selamanya hanya mengatur subyek penganut (manusia) jadi

tergantung pada manusianya bagaimana. Islam selamanya tetap suci, jaya,

teijaga sebagai aturan Allah dan Aliahlah yang akan menjaganya.

Pengakuan diri sebagai umat Islam dengan ditandai dengan ketaatan

beribadah yang banyak namun masih kuat kecenderungan dan keserakahan

terhadap dunia maka akan menghantarkan diri hina dihadapan Allah.21 Tidak

adanya kepedulian umat Islam sekarang merupakan cerminan bobroknya

pendidikan hal ini disebabkan pondasi tauhid sebagai dasar pendidikan Islam

untuk dijadikan pegangan hidup rapuh bahkan tidak dibangun, yang akhirnya

menyebabkan terpuruknya kondisi (krisis) yang tidak ada jalan keluar kecuali

dibangun lagi dengan kootniksi yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam melaksanakan Islam hams dilaksanakan secara total baik lahir

maupun batin sehingga diri manusia mau tunduk dan berserah diri pada Allah

dengan mengikuti Rasulullah. Jika ada sebagian unsur yang tidak dimasuki

maka akan menyebabkan pribadi keluar dari Islam, karena tujuan penciptaan

manusia memang hanya mengabdi kepada Allah :

(0*\ : ol> j\

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku.22 i

21 Amin Syarifuddin, loc. cit.

(38)

Islam ibarat sebuah kehidupan bebas dalam kemutlakan yang suci dan

fungsinya selamanya hanya mengatur subyek penganut (manusia) jadi

tergantung pada manusianya bagaimana. Islam selamanya tetap suci, jaya,

teijaga sebagai aturan Allah dan Aliahlah yang akan menjaganya.

Pengakuan diri sebagai umat Islam dengan ditandai dengan ketaatan

beribadah yang banyak namun masih kuat kecenderungan dan keserakahan

terhadap dunia maka akan menghantarkan diri hina dihadapan Allah.21 Tidak

adanya kepedulian umat Islam sekarang merupakan cerminan bobroknya

pendidikan hal ini disebabkan pondasi tauhid sebagai dasar pendidikan Islam

untuk dijadikan pegangan hidup rapuh bahkan tidak dibangun, yang akhirnya

menyebabkan terpuruknya kondisi (krisis) yang tidak ada jalan keluar kecuali

dibangun lagi dengan kontmksi yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam melaksanakan Islam harus dilaksanakan secara total baik lahir

maupun batin sehingga diri manusia mau tunduk dan berserah diri pada Allah

dengan mengikuti Rasulullah. Jika ada sebagian unsur yang tidak dimasuki

maka akan menyebabkan pribadi keluar dari Islam, karena tujuan penciptaan

manusia memang hanya mengabdi kepada Allah :

(0*\ t

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku.22 k

2'Amin Syarifuddin, loc. cit.

(39)

Islam selalu mendorong para pengikutnya untuk memelihara pribadi

dari syirik dan keraguan, menerapkan kepasrahan dan kecintaan pada Allah

dengan menyebarkan kasih sayang dan kedamaian pada sesama mahluk.

Islam bagai perahu keselamatan yang akan membawa seseorang yang sanggup

mentaati norma-norma didalamnya, menuju pertemuan dengan Allah.

"Pendidikan, Islam sekarang memang jaya dalam pandangan lahir dari TK sampai PT berdiri dimana-mana diseluruh dunia pesantren dan lembaga lainnya tumbuh subur dan berkembang pesat. Namun hancur dalam alam rohani, karena kontruksi yang dibangun salah, dan tujuan yang keliru, sehingga lembaga-lembaga yang ada hanya melahirkan pribadi yang sombong dan ingkar Allah, serta serakah terhadap dunia.23

Ustadz Sofiyuddin lebih mengutamakan substansi bukan formalitas

substansi Islam adalah kasih sayang, kedamaian, ketentraman, amanah, dan

nilai-nilai luhur semuanya, bukan sekedar ibadah formal. Walau sholat, puasa,

haji, zikir, namun tidak peduli terhadap fakir miskin dan orang-orang lemah

maka Islamnya menipu dan sekarang ini teijadi. “Pegang teguh syariat, dan

0

tonjolkan ahlak" 24 25 Dengan demikian ada keseimbangan dan dengan

keseimbangan akan membentuk kedamaian. Percuma kamu ibadah jika

dengan orang susah kamu tidak peduli, karena sebaik-baik orang adalah orang

yang paling peduli dan bermanfaat bagi orang lain.

23Sofiyuddin bin Fadli Zaen, Satria Paningit Tumbal Negara, Ponpes Nurul Islam, Karya Mukti, Peninjauan, OKU, Sumsel, 2002, him. 3

24Amin Sarifiiddin, loc. cit.

(40)

Keyakinan, ilmu, pemahaman, pengamalan, begitulah seharusnva kita

dalam berislam, dan juga dalam kehidupan, termasuk juga pendidikan dan

inilah yang paling penting. Jika tujuan pendidikan hanya berorientasi pada

pencapaian kepuasan dunia maka tunggulah kehancurannya. Karena jika ingin

selamat kuncinya maka tujuan pendidikan harus dikembalikan pada

pembentukan pribadi yang taat dan cinta pada Allah, secara total dalam

keyakinan dan kepasrahan yang tercermin dalam terjalinnya hubungan baik

dengan mahluk dan ketaatan penuh pada Allah dan Rasul.26

Dalam Islam kedudukan niat sangat penting sampai niat baik saja udah

dapat pahala (kebaikan) satu, disisi lain jika niatnya ielek (keliru) maka

amalan baik dan banyak tetap tertolak. Ustadz Sofiyuddin juga menekankan

niat pengabdian kepada Allah dan mengikuti contoh Rasulullah semata dalam

setiap perbuatan apapun disetiap langkah kehidupan, misal pada saat kita

buang air, meludah, sisi, membuang sisa-sisa makanan dianjurkan untuk

memberi makan pada binatang yang ada di bawah tanah, tidak boleh

membuang air panas di tanah, karena takut kalau-kalau menyakiti hewan yang

ada di bawah tanah, sebagai bukti kasih sayangnya Allah kepada mahluk lewat

manusia, maka manusia yang baik adalah manusia yang disetiap perbuatannya

mencerminkan sifat-sifat Allah Tuhannya. Dan jika seseorang sudah bisa

meniatkan seluruh perbuatannya untuk Allah, otomatis semua perbuatannya

merupakan ibadah pengabdian kepada Rabbnya.

(41)

(^

^

j

^

<

5

j J?

oJ j*

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,2

Ayat di atas menjelaskan pengakuan seorang hamba yang beriman

yang menyerahkan seluruh kehidupannya pada Allah.Orang yang ingin

memahami Islam harus memahami Islam (berislam) sesuai dengan Islamnya

Rasulullah, 27 28 jika tidak maka yang terjadi adalah “penguburan" dan

“pengkaburan” terhadap sunnah Rasul, dan yang rtfereka menganut

(mengikuti) Islam berdasarkan atas keumuman kebanyakan orang (khaknak

umum), padahal Islam yang mumi haruslah berdasarkan Islamnya Rasulullah

Islam selalu mementingkan pada pembenahan hati dan mental si^aya tidak

cenderung pada dunia, walau dia mempunyai pangkat, harta, dan krdudnkaw.

tetapi dia menggunakan pada jalan yang benar sebagai sarana ketaatan pada

Allah dan Rasulullah. Kasih sayang pada sesama, peduli pada si papa,

menyembunyikan ibadah khusus pada Allah, kesetiaan dan pengorbanan

menjadi perilaku Rasulullah, namun sekarang nilai-nilai seperti ini kian hari

kian tampak kabur dan hilang karena manusia lupa pada panutan utamanya.

Dalam memegang syariat umat Islam harus kukuh dan tegas sesuai

dengan garis-garis ketentuan yang telah ada, dengan penerapan yang bijaksana

sesuai dengan pemahaman seseorang terhadap Islam, yaitu sebagaimana k

firman-Nya:

(42)

“Allah tidak akan membebani hamba kecuali sesuai dengan

29 kemampuannya ... .”

Dengan sikap arif bijaksana dalam penerapan hukum Islam merupakan

bukti bahwa hukum Islam itu luwes sesuai dengan kondisi perkembangan

zaman.

Dalam dunia pendidikan beliau menekankan adanya kesamaan tujuan

antara siswa dengan guru yaitu sama-sama ingin membentuk-pribadi pengabdi

kepada Allah dengan mengikuti contoh Rasul, keihlasan antara kedua pihak

merupakan syariat dalam keberhasilan belajar menuju terbentuknya pribadi

muslim. Guru membimbing murid dengan keihlasan penuh hanya mengharap

ridho Allah, kasih sayang terbuka, baik sangka, kreatif, aktif produktif,

memberi contoh yang baik sehingga muritpun akan bisa diarahkan guna

mencapai tujuan pendidikan. Kita tidak boleh kaku dalam berislam karena

dengan kekakuan akan berakhir pada pengakuan bahwa dirinya yang paling

benar, beliau menegaskan, dalam pendidikan yang terpenting adalah

pemberian pondasi tauhid pada anak, ini bisa diusahakan pada usia 0 sampai 6

tahun.29 30 Disinilah peran seorang ibu kemudian anak belajar yang lain. Dengan

demikian jika ada suatu pengaruh baru yang masuk ke dalam diri anak yang

tidak sesuai dengan nilai-nilai tauhid. Dan secara otomatis akan bisa

(43)

menyaring, yang pada ahimya akan melahirkan generasi yang beriman kuat

dan berahlak mulia.

Pondasi bangunan pendidikan harus ditata seperti bangunan gedung,

pondasi (cakar ayam), cor dasar, bata, sampai dinding, begitu juga dengan

pendidikan pertama pendidikan aqidah, syariat, ahlak (tasawuf). Setelah

bangunan jadi dengan pondasi yang kuat maka Insya Allah akan bertahan

walau diterpa angin badai dan sebagainya, seperti halnya pendidikan setelah

anak dibekali dengan aqidah yang kuat, penanaman ahlak yang mulia, maka

mau diberi ilmu apapun dia pasti akan dapat menyaring mana yang sesuai

dengan kebenaran Islam dan yang tidak, kemudian jika pandai dalam bidang

teknologi ia akan gunakan kejalan Allah, pedagang, jujur, pemimpin yang adil

Han apapun kemampuan yang dia miliki akan ia gunakan untuk bekal dalam

peijalanan ke Allah.31

(44)

PANDANGAN USTADZ SOFIYUDDIN BIN FADLI ZAEN DAN PARA

TOKOH-TOKOH SECARA UMUM TENTANG KRISIS YANG

DIHADAPI BANGSA INDONESIA

Dalam bab ini akan penulis uraikan (a) Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin

Fadli Zaen tentang Krisis yang dihadapi bangsa Indonesia (b) Pandangan para

tokoh yang dihadapi bangsa Indonesia

A. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang Krisis yang ihadapi

Bangsa Indonesia

Mengacu pada Al Qur'an bahwa setiap apa yang diciptakan Allah pasti

ada tujuannya dan tidak sia-sia sebagai satu kesatuan dalam keseimbangan

hidup di dunia, semua mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda dalam

kerangka kesatuan dan ketundukan kepada perintah Allah. Jika ada salah satu

yang tidak taat maka akibatnya fatal yaitu terancamnya kerusakan alam

semesta ini. Satu sama lain saling terkait dan saling membutuhkan. Dalam

keberlangsungan hidup di dunia ini manusia mendapat kepercayaan dari Allah

untuk menajdi pemimpin dalam pengelolaan dan pelestarian kehidupan di

dunia karena manusia diberi kelebihan oleh Allah dengan akal hati dan nafsu,

semija bekal dan sarana ini diberikan agar digunakan sebagai alat memimpin

manusia menuju Allah.

(45)

Setiap persoalan pasti ada akar permasalahan, tidak ada asap tanpa api,

hubungan sebab akibat sudah menjadi hukum alam (sunatullah), dan ketetapan

Allah. Dan segala perintah Allah pasti ada manfaat dan maksiat pasti

mendatangkan madharat. Dalam Surat At-Dzariat Allah menjelaskan tujuan

penciptaan manusia dan jin yaitu:

< i i *y>

’' y ' y'

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk mengabdi (menyembah pada Allah)”.1

Dari ayat diatasjelassudahtugasmanusiadiciptakan,yaitumengabdi

atau menyembah, beribadah kepada Allah. Menurut Ustadz Sofiyuddin bin

Fadli Zaen, krisis yang teijadi dan melanda bangsa ini berawal dari dua akar

permasalahan, yang dari dulu tumbuh dan subur sehingga tidak sadar sampai

mendarah daging dan ahimya sulit diobati, karena saking kronisnya, dua

pokok masalah (penyebab krisis) yaitu:

1. Indonesia Krisis Hamba Allah

Seorang abdi pasti akan taat dan patuh pada tuannya, dia akan melakukan

apa yang dia perintahkan oleh tuannya dan menjauhi apa yang dia larang,

dia akan takut dengan hukuman jika dia melakukan kesalahan, dia akan

bekeija dengan sebaiknya untuk tuannya karena dia sudah dibeli oleh

tuannya. 2 Begitu juga manusia dia diciptakan oleh Allah untuk menjadi

abdinya Allah dan wakilnya Allah dalam kehidupan di dunia. Sebagai

(46)

seorang abdi dan wali Allah maka dia akan selalu taat dan patuh pada

Allah, dia akan berbuat apa yang diperintah Allah dan akan menjauhi apa

yang dilarang oleh Allah.

Hilangnya kepribadian “abdi” menyebabkan kerusakan dimuka bumi ini

karena orang sudah tidak mau melaksanakan apa yang diperintah oleh

Allah dan apa yang dilarangNya, sehingga manusia menjadi lebih hina

dari binatang,3 karena manusia sudah kehilangan nilai-nilai

kemanusiaannya, yang ada sekarang adalah dendam, keserakahan,

pemburu kemulyaan dunia, egois, individual, cinta dunia, lupa Allah,

bahkan manusia sudah mengaku dirinya menjadi Tuhan, keadaan bangsa

Indonesia digambarkan oleh Ustadz Sofiyuddin dalam syairnya yang

penuh dengan makna yakni:

Indonesia negeri kami, Insan-Insan dungu mengatur negara, individualis berkembang pesat, ikatan persaudaraan terlepas, ilmu terperdaya dunia, iman terjual, ingat mati terganti nyanyian, iblis diikuti, Indonesiaku, Negara dalam rongrongan, nyanyian menjadi pujaan, neraka diabaikan, dendam membara, damai hilang berganti pertikaian, daerah-daerah terabai, dusta hal biasa, dosa-dosa terangkat, demit menari girang, dasar negara tersingkir, dunia semu incaran manusia, detik-detik berjalan dipenuhi keingkaran, denta si miskin tak terobati, Dewan Perwakilan Rakyat, dansa dan wanita menjadi idola, orang-orang lupa diri, ongkos hidup tak seimbang, nama-nama besar dipuja, NIP dibanggakan, nepotisme kewajaran, elok negeri tertutup kabut, egois mengangkat diri, emansipasi keluar jalur, ekonomi hancur, setan diikuti silaturrohim terbuang, santunan tak berfungsi, sikap-sikap rakyat tak mandiri, shalat-shalat umat Islam menarik ekonomi, sabar terbungkus pamrih, salam sesama terabai, sopan

*■ santun cuma dongeng, surga dunia milik dajjal, senyum manis

hilang, iman-iman murni terangkat, ilmu tak manfaat, iblis

(47)

diangkat hormat, indah dunia dibangga, Indonesia dalam bencana, Agama Islam terombang-ambing Al Qur ’an tak terpakai, alam tak dihargai, amanah dihiyanati, Amerika dihormati, ambisi menari-nari, ahirat tak diminati, Allah dipungkiri, alam gelap

dalam badai, Indonesia nasibmu penuh derita. 4

Dari syair diatas Ustadz Sofiyuddin menggambarkan keadaan

bangsa Indonesia saat ini, padat tepat penuh makna, beliau secara kritis

menyoroti keadaan bangsa ini berbagai segi kehidupan.

• Krisis pemerintahan

Hilangnya kepribadian abdi Allah ini berbalik total, manusia

mengabdi pada hawa nafsunya, sehingga perilaku hidupnya penuh

angkara murka, emosi, ambisi, kekejaman, pemaksaan hak, dan

perilaku keji lainnya5.

Tuntutan ekonomi untuk memenuhi hidup di luar kebutuhan sangatlah wajar sebab nafsu serakah, gengsi dan kehormatan yang diutamakan. Maka yang teijadi adalah penyalahgunaan amanah, tugas, dan kewajibannya sebagai sarana pemuas nafsunya sendiri. Kemakmuran, keadilan, kedamaian, dan kepentingan bersama dilupakan bahkan dicampakkan begitu saja, inilah keadaan bangsa Republik Indonesia sekarang 6.

Hukum-hukum yang lemah karena berkiblat kepada bangsa-

bangsa serakah tanpa agama. Penggunaan materi yang berlebihan

akibat korupsi yang merajalela mengakibatkan penderitaan rakyat yang

berkepanjangan.

AIbid, hlm.32-34

5Sofiyuddin bin Fadli Zaen, Satria Paningit Tumbal Negara, Ponpes Nurul Ihsan Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU, Sum Sel, tt, him. 19

(48)

Personel-personel pengatur negara yang lemah jiwa dan

berakal kotor, berhati mati, menggiring dan menata dan membantu

negara menjadi sebuah negara yang sulit dipahami statusnya, sehingga

nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kemakmuran, hilang, yang ada

hanyalah dendam, iri hati, dan saling menghancurkan. Pendidikan tata

negara yang masih dibawah standar dan pembinaan moral bangsa yang

rapuh, serta hilangnya tanggung jawab dihadapan Allah merupakan

permasalahan yang menjadi sebab aparat negara, tidak bisa berperan

aktif, positif dalam menjaga negaranya.7 Bangsa akan bisa bangkit jika

dikelola orang-orang yang mempunyai tanggung jawab dan takut

kepada Allah, serta ahli (profesional) dihidangnya.

• Krisis Ekonomi

Dalam proses bernegara ekonomi dan kestabilan pemerintah

perekonomian merupakan salah satu faktor yang penting karena jika

ekonomi tidak stabil, maka pemerintah akan goncang dan keadaan

rakyat bergejolak bereaksi ke suatu yang negatif. Kestabilan ekonomi

akan mendukung masyarakat untuk menata diri dan keluarga untuk

menjadi yang lebih baik. Kemakmuran yang merata merupakan hasil

ahir sebuah nilai keadilan yang teijaga dan terpelihara baik oleh

pribadi-probadi yang kokoh dengan nilai-nilai agama, hukum ,moral

k bernegara serta terangkatnya kesucian kemanusiaan yang alami.

(49)

Keadilan melanggengkan roda pemerintahan yang

menentramkan warga negara, akan menguatkan keberadaan negara

tersebut. Walau warga negaranya kafir. Namun dengan keadilan yang

bijaksana penuh harmonis akan menumbuhkan kedamaian, semangat,

warga negara untuk kreatif aktif positif mandiri sehingga kemakmuran

dapat didapat.

Lemahnya kepedulian sosial dan rapuhnya mental serta

tingginya egoisme, menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan sehingga

tumbuh sifat serakah, mementingkan diri sendiri, yang pada akhirnya

memperpuruk kondisi ekonomi bangsa Indonesia 8. Ambisi kekuasaan

dan pengaruh serta nafsu menjadi orang paling baik dan berkuasa,

mdafaizkan perilaku lepas kontrol dan penghianatan pada pribadi

sehingga melepaskan agamanya dengan sadar 9. Ini sesuatu yang

sangat membahayakan jika pemerintah tidak dapat segera

menanggulangi dengan bersama-sama berbenah diri maka akan teijadi

kerusakan yang terus cepat merambat dan ini akan semakin sulit untuk

diatasi.

Krisis ekonomi ini akan semakin sulit diatasi jika tidak ada kepercayaan diantara komponen negara, baik dari umara, ulama dan warga (rakyat), keadaan ini akan semakin parah karena pendidikan yang ada dinegara ini mengarahkan pada dunia dan keserakahan pengaruh dasar pribadi warga Indonesia dalam menata bangsa yang cenderung matrealis dan berkiblat pada negara-negara yang tidak punya agama dapat menajuhkan warga negara dari kebenaran agama dan tidak terpakainya

*Ibid, hlm.26

(50)

hukum agama dan negara secara sadar. Kebodohan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang suci, kesombongan pribadi dan keserakahan masai merupakan sumber kerusakan ekonomi negara.10

Setiap warga negara wajib menghilangkan angan-angan dan

kemalasan untuk bangkit semangat dnegan penuh keyakinan bekeija

kreatif, produktif dan mandiri untuk bisa mempercepat perubahan ke

yang lebih baik, tanpa adanya itu kita akan kesulitan karena Allah juga

tidak akan merubah, jika manusianya tidak mau merubahnya.11 12

• Krisis Moral

Kehidupan bangsa Indonesia setiap hari semakin merosot

moralnya, hal ini terjadi dan melanda diseluruh lapisan masyarakat.

Kehidupan seperti ini disebabkan lemahnya pendidikan moral pada

generasi penerus bangsa, pondasi pendidikan yang rapuh

mengakibatkan semakin terpuruknya moral bangsa ini.

Dasar dan tujuan pendidikan yang mengarah pada kecintaan dan kerakusan dunia. Pendidikan ilmu umum di Indonesia pada dasarnya mengajar umat menghambakan diri pada dunia dan pengantar menjadi ingkar pada Allah serta mencetak pribadi-pribadi angkuh pada Allah '2.

Setiap umat terpancing dan masuk dalam bangga sebab

kehidupan dunia ini yang layak akan diperolehnya. Ini pertanda bahwa

manusia sudah menuhankan dirinya sendiri secara rahasia.

10Ibid., him. 26

11 Ibid., him. 27

(51)

hukum agama dan negara secara sadar. Kebodohan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang suci, kesombongan pribadi dan keserakahan masai merupakan sumber kerusakan ekonomi negara.10

Setiap warga negara wajib menghilangkan angan-angan dan

kemalasan untuk bangkit semangat dnegan penuh keyakinan bekeija

kreatif, produktif dan mandiri untuk bisa mempercepat perubahan ke

yang lebih baik, tanpa adanya itu kita akan kesulitan karena Allah juga

tidak akan merubah, jika manusianya tidak mau merubahnya.11 12

• Krisis Ahlak

Kehidupan bangsa Indonesia setiap hari semakin merosot

ahlaknya, hal ini teijadi dan melanda di sebagian besar lapisan

masyarakat. Kehidupan seperti ini disebabkan lemahnya pendidikan

ahlak pada generasi penerus bangsa, pondasi pendidikan yang rapuh

mengakibatkan semakin terpuruknya ahlak bangsa ini.

Dasar dan tujuan pendidikan yang mengarah pada kecintaan dan kerakusan dunia. Pendidikan ilmu umum di Indonesia pada dasarnya mengajar umat menghambakan diri pada dunia dan pengantar menjadi ingkar pada Allah serta mencetak pribadi- pribadi angkuh pada Allah ,2.

Setiap umat terpancing dan masuk dalam bangga sebab

kehidupan dunia ini yang layak akan diperolehnya. Ini pertanda bahwa

manusia sudah menuhankan dirinya sendiri secara rahasia.

l0Ib id , him. 26

11 Ibid., him. 27

Referensi

Dokumen terkait