flfffllfllfllllllllfl
05TD1007095.01M EN G A TA SI DEUSCALAN DANGSA INDONESIA
M ELA LU I PE N D ID IT A N DAN A U LA T
(Telaah Atas Pemikiran Ustadz Sofiyudin bin Fadli Zaen)
S K R I P S I
Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
O l e h :
SIHABUDIN
JURUSAT'f^rARlilYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
J l S ta d io n N o . 0 3 S a la tig a 8 (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6
,
3 2 3 4 4 4 K o d e P o s 50721Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
N a m a
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga.ac.id E-mail: Administrasi @Stain Salatiga.ac.id
DEKLARASI
Bismillahirrahmanirahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
’’Mari jalani hidup dengan senang hati mengikuti tauladan Nabi Suci Muhammad
SAW utusan Ilahi, hiasai hidup dengan yaqin pada Illahi Rabbi, jujur, sabar, kasih
sayang, kesederhanaan, kepedulian, selalu memberi manfaat pada sesama. Buang
prasangka buruk pada Allah dan makhluk-Nya”.
”Cari jati diri, koreksi diri, tau diri, ingat mati menuju peijumpaan pada Rabbul
Izzati. hidup hanya sekali jangan sampai rugi lalu berani dengan mendurhakai
Aliah dan nabi”.
“Hiduplah kreatif, produktif aktif, positif mandiri, gunakan waktu yang diberi
untuk mempersiapkan kehidupan setelah mati, kasih si papa dengan lapang dada,
senangkan orang dan jangan sekali-kali jadi beban bagi saudara kita. Ringankan
beban mereka semampu kita”.
’’Jaga akal, hati dari selain Allah, koreksi diri, isi hari-hari dengan bersyukur dan
berseri-seri, hiasi hidup dengan amal baik untuk perbekalan hidup setelah mati”.
k
Sesungguhnya hidupku dan matiku
Teman-teman Abi Amin. Umi Wardayani, Mas Daris, Mbak Ade, Pak Arif, Bapak. Ibu, teman-teman sepeijuangan semoga bisa istiqomah mengikuti Rasul melalui Abah Sofiyuddin dan tambah semangat dan yakin.
> Ketiga
Bapak, Mamak, dik Ali, mas Jawi sekeluarga, semoga dengan jasanya Allah membimbing dan mengampuni dosanya.
> Keempat
Calon uminya anak-anak yang penulis belum tahu di mana dia berada semoga cepat datang dan memberikan dorongan semangat keringanan dalam peijalanan menuju Allah dengan sabar setia mengikuti tauladan Nabi.
> Kelima
Generasi mukmin sejati semoga tambah semangat dalam menyongsong hari- hari setelah mati dengan senang hati mengikuti contoh, tauladan Nabi Suci.
> Keenam
Teman-teman Ahlul Bait Salatiga, KAMMI, PKS, LDK Darul Amal STAIN Salatiga, HMI, PMII, IMM, BEM, GETAR, dan semua teman-teman yang pernah diskusi bersama penulis semoga Allah membimbing kita menuju jalan kebenaran.
i
Segala puji hanya kepunyaan Allah Tuhan yang Esa, suci, pengatur,
pembimbing dan pemenuh kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada keraguan bahwa
semua yang teijadi adalah kehendak Allah, dan kehendakanya semuanya dalam
kebaikan, dan atas kasih sayang-Nya yang tak terbatas akhirnya karya kecil ini
dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan pada Baginda Rasul yang suci
pembawa dan pembimbing ke jalan Allah, semoga Allah meringankan kita semua
dalam mengikuti kehidupan nabi sehingga ada rasa senang dan ringan dan
mencontoh perilaku nabi dalam kehidupan sehari-hari, dengan niatan suci mengisi
hari-hari dengan ingat mati untuk mempersiapkan peijumpaan dengan Rabbu!
Izzati, akidah mantap dalam hati syariat dipakai dalam hidup sehari-hari, serta
akhlak mulia menghias diri taqwa, wirai menjadi tradisi, kasih sayang, loman
(dermawan pada si papa menjadi cita-cita, semua dilakukan karena Allah semata,
dan semoga generasi ini akan hadir, sehingga pantas mendapat doa sholawat
pembawa rahmat bagi kehidupan di akhir zaman.
Setelah syukur dan sholawat terucap selanjutnya kami ucapkan terima
kasih atas terselesaikannya karya kecil (skripsi ini) yang beijudul
’ MENGATASI PERSOALAN BANGSA INDONESIA MELALUI
PENDIDIKAN DAN AHLAK (Telaah Atas Pemikiran Ustadz Sofiyudin bin
Fadli Zaen)”. Kepada pihak-pihak yang telah ikhlas membimbing kami, beliau
adalah:
1. Kepada yang kami cintai Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen.
2. Kepada yang kami hormati Ketua STAIN Salatiga.
3. Kepada yang kami hormati DR. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku
pembimbing yang selalu dengan ikhlas memberikan motivasi dan koreksi
kepada penulis sehingga terselesaikan.
M. Ag., Ustadz Husain MA, Ustadz Widiyanto, MA. yang telah memberikan
dorongan dan motivasi kepada penulis.
5. Kepada yang kami hormati seluruh bapak, ibu, dosen, karyawan, STAIN
Salatiga yang telah mengantarkan penulis dalam proses penyelesaian tugas
akademik.
6. Kepada yang kami hormati ketua perpustakaan, dan karyawan terutama Pak
Agus yang telah memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya.
7. Kepada yang kami cintai Bapak, Mamak, Dik Ali, Mas Jawi, yang telah
memberikan uraian kasih sayang kepada penulis.
8. Serta teman KAMMI, LDK, BEM, PMII, HMI, IMM, GETAR, RACANA,
PKS, Ahlu Bait Salatiga, teman seperjuangan dijamahnya Ustadz Sofiyuddin
yang telah memberikan penulis sarana berfikir dan berdiskusi dalam mencari
jati diri.
Tiada yang mampu penulis hadiahkan kepada yang tersebut diatas kecuali
rangkaian dosa semoga semuanya diberi cahaya keyakinan dan diringankan dalam
mengikuti jejak suci Nabi, sehingga bisa bersama-sama satu tujuan ke Allah untuk
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Celakalah orang-orang yang dalam hatinya tidak punya iman karena
hidupnya akan sengsara dunia akhirat, semoga kita diberi cahaya iman dan
mampu menjaganaya hingga akhir hayat. Bencana yang paling besar adalah hati
yang lalai dari Allah. Mari kita memohon pertolongan Allah agar dibersihkan hati
kita dari selain-Nya. Sehingga dalam hati kita selalu ada dan mengingat Allah
setiap saat, dan efek dari itu kita bisa diberi kesadaran utnuk hidup kasih sayang
dan selalu memberi kebaikan kepada sesama dan alam di sekeliling kita, karena
itulah ciri orang yang beriman.
Hanya pertolongan Aliahlah yang dapat kita banggakan karena itu yang
akan menyelamatkan kita yang hidup di penghujung berakhirnya dunia dan isinya,
zaman fitnah, penuh kesulitan, maka tanpa pertolongan Dia kita sulit untuk
menemukan kebenaran, semoga dengan tulisan ini dapat memberi kita semangat
dalam berjuang mengalahkan hawa nafsu kita. Menuju kebersihan hati dan akal
senang hati mengikuti nabi suci.
Akhirnya penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih banyak
kekurangan di sana-sini karena keterbatasan akal, dan kebodohan penulis, maka
harapan penulis selanjutnya adalah saran, dan kritik yang membangun kami dalam
penulisan skripsi ini supaya lebih baik, penulis terbuka dan sangat senang jika ada
yang mau memberikan masukan. Semoga Allah memberikan kemanfaatan skripsi
ini bagi penulis dan pembaca yang budiman pada umumnya.
Salatiga, 8 September 2005
P e n u l i s
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
B A B I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istilah ... 7
C. Perumusan Masalah ... 12
D. Tujuan dan Manfaat Skripsi ... 12
E. Metode Penelitian ... 13
F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17
B A B I I : BIOGRAFI USTADZ SOFIYUDIN BIN FADLI ZAEN A. Ranah Sosiologis Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen 19 B. Karya-Karyanya... 24
• C. Metode Berfikimya... 25
B A B III: HAKIKAT KRISIS BANGSA INDONESIA A. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen Tentang Krisis yang dihadapi Bangsa Indonesia ... 34
B. Pandangan Para Tokoh Secara Umum tentang Krisis yang dihadapi Bangsa Indonesia ... 48
t
ZAEN TENTANG PENDIDIKAN DAN AKHLAK
SEBAGAI SOLUSI KRISIS YANG DIHADAPI
BANGSA INDONESIA
A. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen
tentang Pendidikan sebagai Solusi yang dihadapi
Bangsa Indonesia ... 61
B. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen
tentang Akhlak sebagai Solusi yang dihadapi Bangsa
Indonesia ... 76
C. Ahlak yang diperlukan Bangsa Indonesia sebagai
Solusi Persoalan Bangsa ... 82
D. Catatan Kritis terhadap Pandangan Ustadz
Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang Krisis Bangsa
Indonesia ... 89
B A B V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran-Saran ... 98
C. Penutup ... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan (a) latar belakang masalah (b) penegasan
istilah (c) rumusan masalah (d) tujuan penelitian dan manfaat (e) metode
penelitian skripsi (f) sistematika penulisan skripsi.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang terbanyak jumlah pemeluk agama
Islamnya, idealnya negara ini menjadi negara termakmur di dunia, karena
Allah telah menjamin kebutuhannya. Seperti dalam firman-Nya.
. . . L »w jC i y u i j
z ' z'
”J i kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit .dan bumi... .” (Q. S. Al A’ro f: 96)1
Kehidupan umat Islam harus tunduk pada ajaran Islam, karena
ad-diin artinya ketundukan. * 2 Berarti semua segi kehidupan atau aturan yang
dibuat harus sesuai dengan aturan Islam, dari undang-undang, negara sampai
aturan-aturan yang ada dalam masyarakat harus sesuai dengan nilai-nilai
yang diajarkan Islam, yaitu ketaatan pada Allah dan rasul-Nya. Sehingga i
Islam ya 'lu walaa yu 'laa ‘alaih.
‘Depag RI., Al-Q ur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1971, him. 237 2Irwan Prayitno, Ma ’rifatul Islam, Tarbiyatuna, Bekasi, 2002, him. 3
Islam mempunyai sifat-sifat dasar yaitu penuh kesempurnaan,
diridloi dan sesuai dengan fitrah, sebagai agama sifat-sifat itu dapat
dipertanggung jawabkan serta menjadikan pengikutnya tenang selamat dan
bahagia. 3 Ketenangan dan kebahagiaan ini karena Allah memberikan
kenikmatan kepada siapa saja yang menganut dan taat pada ajaran Islam.
Islam adalah agama yang sempurna, lengkap dan mencakup segala-
segalanya yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sepanjang masa
hingga hari Qiyamat, contoh jihad, dakwah, aqidah, akhlaq dan lain-lain.
Umat Islam Indonesia menempati posisi terbanyak baik di dunia
maupun di Indonesia khususnya, maka seharusnya Islam dijadikan sebagai
pedoman hidup (minhaj al-hayaah), dalam, keyakinan, moral, pendidikan,
sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, militer, dan seluruh aspek
kehidupan. 4 Ketenangan, kebahagiaan, kedamaian serta kesejahteraan
adalah jaminan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang
menyakini dan mengamalkan Islam dalam kehidupan dunia ini.
Keadaan yang kita kita alami adalah yang terbaik menurut Allah buat
kita karena Allah Maha mengetahui tentang diri kita. Ciri orang-orang yang
beriman adalah rasa aman, orang yang berada di sekelilingnya baik dari
perkataan dan perbuatan karena memang yang ada adalah kasih sayang,
pengertian, saling tolong-menolong, dan saling membutuhkan satu sama lain
t.
sehingga rasa saling percaya tetap melekat dalam hatinya. Pesatnya
3Ibid., him. 47
perkembangan dunia pendidikan, kususnya pendidikan diharapkan terlahir
generasi muslim yang mempunyai iman yang kuat dan ahlak yang luhur
serta ahli dalam satu bidang yang digelutinya, sehingga mereka mampu
memiliki karakter, kasih sayang, berani, kreatif, integritas tinggi, dan dapat
menjadi tauladan.5
Setiap muslim harusnya memiliki komitmen baik terhadap syariat
Islam, ikhlas dan jujur, menjauhi segala maksiat dan kerusakan, sibuk
berbenah, gemar beramar ma’ruf nahi mungkar, wajahnya menampakkan
cahaya iman, peduli terhadap permasalahan umat, dan selalu bergerak jujur
dalam da’wah. 6
Kenyataan yang kita lihat pada umat Islam saat ini di Indonesia
sangat ironis, karena dalam hal keburukan kita selalu dalam peringkat tinggi,
korupsi, merajalela, kemiskinan semakin meningkat, mutu pendidikan
rendah, dan ahlak masyarakat bobrok. Irwan Prayitno menjelaskan keadaan
umat saat ini, yaitu ; lemah aqidah, rendahnya mutu pendidikan, lemahnya
wawasan dan pengetahuan, lemahnya dakwah, lemahnya organisasi Islam,
serta rendahya ahlak. 7 Itulah akar persoalan bangsa ini yang menjadikan
krisis multidimensi ini yang tak kunjung berakhir.
5Palgunadi Setiawan, Daun Berserakan (Sebuah Renungan Hati), Gema Insani Press, Jakarta, 2004, him. 160
6Agenda Muslim Syamil Kreasi Bandung, 2002, him. 7
Ujian, tantangan dan godaan bagi umat Islam saat ini sungguh besar
dan kuat. Produk ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dibendung.8
Sehingga efek negatif darinya tidak dapat dihindarkan kekerasan, ahlak yang
buruk, sifat individualisme, konsumtif, dan materialis menyatu dalam jiwa
raga bangsa ini. sehingga menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan, kemajuan
arus globalisasi dan komunikasi berdampak negatif karena tidak adanya
pondasi keimanan dan ahlak yang kuat, hal ini menyebabkan terjadinya
kemerosotan moral dan kerusakan yang semakin jelas dan meningkat.
Berkembang pesatnya lembaga-lembaga pendidikan baik yang
umum maupun yang berbasis agama, melahirkan generasi yang bermental
bobrok, dan berahlak rendah, padahal seharusnya lembaga-lembaga ini
diharapkan dapat memperbaiki keadaan bangsa ini, kenyataanya lulusan
sekolah menambah masalah bangsa ini, sekolah hanya bisa memperbanyak
pengangguran bahkan sekolah luluskan penjahat. 9
Krisis multidimensi ini terjadi karena negara ini dipegang oleh orang
yang bukan ahlinya. Dan ketika suatu masalah tidak diberikan pada ahlinya,
maka tunggulah kehancurannya. 10 Dan seperti inilah bangsa kita ini
dikarenakan suburnya budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Keserakahan
---Z ■
8Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intelligence Kecerdasan
Kenabian, Islamika, Jogyakarta, 2004, him. 26
9Eko Prasetiyo, Orang Miskin Dilarang Sekolah, Insists Press, Yogyakarta, 2004, him. 180
sehingga melupakan kepentingan orang lain.
Untuk meningkatakan SDM bangsa ini nampak kesulitan karena
sekolah makin mahal, sehingga hanya orang-orang kaya yang dapat
menikmati pendidikan. Hal ini teijadi karena sekolah dijadikan bisnis oleh
para pengusaha. 11
Kesenjangan antara idealita dan realitas jelas akan mengakibatkan
ketidak stabilan bangsa ini, kita inginkan SDM kita maju namun sekolah
mahal, kita bangun fisik negeri ini dengan meninggalkan pembangunan
moral dan mental bangsa sehingga perlu adanya jembatan yang akan
menghubungkan antara keduanya. Pembangunan dapat seimbang antara
akidah dan ahlak. lahir batin dan sebagainya. Hal ini tidak boleh dibiarkan
berlarut-larut dan diperlukan solusi agar persoalan bangsa ini dapat segera
teratasi. Ustadz Sofiyuddin bin fadli Zaen yang merupakan salah satu pihak
yang memberikan sumbangan pemikiran untuk menyelesaikan krisis bangsa
ini menekankan adanya sebuah lembaga pendidikan dan pengkaderan
generasi Islam yang mempunyai sifat dewasa, mandiri, cinta hidup akhirat,
tolerasi, tanggung jawab sebab adanya rasa takut dan cinta pada Allah.12
Dari pribadi shalih satu yang siap mengemban amanat, menebarkan
harumnya cahaya Islam, hidup dalam kedamaian dan kasih sayang nantinya
1 'Suara Merdeka tanggal 22 Juli
12Sofiyuddin bin Fadli Zaen, Selamat Tinggal Manusia, Kami Kembali Ke
akan membentuk, keluarga, masyarakat, dan negara yang damai adil dan
sejahtera.
Kita sangat membutuhkan orang-orang yang ahli dalam segala
bidang yang akan mendukung umat dalam berbenah yaitu didasari dengan
kekuatan yakin yang benar dan takut kepada Allah.13 Ketika nanti
orang-orang yang ahli ini menempati posisi yang sesuai dengan keahlian, maka
krisis ini akan segera berangsur selesai, dengan syarat para ahli ini
memegang teguh ajaran Islam dan ahlak yang tinggi dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Anak-anak bangsa ini harus dididik supaya bisa
kreatif, aktif, produktif dengan didasari pembentukan mental yang kuat
yakin yang kuat, serta ahlak yang mulia dengan sendirinya mereka bisa
mengatasi problematika hidupnya sendiri.
Beliau sangat menekankan pelaksanaan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari bukan hanya pelaksanaan ritual agama namun yang
terpenting adalah nilai yang terkandung di dalamnya, seperti kepedulian
sosial, kesederhanaan, kejujuran, kasih sayang, kedamaian dan sebagainya,
kemudian hal-hal tersebut (adanya pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli
Zaen) sebagai salah satu alternatif solusi persoalan bangsa ini menarik untuk
penulis teliti, dan menjadi latar belakang penulisan judul skripsi, yaitu:
’’MENGATASI PERSOALAN BANGSA INDONESIA MELALUI
PENDIDIKAN DAN AHLAK (Telaah Atas Pemikiran Ustadz k
Sofiyuddin bin Fadli Zaen)”.
Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman terhadap judul
skripsi ini, maka penulis jelaskan rangkaian kalimat dalam judul di atas.
1. Persoalan Bangsa Indonesia
Persoalan yang di hadapi bangsa Indonesia ini sangat kronis karena
hampir di semua bidang penting mengalami kemunduran, diantaranya:
kelemahan akidah, pendidikan, pengetahuan (iptek), organisasi, dan
ahlak (moral). 14 Pendidikan mahal sehingga upaya meningkatkan
sumber daya manusia menjadi sulit, bahkan pendidikan sekarang
membawa kecelakaan, bukan keberhasilan yaitu,: mencetak
pengangguran.15
Perang pemikiran (ghozwul fikr) yang dilontarkan oleh negar-
negara Barat (Yahudi/Nasrani) yang menyebabkan kerusakan ahlak,
kekacauan pemikiran dan merontokkan nilai-nilai luhur bangsa ini,
serta memaksa secara sadar untuk mengikuti kebudayaan mereka.16 *
Dampak negatif dari perkembangan IPTEK yang lebih menonjol di
banding efek positifnya, sangat berpengaruh terhadap pola pikir
masyarakat yang cenderung kepada individualis, materialis dan
konsumtif sehingga menghilangkan nilai-nilai ketimuran (budaya
,4Irwan Prayitno, Qodhoya Dakwah dan Ummah, Departemen Kaderisasi PKS, Jakarta,2002,hlm.6-7
15Eko Prasetyo, op. cit., him. 180
Indonesia). 17 Pengaruh efek negatif media elektronik dan cetak yang
menjangkau di seluruh penjuru tanah air dewasa ini sangat terasa
terutama televisi yang jelas merusak moral bangsa karena tayangannya
sepi dari nilai-nilai pendidikan dan moral.
Munculnya Dajjal-Dajjal yang membawa kedustaaan di tengah-
tengah masyarakat, perpecahan antar golongan, saling tidak percaya
sehingga mengancam eksistensi bangsa Indonesia ini, banyaknya
urusan kenegaraan dan bidang-bidang tertentu yang tidak dipegang oleh
ahlinya. 18 Hal ini menyebabkan krisis multi dimensryang tak kunjung
selesai.
Krisis lingkungan disebabkan umat Islam tidak memfungsikan
ajaran agama Islam dalam kehidupannya, padahal Islam mempunyai
nilai-nilai spiritual yang kuat terhadap masalah lingkungan.19 Kualitas
lingkungan merosot kekayaan alam semakin merosot seperti minyak,
diperkirakan akan habis dalam perkiraan 2020. 20 * Budaya bangsa
indonesia juga digoncang oleh investor kultur asing (Barat), dari
makanan, mode, permainan dan gaya hidup. Kemiskinan yang teijadi
,7M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Q ur’an, Mizan, Bandung, 1994, him. 395
,8JJamdani Bakran Adz-Dzakey, op. cit., him. 27
,9Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masayarakat Islam, Rosda Karya, Bandung, 2001, him. 241
20Fuad Amsyari, Islam Kaffah Tantangan dan Aplikasinya di Indonesia,
Gema Insani Press, Jakarta, 1995, him. 207
akibat kebijakan pemerintah yang tidak memperhatikan rakyat kecil. 22
Keadaan bangsa ini akan semakin parah ketika kesenjangan intelektual
dan kultur semakin kuat, ini dicontohkan di lembaga pesantren yang
ada di Indonesia yang seakan output dari pesantren tidak mampu
menghadapi kenyataan masyarakat modem. 23 Kenyataan ini secara
realistis terjadi di hampir semua lembaga pendidikan, yang ada di
negeri ini, karena pendidikan yang ditempuh bangsa kita pada dasarnya
bukan untuk mencari kesadaran dirinya untuk menjadi dewasa, menjadi
dirinya sendiri dan bukan orang lain, akan tetapi hanya untuk
mendapatkan gelar atau selembar ijazah.24
Inilah persoalan (krisis) yang kita hadapi, dan pemikiran Ustadz
Sofiyuddin bin Fadli Zaen ini diharapkan dapat memberikan alternatif
solui terhadap-persoalan di atas.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya mendewasakan manusia melalui
pengajaran dan latihan. 25 Menurut Poerbakawatja pendidikan adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk menghantarkan anak
menuju kedewasa. 26 Usaha membantu anak didik agar berkembang
n Ibid., him. 205
23Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Madjid terhadap
Pendidikan Islam Tradisional, Ciputrat Pres, Jakarta, 2002, him. 107
24Ainurrofiq Dawan, Emoh Sekolah, Menolak Komersialisasi Pedidikan
dan Kanibalisme Intelektual, Menuju Pendidikan Multikultural, Inspeal Pres,
Yogyakarta, 2003, him. 31
25Ibid., him. 573
menjadi manusia seutuhnya, dewasa, sempurna dan bahagia. 27 28
Tindakan yang dilakukan secara sadar agar terpelihara dan
berkembangnya fitrah dan potensi (sumber daya) insani menuju
terbentuknya manusia seutuhnya.
Menurut Al Ghulayani pendidikan adalah proses pendewasaan
anak didik baik secara jasmani dan rohani. 29 30 Menurut Syed
Muhammad Naquib Al Atas pendidikan merupakan pengenalan dan
pengakuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia
tentang tempat-tempat dari segala sesuatu di dalam tatanan pcnciptaan
sedemikian rupa, sehingga hal ini dapai membimbing manusia ke arah
pengenalan dan pengakuan Allah sebagai Tuhan.
Pendidikan menurut pandangan Islam adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan
fitrah secara potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya insan
kamil (manusia seutuhnya). 31.yang di maksud penulis adalah
27Paul Supamo, Moerti Yoedho Koesoemo, Dettey Titisari, St. Kartono,
Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah Suatu Tujuan Umum, Kanisius, Yogyakarta,
2002, him. 21
28Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 13
19Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer),
Fakultas Tarbiyah dan Pustaka Pelajar, Semarang, 1999, him. 121
30Ibid., him. 280
pandangan ustadz sofiyuddin bin fadli zaen tentang pendidikan sebagai
solusi persoalan bangsa Indonesia
3. Ahlak
Ahlak yaitu nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan
dalam tindakan nyata.32
Ahlak berasal dari kata berarti budi pekerti, tingkah
laku, atau tabiat. 33 34 Menurut bahasa Inggris ahlak adalah behave a
certain a character. 34 Yang dimaksud penulis di sini adalah
pemikiran-pemikiran atau pandangan beliau dalam memberikan solusi persoalan
bangsa melalui perbaikan ahlak.
3. Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen
Nama lengkapnya adalah Sofiyuddin bin Fadli Zaen. >ang
kemudian beliau akrab dipanggil Abah Shof. Beliau dilahirkan pada
tanggl 18 Maret 1967 di Desa Cempaka, Kecamatan Bumi Jawa,
Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, putra dari Fadli Zaen bin Zainal Abidin
bin Wiro Menggolo bin Singodiijo bin Karpah bin Haryadipa, yang
sekarang tinggal di Serua, Sawangang, Depok, Jawa Barat.35
32Paul Supamo, op. cit., hln. 29
33HAR Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani
Indonesia, Strategi Pendidikan Nasional, PT. Remaja Rosdakaya, Jakarta, 1999,
him. 17
34John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, him. 9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa persoalan yang
akan dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah persoalan (kriris) yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
dewasa ini ?
2. Bagaimana pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang krisis
yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dewasa ini ?
3. Bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang
pendidikan sebagai solusi terhadap krisis yang dihadapi bangsa
Indonesia dewasa ini ?
4. Bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang ahlak
sebagai solusi terhadap krisis yang dihadapi bangsa Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
penulis capai adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah persoalan (kriris) yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia dewasa ini.
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Ustadz Sofiyuddin bin
Fadli Zaen tentang krisis yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin
Fadli Zaen tentang pendidikan sebagai solusi terhadap krisis yang
dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini.
4. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ustadz Sofiyuddin bin
Fadli Zaen tentang ahlak sebagai solusi terhadap krisis yang
dihadapi bangsa Indonesia.
2. Manfaat
a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuan
dan wawasan, dalam menyikapi sebuah persoalan yang
berkembang.
b. Menambah hasanah keilmuan Islam dan memberikan sumbangan
perpustakaan guna meningkatkan mutu kreatifitas pemikiran umat
Islam.
c. Secara praktis diharapkan dapat menjadi acuan bagi bangsa
* Indonesia secara umum dan masyarakat dalam mengatasi persoalan
bangsa dewasa ini.
E. Metode Penulisan Skripsi
1. Jenis
Jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
{library reseach) ,j6 artinya data yang dikumpulkan dan dianalisa adalah 36
berbagai informasi yang bersumber dari berbagai literatur yang ada
korelasinya dengan pokok masalah. Juga disebut penelitian bibliografi
karena mengumpulkan data, menganalisa dan membuat interpretasi
tentang pemikiran tokoh, yaitu Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen.
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Yang menjadi sumber data primer dalam kajian ini adalah: 1)
Satria Paningit Tumbal Negara, Ponpes Nurul Ihsan karya Mukti
X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan (2) Bisakah ke Al lak
Sebuah Perjalanan di Bawah Puing-Puing Kekufuran, Ponpes
Nurul Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan,
(3) Selamat Tinggal Manusia Kami Kembali ke Langit, Ponpes
Nurul Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan,
(4) Sajak-sajak Buat Tuhan, Ponpes Nurul Ihsan karya Mukti XII
• Peninjauan OKU Sumatera Selatan, (5) Mencari Diri Menemui
Ilahi, Ponpes Nurul Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU
Sumatera Selatan, (6) Mencari Diri Menemui Ilahi, Ponpes Nurul
Ihsan karya Mukti X II Peninjauan OKU Sumatera Selatan, (7)
Wawancara mendalam dengan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen
terkait dengan tema pokok masalah dan skripsi Amin Syarifuddin
Mencari Diri Menemui Ilahi, jurusan Aqidah Filsafat, UIN Syarif
b. Sumber Data Sekunder
Yang menjadi sumber daya sekunder dalam kajian ini adalah
karya-karya ulama yang ada relevansinya dengan pokok
permasalahan, baik buku-buku literal, majalah, artikel dan karya
ilmiah yang lain sebagai penunjang guna memperluas wawasan
dan kedalaman dalam membahas pokok permasalahan di atas.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data penulis menggunakan beberapa
metode sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan penulis untuk mendokumentasikan,
kutipan-kutipan kepustakaan, yang berkaitan dengan pokok
permasalahan, baik dari sumber primer maupun buku-buku
pendukung lainnya.
b . ' Metode Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.37 Teknik
ini penulis gunakan untuk mengamati langsung kenyataan perilaku
Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen .
c. Metode Wawancara Mendalam
Untuk mendapatkan informasi yang valid, maka penulis
menggunakan teknik wawancara dengan sumber objek penelitian.
Wawancara ini penulis gunakan sebagai alat untuk memperoleh
data yang akurat dan terkini tentang pemikiran Ustadz Sofiyuddin
bin Fadli Zaen terkait dengan pokok permasalahan.
Penulis mengumpulkan data dengan membaca, dan meneliti
berbagai buku yang ada kaitannya dengan perumusan
permasalahan.38
4. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul penulis akan menganalisa dan membuat
refleksi pembahasan guna memperoleh kesimpulan dengan
menggunakan metode pembahasan kombinasi-kombinasi antara induksi
dan deduktif. 39 Metode induksi yaitu metode berfikir yang berangkat #
dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus kemudian ditarik
generalisasi yang memiliki sifat umum dan sebaliknya dari kombinasi
ini digunakan untuk menarik sebuah kesimpulan, sebagai suatu sintesis
(generalisasi yang baru). 40
38Gorys Keraf, Komposisi, Nusa Indah, Flores, 1984, him. 160
39Sekripsi Siti Qosidah Kinerja Ikhlas dalam Pendidikan Manusia
Tarbiyah, PAI tahun 2002, him. 8
40Sekripsi Muh. Trimo, Pendidikan Keimanan Bagi Anak Dalam
Untuk memperoleh makna dan pemikiran yang kongkret
tentang pandangan ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang bagaimana
mengatasi persoalan bangsa Indonesia melalui pendidikan ahlak,
penulis menggunakan metode interpretasi yaitu karya tokoh ini diselami
guna menangkap arti dan nuansa yang maksud secara khas.41
Dan metode koheren intern, yang dimaksud adalah untuk
memperoleh interpretasi yang tepat mengenai tokoh objek penelitian,
dari semua konsep dan aspek dilihat menurut keselarasan satu sama
lain, 42 dengan menetapkan pokok pikiran yang mendasar dan topik
sentral, dengan meneliti secara sistematis dari susunan dan metode
berfikimya. Dari beberapa metode yang penulis gunakan, untuk
memperoleh konsep dasar yang utuh tentang mengatasi persoalan
Bangsa Indonesia melalui pendidikan dan ahlak. Menurut Ustadz
Sofiyuddin bin Fadli Zaen
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan penulisan skripsi, penulis akan menggunakan
metode penulisan sebagai berikut:
Bab Satu, dalam bab ini merupakan bab pendahuluan yang terdiri
dari uraian latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, t
41 Anton dan Ahmad Charris Zubeir, Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta, Kanisius, 1990, him. 63
tujuan penelitian, metode penulisan skripsi dan sistematika penulisan
skripsi.
Bab Dua, dalam bab ini dijelaskan tentang riwayat hidup Ustadz
Sofiyuddin bin Fadli Zaen meliputi riwayat hidup, karya-karyanya, dan
metode pemikirannya.
Bab Tiga, merupakan uraian pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli
Zaen tentang hakekat krisis yang dihadapi Bangsa Indonesia, serta
pandangan para tokoh-tokoh secara umum.
Bab Empat, merupakan bab inti yang membahas tentang pandangan
Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang pendidikan dan ahlak sebagai
solusi persoalan krisis yang dihadapi bangsa Indonesia, profile muslim ideal
harapan bangsa, catatan kritis terhadap pandangan Ustadz Sofiyuddin bin
Fadli Zaen tentang bagaimana mengatasi persoalan Bangsa Indonesia.
Bab Lima, Merupakan bab penutup, meliputi: kesimpulan, saran dan
BIOGRAFI USTADZ SOFIYUDIN BIN FADLI ZAEN,
KARYA-KARYANYA DAN METODE BERFIKIRNYA
Pada bab ini akan dibahas tentang (a) Ranah Sosiologis Kelahiran
Soflyudin bin Fadli Zaen, (b) Karya-karyanya dan (c) Metode Berfikimya.
A. Ranah Sosiologis Kelahiran Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen
Abah Shof atau ustadz Shof juga ada yang memanggil dengan abah
atau pak Shof adalah panggilan akrab dari ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen,
beliau dilahirkan dari keluarga sederhana dan memberikan kebebasan pada
anak-anak untuk belajar mengenal jati dirinya sendiri “jadilah diri kamu
sendiri”.1 Itulah lukisan prinsip orang tua ustadz Shof yang kemudian
dijadikan salah satu prinsip hidupnya. Beliau adalah tokoh diantara tokoh-
tokoh pendidikan namun beliau tidak dikenal oleh masyarakat umum, karena
beliau tidak mendirikan jamaah atau lembaga pendidikan seperti tokoh
lainnya.
Beliau adalah Sofiyuddin bin Fadli Zaen seorang Kyai di sebuah
lereng Gunung Slamet. 2 Tepatnya tanggal 18 Maret 1967 di Desa Cempaka,
'Wawancara pribadi 16-06-05
2Skripsi Amin Syarifuddin, Mencari Diri Menemui Illahi, (Menelusuri
Jejak-Jejak Tasawuf Ajaran Spiritual Sofiyuddin bin Fadli Zaen), UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2004, him. 8
Kecamatan Bumi Jawa, Kabupaten Tegal Jawa Tengah. 3 Ayahnya adalah
pengasuh Ponpes Nurul Islam Desa Karya Mukti XII Kecamatan Peninjauan,
Oku Sumatra Selatan, yaitu Kyai Fadli Zaen yang wafat pada tahun 2001 M.
Beliau adalah murid dari Syekh Ihsan Jampes, Kediri, Jawa Timur.4 Setelah
cukup bekal dia pulang dan mendirikan Ponpes di luar Jawa sehingga beliau
menghadap Allah SWT. Ayahnya bernama Zaenal Abidin bin Wira Manggolo
bin Singadiijo bin Karfah bin Haryadipa. 5 Dimana Haryadipa merupakan
keturunan raja dari kerajaan Mataram yang mengembara sahipai ke pedesaan
di lereng Gunung Slamet Tegal, Jawa Tengah yang sekarang dikenal tempat
pariwisata Gua dan Pemandian “Guci”.
Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen merupakan anak tertua dari enam
bersaudara dari keluarga Fadli Zaen, beliau memang beda dengan saudara-
saudaranya, dia cenderung pada kehidupan bebas tanpa ikatan, dengan
kebebasan itu beliau berfikir dan merenung dengan melihat alam raya, beliau
memahami ajaran Agama dengan realita kehidupan, dari situlah beliau paham
tentang kebenaran agama.
Pada masa kecilnya beliau cenderung menjalani kehidupan ini dengan
kebebasan, kalau yang lain pada sekolah dia lebih senang mengembala
kambing “angon wedus” dan anehnya pada saat kelas VI SD beliau baru bisa
menulis ini budi dan sebagainva namun karena ketelatenannya guru beliau,
akhirnya dia berhasil lulus SD dengan nilai terbaik.6
Walau dalam keadaan yang serba bebas tapi ustadz Sofiyuddin masih
mempunyai prinsip “dia tidak akan makan kecuali halal” pernah dalam suatu
hari beliau dapat kiriman dari orang tua, namun dalam satu hari habis,
kemudian hari berikutnya dia puasa karena memang tidak ada yang dimakan.
Jangan sekali-kali makan makanan yang haram. 7 Karena makanan yang
haram akan menghidupkan hasud, kesombongan, keroyalap, dan menutupi
cahaya Allah ke dalam hati, beliau menegaskan tanamkan makan halal. Di
masa remajanya beliau banyak berfikir dan merenung tentang kehidupan,
beliau sering nonton film, baca komic, setelah itu beliau mentafakuri dan
mengkaitkan dengan ajaran Agama, yang terpenting dalam setiap langkah ada
tujuan, yaitu tujuan ke Allah.8
Berkenaan dengan dunia belajar Ustadz Sofiyuddin tidak seperti tokoh
yang lain karena dia cenderung pada pendidikan non formal, dalam proses
belajar beliau mengalami beberapa proses.
1. SD
Awal pendidikan beliau di SD Desa Cempaka, Bumi Jawa, Kabupaten
Tegal Jawa Tengah, selesai pada tahun 70an.9
6Wawancara Pribadi, Op.cit., him. 3
7Ibid.
%lbid.
2. SMP
Setelah lulus SD beliau meneruskan sekolah ke SMP Insaniyah Tegal,
karena tidak kerasan beliau hanya menempuhnya selama satu tahun,
kemudian oleh ayahnya dipindahkan ke Ponpes “Mambaul Ma’arif ’ Den
Anyar Jombang Jawa Timur yang diasuh oleh Kyai Sohib Bisri putra Kyai
Bisri Syamsuri dan meneruskan MTs-nya disana.10
3. MA
Setelah MTs selesai beliau meneruskan sekolahnya di MA Kertosono
sampai selesai. Setelah itu meneruskan perjalanan belajar di beberapa
Ponpes.
4. Pesantren
Ada beberapa pesantren yang pernah beliau singgai yaitu :
a. Ponpes komplek Palimanan yang diasuh oleh Kyai Umar
b. Ponpes di Kuningan yang diasuh oleh Kyai Muharram
c. Ponpes di Pekalongan yang diasuh oleh Kyai Habib Ali
d. Ponpes di Kaliwungu Kendal yang diasuh oleh Kyai Dimyati
e. Ponpes di Situbondo yang diasuh oleh Kyai As’ad Syamsul Arifin
f. Ponpes di Al Ikhsan-Jampes Kediri yang diasuh oleh Gus Malik, putra
Syekh Ihsan.
Rata-rata yang beliau singgah adalah Kyai “Hikmah” dalam perjalanannya
di Ponpes ada seorang pembimbing yang beliau sangat terkesan yaitu Kyai
Muhdhor, 11 yang memberikan contoh perilaku hidup sederhana tawadhu,
masak, belanja, nyuci, sedangkan isteri beliau tetap di rumah mendidik
anak-anaknya.
Peijalanan pengembaraan beliau jalankan bertahun-tahun dari
pesantren ke pesantren, desa ke desa, gunung, gunung kemudian berhenti pada
sebuah desa di Sumatra Selatan tepatnya di Desa Karya Mukti, Peninjauan
Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, disinilah awal mula (cikal
bakal) berdirinya Ponpes Nurul Ihsan. Sejak itulah beliau memboyong
ayahnya dari Jawa dan bersama-sama mengelola pesantren yang didirikan.
Lokasi pesantren yang berada di tengah-tengah kebun karet semakin mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif untuk belajar mengajar dalam mencetak generasi Islam yang siap mengemban tugas. Seluruh civitas pesantren Nurul Islam berusaha berbenah diri dengan dirinya kesungguhan dalam berjalan mengikuti jejak Rasulullah, walaupun tidak berbekal banyaknya ilmu dan ibadah.12
Pesantren ini tidak bercita-cita mencetak intelektual, alim ulama,
namun hanya sekedar menjadi tempat berlatih menjadi hamba Allah yang
benar menurut Allah. 13 Ciri khas dari Ponpes Nurul Ihsan adalah
kekeluargaan, pesantren ini tidak pernah mengajak atau menerima santri baru,
tetapi hanya sistem kekeluargaan.14 Karena situasi yang tidak memungkinkan
pada tahun 2000 beliau meninggalkan Ponpes Nurul Ihsan kemudian tinggal
---
---1 xIbid., him. 4
n Ibid., him. 10
13 Ibid.., him. 12
di Jakarta, pada tahun 2003 tinggal di daerah Kali Malang dan sekarang
bertinggal di Serua, Sawangan. Depok, Jawa Barat bersama Umi Ida Mustari
dan 3 anaknya serta beberapa anak didiknya beliau sekarang mempunyai 5
orang anak dan 2 anak mondok di Ponorogo dan 3 berada di rumah. Beliau
menjalani kehidupan dengan harmonis dan sederhana.15
B. Karya-Karya Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen
Semua buah karya beliau tidak diterbitkan dipenerbitan umum karena
keterbatasan saran dan prasaran, yang serta terbatas karya-karya beliau adalah
sebagai berikut:
7. Mencari Diri Menemui Ulahi diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul
Ihsan, Karya Mukti XII, Peninjauan. OKU Sumatra Selatan, 1999
2. Rahasia H uruf Hijaiyah diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul Ihsan,
Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU Sumatra Selatan, 1999
3. Selamat Tinggal Manusia, Kami Kembali Kelangit diterbitkan oleh
Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU
Sumatra Selatan, 2001
4. Satria Paningit Tumbal Negara diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul
Ihsan, Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU Sumatra Selatan, 2001
5. Bisakah ke Allah, Sebuah Perjalanan di Bawah Puing-Puing ke Kufur an
diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Karya Mukti XII,
Peninjauan, OKU Sumatra Selatan, 2002
6. Sajak-Sajak Buat Tuhan diterbitkan oleh Pondok Pesantren Nurul Ihsan,
Karya Mukti XII, OKU Sumatra Selatan, 2004
7. Syair Buat Pengantin Baru dan Pengantin Lama diterbitkan oleh Pondok
Pesantren Nurul Ihsan, Karya Mukti XII, OKU Sumatra Selatan, 2005
C. Metode Berfikirnya
Ustadz Sofiyuddin mempunyai metode berfikir yang unik, beda
dengan tokoh-tokoh yang lain, kemerdekaan kebebasan merupakan salah satu
cara yang paling menonjol, dalam mendidik anak didiknya untuk
mengantarkan mereka menuju terbentuknya pribadi muslim yang mengenal
dirinya dan kebenaran yang mereka yakini, sehingga anak didiknya terlatih
untuk berlatih dan tenis berlatih dalam berbenah, kreatif, aktif, produktif,
sampai pada penemuan diri mereka masing-masing.16 Beliau lebih cenderung
pada hal yang bersifat hakikat, non formal, artinya dengan berfikir mendalam
9
terhadap fenomena kenyataan yang terjadi di dunia khususnya pada negeri
tercinta ini. Memahami Islam tidak hanya dengan zhohimya saja namun Islam
dipahami secara mendalam baik dari sisi dhohir dan batin; dhohir syariat
dilaksanakan dengan baik batin nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
syariat, beliau menggabungkan pribadi Islam yang kaffah dengan Aqidah
(tauhid) syariat (fiqih) dan ahlak (tasawuf) ketiganya digabung menjadi satu
dalam pribadi muslim.17
16Amin Syarifuddin, op. cit., him. 1
Bebas tapi berprinsip pada ajaran Islam, sulit tapi tidak dipersulit,
mudah tapi jangan dipermudah, tegas tapi tidak kaku, lentur tapi tidak kabur,
tengah dan sedang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan itulah beberapa
ungkapan beliau dalam menyikapi masalah-masalah yang berkembang. Beliau
menyikapi suatu masalah sangat kritis “contoh” dalam hal pendidikan beliau
berkata:
’’Ilmu-ilmu yang diajarkan disemua lembaga pendidikan, khususnya yang umum berinti pada untuk membina, mengkader, dan mengarahkan siswa serakah dan cinta dunia serta ingkar pada Allah. Rasulullah dengan tegas mengatakan “barang siapa yang mencari ilmu 1S karena mengharap dunia maka diharamkan menghirup udara surga”.
Jika yang teijadi demikian maka umat Islam telah jelas menghina
Rasulullah, dan sekarang sulit untuk menerima kebenaran ajaran Islam karena
dalam hati umat Islam sudah tumbuh syirik yang halus.19
Rasulullah mengajarkan pada para shahabat untuk mentauhidkan Allah
dengan benar dan berakhlak mulia. Hal ini bisa terlihat hasil pendidikan beliau
yang melahirkan pribadi-pribadi yang dapat dicontoh untuk mengembang
tugasnya sebagai hamba Allah dan Kholifatullah Fil Ardl, padahal kenyataan
yang teijadi adalah perlawanan dengan apa yang di bawa oleh Rasulullah.
Setiap individu satu sama lain diciptakan berbeda, sehingga
menyebabkan adanya berbedaan nilai dan tujuan, jika akal lemah berfikir
kreatif maka dia akan cenderung pada prilaku hina cenderung pada dunia dan k
]SIbid., him. 9
Islam ibarat sebuah kehidupan bebas dalam kemutlakan yang suci dan
fungsinya selamanya hanya mengatur subyek penganut (manusia) jadi
tergantung pada manusianya bagaimana. Islam selamanya tetap suci, jaya,
teijaga sebagai aturan Allah dan Aliahlah yang akan menjaganya.
Pengakuan diri sebagai umat Islam dengan ditandai dengan ketaatan
beribadah yang banyak namun masih kuat kecenderungan dan keserakahan
terhadap dunia maka akan menghantarkan diri hina dihadapan Allah.21 Tidak
adanya kepedulian umat Islam sekarang merupakan cerminan bobroknya
pendidikan hal ini disebabkan pondasi tauhid sebagai dasar pendidikan Islam
untuk dijadikan pegangan hidup rapuh bahkan tidak dibangun, yang akhirnya
menyebabkan terpuruknya kondisi (krisis) yang tidak ada jalan keluar kecuali
dibangun lagi dengan kootniksi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam melaksanakan Islam hams dilaksanakan secara total baik lahir
maupun batin sehingga diri manusia mau tunduk dan berserah diri pada Allah
dengan mengikuti Rasulullah. Jika ada sebagian unsur yang tidak dimasuki
maka akan menyebabkan pribadi keluar dari Islam, karena tujuan penciptaan
manusia memang hanya mengabdi kepada Allah :
(0*\ : ol> j\
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.22 i
21 Amin Syarifuddin, loc. cit.
Islam ibarat sebuah kehidupan bebas dalam kemutlakan yang suci dan
fungsinya selamanya hanya mengatur subyek penganut (manusia) jadi
tergantung pada manusianya bagaimana. Islam selamanya tetap suci, jaya,
teijaga sebagai aturan Allah dan Aliahlah yang akan menjaganya.
Pengakuan diri sebagai umat Islam dengan ditandai dengan ketaatan
beribadah yang banyak namun masih kuat kecenderungan dan keserakahan
terhadap dunia maka akan menghantarkan diri hina dihadapan Allah.21 Tidak
adanya kepedulian umat Islam sekarang merupakan cerminan bobroknya
pendidikan hal ini disebabkan pondasi tauhid sebagai dasar pendidikan Islam
untuk dijadikan pegangan hidup rapuh bahkan tidak dibangun, yang akhirnya
menyebabkan terpuruknya kondisi (krisis) yang tidak ada jalan keluar kecuali
dibangun lagi dengan kontmksi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam melaksanakan Islam harus dilaksanakan secara total baik lahir
maupun batin sehingga diri manusia mau tunduk dan berserah diri pada Allah
dengan mengikuti Rasulullah. Jika ada sebagian unsur yang tidak dimasuki
maka akan menyebabkan pribadi keluar dari Islam, karena tujuan penciptaan
manusia memang hanya mengabdi kepada Allah :
(0*\ t
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.22 k
2'Amin Syarifuddin, loc. cit.
Islam selalu mendorong para pengikutnya untuk memelihara pribadi
dari syirik dan keraguan, menerapkan kepasrahan dan kecintaan pada Allah
dengan menyebarkan kasih sayang dan kedamaian pada sesama mahluk.
Islam bagai perahu keselamatan yang akan membawa seseorang yang sanggup
mentaati norma-norma didalamnya, menuju pertemuan dengan Allah.
"Pendidikan, Islam sekarang memang jaya dalam pandangan lahir dari TK sampai PT berdiri dimana-mana diseluruh dunia pesantren dan lembaga lainnya tumbuh subur dan berkembang pesat. Namun hancur dalam alam rohani, karena kontruksi yang dibangun salah, dan tujuan yang keliru, sehingga lembaga-lembaga yang ada hanya melahirkan pribadi yang sombong dan ingkar Allah, serta serakah terhadap dunia.23
Ustadz Sofiyuddin lebih mengutamakan substansi bukan formalitas
substansi Islam adalah kasih sayang, kedamaian, ketentraman, amanah, dan
nilai-nilai luhur semuanya, bukan sekedar ibadah formal. Walau sholat, puasa,
haji, zikir, namun tidak peduli terhadap fakir miskin dan orang-orang lemah
maka Islamnya menipu dan sekarang ini teijadi. “Pegang teguh syariat, dan
0
tonjolkan ahlak" 24 25 Dengan demikian ada keseimbangan dan dengan
keseimbangan akan membentuk kedamaian. Percuma kamu ibadah jika
dengan orang susah kamu tidak peduli, karena sebaik-baik orang adalah orang
yang paling peduli dan bermanfaat bagi orang lain.
23Sofiyuddin bin Fadli Zaen, Satria Paningit Tumbal Negara, Ponpes Nurul Islam, Karya Mukti, Peninjauan, OKU, Sumsel, 2002, him. 3
24Amin Sarifiiddin, loc. cit.
Keyakinan, ilmu, pemahaman, pengamalan, begitulah seharusnva kita
dalam berislam, dan juga dalam kehidupan, termasuk juga pendidikan dan
inilah yang paling penting. Jika tujuan pendidikan hanya berorientasi pada
pencapaian kepuasan dunia maka tunggulah kehancurannya. Karena jika ingin
selamat kuncinya maka tujuan pendidikan harus dikembalikan pada
pembentukan pribadi yang taat dan cinta pada Allah, secara total dalam
keyakinan dan kepasrahan yang tercermin dalam terjalinnya hubungan baik
dengan mahluk dan ketaatan penuh pada Allah dan Rasul.26
Dalam Islam kedudukan niat sangat penting sampai niat baik saja udah
dapat pahala (kebaikan) satu, disisi lain jika niatnya ielek (keliru) maka
amalan baik dan banyak tetap tertolak. Ustadz Sofiyuddin juga menekankan
niat pengabdian kepada Allah dan mengikuti contoh Rasulullah semata dalam
setiap perbuatan apapun disetiap langkah kehidupan, misal pada saat kita
buang air, meludah, sisi, membuang sisa-sisa makanan dianjurkan untuk
memberi makan pada binatang yang ada di bawah tanah, tidak boleh
membuang air panas di tanah, karena takut kalau-kalau menyakiti hewan yang
ada di bawah tanah, sebagai bukti kasih sayangnya Allah kepada mahluk lewat
manusia, maka manusia yang baik adalah manusia yang disetiap perbuatannya
mencerminkan sifat-sifat Allah Tuhannya. Dan jika seseorang sudah bisa
meniatkan seluruh perbuatannya untuk Allah, otomatis semua perbuatannya
merupakan ibadah pengabdian kepada Rabbnya.
(^
^
j
^
<
5
j J?
oJ j*
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,2
Ayat di atas menjelaskan pengakuan seorang hamba yang beriman
yang menyerahkan seluruh kehidupannya pada Allah.Orang yang ingin
memahami Islam harus memahami Islam (berislam) sesuai dengan Islamnya
Rasulullah, 27 28 jika tidak maka yang terjadi adalah “penguburan" dan
“pengkaburan” terhadap sunnah Rasul, dan yang rtfereka menganut
(mengikuti) Islam berdasarkan atas keumuman kebanyakan orang (khaknak
umum), padahal Islam yang mumi haruslah berdasarkan Islamnya Rasulullah
Islam selalu mementingkan pada pembenahan hati dan mental si^aya tidak
cenderung pada dunia, walau dia mempunyai pangkat, harta, dan krdudnkaw.
tetapi dia menggunakan pada jalan yang benar sebagai sarana ketaatan pada
Allah dan Rasulullah. Kasih sayang pada sesama, peduli pada si papa,
menyembunyikan ibadah khusus pada Allah, kesetiaan dan pengorbanan
menjadi perilaku Rasulullah, namun sekarang nilai-nilai seperti ini kian hari
kian tampak kabur dan hilang karena manusia lupa pada panutan utamanya.
Dalam memegang syariat umat Islam harus kukuh dan tegas sesuai
dengan garis-garis ketentuan yang telah ada, dengan penerapan yang bijaksana
sesuai dengan pemahaman seseorang terhadap Islam, yaitu sebagaimana k
firman-Nya:
“Allah tidak akan membebani hamba kecuali sesuai dengan
29 kemampuannya ... .”
Dengan sikap arif bijaksana dalam penerapan hukum Islam merupakan
bukti bahwa hukum Islam itu luwes sesuai dengan kondisi perkembangan
zaman.
Dalam dunia pendidikan beliau menekankan adanya kesamaan tujuan
antara siswa dengan guru yaitu sama-sama ingin membentuk-pribadi pengabdi
kepada Allah dengan mengikuti contoh Rasul, keihlasan antara kedua pihak
merupakan syariat dalam keberhasilan belajar menuju terbentuknya pribadi
muslim. Guru membimbing murid dengan keihlasan penuh hanya mengharap
ridho Allah, kasih sayang terbuka, baik sangka, kreatif, aktif produktif,
memberi contoh yang baik sehingga muritpun akan bisa diarahkan guna
mencapai tujuan pendidikan. Kita tidak boleh kaku dalam berislam karena
dengan kekakuan akan berakhir pada pengakuan bahwa dirinya yang paling
benar, beliau menegaskan, dalam pendidikan yang terpenting adalah
pemberian pondasi tauhid pada anak, ini bisa diusahakan pada usia 0 sampai 6
tahun.29 30 Disinilah peran seorang ibu kemudian anak belajar yang lain. Dengan
demikian jika ada suatu pengaruh baru yang masuk ke dalam diri anak yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai tauhid. Dan secara otomatis akan bisa
menyaring, yang pada ahimya akan melahirkan generasi yang beriman kuat
dan berahlak mulia.
Pondasi bangunan pendidikan harus ditata seperti bangunan gedung,
pondasi (cakar ayam), cor dasar, bata, sampai dinding, begitu juga dengan
pendidikan pertama pendidikan aqidah, syariat, ahlak (tasawuf). Setelah
bangunan jadi dengan pondasi yang kuat maka Insya Allah akan bertahan
walau diterpa angin badai dan sebagainya, seperti halnya pendidikan setelah
anak dibekali dengan aqidah yang kuat, penanaman ahlak yang mulia, maka
mau diberi ilmu apapun dia pasti akan dapat menyaring mana yang sesuai
dengan kebenaran Islam dan yang tidak, kemudian jika pandai dalam bidang
teknologi ia akan gunakan kejalan Allah, pedagang, jujur, pemimpin yang adil
Han apapun kemampuan yang dia miliki akan ia gunakan untuk bekal dalam
peijalanan ke Allah.31
PANDANGAN USTADZ SOFIYUDDIN BIN FADLI ZAEN DAN PARA
TOKOH-TOKOH SECARA UMUM TENTANG KRISIS YANG
DIHADAPI BANGSA INDONESIA
Dalam bab ini akan penulis uraikan (a) Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin
Fadli Zaen tentang Krisis yang dihadapi bangsa Indonesia (b) Pandangan para
tokoh yang dihadapi bangsa Indonesia
A. Pandangan Ustadz Sofiyuddin bin Fadli Zaen tentang Krisis yang ihadapi
Bangsa Indonesia
Mengacu pada Al Qur'an bahwa setiap apa yang diciptakan Allah pasti
ada tujuannya dan tidak sia-sia sebagai satu kesatuan dalam keseimbangan
hidup di dunia, semua mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda dalam
kerangka kesatuan dan ketundukan kepada perintah Allah. Jika ada salah satu
yang tidak taat maka akibatnya fatal yaitu terancamnya kerusakan alam
semesta ini. Satu sama lain saling terkait dan saling membutuhkan. Dalam
keberlangsungan hidup di dunia ini manusia mendapat kepercayaan dari Allah
untuk menajdi pemimpin dalam pengelolaan dan pelestarian kehidupan di
dunia karena manusia diberi kelebihan oleh Allah dengan akal hati dan nafsu,
semija bekal dan sarana ini diberikan agar digunakan sebagai alat memimpin
manusia menuju Allah.
Setiap persoalan pasti ada akar permasalahan, tidak ada asap tanpa api,
hubungan sebab akibat sudah menjadi hukum alam (sunatullah), dan ketetapan
Allah. Dan segala perintah Allah pasti ada manfaat dan maksiat pasti
mendatangkan madharat. Dalam Surat At-Dzariat Allah menjelaskan tujuan
penciptaan manusia dan jin yaitu:
< i i *y>
’' y ' y'
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk mengabdi (menyembah pada Allah)”.1
Dari ayat diatasjelassudahtugasmanusiadiciptakan,yaitumengabdi
atau menyembah, beribadah kepada Allah. Menurut Ustadz Sofiyuddin bin
Fadli Zaen, krisis yang teijadi dan melanda bangsa ini berawal dari dua akar
permasalahan, yang dari dulu tumbuh dan subur sehingga tidak sadar sampai
mendarah daging dan ahimya sulit diobati, karena saking kronisnya, dua
pokok masalah (penyebab krisis) yaitu:
1. Indonesia Krisis Hamba Allah
Seorang abdi pasti akan taat dan patuh pada tuannya, dia akan melakukan
apa yang dia perintahkan oleh tuannya dan menjauhi apa yang dia larang,
dia akan takut dengan hukuman jika dia melakukan kesalahan, dia akan
bekeija dengan sebaiknya untuk tuannya karena dia sudah dibeli oleh
tuannya. 2 Begitu juga manusia dia diciptakan oleh Allah untuk menjadi
abdinya Allah dan wakilnya Allah dalam kehidupan di dunia. Sebagai
seorang abdi dan wali Allah maka dia akan selalu taat dan patuh pada
Allah, dia akan berbuat apa yang diperintah Allah dan akan menjauhi apa
yang dilarang oleh Allah.
Hilangnya kepribadian “abdi” menyebabkan kerusakan dimuka bumi ini
karena orang sudah tidak mau melaksanakan apa yang diperintah oleh
Allah dan apa yang dilarangNya, sehingga manusia menjadi lebih hina
dari binatang,3 karena manusia sudah kehilangan nilai-nilai
kemanusiaannya, yang ada sekarang adalah dendam, keserakahan,
pemburu kemulyaan dunia, egois, individual, cinta dunia, lupa Allah,
bahkan manusia sudah mengaku dirinya menjadi Tuhan, keadaan bangsa
Indonesia digambarkan oleh Ustadz Sofiyuddin dalam syairnya yang
penuh dengan makna yakni:
Indonesia negeri kami, Insan-Insan dungu mengatur negara, individualis berkembang pesat, ikatan persaudaraan terlepas, ilmu terperdaya dunia, iman terjual, ingat mati terganti nyanyian, iblis diikuti, Indonesiaku, Negara dalam rongrongan, nyanyian menjadi pujaan, neraka diabaikan, dendam membara, damai hilang berganti pertikaian, daerah-daerah terabai, dusta hal biasa, dosa-dosa terangkat, demit menari girang, dasar negara tersingkir, dunia semu incaran manusia, detik-detik berjalan dipenuhi keingkaran, denta si miskin tak terobati, Dewan Perwakilan Rakyat, dansa dan wanita menjadi idola, orang-orang lupa diri, ongkos hidup tak seimbang, nama-nama besar dipuja, NIP dibanggakan, nepotisme kewajaran, elok negeri tertutup kabut, egois mengangkat diri, emansipasi keluar jalur, ekonomi hancur, setan diikuti silaturrohim terbuang, santunan tak berfungsi, sikap-sikap rakyat tak mandiri, shalat-shalat umat Islam menarik ekonomi, sabar terbungkus pamrih, salam sesama terabai, sopan
*■ santun cuma dongeng, surga dunia milik dajjal, senyum manis
hilang, iman-iman murni terangkat, ilmu tak manfaat, iblis
diangkat hormat, indah dunia dibangga, Indonesia dalam bencana, Agama Islam terombang-ambing Al Qur ’an tak terpakai, alam tak dihargai, amanah dihiyanati, Amerika dihormati, ambisi menari-nari, ahirat tak diminati, Allah dipungkiri, alam gelap
dalam badai, Indonesia nasibmu penuh derita. 4
Dari syair diatas Ustadz Sofiyuddin menggambarkan keadaan
bangsa Indonesia saat ini, padat tepat penuh makna, beliau secara kritis
menyoroti keadaan bangsa ini berbagai segi kehidupan.
• Krisis pemerintahan
Hilangnya kepribadian abdi Allah ini berbalik total, manusia
mengabdi pada hawa nafsunya, sehingga perilaku hidupnya penuh
angkara murka, emosi, ambisi, kekejaman, pemaksaan hak, dan
perilaku keji lainnya5.
Tuntutan ekonomi untuk memenuhi hidup di luar kebutuhan sangatlah wajar sebab nafsu serakah, gengsi dan kehormatan yang diutamakan. Maka yang teijadi adalah penyalahgunaan amanah, tugas, dan kewajibannya sebagai sarana pemuas nafsunya sendiri. Kemakmuran, keadilan, kedamaian, dan kepentingan bersama dilupakan bahkan dicampakkan begitu saja, inilah keadaan bangsa Republik Indonesia sekarang 6.
Hukum-hukum yang lemah karena berkiblat kepada bangsa-
bangsa serakah tanpa agama. Penggunaan materi yang berlebihan
akibat korupsi yang merajalela mengakibatkan penderitaan rakyat yang
berkepanjangan.
AIbid, hlm.32-34
5Sofiyuddin bin Fadli Zaen, Satria Paningit Tumbal Negara, Ponpes Nurul Ihsan Karya Mukti XII, Peninjauan, OKU, Sum Sel, tt, him. 19
Personel-personel pengatur negara yang lemah jiwa dan
berakal kotor, berhati mati, menggiring dan menata dan membantu
negara menjadi sebuah negara yang sulit dipahami statusnya, sehingga
nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kemakmuran, hilang, yang ada
hanyalah dendam, iri hati, dan saling menghancurkan. Pendidikan tata
negara yang masih dibawah standar dan pembinaan moral bangsa yang
rapuh, serta hilangnya tanggung jawab dihadapan Allah merupakan
permasalahan yang menjadi sebab aparat negara, tidak bisa berperan
aktif, positif dalam menjaga negaranya.7 Bangsa akan bisa bangkit jika
dikelola orang-orang yang mempunyai tanggung jawab dan takut
kepada Allah, serta ahli (profesional) dihidangnya.
• Krisis Ekonomi
Dalam proses bernegara ekonomi dan kestabilan pemerintah
perekonomian merupakan salah satu faktor yang penting karena jika
ekonomi tidak stabil, maka pemerintah akan goncang dan keadaan
rakyat bergejolak bereaksi ke suatu yang negatif. Kestabilan ekonomi
akan mendukung masyarakat untuk menata diri dan keluarga untuk
menjadi yang lebih baik. Kemakmuran yang merata merupakan hasil
ahir sebuah nilai keadilan yang teijaga dan terpelihara baik oleh
pribadi-probadi yang kokoh dengan nilai-nilai agama, hukum ,moral
k bernegara serta terangkatnya kesucian kemanusiaan yang alami.
Keadilan melanggengkan roda pemerintahan yang
menentramkan warga negara, akan menguatkan keberadaan negara
tersebut. Walau warga negaranya kafir. Namun dengan keadilan yang
bijaksana penuh harmonis akan menumbuhkan kedamaian, semangat,
warga negara untuk kreatif aktif positif mandiri sehingga kemakmuran
dapat didapat.
Lemahnya kepedulian sosial dan rapuhnya mental serta
tingginya egoisme, menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan sehingga
tumbuh sifat serakah, mementingkan diri sendiri, yang pada akhirnya
memperpuruk kondisi ekonomi bangsa Indonesia 8. Ambisi kekuasaan
dan pengaruh serta nafsu menjadi orang paling baik dan berkuasa,
mdafaizkan perilaku lepas kontrol dan penghianatan pada pribadi
sehingga melepaskan agamanya dengan sadar 9. Ini sesuatu yang
sangat membahayakan jika pemerintah tidak dapat segera
menanggulangi dengan bersama-sama berbenah diri maka akan teijadi
kerusakan yang terus cepat merambat dan ini akan semakin sulit untuk
diatasi.
Krisis ekonomi ini akan semakin sulit diatasi jika tidak ada kepercayaan diantara komponen negara, baik dari umara, ulama dan warga (rakyat), keadaan ini akan semakin parah karena pendidikan yang ada dinegara ini mengarahkan pada dunia dan keserakahan pengaruh dasar pribadi warga Indonesia dalam menata bangsa yang cenderung matrealis dan berkiblat pada negara-negara yang tidak punya agama dapat menajuhkan warga negara dari kebenaran agama dan tidak terpakainya
*Ibid, hlm.26
hukum agama dan negara secara sadar. Kebodohan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang suci, kesombongan pribadi dan keserakahan masai merupakan sumber kerusakan ekonomi negara.10
Setiap warga negara wajib menghilangkan angan-angan dan
kemalasan untuk bangkit semangat dnegan penuh keyakinan bekeija
kreatif, produktif dan mandiri untuk bisa mempercepat perubahan ke
yang lebih baik, tanpa adanya itu kita akan kesulitan karena Allah juga
tidak akan merubah, jika manusianya tidak mau merubahnya.11 12
• Krisis Moral
Kehidupan bangsa Indonesia setiap hari semakin merosot
moralnya, hal ini terjadi dan melanda diseluruh lapisan masyarakat.
Kehidupan seperti ini disebabkan lemahnya pendidikan moral pada
generasi penerus bangsa, pondasi pendidikan yang rapuh
mengakibatkan semakin terpuruknya moral bangsa ini.
•
Dasar dan tujuan pendidikan yang mengarah pada kecintaan dan kerakusan dunia. Pendidikan ilmu umum di Indonesia pada dasarnya mengajar umat menghambakan diri pada dunia dan pengantar menjadi ingkar pada Allah serta mencetak pribadi-pribadi angkuh pada Allah '2.
Setiap umat terpancing dan masuk dalam bangga sebab
kehidupan dunia ini yang layak akan diperolehnya. Ini pertanda bahwa
manusia sudah menuhankan dirinya sendiri secara rahasia.
10Ibid., him. 26
11 Ibid., him. 27
hukum agama dan negara secara sadar. Kebodohan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang suci, kesombongan pribadi dan keserakahan masai merupakan sumber kerusakan ekonomi negara.10
Setiap warga negara wajib menghilangkan angan-angan dan
kemalasan untuk bangkit semangat dnegan penuh keyakinan bekeija
kreatif, produktif dan mandiri untuk bisa mempercepat perubahan ke
yang lebih baik, tanpa adanya itu kita akan kesulitan karena Allah juga
tidak akan merubah, jika manusianya tidak mau merubahnya.11 12
• Krisis Ahlak
Kehidupan bangsa Indonesia setiap hari semakin merosot
ahlaknya, hal ini teijadi dan melanda di sebagian besar lapisan
masyarakat. Kehidupan seperti ini disebabkan lemahnya pendidikan
ahlak pada generasi penerus bangsa, pondasi pendidikan yang rapuh
mengakibatkan semakin terpuruknya ahlak bangsa ini.
•
Dasar dan tujuan pendidikan yang mengarah pada kecintaan dan kerakusan dunia. Pendidikan ilmu umum di Indonesia pada dasarnya mengajar umat menghambakan diri pada dunia dan pengantar menjadi ingkar pada Allah serta mencetak pribadi- pribadi angkuh pada Allah ,2.
Setiap umat terpancing dan masuk dalam bangga sebab
kehidupan dunia ini yang layak akan diperolehnya. Ini pertanda bahwa
manusia sudah menuhankan dirinya sendiri secara rahasia.
l0Ib id , him. 26
11 Ibid., him. 27