• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 20082009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 20082009"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

MIN KECANDRAN SALATIGA

TAHUN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Drs. H.M. Banany

Lampiran : 3 (tiga) Eksemplar Ketua STAIN Salatiga

Hal : Naskah Skripsik di

Sdr. BASIROH Salatiga

Assalam u 'alaikum Wr. W b.

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :

BASIROH 11406005

TARBIYAH/PAI EKSTENSI

PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2008/2009

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera di munaqosahkan. Demikian harap dijadikan perhatian.

(3)

PENGESAHAN S k k lP S I

Judul : HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN

MENGIKUTI KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI SEKOLAH DENGAN TINGKAH LAKU SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2008/2009

Nama : Basiroh NIM : 11406005

Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 25 Agustus 2008

Panitia Ujian,

Sekretaris Sidang K eti^Sidang4

0

Dr. Imam Sutomo, M.Ag. DR. H. Muh. Saerozi. M.Ag.

' w ! 150216814 150247014

Penguji I Penguji II

U

Nama Prof.Dr. Muh. Zuhri

NIP. 150182686

■M W .

(4)

\pr. Qijf\

ijj CT^'P

o j 0 yvaxjfj

(®)^-^aJU I j-ys> I j j j ^

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

(QS:Al-Ashr:l-3)

“KETIDAKBISAAN YANG DITAKUTKAN OLEH SESEORANG

SEBENARNYA LAHIR DARI KATA TIDAK BISA ITU SENDIRI”

“KEGAGALAN HANYA TERCIPTA JIKA SESEORANG TIDAK

MEMPERSIAPKAN DIRI KETIKA HENDAK MERAIH SUATU

KEINGINAN

(5)

❖ Suamiku tercinta, yang telah setia memberi motivasi dan bimbingan ❖ Bapak dan Ibu tercinta di rumah.

❖ Anakku tersayang

❖ Teman-temanku seperjuangan, semoga tetap semangat.

(6)

melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah, serta ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikank, sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Berkat ketekunan serta dorongan dari semua pihak, maka penyusunan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2008/2009” dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan rekomendasi untuk penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H.M. Banany, selaku pembimbing yang dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran, berkenaan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam/Ekstensi, yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

4. Bapak Drs. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah, yang telah membantu dalam kegiatan belajar mengajar mahasiswa PAI/ekstensi.

5. Segenap sivitas akademika STAIN Salatiga, yang telah banyak membantu penulis dalam menuntut ilmu.

6. Kepala Sekolah MIN Kecandran Kota Salatiga, yang telah memberikan ijin dalam melanjutkan studi.

7. Kedua orang tua yang telah mencurahkan seluruh jiwa raga daiam menuntun menjadi orang yang bermanfaat bagi sesame.

8. Seganap sahabat mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak memberikan bantuannya.

(7)

semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan pahala yang setimpal atas amal kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu harapan penulis kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Salatiga, 09Agustus 2008

(8)

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM

1. Sejarah MIN Kecandran... 30

2. Letak Geografis MIN Kecandran... 34

3. Sarana, prasarana dan fasilitas... 34

4. Kondisi sisw a... 35

5. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan... 36

B. HASIL PENELITIAN 1. Data Responden... 37

2. Data Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler... 39

3. Data Kedisiplinan Sisw a... 42

BAB IV ANALISIS DATA A. Pengelompokan D ata... 48

B. Analisis Per-item dengan Persentase... 50

C. Analisis Kuantitatif... 59

D. Analisis Statistik Dengan Product M om ent... 65 TABEL XIV NILAI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER... 60

TABEL XV NILAI KEDISIPLINAN SISWA... 63

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses secara sadar yang merubah seseorang menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya. Hal inilah yang terjadi di setiap lembaga pendidiKan baik formal maupun non formal, baik di sekolah pada saat jam belajar resmi yang terjadwal maupun pada jam ekstra (di luar) jam sekolah, yang dikenal dengan ekstrakurikuler, atau di luar sekolah sekalipun.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan resmi, dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara bersama, sengaja, terarah, sistematis oleh para pendidik profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu. Dan di luar itu, ada kegiatan yang menunjang program tersebut yang dinamakan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang dikemas dalam berbagai program kegiatan seperti: Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dokter kecil, seni tari, maupun kegiatan lainnya.

Dalam konteks sekolah dasar, kegiatan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Berbagai jenis keterampilan, yang dikemas dengan nuansa bermain dan kebersamaan dan dibangun melalui berbagai kegiatan. Misalnya, dalam kegiatan pramuka ada kegiatan berkemah, memasak, tali- temali, dan lain-lain. PMR ada kegiatan memberi pertolongan terhadap orang sakit, atau dokter kecil ada kegiatan merawat orang sakit, dan begitu pula kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya terdapat kegiatan yang mengasah keterampilan siswa. Kegiatan ini diasumsikan sedikit banyak akan membawa

(10)

pengaruh terhadap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, terutama mengenai kedisiplinannya. Kebiasaan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut kedisiplinan, kerapihan, kesabaran, dan sebagainya, akan berdampak positif pada terbawanya kebiasaan itu dalam kehidupannya.

Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) pada peraturan yang berlaku.1. Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena di dorong atau disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Artinya bahwa kedisiplinan akan muncul dalam diri seseorang dengan sadar tanpa suatu paksaan.

Di MIN Kecandran, berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, PMR, Dokter Kecil, Drum Band, sudah menjadi kegiatan yang diprogramkan di sekolah. Tidak sedikit, bahkan hampir seluruh siswa MIN Kecandran terlibat dalam kegiatan ini. Menariknya, tidak semua siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki kebiasaan yang sama, terutama dalam hal kedisiplinan. Tata tertib yang diterapkan di sekolah, tidak secara utuh dilaksanakan oleh semua siswa, ada saja pelanggaran yang terjadi, misalnya pada waktu upacara, ada saja siswa yang tidak bertopi, tidak memakai sepatu yang dianjutkan, dan lain-lain.

Contoh lain yang lebih ekstrim adalah ketika pada suatu kesempatan, penulis bertemu dengan orang tua murid. Beliau mengeluh karena nilai belajar anaknya menurun. Orang tua siswa dipanggil ke sekolah oleh guru untuk diberitahu tentang kondisi belajar si anak. Menurut orang tua, si anak ke

(11)

sekolah tiap hari bahkan sore hari juga ke sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler. Namun kenapa nilainya masih rendah. Si guru yang bijak kemudian menjelaskan mengapa nilai anak menurun. Diantara faktor penyebab menurunnya nilai tersebut adalah si anak terlalu aktif kegiatan ekstrakurikuler. Lho kok bisa? Ternyata si anak aktif dikegiatan ekstrakurikuler sehingga mengesampingkan proses belajar yang wajib. Dengan termangut-mangut si orang tua tadi mendengarkan penjelasan guru.

Sungguh hal demikian ini diluar maksud dari diadakannya ekstrakurikuler, yang dengan sengaja diselenggarakan di sekolah-sekolah guna mendukung proses pembelajaran anak, sehingga memiliki kompleksitas “kemampuan” baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis terdorong untuk meneliti hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan tingkat kedisiplinan siswa, dan menuliskan hasil penelitian tersebut dalam sebuah skripsi yang penulis beri judul “HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

B. Penjelasan Istilah

(12)

istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain:

1. Hubungan

Yang dimaksud dengan hubungan adalah keterkaitan antara satu hal dengan hal yang lainya.2

2. Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau kesibukan.3 Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan adalah intensitas tinggi dalam menjalankan kegiatan. Dengan demikian, maksud konkret dari kata keaktifan adalah intensitas kegiatan yang dilakukan siswa yang berkaitan dengan segala kegiatan yang diadakan oleh organisasi/ sekolah. 3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah pelajaran tambahan atau kegiatan tambahan yang dilakukan sekolah di luar jam pelajaran sekolah.4

Indikator - Indikator keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mengikuti minimal salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah.

b. Mengikuti perkembangan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. c. Hadir dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti d. Menjadi anggota dari salah satu kegiatan

2 WJS. Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 362

3 Ibid, him. 26

(13)

4. Kedisiplinan

Kedisiplinan berarti sikap kepatuhan terhadap peraturan. Sehingga bisa diartikan bahwa disiplin merupakan sikap seseorang terhadap suatu peraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator - Indikator kedisplinan siswa di sekolah adalah sebagai berikut: a. Tepat waktu mengikuti pelajara, tepat waktu mengerjakan tugas b. Memiliki jadwal pelajaran

c. Memiliki agenda kegiatan d. Patuh terhadap peraturan

C. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009?

2. Bagaimana disiplin siswa di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009?

(14)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.

2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.

3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dengan tingkat kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan kajian bagi sekolah, siswa, maupun penulis sendiri untuk mengembangkan prestasi yang lebih baik.

1. Bagi sekolah, dapat menjadi evaluasi program-program kegiatan yang ada disekolah kaitannya dengan kreativitas dan pendisplinan siswa.

2. Bagi siswa, dapat menjadi motivasi untuk berprestasi bahwa untuk menambah wawasan ternyata diperlukan kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah

(15)

F. Hipotesis

Hitpotesis adalah kesimpulan yang tingkat kenyataannya rendah karena belum dikaji oleh kenyataan empirik.5 Dalam konteks iri hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara tentang permasalahan penelitiannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul.6

Hipotesis yang penulis ungkapkan di sini adalah bahwa Terdapat hubungan antara tingkat keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan tingkat kedisiplinan siswa.

G. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.7 8 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari

o sampel itu hendak digeneralisasikan.

Berdasarkan pendapat di atas, populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa IV, V, dan VI MIN Kecandran 2008 yang berjumlah sekitar 75 siswa dan semuanya beragama Islam.

5 Tatang M, Arifin, Manyusun Rencana Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1990, him. 82 6 Suharsini Arikutno,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, him. 67

7 ibid, him. 115.

(16)

b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.9 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.10

Berdasarkan dua pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan hasil perwakilan dari keseluruhan subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel, menurut Suharsini Arikunto, jika penelitian menggunakan responden kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 maka dapat ditentukan 10- 15% atau 20-25% atau sampai 50% dari responden. Namun demikian bila sampel yang diambil lebih banyak maka hasil dari penelitian akan menjadi lebih baik.

Dalam penelitian ini penulis mengambil semua populasi menjadi sampel, karena jumlah seluruh populasi tidak lebih dari seratus orang yaitu 75 responden. Sehingga dapat dikatakan penelitian ini merupakan penelitian populasi,

a. Variabel Penelitian

Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kaktifan siswa dalam mengikuti kegaitan ekstrakurikuler sebagai variable pertama dan

9 Suharsimi Arikunto, op cit., him. 117.

(17)

merupakan variable bebas yang diberi simbul (X) dan tingkat kedisplinan siswa sebagai variabel kedua yang terikat, diberi simbul (Y),

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.11 Angket digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler dan tingkat kediplinan siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung dan jawaban angket telah disediakan oleh peneliti. Angket bersifat tertutup {closed form), artinya siswa tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti. Pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis pada beberapa masalah dalam penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan

(18)

merupakan variable bebas yang diberi simbul (X) dan tingkat kedisplinan siswa sebagai variabel kedua yang terikat, diberi simbul (Y),

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.11 Angket digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler dan tingkat kediplinan siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung dan jawaban angket telah disediakan oleh peneliti. Angket bersifat tertutup {closed form ), artinya siswa tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti. Pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis pada beberapa masalah dalam penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan

(19)

data yang diperlukan oleh peneliti. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sekolah MIN Kecandran tahun 2008/2009

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang menggunakan sekumpulan data variable yang berupa dokumen, tulisan dan foto.12 Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah. Untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan, serta mengenai catatan berdirinya MIN Kecandran.

4. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi langsung dari responden dengan harapan data yang diperoleh benar-benar valid. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan sekilas tentang gambaran secara umum latar belakang siswa MIN Kecandran tahun 2008/2009.

c. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti akan melakukan rekapitulasi data, dilanjutkan dengan menganalisis data yang ada. Dalam melakukan analisis data, melalui dua tahap, yaitu:

12

(20)

1. Analisis Awal

Untuk analisis awal, peneliti menganalisis data yang terkumpul dengan menggunakan teknik presentase yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi gejala yang muncul.

Rumus yang peneliti gunakan adalah:

p = — x m %

2. Analisis Akhir

Dari hasil pengumpulan data selama dalam penelitian, peneliti menggunakan analisis korelasi product moment. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan variabel kedisplinan siswa. Analisis korelasi product moment ini menggunakan rumus:

N

Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah

r

Keterangan:

(21)

N = Banyaknya data X = Variabel pengaruh Y = Variabel terpengaruh

X x = Jumlah skor dalam distribusi X

Xy = Jumlah skor dalam distribusi Y

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mensistematisasikan dalam lima bab dengan pokok bahasan dalam tiap bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORi

(22)

BAB III

BAB IV

BABY

: LAPORAN PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum MIN Kecandran menyangkut Sejarah MIN Kecandran, Letak Geografis MIN Kecandran, Sarana, prasarana dan fasilitas, Kondisi siswa, keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan. Pada bab ini dilaporkan pula mengenai hasil penelitian berupa data-data, yaitu Data Responden, Data Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler, Data Kedisiplinan Siswa

: ANALISIS DATA

Pada bab keempat ini, akan dilakukan analisis terhadap data yang sudah terkumpul dengan pentahapan klasifikasi data, tabulasi data, dan presentase untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Sementara untuk menjawab rumusan maslaah yang ketiga, yaitu tentang ada dan tidaknya pengaruh Keaktifan Berorganisasi di Sekolah Terhadap Tingkah Laku Disiplin Siswa, digunakan analisis statistik product moment.

: PENUTUP

(23)

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan merupakan sarana utama untuk meniti karir setiap insan yang berpengaruh luas buat kemajuan suatu bangsa terutama bagi negara yang sedang berkembang. Hal ini penting bagi kehidupan manusia sebagai sarana utama menjamin masa depan secara pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan bangsa itu sendiri. Pendidikan yang sejalan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), juga dengan Ilmu Agama tidak akan berpengaruh oleh keadaan dan situasi dalam perkembangan zaman yang berubah terus menerus. Abad ke-21 yang lebih dikenal tahun millenium ke-3 sebagai tahun yang perlu dihadapi dengan pendidikan. Sehingga generasi masa depan perlu diberi pelajaran yang baik sehingga kelak siap dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks.

....dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jhva mereka. (QS:An-Nisaa:63)

Pembelajaran tidak cukup hanya dengan pembekalan akademis saja tetapi harus dilengkapi dengan pengembangan kecakapan hidup, untuk mencapai keseimbangan ini sekolah menyediakan pelatih yang profesional untuk memupuk minat dan bakat siswa yang dikemas dalam kegiatan yang disebut dengan ekstrakurikuler.

(24)

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran yang mempunyai visi berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.13 Pada definisi lain dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan program intrakurikuler serta kegiatan-kegiatan untuk memantapkan pembentukan kepribadian.14 Dalam konteks sekolah dasar, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di MIN Kecandran berupa kegiatan Pramuka, PMR, Dokter Kecil, dan Drum Band.

13http://gudep-smkn 1 bawang.blogspot.com/2007/08/laporan-kegiatan-ekstra- kurikuler.html, diakses tanggal 10 Juli 2008

(25)

2. Visi dan Misi

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sedangkan misi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah: pertama,

menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. Kedua,

menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.15

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler tidak semata sebagai pelengkap kurikulum yang dilaksanakan di sekolah, melainkan lebih jauh memiliki fungsi yang signifikan. Fungsi tersebut diantaranya adalah:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.

(26)

5. Jenis kegiatan Ekstrakurikuler

a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jumaistik, teater, keagamaan.

d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.18

6. Format Kegiatan

a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh kelompok-kelompok siswa.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa dalam satu kelas.

d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa antarkelas/antarsekolah/madraasah.

(27)

e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau sejumlah siswa melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.19

Eksistensi kegiatan ekstrakurikuler seakan-akan memiliki dilema, yaitu Di satu sisi keberadaannya diperlukan siswa sebagai media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya. Namun di sisi lain justru menjadi musabab menurunnya nilai siswa dan bukan tidak mungkin hanya menjadi formalitas saja untuk mencari keuntungan.

Kenyataan di lapangan memang menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung disepelekan. Perhatian sekolah-sekolah juga masih kurang serius, hal ini terlihat dari kurangnya dukungan yang memadai baik dari segi dana, perencanaan, dan pelaksanaan, seria perannya sebagai bagian dari evaluasi keberhasilan siswa. Padahal dikalangan siswa, banyak proses aktualisasi potensi siswa yang terjadi melalui kegiatan ekstrakurikuler ini. Misalnya aktualisasi tentang kepemimpinan, kesenian, olahraga, kepekaan sosial, nilai religius, dan sebagainya sering muncul pada kegiatan ekstrakurikuler.

Jika dilihat secara mendalam, maka ada bebarapa manfaat mengikuti ektrakurikuler. Pertama, dapat mengakomodasi keragaman kecerdasan dan potensi siswa. Kedua, lebih mendekatkan pendidikan pada dunia riil. Ketiga,

(28)

memiliki fleksibilitas yang tinggi dari segi program dan kurikulum. Keempat, pendidikan dilaksanakan secara menarik dan menyenangkan. Dengan demikian pemahaman dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan beradab. Memang, pada sekolah tertentu pengelolaan ekstrakurikuler belum menunjukkan hasil yang maksimal.20

Konferensi anak-anak sedunia di Gerenoble, Prancis tahun 1993 menyimpulkan bahwa kurikulum pendidikan formal memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konferensi ini juga merekomendasikan konsep pendidikan sains di luar sekolah melalui kegiatan-kegiatan ilmiah di luar sekolah.21 Hal tersebut membuat kulikulum formal menjadi terbatasi oleh birokrasi dan penjabwalan kegiatan yang terlambat. Akibatnya tidak seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Kondisi inilah yang sebenarnya dapat ditutupi oleh kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tidak seperti penjadwalan di dalam kelas. Pembuatan programnya pun terbilang mudah dan tidak serumit kurikulum formal. Program penyelenggaraan ekstrakurikuler dapat bersifat fleksibel sehingga sangat memungkinkan untuk mengadakan pendidikan yang integratif dan multidisiplin.

Dari sini juga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi diri. Bagi guru yang jeli, ia dapat juga melihat seberapa besar apresiasi siswa terhadap proses belajar mengajar dengan kegiatan ektrakulikuler. Jika siswa terlalu asik dengan ekstrakulikuler maka guru dapat * *

20 Tri Hayat Ariwibowo, Quo Vadis Ekstrakulikuler, Artikel Pendidikan pada http://re- searchengines.com/0208trihayat.html, diakses tanggal 10 Juli 2008

(29)

mengingatkan bahwa untuk tidak meninggalkan hal yang wajib. Atau juga guru memberikan motivasi pengembangan diri bagai siswa yang kesulitan belajar melalui kegiatan ekstrakulikuler. Sehingga orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya terlalu asik dengan ektrakulikuler nilainya akan jatuh karena guru mengawasi secara langsung.

Jika ini mampu dilakukan guru maka ia berarti mampu mengembangkan 10 kompetensi guru secara baik. Terlebih dalam UU Sisdiknas No. 22/2003 terutama pasal 58 tentang evaluasi. Disebutkan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Inilah yang membuat profesi guru menjadi unik, ia tidak saja mengajar tetapi juga membimbing dan mengarahkan siswa.

B. Kedisplinan Siswa

1. Pengertian kedisiplinan

Disiplin bukan sebuah kata yang asing didengar oleh masyarakat umum. Disiplin dalam pengertian umum adalah sebagai suatu ketaatan terhadap peraturan22 23. Dalam kamus Bahasa Indonesia dikatakan 'bahwa disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (baik di sekolah maupun kemiliteran)24. Penulis mengambil pendapat beberapa pakar yang mendefinisikan disiplin sebagai berikut:

22 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2003 23 WJS. Poerwodarminto, op.cit., him. 16.

(30)

a. William A. Kelly dalam bukunya Dolet Unaijan, menjelaskan bahwa disiplin adalah sebagai pendidikan yang komprehensif termasuk di dalamnya adalah mengenai pelatihan mental, psikis, dan moral.25 b. Hadari Nawawi berpendapat, disiplin adalah usaha mencegah

terjadinya pelanggaran terhadap semua ketentuan yang disetujuai bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapat dihindari.26

c. Elizabeth Hurlock

Elizabeth Hurlock, sebagaimanan dikutip oleh Singgih Dirgagunarsa, menerangkan bahwa disiplin sebagai suatu proses dari latiahan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertubuhan dan perkembangan.27

Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin menurut bahasa berasal dari kata latin dicipulus, yang berarti siswa atau murid, kemudian makna dari disiplin secara istilah adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang ada.

Dari definisi-definisi di atas, secara umum terdapat persamaan konsep meski secara deskriptif berbeda bunyinya, yaitu pada konsep ketaatan atau kepatuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung

25 Dolet Unarjan, Manajemen Disiplin Ilmu, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2003, him.8-9.

(31)

a. William A. Kelly dalam bukunya Dolet Unaijan, menjelaskan bahwa disiplin adalah sebagai pendidikan yang komprehensif termasuk di dalamnya adalah mengenai pelatihan mental, psikis, dan moral.25 b. Hadari Nawawi berpendapat, disiplin adalah usaha mencegah

teijadinya pelanggaran terhadap semua ketentuan yang disetujuai bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapat dihindari.26

c. Elizabeth Hurlock

Elizabeth Hurlock, sebagaimanan dikutip oleh Singgih Dirgagunarsa, menerangkan bahwa disiplin sebagai suatu proses dari latiahan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertubuhan dan perkembangan.27

Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin menurut bahasa berasal dari kata latin dicipulus, yang berarti siswa atau murid, kemudian makna dari disiplin secara istilah adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang ada.

Dari definisi-definisi di atas, secara umum terdapat persamaan konsep meski secara deskriptif berbeda bunyinya, yaitu pada konsep ketaatan atau kepatuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung

25 Dolet Unaijan, Manajemen Disiplin Ilmu, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2003, hlm.8-9.

(32)

dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.

Oleh karenanya disiplin sangat penting artinya bagi siswa untuk menentukan identitas dirinya. Bahkan para ahli megatakan bahwa disiplin merupakan kunci dari keberhasilan seseorang dalam meraih apa yang dicita-citakannya. Disiplin mempunyai arti luas, yaitu disiplin dalam mendidik, menuntun, mengarahkan anak dalam

28

kehidupan dan dalam masa pertumbuhan serta perkembangannya. Munculnya kedisplinan dalam diri seseorang bukan sesuatu yang lahir begitu saja, melainkan perlu adanya pelatihan, dan pengarahan, perlu adanya intervensi dari pendidik danitupun dilakukan secara bertahap. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan guru, atau pendidik lainnya akan terbawa oleh anak dan sekaligus memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinan anak.

Menurut Webster’s, dalam New World Dictionary yang dikutip oleh Oteng Sutrisna28 29, menjabarkan disiplin menjadi dua, yaitu disiplin negatif dan disiplin positif. Disiplin negatif adalah pendisiplinan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kekuatan dan kekuasaan. Hukuman kepada pelanggar aturan untuk menimbulkan efek jera, dan juga untuk memberi perhatian kepada orang lain untuk tidak melanggar peraturan. Sedangkan pendekatan positif adalah pendisplinan dengan melibatkan penciptaan suatu

28 Charles Shcaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Dahara Prize, Jakarta, 1989, hlm.l 1.

(33)

sikap dan iklim organisasi di mana para anggotanya mematuhi peraturan-peraturan yang perlu dari organisasi atas kemauan sendiri.

Berlaku disiplin merupakan salah satu cara membentuk watak yang baik30. Dengan disiplin semua kegiatan dalam kehidupan akan terarah dan teratur karena pelakunya selalu taat pada rel-rel kegiatan yang sudah ditentukan. Dalam hal belajar baik di sekolah maupun di rumah juga akan terpengaruh dengan sikap disiplin ini. Pembuatan agenda kegiatan dan jadwal pelajaran merupakan salah satu indikator bahwa pola hidup disiplin sudah mulai diterapkan.

Jenis sikap yang menjadi indikator pola kedisiplinan siswa diantaranya adalah:

a. Tepat waktu, artinya siswa terbiasa datang, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan tugas, dan mengakhiri kegiatan berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

b. Memiliki jadwal pelajaran, artinya siswa terbiasa mengatur waktu belajar dan menyesuaikan diri dengan kegiatan belajar yang ditentukan disekolah.

c. Memiliki agenda kegiatan, artinya siswa terbiasa mengatur waktu untuk kegiatan yang dilakukan selama dirumah, baik waktu untuk belajar, istirahat, bermain, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

(34)

d. Patuh terhadap peraturan, artinya siswa terbiasa mentaati segala peraturan yang telah diketahuinya.

2. Cara pembentukan kedisiplinan

Belajar merupakan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keseriusan bagi setiap manusia untuk melakukannya demi meningkatkan bobot dan kualitas hidup.31 32 Guna mencapai tingkat keseriusan ini perlu disiplin yang dapat mengarahkan seseorang untuk konsisten dan tekun dalam melakukan apa-apa yang dipikirkan. Jamal Abdul Hadi dan kawan-kawan mengemukakan cara pembentukan kedisiplinan anak secara Islami, diantaranya:

a. Pertama, memberitahukan kepada anak bahwa agama Islam memuliakan orang yang berilmu dan para ulama. Hal ini dapat menumbuhkan perasaan takut dan ketaatan kepada Alah SWT, serta menjaga diri dari berbuat kesalahan.

b. Kedua, memberitahukan kepada anak bahwa ilmu paling penting dan harus diperhatikan, serta paling utama adalah ilmu tentang Allah, kemudian Al Qur’an dan keimanan, seteiah itu ilmu tentang kehidupan dunia, sebab ilmu-ilmu ini merupakan pondasi awal dari seseorang untuk taat di jalan Allah sebagai jalan mencapai kebaikan dunia dan akhirat.

31 Abd Rochmat Abror, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1993, hlm.65

(35)

c. Ketiga, anak harus didorong untuk mengaitkan berbagai informasi pelajaran yang didapat dengan masalah keimanan dan segala hal yang menunjukkan keagungan sang pencipta-Nya, serta pengaturanya dengan cermat. Dengannya akan menanamkan sikap pencarian ilmu yang berkesinambungan, sebab pada hakekatnya ilmu adalah tanpa batas dan selalu bermanfaat bagi kehidupan manusia.

d. Keempat, anak dibantu untuk menerapkan teori-teori pelajaran yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan membuat anak lebih memahami kebenaran ilmu itu sendiri, sehingga anak akan cenderung paham dan termotivasi untuk mengembangkan ilmu yang didapatnya.

e. Kelima, anak diberi reward atau hadiah berupa pujian atau sanjungan. Ini dapat membangkitkan pemahaman anak bahwa prestasi itu penting adanya dan membuat dirinya menjadi lebih berarti.

f. Keenam, anak diberitahu cara-cara praktis dalam mengingat pelajaran. Ini akan membuat anak merasa senang jika dia mampu mengingat apa yang telah didapatkannya, karena dia akan merasa puas jika mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tentang hal-hal yang telah diketahuinya.

(36)

berkesinambungan menggali kemampuannya karena didasari oleh kesukaan terhadap kegiatan yang ditekuninya.

h. Kedelapan, anak dibantu dalam mengatur waktu dan jadwal pelajaranya. Hal ini akan membuat anak terbiasa disiplin membagi waktu antara bermain, belajar, tidur dan kegiatan lain yang sudah teratur.

i. Kesembilan, anak harus dibiasakan bangun pagi. Hal ini dapat membuat anak merasa segar dan selalu siap untuk menghadapi aktivitas di siang hari, termasuk sekolah dan kegiatan lainnya yang sudah diagendakan.

j. Kesepuluh, anak didorong untuk berkreasi. Hal ini akan membuat anak merasa dinamis dan tidak kaku dalam menyikapi suatu masalah, dan anak akan cenderung memiliki daya kreativitas tinggi untuk menyelesaikan suatu masalah.

C. Hubungan Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa

(37)

sifatnya monoton, tidak menarik. Sebaliknya justru kegiatan kurikuler ini sebagian besar bertumpu pada bentuk kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran bakat dan minat siswa, seperti olahraga, kesenian, karya ilmiah, kesehatan, pramuka, pencinta alam, dan lainnya. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya diikuti oleh siswa yang memang berminat pada kegiatan tersebut.

Tetapi ada juga siswa yang mengikuti kegiatan ini berdasarkan alasan ikut-ikutan teman atau pelampiasan kejenuhan kondisi di rumah, dan sebagainya yang tidak lagi didorong oleh faktor minat. Maka ekstrakurikuler menjadi alasan yang tepat sebagai jalan keluar, apalagi ramai-ramai dengan teman. Kata “fleksibel”, itulah yang dapat dilakukan agar ekstrakulikuler tidak membosankan. Pola pelaksanaan yang begitu-gitu saja diganti dengan pola integratif dan multidisiplin serta tidak melupakan fun.

Melihat manfaat kegiatan ekstrakurikuler manfaat mengikuti ektrakurikuler, seperti yang dikemukakan oleh Tri Hayar Ariwibowo dalam artikel pendidikannya bahwa ektsrakurikuler dapat mengakomodasi keragaman kecerdasan dan potensi siswa, kemudian kegiatan ini dapat lebih mendekatkan pendidikan pada dunia riil, dan kegiatan ini juga menarik dan menyenangkan, maka dapat dikatakan bahwa secara psikologis siswa akan terbiasa untuk melaksanakan apa-apa yang didapat dari kegiatan ekstrakurikuler ini, dalam hal ini adalah kedisiplinan.

(38)

A. GAMBARAN UMUM

1. Sejarah Berdirinya MIN Kecandran

Berdasarkan Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun 2007/2008 sampai dengan 2010/2011', diringkas tentang sejarah berdirinya MIN Kecandan sebagai berikut:

Pada tahun 1963 terbentuk suatu kegiatan Belajar Mengajar setingkat sekolah dasar. Disebabkan belum memiliki gedung sekolah, maka kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah kediaman Bapak Soeharto (Bekel Gamol), dengan pertimbangan rumah beliau tersedia tempat luas. Tekad dan semangat para siswa untuk belajar serta memiliki gedung sendiri,akhirnya terbukti dari kegigihan mereka melakukan kerja bhakti bergotong royong bersama bapak guru untuk setiap hari Sabtu mempersiapkan tempat untuk mendirikan sebuah gedung sekolah.

Tahun 1964 teijadi peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI. Wilayah Gamol merupakan basis PKI, demikian pula masyarakatnya terkenal dengan masyarakat abangan yang di dalamya banyak sekali tokoh-tokoh PKI. Salah satu diantaranya adalah Bapak Soeharto (dari Desa Gedhangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) selaku guru pada saat itu. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap para siswa yang mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga kegiatan dibubarkan.

1 MIN Kecandran, Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun 2007/2008 - 2010/2011, MIN Kecandran, Salatiga, 2007.

(39)

Pasca pemberontakan G 30 S/PKI, tepatnya pada tahun 1966, bapak H. Basyir selaku Kepala Desa Kecandran mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan berbasis agama Islam. Gagasan tersebut dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan beliau akan keadaan masyarakat Dukuh Gamol serta tujuan utama adalah menghilangkan image masyarakat Dukuh Gamol sebagai masyarakat abangan dan basis PKI. Untuk merealisasikan gagasan tersebut, beliau mengadakan musyawarah dengan para tokoh pemuka masyarakat, yaitu:

1. Bapak Jarwo 4. Bapak Djoyo Masiran (dari Gamol) 5. Bapak Toha

6. Bapak Irfani

(dari Kecandran) (dari Kecandran)

Pada tahun 1966 berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Gamol, dengan tenaga pengajar:

1. Bapak Nurhadi, selaku Kepala Madrasah (dari Pulutan) 2. Bapak Irfani, selaku guru agama (dari Kecandran) 3. Bapak Istat Amat Ngarifm (dari Banyuputih)

Tahun 1967 mendapat tambahan tenaga pengajar:

(40)

2. Bapak Yasmin (dari Gamol) 3. Ibu Robiatun (dari Kecandran)

tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar meminjam dua tempat, yaitu di rumah kediaman Bapak Soeharto di wilayah RT. 04, RW. 06 dukuh Gamol dan di serambi masjid. Atas gagasan dari Bapak Basyir pula, Madrasah Ibtidaiyah tersebut diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIM).

Tahun 1970 didirikan sebuah gedung Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIM), dengan menggunakan bahan bangunan kayu yang telah tersedia. Gedung MIM memiliki enam lokasi kelas, dengan jumlah siswa 180 anak. Sesuai dengan ketentuan pada saat itu maka siswa yang diterima di MIM hanya yang berasal dari Duren, Gamol, Kecandran dan Sodong (wilayah Kecamatan Getasan).

(41)

MIM mengikuti Ujian Akhir Madrasah (UAM) untuk pertama kali pada tahun 1969, karena pada tahun tersebut MIM baru mempunyai siswa kelas VI. Sesudahnya tidak mengikuti UAM untuk sementara waktu, sebab mobilitas siswa (keluar dan masuk) belum stabil. Siswa banyak yang keluar sebelum mencapai kelas VI.

Pada tahun 1979 MIM dapat mengikuti ujian lagi. Pada saat itu jumlah siswa kelas VI yang mengikuti UAM hanya 5 (lima) anak. Diantara tahun 1991 sampai 1992 Pemerintah Kota Salatiga (Kodya Daerah Tingkat II Salatiga saat itu) mencanangkan program pemekaran wilayah.Dukuh Gamol yang pada waktu itu merupakan wilayah Kabupaten Semarang yang merupakan salah saru target pemekaran wilayah Kota Salatiga. Bapak Auze yang menjabat Kasi Mapenda pada saat itu, berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif menemui staf pengajar madrasah, beijanji jika nanti Dukuh Gamol menjadi wilayah Kodya Salatiga, beliau akan membantuk secara administratif untuk mengubah status Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN).

(42)

Pada tanggal 14 Juni 1997 bertempat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Tegalrejo, Madrasah Ma’arif resmi menyandang status Negeri dengan nam3 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran.

2. Letak Geografis MIN Kecandran

MIN Kecandran terletk di daerah Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, menempati lahan seluas 873 m2, dengan panjang area 43 m dan lebar 21 m, luas bangunan 448 m2, serta dikelilingi pagar tembol sepanjang 56 m.

3. Sarana, prasarana dan fasilitas yang tersedia di MIN Kecandran adalah sebagai berikut:

a. Kantor dan ruangan:

1 (satu) kantor kepala sekolah/guru - 7 (tujuh) ruang kelas

- 2 (dua) kamar mandi/WC 1 (satu) pengadaan air bersih 1 (satu) listrik

b. Barang/Perkakas:

- 168 (seratus enam puluh delapan) buah kursi siswa - 80 (delapan puluh) buah meja untuk satu siswa - 85 (delapan puluh lima) buah meja untuk dua siswa - 5 (lima) buah meja guru

(43)

1 (satu) buah rak buku - 6 (enam) buah papan tulis

1 (satu) set meja kursi tamu - 7 (tujuh) unit alat peraga

Keadaan siswa sampai tahun 2008/2009 adalah sebagai berikut:

Tabel I

(44)

Adapun keadaan siswa MIN Kecandran tahun 2008/2009

5. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan

a. Nama-nama kepala sekolah yang pernah dan masih menjabat di MIN Kecandran tahun 1966/1967sampai dengan tahun 2008/2009 adalah:

Tabel IU

Nama-Nama Kepala Sekolah MIN Kecandran sampai dengan tahun 2008/2009

No Nama Tahun 'ugas

(45)

b. Nama-nama guru dan karyawan yang masih aktif di MIN Kecandran hingga tahun 2008/2009 adalah sebagai berikut:

Tabe! IV

(46)
(47)

47 Fais * VI

2. Data Keaktivan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Data berikut merupakan hasil angket yang telah dirubah dari data kualitatif menjadi kuantitatif, dengan cara:

(48)

Adapun hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel VI

(49)
(50)

Berikut disajikan pula data mengenai tingkat kedisiplinan siswa MIN Kecandran Salatiga tahun 2008/2009.

Tabel VII

(51)
(52)

3. Data Kedisiplinan Siswa

(53)
(54)
(55)

Setelah data terkumpul secara lengkap, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan teknik statistik dengan maksud dapat memperoleh jawaban dari pokok masalah yang disajikan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam bagian ini adalah:

A. Pengelompokan data hasil jawaban angket. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses penghitungan dengan menggunakan teknik statistik dan analisisnya.

B. Analisis pertama, yaitu analisis dengan menggunakan persentase per-item disertai analisis kuantitatifnya. Hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan seberapa jauh tingkat kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran Salatiga dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi

C. Analisis kedua, yaitu analisis kuantitatif untuk mengetahui variasi kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran, Salatiga dalam kategaori rendah, sedang, dan tinggi.

D. Analisi ketiga, yaitu dengan proses penghitungan dengan korelasi product moment guna mengetahui hubungan antara mengiktui kegiatan ektrakurikuler dengan kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran, Salatiga.

(56)

A. Pengelompokan Data

Tabel IX

Data K olektif Nilai Keaktifan M engikuti K egiatan E k strak u rik u ler dan Kedisiplinan Siswa MIN K ecandran T ahun 2008/2009

(57)
(58)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas dapat diketahui nilai tertinggi untuk data mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah 30 dengan nilai terendah adalah 15 , dan diperoleh juga nilai tertinggi untuk kedisiplinan sisw a, yaitu 30 , dan nilai terendah adalah 16

B. Analisis per-item dengan persentase

Tabel X

Persentase Jawaban Tentang Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler

No Item Pertanyaan Kategori Persentase (%)

berdasarkan keinginan sendiri? 62 4 9 83 5 12

6

Apakah anda selalu aktif pada

setiap kegiatan? 35 40 0 47 53 0

7 Apakah anda selalu hadir tepat

(59)

8

Apakah anda selalu meminta ijin jika berhalangan untuk

hadir pada suatu kegiatan? 39 32 4 52 43 5

9

Berdasarkan tabel tersebut di atas, penulis dapat memberikan keterangan sebagai berikut:

1. Pada item pertanyaan nomor satu tentang apakah anda aktif mengikuti perkembangan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya, mencapai 61 siswa atau 81%, yang menjawab tidak 13 siswa atau 17% dan yang menjawab tidak peduli 1 orang atau 2%.

(60)

3. Pada item pertanyaan nomor tiga tentang apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, anda merasa senang, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya ada 64 siswa atau 85%, yang menjawab tidak 10 siswa atau 13% dan yang menjawab tidak tahu 1 siswa atau 2%.

4. Pada item pertanyaan nomor empat tentang apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, anda meminta ijin orang tua, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya ada 10 siswa atau 13%, yang menjawab tidak 59 siswa atau 79% dan yang menjawab tidak peduli 6 siswa atau 8%.

5. Pada item pertanyaan nomor lima tentang apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban berdasarkan keinginan sendiri mencapai 6^ siswa atau 83%, yang menjawab karena ajakan teman ada 4 siswa atau 5% dan yang menjawab ikut-ikutan ada 9 siswa atau 12%.

(61)

menjawab kadang-kadang 40 siswa atau 53% dan yang menjawab tidak pernah tidak ada.

7. Pada item pertanyaan nomor tujuh tentang apakah anda selalu hadir tepat waktu pada setiap kegiatan, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu tepat waktu mencapai 34 siswa atau 45%, yang menjawab kadang-kadang 41 siswa atau 55 % dan yang menjawab tidak pernah tepat waktu tidak ada.

8. Pada item pertanyaan nomor delapan tentang apakah anda selalu meminta ijin jika berhalangan untuk hadir pada suatu kegiatan, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu minta mencapai 39 siswa atau 52%, yang menjawab kadang-kadang 32 siswa atau 43% dan yang menjawab tidak pernah minta ijin ada 4 siswa atau 5%.

(62)

10. Pada item pertanyaan nomor sepuluh tentang apakah anda selalu ikut kegiatan, jika ada kegiatan ke luar sekolah (misalnya kemping/kemah), diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu mengikuti mencapai 24 siswa atau 32%, yang menjawab kadang-kadang ada 29 siswa atau 39% dan yang menjawab tidak pernah mencapai 22 siswa atau 29%.

Selanjutnya data tersebut di atas diklasifikasikan kembali dengan menggunakan kategori jawaban jumlah jawaban item yang telah diberikan, danjuga persentase hasil perhitungan. Dengan pemberlakuan untuk satu orang siswa mendapat 10 item soal. Jumlah siswa (responden) adalah 75, sehingga jumlah item soal keseluruhan adalah 750 soal.

Tabel XI

Kesimpulan Hasil Perhitungan Per-item Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

No Kategori Jawaban Jumlah Jawaban Persentese (%)

1 A 452 60

2 B 253 34

3 C 45 6

Jumlah 750 100

Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:

- Kategori jawaban A sejumlah 452, apabila dipersentasekan menjadi 452 : 750 = 0.60, 0.60 x 100 % = 60 %

(63)

- Kategori jawaban C sejumlah 45, apabila dipersentasekan menjadi 45 : 750 = 0.06, 0.06 x 100 % = 6 %

Tabel XII

Persentase Jaw aban Tentang K edisiplinan Siswa

No Item Pertanyaan K ategori

ketika akan memulai belajar? 47 28 c 63 37 0

3

Apakah anda memiliki jadwal

pelajaran di rumah? 67 6 2 89 8 3

6

Apakah anda memiliki jadwal

kegiatan selain di sekolah? 40 33 2 53 44 3

7

Apakah anda selalu mentaati

peraturan sekolah? 48 21 6 64 28 8

8

Apakah anda selalu memakai seragam sesuai dengan

peraturan sekolah? 60 13 2 80 17 3

(64)

Berdasarkan tabel tersebut di atas, penulis dapat memberikan keterangan sebagai berikut:

1. Pada item pertanyaan nomor satu tentang apakah anda pergi ke sekolah selalu tepat waktu, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa yang menjawab selalu tepat waktu mencapai 37 siswa atau 49%, yang menjawab kadang-kadang juga ada 37 siswa atau 49% dan yang menjawab tidak pernah tepat waktu ada 1 siswa atau 2%.

2. Pada item pertanyaan nomor dua tentang apakah anda selalu berdoa ketika akan memulai belajar, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu berdoa mencapai 47 siswa atau 63%, yang menjawab kadang-kadang 28 siswa atau 37% dan yang menjawab tidak pernah tidak ada.

3. Pada item pertanyaan nomor tiga tentang apakah anda pulang sekolah selalu tepat waktu, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu tepat waktu mencapai 43 siswa atau 57%, yang menjawab kadang-kadang 26 siswa atau 35% dan yang menjawab tidak pernah tepat waktu ada 6 siswa atau 8%.

(65)

jawaban selalu ganti baju dahulu mencapai 58 siswa atau 77%, yang menjawab kadang-kadang 15 siswa atau 20% dan yang menjawab tidak pernah ganti baiu dahulu ada 2 siswa atau 3%.

5. Pada item pertanyaan nomor lima tentang apakah anda memiliki jadwal pelajaran di rumah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban mempunyai jadwal pelajaran mencapai 67 siswa atau 89%, yang menjawab belajar tidak punya jadwal 6 siswa atau 8% dan yang menjawab masa bodoh ada 2 siswa atau 3%.

6. Pada item pertanyaan nomor enam tentang apakah anda memiliki jadwal kegiatan selain di sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban mempunyai jadwal lain mencapai 40 siswa atau 53%, yang menjawab tidak punya ada 33 siswa atau 28% dan yang menjawab masa bodoh ada 2 siswa atau 3%.

(66)

8. Pada item pertanyaan nomor delapan tentang apakah anda selalu memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah, sedangkan besok akan ada ujian di sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu berseragam sesuai aturan mencapai 60 siswa atau 80%, yang menjawab kadang-kadang 13 siswa atau 17% dan yang menjawab tergantung kemauan ada 2 siswa atau 3%.

9. Pada item pertanyaan nomor sembilan tentang apakah anda selalu ijin jika tidak masuk sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu ijin mencapai 39 siswa atau 52%, yang menjawab kadang-kadang 35 siswa atau 47% dan yang menjawab tidak pernah ijin ada 1 siswa atau 2%.

10. Pada item pertanyaan nomor sepuluh tentang apakah anda selalu mengisi waktu luang di sekolah untuk belajar, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu mengisi waktu luang dengan belajar mencapai 30 siswa atau 40%, yang menjawab kadang- kadang 52 siswa atau 52% dan yang menjawab lebih baik bermain ada 6 siswa atau 8%.

(67)

siswa mendapat 10 item soal. Jumlah siswa (responden) adalah 75, sehingga jumlah item soal keseluruhan adalah 750 soal.

Tabel XIII

Kesimpulan Hasil Perhitungan Per-item Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

No Kategori Jawaban Jumlah Jawaban Persentese (%)

1 A 469 62

2 B 253 34

3 C 28 4

Jumlah 750 100

Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Kategori jawaban A sejumlah 469, apabila dipersentasekan menjadi 469: 750 = 0.62, 0.62 x 100 % = 62 %

- Kategori jawaban B sejumlah 253, apabila dipersentasekan menjadi 253 : 750 = 0.34, 0.34 x 100 % = 34 %

- Kategori jawaban C sejumlah 28, apabila dipersentasekan menjadi 28 : 750 = 0.040, 0.040 x 100 % = 4 %

C. Analisis kuantitatif

Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menggunakan instrument sebanyak 10 pertanyaan. Pada finalnya menghasilkan nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 15 dengan demikian berdasarkan rumus interval ideal tersebut dapat dihitung untuk menentukan nilai nominasi sebagai berikut:

Nilaitertinggi - Nilaiterendah [ ^

(68)

Maka

=

6

dengan hasil tersebut dapat ditentukan nilai nominasinya sebagai berikut:

- Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang tergolong tinggi, akan masuk dalam kategori nilai antara 27-32. - Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang tergolong sedang, akan masuk dalam kategori nilai antara 21-26.

- Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang tergolong rendah, akan masuk dalam kategori nilai antara

15-20

.

(69)
(70)

53 22 sedang

Dengan melihat tabel nominasi ini maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MIN Kecandran Salatiga tahun 2008 tergolong dalam kategori sedang, dengan melihat yang tergolong dalam kategori tinggi mencapai 27 responden, yang tegolong sedang mencapai 43 responden, dan yang tergolong dalam kategori rendah mencapai 5 responden.

(71)

_ Nilaitertinggi- Nilaiterendah + ^

dengan hasil tersebut dapat ditentukan nilai nominasinya sebagai berikut: - Untuk kedisiplinan siswa yang tergolong tinggi, akan masuk dalam

(72)
(73)

53 24 sedang

Dengan melihat tabel nominasi ini maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa di MIN Kecandran Salatiga tahun 2008 tergolong dalam kategori sedang,, dengan melihat yang tergolong dalam kategori tinggi mencapai 27 responden, yang tegolong sedang mencapai 46 responden, dan yang tergolong dalam kategori rendah mencapai 4 responden.

D. Analisis statistik dengan product moment

Langkah berikutnya adalah menganalisa hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan siswa, dengan cara menghitung cara statistik dari data yang telah terkumpul menggunakan rumus

(74)

a. Membuat tabel nilai kedua variable guna mempermudah perhitungan statistiknya, yaitu:

Tabel XVI

(75)

39 26 23 598 676 529

b. Mengolah data yang didapat dari tabel dengan rumus product moment:

Z

xy-r* = N

(76)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Banyaknya data

X = Variabel pengaruh Y = Variabel terpengaruh

£ x = Jumlah skor dalam distribusi X

2 Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

(77)

Dari hasil perhitungan ini diketahui bahwa rxy adalah 0.557

Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi product rr.orrert pada taraf signifikansi 1% maupun 5 % dengan derajat bebas (db) 75, yaitu:

Pada taraf signifikansi 1 % adalah 0.227 dan pada taraf signifikansi 5 % adalah 0.296

(78)

A. KESIMPULAN

Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisis data yang telah terkumpul, selanjutnya penulis sajikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan siswa MIN Kecandran, Kota Salatiga tahun 2008/2009, sebagai berikut:

1. Bahwa keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MIN Kecandran Salatiga tahun 2008 tergolong dalam kategori sedang, dengan melihat yang tergolong dalam kategori tinggi mencapai 27 responden, yang tegolong sedang mencapai 43 responden, dan yang tergolong dalam kategori rendah mencapai 5 responden.

2. Bahwa kedisiplinan siswa di MIN Kecandran Salatiga tahun 2008 tergolong dalam kategori sedang, dengan melihat yang tergolong dalam kategori tinggi mencapai 27 responden, yang tegolong sedang mencapai 46 responden, dan yang tergolong dalam kategori rendah mencapai 4 responden.

3. Berdasarkan pada acuan, jika rxy hitung > rxy tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak, dan jika rxy hitung < rxy tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima. Karena hasil dari perhitungan menyatakan bahwa r^ hitung sebesar 0.557 lebih besar dari rxy tabel 0.227 maupun 0.269, maka Ho ditolak, artinya bahwa hipotesis keija “terdapat hubungan positif antara

(79)

keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan siswa” diterima, dengan kata lain bahwa berdasarkan hasil penelitian, ternyata menunjukkan “terdapat hubungan yang positif antara keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan siswa MIN Kecandran, Salatiga tahun ajaran 2008/2009”.

B. SARAN

Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan yang dimiliki siswa MIN Kecandran, Kota Salatiga. Berdasarkan hasil tersebut, penulis mencoba memberikan sumbangan pikiran yang mungkin dapat meningkatkan kualitas kegiatan ekstrakurikuler yang dalam penelitian ini hasilnya tergolong dalam kategori sedang, atau juga lebih meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa yang dalam penelitian ini juga termasuk dalam kategori sedang.

Sumbangan pikiran ini penulis tujukan untuk: 1. Kepala Sekolah MIN Kecandran, kota Salatiga

(80)

meningkatkan prestasi belajar siswa yang dimulai dengan pendisiplinan diri para siswa dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah.

2. Kepada Guru

Agar guru lebih memperhatikan karakter siswa, sehingga guru akan lebih paham menghadapi siswa yang memiliki karakter berbeda di dalam kelas serta membentuk pola disiplin yang tepat bagi siswanya.

3. Kepada Orang Tua

Agar orang tua memberi kesempatan pada anak untuk mengikuti kegiatan di luar jam pelajaran guna menambah wawasan dan kualitas berfikir bagi anak. Karena dari hal demikian, berdasarkan hasil penelitian ini, anak akan berperilaku disiplin, terutama dalam hal belajar.

4. Kepada Siswa

Penulis sangat mengharapkan agar siswa selalu memperhatikan pola belajar secara pribadi, sehingga teladan yang diberikan orang tua, guru, atau figur lainnya menjadi titik tolak untuk mencapai prestasi lebih baik melalui asahan kebiasaan berdisiplin dalam belajar maupun dalam hal yang lainnya.

5. Kepada Pembaca

(81)

tulisan-tulisan ilmiah, sehingga menemukan kelemahan dan lebih jauh dapat menyampaikan solusi untuk memperbaiki kelemah yang ditemukan.

C. PENUTUP

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik, tanpa suatu halangan berarti. Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan mengikuti ajarannya, kita semua dapat terbebas dari belenggu kebodohan dan kegelapan dan dapat menikmati kehidupan yang agamis dengan ketenteraman hati.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan dosen pembimbing, untuk itu dengan terselesaikannya penyusunan ini, tak lupa penulis ucapkan terimakasih dengan iringan doa semoga amalnya diterima Allah SWT ebagai amal baik di sisi-Nya.

(82)

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rochmat, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1993.

Arifin, Tatang M , Manyusun Rencana Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1990 Arikutno, Suharsini,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta, 1997.

Ariwibowo, Tri Hayat, Quo Vadis Ekstrakulikuler, Artikel Pendidikan pada http://re-searchengines.com/0208trihavat.htmK diakses tanggal 10 Juli 2008

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989. Dirgagunarsa, Singgih, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Gunung

Mulia, Jakarta, 1995.

Hadi, Jamal Abdul, dkk, Menuntun Buah Hati Menuju Surga, Era Intermedia, Solo, 2005.

Hadi, Sutrisno, Metode Research 1, Fakultan Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981. Hadi, Sutrisno, Statistik Jilid II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1998.

http://gudep-smknlbawang.blogspot.com/2007/Q8/laporan-kegiatan-ekstra- kurikuler.html, diakses tanggal 10 Juli 2008

http://members.tripod.com/alumni smansa/ekskul/ekskul.htm, diakses tanggal 10 Juli 2008

http://www.google.co.id/seareh?hl=id&as qdr=all&q=+%22ekstra+kurikuler-H-a dalah%22&start= 10&sa=N, diakses tanggal 10 Juli 2008

MIN Kecandran, GarisGaris Besar Rencana Sekolah Tahun 2007/2008 -2010/2011, MIN Kecandran, Salatiga, 2007.

Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1984.

(83)

Shcaefer, Charles, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Dahara Prize, Jakarta, 1989. Sutrisna, Oleng, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung, 1983.

The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1977.

(84)

Gambar

TABEL XIV NILAI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN
Keadaan Siswa MIN Kecandran sampai dengan tahunTabel I
Tabel IIKeadaan Siswa MIN tahun 2008/2009
Tabel VData Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU LANSIA DESA GAJAHAN KECAMATAN

0.000, sehingga keputusannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia dengan tingkat kemandirian lansia

Atas limpahan karunia Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Minat Dan Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka

Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan siswa yang tidak

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan tentang hubungan keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan perhatian orangtua dengan

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) adanya hubungan keaktifan siswa kelas X yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tonti dengan disiplin di SMK Negeri 3 Yogyakarta, 2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) adanya hubungan keaktifan siswa kelas X yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tonti dengan disiplin di SMK Negeri