• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 20082009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 20082009"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA

MIN KECANDRAN SALATIGA

TAHUN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Drs. H.M. Banany Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion No.3 Salatiga

Salatiga, 09 Agustus 2008

NOTA PEMBIMBING

Kepada Yth.

Lampiran : 3 (tiga) Eksemplar Ketua STAIN Salatiga

Hal : Naskah Skripsik di

Sdr. BASIROH Salatiga

Assalam u 'alaikum Wr. W b.

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :

BASIROH 11406005

TARBIYAH/PAI EKSTENSI

PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA MIN

KECANDRAN SALATIGA TAHUN

2008/2009

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera di munaqosahkan. Demikian harap dijadikan perhatian.

(3)

SEKOLAH TINGGI AGa MA ISLAM NEGERI S A L A T I G A

JL Stadion No. 3 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

PENGESAHAN S k k lP S I

Judul : HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN

MENGIKUTI KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI

SEKOLAH DENGAN TINGKAH LAKU SISWA MIN

KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2008/2009

Nama : Basiroh

NIM : 11406005

Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 25 Agustus 2008

Panitia Ujian,

Sekretaris Sidang K eti^Sidang4

0

Dr. Imam Sutomo, M.Ag. DR. H. Muh. Saerozi. M.Ag.

' w ! 150216814 150247014

Penguji I Penguji II

U

Nama Prof.Dr. Muh. Zuhri

NIP. 150182686

■M W .

(4)

\pr. Qijf\

ijj CT^'P

o j 0 yvaxjfj

(®)^-^aJU I j-ys> I j j j ^

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ”

(QS:Al-Ashr:l-3)

“KETIDAKBISAAN YANG DITAKUTKAN OLEH SESEORANG

SEBENARNYA LAHIR DARI KATA TIDAK BISA ITU SENDIRI”

“KEGAGALAN HANYA TERCIPTA JIKA SESEORANG TIDAK

MEMPERSIAPKAN DIRI KETIKA HENDAK MERAIH SUATU

KEINGINAN

(5)

Ku persembahkan skripsi ir.i kepada :

❖ Suamiku tercinta, yang telah setia memberi motivasi dan bimbingan

❖ Bapak dan Ibu tercinta di rumah.

❖ Anakku tersayang

❖ Teman-temanku seperjuangan, semoga tetap semangat.

(6)

melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah, serta ridho-Nya sehingga skripsi ini

dapat diselesaikank, sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan atas

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Berkat ketekunan serta dorongan dari semua pihak, maka penyusunan

skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT

KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN

2008/2009” dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada berbagai

pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah

memberikan rekomendasi untuk penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H.M. Banany, selaku pembimbing yang dengan sabar dan ikhlas

meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran, berkenaan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program Pendidikan Agama

Islam/Ekstensi, yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

4. Bapak Drs. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah, yang telah

membantu dalam kegiatan belajar mengajar mahasiswa PAI/ekstensi.

5. Segenap sivitas akademika STAIN Salatiga, yang telah banyak membantu

penulis dalam menuntut ilmu.

6. Kepala Sekolah MIN Kecandran Kota Salatiga, yang telah memberikan ijin

dalam melanjutkan studi.

7. Kedua orang tua yang telah mencurahkan seluruh jiwa raga daiam menuntun

menjadi orang yang bermanfaat bagi sesame.

8. Seganap sahabat mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung

telah banyak memberikan bantuannya.

(7)

yang diberikan.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan do’a

semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan pahala yang setimpal atas

amal kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu harapan penulis kritik dan saran yang membangun dari

pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Salatiga, 09Agustus 2008

(8)

BAB III LAPORAN PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM

1. Sejarah MIN Kecandran... 30

2. Letak Geografis MIN Kecandran... 34

3. Sarana, prasarana dan fasilitas... 34

4. Kondisi sisw a... 35

5. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan... 36

B. HASIL PENELITIAN 1. Data Responden... 37

2. Data Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler... 39

3. Data Kedisiplinan Sisw a... 42

BAB IV ANALISIS DATA A. Pengelompokan D ata... 48

B. Analisis Per-item dengan Persentase... 50

C. Analisis Kuantitatif... 59

D. Analisis Statistik Dengan Product M om ent... 65

BAB V PENUTUP TABEL XIV NILAI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER... 60

TABEL XV NILAI KEDISIPLINAN SISWA... 63

(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses secara sadar yang merubah seseorang

menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya. Hal inilah yang terjadi di setiap

lembaga pendidiKan baik formal maupun non formal, baik di sekolah pada

saat jam belajar resmi yang terjadwal maupun pada jam ekstra (di luar) jam

sekolah, yang dikenal dengan ekstrakurikuler, atau di luar sekolah sekalipun.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan resmi, dalam menyelenggarakan

kegiatan pendidikan secara bersama, sengaja, terarah, sistematis oleh para

pendidik profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum

untuk jangka waktu tertentu. Dan di luar itu, ada kegiatan yang menunjang

program tersebut yang dinamakan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang

dikemas dalam berbagai program kegiatan seperti: Pramuka, Palang Merah

Remaja (PMR), dokter kecil, seni tari, maupun kegiatan lainnya.

Dalam konteks sekolah dasar, kegiatan ini menjadi daya tarik

tersendiri bagi siswa. Berbagai jenis keterampilan, yang dikemas dengan

nuansa bermain dan kebersamaan dan dibangun melalui berbagai kegiatan.

Misalnya, dalam kegiatan pramuka ada kegiatan berkemah, memasak, tali-

temali, dan lain-lain. PMR ada kegiatan memberi pertolongan terhadap orang

sakit, atau dokter kecil ada kegiatan merawat orang sakit, dan begitu pula

kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya terdapat kegiatan yang mengasah

keterampilan siswa. Kegiatan ini diasumsikan sedikit banyak akan membawa

(10)

pengaruh terhadap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, terutama

mengenai kedisiplinannya. Kebiasaan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang

menuntut kedisiplinan, kerapihan, kesabaran, dan sebagainya, akan berdampak

positif pada terbawanya kebiasaan itu dalam kehidupannya.

Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) pada peraturan yang berlaku.1.

Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena di

dorong atau disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Artinya bahwa kedisiplinan akan muncul dalam diri seseorang dengan sadar

tanpa suatu paksaan.

Di MIN Kecandran, berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti

Pramuka, PMR, Dokter Kecil, Drum Band, sudah menjadi kegiatan yang

diprogramkan di sekolah. Tidak sedikit, bahkan hampir seluruh siswa MIN

Kecandran terlibat dalam kegiatan ini. Menariknya, tidak semua siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki kebiasaan yang sama,

terutama dalam hal kedisiplinan. Tata tertib yang diterapkan di sekolah, tidak

secara utuh dilaksanakan oleh semua siswa, ada saja pelanggaran yang terjadi,

misalnya pada waktu upacara, ada saja siswa yang tidak bertopi, tidak

memakai sepatu yang dianjutkan, dan lain-lain.

Contoh lain yang lebih ekstrim adalah ketika pada suatu kesempatan,

penulis bertemu dengan orang tua murid. Beliau mengeluh karena nilai belajar

anaknya menurun. Orang tua siswa dipanggil ke sekolah oleh guru untuk

diberitahu tentang kondisi belajar si anak. Menurut orang tua, si anak ke

(11)

sekolah tiap hari bahkan sore hari juga ke sekolah untuk kegiatan

ekstrakurikuler. Namun kenapa nilainya masih rendah. Si guru yang bijak

kemudian menjelaskan mengapa nilai anak menurun. Diantara faktor

penyebab menurunnya nilai tersebut adalah si anak terlalu aktif kegiatan

ekstrakurikuler. Lho kok bisa? Ternyata si anak aktif dikegiatan

ekstrakurikuler sehingga mengesampingkan proses belajar yang wajib.

Dengan termangut-mangut si orang tua tadi mendengarkan penjelasan guru.

Sungguh hal demikian ini diluar maksud dari diadakannya

ekstrakurikuler, yang dengan sengaja diselenggarakan di sekolah-sekolah guna

mendukung proses pembelajaran anak, sehingga memiliki kompleksitas

“kemampuan” baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis terdorong

untuk meneliti hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler dengan tingkat kedisiplinan siswa, dan menuliskan hasil

penelitian tersebut dalam sebuah skripsi yang penulis beri judul

“HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN SISWA DALAM MENGIKUTI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DENGAN TINGKAT

KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2008/2009.

B. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda

(12)

istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini,

antara lain:

1. Hubungan

Yang dimaksud dengan hubungan adalah keterkaitan antara satu hal

dengan hal yang lainya.2

2. Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau kesibukan.3

Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan adalah intensitas

tinggi dalam menjalankan kegiatan. Dengan demikian, maksud konkret

dari kata keaktifan adalah intensitas kegiatan yang dilakukan siswa yang

berkaitan dengan segala kegiatan yang diadakan oleh organisasi/ sekolah.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah pelajaran tambahan atau kegiatan

tambahan yang dilakukan sekolah di luar jam pelajaran sekolah.4

Indikator - Indikator keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mengikuti minimal salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan

sekolah.

b. Mengikuti perkembangan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti.

c. Hadir dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti

d. Menjadi anggota dari salah satu kegiatan

2 WJS. Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 362

3 Ibid, him. 26

(13)

4. Kedisiplinan

Kedisiplinan berarti sikap kepatuhan terhadap peraturan. Sehingga

bisa diartikan bahwa disiplin merupakan sikap seseorang terhadap suatu

peraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator - Indikator kedisplinan siswa di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Tepat waktu mengikuti pelajara, tepat waktu mengerjakan tugas

b. Memiliki jadwal pelajaran

c. Memiliki agenda kegiatan

d. Patuh terhadap peraturan

C. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun

2008/2009?

2. Bagaimana disiplin siswa di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Kecandran tahun 2008/2009?

3. Adakah hubungan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah Madrasah

(14)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun

2008/2009.

2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di sekolah Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.

3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan siswa dalam mengiktui

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dengan tingkat kedisiplinan siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan kajian bagi

sekolah, siswa, maupun penulis sendiri untuk mengembangkan prestasi yang

lebih baik.

1. Bagi sekolah, dapat menjadi evaluasi program-program kegiatan yang ada

disekolah kaitannya dengan kreativitas dan pendisplinan siswa.

2. Bagi siswa, dapat menjadi motivasi untuk berprestasi bahwa untuk

menambah wawasan ternyata diperlukan kegiatan-kegiatan di luar jam

sekolah

3. Bagi penulis, dapat menjadi referensi pengetahuan pribadi penulis, dan

menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam rangka memberi kontribusi

(15)

F. Hipotesis

Hitpotesis adalah kesimpulan yang tingkat kenyataannya rendah karena

belum dikaji oleh kenyataan empirik.5 Dalam konteks iri hipotesis adalah

jawaban yang bersifat sementara tentang permasalahan penelitiannya sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.6

Hipotesis yang penulis ungkapkan di sini adalah bahwa Terdapat

hubungan antara tingkat keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

dengan tingkat kedisiplinan siswa.

G. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian.7 8 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah

semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari

o sampel itu hendak digeneralisasikan.

Berdasarkan pendapat di atas, populasi adalah seluruh individu

atau penduduk dalam wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai

hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa IV, V,

dan VI MIN Kecandran 2008 yang berjumlah sekitar 75 siswa dan

semuanya beragama Islam.

5 Tatang M, Arifin, Manyusun Rencana Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1990, him. 82 6 Suharsini Arikutno,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, him. 67

7 ibid, him. 115.

(16)

b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, sample adalah sebagian atau

wakil populasi yang diselidiki.9 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi

sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.10

Berdasarkan dua pendapat di atas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang

merupakan hasil perwakilan dari keseluruhan subyek penelitian.

Mengenai besar kecilnya sampel, menurut Suharsini Arikunto, jika

penelitian menggunakan responden kurang dari 100, maka lebih baik

diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 maka dapat ditentukan 10-

15% atau 20-25% atau sampai 50% dari responden. Namun demikian

bila sampel yang diambil lebih banyak maka hasil dari penelitian akan

menjadi lebih baik.

Dalam penelitian ini penulis mengambil semua populasi

menjadi sampel, karena jumlah seluruh populasi tidak lebih dari

seratus orang yaitu 75 responden. Sehingga dapat dikatakan penelitian

ini merupakan penelitian populasi,

a. Variabel Penelitian

Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kaktifan siswa dalam

mengikuti kegaitan ekstrakurikuler sebagai variable pertama dan

9 Suharsimi Arikunto, op cit., him. 117.

(17)

merupakan variable bebas yang diberi simbul (X) dan tingkat kedisplinan

siswa sebagai variabel kedua yang terikat, diberi simbul (Y),

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.11 Angket

digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang

keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler dan tingkat

kediplinan siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung

dan jawaban angket telah disediakan oleh peneliti. Angket bersifat

tertutup {closed form), artinya siswa tinggal memilih jawaban yang

telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan

tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti.

Pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis pada

beberapa masalah dalam penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan

(18)

merupakan variable bebas yang diberi simbul (X) dan tingkat kedisplinan

siswa sebagai variabel kedua yang terikat, diberi simbul (Y),

b. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.11 Angket

digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang

keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler dan tingkat

kediplinan siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung

dan jawaban angket telah disediakan oleh peneliti. Angket bersifat

tertutup {closed form ), artinya siswa tinggal memilih jawaban yang

telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan

tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti.

Pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis pada

beberapa masalah dalam penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan

(19)

data yang diperlukan oleh peneliti. Metode observasi dalam penelitian

ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sekolah MIN

Kecandran tahun 2008/2009

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang

menggunakan sekumpulan data variable yang berupa dokumen, tulisan

dan foto.12 Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil

dari dokumentasi yang tersedia di sekolah. Untuk mendapatkan data

tentang jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan, serta mengenai

catatan berdirinya MIN Kecandran.

4. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode penelitian yang bertujuan

untuk mendapatkan informasi langsung dari responden dengan harapan

data yang diperoleh benar-benar valid. Wawancara dalam penelitian ini

digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan

sekilas tentang gambaran secara umum latar belakang siswa MIN

Kecandran tahun 2008/2009.

c. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti akan melakukan rekapitulasi

data, dilanjutkan dengan menganalisis data yang ada. Dalam melakukan

analisis data, melalui dua tahap, yaitu:

12

(20)

1. Analisis Awal

Untuk analisis awal, peneliti menganalisis data yang terkumpul

dengan menggunakan teknik presentase yang bertujuan untuk

mengetahui frekuensi gejala yang muncul.

Rumus yang peneliti gunakan adalah:

p = — x m %

2. Analisis Akhir

Dari hasil pengumpulan data selama dalam penelitian, peneliti

menggunakan analisis korelasi product moment. Analisis ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara variabel keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan variabel kedisplinan siswa.

Analisis korelasi product moment ini menggunakan rumus: N

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah

r

Keterangan:

(21)

N = Banyaknya data

X = Variabel pengaruh

Y = Variabel terpengaruh

X x = Jumlah skor dalam distribusi X

Xy = Jumlah skor dalam distribusi Y

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mensistematisasikan dalam lima bab

dengan pokok bahasan dalam tiap bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi: Latar Belakang Masalah,

Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORi

Pada bab ini disajikan mengenai keatifan siswa dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler, meliputi beberapa bahasan diantaranya

Pengertian ekstrakurikuler, visi dan misi ekstrakurikuler, Fungsi

kegiatan ekstrakurikuler. Prinsip Kegiatan ekstrakurikuler, jenis

ekstrakurikuler, dan Format kegiatan ekstrakurikuler. Dibahas

pula mengenai disiplin yang menyangkut pengertian

kedisiplinan, dan upaya pembinaan kedisiplinan, serta pada

bagian akhir pembahasan bab ini dibahas pula mengenai

hubungan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstra

(22)

BAB III

BAB IV

BABY

: LAPORAN PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum MIN Kecandran

menyangkut Sejarah MIN Kecandran, Letak Geografis MIN

Kecandran, Sarana, prasarana dan fasilitas, Kondisi siswa,

keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan. Pada bab ini

dilaporkan pula mengenai hasil penelitian berupa data-data, yaitu

Data Responden, Data Keaktifan Mengikuti Kegiatan

Ekstrakurikuler, Data Kedisiplinan Siswa

: ANALISIS DATA

Pada bab keempat ini, akan dilakukan analisis terhadap data yang

sudah terkumpul dengan pentahapan klasifikasi data, tabulasi

data, dan presentase untuk menjawab rumusan masalah pertama

dan kedua. Sementara untuk menjawab rumusan maslaah yang

ketiga, yaitu tentang ada dan tidaknya pengaruh Keaktifan

Berorganisasi di Sekolah Terhadap Tingkah Laku Disiplin Siswa,

digunakan analisis statistik product moment.

: PENUTUP

Pada bab penutup ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir

dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan

(23)

LAND ASAN TEORI

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan merupakan sarana utama untuk meniti karir setiap insan yang

berpengaruh luas buat kemajuan suatu bangsa terutama bagi negara yang

sedang berkembang. Hal ini penting bagi kehidupan manusia sebagai sarana

utama menjamin masa depan secara pribadi, keluarga, masyarakat, dan

kehidupan bangsa itu sendiri. Pendidikan yang sejalan dengan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), juga dengan Ilmu Agama tidak akan

berpengaruh oleh keadaan dan situasi dalam perkembangan zaman yang

berubah terus menerus. Abad ke-21 yang lebih dikenal tahun millenium ke-3

sebagai tahun yang perlu dihadapi dengan pendidikan. Sehingga generasi

masa depan perlu diberi pelajaran yang baik sehingga kelak siap dalam

menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks.

....dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jhva mereka. (QS:An-Nisaa:63)

Pembelajaran tidak cukup hanya dengan pembekalan akademis saja

tetapi harus dilengkapi dengan pengembangan kecakapan hidup, untuk

mencapai keseimbangan ini sekolah menyediakan pelatih yang profesional

untuk memupuk minat dan bakat siswa yang dikemas dalam kegiatan yang

disebut dengan ekstrakurikuler.

(24)

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran yang mempunyai visi berkembangnya potensi, bakat dan minat

secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta

didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.13 Pada

definisi lain dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan

program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan

ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan program

intrakurikuler serta kegiatan-kegiatan untuk memantapkan pembentukan

kepribadian.14 Dalam konteks sekolah dasar, Kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling

untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di MIN Kecandran

berupa kegiatan Pramuka, PMR, Dokter Kecil, dan Drum Band.

13http://gudep-smkn 1 bawang.blogspot.com/2007/08/laporan-kegiatan-ekstra- kurikuler.html, diakses tanggal 10 Juli 2008

(25)

2. Visi dan Misi

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat

dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan

peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Sedangkan misi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah: pertama,

menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. Kedua,

menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik

mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau

kelompok.15

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler tidak semata sebagai pelengkap

kurikulum yang dilaksanakan di sekolah, melainkan lebih jauh memiliki

fungsi yang signifikan. Fungsi tersebut diantaranya adalah:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan

potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.

(26)

5. Jenis kegiatan Ekstrakurikuler

a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera

Pusaka (PASKIBRAKA).

b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan

penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat

olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jumaistik, teater, keagamaan.

d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain

karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni

budaya.18

6. Format Kegiatan

a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa

secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

kelompok-kelompok siswa.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa

dalam satu kelas.

d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa

antarkelas/antarsekolah/madraasah.

(27)

e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang

atau sejumlah siswa melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan

lapangan.19

Eksistensi kegiatan ekstrakurikuler seakan-akan memiliki dilema, yaitu

Di satu sisi keberadaannya diperlukan siswa sebagai media untuk

mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan

mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya. Namun di sisi lain justru

menjadi musabab menurunnya nilai siswa dan bukan tidak mungkin hanya

menjadi formalitas saja untuk mencari keuntungan.

Kenyataan di lapangan memang menunjukkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang mendapat

perhatian, bahkan cenderung disepelekan. Perhatian sekolah-sekolah juga masih

kurang serius, hal ini terlihat dari kurangnya dukungan yang memadai baik dari

segi dana, perencanaan, dan pelaksanaan, seria perannya sebagai bagian dari

evaluasi keberhasilan siswa. Padahal dikalangan siswa, banyak proses

aktualisasi potensi siswa yang terjadi melalui kegiatan ekstrakurikuler ini.

Misalnya aktualisasi tentang kepemimpinan, kesenian, olahraga, kepekaan

sosial, nilai religius, dan sebagainya sering muncul pada kegiatan

ekstrakurikuler.

Jika dilihat secara mendalam, maka ada bebarapa manfaat mengikuti

ektrakurikuler. Pertama, dapat mengakomodasi keragaman kecerdasan dan

potensi siswa. Kedua, lebih mendekatkan pendidikan pada dunia riil. Ketiga,

(28)

memiliki fleksibilitas yang tinggi dari segi program dan kurikulum. Keempat,

pendidikan dilaksanakan secara menarik dan menyenangkan.

Dengan demikian pemahaman dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan

membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan beradab. Memang, pada sekolah

tertentu pengelolaan ekstrakurikuler belum menunjukkan hasil yang maksimal.20

Konferensi anak-anak sedunia di Gerenoble, Prancis tahun 1993

menyimpulkan bahwa kurikulum pendidikan formal memiliki kemampuan

terbatas untuk menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Konferensi ini juga merekomendasikan konsep pendidikan sains di luar sekolah

melalui kegiatan-kegiatan ilmiah di luar sekolah.21 Hal tersebut membuat

kulikulum formal menjadi terbatasi oleh birokrasi dan penjabwalan kegiatan

yang terlambat. Akibatnya tidak seiring dengan perkembangan teknologi dan

informasi. Kondisi inilah yang sebenarnya dapat ditutupi oleh kegiatan

ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tidak seperti penjadwalan di dalam

kelas. Pembuatan programnya pun terbilang mudah dan tidak serumit kurikulum

formal. Program penyelenggaraan ekstrakurikuler dapat bersifat fleksibel

sehingga sangat memungkinkan untuk mengadakan pendidikan yang integratif

dan multidisiplin.

Dari sini juga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk

mengembangkan potensi diri. Bagi guru yang jeli, ia dapat juga melihat

seberapa besar apresiasi siswa terhadap proses belajar mengajar dengan kegiatan

ektrakulikuler. Jika siswa terlalu asik dengan ekstrakulikuler maka guru dapat * *

20 Tri Hayat Ariwibowo, Quo Vadis Ekstrakulikuler, Artikel Pendidikan pada http://re- searchengines.com/0208trihayat.html, diakses tanggal 10 Juli 2008

(29)

mengingatkan bahwa untuk tidak meninggalkan hal yang wajib. Atau juga guru

memberikan motivasi pengembangan diri bagai siswa yang kesulitan belajar

melalui kegiatan ekstrakulikuler. Sehingga orang tua tidak perlu khawatir jika

anaknya terlalu asik dengan ektrakulikuler nilainya akan jatuh karena guru

mengawasi secara langsung.

Jika ini mampu dilakukan guru maka ia berarti mampu mengembangkan

10 kompetensi guru secara baik. Terlebih dalam UU Sisdiknas No. 22/2003

terutama pasal 58 tentang evaluasi. Disebutkan evaluasi hasil belajar peserta

didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan

hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Inilah yang membuat

profesi guru menjadi unik, ia tidak saja mengajar tetapi juga membimbing dan

mengarahkan siswa.

B. Kedisplinan Siswa

1. Pengertian kedisiplinan

Disiplin bukan sebuah kata yang asing didengar oleh masyarakat

umum. Disiplin dalam pengertian umum adalah sebagai suatu ketaatan

terhadap peraturan22 23. Dalam kamus Bahasa Indonesia dikatakan 'bahwa

disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala

perbuatannya selalu mentaati tata tertib (baik di sekolah maupun

kemiliteran)24. Penulis mengambil pendapat beberapa pakar yang

mendefinisikan disiplin sebagai berikut:

22 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2003 23 WJS. Poerwodarminto, op.cit., him. 16.

(30)

a. William A. Kelly dalam bukunya Dolet Unaijan, menjelaskan bahwa

disiplin adalah sebagai pendidikan yang komprehensif termasuk di

dalamnya adalah mengenai pelatihan mental, psikis, dan moral.25

b. Hadari Nawawi berpendapat, disiplin adalah usaha mencegah

terjadinya pelanggaran terhadap semua ketentuan yang disetujuai

bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapat

dihindari.26

c. Elizabeth Hurlock

Elizabeth Hurlock, sebagaimanan dikutip oleh Singgih

Dirgagunarsa, menerangkan bahwa disiplin sebagai suatu proses dari

latiahan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertubuhan dan

perkembangan.27

Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin menurut bahasa

berasal dari kata latin dicipulus, yang berarti siswa atau murid,

kemudian makna dari disiplin secara istilah adalah latihan watak dan

batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang

ada.

Dari definisi-definisi di atas, secara umum terdapat persamaan

konsep meski secara deskriptif berbeda bunyinya, yaitu pada konsep

ketaatan atau kepatuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin

merupakan suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung

25 Dolet Unarjan, Manajemen Disiplin Ilmu, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2003, him.8-9.

(31)

a. William A. Kelly dalam bukunya Dolet Unaijan, menjelaskan bahwa

disiplin adalah sebagai pendidikan yang komprehensif termasuk di

dalamnya adalah mengenai pelatihan mental, psikis, dan moral.25

b. Hadari Nawawi berpendapat, disiplin adalah usaha mencegah

teijadinya pelanggaran terhadap semua ketentuan yang disetujuai

bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapat

dihindari.26

c. Elizabeth Hurlock

Elizabeth Hurlock, sebagaimanan dikutip oleh Singgih

Dirgagunarsa, menerangkan bahwa disiplin sebagai suatu proses dari

latiahan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertubuhan dan

perkembangan.27

Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin menurut bahasa

berasal dari kata latin dicipulus, yang berarti siswa atau murid,

kemudian makna dari disiplin secara istilah adalah latihan watak dan

batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang

ada.

Dari definisi-definisi di atas, secara umum terdapat persamaan

konsep meski secara deskriptif berbeda bunyinya, yaitu pada konsep

ketaatan atau kepatuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin

merupakan suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung

25 Dolet Unaijan, Manajemen Disiplin Ilmu, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2003, hlm.8-9.

(32)

dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada

dengan senang hati.

Oleh karenanya disiplin sangat penting artinya bagi siswa

untuk menentukan identitas dirinya. Bahkan para ahli megatakan

bahwa disiplin merupakan kunci dari keberhasilan seseorang dalam

meraih apa yang dicita-citakannya. Disiplin mempunyai arti luas,

yaitu disiplin dalam mendidik, menuntun, mengarahkan anak dalam

28

kehidupan dan dalam masa pertumbuhan serta perkembangannya.

Munculnya kedisplinan dalam diri seseorang bukan sesuatu

yang lahir begitu saja, melainkan perlu adanya pelatihan, dan

pengarahan, perlu adanya intervensi dari pendidik danitupun

dilakukan secara bertahap. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang

tua dan guru, atau pendidik lainnya akan terbawa oleh anak dan

sekaligus memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinan anak.

Menurut Webster’s, dalam New World Dictionary yang dikutip

oleh Oteng Sutrisna28 29, menjabarkan disiplin menjadi dua, yaitu

disiplin negatif dan disiplin positif. Disiplin negatif adalah

pendisiplinan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kekuatan dan kekuasaan. Hukuman kepada pelanggar aturan untuk

menimbulkan efek jera, dan juga untuk memberi perhatian kepada

orang lain untuk tidak melanggar peraturan. Sedangkan pendekatan

positif adalah pendisplinan dengan melibatkan penciptaan suatu

28 Charles Shcaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Dahara Prize, Jakarta, 1989, hlm.l 1.

(33)

sikap dan iklim organisasi di mana para anggotanya mematuhi

peraturan-peraturan yang perlu dari organisasi atas kemauan sendiri.

Berlaku disiplin merupakan salah satu cara membentuk watak

yang baik30. Dengan disiplin semua kegiatan dalam kehidupan akan

terarah dan teratur karena pelakunya selalu taat pada rel-rel kegiatan

yang sudah ditentukan. Dalam hal belajar baik di sekolah maupun di

rumah juga akan terpengaruh dengan sikap disiplin ini. Pembuatan

agenda kegiatan dan jadwal pelajaran merupakan salah satu indikator

bahwa pola hidup disiplin sudah mulai diterapkan.

Jenis sikap yang menjadi indikator pola kedisiplinan siswa

diantaranya adalah:

a. Tepat waktu, artinya siswa terbiasa datang, melaksanakan

kegiatan, mengumpulkan tugas, dan mengakhiri kegiatan

berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

b. Memiliki jadwal pelajaran, artinya siswa terbiasa mengatur

waktu belajar dan menyesuaikan diri dengan kegiatan belajar

yang ditentukan disekolah.

c. Memiliki agenda kegiatan, artinya siswa terbiasa mengatur

waktu untuk kegiatan yang dilakukan selama dirumah, baik

waktu untuk belajar, istirahat, bermain, dan kegiatan-kegiatan

lainnya.

(34)

d. Patuh terhadap peraturan, artinya siswa terbiasa mentaati segala

peraturan yang telah diketahuinya.

2. Cara pembentukan kedisiplinan

Belajar merupakan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus

sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keseriusan bagi

setiap manusia untuk melakukannya demi meningkatkan bobot dan

kualitas hidup.31 32 Guna mencapai tingkat keseriusan ini perlu disiplin yang

dapat mengarahkan seseorang untuk konsisten dan tekun dalam melakukan

apa-apa yang dipikirkan. Jamal Abdul Hadi dan kawan-kawan

mengemukakan cara pembentukan kedisiplinan anak secara Islami,

diantaranya:

a. Pertama, memberitahukan kepada anak bahwa agama Islam

memuliakan orang yang berilmu dan para ulama. Hal ini dapat

menumbuhkan perasaan takut dan ketaatan kepada Alah SWT, serta

menjaga diri dari berbuat kesalahan.

b. Kedua, memberitahukan kepada anak bahwa ilmu paling penting

dan harus diperhatikan, serta paling utama adalah ilmu tentang

Allah, kemudian Al Qur’an dan keimanan, seteiah itu ilmu tentang

kehidupan dunia, sebab ilmu-ilmu ini merupakan pondasi awal dari

seseorang untuk taat di jalan Allah sebagai jalan mencapai kebaikan

dunia dan akhirat.

31 Abd Rochmat Abror, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1993, hlm.65

(35)

c. Ketiga, anak harus didorong untuk mengaitkan berbagai informasi

pelajaran yang didapat dengan masalah keimanan dan segala hal

yang menunjukkan keagungan sang pencipta-Nya, serta

pengaturanya dengan cermat. Dengannya akan menanamkan sikap

pencarian ilmu yang berkesinambungan, sebab pada hakekatnya

ilmu adalah tanpa batas dan selalu bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

d. Keempat, anak dibantu untuk menerapkan teori-teori pelajaran yang

didapatnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan membuat anak

lebih memahami kebenaran ilmu itu sendiri, sehingga anak akan

cenderung paham dan termotivasi untuk mengembangkan ilmu yang

didapatnya.

e. Kelima, anak diberi reward atau hadiah berupa pujian atau

sanjungan. Ini dapat membangkitkan pemahaman anak bahwa

prestasi itu penting adanya dan membuat dirinya menjadi lebih

berarti.

f. Keenam, anak diberitahu cara-cara praktis dalam mengingat

pelajaran. Ini akan membuat anak merasa senang jika dia mampu

mengingat apa yang telah didapatkannya, karena dia akan merasa

puas jika mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

tentang hal-hal yang telah diketahuinya.

g. Ketujuh, anak didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekoah

(36)

berkesinambungan menggali kemampuannya karena didasari oleh

kesukaan terhadap kegiatan yang ditekuninya.

h. Kedelapan, anak dibantu dalam mengatur waktu dan jadwal

pelajaranya. Hal ini akan membuat anak terbiasa disiplin membagi

waktu antara bermain, belajar, tidur dan kegiatan lain yang sudah

teratur.

i. Kesembilan, anak harus dibiasakan bangun pagi. Hal ini dapat

membuat anak merasa segar dan selalu siap untuk menghadapi

aktivitas di siang hari, termasuk sekolah dan kegiatan lainnya yang

sudah diagendakan.

j. Kesepuluh, anak didorong untuk berkreasi. Hal ini akan membuat

anak merasa dinamis dan tidak kaku dalam menyikapi suatu

masalah, dan anak akan cenderung memiliki daya kreativitas tinggi

untuk menyelesaikan suatu masalah.

C. Hubungan Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa

Ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan yang mengambil waktu di luar

jam pelajaran, diselenggarakan oleh sekolah guna memfasilitasi siswa untuk

mengaktualisasikan bakat yang dimiliki dan menambah daya kreativitas siswa.

Namun demikian tidak jarang pula orang mengatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler terdengar membosankan. Yang demikian biasanya

(37)

sifatnya monoton, tidak menarik. Sebaliknya justru kegiatan kurikuler ini

sebagian besar bertumpu pada bentuk kegiatan yang berhubungan dengan

penyaluran bakat dan minat siswa, seperti olahraga, kesenian, karya ilmiah,

kesehatan, pramuka, pencinta alam, dan lainnya. Kegiatan ekstrakurikuler

biasanya diikuti oleh siswa yang memang berminat pada kegiatan tersebut.

Tetapi ada juga siswa yang mengikuti kegiatan ini berdasarkan alasan

ikut-ikutan teman atau pelampiasan kejenuhan kondisi di rumah, dan

sebagainya yang tidak lagi didorong oleh faktor minat. Maka ekstrakurikuler

menjadi alasan yang tepat sebagai jalan keluar, apalagi ramai-ramai dengan

teman. Kata “fleksibel”, itulah yang dapat dilakukan agar ekstrakulikuler

tidak membosankan. Pola pelaksanaan yang begitu-gitu saja diganti dengan

pola integratif dan multidisiplin serta tidak melupakan fun.

Melihat manfaat kegiatan ekstrakurikuler manfaat mengikuti

ektrakurikuler, seperti yang dikemukakan oleh Tri Hayar Ariwibowo dalam

artikel pendidikannya bahwa ektsrakurikuler dapat mengakomodasi

keragaman kecerdasan dan potensi siswa, kemudian kegiatan ini dapat lebih

mendekatkan pendidikan pada dunia riil, dan kegiatan ini juga menarik dan

menyenangkan, maka dapat dikatakan bahwa secara psikologis siswa akan

terbiasa untuk melaksanakan apa-apa yang didapat dari kegiatan

ekstrakurikuler ini, dalam hal ini adalah kedisiplinan.

Secara umum, sifatnya yang menyenangkan, juga pengelolaan yang

professional, mengikat tetapi tidak terasa membebani siswa, kegiatan

(38)

A. GAMBARAN UMUM

1. Sejarah Berdirinya MIN Kecandran

Berdasarkan Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun 2007/2008

sampai dengan 2010/2011', diringkas tentang sejarah berdirinya MIN

Kecandan sebagai berikut:

Pada tahun 1963 terbentuk suatu kegiatan Belajar Mengajar

setingkat sekolah dasar. Disebabkan belum memiliki gedung sekolah,

maka kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah kediaman Bapak Soeharto

(Bekel Gamol), dengan pertimbangan rumah beliau tersedia tempat luas.

Tekad dan semangat para siswa untuk belajar serta memiliki gedung

sendiri,akhirnya terbukti dari kegigihan mereka melakukan kerja bhakti

bergotong royong bersama bapak guru untuk setiap hari Sabtu

mempersiapkan tempat untuk mendirikan sebuah gedung sekolah.

Tahun 1964 teijadi peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI. Wilayah

Gamol merupakan basis PKI, demikian pula masyarakatnya terkenal

dengan masyarakat abangan yang di dalamya banyak sekali tokoh-tokoh

PKI. Salah satu diantaranya adalah Bapak Soeharto (dari Desa

Gedhangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) selaku guru pada

saat itu. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap para siswa yang mengikuti

Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga kegiatan dibubarkan.

1 MIN Kecandran, Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun 2007/2008 - 2010/2011, MIN Kecandran, Salatiga, 2007.

(39)

Pasca pemberontakan G 30 S/PKI, tepatnya pada tahun 1966,

bapak H. Basyir selaku Kepala Desa Kecandran mempunyai gagasan

untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan berbasis agama Islam.

Gagasan tersebut dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan beliau akan

keadaan masyarakat Dukuh Gamol serta tujuan utama adalah

menghilangkan image masyarakat Dukuh Gamol sebagai masyarakat

abangan dan basis PKI. Untuk merealisasikan gagasan tersebut, beliau

mengadakan musyawarah dengan para tokoh pemuka masyarakat, yaitu:

1. Bapak Jarwo

2. Bapak Ismani

3. Bapak H. Soehaijo

(dari Gamol)

(dari Gamol)

(dari Gamol)

4. Bapak Djoyo Masiran (dari Gamol)

5. Bapak Toha

6. Bapak Irfani

(dari Kecandran)

(dari Kecandran)

Pada tahun 1966 berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Gamol, dengan

tenaga pengajar:

1. Bapak Nurhadi, selaku Kepala Madrasah (dari Pulutan)

2. Bapak Irfani, selaku guru agama (dari Kecandran)

3. Bapak Istat Amat Ngarifm (dari Banyuputih)

Tahun 1967 mendapat tambahan tenaga pengajar:

(40)

2. Bapak Yasmin (dari Gamol)

3. Ibu Robiatun (dari Kecandran)

tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar meminjam dua

tempat, yaitu di rumah kediaman Bapak Soeharto di wilayah RT. 04, RW.

06 dukuh Gamol dan di serambi masjid. Atas gagasan dari Bapak Basyir

pula, Madrasah Ibtidaiyah tersebut diberi nama Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif (MIM).

Tahun 1970 didirikan sebuah gedung Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

(MIM), dengan menggunakan bahan bangunan kayu yang telah tersedia.

Gedung MIM memiliki enam lokasi kelas, dengan jumlah siswa 180 anak.

Sesuai dengan ketentuan pada saat itu maka siswa yang diterima di MIM

hanya yang berasal dari Duren, Gamol, Kecandran dan Sodong (wilayah

Kecamatan Getasan).

Dalam perkembangan selanjutnya Desa Kecandran memperoleh

bantuan SD Inpres yang didirikan menjadi satu lokasi dengan SD

Kecandran yang telah ada lebih dulu, sehingga Desa Kecandran

mempunyai dua SD yaitu SD I dan SD II. Sejak saat itu Kepala Desa

menetapkan peraturan baru bahwa siswa yang berasal dari Duren harus

masuk SD Kecandran, sedangkan siswa dari Sodong harus masuk ke SD

Polobugo III, sehingga MIM hanya memiliki siswa yang berasal dari

(41)

MIM mengikuti Ujian Akhir Madrasah (UAM) untuk pertama kali

pada tahun 1969, karena pada tahun tersebut MIM baru mempunyai siswa

kelas VI. Sesudahnya tidak mengikuti UAM untuk sementara waktu,

sebab mobilitas siswa (keluar dan masuk) belum stabil. Siswa banyak

yang keluar sebelum mencapai kelas VI.

Pada tahun 1979 MIM dapat mengikuti ujian lagi. Pada saat itu

jumlah siswa kelas VI yang mengikuti UAM hanya 5 (lima) anak.

Diantara tahun 1991 sampai 1992 Pemerintah Kota Salatiga (Kodya

Daerah Tingkat II Salatiga saat itu) mencanangkan program pemekaran

wilayah.Dukuh Gamol yang pada waktu itu merupakan wilayah

Kabupaten Semarang yang merupakan salah saru target pemekaran

wilayah Kota Salatiga. Bapak Auze yang menjabat Kasi Mapenda pada

saat itu, berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif menemui staf

pengajar madrasah, beijanji jika nanti Dukuh Gamol menjadi wilayah

Kodya Salatiga, beliau akan membantuk secara administratif untuk

mengubah status Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif menjadi Madrasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN).

Tahun 1996 Dukuh Gamol resmi menjadi wilayah Kodya Dati II

Salatiga. Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, maka Bapak Auze

didukung pula oleh Bapak Mudatsir Muslim (Kasi Mapenda Kabupaten

(42)

Pada tanggal 14 Juni 1997 bertempat di Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) II Tegalrejo, Madrasah Ma’arif resmi menyandang status Negeri

dengan nam3 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran.

2. Letak Geografis MIN Kecandran

MIN Kecandran terletk di daerah Kecandran, Kecamatan

Sidomukti, Kota Salatiga, menempati lahan seluas 873 m2, dengan panjang

area 43 m dan lebar 21 m, luas bangunan 448 m2, serta dikelilingi pagar

tembol sepanjang 56 m.

3. Sarana, prasarana dan fasilitas yang tersedia di MIN Kecandran adalah

sebagai berikut:

a. Kantor dan ruangan:

1 (satu) kantor kepala sekolah/guru

- 7 (tujuh) ruang kelas

- 2 (dua) kamar mandi/WC

1 (satu) pengadaan air bersih

1 (satu) listrik

b. Barang/Perkakas:

- 168 (seratus enam puluh delapan) buah kursi siswa

- 80 (delapan puluh) buah meja untuk satu siswa

- 85 (delapan puluh lima) buah meja untuk dua siswa

- 5 (lima) buah meja guru

5 (lima) buah kursi guru

(43)

1 (satu) buah rak buku

- 6 (enam) buah papan tulis

1 (satu) set meja kursi tamu

- 7 (tujuh) unit alat peraga

1 (satu) unit alat kesenian

- 3 (tiga) unit alat olah raga

- 2 (dua) buah mesin ketik

- 4 (empat) unit komputer

4. Kondisi siswa

Keadaan siswa sampai tahun 2008/2009 adalah sebagai berikut:

Tabel I

Keadaan Siswa MIN Kecandran sampai dengan tahun 2008/2009

No Tahun Siswa Jumlah

L P

1 2001/2002 Awal 85 87 172

Akhir 99 68 167

2 2002/2003 Awal 104 64 168

Akhir 102 57 159

3 2003/2004 Awal 106 87 193

Akhir 105 83 188

4 2004/2005 Awal 88 102 190

Akhir 86 100 186

5 2005/2006 Awal 91 88 179

Akhir 91 88 179

6 2006/2007 Awal 87 99 186

Akhir 87 99 186

7 2007/2009 Awal 92 97 189

Akhir 84 91 181

8 2008/2009 Awal 95 87 182

Akhir 99 69 168

Sumber: Data Primer2

(44)

Adapun keadaan siswa MIN Kecandran tahun 2008/2009

5. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan

a. Nama-nama kepala sekolah yang pernah dan masih menjabat di MIN

Kecandran tahun 1966/1967sampai dengan tahun 2008/2009 adalah:

Tabel IU

Nama-Nama Kepala Sekolah MIN Kecandran sampai dengan tahun 2008/2009

No Nama Tahun 'ugas

Awal Akhir

1 Drs. Kasimin al Nurhadi, BA 1996 1972

2 Dasuki al Maryono 1977 1983

3 Muh. Hufron 1983 1987

4 Muslih 1989 1991

5 Markum, A.Ma 1991 2002

6 Drs Taqwim 2002 2006

7 Achmad Arifin, S.Ag 2006 2008

8 Agus Rachmad Yuanta 2008

Sumber: Data primer*

(45)

b. Nama-nama guru dan karyawan yang masih aktif di MIN Kecandran

hingga tahun 2008/2009 adalah sebagai berikut:

Tabe! IV

(46)

3 Pricahyono * IV

18 Dewi Setiya Putri * IV

(47)

47 Fais * VI

58 Agustin Dwi Hapsari * VI

59 Enggar Rudi H * VI

60 Nurul Isnaini * VI

61 Said * VI

62 Siswanto * VI

63 Andri Sefthiyan * VI

64 Munawiratun * VI

74 Andre Satya Andika * VI

75 Johan Prasetio * VI

Jumlah 39 36

2. Data Keaktivan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Data berikut merupakan hasil angket yang telah dirubah dari data

kualitatif menjadi kuantitatif, dengan cara:

- xMemberi nilai 3 untuk jawaban A

- Memberi nilai 2 untuk jawaban B

(48)

Adapun hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel VI

(49)
(50)

Berikut disajikan pula data mengenai tingkat kedisiplinan siswa MIN

Kecandran Salatiga tahun 2008/2009.

Tabel VII

Data Mengenai Kedisiplinan Siswa MIN Kecandran Tahun 2008/2009

(51)
(52)

3. Data Kedisiplinan Siswa

Dan berikut ini adalah rangkuman penilaian dari hasil penelitian

mengenai kedua variabel, yaitu:

Tabel VIII

(53)
(54)

Berdasarkai^hasil penghitungan di atas dapat diketahui nilai tertinggi

untuk data mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah 30 dengan nilai

terendah adalah 15 , d2n diperoleh juga nilai tertinggi untuk kedisiplinan

(55)

ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul secara lengkap, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan teknik

statistik dengan maksud dapat memperoleh jawaban dari pokok masalah yang

disajikan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam bagian ini adalah:

A. Pengelompokan data hasil jawaban angket. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan dalam proses penghitungan dengan menggunakan teknik

statistik dan analisisnya.

B. Analisis pertama, yaitu analisis dengan menggunakan persentase per-item

disertai analisis kuantitatifnya. Hal ini digunakan untuk mengetahui tingkat

keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan seberapa jauh tingkat

kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran Salatiga dalam

kategori rendah, sedang, dan tinggi

C. Analisis kedua, yaitu analisis kuantitatif untuk mengetahui variasi kedisiplinan

siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran, Salatiga dalam kategaori rendah,

sedang, dan tinggi.

D. Analisi ketiga, yaitu dengan proses penghitungan dengan korelasi product

moment guna mengetahui hubungan antara mengiktui kegiatan ektrakurikuler

dengan kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran, Salatiga.

(56)

A. Pengelompokan Data

Tabel IX

Data K olektif Nilai Keaktifan M engikuti K egiatan E k strak u rik u ler dan Kedisiplinan Siswa MIN K ecandran T ahun 2008/2009

(57)
(58)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas dapat diketahui nilai tertinggi

untuk data mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah 30 dengan nilai

terendah adalah 15 , dan diperoleh juga nilai tertinggi untuk kedisiplinan

sisw a, yaitu 30 , dan nilai terendah adalah 16

B. Analisis per-item dengan persentase

Tabel X

Persentase Jawaban Tentang Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler

No Item Pertanyaan Kategori Persentase (%)

A B C A B C

berdasarkan keinginan sendiri? 62 4 9 83 5 12

6

Apakah anda selalu aktif pada

setiap kegiatan? 35 40 0 47 53 0

7 Apakah anda selalu hadir tepat

(59)

8

Apakah anda selalu meminta ijin jika berhalangan untuk

hadir pada suatu kegiatan? 39 32 4 52 43 5

9

Apakah anda menjadi anggota di salah satu kegiatan yang

anda ikuti? 54 20 1 72 26 2

10

Apakah anda selalu ikut kegiatan, jika ada kegiatan ke luar sekolah (misalnya kemping/kemah)?

24 29 22 32 39 29

Berdasarkan tabel tersebut di atas, penulis dapat memberikan

keterangan sebagai berikut:

1. Pada item pertanyaan nomor satu tentang apakah anda aktif mengikuti

perkembangan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, diperoleh hasil

jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya,

mencapai 61 siswa atau 81%, yang menjawab tidak 13 siswa atau 17%

dan yang menjawab tidak peduli 1 orang atau 2%.

2. Pada item pertanyaan nomor dua tentang apakah dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah dilakukan

dengan suka rela, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa

siswa yang memilih jawaban ya mencapai 69 siswa atau 92%, yang

menjawab tidak 5 siswa atau 7% dan yang menjawab asal ikut saja 1

(60)

3. Pada item pertanyaan nomor tiga tentang apakah dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler, anda merasa senang, diperoleh hasil jawaban

dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya ada 64 siswa

atau 85%, yang menjawab tidak 10 siswa atau 13% dan yang menjawab

tidak tahu 1 siswa atau 2%.

4. Pada item pertanyaan nomor empat tentang apakah dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler, anda meminta ijin orang tua, diperoleh hasil

jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya ada

10 siswa atau 13%, yang menjawab tidak 59 siswa atau 79% dan yang

menjawab tidak peduli 6 siswa atau 8%.

5. Pada item pertanyaan nomor lima tentang apakah dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri, diperoleh hasil

jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban

berdasarkan keinginan sendiri mencapai 6^ siswa atau 83%, yang

menjawab karena ajakan teman ada 4 siswa atau 5% dan yang menjawab

ikut-ikutan ada 9 siswa atau 12%.

6. Pada item pertanyaan nomor enam tentang apakah anda selalu aktif

pada setiap kegiatan, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa

(61)

menjawab kadang-kadang 40 siswa atau 53% dan yang menjawab tidak

pernah tidak ada.

7. Pada item pertanyaan nomor tujuh tentang apakah anda selalu hadir tepat

waktu pada setiap kegiatan, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden

bahwa siswa yang memilih jawaban selalu tepat waktu mencapai 34

siswa atau 45%, yang menjawab kadang-kadang 41 siswa atau 55 % dan

yang menjawab tidak pernah tepat waktu tidak ada.

8. Pada item pertanyaan nomor delapan tentang apakah anda selalu

meminta ijin jika berhalangan untuk hadir pada suatu kegiatan,

diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih

jawaban selalu minta mencapai 39 siswa atau 52%, yang menjawab

kadang-kadang 32 siswa atau 43% dan yang menjawab tidak pernah

minta ijin ada 4 siswa atau 5%.

9. Pada item pertanyaan nomor sembilan tentang apakah anda menjadi

anggota di salah satu kegiatan yang anda ikuti, diperoleh hasil jawaban

dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban terdaftar sebagai

anggota mencapai 54 siswa atau 72%, yang menjawab tidak terdaftar ada

20 siswa atau 26% dan yang menjawab tidak mau tahu ada 1 orang atau

(62)

10. Pada item pertanyaan nomor sepuluh tentang apakah anda selalu ikut

kegiatan, jika ada kegiatan ke luar sekolah (misalnya kemping/kemah),

diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih

jawaban selalu mengikuti mencapai 24 siswa atau 32%, yang menjawab

kadang-kadang ada 29 siswa atau 39% dan yang menjawab tidak pernah

mencapai 22 siswa atau 29%.

Selanjutnya data tersebut di atas diklasifikasikan kembali dengan

menggunakan kategori jawaban jumlah jawaban item yang telah diberikan,

danjuga persentase hasil perhitungan. Dengan pemberlakuan untuk satu orang

siswa mendapat 10 item soal. Jumlah siswa (responden) adalah 75, sehingga

jumlah item soal keseluruhan adalah 750 soal.

Tabel XI

Kesimpulan Hasil Perhitungan Per-item Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

No Kategori Jawaban Jumlah Jawaban Persentese (%)

1 A 452 60

2 B 253 34

3 C 45 6

Jumlah 750 100

Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:

- Kategori jawaban A sejumlah 452, apabila dipersentasekan menjadi

452 : 750 = 0.60, 0.60 x 100 % = 60 %

Kategori jawaban B sejumlah 253, apabila dipersentasekan menjadi

(63)

- Kategori jawaban C sejumlah 45, apabila dipersentasekan menjadi

45 : 750 = 0.06, 0.06 x 100 % = 6 %

Tabel XII

Persentase Jaw aban Tentang K edisiplinan Siswa

No Item Pertanyaan K ategori

ketika akan memulai belajar? 47 28 c 63 37 0

3

Apakah anda memiliki jadwal

pelajaran di rumah? 67 6 2 89 8 3

6

Apakah anda memiliki jadwal

kegiatan selain di sekolah? 40 33 2 53 44 3

7

Apakah anda selalu mentaati

peraturan sekolah? 48 21 6 64 28 8

8

Apakah anda selalu memakai

seragam sesuai dengan

peraturan sekolah? 60 13 2 80 17 3

9

Apakah anda selalu ijin jika tidak masuk sekolah?

39 35 1 52 47 2

10

Apakah anda selalu mengisi waktu luang di sekolah untuk belajar?

(64)

Berdasarkan tabel tersebut di atas, penulis dapat memberikan

keterangan sebagai berikut:

1. Pada item pertanyaan nomor satu tentang apakah anda pergi ke sekolah

selalu tepat waktu, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa yang

menjawab selalu tepat waktu mencapai 37 siswa atau 49%, yang

menjawab kadang-kadang juga ada 37 siswa atau 49% dan yang menjawab

tidak pernah tepat waktu ada 1 siswa atau 2%.

2. Pada item pertanyaan nomor dua tentang apakah anda selalu berdoa ketika

akan memulai belajar, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa

siswa yang memilih jawaban selalu berdoa mencapai 47 siswa atau 63%,

yang menjawab kadang-kadang 28 siswa atau 37% dan yang menjawab

tidak pernah tidak ada.

3. Pada item pertanyaan nomor tiga tentang apakah anda pulang sekolah

selalu tepat waktu, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa

yang memilih jawaban selalu tepat waktu mencapai 43 siswa atau 57%,

yang menjawab kadang-kadang 26 siswa atau 35% dan yang menjawab

tidak pernah tepat waktu ada 6 siswa atau 8%.

4. Pada item pertanyaan nomor empat tentang apakah anda selalu ganti

pakaian dulu setelah pulang sekolah sebelum melakukan kegiatan lain,

(65)

jawaban selalu ganti baju dahulu mencapai 58 siswa atau 77%, yang

menjawab kadang-kadang 15 siswa atau 20% dan yang menjawab tidak

pernah ganti baiu dahulu ada 2 siswa atau 3%.

5. Pada item pertanyaan nomor lima tentang apakah anda memiliki jadwal

pelajaran di rumah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa

siswa yang memilih jawaban mempunyai jadwal pelajaran mencapai 67

siswa atau 89%, yang menjawab belajar tidak punya jadwal 6 siswa atau

8% dan yang menjawab masa bodoh ada 2 siswa atau 3%.

6. Pada item pertanyaan nomor enam tentang apakah anda memiliki jadwal

kegiatan selain di sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden

bahwa siswa yang memilih jawaban mempunyai jadwal lain mencapai 40

siswa atau 53%, yang menjawab tidak punya ada 33 siswa atau 28% dan

yang menjawab masa bodoh ada 2 siswa atau 3%.

7. Pada item pertanyaan nomor tujuh tentang apakah anda selalu mentaati

peraturan sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa

yang memilih jawaban selalu taat pertaturan mencapai 48 siswa atau 64%,

yang menjawab kadang-kadang 6 siswa atau 28% dan yang menjawab

Gambar

TABEL XIV NILAI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN
Keadaan Siswa MIN Kecandran sampai dengan tahunTabel I
Tabel IIKeadaan Siswa MIN tahun 2008/2009
Tabel VData Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atas limpahan karunia Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Minat Dan Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka

Oleh karena itu, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini pada hubungan antara keaktifan ektrakurikuler dengan kedisiplinan belajar dan prestasi akademik siswa

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan tentang hubungan keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan perhatian orangtua dengan

Jurnal yang berjudul Hubungan Antara Siswa Mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA

0.000, sehingga keputusannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia dengan tingkat kemandirian lansia

Deskripsi hasil penelitian tentang kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler futsal di SMA Batik 2 Surakarta dari 9 pernyatan yang disajikan dan diisi oleh

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler, minat baca, dan kedisiplinan belajar secara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan pramuka dengan hasil belajar Pkn siswa di MIN Sungai Lulut Kecamatan