MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MADRASAH
(Studi Kasus di Desa Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali
Tahun Ajaran 2006/2007)
SKKIPSI
Diiijiiluui iintiik Mfinemihi Kcwajibiin dan Mvlcngkapi Syurat gunii
Mtmpcroleh Gelar Sarjana Agama dalam Ilmu Tarbiyah
111 03 021
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISL AM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
D EK LA R A SI
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi
ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar
referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan keaslian
skripsi ini di hadapan Sidang Munaqosah Skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 13 September 2007
Penulis
DKI’AKTKMKN AGAMA Kl
SKKOLAII TINGG1 AGAMA ISLAM NUGURI (STAIN) Jl. SUidion 03 Telp (0298) 323706,323433 Salatlgaa 50721
website: www.stain.ac.icl K-niail; administiasiC^staiiisulaUga.iu.id
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi Saudari:
Nama : SITI NA'IMAH
NIM : 111 03 021
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI
Judul Skripsi : MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI
MADRASAH (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego,
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2006/2007)
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : SITI NA’IMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :
111 03 021 yang berjudul: “MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MADRASAH (Studi Kasus di Desa Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2C06 / 2007)”. Telah dimunaqasahkan
dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga pada hari : Senin, 1 Oktober 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
1 Oktober 2007 M Salatiga,
Fanitia Ujian
19 Ramadhan 1428 H
Fatchnrrohman, M.Pd
MOTTO
» ^ — O O ^ » U J a»J| O ^
^ J j f '
^jLui^j j3
jD
membesarkan, merazvat seta membiayai sekolafi penutis dengan
cucuran keringat yang tidalgdapat penutis boyar dengan apapun.
¥ (Kalgkzkgkgkkg (Mbaki Lanti dan Mas <Tri) serta adikfu. yang aku
sayang (A rif DC) semoga kita bisa mezvujudkan fiarapan orang tua
kita.
¥ Seseorang yang seCaCu memberiku semangat, membantuku dan
menemaniku dcdam sukg maupun dukg (Mas Iful) semoga kita bisa
cepat bersama.
¥ Xeluarga besar Mas IfuC (fBapakJ Dek^Dian dan semuanya), terima
kgsifi atas dukungan dan doanya.
¥ d(eponakgn - keponakanku (Iqbal, (Haidar dan (farah) kalian yang
selalu membangkitkgn emosiku.
¥ Sahabat-sahabatku sepeijuangan penghuni kpntrakgn ‘Bp. (Kjosmanto
(Aida M, Aida %, X-rnaft, (Kentbiz, Lena, Livi, Uzi, Midut, Watikj
Mbaki (Fuji, M. ‘fuli, M. Sa, (R$ni, (Rindung, ‘faiz) bersama kalian
fmri-bari kglalui.
¥ Serta sahabatku BA I angkatan 2003 Jazuti, Onny, Lsani, Lola,
Isna, Ani, fa ti, (David, Hgsir, Lly (rEBI) dan semuanya saja tanpa
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Alhamdulillah
penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq,
hidayah serta inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi iniini
tanpa halangan yang tidak dapat penulis selesaikan. Sholawaf serta salam semoga
selalu Allah limahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, serta keluarga dan para
sahabatnya.
Penulisan skripsi yang berjudul “MOTIVAS1 ORANG TUA
MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI MADRASAH (Studi Kasus di Desa Klego,
Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2006/2007)”, selanjutnya
dengan hormat dan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada:
1. 3apak Drs. Imam Sutomo, MAg, selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah
banyak berjasa untuk mengasuh penulis dan berkenan memberikan persetujuan
atau pengesahan terhadap judul skripsi ini.
2. Bapak Fatchurrohman, M.Pd sebagai pembimbing yang telah dengan ikhlas
mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya
membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan perpustakaan yang telah banyak
membimbing dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa berkorban dan berdo'a demi tercapainya
bersedia meluangkan waktunya demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Untuk sahabat-sahabatku di STAIN, khususnya angkatan 2003, anak-anak kos
AULIA yang telah dengan sabar dan ikhlas membantu dan menemani hari-
hariku.
8. Buat Mas Iful, makasih ya buat semuanya.
9. Buat Mas Bagus (ER Komputer) terima kasih karena mas selalu siap bila aku
butuh.
Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, tidak ada kata lain yang
paling indah untuk diucapkan selain ucapan terima kasih dan do'a kepada Allah
SWT. Semoga amal baik mereka semua dapat diterima dan mendapat balasan yang
berlipat dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran serta kritik agar bisa membantu kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis mohon pertoloongan dan perlindungan
serta petunjuk, dan semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa
saja yang membacanya.
Salatiga, September 2007
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN DEKLARASI... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING...iii
HALAMAN MOTTO...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 4
C. Rumusan Masalah...5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Metode Penelitian... 7
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 14
BAB II LANDASAN TEORI... 16
A. Madrasah... 16
1. Pengertian...16
2. Sejarah...17
3. Kurikulum... 18
4. Problematika Madrasah...20
5. Upaya-upaya Pembangunan Madrasah... 21
B. Tugas dan Peranan Orang Tua... ...23
D. 1 lasil Wawancara... 45
BAB IV ANALISA DATA...63
A. Analisis tentang Tingkat Ekonomi Orang T\ia yang Menyekolahkan Annknya di Madrasah Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupnten Boyolali... 63
B. Analisis tentang Kualitas ataupun Mutu Pendidikan di Madrasah Tempat Orang Tua Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Menyekolahkan Anak Mereka... 68
1. MINKedokan... 70
2. MTs Muhammadiyah 07 Klego, Boyolali... 74
3. MTs Negeri Andong Boyolali... 76
4. MAN Suruh... 78
C. Analisis tentang Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya di Madrasah Desa Klego, Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali...82
1. Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 85
2. Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya di Madrasah Berdasarkan Pendidikan Terakhir Orang Tua...89
BAB V PENUTUP... 93
A. Kesimpulan... 93
B. Saran-Saran...94
C. Penutup... 95
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
halaman
TABEL I SARANA DESA... 36
TABEL II JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN...37
TABEL III KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA TAHUN 2007...37
TABEL IV KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN
JENIS KELAMIN...37
TABEL V KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 2007... 38
TABEL VI KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN
TAHUN 2007... 38
TABEL VII ORANG TUA YANG MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI
MADRASAH BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN...44
TABEL VII ORANG TUA YANG MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI
A. Latar Bclakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai peivrima clan pelaksana ajaran.
Oleh karena itu ia dilempalkan pada kedudukan yang mulia. Unluk
mempertahankan kedudukannya dan bentuk pribadi yang bagus itu, Allah
melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkannya menerima dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, dan membudayakan ilmu yang dimilikinya.
Ini berarti bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia adalah
karena: akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang seluruhnya
dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Allah SWT.1
Keluarga merupakan wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak.2 Kehadiran anak bagi suatu keluarga merupakan berkah, ia
adalah amanat yang harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu orang tua
dituntut untuk memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
anak, baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak-anak pertama kali mendapat pendidikan. Dengan
demikian bentuk pertama pendidikan terdapat dalam keluarga.3 Kewajiban orang
1 Zakiyah Darojat, Ilmu Pendidikan Islam., Bumi Aksara, Jakarta, 1996, him. 3
2 Zakiah Darojat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, CY. Ruhama, Bandung, 1994, him. 47
3 ibid., him. 33
2
tua mengandung tuntutan agar pemikiran dan renungannya tidak terbatas hanya
ingin mendapatkan keturunan, tetapi hendaknya rnelu.'is sampai mencakup
masalah pendidikan anak tersebut supaya menjadi anak yang sholeh. Artinya,
orang tua harus memikirkan pula masa depan anaknya, karena inilah seseorang
akan mampu menghargai dirinya, orang tua dan masyarakat.
Pada dasarnya para orang tua (khususnya orang tua muslim) menginginkan
pendidikan yang berkualitas, mengingat perkornbangan perubahan kebudayaan
yang semakin pesat. Maka dalam menghadapi perubahan tersebut, para orang tua
memberikan bekal pengetahuan tentang agama kepada anaknya sejak dini.
Dengan melihat fenomena tersebut, maka orang tua lebih termotivasi untuk
memasukkan anaknya ke madrasah.
Pada saat sekarang ini banyak lembaga pendidikan baik lembaga
pendidikan tersebut merupakan pendidikan umum maupun lembaga pendidikan
agama, di mana lembaga tersebut menawarkan berbagai macam solusi untuk
memberi pengetahuan keagamaan dan pengetahuan umum.
Di Desa Klego misalnya, masih banyak orang tua yang menyekolahkan
anaknya di madrasah. Padahal fenomena yang ada sekarang ini dapat dilihat
dengan jelas bahwa prestasi yang diperoleh madrasah jauh lebih rendah jika
dibanding dengan sekolah umum. Para orang tua berlornba-lomba untuk bisa
memasukkan anak mereka ke sekolah umum tapi pada kenyataannya tidak semua
orang tua demikian, karena masih banyak orang tua yang optimis memasukkan
Sebagian orang tua di Desa Klego menekankan kepada anak-anak mereka
untuk sekolah di madrasah. Bahkan ada di antara para orang baa tersebut yang
mengatakan kepada anaknya “kalau kamu tidak mau sekolah di madrasah lebih
baik kamu tidak usah sekolah”.
Dalam tatanan Islam, tanggung jawab pendidik terhadap anak didiknya
merupakan hal yang sangat menonjol yang diperhatikan. Orang tua sebagai
pendidik kodrnti bagi anaknya harus bertanggungjawab terhadap pendidikan anak
yang juga merupakan hak anak.
Kewajiban orang tua untuk mendidik anak dan keluarga terdapat dalam
firman Allah SWT:
• #* s O S I O &s 0 S , M Is S . "T ^ y
^ I 'jU i 1 ^s\(. L^jlL)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka”.(Q.S. At-Tahnm:6)4
Penjelasan ayat tersebut adalah dengan jalan memberikan pendidikan
sebagai alat utama untuk menuntun manusia agar terhindar dari kesesatan hidup
dan juga penjagaan diri dari api neraka, karena dengan pendidikanlah petunjuk
dan informasi dari Al-Qur’an sebagai "Hudan” dapat diketahui dan dimengerti
serta diamalkan.
Memperhatikan latar belakang dan arti pentingnya pendidikan bagi anak
yang merupakan tanggung jawab orang tua untuk menuntun anak kepada jalan
mana yang ingin ditempuh, dan untuk mengetahui motivasi orang tua
4
menyekolahkan anaknya di madrasah, maka penulis ingin mengangkat sebuah
judul “MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI
MADRASAH (Studi Kasus di Desa Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali
Tahun Ajaran 2006/2007)”.
B. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas maksud judul di atas dan supaya terhindar dari
kesalahan penafsiran, maka perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang
dimaksudkan.
1. Motivasi
Secara etimologi kata “motivasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu
“motivation” yang berarti alasan, daya batin, dorongan.5 Motivasi adalah
segala sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu.
Untuk memperjelas judul skripsi maka indikator dari motivasi adalah
sebagai berikut:
a. Jarak sekolah
b. Biaya sekolah
c. Sarana dan prasarana
d. Tenaga pengajar
e. Pelayanan pendidikan
f. Mutu atau prestasi sekolah
g. Kurikulum atau program pembelajaran.
2. Orang tua
Orang tua adalah ayah, ibu kandung.6 Jadi orang tua terdiri dari ibu,
bapak atau wali yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.
3. Madrasah
Madrasah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang
berkembang di Indonesia yang diusahakan di samping masjid dan pesantren.7
Madrasah yang ada di Indonesia meliputi Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) baik negeri
maupun swasta.
C. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan
diteliti adalah motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Madrasah Desa
Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat ekonomi orang tua Desa Klego yang menyekolahkan
anaknya di madrasah?
2. Bagaimana kualitas ataupun mutu pendidikan di madrasah tempat orang tua
menyekolalikan anaknya?
3. Apa motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah?
6 Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, DIFA Publisher, him. 602
6
D. Hijuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Madrasah Desa Klego
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.
1. Untuk mengetahui tingkat ekonomi orang tua Desa Klego yang
menyekolahkan anaknya di madrasah.
2. Untuk mengetahui kualitas ataupun mutu pendidikan di madrasah tempat
orang tua menyekolahkan anaknya.
3. Untuk mengetahui apa motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke
madrasah.
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan
mengenai motivasi orang menyekolahkan anaknya di madrasah dengan
kepedulian orang tua tentang masa depan anak. Dalam hal ini penulis mencoba
untuk menganalisis data-data yang terkumpul tentang Motivasi Orang Tua
menyekolahkan anaknya di Madrasah (Studi Kasus di Desa Klego Kecamatan
Klego, Kabupaten Boyolali).
Secara praktis penelitian ini akan memberikan manfaat bagi para orang tua
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A
w ,
\
x<
Pendahuluan meliputi latar belakaiig masalah, penegasan istilah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan skripsi,
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori dalam penelitian ini meliputi meliputi: madrasah, tugas
dan peranan orang tua, dan motivasi orang tua menyekolahkan anaknya
di madrasah.
BAB III HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang keadaan umum dan letak
geografis Desa Klego, keadaan sosial ekonomi penduduk, hasil
observasi tentang kualitas atau mutu pendidikan di madrasah tempat
orang tua menyekolahkan anaknya. Hasil arigket dan wawancara
tentang motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah Desa
Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini akan menguraikan analisis tentang status sosial atau
tingkat ekonomi orang tua yang menyekolahkan anaknya di madrasah
di Desa Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali, analisis tentang
kualitas ataupun mutu pendidikan di madrastih tempat orang tua
15
menyekolahkan anaknya di madrasah di Desa Klego Kecamatan Klego
Kabupalen Boyolali.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini sebagai penutup penelitian berisi kesimpulan hasil
A. Madrasah 1. Pengertian
Madrasah ialah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang
berkembang di Indonesia yang diusahakan di samping masjid dan
pesantren.15 Madrasah merupakan perpaduan antara pendidikan umum dan
pendidikan agama karena dalam ajaran Islam manusia hendaknya tidak
memisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Sebelum madrasah, tempat-
tempat pendidikan adalah bukan tempat yang dipersiapkan khusus untuk
pendidikan. Masjid misalnya, adalah merupakan tempat yang multi guna,
selain fungsi utamanya untuk tempat ibadah, masjid juga menjadi sentrum
kegiatan masyarakat muslim. Dapat dikatakan bahwa, masyarakat muslim
pada masa-masa awal telah memperluas fungsi masjid. Mereka menjadikan
masjid sebagai tempat untuk ibadah, lembaga pengajaran, rumah pengadilan,
aula pertemuan, dan sebagainya. Itulah masjid sebelam lahirnya madrasah
yang merupakan tempat semua kegiatan.
Pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa terlepas dari 3 misi, yaitu:
a. Menanamkan keimanan kepada para pese na didik
b. Menumbuhkan semangat dan sikap untuk mengamalkan ajaran-ajaran
Islam dalam rangka pembangunan
15 Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, him. 7
17
c. Memupuk sikap toleransi di antara sesama pemeluk agama di Indonesia,
dengan cara saling memahami misi luhur masing-masing agama.16
2. Sejarah
Madrasah telah muncul sebagai lembaga pendidikan di dunia
pendidikan sejak abad kesebelas masih dan telah tumbuh berkembang pada
masa kejayaan pendidikan Islam. Diantaranya yang terkenal adalah madrasah
yang dibangun oleh Perdana Menteri Nizamul Mulk yang populer dengan
nama Madrasah Mizamiyah, demikian juga madrasah yang dibangun oleh
Zainuddin Zink, penguasa Syiria dan Mesir. Khusus untuk Indonesia,
perkataan madrasah baru populer setelah masuknya ide-ide pembaharuan
pemikiran Islam ke Indonesia pada awal abad kedua puluh dan
dikategorikanlah madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang
menyuarakan suara pembaharuan, berbeda de.igan pesantren yang dianggap
sebagai lembaga pendidikan tradisional.17
Madrasah merupakan transforrnasi dari masjid ke madrasah, tetapi
madrasah tetap menampakkan elemen masjid meskipun menunjukkan
perubahan dari segi kekhususan dalam penyelenggaraan pendidikan sampai
tingkat lanjutan. Secara fisik, madrasah abad pertengahan Islam pada
dasarnya adalah bangunan masjid yang ditambah lokal-lokal khusus untuk
pendidikan ('iwan) dan penginapan. Di samping itu, madrasah
mencerminkan transforrnasi dalam bidang administrasi dan manajemen
Maksum, op.cit., him. 9
berbeda dengan masjid, madrasah telah mengarah pada sistem pengelolaan
pendidikan yang lebih profesional karena madrasah memiliki aturan-aturan
tertentu yang menyangkut hampir seluruh komponen pendidikan.
Perkembangan madrasah di Indonesia mengalami konflik yaitu satu
pihak pemerintah ingin menjadikannya sebagai lembaga pendidikan nasional,
dengan memberi muatan-muatan non keagamaan, di lain pihak kalangan
madrasah khawatir akan fungsi pendidikan keagamaannya yaitu jika
madrasah dimasukkan ke dalam jajaran pendidikan nasional maka pengertian
pendidikan madrasah dalam hal ini dibatasi sebagai lembaga pendidikan
Islam yang berada dalam sistem pendidikan nasional yang ditempatkan di
bawah pembinaan departemen agama. Contoh konkrit dari lembaga
pendidikan madrasah ini adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
3. Kurikulum
Madrasah dapat diterima masyarakat luas karena tujuan dan
kurikulumnya yang sesuai dengan kecenderungan masyarakat dan dianggap
mewakili harapan masyarakat. Hal itu dapat ditinjau dari sudut pandang
sosial, keagamaan maupun ekonomi. Secara sosial keagamaan, madrasah
diterima masyarakat muslim pada waktu itu karena sesuai dengan lingkungan
dan keyakinannya. Kurikulum yang ada di madrasah adalah sama, hanya saja
untuk mata pelajaran agama di madrasah lebih banyak dan beragam. Mata
19
Kebudayaan Islam, Fiqh, A1 Qur'an, Hadits, Aqidah dan Akhlaq, sedangkan
di sekolah umum hanya pendidikan agama Islam.
Secara kultural, lembaga-lembaga pendidikan sekolah yang berciri khas
Islam ini belum dapat memikat hati sebagian umat Islam. Mungkin karena
berbagai faktor terutama bagi kalangan masyarakat muslim elite18 Sekolah-
sekolah yang bercirikan khas agama Islam secara struktural berada di bawah
naungan Departemen Agama, dari segi anggaran perolehan anggaran untuk
operasional pendidikan terdapat perbedaan antara lembaga-embaga
pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Agama dengan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang bernama Departemen
Pendidikan Nasional). Hafiz Abbas mantan Pembantu Rektor IIKIP Jakarta,
mengemukakan bahwa selama ini ada perbedaan antara lembaga-lembaga
pendidikan di bawah Depag dengan Depdikbud. Misalnya anggaran tahun
1999/200C biaya pendidikan per siswa MIN (Ibtidaiyah) adalah Rp 19.000,-
sedangkan SD Rp 100.00,- (1:5,2), MTsN (Tsanawiyah) Rp 33.000,-,
sedangkan SMPN Rp 46.000,- (1:1,4), untuk MA (Aliyah) dibanding SMUN
(1:1,4) untuk IAIN dibanding universitas negeri (1:3).19
Disebabkan perbedaan anggaran tersebat, maka terjadi pula perbedaan
dalam pengadaan sarana fisik serta kegiatan pendidikan yang bersifat non
fisik lainnya. Permasalahan lain yang muncul adalah kekurangan tenaga
19
Haidar Putra Daulay, op.cit., him. 49
pengajar, guru-guru yang sesuai dengan bidang studi dan keahliannya. Hal itu
akan kelihatan jelas pada madrasah-madrasah swasta.
4. Problematika Madrasah
Menurut Haidar ada beberapa problematika yang dihadapi madrasah
antara lain:
a. Hambatan Struktural dan Kultural
Secara struktural madrasah berada dalum lingkungan Departemen
Agama, maka tanggung jawab pembiayaan juga oleh Departemen Agama
sehingga dari segi anggaran untuk operasional pendidikan terdapat
perbedaan antara lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan
Departemen Agama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Terntunya hal tersebut juga berakibat pada mutu madrasah dan juga
output dari madrasah tersebut. Secara kultural, madrasah belum menjadi
tipe sekolah ideal bagi kebanyakan umat Islam menengah ke atas.
b. Tenaga Pendidik
Madrasah kekurangan tenaga pendidik yang sesuai dengan profesi,
terutama guru mata pelajaran umum seperti matematika, IPA dan bahasa
Inggris. Padahal guru menduduki posisi yang penting dalam kesuksesan
belajar siswa.
c. Sarana dan Fasilitas
Banyak madrasah yang masih memiliki sarana dan fasilitas
21
dinegerikan. Dalam hal ini terkait erat dengan anggaran pendidikan yang
dialokasikan untuk madrasah serta partisipasi masyarakat.
d. Struktur Kurikulum
Ada beberapa persoalan berkenaan dengan struktur kurikulum:
pertama, beban kurikulum di madrasah lebih berat dari sekolah umum.
Kedua, bagaimana supaya isi kurikulumnya dapat membentuk
profesionalisme guna memiliki keterampilan tertentu sebagai bekal dalam
memasuki dunia kerja.
5. Upaya-upaya Pembangunan Madrasah
Dalam upaya meningkatkan kualitas menurut Haidar ada beberapa hal
yang perlu dilakukan, yaitu:
a. Pembangunan Struktural dan Kultural
Secara struktural madrasah berada dalam lingkungan Departemen
Agamas sehingga tanggung jawab pembiayaannya berada di pundak
Departemen Agama. Dampaknya terdapat kepincangan dalam pendanaan.
Diskriminasi seperti ini harus diakhiri. Mengakhiri ddak mesti madrasah
berada di bawah naungan diknas atau pemda. Tetapi yang perlu
diperhatikan adalah alokasi pembiayaan tidak berbeda antara madrasah
dan sekolah, jadi yang perlu dihitung adalah unit cost (biaya) peristiwa
dan unit cost itu harus sama antara sekolah dan madrasah.
Secara kultural untuk pembangunan madrasah perlu dibangun
sekolah, para pengawas, kepala sekolah, guru, orang tua, siswa serta
seluruh anggota masyarakat.
b. Pembangunan Tenaga Pendidik
Untuk mengatasi masalah tenaga pendidik yang harus dilakukan
yaitu dengan mengadakan penataran bagi guru dalam bidang mata
pelajaran tertentu. Setidaknya ada 4 kompetensi pokok yang mesti
dimiliki oleh tenaga pendidik, yaitu:
1) . keilmuan, pendidik harus memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas
2) . ketrampilan, mengkomunikasikan ilmu kepada peserta didik
3) . manajerial, misalnya tentang supervisor, administrator dan lain-lain
4) . moral akademik, yaitu pendidik mesti menjadi contoh atau panutan.
c. Pembangunan Sarana dan Fasilitas
Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah menyamakan anggaran
untuk madrasah dan sekolah dari pemerintah dan juga perlu adanya
partisipasi dari masyarakat.
d. Pembangunan Struktur Kurikulum
Agar tercapai esensi madrasah sebagai sekolah yang berciri khas
Islam, kurikulum perlama yang diaplikasikan di madrasah persis sama
dengan kurikulum yang dipakai di sekolah umum baik materinya dan
waktu pelaksanaannya. Di samping itu maka pelaksanaan kurikulum
agama tidak hanya berfokus kepada intra kurikuler, ko kurikuler dan
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Uraum Desa Klego
1. Letak Geografis Desa Klego
Desa Klego merupakan salah satu dari beberapa kelurahan yang
terdapat di Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Adapun batas wilayah
Desa Klego adalah sebagai berikut:
a. Sebelah barat desa berbatasan dengan Desa Tretes
b. Sebelah timur desa berbatasan dengan Desa Bade
c. Sebelah selatan desa berbatasan dengan Desa Blumbang
d. Sebelah utara desa berbatasan dengan Desa Nggandu
Jika dilihat dari administrasinya, maka Desa Klego terdiri atas 5 dukuh
yang dibagi menjadi 5 RW dan 24 RT.
Mengenai arbitrasi atau jarak dari pusat pemeriritahan adalah sebagai
berikut:
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 300 m
b. Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten 30 km
c. Jarak dari pusat pemerintahan propinsi 100 km
Ketinggian wilayah desa/kelurahan dari permukaan adalah 252 mdpl,
suhu minimum 18°C dan suhu maksimum 32°C.
37
Untuk lebih jelasnya penulis uraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel II
Y )
STKUKTUK IM’.MKRINTAIIAN l)KSA KIJ‘.GO
KABUI’ATKN BOYOLALI l AIllJIN 2006/2007
B. Gambaran Umum Madrasah
Madrasah-madrasah tempat orang tua Desa Klego menyekolahkan anak-
anak mereka adalah:
1. MINKedokan
MIN Kedokan Klego Kab. Boyolali, terletak sekitar 600 m dari pusat
pemerintahan Kecamamatan Klego. Madrasah ini adalah satu-satunya
madrasah yang ada di Desa Klego. MIN Kedokan memiliki pengorganisasian
yang bagus dan manajemen yang baik, sehingga prestasi madrasah ini juga
baik. Setiap tahunnya MIN Kedokan mendapatkan murid yang tidak sedikit.
Sarana dan prasarana yang ada di MIN Kedokan adalah:
a. Ruang belajar ada 6 kelas
r . Kiinng (.’til u ;id;i I
il. Kuniig |>i*i |)iisl:ik;i;iu ada I
c . R u lin g k o m p u t e r ada I
I'. R u a n g l IK S :u la I
g. Ruang Laboratorium ada I
h. Musholln sekolah ada I
i. Komputer ada 7 unit, 5 unit untuk kegiatan siswa, 2 unit untuk kegiatan
administrasi
j. 1 laptop untuk kegiatan belajar mengajar bagi para guru yang sudah
mampu mengoperasikannya.
Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang ada di MIN Kedokan antara
lain:
a. Pramuka wajib, yang diikuti oleh semua siswa kelas 4, 5 dan 6
b. Komputer wajib, yang diikuti oleh semua siswa 4, 5 dan 6 yang
dilaksanakan sesuai jadwal
c. Bahasa Inggris wajib, diikuti oleh semua siswa kelas 3, 4, 5 dan 6 yang
dilaksanakan sesuai jadwal
d. Les mata pelajaran, diikuti oleh siswa kelas 6 dalam rangka persiapan
menghadapi ujian akhir.
2. MTs Muhammadiyah 07 Klego
MTs Muhammadiyah 07 Klego Kab. Boyolali terleiak sekitar 3 km dari
41
SLTP Muhammadiyah 06 Klego Kabupaten Boyolali. Namun kedua sekolah
tersebut memiliki kepengurusan atau organisasi sendiri-sendiri. MTs
Muhammadiyah 07 Klego setiap tahunnya menerima siswa hanya sekitar 80
siswa dan terbagi menjadi dua kelas.
Sarana dan prasarana yang ada di MTs Muhammadiyah 07 Klego di
antaranya adalah:
a. Ruang belajar atau ruang kelas ada 6
b. Ruang Kepala Madrasah ada 1
c. Ruang guru dan TU dalam satu ruangan
d. Ruang perpustakaan ada 1
e. Ruang komputer ada 1
f. Masjid sekolah ada 1
g. Komputer ada 10 unit, 9 unit untuk kegiatan ekstra kurikuler dan 1 unit
untuk kegiatan administrasi.
Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang ada antara lain:
a. Komputer, diikuti oleh siswa yang berminat dan kegiatan ini tidak gratis
b. Pramuka, diikuti oleh semua siswa kelas 1.
3. MTs Negeri Andong Kabupaten Boyolali
MTs Negeri Andong Kabupaten Boyolali terletak sekitar 6 km dari pusat
pemerintahan Kecamatan Klego. Siswa dari MTs Negeri Andong ini datang
dari berbagai wilayah, bukan hanya dari Kecamatan Andong. Setiap tahunnya
S;11:111;i tlan pi;i s;h;m ynng ada <1i M l's Negeri Andong autara lain:
a. Ruang. kolas a<la 27
I). Kuang kepala srkolali
c. Kuang guru
cJ. Kuang TIJ
e. Perpustakaan
1'. Laboralorium
g. Ruang komputer
h. Ruang UKS
i. Musholla sekolah
j. Komputer yang digunakan untuk kegiatan ekstra kurikuler dan
administrasi.
Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di MTs Negeri Andong antara lain:
a. Pramuka wajib untuk kelas satu
b. Drumb band diikuti oleh siswa terpilih
c. Komputer
d. Menjahit
e. PBB wajib untuk kelas satu.
4. MAN Suruh Kabupaten Semarang
MAN Suruh terletak sekitar 24 km dari Desa Klego. MAN Suruh
dikelilingi oleh empat pondok pesantren. Madrasah ini sudah banyak dikenal
43
daerah misalnya Klego, Wonosegoro, Susukan, Gunung Pati, Bringin dan
lain-lain.
Sarana dan prasarana yang terdapat di MAN Suruh Kabupaten
Semarang antara lain:
a. Ruang kelas yang cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar
b. Ruang kepala sekolah
c. Ruang guru
d. Ruang TU
e. Ruang komputer
f. Ruang BP
g. perpustakaan yang lengkap
h. Laboratorium IPA
i. Musholla sekolah
j. Kantin sekolah
k. Ruang OSIS
l. Ruang pramuka
m. Lapangan olahraga
n. Komputer yang digunakan untuk ekstra kurikuler siswa dan administrasi
sekolah.
Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang terdapat di MAN Suruh antara
lain:
b. Bimbingan ibadah
c. Karya ilmiah
d. Kursus Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
e. Olahraga
f. Pramuka
g. PMR
h. Seni musik
i. Komputer.
Keempat madrasah tersebut adalah madrasah yang dianggap unggul dan
para orang tua Desa Klego biasanya menyekolahkan anak mereka ke madrasah-
madrasah tersebut selain ke sekolah umum.
C. Hasil Penelitian
Secara umum di Desa Klego, jumlah siswa sekolah ada 933 anak, yang
sekolah di madrasah ada 189 anak dari berbagai lapisan dan tingkat penghasilan
yang berbeda. Dalam skripsi ini penulis akan menganalisis motivasi orang tua
menyekolahkan anaknya di madrasah adalah berdasarkan pada mata pencaharian
dan pendidikan orang tua.
Tabel VII
Orang Tua yang Menyekolahkan Anaknya di Madrasah Berdasar Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 63 orang
2 Wiraswasta 87 orang
45
alasannya. Padahal dia itu sudah kelas 5 tapi masih juga belum bisa ngaji. SD
tempat Eko sekolah yang dulu itu kan agak jauh dari rumah, jadi seharusnya
Eko dari sekolah langsung pulang ke rumah, e... malah dolan dulu ke rumah
temannya. Makanya, akhirnya saya pindahkan saja dia ke MI agar saya tu bisa
ngawasi langsung dari rumah karena jarak rumah dengan MI sangat dekat.
Dan saya juga berharap setelah Eko pindah ke MI dia jadi bisa ngaji dan mau
disuruh berangkat ngaji, karena kan kalau dia tidak mau ke masjid buat ngaji
dia akan tertinggal oleh teman-temannya.”
Terkait masalah mutu madrasah, Sk menuturkan:
“... MIN Kedokan itu sangat berbeda dengan yang dulu. Dulu MIN Kedokan itu tidak maju seperti sekarang, tidak pernah menang kalau ikut lomba- lomba. Tapi sekarang malah MIN Kedokan yang selalu menang dalam perlombaan. Contohnya, MIN Kedokan pernah memenangkan lomba pidato
bahasa Inggris tingkat MI se Jawa Tengah. Itu hebat kan, mbakT'
“Sekolah di MIN Kedokan itu sangat murah, mbak. Karena saya tu mbayar
SPP-nya katanya sih sudah ada dana dari BOS gitu, jadi ya tidak berat buat bayar sekolah. Walaupun saya memang tetap harus bayar uang buat beli
seragam dan buku, tapi untuk seragam tidak tiap tahun kok''
Untuk sarana dan prasarana yang ada di MIN Kedokan, beliau
Sarana dan prasarana yang ada di MIN Kedokan sudah sangat lengkap, mbak. Seperti gedung sekolah yang sudah bagus, punya musholla sendiri, ada komputer yang digunakan untuk ekstra kurikuler dan administrasi, juga sudah ada laptop, perpustakaan dan lain-lain.”
Penulis juga bertanya apakah jarak merupakan alasan mengapa Sk
menyekolahkan anaknya ke madrasah. Beliau menjawab: “... sebenarnya
tidak, tapi kebetulan memang jarak rumah saya dengan madrasah juga dekat.”
Tentang tenaga pengajar, pelayanan pendidikan dan kurikulum
pendidikan, menurut Sk adalah:
“Setahu saya, guru-guru yang mengajar di MIN Kedokan orangnya
pintar-pintar dan masih muda. Jadi mungkin karena itulah MIN Kedokan menjadi semakin maju. Pelayanan pendidikannya saya kira memuaskan karena di MIN Kedokan sangat memperhatikan waktu. Kurikulum pendidikan di MIN
Kedokan saya rasa sama dengan di sekolah umum. Malch kalau di madrasah
ada ilmu agama lebih banyak.”
2. St - W (Karang Anyar, Senin, 2 Juli 2007, pukul 11.00 - 12.00 WIB)
Penuturan St tentang motivasinya menyekolahkan anak di madrasah
adalah:
“Saya menyekolahkan anak saya di madrasah itu biar dia tahu tentang ilmu agama karena saya tidak mampu memberikannya sendiri di rumah. Saya tuga
tidak banyak tahu tentang ilmu agama, padahal saya menyadari mbak kalau
ilmu agama itu juga penting untuk kita. Makanya sebelum terlambat, biar anak saya yang paham dan natni kan saya bisa tanya ke dia.”
Jarak MIN Kedokan yang jauh dari rumah menurut penulis bukan
menjadi masalah bagi ST untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah. Hal ini
seperti yang ST katakan: “Ya mbak, memang MI Kedokan agak jauh dari
47
Bagaimana tentang sarana dan prasarana yang ada di madrasah tempat
anak anda sekolah? St menjawab: wah, kalau soal itu saya kurang tahu,
mbak. Karena ya... saya sendiri jarang di rumah, lebih banyak ke kota kalau
pas ada borongan pekerjaan. Tapi kelihatannya lengkap.”
Penulis bertanya tentang biaya pendidikan di madrasah tersebut apakah
mahal atau murah atau sama saja dengan sekolah umum, ST menjawab:
sekolah di MIN Kedokan itu menurut saya murah. Apalagi bila dibandingkn
d e n g a n d i s e k o la h - s e k o la h u m u m . ” L a lu a p a m u r a h n y a b ia y a p e n d id ik a n d i
MIN tersebut juga menjadi alasan untuk bapak menyekolahkan anak anda di
MIN Kedokan? St menjawab: “... tidak mbak, karena saya lebih sreg anak
saya sekolah di madrasah walaupun penghasilan saya pas-pasan. Sekolah di
MIN itu bisa dapat dua ilmu sekaligus
Untuk masalah tenaga pengajar, pelayanan pendidikan, kurikulum atau
mata pelajaran yang ada di MIN Kedokan, St menuturkan:
“... tenaga pengajarnya saya kurang tahu mbak, saya tidak kenal dekat dengan
mereka. Tapi saya yakin mereka guru-guru yang pintar. Pelayanan pendidikan saya rasa memuaskan karena anak saya Priska selalu pulang ke rumah tepat jam satu siang. Jadi saya rasa di MIN Kedokan itu sangat menghargai waktu.
Mata pelajaran yang diajarkan di MI itu sama dengan di SD, cuman bedanya,
di MI itu untuk pelajaran agama lebih banyak. Maka dari itu saya menyekolahkan Priska ke MI.”
3. Ea - W (Kedokan, Senin, 2 Juli 2007, pukul 15.00 - 16.30 WIB)
Ketika penulis bertanya tentan motivasi Bapak Ea menyekolahkan
anaknya di madrasah, Bapak EA menjawab:
saya tu kepingin anak saya selain mendapatkan ilmu umum, dia juga
ditanamkan kepada anak sejak dini. Kalau cuman ngaji ke masjid itu menurut saya belum cukup. Makanya saya menyekolahkan anak saya ke MI, dan juga jarak MI dengan rumah saya itu juga lumayan dekat. Selain itu, teman-teman
Dewi yang sekolah di MIN Kedokan juga banyak.”
Berkaitan dengan biaya pendidikan dan sarana prasarana yang ada di
menyekolahkan anak saya di MIN Kedokan karena sarana dan prasarana yang ada di sana juga sudah lengkap dan sudah sangat menunjang untuk kegiatan belajar mengajar. Di sana tu sudah ada komputer, laptop, padahal di sekolah
setingkat MI tu kelihatannya baru MIN Kedokan yang sudah punya komputer
untuk ekstra kurikuler siswa .”
Tentang tenaga pengajar, pelayanan pendidikan dan kurikulum yang ada
di madrasah tersebut, EA menjawab:
guru dan kepala sekolah di MI itu setahu saya pintar-pintar, mbak. Karena
di sana gurunya masih muda-muda, pastinya masih semangt dan belum begitu banyak masalah. Pelayanan pendidikannya sangat memuaskan karena di MIN
Kedokan sangat menghargai waktu. Saya itu kadang malah sampe kasian liat
Dewi jam satu pulang dari sekolah nanti jam 2 harus berangkat lagi buat les
Bahasa Inggris atau komputer. Padalah masih MI aja sudah ketat seperti itu.”
4. La- T (Karang Anyar, Selasa, 03 Juli 2007, pukul 15.00 - 16.15 WIB)
Penuturan La tentang madrasah dan motivasi menyekolahkan anaknya di
madrasah adalah:
“... saya ini menyekolahkan anak saya di MI karena saya tu pingin anak saya
jadi orang yang pintar ilmu dunia dan imu akhirat. Saya memang selalu menyekolahkan anak saya ke madrasah entah itu MI atau MTs. Ya... walaupun kata orang sekolah di madrasah itu ijazahnya tidak bisa buat cari kerja, tapi
saya tidak peduli apa kata mereka. Yang jelas saya mantep dan masalah rizki
Allah yang tahu. Lak iya to mbakl Mata pelajaran yang diajarkan di madrasah
umum. Jadi kan saya ndak perlu khawatir dia tidak tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan agama.”
Ketika penulis bertanya tentang biaya pendidilcan dan sarana serta
prasarana yang ada di madrasah apakah sudah sesuai dengan harapan La
mutunya sangat bagus, juga sering menang dalam perlombaan-perlombaan
yang diikuti bukan hanya di tingkat kecamatan tetapi juga di tingkat
Kabupaten Boyolali.”
Bagaimana tentang tenaga pendidik, pelayanan pendidikan dan
kurikulum di sana, La menjawab:
guru di MIN Kedokan sekarang banyak yang abru dan masih muda-muda. Kelihatannya mereka juga cukup pintar. Peiayanan pendidikan yang ada di MIN Kedokan memuaskan karena selain belajar di dalam jam pelajaran, juga di luar pelajaran yang bertujuan untuk mematangkan mata pelajaran yang dianggap sulit seperti Bahasa Inggris, matematika dan lain-lain. Kurikulum di MI sudah sesuai dengan harapan saya karena selain mata pelajaran umum, ada juga pelajaran agama.”
5. Sa - T (Karang Anyar, Selasa, 03 Juli 2007, pukul 16.00 - 17.30 WIB)
Ketika ditanya tentang motivasi menyekolahkan anaknya di madrasah,
hanya seorang petani, tapi saya sangat senang dan bangga bisa menyekolahkan anak saya ke MIN Kedokan.”
Berkaitan dengan biaya pendidikan dan sarana prasarana yang ada di
MIN Kedokan, Sa mengatakan:
"... sekolah di MIN Kedokan itu murah sekali, bahkan sudah beberapa tahun tcrakhii ini SIM' untuk siswa digiatiskan. Paling saya anna disunili unluk membayar buku dan seragam. Sarana dan prasarana di sana kelihatannya lengkap tu, mbak. Tapi saya sendiri juga tidak tahu jelas sih, karena saya jarang pergi ke sana. Paling kalau ada undangan rapat. Kalau masalah gedungnya sih lengkap mbak. Di sana juga sudah ada musholla sendiri, tapi kalau perlengkapannya saya kurang tahu.”
Tentang keadaan guru dan kepala sekolah di MIN Kedokan, Sa tidak
begitu tahu. Ini karena jarak rumahnya yang jauh dengan MIN Kedokan, juga
kesibukan Sa dalam mencari uang sepertti penuturannya: ”... saya kurang
tahu tu mbak masalah gurunya, bagaimana kepala sekolahnya disiplin atau
tidak. karena sayakan p etal. Jadi lebih banyak menghabiskan hari-hari saya
di sawah kalau ndak ya di pasar.”
6- Wk - T (Kedokan, Kamis. 04 Juli 2007, pukul 14.30 - 16.00 WIB)
Selain d. MIN Kedokan, ada juga orang tua sebagaimana Bapak Wk
yang menyekolahkan anaknya di MAN Suruh meskipun jarak MAN Suruh
dengan rumah Bapak Wk itu sekitar 24 km. Ketika penulis bertanya tentang
apa yang menjadi motivasi menyekolahkan anaknya di MAN Suruh, Wk
51
•• .. masalahnya gini mbak. sekolah umum yang mutunya bagusi
daerah sini sihbanyak, tapi kalau MAN yar.g mutunya ba8us “
setahu saya memang jauh-jauh misalnya di MAN 1 Salattga, MAN Boyola , MAN I Surakartaa dan MAN Suruh. Dari semua MAN tersebut, yang palmg dekat adalah MAN Suruh dan MAN Suruh itu sudah dikenal di daerah sini. Setiap tahunnya anak-anak daerah sini pasti ada yang sekolah di sana. Saya menang selalu menyekolahkan anak-anak saya ke sekolah agama karena saya menyadari saya hanya seorang petani yang tidak banyak tahu tentang pengetahuan baik umum maupun agama. Jadi saya menyekolahkan anak saya ya biar dia tahu selain ilmu umum juga ilmu agama, karena setahu saya
dibandingkan dengan di sekolah-sekolah umum, di MAN Suruh lebih murah. Tentu saja ini juga salah satu alasan mengapa saya menyekolahkan anak saya ke MAN. Sarana dan prasarana yang ada di MAN Suruh setahu saya len^kap
mbak dan sudah cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar.”
Penulis juga bertanya tentang bagaimana tanggapan Wk mengenai guru
dan kepala sekolah yang ada di MAN Suruh. Tetapi, tidak banyak komentar
Ketika penulis bertanya tentang motivasi Rm menyekolahkan anaknya di MTs
Negeri Andong, Rm menjawab:
saya memang selalu menyekolahkan anak saya ke madrasah entah itu MI, MTs atau MAN karena menurut saya pendidikan agama itu sanat penting dan juga harus dikuasai, tidak hanya ilmu umum. Syukur-syukur keduanya itu bisa seimbang. Makanya saya selalu menyekolahkan anak-anak saya ke madrasah karena di madrasah selain ada mata pelajaran umum, 30%-nya adalah pelajaran agama. Kalau di sekolah umum itu pelajaran agama Islam sangat sedikit yaitu hanya 2 jam per minggu.”
Tentang sarana dan prasarana yang ada di MTs Negeri Andong apakah
sudah sesuai dengan biaya yang dikeluarkan orang tua, Rm menjawab:
“.... sarana dan prasarana yang ada di MTs Negeri Andong menurut saya
sudah lengkap kok mbak. Ya... mbak tahu sendiri kan walaupun madrasah tapi
kalau sudah negeri kan lumayan diperhatikan oleh pemerintah, tidak seperti madrasah-madrasah swasta yang nyaris bubar karena tidak ada perhatian yang maksimal dari pemerintah dan muridnya pun juga tidak ada. Biaya pendidikan yang saya keluarkan murah, tapi biaya sebenarnya bukan alasan utama saya menyekolahkan anak saya di madrasah. Saya hanya ingin anak saya bisa ilmu dunia juga ilmu akhirat.”
Berkaitan dengan guru dan kepala sekolah yang mengajar di MTs Negeri
Andong, Rm mengatakan:
“... saya rasa guru dan kepala sekolah yang mengajar di sana profesional karena untuk menjadi guru di MTs Negeri Andong tidak mudah, juga dilihat dari prestasi yang telah diraih serta kemajuan madrasah itu terjadi karena mereka adalah orang-orang yang ahli.”
8. Mh - PNS (Kedokan, Jumat, 05 Juli 2007, pukul 14.30 - 16.00 WIB)
Lain halnya dengan penuturan Mh yang juga selalu menyekolahkan
anaknya di madrasah favorit melainkan madrasah swasta yaitu di MTs
Muhammadiyah 07 Klego. Ketika penulis tanya tentang apa motivasi Mh
53
sebenarnya saya juga tidak memaksa anak saya mau sekolah di mana, saya hanya menganjurkan kepada anak-anak saya untuk sekolah di MTs tersebut karena saya dulunya sudah bertahun-tahun mengabdi di MTs itu. Saya juga tahu walaupun madrasah tersebut swasta, tidak begitu maju tapi output dari madrasah tersebut bagus dan juga mudah untuk masuk sekolah yang menjadi incaran mereka. Selain itu, saya tidak mau kalau anak saya tumbuh dewasa tetapi dia tidak tahu sama sekali tentang ilmu agama. Makanya saya selalu menyekolahkan anak saya ke madrasah karena di madrasah itu selain ada ilmu umum juga ada ilmu agama. Jadi, di sana siswa bisa tiap hari mendapatkan ilmu agama.”
Dalam hal biaya pendidikan dan sarana prasarana sekolah, apakah sudah
lengkap dan sesuai dengan SPP yang dibayarkan orang tua di MTs tersebut,
Mh menjawab:
“... biaya untuk sekolah di MTs itu lebih murah bila dibandingkan dengan di sekolah-sekolah umum. Tapi menurut saya, ini bukan masalah walaupun untuk sebagian besar orang yang menyekolahkan anaknya ke MTs tersebut adalah karena biaya pendidikan di MTs lebih murah jika dibandingkan
untuk ekstra kurikuler tapi itu bukan milik MTs sendiri melainkan milik MTs dan SLTP M.”
Bagaimana dengan keadaan tenaga pengajar, pelayanan pendidikan daan
kurikulum di MTs Muhammadiyah tersebut, Mh menuturkan:
“... guru yang mengajar di sana kebanyakan adalah GTT (Guru Tidak Tetap)
yang masih nyambi ngajar di tempat-tempat lain. Guru yang sudah negeri
juga ada tapi cuman kadang tidak sesuai dengan jurusan mereka. Misalnya,
wong guru PAI kuliahnya di IAIN kok mengajar Fisika, ya gtmana sekolahnya
mau maju? Pelayanan pendidikan di MTs Muhammadiyah 07 Klego menurut saya kurang memuaskan karena sering ada jam yang kosong dan untuk
mengisi waktu tersebut paling siswanya disuruh nyatet. Kurikulum yang
diajarkan di sana sama dengan di sekolah umum, cuman kalau di MTs itu ada
9. Ir - PNS (Kedokan, Sabtu, 07 Juli 2007, pukul 14.30 - 16.00 WIB) ekstra kurikuler siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar sudah menggunakan laptop. Saya memindahkan anak saya karena mata pelajaran yang diajarkan di MIN Kedokan sama dengan di sekolah umum, hanya saja kalau di MI itu mata pelajaran agamnya lebih banyak. Jadi anak saya selain pintar ilmu umum juga pintar ilmu agama.”
Selain itu penulis juga bertanya tentang bagaimana pengajarnya dan
pelayanan pendidikan yang ada di MIN Kedokan tersebut, Ir menjawab:
“... guru di MIN Kedokan semakin maju seperti sekarang ini. Guru yang mengajar di MIN Kedokan sudah dibagi menjadi guru bidang studi selain guru kelas. Jadi, para guru akan semakin fokus kepada bidang studi yang diampunya. Di MIN Kedokan, selain pelajaran biasa juga ada kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, komputer, les bahasa Inggris dan les mata pelajaran kalau sudah mendekati tes.”
10. Nd - SMU (Kedokan, Sabtu, 07 Juli 2007, pukul 16.00 - 17.30 WIB)
Penulis bertanya kepada Nd tentang motivasi Nd menyekolahkan
anaknya di madrasah, Nd menjawab:
55
Boyolali, ya walaupun tidak dapat juara satu tapi dapat juara harapan satu.
Lumayan mbak daripada tidak menang sama sekali.”
“Biaya di MIN Kedokan itu sangat murah karena sekarang ini juga ada dana BOS. Paling saya hanya keluar uang itu buat uang saku, beli buku dan
seragam. Seragam itu juga ndak tiap tahun. Guru yang mengajar di sana saya
rasa juga sudah profesional karena mereka masih muda-muda, masih semangat-semangatnya dan setahu saya banyak yang sudah SI dan negeri. Kepala sekolah MIN Kedokan itu sangat demokratis dan disiplin, makanya MIN Kedokan ini semakin maju.”
Bagaimana dengan pelayanan pendidikan yang diberikan MIN Kedokan
untuk siswa di sana, Nd menjawab:
di MIN Kedokan itu untuk kelas tiga sampai enam pelajaran dimulai dari jam 07.00 WIB sampai jam satu, padahal di SD tidak sampai jam segitu. Di sana juga ada sistem denda yang harus dibayar bagi sisa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah. Kata anak saya sih Rp 500 dan uangnya nanti
masuk kas. Di MIN Kedokan juga ada kegiatan ekstra kurikuler yaitu komputer, pramuka dan les bahasa Inggris. Yang jelas saya merasa sangat puas anak saya sekolah di MIN Kedokan.”
11. Sj - SLTP (Ngembat, Minggu, 8 Juli 2007, pukul 14.00 - 15.30 WIB)
Sj adalah orang tua yang selalu menyekolahkan anaknya ke madrasah.
Walaupun jarak madrasah tempat anaknya sekolah itu sangat jauh dari rumah,
tapi Sj tetap menyekolahkan anaknya di sana. Ketika penulis bertanya tentang
motivasi Sj menyekolahkan kedua anaknya di madrasah, Sj menjawab:
“... saya memang selalu menyekolahkan anak-anak saya ke madrasah karena menurut saya pendidikan agama Islam itu perlu ditanamkan sejak dini, agar anak itu tahu tentang agama dan dasar-dasar agama dan biar anak saya itu bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Kalau kebanyakan orang
menatakan bahwa sekolah di madrasah itu nanti ijazahnya ndak dipakai dan
susah buat cari kerja, menurut saya itu salah. Toh banyak orang yang dulunya dari madrasah tapi dia juga bisa jadi orang sukses. Saya rasa itu tergantung pada masing-masing orang.”
Ketika penulis bertanya tentang jarak madrasah tersebut dengan rumah,
saya selalu menyekolahkan anak saya di MIN Kedokan, MTs Negeri dibandingkan dengan sekolah umum yang setingkat. Sementara saya hanya seorang petani yang tentunya akan merasa berat bila anak seaya sekolah di sekolah yang mahal. Di madrasah itu selain tidak begitu mahal, anak saya juga akan mendapatkan ilmu umum dan ilmu agama.”
Tidak ketinggalan penulis juga bertanya tentang sarana dan prasarana
yang ada di madrasah tersebut apakah sudah memadai untuk kegiatan belajar
mengajar siswa atau belum, Sj menjawab: “... sarana dan prasarana yang ada
di madrasah-madrasah tersebut sudah lengkap.”
Penulis juga bertanya tentang guru dan kepala sekolah yang ada di
madrasah tersebut apakah mereka benar-benar guru yang profesional atau
belum, Sj menjawab: “... kalau setahu saya ya ada yang sudah ahli, ada yang
belum begitu ahli.”
12. Tk - SD (Karang Anyar, Senin, 9 Juli 2007, pukul 14.30 - 15.30 WIB)
Selanjutnya, motivasi menyekolahkan anaknya di madrasah menurut Tk
adalah:
”... saya tidak menganjurkan anak saya untuk sekolah ke madrasah atau ke mana, yang penting murah. Kan memang sekolah di madrasah itu bayarnya lebih murah, jadi ya ndak apa-apa kalau anak saya sekolah di Sana karena saya sendiri hasilnya juga pas-pasan dan paling setelah lulus SMP anak saya juga sudah tidak melanjutkan ke SMA.”
Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di MTs
Muhammadiyah apakah sudah lengkap dan cukup memadai atau masih
57
Untuk masalah guru dan kepala sekolah yang mengajar di MTs
Muhammadiyah, Tk tidak memberikan komentar. Dia hanya mengatakan: “...
saya tidak begitu tahu mbak tentang bagaimana guru dan kepala sekolah di
sana karena saya juga jarang pergi ke sekolah.”
13. Sk - SD (Karang Anyar, Selasa, 10 Juli 2007, pukul 15.45 - 17.30 WIB) dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum. Apalagi kan saya ini orang
ndak punya, jadi kan buat hidup sehari-hari saja susah, apalagi buat bayar sekolah di tempat yang mahal.”
Berhubungan dengan sarana dan prasarana yang ada di MTs
Muhammadiyah 07 Sk mengatakan:
“... setahu saya perlengkapan yang ada di MTs Muhammadiyah 07 itu belum lengkap dan belum begitu menunjang untuk kegiatan belajar anak-anak. Peralatannya masih sangat sederhana dan belum modern. Ruang kelasnya juga belum begitu tertata rapi sehingga siswa belum bisa kerasan di dalam kelas.”
Kemudian penulis juga bertanya tentang guru dan kepala sekolah,
pelayanan pendidikan serta kurikulum yang diajarkan di MTs
Muhammadiyah 07 Klego seperti apa, Sk menjawab:
“... wah saya kurang begitu tahu mbak bagaimana guru dan kepala
d ia ja r k a n y a ? K a la u s e ta h u s a ya , m a ta p e la ja r a n n y a s a m a d e n g a n d i s e k o la h
memiliki alasan yang kuat sehingga mereka menyekolahkan anaknya ke MI
bukan ke SD tempat anaknya dulu sekolah, maupun ke SD tempat mereka
mengajar. Ketika penulis temui di rumahnya dan penulis bertanya tentang
alasan mereka menyekolahkan anaknya di madrasah, Am menjawab:
“... anak saya yang pertama dulu sekolah di SD, namun yang kedua ini saya menyekolahkan anak saya di MIN Kedokan karena saya melihat mutu MIN Kedokan sekarang sangat bagus. Pelajaran yang diajarkan di Mi-pun juga
sama dengan di SD cuman bedanya kalau di SD pelajaran agamanaya dalam
satu minggu itu 2 sampai 4 jam, tapi kalau di MI tiap hari ada pelajaran agama. Jadi, selain mendapatkan ilmu umum juga ilmu agama yang keduanya itu sama pentingnya. Di MIN Kedokan banyak kegiatan baik ekstra maupun intra. Kegiatan ekstra seperti pramuka, les komputer, les babasa Inggris dan mata pelajaran yang dianggap sulit. Kegiatan intranya seperti sholat Dhuhur berjamaah, kegiatan dokter kecil, dan lain-lain.
Tentang sarana dan prasarana yang ada di MIN Kedokan, Am
menuturkan:
“Sarana dan prasarana yang ada di MIN Kedokan menurut saya sudah
lengkap mbak, seperti ruang kelas yang memadai untuk kegiatan belajar
59
Dhuhur berjamaah, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU dan ruang perpustakaan yang semua itu sudah terpisah.”
Mengenai guru dan kepala sekolah yang ada di MIN Kedokan dan juga
pelayanan dalam pendidikan, Am mengatakan:
menurut saya guru di sana ada yang memang sudah profesional, tapi juga ada yang biasa-biasa saja. Namun, guru di MIN Kedokan itu masih muda- muda jadi mereka pasti masih semangat-semangatnya. Guru di MIN Kedokan itu banyak, selain ada guru kelas juga ada guru bidang studi. Dari situ mungkin mere! a bisa fokus ke bidang studi masing-masing. Kepala MIN Kedokan setahu saya demokratis dan sangat bertanggung jawab. Beliau selalu menanamkan kedisiplinan baik untuk dirinya sendiri, untuk para guru dan juga untuk semua si >wa.”
Penulis juga bertanya tentang jarak rumah Am ke MIN karena kebetulan
rumah Am jaraknya paling dekat dengan MIN, kemudian Am menjawab:
“Tidak mbak. Saya menyekolahkan anak saya ke MIN Kedokan bukan karena
jarak, tetapi karena saya memang menginginkan anak saya mendapatkan ilmu
umum dan ilmu agama.”
15. Nr - D II (Kedokan, Rabu, 11 Juli 2007, pukul 15.45 - 17.00 WIB)
Nr adalah salah seorang guru MIN Kedokan. Dia juga menyekolahkan
anaknya di MIN Kedokan. Dari situ penulis ingin mengetahui apakah Nr
menyekolahkan anaknya ke MIN Kedokan karena Nr guru di sana atau karena
ada alasan lain, Nr menjawab:
Penulis juga bertanya tentang mutu MIN Kedokan, pelayanan
pendidikan, guru dan kepala sekolah yang mengajar di sana, Nr mengatakan:
menurut saya, mutu MIN Kedokan bagus karena MIN Kedokan sering mendapatkan juara dalam perlombaan yang diikuti. Menurut saya murid- murid MI juga pintar-pintar. Pelayanan pendidikan yang diberikan MIN Kedokan juga memuaskan karena selain pelajaran umum juga pelajaran agama. Ada kegiatan di dalam kelas juga di luar kelas, dan kegiatan-kegiatan itu sangat terstruktur. Kegiatan di luar jam pelajaran seperti pramuka, komputer, les bahasa Inggris dan les mata pelajaran bila sudah mendekati tes. Kalau kegiatan intra yaitu mata pelajaran biasa.”
“Masalah guru yang mengajar menurut saya bermacam-macam. Ada yang memang sudah profesional, ada yang biasa saja. Di MIN Kedokan itu gurunya banyak, jadi selain guru kelas juga ada guru bidang studi. Dan untuk kelas satu diampu oleh dua guru sekaligus. Ini bertujuan agar suasana kelas menjadi kondusif. Kepala sekolah di MIN Kedokan demokratis dan sangat bertanggung jawab, misalnya saat rapat beliau selalu menyerahkan kepada forum tentang hasil rapat. Dia tidak pernah memutuskan sesuatu secara sepihak.”
16. Hr - Sl(Karang Anyar, Kamis, 12 Juli 2007, pukul 14.00 - 15.30 WIB)
Tentang motivasi menyekolahkan anak di madrasah. Hr menuturkan:
“... Menurut saya, sekolah di SD atau di MI itu sama yaitu sama-sama memberi ilmu. Masalah anak pintar atau tidak pintar itu faktor utama bukan di mana dia sekolah, tetapi menurut saya adalah bagaimana orang tua itu mendidik anak-anak mereka dan memberikan perhatian dalam pendidikan. Saya tidak menyekolahkan anak saya ke SD karena saya ingin anak saya itu
ngajinya lsbih bagus dan juga pengetahuannya tentang agama tambah. Menurut saya mutu MIN Kedokan juga bagus, sarana dan prasarana yang ada juga sudah memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Masalah biaya pendidikan, memang di MIN Kedokan lebih murah daripada di SD, tapi menurut saya itu bukan masalah utama.”
Bagaimana dengan guru, kepala sekolah dan pelayanan pendidikan yang
diberikan MIN Kedokan, Hr menjawab:
61
Jarang ada jam kosong dan juga sarana serta prasarana juga sudah cukup lengkap.”
17. Sb - Ponpes (Kedokan, Kamis, 12 Juli 2007, pukul 16.00 - 17.30 W1B)
Sb seorang wali murid di MIN Kedokan. Ketika penulis bertanya
tentang motivasinya menyekolahkan anaknya di MIN Kedokan, Sb menjawab:
“... saya menyekolahkan anak saya ke MIN Kedokan karena saya ingin anak saya tahu banyak tentang pengetahuan agama. Menurut saya agama itu perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Setelah lulus MI saya juga ingin
memasukkan anak saya ke pondok pesantren kok mbak, biar dia itu bisa lebih
memperdalam ilmu agama.”
Masalah biaya pendidikan di MIN Kedokan dan jarak rumah dengan
MIN Kedokan, Sb menuturkan: “... murah sekali mbak menurut saya, apalagi
kalau dibanding dengan di sekolah umum. Jarak rumah saya dengan MIN
tidak begitu dekat, ya.. lumayan jauh.”
Sedang untuk masalah mutu pendidikan di MIN Kedokan dan sarana
prasarana yang ada, menurut Sb adalah:
“... menurut saya mutu MIN Kedokan itu sudah bagus mbak, sering menang
dalam perlombaan, gurunya banyak dan sudah pakai sistem guru bidang studi. Kepaia sekolahnya juga kelihatannya bertanggung jawab. Sarana prasarana yang ada di sana menurut saya sudah lengkap dan cukup memadai.”
18. Wr - Ponpes (Karang Anyar, Jumat, 13 Juli 2007, pukul 15.00 - 17.00 WIB)
Wr ini adalah orang tua yang selalu menyekolahkan anak-anaknya ke
madrasah. Ketika penulis bertanya tentang motivasinya menyekolahkan
anaknya di madrasah, Wr menjawab:
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta supaya anak
saya selamat dunia akhirat. Memang banyak mbak orang yang bilang kalau
sekolah di MI, MTs atau MAN itu ijazahnya ndak terpakai, ndak bisa buat cari kerja. Tapi kenyataannya, anak saya yang pertama lulusan UNNES sekarang mengajar, anak saya yang kedua lulusan UNBRA Malang sekarang malah bekerja di perusahaannya Yusuf Kalla. Menurut saya, sekolah itu
bukan alasan utama orang itu sukses mbak, tapi kemauan.”
Penulis juga be rtanya tentang mutu dan biaya pendidikan di
madrasah-madrasah tempat anak-anak Wr sekolah. Wr menjawab:
“... berarti ada tiga madrasah ya mbakl Pertama, MIN Kedokan menurut saya
mutunya sudah bagus. Apalagi akhir-akhir ini sering menang dalam perlombaan. Kedua, MTs Muhammadiyah 07 Klego menurut saya cukup, tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek. Ketiga, MAN Suruh menurut saya
juga sudah bagus karena output-ny a bagus dan dalam perlombaan pun juga
sering menang. Kalau masalah biaya, ketiga madrasah tersebut dapat dikatakan lebih murah jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum.”
Berhubungan dengan sarana prasaraana yang ada, Wr menuturkan: “...
untuk MIN Kedokan dan MAN Suruh sudah cukup lengkap. Tapi untuk MTs
Muhammadiyah 07 Klego belum begitu lengkap.”
Masalah guru dan kepala sekolah, Wr menuturkan:
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis tentang Tingkat Ekonomi Orang T\ia yang Menyekolahkan Anaknya di Madrasah Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali
Tingkat ekonomi orang tua dalam sebuah keluarga merupakan hasil
integritas antar berbagai unsur yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Unsur-unsur tersebut dalam ilmu ekonomi akan dikaitkan dengan memenuhi,
menghasilkan dan membagi-bagikan. Oleh karena itu orang tua mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab terhadap penghasilannya kemudian membagi-
bagikan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik unsur material maupun
non material.
Keluarga merurut para pendidik merupakan lembaga pendidikan yang
pertama yang pendidiknya adalah kedua orang tua, karena pada dasarnya orang
tua adalah pendidik kodrati. Oleh karena itu wajar kalau keluarga mempengaruhi
motivasi menyekolahkan anak, yang juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
kompleks yaitu baik pendidikan orang tua, kesadaran tentang pentingnya
pendidikan untuk anak-anak mereka, lingkungan masyarakat setempat, kondisi
keuangan dan lain sebagainya.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “orang yang malas membaca
berarti d^kat dengan Icebodohan dan kebodohan lebih dekat dengan kemiskinan”.
c k o n o m i a ta u p e n g h a s ila n k c lu a r g a t c r s c b u t. H a l te r s e b u t d ip e n g a r u h i k a re n a
in lc l c k l u a l i l a s a ta u p c n g c la h u a n l in g g i, y a n g m a n a a d a k c in a u a n k o ra s u n lu k
mengolah dan mengembangkan alam yang ada di hadapannya,
Tingkat ekonomi orang tua memiliki keterkaitan yang erat terhadap
motivasi menyekolahkan anak-anak mereka, karena orang tua mempunyai
tanggung jawab moral/spiritual terhadap pendidikan anak-anaknya baik di
bangku pendidikan formal atau informal selalu menemui hambatan ekonomi
dalam masalah biaya untuk pendidikan.
Dalam hal ini tingkat ekonomi orang tua dapat diukur melalui penghasilan
atau pendapatan orang tua, yang mana diukur dengan seberapa besar pemasukan
uang pada tiap bulannya. Dan dalam hal ini penulis menyebarkan angket untuk
mengetahui penghasilan orang tua tersebut dengan kategori sebagai berikut:
No Rata-rata penghasilan /bulan Jumlah Persesitase Keterangan
1 < Rp 500.000,- 32 16.93 Ekonomi rendah
2 Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,- 95 50.27 Ekonomi sedang
3 > Rp 1.000.000,- 62 32.8 Ekonomi tinggi
Dalam urusan pendidikan, biaya pendidikan juga dipengaruhi sejauh mana
penghasilan orang tua yang mana dalam hal ini merupakan pendukung utama
menyekolahkan anak. Penghasilan orang tua sangatlah penting sebab pendidikan