BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan PP No 15 tahun 2014, Universitas Pendidikan Indonesia
merupakan perguruan tinggi negeri yang saat ini statusnya menjadi PTN BH (
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum). Dengan status barunya tersebut
Universitas Pendidikan Indonesia diharapkan dapat lebih professional dalam
menjalankan tugas pokoknya, terutama dalam mencetak tenaga kependidikan dan
tenaga ahli lainnya. Untuk mendukung tugas pokok tersebut Universitas
Pendidikan Indonesia mempunyai kurikulum ketentuan pokok dan struktur
program yang merupakan aturan dan acuan bagi mahasiswa.
Sebagai bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia, FPOK mempunyai
Kurikulum Ketentuan Pokok dan Struktur Program yang sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh universitas. Diantaranya, untuk menyelesaikan studi
dan mencapai gelar sarjana S1, mahasiswa FPOK harus menempuh sebanyak
147-160 SKS yang terbagi dalam 8 semester. Dengan ketentuan seperti itu, diharapkan
mahasiswa dapat menyelesaikan studinya selama 4 tahun. Hal ini dimungkinkan
karena setiap semester seorang mahasiswa dapat menetapkan kontrak kredit
sebanyak 24 SKS pada setiap semesternya; ditambah dengan kebijakan
penyediaan semester pendek (SP) yang memungkinkan mahasiswa untuk
menambah jumlah SKS yang dikontrak sebanyak 8 SKS setiap tahunnya.
FPOK UPI tentunya sangat berperan dalam pembentukan kualitas manusia
Indonesia secara keseluruhan karena sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan nasional. FPOK UPI telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin
bangsa baik masa lalu masa sekarang bahkan mungkin masa yang akan datang.
Artinya bahwa FPOK UPI sangat berpotensi dalam pembentukan manusia
Indonesia yang berkualitas baik jasmani maupun rohani. Sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 4 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Mahasiswa sebagai bagian dari
komunitas FPOK UPI dan subjek dari pendidikan FPOK UPI harus mempunyai
tingkat kebugaran jasmani yang tinggi. Sebab kebugaran jasmani yang tinggi
akan menunjang semangat dalam menuntut ilmu, apalagi di FPOK UPI proses
pendidikan dan pengajarannya sangat padat mulai dari pagi hingga sore bahkan
malam penuh dengan aktivitas yang menuntut kesiapan fisik yang bagus. Selain
itu juga mahasiswa adalah generasi penerus yang akan melanjutkan transformasi
keilmuan olahraga setelah keluar dari FPOK UPI dan menjadi bagian dari
masyarakat, yang menyerukan pentingnya kesehatan yang tentu saja perlu
didukung dengan kondisi fisik yang baik serta mempunyai tingkat kebugaran
jasmani yang tinggi akan sangat membantu para mahasiswa dalam menjalankan
tugasnya kelak. Sebagaimana yang diterangkan Giriwijoyo (2007, hlm. 23)
bahwa:
Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani dan atau
terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebih dan pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama esok harinya.
Namun kenyataannya, masih terdapat mahasiswa FPOK UPI yang belum
mengaplikasikan gaya hidup sehat khususnya pentingnya beraktfitas fisik untuk
menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmaninya. Tentu saja hal ini
memprihatinkan apabila mahasiswa FPOK kurang mempunyai kesadaran untuk
senantiasa berperilaku aktif berolahraga. Sebagai mahasiswa FPOK tentunya
perlu mengimplementasikan gaya hidup aktif secara terencana, bertahap, dan
berkelanjutan, yang pada gilirannya mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan
sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi
peningkatan kualitas hidupnya. Dengan demikian, akan terbentuk jiwa sportif dan
gaya hidup sehat aktif (Jewett, Ennis & Bain, 1995), sehingga dengan demikian
manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan
konsep latihan yang benar.
Secara sederhana, gaya hidup aktif dapat diartikan suatu usaha untuk
memilih untuk menggunakan tangga sebagai pengganti lift, atau mengurangi
waktu menonton televisi. Sejalan dengan konsep keseimbangan gizi dan aktivitas
fisik jelaslah bahwa seseorang yang aktif akan dapat mencapai tingkat kesehatan
yang baik karena terpeliharanya kesehatan tulang, otot dan persendian serta
tercapainya kapasitas daya tahan jantung paru yang baik. Aktivitas fisik
diperankan oleh kerja otot rangka. Dalam menjalankan fungsinya, otot rangka
membutuhkan sejumlah besar energi yang diperoleh dari metabolisme makanan.
Besarnya energi yang digunakan oleh otot rangka sesuai dengan jenis dan lama
aktivitas. Dengan demikian jelaslah kontribusi aktivitas fisik terhadap
keseimbangan energi harian, sehingga dapat berperan dalam pengendalian berat
badan melalui jalur pengaturan keseimbangan energi tubuh.
Dalam satu hari, semua orang punya waktu 24 jam. Bagaimana
memanfaatkan kegiatan dalam 24 jam tersebut apakah melaksanakan gaya hidup
aktif (active lifestyle) atau hidup tidak aktif (sedentary lifestyle). Namun
demikian, mengisi sebagian dari 24 jam sehari dengan melakukan kegiatan
exercise atau berolahraga tidak selalu merupakan hal yang mudah. Banyak alasan yang dapat berkontribusi, mulai dari waktu, biaya, sampai lingkungan kota besar
yang tidak active-friendly. American College of Sports Medicine (ACSM) sejak
tahun 1998 telah menetapkan bahwa aktivitas fisik per minggu yang
direkomendasikan untuk orang dewasa sehat dalam rangka memelihara kesehatan
dan kebugaran meliputi 3 - 5 hari latihan aerobik, 2 - 3 sesi latihan kekuatan, dan
2 -3 sesi latihan kelenturan.
World Health Organization (WHO) (dalam Nani Cahyani, 2008 disampaikan pada seminar Active Living) mencanangkan gerakan Move for Health
pada tahun 2002, yang berisi rekomendasi utama setidaknya melakukan 30 menit
aktivitas fisik sedang yang dilakukan secara reguler selama 5 hari dalam
seminggu, yang berfungsi untuk menurunkan risiko beberapa penyakit menular
tertentu. Selanjutnya, WHO juga mengemukakan bahwa physical inactivity adalah
faktor risiko yang dapat diubah.
Banyak cara dapat dilakukan untuk melaksanakan pola hidup aktif, dengan
kunci utamanya adalah bergerak. Setiap kesempatan yang tersedia untuk
menjinjing harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Selanjutnya, hal yang sangat
penting adalah melaksanakan aktivitas fisik yang teratur dan berkesinambungan
sesuai rekomendasi American College of Sports Medicine (ACSM) maupun
WHO, yang meliputi latihan daya tahan jantung paru, latihan beban atau
kalistenik untuk daya tahan dan kekuatan otot, serta latihan peregangan untuk
fleksibilitas. Pola latihan lengkap ini akan dapat meningkatkan taraf kebugaran
yang sangat besar perannya dalam menjaga tingkat kesehatan serta kapasitas
fungsional yang optimal. Santosa Giriwijoyo dan Lilis Komariah (2007, hlm. 58)
menjelaskan bahwa
Secara fungsional sehat adalah normalnya fungsi organ-organ tubuh secara keseluruhan. Dalam tinjauan secara fungsional ini, maka sehat terdiri dari dua tingkatan yaitu sehat statis (fungsi organ-organ tubuh normal di kala diam/istirahat) dan sehat dinamis (fungsi organ-organ tubuh normal di kala bergerak/bekerja).
Dikaitkan dengan pendapat diatas, tentunya perlu mahasiswa FPOK UPI
mempunyai gaya hidup aktif dalam rangka untuk meningkatkan kebugaran
jasamani serta menjadi karakteristik yang melekat pada mahasiswa FPOK UPI.
Gaya hidup mahasiswa FPOK perlu diidentifikasi bersama agar dapat diketahui
upaya perbaikannya di masa yang akan datang. Dengan demikian tingkat
kebuagaran jasmani mahasiswa FPOK akan semakin tinggi dan akan semakin
sejalan dengan profesionalisme Universitas yang mendukung terciptanya
produktivitas kelulusan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti memberanikan diri
untuk mengadakan penelitian tentang gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani
mahasiswa FPOK dengan judul “Hubungan Gaya Hidup Aktif Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa FPOK UPI Bandung“.
B. Rumusan Masalah
Masalah kebugaran jasmani tidak cukup dengan mengandalkan faktor genetik
atau bakat bawaan saja, akan tetapi tergantung pula pada sedikit banyaknya waktu
yang digunakan untuk melakukan aktivitas jasmani di tengah lingkungan yang
menerpanya, baik lingkungan fisik maupun sosial tempat tinggal. Kebugaran
jasmani bagi mahasiswa FPOK UPI dihasilkan melalui aktivitas dalam
sehari-hari mahasiswa FPOK UPI diluar aktivitas fisik yang diperoleh dari perkuliahan,
sangat menarik untuk diketahui hubungannya dengan tingkat kebugaran jasmani
mereka, sehingga semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan akan semakin
tinggi kebugaran jasmani yang dimiliki mahasiswa FPOK UPI. Atas dasar
permasalahan yang diuraikan tersebut, masalah utama yang diteliti dalam
penelitian ini adalah apakah gaya hidup yang dilakukan mahasiswa FPOK UPI
akan mempunyai hubungan dengan tingkat kebugaran jasmaninya?.
Secara spesifik rumusan masalahnya akan diungkapkan dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran gaya hidup aktif mahasiswa FPOK UPI?
2. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran jasmani mahasiswa FPOK UPI?
3. Bagaimana keterkaitan gaya hidup aktif dengan tingkat kebugaran jasmani
mahasiswa FPOK UPI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran pola hidup sehat mahasiswa FPOK UPI.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran jasmani mahasiswa FPOK
UPI.
3. Untuk mengetahui apakah ada keterkaitan gaya hidup dengan tingkat
kebugaran jasmani mahasiswa FPOK UPI?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi
lembaga keolahragaan dalam pengembangan keilmuan olahraga sehingga dapat
membina gaya hidup aktif dan dapat memotivasi para mahasiswa akan pentingnya
kebugaran jasmani. Bagi FPOK UPI sebagai bahan untuk dijadikan gambaran
tentang kondisi kebugaran jasmani mahasiswa dan juga gaya hidup
mahasiswanya. Bagi peneliti sendiri sangat berguna menambah untuk
pengetahuan tentang gambaran tingkat kebugaran jasmani mahasiswa dan gaya
E. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PEDAHULUAN
Bab ini berisi tentang tingkat kebugaran jasmani dan gaya hidup yang
menjadi latar belakang permasalahan pada mahasiswa FPOK UPI.
Kemudian dari pembahasan tersebut disusun rumusan masalah sebagai inti
dari penelitian ini sehingga didapat tujuan dan manfaat yang akan dicapai
dalam penelitian. Adapun bagian pembahasannya adalah sebagai berikut:
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Penelitian
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PEMIKIRAN
Bab ini memberikan konteks yang jelas terhadap tingkat kebugaran
jasmani dan gaya hidup aktif mahasiswa sebagai topik atau permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu pada bab ini juga menunjukan
kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang di teliti. Adapun
bagian pembahasannya adalah sebagai berikut:
A. Gaya Hidup Aktif
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup Akif
C. Kebugaran Jasmani
D. Teori Yang Relevan
E. Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan prosedur dalam merancang alur penelitian mulai
dari pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan,
tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga analisis data yang
dijalankan. Adapun bagian pembahasanya adalah sebagai erikut:
A. Pendekatan Pendekatan Penelitian
C. Partisipan
D. Populasi Dan Sampel
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Pengolahan Data
G. Analisis Data
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan
dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan
urutan rumusan masalah dalam penelitian. Selain itu bab ini juga membahas
temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan. Adapun bagian pembahasannya adalah sebagai berikut:
A. Temuan Penelitian
1. Uji Asumsi Statistik
a. Deskripsi data
b. Uji normalitas
c. Uji homogenitas
d. Uji korelasi
e. Uji signifikansi koefisien korelasi
f. Uji regresi
B. Pembahasan Hasil Penelitian
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan
penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan
dari hasil penelitian tersebut.
A. Simpulan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dan uraian yang telah
dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Gaya hidup aktif mahasiswa FPOK memiliki nilai rendah atau di bawah
rata-rata, dilihat dari hasil observasi dan uji angket yang dilakukan
terhadap mahasiswa FPOK UPI Bandung, cenderung tidak melakukan
aktifitas fisik apabila tidak terencana atau memiliki teman yang ikut serta.
2. Gambaran kebugaran jasmani mahasiswa FPOK sangat dipengaruhi oleh
gaya hidup aktif mahasiswa dalam kegiatannya sehari-hari baik di
lingkungan perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Sesuai dengan uji
koefisien korelasi yang dilakukan peneliti dari hasil tes data kebugaran
jasmani mahasiswa yang memiliki nilai sedang.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup aktif terhadap
tingkat kebugaran mahasiswa FPOK UPI sebesar 12,1% dan sisanya
87,9% dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Implikasi Dan Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
dapat memberikan saran atau rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh
para mhasiswa sebagai berikut:
1. Bagi para mahsiswa hendaknya harus memperhatikan pola hidup aktif
sebagai hal yang sangat penting dalam mempertahankan kesehatan tubuh
dan kebugaran. Dimana mahasiswa sangat memerlukan hal tersebut
sebagai penunjang dalam mengikuti aktifitas kuliah.
2. Peneliti menyarankan kepada para pembaca khususnya para mahasiswa
sehat yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu dengan berolahraga secara
teratur dan konsisten.
3. Peneliti berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk para
mahasiswa khususnya pada Program Studi Ilmu Keolahragaan,
mengembangkan olahraga sebagai sarana intervensi maupun untuk
meningkatkan kulaitas hidup.
4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, dan
DAFTAR PUSTAKA
... (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun 2014. Bandung: UPI.
Ardiyanto, M. R. (2011). Hubungan Status Gizi dan Gaya Hidup Aktif dengan
Kebugaran Jasmani (Studi Kasus Siswa Sma Negeri 1 Teluk Jambe Karawang). (Skripsi). Bandung: FPOK UPI.
Arma Abdullah, & Agus Manadji. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud.
Badan Litbangkes Republik Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status
Kesegaran Jasmani Warga Kebon Manggis Jakarta Timur Umur 20-39 tahun 1998. Edisi 27. Buletin penelitian kesehatan, Jakarta: 2000.
Darmojo, B. (1999). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Giriwijoyo, Santosa, Y.S. (2007). Ilmu Faal Olahraga. (Edisi 7). Bandung: Diktat FPOK
UPI.
Giriwijoyo, S., Lilis, K., & Neng, T.K. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. (Edisi 1).
Bandung: Diktat FPOK UPI.
Ichsan, M. (1988). Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: PLPTK Dirjen Dikti –
Depdikbud.
International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). (2005). Guidelines for Data
Processing and Analysis of the IPAQ.(Online). Tersedia di: http://www.ipaq.ki.se/scoring.pdf. Diakses 28 Juni 2015
Nani Cahyani. Seminar Sports and Exercise as an Active Lifestyle pada tanggal 6
Desember 2008.
Nazir, M. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siedentop, Daryl. (1990). Introduction to Physical Education Fitness and Sport.
Mountain View, CA: Mayfield Publishing Company.
Soemosasmito, Soenardi. (1988). Dasar Proses dan Efektivitas Belajar Mengajar
Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Sudarno. (1992). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Depdikbud Proyek Pembinaan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman, A. (2012). Naskah Pidato Prof. Dr. Adang Suherman, M.Pd. [Online].
Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/PIDATO/Adang%20Suherman/Naskah%20pidato%2
0Prof.%20Dr.%20Adang%20Suherman%2C%20M.Pd.pdf. Pada Tanggal 28 Juni
2015
Sutri. (2014). Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kesegaran Jasmani Pada Remaja Puasa.
(Skripsi). Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Ujihana, Luki. (2012). Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Terhadap Gaya Hidup Aktif