PROGRAM SISTEM PAKAR DALAM MEMBANTU
CALON MAHASISWA MENENTUKAN MINAT STUDI DI
UNIVERSITAS
Amriana
1, Nurhani Amin
2Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako, Palu
e-mail: 1[email protected].,2[email protected]ABSTRAK
Infomasi dan pengetahuan dewasa ini menjadi sangat berarti bagi perkembangan masyarakat. Melalui sistem teknologi informasi (IT) masyarakat dapat berkembang lebih cepat, dan berbagai kendala bisa ditangani dengan lebih baik dan cepat. Namun demikian, tentunya ketersediaan berbagai program belum mampu memenuhi seluruh konteks kebutuhan informasi yang dibutuhkan, di antaranya adalah ketersediaan program yang dapat menyajikan informasi yang cepat, menyeluruh dan komprehensif dalam menentukan program studi yang tepat (sesuai minat, sesuai kemampuan calon mahasiswa, dan memiliki relevansi keilmuan dari jenjang SMA) bagi calon mahasiswa dengan berbasis IT.
Program inimenggunakan 2 (dua) metode yang digabungkan, pertama, wawancara mendalam. Data yang diperoleh dari wawancara dielaborasi kedalam sebuah program dengan mengunakan metode kedua, yakni penggabungan antara Teknik Inferensi Forward Chaining (pelacakan maju) dengan Teknik Depth-First Search (teknik penelusuran secara mendalam) dan selanjutnya program akan memberikan jawaban mengenai program studi yang menjadi minat dari user.
Kata Kunci
Sistem Pakar, Forward Chaining, Depth-First Search, dan minat studi
I.
PENDAHULUAN
Makalah ini mengetengahkan mengenai pengembangan program sistem pakar berbasis teknologi informasi sebagai cara yang cepat, efektif dan mudah dalam mendapatkan informasi terkait dengan pemilihan jurusan/program studi yang sesuai dengan minat dan ketertarikan calon mahasiswa. Terlebih di era informasi dewasa ini, kepenuhan informasi bagi setiap orang menjadi modal subtantif dalam berkompetisi. Kelambanan dan kurangnya informasi menyisahkan jalan kegagalan menuju orientasi yang diinginkan.
Mendapatkan informasi awal tentang suatu program studi/jurusan sebagai dasar dalam memilih bidang kajian yang diminati sejatinya diperoleh calon mahasiswa. Informasi minimal terkait suatu bidang kajian dimaksudkan untuk memandu dalam rangka menghindari terjadinya kesalahan dalam memilih.
Namun sejauh ini, calon mahasiswa umumnya tidak memiliki informasi yang memadai terkait dengan program studi/jurusan yang akan dipilihnya. Calon mahasiswa lebih banyak mengandalkan informasi ‘serpihan’ dari teman-teman atau kerabatnya, bukannya informasi resmi dari lembaga terkait.
Artinya kenyataan yang ada adalah para calon mahasiswa melaluinya dengan cara yang paling mumpuni, namun seringkali menyesatkan, yang dilakukan adalah mengikuti pilihan dari teman-teman dari satu sekolah atau memilih apa saja tanpa mempertimbangkan kapasitas dirinya. Untuk itu, dibutuhkan suatu solusi yang diawali dalam bentuk kajian dari masalah kebingungan yang dialami oleh calon mahasiswa dalam menentukan program studi/jurusan yang akan dipilihnya. Hal itu bertujuan untuk menghindari konsekuensi dari kurang dan lambannya informasi yang diperoleh.
Sejauh ini, konsekuensi dari kurang dan lambannya informasi adalah ketidaktahuan dari substansi keilmuan pada suatu bidang kajian. Masalah selanjutnya adalah tidak dapat mengikuti materi kuliah dengan baik karena pilihannya tidak dibangun dari ketertarikan pada bidang kajian pilihannya dan atau kapasitasnya tidak memadai untuk berkembang di bidang yang dipilihnya. Kondisi tersebut seringkali berakibat buruk pada masa depan peserta didik seperti tidak dapat menyelesaikan kuliah dengan baik ataupun diganjar drop out oleh perguruan tinggi tempat kuliah karena masa studi telah lewat atau indeks prestasi tidak mencapai standar yang ditetapkan. Karena itulah, pemilihan tempat kuliah dan jurusan yang tepat sedini mungkin sejatinya mendapatkan pertimbangan yang matang. Untuk mendapatkan pertimbangan yang matang tentunya calon mahasiswa membutuhkan pemahaman yang didasarkan pada informasi yang memadai.
Untuk itu point penting dari makalah ini adalah membantu calon mahasiswa mengatasi kendala ketiadaan informasi dan ketidaktahuan akan program studi/jurusan yang akan dipilihnya. Dengan adanya program sistem pakar akan sangat membantu Mengarahkan Calon Mahasiswa dalam Menentukan Minat Studinya (Penelitian dilakukan di Universitas Tadulako) di jurusan/program studi yang akan dipilihnya.
II.
METODE/ALUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Metode wawancara atau interview yang digunakan oleh peneliti melalui dua tahap, yaitu:
a. Wawancara pendahuluan, yaitu peneliti menemukan informan untuk menyampaikan tujuan penelitian sembari memperkenalkan diri, mengenali informan dan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum serta membuat perjanjian untuk wawancara selanjutnya pada waktu berikutnya. Wawancara pendahuluan ini bertujuan untuk menciptakan keakraban (rapport) antara peneliti dengan informan; b. Wawancara mendalam (depth interview), yaitu
peneliti mengajukan pertanyaan berdasarkan pada pedoman wawancara (guide interview) kepada informan untuk menggali pemikiran dan pengetahuannya. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan metode bola salju (snow ball) secara berkelanjutan dan berulang kali kepada beberapa informan sampai peneliti mendapatkan informasi yang memuaskan.
c. Kedua teknik wawancara tersebut akan diterapkan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dari para pakar yang terkait dengan pemberian informasi ke calon mahasiswa.
2.
Metode Inferensi
Metode Inferensi: Mesin inferensi merupakan program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesimpulan.
Gambar 1.Mesininferensi: Durkin, 1994
Gambar 2.PelacakanMundur
Forward Chaining (pelacakan maju) yaitu Pencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Atau dengan kata lain penalaran yang dimulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan.
Kedua teknik inferensi tersebut dipengaruhi oleh beberapa macam penelusuran antara lain Depth-First Search, Breadth-First Search(Badriyah, dkk., 2003: 188). Depth-First Search: Proses pencarian dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke node-node yang selevel. Pencarian dimulai dari node-node akar ke level yang lebih tinggi. Proses diulangi terus hingga ditemukan solusi.
Gambar 3.Pencarian DFS
3.
Alur Penelitian
Menurut Badriyah, Sistem Pakar adalah program kecerdasan buatan (artificial Intellegence) yang menggabungkan basis pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi. Ini merupakan bagian perangkat lunak spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasikan fungsi seorang pakar dalam suatu bidang keahlian. Sebuah program Sistem Pakar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut : Basis
Pengetahuan (Knowledge Base), Basis Data, Mesin Inferensi (Inference Engine) dan antar muka pemakai (User Interface) (Badriyah, dkk., 2003: 188). Program ini dapat memberi saran (rekomendasi) atau dapat bertindak sebagai konsultan yang cerdas dengan user sebagai pengguna sistem pakar. Proses Pembuatan sebuah program sistem pakar melibatkan beberapa unsur yang saling berinteraksi, yaitu Sistem Pakar itu sendiri, seorang atau lebih pakar, perekayasa pengetahuan atau Knowledge Engineer, alat pengembang sistem pakar dan pemakai (Badriyah, dkk., 2003: 187).
Lebih lanjut, bahwa sistem pakar adalah suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia dan mengimplementasikan pengetahuan tersebut kedalam komputer untuk menyelesaikan permasalahan yang umumnya dilakukan oleh seorang pakar.
Dengan berbasis pada sistem pakar, maka alur penelitian ini melalui 4 (empat) tahapan yang dilakukan dalam mentransfer kepakaran yaitu : akuisisi pengetahuan,reperesentasipengetahuan,menyimpulkan pengetahuan (inferencing) dan transfer pengetahuan ke user.
Sistem Pakar (expert System) memerlukan akses dengan kawasan pengetahuan dasar yang kuat, yang harus dibangun seefisien mungkin. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme penalaran untuk mengaplikasikan pengetahuan pakar pada masalah yang diberikan. Sistem Pakar berisi kepakaran yang terdiri dari pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang memungkin sistem tersebut menandingi proses penalaran dari kepakaran manusia (Sawitri, 2003:41-42). Ide dasar dari sistem pakar, teknologi kecerdasan buatan terapan adalah sederhana. Keahlian ditransfer dari pakar ke suatu komputer. Knowledge ini kemudian disimpan didalam komputer, dan pengguna menjalankan komputer untuk nasihat spesifik yang diperlukan. Sistem pakar menanyakan fakta-fakta dan dapat membuat inferensi hingga sampai pada kesimpulan khusus. Kemudian layaknya konsultan manusia, sistem pakar akan memberi nasihat kepada nonexpert dan menjelaskan, jika perlu logika dibalik nasihat yang diberikan. Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku, jurnal, website dan orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu bidang. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli (Kusumadewi, 2003).
Sebuah sistem pakar harus memberikan suatu dialog dan setelah diberikan suatu jawaban, sistem pakar dapat memberikan nasehat atau solusi. Tujuan utama sistem pakar bukan untuk menggantikan kedudukan seorang ahli atau seorang pakar, tetapi untuk memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar. Bagi para ahli atau pakar, sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Sistem pakar memungkinkan seseorang dapat meningkatkan produktifitas memperbaiki kualitas keputusan dan bisa memecahkan.
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 2001). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem yang dirancang terdiri dari beberapa interface yang digunakan untuk melakukan proses penginputan data yang dilakukan oleh user dan admin.
A.
Perangkat Keras
Perangkat keras yang akan dibangun didasarkan pada model rancangan.Komponen-komponen sistem pakar dalam dua bagian tersebut ada pada gambar berikut:
Gambar 4. Komponen-KomponenSistemPakar
B.
Perangkat Lunak
Mekanisme inferensi yang dilakukan adalah menggunakan forward chaining dengan metode penelusuran Depth First Search. Proses pelacakan ini bermula dari simpul akar dan bergerak kebawah ketingkat dalam yang berurutan. Proses ini berlangsung terus sampai kesimpulan ditemukan. Misalnya terdapat suatu kesimpulan untuk kondisi (1, 2, 3, 4, 20, 21, 22, 23, 24, 25,19) makamesin inferensi mengambil kesimpulan yaitu program S1 Teknik Mesin.
Berikut pohon penelusuran untukprogram studi S1 Teknik Mesin.
Dengan menggunakan metode penelusuran Depth First Search, langkah penelusuran dimulai dari pertanyaan 1 dijawab (centang),diteruskan runut maju ke node dibawahnya node 4, node 4 tidak dijawab (tidak dicentang).dilakukan runut balik ke node 2, diteruskan runut maju ke node dibawahnya yaitu node 5 tidak
dijawab (tidakcentang) dilakukan runut balik ke node 3 dan dijawab (centang), dilanjutkan ke node di bawahnya yaitu node 4 (centang) selanjutnya penelusuran dilanjutkan ke node 20 dijawab (centang) kemudian penelusuran diarahkan ke noda dibawahnya
yaitu node 21 dijawab (centang) kemudian semua noda berikutnya dijawab (centang) yaitu node 22, 23, 24, sampai node terakhir yakni 25 setelah itu secara otomatis akan mendapatkan kesimpulan pada node S3.
A.
Pengujian Dataaa
Pengujian data dilakukan dengan mencentang menu pertanyaan berdasarkan bakat dan minat calon mahasiswa (user).
Gambar 6. Data Uji 3 Program Studi
Sistem akan memberikan jawaban yang sama untuk setiap kali pengulangan selama calon mahasiswa (user) tidak mengubah hasil centangan pada menu pertanyaan.
B.
Desain Input dan Output
Input data didesain berdasarkan masukan data berdasarkan pertanyaan sistem. Desain inputan dirancang pada saat membangun program dengan menampilkan semua pertanyaan dan user akan memberikan jawaban dengan mencentang setiap pertanyaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Sedangkan tampilan hasil atau kesimpulan berupa rekomendasi program studi yang sesuai berdasarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan dan juga akan memberikan informasi lapangan kerja dari program studi tersebu
Gambar8. Tampilan Menu HasilKeputusan
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sistem pakar ini secara tekhnis dapat membantu mengarahkan dan sekaligus sebagai tempat konsultasi yang efektif bagi calon mahasiswa yang akan menentukan pilihan bidang ilmu yang diminati pada satu program studi. Akses terhadap program tersebut sekaligus mengatasi dari awal kesalahan memilih program studi karena kurangnya informasi calon mahasiswa, sehingga dapat mengurangi kemungkinan potensi DO ketika menjadi mahasiswa.
REFERENSI
[1] Amriana., 2005, Sistem Pakar Sebagai Pemberi Informasi Indikasi, Kontra Indikasi, Efek Samping, dan Dosis Obat : Studi Kasus Obat Penyakit Kardiovaskular. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tidak diterbitkan.
[2] Amriana., 2007,“Apakah Komputer Itu? (Sebuah Kejahatan Mayantara Cyber Crime” dalam Jurnal Academica, Majalah Ilmiah Ilmu Sosial dan Politik. No. 21 Edisi September 2007
[3] Badriyah,T. dkk., 2003,“Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Untuk Menentukan Lokasi Penangkapan Ikan Tuna di Perairan Indonesia”, dalam Prosiding
Seminar on Electrical Enginering 2003, Volume 1 Nomor 1, ISSN 1693-5721, Yogyakarta.
[4] Kusumadewi, Sri., 2003, Atificial Intellegence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu, Yogyakarta.
[5] Mishkoff, H.C., 1998, Understanding Artificial Intelligence. Ed., Howard W. Sams & Company, Indianapolis.
[6] Sawitri, D, R., 200, “Pembentukan Inference Engine Dengan Rangkaian Mundur pada Sistem Pakar untuk Simulasi Seleksi Ternak”, dalam Prosiding Seminar on Electrical Enginering 2003, Volume 1 Nomor 1, ISSN 1693-5721, Yogyakarta.
[7] Suyoto., 2004, Intelegensi Buatan Teori dan Pemrograman, Gava Media, Yogyakarta.
[8] Turban, E., 1992, Expert System and Applied Artificial Intellegence. Macmillan Publishing Company, New York.
[9] Turban, E., 1992, Decision Support System and Expert Systems. Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey
[10] Wahid, Abdul. Dkk., 2005, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Refika Aditama, Bandung.