RE-DESIGN REVIEW FOR BUILDING STRUCTURE BANK NAGARI
SOLOK CITY
Yogi Pratama, Hendri Warman, Gusnedi
Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta
E-mail : pratamayogi226@yahoo.com, warman_hendri@yahoo.com, fisika_edi@yahoo.co.id
Abstract
The structure is an object that is designed to support or resist loads or loads in a particular form, such as the structure of buildings, towers, piers, bridges, roads and dams. Reinforced concrete structures must be designed so that the load or safe working load effect during the period of use of the building. In planning a multi-storey building, is closely connected with the construction sciences, especially in engineering mechanics are based on the earthquake resistant buildings. Construction of high-rise buildings using reinforced concrete construction that is growing very rapidly, especially the field offices one of which is Bank. With the redevelopment of the building of Bank Nagari Solok can facilitate the public in the service that is provided by the Bank Nagari. Discussion is limited to the analysis of the upper part of the building structure (beams, columns, and plate). The components of the structure and the
loads acting on the structure above building.Assumptions used are 3-dimensional portal with
vertical and horizontal. This final project using a literature study, where calculations are carried out based on the books and the regulations and standards that exist. In the calculation
results obtained reinforcement plate φ 10-150, beam 4 φ 16, column 24 φ 22, and the sloop 4
φ 19.
TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG
BANK NAGARI KOTA SOLOK
Yogi Pratama, Hendri Warman, Gusnedi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
E-mail : pratamayogi226@yahoo.com, warman_hendri@yahoo.com, fisika_edi@yahoo.co.id
Abstrak
Struktur adalah suatu benda yang di rancang untuk mendukung atau menahan muatan atau beban dalam bentuk tertentu, antara lain struktur bangunan gedung, menara,dermaga, jembatan, jalan dan bendungan. Struktur beton bertulang harus direncanakan sedemikian sehingga aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa penggunaan bangunan. Dalam merencanakan gedung bertingkat, erat hubungannya dengan ilmu-ilmu konstruksi terutama dalam mekanika teknik yang berpedoman pada bangunan tahan gempa. Pembangunan gedung-gedung bertingkat yang menggunakan konstruksi beton bertulang berkembang sangat pesat terutama bidang perkantoran salah satunya adalah Bank. Dengan pembangunan kembali bangunan Bank Nagari Kota Solok dapat memudahkan masyarakat dalam pelayanan yang di berikan oleh pihak Bank Nagari. Pembahasan dibatasi pada analisa struktur gedung bagian atas (balok, kolom, dan plat). Komponen-komponen struktur dan beban-beban yang bekerja pada struktur atas gedung.Asumsi yang digunakan adalah Portal 3 dimensi dengan pembebanan vertikal dan horizontal. Tugas Akhir ini menggunakan studi literatur, dimana perhitungan yang dilakukan dengan berpedoman pada buku-buku dan peraturan serta standar-standar yang ada. Dalam hasil perhitungan didapat penulangan plat Ø 10 – 150, balok 4 Ø 16, kolom 24 Ø 22, dan sloof 4 Ø 19.
Kata Kunci : Struktur, Beton Bertulang, Gedung, Bank Nagari
RE-DESIGN REVIEW FOR BUILDING STRUCTURE BANK NAGARI
SOLOK CITY
Yogi Pratama, Hendri Warman, Gusnedi
Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta
E-mail : pratamayogi226@yahoo.com, warman_hendri@yahoo.com, fisika_edi@yahoo.co.id
Abstract
The structure is an object that is designed to support or resist loads or loads in a particular form, such as the structure of buildings, towers, piers, bridges, roads and dams. Reinforced concrete structures must be designed so that the load or safe working load effect during the period of use of the building. In planning a multi-storey building, is closely connected with the construction sciences, especially in engineering mechanics are based on the earthquake resistant buildings. Construction of high-rise buildings using reinforced concrete construction that is growing very rapidly, especially the field offices one of which is Bank. With the redevelopment of the building of Bank Nagari Solok can facilitate the public in the service that is provided by the Bank Nagari. Discussion is limited to the analysis of the upper part of the building structure (beams, columns, and plate). The components of the structure and the loads acting on the structure above building. Assumptions used are 3-dimensional portal with vertical and horizontal. This final project using a literature study, where calculations are carried out based on the books and the regulations and standards that exist. In the calculation
results obtained reinforcement plate φ 10-150, beam 4 φ 16, column 24 φ 22, and the sloop 4
φ 19.
Keywords: Structure, Reinforced Concrete, Building, Bank Nagari
PENDAHULUAN
Kota solok merupakan sebuah kota yang sedang berkembang, Pembangunan
disegala bidang selalu mengalami
peningkatan, terbukti dengan banyaknya pertambahan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satunya adalah Bank. Kota solok memiliki beberapa bank yang tersebar di kota solok salah satunya adalah Bank Pembangunan Daerah atau yang dikenal dengan sebutan Bank Nagari. Pada saat ini Bank Nagari telah menjadi bank terkemuka di Sumbar dan mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun serta menjadi bank kepercayaan masyarakat. Pembangunan
gedung - gedung bertingkat yang
menggunakan konstruksi beton bertulang berkembang sangat pesat sekali pada saat ini, baik untuk perkantoran, rumah sakit, sarana pendidikan, pusat perbelanjaan, tempat tinggal dan lain-lain. Dalam merencanakan gedung bertingkat, erat hubungannya dengan ilmu-ilmu konstruksi terutama dalam mekanika teknik yang berpedoman pada bangunan tahan gempa.
Meskipun persyaratan bangunan tahan gempa telah ada, tapi pada kenyataannya masih banyak dijumpai bangunan gedung bertingkat yang tidak memenuhi syarat
sehingga membahayakan penggunanya.
Bank Nagari Kota Solok merupakan salah satu bangunan gedung yang berada pada
daerah rawan gempa. Perencanaan
merupakan faktor penting dalam mendirikan
sebuah gedung. Perncanaan yang
direncanakan harus mampu menahan beban
terutama pada saat bencana terjadi
konstruksi masih kuat dan kokoh.
Berdasarkan kondisi tersebut maka
dilakukan “Tinjauan Ulang Perencanaan
Struktur Atas Gedung Bank Nagari Kota Solok”. Dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang struktur konstruksi gedung bertingkat yang berpedoman pada peraturan dan standar-standar yang berlaku.
Metodologi
Perencanaan struktur beton
bertulang merupakan salah satu bagian dari
proses perencanaan suatu bangunan.
Struktur beton bertulang harus direncanakan sedemikian sehingga aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa penggunaan bangunan. Kekuatan suatu komponen struktur yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor dengan berbagai efek beban disebut kuat perlu. Kuat perlu diungkapkan sebagai beban rencana dalam bentuk momen lentur, gaya geser, gaya
normal dan gaya-gaya lain yang
berhubungan dengan beban rencana. Beban rencana atau disebut juga dengan beban terfaktor diperoleh dengan cara mengalikan beban kerja dengan factor beban, di beri notasi U.
Pada tahap awal dari perancangan/desain struktur ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Material Struktur
Setiap jenis material struktur mempunyai karakteristik sendiri, sehingga suatu jenis bahan bangunan tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis bangunan.
2. Konfigurasi Bangunan
Konfigurasi Denah
Denah bangunan diusahakan mempunyai bentuk yang sederhana, kompak serta simetris agar mempunyai kekakuan yang sama terhadap pengaruh torsi.
Konfigurasi vertikal
Pada arah vertikal struktur, perlu dihindari adanya perubahan bentuk yang tidak menerus, suatu gerak getaran yang besar akan terjadi pada tempat-tempat tertentu pada struktur. Dalam hal ini akan diperlukan analisis dinamik.
3. Kekakuan dan kekuatan
Baik pada arah vertikal maupun horizontal perlu dihindari adanya perubahan kekuatan dan kekakuan yang drastis.
4. Model keruntuhan struktur
menggunakan desain kapasitas, terlebih dahulu harus ditentukan elemen-elemen
kritisnya, sedemikian rupa sehingga
mekanisme keruntuhannya dapat
memencarkan energi sebesar-besarnya.
Analisa Penulangan Pelat
Dalam menghitung penulangan pada pelat, digunakan metode koefisien momen yang menganalisis nilai momen dari arah x dan arah y pada setiap panel.
Flow Chart Perhitungan Pelat
Analisa penulangan balok
Balok merupakan komponen
struktur yang terbentang di atas satu atau beberapa tumpuan, yaitu balok kantilever (balok dengan satu tumpuan jepit), balok
sederhana (balok dengan dua tumpuan engsel dan rol),balok statis tak tentu (balok dengan dua tumpuan jepit atau jepit sendi), dan balok menerus (balok dengan bebrapa tumpuan). Balok yang terletak di atas permukaan tanah dan menyatu dengan pondasi disebut dengan balok sloof.
Flow Chart Perhitungan Balok
Analisa Penulangan Kolom
Komponen struktur kolom menduduki posisi penting di dalam keseluruhan system struktur bangunan gedung. Oleh sebab itu upaya-upaya efisiensi dan optimasi yang dilakukan hendaknya selalu berdasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan yang
berkaitan dengan ketentuan dan pembatasan sesuai peraturan beton yang berlaku.
Flow Chart Perhitungan Kolom
Analisa Balok T
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis balok T adalah :
Ambil tebal hf berdasarkan keperluan
tebal slab.
Tentukan lebar efektif be
Lebar efektif : be≤ 16 hf + bw be≤ ln + bw, be≤ 2 1 L + bw
Tentukan dimensi bw dan tinggi d
berdasarkan :
a. Momen lentur negatif (jika bentang
menerus)
b. Gaya geser
c. Keperluan penempatan tulangan
Hitung perkiraan As1 dengan asumsi a ≤
hf
Dengan informasi tersebut, periksa
apakah harga a < hf, jika a > hf, berarti analisa sebagai balok T revisi As.
Periksa apakah ρ ≤ ρmaks dan ρ ≥ ρmin ,
dengan ρmin = 1,4/fy.
Hitung Asf untuk bagian gantungan
kiri-kanan balok.
Hitung Mn1 dan Mn2, jika perlu hilangi
langkah tersebut diatas hingga harga Φ
(Mn1 + Mn2) sedikit lebih besar dari harga momen luar Mu.
Analisa tulangan geser
Langkah-langkah perhitungan :
Hitung jarak pemasangan tulangan geser 1. Pada daerah ¼ L dipakai Vc = ½ Ø Vc,
apabila nilai Vu > ½ Ø Vc, maka
diperlukan tulangan geser
Vc = fc' bw.d 6 1 Vs = c u V V
s = s v V d fy A . . Dengan syarat :Jarak spasi sengkang tidak boleh lebihh dari ½ d atau 600 mm, ambil yang lebih kecil (SNI 03-2847-2002)
2. Pada daerah ½ L dipakai Vc = Ø Vc,
apabila nilai Vu > ½ Ø Vc
maka diperlukan tulangan geser
Vc = fc' bw.d 6 1 Vs = c u V V
s = s v V d fy A . .Hasil dan Pembahasan Data Struktur
1. Lokasi : Kota Solok
2. Jumlah Lantai : 4 lantai
3. Tinggi total Bangunan : 16,45 m
4. Lebar total bangunan : 28,80 m
5. Fungsi Bangunan : Bank
6. Dimensi Balok : -B1 = 25/50 cm -B2 = 30/50 cm -B3 = 30/60 cm -B4 = 30/100 cm 7. Dimensi Kolom : -K1= 45/50 cm -K2 = 60/60 cm 8. Tebal Pelat : 12 cm
9. Mutu Beton (fc’) : 25 Mpa
10.Mutu Baja (fy) : 400 Mpa
11.Mutu Baja Tulangan Geser (fys)
: 240 Mpa
12.Berat Jenis Beton : γc = 2400 kg/m3
13.Modulus Elastisitas Beton :
E = 4700
Pembebanan Rangka Atap
1.Taksiran berat sendiri atap g = (L-2) s/d (L+5) dikalikan (L.b) Dimana :
L = Bentang kuda-kuda b = Jarak antar kap stang Diketahui :
L = 14,6 M b = 4,7 M
Total beban = 859,177 Kg
Perencanaan Dimensi Balok
1. Tinggi Balok :
Dimana,
L= bentang terpanjang antar tumpuan Maka :
L = 5400 mm,
mm, maka tinggi balok yang digunakan 400 mm
2.Lebar Balok :
,
maka diambil lebar balok = 300 mm Jadi ukuran balok yang digunakan 300 x 400 mm
Perencanaan Dimensi Kolom
Diambil tinggi portal tertinggi kolom = 4,0 m = 400 cm
Maka : ,
Dimana, h = elevasi portal tertinggi Jadi :
Dengan demikian diperoleh dimensi
kolom sebesar 40 x 40 cm
dengan ketentuan :
Dimana :
Ln = bentang terpanjang dikurangi lebar balok
Fy = tegangan leleh baja
ß = perbandingan antara bentang bersih yang terpanjang denganbentang bersih terpendek.
Maka :
Ln = 5400 – 300 = 5100 mm Fy = 240 Mpa ß =
Maka, nilai h adalah 94,44 mm h 136 mm, maka tebal pelat diambil 120 mm atau 12 cm.
Desain pepat lantai
Pembebanan Portal Portal C Portal 3 Vertikal Ukuran balok 30/40 Tebal pelat 12 cm Ukuran kolom 40/40 Tebal spesi 2 cm
Berat beton bertulang = 2400 Kg/m3
Berat pasangan dinding pasangan
bata = 250 kg /m2
Berat spesi/cm = 21 kg/m2
Lantai 1,2,3,4(atap) Beban mati
Berat sendiri pelat lantai = tebal pelat x c
= 0.12 x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Beban spesi = tebal pelat x berat
spesi/cm
= 1.5 x 21 kg/m2 = 31.5 kg/m2 Beban penutup lantai (ubin)
= tebal ubin x berat ubin/cm = 1.5 x 24 kg/m2 = 36.0 kg/m2 Beban plafond+penggantung =11+7 kg/m2 = 18.0 kg/m2 Beban atap = 859,177 kg qDL = (288 + 31.5 + 36 + 18 +859,177) = 1232,67 kg/m2
Beban hidup (Live Load)
Beban hidup untuk perkantoran : qll = 250
kg/m2
Menentukan qx :
Pembebanan diberikan dalam bentuk segitiga dan trapesium (berlaku sama uintuk lantai 1, 2, 3, dan 4)
1) Pelat (3,2 x 3,8), pelat (3,2 x 4,8) a. Beban Mati qDL1 = qDL2= qDL3 = qDL4= 373.5 kg/m2 Lx = 3,2 m, maka : qx(DL) = 0.5*qDL*Lx =0.5*373.5*3,2=597,6 b.Beban Hidup qLL1 = qLL2 = 250.0 kg/m2 Lx = 3,2 m, maka : qx(LL) = 0.5*qLL*Lx = 0.5*250*3,2 = 400 kg/m1 2) Pelat (5,8 x 3,8), pelat (5,4 x 3,8) a. Beban Mati qDL1 = qDL2 = qDL3 = qDL4 = 373.5 kg/m2 Lx = 3,8 m, maka : qx(DL) = 0.5*qDL*Lx = 0.5*373.5*3,8 = 709,65 kg/m1 b. Beban Hidup qLL1 = qLL2 = 250.0 kg/m2 Lx = 3,8 m, maka : qx(LL) = 0.5*qLL*Lx = 0.5*250*3,8 = 475 kg/m1
3) Pelat (5,0 x 4,8), pelat (5,4 x 4,8), dan
pelat (5,8 x 4,8) a. Beban Mati qDL1 = qDL2= qDL3 = qDL4 = 373.5 kg/m2 Lx = 4,8 m, maka : qx(DL) = 0.5*qDL*Lx = 0.5*373.5*4,8 = 896,4 kg/m1 b. Beban Hidup qLL1 = qLL2 = 250.0 kg/m2 Lx = 4,8 m, maka : qx(LL) = 0.5*qLL*Lx
= 0.5*250*4,8 = 600 kg/m1 4) Pelat (3,3 x 4,8), pelat (3,3 x 3,8) a. Beban Mati qDL1 = qDL2= qDL3 = qDL4 = 373.5kg/m 2 Lx = 3,3 m, maka : qx(DL) = 0.5*qDL*Lx = 0.5*373.5*3,3 = 616,3 kg/m1 b.Beban Hidup qLL1 = qLL2 = 250.0 kg/m2 Lx = 3,3 m, maka : qx(LL) = 0.5*qLL*Lx = 0.5*250*3,3 = 412,2 kg
Beban Horizontal (Beban Gempa Statik Ekivalen)
Menentukan berat bangunan total
W4=WD4 + WL4 =132221,737 + 23665,5 = 155887,237 kg W3= WD3 + WL3 = (522160,64 + 55920) = 578080,64 kg W2= WD2 + WL2 = (480883,52 + 43824) = 524707,52 kg W1= WD1 + WL1 = (527444,96 + 55920) = 583364,96 kg
Wbasemen= WDbasemen + WLbasemn
= 1029600,48 + 55920 = 1085520,48 kg Wtotal = W4 + W3 + W2 + W1 + Wbasemen
=155887,237 + 578080,64 + 524707,52 + 583364,96 + 1085520,48 = 2927560,837 kg
Gaya Tekan Tanah
σ = γ.h
= 2400 kg/m3 . 1,45 = 3480 kg/m2
Ket : σ = tekana, γ = berat jenis, h = tinggi
Menentukan waktu getar alami (T)
Tx = Ty = 0.06.H3/4
H = 4,45 + 4 + 4 + 4 = 16,45 = 0.06. (16,45)3/4 = 0,49 dt
Menentukan koefisien gempa dasar (C)
Dari peraturan gempa, wilayah gempa zona 3 dan jenis tanah lunak, diperoleh
C = 0.07
Menentukan faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K)
(dari tabel), gedung-gedung lain, I = 1.0 Portal dengan daktalitas penuh, K = 1.0
Gaya geser horizontal total akibat gempa
Vx = Vy = C. I. K. Wt
= 0,07 . 1,0 . 1,0 . 2927560,837 = 204929,26
Distribusi gaya geser horizontal akibat gempa kesepanjang tinggi gedung(Fi)
Fi,x = Vx Fi,y= Vy
Tabel Distribusi Gaya Geser Total (horizontal) Akibat Gempa
Penulangan Pelat Lapangan X Mu = 290,34 Kgm = 2,90 kNm b = 1000 mm d = 12 – 3 = 9 cm = 0,8 Rn = = 0,45 Mpa w = 0,85 (1 - ) = 0,017 ρ = 0,017 . = 0,0021 < 0,0058 As = 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2 Tumpuan X Mu = 612,94 Kgm = 6,12 kNm b = 1000 mm d = 12 – 3 = 9 cm = 0,8 Rn = = 0,94 Mpa w = 0,85 (1 - ) = 0,034 ρ = 0,034 . = 0,004 < 0,0058 As = 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2 As’ = 0.0020 . 1000 . 120 = 240 mm² Lapangan Y Mu = 137,10 Kgm = 1,37 kNm b = 1000 mm d = 12 – 3 = 9 cm, = 0,8 Rn = = 0,212 Mpa w = 0,85 (1 - ) = 0,007 ρ = 0,007 . = 0,0008 < 0,0058 As = 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2 Tumpuan Y Mu = 459,70 Kgm = 4,59 kNm b = 1000 mm d = 12 – 3 = 9 cm = 0,8 Rn = = 0,71 Mpa w = 0,85 (1 - ) = 0,024 ρ = 0,024 . = 0,0030 < 0,0058 As = 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2 As’ = 0.002 . 1000 . 120 = 240 mm² Penulangan Kolom Portal 3 1. Kolom 60/60 Mu = 6654,91 Kgm = 66,5491 KNm Pu’ = 41364.74 Kg = 413,6474 KNm Agr = 600 x 600 = 360000
Sengkang yang digunakan di tumpuan
adalah 4 10 – 11 di lapangan 10 – 20
2. Kolom 45/50
Mu = 9654,401 Kgm = 96,54401 kNm Pu’ = 15462,137 Kg = 154,62137 kNm
Agr = 450 x 500 = 225000 mm2
Sengkang yang digunakan adalah 10-5
ditumpuan dan 10-22 di lapangan.
Portal C
1. Kolom 60/60
Mu = 6710,481 Kgm = 67,10481 KNm Pu’ = 29383,316 Kg = 293,83316 KNm
Agr = 600 x 600 = 360000
Sengkang yang digunakan adalah 4 10 –
10 di tumpuan dan 10 – 25di lapangan.
2. Kolom 45/50
Mu = 6177,733 Kgm = 61,77733kNm Pu’ = 51906,895 Kg = 519,06895 kN Agr = 450 x 500 = 225000 mm2
Sengkang yang digunakan adalah 10 - 8
ditumpuan dan 10 – 26 di lapangan.
Penulangan Balok
1. Portal 3
Mutumpuan =3613,165Kgm=36,13165 kN
Mulapangan=1806,583Kgm=18,06583 kN
Sengkang pada tumpuan = 10 - 8
Sengkang pada lapangan = 10 - 20
2. Portal C
Mutumpuan=6280,215Kgm= 62,80215 kN
Mulapangan=3140,107Kgm=31,40107 kN
Sengkang pada tumpuan = 10 – 7
Sengkang pada lapangan = 10 - 15
Penulangan Sloof
qu = 1528 Kg/m
Mu Lapangan = .1528.5,82=6425,24 Kgm
Mu Tumpuan = 1528.5,82= 2141,74
Vu = 1528. 5,82 = 25700,96
Sengkang pada tumpuan = 10 – 10
Sengkang pada lapangan = 10 – 20
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Dari hasil perhitungan Tugas Akhir ini,
dapat diambil kesimpulan berupa
perbandingan hasil perhitungan penulis dengan perhitungan perencana seperti berikut :
A. Penulangan Plat Lantai
Penulangan Balok Portal 3 Tulangan utama Tulangan Sengkang Portal C Tulangan utama Tulangan sengkang
Penulangan Kolom Portal 3 Tulangan utama Tulangan sengkang Portal C Tulangan utama Tulangan sengkang Penulangan sloof Dimensisloof : 30/50 Tumpuan : Atas : 2 Ø 19 Bawah : 4 Ø 19 Sengkang : Ø10 - 10 Lapangan : Atas : 2 Ø 19 Bawah : 4 Ø 19 Sengkang : Ø10 – 20 Saran
1. Dalam melakukan peninjauan ulang
suatu struktur bangunan harus
digunakan peraturan yang berlaku dan standar yang disyaratkan pada saat sekarang ini.
2. Penggunaan program struktur dalam
menghitung gaya-gaya dalam harus diimbangi dengan kemampuan teknis secara manual sehingga hasil yang dilakukan lebih akurat.
3. Dalam pelaksanaan di lapangan,
hendaklah pelaksanaan mengikuti perencanaan yang telah diberikan demi untuk keselamatan jiwa dan kekokohan dari konstruksi tersebut.
Daftar Pustaka
Cahya, Indra. 1999. Beton Bertulang.
Malang: Fakultas Teknik
Brawijaya
Departemen Pekerjaan Umum.1991. SNI
03-2847-2002. Bandung:Yayasan LPMB
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Menajemen Proyek dan Konstruksi.
Yogyakarta: Konasius
Gideon, Kusuma. 1993. Dasar-dasar
Perencaan Beton Bertulang Berdasarkan SKSNI
T-15-1991-03.Erlangga
Gunawan. 1996. Teori Soal dan
Penyelesaian Konstruksi Baja II Jilid I.Jakarta: Delta Teknik Group
Putri, Prima Yane. 2009. Analisis dan
Design Struktur Rangka SAP
2000. Padang: UNP Press
Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan
Struktur Baja dengan Metode LRFD.Jakarta: Erlangga
Silalahi, Juniman. 2008. Mekanika
Struktur Statis Tertentu. Padang
Silalahi, Juniman. 2009. Struktur Beton
Bertulang Bangunan Gedung. Padang: Sukabina Offset