• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEHATAN DALAM KERANGKA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESEHATAN DALAM KERANGKA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KESEHATAN DALAM KERANGKA

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS

(SDGs)

RAKORPOP KEMENTERIAN KESEHATAN RI

JAKARTA, 1 DESEMBER 2015

DIRJEN BINA GIZI KIA selaku KETUA

Sekretariat Pembangunan Kesehatan Pasca-2015 Kementerian Kesehatan RI

(2)

SISTEMATIKA

1. PENCAPAIAN

MDGs

2014

2. TRANSISI

MDGs

MENUJU

SDGs

3. POSISI KESEHATAN DALAM KERANGKA

SDGs

4. RENCANA TINDAK LANJUT (PUSAT DAN

DAERAH)

(3)

PENCAPAIAN MDGs 2014

(Laporan MDGs 2014, Bappenas)

UNFINISHED BUSINESS

BIDANG KESEHATAN

Dari 31 indikator MDGs

terkait sektor kesehatan:

a. 7 ACHIEVED

b. 17 ON TRACK

c.

7 OFF TRACK

(4 DI ANTARANYA MERUPAKAN INDIKATOR OUTCOME)

(4)

PENEKANAN SDGs:

5P : PEOPLE, PLANET, PEACE, PROSPERITY AND PARTNERSHIP

KELANJUTAN MDGs

2000

2015

2030

DAMPAK POSITIF MDGs BAGI SEKTOR KESEHATAN: a. Meningkatnya kesadaran isu kesehatan

b. Meningkatnya alokasi anggaran kesehatan c. Menyatunya arah pembangunan kesehatan

d. Integrasi monitoring dan evaluasi untuk isu-isu prioritas

MDGs

Goals

Target

Indikator

TOTAL

8

18

63

KESEHATAN

4

8

31

SDGs

Goals

Target

Indikator

TOTAL

17

169

±220-300

KESEHATAN

4

19

31

TERKAIT

(5)

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030/

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Disebut juga dengan

Global Goals

Terdiri dari:

17 goals/ tujuan

169 target

±220-300 indikator

(sedang dalam proses

perumusan, akan

ditetapkan Maret 2016)

pembangunan, tidak mementingkan satu isu tertentu.

Seluruh tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan sistem

INTEGRASI PEMBANGUNAN NASIONAL

(6)

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun

[7 target]

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi,

serta mendorong pertanian yang berkelanjutan

[8 target]

Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua

orang di segala usia

[13 target]

Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong

kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang

[10 target]

Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan

perempuan

[9 target]

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan

bagi semua orang

[8 target]

17 TUJUAN

SDGs

(7)

Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern

bagi semua orang

[5 target]

Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan,

serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang

[11 target]

Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang

inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi

[8 target]

Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara

[10 target]

Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan

berkelanjutan

[10 target]

17 TUJUAN

SDGs

AGENDA 2030/

#

GlobalGoals

Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan

[11 target]

7 ANUNG utk RAKORPOP 2015

(8)

17 TUJUAN

SDGs

AGENDA 2030/

#

GlobalGoals

Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan

dampaknya

[5 target]

Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut

secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan

[10 target]

Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan,

mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan

degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati

[12 target]

Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan

akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di

seluruh tingkatan

[12 target]

Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (

means of implementation

) dan

merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan

[19 target]

(9)

DAMPAK YANG DIHARAPKAN SDGs

(United Nations Partnership for Development 2016-2020)

1

2

3

4

PENGURANGAN KEMISKINAN,

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YANG

MERATA, MATA PENCAHARIAN DAN

PEKERJAAN LAYAK

AKSES MERATA KEPADA PELAYANAN DAN

JAMINAN SOSIAL

KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN DAN

MEMPERTINGGI KETAHANAN TERHADAP

BENCANA

PEMERINTAHAN YANG DITINGKATKAN

KUALITASNYA DAN AKSES MERATA KEPADA

KEADILAN BAGI SEMUA ORANG

Kategori area cross-cutting:

HAM, Kepemudaan, Kesetaraan Jender, HIV/AIDS, Manajemen

(10)

PRINSIP PELAKSANAAN

SDGs

(Dimodifikasi dari Paparan BPS pada Workshop SDGs Bappenas, 2015 dan dokumen Transforming Our World, UN 2015)

Pembangunan

terintegrasi di seluruh

aspek kehidupan

manusia (

people

centered development

)

Fokus pada capaian 3 dimensi

pembangunan: sosial,

ekonomi, lingkungan

Kerjasama

Multisektoral,

melibatkan seluruh

aktor pembangunan

Tanggung jawab yang sama

bagi setiap negara, melalui

kegiatan yang

terdiferensiasi

Memperhatikan kondisi,

kapasitas dan prioritas

nasional

Penguatan fungsi perangkat

implementasi

(

means of implementation

)

Tidak boleh ada yang

tertinggal dalam mencapai

seluruh tujuan SDGs

Menghindari kesenjangan

antar kelompok masyarakat

dan antar wilayah

Mempertajam akuntabilitas pelaporan melalui kelembagaan

yang kuat, pengelolaan data berkualitas, diikuti inovasi

(11)

MEANS OF IMPLEMENTATION (MoI)

/

PERANGKAT IMPLEMENTASI SDGs

Merupakan aspek-aspek yang

perlu diupayakan dan dicapai perbaikannya

(syarat) untuk keberhasilan pencapaian target utama

(misal:

untuk mencapai

target 3.1, 3.2, 3.3, dst perlu tercapai dulu target perangkat implementasi 3.c

)

Dijabarkan secara

tematik pada masing-masing goal

pada poin x.a, x.b, x.c,

dan seterusnya (misal: target 3.a, 3.b, 3.c, …)

Dijabarkan

secara umum dan menyeluruh pada goal nomor 17

.

Di antaranya terdiri dari:

Kesehatan:

Ratifikasi FCTC, Peningkatan kapasitas dan distribusi tenaga

kesehatan, Ketersediaan vaksin dan obat

Umum:

Tata kebijakan dan kelembagaan, sistem pembiayaan, data,

monitoring dan pelaporan, serta perkembangan teknologi.

(12)

POSISI KESEHATAN DALAM

(13)

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta

mendorong pertanian yang berkelanjutan

[8 target]

Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang

di segala usia

[13 target]

Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan

[9 target]

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi

semua orang

[8 target]

PERHATIAN KHUSUS SEKTOR KESEHATAN

GIZI MASYARAKAT

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

AKSES KESPRO, KB

SANITASI DAN AIR BERSIH

13 ANUNG utk RAKORPOP 2015

(14)

GIZI DALAM KERANGKA SDGs

Tujuan #2: “Mengakhiri kelaparan,

mencapai

ketahanan pangan

dan

meningkatkan gizi

, serta mendorong

pertanian

yang berkelanjutan”

2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan

menjamin

akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi

bagi

semua orang, khususnya masyarakat miskin dan

rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun.

2.2. Pada tahun 2030,

mengakhiri segala bentuk malnutrisi,

termasuk mencapai target internasional 2025 untuk

penurunan stunting dan wasting pada balita dan

mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita

hamil dan menyusui, serta lansia.

Unfinished business

melanjutkan

pembangunan gizi.

Pada SDGs diarahkan pada solusi

berkelanjutan, yaitu peningkatan akses

pangan dan produksi pertanian.

Melalui inovasi strategi, termasuk

implementasi Perpres 42 Tahun 2013 dan

kesepakatan ICN2 menuju target WHA 2025.

Tujuan #1: “Menanggulangi Kelaparan dan Kemiskinan”

(15)

KESEHATAN DALAM KERANGKA SDGs

Menjamin kehidupan yang

sehat dan mendorong

kesejahteraan bagi

semua

orang di segala usia

Unfinished business:

1. Penurunan AKI, AKBa, AKN 2. HIV/AIDS, TB, Malaria

3. Akses Kesehatan Reproduksi (termasuk KB, ASFR)

Perhatian baru:

1.

Kematian akibat PTM

2.

Penyalahgunaan narkotika dan alkohol

3.

Kecelakaan lalu lintas

4.

Universal Health Coverage

5.

Kontaminasi dan polusi air, udara, tanah

6.

Penanganan krisis dan kegawatdaruratan

Seluruh isu kesehatan diintegrasikan

dalam satu tujuan (nomor 3).

Upaya pencapaian harus terintegrasi.

13 Target

(9 Target + 4 Means of Implementation)

(16)

KESEHATAN DALAM KERANGKA SDGs

2

(

CROSS-CUTTING ISSUES

)

Menjamin kesetaraan gender serta

memberdayakan seluruh wanita

dan perempuan

Menjamin ketersediaan dan

pengelolaan air serta sanitasi yang

berkelanjutan bagi semua orang

Perilaku hidup bersih dan sehat terkait:

1.

Akses kepada air bersih

2.

Akses sanitasi dasar layak

1. Sunat Perempuan (Female Genital Mutilation)

2. Akses kepada pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk KB 3. Pendidikan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi pada

(17)

GAMBARAN INTERAKSI GOAL 2, 3, 5, 6

INPUT

3.c. Secara substansial

meningkatkan pembiayaan kesehatan serta rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara berkembang, terutama negara-negara tertinggal dan negara bagian pulau kecil yang sedang berkembang.

PROSES

3.5. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan

3.7. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi , termasuk keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

3.a. Memperkuat implementasi FCTC WHO

di seluruh negara, sesuai keperluan

3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular maupun tidak menular..., menyediakan akses kepada obat dan vaksin dasar yang terjangkau, ..., dan, pada khususnya, menyediakan akses obat bagi semua orang.

3.d. Memperkuat kapasitas seluruh negara, khususnya negara-negara berkembang dalam hal peringatan dini, penurunan risiko serta pengelolaan risiko

kesehatan nasional dan global. 5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik

berbahaya, seperti pernikahan anak-anak, usia dini dan terpaksa, serta sunat perempuan.

5.6. Menjamin akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak reproduksi

OUTPUT

3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya.

3.8. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan

vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang. 6.1. Mencapai akses air minum aman

yang universal dan merata

6.2 Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata bagi semua orang serta mengakhiri defekasi terbuka, memberi perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan wanita serta orang-orang yang berada pada situasi rentan

OUTCOME

2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun. 2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala

bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.

3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup

3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH

3.4. Pada 2030, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular

melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental.

3.6. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat

kecelakaan lalu lintas.

3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.

(18)

KESEHATAN SEBAGAI INPUT

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

INPUT

3.8. Mencapai UNIVERSAL HEALTH COVERAGE, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang.

PROSES

8.5 Pada tahun 2030 , mencapai kondisi pekerja tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua wanita dan laki-laki , termasuk untuk orang-orang muda dan penyandang cacat, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

OUTPUT

1.1. Pada 2030,

mengentaskan kemiskinan pada semua orang, di mana pun, saat ini ukurannya adalah orang-orang yang penguhidupannya kurang dari USD 1,25/ hari

1.2. Pada 2030, mengurangi setidaknya setengah jumlah laki-laki, perempuan, dan anak-anak di segala usia yang hidup dalam

kemiskinan di segala dimensi menurut definisi nasional

OUTCOME

10.1 Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan dari 40 persen populasi terbawah pada tingkatan yang lebih tinggi dari rata-rata nasional

10.2 Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial, ekonomi dan politik dari semua, tanpa

memandang usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, etnis, asal, agama atau status ekonomi atau lainnya

(19)

KESEHATAN SEBAGAI OUTCOME

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

INPUT

9.1 Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk daerah dan infrastruktur lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang dapat diterima semua orang dan merata untuk semua

PROSES

6.1. Mencapai akses air minum aman yang universal dan merata 6.2 Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata bagi semua orang serta mengakhiri defekasi terbuka, memberi perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan wanita serta orang-orang yang berada pada situasi rentan

OUTPUT

2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan

stuntingdan wasting

pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.

OUTCOME

3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara

berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH

(20)

1.

Pemetaan ketersediaan indikator di tingkat nasional

(sesuai dengan RPJMN 2015-2019)

berikut ketersediaan data dan informasi pendukungnya. Kementerian Kesehatan RI melalui

Sekretariat Pembangunan Sektor Kesehatan Pasca 2015 sedang melakukan

kajian terhadap

calon-calon indikator SDGs terkait sektor kesehatan

.

2.

Koordinasi dengan K/L di tingkat nasional dan SKPD di daerah

untuk verifikasi indikator

dan sinergitas program pembangunan

3.

Sosialisasi

kepada para pihak baik di pusat maupun daerah

4.

Membangun

kemitraan multisektor

antara pemerintah dengan CSOs, akademisi, sektor

swasta, filantropis, media, dan mitra Internasional

5.

Menyiapkan Peraturan Perundangan sebagai dasar pelaksanaan SDGs, serta

koordinasi

(Pusat dan Daerah) dalam pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan Pelaporan

TINDAK LANJUT PEMERINTAH PUSAT

(Rekomendasi Deputi Bidang SDA dan LH - Bappenas, 2015)

(21)

HASIL SEMENTARA IDENTIFIKASI

CALON INDIKATOR SDGs UNTUK

SEKTOR KESEHATAN

(22)

GOAL 2

CALON INDIKATOR

(UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET WHA 2025 RPJMN DAN RENSTRA 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.

2.2.1. Prevalensi Balita Stunting 37,2% (RISKESDAS 2013) 22,3% (Menurunkan sebesar 40%) RPJMN 2015 – 2019:

1. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (%)

2. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (%)

19,6% (RISKESDAS 2013) 32,9% (RISKESDAS 2013) 17% 28% (Menurunkan sebesar 40%) Direktorat Bina Gizi Kemkes RI K/L Terkait: Kemtan, Badan Ketahanan Pangan, Kemdag

(23)

GOAL 2

CALON INDIKATOR

(UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET WHA 2025 RPJMN DAN RENSTRA 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.

Indikator tambahan: 2.2.2. Prevalensi balita wasting 12,1% (RISKESDAS 2013) < 5 % (Menurunkan dan m’pertahankan Wasting pd Balita menjadi < 5%) RPJMN 2015-2019:

Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen)

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: 1. Persentase ibu hamil KEK yang

mendapat makanan tambahan 2. Persentase balita kurus yang

mendapat makanan tambahan 3. Persentase bayi usia kurang dari 6

bulan yang mendapat ASI eksklusif 4. Persentase bayi baru lahir

mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

5. Persentase ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan 6. Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 12% (RISKESDAS 2013) 2014: NA NA 42% 35% NA NA 9,5% 95% 90% 50% 50% 95% 30%

(24)

GOAL 3

CALON INDIKATOR

(UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN DAN RENSTRA 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup

3.1.1. Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 359/ 100.000 KH (SDKI, 2012) 70/ 100.000 KH RPJMN 2015 – 2019:

Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 346/ 100.000 KH (SP 2010) 306/ 100.000 KH Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kemkes RI K/L Terkait: BKKBN, Kemen PP dan PA 3.1.2. Proporsi kelahiran

ditolong oleh tenaga kesehatan terampil

86,89%

(Susenas, 2014)

Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: Persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan (PF) 86,89% (Susenas, 2014) 70,4% (Dit. Bina Kesehatan Ibu) 85% (Dit. Bina Kesehatan Ibu)

(25)

GOAL 3

CALON INDIKATOR

(UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN DAN RENSTRA 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH

3.2.1. Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup 40/ 1000 KH (SDKI, 2012) 25/ 1000 KH (SDKI) RPJMN 2015 – 2019:

Angka Kematian Bayi per 100.000 kelahiran hidup 32/ 1000 KH (SDKI, 2012) 24/ 1000 KH (SDKI, 2012) Direktorat Bina Kesehatan Anak, Kemkes RI K/L Terkait: BKKBN, Kemen PP dan PA 3.2.2. Angka Kematian

Neonatal per 1000 kelahiran hidup 19/ 1000 KH (SDKI, 2012) 12/1000 KH (SDKI) RPJMN 2015-2019: [tidak ada] Renstra 2015-2019: [tidak ada] INDONESIA NEONATAL ACTION PLAN 2025

Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup 19/ 1000 KH (SDKI, 2012) Target 2025 9/ 1000 KH (SDKI)

(26)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN DAN RENSTRA 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya.

3.3.1. Jumlah kasus baru infeksi HIV per 1000 populasi berisiko (menurut umur, jenis kelamin, dan populasi kunci)

RPJMN 2015 – 2019:

PrevalensiHIV dan AIDS (persen)

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

Persentase angka kasus HIV yang diobati

0,46 % (2014) 42% (Dit. P2ML, 2014) <0,5% 55% (Dit. P2ML) Direktorat Pengendali an Penyakit Menular Langsung , Ditjen P2PL 3.3.2. Insiden TB per 1000 orang per tahun

183 /100.000 penduduk per Tahun RPJMN 2015 – 2019:

PrevalensiTuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

Persentase Kabupaten/Kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif (Success Rate) minimal 85%

297/ 100.000 penduduk (2013) 75% (Dit. P2ML, 2014) 245/ 100.000 penduduk 90% (Dit. P2ML)

GOAL 3

(27)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN DAN RENSTRA 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER 3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya.

3.3.3. Kasus insiden malaria per 1000 orang per tahun

0,99/ 1000 penduduk (2014) RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: Jumlah kabupaten/kota

mencapai eliminasi malaria

212 (Dit. P2B2, 2013) 300 (Dit. P2B2) Direktorat Pengendalian Penyakit Persumber Binatang, Ditjen P2PL

3.3.4. Estimasi jumlah infeksi baru Hepatitis B per 100.000 penduduk dalam jangka tahun tertentu

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan deteksi dini Hepatitis B pada kelompok berisiko

2,5% (Dit. P2ML, 2013) 80% (Dit. P2ML) Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung , Ditjen P2PL

3.3.5. Jumlah orang yang memerlukan intervensi untuk penyakit tropis yang terabaikan

(neglected tropical diseases/ NTD)

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: [tidak ada]

GOAL 3

(28)

GOAL 3

CALON INDIKATOR

(UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 INDIKATOR RPJMN/ RENSTRA

TERKAIT 2015 - 2019

DATA ACUAN

TARGET

2019 SUMBER

3.4. Pada 2030, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental.

3.4.1. Probabilitas kematian akibat penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes, atau penyakit respirasi kronis antara usia 30 dan 70 tahun Hasil Riskesdas 2007 untuk Kematian Akibat: 1.Stroke 15.4% 2.Hipertensi 6,8% 3.Penyakit Iskemik 5,1% 4.Penyakit jantung 4,6% 5.DM 5,7% 6.Tumor ganas 5,7% 7.Penyakit Saluran napas bawah 5,1% Target 2025: Menurunkan sebesar 25% semua kematian akibat cardiovascular disease, cancer, diabetes, or chronic respiratory disease RPJMN 2015 – 2019:

1. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen)

2. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen)

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

Persentase perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara

25,8% (2013) 15,4% (2013) 1,75% (2014) 23,4 15,4% 50% Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2PL

(29)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov

2015)

DATA ACUAN TARGET

2030

INDIKATOR RPJMN/ RENSTRA TERKAIT 2015 - 2019

DATA ACUAN

TARGET

2019 SUMBER

3.4. Pada 2030, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental.

3.4.2. Angka Kematian akibat Bunuh Diri

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

1. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa

2. Persentase RS Umum rujukan regional yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa/psikiatri 50 (2014) 13,5% (2014) 280 60% Direktorat Kesehatan Jiwa, Ditjen BUK, Kepolisian Republik Indonesia, Rumah Sakit

GOAL 3

(30)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGE T 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.5. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan

3.5.1. Cakupan tindakan intervensi (farmakologi, psikososial, serta rehabilitasi dan pasca perawatan) untuk penderita disfungsi

penggunaan zat tertentu

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) pecandu Narkotika yang aktif

16,5%

(2014)

50%

Direktorat Kesehatan Jiwa, Ditjen BUK Badan Narkotika Nasional Struktur Baru 2016: Direktorat Pengendalian PTM, Ditjen P2PL 3.5.2. Penyalahgunaan alkohol sesuai definisi konteks nasional berupa konsumsi alkohol per kapita (untuk usia di atas 15 tahun) dalam satu tahun dengan satuan ‘liter alkohol murni’

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: [tidak ada]

(31)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.6. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat

kecelakaan lalu lintas

3.6.1. Jumlah kematian

akibat kecelakaan fatal

lalu lintas per 100.000

penduduk (menurut

umur)

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada]

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

[tidak ada]

Kepolisian

Republik

Indonesia,

KemHub,

Bina Marga,

Rumah Sakit

GOAL 3

(32)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.7. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi , termasuk keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

3.7.1. Persentasi wanita usia subur /WUS(15-49 tahun) yang terpenuhi kebutuhan KB-nya dengan cara modern

Perempuan Menikah 60,18% (Susenas, 2014) RPJMN 2015 – 2019:

Angka prevalensi Pemakaian kontrasepsi (CPR) suatu cara (all methods)

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: [tidak ada]

61,17%

(Susenas, 2014)

BKKBN

3.7.2. Angka kelahiran pada remaja (usia 10-14; 15-19) per 1000 wanita pada kelompok usia tersebut

15-19 tahun 48/ 1000

(SDKI, 2012)

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada]

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: [tidak ada]

BKKBN

GOAL 3

(33)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.8. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang.

3.8.1. Cakupan intervensi (contoh: imunisasi lengkap, terapi ARV, penanganan TB, penanganan hipertensi, persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil, dsb.)

(Status: Masih diperdebatkan)

RPJMN 2015 – 2019:

Presentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta)

51,8% (Okt 2014) 2014: 86,4 juta (2014) Min. 95% 109,9 juta Pusat P2JK, BPJS

3.8.2. Fraksi penduduk yang terlindungi dari pengeluaran katastropik/ pengeluaran biaya kesehatan secara langsung yang mengakibatkan kemiskinan (Status: masih diperdebatkan)

GOAL 3

(34)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN

TARGET 2030

RPJMN/ RENSTRA/ INDIKATOR TERKAIT 2015 - 2019

DATA ACUAN

TARGET

2019 SUMBER

3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.

3.9.1. Penduduk area

perkotaan yang terpapar polusi udara di atas nilai yang

ditetapkan pedoman WHO

(Status: masih diperdebatkan)

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada]

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: [tidak ada]

3.a. Memperkuat implementasi FCTC WHO di seluruh negara, sesuai keperluan. 3.a.1. Penggunaan tembakau

di antara orang berusia 18 tahun atau lebih

RPJMN 2015 – 2019:

Persentase merokok pada usia ≤ 18 tahun

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

1. Persentase penurunan prevalensi merokok padausia ≤ 18 tahun

2. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah 7,2% (2013) 7,2% (2013) 3% (2014) 5,4% 5,4% 50% 1. Direktorat Pengendali an PTM, Ditjen P2PL 2. Pusat Promosi Kesehatan

GOAL 3

(35)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ INDIKATOR TERKAIT 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular maupun tidak menular yang mempengaruhi terutama negara-negara berkembang, menyediakan akses kepada obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai Doha Declaration tentang TRIPS Agreement and Public Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk menggunakan secara penuh ketentuan-ketentuan dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek terkait Perdagangan pada Hak Properti Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi kesehatan

masyarakat, dan, pada khususnya, menyediakan akses obat bagi semua orang.

3.b.1. Proporsi penduduk yang memiliki akses berkelanjutan kepada obat-obatan inti terjangkau

Indikator tambahan:

3.b.2. Total jumlah bersih bantuan resmi pembangunan untuk riset medis dan sektor kesehatan dasar

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

1. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan

pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan 2. Jumlah hasil penelitian yang

didaftarkan HKI 0 (2014) 10 (kumulatif s.d. 2014) 25 35 Badan Litbangkes

GOAL 3

(36)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN

TARGET 2030

RPJMN/ RENSTRA/ INDIKATOR TERKAIT 2015 - 2019

DATA ACUAN

TARGET

2019 SUMBER

3.c. Secara substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan serta rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara berkembang, terutama negara-negara tertinggal dan negara bagian pulau kecil yang sedang berkembang.

3.c.1. Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan

RPJMN 2015 – 2019:

1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan

2. Persentase RSU kabupaten/kota kelas C yang memiliki tujuh dokter spesialis

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

1. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di Fasyankes

2. Jumlah tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan masyarakat yang ditingkatkan

kemampuannya melalui pelatihan

3. Jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan internship

Rasio tenaga kesehatan

(data program BPPSDMK dan Riskesdas)

1.015 25% -4.677 5.600 60% 24.000 3.060 6.500 BPPSDMK

GOAL 3

(37)

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ INDIKATOR TERKAIT 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

3.d. Memperkuat kapasitas seluruh negara, khususnya negara-negara berkembang dalam hal peringatan dini, penurunan risiko serta pengelolaan risiko kesehatan nasional dan global.

3.d.1. Persentase atribut 13 core capacitiesyang telah dicapai pada titik waktu tertentu

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada] Renstra Kemkes RI 2015 – 2019: 1. Persentase Kabupaten/Kota yang

mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

2. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

3. Jumlah Kabupaten/Kota yang

mendapatkan dukungan untuk mampu melaksanakan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnya 4. Jumlah Provinsi yang mendapatkan

advokasi dan sosialisasi untuk mendukung pelaksanaan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnya Dit. Simkarkesma, Ditjen P2PL dan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

GOAL 3

(38)

GOAL 5

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan anak-anak, usia dini dan terpaksa, serta sunat perempuan.

5.3.1. Persentase wanita yang saat ini berusia 20-24 tahun yang mulai menikah atau hidup bersama di usia dini (contoh: pernikahan anak)

BKKBN

5.3.2. Persentase anak perempuan dan wanita usia 15-49 tahun yang

mengalami sunat

perempuan, dibagi menurut kelompok usia (hanya untuk negara tertentu) KemenPP dan PA, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan KIA

(39)

GOAL 5

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

5.6. Menjamin

akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak reproduksi

sebagaimana yang

disetujui, sesuai

Programme of Action of the International Conference on Population and Development

serta

Beijing

Platform for Action

berikut dokumen hasil konferensi kajiannya

5.6.2. Proporsi negara

yang memiliki hukum dan

perundang-undangan

yang menjamin

akses

seluruh wanita dan

remaja kepada pelayanan

dan KIE kesehatan

reproduksi

(data resmi)

RPJMN 2015 – 2019: [tidak ada]

Renstra Kemkes RI 2015 – 2019:

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kegiatan

kesehatan remaja

21%

(2014)

45%

Direktorat

Bina

Kesehatan

Anak, Ditjen

Bina Gizi dan

KIA

(40)

GOAL 6

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

6.1. Mencapai

akses air minum aman yang universal dan merata

6.1.1. Persentase penduduk

yang menggunakan layanan

air minum yang dikelola

secara aman

/ Indikator MDGs: Proporsi

rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap

sumber air minum layak,

perkotaan dan

perdesaan

68,36%

(Susenas

, 2014)

MDG

Report

2014

RPJMN 2015 – 2019:

[tidak ada]

Renstra Kemkes RI 2015

– 2019:

Persentase sarana air

minum yang dilakukan

pengawasan

22,7%

(2014)

50%

1. Direktorat

Penyehatan

Lingkungan,

Ditjen P2PL

2. Kemen PU dan

Perumahan

Rakyat

(41)

GOAL 6

CALON INDIKATOR (UN Statistics, Nov 2015)

DATA ACUAN TARGET 2030 RPJMN/ RENSTRA/ KETERSEDIAAN INDIKATOR 2015 - 2019 DATA ACUAN TARGET 2019 SUMBER

6.2 Mencapai

akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata

bagi semua orang serta

mengakhiri defekasi terbuka

,

memberi

perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan wanita serta orang-orang yang berada pada situasi

rentan

6.2.1. Persentase penduduk

yang menggunakan fasilitas

sanitasi yang dikelola secara

aman/ Indikator MDGs:

Proporsi rumah tangga

dengan akses berkelanjutan

terhadap fasilitas sanitasi

dasar layak, perkotaan dan

perdesaan

62,41%

(Susenas

, 2014)

MDG

Report

2014

RPJMN 2015 – 2019:

[tidak ada]

Renstra Kemkes RI 2015

– 2019:

Jumlah Desa/Kelurahan

yang melaksanakan

STBM

18.339

(2014)

45.000

1. Direktorat

Penyehatan

Lingkungan,

Ditjen P2PL

2. Kemen PU dan

Perumahan

Rakyat

(42)

TINDAK LANJUT PEMERINTAH DAERAH

UNTUK PENCAPAIAN SDGs PADA SEKTOR KESEHATAN

LESSON LEARNT PROSES INTERNALISASI MDGs DALAM AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH

(Integrasi MDGs dalam Dokumen Rencana Pembangunan - Bappenas, 2013)

RAN

SDGs

RAD

SDGs

(43)

TINDAK LANJUT PEMERINTAH DAERAH

UNTUK PENCAPAIAN SDGs PADA SEKTOR KESEHATAN

LESSON LEARNT MDGs UNTUK ANTISIPASI PELAPORAN SDGs

(Badan Pusat Statistik, 2015)

PERLU MENGIDENTIFIKASI

KETERSEDIAAN DATA INDIKATOR

SEJAK AWAL

(44)

TINDAK LANJUT PEMERINTAH DAERAH

UNTUK PENCAPAIAN SDGs PADA SEKTOR KESEHATAN

1.

MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR GOALS MDGS YANG BELUM TERCAPAI

untuk ukuran

nasional ataupun daerah sesuai RPJMD dan memastikannya agar menjadi

bagian dari

pencapaian target SDGs

pada tahun yang akan datang,

2.

MEMASUKKAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DI DAERAH

sesuai dengan periodisasi

kepala daerah,

3.

MEMASTIKAN AGENDA TELAH MASUK DALAM RPJMD

yang sedang disusun khususnya

bagi 269 Daerah yang melaksanakan Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2015,

4.

MENGIDENTIFIKASI PRAKTEK CERDAS PELAKSANAAN MDGS DAN ATAU KESALAHAN

PRAKTEK MDGS UNTUK MENYUSUN STRATEGI SDGS

sambil menunggu kejelasan indikator

nasional yang sedang dalam proses pembahasan, dan

5.

MENETAPKAN KOORDINATOR SDGS bidang Kesehatan

di institusi masing-masing untuk

memudahkan koordinasi pada tahun 2016 – ke depan.

(45)

PENUTUP

(46)

KAMPANYE GIZI NASIONAL

MODEL

KAMPANYE

Intervensi tingkat kabupaten

dan desa didukung oleh

media massa untuk

menjangkau audiens

nasional

Komunikasi antarpribadi

& kegiatan berbasis

masyarakat

merupakan

komponen utama

Kampanye media massa

untuk memperkuat

penetrasi pesan dan

menjangkau khalayak

nasional

(47)

MATERI KAMPANYE

ANUNG utk RAKORPOP 2015 47

Iklan televisi

Poster

Spanduk

Buku panduan kader

Video advokasi

Brosur advokasi

Presentasi Advokasi

(48)

Jawa Barat Jawa Timur NTT Sulawesi Utara Maluku Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Sumatera Selatan: NTB: Sulawesi Barat

Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) terdiri dari 3

Kegiatan, yaitu ;(1) Demand Side, (2) Supply Side, dan (3) Kampanye, Monitoring dan Evaluasi.

Penguatan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM

Generasi (Demand Side)

Penguatan penyedia pelayanan (Supply Side)

Kampanye Perubahan Perilaku, M&E dan manajemen

1. PerenPendampingan 2. Perencanaan Partisipatif 3. Pemberian Block Grant pada

Masyarakat

1. Pelatihan bagi Tenaga Kesehatan

2. Penyediaan dan Pemberian Multiple Micro Nutrient bagi Ibu Hamil dan Anak 6 – 24 bulan

3. Penyediaan Alat Ukur dan Pengukuran Panjang Badan 4. Pemicuan Sanitasi

5. Pelibatan Pihak Swasta

1. Kampanye Gizi Nasional 2. Management

3. MONEV

Gorontalo

(49)

TERIMA KASIH

SEKRETARIAT PEMBANGUNAN SEKTOR KESEHATAN PASCA TAHUN 2015

E-mail:

sekretariatpasca2015.kesehatan@gmail.com / post2015sdgs@kemkes.go.id

(50)

LAMPIRAN

(51)

1.1. Pada 2030, mengentaskan kemiskinan pada semua orang, di mana pun, saat ini ukurannya

adalah orang-orang yang penguhidupannya kurang dari USD 1,25/ hari

1.2. Pada 2030, mengurangi setidaknya setengah jumlah laki-laki, perempuan, dan anak-anak di

segala usia yang hidup dalam kemiskinan di segala dimensi menurut definisi nasional

1.3. Implementasi nasional sistem dan ukuran jaminan sosial yang layak untuk semua orang,

termasuk yang terbawah, dan pada 2030 mencapai cakupan luas atas penduduk miskin dan

rentan

1.4. Pada 2030 menjamin bahwa seluruh laki-laki dan perempuan, terutama yang miskin dan

rentan, memiliki hak yang setara atas sumber daya ekonomi, sebagaimana pula akses pada

pelayanan dasar, kepemilikan dan kendali atas tanah dan bentuk properti lainnya, harta

warisan, sumber daya alam, teknologi baru dan layanan keuangan yang layak, termasuk

microfinance

1.5. Pada 2030, membangun ketahanan penduduk miskin dan yang berada dalam situasi rentan,

serta mengurangi keterpaparan dan kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem terkait

iklim serta bencana dan goncangan ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya

51

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun

[7 target]

(52)

MEANS OF IMPLEMENTATION:

1.a. Memastikan

mobilisasi berarti atas sumber daya dari berbagai sumber

,

termasuk melalui kerja sama pembangunan yang telah ditingkatkan, untuk

menyediakan alat yang mencukupi serta terprediksi untuk negara-negara

berkembang, terutama negara tertinggal, untuk mengimplementasikan

program dan kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan di seluruh dimensinya

1.b. Menyusun

kerangka kebijakan yang kuat

di tingkat nasional, regional, dan

internasional, berdasaran strategi pembangunan yang pro-rakyat miskin serta

sensitif gender, untuk mendukung investasi yang telah dipercepat dalam

tindakan pengentasan kemiskinan

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun

[7 target]

(53)

TARGET GIZI MASYARAKAT

2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan

mencukupi bagi semua orang, khususnya masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang

tahun.

2.2. Pada tahun 2030,

mengakhiri segala bentuk malnutrisi,

termasuk mencapai target internasional

2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja

perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.

2.3. Pada tahun 2030, menduakalilipatkan produktivitas dan pendapatan pertanian pada produsen berskala kecil, terutama wanita, bangsa pribumi, petani keluarga, peternak dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan merata kepada tanah, input dan sumber daya produktif lainnya, pengetahuan, layanan keuangan, pasar dan peluang untuk pekerjaan pertambahan nilai maupun non-pertanian

2.4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan mengimplementasikan praktik pertanian yang berketahanan yang meningkatkan produktivitas dan produksi, yang membantu mempertahankan ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrem, kekeringan, banjir dan bencana lainnya serta yang secara progresif meningkatkan kualitas daratan dan tanah

2.5. Pada tahun 2020, mempertahankan keanekaragaman genetik pada bibit, tanaman budidaya serta hewan ternak dan jinak beserta spesies liar terkaitnya, termasuk secara bijaksana mengelola dan melakukan diversifikasi bank bibit dan tanamandi tingkat

nasional, regional, dan internasional, serta memastikan akses kepada bagi hasil, dan bagi hasil yang adil dan merata melalui penggunaan sumber daya genetik dan asosiasi pengetahuan tradisional, sebagaimana disetujui secara internasional

(54)

TARGET GIZI MASYARAKAT

2

MEANS OF IMPLEMENTATION

/ PERANGKAT IMPLEMENTASI

2.a.

Meningkatkan investasi

, termasuk melalui peningkatan

kerja sama internasional

, pada infrastruktur

pedesaan,

penelitian

dan ekstensifikasi layanan pertanian, pengembangan

teknologi

dan bank

genetik tanaman dan ternak untuk

peningkatan kapasitas produksi pertanian

di negara berkembang,

khususnya negara tertinggal

2.b. Mengoreksi dan mencegah restriksi perdagangan serta distorsi pada

pasar pertanian dunia

, termasuk

melalui eliminasi paralel segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan segala jenis ekspor yang

berdampak serupa, sesuai mandat

Doha Development Round

2.c. Mengadopsi cara-cara untuk memastikan fungsi pasar komoditas pangan yang semestinya berikut

turunannya serta

memfasilitasi akses tepat waktu kepada informasi pasar, termasuk mengenai

cadangan pangan untuk membantu membatasi perubahan ekstrem harga pangan

(55)

TARGET SISTEM KESEHATAN NASIONAL

3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup

3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan

Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH

3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi

hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya.

3.4. Pada 2030, mengurangisepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan

perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental.

3.5. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang

membahayakan

3.6. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas

3.7. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi , termasuk keluarga

berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

3.8. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar

berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang.

3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan

polusi udara, air, dan tanah.

(56)

TARGET SISTEM KESEHATAN NASIONAL

2

MEANS OF IMPLEMENTATION

/ PERANGKAT IMPLEMENTASI

3.a. Memperkuat implementasi

FCTC WHO

di seluruh negara

, sesuai keperluan

3.b. Mendukung

penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular maupun tidak

menular

yang mempengaruhi terutama negara-negara berkembang, menyediakan akses kepada

obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai

Doha Declaration

tentang

TRIPS Agreement and

Public Health

, yang menegaskan hak negara berkembang untuk menggunakan secara penuh

ketentuan-ketentuan dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek terkait Perdagangan pada Hak

Properti Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan, pada

khususnya, menyediakan akses obat bagi semua orang.

3.c. Secara substansial

meningkatkan pembiayaan kesehatan serta rekrutmen, pengembangan,

pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan

di negara berkembang, terutama

negara-negara tertinggal dan negara-negara bagian pulau kecil yang sedang berkembang.

3.d. Memperkuat kapasitas seluruh negara, khususnya negara-negara berkembang dalam hal

peringatan dini, penurunan risiko serta pengelolaan risiko

kesehatan nasional dan global.

(57)

4.1. Pada 2030 memastikan bahwa seluruh anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang gratis, merata dan berkualitas yang mengarah pada dampak pembelajaran yang relevan dan efektif

4.2. Pada 2030 memastikan bahwa seluruh anak perempuan dan laki-laki memiliki akses kepada pengembangan, perawatan, dan pendidikan pra-dasar usia dini yang berkualitas sehingga siap untuk mengikuti pendidikan dasar

4.3. Pada 2030 memastikan akses pendidikan teknis, kejuruan, dan tersier yang merata untuk seluruh perempuan dan laki-laki, termasuk untuk universitas

4.4. Pada 2030, meningkatkan secara substansial jumlah anak muda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan untuk lapangan pekerjaan, pekerjaan serta kewirausahaan yang layak 4.5. Pada 2030, menghilangkan kesenjangan gender dalam pendidikan dan memastikan akses yang merata kepada seluruh

jenjang pendidikan dan pelatihan kejuruan bagi masyarakat rentan, termasuk penyandang disabilitas, penduduk pribumi dan anak-anak yang dalam kondisi rentan

4.6. Pada 2030, memastikan bahwa seluruh anak muda dan proporsi substansial orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan, mencapai kemampuan mmebaca dan berhitung

4.7. Pada 2030, memastikan bahwa seluruh peserta pembelajaran memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, termasuk, di antaranya, melalui pendidikan berkelanjutan , serta gaya hidup, hak asasi, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan anti-kekerasan, kependudukan global serta penghargaan terhadap keberagaman budaya yang (juga) berkelanjutan dan daripada kontribusi budaya kepada pembangunan

berkelanjutan

57

Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan

belajar seumur hidup bagi semua orang [10 target]

(58)

MEANS OF IMPLEMENTATION:

4.a. Membangun dan mengupgrade fasilitas pendidikan yang sensitif anak-anak, penyandang

disabilitas, dan gender, serta menyediakan lingkungan pembelajaran yang

aman,

anti-kekerasan, inklusif dan efektif

bagi semua orang

4.b. Pada 2020,

memperluas ketersediaan beasiswa secara substansial

di tingkat global untuk

negara-negara berkembang, terutama negara tertinggal, negara bagian berkembang berupa

pulau kecil serta negara Afrika, untuk pendaftaran pendidikan tinggi, termasuk pelatihan

kejuruan dan teknologi informasi dan edukasi, program teknis, permesinan dan ilmiah pada

negara maju maupun negara berkembang lainnya

4.c. Pada 2030, meningkatkan secara substansial

suplai guru berkualifikasi

, termasuk melalui

kerja sama internasional untuk pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara

tertinggal dan negara bagian berkembang berupa pulau kecil

Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong

kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang [10 target]

(59)

TARGET AKSES KESEHATAN REPRODUKSI

5.1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap wanita dan perempuan di mana pun

5.2. Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap seluruh wanita dan perempuan pada ruang publik

maupun pribadi, termasuk perdagangan manusia, seks dan jenis eksploitasi lainnya

5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan anak-anak, usia dini dan terpaksa,

serta

sunat perempuan

.

5.4. Mengakui dan memberi nilai pada pelayanan tak berbayar dan pekerja rumah tangga dengan penyediaan

kebijakan-kebijakan layanan umum, infrastruktur dan jaminan sosial, serta promosi pembagian tanggung

jawab dalam rumah tangga dan keluarga sesuai dengan kondisi nasional

5.5. Memastikan partsipasi penuh dan efektif serta peluang yang sama untuk kepemimpinan pada seluruh

tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat

5.6. Menjamin

akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak reproduksi

sebagaimana yang disetujui, sesuai

Programme of Action of the International Conference on Population

and Development

serta

Beijing Platform for Action

berikut dokumen hasil konferensi kajiannya

(60)

TARGET AKSES KESEHATAN REPRODUKSI

2

MEANS OF IMPLEMENTATION

/ PERANGKAT IMPLEMENTASI

5.a. Melakukan reformasi untuk memberikan kesetaraan

hak sumber daya

ekonomi kepada wanita

, sebagaimana pula akses kepada kepemilikan dan

kendali atas tanah dan properti lainnya, layanan keuangan, harta warisan,

dan sumber daya alam, sesuai hukum nasional

5.b. Meningkatkan

penggunaan teknologi

yang mendukung, khususnya

teknologi informasi dan komunikasi, untuk mendorong pemberdayaan

perempuan

5.c. Mengadopsi dan memperkuat

kebijakan yang logis serta legislasi yang

dapat ditegakkan

untuk mendorong kesetaraan gender dan

(61)

TARGET SANITASI DAN AIR BERSIH

6.1. Mencapai

akses air minum aman yang universal dan merata

6.2 Mencapai

akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata

bagi semua orang serta

mengakhiri

defekasi terbuka

, memberi

perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan wanita serta

orang-orang yang berada pada situasi rentan

6.3. Meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan penumpukan sampah, dan

meminimalisir pembuangan kimia dan materi berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah

yang tidak dimurnikan serta meningkatkan daur ulang dan penggunaan kembali yang aman secara

global

6.4. Meningkatkan efisiensi penggunaan air di seluruh sektor dan memastikan pengambilan dan suplai air

tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan dan secara substansial mengurangi jumlah

orang yang mengalami kelangkaan air

6.5. Mengimplementasikan pengelolaan sumber daya air terintegrasi di seluruh tingkatan, termasuk melalui

kerja sama transperbatasan, sebagaimana mestinya

6.6. Melindungi dan memulihkan ekosistem terkait air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai,

mata air dan danau

(62)

TARGET SANITASI DAN AIR BERSIH

2

MEANS OF IMPLEMENTATION

/ PERANGKAT IMPLEMENTASI

6.a. Memperluas

kerja sama internasional dan dukungan peningkatan

kapasitas

untuk negara-negara berkembang dalam aktivitas dan program

terkait air dan sanitasi, termasuk teknologi pemanenan air, pemurnian

dari garam, efisiensi air, penanganan limbah, serta daur ulang dan

penggunaan kembali

6.b. Mendukung dan memperkuat

partisipasi masyarakat lokal

dalam

perbaikan pengelolaan air dan sanitasi

(63)

7.1 Pada 2030, menjamin akses universal kepada layanan energi yang terjangkau, terpercaya, dan modern.

7.2 Pada 2030, meningkatkan secara substansial pembagian energi terbarukan dalam paduan energi global

(global energy mix).

7.3 Pada 2030, menduakalilipatkan angka perbaikan global untuk efisiensi energi.

MEANS OF IMPLEMENTATION:

7.a. Pada 2030, meningkatnya kerjasama international untuk memfasilitasi akses teknologi dan penelitian

energi bersih, termasuk energi terbarukan, efisiensi energi serta teknologi energi fosil yang lebih canggih

dan bersih, juga mempromosikan investasi infrastruktur energi dan teknologi energi bersih.

7.b. Pada 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi untuk pasokan energi modern dan

berkelanjutan bagi semua di negara-negara berkembang, khususnya negara tertinggal dan negara kecil

kepulauan, dan negara berkembang terkurung daratan (landlocked), sesuai dengan program pendukung

masing-masing.

63

Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern

bagi semua orang [5 target]

Referensi

Dokumen terkait

Kematian Ibu dan Anak, Kekurangan Gizi dan Pemberantasan Penyakit Menular 1.Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan 2.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Terutama

Delapan tujuan MDGs yang harus di laksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya yaitu; 1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, 2) mencapai pendidikan dasar

Pada sidang umum PBB (UNGA) ke-70, tanggal 25-27 September 2015 yang lalu, disepakati kerangka pembangunan global yang baru, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) dengan 17

1) SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya. MDGs sebelumnya dibuat oleh anggota negara OECD dan beberapa lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat secara

Lembaga keuangan mikro syariah kegiataannya memberikan pelayanan ke masyarakat bawah, yang tidak memiliki akses untuk lembaga yang lebih besar, tujuannya sama yaitu pencapaian

Cepatnya arus urbanisasi menjadi efek kejut bagi Jakarta dan mempengaruhi kehidupan masyarakat salah satu yang paling berpengaruh dibidang transportasi publik (Hidayati et al.,

Capaian di Desa Tanjungsari belum mencapai angka 100 di karenakan beberapa indikator yang belum tercapai, yang pertama yaitu indikator “Akses anak ke SD/MI berakreditasi minimal B

ANALISIS PENGARUH PERBANKAN SYARIAH DALAM MENDUKUNG AGENDA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS SDGS Zirma Akmalia1*, Rani Puspitaningrum 2 Universitas Malikussaleh, Indonesia1,2