• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) yang terdapat di wilayah Jakarta Barat. Independensi, Etika Profesi dan Gender serta satu variabel terikat (dependent

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) yang terdapat di wilayah Jakarta Barat. Independensi, Etika Profesi dan Gender serta satu variabel terikat (dependent"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

52

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai

Desember 2014. Tempat penelitian dilaksanakan pada Kantor Akuntan Publik

(KAP) yang terdapat di wilayah Jakarta Barat.

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara

tertentu berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada. Dalam penelitian ini

terdapat Empat variabel bebas (independent variable) yaitu Profesionalisme, Independensi, Etika Profesi dan Gender serta satu variabel terikat (dependent variable), yaitu Pertimbangan Tingkat Materialitas.

C. DEFINISI DAN OPERASIONALISASI VARIABEL

Sesuai dengan perumusan masalah yang di kaji dan tinjauan pustaka,

oprasionalisasi variabel akan diuraikan dalam operasionalisasi dan pengukuran

variabel yang menggambarkan pengaruh atau hubungan variabel independen dan

(2)

1. Variabel tidak terkait (Independent Variabele) a. Profesionalisme

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesionalisme jika

memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan suatu

tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku dibidang profesi yang

bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi

yang telah ditetapkan Herawaty dan Susanto (2008). Dalam pengukuran seorang

auditor yang profesional terdapat lima elemen professionalisme tersebut yang

telah dirumuskan kembali sebagai berikut (Hastuti dkk., 2003)

1) Profesionalisme pengabdian terhadap profesi

2) Profesionalisme hubungan dengan rekan seprofesi

3) Profesionalisme kewajiban social

4) Profesionalisme kemandirian

5) Profesionalisme keyakinan terhadap peraturan profesi.

Instrumen pengukur variabel ini dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan

lewat kuisioner yang digunakan Heri santoso (2012). Semua item pertanyaan

diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban 1 (sangat tidak setuju), 2

(tidak setuju), 3 (Netral), 4 ( setuju) dan 5 (sangat setuju).

b. Independensi

Agoes. S (2012:34) mengklasifikasikan aspek independensi seorang auditor

menjadi 3 aspek: (1) Independent In Appearance (Independensi dilihat dari Penampilannya di struktur organisasi perusahaan), yaiu akuntan publik adalah

(3)

independen karena merupakan pihak di luar perusahaan sedangkan internal

auditor tidak independen karena merupakan pegawai perusahaan. (2) Independent In Fact, yaitu Independensi dalam kenyataannya atau dalam menjalankan tugasnya dimana auditor memiliki kejujuran yang tinggi dan melaukan audit

secara obyektif. (3) Independent In Mind, yaitu Independensi dalam pemikiran auditor mendapatkan temuan audit yang memiliki indikasi pelanggaran atau

korupsi atau yang memerlukan audit adjustment yang material. Instrumen pengukur variabel ini dilakukan dengan memberikan 7 pertanyaan lewat kuisioner

yang digunakan Nugraha Agung Eka Putra (2010).Semua item pertanyaan diukur

dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak

setuju), 3 (Netral), 4 ( setuju) dan 5 (sangat setuju).

c. Etika Profesi

Agoes (2012) menunjukkan kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen

Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan standar

pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing. Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan IAPI dan dianggap menjadi kode etik

perilaku akuntan Indonesia adalah (1) tanggung jawab, (2) kepentingan

masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan independen, (5) kompetensi dan

ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku profesional. Semakin tinggi

akuntan publik menaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat

materialitas. Instrumen pengukur variabel ini dilakukan dengan memberikan 10

(4)

pertanyaan diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban 1 (sangat tidak

setuju), 2 (tidak setuju), 3 (Netral), 4 ( setuju) dan 5 (sangat setuju).

d. Gender

Auditor pria memiliki karakteristik kepribadian yang tidak memihak,

kurang dapat bekerjasama, tidak praktis, lebih percaya diri dan cenderung tidak

teliti dan sembarangan dalam melaksanakan tugas, sedangkan auditor wanita

memiliki karakteristik lebih realistis, teguh pendirian, dapat dipercaya, penuh

penelitian dan teliti, kurang percaya diri dan cenderung mematuhi peraturan.

Variable gender ini dikembangan oleh Falikhatun (2009) dalam (Angga

Agustianto 2013) dengan menggunakan skala dummy. Dimana 0 untuk Laki-laki dan 1 untuk Perempuan, pengukuran ini dikembangkan oleh Nesa (2010).

2. Variabel Terkait (Dependent Variabel) a. Materialitas

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah materialitas. Materialitas merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dilihat dari keadaan

yang melingkupinya yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atau

informasi tersebut. Instrumen pengukur variabel ini dilakukan dengan

memberikan 13 pertanyaan lewat kuisioner yang digunakan Angga Agustianto

(2013). Semua item pertanyaan diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan

jawaban 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (Netral), 4 ( setuju) dan 5

(5)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan beberapa variabel yang terdapat dalam penelitian ini, dapat peneliti simpulkan variabel – variabel tersebut ke dalam tabel operasionalisasi variabel

yang terdapat pada tabel 3.1.

No Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

1 Profesionalisme

Pengabdian pada profesi

-Riskan meninggalkan pekerjaan -Bekerja di atas normal

-Membaca publikasi secara rutin

Ordinal Kewajiban sosial -Menciptakan transparansi

-Dasar kepercayaan masyarakat Kemandirian -Pendapat atas laporan keuangan

-Hasil audit sesuai fakta -Tidak ada tekanan manajer Kepercayaan terhadap

profesi

-Audit oleh eksternal auditor -Menilai auditor lainnya -Penentuan ketepatan Hubungan dengan rekan seprofesi -Tukar pendapat -Mendukung organisasi -Partisipasi pertemuan 2 Independensi Hubungan dengan Klien

-bersifat Independen dalam melakukan audit terhadap klien

-tidak mendapat tekanan dari siapapun -mempunyai kejujuran yang tinggi

Ordinal Independensi

Pelaksanaan pekerjaan

-Bebas mengakses data -Bebas dari pengaruh klien Independensi dalam

pelaporan

-Bebas dari tekanan

-Bebas menggunakan judgment

4 Etika Profesi

Kesadaran etis -Bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas audit -Bebas dari pengaruh pihak lain

-Bersikap objektif

Ordinal Kepedulian pada etika

profesi

-bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

-menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya dengan seksama

-tidak boleh memihak kepada siapapun

-Laporan audit sesuai dengan aturan SAK yang telah ditentukan 5 Gender 0. Laki-laki 0. Perempuan Normal 6 Pertimbangan Tingkat Materialitas Meyakinkan terhadap bukti

-Mengumpulkan bukti yang memadai -Meyakinkan jumlah yang disajikan

Ordinal Rencana Audit -Menyusun rencana audit saya akan

mempertimbangkan resiko Mempertimbangkan

Resiko

-Materialitas merupakan konsep vital dalam pengauditan

(6)

-Kesulitan dalam penentuan pertimbangan tingkat materialitas

Sumber : Dikelola oleh penulis dari berbagai refrensi

D. PENGUKURAN VARIABEL

Semua variabel diatas diukur dengan menggunakan skala ordinal yaitu

skala yang digunakan untuk mengukur jawaban setiap responden terhadap obyek

penelitian dimana skala tersebut menggunakan skala penelitian dengan rentang

skor 1-5, responden diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada alternatif

jawaban untuk masing-masing pertanyaan, tingkat pemberian skor dilakukan

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2009:133)

E. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta Barat. Jumlah populasi

(7)

(sumber: www.iapi.co.id).

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan

bersifat kooperatif (Hamid, 2007 : 20). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari

elemen populasi yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti.

Berdasarkan metode diatas maka peneliti mengambil 10 Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Jakarta Barat yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi sampel disajikan pada tabel

(8)

Tabel 3.3 Data Sampel

No. Nama KAP Alamat KAP

1. KAP MICHELLE KRISTIAN Ruko city Square Blok F no. 11. Jl. Peta Selatan Raya, Kalideres. Jakarta Barat

2. KAP PURBA LAUDDIN & REKAN

KEP-680/KM.6/2012

Jl. Rudal Raya Blok M No.12 Lantai 2 & 3 Kav. Hankam, Joglo Jakarta Barat 11640, Telp : (021)-58905207

3. KAP RIZA, ADI, SYAHRIL & REKAN

Jl. Anggrek Garuda Raya No.9 Slipi Jakarta Barat 11480

4. KAP SOEJATNA, MULYANA & REKAN

Kompleks Rukan Taman Meruya Blok M No.78 Jakarta Barat 11620

5. KAP SUKRISNO SARWOKO DAN SANDJAJA

Ruko Central Green Ville No.2 RJl. Tanjung Duren Barat

Jakarta Barat 11510 6. KAP TJHIN TJIAP LUNG &

REKAN

Jl. Mandala Utara No.604 Tomang Jakarta Barat 11440

7. KAP DRS. SUTOPO INSJA

KEP-027/KM.6/2002

Komplek Daan Mogot Baru Blok LC 1 No.3 Jakarta Barat 11840, Telp : (021)-5445078

8. KAP IDRIS DAN SUDIHARTO

Total Building Lantai 8 suite 808. Jl. Letjen S. Parman Kav. 106A. Tomang, Jakarta Barat

9. MOCH. ZAENUDDIN, SUKMADI & REKAN.

KEP-762/KM.1/2010

Jl. Anggrek Garuda Raya Blok 1 no 3, Jakarta Barat 11480, Telp : (021)-53671705

10. HERMAN, DODY,

TANUMIHARJA & REKAN.

KEP-398/KM.6/2004

Wisma 63. Jl. Kepa Duri Raya, Tanjung Duren , Kedoya Jakarta Barat

(9)

Sumber : www.iapi.or.id

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mendapatkan kelengkapan data dari informasi - informasi yang

dibutuhkan guna menunjang jalannya penelitian ini, maka peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (library Research)

Metode penelitian kepustakaan merupakan data sekunder, karena di dapat

secara tidak langsung melalui media perantara. Metode penelitian kepustakaan

dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data yang berasal dari literatur -

literatur, buku – buku perpustakaan, kumpulan bahan – bahan perkuliahan, artikel

– artikel, serta kumpulan informasi yang didapat dari jaringan internet melalui

situs resmi, peraturan – peraturan pemerintah dan keterangan – keterangan lain

yang berhubungan dengan pembahasan penulisan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei langsung ke

lapangan dengan cara membagikan kuesioner. Survei yaitu teknik pengumpulan

data dengan cara menyebarkan instrumen yang berisi daftar pertanyaan kepada

responden. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga

responden tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai.

Lembaran kuisioner penelitian ini diberikan langsung kepada para Auditor yang

(10)

G. METODE ANALISIS DATA

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan

menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak Statistical Package for The Social Siences(SPSS)for windows 21, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang

terdiri dari :

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah penggambaran terhadap suatu data. (Ghozali,

2013 : 19), menurutnya statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan

distribusi). Deskripsi kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan statistik

deskriptif berupa tabel, grafik, mean, median, modus, varian, dan lain-lain sesuai

dengan relevansi fenomena yang akan di deskripsikan Utami (2014 : 28). Studi

deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, 2014).

2. Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner,

maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap

pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Untuk

(11)

validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Menurut (Ghozali, 2013 : 52), uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis linier berganda.

b. Uji Reliabilitas

Adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali, 2013 : 47).

Jadi uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel), bila memiliki cronbach alpha ≥ 0,6 (Sekaran, 2000 : 204) dalam trisnaningsih (2007).

3. Uji Model Regresi

a. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

(12)

bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Multikolonieritas, uji

Normalitas, uji Heteroskedastisitas, sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan

karena data penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak

berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu.

1) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi di

temukan adanya kolerasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang

baik seharusnya antara variabel independen tidak terjadi korelasi antara variabel

independen (Ghozali, 2013 : 105). Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu dengan melihat:

a) Nilai tolerancce dan lawanya. b) VIF (Varlance Inflation Factors)

Jika tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 maka menunjukan adanya multikolinieritas, dan sebaliknya (Imam

Ghozali, 2013 : 105-106).

2) Uji Normalitas

Uji Normallitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi variabel (pengganggu) dependen dan independen atau keduanya memiliki

distribusi normal (Ghozali, 2013 : 160). Model regresi yang baik adalah memiliki

data distribusi normal atau mendekati normal. Dan pada penelitian ini di lakukan

melalui analisis grafik dan uji statistik, dengan menggunakan uji statistik

(13)

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah nilai dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians residual suatu pengamatan ke pengamatan

lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan uji

Glejser yang dilakukan dengan meregresikan semua independen dari model

regresi dengan nilai mutlak residualnya. Jika variabel independen secara

signifikan mempengaruhi variabel dependen maka indikasi terdapat problem

heterokedastisitas. Ada 2 cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

heterodkedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara lain prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, (Ghozali, 2013 : 47).

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Linier

berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel

terhadap variabel lain. Variabel independen (bebas) yaitu Profesionalisme (X1),

Independensi (X2), Etika Profesi (X3), Gender (X4) terhadap variabel dependen

(terikat) Tingkat Materialitas (Y) . Model persamaannya dapat digambarkan

sebagai berikut : = + + + + + Keterangan : Y : Tingkat Materialitas a : Konstanta , , , : Koefisien regresi

(14)

X1 :Profesionalisme

X2 : Independensi

X3 :Etika Profesi

X4 : Gender

e : Error

Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan

uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini

meliputi :

1) Uji Koefisien Determinasi ( R2)

Pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen, (Ghozali, 2013 : 97). Koefisien

Determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui presentase perubahan variabel

tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Jika R² semakin

besar, maka presentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan

oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika R² semakin kecil, maka

presentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh

variabel bebas (X) semakin rendah. Hasil Koefisien Determinasi (R²) didapat

dengan melihat angka pada tampilan output SPSS pada kolom adjusted R Square.

Secara sistematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan jika nilai

R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k > 1 maka adjusted akan bernilai

(15)

2) Uji Parsial (uji T)

Uji statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Selain itu digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan derajat signifikansi

yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2013 : 98).

a. Jika t hitung> t tabel maka H0 ditolak.

b. Jika t hitung< t tabel maka H0 diterima.

Dapat dilihat juga melalui besarnya probabilitas value(p value) di bandingkan dengan 0.05. kriterianya:

a. Jika p value < 0.05 maka Ho ditolak. b. Jika p value > 0.05 maka Ho diterima.

3) Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan

secara bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel

dependen. Dengan derajat kepercayaan 0.05 (Ghozali, 2013 : 98).

a. Jika F hitung> Ftabel maka Ho di tolak.

b. Jika F hitung< Ftabel maka Ho di terima.

Dapat dilihat juga melalui besarnya probabilitas value(p value) di bandingkan dengan 0.05. kriterianya:

a. Jika p value < 0.05 maka Ho ditolak. b. Jika p value > 0.05 maka Ho diterima.

Gambar

Tabel 3.3  Data Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan, kelima variabel bebas (Kompetensi, Independensi, Etika Auditor, interaksi Kompetensi dengan Etika Auditor, dan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian pada beberapa peneliti untuk variabel penelitian yang sama, mendorong untuk

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai covergent validity dari measurement model variabel relativisme tertinggi adalah indikator RL1 (kebohongan itu dinilai

Peneliti membuat kuesioner berdasarkan indikator yang dipilih untuk masing-masing variabel penelitian yaitu variabel bebas X1 budaya organisasi dan X2 komitmen organisasi, dengan Z

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa variabel independen yaitu independensi, profesionalisme, rotasi KAP, dan anggaran waktu secara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel etika profesi, independensi, profesionalisme, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat peneliti simpulkan bahwa: Praktik Profesi Endorsment pada Pasar Panorama Kota Bengkulu masih terdapat Pelaku Endorse dan pemilik toko

Etika Profesi berpengaruh signifikan terhadap Profesionalisme, KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan dapat disimpulkan bahwa Etika Profesi