vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika audit sebagai variabel moderasi. Penelitian inii dilakukan di 2 (dua) KAP di Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode Analisis Deskriptif, dengan jumlah sampel 31 responden dari seluruh auditor. Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu satu minggu.
Model analisi data yang digunakan adalah Analisis Regresi Moderate Two Way Interactions, dengan pengujian kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis simultan (uji-F), uji hipotesis parsial (uji-t), dan koefisien determinasi (R2). Descriptive Statistic juga digunakan untuk membantu menganalisis data dengan mendeskripsikan data yang terkumpul.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan, kelima variabel bebas (Kompetensi, Independensi, Etika Auditor, interaksi Kompetensi dengan Etika Auditor, dan interaksi Independensi dengan Etika Auditor) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Audit sebesar 75,35% dan sisanya 24,65% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kelima variabel tersebut.
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the influence of competence and independence toward audit quality to the ethics audit as a moderating variable. This research was done at 2 KAP in Bandung. The research method used in this research is descriptive analysis method, with 31 sample of respondents from all auditors. The types of data used are primary and secondary data. Primary data were collected by sending questionnaires to the respondents and pick them after one week.
Analysis model that being used was regression analysis Moderate Two Way Interactions, was tested by using validity test and reliability test. Classical
assumptions used in this study were normality test, heteroscedasticity and
multicollinearity tests. Hypothesis test that being used in research were partial test (t-test), simultaneous test (f-(t-test), and coefficient determination (R2). Descriptive Statistics are also used to help analyzing data by describing the data collected.
The results of this research showed that simultaneously, the five independent variables (Competence, Independence, Auditor Ethics, Competence interaction with the Auditor Ethics, Independence and interaction with the Ethics Auditors) have a significant impact on audit quality by 75.35% and the remaining 24.65% influenced by other factors beyond the five variables.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10
ix Universitas Kristen Maranatha
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 10
2.1.2 Kualitas Audit ... 11
2.1.3 Etika Auditor ... 20
2.1.4 Kompetensi ... 21
2.1.4.1 Pengetahuan ... 25
2.1.4.2 Pengalaman ... 27
2.1.5 Independensi ... 29
2.1.5.1 Lama Hubungan dengan Klien (Audit Tenure) ... 32
2.1.5.2 Besarnya Fee Audit ... 33
2.1.5.3 Pemberian Fasilitas dari Klien ... 34
2.1.5.4 Telaah dari Rekan Auditor (Peer Review) ... 35
2.1.5.5 Penggunaan Jasa non Audit ... 36
2.2 Kerangka Pemikiran ... 37
2.4 Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III METODE PENELITIAN... 41
3.1 Objek Penelitian ... 41
3.2 Metode Penelitian ... 41
3.3 Operasionalisasi Variabel... 42
3.3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel Kompetensi (X1) ... 42
3.3.2 Definisi Operasionalisasi Variabel Independensi (X2)... 42
3.3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel Etika Auditor (Variabel Moderasi) ... 43
x Universitas Kristen Maranatha
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
3.4.1 Populasi ... 46
3.4.2 Sampel ... 47
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 47
3.5.1 Jenis Data ... 47
3.5.2 Sumber Data ... 48
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.6 Teknik Analisis Data ... 50
3.6.1 Uji Validitas ... 51
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 52
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 53
3.7 Pengujian Hipotesis ... 54
3.7.1 Penetapan Signifikansi ... 56
3.7.2 Penarikan Kesimpulan ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Analisis Deskriptif ... 57
4.1.2 Uji Validitas ... 64
4.1.3 Uji Reliabilitas ... 65
4.1.4 Uji Normalitas Data ... 66
4.1.5 Uji Multikolinieritas ... 67
xi Universitas Kristen Maranatha
4.1.7 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 72
4.1.8 Analisis Koefisien Determinasi ... 74
4.1.9 Pengujian Hipotesis Simultan ... 76
4.1.10 Pengujian Hipotesis Parsial ... 77
4.2 Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada beberapa KAP di Bandung) ... 82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 86
5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 91
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Operasionalisasi Variabel Kompetensi…….………..……...44
Tabel II Operasionalisasi Variabel Independensi…………..………..44
Tabel III Operasionalisasi Variabel Kualitas Audit………...45
Tabel IV Operasionalisasi Variabel Etika Auditor……….…...46
Tabel V Kriteria Variabel Kompetensi ……….………...59
Tabel VI Kriteria Variabel Independensi ………..………60
Tabel VII Kriteria Variabel Etika Auditor ………..……...61
Tabel VIII Kriteria Variabel Kualitas Audit ………..…………..63
Tabel IX Hasil Uji Validitas……….……….65
Tabel X Hasil Uji Reliabilitias……….……….65
Tabel XI Uji Normalitas data………..………...67
Tabel XII Uji Multikolinieritas………..……..…………....68
Tabel XIII Uji Heteroskedastisitas Variabel X1 ……..…..………...69
Tabel XIV Uji Heteroskedastisitas Variabel X2...…………....………...70
Tabel XV Uji Heteroskedastisitas Variabel X3...70
Tabel XVI Uji Heteroskedastisitas Variabel X1X2...71
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik I Frekuensi Kriteria Tanggapan Responden tentang Variabel
Kompetensi……….59
Grafik II Frekuensi Kriteria Tanggapan Responden tentang Variabel
Independensi ………..60
Grafik III Frekuensi Kriteria Tanggapan Responden tentang Variabel Etika
Auditor ………...62
Grafik IV Frekuensi Kriteria Tanggapan Responden tentang Variabel Kualitas
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran...39
Gambar 2 Daerah Penolakan Ho (Kompetensi)...67
Gambar 3 Daerah Penolakan Ho (Independensi)...79
Gambar 4 Daerah Penolakan Ho (Etika Auditor)...80
Gambar 5 Daerah Penolakan Ho (interaksi Kompetensi dengan Etika Auditor)...81
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner………...…92
Lampiran B Data View Kuesioner………98
B A B I P E N D A H U L U A N | 1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Profesi auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat yang telah
menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Dari profesi auditor, masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan
Puradiredja dalam Elfarini 2007: 1). Profesi auditor bertanggungjawab untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat
memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor
harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Standar umum merupakan gambaran kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk mempunyai keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit, sedangkan standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan
data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta
mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang
diauditnya secara keseluruhan.
B A B I P E N D A H U L U A N | 2
Universitas Kristen Maranatha
profesi yang mengatur tentang perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik
profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode
etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang
auditor dalam menjalankan profesinya.
Auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien
memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan
perusahaan klien yaitu ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab
dari manajemen (Agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang
dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik
dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal), tetapi
disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan
sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian
di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan
pemakai laporan keuangan.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan
akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun
pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan
publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan
publik.
Kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik tengah mendapat sorotan
dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang menimpa akuntan publik Justinus
B A B I P E N D A H U L U A N | 3
Universitas Kristen Maranatha
keuangan PT. Great River Internasional,Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya
temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi
penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar
rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan
tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Berdasarkan
investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang
memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. Oleh
karenanya Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah
membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun
karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan
Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit atas Laporan Keuangan
Konsolidasi PT. Great River tahun 2003.
Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan apakah
trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit
laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut
mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang terjadi adalah auditor
tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan maka yang menjadi inti
permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor tersebut. Namun jika yang
terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut, seperti
yang terungkap juga pada skandal yang menimpa Enron, Andersen, Xerox,
WorldCom, Tyco, Global Crossing, Adelphia dan Walt Disney (Sunarsip 2002 dalam Christiawan 2003:83) maka inti permasalahannya adalah independensi auditor
tersebut. Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat
B A B I P E N D A H U L U A N | 4
Universitas Kristen Maranatha
independensi auditor tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan
oleh akuntan publik.
De Angelo dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan kualitas audit
sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan
dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.
Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada
kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah
saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua
hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.
Berkenaan dengan hal tersebut, Trotter(1986) dalam Elfarini (2007: 5)
mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan
ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat
jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Trotter,
selanjutnya Bedard (1986) dalam Elfarini (2007: 5) mengartikan kompetensi sebagai
seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang
ditunjukkan dalam pengalaman audit.
Adapun Kusharyanti (2003:3) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas
pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus),
pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri
klien.
Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli
B A B I P E N D A H U L U A N | 5
Universitas Kristen Maranatha
pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit
(SPAP, 2001). Selain itu auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup
yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam
Kusharyanti (2003:26) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman
mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga
mampu memberikan penjelasan yang lebih masuk akal atas
kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan-kesalahan
berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari.
Kemudian Tubbs (1990) dalam Kusharyanti (2003:26) berhasil menunjukkan
bahwa semakin berpengalamannya seorang auditor, mereka semakin peka terhadap
kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait
dengan kesalahan yang ditemukan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dan dari penelitian yang terdahulu dapat
disimpulkan bahwa kompetensi auditor dapat dibentuk diantaranya melalui
pengetahuan dan pengalaman.
Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya
perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam
pengauditan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa -apa.
Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat
tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain,
keberadaan auditor ditentukan oleh independensinya (Supriyono, 1988 dalam
B A B I P E N D A H U L U A N | 6
Universitas Kristen Maranatha
Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor “. Standar ini mengharuskan
bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak
dibenarkan untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiba n untuk
bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun
juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan
keuangan auditan.
Hal inilah yang menarik perhatian bahwa profesi akuntan publik ibarat
pedang bermata dua. Disatu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas dan etika
profesi, namun disisi lain auditor juga harus menghadapi tekanan dari klien dalam
berbagai pengambilan keputusan. Jika auditor tidak dapat menolak tekanan dari klien
seperti tekanan personal, emosional atau keuangan maka independensi auditor telah
berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit. Salah satu faktor lain yang
mempengaruhi independensi tersebut adalah jangka waktu dimana auditor
memberikan jasa kepada klien.
Kompetensi dan independensi akan terkait dengan etika dalam penerapannya.
Auditor berkewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada
organisasi tempat mereka bekerja, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka
sendiri dimana akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk
menjaga integritas dan obyektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005). Penelitian
tentang etika yang telah dilakukan oleh Cushing (1999) dalam M. Nizarul et al
B A B I P E N D A H U L U A N | 7
Universitas Kristen Maranatha
dengan profesi akuntan. Kerangka kerja tersebut berdasarkan pada game theory
dengan melalui pembelian opini oleh klien audit. Payamta (2002) dalam M. Nizarul
et al, (2007:3) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC, maka syarat -syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar
yang mengatur tindakan/perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas profesi
onalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2) obyektifitas, (3) independen, (4)
kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan profesional, dan (7) perilaku
etika.
Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar
mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan
selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi
pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana
akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang
diberikannya.
Sehubungan dengan beberapa fenomena seperti dikemukan di atas, penelitian
ini diarahkan pada bagaimana kompetensi, independensi dan etika auditor
mempengaruhi kualitas audit. Peneliti bermaksud mengadakan studi penelitian secara
empiris dengan mengangkat judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi
terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi
B A B I P E N D A H U L U A N | 8
Universitas Kristen Maranatha
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka rumusan masalah
penlitian adalah sebagai berikut:
1) Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit
2) Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
3) Apakah kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
ketika dimoderasi oleh etika.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1) Maksud
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui pengaruh
kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit ketika dimoderasi oleh
etika.
2) Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit
b. Untuk menganalisis pengaruh independensi terhadap kualitas audit.
c. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi dan independensi berpengaruh
B A B I P E N D A H U L U A N | 9
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1) Tujuan akademis dari hasil penelitian ini mencoba memberikan bukti empiris
tentang pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit
dengan etika auditor sebagai variabel moderasi.
2) Tujuan praktis dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor
Akuntan Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya
dan sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan
kualitas auditnya.
3) Tujuan bagi peneliti lanjutan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti
sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan
B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 86
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada 31
responden, pembahasan dan analisa yang telah dikemukan pada bab-bab terdahulu
mengenai Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan
Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada beberapa KAP di
Bandung), maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel Kompetensi (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kualitas Audit (Y). Demikian halnya yang terjadi pada variabel interaksi Kompetensi dengan Etika Auditor (X1X3) dimana tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Kualitas Audit (Y).
2. Variabel Independensi (X2)tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kualitas Audit (Y). Demikian halnya yang terjadi pada variabel interaksi Independensi dengan Etika Auditor (X2X3) dimana tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Kualitas Audit (Y).
3. Secara simultan, kelima variabel bebas (Kompetensi, Independensi, Etika
Auditor, interaksi Kompetensi dengan Etika Auditor, dan interaksi Independensi dengan Etika Auditor) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Audit sebesar 75,35% dan sisanya 24,65% dipengaruhi oleh
B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 87
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran,
antara lain :
1. Untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan adanya peningkatan
kompetensi para auditor yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan
serta diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti
kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi.
2. Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya, karena
faktor independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang
mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar independen,
tidak mendapat tekanan dari klien, tidak memiliki perasaan sungkan
sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan
dapat menghasilkan audit yang berkualitas.
3. Responden pada penelitian selanjutnya hendaknya diperluas, tidak
hanya dari dari lingkup auditor pelaksana tetapi dapat pula dari
pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP).
4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan
D A F T A R P U S T A K A | 88
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Alim, M.Nizarul, Trisni Hapsari, dan Liliek Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar 26-28 Juli 2007
Arens, A.A, Elder, R.J., and Beasly. MS. 2006. Auditing and Assurance Service. New Jersey: Prentice Hall
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, Syaifuddin, 2007. Validitas dan Reliabilitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Journal Directory : Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra. Vol. 4 / No. 2.
Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality in The Public Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479.
Efferin, Sujoko. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang Ghozalie, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Undip.
Gujarati, Damodar N., 2008. Dasar-dasar Ekonometrika, alih bahasa Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga
Harhinto, Teguh . 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro.
H.M., Jogiyanto. (2007). Metode Penelitian Bisinis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. BPFE, Yogyakarta.
D A F T A R P U S T A K A | 89
Universitas Kristen Maranatha
IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Kaplan, Robert M & Dennis P. Saccuzzo, 1993. Psycological Testing Principles, Application, and Iissues, California: Brooks/Cole Publishing Company, Pasific Group
Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: Universitas Diponegoro.
Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan public
Kinner dan Taylor, 1995, Riset Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60
Maryani, T. dan U. Ludigdo. 2001. Survei Atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. TEMA. Volume II Nomor 1. Maret. p. 49-62.
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. Januari. p. 1-22.
Murtanto dan Gudono. (1999). Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian Audit: Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.2. No. 1. Januari. p. 37-52.
Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity). SNA VIII Solo. p. 617- 630
Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. 2003. Analisis faktor -faktor penentu kualitas audit . Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60
D A F T A R P U S T A K A | 90
Universitas Kristen Maranatha
Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Supranto, J., 2008. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1 Edisi Ketujuh, Jakarta: Erlangga.
Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) : Faktor -faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta. Salemba Empat
Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. 2002. Analisis Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). SNA 5 Semarang. p. 560-574.