• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIAGNOSTIC READING I. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIAGNOSTIC READING I. PENDAHULUAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DIAGNOSTIC READING

I. PENDAHULUAN

1.1.Refleksi pembelajaran

a. Integritas dan Wawasan Kebangsaan

b. Isu-isu Strategis

(3)

NANA RUKMANA D.W.

3

REFLEKSI

INTEGRITAS DAN WAWASAN

KEBANGSAAN

(4)

REFLEKSI...

(5)

Perbedaan antara negara

berkembang (miskin) dan

negara maju (kaya) tidak

tergantung pada umur

negara itu

(6)

6

Salah satu contoh :

Negara India dan

Mesir yang umurnya

lebih dari 2000 tahun,

tetapi KEMISKINAN

MASIH BANYAK DI

NEGERI ITU

(7)

7

Di sisi lain – Singapura,

Kanada, Australia & New

Zealand– negara yang umurnya

kurang dari 150 tahun dalam

membangun, saat ini mereka

adalah bagian dari negara maju

di dunia, dan penduduknya

(8)

8

Ketersediaan sumber daya alam

dari suatu negara juga tidak

menjamin negara itu menjadi

kaya atau miskin

(9)

9

Jepang mempunyai

wilayah yang sangat

terbatas.

Daratannya, 80%

berupa pegunungan

dan tidak cukup

untuk meningkatkan

pertanian &

peternakan

(10)

Tetapi, saat ini Jepang menjadi

raksasa ekonomi nomor dua di

dunia.

Jepang laksana suatu negara

“industri terapung” yang besar

sekali, mengimpor bahan baku

dari semua negara di dunia dan

mengekspor barang jadinya

(11)

11

Swiss tidak mempunyai

perkebunan coklat tetapi

sebagai negara pembuat

coklat terbaik di dunia.

Negara Swiss sangat kecil,

hanya 11% daratannya yang

bisa ditanami.

(12)

Swiss juga mengolah susu

dengan kualitas terbaik. (Nestle

adalah salah satu perusahaan

makanan terbesar di dunia).

Swiss juga tidak mempunyai

cukup reputasi dalam

keamanan, dan ketertiban,

tetapi saat ini bank-bank di

Swiss menjadi bank yang

sangat disukai di dunia.

(13)

13

Para eksekutif dari negara maju

yang berkomunikasi dengan

temannya dari negara

terbelakang akan sependapat

bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan dalam hal kecerdasan

(14)

14

Ras atau warna kulit

juga bukan faktor

penting.

Para imigran yang

dinyatakan pemalas di

negara asalnya ternyata

menjadi sumber daya

yang sangat produktif di

negara-negara

(15)

15

Lalu……. apa

perbedaannya?

(16)

16

Perbedaannya adalah

pada sikap/perilaku

masyarakatnya, yang

telah dibentuk

sepanjang tahun

melalui kebudayaan

dan pendidikan.

(17)

17

Berdasarkan analisis atas perilaku

masyarakat di negara maju, ternyata

bahwa mayoritas penduduknya

sehari-harinya mengikuti/mematuhi

prinsip-prinsip dasar kehidupan

sebagai berikut

.

(18)

18

1. Etika dan Integritas sebagai prinsip dasar dalam

kehidupan sehari-hari

2. Kejujuran

3. Bertanggung jawab

4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat

5. Hormat pada hak orang/warga lain

6. Cinta pada pekerjaan

7. Berusaha keras untuk menabung & investasi

8. Mau bekerja keras

9. Tepat waktu

(19)

19

Di negara

terbelakang/miskin/

berkembang, hanya

sebagian kecil

masyarakatnya

mematuhi prinsip

dasar kehidupan

tersebut

minoritas

mayoritas

tidak patuh

(20)

20

Kita bukan miskin (terbelakang) karena

kurang sumber daya alam, atau karena

(21)

21

Kita terbelakang/lemah/miskin karena

perilaku kita yang kurang/tidak baik.

Kita kekurangan kemauan untuk

mematuhi dan mengajarkan prinsip

dasar kehidupan

yang akan

memungkinkan masyarakat kita

pantas membangun masyarakat,

(22)

REFLEKSI...

BAGAIMANA MENGATASINYA???

(23)

BERBAGAI ISUE STRATEGIS

YANG MASIH ADA DI NEGERI INI

1. Pembangunan di kawasan perbatasan

2. Pemimpin yang berintegritas

3. Peningkatan sinergi K/L

4. Maraknya Korupsi

5. Ketahanan Ekonomi menuju peningkatan

daya saing yg berkeadilan sosial

6. Kepastian Hukum

(24)

ISUE STRATEGIS

7. Profesionalisme SDM

8. Kemandirian Bangsa

9. Penatan Organisasi

10. Pelayanan Prima Untuk

Kesejahteraan Masyarakat

11. Penanganan Konflik yg berkeadilan

12. Penanganan TKI yg berkeadilan

13. Peningkatkan Kamtibmas

(25)

Penyebab munculnya isue-isue strategis

tersebut karena LEADERSHIP KITA

LEMAH, karena sebagian besar

pemimpin dipilih melalui proses

transaksi dan penyuapan

Kini perlu tampil pemimpin yang tegas

dan kuat (Strong Leader, Great Leader)

untuk MEMIMPIN PERUBAHAN

(26)

Jika Anda mencintai negara kita, mari

kita melakukan perubahan

Jika kita ingin BERUBAH MENJADI

LEBIH BAIK Kita bisa mulai dari yang

kecil, mulai saat ini juga,

dan ……. PERUBAHAN DIMULAI

DARI DIRI KITA SENDIRI dengan

INTEGRITAS DAN WAWASAN

KEBANGSAAN

(27)
(28)

1.2. TUJUAN PEMBELAJARAN

Agar supaya Peserta mempunyai Kompetensi

Kepemimpinan visioner dan kemampuan berkolaborasi

dengan stakehorder strategis untuk menangani isu

nasional strategis (lintas sektoral), dan memimpin

peningkatan kinerja instansinya (Instansional) melalui

penetapan visi atau arah kebijakan yang tepat. Oleh

karean itu :

Peserta dibekali dengan kemampuan mendiagnosa

organisasi sehingga mampu mengidentifikasi area dari

arah kebijakan organisasi yang perlu direformasi atau

melakukan REFORM di-tingkat Instansional dan

Peserta juga diarahkan untuk berkolaborasi menemukan

isu strategis nasional yang perlu mendapatkan

penanganan atau merancang REFORM di-tingkat

nasional (lintas sektoral)

(29)

1.3. PERMASALAHAN

a. Banyak dari kita mengalami berada dalam suatu

“organisasi yang sakit” yang sering membuat

diri kita frustrasi

b. Sayangnya kebanyakan dari kita tidak terlatih

dalam mendiagnosis apa yang salah dalam

organisasi, namun kita merasakan adanya

ketidakberesan

c. Untuk mendiagnosis apa yang terjadi dalam

organisasi, kita perlu menemukan gejalanya,

mencari sebab-musababnya, dan

merekomendasikan cara mengatasinya

d. Harus ada niat dan kesungguhan bersama

antara pimpinan dan staf untuk melakukan

perubahan yang lebih baik

(30)

1.4. ASESMEN

a. Melakukan asesmen terhadap luas-nya masalah

dan mengidentifikasi penyebabnya

b. Asesmen bisa dilakukan melalui survei, interview,

dan/atau

focus groups

guna menentukan luas

serta kedalaman gejala yang muncul

c. Bisa muncul 3 kategori:

(1). Gejala hanya menyangkut 1-2 kelompok

biasanya hal ini berkisar pada tujuan, peran,

dan hubungan dalam tim

(2). Gejala menyangkut antar kelompok dan

dalam kelompok : masalah tanggung jawab,

alokasi sumber daya, perebutan

kekuasaan dan anggaran

(3). Gejala muncul hampir di seluruh organisasi :

sistem, visi, misi, dan tujuan organisasi

(31)

1.5. TREATMENT

a. Masalah dalam kelompok : klarifikasi peran,

penetapan tujuan, dan pemecahan masalah

bersama, dll.

a. Masalah antar kelompok : Direktorat yang

berselisih mendiskusikan masalahnya dan

menyepakati penyelesaiannya, mendobrak garis

batas antar Direktorat, atau merjer

b. Masalah organisasi : mengubah sistem/struktur

organisasi/rencana stratejik dan melibatkan

anggota dalam melakukan perubahan

c. Masalah Nasional : mengubah sistem

pemerintahan atau kebijakan nasional yang

terkait dengan permasalahan dengan melibatkan

stakeholder

(32)

II.

PENYAJIAN

2.1.

PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL

A. KONSEP DAN DEFINISI DIAGNOSTIC READING

1. Penjelasan umum Diagnostic Reading

2. Pembahasan Konsep dan Definisi Diagnostic

Reading dalam kelompok

(1). Hasil diskusi kelompok dituliskan di flip chart

dan dibandingkan dengan kelompok lain

(2). Dimatching dan dijelaskan konsep Diagnostic

yang baku sehingga jelas apa yang dimaksud

Diagnostic Reading

(33)

A. KONSEP DAN DEFINISI

DIAGNOSTIC READING

(34)

A.1. PENJELASAN UMUM

DIAGNOSTIC READING

DIAGNO

DIAGNOSTIC READING...

Organizational diagnosis, involves “diagnosing,”

or assessing, an organization’s current level of

functioning in order TO DESIGN APPROPRIATE

CHANGE INTERVENTIONS.

(35)

The concept of diagnosis in organization

development is USED IN A MANNER SIMILAR

TO THE MEDICAL MODEL Likewise, the

organizational diagnostician uses specialized

procedures to collect vital information about

the organization, to analyze this information,

and

to design appropriate organizational

interventions

(Tichy, Hornstein,

& Nisberg, 1977).

(36)

DIAGNOSTIC READING

YANG EFEKTIF

ORGANIZATION’S

CURRENT LEVEL OF

FUNCTONING

DESIGN APPROPRIATE

CHANGE INTERVENTION

VITAL INFORMATION = SURVEI, SENSUS. DATA SEKUNDER,

DATA & INFORMASI DARI BERBAGAI SUMBER ATAU

(37)

A.2. PEMBAHASAN KONSEP DAN DEFINISI

DIAGNOSTIC READING DALAM KELOMPOK

APA ITU DIAGNOSTIC READING……?

a. Setiap Kelompok membuat Konsep dan

Definisi Apa yang dimaksud dengan

DIAGNOSTIC READING…….?

(1). Konsep dan Definisi dari kelompok

ditulis di flip chart dan dibandingkan

dengan kelompok lain.

(38)

(2). Matching dengan konsep definisi yang

baku : Organizational diagnosis, involves

“diagnosing,” or assessing, an organization’s

current level of functioning in order

to

design appropriate change interventions

.

b. Sasaran dan tujuan Diagnostic Reading

adalah untuk mendapatkan Isu strategis

Instansi dan National

(39)

B. TEORI DIAGNOSTIC READING

INSTANSIONAL

(40)

TEORI DIAGNOSTIC READING

INSTANSIONAL

1. Scoping identifikasi masalah di tingkat Instansional

2. Menjadi Pendiagnosa yang akurat

3. Visioning dan Adaptive versus Technical

4. Kondisi permasalahan di Organisasi

5. Area proyek perubahan Instansional

6. Model Diagnosa Organisasi

7. The Power of Tacit Knowledge

8. Mengidentifikasi Kondisi yang diharapkan dengan

Kondisi sekarang

9. Prinsip dasar dalam Diagnosa

10. Penetapan sasaran Reform

(41)

1. NORTH STAR

Scoping identifikasi masalah di tingkat

instansional dan merumuskan

intervensi perubahan untuk

peningkatan kinerja instansi/

(42)

2. MENJADI PENDIAGNOSA YANG

AKURAT...

ORGANISASI YANG SEHAT…..?

Seperti apa ciri-ciri-nya

(43)

3. VISIONING DAN

ADAPTIVE VS TECHNICAL

(44)

4. KONDISI PERMASALAHAN

DI-ORGANISASI

LINGKUNGAN

Inputs

Transformation

Outputs

Process

(45)

5. AREA PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL

a. BIDANG ORGANISASI : Perombakan Struktur

Organisasi, Rightsizing,Downsizing, Budaya Kerja.

b. BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA: Carrier Path,

Remunerasi, Rewards and Punishment,

Placement dan lain sebagainya.

c. BIDANG TATAKERJA & TATA LAKSANA: Tata

Persuratan, Pengadaaan Barang dan Jasa,

monitoring, kearsipan, pelaporan, penganggaran

dan lain sebagainya.

d. BIDANG PROGRAM: Peningkatan Efisiensi dan

efektifitas Program dan Kegiatan

(46)

6. MODEL DIAGNOSA ORGANISASI

1. Force Field Analysis (1951)

2. Leavitt’s Model (1965)

3. Likert System Analysis (1967)

4. Open Systems Theory (1966)

5. Weisbord’s Six-Box Model (1976)

6. Congruence Model for Organization Analysis (1977)

7. McKinsey 7S Framework (1981-82)

8. Tichy’s Technical Political Cultural (TPC) Framework (1983)

9. High-Performance Programming (1984)

10. Diagnosing Individual and Group Behavior (1987)

11. Burke-Litwin Model of Organizational Performance

dan Change (1992)

(47)
(48)

THE POWER OF TACIT KNOWLEDGE

No Pakar Pendapat 1

Nonaka dan Takeuchi (1995)

Japanese companies, however, has ve a very different understanding of knowledge. They recognize that knowledge expressed in words or numbers represent only the tip of the iceberg.

2

Georg Von Krogh, et. Al (2000)

The role knowledge plays is different fo survival and advancement strategies, and by making this distinction managers can begin to grasp the reasons that tacit knowledge has so much potential…for knowledge creation.

3 Pamela J. Hinds dan Jeffrey Pfeffer

We believe that expertise is largely embedded in the context in which it is being used. 4 Barbara Jones and Bob

Millier

…Tacit knowledge, is an important contribution to an evolutionary, bottom-up understanding of all human knowledge and action.

5 Joan E. Pynes Practical intelligence and tacit knowledge play a role in job success 6

Robert M. Grant Level 3 of knowledge creation and utilization is most difficult but also most important. This level provides sustainable competitive advantage because tacit knowledge and processes are authentic, hidden in context, distributed and therefore difficult to imitate

7

Kimiz Dalkir The 80/20 rule appears to apply here; that is, roughly 80 % of our knowledgeis in tacit as individual, groups, and as organization

8

Norm Archer While knowledge can exist in both tacit and explicit forms, the embodied expertise that exists in tacit form may be the most valuable, especially if it is difficult for competitors to replicate

9

Steve Fuller Consequently, tacit knowledge is valued more highly than explicit knowledge –the something “extra” that explains the difference between innovative and routinized economic systems once the usual factor of production have been taken into account

10

Nermien Al-Ali (2004) Only 10 to 30 percent of an organization’s codified (explicit) knowledge ini databases and manuals is the knowledge needed for them to operate the enterprise. The rest are tacit knowledge resource. This means that employees’ brainspower, tacit knowledge, or human capital is the most important resource in the organization’s value creation process.

(49)

KONDISI YANG DIHARAPKAN

KONDISI SEKARANG

1. BUAT RANCANGAN :

KONDISI YANG DIHARAPKAN

(Kuantitatif)

2. SETELAH MELIHAT FILM PENDEK

BUAT RANCANGAN :

KONDISI SEKARANG

(Kuantitatif)

8. MENGIDENTIFIKASI KONDISI YANG DIHARAPKAN

DENGAN KONDISI SEKARANG

(50)

Kondisi yang

diharapkan (VISI)

Kondisi saat ini

9. PRINSIP DASAR DALAM DIAGNOSA

Sebagian dari

Keseluruhan

Reform

Dignostic Reading

Diklatpim Tk. I

(51)

10. PENETAPAN SASARAN REFORM

1. Mulailah dari kondisi yang

diharapkan

2. Tentukan sasaran reform

3

. Pertajam fokus sasaran

4.

Tentukan sasaran atau

Penetapan Sasaran Reform

1

. Mendorong pegawai agar

berorientasi hasil

2. Biaya kesehatan terjangkau dgn

kualitas pelayanan yang prima

3. Rumah Sakit, Biaya

pelayanan, Waktu pelayanan

CONTOH : REFORM BIDANG

KESEHATAN

4.a. Menurunkan biaya pelayanan

rumah sakit dari Rp….. Menjadi

Rp. Dalam waktu ….. hari.

b. Mengurangi waktu yang

dibutuhkan dalam melayani

pendaftaran pasien dari 30 menit

menjadi 20 menit dalam waktu

(52)

C. APLIKASI

DIAGNOSTIC READING INSTANSIONAL

MENJADI PENDIAGNOSA YANG AKURAT……

o

. ORGANISASI YANG “SEHAT” :

seperti apa ciri-cirinya ?

(1). Setiap Kelompok membahas ciri-ciri

ORGANISASI YANG SEHAT menurut KONDISI

YANG DIHARAPKAN (Menggunakan

(53)

(2). Hasil diskusi dituliskan dalam flip chart dan

membandingkan dengan kelompok lain

(3). Menonton film pendek (TKI, Kemiskinan,

dan Blusukan Jokowi)

(4). Hasil menonton Film Pendek didiskusikan

dikelompok dan diuraikan kedalam KONDISI

SEKARANG (Menggunakan Data Statistik)

(54)

(5). Bandingkan KONDISI SEKARANG dengan

KONDISI YANG DIHARAPKAN, tetapi harus

berkorelasi dan GAP yang terjadi dilakukan

REFORM secara bertahap melalui Treatment :

Appropriate Organizational Interventions

(6). Dalam melakukan Reform perlu berfikir

secara Vision da tindakan Adaptive, jika

tidak bisa dilakukan sendiri, kecuali

(55)

(7). Lakukan REFORM melalui PRINSIP DASAR

DALAM DIAGNOSA, secara bertahap mulai

dari KONDISI SEKARANG (Existing

Condition) menjadi KONDISI YANG

DIHARAPKAN, tetapi harus Apple to Apple

(8). Lakukan Penetapan Sasaran Reform :

a). Mulailah dari KONDISI YANG DIHARAPKAN

b). Tentukan SASARAN REFORM

c). Pertajam FOKUS SASARAN

d). Tentukan SASARAN atau PENETAPAN

SASARAN REFORM

(56)
(57)

2.2.

ISU STRATEGIS NASIONAL

A. KONSEP DAN DEFINISI

DIAGNOSTIC READING

1. Penjelasan umum Diagnostic Reading

2. Pembahasan Konsep & definisi Diagnostic

Reading dalam kelompok

(1). Hasil diskusi kelompok dituliskan di flip chart

dan dibandingkan dengan kelompok lain

(2). Dimatching dan dijelaskan konsep Diagnostic

yang baku sehingga jelas apa yang dimaksud

Diagnostic Reading

(58)

B. TEORI DIAGNOSTIC READING NASIONAL

1. Scoping identifikasi masalah di tingkat Nasional

2. Menjadi Pendiagnosa yang akurat

3. Visioning dan Adaptive versus Technical

4. Kondisi permasalahan di tingkat Nasional

5. Area proyek perubahan di tingkat Nasional

6. Model Diagnosa di tingkat Nasional

7. The Power of Tacit Knowledge

8. Mengidentifikasi Kondisi yang diharapkan dengan

Kondisi sekarang

9. Prinsip dasar dalam Diagnosa

10. Penetapan sasaran Reform

(59)

1. NORTH STAR

Scoping identifikasi masalah di tingkat

nasional (isu strategis nasional) dan

merumuskan intervensi perubahan

untuk peningkatan kinerja negara.

(60)

2. MENJADI PENDIAGNOSA YANG

AKURAT...

PENANGANAN KONFLIK SOSIAL YANG

BERKEADILAN…Seperti apa ciri-ciri-nya ?

(61)

3. VISIONING DAN

ADAPTIVE VS TECHNICAL

(62)

4. KONDISI PERMASALAHAN

DI-TINGKAT NASIONAL

LINGKUNGAN

Inputs

Transformation

Outputs

Process

(63)

5. AREA PROYEK PERUBAHAN

DI - TINGKAT NASIONAL

a. BIDANG EKONOMI : Masalah Nilai

Tukar, Perdagangan,Ketahanan

Pangan, Industri dll.

b. BIDANG SOSIAL BUDAYA: Masalah Hak

Paten, Pariwisata, Basos, dll.

c. BIDANG POLITIK KEAMANAN :

Keamanan Perbatasan, Terorisme,dll.

(64)

6. MODEL DIAGNOSA NASIONAL

1. Force Field Analysis (1951)

2. Leavitt’s Model (1965)

3. Likert System Analysis (1967)

4. Open Systems Theory (1966)

5. Weisbord’s Six-Box Model (1976)

6. Congruence Model for Organization Analysis (1977)

7. McKinsey 7S Framework (1981-82)

8. Tichy’s Technical Political Cultural (TPC) Framework (1983)

9. High-Performance Programming (1984)

10. Diagnosing Individual and Group Behavior (1987)

11. Burke-Litwin Model of Organizational Performance

dan Change (1992)

(65)
(66)

THE POWER OF TACIT KNOWLEDGE

No Pakar Pendapat 1

Nonaka dan Takeuchi (1995)

Japanese companies, however, has ve a very different understanding of knowledge. They recognize that knowledge expressed in words or numbers represent only the tip of the iceberg.

2

Georg Von Krogh, et. Al (2000)

The role knowledge plays is different fo survival and advancement strategies, and by making this distinction managers can begin to grasp the reasons that tacit knowledge has so much potential…for knowledge creation.

3 Pamela J. Hinds dan Jeffrey Pfeffer

We believe that expertise is largely embedded in the context in which it is being used. 4 Barbara Jones and Bob

Millier

…Tacit knowledge, is an important contribution to an evolutionary, bottom-up understanding of all human knowledge and action.

5 Joan E. Pynes Practical intelligence and tacit knowledge play a role in job success 6

Robert M. Grant Level 3 of knowledge creation and utilization is most difficult but also most important. This level provides sustainable competitive advantage because tacit knowledge and processes are authentic, hidden in context, distributed and therefore difficult to imitate

7

Kimiz Dalkir The 80/20 rule appears to apply here; that is, roughly 80 % of our knowledgeis in tacit as individual, groups, and as organization

8

Norm Archer While knowledge can exist in both tacit and explicit forms, the embodied expertise that exists in tacit form may be the most valuable, especially if it is difficult for competitors to replicate

9

Steve Fuller Consequently, tacit knowledge is valued more highly than explicit knowledge –the something “extra” that explains the difference between innovative and routinized economic systems once the usual factor of production have been taken into account

10

Nermien Al-Ali (2004) Only 10 to 30 percent of an organization’s codified (explicit) knowledge ini databases and manuals is the knowledge needed for them to operate the enterprise. The rest are tacit knowledge resource. This means that employees’ brainspower, tacit knowledge, or human capital is the most important resource in the organization’s value creation process.

(67)

KONDISI YANG DIHARAPKAN

KONDISI SEKARANG

1. BUAT RANCANGAN :

KONDISI YANG DIHARAPKAN

(Kuantitatif)

2. SETELAH MELIHAT FILM PENDEK

BUAT RANCANGAN :

KONDISI SEKARANG

(Kuantitatif)

8. MENGIDENTIFIKASI KONDISI YANG DIHARAPKAN

DENGAN KONDISI SEKARANG

(68)

Kondisi yang

diharapkan (VISI)

Kondisi saat ini

9. PRINSIP DASAR DALAM DIAGNOSA

Sebagian dari

Keseluruhan

Reform

Dignostic Reading

Diklatpim Tk. I

(69)

10. PENETAPAN SASARAN REFORM

1. Mulailah dari kondisi yang

diharapkan

2. Tentukan sasaran reform

3

. Pertajam fokus sasaran

4.

Tentukan sasaran atau

Penetapan Sasaran Reform

1

. Mendorong pegawai agar

berorientasi hasil

2. Biaya kesehatan terjangkau dgn

kualitas pelayanan yang prima

3. Rumah Sakit, Biaya

pelayanan, Waktu pelayanan

CONTOH : REFORM BIDANG

KESEHATAN

4.a. Menurunkan biaya pelayanan

rumah sakit dari Rp….. Menjadi

Rp. Dalam waktu ….. hari.

b. Mengurangi waktu yang

dibutuhkan dalam melayani

pendaftaran pasien dari 30 menit

menjadi 20 menit dalam waktu

(70)

C. APLIKASI DIAGNOSTIC READING NASIONAL

MENJADI PENDIAGNOSA YANG AKURAT…

o. PENANGANAN KONFLIK SOSIAL YANG

BERKEADILAN : seperti apa ciri-cirinya ?

(1). Setiap Kelompok membahas ciri-ciri

PENANGANAN KONFLIK SOSIAL YANG BERKEADILAN

menurut KONDISI YANG DIHARAPKAN

(2). Hasil diskusi dituliskan dalam flip chart dan

membandingkan dengan Kelompok lain.

(3). Peserta diminta Menonton film pendek tentang

Konfik Sosial dan Masalah Perbatasan

(4). Hasil menonton Film Pendek didiskusikan dikelompok

dan diuraikan kedalam KONDISI SEKARANG

(71)

(5). Bandingkan KONDISISEKARANG dengan KONDISI YANG

DIHARAPKAN, tetapi harus berkorelasi dan GAP yang

terjadi dilakukan Reform secara bertahap melalui

Treatment : Appropriate Organizational Interventions

(6). Dalam melakukan Reform perlu berfikir secara Vision dan

tindakan Adaptive, jika tidak bisa dilakukan sendiri,

kecuali dapat dilakukan sendiri (Technical)

(7). Lakukan Reform melalui PRINSIP DASAR DALAM

DIAGNOSA, secara bertahap mulai dari KONDISI

SEKARANG (Existing Condition) menjadi KONDISI YANG

DIHARAPKAN, tetapi harus Apple to Apple

(8). Lakukan Penetapan Sasaran Reform dengan Cara :

a). Mulailah dari KONDISI YANG DIHARAPKAN

b). Tentukan SASARAN REFORM

c). Pertajam FOKUS SASARAN

(72)

III. PENUTUP

3.1. Pembelajaran ini akan ditindaklanjuti didalam

merancang Proyek Perubahan Instansional

dan Policy Brief

3.2. Evaluasi akan dilakukan terutama dalam

mengidentifikasi permasalahan dan rencana

reform yang akan dilakukan

(73)

Referensi

Dokumen terkait

Aliran fluida yang melalui system instalasi perpipaan banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan major dan rugi tekanan minor ( kerugian akibat fluida melewati

Proses perancangan sistem terdapat banyak perubahan dalam rancangan sistem penjualan, dimana semua job yang dilakukan oleh bagian operasional dalam bisnis

Menurut Chandra dan Prasad (2013), tahap persiapan dalam merancang produk menggunakan metode QFD terdiri dari perencanaan produk yang dikenal denganHouse of Quality (HOQ)

Tujuan utama pembuatan silage adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau daun singkong agar bisa di disimpan dalam kurun

Metode anecdotal record dalam penelitian ini akan menggunakan bentuk deskripsi umum dimana menjelaskan perilaku subjek beserta situasi yang terjadi dalam bentuk pernyataan

Dalam penulisan skripsi ini penulis juga menggunakan analisa regresi linear sederhana, dimana analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari

Pada kenyataanya dalam proses pembelajaran permainan di sekolah masih dalam bentuk permainan yang sesuai dengan peraturan yang baku, baik dalam hal peralatan,

Memperhatikan Edaran Rektor nomor 5.3.24/UN32/TU/2021 tentang Penjaringan Peserta Vaksinasi COVID-19 bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan Universitas Negeri Malang dan hasil