• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI PADA PEMBELAJARAN IPA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI PADA PEMBELAJARAN IPA 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENDAHULUAN

Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama untuk memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran yang akhirnya membentuk prilaku atau kepribadian anak (Thuifuri, 2008:36). Chauman menyatakan mengajar adalah dengan stimulus, pengarahan dan dorongan siswa agar terjadi proses belajar (Ali, 2008:13)

MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN

KEGIATAN EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI PADA

PEMBELAJARAN IPA

1

Herwandi

Pengawas Inspeksi Pendidikan Kec Tanjung Kab Tabalong E-mail: riezka_akmal@yahoo.co.id

Abstract: This study aims to improve teacher performance in conducting exploration, elaboration, and confirmation in science classroom. The School Action Research conducted in fourth and fifith grade of SDN Sidorejo Tanjung consists of 2 (two) cycles. Research subjects are two science teachers in fourth and fifth grade. The findings revealed that through establishing action in 2 cycles, fourth grade science teachers ability to conduct exploration improves from 8,0 to 12,0; elaboration improves from 9,0 to 13,0, and confirmation improves from 8,0 to 12,5. For fifth grade science teacher, teachers ability to conduct exploration improves from 6,5 to 12,0; elaboration improves from 6,0 to 12,0; and confirmation improves from 7,3 to 12,0. In general, teachers’ ability to conduct exploration, elaboration, and confirmation increase from 52,25% in cycle 1 (good category) to 78% in cycle 2 (excellent).

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dalam keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada pembelajaran IPA. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di kelas IV dan kelas V SDN Sidorejo Kecamatan Tanjung dengan 2 siklus tindakan. Subjek penelitian berjumlah 2 (dua) orang yakni guru IPA kelas IV dan guru IPA kelas V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru IPA kelas IV dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi, dari skor 8,0 pada siklus I menjadi 12,0 pada siklus 2, Kegiatan elaborasi dari 9,0 pada siklus I menjadi 13,0 pada siklus II, dan pada kegiatan konfirmasi dari 8,0 pada siklus I menjadi 12,5 pada siklus II. Untuk rata-rata guru IPA kelas V pada kegiatan eksplorasi dengan skor 6,0 pada siklus I meningkat menjadi 12,0 pada siklus II, kegiatan elaborasi dengan skor 6,0 pada siklus I meningkat menjadi 12,0 pada siklus II, dan pada kegiatan konfirmasi dari 7,3 pada siklus I meningkat menjadi 12,0 pada siklus II. Skor perolehan meningkat dari 52,25% dengan kategori baik pada siklus I menjadi 78% pada siklus II atau dengan kategori sangat baik.

Kata kunci : Kinerja guru, kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, Pembelajaran IPA.

Pengajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik, melalui penyusunan perangkat pembelajaran di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Saat ini guru dianjurkan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang menerapkan fase-fase eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Fase-fase ini berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun

(2)

2007 tentang Standar Proses Pembelajaran. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru, perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Heimo, 2000).

Peta Konsep yang dikembangkan oleh Laurillard (2002) menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang (1) interaktif; (2) adaptif;, interaktif dan reflektif; (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan; (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memeperoleh pengalaman yang bermakna.

Pendekatan eksploratif berkembang sebagai pendekatan pembelajaran dalam bidang lingkungan atau sains. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya.

Pelaksanaan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya siswa menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis

untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Ciri-ciri pembelajaran berbasis eksplorasi : (1) Melibatkan peserta didik mencari informasi (topik tertentu); (2) Menggunakan beragam pendekatan ,media dan sumber belajar; (3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik (Reigeluth, 1999).

Adapun kegiatan elaborasi didasari argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi (Reigeluth, 1999). Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan elaborasi konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi. Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana dan pekerjaan yang mudah. Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Ciri-ciri pembelajaran berbasis Elaborasi : (1) Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu; (3) Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru melalui pemberian tugas; (4) Memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisa, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; (5) kooperatif; (6) berkompetisi secara sehat; (7) Membuat laporan.

Konfirmasi berkaitan dengan pandangan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan bersifat relatif. Sesuatu yang saat ini dianggap benar bisa berubah jika kemudian ditemukan fakta baru yang bertentangan dengan konsep tersebut. Sikap berpikir kritis dan terbuka seperti itu telah membangun sikap berpikir yang apriori, yaitu tidak meyakini sepenuhnya yang benar saat ini mutlak benar atau yang salah mutlak salah. Dengan sikap berpikir seperti itu siswa dapat mengembangkan, mengembangkan ulang, dan menggugurkan pengetahuannya jika telah menemukan kebenaran yang lain. Untuk meningkatkan keyakinan akan kebenaran maka siswa dapat difasilitasi dalam mengembangkan model struktur seperti pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi atau klarifikasi.

Dalam prakteknya guru meningkatkan kemampuan ini melalui pengembangan materi. Sikap keraguan itu perlu dijawab dengan mengkonfirmasikan terhadap unsur-unsur yang

(3)

dapat meningkatkan kejelasan atas kebenaran suatu informasi. Siswa melakukan uji kesahihan apakah informasi yang dijadikan landasan kesimpulan itu benar-benar kuat. Penguatan itu sendiri diperoleh melalui kegiatan eksplorasi melalui perluasan pengalaman, elaborasi melalui sharing dan observation, proses dan generalisasi dan akhirnya siswa menerapkan pembelajaran yang berstandar dengan merujuk pada paradigma kognitifisme. Ciri-ciri pembelajaran berbasis konfirmasi : (1) Guru memberi umpan balik positip terhadap hasi belajar anak didik; (2) Guru memberi konfirmasi hasil eksplorasi peserta didik; (3) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi pengalaman belajarnya.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti (sebagai pengawas) pada saat melaksanaan supervisi kelas terhadap guru yang mengajarkan mata pelajaran IPA di kelas IV dan V di SDN Sidorejo diketahui bahwa selama ini guru belum banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari telaah KTSP yang dibuat guru. Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar masih mendominasi seluruh kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak diberi kesempatan berfikir dan bekerjasama sehingga perlu dilakukan perbaikan khususnya dalam kegiatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi pada pembelajaran IPA kelas IV dan Kelas V SDN Sidorejo Kecamatan Tanjung. Pembelajaran IPA belum sebaik seperti apa yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran, salah satu penyebab adalah karena faktor guru. Keberhasilan pembelajaran di kelas bukan hanya menjadi tanggung jawab guru semata, akan tetapi peranan pengawas juga menjadi salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kemampuan guru.

Penyebab terjadinya masalah tersebut antara lain karena Kepala sekolah sangat jarang melakukan supervisi kelas dan kurangnya bimbingan kepala sekolah dalam pembuatan RPP serta pelaksanaan KKG yang belum terprogram secara baik. Padahal menurut Burton (Purwanto, 2009) supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan, dan tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, dalam arti membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk didalamnya peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan

penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.

Tindakan yang dapat diambil pengawas dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan melatih keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dan penerapan metode dan model pembelajaran yang variatif. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas dan hasil belajar siswa.

Melihat kondisi di atas, perlu diupayakan adanya peningkatan kemampuan guru, baik dalam merencanakan maupun dalam pelaksanaan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan pembinaan oleh pengawas sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Sebagai supervisor, pengawas harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolah binaannya. Supervisi menurut Boardman dalam Herlianita (2010), merupakan usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada pembelajaran IPA SDN Sidorejo Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan Sekolah (PTS). Subyek penelitian ini berjumlah 2 (dua) orang yaitu guru IPA kelas IV dan guru IPA kelas V di SDN Sidorejo Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Materi yang disampaikan pada Siklus I yaitu mengamati dan memberikan masukan tentang pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I di kelas IV dengan materi energi panas dan energi bunyi dan Kelas V dengan Materi struktur bumi dan menggambar lapisan struktur bumi. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, memperbaiki dan meningkatkan proses supervisi yang dilakukan pada siklus I dengan cara mengamati dan memberikan masukan tentang pelaksanaan proses

(4)

20

belajar mengajar pada siklus II di kelas IV dengan materi energi panas dan energi bunyi dan Kelas V dengan Materi struktur bumi dan menggambar lapisan struktur bumi.

Instrumen penelitian meliputi (1) Instrumen data kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran bidang kegiatan eksplorasi (Kegiatan Pendahuluan) (2) Instrumen data kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran bidang kegiatan elaborasi (Kegiatan Inti) (3) Instrumen data kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran bidang kegiatan konfirmasi (Kegiatan Penutup) (4) Jurnal Aktivitas pembelajaran guru.

Hasil penelitian dianalisis untuk secara kualitatif, untuk mengetahui apakah kegiatan supervisi yang dilakukan dapat meningkatkan

kinerja guru berdasarkan data yang diperoleh pada tahap tindakan.

Tindakan dikatakan berhasil jika 75% kinerja guru pada tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi mencapai kriteria Baik dan Sangat Baik. (Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, 2004)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil supervisi kelas yang dilakukan peneliti terhadap kinerja guru IPA kelas IV dan V dalam pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada permendiknas No. 41 Tahun 2007 pada siklus I dan II, disajikan pada tabel 1 dan gambar 1.

1 Melibatkan peserta didik mencari

informasi yang luas dan dan dalam tentang materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan sumber lainnya

2 2 2 2 3 3 3 3

2 Menggunakan beragam pendekatan

pembelajaran dan media pembelajaran 2 2 1 1 3 3 3 3 3 Memfasilitasi terjadinya interaksi antar

peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya

2 2 1 2 3 3 3 3

4 Melibatkan peserta didik secara aktif

dalam setiap kegiatan pembelajaran 2 2 2 2 3 3 3 3

Jumlah 8,00 8,00 6,00 7,00 12 12 12 12

Rata-Rata 8.00 6,50 12.00 12,00

Kegiatan elaborasi

1 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun tertulis.

3 3 2 2 3 4 3 3

2 Memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif dan elaboratif 2 2 1,5 1,5 3 3 3 3 3 Memfasilitasi peserta didik membuat

laporan ekplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, baik secara individual maupun kelompok

2 2 1 1 3 3 3 3

4 Memfasilitasi peserta didik untuk

menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok 2 2 1,5 1,5 3 4 3 3 Jumlah 9,00 9,00 6,00 6,00 12,0 0 14. 00 12 12 Rata-Rata 9,00 6,00 13.00 12,00 Lanjutan..

No Aspek yang diamati

Rata-Rata Skor Kinerja Guru Siklus I

Rata-Rata Skor Kinerja Guru Siklus II Guru Kelas IV Guru kelas V Guru Kelas IV Guru kelas V P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 Bidang Kegiatan Eksplorasi

(5)

Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 kinerja guru dalam pembelajaran IPA di kelas 4 pada siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan guru pada tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sebagian masih berada pada kriteria cukup

baik. Adapun untuk kinerja guru IPA kelas V siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan guru pada tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi semua masih berada pada kriteria cukup baik. Dari masing-masing bidang kegiatan bahkan

Kegiatan Konfirmasi

Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

2 2 2 2,5 3 3 3 3

Memberikan informasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.

2 2 2 2 3 3 3 3

Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

2 2 1 1 3 4 3 3

Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

2 2 2 2 3 3 3 3 Jumlah 8,00 8,00 7,00 7,50 12,0 0 13, 00 12 12 Rata-Rata 8,00 7,25 12,50 12,00 Keterangan : P1 = pengamat 1,P2= Pengamat 2 Kreteria Skor Kinerja Guru (1) Kurang Baik

(2) Cukup Baik (3) Baik (4) Sangat Baik

Kreteria Skor Total Kinerja Guru 0 – 4 = Kurang Baik

5 – 8 = Cukup Baik 9 – 12 = Baik 13 – 16 = Sangat baik

Gambar 1 : Hasil Kinerja Guru Siklus I dan II

terdapat beberapa item yang memiliki kriteria kurang baik.

Berdasarkan hasil observasi terhadap kinerja guru kelas V pada mata pelajaran IPA disimpulkan bahwa penyebab belum optimalnya proses pembelajaran di atas karena selama ini guru kurang melibatkan siswa dalam proses menemukan suatu konsep dalam pembelajaran. Kendala tersebut disebabkan oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran masih belum sesuai dengan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang disyaratkan

(6)

dalam permendiknas N0. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, diskusi kelompok masih belum maksimal, diskusi kelas hanya didominasi oleh siswa yang pandai dan hanya satu orang siswa saja yang berani menyampaikan pendapat dalam membuat kesimpulan. Disamping itu juga terdapat beberapa siswa yang belum terbiasa bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah, sebagai akibat pembelajaran yang masih terpusat pada guru.

Pada siklus II, kegiatan guru pada tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sebagian sudah berada pada kriteria baik dan sangat baik Serta sudah tidak terdapat lagi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang berada pada kriteria kurang baik dan cukup baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap kinerja guru IPA kelas IV dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi dari skor 8,00 pada siklus I menjadi 12,00 pada siklus 2, Kegiatan elaborasi dari skor 9,00 pada siklus I menjadi 13,00 pada siklus II, dan pada kegiatan konfirmasi dari skor 8,00 pada siklus I menjadi 12,50 pada siklus II. Untuk rata-rata guru IPA kelas V pada kegiatan eksplorasi meningkat dari skor 6,50 pada siklus I menjadi 12,00 pada siklus II, kegiatan elaborasi dari skor 6,00 pada siklus I meningkat menjadi 12,00 pada siklus II, dan pada kegiatan konfirmasi dari skor 7,25 pada siklus I meningkat menjadi 12,00 pada siklus II. Berdasarkan data diatas secara umum telah terjadi peningkatan kinerja guru IPA kelas IV dalam keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam proses pembelajaran dengan skor perolehan sebesar 52,25% dengan kategori baik

pada siklus I meningkat menjadi 78% pada siklus II atau dengan kategori sangat baik.

Sedangkan untuk guru IPA kelas V secara umum juga telah terjadi peningkatan kinerja guru dalam keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam proses pembelajaran dengan skor perolehan sebesar 41,14% dengan kategori cukup baik pada siklus I meningkat pada siklus II menjadi 75% dengan kategori baik.

Perbandingan hasil observasi terhadap kinerja guru IPA kelas IV dan V dalam keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3, sedangkan gambaran perbandingan rata-rata kinerja guru IPA kelas IV dan V pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 2.

Berdasarkan tabel 2 dan gambar 2, tampak bahwa kinerja guru dalam keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

Meningkatnya kinerja guru dalam keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi ini merupakan efek dari supervisi yang telah dilakukan yakni suatu usaha menstimulus, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun kelompok agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

SIKLUS

Rata-Rata Kinerja Guru Kelas IPA

Kelas IV Rata-Rata Kinerja Guru IPA kelas V Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi

Siklus I 8,00 9,00 8,00 6,50 6,00 7,25

Siklus II 12,00 13,00 12,50 12,00 12,00 12,00

(7)

0 2 4 6 8 10 12 14 Siklus I Siklus II Sk o r To ta l r at a-ra ta

Perbandingan Kinerja Guru IPA Kelas IV dan V

Rata-rata eksplorasi Kelas IV Rata-rata Elaborasi Kelas IV Rata-rata Konfirmasi Kelas IV

Rata-rata Eksplorasi Kelas V Rata-rata Elaborasi Kelas V Rata-rata Konfirmasi Kelas V

Gambar 2 Perbandingan Kinerja Guru IPA Kelas IV dan V Siklus I dan II Hasil kinerja guru IPA kelas IV dan guru IPA

kelas V yang semakin meningkat ini disebabkan bahwa guru benar-benar telah menguasai dan menerapkan setiap tahapan dalam pembelajaran. Kegiatan guru dan murid serta saling bekerjasama, menyampaikan pendapat dan diskusi dalam kelompok diterapkan dengan baik.

Peningkatan kemampuan guru IPA kelas IV dan guru IPA kelas V dalam melaksanakan keterampilan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010), bahwa supervise dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan elaborasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV dan guru kelas V dari siklus 1 ke siklus 2 khususnya dalam melaksanakan kegiatan elaborasi. Sementara Herlianita (2010) melaporkan bahwa terjadi peningkatkan kinerja guru kelas IV, kelas V dan kelas VI dalam melaksanakan kegiatan membuka pelajaran pada pelajaran IPA melalui setelah dilakukan supervise oleh kepala sekolah sebagai supervisor.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah terhadap kinerja guru IPA kelas IV dan guru IPA kelas V SDN Sidorejo Kecamatan Tanjung dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi melalui peran pengawas sebagai supervisor dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dalam kemampuan melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi dari siklus I ke siklus II, untuk guru kelas IV yakni dengan rata-rata skor kegiatan eksplorasi 8,00 menjadi 12,00, kegiatan elaborasi dari skor 9,00 menjadi 13,00 dan untuk kegiatan konfirmasi dari skor 8,00 menjadi 12,50 sedangkan untuk guru IPA kelas V dengan rata-rata untuk kegiatan eksplorasi dari skor 6,50 menjadi 12,00, kegiatan elaborasi dari skor 6,00 menjadi 12,00 dan untuk kegiatan konfirmasi dari skor 7,25 menjadi 12,00. Skor perolehan meningkat dari 52,25% dengan kategori baik pada siklus I menjadi 78% pada siklus II atau dengan kategori sangat baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan (1) guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus mengacu pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses (2) Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan eskplorasi (kegiatan awal), kegiatan elaborasi (kegiatan inti) dan kegiatan konfirmasi (kegiatan penutup) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (3) Kepala sekolah diharapkan secara berkala dan terprogram melakukan supervisi kelas dalam rangka melakukan pembinaan terhadap guru sebagai upaya meningkatkan kinerja guru

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini terlaksana dengan didanai oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) yang telah mendanai penelitian ini sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Argensindo.

Depdiknas, 2007. Permendiknas RI No. 41 tentang Standar Proses, Jakarta: Balai Pustaka

Laurillard, 2002. Eksplorasi, elaborasi, konfirmasi http:/ /rif67.blogspot.com/2011/08/eksplorasi-elaborasi-konfirmasi.html, di akses tanggal 12 Maret 2012.

Rahayu, 2010. Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Kemasya-rakatan. Banjarbaru, PC. PGRI Landasan Ulin.

Reigeluth, 1999. Eksplorasi, elaborasi, konfirmasi http:/ /rif67.blogspot.com/2011/08/eksplorasi-elaborasi-konfirmasi.html, di akses tanggal 12 Maret 2012.

Herlianita, 2010. Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Kemasya-rakatan. Banjarbaru, PC. PGRI Landasan Ulin.

Heimo, 2000. Pembelajaran dengan eksplorasi http:// r a m l a n n a r i e . b l o g s p o t . c o m / 2 0 1 1 / 0 7 / pembelajaran-dengan- eksplorasi.html, di akses tanggal 14 Januari 2012.

Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator, Semarang: Rasil Group

Purwanto, M. N.2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
Gambar 1 : Hasil Kinerja Guru Siklus I dan II
Tabel 2 Perbandingan Kinerja Guru Kelas IV dan V pada siklus I dan siklus II
Gambar 2 Perbandingan Kinerja Guru IPA Kelas IV dan V  Siklus I dan II Hasil kinerja guru IPA kelas IV dan guru IPA

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu produk perencanaan yang diamanatkan UU No 27 Tahun 2007 antara lain adalah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K), yang

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengkaji tingkat ketelitian citra ALOS AVNIR-2 untuk memperoleh parameter lahan yang digunakan untuk pemetaan lahan kritis,

Terdapat dua istilah : PGPR interseluler (iPGPR) jika bakteri terletak di dalam sel tanaman, menghasilkan bintil dan terletak dalam struktur khusus, dan PGPR

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Desember 2013 antara lain: cabe merah, bawang merah, ikan cakalang, rokok kretek filter, sabun

Penggunaan e-Filing ditunjukkan dengan koefisien regresi variabel yang menunjukkan angka positif (0,340) dan mempunyai signifikansi 0,000 (di bawah 0,05), (3)

kerap muncul dalam penelusuran dokumen melalui OPAC, hasil penelusuran informasi OPAC tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan, temuan yang ditampilkan

Hal ini dikarenakan remaja mempunyai pengetahuan yang kurang tentang perilaku seks pranikah sehingga akan mempengerahui sikap remaja, apabila remaja menpunyai

Banyak masalah yang timbul akibat perilaku adiksi pada mahasiswa seperti mengalami penurunan prestasi, antisocial, membolos, bahkan banyak menghabiskan uang demi kepuasannya