• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II: STUDI

2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Berdasarkan uraian yang terdapat pada kerangka acuan kerja (KAK) yang telah diberikan dalam perencanaan dan perancangan Stasiun Terpadu Manggarai, Jakarta Selatan. Ide Stasiun terpadu sendiri berawal dari permasalahan di kota seperti kemacetan yang di sebabkan oleh angkutan umum dan kendaraan pribadi, serta pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah DKI Jakarta merancang tata ruang kota baru dengan konsep TOD. Transit Oriented Development (TOD) adalah kawasan terpadu dari berbagai kegiatan fungsional kota dengan fungsi penghubung lokal dan antar lokal.

Dengan konsep TOD, penduduk sekitar hingga penduduk kota di beri kemudahan yang dapat memudahkan akses oleh adanya transportasi (transit service area) dan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada penggunaan kendaraan pribadi. Transportasi yang dimaksud meliputi kereta api, angkutan kota, bus dalam kota, bus antar kota, busway, MRT (Mass Rapid Transit), dan LRT (Light Rail Transit). Selain sarana transportasi, kawasan terpadu juga dapat digunakan fasilitas fungsional lainnya seperti fasilitas komersil (mall/UKM Center/MICE), fasilitas hunian (apartemen/rusunawa/hotel), dan fasilitas pemerintah (kantor dinas/kantor polisi), dan fasilitas umum (RTH/area bermain/area olahraga).

(2)

Pembangunan stasiun ini harus memenuhi kreteria karena stasiun terpadu Manggarai termasuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta 2030.

1. Bangunan stasiun dianjurkan memiliki karakteristik Indonesia (sesuai budaya daerah tersebut).

2. Dapat merepresentasikan bangunan yang elegan, modern, inovatif, progresif, ringan sekaligus kontemporer dalam semangat kesejamanan yang tidak mudah usang dimakan zaman.

3. Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis, maka bangunan harus mempertimbangkan aspek greenship seperti:

• Tepat guna lahan (Appropriate Site Development/ASD).

• Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER).

• Konservasi Air (Water Conservation/WAC).

• Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC).

• Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC).

• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management).

Gambar 2.1. Arahan Rancangan Dalam KAK Sumber: KAK

(3)

2.2. Transportasi

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Selain itu transportasi juga memiliki peranan penting yaitu (Nasution, 1996):

a. Mengarahkan pembangunan

b. Prasarana bagi pergerakan manusia

c. Teknologi transportasi dapat mengubah arus pembawaan

2.2. Transit Oriented Devlopment

Menurut Peter Calthrope dalam Transit-Oriented Development Design Guidelines tahun 1993 pengertian dari Transit-Oriented Development (TOD) adalah sebuah komunitas bangunan mix-used yang mendorong masyarakat untuk tinggal dan beraktifitas di area kawasan yang memiliki fasilitas transportasi umum dan menurunkan kebiasaan masyarakat mengendarai mobil pribadi.

Dua type Transit Oriented Development menurut Calthorpe (1993), yaitu :

• Urban TOD, merupakan urban transit dengan mixed-use suatu kawasan yang meliputi segala aktifitas urban seprti hunian, kantor, perdagangan, dan sebagainya yang dikemas dalam suatu kawasan dengan pusat pengembangan 24 merupakan fasilitas transit Public, untuk meningkatkan efesiensi akses pencapaian masyarakat urban.

• Neighborhood TOD, merupakan pengembangan sepanjang alur antar transit station maupun alur pencapaian menuju transit station dengan memanfaatkan waktu pencapaian masyarakat menuju transit station sebagai kawasan strategis.

(4)

Prinsip-prinsip yang telah dijabarkan sebelumnya akan berimplikasi pada desain stuktur TOD. Secara lebih detail, Struktur TOD dan daerah disekitarnya terbagi menjadi area-area sebagai berikut :

1. Fungsi publik (public uses). Area fungsi publik dibutuhkan untuk memberipelayanan bagi lingkungan kerja dan permukiman di dalam TOD dan kawasan disekitarnya. Lokasinya berada pada jarak yang terdekat dengan titik transit pada jangkauan 5 menit berjalan kaki.

2. Pusat area komersial (core commercial area). Adanya pusat area komersial sangat penting dalam TOD, area ini berada pada lokasi yang berada pada jangkauan 5 menit berjalan kaki. Ukuran dan lokasi sesuai dengan kondisi pasar, keterdekatan dengan titik transit dan pentahapan pengembangan Fasilitas yang ada umumnya berupa retail, perkantoran, supermarket, restoran, servis, dan hiburan.

Gambar 2.2 : Fungsi Publik

Sumber: The Next American Metropolis, 1993; Building Type Basics for Transit Facilities, 200

Gambar 2.3 : Pusat Area Komersial

Sumber: The Next American Metropolis, 1993; Building Type Basics for Transit Facilities, 2004

(5)

3. Area permukiman (residential area). Area permukiman termasuk permukiman yang berada pada jarak perjalanan pejalan kaki dari area pusat komersial dan titik transit. Kepadatan area permukiman harus sejalan dengan variasi tipe permukiman, termasuk single-family housing, townhouse, condominium, dan apartement.

4. Area sekunder (secondary area). Setiap TOD memiliki area sekunder yang berdekatan dengannya, termasuk area diseberang kawasan yang dipisahkan oleh jalan arteri. Area ini berjarak lebih dari 1 mil dari pusat area komersial. Jaringan area sekunder harus menyediakan beberapa jalan/akses langsung dan jalur sepeda menuju titik transit dan area komersial dengan seminimal mungkin terbelah oleh jalan arteri. Area ini memiliki densitas yang lebih rendah dengan fungsi single-family housing, sekolah umum, taman komunitas yang besar, fungsi pembangkit perkantoran dengan intensitas rendah, dan area parkir.

Gambar 2.4 : Area Permukiman

Sumber: The Next American Metropolis, 1993; Building Type Basics for Transit Facilities, 2004

Gambar 2.5 : Area Sekunder

Sumber: The Next American Metropolis, 1993; Building Type Basics for Transit Facilities, 2004

(6)

5. Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi-fungsi yang secara ekstensif bergantung pada kendaraan bermotor, truk, atau intensitas perkantoran yang sangat rendah yang berada di luar kawasan TOD dan area sekunder.

2.2.1 Hotel

Definisi Hotel, Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini : a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)

b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : 1) Jasa penginapan

2) Pelayanan makanan dan minuman 3) Pelayanan barang bawaan

4) Pencucian pakaian

5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. (Endar Sri,1996:8)

c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27).

Klasifikasi Hotel

Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel

(7)

tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata.

Area hotel dibagi menjadi dua bagian utama, antara lain:

1. Front of the House (Bagian Depan Hotel), area ini termasuk pada area public dan privat, yakni:

• Public Space Area

Area dimana hotel menunjukkan tema dari hotel. Area ini menjadi pusat kegiatan utama dari hotel.

• Lobby

Tempat pusat informasi dan menerima pengunjung dan menyelesaikan administrasi antara karyawan dan pengujung hotel.

o Entrance Hall

Ruang penerima tamu hotel yang menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam hotel.

o Front desk/ Reception desk

Ruang-ruang yang berfungsi sebagai tempat mengelola administrasi pengujung hotel

o Guest elevator

Alat transportasi vertikal dimana pengujung dapat mencapai guest room dan ruang lainnya dari area lobby.

o Sirkulasi

Sarana penghubung antar ruang pada hotel o Retail Area

Area tempat yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari pengunjung

o Area tempat makan

Area yang menyediakan tempat makan dan minum untuk pengunjung. Tempat tersebut dapat berupa restoran, coffee shop, lounge, atau bar

o Ruang Serbaguna

Ruang yang dapat digunakan untuk pameran, seminar, dan pertemuan

• Area Rekreasi

Area rekreasi dapat berupa retail area, amphitheatre, sarana olah

(8)

raga, dan taman • Guest Room

Area privat yang hanya dapat diakses oleh pengunjung hotel.

2. Back of the House (Bagian Belakang Hotel). Area ini adalah area servis pada hotel, terbagi atas:

• Daerah dapur dan gudang

Area gudang untuk penyimpanan makanan dan minuman hotel. Gudang pada hotel terdiri dari gudang kering dan gudang basah. • Daerah bongkar muat, sampah dari gudang

Area tempat turun naiknya barang dari kendaraan bongkar muat • Daerah pegawai/staff hotel

Area karyawan hotel yang berisi loker dan gudang untuk keperluan karyawan

• Daerah pencucian dan pemeliharaan

Daerah pencucian berupa daerah untuk mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press untuk melayani tamu. Pada area

pemeliharaan terdapat ruang khusus departemen pemeliharaan, gudang, tempat menjahit, dan linen

• Daerah Mekanikal dan Elektrikal

Ruang dengan peralatan heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa untuk sistem mekanikal hotel.

Area ruang publik dan area servis harus saling berhubungan dengan batasan-batasan yang jelas sehingga aktifitas antara dua area tersebut tidak saling mengganggu. Maka penzoningan merupakan bagian penting untuk memisahkan area publik dan area servis.

2.3. Stasiun

Dicakup dari wikipedia, stasiun kereta api adalah menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta api. Untuk daerah/kota yang baru dibangun mungkin stasiun portable dapat dipergunakan sebagai halte kereta. Berdasarkan fungsinya stasiun dapat dibedakan atas:

(9)

a. Stasiun Penumpang, yaitu untuk naik dan turunnya penumpang, memuat dan menurunkan barang yang dibawa penumpang.

b. Stasiun barang, berfungsi untuk membongkar muat barang-barang muatan c. Stasiun langsiran, berfungsi untuk menyusun rangkaian kereta api

Beberapa fungsi stasiun menurut Edward K 1985. Morlok yaitu:

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan bermotor serta membongkar/menurunkannya

2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat

3. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan tugas selanjutnya

4. Akses lokal dan hubungan rel , termasuk moda-moda untuk antarkota. (Morlok, E.K, (1985) dalam Situmeang .P (2008)

Menurut ukurannya, stasiun dapat dibedakan atas: a. Stasiun Kecil

Kereta api cepat antar kota tidak berhenti di stasiun kecil. Stasiun seperti ini terutama untuk pelayanan penumpang lokal. Meskipun demikian, ada pula stasiun kecil yang dapat menerima dan mengirim barang. Stasiun terkecil pada kategori stasiun kecil ini sering disebut dengan perhentian. Perhentian hanya untuk melayani naik dan turun penumpang saja tanpa pelayanan barang-barang kirimandan tanpa ada kesempatan kereta api bersilangan atau bersusulan. Untuk memberikan fasilitas kereta api dapat bersusulan atau berpapasan, pada stasiun kecil terdapat dua atau tiga track jalan rel.

b. Stasiun Sedang

Umunya terdapat dikota kecil. Apabila dipandang perlu kereta api antar kota tertentu untuk berenti , maka terdapat fasilitas pelayanan untuk penumpang

Gambar 2.6 :Stasiu Kecil Sumber : Imam Subarkah (1981)

(10)

jarak jauh. Di stasiun sedangterdapat jalan rel yang jumlahnya relatif lebih banyak dibandingkan dengan stasiun kecil.

c. Stasiun Besar

Stasiun besar biasanya terdapat di kota besar, semua kereta api berhenti di stasiun ini. Stasiun besar ini melayani banyak sekali kereta api yang datang dan berangkat, sehingga diperlukan pula banyak jalan rel.

Menurut letaknya terdapat 4 jenis stasiun, yaitu:

a. Stasiun Akhir, Merupakan tempat mulai dan berakhirnya jalan rel b. Stasiun Antara, terletak pada jalan rel yang menerus

c. Stasiun pertemuan (junction), merupakan kombinasi dari stasiun akhir dan stasiun antara. Dapat juga dikatakan bahwa stasiun pertemuan ialah stasiun yang menghubungkan tiga jurusan

d. Stasiun persilangan, terletak di persilangan dua jalan rel.

Menurut UU no 23 thn 2007 tentang perkereta apian, stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang sekurangkurangnya dilengkapi dengan fasilitan keselamatan, keamanan, kenyamanan, naik turun penumpang, penyandang cacat, kesehatan dan fasilitas umum. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam perancangan stasiun antara lain:

Gambar 2.8 : Stasiun Besar Sumber : Imam Subarkah (1981)

Gambar 2.7 : Stasiun Sedang Sumber : Imam Subarkah (1981)

(11)

• Lokasi

Lokasi dari sebuah stasiun diusahakan sedekat mungkin dengan pusat2 perkantoran, perbelanjaan, halte bus, atau kawasan public lainnya.

• Keamanan Dan Kenyamanan Penumpang.

Adanyaa pemisah yang jelas antara penumpang dengan kereta agar penumpang tidak sembarangan menyebrang rel terutama ketika kereta hendak masuk stasiun. Stasiun dilengkapi dengan sistem informasi berupa gambar, tulisan, sistem radio, dan lain-lain yang dapat membantu dan mudah dimengerti bagi para penumpang dan pengunjung. Untuk keamanan dan kenyamanan penumpang, tinggi peron disejajarkan dengan tinggi lantai kereta sehingga terdapat aksesibilitas yang mudah bagi para difabel.

Entrance And Exit.

Dirancang untuk menampung jumlah penumpabnng yg melewatinya baik dalam keadaan normal maupun keadaan darurat.

• Sirkulasi.

Sirkulasi antar penumpang dan barang antaran harus dipisahkan supaya tidak menimbulkan kepadatan. Sirkualsi antar penumpang yang akan berangkat dan penumpang yang telah tiba harus dipisahkan supaya tidak terjadi penyumbatan sirkulasi.

Persyaratan teknis bangunan stasiun menurut PT Kereta Api Indonesia (PT.KAI):

1. Tinggi lantai terendah, minimum 0,5 m di atas batas permukaan banjir tertinggi yang pernah tercatat dan minimum 0,3 m di atas permukaan jalan akses dan plasa stasiun.

2. Tinggi langi t-langi t dari permukaan lantai minimal 2,5 m. 3. Tinggi untuk saluran AC minimal 0,5 m.

4. Tinggi balok dan slab minimal 0,7 m.

5. Jarak bebas di bawah pada bagian arus listrik searah untuk stasiun over track adalah 6,1 m.

Beberapa aturan lainnya seperti berikut : 1. Batas bebas kereta

(12)

Keterangan:

Batas I : untuk lintas kereta api listrik.

Batas II : untuk ’viaduk’ dan terowongan dengan kecepatan kereta sampai 60 km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan.

Batas III : untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan.

Batas IV : untuk jembatan dengan kecepatan kereta sampai dengan 60km/jam.

2. Dimensi platform

Dimensi minimal platform penting sebagai syarat keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta.

Gambar 2.9 : Batas bebas kereta Sumber : Imam Subarkah (1981)

(13)

3. Dimensi KRL

Dimensi KRL merupakan besaran yang menentukan lebar landasan dan luas yang diperlukan untuk rel kereta api . (PT. KAI, Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun, dalam Baskara, E, (2008)

2.4. Tinjauan MRT

2.4.1

Definisi MRT

MRT merupakan singkatan dari Mass Rapid Transit yang artinya adalah angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar

Gambar 2.11: Dimensi KRL Sumber : Imam Subarkah (1981) Gambar 2.10: Dimensi Platform Sumber : Imam Subarkah (1981)

(14)

secara tepat. MRT yang merupakan suatu sistem transportasi perkotaan ini memiliki kriteria utama yaitu, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat dan frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan).Beberapa bentuk dari MRT antara lain (sumber: GTZ, 2003):

1. Bedasarkan Jenis Fisik:

• BRT (Bus Rapid Transit)

Sistem transportasi berbasis jalan yang menkombinasikan elemen stasiun dan kendaraan dengan sistem perencanaan transportasi kota, umumnya mencakup jalur bus yang terpisah dan modernisasi teknologi bus. BRT umumnya mencakup:

a. Sistem turun-naik penumpang yang cepat b. Sisten tiket efisien

c. Stasiun dan halte yang nyaman d. Teknologi bus yang ramah lingkungan e. Integrasi moda transportasi

f. Pelayanan konsumen yang baik

• LRT (Light Rapid Transit)

Sistem transportasi metropolitan dengan menggunakan kereta rel listrik yang ditandai dengan kemampuan mengoperasikan gerbong pendek seperti monorel dan trem di sepanjang jalur eksklusif baik di bawah tanah, udara atau di jalan.

• HRT (Heavy Rapid Transit),

Sistem transportasi metropolitan yang menggunakan kereta berkinerja tinggi, digerakkan secara elektrik, beroperasi di jalur eksklusif, tanpa jalur persilanagn, dengan peron stasiun yang besar, serta memiliki kapasitas besar.

2. Berdasarkan Area Pelayanan:

• Metro, yaitu heavy rail transit atau subway dalam kota

• Commuter Rail, jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota Jakarta dan mengantarnya kembali ke daerah penyangga (sub-urban). Namun berbeda dari LRT atau HRT,

(15)

dimana perjalanan lebih panjang dan jalur rel merupakan bagian dari sistem yang sudah ada. Seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini.

2.4.2

Infrastruktur Pendukung Pembangunan MRT

MRT bukanlah solusi yang berdiri sendiri untuk mengatasi kemacetan dan permasalahan Transportasi di kota besar seperti Jakarta. Sejumlah instrumen pendukung juga diperlukan untuk mengurai permasalahan tersebut, diantaranya :

1. Integrasi produk hukum dan kebijakan seperti:

Peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume kendaraan melalui kebijakan pembatasan intensitas penggunaan kendaraan pribadi seperti ERP (electronic road pricing) serta upaya-upaya teknik lalu lintas seperti implementasi intelligent traffic system, perbaikan manajemen lalu lintas, pembangunan fly over, under pass, dan lain-lain. (www.Jakartamrt.com,2015)

2. Integrasi dengan moda transport lain :

Untuk memudahkan calon penumpang MRT sampai ke stasiun sekaligus menambah jumlah penumpang maka integrasi sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya ataupun feeder seperti bus umum, TransJakarta, kereta Jabodetabek menjadi hal yang penting. Selain membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini. (www.Jakartamrt.com,2015)

3. Penyediaan fasilitas pendukung seperti :

Tempat parkir (park and ride), jalur pejalan kaki, trotoar, dan taman yang memadai. Warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar jalur MRT dapat merasakan manfaat langsungnya. Warga yang tinggal agak jauh juga dapat meninggalkan kendaraan pribadi dan mengakses MRT dengan angkutan umum pendukung (feeder). Selain itu stasiun MRT akan dihubungkan dengan pusat-pusat aktivitas publik, baik perkantoran, komersial dan non-komersial. Koneksi yang nyaman antara stasiun MRT dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan menjadi unsur kompetitif pembeda dengan usaha sejenis lainnya. (www.Jakartamrt.com,2015)

(16)

2.5. Studi Banding

2.5.2

Union Station, Denver

Union Station adalah bangunan bersejarah karya Beaux Arts yang terletak di pinggir kawasan pusat bisnis kota Denver, Amerika Serikat yang pertama dibangun pada tahun 1868 dan pertama kali dibuka pada 1984.

SOM ditugaskan untuk memperluas dan mengubah bangunan ini dan menambahkan fungsi sebagai stasiun yang menjadi pusat transportasi regional yang besar. Stasiun ini memiliki 6 platform.

Pada gambar di bawah ini menunjukan rute dari transportasi yang melaluin Union Station Denver.

Gambar 2.13: Union Station sesudah pemugaran Sumber: www.google.com

Gambar 2.12 : Union Station sebelum pemugaran Sumber: www.wikipedia.com

(17)

Gambar 2.15: Karakter Zona Sumber: www.google.com Gambar 2.14: Rute Transportasi

Sumber: www.google.com

(18)

Gambar 2.16: Lobby Union Stasion Sumber: www.google.com

Gambar 2.17. : Ground Plan Sumber: www.metrojacksonvillle.com

(19)

Titik fokus pada bangunan ini yerdapat pada area terrbuka atau Kereta Hall tau bagian platform. Sistem struktur utama terdiri dari 11 baja berbentuk lengkung mencakup hampir 180 meter. Dengan menggunakan penutup berupa kanopi pada kedua sisi. Struktur baja dan kanopi tersebut berfungsi penutup platform.

Gambar 2.19: Denah LT. 2 dan Denah Mezanine Sumber: www.metrojacksonvillle.com

Gambar 2.18: Denah Basement Sumber: www.metrojacksonvillle.com

(20)

2.5.1

Berlin Central Station

Berlin Central Station adalah stasiun kereta api utama di Berlin, Jerman. Stasiun ini mulai beroperasi penuh dua hari setelah upacara pembukaannya pada tanggal 26 Mei 2006. Stasiun ini Stasiun ini terletak di lokasi bersejarah Lehrter Bahnhof Stasiun ini merupakan stasiun yang terbesar dan paling modern stasiun interchange di Eropa. Dengan lebih dari 300.000 penumpang per hari.

Gambar 2.20: Potongan Stasiun Sumber: www.metrojacksonvillle.com

Gambar 2.21: Potongan Stasiun Sumber: www.metrojacksonvillle.com

(21)

Stasiun ini dioperasikan oleh DB Station&Service, anak perusahaan dari Deutsche Bahn AG, dan diklasifikasikan sebagai stasiun Kategori 1, salah satu dari dua puluh di Jerman dan empat diantaranya di Berlin, yang lainnya adalah Gesundbrunnen Berlin, Berlin Südkreuz dan Berlin Ostbahnhof. Stasiun ini tidak hanya menyediakan fasilitas yang berhubungan untuk perkereta apian saja, tapi juga terdapat beberapa failitas penting lainnya seperti retail-retail, office, serta hotel yang lokasinya bersebelahan dengan stasiun ini.

Gambar 2.22: Platform Sumber: www.google.com

Gambar 2.24: Office Sumber: www.google.com Gambar 2.23: Under Ground Platform

Sumber: www.google.com

(22)

Pada stasiun ini memiliki total 14 platform, 8 platform untuk kereta bawah tanah, sedangkan 6 platform untuk kereta dengan jalur kereta layang terlihat seperti gambar denah berikut ini:

Gambar 2.25: Sitelan Stasiun Sumber: www.google.com

Gambar 2.26: Denah Stasiun Sumber: www.sadgoth.com

(23)

Gambar 2.28: Denah Stasiun Sumber: www.google.com Gambar 2.27: Denah Stasiun

Sumber: www.sadgoth.com

(24)

Tingkat atas stasiun memiliki enam track (dua di antaranya digunakan untuk Berlin S-Bahn ) dilayani oleh tiga platform pulau. Tingkat yang lebih rendah memiliki delapan lagu dilayani oleh empat platform pulau untuk kereta utama-line, ditambah platform pulau lanjut untuk Berlin U-Bahn . Tidak ada hubungan kereta api antara tingkat track atas dan bawah di wilayah stasiun (atau di mana pun di dekatnya). 1.800 kereta panggilan di stasiun per hari dan jumlah harian penumpang diperkirakan berada di 350.000.

Gambar 2.29: Potongan Stasiun Sumber: www.metrojacksonvillle.com

Gambar

Gambar 2.1. Arahan Rancangan Dalam KAK  Sumber: KAK
Gambar 2.2 : Fungsi Publik
Gambar 2.4 : Area Permukiman
Gambar 2.9 : Batas bebas kereta  Sumber : Imam Subarkah (1981)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Julia (2014) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara promosi susu formula terhadap pemberian

Para terdakwa tidak mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) kedokteran dan tidak terdapat pelimpahan/persetujuan untuk melakukan suatu tindakan kedokteran

Persiapan simulasi server DHCP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 workstation, 1 switch, dan 2 server sehingga terlihat seperti gambar 20 di bawah ini.. Gambar 20

Tidak adanya perbedaan yang nyata pada kecepatan timbulnya estrus tersebut mungkin juga disebabkan oleh fase pertumbuhan folikel yang tidak berbeda

diberikan perlakuan terjadi mayoritas berada pada kategori hipertensi grade 1 sebanyak 9 orang (45%).Tekanan darah sistolik responden sebelum dan sesudah diberikan teknik

Simulasi Jaringan Pada Packet tracer | 11 Di bawah panel Font, pengguna dapat memilih font yang berbeda dan ukuran font untuk Dialog, Workspace / Kegiatan Wizard, dan Interface

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk

Selama dalang memainkan tokoh wayang satu persatu dalam adegan kundur kedhaton iringan garap tetap dengan iringan Ladrang puspita panca warna laras pelog pathet nem yang dimulai