perbaikan berkelanjutan, serta sub bab ketiga yang berisi pembahasan dan analisis implementasi prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan.
Bab V Penutup.
Dalam bab paripurna ini penulis menyampaikan beberapa kesimpulan serta saran-saran dan kata penutup.
3. Bagian akhir
2. Bagian isi, terdiri dari :
Bab I, Pendahuluan. Pada bagian ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi istilah, penelitian terdahulu serta sistematika penulisan.
Bab II, Berisi Landasan Teori tentang Manajemen Mutu Terpadu.
Dalam bab dua ini membahas tentang deskripsi teori yang meliputi, Pengertian manajemen mutu terpadu, konsep mutu dan konsep mutu pendidikan, unsur-unsur manajemen mutu terpadu, prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu, konsep kepuasan pelanggan dan konsep perbaikan berkelanjutan.
Bab III, Metode Penelitian
Pada bab ini berisi gambaran tentang metode penelitian yang digunakan yang antara lain memuat tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, waktu dan tempat penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian keabsahan data serta teknik analisis data.
Bab IV, Kajian Obyek Penelitian
diberi kewenangan untuk menyusun dokumen standar mutu yang merujuk pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. Kendala yang dihadapi yaitu merubah budaya atau kebiasaan yang kurang sesuai dengan prinsip SMM ISO 9001:2008 adalah dokumentasi program yang telah dilaksanakan, implementasi metode pembelajaran PAIKEM kepada siswa kelas X tidak berjalan lancar.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah penulis paparkan, semuanya membahas implementasi manajemen mutu terpadu secara umum, belum ada yang membahas secara mendalam dan secara khusus implementasi dari prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu, utamanya prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian awal berisi :
merespon keinginan pelanggan pendidikan, yakni terdiri dari siswa, orang tua, pejabat pendidikan, pengusaha, dunia kerja/dunia pendidikan, guru dan karyawan. selain itu sekolah ini juga memperhatikan masalah layanan. Pelayanan yang terbaik tentunya akan menciptakan kepuasan pelanggan, serta memberdayakan sumber daya insani dan personil yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang di dalamnya termasuk siswa dan guru sebagai pengajar.
4. Tesis mahasiswa Program Pasca Sarjana (PPS) Universitas Muhammadiyah Surakarta yang bernama Arwin Towaf Al-Kindi NIM 0100110027 dengan judul Impelementasi Total Quality
Manajement Dalam Peningkatan Prestasi Siswa di SMK Batik I Surakarta
audit survailent setahun sekali oleh tim audit dari Tim Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Cabang di Indonesia.
2. Jurnal Saudari Hujaimatul Fauziah dalam Jurnal Sains dan Inovasi IV(2)
92-101 (2008), tentang Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam
Rangka Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Internal di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: SMA Al- Kautsar telah melakukan perbaikan secara terus menerus artinya selalu memperbaiki dan menyesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan internal sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggan internalnya saat ini dan untuk masa yang akan datang. Jika SMA Al-Kautsar dapat mempertahankan manajemen mutu terpadu yang telah dilaksanakan maka dapat menghasilkan tingkat kualitas produk pendidikan yang tinggi, baik ditinjau dari aspek prestasi dan disiplin ilmu pengetahuan umum maupun dari ilmu pengetahuan agama.
3. Tesis mahasiswa Program Pasca Sarjana (PPS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga, yang bernama Rina Priarni, S.Pd.I dengan NIM : M1.11.017 dengan judul “ Implementasi Total Quality
Management (TQM) Dalam Pendidikan di SMP Islam Al- Azhar 18
Jadi yang dimaksud penulis dalam judul ini adalah kajian atau penelitian tentang bagaimana pelaksanaan atau penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, penulis membatasi hanya pada bagaimana implementasi prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan tersebut dilaksanakan di SMK Walisongo Pecangaan Jepara.
E. Penelitian Terdahulu
D. Definisi Istilah
Untuk memahami permasalahan yang akan diteliti dan menghindari kesalahan penafsiran, maka kiranya penulis perlu definisikan dan tegaskan istilah-istilah yang digunakan dalam tesis ini. Adapun judul tesis ini adalah“ Studi terhadap implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara”. Adapun istilah-istilah yang perlu penulis tegaskan antara lain adalah:
1. Impelmentasi bermakna pelaksanaan; penerapan ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2010:570). Dalam hal ini yang dimaksud adalah bagaimana penerapan prinsisp-prinsip manajemen mutu itu dilaksanakan dalam mengelola atau menjalankan sebuah organasasi atau sekolah.
2. Prinsip-prinsip adalah prinsip-prinsip manajemen mutu yang meliputi kepuasan pelanggan, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, respek terhadap semua orang dan perbaikan secara terus menerus (Husaini Usman, 2006:608).
3. Manajemen mutuadalah suatu pendekatan manajemen yang memusatkan
perhatian pada peningkatan mutu melalui peningkatan mutu semua komponen terkait (Nasution Nur, 2005:2).
2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran teori tentang manajemen mutu, khususnya yang berkaitan dengan implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sebuah sekolah atau madrasah.
2) Untuk memberikan informasi bagaimana implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga dapat dijadikan rujukan oleh sekolah lain atau bagi setiap pembaca yang tertarik untuk mengkaji lebih mendalam terhadap pokok permasalahan yang sama di tempat yang berbeda dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya masing-masing.
b. Secara Praktis
1) Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu pendidikan dalam pengelolaan sebuah lembaga pendidikan atau sekolah/madrasah. 2) Memberikan masukan bagi pengelola lembaga pendidikan di SMK
yang merupakan dua prinsip pokok dalam manajemen mutu terpadu.
Berpijak dari kondisi tersebut, menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut, bagaimana implementasi manajemen mutu terpadu di SMK Waliosongo Pecangaan, utamanya implementasi prinsip kepuasan pelanggan dan prinsip perbaikan berkelanjutan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana kedua prinsip tersebut tersebut diterapkan di SMK Walisongo Pecangaan Jepara, maka penulis perlu melakukan penelitian dan kajian lebih lanjut dan mendalam.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari apa yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi prinsip kepuasan pelanggan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara?
2. Bagaimana implementasi prinsip perbaikan berkelanjutan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menjelaskan bagaimana implementasi prinsip kepuasan pelanggan dalam manajemen mutu terpadu di SMK Walisongo Pecangaan Jepara.
Dengan mengambil standarisasi mutu kelembagaan pendidikan sebagai salah satu dari aspek manajemen mutu terpadu pendidikan, maka sebuah model standarisasi yang relevan adalah model ISO. Menurut model ini, lembaga pendidikan menyediakan empat jenis pokok pendidikan, yaitu kurikulum, jasa administrasi, jasa ekstra kurikuler dan jasa pengabdian pada masyarakat (Moch. Idochi Anwar, 2013:73 ).
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya peran manajemen mutu dalam meningkatkan kualitas pendidikan di suatu sekolah. Dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMK Walisongo Pecangaan Jepara. Hal ini dikarenakan SMK Walisongo merupakan salah satu dari sedikit lembaga pendidikan swasta yang dikelola oleh yayasan pendidikan Islam di Jepara yang dalam pengelolaannya sudah menerapakan sistem manajemen mutu. SMK Walisongo Pecangaan menggunakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dan dalam hal ini SMK Walisongo sudah mempunyai sertifikat Standar Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 tersebut.
Artinya: “ yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. al-Mulk ( 67):2).
Di samping itu juga, dalam melaksanakan setiap pekerjaan itu harus didasarkan pada perencanaan yang matang, sebagaimana isyarat al-Qur’an dalam Surat al-Hasyr (59):18, yang berbunyi:
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. al-Hasyr (59):18).
Kaitannya pentingnya mutu dalam setiap aspek kehidupan, dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW. menyatakan pentingnya hasil kerja yang semakin hari semakin baik atau adanya perbaikan mutu berkelanjutan, yang dalam konsep manajemen mutu terpadu dikenal dengan istilah prinsip perbaikan berkelanjutan atau continuouse Improvement (Abuddin Nata, 2009:232). Hal ini sebagaimana bunyi hadis Nabi Muhammad SAW.:
ِﻪ ِﺴْﻣَأ َﻞْﺜِﻣ ُﻪُﻣْﻮَـﻳ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣَو ،ٌﺢﺑِاَر َﻮُﻬَـﻓ ِﻪ ِﺴْﻣَأ ْﻦِﻣ اًﺮْـﻴَﺧ ُﻪُﻣْﻮَـﻳ َﺎَﻛ ْﻦَﻣ
َﻮُﻬَـﻓ
)
ﻢﻠﺴﳌا ﻩاور
(
dan lembaga, baik lembaga profit maupun non profit seperti lembaga pendidikan atau sekolah (Marzuki Mahmud, 2012:1).
Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaaan model ini mengandaikan adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan. Penerapan manajemen mutu dalam dunia pendidikan ini lebih popular dengan istilah total quality management atau manajemen mutu terpadu (Edward Sallis, 2010:5).
Sebagaimana yang terjadi pada dunia produksi pada umumnya, kepedulian akan mutu produk pendidikan pun didorong oleh persoalan dasar, yaitu bagaimana mengintegrasikan semua fungsi dan proses dalam suatu organisasi agar tercapai peningkatan mutu secara berkelanjutan. Konsep manajemen mutu terpadu yang saat ini telah diadapatasi oleh banyak organisasi modern, yang memang berorientasi kepada persoalan dasar tersebut (Moch. Idochi Anwar, 2013:19).
Sekolah sebagai pelaksana langsung pendidikan, tentunya dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu sebagaimana amanat undang-undang. Untuk dapat bersaing di tengah-tengah persaiangan global dan juga persaingan antar sekolah yang semakain ketat, tentunya sekolah dituntut untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan yang dilaksankannya. Hanya sekolah yang bermutu baik saja yang akan dapat menjaga eksistensi mereka, memenangkan persaingan antar sekolah dan persaingan di tingkat global.
Namun Sebaliknya, sekolah yang mutunya biasa-biasa saja atau mutunya kurang baik, dan bahkan sekolah yang mutunya buruk, sekolah tersebut akan kesulitan dalam memenangkan persaingan antar sekolah apalagi persaingan di tingkat global. Sekolah yang demikian tentunya akan sulit berkembang dan kesulitan juga dalam menjaga eksistensi mereka. Sekolah yang mutunya kurang baik akan kesulitan dalam memperoleh siswa di setiap awal tahun pelajaran. Bahkan sekolah yang demikian lambat laun siswanya sedikit dan bahkan harus ditutup karena kurangnya siswa yang berminat di sekolah tersebut.
Menyadari hal itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatakan mutu pendidikan melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan media pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta perbaikan mutu manajemen sekolah. Meskipun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan hasil yang memuaskan (H.E. Mulyasa, 2012:158).
Berdasarkan data Human Development Report (HDR), United Nation
Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa pada 2011, peringkat
Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index) Indonesia meliputi peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala berada di urutan 124 dari 183 negara yang ada di dunia. Kondisi ini jauh berada di bawah Singapura (26), Brunei Darussalam (33), Malaysia (61), Thailand (103), Filipina (112), dan sedikit lebih baik dibandingkan Vietnam (128) dan Myanmar (149).
Untuk pendidikan tingkat dasar yang meliputi SD, SMP dan SMA, hasil survei Badan Penelitian dan Pembangunan (Balitbang) Kemdiknas (2003) melaporkan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia, hanya 8 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program
1 A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dianggap sebagai salah satu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang dihasilkan institusi pendidikan merupakan motor penggerak pembangunan bangsa. Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur sejauhmana masyarkatnya mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak saja dilihat dari kemegahan fasilitas pendidikan yang dimiliki, tetapi sejauhmana output atau lulusan suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang paripurna sebagimana tahapan pendidikan tersebut (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, 2012:287)