• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM PENGELOLAAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN DI SMKN 1 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM PENGELOLAAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN DI SMKN 1 SURABAYA."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM

PENGELOLAAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN DI SMKN 1

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

ATHIF FATIN ATHARI SHOLIHAH NIM. D03212006

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi oleh Athif Fatin Athari Sholihah, 2016, Judul:Implementasi Manajemen

Mutu Terpadu Terhadap Pengelolaan Program Studi Keahlian Di SMKN 1 Surabaya.Pembimbing : Dr. Husniyatus Salamah Zainiyati, M. Ag.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Manajemen Mutu Terpadu di SMK Negeri 1 Surabaya, implementasi Manajemen Mutu Terpadu terhadap pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya, dan faktor penghambat implementasi Manajemen mutu Terpadu terhadap pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pada penelitian ini, peneliti hadir langsung di lokasi penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan subyek penelitian, yaitu: Kepala Sekolah, MR ISO, waka kesiswaan, waka kurikulum, dan juga siswa. dan MR ISO sebagai informan kunci. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang mendukung terhadap penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Manajemen Mutu Terpadu di SMK Negeri 1 Surabaya tergolong baik. Artinya berjalan dengan baik, implementasi Manajemen Mutu Terpadu terhadap pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya juga tergolong baik. Tidak ada kendala yang berarti di dalam pelaksanaannya. Hal ini juga didukung dengan mengadakan internal dan eksternal audit secara rutin dan adanya angket keluhan pelanggan, dan faktor penghambat implementasi Manajemen mutu Terpadu terhadap pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya tidak banyak. Permasalahan yang dihadapi masih bisa di atasi dengan baik. Salah satunya jumlah siswa yang banyak dan berbeda karakter.

Salah satu saran kami terhadap sekolah adalah Agar semua komponen sekolah (stake holder) agar lebih kreatif dan kompak lagi dalam melaksanakan manajemen mutu terpadu agar nantinya visi dan misi serta tujuan sekolah bisa mencapai hasil yang lebih maksimal.

(6)

DAFTAR ISI

SAPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional... 9

F. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 20

A. Program Studi Keahlian ... 20

1. Pengertian Pengelolaan Program Studi Keahlian ...20

(7)

3. Langkah-Langkah Pengelolaan Program Studi keahlian ...22

4. Pengelolaan Dalam Program Studi Keahlian Di SMK ...23

B. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pengelolaan Program Studi Keahlian ...23

1. Manajemen Mutu Terpadu (MMT)...23

2. Prinsip dan unsur pokok dalam MMT ...26

3. Sekolah Dengan Manajemen Mutu Total (MMT) ... 29

4. Prinsip-Prinsip sekolah dengan Manajemen Mutu Total ... 30

5. Strategi pelaksanaan MMT di tingkat sekolah...33

6. Aspek-Aspek Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pengelolaan Program Studi Keahlian ... 36

7. Manajemen Mutu Terpadu Pada Pendidikan Dalam Islam... 41

C. Hasil Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pengelolaan Program Studi Keahlian ...46

BAB III METODE PENELITIAN... 49

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 49

B. Jenis Dan Sumber Data ... 50

C. Teknik Pengumpulan Data... 54

D. Teknik Analisis Data... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN... 62

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... .62

B. Penyajian Data ... 68

1. Program Studi Keahlian Di SMK Negeri 1 Surabaya... 68

2. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pengelolaan Program Studi Keahlian Di SMKN 1 Surabaya ... 72

(8)

C. Analisis Data ... 88

BAB V PENUTUP... 94

D. Kesimpulan ... 94

E. Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel.2.1 Sekolah Mutu Terpadu... 34

Tabel.4.2 Struktur Organisasi Sekolah... 65

Tabel.4.3 Pengelolaan Program Studi Keahlian ... 68

Tabel.4.4 Pengelolaan Bidang Pekerjaan dan Studi Lanjut ... 69

Tabel.4.5.Hasil Olah Data Angket Kepuasan Guru dalam Hal Pelayanan ... 77

Tabel.4.6 Hasil Olah Data Angket Kepuasan Guru dalam Hal Pelayanan ... 78

Tabel.4.7 Hasil Olah Data Angket Kepuasan Karyawan dalam Hal Pelayanan berdasarkan Skala Sikap ... 78

Tabel.4.8 Hasil Olah Data Angket Kepuasan Karyawan dalam Hal Pelayanan berdasarkan Skala Sikap ... 79

Tabel.4.9 Hasil Olah Data Angket Kepuasan Siswa dalam Hal Pelayanan berdasarkan Skala Sikap per Sub Variabel... 79

Tabel.4.10 Hasil Olah Data Angket Kepuasan Siwa dalam Hal Pelayanan berdasarkan Skala Sikap per Sub Variabel... 79

Tabel.4.11 Hasil Internal Audit... 81

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha peningkatan mutu melalui pendekatan pemberdayaan sekolah

dalam mengelola institusinya, Dediknas telah lama melakukannya. Dalam era

otonomi daerah yang secara implisit dinyatakan dalam undang-undang Nomor

22 tahun 1999, dan diberlakukan secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2001,1

muncul pemberdayaan sekolah melalui manajemen berbasis sekolah (School

Based Management)disingkat MBS.2

Adapun mengenai isi UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah

daerah dengan prinsip desentralisasi pemerintah dan PP No.25 tentang

kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah otonom yang memberi

isyarat terjadinya perubahan kewenangan dalam pengolahan pendidikan di

daerah provinsi dan Kabupaten/kota maupun di sekolah yang melahirkan

wacana akuntabilitas sekolah.3

Dengan adanya otonomi daerah tersebut sekolah lebih “bebas” dalam

melakukan pengembangan melalui inisiatif, kreativitas, inovatif dan

selanjutnya kompetitif atau mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang

1

B. Suryosubroto,Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rieneka Cipta, 2004, h. 194.

2

Zainal Aqib dan ElhamRohmanto, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. (Bandung: Yrama Widya, 2007), h. 134.

3

Syaifudin segala,Manajement Strategic Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi Dan Pemberdayaan Potensi Sekolah Dalam Sistem Otonomi Sekolah.

(10)

2

secara khusus untuk meningkatkan mutu sekolah tersebut dan secara umum

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Menurut pengelolaan praktis manajemen dibagi menjadi empat fungsi

utama yaitu planning, leading, organizing, controlling dan tujuh belas

aktivitas.4Dan secara sederhana, proses pengelolaan sekolah mencakup 4

tahap, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pengarahan (actuating), dan pengawasan (controling) yang bisa disingkat

OPAC.5 Dan manajemen menurut MP Follet adalah seni menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain.6

Oleh sebab itu diperlukan adanya implementasi. Implementasi adalah

suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun

secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah

perencanaan sudah dianggap fix. Browne dan Wildavsky7 mengemukakan

bahwa”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.

Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga

dikemukakan oleh Mclaughin8. Adapun Schubert9 mengemukakan bahwa

”implementasi adalah sistem rekayasa.” Implementasi bisa diterapkan dalam

segala bidang, termasuk dalam pendidikan yang bermutu.

4

T. Hani Handoko,Manajemen Edisi II. (Yogyakarta: BPFE, 1993), h. 6-7.

5

TantriAbeng Dkk, Manajemen Dalam Persfektif.(Yogyakarta: LMP2M AMP-YKPN, 1996), h. 9.

6

HeidjrahmanRanupandjono, Teori dan Konsep Manajemen. (Yogyakarta: UPP AMP-YKPN, YKPN, 1996), h. 41.

7

Ibid., h. 70.

8

Ibid., h. 70.

9

(11)

3

Pendidikan yang bermutu, dalam arti menghasilkan lulusan yang

sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, moral

pengetahuan, maupun kompetensi kerja menjadi syarat mutlak dalam

kehidupanmasyarakat global yang terus berkembang saat ini dan yang akan

datang dalam merealisasikan pendidikan yang bermutu, dituntut penerapan

program mutu yang fokus pada upaya – upaya penyempurnaan mutu seluruh

komponen dan kegiatan pendidikan.

Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan,

merupakan sesuatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan

lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu

pula. Merupakan sesuatu yang mustahil pula, terjadi proses pendidikan yang

bermutu jika tidak di dukung oleh faktor–faktor penunjang proses pendidikan

yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh

personalia, seperti administrator, guru, kanselor, dan tata usaha yag bermutu

dan profesional.hal itu di dukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan,

fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun

jumlahnya, dan biaya yang mencukupi,manajemen yang tepat, serta

lingkungan yang mendukung. Sudah begitu lama masyarakat mendambakan

pendidikan berkualitas sehingga tuntutan terhadap kualitas sangat semarak

dan perwujudannya sangat urgen karena mutu sudah menjadi a very critical

competitive variable dalam persaingan internasioanal. Sekolah yang

(12)

4

pelanggan, ibarat daya tarik ’gula bagi semut’ sehingga sudah selayaknya

madrasah konsisten dalam peningkatan dan pemeliharaan persekolahan.

Mutu sudah menjadi keharusan yang tidak terbantahkan dan

merupakan konsep yang paling manjur menjawab berbagai tantangan –

tantangan yang semakin kompleks. Mutu menjadi indikator penting

pengelolaan sekolah. Mutu sekolah harus memperhatikan dan konfirmasi

dengan kebutuhan pelangganquality is conformance to customer requirement.

Berdasarkan hakikat kualitas secara holistik, kualitas pendidikan yang

diharapkan tidak saja tidak saja pada hasil, tetapi juga pada input dan proses,

terutama pada proses. Melihat fenomena diatas kiranya upaya untuk

menciptakan kondisi yang kondusif dalam mencapai tujuan pendidikan adalah

mutlak membutuhkan budaya manajemen kualitas. Dengan manajemen

tersebut pengelolaan sekolah akan dapat terwujud secara sempurna.

Salah satu model manajemen adalah manajemen mutu terpadu, adalah

sutu sistem manajemen yang fokus pada orang yang bertujuan untuk

meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan pelanggan pada biaya

sesungguhnya yang secara berkelanjutan terus-menerus.10

Mutu (quality) adalah keinginan pelanggan yang mungkin selama ini

paling kurang dikelola. Dalam kenyataannya, istilah manajemen mutu(quality

management) jarang digunakan sampai tahun 1980-an. Mutu adalah kunci

10

(13)

5

untuk kebanggaan, produktivitas, dan kemampulabaan. Dengan menekankan

pada mutu pertama-tama, yang lain secara logis akan mengikuti.11

Pada sistem manajemen mutu terpadu, merupakan perluasan dan

pengembangan dari jaminan mutu. Yaitu tentang usaha menciptakan sebuah

kultur mutu, yang mendorong semua anggota stafnya untuk memuaskan para

pelanggan.

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada awalnya diterapkan di pada

dunia bisnis yang kemudian di terapkan di dunia pendidikan. Secara filosofis,

konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan

yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Pelanggan dapat dibedakan menjadi pelanggan dalam (internalcustomer) dan

pelanggan luar (external customer).Dalam dunia pendidikan yang termasuk

pelanggan dalam adalah pengelola institusi pendidikan itu sendiri, misalkan

manajer, guru, staff, dan penyelenggara institusi. Sedangkan yang termasuk

pelanggan luar adalah masyarakat, pemerintah, dan dunia industri .Jadi, suatu

institusi dikatakan bermutu apabila antara pelanggan internal dan eksternal

telah terjalin kepuasan atau jasa yang diberikan. Maka dari itu, untuk

memposisikan institusi pendidikan sebagai industri jasa, harus memenuhi

standar mutu.12

Manajemen mutu terpadu sangat erat hubungannya dengan

pengelolaan sekolah. Persyaratan melaksanakan MMT sendiri meliputi

11

Amin Widjaja Tunggal, Ak., MBA.Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar, (Total Quality Management.Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993.

12

(14)

6

komitmen dr manajemen puncak, adanya steering committee dari seluruh

bagian organisasi, perencanaan dan publikasi, dan pembentukan intrastruktur

yang mendukung penyebar luasan dan perbaikan yang

berkesinambungan.13Menurut Jerome S. Arcaro membuat model visual dari

sekolah yang menerapkan mutu total. Sekolah yang menerapkan mutu total

ditopang oleh lima pilar, yaitu 1). Berfokus pada pengguna, 2).keterlibatan

secara total semua anggota, 3). Melakukan pengukuran, 4).Komitmen pada

perubahan, serta 5).Penyempurnaan secara terus-menerus. Pilar-pilar tersebut

dibangun di atas keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pegangan dalam

pendidikan. Keyakinan dan nilai-nilai tersebut sejalan dengan visi dan misi

pendidikan (sekolah), tujuan jangka panjang dan pendek, serta kriteria

keberhasilan yang kritis.14

Karena beberapa hal diataslah peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana proses pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) khususnya

di dalam lembaga pendidikan yang tentunya berbeda dengan lembaga bisnis.

Utuk mengetahui bagaimana sebuah lembaga pendidikan menjadi sebuah

penjual jasa tentu ada banyak hal yang menarik dalam proses mewujudkan

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) ini di sekolah / lembaga pendidikan.

Sehubungan dengan hal itu, peneliti tertarik untuk meneliti Manajemen Mutu

Terpadu (MMT) di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) khususnya

implementasinya terhadap pengelolaan program studi keahlian. Peneliti

tertarik tentang bagaimana sekolah mengelola program studi keahlian

13

Rudy Prihantoro C.Konsep Pengendalian Mutu. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

14

(15)

7

sehingga dapat menjadi sebuah produk yang layak dan bagus untuk dijual

kepada konsumen. Konsumen dalam hal ini adalah para siswa, orang tua, dan

masyarakat. Bagaimana mereka tertarik untuk bersekolah di sekolah tersebut

dan memilih program studi keahlian yang dianggap bagus dari yang dimiliki

lembaga / sekolah lain. Untuk mengetahui bagaimana implementasi

manajemen mutu terpadu terhadap pengelolaan program studi keahlian

peneliti akan mengadakan penelitian di SMKN 1 Surabaya.

SMKN 1 ini merupakan salah satu sekolah yang masuk dalam daftar

Sekolah Berstandart Nasional dan Internasional di Surabaya. SMK Negeri 1

Surabaya sebagai lembaga pendidikan yang dapat diakui sebagai pengembang

generasi yang profesional dan berbasis IT serta dapat bersaing dalam Pasar

Kerja Global. Kurikulum berdasarkan peraturan pemerintah dan

undang-undang dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, serta aturan

pelaksanaannya dari pejabat yang terkait. SMK Negeri 1 Surabaya mencapai

perbaikan yang berkesinambungan berdasarkan system manajemen Mutu ISO

9001: 2000. Selain itu SMK Negeri Surabaya ini memiliki bisnis sendiri yang

dikelola langsung oleh siswa-siswinya sendiri sesuai program studi

keahliannya. SMK Negeri 1 Surabaya memiliki minimarket dan hotel yang

dikelola sendiri di dalam lingkungan sekolah. Sehingga para siswa bisa terjun

langsung dan menimba pengalaman dari sana.

Untuk itu, maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul

(16)

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya?

2. Bagaimana manajemen mutu terpadu dalam pengelolaan program studi

keahlian di SMKN 1 Surabaya?

3. Bagaimana hasil implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam

pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui program studi keahlian di SMKN 1 Surabaya.

2. Untuk mengetahui implementasi Manajemen Mutu Terpadu terhadap

pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya.

3. Untuk mengetahui hasil implementasi Manajemen mutu Terpadu terhadap

pengelolaan program studi keahlian di SMK Negeri 1 Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu manajemen

b. Sebagai bahan informasi, masukan dan evaluasi bagi para praktisi

pendidikan dalam memperbaiki kinerja manajemen di lembaga

pendidikan / sekolah

c. Sebagai penambah wawasan keilmuwan dan memperkaya pengalaman

serta melatih diri mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah di

(17)

9

2. Secara praktis

a. Sebagai masukan dan pemahaman bagi kepala sekolah untuk

membangun efektifitas dan efisiensi dalam pendayagunaan

sumber-sumber pendidikan.

b. Sebagai masukan pada lembaga pendidikan (sekolah) untuk

menerapkan MMT dalam rangka mengelola sumber- sumber

pendidikan.

E. Definisi Operasional

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap fix. Berikut ini

akan sedikit info tentang pengertian implementasi menurut para ahli.

semoga info tentang pengertian implementasi menurut para ahli bisa

bermanfaat.

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau

penerapan. Majone dan Wildavsky15, mengemukakan implementasi

sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky16 mengemukakan

bahwa”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling

15

Nurdin, Usman,Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Semarang: CV Obor. Pustaka, 2002. h.70 .

16

(18)

10

menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin17. Adapun Schubert18

mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau

mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa

implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana

dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu

untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak

berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.

Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan

merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat

aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan

perubahan.

Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan

yang telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses.

Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang

digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan

yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar

dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan

itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.

Dalam kaitannya dengan pendekatan yang dimaksud, Nurdin dan

Usman menjelaskan bahwa pendekatan pertama, menggambarkan

17

Ibid., h. 70.

18

(19)

11

implementasi itu dilakukan sebelum penyebaran (desiminasi) kurikulum

desain. Kata proses dalam pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan

dengan penjelasan tujuan program, mendeskripsikan sumber-sumber baru

dan mendemonstrasikan metode pengajaran yang digunakan.

Pendekatan kedua, menurut Nurdin dan Usman menekankan pada

fase penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan

pada interaksi antara pengembang dan guru (praktisi pendidikan).

Pengembang melakukan pemeriksaan pada program baru yang

direncanakan, sumber-sumber baru, dan memasukkan isi/materi baru ke

program yang sudah ada berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan

pengalaman-pengalaman guru.Interaksi antara pengembang dan guru

terjadi dalam rangka penyempurnaan program, pengembang mengadakan

lokakarya atau diskusi-diskusi dengan guru-guru untuk memperoleh

masukan. Implementasi dianggap selesai manakala proses penyempurnaan

program baru dipandang sudah lengkap.19

Sedangkan pendekatan ketiga, Nurdin dan Usman memandang

implementasi sebagai bagian dari program kurikulum. Proses

implementasi dilakukan dengan mengikuti perkembangan dan mengadopsi

program-program yang sudah direncanakan dan sudah diorganisasikan

dalam bentuk kurikulum desain.

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai pelaksanaan atau penerapan.Artinya yang dilaksanakan dan

19

(20)

12

diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk

kemudian dijalankan sepenuhnya. Kalau diibaratkan dengan sebuah

rancangan bangunan yang dibuat oleh seorang Insinyur bangunan tentang

rancangan sebuah rumah pada kertas kalkirnya maka implementasi yang

dilakukan oleh para tukang adalah rancangan yang telah dibuat tadi dan

sangat tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau tidak sesuai

dengan rancangan, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama

dengan hasil rancangan akan terjadi masalah besar dengan bangunan yang

telah di buat karena rancangan adalah sebuah proses yang panjang, rumit,

sulit dan telah sempurna dari sisi perancang dan rancangan itu. Maka

implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya

apa yang telah direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan dengan

segenap hati dan keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadi apabila

yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah

dirancang maka terjadilah kesia-siaan antara rancangan dengan

implementasi. Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum adalah

sebuah sistem dan membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya

(konsep linearitas) dalam arti implementasi mencerminkan rancangan,

maka sangat penting sekali pemahaman guru serta aktor lapangan lain

yang terlibat dalam proses belajar mengajar sebagai inti kurikulum untuk

(21)

13

Jadi menurut peneliti, implementasi adalah perencanaan atau

penerapan sebuah rencana yang sudah diatur dan disusun secara

terperinci/matang untuk dilaksanakan dan dijalankan sepenuhnya.

2. Manajemen Mutu Terpadu

Manajemen Mutu Terpadu/MMT merupakan suatu sistem

manajemen yang fokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan

secara berkelanjutan kepuasan pelanggan pada biaya sesungguhnya yang

secara berkelanjutan terus-menerus.20

Karena itu, pendekatan MMT tidak hanya bersifat parsial, tetapi

komperhensip dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan

dengan produk yang dihasilkan. Masalah kualitas juga tidak lagi dimaknai

dan dipandang sebagai masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada

terwujudnya kepuasan konsumen atau pelanggan. MMT juga melibatkan

faktor fisik dan faktor non fisik, semisal budaya organisasi, gaya

kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan factor-faktor ini akan

mengakibatkan kualitas pelayanan menjadi lebih meningkat dan

bermakna.

Manajemen Mutu Terpadu-MEMUTUSKAN dapat diartikan

sebagai perpaduan semua fungsi dari organisasi ke dalam falsafah holistik

yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitass, dan

pengertian serta kepuasan pelanggan.21 Menurut Juran dan Ishikawa,

MMT adalah upaya organisasi menilai kembali cara-cara, kebiasaan,

20

Mulyadi, Pendekatan Baru Total Quality Manajemen Prinsip Manajemen Kontemporer untuk Mengarungi Lingkungan Bisnis Global. Yogyakarta: Adytia Media, 2000. h. 10.

21

(22)

14

praktik, dan aktivitas yang ada dan kemudian secara inovatif

memfungsikan seluruh sumber dayanya kedalam proses lintas fungsi yang

mengabdi pada kepentingan klien, sehingga organisasi mampu mencapai

visi dan misinya. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugeng Pinando yang

menyatakan bahwa MMT merupakan aktivitas yang berusaha untuk

mengoptimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan yang terus

menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Disamping itu, Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana juga mengatakan

bahwa MMT merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas

sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan

melibatkan seluruh anggota organisasi.22

Manajemen Mutu Terpadu juga diasumsikan sebagai suatu filosofi

manajemen yang melembagakan sumber daya yang ada, terencana,

berkesinambungan dan mengasumsikan peningkatan kualitas dari hasil

semua aktivitas yang terjadi dalam organisasi: bahwa semua fungsi

manajemen yang ada dan semua tenaga untuk berpartisipasi dalam proses

perbaikan.

Dengan peningkatan sistem kualitas dan budaya kualitas, proses

MMT bermula dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Proses

MMT memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan dan harapan

pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk

22

(23)

15

memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan

kepada pelanggan (output).

Manajemen Mutu Terpadu merupakan upaya untuk

mengoptimalkan organisai dalam rangka kepuasan pelanggan. Dengan

demikian manajemen mutu terpadu berkaitan dengan:

a. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah

d. Memiliki komitmen jangka panjang

e. Membutuhkan kerjasama tim

f. Memperbaiki proses secara berkesinambungan

g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

h. Memberikan kebebasan yang terkendali

i. Memiliki kesatuan tujuan

j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Konsep Manajemen Mutu Terpadu pada dasarnya adalah

menekankan pada kepuasan pelanggan dan pelayanan yang bermutu.

Dalam dunia pendidikan, manfaat penerapan MMT adalah perbaikan,

pelayanan, penguragan biaya, dan kepuasan pelanggan.

Perbaikan progresif dalam system manajemen dan kualitas

pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai

(24)

16

semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf pelayanan public,

perbaikan hubungan antara pemerintah dan masyarakatnya, peningkatan

akuntabilitas dan transparansi pemerintah serta peningkatan produktivitas

dan efisiensi pelayanan publik.

Jadi menurut saya MMT adalah suatu sistem manajemen yang

fokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan

pelanggan secara berkelanjutan dan terus-menerus.

3. Pengelolaan Program Studi Keahlian

Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang

berarti pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang mengartikan

manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian, dan

memang itulah pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan

sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai

tujuan tertentu.23

Jadi menurut peneliti, pengelolaan adalah sebuah proses,

pengaturan, dan cara dari rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan

satu orang atau lebih dalam usaha mencapai sebuah tujuan tertentu.

Terdapat empat langkah proses pengelolaan dapat diterapkan

dalam pengendalian mutu program studi keahlian di SMK.24

Langkah pertama adalah perencanaan, yaitu menyusun tujuan dan

standar-standar performanisasi.Tujuan kegiatan dirumuskan dalam bentuk

23

Suharsimi Arikunto,Manajemen Penelitian.Jakarta: Rienaka Cipta, 2009. h. 13 - 31.

24Nana SyaodahSukmadinata, Ayi Novi Jam’iat, Ahman,

(25)

17

performansi yang mengandung standar-standar pengukuran untuk

menentukan sampai sejauh mana performansi dapat dicapai.

Langkah kedua, pengukuran performansi nyata.Tugas yang harus

dilakukan adalah mengukur secara akurat performanisasi nyata yang

dicapai. Pengukuran ini harus akurat sehingga dapat diketahui perbedaan

antara apa yang dicapai dan apa yang diharapkan dicapai (ideal).

Langkah ketiga adalah membandingkan performansi hasil

pengukuran dengan performansi standar.

Langkah keempat adalah memperbaiki performasi dan situasi yang

dihadapi. Apabila situasi problematis yang dihadapi (situasi aktual di

bawah standar), hendaknya, dicari cara-cara untuk menyelesaikan atau

mengatasinya. Apabila situasi oportuniti yang ditemukan (situasi aktual

melebihi/di atas standar) yang harus dicari adalah tindakan menjaga atau

memelihara.

Setelah langkah-langkah selanjutnya adalah cara, ada tiga cara

pengelolaan yang dapat digunakan dalam pengelolaan mutu terhadap

program studi keahlian di sekolah menengah kejuruan.

Pertama, pengelolaan umpan maju (feedforward). Cara ini

dilakukan sebelum pekerjaan di mulai untuk mengantisipasi kemungkinan

masalah yang akan muncul, serta melakukan tindakan-tindakan

pencegahan.

Kedua, pengelolaan konkuren (concurrent atau steering control),

(26)

18

atau proses pelaksanaan pekerjaan, memonitor pekerjaan, atau kegiatan

yang sedang berjalan untuk meyakinkan bahwa segala sesuatu berjalan

dengan baik.

Ketiga, pengendalian umpan balik (feedback atau postaction

controls), yaitu mengadakan penilaian atau pengukuran, dan perbaikan

setelah kegiatan dilakukan.25

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini dan untuk menghindari

kerancuan pembahasan, maka peneliti membuat sistematika pembahasan

sebagai berikut :

Bab I, Pendahuluan. Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, definisi

operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II, Kajian Pustaka. Membahas kajian pustaka tentang pengertian,

sejarah, konsep dan unsur pokok/ komponen penting Manajemen Mutu

Terpadu.

Bab III, Metode Penelitian. Menguraikan tentang rancangan penelitian.

Tinjauan mengenai pendekatan penelitian. Tinjauan mengenai sasaran

penelitian. Tinjauan tentang jenis dan sumber data. Tinjauan mengenai teknik

pengumpulan data yang meliputi metode interview (wawancara), metode

25

(27)

19

observasi, dan metode dokumentasi. Tinjauan mengenai analisis data dan

teknik keabsahan data.

Bab IV, Laporan Hasil Penelitian. Menjelaskan tentang sejauh mana

implementasi / penerapan MMT terhadap pengelolaan bidang studi keahlian di

SMK Negeri 1 Surabaya.

Bab V, Penutup. Merupakan Bab penutup yang berisi kesimpulan dan

(28)

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Program Studi Keahlian

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional

seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu

memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan

dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.

Karena itulah diperlukan pengelolaan pada jurusan atau program studi

keahlian di SMK.

1. Pengertian Pengelolaan Program Studi Keahlian

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha

yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan dalam mencapai

tujuan tertentu.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pengelolaan diartikan

sebagai proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga

orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan

organisasi, proses yang memberikan pengawasan pada semua kelompok

yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Menurut Daryanto mengemukakan pengelolaan adalah proses

melakukan kegiatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain.1

Sedangkan menurut Siagian mengemukakan bahwa pengelolaan adalah

seluk liku usaha yang dijalankan dalam mencapai tujuan dengan

1

(29)

21

memanfaatkan potensi yang ada, yang dilakukan oleh personil dan

dikerjakan di bawah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

koordinasi dari pengurus.2

Memperhatikan kedua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa

yang di maksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian proses

kegiatan yang menggunakan tenaga orang lain yang bertujuan dalam

mencapai tujuan-tujuan organisai yang telah ditetapkan.

Jadi, pengelolaan program studi keahlian adalah suatu rangkaian

proses kegiatan yang menggunakan tenaga orang lain (di lingkungan

SMK) yang bertujuan mencapai tujuan-tujuan program studi keahlian

secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

2. Syarat Pengelolaan Program Studi Keahlian

Untuk keberhasilan pengelolaan mutu pendidikan pada program

studi keahlian di sekolah menengah kejuruan, ada dua hal yang harus

diusahakan, yaitu adanya perencanaan dan struktur organisasi yang jelas.

Pengelolaan membutuhkan adanya perencanaan yang jelas,

lengkap, dan terintegrasi agar dapat dilaksanakan sistem pengendalian

yang efektif dan efisien. perencanaan yang jelas, lengkap, dan terintegrasi

diperlukan agar para pemimpin, seperti Kepala Sekolah, wakasek, waka

kesiswaan, waka kurikulum, serta pemimpin unit lainnya dapat

melaksanakan dan pengelolaan kegiatan dengan baik. Pengelolaan

merupakan muka lain dari mata uang perencanaan. Pemimpin membuat

2

(30)

22

rencana. Rencana tersebut merupakan standard. Artinya, sejumlah

kegiatan akan dilakukan dan dapat diukur atau dinilai. Sistem dan

teknik-teknik pengelolaan dapat dikembangkan dari perencanaan yang telah

dibuat.3

Pengelolaan yang efektif dan efisien membutuhkan adanya struktur

organisasi yang jelas. Tujuan pengelolaan adalah melakukan pengukuran

dan perbaikan agar apa yang telah direncanakan dapat dicapai secara

optimal .untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diketahui pada bidang atau

tingkat perbaikan dapat dilakukan. Pengelolaan kualitas dilaksanakan

melalui orang-orang. Agar dapat diberikan perbaikan yang tepat perlu

diketahui terlebih dahulu siapa yang bertanggung jawaban terhadap apa.

3. Langkah-Langkah Pengelolaan Program Studi keahlian

Ada tiga langkah pengelolaan yang dapat digunakan dalam

pengelolaan mutu terhadap program studi keahlian di sekolah menengah

kejuruan.

Pertama, pengelolaan umpan maju (feedforward). Cara ini

dilakukan sebelum pekerjaan di mulai untuk mengantisipasi kemungkinan

masalah yang akan muncul, serta melakukan tindakan-tindakan

pencegahan.

Kedua, pengelolaan konkuren (concurrent atau steering control),

yaitu memusatkan kegiatan pengendalian pada apa yang sedang berjalan

atau proses pelaksanaan pekerjaan, memonitor pekerjaan, atau kegiatan

3Nana SyaodahSukmadinata, Ayi Novi Jam’iat, Ahman,

(31)

23

yang sedang berjalan untuk meyakinkan bahwa segala sesuatu berjalan

dengan baik.

Ketiga, pengendalian umpan balik (feedback atau postaction

controls), yaitu mengadakan penilaian atau pengukuran, dan perbaikan

setelah kegiatan dilakukan.4

4. Pengelolaan Dalam Program Studi Keahlian Di SMK

Pengelolaan program studi keahlian mencakup beberapa hal, yaitu

apa saja sasaran mutu pada semua program studi keahlian, bagaimana

pengawasan dan evaluasi pada semua program studi keahlian. Selain itu

pengelolaan dalam program studi keahlian juga mencakup bagaimana

sekolah mengelola standard kompetensi pada semua jurusan, pengelolaan

tempat praktik jurusan, dan pengelolaan kegiatan praktik jurusan.

B. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pengelolaan Program Studi Keahlian

1. Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

Manajemen Mutu Terpadu-MMT dapat diartikan sebagai

perpaduan semua fungsi dari organisasi ke dalam falsafah holistik yang

dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitass, dan

pengertian serta kepuasan pelanggan.5Menurut Juran dan Ishikawa, MMT

adalah upaya organisasi menilai kembali cara-cara, kebiasaan, praktik, dan

aktivitas yang ada dan kemudian secara inovatif memfungsikan seluruh

sumber dayanya kedalam proses lintas fungsi yang mengabdi pada

kepentingan klien, sehingga organisasi mampu mencapai visi dan

4Nana SyaodahSukmadinata, Ayi Novi Jam’iat, Ahman,

Pengendalian Mutu Pen didikan Sekolah Menengah,(Bandung: PT. Refika Aditama, 2006) h. 53.

5

(32)

24

misinya. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugeng Pinando yang

menyatakan bahwa MMT merupakan aktivitas yang berusaha untuk

mengoptimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan yang terus

menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Disamping itu, Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana juga mengatakan

bahwa MMT merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas

sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan

melibatkan seluruh anggota organisasi.6

Manajemen Mutu Terpadu juga diasumsikan sebagai suatu filosofi

manajemen yang melembagakan sumber daya yang ada, terencana,

berkesinambungan dan mengasumsikan peningkatan kualitas dari hasil

semua aktivitas yang terjadi dalam organisasi: bahwa semua fungsi

manajemen yang ada dan semua tenaga untuk berpartisipasi dalam proses

perbaikan.

Dengan peningkatan sistem kualitas dan budaya kualitas, proses

MMT bermula dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Proses

MMT memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan dan harapan

pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk

memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan

kepada pelanggan (output).

6

(33)

25

Manajemen Mutu Terpadu merupakan upaya untuk mengoptimalkan

organisai dalam rangka kepuasan pelanggan. Dengan demikian

Manajemen Mutu Terpadu berkaitan dengan:

a. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

b. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

c. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah

d. Memiliki komitmen jangka panjang

e. Membutuhkan kerjasama tim

f. Memperbaiki proses secara berkesinambungan

g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

h. Memberikan kebebasan yang terkendali

i. Memiliki kesatuan tujuan

j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Konsep Manajemen Mutu Terpadu pada dasarnya adalah menekankan

pada kepuasan pelanggan dan pelayanan yang bermutu. Dalam dunia

pendidikan, manfaat penerapan MMT adalah perbaikan, pelayanan,

penguragan biaya, dan kepuasan pelanggan.

Perbaikan progresif dalam system manajemen dan kualitas pelayanan

menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai tambahan,

manfaat lain yang bisa dilihat adalah peningkatan keahlian, semangat dan

rasa percaya diri di kalangan staf pelayanan public, perbaikan hubungan

(34)

26

transparansi pemerintah serta peningkatan produktivitas dan efisiensi

pelayanan publik.

2. Prinsip dan unsur pokok dalam MMT

Menurut Hensler dan Brunell ada empat prinsip utama dalam

MMT. Keempat prinsip tersebut adalah:

a. Kepuasan pelanggan

b. Respek terhadap setiap orang

c. Menejemen berdasarkan fakta

d. Perbaikan berkesinambungan.7

Lebih lanjut, Ciptono dan Anastasya menjelaskan bahwa prinsip

dan unsur pokok dalam MMT, sebagai berikut: pertama, kepuasan

pelanggan. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan

spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas itu ditentukan oleh pelanggan (internal

atau eksternal). Kepuasan pelanggan harus dipenuhi dalam segala aspek,

termasuk harga, keamanaan, dan ketepatan waktu.

Kedua, respek terhadap setiap orang. Setiap karyawan dipandang

sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas sendiri yang unik.

Dengan itu, setiap karyawan dipandang sebagai sumber daya organisasi

yang bernilai. Karena itu, setiap karyawan dalam organisasi diperlakukan

secara baik dan diberi kesempatan untuk mengembangkan diri,

berpartisipasi dalam tim pengembalian keputusan.

7

(35)

27

Ketiga,menejemen berdasarkan fakta. Organisasi berorientasi pada

fakta. Artinya bahwa setiap keputusan organisasi harus didasarkan pada

data, bukan pada perasaan (feeling). Dua konsep pokok berkait dengan

fakta; 1) prioritasi (prioritization), yaitu konsep bahwa perbaikan tidak

dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat

keterbatasan sumber daya yang ada. Dengan demikian, dengan

menggunakan data, maka menejemen dan tim dapat memfokuskan

usahanya pada situasi tertentu yang vital. 2) variasi (variation), atau

variabilitas kinerja manusia. data dapat memberikan gambaran mengenai

variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem

organisasi. Dengan demikian menejemen dapat memprediksi hasil dari

setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

Keempat, perbaikan berkesinambungan. Perbaikan

berkesinambungan merupakan hal yang penting bagi setiap lembaga.

Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA.

Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering

dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering

juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk

metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang

sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus

PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau

(36)

28

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari

perencanaan kerja, pelaksanaan kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja

yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan.

Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian

masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Siklus

PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1) Perencanaan ( Plan )

Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan

merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang

ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling

terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam

melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari

perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah

mutu yang akan diselenggarakan.

2) Pelaksanaan ( Do )

Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang

telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan

keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu

diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat

memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.

Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan

(37)

29

3) Pemeriksaan ( Check )

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa

kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah

ditetapkan.

4) Perbaikan (Action)

Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan

rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila

perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah

lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut

dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta

hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta

hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.8

3. Sekolah Dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

Manajemen mutu terpadu merupakan suatu metodologi yang dapat

membantu para profesional pendidikan mengatasi lingkungan yang terus

berubah. Manajemen mutu dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk

ikatan antar sekolah, dunia bisnis, dan pemerintah. Ikatan tersebut akan

memungkinkan para profesional di sekolah atau daerah dilengkapi dengan

sumber-sumber yang dibutuhkan dalam pengembangan program mutu.

Manajemen mutu terpadu (MMT) merupakan aspek utama dari

manajemen total/mutu. MMT merupakan metodologi yang mempermudah

8

(38)

30

pengelola perubahan, membentuk fokus perubahan, membentuk

intrastruktur yang lebih fleksibel, cepat merespon pada tuntutan perubahan

masyarakat, serta membantu pendidikan mengatasi hambatan-hambatan

biaya dan waktu.

Perubahan terhadap MMT di mulai dengan mengadopsi pembagian

tugas tentang pelaksanaan mutu pada tingkat majlis sekolah, administrator,

guru, staf administrasi, siswa, orang tua dan masyarakat.kegiatan diawali

dengan merumuskan visi dan misi dari sekolah, jurusan/program studi, dan

seksi-seksi pendidikan sekolah.

Visi MMT dipusatkan pada menemukan kebutuhan para

penggunaan lulusan (customer), persiapan melibatkan masyarakat secara

menyeluruh dalam program peningkatan mutu, mengembangkan sistem

untuk mengukur nilai tambah dari pendidikan, sistem dukungan yang

memungkinkan guru, staf administrasi, dan siswa dalam mengelola

perubahan, dan melakukan penyempurnaan, yang berkelanjutan dengan

tujuan agar produk sekolah menuju arah yang lebih baik.9

4. Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu total, sekolah tersebut

melaksanakan program mutu pendidikan dengan berpegang pada

prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Berfokus Pada Customer

9Nana SyaodahSukmadinata, Ayi Novi Jam’iat, Ahman,

(39)

31

Setiap orang di sekolah harus memahami, bahwa setiap produk

pendidikan mempunyai pengguna (customer). Setiap anggota dari

sekolah adalah pemasok(supplier)dan pengguna(customer).Pengguna

pertama dari sekolah adalah keluarga atau disebut Big C dan siawa

atauLittle C. keluarga atau orang tua juga termasuk pemasok. Ada dua

macam pengguna (customer), yaitu pengguna internal, dan pengguna

eksternal. Pengguna internal, seperti orang tua, siswa, guru,

administrator, staf, dan majlis sekolah. Pengguna eksternal seperti

masyarakat, pimpinan perusahaan-industri, lembaga pemerintah,

lembaga swasta, perguruan tinggi, dan lembaga keamanan.10

b. Keterlibatan Menyeluruh

Semua orang harus terlibat dalam transformasi mutu.

Manajemen harus komitmen dan berfokus pada peningkatan mutu.

Transformsi mutu harus di mulai dengan mengadopsi paradigma

pendidikan baru. Kepercayaan lama harus dibuang.Langkah pertama

yang harus dilakukan dalam mengadopsi paradigma pendidikan baru

adalah kualitas pendidikan yang senantiasa bergantung pada

banyaknya uang yang tersedia.Kedua, pendidikan merupakan “a good

old boy network” yang menolak keterlibatan pihak-pihak di luar

pendidikan.

c. Pengukuran

10Nana SyaodahSukmadinata, Ayi Novi Jam’iat, Ahman,

(40)

32

Pandangan lama mutu pendidikan atau lulusan diukur dari skor

prestasi belajar. Dalam pendekatan baru, para profesional pendidikan,

harus belajar mengukur mutu pendidikan dari kemampuan dan kinerja

lulusan berdasarkan tuntutan pengguna. Para profesional pendidikan

perlu menguasai teknik-teknik pengumpulan dan analisis data, bukan

saja data kemampuan lulusan, melainkan semua data yang terkait

dengan kegiatan dan penunjang pelaksanaan pendidikan. Melalui

pengumpulan dan analisis data, para profesional pendidikan akan

mengetahui nilai tambah dari pendidikan, kelemahan dan hambatan

yang dihadapi serta upaya penyempurnaannya.

d. Pendidikan sebagai sistem

Hendaknya, peningkatan mutu pendidikan berdasarkan konsep

dan pemahaman pendidikan sebagai sistem. Pendidikan sebagai sistem

memiliki sejumlah komponen, seperti siswa, guru, kurikulum,

sarana-prasarana, media, sumber belajar, orang tua, dan lingkungan. Di antara

komponen-komponen tersebut terjalin hubungan yang

berkesinambungan dan keterpaduan dalam pelaksanaan sistem.

e. Perbaikan yang berkelanjutan

Dalam filsafat lama dianut prinsip, “jika sudah rusak, baru

(41)

33

setiap proses perlu diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna,

perlu selalu diperbaiki dan disempurnakan.11

5. Strategi pelaksanaan MMT di tingkat sekolah

Dalam rangka mengimplementasikan konsep manajemen

peningkatan mutu yang berbasis sekolah ini, maka melalui partisipasi

aktif dan dinamis dari orang tua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk

institusi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan sekolah harus

melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut :12

1. Penyusunan basis data dan profil sekolah lebih presentatif, akurat,

valid dan secara sistimatis menyangkut berbagai aspek akademis,

administratif (siswa, guru, staf), dan keuangan.

2. Melakukan evaluasi diri (self assesment) untuk menganalisa kekuatan

dan kelemahan mengenai sumber daya sekolah, personil sekolah,

kinerja dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum dan

hasil-hasil yang dicapai siswa berkaitan dengan aspek-aspek

intelektual dan keterampilan, maupun aspek lainnya.

3. Berdasarkan analisis tersebut sekolah harus mengidentifikasikan

kebutuhan sekolah dan merumuskan visi, misi, dan tujuan dalam

rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi siswanya sesuai

dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai.

11Nana SyaodahSukmadinata, Ayi Novi Jam’iat, Ahman,

Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006) h. 13.

12

(42)

34

4. Berangkat dari visi, misi dan tujuan peningkatan mutu tersebut sekolah

bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan menyusun

program jangka panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk

anggarannnya).

5. Dua aspek penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini adalah

kondisi alamiah total sumber daya yang tersedia dan prioritas untuk

melaksankan program. Oleh karena itu, sehubungan dengan

keterbatasan sumber daya dimungkinkan bahwa program tertentu lebih

penting dari program lainnya dalam memenuhi kebutuhan siswa untuk

belajar. Kondisi ini mendorong sekolah untuk menentukan skala

prioritas dalam melaksanakan program tersebut.

6. Prioritas seringkali tidak dapat dicapai dalam rangka waktu satu tahun

program sekolah, oleh karena itu sekolah harus membuat strategi

perencanaan dan pengembangan jangka panjang melalui identifikasi

kunci kebijakan dan prioritas. Perencanaan jangka panjang ini dapat

dinyatakan sebagai strategi pelaksanaan perencanaan yang harus

memenuhi tujuan esensial, yaitu :

a) mampu mengidentifikasi perubahan pokok di sekolah sebagai hasil

dari kontribusi berbagai program sekolah dalam periode satu tahun,

dan

b) keberadaan dan kondisi natural dari strategi perencanaan tersebut

harus menyakinkan guru dan staf lain yang berkepentingan (yang

(43)

35

harus melaksanakan total dan segera) bahwa walaupun perubahan

besar diperlukan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran siswa, tetapi mereka disediakan waktu yang

representatif untuk melaksanakannya, sementara urutan dan logika

pengembangan juga telah disesuaikan.

Aspek penting dari strategi perencanaan ini adalah program dapat

dikaji ulang untuk setiap periode tertentu dan perubahan mungkin saja

dilakukan untuk penyesuaian program di dalam kerangka acuan

perencanaan dan waktunya.

Transformasi menuju sekolah bermutu diawali dengan mengadopsi

dedikasi bersama terhadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staf,

siswa, guru dan komunitas. Prosesnya diawali dengan mengembangkan

visi dan misi mutu untuk wilayah dan setiap sekolah serta departemen

dalam wilayah tersebut. Visi mutu difokuskan pada pemenuhan kebutuhan

konstumer, mendorong keterlibatan total komunitas dalam program,

mengembangkan system pengukuran nilai tambah pendidikan, menunjang

system yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta

perbaikan berkelanjutan dengan selalu berupaya keras membuat produk

pendidikan menjadi lebih baik.

Dari penjelasan tersebut bahwa sekolah mutu harus memenuhi

pilar mutu. Menurut Jerome S. Arcaro membuat model visual dari sekolah

yang menerapkan mutu total. Sekolah yang menerapkan mutu total

(44)

36

Keterlibatan secara total semua anggota, 3). Melakukan pengukuran, 4).

Komitmen pada perubahan, serta 5). Penyempurnaan secara

terus-menerus. Pilar-pilar tersebut dibagun di atas keyakinan dan nilai-nilai yang

menjadi pegangan dalam pendidikan. Keyakinan dan nilai-nilai tersebut

sejalan dengan visi dan misi pendidikan (sekolah), tujuan jangka panjang

dan pendek, serta kriteria keberhasilan yang kritis. Model visual dari

Araco dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel.2.1 Sekolah Mutu Terpadu

6. Aspek-Aspek Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pengelolaan

Program Studi Keahlian

Untuk menjalankan mutu terpadu diperlukan suatu perubahan baik

perubahan dalam budaya dan sistem nilai dari suatu organisasi yang harus

mengacu pada prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu.

Sekolah Mutu Total

Berpusat pada kustomer

Keterlibatan

total Pengukuran

Komitmen pada perubahan

Perbaikan berkelanjutan

Visi Misi Kepercayaan Dan Nilai Tujuan Dan Khusus

(45)

37

Ada empat prinsip utama manajemen mutu terpadu yang

merupakan sasaran dalam pengelolaan pendidikan khususnya pengelolaan

program studi keahlian:13

a. Kepuasan pelanggan

Dalam manajemen mutu terpadu konsep dan pelanggan

diperluas. Kualitas tidak lagi bermuara pada kesesuaian dengan

spesialisasi-spesialisasi tertentu tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh

pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan

eksternal .kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam

segala aspek termasuk di dalamnya harga, keamanan dan ketepatan

waktu. Oleh karena itu segala aktifitas organisasi harus

dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan.

b. Respek terhadap setiap orang

Dalam organisasi yang kualitasnya kelas dunia, setiap

karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan

kreatifitas khas.Ini berarti bahwa karyawan merupakan sumber daya

organisasi yang paling berharga. Oleh karena itu setiap orang dalam

organisasi harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan

untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan,

karyawan akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap hasil

keputusan yang merupakan keputusan bersama, sehingga akan menjadi

keputusan bulat yang didukung semua lapisan.

13

(46)

38

c. Manajemen berdasarkan fakta

Organisasi kelas dunia biasanya berorientasi pada fakta.Ini

menunjukkan bahwa keputusan yang diambil berdasarkan pada fakta

bukan pada perasaan. Ada dua konsep yang berkaitan dengan ini.

Pertama adanya prioritas dan kedua adanya variasi.

Prioritas merupakan konsep bahwa perbaikan tidak dapat

dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat

keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan

menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat

memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang sangat vital.

Sedangkan variasi yang dimaksudkan adalah varibilitas kinerja

manusia yang memberikan gambaran pada sistem organisasi. Dengan

demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan

dan tindakan yang dilakukan.

d. Perbaikan Kesinambungan

Untuk dapat sukses setiap organisasi perlu melakukan proses

yang sistematis dalam melaksanakan perbaikan yang

berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA

(Paln-Do-Check-act). Siklus ini terdiri dari langkah-langkah

perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan

rencana dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil pelaksanaan

rencana dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang

(47)

39

Sedangkan menurut Djamarah dan Uzer Usman14,

Prinsip-prinsip pengelolaan itu mencakup hal -hal sebagai berikut:

1) Hangat dan Antusias

Guru harus menunjukkan sikap hangat dan antusias dalam

mengajar, apalagi ketika berhubungan dengan siswa. Kehangatan

dan keantusiasan yang diperlihatkan oleh guru akan mendatangkan

keberhasilan dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2) Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau cara mengajar yang

menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar.

3) Bervariasi

Kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan

mengadakan variasi dalam mengajar juga merupakan salah satu

cara yang dapat digunakan untuk mencapai pengelolaan kelas yang

efektif dan menghindari kejenuhan.

4) Keluwesan

Guru yang luas dan tidak kaku dalam menerapkan strategi

pembelajaran, juga salah satu prinsip pengelolaan yang baik.

5) Penekanan Pada hal-hal yang Positif

Ini berarti bahwa penguatan positif harus lebih didahulukan

daripada penguatan negatif.

6) Penanaman Disiplin diri

14

(48)

40

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas/jurusan adalah agar

siswa dapat mengembangkan disiplin diri.15

Dalam melaksanakan pengelolaan dan pola penerapan

manajemen mutu terpadu yang dilakukan sekolah terutama guna

mendukung standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, harus

memenuhi kualifikasi, dan kompetensi. Dengan demikian pola

penerapan manajemen mutu terpadu mengarah pada ketentuan

pemerintah tentang standar tenaga pendidik dan kependidikan. Sejalan

dengan hal tersebut maka dalam mengembangkan pemenuhan tenaga

pendidik harus memiliki kompetensi supervisi manajerial yang di

dalamnya mampu menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Standar tenaga pendidik dan kependidikan diharapkan mampu

mewujudkan tujuan dan keberhasilan pendidikan dan

pembelajaran/bimbingan di sekolah, oleh karena itu dalam rangka

mengetahui perubahan yang terjadi maka tenaga pendidik harus mampu

memberikan aspek-aspek yang penting dalam melaksanakan tugas pokok

dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

pembelajaran yang dilaksanakan. Sebagai tenaga pendidik kompetensi

yang harus ditingkatkan menyangkut tiga kemampuan yaitu kompetensi

personal, professional dan sosial.16 Ketiganya mempunyai peranan

15

Ana Rosilawati,Konsep Pendidikan Karakter. 2008:134-135.

16

(49)

41

masing-masing yang menyatu dalam diri pribadi guru dalam dimensi

kehidupan di rumah tangga sekolah dan masyarakat.

7. Manajemen Mutu Terpadu Pada Pendidikan Dalam Islam

Untuk pengembangan manajemen mutu terpadu, usaha pendidikan

dalam islam tidak lain adalah merupakan usaha “jasa” yang memberikan

pelayanan kepada pelanggannya, yaitu mereka yang belajar dalam

lembaga pendidikan tersebut. Yaitu peserta didik yang biasa disebut

klien/pelanggan primer (primary external customers). Mereka inilah yang

langsung menerima manfaat layanan pendidikan dari lembaga tersebut.

Sebenarnya agama islam sangat menginginkan umatnya untuk

mengembangkan potensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas hingga

terciptanya umat yang bermutu. dibawah ini sedikit diantara anjuran

agama baik hadits maupun ayat al-Qur'an untuk menjadi umat dan pribadi

yang bermutu, yaitu:

:

)

90

(

Artinya : ”Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat keadilan, berbuat baik dan menolong kaum kerabat dan melarang dari

perkara yang keji, mungkar dan dosa. Allah menasehati kamu

moga-moga kamu menjadi ingat."(Q.S. AN-Nahl; 90)17

17

(50)

42

Karena hal di atas para klien terkait dengan orang yang

mengirimnya ke lembaga pendidikan, yaitu orang tua atau lembaga tempat

klien tersebut bekerja, dan mereka ini kita sebut sebagai pelanggan

sekunder (secondary external customers). Pelanggan lainnya yang bersifat

tersier adalah lapangan kerja bisa pemerintah maupun masyarakat

pengguna output pendidikan (tertiary external customers). Selain itu,

dalam hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu

yang berasal dari interen lembaga; mereka itu adalah para guru/tutor dan

tenaga administrasi lembaga pendidikan, serta pimpinan lembaga

pendidikan (internal customers). Walaupun para para guru/tutor dan tenaga

administrasi, serta pimpinan lembaga pendidikan tersebut terlibat dalam

proses pelayanan jasa, tetapi mereka termasuk juga pelanggan jika dilihat

dari hubungan manajemen. Mereka berkepentingan dengan lembaga

tersebut untuk maju, karena semakin maju dan berkualitas mereka

diuntungkan, baik secara kebanggaan maupun finansial. Seperti disebut di

atas bahwa program peningkatan mutu harus berorientasi kepada

kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan pendidikan Islam haruslah

memperhatikan masing-masing pelanggan tersebut.

Kepuasan dan kebanggan dari mereka sebagai penerima manfaat

layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu

layanan pendidikan Islam. Untuk mengaplikasikan konsep Manajemen

(51)

43

prinsip pencapaian mutu Edward Deming, berikut ini, ialah uraian tentang

penerapan prinsip-prinsip tersebut ke dalam Pendidikan Islam :

Pertama, Untuk menjadi lembaga pendidikan Islam yang bermutu

perlu kesadaran, niat dan usaha yang sungguh-sungguh dari segenap unsur

di dalamnya. Pengakuan orang lain (siswa, sejawat dan masyarakat) bahwa

pendidikan Islam adalah bermutu harus diraih.

Kedua, lembaga pendidikan Islam yang bermutu adalah yang

harapan dan kebutuhan pelanggan terpenuhi dengan jasa yang diberikan

oleh lembaga tersebut. Kebutuhan pelanggan adalah berkembangnya SDM

yang bermutu dan tersedianya informasi, pengetahuan dan teknologi yang

bermanfaat, karya/produk lembaga pendidikan Islam tersebut.

Ketiga, perhatian lembaga pendidikan selalu ditujukan pada

kebutuhan dan harapan para pelanggan : siswa, masyarakat, industri,

pemerintahan dan lainnya, sehingga mereka puas karenanya.

Keempat, dalam lembaga pendidikan Islam yang bermutu tumbuh

dan berkembang kerjasama yang baik antar sesama unsur didalamnya

untuk mencapai mutu yang ditetapkan.

Kelima, diperlukan pimpinan yang mampu memotivasi,

mengarahkan, dan mempermudah serta mempercepat proses perbaikan

mutu. Pimpinan lembaga (kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah,

hingga kepala bagian-bagian terkait) bertugas sebagai motivator dan

(52)

44

mencapai mutu. Setiap atasan adalah pemimpin, sehingga ia haruslah

memiliki kepemimpinan.

Keenam, semua karya pendidikan Islam (pengajaran, penelitian,

pengabdian, administrasi dll.) selalu diorientasikan pada mutu, karena

setiap unsur yang ada didalamnya telah berkomitmen kuat pada mutu.

Akibat dari orientasi ini, maka semua karya yang tidak bermutu ditolak

atau dihindari.

Ketujuh, Ada upaya perbaikan mutu lembaga pendidikan secara

berkelanjutan. Untuk ini standar mutu yang ditetapkan sebelumnya selalu

dievaluasi dan diperbaiki sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki.

Kedelapan, segala keputusan untuk perbaikan mutu pelayanan

pendidikan/pengajaran selalau didasarkan data dan fakta untuk

menghindari adanya kelemahan dan keraguan dalam pelaksananannya.

Kesembilan, penyajian data dan fakta dapat ditunjang dengan

berbagai alat dan teknik untuk perbaikan mutu yang bisa dianalisis dan

disimpulkan, sehingga tidak menyesatkan.

Kesepuluh, hendaknya pekerjaan di lembaga pendidikan jangan

dilihat sebagai pekerjaan rutin yang sama saja dari waktu ke waktu, karena

bisa membosankan. Setiap kegiatan di lembaga tersebut harus

direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat, serta hasilnya dievaluasi

(53)

45

Kesebelas, dari waktu ke waktu prosedur kerja yang digunakan di

lembaga pendidikan Islam perlu ditinjau apakah mendatangkan hasil yang

diharapkan. Jika tidak maka prosedur tersebut perlu diubah dengan yang

lebih baik.

Keduabelas, Perlunya pengakuan dan penghargaan bagi yang telah

berusaha memperbaiki mutu kerja dan hasilnya. Para guru dan karyawan

administrasi mencoba cara-cara kerja baru dan jika mereka berhasil

diberikan pengakuan dan penghargaan.

Ketigabelas, Perbaikan prosedur antar

Referensi

Dokumen terkait

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

[r]

200!, Evaluasi Kinerja Terminal Terboyo Semarang, Tugas Akhir, Jurusan Teknik sipil. Fakultas Teknik Sipil

Selain itu harga dan tempat juga memiliki kaitan dengan kepuasan, karena harga dan tempat merupakan suatu titik penentu pertemuan terhadap produk yang ditawarkan, selain

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan – Untuk Menaikkan Pangsa Pasar , Jakarta: Rineka Cipta.. Sumarni

Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang siswa yang belajar melalui PBM berdasarkan kemampuan awal matematis (KAM) siswa, yaitu untuk KAM

Peneliti meminta anda untuk mengisi kuesioner untuk mengetahui pendapat anda mengenai pengaruh produk, harga, dan tempat terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada butik

Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping