• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Beasiswa. Febyarti. (17 tahun, Kelas II Sekolah Menengah Farmasi) Sahabat Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Beasiswa. Febyarti. (17 tahun, Kelas II Sekolah Menengah Farmasi) Sahabat Anak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Beasiswa

Febyarti

(17 tahun, Kelas II Sekolah Menengah Farmasi)

Sahabat Anak

Sekretariat

Jl. Tambak II RT 06/05 No. 23

Komp. POLRI, Kel. Pegangsaan, Jakarta Pusat 10320 Phone (62 21) 391 8505, Facs (62 21) 319 34172 Bank BCA a/n Yayasan Kampus Diakoneia Modern 305 300 1617

(2)

Jakarta, 26 Maret 2010 No : 021/SPP-CJT/HUM/SA/III/2010

Kepada Yth:

Bpk/Ibu/Sdr/Sdri : Di tempat

Hal : Proposal Beasiswa Anak SA Cijantung Salam Sahabat,

Komunitas Sahabat Anak adalah yayasan sosial yang melayani pendidikan bagi anak-anak jalanan, terlantar dan kurang mampu di beberapa wilayah urban Jakarta. Berdiri sejak tahun 1997, sampai saat ini telah mengadakan Bimbingan Belajar (Bimbel) di tujuh area: Grogol, Prumpung, Manggarai, Gambir, Cijantung, Tanah Abang dan Mangga Dua, serta satu sekolah nonformal yang disebut PKA (Pusat Kegiatan Anak) yakni sekolah alternatif bagi remaja putus sekolah. Semuanya tanpa dikenakan biaya bagi para peserta

Kerinduan kami untuk memberikan pendidikan dan keterampilan, serta mengarahkan adik-adik binaan kepada sesuatu yang lebih baik, mendorong kami untuk menyekolahkan mereka di sekolah formal dan mencari bantuan biaya sekolah mereka.

Berikut ini adalah salah seorang anak binaan kami di SA Cijantung yang bernama Febyarti yang sangat membutuhkan bantuan dari Bapak/Ibu/sdr/sdri dalam hal biaya sekolah. Kami berharap Bapak/Ibu/sdr/sdri bisa membantu adik kami untuk melanjutkan sekolahnya.

Untuk kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk menjadi sahabat dengan membantu pembiayaan sekolah adik kami Febyarti, kami ucapkan banyak terimakasih.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Sekretariat Sahabat Anak 021-3918505, atau Koordinator Sahabat Anak Cijantung saudari Sari: 0815 8912821

Salam Sahabat

Walter Simbolon

Koordinator Humas Sahabat Anak

Sekretariat Sahabat Anak : Jl.Tambak II Rt.06/05 No.23 Komp.POLRI Pegangsaan – Jakarta Pusat 10320 Telp.(021) 3918505, Fax. (021) 31934172

Rekening BCA Cabang Cikini 305.300.1617 a.n.Yayasan Kampus Diakoneia Modern Email : info@sahabatanak.com website : www.sahabatanak.com

(3)

Mama Tidak Tega Anaknya Ngamen...

Hai, namaku Febyarti. Aku biasa dipanggil Feby. Aku adalah anak ke-6 dari 10 bersaudara. Ayah dan ibuku berdagang bumbu di pasar induk. Saat ini aku duduk di bangku sekolah kelas 2 Sekolah Menengah Farmasi LPK, Jakarta Selatan.

Meski tak berpunya, aku memiliki segudang cita-cita; mulai dari dokter, penyiar radio, reporter, dan terutama jadi orang sukses yang bisa membangkitkan ekonomi dan membawa perubahan bagi keluarga. Karenanya, aku ingin melanjutkan sekolah sampai tinggi dan memiliki gelar sarjana di belakang namaku.

Aku ingin menceritakan lebih jauh tentang keluargaku. Bapak dulu pernah bekerja sebagai kuli angkut di pasar. Bapak seorang pria yang bertanggung jawab pada keluarga, meski Bapak memiliki kebiasaan buruk yang kami benci, yaitu mabuk-mabukan; yang juga tidak disukai masyarakat di lingkungan rumah kami tinggal. Bapak memang pekerja keras, tapi sering membuat malu keluarga dan membuat anak-anaknya makin membenci dia. Hampir tiap hari Bapak mabuk, dan dalam kondisi seperti itu ia sering marah-marah, bertengkar dengan Mama dan kami. Apabila sedang marah dan dalam kondisi tidak sadar (mabuk), Bapak tak segan merusak barang yang ada di rumah.

Meski Bapak seorang pemabuk, dia tidak pernah lupa tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, yaitu menafkahi Mama dan kami dengan memberikan curahan kasih sayang meski dia jarang pulang. Mama adalah ibu rumah tangga yang sabar, terlebih dalam menghadapi karakter Bapak. Mama juga seorang pekerja keras. Dia menjual es lilin di pasar, dibantu seorang pria yang sudah lama tinggal bersama kami dan sudah kami anggap seperti saudara. Awalnya usaha ini berjalan lancar, tetapi lama-kelamaan bangkrut dan bersamaan dengan itu kami mendapat kabar buruk, Bapak mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Kakinya terluka parah dan Bapak harus berjalan menggunakan tongkat. Setelah ada sedikit uang, kaki bapak dioperasi dan dilakukan pemasangan per. Bapak bisa berjalan kembali tanpa harus menggunakan tongkat, tetapi ia tidak bisa lagi melakukan aktivitas sebagai kuli panggul, karena dokter tidak memperbolehkan Bapak melakukan pekerjaan berat.

Sejak itu Bapak tidak lagi bekerja sebagai kuli panggul. Mama harus berjuang sendiri untuk membiayai kebutuhan kami bersepuluh, baik itu biaya sekolah maupun makan sehari-hari. Hampir tiap hari Mama keluar pagi hingga larut malam, bekerja di pasar dan terpaksa meninggalkan kami mengurus rumah sendiri. Meski Bapak bekerja serabutan, tapi pendapatannya belum cukup membiayai 10 anak. Akhirnya Mama melakukan berbagai macam pekerjaan seperti membeli kardus dan gelas aqua bekas dari para pemulung pasar, kemudian menjualnya kembali ke lapak beling. Tak heran, Mama jadi jarang pulang dan harus tidur di pasar untuk menjaga barang rongsokannya. Hampir tiap hari Mama melakukan aktivitas itu dan bahkan baginya waktu siang dijadikan malam, dan malam dijadikan siang untuk berdagang. Sejak itulah kami kurang sekali mendapat perhatian dan kasih sayang Mama. Kami makan dan tidur tanpa didampingi sosok ibu yang menemani atau membuatkan masakan.

Mama jarang sekali pulang ke rumah, sehingga aku dan kakak harus menyusulnya ke pasar untuk minta ongkos dan biaya makan di rumah. Tapi saat membahagiakan datang juga. Mama bisa mengumpulkan uang dan punya modal untuk usaha sendiri. Mama berhenti melakukan pekerjaan di

(4)

pasar dan membuka kios kecil di rumah. Akhirnya mama kembali menjadi ibu rumah tangga seutuhnya dan banyak menghabiskan waktu di rumah.

Tapi kios kecil itu pun gulung tikar. Mama tidak putus asa. Dia berganti profesi menjadi pedagang gorengan. Setiap malam, Mama membuat gorengan, agar-agar, dan es lilin untuk dijajakan keesokan harinya di sekolah-sekolah. Saat itu, aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 2. Sebelum berangkat sekolah, aku menunggu Mama menyiapkan dagangan, lalu bersama adikku Satrio membawa dagangan tersebut dan menjualnya sambil berangkat sekolah. Tiba di sekolah, sisa dagangan aku titip ke kantin sekolah. Setiap pulang, aku mengambil sisa dagangan dan uang hasil penjualan yang aku titip. Mama pun masih sempat menjual es buah dan agar-agar di luar sekolah. Hingga suatu saat, Mama merasa sangat lelah, lalu menyerah dan menghentikan pekerjaannya.

Pada satu hari, aku dan Satrio diajak Mama pergi. Kami berdua sempat bertanya ke mana tujuannya, Mama hanya menjawab mau jalan-jalan ke mal. Sesampainya di sana, kami malah diajak ke pinggir kali, di samping Mal Graha Cijantung. Di situ Mama berbincang dengan kumpulan ibu-ibu dan anak-anak pengamen. Setelah mereka selesai berbicara, Mama menyuruh aku dan adikku ngamen, dan Mama menunggu di pinggir kali bersama ibu-ibu lain. Dalam kondisi bingung dan kaget, karena belum pernah melakukan hal itu. aku dan adikku menuruti saja permintaan Mama.

Waktu ngamen, aku dibantu oleh temanku yang kebetulan adalah tetangga. Dia sudah biasa melakukan hal ini, jadi lebih berpengalaman karena sudah menjadi profesinya sehari-hari. Kita bernyanyi bersama dan kita saling membagi hasil ngamen. Satrio terlihat senang karena bisa mendapatkan uang. Setelah lebih dari satu jam, Mama menjemput kami berdua. Sambil menangis Mama menarik tanganku dan berkata “Mama ga tega ngeliat anak Mama ngamen!”. Akhirnya kami putuskan untuk pulang.

Tetapi keesokan harinya Satrio melakukan kegiatan ngamen tanpa sepengetahuan orangtuaku. Hal ini terus berlangsung hingga suatu ketika ia diajak mengikuti kegiatan belajar di pinggir kali oleh kakak-kakak yang mengajar. Dia mengenal bimbingan belajar ini adalah kegiatan belajar untuk anak-anak jalanan.

Setelah beberapa bulan adikku ikut kegiatan belajar ini, dia sering diajak mengikuti perlombaan dan sampai pada akhirnya aku penasaran untuk bergabung dengan kegiatan belajar ini pada pertengahan tahun 2005. Banyak hal yang aku dapat dari kegiatan belajar ini, seperti bisa ikut lomba gambar, kegiatan camping, dan masih banyak lagi. Dan yang terpenting kakak-kakak pengajar mau membantu mencarikan dana buat membantu meringankan biaya sekolahku.

Kerinduan terbesar saat ini, aku ingin sekali bisa meraih apa yang menjadi cita-citaku dulu. Aku senang kakak-kakak memberi semangat dan dorongan untuk terus melanjutkan sekolah. Harapanku nantinya bisa melanjutkan kuliah dan mendapat tambahan gelar di belakang namaku sekarang, mewujudkan cita-citaku menjadi orang sukses dan merubah keadaan keluargaku.

Terima kasih untuk kakak-kakak yang memberikan aku kesempatan mengajar adik-adik yang lebih kecil saat ini, sekalipun aku pun masih harus banyak belajar.

Ditulis kembali berdasarkan penuturan Febyarti (17), remaja binaan Sahabat Anak Cijantung

(5)

--- Sekilas Sahabat Anak Cijantung

Sahabat Anak Cijantung adalah hasil follow up dari Jambore Anak Jalanan (sekarang Jambore Sahabat Anak) tahun 2003. Saat ini ada sekitar 50 anak yang rutin mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di bawah dampingan 7 voluntir pengajar.

Salah satu anak binaan SA Cijantung yang mengisahkan kehidupannya di atas, adalah Feby. Feby dulunya berstatus adik binaan, kini membantu mengajari anak-anak yang lebih kecil. Di mata kakak pengajar, Feby adalah anak yang memiliki kemauan besar untuk sekolah. Di samping pendidikan formal, remaja periang ini juga membutuhkan pendidikan nonformal guna mendukung pelajaran sekolah dan bekal baginya melanjutkan ke perguruan tinggi, seperti kursus bahasa Inggris.

Anggaran pendidikan nonformal yang dibutuhkan selama 2 tahun:

Tingkat Elementary setahun (Rp 695.000/3 bulan x 4 bulan ) Rp 2.780.000 Tingkat Intermediate setahun (Rp 750.00/3 bulan x 4 bulan ) Rp 3.000.000 Biaya Pendaftaran Rp 50.000 Transportasi tahun pertama (Rp 15.000 x 8sesi/bulan x 12 bulan) Rp 1.440.000 Transportasi tahun kedua (Rp 15.000 x 8sesi/bulan x 12 bulan) Rp 1.440.000

Total Rp 8.710.000

Memang saat ini Feby mendapatkan bantuan beasiswa dari Sahabat Anak, tetapi hanya untuk

pendidikan formal (Sekolah Menengah Farmasinya). Besar harapan kami kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia turut berpartisipasi dalam menelurkan seorang anak bangsa yang cerdas dan memiliki kemauan yang besar untuk merubah masa depannya menjadi lebih baik.

Partisipasi berupa donasi dapat ditransfer ke rekening Sahabat Anak, yakni di BCA KCP Pasar Cikini 305 300 1617, atas nama Yayasan Kampus Diakoneia Modern. Dimohon bagi Bapak/Ibu sekalian untuk menginformasikan kepada Eka Sartika Sari (HP: 08158912821) bila sudah mentransfer untuk keperluan administrasi dan pelaporan pascakegiatan.

(6)

Sebagai penutup, kami menghaturkan banyak terima kasih untuk perhatian Bapak/Ibu sekalian. Apapun bentuk partisipasi Anda – doa, daya, dana – akan sangat membantu dan berarti, khususnya adik-adik yang kami layani di Sahabat Anak Cijantung.

Salam Sahabat!

Eka Sartika Sari

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak biji cerakin disemprotkan pada hama ulat daun bawang yang tersedia dalam tiap wadah (10 ekor tiap wadah) untuk masing-masing konsentrasi dan dilakukan 3 kali

Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,202 artinya tidak ada hubungan antara lama kerja dengan NPB pasien di Poli Saraf RSUP Dr.. Kariadi

Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki fungsi dari kelompok- kelompok tani yang ada melalui pemberdayaan kelompok tani dengan membentuk kelompok usaha produk olahan

Rembug: Wigatine prapta Prabu Baladewa palapuran menawa Prabu Duryudana minta sraya marang Prabu Dasakindra nalendra Talanggantungan supaya mateni Prabu Kresna lan

Surat Angkutan Kayu Bulat (SAKB) Perset………... Surat Angkutan Kayu Olahan

pemasar untuk disampaikan kepada konsumen Iwan Wirya (1999) dalam Royan (2007:28) menguraikan jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, hendaknya

Individu yang menikah atas keinginan pribadi dan yang mengalami kehamilan sebelum menikah, yang memiliki profil ini akan berkecenderungan untuk tetap dekat secara emosi satu

Hasil kajian mendapati abu kelapa sawit tidak sesuai digunakan sebagai bahan pengisi dalam konteks kestabilan, aliran, kepadatan, peratus lompang dalam campuran, lompang terisi